kepastian pembelian biofuel oleh pertamina

33
MARKETING & TRADING DIRECTORATE 14 Juli 2011 KEPASTIAN PEMBELIAN BIOFUEL OLEH PERTAMINA

Upload: gemma-sasmita

Post on 16-Jan-2017

310 views

Category:

Business


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

MARKETING & TRADING DIRECTORATE

14 Juli 2011

KEPASTIAN PEMBELIAN BIOFUEL

OLEH PERTAMINA

Page 2: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

AGENDA

1. LATAR BELAKANG IMPLEMENTASI KOMERSIALISASI BBN DI

PERTAMINA

2. KOMERSIALISASI DAN ROADMAP BBN PERTAMINA

3. DISTRIBUSI DAN KONTROL KUALITAS

4. KEPASTIAN PEMBELIAN BIOFUEL

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 2

Page 3: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI KOMERSIALISASI BBN DI PERTAMINA

Page 3

Page 4: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

LATAR BELAKANG

Instruksi Presiden No. 1/ 2006 tentang Penyediaan dan

Pemanfaatan BBN (Biofuel) sebagai bahan bakar lain

Peraturan Menteri No. 32 / 2008 tentang Penyediaan,

Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel)

sebagai Bahan Bakar Lain

Peraturan Presiden No. 45 / 2009 tentang Perubahan

Peraturan Presiden No 71/2005 ttg Penyediaan dan

Pendistribusian Jenis BBM Tertentu

•BLUEPRINT/

ROADMAP

•REKOMENDASI

•EVALUASIIMPLEMENTASI

Keputusan Presiden No. 10/ 2006

Tentang Pembentukan Tim Nasional

Pengembangan BBN untuk

Pengurangan Kemiskinan dan

Pengangguran

UU No. 30/2007

Tentang

ENERGI

Diversifikasi Energi

Konservasi Energi

(Peraturan Presiden No. 5/2006)

Batubara , 33%

Gas, 30%

Minyak, 20%

BIOFUELS, 5%

Panas Bumi, 5%

Biomasa, Nuklir, Hydro

Solar Energy, Tenaga

Angin, 5%

Coal Liquefaction 2%

EBT,17%

TARGET ENERGI MIX 2025

Page 4

Page 5: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PEMERINTAH TELAH MENETAPKAN PENTAHAPAN KEWAJIBAN PEMANFAATAN

BIODIESEL DAN BIOETANOL MELALUI PERMEN ESDM No. 32/2008

• BIODIESEL

• BIOETANOL

Page 5

Page 6: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KOMERSIALISASI DAN ROADMAP BBN PERTAMINA

Page 6

Page 7: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PERTAMINA TELAH MENGEMBANGKAN BEBERAPA BRAND PRODUK BIOFUEL

▪ Biofuel untuk mesin diesel yang dijual oleh Pertamina terdiri dari campuran Solar and Fatty Acid Methyl Ester (FAME)

PERTAMINA

BIO PREMIUM

▪ Biofuel untuk mesin bensin yang dijual olehPertamina terdiri dari campuran Bensin dan EthanolUnhydrous (purity Ethanol > 99,5% )

Page 7

Page 8: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

1. BIO SOLAR

Pemasaran perdana tanggal 20 Mei 2006 di Jakarta, dilanjutkan dengan

Surabaya dan Denpasar. Launching Bio Solar di Jakarta oleh Bapak

Menteri ESDM Bapak Purnomo Yusgiantoro

PEMASARAN DAN DISTRIBUSI BIOFUEL PERTAMINA DIMULAI TAHUN 2006

2. BIO PERTAMAX

Pemasaran perdana tanggal 11 Desember 2006 di Jakarta, dilanjutkan

dengan Surabaya, Malang dan Denpasar.

