kepala kantor wilayah kementerian agama provinsi...

60

Upload: vuongngoc

Post on 24-Apr-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk
Page 2: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dan segenap jajarannya

Turut berduka cita atas musibah banjir bandangyang menimpa masyarakat Tangse Kabupaten Pidie,

10 Maret 2011.Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh

untuk dapat mengulurkan bantuan dalam berbagai bentuk dan sarana guna meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita di Tangse.

TertandaDrs. H. A. Rahman TB, Lt

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dan segenap jajarannya

Turut berbelasungkawa atas musibah gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang, 11 Maret 2011.

Semoga Pemerintah dan Masyarakat Jepang yang telah banyak membantu Masyarakat Aceh sebelumnya,

dapat melewati masa-masa kritis dengan penuh ketabahan dan kesabaran.

Ttd.Drs. H. A. Rahman TB, Lt

Page 3: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yakub Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Staf Redaksi Fadhlan; Saiful Mahdi; Amwar Citra H Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail: [email protected] Hotline-SMS: 0852-7775-9339. Untuk distribusi, harap menghubungi No. HP. 085277529295 (Darwin). Iklan; HP. 08126935043 (Hartati).

Laporan Utama :

Stop Aliran Sesat di Aceh

Hal. 6

DAFTAR ISI

Tafsir: MillahIbrahimHal. 32

Korpri & DW: Bebaskan Buah Hati dari Gangguan Sembelit Hal. 58

Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA;Dirangkul, Jangan DikucilkanHal. 8

Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA; Mereka Menghina NabiHal. 8

Drs. H. A. Rahman TB, Lt;Aliran Sesat Harus Dikikis Habis di AcehHal. 12

Konsultasi BP4: Gara-gara Mertua

Hal. 45

Drs. H. Aiyub Ahmad, MA;

Meradang Karena Aliran SesatHal. 49

Dunia Islam: Jam Raksasa di Dekat Kabah Alami

KebakaranHal. 28

Pemerintah Aceh tidak Boleh Lepas TanganHal. 9

Moharriadi Syafari, ST, S.Ag.;

Prof. DR. Rusjdi Ali Muhammad, SHBek Mandum

Peulheueh bak GuruHal. 10

Page 4: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

4Santunan APRIL 2011

S a l a m R e d a k s i

Akhir-akhir ini umat Islam, kembali diresahkan dengan munculnya paham agama yang menyimpang berupa aliran sesat di sejumlah tempat dengan pelbagai bentuk

dan modusnya. Kita mendengar adanya aliran Ahmadiah, Millata Abraham, dan sebagainya. Ajaran-ajaran itu dinilai telah menyimpang alias sesat dari pokok-pokok ajaran Islam.

Fenomena maraknya aliran sesat ini ini tidak hanya membuat pemerintah, pemuka agama dan ummat Islam kalang kabut, tetapi pada sisi lain, fenomena aliran sesat ini telah memunculkan persoalan baru di tengah umat, yakni anarkisme agama.

Selama ini persoalan aliran sesat di negeri ini selalu men-jadi “bom waktu” yang dapat meledak setiap saat. Kita melihat bagaimana pengikut Ahma-diah di pulau Jawa dan di sejumlah tempat lainnya negeri ini menjadi sasaran amuk masa. Kasus terakhir, di Plimbang dan Pandrah Kabupaten Bireuen, ribuan massa mengamuk dan membakar, konon terkait dengan aktivitas Tgk. Aiyub bersama pengikutnya yang dinilai telah menyebarkan aliran sesat di daerahnya. Lagi-lagi Bireuen ‘heboh’ dengan aliran sesat, setelah sebelumnya Safwaliza dan pengikutnya di wilayah Peu-sangan di boikot masyarakat karena menyebar aliran mil-lata abrahah.

Menurut MPU Aceh, aliran sesat adalah faham atau pemikiran yang dianut atau diamalkan oleh sekelompok umat Islam yang bertentangan dengan akidah dan syariat Islam.

Namun faktanya, pemuka agama dan umat Islam, belum begitu cerdas menyikapi fenomena aliran sesat dan penyimpangan dalam beragama ini. Respon kita, masih mengedepankan amarah. Padahal, ajaran Islam sekali-kali tidak pernah mengajarkan kita untuk marah dalam menyikapi setiap persoalan. Lebih jauh lagi, masyarakat kita sesungguhnya belum siap dengan perbedaan.

Kita menilai, budaya dialog perlu dikembangkan dalam menyikapi perbedaan dan penyimpangan dalam pemahaman keagamaan, dengan harapan mereka yang sudah terlanjur menyimpang dapat kembali kepada ajaran yang benar dengan penuh kesadaran. Sebetulnya, banyak persoalan kehidupan beragama di tengah masyarakat kita perlu dilakukan dengan dialog, bukan dengan pemaksaan apalagi kekerasan.

Disamping itu, satu hal yang perlu terus dilakukan adalah pemahamaan agama dan aqidah yang benar mesti ditanamkan sejak usia dini. Memahami dan mengamalkan agama tidak cukup dengan ikut-ikutan apalagi meniru-niru. Islam sebagai ajaran harus dipelajari secara benar, utuh untuk dipahami dan seterusnya diamalkan dalam hidup dan kehidupan. Keyakinan

yang benar adalah yang didasari pengetahuan dan kesadaran yang mendalam, bukan dengan paksaan.

Pun begitu, metode dan model dakwah, dan pendidi-kan agama pada masyarakat, harus di-review ulang. Dak-wah lewat segenap bentuk, ghalib-nya harus bisa mem-berikan pemahaman yang utuh tentang agama kepada umatnya.

Bukan mustahil, mun-culnya fenomena kekeliruan dalam memahami agama (aqidah dan syari’ah) yang terjadi akhir-akhir ini, karena konsep dakwah

dan penyiaran agama telah ”gagal” dilakukan oleh elit agama. Ada kekeliruan dalam memahami agama (aqidah dan syari’ah).

Kita menyerahkan semuanya kepada pemerintah dan aparat, juga bukan solusi yang sepenuhnya tepat. Regulasi dan tata aturan yang dibuat pemerintah, tidak menjadi jaminan ”pemakzulan” agama. Karena tugas menjaga kemurnian agama, tugas menegakkan kebenaran dan meluruskan kemaksiatan, adalah tugas kita setiap pribadi pemeluk agama. Ya, tugas kita, juga tugas anda. n Juniazi

Menyiasati Aliran Sesat

Page 5: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

5Santunan APRIL 2011

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Radiah, S.Sos, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.

Assalamu’alaikum. Kami mau tanya, bagaimana cara mengirim TTS yang ada di Majalah Santunan? (085277564XXX)

RedaksiWa’alaikumsalam. Caranya mudah. Tulis jawaban sesuai dengan urutan kolom, selanjutnya kirim ke alamat redaksi Majalah Santunan. Kami tunggu jawaban TTS Anda dan terima kasih.

