kepdas epi.13

24
Topik 1 : Komunikasi Interkultural dalam Pelayanan Keperawatan Definisi Komunikasi Interkultural Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19). Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Hambatan Komunikasi Antar Budaya Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Upload: fadzan

Post on 15-Aug-2015

33 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepdas epi.13

Topik 1 : Komunikasi Interkultural dalam Pelayanan Keperawatan

Definisi Komunikasi Interkultural

Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).

Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.

Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier adalah segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Chaney & Martin, 2004, p. 11). Contoh dari hambatan komunikasi antabudaya adalah kasus anggukan kepala, dimana di Amerika Serikat anggukan kepala mempunyai arti bahwa orang tersebut mengerti sedangkan di Jepang anggukan kepala tidak berarti seseorang setuju melainkan hanya berarti bahwa orang tersebut mendengarkan. Dengan memahami mengenai komunikasi antar budaya maka hambatan komunikasi (communication barrier) semacam ini dapat kita lalui.

Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Hambatan komunikasi (communication barrier) dalam komunikasi antar budaya (intercultural communication) mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules),jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).

Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik.

Page 2: Kepdas epi.13

Hambatan-hambatan tersebut adalah (Chaney & Martin, 2004, p. 11 – 12):

1. Fisik (Physical)

Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.

2. Budaya (Cultural)

Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.

3. Persepsi (Perceptual)

Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda.

4. Motivasi (Motivational)

Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

5. Pengalaman (Experiantial)

Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

6. Emosi (Emotional)

Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.

7. Bahasa (Linguistic)

Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.

8. Nonverbal

Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja

Page 3: Kepdas epi.13

pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

9. Kompetisi (Competition)

Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

Konsep Hubungan Komunikasi Interkultural

komunikasi interkultural yaitu kultur, budaya, konteks, dan kekuasaan.

Kultur dan komunikasi merupakan latardepan, sedangkan konteks dan kekuasaan membentuk latarbelakang untuk mengerti komunikasi interkultural.

Hubungan Antara Budaya dan Komunikasi

Hubungan antara komunikasi dan budaya bersifat kompleks. Pandangan dialektis beranggapan bahwa budaya dan komunikasi saling berhubungan dan resiprokal. Oleh sebab itu, budaya mempengaruhi komunikasi, juga sebaliknya. Kelompok budaya mempengaruhi proses pembentukan persepsi atas realitas dan mengaturnya: “semua komunitas dimanapun dan kapanpun merujuk pada pandangan mereka atas realitas dalam tindakan mereka. Seluruh kebudayaan merefleksikan model kontemporer atas realitas” (Burke, 1985). Bagaimanapun, kita juga harus mengatakan bahwa komunikasi membantu membentuk budaya realitas atas komunitas.

Bagaimana Budaya Mempengaruhi Kebudayaan

Ilmu Komunikasi antar budaya menggunakan sudut pandang yang luas dari antropologi dan psikologi untuk menerangkan dan mempelajari perbedaan budaya dalam komunikasi. Dua diantaranya adalah antropolog Kluckhohn dan Strodtbeck serta seorang psikolog social Hofstede (1984).

Kluckhohn dan Strodtbeck Value Orientation

Mereka menekankan pada inti dari nilai budaya untuk memahami kelompok-kelompok budaya. Nilai adalah keyakinan yang paling dalam yang disampaikan dalam kelompok budaya, mereka menggambarkan penyampaian persepsi atas apa yang seharusnya ada, dan apa yang tidak. Keseimbangan, adalah contoh nilai yang disampaikan oleh banyak orang di Amerika. Ini mengacu pada keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, walaupun kita

Page 4: Kepdas epi.13

harus mengakui pada kenyataanya banyak ditemukan perbedaan, seperti bakat, kepintaran, atau akses pada barang materi tertentu.

Konflik antar budaya biasanya disebabkan perbedaan pada orientasi nilai. Contohnya beberapa orang merasa hebat dengan sangat menganggap penting apa yang telah mereka capai di masa lalu. Bagi mereka, sejarah dan tradisi merupakan petunjuk. Nilai sering menimbulkan konflik, konflik juga bisa diperburuk oleh perbedaan tingkat kekuasaan (power), dimana seseorang bisa merendahkan orang lain.