3. BIO PREMIUM

Pemasaran perdana tanggal 13 Agustus 2006 hanya 1 (satu) SPBU di

Malang dan dilanjutkan dengan Jakarta

Launching Bio Pertamax di Jakarta

tanggal 11 Desember 2006

oleh Deputi Direktur Pemasaran

Launching Bio Pertamax dan Bio Solar di

Denpasar tanggal 13 November 2007 oleh

Presiden RI – Bpk Susilo Bambang Yudhoyono

Launching Bio Solar di Jakarta tanggal 20

Mei 2006 oleh Menteri ESDM Bpk.

Purnomo Yusgiantoro

Page 8

Page 9: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

RENCANA ROAD MAP BIOFUEL PERTAMINA DISUSUN SESUAI

DENGAN PERMEN ESDM NO. 32/2008

2011 2012 2013

LOKASI:

• Jawa

• Bali

•Sumatra &

Kalimantan

(Sebagian)

Produk:

• BIOSOLAR

• BIOPREMIUM

• BIO PERTAMAX/

Produk:

• BIOSOLAR/

• BIOPREMIUM/

• BIO PERTAMAX/

LOKASI:

• Jawa

• Bali

•Sumatra ,

Kalimantan &

Sulawesi

(sebagian)

LOKASI:

• Jawa

• Bali

•Sumatra

•Kalimantan,

Sulawesi, NTT &

papua (sebagian)

Produk:

• BIOSOLAR/

• BIOPREMIUM

• BIO PERTAMAX

2014

LOKASI:

Seluruh Indonesia

(sebagian besar)

Produk:

• BIOSOLAR

• BIOPREMIUM

• BIO PERTAMAX

Page 9

Page 10: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Wilayah 2009 2010 2011 2012 2013

Jawa & Bali

Sumatera Kota Besar

Seluruh Sumatra

Kalimantan

Sulawesi

ROADMAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERTAMINA UNTUK

MENDUKUNG DISTRIBUSI BIOFUEL

Catatan :

1. Seluruh Terminal BBM (TBBM) di Jawa & Bali sudah tersedia infrastruktur Biofuel

2. Sebagian TBBM di Sumatera telah dilengkapi infrastruktur Biofuel yaitu : TBBM Medan Group -

Medan, TBBM Panjang-Lampung , TBBM Dumai, TBBM Siak-Pekanbaru, TBBM Kertapati –

Palembang

3. Kebutuhan biaya pengembangan infrastruktur (tangki, pompa, meter arus, dan pipa) di tempat

lainnya (Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi) yang belum dilengkapi fasilitas Biofuel Rp.58.5,-

Milyar

Page 10

Page 11: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Area Kebutuhan Existing Improvement

Fuel Retail Marketing Region I 6 3 3

Fuel Retail Marketing Region II 4 2 2

Fuel Retail Marketing Region III 8 8 0

Fuel Retail Marketing Region IV 5 5 0

Fuel Retail Marketing Region V 9 7 2

Fuel Retail Marketing Region VI 4 0 4

Fuel Retail Marketing Region VII 3 0 3

KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENGCOVER DISTRIBUSI BIOFUEL

Page 11

Page 12: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PERJALANAN IMPLEMENTASI KOMERSIALISASI BIOFUEL PERTAMINA

Prosentase maksimum FAME dalam Biosolar yang pernah diimplementasikan

Pertamina adalah 10 % (B10). Sejak tahun 2010 Pertamina melaksanakan

ketentuan Menteri ESDM sebesar 5 % (B5)

Prosentase maksimum Ethanol Anhydrus dalam Bio Premium yang pernah

diimplementasikan Pertamina adalah 5% (E5). Sejak tahun 2010 Pertamina

tidak mendistribusikan Bio Premium karena tidak adanya suplai Ethanol

Anhydrus ke Pertamina

Prosentase maksimum Ethanol Anhydrus dalam Bio Pertamax yang pernah

diimplementasikan Pertamina adalah 5% (E5). Sejak tahun 2010 Pertamina

tidak mendistribusikan Bio Pertamax karena tidak adanya suplai Ethanol

Anhydrus ke Pertamina

Page 12

Page 13: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

REALISASI DISTRIBUSI BIOFUEL PERTAMINA

2006 – 2011 (dalam KL)

