keperawatan anak i - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/keperawatan anak i.pdf ·...

74
KEPERAWATAN ANAK I Penulis: Hindyah Ike, M.Kep. Inayatur Rosyidah, M.Kep. MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2019

Upload: others

Post on 13-Aug-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

KEPERAWATAN

ANAK I

Penulis:

Hindyah Ike, M.Kep.

Inayatur Rosyidah, M.Kep.

MODUL

PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

Page 2: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | KATA PENGANTAR ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang Telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga Modul ini dapat tersusun. Modul ini

diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Insan Cendekia

Medika Jombang.

Diharapkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran dapat mengikuti semua

kegiatan dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini

tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis bersedia menerima saran dan

kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan modul ini di kemudian hari. Semoga

dengan adanya modul ini dapat membantu proses belajar mengajar dengan lebih baik lagi.

Jombang, Februari 2019

Penulis

Page 3: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | PENYUSUN iii

PENYUSUN

Penulis

Inayatur Rosyidah., M.Kep

Hindyah Ike S., S.Kep.Ns. M.Kep

Desain dan Editor

M. Sholeh

.

Penerbit

@ 2019 Icme Press

Page 4: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | DAFTAR ISI iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

PENYUSUN ........................................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................... v

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ...................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Deskripsi Mata Ajar ................................................................................................... 1

B. Capaian Pembelajaran Lulusan ................................................................................... 1

C. Strategi Perkuliahan.................................................................................................... 3

BAB 2 KEGIATAN BELAJAR ............................................................................................ 4

A. Kegiatan Belajar 1-5 ................................................................................................... 4

B. Kegiatan Belajar 6-10 ............................................................................................... 27

C. Kegiatan Belajar 11 .................................................................................................. 32

D. Kegiatan Belajar 12 .................................................................................................. 36

E. Kegiatan Belajar 13 .................................................................................................. 42

F. Kegiatan Belajar 14 .................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 60

Page 5: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | PETUNJUK

PENGGUNAAN MODUL

v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Dosen

Dalam setiap kegiatan belajar dosen berperan untuk:

1. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar

2. Membimbing mahasiswa dalam memahami konsep, analisa, dan menjawab

pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar.

3. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.

B. Petunjuk Bagi Mahasiswa

Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal, maka langkah-langkah yang perlu

dilaksanakan dalam modul ini antara lain:

1. Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Bila ada materi

yang belum jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen.

2. Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap

kegiatan belajar.

3. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar

sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen.

Page 6: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

No. Dokumen

No. Revisi

Hal

Tanggal Terbit

4 Februari 2019

Matakuliah : Keperawatan Anak 1 Semester: IV (Empat) sks: 4 SKS (3T, 1 P, 0 L) Kode MK: 01ACANK1

Program Studi : S1 Ilmu

Keperawatan

Dosen Pengampu/Penanggungjawab : 1. Inayatur Rosyidah., M.Kep (Penanggung Jawab) (IR)

2. Hyndiah Ike S., S.Kep.Ns. M.Kep (HI)

Capaian Pembelajaran Lulusan

(CPL) Sikap

1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

2) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika;

3) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

4) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

Keterampilan Umum:

1) Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja

yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;

2) Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan

pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;

3) Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman

kerja;

4) Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya;

5) Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;

6) Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang

Page 7: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

vii

profesinya;

7) Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya;

8) Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan

informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;

9) Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

CP Keterampilan Khusus

1. Memiliki kemampuan dalam mengarahkan, menginisiasi, dan melaksanakan rencana asuhan

keperawatan profesional di klinik dan komunitas sesuai kompetensi dan kewenangan dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan dan menjadikan etika profesi sebagai tuntunan dalam

melakukan praktik profesional (care provider)

2. Memiliki kemampuan berkreasi dalam berkarya untuk suatu perubahan di komunitas dalam upaya

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kegiatan keperawatan dengan penekanan pada upaya

health promotion dan health prevention sesuai dengan kecenderungan global bidang perawatan

(Education And Health Promotion)

3. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada

klien (individu, keluarga, masyarakat dan komunitas) dan tenaga keperawatan dibawah tanggung

jawabnya (Communicator)

4. Memiliki kemampuan mewujudkan pelayanan primer sebagai mekanisme utama dan melakukan

penataan praktik mandiri keperawatan melalui pengenalan praktik keperawatan profesional dekat dan

terjangkau masyarakat (manager and Leader), Memiliki kemampuan untuk menentukan kebutuhan

asuhan keperawatan klien, Memiliki kemampuan dalam mengelola untuk memenuhi kebutuhan

asuhan klien, dan Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi hasil asuhan keperawatan

5. Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian sederhana dengan mengidentifikasi bentuk dan

sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui analisis yang mendasar tentang hal-hal

yang melatarbelakangi dan menganalisis berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut

(researcher)

CP Pengetahuan

1. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya

Page 8: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

viii

berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh

masyarakat akademik;

2. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;

3. bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang

profesinya;

4. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya;

5. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan

informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;

6. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

Capaian Pembelajaran Matakuliah

(CPMK)

1) Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sehat /keluarganya dengan mengembangkan

pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan memperhatikan aspek

budaya, menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik

2) Melakukan simulasi asuhan keperawatan kepada anak sakit akut, kronis/terminal serta keluarganya

dengan mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan

memperhatikan aspek budaya dan menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain dari setiap

pasien yang unik

3) Mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi pada sehat/sakit

akut dengan menerapkan konsep ilmu dasar keperawatan dan ilmu keperawatan dasar sesuai SOP

serta menerapkan prinsip atrauma care, legal dan etis.

4) Mampu memberikan simulasi pendidikan kesehatan kepada anak/keluaga sebagai upaya pencegahan

primer, sekunder dan tersier.

5) Mampu menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga berbagai yang mengalami untuk

mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya

Page 9: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

ix

Deskripsi Matakuliah 1) Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang berfokus kepada respon anak dan

keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai akhir masa remaja baik dalam

keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat ataupun dirawat di rumah sakit, serta intervensi

keperawatannya baik yang bersifat mandiri maupun kolaboratif.

2) Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu keperawatan dasar dan ilmu dasar

keperawatan yang membantu mengantarkan mahasiswa untuk mendalami tentang bagaimana

melakukan asuhan keperawatan profesional (holistik), memberikan pendidikan kesehatan,

menjalankan fungsi advokasi bagi klien/keluarganya dengan menerapkan komunikasi efektif, serta

membuat keputusan dengan mempertimbangkan aspek legal dan etik.

3) Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis,

komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep dengan pendekatan proses keperawatan

sebagai dasar penyelesaian masalah serta mengembangkan sikap profesional (pengembangan soft

sklills) melalui beberapa model belajar yang relevan.

Mingg

u ke -

Kemampuan yang

diharapkan (Sub-CPMK)

Bahan Kajian/Materi

Pembelajaran

Metode

Pembelajaran

dan Pengalaman

Belajar

(Fasilitator)

Waktu

Penilaian

Teknik Kriteria/ Indikator Bobot

(%)

1 Konsep keperawatan anak

dalam konteks keluarga

1. Perspektif

keperawatan anak

dalam konteks

keluarga

2. Konsep tumbuh

kembang anak mulai

neonatus-remaja, serta

pengukuran dan

permasalahannya:

Lecture (IR) 3X50 MCQ Mampu

melaksanakan

konsep keperawatan

anak dalam konteks

keluarg

7

2 Konsep keperawatan anak Konsep SDIDTK Case Studi (IR) 3X50 Laporan Mampu 8

Page 10: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

x

dalam konteks keluarga a) Antropometri

b) DDST/ KPSP

Study kasus melaksanakan

konsep keperawatan

anak dalam konteks

keluarg

3 Konsep keperawatan anak

dalam konteks keluarga

1. Sex education

2. Anticipatory

guidance,

3. Toilet training

4. Konsep hospitalisasi

5. Konsep bermain

SGD (IR) 3X50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu

melaksanakan

konsep keperawatan

anak dalam konteks

keluarg

7

4 Konsep keperawatan anak

dalam konteks keluarga

1. Konsep Komunikasi

pada anak

2. Konsep atraumatic

care

SGD (IR) 3X50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu

melaksanakan

konsep keperawatan

anak dalam konteks

keluarga

7

5 Konsep keperawatan anak

dalam konteks keluarga

Pengkajian dan

pemeriksaan fisik pada

anak

Lecture (IR)

Simulation (IR)

3x50

2 x170

MCQ

Problem

Solving Skill

Mampu melakukan

pemeriksaan fisik

pada anak

7

6

Asuhan keperawatan

kepada anak sakit akut,

serta keluarganya

Patofisiologi dan asuhan

keperawatan pada

neonatal:

a) Prematuritas

b) BBLR

c) RDS

d) Aspixia

e) Hiperbilirubinemia

SGD (IR) 3x50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu melakukan

simulasi asuhan

keperawatan kepada

anak sakit akut, serta

keluarganya dengan

mengembangkan

pola pikir kritis,

logis dan etis,

menggunakan

komunikasi

7

Page 11: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

xi

terapeutik dan

memperhatikan

aspek budaya dan

menghargai sumber-

sumber etnik, agama

atau factor lain dari

tiap pasien

7 Asuhan keperawatan

kepada anak sakit akut,

serta keluarganya

Patofisiologi dan asuhan

keperawatan pada anak

dengan infeksi pada

sistem respirasi dan

dampaknya terhadap

pemenuhan kebutuhan

manusia, meliputi:

a) ISPA (Faringitis,

Tonsilitis)

b) Pneumonia/ BRPN

c) Astma

d) TB Paru

e) Pertusis

f) Dhipteri

SGD (IR) 3x50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu melakukan

simulasi asuhan

keperawatan kepada

anak sakit akut, serta

keluarganya dengan

mengembangkan

pola pikir kritis,

logis dan etis,

menggunakan

komunikasi

terapeutik dan

memperhatikan

aspek budaya dan

menghargai sumber-

sumber etnik, agama

atau factor lain dari

tiap pasien

7

UTS

8 Asuhan keperawatan

kepada anak sakit akut,

serta keluarganya

Patofisiologi dan asuhan

keperawatan pada anak

dengan infeksi pada

sistem Digestif dan

SGD (IR) 3x50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu melakukan

simulasi asuhan

keperawatan kepada

anak sakit akut, serta

7

Page 12: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

xii

Gangguan Nutrisi

beserta dampaknya

terhadap pemenuhan

kebutuhan manusia,

meliputi:

a) Diare

b) Thiphoid

c) KKP

d) Obesitas

keluarganya dengan

mengembangkan

pola pikir kritis,

logis dan etis,

menggunakan

komunikasi

terapeutik dan

memperhatikan

aspek budaya dan

menghargai sumber-

sumber etnik, agama

atau factor lain dari

tiap pasien

9 Asuhan keperawatan

kepada anak sakit akut,

serta keluarganya

Patofisiologi dan asuhan

keperawatan pada anak

dengan kelainan sistem

Neurologi:

a) Kejang Demam

b) Epilepsi

c) Hodrosefalus

d) Tetanus

Lecture (IR) 3x50 MCQ Mampu melakukan

simulasi asuhan

keperawatan kepada

anak sakit akut, serta

keluarganya dengan

mengembangkan

pola pikir kritis,

logis dan etis,

menggunakan

komunikasi

terapeutik dan

memperhatikan

aspek budaya dan

menghargai sumber-

sumber etnik, agama

atau factor lain dari

tiap pasien

7

Page 13: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

xiii

10 Intervensi Keperawatan

pada anak sehat/sakit

Intervensi keperawatan

pada bayi dan anak :

1. Pemberian oksigen

pada ANAK

2. Pemasangan infus

pada bayi dan anak

3. Terapi bermain

Lecture (HI)

Demonstrasi (HI)

Role Play

3x50

7 x 170

MCQ

Prosedur

Skill Test

Mampu

mendemonstrasikan

intervensi

keperawatan baik

mandiri maupun

kolaborasi pada anak

sehat/sakit akut

dengan menerapkan

konsep ilmu dasar

keperawatan dan

ilmu keperawatan

dasar sesuai SOP

serta menerapkan

prinsip atrauma

care, legal dan etis.