Hubungan Antara Komunikasi dengan Kekuasaan

Power bisa menembus dalam interaksi komunikasi kita, meskipun tidak selalu nyata bagaimana power mempengaruhi proses komunikasi atau berbagai macam makna yang dikonstruksikan melalui komunikasi yang kita bangun. Kita kerapkali berfikir mengenai komunikasi antar individu sebagaimana terjadi komunikasi antar satu sama lain, namun hal ini jarang ada kasus yang terjadi (Allen, 2004), sebagaimana cendekiawan komunikasi, Mark Orbe menggambarkan sebagai berikut;

Di setiap masyarakat sebuah hirarki sosial hidup yang memiliki hak istimewa di atas golongan masyarakat lainnya. Golongan golongan yang memiliki fungsi hirarki sosial tinggi menentukan keleluasaan terhadap sistem komunikasi di masyarakat luas.

Orbe menggambarkan bagaimana golongan-golongan memiliki power. Secara sadar maupun tidak, menciptakan dan mempertahankan sistem komunikasi yang merefleksikan, memperkuat dan menganjurkan cara berfikir dan berkomunikasi menurut mereka. Ada dua tingkat pada group-related power yaitu;

1. The primary dimension yaitu mencakup aspek umur, etnisitas, jender, kemampuan fisik, ras dan orientasi seksual. Yang mana semua itu lebih permanen dan alami.

2. The secondary dimension yaitu mencakup latarbelakang pendidikan, lokasi geografis, status perkawinan, status ekonomi. Yang mana semua itu lebih mudah berubah (Loden & Rosener, 1991)

Kedua dimensi poin di atas adalah sistem komunikasi yang dominan akhirnya merintangi siapa saja yang tidak berbagi sistem. Misalnya gaya komunikasi yang paling dihargai di ruang kelas (college) menekankan public speaking dan kompetisi (karena orang pertama yang mengangkat tangannya akan berbicara). Namun tidak semua mahasiswa cocok dengan gaya komunikasi seperti di atas, namun mereka yang berbicara secara alami kemungkinan akan berhasil.

Power juga berasal dari institusi sosial dan peran individual menempati institusi tersebut. Misalnya di ruangan kelas ada ketidaksamaan secara temporer, dengan instruktur yang lebih kuat dan berpengaruh. Setelah itu, mereka menetapkan syarat kursus, memberikan level,

Page 5: Kepdas epi.13

menentukan siapa yang berbicara dan lainnya. Pada kasus ini, power tidak meletakkan melalui instruktur individu namun melalui peran mereka yang menjadikan.

Hubungan antara komunikasi dan konteks

Konteks merujuk pada aspek fisik atau sosial situasi dimana komunikasi terjadi. Cara orang berkomunikasi berbeda bergantung terhadap konteks. Konteks ini berwujud secara sosial, politis dan struktur historis dimana peristiwa komunikasi terjadi.

Konteks sosial biasanya dipengaruhi oleh tingkatan oleh lingkungan dimana suatu masyarakat berada. Contohnya iklan Calvin klein yagn memanfaatkan model remaja putri dianggap mengarah pada kecenderungan pedofilia. Mafhum konteks masyarakat dimana iklan itu beredar menganggap hal itu sebagai perilaku bejat atau buruk. Walaupun dalam konteks sejarah dan masyarakat lain hal itu tidak sepenuhnya dianggap buruk.

Konteks politis biasanya merujuk komunikasi sebagai sebentuk kekuatan yang berusaha untuk mengubah atau mempertahankan struktur atau hubungan sosial yang sudah ada atau mapan. Contohnya, demonstran yang melempari cat merah pada orang yang mengenakan pakaian dair bulu binatang sebagai wujud pembelaan terhadap hak-hak kesejahteraan hewan. Bisa pula merujuk konteks historis. Misalnya, lulusan Universitas Harvard dianggap lebih mumpuni dan dihargai karena berhubungan dengan sejarah panjang universitas tersebut dan rekam jejak lulusannya yang menempati posisi penting dalam pemerintahan.

Karakteristik Budaya

Implikasi Karakteristik Kebudayaan

Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat berubah, itu terjadi ‘hanya jika’ ada jaringan interaksi antarmanusia dalam bentuk komunikasi antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi; komunikasi adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain. Disini Edward T. Hall menegaskan bahwa hanya manusialah yang memiliki kebudayaan, sedengakan biantang tidak.Karaktersitik dari kebudayaan membentuk perilaku –perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep subkultur. Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah komunitas dalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi mempunyai kebudayaan khsus, apakah itu dari segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.