Assalamu’alaikum Wr.Wb.Yth, Redaksi Majalah Santunan. Saya sudah setahun terima SK sebagai CPNS pada Kementerian Agama (Maret 2010-Maret 2011) TMT 1 Januari 2009. Tapi sampai saat ini saya belum pernah terima uang minum. Sedangkan teman-teman saya di tempat lain mereka telah menerima. Bagaimana nasib saya? Apa ada solusinya? Terima kasih atas

dimuatnya surat pembaca ini. Desi Iriani, MIN Keude Dua Darul Ihsan, Aceh Timur.

RedaksiRedaksi juga menerima keluhan senada dari pembaca di daerah lain. Semoga bisa dijawab oleh yang berkompeten. Terima kasih.

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ana senang baca Santunan. Menunya bagus, enak dibaca, hangat beritanya, hebat penulisnya. Met… Sukses buat Santunan en terus berjaya. Allahu Akbar 5x. Muhadar, Guru MTsN Lhokseumawe.

RedaksiWa’alaikumsalam.

Terima kasih atas atensi dan dukungan-nya. Semoga majalah ini tetap eksis hadir di tengah derasnya pengaruh media-media lain. Semoga menjadi bacaan alternatif. Salam untuk pembaca Majalah Santunan di Lhokseumawe. Terima kasih.

Assalamu’alaikumMasih ada majalah santunan, meutuah that nyan, katrep hana tom lon kalon le, di Jakarta di mana kita belinya? Tks.Facebook@Bakhtiar Kaoy

Redaksi:Untuk sementara Santunan hanya didistribusikan di lingkungan PNS Kemenag Aceh, belum dijual di pasar, bagi yang ingin membaca bisa mengakses secara online pada situs www.aceh.kemenag.go.id

Page 6: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

6 Santunan APRIL 2011

LAPORAN UTAMA

Sepotong spanduk bertuliskan ‘Tolak Aliran Sesat Ahmadiyah’ terbentang lebar. Satu persatu

warga datang membubuhi tanda tangan di atasnya. Masyarakat kemukiman Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, turun ke jalan pada hari Sabtu (5/3/2011). Mereka protes keberadaan aliran sesat di daerah itu yang semakin me-resahkan.

Sementara itu, di Plimbang dan Pandrah, Kabupaten Bireuen, ribuan massa mengamuk, Minggu dan Senin (21/3/2011). Dalam aksi dini hari itu, massa membakar tiga unit sepeda motor, sebuah mobil, dan dua balai pengajian yang diduga tempat meng-ajarkan aliran sesat. Massa juga me-lempari dan merusak dua rumah yang masing-masing ditempati guru

pengajian di desa dalam Kecamatan Plimbang maupun Pandrah.

Aksi di Bireuen dan Abdya ter-sebut merupakan buntut dari tidak adanya tindakan pihak terkait terha-dap maraknya aliran sesat. Warga me-ngambil keputusan sendiri yang akhir-nya menimbulkan korban, walau belum pasti apakah balai pengajian di Bireuen benar-benar mangajarkan aliran sesat.

Masyarakat terlanjur resah, akhir-nya mencurigai banyak orang. Mereka khawatir anak-anak mereka terpenga-ruh dengan aliran sesat tersebut.

Adalah Rini (34 tahun), warga Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, sebagaimana dituliskan Kompas (11/3/2011) menga-takan bahwa persoalan tersebut sudah menjadi buah bibir masyarakat di Banda Aceh.

“Banyak ibu-ibu yang mulai kha-

watir dengan pendangkalan akidah yang terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka cemas dan takut kalau putra-putrinya juga terpengaruh dengan aliran sesat itu,” katanya.

Mahasiswa Unsyiah ikut beraksi, awal Maret lalu mereka menggelar pertemuan dengan Dewan Perwaki-lan Rakyat Aceh (DPRA) untuk me-laporkan temuan mereka di kampus (8/3/2011).

Pertumbuhan aliran sesat tergolong subur di Aceh. Padahal akhir tahun lalu hanya ditemukan aliran Millata Abraham di wilayah Bireuen, namun siapa sangka ternyata di balik itu ada banyak aliran lain yang terus mengem-bangkan sayapnya, seperti Ahmadi-yah dan Mukmin Muballigh. Gerakan mereka sudah menyebar ke beberapa kabupaten/kota. Mereka menargetkan

Dirangkum oleh Mulyadi Nurdin

Stop Aliran Sesat di AcehAliran sesat makin marak di Aceh, namun belum ada yang bertindak.

Page 7: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

7Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

generasi muda khususnya mahasiswa, sehingga meresahkan dunia kampus.

Di Unsyiah saja sudah 40 orang yang diindikasikan terjerumus dalam aliran sesat. Umumnya mahasiswa baru di beberapa fakultas seperti ekonomi, teknik, dan FKIP, sebagaimana diung-kapkan Dekan FMIPA Unsyiah, Dr. Mustanir Yahya kepada Santunan Senin, (21/3/2011). “Aliran itu kini menyebar di beberapa fakultas seperti teknik, ekonomi, FKIP, dan lain-lain,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan Presiden PEMA Unsyiah, Alfiyan. Menurutnya saat ini sudah ditemukan indikasi aliran sesat di Banda Aceh, khususnya di Unsyiah, yaitu aliran Mukmin Muballigh. Aliran ini juga sudah masuk ke Aceh Barat, Bireuen, dan Lhokseumawe. Aliran sesat ini berasal dari luar kampus dan Kebanya-kan yang terpengaruh oleh aliran ini merupakan mahasiswa yang tergolong masih baru.

Masyarakat berharap ketegasan sikap dari pihak terkait, terutama Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, agar segera mengumumkan aliran-aliran yang disebut sesat itu.

“Nama-nama aliran sesat itu harus diumumkan kepada publik, agar tidak ada lagi warga yang terpengaruh, dan orang yang sudah terlanjur juga dapat menyadarinya,” kata Rini, warga Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh.

Harus ditindakMaraknya aliran sesat di Aceh

mendapat reaksi keras dari berbagai kalangan, mereka ingin pengikut aliran tersebut ditindak tegas.

Anggota Komis G DPRA Moharriadi Syafari, ST, S.Ag. menegaskan, supaya Pemerintah Aceh tidak tinggal diam, dan tidak lepas tangan terhadap isu yang meresahkan tersebut. “Pemerintah Aceh harus segera bertindak dengan melibatkan semua unsur secara terpadu,” tegasnya.

Ketua PEMA Unsyiah, Alfiyan, juga mendesak pemerintah untuk bertindak. “Mahasiswa menuntut agar Pemerintah harus cepat menang-gapinya serta mencari solusi, sehingga hal itu tidak menyebar luas di Aceh,” tegasnya.

Sebelumnya Ulama yang tergabung dalam Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), telah jauh-jauh hari men-

desak pemerintah.“Saya berharap pimpinan atau

penyebar aliran sesat itu ditangkap dan diberi hukuman yang berat dan polisi harus mengusutnya secara cepat serta tuntas,” kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. Faisal Ali di Banda Aceh, Selasa (12/10/2010) lalu.

Faisal Ali meminta pihak kepolisian melakukan tindakan pengembangan kasus tersebut ke seluruh Aceh, karena aliran sesat tersebut kemungkinan tidak hanya di satu tempat.