7

11 Pendidikan kesehatan pada

anak dan keluarga

1. Anticipatory guidance

2. Konsep family center

care

3. Sibling Rivalry

4. Health promotion

pada infant- remaja

SGD (HI) 3x50 Presentasi

dan

Penugasan

Mampu memberikan

simulasi pendidikan

kesehatan kepada

anak/keluaga

sebagai upaya

pencegahan primer,

sekunder dan tersier.

7

12 Fungsi advokasi bagi

anak/keluarga dan

pengambilan keputusan

1. Pengkajian pada anak

dg kekerasan (fisik,

mental, dan seksual)

2. Prinsip atraumatic

care

Lecture (HI)

Simulation (IR)

Role Play

3x50

5 x 170

MCQ

Prosedur

Skill Test

Mampu

menjalankan fungsi

advokasi bagi

anak/keluarga, serta

mempertahankan

hak klien agar

mampu mengambil

7

Page 14: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | RENCANA

PEMBELAJARAN SEMESTER

xiv

keputusan

13 Melakukan kerjasama

dengan sumber kesehatan

yang ada dimasyarakat,

melakukan rujukan pasien,

mendokumentasikan

pengkajian MTBS dengan

benar, dan Gender dalam

Keperawatan

1. MTBS

2. Gender dalam

keperawatan anak

Case Study (HI) 3x50 Laporan

Studi Kasus

Mampu memahami

dan

menerapkankannya

dalam asuhan

keperawatan anak

dalam konteks

keluarga, mampu

memahami dan

menerapkankannya

dalam asuhan

keperawatan anak

dalam konteks

keluargadan

8

14 Imunisasi pada anak dalam

konteks keluarga

1. Konsep Imunisasi

2. KIPI

3. Imunisasi lain yang

disarankan IDAI

Lecture (HI) 3x50 MCQ Mampu memahami

dan memberikan

imunisasi pada anak

dalam konteks

keluarga

7

UAS

Page 15: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 1 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar

Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang berfokus kepada respon

anak dan keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai lahir sampai akhir masa

remaja baik dalam keadaan sehat ataupun sakit akut, di masyarakat ataupun dirawat di

rumah sakit, serta intervensi keperawatannya baik yang bersifat mandiri maupun

kolaboratif. Mata kuliah ini juga merupakan integrasi dan penerapan ilmu keperawatan

dasar dan ilmu dasar keperawatan yang membantu mengantarkan mahasiswa untuk

mendalami tentang bagaimana melakukan asuhan keperawatan profesional (holistik),

memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi bagi klien/keluarganya

dengan menerapkan komunikasi efektif, serta membuat keputusan dengan

mempertimbangkan aspek legal dan etik. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada

pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam

mengaplikasikan konsep dengan pendekatan proses keperawatan sebagai dasar

penyelesaian masalah serta mengembangkan sikap profesional (pengembangan soft

sklills) melalui beberapa model belajar yang relevan.

B. Capaian Pembelajaran Lulusan

1. Sikap

a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;

b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

agama,moral, dan etika;

c. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

d. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

secara mandiri.

2. Keterampilan Umum

a. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan

memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja

profesinya;

b. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya

berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;

c. Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui

Page 16: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 1 2

pelatihan dan pengalaman kerja;

d. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik

profesinya;

e. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;

f. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah

pekerjaan bidang profesinya;

g. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan

kliennya;

h. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan

kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;

i. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

3. CP Keterampilan Khusus

a. Memiliki kemampuan dalam mengarahkan, menginisiasi, dan melaksanakan

rencana asuhan keperawatan profesional di klinik dan komunitas sesuai

kompetensi dan kewenangan dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan dan menjadikan etika profesi sebagai tuntunan dalam melakukan

praktik profesional (care provider)

b. Memiliki kemampuan berkreasi dalam berkarya untuk suatu perubahan di

komunitas dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kegiatan

keperawatan dengan penekanan pada upaya health promotion dan health

prevention sesuai dengan kecenderungan global bidang perawatan (Education

And Health Promotion)

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam memberikan

pendidikan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, masyarakat dan

komunitas) dan tenaga keperawatan dibawah tanggung jawabnya (Communicator)

d. Memiliki kemampuan mewujudkan pelayanan primer sebagai mekanisme utama

dan melakukan penataan praktik mandiri keperawatan melalui pengenalan praktik

keperawatan profesional dekat dan terjangkau masyarakat (manager and Leader),

Memiliki kemampuan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan klien,

Memiliki kemampuan dalam mengelola untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien,

dan Memiliki kemampuan dalam mengevaluasi hasil asuhan keperawatan

e. Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian sederhana dengan

mengidentifikasi bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,

melalui analisis yang mendasar tentang hal-hal yang melatarbelakangi dan

Page 17: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 1 3

menganalisis berbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut

(researcher)

4. CP Pengetahuan

a. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang

keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik

profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;

b. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;

c. bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah

pekerjaan bidang profesinya;

d. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan

kliennya;

e. mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan

kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;

f. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri

C. Strategi Perkuliahan

Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana

Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan

lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan Problem base

learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara

mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan lainlain,

yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok yang telah ditentukan. Sedangkan

untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk

memberikan kerangka pikir dalam diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan

keterampilan, metode yang yang akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi.

Berikut metode pembelajaran yang akan digunakan dalam perkuliahan ini:

1. Lecture

2. Case Studi

3. SGD

4. Simulation

5. Demonstrasi

6. Role play

Page 18: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 4

BAB 2

KEGIATAN BELAJAR

A. Kegiatan Belajar 1-5

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Konsep keperawatan anak dalam konteks keluarga

2. Uraian Materi

Konsep Keperawatan Anak

Dosen: Inayatur Rosyidah, M.Kep.

A. Perkembangan Keperawatan Anak

Untuk dapat memahami perkembangan keperawatan anak, kita diajak untuk

mempelajari evolusi kesehatan anak dan keperawatn anak. Sebelum abad ke-19,

kesehatan anak kurang mendapati perhatian dari berbagai pihak. Jumlah tenaga

kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit, sementara epidemik terjadi di

banyak tempat dan tidak terkontrol. Selain itu, buku-buku informasi tentang kesehatan

anak sedikit. Pelayanan kesehatan yang dijalankan untuk anak hanya terbatas pada

daerah perkotaan dan dalam bentuk pelayanan keliling dan perawatan tradisional.

Statistik tentang status kesehatan anak tidak ada, padahal wabah penyakit pada anak

banyak terjadi, seperti cacar, flu, difteri, dan terjadi epidemik secara perlahan,

terutama karena penyakit TBC dan gangguan gizi.

Akhir abad ke-19 dikatakan sebagai abad kegelapan untuk kesehatan anak (the

dark age of paediatric) sammpai pada pertengahan tahun 1800 mulai ada studi

kesehatan anak yang dilakukan seorang tokoh kesehatan anak, yaitu Abraham Jacobi

yang melakukan penyelidikan tentang penyakit pada anak. Ia memperhatikan

kesehatan anak khususnya pada tunawisma dan buruh. Upayanya didukung oleh

seorang wanita yang bernama Lilian Wald, yang menggembangka pelayanan

keperawatan yang juga berfokus pada kegoiatan sosial, program sosial, dan pendidika

khusus untuk orang tua dalam hal perawatan anak sakit. Selanjutnya, tumbuh upaya

kesehatan anak sekolah (UKS) dan berkembang kursus-kursus kesehatan sekolah.

Awal tahun 1900, perawatan isolasi berkembang sejak ditemukannya penyakit

menular. Orang tua dilarang untuk megunjungi anak dan membawa barang-barang

atau mainan dari rumah ke rumah sakit. Akan tetapi pada tahun 1940 ditemukan efek

psikologis dari tindakan isolasi, yaitu anak menjadi stress selam berada dirumah sakit.

Karena anak stress dan gelisah serta tidak tenang berada dirumah sakit tanpa ada

Page 19: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 5

orang tua disampingnya, orang tua pun semakin stress. Akhirnya, orientasi pelayanan

keperawatan berubah menjadi rooming, yaitu orang tua boleh tinggal bersama

anaknya selama 24 jam. Selain itu, mainan boleh dibawa ke rumah sakit, dan penting

untuk perawat atau tenaga kesehatan mempersiapkan anak dan orang tuanya sebelum

dirawat dirumah sakit.

Dengan demikian, pendidikan kesehtan untuk orang tua menjadi sangat penting

untuk dilakukan oleh perawat. Kerjasama antara orangtua dan team kesehtan

dirasakan besar manfaatnya dan orang tua didorong untuk berpartisipasi aktif dalam

perawatan anaknya dan orangtua tidak hanya sekedar pengunjung bagi anaknya.

Beberapa bukti ilmiah menunjukkan pentingnya keterlibatan orang tua dalam

perawatan anaknya dirumah sakit. (Darbyshire, 1992 dan Carter & Dearmun, 1995).

Keberadaan orang tua terutama kelompok orang tua yang anaknya mempunyai

jenis penyakit yang sama ternyata dapat membuat orangtua lebih percaya diri dalam

merawat anaknya dan merasa ada dukungan psikologis sehingga diharapkan dapat

berkerjasama sebagai mitra team kesehatan.

B. Filosofi Keperawatan Anak

Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang di miliki

perwat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada anak yang berfokus pada

keluarga (Family centered care),pencegahan terhadap trauma (atraumatic care),dan

manajemen kasus.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa keperawatan anak teah mengalami

beberapa perubahan yang sangat mendasar, terutama dalam cara memandang terhadap

klien anak itu sendiri dan pendekatan dalam pelayanan keperawatan anak.

C. Perawatan Berfokus Pada Keluarga

Pada dasarnya, setiap asuhan pada anak yang dirawat dirumah sakit memerlukan

keterlibatan orang tua (Platt, 1959 dan Farrell, 1992). Waktu kunjungan bagi orang

tua terhadap anaknya harus terbuka selama 24 jam, tersedia aktivitas bermain dan

layanan pendidikan kesehatan pada orang tua yang terprogram secara reguler. Anak

membutuhkan orang tua selama proses hospital.

Terjadi perpisahan antaraorang tua dengan anaknya karena harus dirawat dirumah

sakit dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak. Apabila anak mengalami

kecemasan tinggi saat dirawat dirumah sakit, orang tua menjadi stress. Hal ini terjadi

seperti satu lingkaran setan. (Supartini, 2000).

Page 20: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 6

Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak yang

dirawat dirumah sakit, sangat diperlukan kerjasama antara orang tua dan tim

kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun sakit paling baik dilaksanakan

olleh orang tua, dengan bantuan tenaga keesehatan yang mengemukakan bahwa

prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan keluarga,

untuk memnuhi kebutuhan anak dan keluarga.

Karena anak sebagai anggota unit keluarga dalam suatu kultur dan masyarakat,

maka keperawatan anak tidak boleh hanya memperhatikan anak itu sendiri, akan

tetapi kultur keluarga dan amsyarakat harus diperhatikan seperti masalah

pengetahuan keluarga, budaya, lingkungan dan lain-lain. Kesemuanya dapat

mempengaruhi pada proses pelayanan keperawatan yang diberikan. Sebagai bagian

dari keluarga salah satu aspek yang penting adalah keterlibatan anggota keluarga

dalam memberikan pelayanan keperawatan sehingga bersama-sama dalam

memberikan perawatan.

Anak dan remaja membutuhkan pembelaan dari orang dewasa untuk

mempertahankan, meninhgkatkan dan memperbaiki kesehatan, pembelaan tersebut

merupakan salah satu dari hak anak yang harus dibela dan dilindungi dari berbagai

perlindungan kesehatan dan kesejahteraan anak. Dalam penanganan pelayanan

kesehatan anak harius didahulukan dalam penanganan, mengingat anak merupakan

salah satu generasi penerus yang harus dilindungi dari kecacatan. Perlindungan atau

pembelaan dari orang dewasa merupakan suatu kewajiban seseorang yang telah

dewasa yang telah mampu mengatasi permasalahan yang ada. Anak sangat tergantung

pada orang dewasa serta lingkungan yang ada di sekitarnya yang dapat memfasilitasi

dalam segala pemenuhan kebutuhannya baik keluarga, orang yang berada di

sekitarnya .

Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu fasilitas

keterlibatan orangtua dalam keperawatan dan peningkatan kemampuan keluarga

dalam merawat anaknya. Perawat juga punya peran penting untuk memfasilitasi

hubungan orangtua dan anaknya selama dirumah sakit. Harus diupayakan jangan

sampai terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya dirumah sakit. Hal ini

bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orangtua dengan anaknya,

orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk mmeneruskan peran dan

tugasnya merawat anak selama dirumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting

untuk meningkatkan kemampuan oorang tua dalam merawat anaknya. Orang tua

Page 21: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 7

dipandang sebagai subjek yang punya potensi untuk anaknya dirumah sakit, terjadi

proses belajar pada orang, baik dalam hal peningkattan pengetahuan maupun

keterampilan yang berhubungan dengan keadaan sakit anaknya. Dengan demikian,

pada saat anak diperoleh kan pulang ke rumah, orang tua sedah memiliki seperangkat

ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan anaknya. Misalnya, pada saat

seorang ibu yang mempunyai anak sakit panas dan dirawat dirumah sakit, jika pada

awal masuk rumah sakit orang tua tidak tahu tentang perawatan anak panas, saat

keluar dari rumah sakit mmereka sudah dapat memberikan kompres hangat dan

mengukur suhu dengan termometernya sendiri secara benar. Untuk itu, pendidikan

kesehatan yang dilakukan oleh perawat menjadi begitu penting untuk dilaksanakan.

Proses perawatan anak dirumah sakit harus memberikan kesempatan belajar pada

orangtua untuk merawat anak. Kkesabaran perawat orangtua merawat anak sesuai

dengan kapasitasnya.

Etos asuhan yang berpusat pada keluarga pada dasarnya karena asuhan dan

pemberi rasa aman dan nyaman orang tua terhadap anaknya merupakan asuhan

keperawatan anak dirumah sakit sehingga asuhan keperawatan pada anak dirumah

sakit harus berpusat dpada konsep anak sebagai bagian dari keluarga dan keluarga

sebagai pemberi dukungan yang paling baik bagi anak selama proses hospitalisasi

(Departement of Health, 1991).

Keluarga merupakan unsur penting dalam perwatan anak meningat anak bagian

dari keluarga. Kehidupan anak dapat di tentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu

keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai

konstanta tetap dalam kehidupan anak ( Wong, Perry & Hockenberry, 2002). Sebagai

perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan anak, harus mampu menfasilitasi

keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian tindakan

keperawatan langsung maupun pemberian pendidikan kesehatan pada anak. Selain itu,

keperawatan anak harus memperhatian kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi

keluarga karena tingkat sosial, budaya ,dan ekonomi dari keluarga dapat menentukan

pola kehidupan anak selanjutnya dalam kehidupan di masyarakat.

Perawat bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya berfokus

pada keluarga, dengan memperhatikan kemampuan dalam menentukan kekuatan dan

kelemahan sebab kekuatan dan kelemahan,dari keluarga tersebut dapat dijadika acuan

dalam pemberian playanan keperawatan.Kekuatan dan kelemahan keluarga tersebut

Page 22: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 8

dapat juga berupa fasilitas keluarga dalam merawat anak, tingkat pengetahuan,tingkat

ekonomi, peran atau bentuk keluarga itu sendiri.

Kemudian kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaanya bentuk

dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangan

baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil,tetapi apabila dukungan

keluarga pada anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya

yang dapat mengganggu psikologis anak.

Dengan demikian dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan keterlibatan

keluarga.Hal ini sangat penting mengingat anak selalu embutuhkan orang tua selama

dirumah sakit seperti dalam aktivitas bermain atau program perawatan lainnya seperti

pengobatan. Pentingnya keterlibatan keluarga dapat mempengaruhi proses ini dan

dapat mempengaruhi kesembuhan anak, seringkali dapat di temukan dampak yang

cukup bagi anak apabila anak ditinggal sendiri tanpa ada yang menemani seperti

kecemasan bahkan menjadi stres. Apabila hal tersebut dibiarkan terus upaya

penyembuhan sulit tercapai. Jika demikian halnya kerja sama atau keterlibatan orang

tua dengan tenaga kesehatan yang ada dirumah sakit selama anak dalam perawatan

sangatn diperlukan.Keterlibatan keluarga dan kemampuan keuarga dalam merawat

merupakan dasar dari asuhan keperawatan yang berfokus pada keluarga. Perawat

dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan pada anak yang

sakit selama dirumah sakit. Harapan terbentuknya kerjasama yang utuh antara

perawat dan fungsi orang tua dengan peran dan fungsi perawat dalam pemberian

perawatan. Jangan sampai terjadi pemutusan dalam program perawatan. Demikian

juga proses perpisahan antara orang tua dan anak masih fokus dalam perhatian

perawatan,karena dapat juga berdampak besar dalam program perawatan anak , kerja

sama tersebut dapat terjalin hingga program perawatan dirumah melalui peningkatan

kemampuan dan keterampilan dalam perawatan anak seperti tindakan mengukur suhu

ketika panas dan dalam pemberian kompres dingin / hangat.

Elemen Pokok Asuhan yang Berpusat Pada Keluarga :

1. Hubungan anak dan orangtua adalah unik, berbeda antara yang satu dengan

yang lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan

berespon terhadapp sakit dan perawatan dirumah sakit secara bebeda pula.

Demikian pula orangtua mempunyai latarbelakang individu yang berbeda

dalam berespon terhadap kondisi anak dan perawatan dirumah sakit.

Page 23: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 9

2. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi

anaknya. Telah terbukti dalam beberapa penelitian bahwa anak akan merasa

aman apabila berada disamping orangtuanya, terlebih lagi pada saat

menghadapi situasi menakutkan seperti dilakukan prosedur invasif. Dengan

demikian, tujuan asuhan akan tercapai dengan baik apabila ada kerjasama

yang baik antara perawat dan orang tua.

3. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksible dan menggunakan konsep

dasar asuhan keperawatan anak. Saat tertentu perawat dapat melakukan asuhan

keluarga dan keluarga dapat melakukan asuhan keperawatan. Pada kondisi

tertentu ketika orang tua harus meninggalkan anak sesaat (misalnya, membeli

obat, ke kamar kecil), perawat harus siap menggantikannya (misalnya, bayi

menangis, perwat perlu menggendong, meninabobokan). Sebaliknya, orangtua

harus belajar melakukan tindakan keperawatan, seperti memberikan kompres,

mengukur suhu, atau mengobservasi gejala panas anak, melalui proses

pendidikan kesehatan yang diberikan perawat.

4. Keberhasilan dan pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan

untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk

menggunakan pendekatan famili centred tidak cukup hannya dari perawat,

tetapi juga seluruh petugas kesehatan yang ada.

D. Atraumatic care

Atraumatic care yang dimaksud di sini adalah perawatan yang tidak

menimbulkan adanya trauma pada anak dan keluarga. Perawat tersebut difokuskan

dalam pencegahan terhadap trauma yang merupakan bagian dalam keperawatan anak.

Perhatian khusus pada anak .

Beberapa khasus yang sering dijumpai di masyarakat seperti peristiwa yang dapat

menimbulkan trauma pada anak adalah cemas, marah,nyeri,dan lain-lain. Apabila hal

tersebut dibiarkan dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya

akan mengganggu perkembangan anak. Dengan demikian atraumatic care sebagai

bentuk perawatan trapeutik dapat diberikan pada anak dan keluarga dengan

mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan,seperti

memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan

atu aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma. Untuk mencapai

perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain:

Page 24: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 10

1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga

Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis

seperti kecemasan,ketakutan, kekurangan kasih sayang gangguan ini akan

menghambat proses penyembuan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan anak.

2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol dalam perawatan

pada anak.

Melalui kontrol peningkatan orang tua pada diri anak diharapkan anak mampu

mandiri dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan

aktivitas sehari-hari, selalu bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan

dalam hal kemampuan dan keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan

anak.

3. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis).

Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam

keperawatan anak. Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan

secara cepat akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai teknis misalnya

distraksi, relaksasi,imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan

maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Respon emosi terhadap penyakit sangat bervariasi tergantung pada usia dan

pencapaian tugas perkembangan anak. Beberapa respon ini dilihat anak, mulai

dari perkembangan bayi hingga remaja. Seperti pada masa bayi mempunyai

respon emosi yang berbeda dalam menghadapi masalah seperti perpisahan

dengan orang tua, maka respon anak akan menangis, berteriak, menarik diri dan

menyerah pada situasi yaitu diam. Apabila tubuh merasa nyeri reaksi yang akan

dialami pada si anak adalah menangis dan reaksi tubuh unytuk mobilisasi (tidak

mau bergerak sama sekali). Masa balaita mempunyai respon emosi terhadap

penyakit atau situasi yang tidak menyenangkan, akan terjadi reaksi seperti

menangis sambil mencari ibunya, berhenti bicara, kehilangan keterampilan baru

yang di milikinya. Apabila terjadi perubahan rutinitas dan ritual dalam dirinya

maka anak akan mempunyai reaksi seperti menyerang dan menunjukan tingkah

laku protes. Pada anak masa pra sekolah, reaksi terhadap penyakit atau masalah

dirinya seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang

asing, hilangnya kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti regresi

Page 25: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 11

yaitu hilangnya control spingter, represi, proyeksi, displacement, agresi

(menyangkal), identifikasi, menarik diri, tingkah laku protes, selain itu juga

seperti lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain. Pada masa

sekolah respon terhadap dirinya seperti perpisahan , sakit pada tubuhb dan respon

emosinya adalah tingkah laku protes, bosan, kesepian, prustasi, regresi, menarik

diri, mencari informasi, merengek, mengertakan gigi, menggerang, bertridak

berani dan lain-lain. Pada masa remaja respon emosi terjadi apabila kehilangan

identitas, cedera tubuh, perpisahan dengan kelompok sebayanya takut pada

kehidupan kematian, maka reaksi yang di timbulkan pada masa remaja adalah

sebagai berikut tidak kooperatif, menafik diri, menuntut, agresi, kepercayaan

yang berlebihan, depresi, kesepuan dan bosan.

4. Tidak melakukan kekerasan pada anak

Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat

berarti dalam kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada anak dalam proses tumbuh

kembang maka kemungkinan pencapaian kematangan akan terhambat, dengan

demikian tindakan kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan

memperberat kondisi anak.

5. Modifikasi lingkungan fisik

Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan

keceriaan, perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak

selalu berkembangan nyaman di lingkungan.

E. Manajemen Kasus

Pengelola khasus secara komperhensif adalah bagian utama dalam pemberian

asuhan keperawatan secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai kasus baik yang akut maupun

kronis.Pendekatan psikologis yang dilakukan dengan mempersiapkan secara fisik,

memberikan kesempatan orang tua dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi

anak dan orang tua dan prinsif dalam upaya pencegahan ,peningkatan kesehatan

merupakan tanggung jawab perawat.

Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu berdampak dalam

proses penyembuhan pada anak, meningkatkan anak memiliki kebutuhan yang

spesifik dan berbeda satu sama lain. Keterlibatan orang tua dalam pengelolaaan kasus

juga dibutuhkan, karena proses perawatan dirumah adalah bagian tanggung jawabnya

Page 26: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 12

dalam meneruskan program perawatan dirumah sakit . Pendidikan dan keterampilan

mengelola kasus pada anak selama dirumah sakit, akan mampu memberikan

keterlibatan secara penuh bagi keluarga(orang tua) (Wong,D.L,1995).

F. Prinsip – Prinsip Keperawatan Anak

Terdapat prinsip atau dasar dalam keperawatan anak yang dijadikan sebagai

pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Perawat harus

memahaminya,mengingat ada beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan

asuhan. Diantara prinsip dalam asuhan keperawatan anak tersebut adalah pertama,

anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Prinsip dan

pandangan ini mengandung arti bahwa tidak boleh memandak anak dari ukuran fisik

saja sebagaimana orang dewasa melainkan anak sebagai individu yang unik yang

mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proese kematangan. Pola-

pola inilah yang harus dijadikan ukuran,bukan hanya bentuk fisiknya saja tetapi

kemampuan dan kematanganya.

Kedua, anak sebagai individu yang unik yang mempuyai kebutuhan sesuai

dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki kebutuhan

yang berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia

tumbuh kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seprti

kebutuhan nutrisi dan caitan, aktivitas, eliminasi, istirahat,tidur dan lain-lain. Selain

kebutuhan fisiologis tersebut ,anak juga sebagai individu yang membutuhkan

kebutuhan psikologis,sosial,spiritual. Hal tersebut dapat terlihat pada tahap usia

tumbuh kembang anak. Pada saat bersamaan perlu memandang tingkat kebutuhan

yang khusus yang di alami oleh anak.