Page 6: Kepdas epi.13

Dalam mempelajari kebudayaan terdapat beberapa pendekatan: materi, behaviorisme, dan ideasional. Pendekatan materi yakni memandang kebudayaan sebagai materi: pada produk yang dihasilkan sehingga bisa diobservasi. Pendekatan behavirosime kebudayaan dipandang sebagai suatu pola tindakan dan perilaku atau sebagai suatu sistem adaptif. Sedangkan pada pendekatan ideasional kebudayaan dipandang sebagai suatu ide, yaitu keseluruhan pengetahuan yang memungkinkan prosuk dan perilaku ditampakan.

Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan universal.

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa karakteristik kebudayaan yang diambil dari sumber atau bahan bacaan lain:

Culture is an adaptive mechanism

Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan memberikan kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk kehidupan yang lain.

Culture is learned

Budaya bukanlah suatu hal yang naluriah, dimana kita telah terprogram untuk mengetahui fakta-fakta dari budaya tersebut. Oleh karena itu salah satu dari karakteristik budaya adalah diperoleh melalui belajar. Manusia lahir ke dunia dengan sifat dasar, yaitu ‘lapar’ dan ‘haus’. Akan tetapi mereka belum meiliki suatu bentuk pola naluriah untuk dapat memuaskan sifat dasar itu. Selain itu manusia saat lahir juga tidak dibekali pengetahuan tentang budaya (cultural knowledge). Tetapi mereka secara genetis terpengaruh untuk belajar/mempelajari bahasa dan tanda-tanda kebudayaan lainnya (cultural traits). Seorang bayi akan berada di suatu tempat (disini bisa diakatakan sebuah keluarga), dan mereka tumbuh dan belajar tentang kebudayaan sebagai sesuatu yang mereka miliki.

Cultures change.

Kebudayaan bukan sesuatu yang terus-menerus tetap (bertumpuk). Pada waktu yang sama dimana suatu kebudayaan ada, terdapat tanda-tanda kebudayaan baru. Tanda-tanda itu bisa sebagai tambahan (addition) atau pengurangan (subtraction). Tanda-tanda ini menyebabkan perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan berubah dan berkembang secara dinamis setiap saat: kebudayaan tidak statis. Berbagai aspek kebudayaan beserta tanda-tandanya akan terjalin rapat menjadi suatu pola yang sangat kompleks.

People usually are not aware of their culture

Cara kita bergaul dan melakukan segala sesuatu dalam keseharian kita terkesan berjalan dengan alami (natural). Kebanyakan dari kita tidak sadar akan budaya. Hal itu disebabkan oleh manusia yang pada dasarnya sangat dekat dengan kebudayaan itu dan mengetahuinya

Page 7: Kepdas epi.13

dengan sangat baik. Manusia merasakan bahwa semuanya seolah-olah terjadi begitu saja (mewarisi secara biologis). Dan biasanya manusia hanya akan sadar bahwa pola kelakuan mereka bukanlah sesuatu yang individual ketika mereka mulai berinteraksi dengan manusia dari kebudayaan lain.

We do not know all of our own country

Tidak ada satupun orang yang mengetahui budaya mereka secara keseluruhan. Dalam masyarakat, terdapat pengetahuan tentang budaya yang terbatas terhadap fakta-fakta kelas sosial, pekerjaan, agama, dan perkumpulan-perkumpulan lain.

Culture gives us a range of permissible behavior patterns

Kebudayaan umumnya memberikan jarak dalam cara bagaimana laki-laki sebagai laki-laki, wanita sebagai wanita. Kebudayaan juga memberitahukan bagaimana perbedaan aktivitas yang seharusnya ada dan tidak, seperti bagaimana seorang suami bertindak sebagai suami, siteri sebagai siteri, dan sebagainya. Aturan ini biasanya bersifat fleksibel di setiap derajat, kadar da tingkatnya. Dia Amerka Utara contohnya, kebudayaan mereka mengajarkan bahwa seorang harus berpakaian sesuai dengan jenis kelamin mereka (gender). Akan tetapi mereka boleh memakai pakaian dengan cara yang berbeda pada saat siutasi yang berbeda.

Cultures no longer exist in isolation

Artinya kebudayaan tidak akan bertahan lama dalam suatu wilayah terpencil. Apabila suatu kebudayaan baru memasuki wilayah tersebut, secara alamiah masyarakat disana akan berkembang dan mulai beradaotasi dengan kebudayaan-kebudayaan baru. Dengan kata lain, suatu budaya sulit bertahan (asli) di suatu tempat karena akan dipengaruhi oleh budaya-buadaya dari daerah lain disekitarnya.