“Hal itu penting dilakukan sebagai antisipasi, jangan sampai aliran sesat seperti itu atau dalam bentuk lain-nya juga ada di daerah lain, khusus-nya di Aceh. Kami juga mengimbau masyarakat tidak memberi ruang bagi berkembangnya aliran sesat di daerah mereka,” kata dia.

Faisal Ali yang juga Ketua Pimpi-nan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Aceh meminta warga tidak melaku-kan tindakan anarkis terhadap oknum masyarakat yang terpengaruh aliran sesat. “Kalau ada warga yang terpe-ngaruh maka serahkan kepada ulama untuk pembinaan kembali atau kepada polisi sebagai penegak hukum. Jangan sampai bertindak anarkis,” katanya menambahkan.

Bagi warga yang telah terpengaruh aliran sesat itu perlu dibina kembali oleh berbagai pihak, terutama peme-rintah daerah. “Saya juga mengimbau agar tidak menjadikan sentimen pri-badi atau kelompok dengan menuduh orang terlibat aliran sesat, serahkan kepada ulama atau tokoh masyarakat,” katanya menambahkan.

Menanggapi keluhan warga, Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan Pemerintah akan mengeluarkan peraturan Wali kota (Perwal) untuk mengantisipasi berkem-bangnya aliran sesat itu.

Selain mengeluarkan perwal, Pem-ko Banda Aceh juga akan membentuk tim mengawasi aliran sesat yang masih berupaya mempengaruhi warga teru-tama kalangan pelajar dan intelektual.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan MPU kota untuk mencari solu-si agar masyarakat tidak terpengaruh dengan aliran sesat tersebut,” kata Illiza. n mulyadi nurdin/serambi/atjehpos/kompas/republika

Page 8: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

8 Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

Mukmim Muballigh, nama sebuah aliran yang baru-baru ini muncul di Aceh. Nama-nama pengikutnya kini beredar di jejaring sosial, facebook dan twitter. Aliran ini mulai meresahkan masyarakat, sebab ada beberapa ajaran-nya yang dinilai sesat.

Dalam wawancara dengan Santunan Kamis, (10/03/2011), Ketua MPU Aceh, Tgk. Muslim Ibrahim menyatakan ada-nya beberapa pemahaman aliran ini yang menyimpang. Antara lain mereka melakukan penafsiran berdasar logika, tidak mengikuti kaedah penafsiran. Kata ‘ism” dalam basmalah, ditafsirkan oleh mereka dengan arti isme. Jadi disimpulkan bahwa agama itu hanya lah isme tentang ketuhanan.

Pemahaman mereka juga ada yang dibangun berdasar teori dari sains, yaitu dalam menjelaskan tentang kehamilan Maryam. Bahwa secara biologis, ma-nusia tercipta dari pertautan dua kromosom, x dan y, sehingga t e r l ah i r s e b a - gai laki-laki a t a u

perempuan. Dari fakta ilmiah ini, maka Nabi Isa yang terlahir sebagai laki-laki, tentunya tidak mungkin tercipta tanpa benih dari dari pria tertentu. Jika sejarah membuktikan tidak ada pria yang mendekati Maryam, maka pastilah Maryam telah berhubungan intim dengan Allah. Buktinya, Allah itu selalu disebutkan dalam idiom laki-laki, setiap zhamir yang merujuk kepada Allah, pasti digunakan kata huwa, bukan hiya.

Jika diklarifikasi dengan kriteria sesat yang difatwakan MPU Aceh, maka ajaran Mukmin Muballigh telah dapat dinyatakan sesat. Dalam Fatwa No. 4, tahun 2007, pada poin 6, menafsirkan Alquran tidak berdasarkan kaedah tafsir merupakan tindakan sesat.

Pernyataan mereka tentang kehami-lan Maryam juga merupakan pelecehan terhadap nabi dan rasul yang diatur dalam poin 10. Bahkan lebih parah lagi, menyatakan Allah berhubungan intim dengan Maryam, adalah menyamakan Allah dengan makhluk. Saat ditanya tentang pilihan kata sesat dalam fatwa MPU, Muslim mengakui, dibutuhkan ungkapan yang lebih tegas. Misalnya sesat dalam tingkatan murtad.

Majelis MPU Kota Banda Aceh me-mang sudah menetapkan beberapa aliran, seperti Millah Abraham dalam kategori sesat, dan pengikutnya divonis murtad. Mengkhawatirkan memang, sebab lebih dari 40 orang mahasiswa

perguruan tinggi di Banda Aceh telah termakan ajaran sesat ini. n

mulyadi nurdin/jabbar sabil

Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA. Ketua MPU Aceh

Mereka Menghina Nabi

Fokus kita dalam merespon aliran sesat sekarang lewat dua model, dua pendekatan. Pertama, bagaimana men-cegah generasi Aceh yang belum tervi-rus aliran sesat itu, agar tetap steril baik aqidah maupun pemahaman agamanya. Pencegahan ini tentu lebih dibeban-kan pada lembaga pendidikan. Juga di pundak keluarga dan masyarakat. Ka-rena menurut informasi, bahwa yang sudah terjerumus itu ada yang sedang dalam usia sekolah (remaja), maka fokus hari ini harus kita berikan lebih pada usia SMA, atau tamatan sekolah dalam jenjang di bawahnya. Sebab usia itu akan menjadi ‘bibit-bibit’ untuk di-semai di Perguruan Tinggi (PT) nanti.

Sekarang yang dibutuhkan anak didik, di mana pun mereka sekolah atau kuliah, di samping kebutuhan pendidikan agama, juga pemahaman agama Islam yang benar. Pendidikan agama yang maksimal tentu sesuai dengan kapasitas dan jiwa mereka se-bagai anak manusia muslim dalam usia sekolah. Jadi dibutuhkan pembelajaran agama yang standar, serta memenuhi kebutuhan dasar mereka. Guru dan tenaga kependidikan juga wajib me-ningkatkan kapasitas perguruannya. Jika tuntutan in tidak tercapai di lem-baga pendidikan formal dan informal, anak didik akan mencari sendiri di luar secara terbuka dan bebas.

Kebutuhan primer ini persis seba-gaimana kebutuhan dasar akan ma-kanan dan pakaian, pangan dan san-dang. Orang tua yang tidak melayani makanan dan pakaian di rumah secara memuaskan, dia akan mencari dan

Prof. DR. Farid Wajdi Ibrahim, MA; Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Dirangkul, Jangan Dikucilkan

Page 9: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

9Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

Awal maret lalu, kami kedatangan mahasiswa dari berbagai universitas di Aceh, mereka mengaku pernah terjebak mengikuti pengajian-pengajian yang berindikasi sesat. Nama-nama mereka kita simpan di DPRA sebagai data.

Sekarang penyebaran ajaran sesat tidak terbatas di kampus Unsyiah saja, tetapi telah menyebar ke beberapa perguruan tinggi lain, malah sudah sampai ke Lhokseumawe, Pemerintah tidak boleh menyepelekan masalah ini, karena sangat berbahaya dan berpotensi merusak tatanan sosial keagamaan masyarakat Aceh.

