kepmenkes registrasi dan praktek bidan

35
MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN (REVISI DARI PERMENKES NO. 572/MENKES/PERNI/1996) DIGANDAKAN OLEH : P.P.IKATAN BIDAN INDONESIA

Upload: arya-shinta

Post on 28-Jun-2015

2.178 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002

TENTANG

REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN

(REVISI DARI PERMENKES NO. 572/MENKES/PERNI/1996)

DIGANDAKAN OLEH : P.P. IKATAN BIDAN INDONESIA

Page 2: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 900/MENKES/SKNI1I2002

Menimbang

Mengingat

TENTANG

REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

..

Bahwa dalam rangka pelaksanaan etenemi daerah perludiadakan penyempurnaan Peraturan Menteri Kesehatan Nemer5721Menkes/PerNl/1996 tentang Registrasi dan Praktik Bidan;

1. Undang-undang Nemer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Tahun 1992 Nemer 100, TambahanLembaran Negara Nemer 3495);

2. Undang-undang Nemer 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nemer60, Tambahan Lembaran Negara Nemer 3839);

3. Undang-undang Nemer 25 Tahun 1999 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (LembaranNegara Tahun 1999 Nemer 72, Tambahan Lembaran NegaraNemer 3848);

4. Peraturan Pemerintah Nemer 32 Tahun 1996 tentang TenagaKesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nemer 49,Tambahan Lembaran Negara Nemer 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nemer 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otenom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nemor 54,Tambahan Lembaran Negara Nemer 3952);

6. Peraturan Pemerintah Nemer 20 Tahun 2001 tentangPembinaan dan Pengawasan atas PenyelenggaraanPemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomer41, Tambahan Lembaran Negara Nemer 4090);

7. Peraturan Pemerintah Nemor 39 Tahun 2001 tentangPenyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun2001 Nomor62, Tambahan Lembaran Negara Nomor4095);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentangPenyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran NegaraTahun 2001 NO,mor77, Tambahan Lembaran Negara Nomor4106);

Page 3: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

9. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentangPelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 100, TambahanLembaran Negara Nomor 4124);

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun1994 tentang Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai TidakTetap;

11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nemer23 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan SebagaiPegawai Tidak Tetap;

12. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan SesialNomer 1446.AIMenkes-Kessos/SKlIX/2000 tentang PetunjukTeknis Pelaksanaan Perpanjangan Masa Bakti Bidan PTTdan Pengembangan Karier Bidan Pasca PTT;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SKlXII2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASIDAN PRAKTIK BIDAN.

BABIKETENTUAN UMUM

Pasal1

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidandan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2. Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuanterhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti ataustandar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan men-tal mampu melaksanakan praktik profesinya.

3. Surat Izin Bidan selanjutnya disebut SIB adalah bukti tertulis pemberiankewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan di seluruhwilayah Republik Indonesia.

2

Page 4: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

4. Praktik Bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan

kewenangan dan kemampuannya.

5. Surat Izin Praktik Bidan selanjutnya disebut SIPB adalah bukti tertulis yang

diberikan kepada bidan untuk menjalankan praktik bid an.

6. Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk

dalam melaksanakan profesi secara baik.

7. Organisasi Profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

BAB IIPELAPORAN DAN REGISTRASI

Pasal2(1) Pimpinan penyelenggaraan pendidikan bidan wajib menyampaikan laporan

secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi mengenai pesertadidik yang baru lulus, selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakanlulus.

(2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

formulir I terlampir.

Pasal3(1) Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan

registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikanberada guna memperoleh SIB selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan setelahmenerima ijazah bidan.

(2) Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) antara lain

meliputi:

a. fotokopi ijazah bidan;

b. fotokopi Transkrip Nilai Akademik;

c. surat keterangan sehat dari dokter;

d. pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar;(3) Bentuk permohonan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam

formulir II terlampir.

Pasal4(1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan melakukan

registrasi berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3untuk menerbitkan SIB.

3

Page 5: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

(2) SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Kepala DinasKesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan, dalam waktu selambat-lambatnya 1(satu) bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secaranasional.

(3) Bentuk dan isi SIB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir.

PasalS(1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi harus membuat pembukuan registrasi

mengenai SIB yang telah diterbitkan.(2) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi menyampaikan laporan secara berkala

kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretariat Jenderal c.q Kepala BiroK~pegawaian Departemen Kesehatan dengan tembusan k!3pada organisasiprofesi mengenai SIB yang telah diterbikan untuk kemudian secara berkalaakan diterbitkan dalam buku registrasi nasional.

Pasal6(1) Bidan lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi

persyaratan mendapatkan SIB.(2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pad a sarana

pendidikan yang terakreditasi yang ditunjuk pemerintah.(3) Bidan yang telah menyelesaikan adaptasi diberikan surat keterangan selesai

adaptasi oleh pimpinan sarana pendidikan.(4) Untuk melakukan adaptasi bidan mengajukan permohonan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Propinsi.(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (4) dengan melampirkan :

a. Fotokopi Ijazah yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal PendidikanTinggi;

b. Fotokopi Transkrip Nilai Akademik yang bersangkutan.(6) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi berdasarkan permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) menerbitkan rekomendasi untuk melaksanakanadaptasi.