Ketiga, pelayanan keperawatan berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan

peningkatan derajat kesehatan ,bukan hanya mengobati anak yang sakit. Upaya

pencegahan penyakitbdan peningkatan derajat kesehatan bertujuan untuk menurunkan

angka kesakitan dan kematian pada anak, mengingat anak adalah generasi penerus

bangsa.

Kempat, keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus

pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komperhensif

dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Untuk mensejahterakan anak,

keperawatan selalu mementingkan anak. Anak dikatakan sejahtera berarti anak tidak

merasakan gangguan psikologis ,seperti rasa cemas, takut dan lainya. Mereka selalu

Page 27: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 13

menikmati masa-masa kecil dengan penuh kesenangan dan kasih sayang. Kemudian

dalam upaya mensejahterakan anak tersebut, tidak lepas dari peran keluarga,sehingga

dalam memperbaiki mutu keperawatan selalu melibatkan keluarga.

Kelima, praktek keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga

untuk mencegah,mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup,

dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai aspek moral(etik) dan aspek

hukum(legal). Sebagai bagian dari keluarga anak harus dilibatkan dalam pelayanan

keperawatan, dalam hal ini harus terjadi kesepakatan antara keluarga, anak dan tim

kesehatan.

Keenam, tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan

maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak remaja sebagai mahluk

biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Upaya

kematangan pada anak adalah selalu memperhatikan lingkungan yang ada, baik anak

sebagai individu maupun anak sebagai bagian dari masyarakat.

Ketujuh, pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus

pada ilmu tumbuh kembang sebab ilmu tumbuh kembang ini yang aka mempelajari

aspek kehidupan anak.

G. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Anak

Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang memiliki,

lingkup yang dilakukan selama batas keprofesiannya. Sedangkan praktik keperawatan

ini sendiri merupakan tindakan mandiri perawatan professional dengan melalui kerja

sama secara kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan

keperawatan. lingkup praktik keperawatan anak merupakan batasan asuhan

keperawatan yang diberikan kepada klien anak dari usia 28 hari sampai 18 tahun atau

usia bayi baru lahir sampai 12 tahun (Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan

keperawatan pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu kebutuhan

untuk tumbuh kembang anak seperti asuh, asih, dan asuh (Sularyo, 1993).

Kebutuhan asuh

Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi

kebutuhan akan gizi atau nutrisi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan

dalam meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan

Page 28: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 14

dan pengobatan apabila sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan yang

layak, kebutuhan hygiene perseorangandan santitasi lingkungan yang sehat,

kebutuhan akan pakaian, kebutuhan kesehatan jasmanidan akan rekreasi, dan

lain-lain. Kesemuanya merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi pada

anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak.

Kebutuhan asih

Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau

memperbaiki psikologi anak. Perkembangan anak dalam kehidupan banyak

ditentukan perkembangan psikologis yang termasuk di dalamnya adanya

perasaan kasih sayang atau hubungan anak dengan orang tua atau orang di

sekelilingnya karena akan memperbaiki perkembangan psikososialnya.

Terpenuhinya kebutuhan ini akan mengingatkan ikatan kasih sayang yang erat

(bonding) dan terciptanya basic trust (rasa percaya yang kuat).

Kebutuhan asuh

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh anak, untuk

mencapai perkembangan dan pertumbuhan secara optimal dan sesuai dengan

usia tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan asuh (stimulasi mental) akan

memperbaiki perkembangan anak sejak dini sehingga perkembangan

psikososial, kecerdasan, kemandirian, dan kreativitas pada anak akan sesuai

dengan harapan atau usia perkembangan dan pertumbuhan.

Dalam memberikan layanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat

kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berada

dengan pelayanan keperawatan pada orang dewasa . Pemberian prioritas ini oleh

karena beberapa perbedaan antara anak dan dewasa, di antaranya :

Pertama , struktur fisik antara anak dan dewasa berbeda mulai dari ukurang

besarnya hingga aspek kematangan fisik, perbedaan tersebut dilihat dari ukuran

bahwa anak lebih kecil disbanding dengan orang dewasa yang cenderung lebih besar ,

demikian juga ketahanan fisik anak lebih rentan ketahanannya, relatif rendah

disbanding kan dengan orang dewasa yang mempunyai ketahanan fisik yang baik.

Kedua , proses fisiologis anak dengan oranh orang dewasa mempunyai perbedaan

dalam fungsi tubuh . Orang dewasa cenderung fungsi tubuh sudah mencapai

kematangan, sedangkan anak masaih dalam proses menuju kematangan , sehingga

dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu memperhatikan usia tumbuh

kembang.

Page 29: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 15

Ketiga , kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa juga berbeda, dimana

orang dewasa cendeung lebih tersisitematik ( sudah baik ) dibanding dengan anak

sebab fungsi otak orang dewasa lebih matang sedangkan pada anak cenderung masih

dalam proses perkembangan.

Keempat , tanggapan terhadap pengalaman masa lalu pada orang dewasa dan

anak mempunyai perbedaan , padac anak cenderung kepada dmpak psikologis ,

apabila pengalaman pada masa lalu yang dialami kurang mendukung , yang

berdampak pada tumbuh kembang anak , sedangkan orang dewasa cenderung sudah

mempunyai mekanisme koping yang baik dan matang.

H. Paradigma Keperawatan Anak

Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir dalam

penerapan ilmu keperawatan anak. Tanpa ini batasan dan lingkup keperawatan tidak

mudah dipahami secara jelas.Penggunaan paradigma keperawatan anak tetap

mengacu pada konsep paradigma keperawatan secara umum yang merupakan cara

pandang dalam suatu ilmi, landasan berpikir tersebut terdiri dari empat komponen

,diantaranya manusia dalam hal ini adalah anak, keperawatan, sehat-sakit, dan

lingkungan yang daoat digambarkan sebagai berikut.

Komponen paradigma keperawatan anak

1. Anak

Manusia (Anak)

Lingkungan

Keperawatan

Sehat-Sakit

Page 30: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 16

Dalam keperawatan anak ,yang menjadi individu (klien) dalam hal ini adalah

anak,anak diartikan sebagai seserorang yang berusia kurang dari 18th dalam

masa tumbung kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik ,

sosiologis, sosial, dan spiritual.

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan

masa pertumbuhan dan perkembangan yang di mulai dari bayi (0-1 th) usia

bermain / olddler (1-2,5thn), pra sekolah (2,5-5thn), usia sekolah(5-

11thn),hingga remaja (11-18thn). Rentang ini berbeda antara anak satu dengan

yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang

perubahan ,pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Dalam proses berkembang dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik,kognitif , konsep diri, pola

koping dan perilaku sosial.

Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama

akan tetap mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya

perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Ada

kalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan ada juga

perkembangan kognitif yang lambat. Hal tersebut juga di pengaruhi oleh latar

belakang anak. Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi

belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring

dengan pertumbuhan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki

anak hampir sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bhawa pola koping

pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi

anak menangis. Salah satu pola koping yang dimiliki anak adalah menangis

seperti bagai mana anak lapar, tidak sesuai dengan keinginannya , dan lain

sebagainya.

Kemudian perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang

terbentuk mulai bayi. Pada masa bayi prilaku sosial pada anak sudah dapat

dilihat seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak,

dengan menunjukan keceriaan (tidak menangis). Hal tersebut sudah mulai

menunjukan terbentuknya oerilaku sosial yang seiring perkembangan usian.

Perubahan perilaku sosial juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan yang

Page 31: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 17

ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya yaitu

anak-anak.

2. Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma kjeperawatan yang di maksud adalah

lingkungan eksternal maupun internal yang berperan dalam perubahan status

kesehatan anak , seperti keturunan , jenis kelami , emosi dan lain-lain . Contoh

lingkungan internal yang dapat berperan dalam perubahan status kesehatan ,

seperti pada anak lahir dengan memiliki kasus penyakin bawaan maka

dikemudian hari akan mengalami perubahan status kesehatan cenderung mudah

sakit. Kemudian contoh factor lingkungan eksternal yang berperan dalam status

kesehatan anak adalah gizi anak, peran orang tua , saudara , teman sebaya atau

masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut juga memiliki potensi untuk

mempengaruhi status kesehatan anak seperti apabila lingkungan anak tidak ada

dukungan untuk berkembang selalu tertekan , diberikan tanpa control yang jelas ,

tidak aman dan tanpa adanya kasih sayang , maka status kesehatan anak tidak

dapat mencapai tingkat kesejahteraan, dan bahkan anak cenderung mudah terjadi

sakit.

3. Keperawatan

Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keparawatan yang diberikan pada

anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan

melibatkan keluarga seperti adanya dukungan, pendidikan kesehatan, dan upaya

dalam rujukan ke tenaga kesehatan dalam program perawatan anak.

Upaya tersebut dapat tercapai dengan keterlibatan secara langsung pada

keluarga mengingat keluarga merupakan system terbuka yang anggotanya dapat

dirawat secara efektif, dan dalam keperawatan anak keluarga sangat berperan

dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, disamping keluarga sendiri

mempunyai peran yang sangat penting bagi perlindungan anakdan mempunyai

peran untuk memenuhi kebutuhan anak , keluarga juga mempunyai peran seperti

peran dalam mempertahankan kelangsungan hidup bagi anak dan keluarga,

menjaga keselamatan anak dan memsejahteraan anak untuk mencapai masa

depan yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam terwujud kesejahteraan

anak (Wong, 1995).

4. Sehat-Sakit

Page 32: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 18

Rentang sehat–sakit merupakan batasan yang dapat di berikan bantuan

pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak berada dalam

status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit kronis,

dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang

bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas rentang tersebut anak

membutuhkan bantuan perawat baik secara langsun g maupun tidak langsung,

seperti apabila anak berada dalam rentang sehat maka upaya perawat untuk

meningkatkan derajat kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik,

sosoal maupun spiritual. Demikian sebaiknya, apabila anak dalam kondisi krisis

atau meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada

keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang

sempurna baik fisik , mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit dan

kelemahan (WHO, 1974) yang memiliki ciri sebagai berikut : Memiliki

kemampuan merefleksikan perhatian induvidu sebagai manusia, memiliki

pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal

maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

I. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan anak ,perawat mempunyai peran dan fungsi

sebagai perawat anak di antaranya :

Pemberi perawatan

Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keparawatan anak,

sebagai perawat anak , pemberi pelayanan keperawatan dapat dilakukan

dengan memenuhi kebutuhan dasar anak seperti kebutuhan asah, asih, dan

asuh.

Sebagai advocate keluarga

Selain melakukan tugas utama dalam merawat anak , pearawat juga mampu

menjadi advocat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal

seperti dalam menentukan haknya sebagai klien.

Pendidikan

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak , perawat harus mampu

menjadi peran pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku

pada anak atau keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan

khususnya dalam keperawatan. Melalui pendidikan ini diupayakan anak tidak

Page 33: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 19

lagi mengalami gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak

sehat.

Pencegah penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan

sehingga setiap dalam melakukan asuhan keperawatan yang harus selalu

mengutamakan tindakan pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai

dampak dari penyakit atau masalah yang diderita.

Konseling

Merupakan upaya perawat dalam melaksanakan perannya dengan memberikan

waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh anak maupun

keluarga. Berbagai masalah tersebut dihararapkan mampu diatasai dengan

cepat dan harapan pula tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga

maupun anak itu sendiri. Konseling ini dapat memberikankemandirian

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

Kolaborasai

Merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan

dilaksanakan perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan tidak

akan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus

melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, psikolog, dan lain-lain,

mengingat anak merupakan induvidu yang kompleks yang membutuhkan

perhatian dalam perkembangan.

Pengambilan keputusan etik

Dalam mengambil keputusan , perawat mempunyai peran yang sangat penting,

sebab perawat selalu berhubungan dengan anak kurang lebih 24 jam selalu di

samping anak, maka peran sebagai pengambilan keputusan etik dapat

dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan pelayanan keperawatan.

Peneliti

Peran ini sangan penting dimiliki oleh semua perawat anak. Sebagai peneliti

perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan anak, yang dapat

dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran sebagai

peneliti dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

anak (Wong, D.L, 1995).