Untuk itu Pemerintah Aceh dan jajarannya harus segera melakukan tindakan antisipasi dengan mengga-lakkan dakwah ke seluruh daerah supaya dapat menyampaikan ajaran yang benar kepada masyarakat. Pem-bentengan akidah mutlak diperlukan dengan melibatkan semua elemen di semua level.

Generasi muda yang merupakan sasaran empuk dari penyesatan, harus dibina dengan sungguh-sungguh. Me-reka selama ini kehilangan figur dan sepinya keteladanan sehingga mudah terpengaruh dengan berbagai ajaran baru yang menyesatkan.

Kurangnya keteladanan yang diperoleh remaja membuat mereka ingin mencari jati diri dengan cara mereka, oleh sebab itu semua pihak harus kembali menggalakkan keteladanan yang baik, jauh dari sifat tercela dan korupsi.

Perguruan Ting-gi juga harus pro aktif menin-

daklanjuti masalah tersebut, mengi-ngat kebanyakan aliran sesat bergen-tayangan disana, pihak rektorat dan jajarannya harus melakukan langkah-langkah serius untuk mengembangkan pemahaman Islam yang benar kepada mahasiswa.

Lembaga dakwah di kampus harus didukung oleh semua pihak, karena selama ini lembaga dakwah kampus telah berkontribusi dalam menyebarkan pemahaman keislaman dan pembentengan akidah mahasiswa.

Dosen juga kita harapkan dapat membantu memberikan pencerahan-pencerahan, bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga menjadi figur dan teladan bagi mahasiswa.

Kita mendorong supaya pemerin-tah Aceh merancang program pem-bentengan akidah serta mengajukan anggaran untuk itu, kita di DPRA akan mendukungnya. Programnya harus terintegrasi melalui lintas sektoral, dengan melibatkan semua unsur se-perti MPU, Dinas Pendidikan, Dinas

PU, dan lain-lain sesuai dengan fungsi masing-masing. Jadi pemerintah tidak boleh lepas tangan. n mulyadi nurdin

Moharriadi Syafari, ST, S.Ag., Anggota Komisi G DPRA

Pemerintah Aceh tidak Boleh Lepas Tangan

membeli sendiri atau bersama kelom-poknya di luar rumah. Misalnya untuk tuntutan pengetahuan yang sama-sama dibutuhkannya seperti butuh sandang dan pangan, dia akan ‘menjaja’ dunia maya, untuk menggali sepenggal infor-masi dan pengetahuan lainnya, secara diam-diam sendirian.

Pendekatan kedua, bagi yang sudah terjangkit ‘virus’ aliran sesat, ini ja-ngan dikucilkan dari publik, sebagaima-na kita tidak mesti mengucilkan dari komunitasnya para pengidap HIV dan AIDS. Juga kita tidak menjauhkan kor-ban narkoba dari kelompok sosialnya. Jadi, lebih kurang untuk korban aliran sesat ini, sama format penanganannya, dan mesti ditempatkan pada posisi yang sama sebagai korban. Walaupun relatif sama-sama membahayakan, na-mun jangan diberi hukuman. Mereka mesti dirangkul dan diberi pencera-han nan islami kembali. Jadi, karena fenomena aliran sesar ini bukan lan-taran kemauan korban semata-mata, lantas terhadap, misalnya yang diklaim ‘murtad’ dan ‘sesat’, jangan langsung dibunuh, atau dipenjara. Ada langkah edukasi dan pembinaan lainnya.

Akhirnya, di Aceh korban sudah cukup, cukup sudah, sebagian korban ialah mahasiswa, maka semua PT di Aceh mesti memberi perhatian lebih atas kasus ini, dengan mengintrospeksi diri secara secara terus-menerus ke da-lam, secara personal dan institusi, bu-kan malah menghabiskan energi untuk mencari, misalnya siapa sponsor atau dalang yang mem-backup-nya, atau yang menungganginya. n yakub

Page 10: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

10 Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

Fenomena aliran sesat di Aceh hari ini, menjadi bahan masukan bagi kita: siswa, orang tua, guru, sekolah, kam-pus, tokoh masyarakat, dan pemerin-tah. Ini juga mengisyaratkan bagi kita

di nanggroe syariat, agar lebih bertang-gung jawab dalam mendidik anak. Kita mengajak siapa saja yang mempunyai anak, atau yang mengasuh anak-anak, mari mengubah pemahaman yang ‘pin-cang’ selama ini, dari asumsi bahwa anak akan ‘beres’ hanya di tangan guru, menjadi pemahaman bahwa be-ban anak harus ditanggung bersama.

Sebab bagi sebagian orang tua sekarang, masih terkesan seakan-akan, setelah mengantar putra dan putri ke sekolah, lepas segala-galanya. Bek man-dum peulheueh bak guru, jangan lepas-kan semua ke pundak sekolah. Padahal guru dan anak didik hanya ‘singgah’ beberapa jam sesamanya di sekolah, dengan segenap persoalan pendidikan hari ini. Kita dengar, problem anak didik dan guru di sekolah sama saja, baik bagi guru yang mengajar bidang studi agama maupun yang membidangi

Prof. DR. Rusjdi Ali Muhammad, SH, Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh

Bek Mandum Peulheueh bak Gurustudi umum. Sama saja dinamika dan tantangan buat siswa dan guru, baik di sekolah agama (madrasah) maupun di lembaga umum.

Fenomena aliran sesat yang sedang ‘mengincar mangsa’, ada di depan mata kita. Mengantisipasi atau membendung gejala ini, Dinas Syariat Aceh terus berkoordinasi dengan MPU Aceh, Dinas-dinas Syariat Kabupaten/Kota, aparat penegak hukum, dan seterusnya. Dinas Syariat Aceh juga menyelidiki, apakah kasus heboh itu benar sampai sebesar itu; dari mana dan siapa guru sumber aliran itu; serta apakah mereka betul-betul sesat. Jangan-jangan hanya perbedaan sedikit saja, sudah diteriaki ‘sesat’. Kita ingat dan tentu menjadi pelajaran, dari kasus ‘penyerangan’ Fajar Hidayah Kabupaten Aceh Besar, yang sampai kini belum diumumkan hasil investigasi itu. n yakub

FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMANANGGROE ACEH DARUSSALAM

Nomor: 4 Tahun 2007

Tentang Kr i ter ia A l i ran SesatSuatu faham atau aliran keagamaan dinyatakan sesat dan menyimpang dari Islam apabila memenuhi salah satu dari

kriteria berikut:1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 (enam), yaitu beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya,

kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada Hari Akhirat dan kepada Qadha dan Qadar dari-Nya.2. Mengingkari salah satu dari rukun Islam yang 5 (lima), yaitu: mengucap dua kalimah syahadat, menunaikan

shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji.3. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan I’tiqad Ahlus-sunnah wal jama’ah.4. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.5. Mengingkari kemurnian dan atau kebenaran Alquran.6. Melakukan penafsiaran Alquran tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir.7. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam.8. Melakukan pensyarahan terhadap hadis tidak berdasarkan kaidah-kaidah ilmu mushthalah Hadis.9. Menghina dan atau melecehkan para nabi dan rasul Allah.10. Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir.11. Menghina dan atau melecehkan para shahabat Nabi Muhammad saw.12. Merubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti

berhaji tidak ke Baitullah, shalat fardhu tidak 5 waktu, dan sebagainya.13. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i yang sah, seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan

anggota kelompoknya.