(7) Bidan yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4.

(8) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sebagaimanatercantum dalam Formulir IV terlampir.

Pasal7(1) SIB berlaku selama 5 Tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan dasar

untuk menerbikan SIPB.

4

Page 6: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

(2) Pembaharuan SIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepadaKepala Dinas Kesehatan Propinsi dim ana bidan praktik dengan melampirkanantara lain:

a. SIB yang telah habis masa berlakunya;b. Surat Keterangan sehat dari dokter,

c. Pas toto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

BAB IIIMASA BAKTI

Pasal8Masa bakti bidan dilaksanakan sesuai derigan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BABIVPERIZINAN

Pasal9(1) Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB.

(2) Bidan dapat menjalankan praktik pada sarana kesehatan dan/atau perorangan.

Pasal10(1) SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) diperoleh dengan

mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotasetempat.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan

melampirkan persyaratan, antara lain meliputi :

a. fotokopi SIB yang masih berlaku;

b. totokopi ijazah Bidan;

c. surat persetujuan atasan, bila dalam pelaksanaan masa bakti atau sebagaiPegawai Negeri atau pegawai pada sarana kesehatan;

d. surat keterangan sehat dari dokter;e. rekomendasi dari organisasi protesi;

t. pas toto 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.(3) Rekomendasi yang diberikan organisasi pratesi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) hurut e, setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian kemampuankeilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik pratesi sertakesanggupan melakukan praktik bidan.

5

Page 7: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

(4) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) seperti tercantum

dalam Formulir V terlampir.

Pasal11(1) SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat

diperbaharui kembali.(2) Pembaharuan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan :

a. fotokopi SIB yang masih berlaku;

b. fotokopi SIPB yang lama;e. surat keterangan sehat dari dokter;d. pas foto 4 x 6 em sebanyak 2(dua) lembar;e. rekomendasi dari organisasi profesi;

BABVPRAKTIK BIDAN

Pasal12Bidan pegawaitidak tetap dalam rangka pelaksanaan masabakti tidak memerlukanSIPB.

Pasal13Setiap bidan yang menjalankan praktik berkewajiban meningkatkan kemampuankeilmuan dan/atau keterampilannya melalui pendidikan dan/atau pelatihan.

Pasal14Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yangmeliputi :

a. pelayanan kebidanan;b. pelayanan keluarga bereneana;

e. pelayanan kesehatan masyarakat.

Pasal15(1) Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal14 huruf a ditujukan

kepada ibu dan anak.(2) Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa

kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara (periodeinterval).

(3) Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan pada masa bayi baru lahir, masabayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.

6

Page 8: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Pasal16(1) Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi ;

a. penyuluhan dan konseling;b. pemeriksaan fisik;c. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;d. pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan

abortus iminens, hiperemesis gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dananemi ringan;

e. pertolongan persalinan normal;f. pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus

macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi,perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteriprimer, post term dan pre term;

g. pelayanan ibu nifaS"normal;h. pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan

dan infeksi ringan;i. pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.(2) Pelayanan kebidan~an kepada anak meliputi ;

a. pemeriksaan bayi baru lahir;b. perawatan talipusat;c. perawatal1' bayi;,d. resusitasi p-aaa bayi baru lahir;e. pemantauan tumbuh kembang anak;f. pemberian imunisasi;g. pemberian penyuluhan.

Pasal17Dalam keadaan tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut, bidandapat memberikan pelayanan pengobatan pad a penyakit ringan bagi ibu dan anaksesuai dengan kemampuannya.

Pasal18Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16berwenang untuk :a. memberikan imunisasi;b. memberikan suntikan pad a penyulit kehamilan, persalinan dan nifas;c. mengeluarkan placenta secara manual;d. bimbingan senam hamil;e. pengeluaran sisa jaringan konsepsi;f. episiotomi;g. penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II;h. amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm;i. pemberian infus;j. pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedativa;

7

Page 9: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

8

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

k. kompresi bimanual;t versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya;m. vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul;11. pengendalian anemi;o. meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu;p. resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia;q. penanganan hipotermi;

r. pemberian minum dengan sonde/pipet;s. pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan obat sesuai dengan

Formulir VI terlampir;t. pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.

Bidan dalam memberikan pelayanan~~:~~~~Sebagaimana dimaksuddalam pasal14 huruf b, berwenang u~~

a. memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalamrahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom;

b. memberikan penyuluhan/konseling pemak~ian kontrasepsi;c. melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim;d. melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit;e. memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan

kesehatan masyarakat.