J. Konsep Keperawatan Anak

Contoh konsep keperawatan anak pada kasus BBLR

Page 34: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 20

1. Pengkajian

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah

kesehatan. Data subyektif terdiri dari

Biodata atau identitas pasien :

Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin

Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau

kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura

A, 1997 : 6).

Riwayat kesehatan

Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal

pada kasus BBLR yaitu:

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok

ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,

kardiovaskuler dan paru.

Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,

kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.

Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak

teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan

postdate atau preterm).

Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat

erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :

Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta

previa.

Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat

penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.

Riwayat post natal

Yang perlu dikaji antara lain :

Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)

asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.

lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).

Page 35: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 21

Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus anetrecial

aesofagal.

Pola nutrisi

Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi

gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu

diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk

mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat

intravena.

Kebutuhan parenteral

Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%

Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%

Kebutuhan nutrisi enteral

BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam

BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam

BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam

Kebutuhan minum pada neonatus :

Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari

Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari

Pola eliminasi

Yang perlu dikaji pada neonatus adalah

BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.

BAK : frekwensi, jumlah

Latar belakang sosial budaya

Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,

ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika

Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu

melakukan diet ketat atau pantang makanan tertentu.

Hubungan psikologis

Page 36: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 22

Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan

ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi

akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat

hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena

memerlukan perawatan yang intensif

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan

pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku

(Effendi Nasrul, 1995)

Keadaan umum

Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih.

Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan

menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap

rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya

tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus

yang baik.

Tanda-tanda Vital

Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia

benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi

37 –

normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali

permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur

(Potter Patricia A, 1996 : 87).

Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk

menentukan kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).

1. Kulit

Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada

bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.

2. Kepala

Page 37: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 23

Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom,

ubun-ubun besar cekung atau cembung kemungkinan adanya

peningkatan tekanan intrakranial.

3. Mata

Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding

conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi

terhadap cahaya.

4. Hidung

terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.

5. Mulut

Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.

6. Telinga

Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan

7. Leher

Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek

8. Thorax

Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing

dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.

9. Abdomen

Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus

costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit

berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya hernia diafragma,

bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi, sering

terdapat retensi karena GI Tract belum sempurna.

10. Umbilikus

Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda –

tanda infeksi pada tali pusat.

11. Genitalia

Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak

muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia

mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang

perdarahan.

12. Anus

Page 38: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 24

Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta

warna dari faeses.

13. Ekstremitas

Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah

tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan

serta jumlahnya.

14. Refleks

Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking

lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan

susunan syaraf pusat atau adanya patah tulang (Iskandar Wahidiyat,

1991 : 155 dan Potter Patricia A, 1996 : 109-356).

c. Data Penunjang

Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam

menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat

memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan adalah

:Darah : GDA > 20 mg/dl, test kematangan paru, CRP, Hb dan Bilirubin : >

10 mg/dl

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul

a) Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan produksi surfactan yang

belum optimal.

b) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan reflek

menghisap lemah.

c) Resiko terjadinya hipoglikemia b/d meningkatnya metabolisme tubuh

neonatus

d) Resiko terjadinya hipotermia b/d lapisan lemak kulit yang tipis

e) Resiko terjadinya infeksi b/d tali pusat yang belum kering, imunitasyang

belum sempurna, ketuban meconial

f) Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan

rawat terpisah.

3. Rangkuman

Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat mendasar,

yaitu munculnya orientasi pelayanan dari perawatan isolasi menjadi rooming in,

Page 39: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 25

dengan diterimanya familiy centred care atauu asuhan yang berpusat pada keluarga

sebagai satu pendekatan dalam merawat anak.

Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai individu yang unik,

yang punya potensi untuk tumbuh dan berkembang. Anak bukanlah miniatur orang

dewasa, melainkan individu yang sedang berada dalam proses tumbuh-kembang dan

mempunyai kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang sehat-sakit, anak

membutuhkan bantuan perawat baik secara langsung maupun tidak langsung

ssehingga tumbuh-kembangnya dapat terus berjalan. Orang tua diyakini sebagai orang

yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan anak, baik dalam

keadaan sehat maupun sakit, sedangkan perawat memberikan bantuan apabila

keluarga tidak mampu melakukannya.

4. Penugasan dan Umpan Balik

Obyek Garapan:

Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan

Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi

materi kuliah

15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2

pertanyaaan multiple Choise

Tujuan Tugas: mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan anak

Uraian Tugas:

Obyek garapan: tumbuh kembang anak

Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan: mengidentifikasi tumbuh kembang

anak di masyarakat (Posyandu, Kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak, SD,

SMP, SMA)

Metode/cara pengerjaan, acuan yang digunakan: SOP pengukuran antropometri,

DDST, KPSP, TDD, TDL, GPPH, KMME, dan Chat

Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: hasil pengukuran tumbang

Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai

kompetensi yang ada dalam RPS:

Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)

Page 40: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 26

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara

bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan

belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ

Laboratorium

Pelaksanaan ujian komprehensif (+ lab) jadwal menyusul

Tujuan Tugas: Mengidentifikasi Menjelaskan tentang Materi terkait

1. Uraian Tugas:

a. Obyek garapan: Makalah Ilmiah Judul pada TM yang dimaksud

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Membuat makalah tentang materi terkait pada masing-masing Materi yang

disebutkan

Membuat PPT

Presentasi Makalah

c. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: Makalah Ilmiah pada sistem

terkait

d. Metode Penulisan

Substansi

Halaman Judul

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

(1.1 Latar belakang, 1.2 Tujuan Penulisan)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

(2.1 Dst…Berisikan Materi terkait)

Bab 3 Penutup

(3.1 Kesimpulan, 3.2 Saran)

Daftar Pustaka

Page 41: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 27

B. Kegiatan Belajar 6-10

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

a. Asuhan keperawatan kepada anak sakit akut, serta keluarganya

b. Intervensi Keperawatan pada anak sehat/sakit

2. Uraian Materi

Askep Anak Sakit

Dosen: Inayatur Rosyidah, M.Kep.

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian riwayat penyakit

a) Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami masalah

saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai anak berusia

todler atau masuk sekolah atau daycare.

b) Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang

utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif atau

bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.

c) Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu menghadapi

perilaku anak.

d) Orang tua mungkin melaporkan berbagai usaha mereka untuk mendisplinkan

anak atau mengubah perilaku anak dansemua itu sebagian besar tidak berhasil.

2. Penampilan umum dan perilaku motorik

a) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyang-goyang

saat mencoba melakukannya.

b) Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain dengan

sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.

c) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat melakukan

suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan

berakhir dan gagal memberikan perhatian pada apa yang telah dikatakan.

d) Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik

yang lain. Anak dapat tampak imatur atau terlambat tingkat perkembangannya

3. Mood dan afek

a) Mood anak mungkin labil, bahkan sampai marah-marah atau tempertantrum.

b) Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.

c) Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak

memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.

Page 42: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 28

d) d)Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan

dan kemarahan.

4. Proses dan isi pikir

Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk mempelajari

anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat perkembangan.

5. Sensorium dan proses intelektual

a) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau persepsi

seperti halusinasi.

b) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi

tergangguan secara nyata.

c) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2 atau 3

menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.

d) Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab, saya

tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan atau tidak

dapat berhenti memikirkan sesuati.

e) Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang yang

mampu menyelesaikan tugas.

6. Penilaian dan daya tilik diri

a) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang buruk

dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak

b) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan impulsif,

seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang tinggi.

c) Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak kecil.

d) Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika

dibandingkan dengan anak seusianya.

e) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama

sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.

f) Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, “tidak ada yang menyukaiku di

sekolah”, tetapi mereka tidak dapat menghubungkan kurang teman dengan

perilaku mereka sendiri.

7. Konsep diri

a) Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara umum

harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.

Page 43: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 29

b) Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak teman,

dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah, mereka biasanya

merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.

c) Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri sebagai

orang yang buruk dan bodoh

8. Peran dan hubungan

a) Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun sosial.

b) Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan

perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.

c) Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan

berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis dan

diterapi.

d) Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan yang

terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara fisik,

bahkan memukul orang tua atau merusak barang-barang miliki keluarga.

e) Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara fisik.

f) Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh

atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami

ADHD yang meningkatkan penolakan anak.

9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri

Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak meluangkan

waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat duduk selama

makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur juga merupakan

masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku ceroboh atau berisiko,

mungkin juga ada riwayat cedera fisik.

B. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan hiperaktif

mencakup :

1. Rambut yang halus

2. Telinga yang salah bentuk

3. Lipatan-lipatan epikantus

4. Langit-langit yang melengkung tinggi serta

5. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja

Page 44: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 30

6. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis serta

permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang halus.

C. Pemeriksaan penunjang

1. Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan dapat menegakan diagnosis

gangguan hiperaktif. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan

memperlihatkan jumlah gelombang lambat yang bertambah banyak pada

elektroensefalogram (EEG). Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat

membantu di dalam melakukan penilaian tentang ketidakmampuan belajar pada

anak.

2. Alat-alat berikut ini dapat untuk mengidentifikasi anak-anak dengan gangguan ini.

a) Bebas dari distraksibilitas (aritmatika, rentang anka, dan pengkodean)

b) Daftar periksa gangguan (misal: Copeland symptom checklist for attention.

Defisit Disorders, attention Deficit Disorders Evaluation Scale)

3. Wechsler Intelligence Scale for Children, edisi 3 (WISC_III) juga sering

digunakan, sering terlihat kesulitan meniru rancangan.

D. DIAGNOSA

1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan disabilitas perkembangan

(hiperaktivitas).

2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.

3. Resiko perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan anak dengan

gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.

4. Resiko cedera berhubungan dengan psikologis (orientasi tidak efektif)

5. Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan penyakit mental

(hiperaktivitas), kurang konsentrasi.

3. Rangkuman

Peran penting seorang perawat profesional dalam menjalankan asuhan keperrawatan

adalah sebagai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik,

perencana kesehatan, dan peneliti.

4. Penugasan dan Umpan Balik

Obyek Garapan:

Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan

Page 45: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 31

Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi

materi kuliah

15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2

pertanyaaan multiple Choise

Tujuan Tugas: Mengidentifikasi Menjelaskan tentang Materi terkait

1. Uraian Tugas:

a. Obyek garapan: Makalah Ilmiah Judul pada TM yang dimaksud

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Membuat makalah tentang materi terkait pada masing-masing Materi yang

disebutkan

Membuat PPT

Presentasi Makalah

c. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: Makalah Ilmiah pada sistem

terkait

d. Metode Penulisan

Substansi

Halaman Judul

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

(1.1 Latar belakang, 1.2 Tujuan Penulisan)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

(2.1 Dst…Berisikan Materi terkait)

Bab 3 Penutup

(3.1 Kesimpulan, 3.2 Saran)

Daftar Pustaka

Page 46: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 32

C. Kegiatan Belajar 11

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Pendidikan kesehatan pada anak dan keluarga

2. Uraian Materi

Pendidikan Kesehatan Anak

Dosen: Hindyah Ike, M.Kep.

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dianmis,

dimana perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer materi atau teori dar

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,

perubahan tersebut tejadi akibat adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok, dan masyarakat itu sendiri (Wahit dkk, 2006 dalam Mubarak &

Chayatin, 2009). Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep

pendidikan di dalam bidang kesehatan (Sumijatun, dkk, 2006).

Menurut Committee President on Health Education(1997), yang dikutip

Soekidjo Notoadmojo, pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani

kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan (Mubarak &

Chayatin, 2009).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) tujuan utama pendidikan kesehatan

adalah agar individu mampu untuk:

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah kesehatan yang

dihadapi dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar.

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf

hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut UndangUndang

Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO adalah meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik,

mental, dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

Pendidikan kesehatan dilakukan disemua program kesehatan, baik pemberantasan

penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,

maupun program kesehatan lainnya. Steward (1986, dalam Machfoedz &

Page 47: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 33

Suryani, 2003) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan dapat berpengaruh

mengubah perilaku perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk tercapai

pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) Ruang lingkup pendidikan kesehatan

terdiri dari:

1) Dimensi Sasaran

Berdasarkan dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

2) Dimensi tempat pelaksanaan

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat, dengan

sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:

a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran

murid.

b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan

sasaran pasien atau keluarga pasien.

c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja, dengan sasaran buruh atau

karyawan yang bersangkutan.