Terjadi shortage supply Ethanol Unhydrous terkait harga ekspor yang lebih

menarik, sehingga sejak tahun 2010 Pertamina tidak dapat melaksanakan

pendistribusian Bio Premium & Bio Pertamax

BIOSOLAR BIOPREMIUM BIOPERTAMAX

2006 TOTAL 217,048 1,624 16

2007 TOTAL 555,609 3,776 9,958

2008 TOTAL 931,179 44,016 16,234

2009 TOTAL 2,398,234 105,816 20,232

2010 TOTAL 4,460,825 - -

2011 TOTAL 3,427,054 - -

Page 13

Update 11 Juli 2011

Page 14: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

DKI Jakarta & Banten

Bio Solar :

•SPBU: 469, Non SPBU: 43,

•Volume 91.290 KL / bln

•FAME 4.565 KL / bln

MARKET COVERAGE BIOFUEL

Jawa Barat

Bio Solar :

•SPBU: 827, Non SPBU: 5

•Volume 151.902 KL / bln

•FAME 7.595 KL / bln

Jawa Timur

Bio Solar :

•SPBU: 668, Non SPBU: 20

•Volume 89.322 KL / bln

•FAME 4.466 KL / bln

Bali & sekitarnya

Bio Solar :

•SPBU: 165

•Volume 13.481 KL / bln

•FAME 674 KL / bln

Total Penjualan:

Bio Solar•SPBU: 3213, Non SPBU: 118

•Volume: 547.724 KL/ bln

•FAME 27.386 KL/ bln

Jawa Tengah & DIY

Bio Solar :

•SPBU: 663,Non SPBU: 25

•Volume 126.021 KL / bln

•FAME 6.301 KL / bln

Sumatera Utara

Bio Solar :

• SPBU: 197

• Volume 43.542 KL / bln

• FAME 2.177 KL / bln

Update 11 Juli 2011

Riau

Bio Solar :

•SPBU: 54

•Volume 10.633 KL / bln

•FAME 532 KL / bln

NAD

Bio Solar :

• SPBU: 19

• Volume 3.747 KL / bln

• FAME 187 KL / bln

Sumatera Selatan

Bio Solar : SPBU: 27

•Volume 13.908 KL / bln

•FAME 695 KL / bln

Lampung

Bio Solar :

•SPBU: 15

•Volume 3.878 KL / bln

•FAME 194 KL / bln

Page 15: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PROGRAM RISET & PENGEMBANGAN YANG TELAH

DILAKUKAN PERTAMINA

1. Pengujian ketahanan

Biosolar B10 pada

Mesin Genset

(kerjasama dengan

BPPT)

Untuk mengetahui

ketahanan unjuk kerja

dan mengevaluasi efek

lain penggunaan bahan

bahan bakar tersebut

terhadap mesin

Hasil:

• Pada saat penggunaan awal Biosolar B10 perlu dilakukan pengecekan khususnya kebersihan

filter agar tidak terjadi kebuntuan.

• Pengaturan injection timing perlu di-set mundur (retard) guna meng-optimalkan sifat biodiesel

yang mempunyai Cetane Number yang lebih tinggi,.

• Campuran Biodiesel sampai dengan maksimum B10 mempunyai karakteristik sangat mirip

dengan B0 sehingga pembentukan deposit relatif tidak terjadi.

• Penggunaan biodiesel gas buang menjadi lebih bersih dan mesin lebih tahan lama karena

biodiesel memiliki sifat pelumasan yang lebih baik terhadap komponen mesin dibanding dengan

solar.

2. Uji Kinerja Biodiesel

di Pembangkit Jawa

Bali Gresik

(kerjasama dengan

PLN)

Hasil:

1. Hasil pengujian kehandalan operasi (reliability runtest) baik dalam arti tidak pernah terjadi gagal

start, proses turun naik turun beban turbin generator normal, dan selama operasi tidak pernah

mengalami trip dari faktor bahan bakar

2. Hasil pengujian unjuk kerja operasi (performance test) selama 10 hari pertama daya mampu

maksimum mampu bertahan konstan dan mulai hari ke 11 mulai terjadi penurunan daya mampu

rata-rata 0,075 MW/hari dan terjadinya penurunan daya mampu tersebut juga disertai trend

kenaikan specific fuel consumption (SFC) rata-rata 0,001 liter/KWH per hari.