Pasal20Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksuddalam pasal14 huruf c, berwenang untuk :a. pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak;b. memantau tumbuh kembang~§D.aI<'.~~~,~~"~c. melaksanakan pelayanan kebi,qanan komunitas,>

-=.-;C

d. melaksanakan deteksi dini, melaksanaKanpertolongan pertama, merujuk danmemberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual (lMS), penyalahgunaanNarkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya.

Pasal21(1) Oalam keadaan darurat bidan berwenang melakukan pelayanan kebidanan

selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal14.(2) Pelayanan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) ditujukan untuk penyelamatan

jiwa.Pasal22

Bidan dalam menjalankan praktik perorangan harus memenuhi pesyaratan yangmeliputi tempat dan ruangan praktik, tempat tidur, peralatan, obat-obatan dankelengkapan administrasi.

Page 10: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Pasal23(1) Bidan dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-kurangnya harus

memiliki peralatan dan kelengkapan administratif sebagaimana tercantumdalam lampiran I Keputusan ini.

(2) Obat-obatan yang dapat digunakan dalam melakukan praktik sebagaimanatercantum dalam lampiran II Keputusan ini.

Pasal24Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalammeningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anakserta keluarga berencana.

Pasal25(1) Bidan dalam menjalankan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang

diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikanpelayanan berdasarkan standar profesi.

(2) Di samping ketentuan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) bidan dalam

melaksanakan praktik sesuai dengan kewenangannya harus :

a. menghormati hak pasien;

b. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;

c. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku;

d. memberikan informasi tentang pelayanan yang akan diberikan;e. meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan;

f. melakukan catatan medik (medical record) dengan baik.

Pasal26Petunjuk pelaksanaan praktik bidan sebagaimana tercantum dalam lampiran IIIKeputusan ini.

BABVIPENCATATANDAN PELAPORAN

Pasal27(1) Dalam melakukan praktiknya bidan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan

sesuai dengan pelayanan yang diberikan.(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaporkan ke Puskesmas

dan tembusan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.(3) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) tercantum

dalam lampiran IV Keputusan ini.

9

Page 11: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERI KESEHATANREPUBUK INDONESIA

BAB VIIPEJABATYANG BERWENANG MENGELUARKAN

DAN MENCABUT IZIN PRAKTIK

Pasal 28(1) Pejabat yang berwenang mengeluarkan dan mencabut SIPS adalah Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.(2) Dalam hal ini tidak ada pejabat sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) Kepala

Dinas Kesehatan Propinsi dapat menunjuk pejabat lain.

Pasal29(1) Permohonan SIPS yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 1(satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.

(2) Apabila permohonan SIPS disetujui, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotaharus menerbitkan SIPS.

(3) Apabila permohonan SIPS ditolak, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotaharus memberikan alasan penolakan terse but.

(4) Sentuk dan isi SIPS yang disetujui sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercantum dalam Formulir VII terlampir.(5) Sentuk surat penolakan SIPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tercantum

dalam Formulir VIII terlampir.

Pasal30

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyampaikan laporan secara berkalakepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat tentang pelaksanaan pemberianatau penolakan SIPS diwilayahnya dengan tembusan kepada organisasi profesisetempat.

BAB VIIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal31(1) Sidan wajib mengumpulkan sejumlah angka kredit yang besarnya ditetapkan

oleh organisasi profesi.(2) Angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikumpulkan dari angka

kegiatan pendidikan dan kegiatan ilmiah dan pengabdian masyarakat.(3) Jenis dan besarnya angka kredit dari masing-masing unsur sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh organisasi profesi.(4) Organisasi profesi mempunyai kewajiban membimbing dan mendorong para

anggotanya untuk dapat mencapai angka kredit yang ditentukan.

10

Page 12: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Pasal32Pimpinan sarana kesehatan wajib melaporkan bidan yang melakukan praktik danyang berhenti melakukan praktik pada sarana kesehatannya kepada Kepala DinasKesehatan KabupatenlKota dengan tembusan kepada organisasi profesi.

Pasal33(1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau organisasi profesi terkait

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bidan yang melakukanpraktik diwilayahnya.

(2) Kegiatan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan melalui pemantauan yang hasilnya dibahas secara periodiksekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal34Selama menjalankan praktik seorang Bidan wajib mentaati semua peraturanperundang-undangan yang bertaku.

Pasal35(1) Bidan dalam melakukan praktik dilarang :

a. menjalankan praktik apabila tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantumdalam izin praktik.

b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan standar profesi.(2) Bagi bidan yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau

menjalankan tugas didaerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatandikecualikan dari larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir a.

Pasal36(1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan peringatan lisan

atau tertulis kepada bidan yang melakukan pelanggaran terhadap keputusanini.

(2) Peringatan lisan atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikanpaling banyak 3 (tiga) kali dan apabila peringatan tersebut tidak diindahkanKepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIPS Bidan yangbersangkutan.

Pasal37Sebelum Keputusan pencabutan SIPB ditetapkan, Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari Majelis DisiplinTenaga Kesehatan (MDTK) atau Majelis Pembinaandan Pengawasan EtikaPelayanan Medis (MP2EPM) sesuai peraturan perundang~undangan yang bertaku.