Page 11: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

11Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

Terkait merebaknya berbagai aliran sesat di Aceh, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) telah membentuk tim untuk menginvestigasi gerakan pendangkalan akidah dan pemurtadan tersebut. Tim yang dibentuk Ketua DPRA Drs Hasbi Abdullah, terdiri dari anggota dewan dari Komisi G. “Pembentukkan tim ini ditetapkan setelah para mahasiswa dari Banda Aceh dan Lhokseumawe mendatangi DPRA dan menyampaikan temuan menyangkut aliran sesat yang telah menyebar di kampus-kampus di Aceh,” tulis Ketua Komisi G DPRA, Tgk H Muhammad Wali Al-Khalidi, dalam pernyataan tertulisnya kepada Serambi, Jumat (18/3/2011).

Ia menyebutkan, tim investigasi yang diketuai dirinya beranggotakan,

DPRA Bentuk Tim Investigasi

Aliran sesat itu sebenarnya kasus lama dengan berbagai nama yang berbeda, namun akhir-akhir ini makin meresahkan karena telah banyak yang menjadi korban. Di kampus Unsyiah saja sudah 40 orang mahasiswa yang sudah dipanggil karena dicurigai mengikuti aliran sesat tersebut.

Sejauh ini yang terindikasi sesat adalah aliran Ahmadiyah, Millah Abraham, dan aliran Muslim Muballigh. Pengikut aliran tersebut sesuai dengan fatwa MPU Aceh telah dinyatakan sesat dan kita dari pihak rektorat telah memanggil mahasiswa yang terjerumus ke dalam aliran tersebut untuk memberikan pembinaan.

Aliran itu kini menyebar di beberapa fakultas seperti teknik, ekonomi, FKIP, dan lain-lain, walau keberadaan mereka telah terdeteksi, pihak kampus tidak bisa melakukan pemecatan terhadap mereka, karena tidak memiliki kewenangan untuk itu. Yang berhak menindak adalah aparat pemerintah, kita seperti masyarakat

lainnya hanya menyediakan informasi terkait gerakan aliran tersebut.

Keberadaan aliran sesat tersebut setidaknya akan mengganggu proses belajar mengajar dan pembinaan di kampus, karena mereka cenderung meyakini orang yang tidak sepaham sebagai sesat, dan halal darahnya, ini mempengaruhi etika mereka dalam bergaul dengan berbagai pihak termasuk dengan dosen dan pembimbing.

Kita tidak bisa menyalahkan pihak tertentu dalam kasus ini, kasus ini merupakan kasus yang sistemik, yang dimulai dari pendidikan di rumah tangga, sekolah hingga SMA, sedangkan di kampus hanyalah klimaks dari kasus yang sudah sekian lama terpendam itu.

Dari aspek pendidikan agama, 80 persen mahasiswa Unsyiah memiliki pemahaman rendah terhadap agama, mereka tidak bisa mengaji, sehingga kita menerapkan program UP3AI (Unit Pengelola Program Pendamping Mata

DR. Mustanir yahya, M. Sc., Dekan FMIPA Unsyiah

Proses Belajar di Kampus Ikut Terganggu

Kuliah Agama Islam) pada semester pertama, 80 persen pesertanya harus belajar dari metode iqra’ 1 sampai 6 karena belum bisa membaca Alquran.

Kami berharap Pemerintah bisa bersama-sama terlibat dalam menindak aliran sesat tersebut supaya tidak terjadi konflik di tengah masyarakat. n mulyadi nurdin

Tgk Syafi’i Hamzah (Partai Aceh), Moharriadi Syafari ST SAg (PKS), Tgk Jemarin (Demokrat), Hj Nurlelawati (Golkar), Tgk Nurdin Cut (Partai Aceh), Tgk Ilham (Partai Aceh), dan Tgk Ibnu Hajar (Partai Aceh). Ia juga berharap, MPU, Dinas Syariat Islam, dan Kementerian Agama Aceh, bahu-membahu untuk membimbing generasi muda dan masyarakat Aceh, dalam upaya membendung aliran-aliran yang dibawa oleh sekelompok tertentu, yang berbeda dengan ajaran Islam.

“Masyarakat Aceh harus selalu waspada terhadap penyebaran aliran sesat yang memurtadkan banyak orang di kalangan rakyat Aceh, dan harus segera melapor jika ada masjid-masjid dan tempat-tempat yang mengadakan pengajian tertutup dan terbatas untuk

kalangan sendiri,” imbaunya. Sementara Tgk Jemarin menambah-

kan, berdasarkan surat dari MPU terdapat beberapa daerah di Aceh yang disinyalir telah berkembang aliran sesat. Antara lain, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tengah, Bireuen, Aceh Tenggara, Simeulue, dan Abdya. Karena itu, pihaknya perlu melakukan ivestigasi terhadap informasi tersebut dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota setempat.

Sementara itu Moharriadi Syafari ST, S.Ag dari PKS mengatakan bahwa temuan dari DPRA nantinya harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah Aceh dengan melibatkan semua dinas terkait secara terpadu, sesuai dengan tupoksi masing-masing. n mulyadi nurdin/serambi

Page 12: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

12 Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

Aliran sesat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam harus dikikis habis di Provinsi Aceh.

“Apa pun bentuknya aliran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tidak boleh dibiarkan ada, apalagi sampai berkembang, dan harus dikikis habis di Aceh,” ajak Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Drs. H. A. Rahman TB, Lt, pada ANTARA di Banda Aceh, Jumat malam (18/3/2011).

Kepala Kanwil Kementerian Agama Aceh menyampaikan hal itu di sela-sela pembukaan pelatihan untuk pelatih sosialisasi empat pilar kehidupan bernegara kepada pengasuh pondok pesantren di Aceh, yang diselenggarakan MPR RI. Ditegas-kan, jangan dibiarkan h i d u p a l i r a n sesa t

karena dapat mengancam eksistensi Islam yang sebenarnya di bumi Serambi Mekkah ini.

Kendati demikian, A Rahman TB mengatakan bahwa Kemenag tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi aliran sesat yang kini bukan lagi sebuah isu berkembang di provinsi yang mayoritas pemeluk Muslim tersebut. “Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi aliran sesat. Contoh, aliran ‘Millata Abraham’ yang sempat berkembang di Bireuen beberapa waktu lalu, dan sekarang di Kota Banda Aceh,” jelas Kakanwil.

Namun, Kemenag akan menindak tegas bersama Majelis Permu-

syawaratan Ulama (MPU), Dinas Syariat Islam, dan

Kepolisian Aceh, guna mencegah berkem-

bangnya aliran sesat tersebut.