3. Hasil pengamatan gas buang masih memenuhi standar baku mutu lingkungan.

3. Uji dyno dan road

test untuk Solar dan

Biosolar (B10)

(Kerjasama dengan

Lemigas

Hasil:

1. Penambahan 10% bahan bakar biodiesel (FAME) ke dalam minyak solar dapat digunakan dan

tidak memberi pengaruh negatif yang signifikan kepada operasional kendaraan diesel bahkan

pada beberapa parameter penambahan ini justru memberi pengaruh yang sangat positif.

2. Pengaruh negatif terhadap operasional kendaraan diesel dapat terjadi bila kualitas dari bahan

bakar biodiesel (FAME) tidak sesuai dengan spesifikasi, sehingga sangat diperlukan

sekali pengawasan mutu yang lebih ketat terhadap biodiesel (FAME)

Page 15

Page 16: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

DISTRIBUSI DAN KONTROL KUALITAS

Page 16

Page 17: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

POLA DISTRIBUSI DAN KONTROL KUALITAS BBN PERTAMINA

INSTALASI

SOLAR/ PREMIUM/

PERTAMAX

KONSUMEN INDUSTRITANKER FAME

Inl i ne Bl endi ng Bi o

Fuel

SPBU

Produsen Biofuel

(Ethanol & FAME)

MOBIL FAME / ETHANOL

TANGKI TIMBUN

PENERIMAAN/TBBM

FAME/ETHANOL

TANKER BIO SOLAR

(Trial ke PLN)

MOBIL BIO SOLAR/

BIO PREMIUM/

BIO PERTAMAX

-Q1: Dilakukan pemeriksaan kualitas oleh Produsen (CoQ)

-Q2: Dilakukan pemeriksaan terhadap 7 parameter produk FAME

-Q3: Dilakukan pemeriksaan terhadap produk (Solar/Premium/Pertamax)

-Q4: Pengambilan sample produk (Biosolar/Biopremium/Biopertamax)

Q1

Q2

Q3

Q4

Page 17

Page 18: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KEPASTIAN PEMBELIAN BIOFUEL OLEH PERTAMINA

Page 18

Page 19: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

REALISASI PEMBELIAN BAHAN BAKU

Page 19

30,156

26,759

32,344

12,230

17,911

22,183

30,597

Oct

-08

11,459

14,999

Dec

-08

Feb

-09

8,159

Apr

-09

2,440

Jun

-09

Dec

-10

24,062

20,036

Feb

-11

Apr

-11

15,000

25,000

35,000

5,000

8,888

Aug

-09

517

Oct

-09

10,378

Dec

-09

5,095

8,405

Feb

-10

Apr

-10

16,910

26,052

Jun

-10

22,320

Au

g-

10

19,330

Oct

-10

Realisasi Pembelian FAME (KL)

Harga FAME (US$/KL)

1,0921,1691,074992881851806764774807813760740716

1,0921,1691,074992881851806764774813740716

Oct-10 Dec-10Apr-10

1,500

Feb-10 Apr-11

0

Feb-11Jun-10 Aug-10

Fame

- Secara Umum Suplai FAME cukup

lancar, namun ada beberapa

usulan dari Pertamina mengenai

Pola Pembelian FAME, terkait

kontrol kualitas, diusulkan

pembelian FAME dengan pola

VHS, dimana Pertamina akan

menyediakan tangki timbun

sedangkan pihak suplier

bertanggung jawab terhadap :