11

Page 13: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

Pasal38(1) Keputusan pencabutan SIPS disampaikan kepada bidan yang bersangkutan

dalam waktu selambat-Iambatnya 14 (empat bel as) hari terhitung sejakkeputusan ditetapkan.

(2) Dalam Keputusan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) disebutkan lamapencabutan SIPS.

(3) Terhadap pencabutan SIPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdiajukan keberatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dalam waktu 14(empat belas) hari setelah Keputusan dterima, apabila dalam waku 14 (em patbel as) hari tidak diajukan keberatan, maka keputusan tersebut dinyatakanmempunyai kekuatan hukum tetap.

(4) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi memutuskan ditingkat pertama dan terakhir

semua keberatan mengenai pencabutan SIPS.

(5) Sebelum prosedur keberatan sebagaimana dimaksud pad a ayat (3) ditempuh.Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang mengadili sengketa tersebutsesuai dengan maksud Pasal48 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentangPengadilan Tata Usaha Negara.

Pasal39

Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan setiap pencabutan SIPSkepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan tembusan kepadaorganisasi profesi setempat.

Pasal40(1~ Dalam keadaan luar biasa untuk kepentingan nasional Menteri Kesehatan dan/

atau atas rekomendasi organisasi profesi dapat mencabut untuk sementaraSIPS bidan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

(2) Pencabutan izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnyadiproses sesuai dengan ketentuan Keputusan ini.

Pasal41(1) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan. Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dapat membentuk Tim/Panitia yang bertugas melakukanpemantauan pelaksanaan praktk bidan di wilayahnya.

(2) Tim/Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur pemerintahIkatan Sidan Indonesia dan profesi kesehatan terkait lainnya.

12

Page 14: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

BAB IXSANKSI

Pasal42Bidan yang dengan sengaja :

a. melakukan praktik kebidanan tanpa mendapat pengakuan/adaptasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan/atau;

b. melakukan praktik kebidanan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal9;

c. melakukan praktik kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal25 ayat (1) ayat (2);

dipidana sesuai ketentuan Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996tentang Tenaga Kesebatan.

Pasal43Pimpinan sarana pelayanan kesehatan yang tidak melaporkan bidan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 dan/atau mempekerjakan bidan yang tidak mempunyaiizin praktik, dapat dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan Pasal 35 PeraturanPemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

Pasal44(1) Dengan tidak mengurangi sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal42, Bidan

yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam Keputusanini dapat dikenakan tindakan disiplin berupa teguran lisan, teguran tertulissampai dengan pencabutan izin.

(2) Pengambilan tindakan disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertaku.

BABXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal45(1) Bidan yang telah mempunyai surat penugasan dan SIPB berdasarkan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/PerNJ/1996 tentang Registrasi danPraktik Bidan dianggap telah memiliki SIB dan SIPB berdasarkan ketentuanini.

(2) SIB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima)

tahun dan apabila telah habis mas a berlakunya dapat diperbaharui sesuaiketentuan Keputusan ini.

13

Page 15: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

BABXIKETENTUANPENUTUP

Pasal46

Dengan ditetapkannya Keputusan ini. maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor5721Menkes/PerNl/1996 tentang Registrasi dan Praktek Bidan dinyatakan tidakberlakulagi.

Pasl47

Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya. memerintahkan pengundangan peraturan inidengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 25 Juli 2002

14

Page 16: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

No. Jenis Alat Jumlah

A. PERALATAN TIDAK STERIL

1 Tensimeter12 Stetoskop bioculer13 Stetoskop monoculer14 Timbangan dewasa15 Timbangan bayi16 Pengukur panjang bayi17 Termometer18 Oksigen dengan regulator19 Ambu bag dengan masker resusitasi (Ibu + bayi)110 Penghisap lendir111 Lampu/sorot112 Penghitung nadi113 Strilisator114 Bak instrumen dengan tutup115 Reflek hamer116 Alat pemeriksa HB (Sahli)117 Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)118 Pita pengukur1

19 Plastik penutup instrumen steril120 Sarung tangan karet untuk mencuci alat121 Apron/celemek1

22 Masker 123 Pengaman mata

124 Sarung kaki plastik1

25 Intus set126 Standar Intus127 Sempri! disposible128 Tempat kotoran/sampah129 Tempat kain ko!or130 Tempa! placenta1

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Lampiran IKeputusan Menteri Kesehatan RINomor : 900/MENKES/SKNII/2002Tanggal : 25 Juli 2002

DAFTAR PERALATAN PRAKTIK BIDAN

15

Page 17: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

No. Jenis Alat Jumlah

31 Pot 132 Piala GinjalJbengkok 133 Sikat, sabun ditempatnya 134 Kertas lakmus 135 Vaeum ekstraktor set 136 Semprit glyserin 137 Gunting ferband 138 Kan pengukur darah 139 Spatellidah 140 IUD Kit 141 Implant Kit 142 Gergaji obat 1