3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan

Menurut Leavel&Clark, pendidikan kesehatan dapat dilakukan

berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) , yaitu

sebagai berikut :

a. Peningkatan kesehatan

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan melalui beberapa

kegiatan berikut ini.

(1) Pendidikan kesehatan

(2) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti

penyuluhan tentang masalah gizi.

(3) Pengamatan tumbuh kembang anak (growth and

development monitoring).

(4) Pengadaan rumah sehat

Page 48: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 34

(5) Konsultasi perkawinan

(6) Pendidikan seks

(7) Pengendalian lingkungan

(8) Program P2M (pemberantasan penyakit menular) melalui

kegiatan imunisasi dan pemberantasan vektor

(9) Stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga dan

asuhan keperawatan pada anak atau balita serta tentang

penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan

(10)Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan

hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus,

dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor.

(11)Asuhan keperawatan pre-natal dan pelayanan keluarga berencana

(12)Perlindungan gigi

(13)Penyuluhan untuk pencegahan keracunan

3. Rangkuman

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dianmis, dimana

perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer materi atau teori dar seseorang ke

orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut

tejadi akibat adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, dan masyarakat itu

sendiri

4. Penugasan dan Umpan Balik

Tujuan Tugas: Mengidentifikasi Menjelaskan tentang Materi terkait

1. Uraian Tugas:

a. Obyek garapan: Makalah Ilmiah Judul pada TM yang dimaksud

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Membuat makalah tentang materi terkait pada masing-masing Materi yang

disebutkan

Membuat PPT

Presentasi Makalah

c. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: Makalah Ilmiah pada sistem

terkait

d. Metode Penulisan

Substansi

Page 49: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 35

Halaman Judul

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

(1.1 Latar belakang, 1.2 Tujuan Penulisan)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

(2.1 Dst…Berisikan Materi terkait)

Bab 3 Penutup

(3.1 Kesimpulan, 3.2 Saran)

Daftar Pustaka

Page 50: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 36

D. Kegiatan Belajar 12

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Fungsi advokasi bagi anak/keluarga dan pengambilan keputusan

2. Uraian Materi

Advokasi

Dosen: Hindyah Ike, M.Kep.

1. Pengertian advokasi

Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap

seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan

di bidang hukum atau pengadilan.

Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap

setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama

dengan yang dinyatakan oleh Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar

falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif

kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri (Priharjo,1995).

Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang

advocator adalah menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati

agar tidak bertentangan dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang

dipilih klien. Seorang advokator menginformasikan hak-hak klien dalam situasi

apapun sehingga klien dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus peran advokasi

perawat adalah menghargai keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien.

Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai

dan penting bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang terbaik

untuk mencapai nilai-nilai yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai

yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang lain.

2. Peran perawat sebagai advokasi

a. Pengertian peran

Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki

posisinya menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy,

1994). Selanjutnya menurut Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa

peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial

yang berhubungan dengan fungsi individu di masayarakat dan keluarga.

Sedangkan menurut Stuart and Sundeen, 1998 peran adalah serangkaian pola

Page 51: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 37

dan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan

fungsi individu diberbagai kelompok.

Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat

dikatakan bahwa peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat

dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan

keperawatan yang profesional.

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran

Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:

a) pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya

tindakan, merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi

suatu perilaku;

b) keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup

bermasyarakat;

c) nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai

adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.

Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan

fasilitas institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang

memungkinkan serta fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk

berprilaku atau berperan dalam komunitasnya. Faktor pendorong (reinforcing

factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau

perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku

komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan

berperilaku seperti dia.

c. Pengertian Perawat

Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan

pelayanan kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk

pelayanan biologis, psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu,

keluarga dan masyarakat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan

dan kewenangannya melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang

dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Gaffar). Seorang

perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan

keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan

asuhan keperawatan (Gaffar).

Page 52: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 38

Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan

berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya

(Depkes RI,2002).

d. Peran Perawat

Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan

mempunyai kedudukan dalam suatu system pelayanan kesehatan

(Pusdiknakes,1989), menurut Doheney (1992) peran perawat terdiri dari:

1) Care giver/pemberi pelayanan

a) Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.

b) Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa

keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah

psikologis.

c) Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose

keperawatan yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana

sampai dengan komplek.

2) Clien advocate/pembela pasien

Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan

memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan

(inform consent) atas tidakan keperawatan yang diberikan.

3) Consellor/konseling

a) Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi

klien terhadap keadaan sehat sakitnya.

b) Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan

metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.

c) Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa

lalu.

d) Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku

hidup sehat (prubahan pola interaksi)

4) Educator /pendidik

Page 53: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 39

a) Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara

spontan (saat interaksi) maupun secara disiapkan.

b) Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam

upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan

tindakan yang spesifik.

c) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care

Planning.

5) Coordinator/koordinator

Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan

pelayanan dari semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak

pelayanan dari banyak profesional misalnya nutrisi maka aspek yang harus

diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara

memberikan, monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya.

6) Collaborator/kolaborasi

Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya

berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk

tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, memberi

dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai profesional

pemberi pelayanan kesehatan.

7) Consultan/konsultan

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan

informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini

dapat dikatakan keperawatan adalah sumber informasi yang berkaitan

dengan kondisi spesifik klien.

8) Change agent/perubah

Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis

dalam hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada

klien.

9) Peranan perawat sebagai advokator

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien

dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,

membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua

informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan

pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus

Page 54: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 40

mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator

dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus

dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela

klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan

masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-

hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien

berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang

berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani

perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:

a) Penyakit yang dideritanya;

b) Tindakan medik apa yang hendak dilakukan;

c) Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan

untuk mengatasinya;

d) Alternatif terapi lain beserta resikonya;

e) Prognosis penyakitnya;

f) Perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang

dideritanya;

g) Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;

h) Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang

bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;

i) Hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan

dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit

yang dideritanya (informed consent);

3. Rangkuman

Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang

yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang

hukum atau pengadilan. Peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat

dalam menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan

yang profesional. Pengambilan keputusan (decision making) merupakan suatu proses

pemikiran dari pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi kedepan.

Proses pengambilan keputusan: identifikasi masalah, pengumpulan dan penganalisis

Page 55: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 41

data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan salah satu alternatif terbaik,

pelaksanaan keputusan dan pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.

4. Penugasan dan Umpan Balik

Obyek Garapan:

Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan

Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi

materi kuliah

15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2

pertanyaaan multiple Choise

Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya sesuai

kompetensi yang ada dalam RPS:

Mahasiswa dibagi 5 kelompok (tiap kelompok terdiri atas 7-10 mahasiswa)

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk belajar SOP di laboratorium secara

bergantian (sesuai jadwal), apabila merasa kurang expert maka diberi kesempatan

belajar dilaboratorium secara mandiri dengan kontrak terlebih dahulu pada PJ

Laboratorium

Pelaksanaan ujian komprehensif (+ lab) jadwal menyusul

Page 56: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 42

E. Kegiatan Belajar 13

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Melakukan kerjasama dengan sumber kesehatan yang ada dimasyarakat, melakukan

rujukan pasien, mendokumentasikan pengkajian MTBS dengan benar, dan Gender

dalam Keperawatan

2. Uraian Materi

Konsep MTBS

Dosen: Hindyah Ike, M.Kep.

A. PENGERTIAN

MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated

Management of Childhood Illness (IMCI dalam bahasa Inggris) adalah suatu

pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus

kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan

merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana

balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan

kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak

balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu,

Polindes, Poskesdes, dll.

Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap untuk

mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita.

Dikatakan lengkap karena meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif

(pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling (promotif). Badan Kesehatan

Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan

negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan dan

kecacatan pada bayi dan balita.

Di Indonesia, MTBS sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1996 oleh

Departemen Kesehatan yangbekerjasama dengan WHO. Layanan ini tidak hanya

kuratifnya saja tapi sekaligus pelayanan preventifdan promotifnya. Tujuan dari

pelatihan ini yaitu dihasilkannya petugas kesehatan yang terampilmenangani bayi dan

balita sakit dengan menggunakan tatalaksana MTBS. Sasaran utama pelatihanMTBS

ini adalah perawat dan bidan, akan tetapi dokter Puskesmas pun perlu terlatih MTBS

agar dapatmelakukan supervisi penerapan MTBS di wilayah kerja

Puskesmas.Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang

digagas oleh WHO danUNICEF untuk menyiapkan petugas kesehatan melakukan

Page 57: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 43

penilaian, membuat klasifikasi sertamemberikan tindakan kepada anak terhadap

penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa.MTBS bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan petugas, memperkuat sistem kesehatan

sertameningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat yang

diperkenalkan pertama kalipada tahun 1999.MTBS dalam kegiatan di lapangan

khususnya di Puskesmas merupakan suatu sistem yangmempermudah pelayanan serta

meningkatkan mutu pelayanan.

Di bawah ini dapat dilihat penjelasan MTBS merupakan suatu sistem.

1. .Input

Balita sakit datang bersama kelaurga diberikan status pengobatan dan formulir

MTBS Tempat danpetugas : Loket, petugas kartu

2. Proses

Balita sakit dibawakan kartu status dan formulir MTBS.

Memeriksa berat dan suhu badan

Apabila batuk selalu mengitung napas, melihat tarikan dinding dada dan

mendengar stridor

Apabila diare selalu memeriksa kesadaran balita, mata cekung, memberi

minum anak untuk melihatapakah tidak bias minum atau malas dan mencubit

kulit perut untuk memeriksa turgor

Selalu memerisa status gizi, status imunisasi dan pemberian kapsul

Vitamin A Tempat dan petugas : Ruangan MTBS, case manager (Bidan yang

telah dilatih MTBS)

3. Output

Klasifikasi yang dikonversikan menjadi diagnosa, tindakan berupa

pemberian terapi dan konselingberupa nasehat pemberian makan, nasehat

kunjungan ulang, nasehat kapan harus kembali segera.Konseling lain misalnya

kesehatn lingkungan, imunisasi, Konseling cara perawatan di rumah. Rujukan

diperlukan jika keadaan balita sakit membutuhkan rujukan

Praktek MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan yaitu:

a. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana balita sakit

(petugas kesehatan non-dokter yang telah terlatih MTBS dapat memeriksa dan

menangani pasien balita)

Page 58: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 44

b. Memperbaiki sistem kesehatan (banyak program kesehatan terintegrasi

didalam pendekatan MTBS)

c. Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan

upaya pencarian pertolongan balita sakit (berdampak meningkatkan

pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

B. TUJUAN MTBS

Menurunkansecara bermakn aangka kematian dan kesakitan yang terkait penyakit

tersering pada balita.

Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak.

Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian perinatal 0 – 7 hari

terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9 %), prematuritas (32,4 %),

sepsis (12,0 %).Kematian neonatal 7 – 29 hari disebabkan oleh sepsis (20,5 %),

malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %). Kematian bayi

terbanyak karena diare (42 %) dan pneumonia (24 %), penyebab kematian balita

disebabkan diare (25,2 %), pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).

Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana dengan

MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara lain

pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah gizi

(malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada MTBS adalah dengan

menggunakan algoritma sederhana yang digunakan oleh perawat dan bidan untuk

mengatasi masalah kesakitan pada Balita. Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa

MTBS merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah

kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare,

campak malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan

tersebut

Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya dimanfaatkan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar

(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll). MTBS

mengkombinasikan perbaikan tatalaksana kasus pada balita sakit (kuratif) dengan

aspek gizi, imunisasi dan konseling ( promotif dan preventif). Agar penerapan

MTBS dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka diperlukan langkah-

langkah secara sistematis dan menyeluruh, meliputi pengembangan sistem

Page 59: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 45

pelatihan, pelatihan berjenjang, pemantauan pasca pelatihan, penjaminan

ketersediaan formulir MTBS, ketersediaan obat dan alat, bimbingan teknis dan

lain-lain.

Dari kedua survey di atas, menunjukkan bahwa kematian neonatal

mendominasi penyebab kematian bayi dan balita. Puskesmas dikatakan sudah

menerapkan MTBS apabila memenuhi kriteria melaksanakan/melakukan pendekatan

MTBS minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit di puskesmas tersebut.