Culture is shared

Suatu kebudayaan dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang. Berdasarkan wilayah, kondisi iklim, dan warisan sejarah, mereka tumbuh dan berkembang di dalamnya. Mereka memiliki suatu nilai dan keyakinan, dimana kumpulan-kumpulan prinsip/asas/dasar nilai dan keyakinan ini akan membentuk kebudayaan mereka. Kebudayaan bisa saja menjadi kepunyaan dari komunitas tunggal, tapi tidak akan pernah menjadi kepunyaan dari seseorang yang tunggal (individu).

Elemen Komunikasi Interkultural

a. Holisme / Seutuhnya

Antropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi seluruhnya dengan bagian interelasi dan interdependensi. Demikian juga budaya lebih baik dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. Berbagai komponen dari budaya seperti politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan system kesehatan, melakukan fungsi yang terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang menyeluruh. Jadi untuk mengetahui system dari

Page 8: Kepdas epi.13

seseorang harus memandang masing-masing hubunganya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya. (Benedict, 1934).

Perubahan budaya biasanya mengundang tantangan – tantangan baru dan berbagai masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu yang disebabkan Karena bahasa, adapt, kepercayaa, sikap, tujuan, undang – undang, tradisi dank ode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang bias diterima dan menjadi sum,ber konflik yang potensial (Elling, ((1977).

b. Enkulturasi

Adalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. Melalui proses ini orang bisa mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. Anak-anak melihat orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola- pola perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti, dilahirkan, maut, remaja, hami, membesarkan anak, sakit penyakit.

c. Etnosentris

Adalah suatu kepercayaan bahwa hanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan menganggap ide orang lkain tidak diketahui atuau di pandang rendah.

d. Stereotip

Stereotip atau sesuatu yyang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang dibeasar – besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak bekembangnya pemikiran seseorang.

e. Nilai – nilai Budaya

Sistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. Nilai merupakan bentuk kepercayaan bagaimana seseorang harus perperilaku , kepercayaan adalah sesuatu pertanyaan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama – sama memiliki budaya yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. Bila dua orang bersama – sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung serupa, nilai – nilai mereka akan serupa , walaupun dua orang tersebut tidak mungkin pola nilai yang tetap serupa , namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan dan utuk mengidentifkasi” yang lain sama sepeti saya” (Gooenough, 1966)

Perbedaan Interkultural

Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang dibesarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan perilaku mereka.

Page 9: Kepdas epi.13

a. Kolektifitas Etnis

Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka ( Harwood, 1981 )

b. Shok Budaya

Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang kulturnya ber beda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan.( Leininger, 1976).Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari tentang perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Pemting untuk perawat mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan perawat.

c. Pola Komunikasi

Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi dari budaya. Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala untuk komunkasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang sama. Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat penting untuk menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya.

d. Jarak Pribadi dan Kontak

Jarak pribdi adalah ikatan yang tidak terlihat dan flesibel. Pengertian tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses pengkajian dan peningkatan interaksi perawat klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka mempunyai ijin keseluruh daerah badan klien. Kontak yang dekat sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai untuk melindungi hak privasi.

e. Padangan Sosiokultural

Tentang Penyakit dan Sakit Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada siapa mereka harus mengkomunikasikan masalah – masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor – faktor budaya, maka

Page 10: Kepdas epi.13

terdapat variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, setatus kesehatan, dan pola – pola sakit dan pelayanan didalam dan diantara budaya yang berbeda – beda.Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan kesehatan dan status kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan ( Elling, 1977 )

Metoda untuk Mendorong terciptanya komunikasi yang efektif

Ada lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Dan lima prinsip ini disingkat dengan REACH. Sesuai dengan singkatannya, komunikasi efektif dimaksudkan agar tersampaikannya atau teraihnya pesan atau isi dari komunikasi itu. Kelima prinsip dari REACH itu adalah: Respect, Empathy, Audible, Care, dan Humble.

Reach berarti rasa hormat dan saling menghargai orang lain. Pada prinsipnya, manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.

Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

Audible bermakna antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

Care berarti perhatian akan apa yang disampaikan oleh pembicara sehingga membuat pembicara merasa diperhatikan . Care berarti juga menyimak secara seksama apa isi pembicaraan dari lawan bicara.