a). Stok FAME dalam tangki

b). Kualitas dan kuantitas

c). Tank cleaning tangki

d). Susut dalam tangki

FAME yang dibayarkan oleh

Pertamina kepada suplier

berdasarkan volume FAME yang

mengalir melalui meter arus di

Instalasi / TT / Depot

Sumber: Petrocehemical Trading

Ethanol

- Awal Tahun 2010, tidak ada supply

ethanol mengingat Harga

Ethanol diatas harga index

pasar BBN yang ditetapkan oleh

Pemerintah

- Agar Pemerintah memfasilitasi

penyelesaian masalah harga

dengan berkoordinasi dengan

Supplier Ethanol0000000000000

1009999

305325

104

20

6060

Oct

-09

De

c-

09

Fe

b-

10

Apr

-10

Ju

n-

10

Au

g-

10

Oct

-10

De

c-

10

Fe

b-

11

Apr

-11

150

250

350

Apr

-08

47

Ju

n-

08

155

213

Oct

-08

De

c-

08

201

Fe

b-

09

Apr

-09

191

102

Ju

n-

09

Au

g-

09

50

Realisasi Pembelian Ethanol (KL)

Page 20: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PERMASALAHAN LAIN

1. Pasar

• Resistensi Customer untuk memakai BBN

• Belum semua Badan Usaha Migas mengimplementasikan pemanfaatan biofuel dalam

Bahan Bakar Minyak yang dijual.

• Keluhan customer terjadinya penurunan output kalori atau daya yang dihasilkan bila

menggunakan campuran Biofuel di dalam Bahan Bakarnya (contoh PLN terjadi

penurunan 3%).

2. Infrastruktur

• Beberapa Depot mempunyai thruput yang kecil (apakah akan dibangun infrastruktur

atau disuplai berupa produk jadi Biosolar/BioPremium).

• Banyak Depot yang memiliki infrastruktur sederhana dan tidak mempunyai tangki

timbun FAME.

3. Kontrol Kualitas Bahan Baku

• Laboratorium pemeriksaan produk FAME dan Ethanol harus terakreditasi

• Belum semua supplier FAME dan Ethanol dapat melakukan pemeriksaan sesuai yang

dipersyaratkan oleh Dirjen Migas

• Belum ada Pemeriksaan Halphen* di Indonesia

Page 20

*) Uji Halphen : pengujian untuk mengetahui asam lemak dengan gugus sikloprophenoid di dalam biodiesel

Asam lemak dinilai sebagai penyebab salah satu masalah pada biodiesel, karena itu SNI menetapkan uji Halphen yang harus

menunjukkan tanda negatif. Jika uji Halphen bereaksi positif, Biodiesel dinyatakan mengandung asam lemak siklopropenoid yang

akan berpolimerisasi. Akibatnya injektor mesin diesel akan tersumbat.

Page 21: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 21

Page 22: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Policy

Options

Price

Policy

Product

Production

Encourage

investment

Product

Standards

Security of

Supply

Biofuel

vs

Fossil Fuel

Regulatory :

• Fuel Standards

• Mandates & Obligations Permen 32/2008

Tentang Penyediaan, Pemanfaatan Dan Tata

Niaga Bahan Bakar Nabati

(Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain

• PP No 45/2009 Oktober 2009 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71

Tahun 2005 Tentang Penyediaan Dan

Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak

Tertentu

Fiscal :

• Fuel Tax & Subsidies

• Vehicle taxes

• Carbon reflective fuel tax

• Kepmen ESDM No. 2711/2009 Tentang

Perubahan Ke-3 atas keputusan Menteri ESDM

No. 1246 K/12/MEM/2009 tentang Harga Patokan

Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Tahun

Anggaran 2009 & No. 2712/2009 Tentang Harga

Index Pasar BBM dan Harga Index Pasar BBN

(Biofuel )Tahun 2009)

Investment :

• Capital Investment incentives

KUNCI KEBERHASILAN KOMERSIALISASI BBN

Page 22

Page 23: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

PERLU DIKEMBANGKAN ALTERNATIF SKEMA BISNIS

DALAM PENDISTRIBUSIAN, MONITORING, KONTROL KUANTITAS & KUALITAS

PERTAMINA : Kompetensi : BBM/K (Bio Pertamax, Bio Premium dan Bio Solar)