Drs. H. A. Rahman TB, Lt, Kakanwil Kemenag Aceh

Aliran Sesat Harus Dikikis Habis di Aceh

Page 13: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

13Santunan APRIL 2011

Laporan Utama

DATA ORGANISASI ALIRAN SEMPALAN PROVINSI ACEH TAHUN 2009

No.Kabupaten/

KotaNama Aliran Alamat Aliran Sempalan

Jumlah Pengikut

Kegiatan/Ajaran Keterangan

1. Sabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia

Lingkungan Blang Tunong, Kel. Balohan, Kec. Sukajaya

± 40 orang Melakukan shalat Jumat di Balee Kebun Salak dan pengajian secara berkala

2. Bireuen Az-Zaitun Sebelah Timur Kota Bireuen ± 7 Anggota Pengikut ajaran disumpah, dan siapa yang 1. melanggar sumpah akan hilang dalam gelap.Shalat Jumat boleh dilakukan di rumah.2.

Aliran ini telah mendapat respon dari MPU Bireuen yang menyatakannya sesat dan dibubarkan.

3. Bireuen Beberapa ajaran menyimpang

Paya Lipah, Kec. Peusangan Kab. Bireuen

± 30 Anggota Menafsirkan Alquran tidak menurut kaedah 1. penafsiran.Orang bernifas wajib meng-qadha shalat.2. Berdoa tidak kepada Allah dan malaikat.3.

Telah dikeluarkan fatwa oleh MPU Kab. Bireuen yang menyatakan aliran ini sesat dan pengikutnya diminta untuk dibubarkan.

4. Bireuen Beberapa ajaran menyimpang

Desa Barat Lanyan Kec. Jangka Kab. Bireuen

± 25 Anggota 1. Mengajar ilmu agama dan mengaku dirinya sebagai Waliyullah.

2. Mengaku dapat berkomu-nikasi langsung dengan orang yang telah lama meninggal.

Telah dikeluarkan fatwa oleh MPU Kabupaten Bireuen

5. Aceh Timur Beberapa ajaran menyimpang

Kec. Peureulak Barat Kab. Aceh Timur

± 5 Anggota 1. Proses nikah tidak perlu didahului lafaz ijab kabul, tapi cukup dengan syahadat rasul oleh calon suami.

2. Salat lima waktu cukup dilakkan dengan niat di dalam hati.

MPU Kab. Aceh Timur telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa ajaran yang dibawa Sam Cs. adalah menyimpang dari ajaran Islam.

6. Aceh Timur Tarekat Naqsyabandiyah

Pondok Pesantren Malikul Saleh, Buket Kawat, Kecamatan Idi Cut, Kab. Aceh Timur

-

1. Menganjurkan suluk pada tempat-tempat tertentu.

2. Diajarkan bahwa umat Islam tidak wajib shalat Jumat.

3. Dalam terekat ini diajarkan bahwa ayat-ayat Alquran dapat menghidupkan orang mati.

4. Meyakini bahwa roh orang mati itu terkatung-katung antara langit dan bumi.

MPU Kab. Aceh Timur telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa ajaran ini menyimpang dari ajaran Islam.

7. Aceh Selatan Dinyatakan bersumber dari ajaran Syi’ah

Desa Tutong, Kab. Aceh Selatan

-

1. Aliran ini memberi pelajaran kepada pengikutnya pada malam hari setelah pukul 23.00 wib secara sembunyi-sembunyi.

2. Ajaran Baihakri berpedoman kepada kitab yang dikarangnya sendiri setebal 14 halaman bertulisan Arab

3. Pada kitabnya terdapat gambar manusia4. Boleh menggantikan salat dengan zikir

saja, dan boleh mengerjakan salat kapan teringat saja.

5. Bentuk ucapan dan syair dalam ajaran ini mengandung syirik.

Musyawarah MPU Aceh Selatan memutuskan bahwa ajaran Tgk. Baihakri ini menyimpang dari Alquran, Hadis, Ijmak, dan Qiyās, maka diminta agar segera dihentikan, dan pengikutnya dianjurkan bertobat.

Sumber: Subbag Hukmaskub Kanwil Kemenag Aceh

“Yang namanya aliran sesat dan upaya pedangkalan akidah kita tidak biarkan berjalan di bumi Aceh ini,” tegasnya.

Ia juga menyebutkan sebelumnya terdapat 11 macam aliran sesat di Aceh. Tapi 10 di antaranya sudah tidak ada lagi. “Ada yang masuk ke Aceh tapi

tidak ada namanya. Ahmadiyah sendiri, terdengar ada, namun tidak terlihat bentuknya,” sebutnya.

Kakanwil juga mengharapkan supaya dalam menangani aliran sesat tidak mengedepankan emosi, tetapi melalui dialog dan pendekatan persuasif.

Menurutnya sikap main hakim sendiri tidak menyelesaikan masalah, tetapi harus selalu mengedepankan pembinaan yang berkelanjutan supaya yang sudah terlanjur terlibat dapat dikembalikan ke jalan yang benar.n mulyadi nurdin/republika

Page 14: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

14 Santunan APRIL 2011

Laporan Khusus

Rencana kerja dan anggaran ada-lah hal penting dalam sebuah kementerian atau lembaga pe-

merintah. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dengan berpedoman pada rencana strategis serta kegiatan priori-tas yang telah ditetapkan, setiap tahun pimpinan kementerian atau lembaga wajib hukumnya menyusun dan me-nyiapkan Rencana Kerja Kementerian Lembaga (RK-KL).

Tanggal 26 – 28 Februari lalu, di Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara, menjadi sebuah catatan penting derap langkah jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama untuk tahun anggaran 2012 mendatang. Ba-gaimana tidak, di tempat inilah dilang-sungkan Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh tahun anggaran 2012.

Dari penjelasan H. Saifuddin, SE, Kepala Sub Bagian Caninfoka, Ra-kor kali ini melibatkan unsur-unsur wilayah dan daerah, sehingga terwu-jud apa yang dikatakan koordinasi, singkronisasi dan terintegrasinya pro-

gram-program prioritas dan terpadu, termasuk usulan Satker di bawahnya.

Seperti diutarakan Kakanwil Ke-menterian Agama Provinsi Aceh dalam sambutan saat pembukaan Rakor, tidak ada lagi Satker yang komplain karena kesalahan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran. ”Saya berharap ke depan tidak ada lagi Satker yang merasa dirugikan karena kesalahan dalam pe-nyusunan anggaran, salah memberikan data dan informasi yang mengakibat-kan kurangnya ketersedian anggaran. Seperti beberapa kasus yang terjadi, sejumlah satker tidak dapat membayar tunjangan sertifikasi guru karena input data yang diberikan tidak sesuai dengan data di lapangan”, ujar Kakanwil.

Menurut Kakanwil, Undang-un-dang Nomor 17 Tahun 2003, menya-takan adanya pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dengan sistem anggaran, serta penerapann sistem anggaran berbasis kinerja. Hal ini mencerminkan adanya perubahan sistem anggaran dari model lama yang berdasarkan sistem incremental atau sistem line-item ke sistem pengang-

garan berbasis kinerja. Untuk itu saat ini, setiap unit organisasi pemerintah diminta untuk menyusun anggaran berdasarkan pendekatan kinerja, yaitu suatu sistem anggaran yang menguta-makan upaya pencapaian hasil kerja atau ouput dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.