B PERALATAN STERIL

1 Klem Pean 22 1/2 Klem Kocher 13 Korentang 14 Gunting tali pusat 15 Gunting benang 16 Gunting Episiotomi 17 Kateter karetlmetal 1/18 Pineet anatomi 19 Pineet chirurgi 110 Spekulum Vagina 111 Mangkok metal keeil I12 Pengikat tali pusat 113 Pengisap lendir 114 Tampon tang dan tampon vagina 1/115 Pemegang jarum 116 Jarum kulit dan otot 1/117 Sarung tangan 6 pasang18 Benang sutera + catgut 119 Doek steril 1

C BAHAN HABIS PAKAI

1 Kapas2 Kain Kasa3 Plester4 Handuk5 Pembalut wanita

MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

16

Page 18: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

No. Jenis Alat Jumlah

D FORMULIR YANG DISEDIAKAN

1 Formulir Informed Consent2 Formulir ANC3 Formulir Partograp4 Formulir persalinan/nifas dan KB5 Buku register: Ibu, bayi, anak, KB6 Formulir Laporan7 Formulir rujukan8 Formulir surat kelahiran9 Formulir permintaan darah10 Formulir kematian

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

17

Page 19: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

No. Jenis Obat Jumlah

A OBAT-OBATAN

1 Roborantia2 Vaksin3 Syock Anafilaktik

-Adrenalin 1 : 1000 5 Ampul- Antihistamin 2 Ampul- Hidrokortison 5 Ampul- Aminophilin 240 mg/10 ml 2 Ampul- Dopamin 5 Ampul

4. Sedativa5 Antibiotika6 Uterotonika7 Antipiretika8 Koagulantia9 Anti Kejang10 Glyserin11 Cairan Infus12 Obat luka13 Cairan disinfektan (termasuk Chlorine)14 Obat penanganan asphiksia pada bayi baru lahir

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Lampiran IIKeputusan Menteri Kesehatan RINomor: 900/MENKES/SKNI1I2002Tanggal : 25 Juli 2002

.

~

"\

18

Page 20: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Lampiran IIIKeputusan Menteri Kesehatan RINomor : 900/MENKES/SKNlU2002Tanggal : 25 Juli 2002

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK BIDAN

I. PENDAHULUAN

A. UMUM1. Bidansebagai salah satu tenaga kesehatan pemberipelayanterdepan

kepada masyarakat mempunyaikedudukan penting, oleh karena ituperiu selalu meningkatkanmutu pelayanannya.

2. Agar bidan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnyadengan baik, periu adanya pengaturan yang mudah dipahami olehbidan

B. TUJUAN1. Mempermudah bidan untuk memahami dan melaksanakan ketentuan-

ketentuan yang sudah ditetapkan serta memberikan kejelasan batas-batas kewenangannya dalam menjalankan praktik, sehingga akanmeningkatkan mutu pelayanan yang diberikan serta meningkatkancitra yang baik bagi bidan.

2. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi bidan sebagaipemberi pelayanan serta masyarakat penerima pelayanan.

II. PENYELENGGARAAN PRAKTIK

1. Bidan dalam menjalankan praktiknya harus :

a. Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratankesehatan.

b. menyediakan tempat tidur untuk persalinan 1 (satu), maksimalS (lima)tempat tidur

c. memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan danmelaksanakan prosedur tetap (protap) yang beriaku.

d. menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peraturan yangberlaku.

2. Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan Surat Izin PraktikBidannya atau fotokopi izin Praktiknya di ruang praktk, atau tempat yangmudah dilihat.

19

Page 21: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

3. Bidan dalam praktiknya menyediakan lebih dari 5 (lima) tempat tidur, harusmempekerjakan tenaga bidan yang lain yang memiliki SIPB untukmembantu tugas pelayanannya.

4. Bidan yang menjalankan praktik harus mempunyai peralatan minimalsesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia ditempatpraktiknya.

5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktik bidan sesuaidengan jenis pelayanan yang diberikan.

6. Dalam menjalankan tugas, bidan harus senantiasa mempertahankan danmeningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukarinformasi dengan sesama bidan.

b. Mengikuti kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidangtugasnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun olehorganisasi profesi.

c Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agartetap siap dan berfungsi dengan baik.

III. WEWENANG BIDAN

1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untukmendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada setiapibu hamillbersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganandini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secaracepat dan tepat waktu.

2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:

a. melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi;

b. memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yangdilakukannya;

c. mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku diwilayahnya;

d. bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupayasecara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi ataujanin.

3. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pad amasa pranikah termasuk remaja puteri, prahamil, kehamilan, persalinan,nifas, menyusui dan masa antara kehamilan (periode interval).