Page 11: Kepdas epi.13

Humble berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip pertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.

Demikianlah lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Setelah Anda mengetahui hal ini, ada hal yang perlu Anda ketahui dalam bagaimana menjadi pendengar yang baik. Menurut Imam Ghazali, untuk menjadi pembicara yang baik haruslah menjadi pendengar yang baik. dan dalam berkomunikasi yang efektif, menjadi pendenagr yang baik itu ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Hal ini dikarenakan kita harus mengenal lebih dalam suasana hati sang pembicara. Dan dalam berkomunikasi yang efektif ini Anda harus mengetahui ragam menjadi pendengar. Ada lima ragam pendengar, yaitu:

•1. Menasehati dan Mengevaluasi

•2. Menganalisis dan Menginterpretasi

•3. Memperkuat dan Mendukung

•4. Bertanya dan Probing

•5. Mengerti dan Paraphasing

Topik 2 : Komunikasi Terapeutik pada setiap tingkat usia dan pada gangguan motorik

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA MASING-MASING USIA

1. BAYI ( 0-1 Tahun)

Bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal, misalnya menangis. Bayi merespon tingkah laku non verbal pemberi perawat, mereka akan tenang dengan kontak fisik yang dekat.

Bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut, meskipun kata-katanya tidak dimengerti. Bayi agak besar (6 bulan) mengalami kecemasan karena berpisah.

Komunikasi pada umumnya dapat dilakukan dengan melalui gerakan-gerakan bayi yang merupakan alat komunikasi yang efektif. Perkembangan komunikasi pada bayi dimulai dengan kemampuan bayi melihat benda-benda yang menarik, biasanya pada minggu ke delapan. pada minggu kedua belas bayi dapat tersenyum. pada usia 16 minggu bayi dapat menoleh kea rah suara yang asing baginya. Pada pertengahan tahun bayi dapat mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da dan lain-lain. pada bulan ke sepuluh bayi dapat berespon

Page 12: Kepdas epi.13

saat dipanggil namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku, dan pada akhir tahun pertama dapat mengatakan kata-kata yang spesifik sekitar dua atau tiga kata.

Selain komunikasi di atas, komunikasi yang efektif menggunakan komunikasi nonverbal sepertimengusap, menggendong, memangku dan lain-lain

2. Toddler (1-3tahun) atau pra sekolah (3-5 tahun)

Pada tahun pertama anak sudah mampu memahami sekitar sepuluh kata. Pada tahun kedua memahami sekitar 200-300 kata. Pada usia 3 tahun, anak sudah mampu menguasai skitar 900 kata. Komunikasi pada usia ini bersifat egosentris, rasa ingin tahu dan inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasa meningkat, mudah merasa kecewa dan merasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan, dan perlu diingat pada usia ini anak masih belum fasih berbicara (Behrman, 1996).

Pada usia ini, cara berkomunikasi yang dilakukan adalah dengan memberitahu apa yang terjadi pada dirinya, member kesempatan untuk menyentuh alat pemeriksaan yang digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hidarkan sikap mendesak sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktifitas saat komunikasi, memberikan mainan saat berkomunikasi dengan maksud anak mudah diajak berkomunikasi, mengatur jarak saat berkomunikasi, adanya kesadaran diri di mana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberikan dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa persetujuannya, salaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan rasa cemas. Menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak saat komunikasi.

- Anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal

- Anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yang berhubungan dengan dirinya

- Anak tidak dapat memahami / membedakan fantasi dan kenyataan

- Anak memahami analagi hanya secara literal

- Anak harus diizinkan menjelajah lingkungan

- Anak memahami kalimat yang pendek, sederhana, kata-kata yang dipahami penjelasan yang konkret

3. Anak usia sekolah ( 5-12 tahun)

Dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan anak mencerminkan fikiran anak dan kemampuan anak

Page 13: Kepdas epi.13

untuk membaca di sini sudah dapat dimulai. Pada usia delapan tahun anak sudah dapat membaca dan sudah mulai berfikir terhadap kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui. pada usia ini keingintahuan pada aspek fusngsional dan procedural dari objek tertentu sangat tinggi maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

- Anak mencari alasan dan penjelasan atas segala sesuatu, namun tidak membutuhkan pengesahan