Dengan pendekatan kinerja, urai-nya, maka anggaran disusun berdasar-kan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran. Keterpaduan antara perencanaan ki-nerja dengan anggaran tahunan akan menghasilkan adanya keterkaitan an-tara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti inilah yang disebut dengan ang-garan berbasis kinerja.

Untuk itu, imbuhnya, perlu diba-ngun suatu sistem yang dapat menye-diakan data dan informasi dalam penyu-sunannya. Membuat anggaran berbasis kinerja, juga diperlukan perencanaan strategik (Renstra) yang disusun se-cara objektif dengan melibatkan se-luruh komponen yang ada. Anggaran yang disusun haruslah didasarkan pada

Laporan Juniazi, Elia Fajri, dari Kutacane

Rakor Penyusunan RKA-SK tahun 2012 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh

Page 15: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

15Santunan APRIL 2011

Laporan Khususstandar harga, tolok ukur, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kakanwil Sambut Positif Rakor RKA-SK

Kakanwil menyambut positif Rakor ini, ”Forum Rakor seperti ini merupa-kan kegiatan strategis, karena dalam forum ini kita akan membahas dan menyepakati sejumlah rencana kerja dan kegiatan penting yang diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja dan pemantapan langkah kita menuju masa depan yang dicita-citakan. Saya sangat berharap, hal yang dicapai pada Rakor tahun ini adalah hal yang substantif, tajam, kongkret dan terarah. Di samping itu, forum ini juga dapat dijadikan wahana untuk me-nyamakan persepsi dan langkah kerja bagi peningkatan kualitas pe-ngelolaan Kementerian Agama Provinsi Aceh, sekaligus forum menggali potensi organisasi, penguatan komitmen dan in-tegritas pengabdian kita kepa-da agama, bangsa dan negara tercinta.

Pada bagian lain, Kakanwil menegaskan, untuk beberapa tahun terakhir anggaran Ke-menterian Agama Provinsi Aceh mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk itu Kakanwil berharap, ”Meningkatnya anggaran harus dibaringi pula dengan peningkatan kerja dan kinerja pada se-luruh Satuan Kerja dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat”, ujarnya.

Kakanwil meminta semua Satuan Kerja dan unit kerja untuk menyusun rencana kerja dan anggaran dengan baik. ”Sesuai dengan dengan tema Ra-kor tahun ini, yaitu, ”Restrukturisasi Program dan Kegiatan Menuju Ang-garan Berbasis Kinerja”, saya meng-harapkan, rencana kerja dan anggaran disusun nantinya dapat memberi arti dan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dan umat. Misalnya, di bidang kehidupan beragama program dan kegiatannya dapat memberi arti dalam rangka mewujudkan kondisi ke-beragamaan masyarakat yang dinamis dan mampu mendukung pembangu-nan nasional; Bidang kerukunan umat beragama dapat mewujudkan kehidu-pan harmoni intern dan antar umat

beragama sebagai pilar kerukunan na-sional; Bidang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan harus dapat mewujudkan pelayanan pendidikan yang merata, bermutu dan berdaya saing; Bidang penyelenggaraan ibadah haji bagaimana kita harus mewujudkan tingkat kepuasan jamaah haji setiap ta-hun; Bidang tata kelola pemerintahan harus dapat mewujudkan penyeleng-garaan birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel serta tersedianya apara-tur pelayanan keagamaan yang profe-sional”, harapnya.

Kakanwil juga berharap, RAKER kali ini dapat menghasilkan sejumlah ren-cana strategis yang matang berkaitan dengan rencana kerja dana anggaran tahun 2012 yang akan datang. Forum ini juga dapat dijadikan ajang evaluasi

kinerja dan peta permasalahan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, serta dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi, serta langkah antisipasi yang diambil pada tahun 2011 ini, 2012 dan tahun-tahun mendatang dalam penyusunan pro-gram kerja dan anggaran. Dengan de-mikian, kita dapat berharap, ke depan kinerja Kementerian Agama Provinsi Aceh semakin meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

”Harus kita pahami, bahwa be-sarnya harapan masyarakat dan masu-kan terhadap pelayanan publik yang dilakukan Kementerian Agama saat ini, seperti penyelenggaraan haji, pening-katan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, peningkatan kualitas dan pemahaman agama, menjaga keruku-nan umat beragama, harus dipandang sebagai upaya untuk memotivasi kita agar kita berbuat lebih baik lagi di masa-masa akan datang,” katanya.

Kegiatan Rakor RKA-SK ini dihadiri

137 orang peserta dari jajaran Kanwil dan Kementerian Agama Kabupaten/Kota, diisi dengan paparan dan diskusi tentang kebijakan program dan angga-ran serta usulan Kementerian Agama, bidang teknis, dan laporan serta ren-cana program dan kegiatan masing-masing Kankemenag Kabupaten/Kota.

Kakanwil Janji Bangun Kankemenag Agara

Pada bagian lain, saat pembukaan Rakor yang dihadiri Bupati Aceh Teng-gara, Muspida sejumlah SKPD, peja-bat di Kanwil, Kakankemenag seluruh Aceh, Kakanwil mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tenggara, bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Ka-bupaten yang selama ini ikut mendu-

kung program kerja Kemente-rian Agama di daerah ini, ter-masuk terakhir menyukseskan penyelenggaraan haji 2010, membantu pendidikan agama dan keagamaan dan sebagai-nya.

”Insyaallah, tahun 2012 yang akan datang Kantor Ke-menterian Agama Kabupaten Aceh Tenggara akan berubah bentuk menjadi gedung kan-tor yang baru dan megah. Saya mohon kepada Saudara Kepala

Bagian Tata Usaha dan Kepala Sub Bagian Perencanaan untuk menyiap-kan anggaran sesuai dengan kebutu-han. Untuk itu kami mohon dukungan Bapak Bupati dan Bapak Ketua DPRK untuk mewujudkan rencana ini”, ujar Kakanwil yang disambut tepuk tangan meriah Bupati dan hadirin.

Tidak mau kalah, dalam kesem-patan itu pula Bupati Aceh Tenggara Hasanuddin menyerahkan satu unit mobil dinas toyota avanza kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Ka-bupaten Aceh Tenggara.

Ketua Panitia Pelaksana Rakor H. Habib Badaruddin, S.Sos, yang juga Kepala Sub Bagian Ortala dan Kepe-gawaian Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, didampingi H. Saifuddin, SE, Kepala Sub Bagian Pe-rencanaan dan Informasi Keagamaan, dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas terselenggarannya Rakor ini. n

Page 16: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

16 Santunan APRIL 2011

Laporan Khusus

8sampai 10 Maret lalu, Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta mengadakan Pelatihan ToT Tafsir

bagi para pengajar tafsir di pesantren dan madrasah. ToT kegiatan bertema “Mengusung Moderasi dan Toleransi untuk Indonesia” ini diikuti oleh 40 orang guru tafsir dayah dan madrasah dari kabupaten/kota seluruh Aceh. Ke-giatan ini berlangsung selama tiga hari di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh.

Begitu seriusnya disikapi, Prof. Quraish Shihab jauh-jauh datang dari Jakarta untuk mengisi sendiri dua ma-teri ToT ini. Materi pertama, tentang “Pola Interaksi dengan Al-Qur’an dan Sunnah”, materi kedua tentang “Pe-ngantar Kaidah Tafsir.”