Key account FAME dan Ethanol Anhydrus

Mendapatkan layanan dengan skema Vendor Held Stock serta mendapatkan

suplai FAME dan Ethanol Anhydrus secara tepat mutu dan tepat jumlah

Menyediakan sarana dan fasilitas kepada Vendor untuk penyimpanan FAME dan

Ethanol Anhydrus

Membayar FAME dan Ethanol Anhydrus berdasarkan volume yang telah

diblending menjadi Bio Pertamax, Bio Premium dan Bio Solar

VENDOR : Kompetensi : FAME dan Ethanol Anhydrus

Produsen / pemasok FAME dan Ethanol Anhydrus

Memberikan layanan dengan skema Vendor Held Stock serta mensuplai FAME

dan Ethanol Anhydrus secara tepat mutu dan tepat jumlah

Mengoperasikan sarana dan fasilitas penyimpanan FAME dan Ethanol Anhydrus

Mendapatkan pembayaran FAME dan Ethanol Anhydrus berdasarkan volume

yang telah diblending menjadi Bio Pertamax, Bio Premium dan Bio Solar

Page 23

Page 24: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

USULAN PERCEPATAN IMPLEMENTASI KOMERSIALISASI

BIOFUEL

DISTRIBUSI :

Target pendistribusian Biofuel akan terpenuhi apabila suplai FAME dan Ethanol

Anhydrus dapat memenuhi kebutuhan secara kontinyu dengan harga yang dapat

diterima oleh semua pihak

Badan usaha selain Pertamina diberikan kewajiban yang sama dalam

pendistribusian Biofuel sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

No. 32 tahun 2008

Pemberian insentif bagi pelaku bisnis dan customer sebagai kompensasi

pemakaian Biofuel

MONITORING :

Monitoring implementasi dan evaluasi komersialisasi BBN dilakukan semua pihak

terkait secara berkala dilanjutkan dengan penetapan rencana aksi

KONTROL KUALITAS :

Kontrol kualitas dilakukan dalam rangkaian supply chain oleh semua pihak terkait

dengan melibatkan lembaga yang terakreditasi untuk menjamin kesesuaian

kualitas yang dipersyaratkan

Perlu percepatan dalam pemenuhan sarfas pengujian termasuk SDM-nya

Page 24

Page 25: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Page 25

Page 26: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

BACK UP SLIDE

Page 26

Page 27: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KONTROL KUALITAS PRODUK BIOFUEL PERTAMINA DILAKUKAN

SESUAI KETENTUAN YANG DITETAPKAN DAN DIVERIFIKASI OLEH LEMBAGA

TERAKREDITASI ……

Page 27

Page 28: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KONTROL KUALITAS PRODUK BIOFUEL PERTAMINA DILAKUKAN

SESUAI KETENTUAN YANG DITETAPKAN DAN DIVERIFIKASI OLEH LEMBAGA

TERAKREDITASI ……

Page 28

Page 29: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

KONTROL KUALITAS PRODUK BIOFUEL

Page 29

Page 30: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Spesifikasi FAME Spesifikasi Bioethanol

Page 31: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Page 31

HARGA INDEX PASAR BAHAN BAKAR NABATI

1. Untuk Jenis Biodiesel, didasarkan Harga Patokan Ekspor Biodiesel

dari minyak sawit (FAME) yang ditetapkan Menteri Perdagangan

setiap bulan dengan faktor konversi sebesar 870 kg/m3

2. Untuk jenis Bioetanol, didasarkan Harga publikasi Argus untuk Ethanol

FOB Thailand rata-rata pada periode satui bulan sebelumnya ditambah

5% (lima persen) indeks penyeimbang produksi dalam negeri dengan

faktor konversi sebesar 788 kg/m3

Page 32: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Page 32

Page 33: Kepastian pembelian Biofuel oleh PERTAMINA

Page 33