4. Pelayanan kepada wanita dalam masa pranikah meliputi konseling untukremaja puteri, konseling persiapan pranikah dan pemeriksaan fisik yangdilakukan menjelang pemikahan. Tujuan dari pemberian pelayanan iniadalah untuk mempersiapkan wanita usia subur dan pasangannya yangakan menikah agar mengetahui kesehatan reproduksi, sehingga dapatberprilaku reproduksi sehat secara mandiri dalam kehidupan rumahtangganya kelak.

20

Page 22: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

5. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan masanifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yangdiberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar persalinan,karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam masa tersebut.

6. Pelayanan kesehatan kepada anak diberikan pada masa bayi (khususnyabayi baru lahir), balita dan anak pra sekolah.

7. ~ melaksanakan pertolongan persalinan, bidan dapat memberikan~"Omnika.

8. Peiayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukanoleh mda." adaIah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan danpenundaan haIC. Pengobatan ginekologik yang diberikan tersebut padadasamya lbersffirtpertotongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atautindak Ianjut peogoCa1an sesuai advis dokter.

9. Pelayanan kese~ kepada anak meliputi :a. Pelayanan neooma:i esensiaJ dan tata laksana neonatal sakit diluar

rumah sakit yang ~1i :1) Pertolongan persa.man yang atraumatik, bersih dan aman;

2) Menjaga tubuh bayjitemp hangat dengan kontak dini;3) Membersihkan jaIan nafas, mempertahankan bayi bemafas

spontan;4) Pemberian ASI cfinjda1am 30 menit setelah melahirkan;5) Mencegah infeksi pada bayj baru lahir antara lain melalui

perawatan tali pusat secara higienis, pemberian imunisasi danpemberian ASI ekskJusif.

b. Pemeriksaan dan perawatan bayi bani Iahir dilaksanakan pada bayi0-28 hari.

c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayidibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayidiatas 6 bulan.

d. Pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitastumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuhkembang balita;

e. Pemberian obat yang bersifat sementara pads penyakit ringansepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dansegera merujuk pada dokter.

10. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain:a. memberikan imunisasi keJ:jada wanita usia subur termasuk remaja

puteri. calon pengantin, ibu dan bayi;

21

Page 23: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

b. memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi pemberiansecara parental antibiotika pada infeksi/sepsis, oksitosin pada kalaIII dan kala IV untuk pencegahan/penanganan perdarahan postpar-tum karena hipotonia uteri, sedativa pada preeklamsi/eklamsi, sebagaipertolongan pertama sebelum dirujuk.

c. melakukan tindakan amniotomi pad a pembukaan serviks lebih dari 4em pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia uteridan diyakini bahwa bayi dapat lahir pervaginan.

d. Kompresi bimanual internal dan/atau eksternal dapat dilakukan untukmenyelamatkan jiwa ibu pada pendarahan postpartum untukmenghentikan pendarahan. Diperlukan keterampilan bidan danpelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.

e. Versi luar pada gemeli pada kelahiran bayi kedua.

Kehamilan ganda seharusnya sejak semula direneanakan pertolonganpersalinannya dirumah sakit oleh dokter. Bila hal tersebut tidakdiketahui, bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu dapatmelakukan versi luar pad a bayi kedua yang tidak dalam masapresentasi kepala, sesuai dengan protap.

f. Ekstraksi vaeum pada bayi dengan kepala di dasar panggul

Demi penyelamatan hidup bayi dan ibu, bidan yang telah mmpunyaikompetensi, dapat melakukan ekstraksi vaeum atau ekstraksi eunambila janin dalam presentasi belakang kepala dan kepala janin telahberada di dasar panggul.

g. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.

Bidan diberi wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahiryang mengalami asfiksia, yang sering terjadi pada partus lama,ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi denganberat badan lahir rendah, utamanya bayi prematur. Bayi tersebutselanjutnya perlu dirawat di fasilitas kesehatan, khususnya yangmempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram

h. Hipotermi pada bayi baru lahir

Bidan diberi wewenang untuk melaksanakan penanganan hipotermipada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontakdini dan metode kangguru.

11. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga bereneana harusmemperhatikan kompetensi dan protap yang berlaku diwilayahnya meliputi:a. Memberikan pelayanan keluarga bereneana yakni: pemasangan IUD,

alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), pemberian suntikan, tablet,kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.

b. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi.

Pertolongan yang diberikan oleh bidan bersifat pertolongan pertamayang perlu mendapatkan pengobatan oleh dokter bila gangguanberlanjut.

22

Page 24: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpapenyulit.

Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaannyaberdasarkan Protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untukdilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.

d. Dalam keadaan darurat, unuk penyelamatan jiwa, bidan berwenangmelakukan pelayanan kebidanan selain kewenangan yang diberikanbila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga ahli. Dalammemberikan pertolongan, bidan harus mengikuti protap yang bertaku.

12. Bidan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat mengacupada pedoman yang telah ditetapkan.

13. Beberapa kewajiban bidan yang pertu diperhatikan dalam menjalankankewenangan :

a. Meminta persetujuan yang akan dilakukan.