Mengingat MTBS telah diterapkan di Indonesia sejak 1997 dan banyak pihak

yang telah berkontribusi dalam pelatihan MTBS, tentunya banyak tenaga kesehatan

yang telah dilatih MTBS dan banyak insitusi yang terlibat di dalamnya. Sudah banyak

fasilitator dilatih MTBS dan para fasilitator ini sudah melatih banyak tenaga

kesehatan, baik di tingkat desa dan puskesmas.

Keberhasilan penerapan MTBS tidak terlepas dari adanya monitoring pasca

pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan

prasarana pendukung pelaksanaan MTB termasuk kecukupan obat-obatan. Namun,

hal tersebut seringkali dihadapkan pada keterbatasan alokasi dana, sehingga

diperlukan suatu metode lain untuk meningkatkan ketrampilan bidan dan perawat

serta dokter akan MTBS melalui komputerisasi atau yang lebih dikenal dengan

ICATT (IMCI Computerize Adaptation Training Tools), yaitu suatu aplikasi

inovatifsoftware berbasis komputer untuk MTBS yang mempunyai 2 tujuan:

a. Untuk adaptasi pedoman MTBS

b. Untuk pelatihan MTBS melalui komputer memeriksa tanda-tanda bahaya umum

seperti:

- Apakah anak bisa minum/menyusu?

- Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

- Apakah anak menderita kejang ?

Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak tidak sadar

letargis/?

Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:

a. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?

b. Apakah anak menderita diare?

c. Apakah anak demam?

d. Apakah anak mempunyai masalah telinga?

e. Memeriksa status gizi

Page 60: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 46

f. Memeriksa anemia

g. Memeriksa status imunisasi

h. Memeriksa status pemberian vitamin A

i. Menilai masalah/keluhan-keluhan lain

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan

mengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu petugas melakukan langkah-

langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/klasifikasi.

Tindakan yang dilakukan dapat berupa:

a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah

b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah

c. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah,

misal aturan penanganan diare di rumah

d. Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama

anak sakit maupun dalam keadaan sehat

e. Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan

Perlu diketahui, untuk bayi yang berusia s/d 2 bulan, dipakai penilaian dan

klasifikasi bagi Bayi Muda (0-2 bulan) memakai Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM) yang merupakan bagian dari MTBS. Penilaian dan klasifikasi bayi

Pemeriksaan dan tindakan secara lengkap tentunya tidak akan diuraikan

disini karena terlalu panjang. Sebagai gambaran, untuk penilaian dan

tindakan/pengobatan bagi setiap balita sakit, pendekatan MTBS memakai 1 set

Bagan Dinding yang ditempelkan di tembok ruang pemeriksaan dan dapat

memenuhi hampir semua sisi tembok ruang pemeriksaan MTBS di Puskesmas

dan formulir pencatatan baik bagi bayi muda (0-2 bulan) maupun balita umur 2

bulan-5 tahun. Sedangkan untuk pelatihan petugas, diperlukan 1 paket buku yang

terdiri dari 7 buku Modul, 1 buku Foto, 1 buku Bagan, 1 set bagan dinding serta 1

set buku Pedoman Fasilitator dengan lama pelatihan selama 6 hari ditambah

pelajaran pada sesi malam.

C. MENANYAKAN KELUHAN UTAMA

Beberapa jenis pertanyaan yang penting untuk diajukan terkait dengan Menilai

batuk atau sukar bernapas dan klasifikasinya, menilai diare dan klasifikasinya,

menilai demam dan klasifikasinya, serta menilai masalah telinga dan

klasifikasinya.

Page 61: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 47

Menilai batuk atau sukar bernapas dan klasifikasinya

Setelah memeriksa tanda bahaya umum, ditanyakan kepada ibu apakah

menderita batuk atau sukar bernapas, jika anak batuk atau sukar bernapas, sudah

berapa lama, menghitung frekuensi napas, melihat tarikan dinding dada bawah ke

dalam, dan melihat dan dengar adanya stridor. Kemudian dilakukan klasifikasi apakah

anak menderita pneumonia berat, pneumonia atau batuk bukan pneumonia.

Menilai diare dan klasifikasinya

Setelah memeriksa batuk atau suka bernapas, petugas menanyakan kepada ibu

apakah anak menderita diare, jika anak diare, tanyakan sudah berapa lama, apakah

beraknya berdarah (apakah ada darah dalam tinja). Langkah berikutnya adalah

memeriksa keadaan umum anak, apakah anak letargis atau tidak sadar, apakah anak

gelisah dan rewel/mudah marah; melihat apakah mata anak cekung, memeriksa

kemampuan anak untuk minum: apakah anak tidak bisa minum atau malas minum,

apakah anak haus minum dengan lahap; memeriksa cubitan kulit perut untuk

mengetahui turgor: apakah kembalinya sangat lambat (lebih dari 2 detik) atau lambat.

Setelah penilaian didapatkan tanda dan gejala diare, maka selanjutnya diklasifikasikan

apakah anak menderita dehidrasi berat, ringan/sedang, tanpa dehidrasi, diare pesisten

berat, diare persisten atau disentri.

Menilai demam dan klasifikasinya. Demam merupakan masalah yang sering

dijumpai pada anak kecil. Tanyakan kepada ibu apakah anak demam, selanjutnya

periksa apakah anak teraba panas atau mengukur suhu tubuh dengan termometer.

Dikatakan demam jika badan anak teraba panas atau jika suhu badan 37,5 derajat

celcius atau lebih. Jika anak demam, tentukan daerah resiko malaria: resiko tinggi,

resiko rendah atau tanpa resiko malaria. Jika daerah resiko rendah atau tanpa resiko

malaria, tanyakan apakah anak dibawa berkunjung keluar daerah ini dalam 2 minggu

terakhir. Jika ya, apakah dari resiko tinggi atau resiko rendah malaria kemudian

tanyakan sudah berapa lama anak demam. Jika lebih dari 7 hari apakah demam terjadi

setiap hari, lihat dan raba adanya kaku kuduk, lihat adanya pilek, apakah anak

menderita campak dalam 3 bulan terakhir, lihat adanya tanda-tanda campak: ruam

kemerahan di kulit yang menyeluruh dan terdapat salah satu gejala berikut: batuk,

pilek atau mata merah.

Kemudian klasifikasikan apakah anak menderita penyakit berat dengan

demam, malaria atau demam mungkin bukan malaria. Jika anak menderita campak

saat ini atau 3 bulan terakhir: lihat adanya luka di mulut, apakah lukanya dalam atau

Page 62: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 48

luas, lihat apakah matanya bernanah, lihat adakah kekeruhan pada kornea mata.

Kemudian klasifikasikan apakah anak menderita campak, campak dengan komplikasi

berat, atau campak dengan komplikasi pada mata atau mulut. Jika demam kurang dari

7 hari, tanyakan apakah anak mengalami perdarahan dari hidung atau gusi yang cukup

berat, apakah anak muntah: sering, muntah dengan darah atau seperti kopi; apakah

berak bercampur darah atau berwarna hitam; apakah ada nyeri ulu hati atau anak

gelisah; lihat adanya perdarahan dari hidung atau gusi yang berat, bintik perdarahan di

kulit (petekie), periksa tanda-tanda syok yaitu ujung ekstrimitas teraba dingin dan

nadi sangat lemah atau tak teraba. Kemudian klasifikasikan apakah anak menderita

Demam Berdarah Dengue (DBD), mungkin DBD atau demam mungkin bukan DBD.

Menilai masalah telinga dan klasifikasinya

Setelah memerisa dalam , petugas menanyakan kepada ibu apakah

telinganya.jika anak mempunyai masalah telinga tanyakan apakah telinga nya

sakit,lihat apakah nanah ada keluar dari telinga,raba adakah pembangkakan nyeri di

belakang telinga.kemudian klasifikasikan apakah anak menderita mostoiditis,infeksi

telinga akut,infeksi telinga kronis atau tidak ada infeksi telinga.

memeriksa status gizi dan anemi serta klasifikasinya

setiap anak harus di periksa status gizi nya,karna kekurangan gizi merupakan

masalah yang sering ditemukan,terutama diantara penduduk miskin.langkah nya yaitu

apakah anak tampak sangat kurus,memeriksa pembengkakan pada kedua

kaki,memeriksa kepucatan telapak tangan dan membandingkan beret badan anak

menurut umur.kemudian mengklasifikasikan sesuai tanda dan gejala apakah gizi

buruk dan atau anami berat,bawah garis merah (BMG) dan atau anemi, tidak BMG

dan tidak anemi.

Menasehati ibu.

Nasehat bagi ibu meliputi menilai cara pemberian makan anak, anjuran

pemberian makan selama sakit dan sehat, menasehati ibu tentang masalah pemberian

makan, meningkatkan pemberian cairan selama sakit, menasehati ibu kapan harus

kembali dan menasehati ibu tentang kesehatannya sendiri.

Pemberian pelayanan tindak lanjut

Kegiatan ini berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak

datang atau kunjungan ulang. Pelayanan pada anak yang datang untuk tindak lanjut

menggunakan kotak-kotak yang sesuai klasifikasi anak sebelumnya. Jika anak

Page 63: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 49

mempunyai masalah baru lakukan penilaian, klasifikasi dan tindakan terhadap

masalah baru tersebut seperti pada bagan penilaian dan klasifikasi.

3. Rangkuman

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) bagi bayi muda yang berusia kurang dari 2

bulan merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi muda sakit yang

datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya

kuratif terhadap penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, diare, ikterus, berat badan

rendah dan/ atau masalah pemberian ASI dan upaya promotif dan preventif yang

meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang

bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan

morbiditas karena penyakit tersebut.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan pelayanan

terhadap bayi muda sakit yang dikembangkan oleh WHO. Dengan MTBS dapat

ditangani secara lengkap kondisi kesehatan bayi muda pada tingkat pelayanan

kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif dan

promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari pemberdayaan

masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak. Program MTBS ini di kembangkan

untuk mencegah tingkat kematian bayi muda yang berumur kurang dari 2 bulan.

4. Penugasan dan Umpan Balik

Memberikan kasus pada mahasiswa terkait topik kopetensi yang ingin di capai pada

RPS dan Tema diatas.

Diskripsi tugas:

Mahasiswa Belajar dengan menggali/mencari informasi (inquiry) serta

memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang

dirancang oleh dosen

Mahasiswa di bentuk menjadi 5 kelompok untuk menganalisis kasus yang di

rancang oleh dosen

Hasil anaalisis di presentasikan di depan kelas

Makalah dikumpulkan paling lambat saat TM Ke 13 terjadwal

Page 64: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 50

F. Kegiatan Belajar 14

1. Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Imunisasi pada anak dalam konteks keluarga

2. Uraian Materi

Imunisasi

Dosen: Hindyah Ike, M.Kep.

A. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak

hanya anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Cara kerja imunisasi

yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan

atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk

antibodi. Antibodi menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut.

(Depkes, 2016)

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme

yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,

atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein

rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada

seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit

tertentu. (Kemkes,2017)

B. Manfaat Imunisasi

1. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila

anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin

bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

C. Jenis- Jenis Imunisasi

1. Imunisasi kekebalan tubuh ada 2 macam, yaitu:

a. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang bersinggungan dengan,

sebagai contoh, mikroba. Sistem kekebalan akan membentuk antibodi dan

Page 65: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 51

perlindungan/perlawanan lainnya terhadap mkroba. Imunisasi aktif buatan

adalah dimana mikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorang

sebelum ia dapat melakukannya secara alami. Contoh vaksin hidup yang

telah dilemahkan meliputi tampek, gondongan, rubella, atau kombinasi

ketiganya dalam satu vaksin sebagai vaksin MMR, demam kuning (yellow

fever), cacar air (varicella), rotavirus, dan vaksin influenza.

b. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesa dari sistem

kekebalan yang dipindahkan kepada seseorang, sehingga tubuhnya tidak

perlu membuatnya sendiri elemen-elemen tersebut. Akhir-akhir ini, antibodi

dapat digunakan untuk imunisasi pasif. Metode imunisasi ini bekerja sangat

cepat, tetapi juga berakhir cepat, karena antibodi akan pecah dengan

sendirinya, dan jika tak ada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi,

maka mereka akan hilang. Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketika

antibodi-antibodi dipindahkan dari ibu ke janin selama kehamilan, untuk

melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudah kelahiran.

Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan

jika ada wabah penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti

pada tetanus. Antibodi-antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang,

dinamai “terapi serum”, meskipun ada kemungkinan besar terjadinya syok

anafilaksis, karena sistem kekebalan yang melawan serum binatang tersebut.

Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara in vitro melalui kultur sel dan

digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika tersedia. Di kota-kota

besar di Indonesia selalu tersedia vaksin rabies untuk mereka yang ingin

mendapatkan kekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka

yang dikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habis digigit

anjing atau monyet.

2. Imunisasi Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya

Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi :

a. Imunisasi program

b. Imunisasi Program terdiri atas:

1) Imunisasi rutin

i. Imunisasi dasar

Page 66: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 52

Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu)

tahun dan terdiri atas imunisasi terhadap penyakit:

hepatitis B

poliomyelitis

tuberkulosis

difteri

pertusis

tetanus

pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh

Hemophilus Influenza tipe b (Hib)

campak.

ii. Imunisasi lanjutan.

Imunisasi lanjutan merupakan ulangan Imunisasi dasar

untukmempertahankan tingkat kekebalan dan untuk

memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah

mendapatkan Imunisasi dasar.

Imunisasi lanjutan diberikan pada:

anak usia bawah dua tahun (Baduta)

Imunisasi lanjutan yang diberikan pada Baduta terdiri

atas imunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus,

hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan

oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.

anak usia sekolah dasar

Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah

dasar terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit campak,

tetanus, dan difteri yang diberikan pada bulan imunisasi

anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha

kesehatan sekolah.

wanita usia subur (WUS).

Imunisasi lanjutan yang diberikan pada WUS terdiri atas

Imunisasi terhadap penyakit tetanus dan difteri.

2) Imunisasi tambahan

Page 67: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 53

Imunisasi tambahan merupakan jenis Imunisasi tertentu yang

diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena

penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada periode waktu

tertentu.

Pemberian Imunisasi tambahan sebagaimana dilakukan untuk

melengkapi Imunisasi dasar dan/atau lanjutan pada target sasaran

yang belum tercapai.

3) Imunisasi khusus

Imunisasi khusus dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan

masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu. Situasi

tertentu berupa persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh,

persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit

tertentu, dan kondisi kejadianluar biasa/wabah penyakit tertentu.

Imunisasi khususberupa Imunisasi terhadap meningitis

meningokokus, yellow fever (demam kuning), rabies, dan

poliomyelitis.

c. Imunisasi pilihan.

Imunisasi Pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap penyakit:

pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh

pneumokokus;

diare yang disebabkan oleh rotavirus;

influenza;

cacar air (varisela);

gondongan (mumps);

campak jerman (rubela);

demam tifoid;

hepatitis A;

kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human

Papillomavirus;

Japanese Enchephalitis;

herpes zoster;

hepatitis B pada dewasa

demam berdarah.

3. 5 Macam Imunisasi dasar :

Page 68: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 54

a. Vaksin BCG

Vaksin BCG mengandung kuman BCG yang masih hidup namun telah

dilemahkan. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan

Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria

bernama Mycobacterium tuberculosis complex.

1) Penyimpanan :lemari es, suhu 2-8º C

2) Dosis :0.05 ml

3) Kemasan :ampul dengan bahan pelarut 4 ml (NaCl Faali)

4) Masa kadaluarsa :satu tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat

pada label)

5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak demam

6) Cara pemberian

Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan

atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan.

Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan

tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm,

ukuran 26).

7) Efek samping :jarang dijumpai, bisa terjadi pembeng-kakan

kelenjar getah bening setempat yang terbatas dan biasanya menyembuh

sendiri walaupun lambat

8) Kontra Indikasi :tidak ada larangan, kecuali pada anak yang

berpenyakit TBC atau uji mantoux positif dan adanya penyakit kulit

berat/menahun.

b. Vaksin DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)

Di Indonesia ada 3 jenis kemasan : kemasan tunggal khusus tetanus,

kombinasi DT (diphteri tetanus) dan kombinasi DPT. Vaksin diphteri

terbuat dari toksin kuman diphteri yang telah dilemahkan (toksoid),

biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus

dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan pertusis dalam

bentuk vaksin DPT. Vaksin tetanus yang digunakan untuk imunisasi

aktif ialah toksoid tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah

dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Ada tiga kemasan vaksin tetanus

yaitu tunggal, kombinasi dengan diphteri dan kombinasi dengan diphteri

Page 69: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 55

dan pertusis. Vaksin pertusis terbuat dari kuman Bordetella pertusis

yang telah dimatikan.

1) Penyimpanan : lemari es, suhu 2-8º C

2) Dosis : 0.5 ml, tiga kali suntikan, interval minimal 4 mg

3) Kemasan : Vial 5 ml

4) Masa kadaluarsa : Dua tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat

dilihat pada label)

5) Reaksi imunisasi :demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat

suntikan selama 1-2 hari

6) Efek samping :Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas,

demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terdapat

efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang,

yang biasanya disebabkan unsur pertusisnya.

7) Indikasi kontra :Anak yang sakit parah, anak yang menderita

penyakit kejang demam kompleks, anak yang diduga menderita

batuk rejan, anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan.

Batuk, pilek, demam atau diare yang ringan bukan merupakan kotra

indikasi yang mutlak, disesuaikan dengan pertimbangan dokter.

c. Vaksin Poliomielitis

Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing mengandung

virus polio tipe I, II dan III; yaitu (1) vaksin yang mengandung virus polio

yang sudah dimatikan (salk), biasa diberikan dengan cara injeksi, (2) vaksin

yang mengandung virus polio yang hidup tapi dilemahkan (sabin), cara

pemberian per oral dalam bentuk pil atau cairan (OPV) lebih banyak dipakai

di Indonesia.

1) Penyimpanan : OPV : Freezer, suhu -20º C

2) Dosis : 2 tetes mulut

3) Kemasan : vial, disertai pipet tetes

4) Masa kadaluarsa : OPV : dua tahun pada suhu -20°C

5) Reaksi imunisasi : biasanya tidak ada, mungkin pada bayi ada

berak-berak ringan

6) Efek samping : hampir tidak ada, bila ada berupa kelumpuhan anggota

gerak seperti polio sebenarnya.

7) Kontra Indikasi : diare berat, sakit parah, gangguan kekebalan

Page 70: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 56

d. Vaksin Campak

Mengandung vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Kemasan

untuk program imunisasi dasar berbentuk kemasan kering tunggal.

Namun ada vaksin dengan kemasan kering kombinasi dengan vaksin

gondong/ mumps dan rubella (campak jerman) disebut MMR.

1) Penyimpanan :Freezer, suhu -20º C

2) Dosis :setelah dilarutkan, diberikan 0.5 ml

3) Kemasan :vial berisi 10 dosis vaksin yang dibekukeringkan, beserta

pelarut 5 ml (aquadest)

4) Masa kadaluarsa :2 tahun setelah tanggal pengeluaran (dapat dilihat

pada label)

5) Reaksi imunisasi :biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadi

demam ringan dan sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga

pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, atau pembengkakan pada

tempat penyuntikan.

6) Efek samping :sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang

ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan.

Dapat terjadi radang otak 30 hari setelah penyuntikan tapi angka

kejadiannya sangat rendah.

7) Kontra Indikasi :sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan,

kurang gizi dalam derajat berat, gangguan

kekebalan, penyakit keganasan. Dihindari pula pemberian pada ibu

hamil.

e. Vaksin Hepatitis B

Imunisasi aktif dilakukan dengan suntikan 3 kali dengan jarak waktu

satu bulan antara suntikan 1 dan 2, lima bulan antara suntikan 2 dan 3.

Namun cara pemberian imunisasi tersebut dapat berbeda tergantung pabrik

pembuat vaksin. Vaksin hepatitis B dapat diberikan pada ibu hamil dengan

aman dan tidak membahayakan janin, bahkan akan membekali janin dengan

kekebalan sampai berumur beberapa bulan setelah lahir.

a. Reaksi imunisasi :nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai

rasa panas atau pembengkakan. Akan menghilang dalam 2 hari.

b. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali pemberian

Page 71: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 57

c. Kemasan :HB PID

d. Efek samping :selama 10 tahun belum dilaporkan ada efek samping

yang berarti

e. Indikasi kontra :anak yang sakit berat.

f. Vaksin DPT/ HB (COMBO)

Mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan

dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub

unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non

infectious.

a. Dosis :0.5 ml sebanyak 3 kali

b. Kemasan :Vial 5 ml

c. Efek samping :gejala yang bersifat sementara seoerti lemas, demam,

pembengkakan dan kemerahan daerah suntikan. Kadang terjadi gejala

berat seperti demam tinggi, iritabilitas, meracau yang terjadi 24 jam

setelah imunisasi. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya

hilang dalam 2 hari

d. Kontra indikasi:gejala keabnormalan otak pada bayi baru lahir atau

gejala serius keabnormalan pada saraf yang merupakan kontraindikasi

pertusis, hipersensitif terhadap komponen vaksin, penderia infeksi berat

yang disertai kejang

D. Jadwal Imunisasi

1. Imunisasi Rutin

a. Imunisasi dasar

Catatan :

Page 72: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 58

Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi <24 jam pasca

persalinan, dengan didahului suntikan vitamin K1 2-3 jam sebelumnya,

khusus daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B masih

diperkenankan sampai <7 hari.

Bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta,

Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.

Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan

sampai usia <1 tahun tanpa perlu melakukan tes mantoux.

Bayi yang telah mendapatkan Imunisasi dasar DPT-HBHib 1, DPT-HB-Hib

2, dan DPT-HB-Hib 3 dengan jadwal dan interval sebagaimana Tabel 1,

maka dinyatakan mempunyai status Imunisasi T2.

IPV mulai diberikan secara nasional pada tahun 2016

Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan

sebelum bayi berusia 1 tahun.

b. Imunisasi Lanjutan

Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Bawah Dua Tahun

Catatan:

Pemberian Imunisasi lanjutan pada baduta DPT-HB-Hib dan

Campak dapat diberikan dalam rentang usia 18-24 bulan

Baduta yang telah lengkap Imunisasi dasar dan mendapatkan

Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status

Imunisasi T3.

Jadwal Imunisasi Lanjutan pada Anak Usia Sekolah Dasar

Catatan:

Page 73: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | BAB 2 59

Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap Imunisasi dasar dan

Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib serta mendapatkan Imunisasi

DT dan Td dinyatakan mempunyai status Imunisasi T5.

Imunisasi Lanjutan pada Wanita Usia Subur (WUS)

Catatan:

Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan status Imunisasi T

(screening) terlebih dahulu, terutama pada saat pelayanan

antenatal.

Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T

sudah mencapai T5, yang harus dibuktikan dengan buku

Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis.

3. Rangkuman

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak

hanya anak sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Jenis-jenis penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu TBC (Tuberculosis), difteri, pertusis,

tetanus, polio, influenza, demam tifoid, hepatitis, meningitis, pneumokokus, mmr

(mumps measles rubella), rotavirus, varisela dan hepatitis A .

4. Penugasan dan Umpan Balik

Obyek Garapan:

Resume Pembelajaran masing-masing pertemuan

Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan:

Mahasiswa membuat resume perkuliahan pada saat fasilitator (dosen) memberi

materi kuliah

15 menit sebelum waktu pembelajaran selesai mahasiswa diwajibkan 2

pertanyaaan multiple Choise

Page 74: KEPERAWATAN ANAK I - stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/4437/6/Keperawatan Anak I.pdf · 2020. 12. 8. · Patofisiologi dan asuhan keperawatan pada anak dengan infeksi

MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN ANAK 1 | DAFTAR PUSTAKA 60

DAFTAR PUSTAKA

1) Wholey L.F. And D.L. Wong, (2007). Nursing Care Of Infants and Children. St. Louis :

Mosby year Book.

2) Burn, C.E., Barber, N., Brady,M.A., And Dunn, A.M., (1996). Pediatric Primary Care: A

Handbook for Nurse Practitioners. Philadelphia: WB Sauders Company.

3) Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing. Partnering

with children and families (second edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.

4) Behrman, R.E. et.al, (1996). Texbook Of Pediatric. Philadelphia : W.B. Saunders

Company.

5) Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood city : Addison

Wesley.

6) Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The Childbearing &

Childrearing Family. Third Edition. Philadelphia : J.B. Lippincott.

7) Pott, NL., and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for Children and Their

Families. United State : Thomson Learning