- Anak tertarik dengan aspek fungsional objek dengan kegiatan

- Anak memperhatikan integritas tubuh

- Anak harus diizinkan untuk memanipulasi perlengkapan

- Anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikan

- Anak harus diizinkan untuk mengekspresikan rasa takut

4. Remaja ( 13-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berfikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan rasa malu, pada usia ini anak sering kali merenung kehidupan masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola fikir mulai menunjukkan kea rah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah dengan berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

- Remaja berfikir akan lebih abstrak frustasi antara tingkah laku berfikir kanak-kanak dan dewasa

- Perawat harus menghindari sikap menilai atau menghakimi

- Remaja harus diizinkan untuk berbicara mengenal perasaan mereka

- Remaja akan menghindar untuk menjawab ( perawat harus menghindari pertanyaan yang memalukan)

Page 14: Kepdas epi.13

- Remaja berkeinginan untuk mendiskusikan apa yang menjadi perhatian dengan orang dewasa selain keluarga

- Remaja menggunakan bahasa sendiri

- Penjelasan tentang sudut pandang remaja dan orang tua sangan penting

5. Dewasa

Pada usia ini terjadi puncak kematangan fisik, mental dan sosial. Teknik komunikasi yang dikembangangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan komunikasi sebagai media transfer informasi

Materi komunikasi di usia ini adalah pekerjaan dan tugas, kegiatan rumah tangga, kegiatan profesional, dan kegiatan sosial.

6. Lansia

Proses komunikasi dengan lansia membutuhkan perhatian khusus, perawat harus waspada terhadap perubahan fisik, psikkologi, emosi dan sosial yang mempengaruhi pola komunikasi. Jadi, kita harus bisa memahami perubahan tersebut dengan cara:

- Berbicara dengan suara yang keras agar bisa didengar

- Berbicara dengan jelas dan mudah dimengerti

Gangguan semua sistem indera

• Gangguan Penglihatan

Gangguan penglihatan dapat terjadi baik karena kerusakan organ, misal : kornea, lensa mata, kekeruhan humor viterus, maupun kerusakan kornea, serta kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Kerusakan di tingkat persepsi antara lain dialami klien dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total. Akibat kerusakan visual, kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat bergantung pada pendengaran dan sentuhan. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan fungsi pendengaran dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang lain. Sebagai contoh, ketika melakukan orientasi ruang perawatan, klien harus mendapat keterangan yang memvisualisasi kondisi ruang rawat secara lisan, misalnya dengan menerangkan letak meja dan kursi, menerangkan berapa langkah posisi tempat tidur dari pintu, letak kamar mandi, dan sebagainya.

Page 15: Kepdas epi.13

Berikut adalah tehnik-tehnik yang perlu diperhatikan selama berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan :

1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat ketika anda berada didekatnya.

2. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda.

3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.

4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata sebelum melakukan sentuhan pada klien.

5. Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus komunikasi.

6. Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.

7. Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan / ruangan yang baru.

Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan lancar dan mencapai sasarannya, maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

o Dalam berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara

o Periksa lingkungan fisik

o Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi

o Komunikasikan pesan secara singkat

o Komunikasikan hal-hal yang berharga saja.

o Dalam merencanakan komunikasi, berknsultasilah dengan pihk lain agar memperoleh dukungan.

Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dengan gangguan sensori penglihatan, perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga terjalin hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dan klien, untuk itu syarat yang harus dimiliki oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan sensori penglihatan adalah :

o Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, dan saluarannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.

o Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harus disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.

Page 16: Kepdas epi.13

o Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada indiviu lain pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu serta berguna untuk sipasien.

o Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.

o Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan disampaikan, perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun memancing emosi pasien, karena dengan adanya ketenangan maka iinformasi akan lebih jelas baik dan lancar.

o Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima.

o Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya. Meskipun informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau diberikan secara sederhana, berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.

• Gangguan Pendengaran .

Gangguan pendengaran dapat terjadi berupa penurunan pendengaran hingga tuli. Bentuk tuli yang selama ini dikenal ialah tuli perspektif dan tuli konduktif. Tuli perspektif adalah tuli yang terjadi akibat kerusakan sistem saraf, sedangkan tuli konduktif terjadi akibat kerusakan struktur panghantar rangsang suara.

Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di keluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.

Berikut adalah teknik-teknik komunikasi yang dapat digunakan klien dengan pendengaran :

1. Orientasikan kehadiran diri anda dengan cara menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.

2. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.

3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.

Page 17: Kepdas epi.13

4. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet.

5. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.

6. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan.

7. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)