Pasien berhak mengetahui dan mendapat penjelasan mengenaisemua tindakan yang dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasiendan orang terdekat dalam keluarga pertu dimintakan sebelum tindakandilakukan.

b. Memberikan informasi.

Informasi mengenai pelayanan/tindakan yang diberikan dan efeksamping yang ditimbulkan pertu diberikan secara jelas. sehinggamemberikan kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusanyang terbaik bagi dirinya.

c. Melakukan rekam medis dengan baik.Setiap pelayanan yang diberikan oleh bidan pertu didokumentasikanldicatat, seperti hasil pemeriksaan dan tindakan yang diberikan denganmenggunakan format yang bertaku.

14. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan :

a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuaidengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjanguntuk kepertuan darurat dan sesuai dengan protap.

15. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian dilaksanakan denganketentuan sebagai berikut :

a. Untuk surat keterangan kelahiran hanya dapat dibuat oleh bidan yangmemberikan pertolongan persalinan tersebut dengan menyebutkan :1) identitas bidan penolong persalinan;

2) identitas suami dan ibu yang melahirkan;

3) jenis kelamin, berat badan dan panjang badan anak yangdilahirkan;

,

4) waktu kelahiran (tempat, tanggal dan jam)

23

Page 25: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

b. Untuk Surat keterangan kematian hanya dapat diberikan terhadapibu dan atau bayi yang meninggal pada waktu pertolongan persalinandilakukan dengan menyebutkan ;1) identitas bidan;

2) identitas ibu/bayi yang meninggal;

3) identitas suami dari ibu yang meninggal;

4) identitas ayah dan ibu dari bayi yang meninggal;

5) jenis kelamin;

6) waktu kematian (tempat. tanggal dan jam);

7) umur;

8) dugaan penyebab kematian.

c. Setiap pemberian surat keterangan kelahiran atau surat keterangankematian harus dilakukan pencatatan.

24

Page 26: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Lampiran IVKeputusan Menteri Kesehatan RINomor : 900IMENKES/SKIVIl/2002Tanggal : 25 Juli 2002

PENCATATANDANPELAPORAN

1. Oalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus melaksanakanpencatatan hasil pelayanan, baik berupa rekam medis kebidanan untuk setiappasien maupun rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk pembuatanJaporan.

2. Bidan setiap memberikan pelayanan kebidanan harus sesuai dengan peraturanyang berlaku.

Informasi yang dibuat dalam rekam medis sekurang-kurangnya :

a. identitas pasien;

d. data kesehatan;

c. data persalinan;

d. data bayi yang dilahirkan (panjang badan dan berat lahir);

e. tindakan dan obat yang diberikan.

3. Bidan sedapat mungkin memberikan kartu menuju sehat (KMS) Balita danKMS ibu hamil atau Buku KIA, yang telah diisi dengan hasil pemeriksaan kepadasetiap balita dan ibu hamil untuk dibawa pulang.

4. Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program Pemerintahkhususnya dalam pelayanan KIA dan KB, Pelaporan ditujukan kepadaPuskesmas setempat, sebulan sekali.

a. jumlah ibu hamil yang dilayani (K1, K4);

b. jumlah persalinan (PN);

c. jumlah persalinan abnormal (perdarahan, infeksi, preeklamsi/eklamsi dangangguan obstetri lainnya);

d. jumlah kelahiran;1) lahir hidup

2) lahir mati

e. jumlah ibu yang dirujuk dan kelainannya;

25

Page 27: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

MENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA

f. jumlah ibu hamil, bersalin, nifas (yang dilayani) men~nggaJ;

g. jumlah bay; baru lahir (0- 28 hari) yang dilayani;

h. jumlah bayi yang dilayani dan jenis pelayanan yang dilakukan;

i. jumlah ibu nifas yang dilayani;j. jumlah PUS yang mendapat pelayanan kontrasepsi dan jenisnya;

26

Page 28: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

No. Nama LulusanTempat dan

IPK Alamat KeteranganTgl. Lahir

Formulir I

NomorLampiranPerihal : Laporan lulusan Pendidikan

Bidan

Kepada Yth,Kepala Dinas KesehatanPropinsi.. ....di

........................................

Bersama ini kami laporkan lulusan pendidikan bidan Tahun Ajaran ..................Semester sebagai berikut :

, 200...Pimpinan ....

( )(Nama)

Tembusan:1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Depkes RI2. Kepala Siro Kepegawaian, Setjen Depkes RI3. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

27

Page 29: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Fonnulir II

Perihal : Permohonan Surat Izin

Bidan

Kepada Yth,

Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi ..............................

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Lengkap ..........................................................................

Alamat

Tempat, tanggallahir

Tahun Lulusan

..........................................................................

...........................................................................

..........................................................................

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Bidan (SIB).

Sebagai bahan pertimbangan terlampir :

a. fotokopi Ijazah Bidan;

b. fotokopi Transkrip Nilai Akademik;

c. surat keterangan sehat dari dokter;

d. pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2(dua) lembar;

Demikian atas perhatian bapaklibu kami ucapkan terima kasih.

,................................

yang memohon,

.......................................

28

Page 30: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir III

KOPOINAS KESEHATAN PROPINSI

SURAT IZIN BIOAN (SIB)No.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor9001MenkeslSKINl1I2002tentang Registrasidan PraktikBidan,bahwa kepada:

Nama

TempaVTgl. Lahir

Lulusan

. ..........................................................

. ............................................................

. ............................................................

Dinyatakan telah terdaftar sebagai Bidan pada Dinas Kesehatan Propinsidengan Nomor Registrasi dan diberi kewenangan

untuk melakukan pekerjaan praktik kebidanan di seluruh Indonesia sesuai denganketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.SIB berlaku sampai dengan tanggal .....................................

B, ..2000

An. Menteri Kesehatan RI

Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi ............................

( )

Tembusan :

1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Depkes RI

2. Kepala Biro Kepegawaian, Setjen Depkes RI

3. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

29

Page 31: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir IV

Perihal : Permohonan Adaptasi

Kepada Yth,

Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi ......................................................................................Di

........................................

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Lengkap

Alamat

Tempat, tanggallahir

Jenis kelamin

. .....................................................................

. ......................................................................

. .. .....................................................................

. ......................................................................

Tempat Pendidikan

Tahun Lulusan

. .....................................................................

. .....................................................................

Dengan ini mengajukan permohonan untuk melaksanakan adaptasi.

Sebagai bahan pertimbangan tertampir :

a. Fotokopi Ijazah Bidan yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi;b. Fotokopi Transkrip Nilai Akademik;

Demikian atas perhatian bapakllbu kami ucapkan terima kasih.

, ..............................yang memohon,

.............................................

30

Page 32: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir V

Perihal Permohonan Surat IzinPraktik Bidan (SIPB)

Kepada Yth,Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota ...............................................................................Di

.............................................

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Lengkap ....................................................................

Alamat

Tempat, tanggallahir

Jenis kelamin

...................................................................

...................................................................

...................................................................

Tahun Lulusan ...................................................................

Nomor SIB ...................................................................

Dengan ini mengajukan permonc!1an IUntlJkmendapatkan Surat Izin Praktik Bidan(SIPB).Sebagai bahan pertimbangan teulampjr :a. fotokopi Ijazah Bidan;b. fotokopi SIB yang masih beulaklJJ;c. Surat persetujuan atasal1, bjja dajam peuaksanaan masa bakti atau sebagai

Pegawai Negeri atau pegawa~ pada sarana kesehatan;d. surat keterangan sehat dari dolcter;e. rekomendasi dari organjsas~ profesi;f. pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2(dua) lembar;

Demikian atas perhatian bapak/lbu kami ucapkan terima kasih.

, ........................

yang memohon,

................................................

*) coret yang tidak perlu

31

Page 33: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir VI

Perihal Lembaran Permintaan Obat

Bidan .......................................................................... (Nama)

(Alamat)

(Nama Kota)

......................................................................................

......................................................................................

SIB No

SIPB No

...................................................................

................................................................

20 ........

Yang bertanda tangan dibawah ini Bidan dalam rangka

pemberian pelayanan kebidanan mohon kepada Apoteker dapat memberikan

kepada (Nama pasien). Umur: Bernt badan

: obat-obatan sebagai berikut :

1. ........2. .........3. ..........................................................................................

Demikianlah atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

( )

Tanda tangan

32

Page 34: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir VII

KOPDINAS KESEHATANKABUPATEN/KOTA

SURAT IZIN PRAKTIK BIDAN (SIPB)

No.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9001Menkes/SKIVIl/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, yang bertandatang an dibawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota*)

memberikan Izin Praktik Bidan pad a :

(Nama)

TempatITgl. Lahir

Alamat

Untuk Praktik Bidan di

Alamat Tempat Praktik Bidan

. .........................................................

. .........................................................

. .........................................................

. .........................................................

Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) berlaku sampai dengan tanggal ............

EJ, 2001

Kepala Dinas KesehatanKabupaten/Kota ..........................

( )

Tembusan :1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi2. pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI)

*) coret yang tidak perfu

33

Page 35: Kepmenkes Registrasi dan Praktek bidan

Formulir VIII

Perihal : Penolakan permohonan Surat

Izin Praktik Bidan (SIPB)

Kepada Yth,

..................................................Di

..........................................

Sehubungan dengan surat permohonan saudara Nomor tanggal

Perihal Surat Izin Praktik Bidan (SIPB), setelah dilakukan penilaianatas permohonan tersebut, diberitahukan bahwa permohonan saudara tidak dapat

disetujui karena :

1 ...............................................................................................2 ...............................................................................................3 ...............................................................................................

Demikian untuk dimaklumi.

, 2001Kepala Dinas KesehatanKabupatenIKota ... ...............

( )

NiP............................

Tembusan :

1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi

2. Organisasi profesi

*) coret yang tidak per1u

34