Dalam sambutan pembukaan acara, Prof. Quraish menyatakan keprihati-nannya dengan perkembangan tafsir di Indonesia akhir-akhir ini. Oleh karena itu, penafsiran yang moderat perlu di-galakkan, dan dikembangkan.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag yang diwakili oleh H. Aska Yunan, S.Ag. (Kabid Penamas), menyampaikan hara-pannya agar kegiatan ini bukan yang terakhir. Hendaknya akan ada lanjutan kegiatan semacam ini untuk para trai-ner yang sudah dilatih hari ini.

Harapan yang sama juga diungkap-kan oleh H. Amin Chuzaini. Sebagai panitia di daerah, ia akan berupaya agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan. Namun dari hasil yang sudah ada ini, diupayakan agar terbentuk wadah yang

menjadi ruang berkiprah para trainer alumni PSQ kali ini.

Materi yang disajikan cukup spesi-fik dan signifikan. Selain materi yang diisi oleh Prof. Quraish, juga ada Dr. Ali Nurdin yang mengisi materi “Me-tode dan Kurikulum Tafsir dan ‘Ulum al-Qur’an di Pondok Pesantren dan Madrasah”.

Prof. Dr. Darwis Hude, MS.I, meng-isi materi “Psikologi Pembelajaran Al-Qur’an.” Dr. Muchlis M. Hanafi, MA menyuguhkan materi “Moderasi Is-lam” dan “Metode Tafsir Tematik”.

Selain itu, juga ada jadwal materi “Pembacaan Al-Qur’an Pendekatan Kontemporer” yang sedianya dipapar-kan oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA. Tapi sayang, beliau berhalangan hadir. Rangkaian materi ditutup oleh paparan Prof. Dr. Muslim Ibrahim, MA yang berbicara tentang “Tathbiq al-Syari’ah”.

Peserta merasakan benar bertam-bahnya ilmu dari kegiatan ini. Khusus-nya dari rangkaian materi yang disam-paikan Prof. Quraish. Kelihatan benar bahwa ilmu yang transfer itu bersum-ber dari pengalaman panjang bergulat dengan tafsir dan ‘ulum al-Qur’an.

Misalnya dalam materi “Pola Inter-aksi dengan Al-Qur’an dan Sunnah”, Prof. Quraish dengan sangat demon-stratif berhasil mendekatkan pema-haman peserta dengan konsep yang ditawarkannya. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dapat dimengerti seperti in-

teraksi dengan pasangan hidup. Dimu-lai dari proses perkenalan, lalu sedikit demi sedikit rahasianya tersibak se-iring dengan semakin dekatnya inter-aksi. Semakin tua usia rumah tangga satu pasangan, semakin banyak rahasia yang terungkap bagi keduanya.

Demikian pula dengan Al-Quran, interaksi harus dilakukan terus me-nerus agar mampu memberi penaf-siran yang tepat dan lurus. Menurut Prof. Quraish, kata dalam ayat Al-Qur’an ibarat sebuah wadah. Ia harus diisi sesuai dengan volume wadah itu, tidak boleh kurang, dan tidak boleh lebih. “Jika anda telah memberi isi yang sesuai dengan wadah itu, maka anda telah melakukan penafsiran yang moderat” ungkap beliau.

Terkait dengan Sunnah, Prof. Quraish menyatakan kita tidak mung-kin kembali ke zaman Rasul. Tapi kita harus bisa menghadirkan beliau ke zaman kita sekarang ini. Maka hal ini harus dilakukan dengan penafsiran yang moderat.

Moderatisme penafsiran juga sa-ngat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang digunakan sebagai pendekatan. Beliau juga mencontohkan kaidah-kai-dah yang lahir belakangan dari penaf-sir kontemporer. Seperti kaidah yang dicetuskan oleh Bintusy Syathi’, dan Asy-Sya’rawi.

Terima kasih Prof. Quraish Shihab, semoga ada kesempatan melanjutkan kajian ini. n

Laporan Jabbar Sabil, dari ToT Tafsir di Hotel Grand Nanggroe

Prof. Quraish; Berinteraksi dengan Al-Qur’an

“Kata dalam ayat Al-Qur’an ibarat sebuah wadah. Ia harus diisi sesuai dengan volume wadah itu, tidak boleh kurang, dan tidak boleh lebih. “Jika anda telah memberi isi yang

sesuai dengan wadah itu, maka anda telah melakukan penafsiran yang moderat”

Page 17: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

17Santunan APRIL 2011

Ruang Pekapontren

Aliran sesat merupakan pemahaman atas ajaran agama atau tata cara

melakukan ibadat yang diang-gap menyimpang dari tuntu-nan Alquran dan Sunnah Rasu-lullah. Demikian didefinisikan oleh Al-Yasa’ Abubakar dalam tulisannya “Mengenal Aliran Sesat”.

Dalam catatan sejarah, ke-munculan aliran sesat bukan lah barang baru, bahkan jauh sebelumnya Abu Bakar al-Shiddiq menjabat sebagai khalifah, salah satu persoalan yang dihadapi saat itu adalah munculnya orang-orang yang mengaku sebagai Nabi. Di Aceh, pada masa Sultan Iskandar Tsani dan Ratu Safiatuddin, pernah muncul gejolak aliran sesat.

Baru-baru ini Aceh dihebohkan oleh kemunculan aliran sesat, aliran yang mencoba menukar aturan-aturan agama yang telah termaktub dalam seperangkat aturan-aturan hukum Islam. Kehadiran aliran sesat membuat resah setiap lapisan masyarakat, baik kalangan pejabat sampai rakyat biasa. Maraknya aliran sesat tentu menjadi tanda tanya besar, sebab kalahirannya di provinsi yang bersyariat. Renspon ditunjukkan menanggapi kemunculan aliran-aliran yang menyesatkan, bah-kan media lokal setiap hari selalu menyoroti perkembangan dan renspon kemunculan aliran sesat. Mulai dari kemunculan Millah Abraham di Bireun, kasus Fajar Hidayah, hingga kisah masuknya aliran sesat di komunitas

Laporan Zarkasyi

“Sisat Lam Blang, Hanyot Lam Timalang”

pencetak intelektual yaitu kampus. Berbagai upaya dilakukan untuk

membentengi kemunculan aliran se-sat, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, telah mengeluarkan fatwa tentang kriteria aliran sesat, berdasarkan fatwa tersebut ada 13 kriteria aliran sesat (Serambi Indonesia, Sabtu 12 Maret 2011). Berbagai regulasi pun dimunculkan untuk me-nangkal bertebarannya paham dan aliran yang dipandang menyesatkan dan meresahkan masyarakat, Peme-rintah Kota Banda Mengeluarkan Perwali (peraturan walikota) untuk mengantisipasi berkembangnya ali-ran sesat di Banda Aceh (Serambi Indonesia, Sabtu, 12 Maret 2011).

Kemunculan aliran sesat tentu disebabkan oleh interpretasi yang salah

terhadap agama, interpretasi yang salah ini diakibatkan oleh pengetahuan dan pemahaman agama yang masih sangat kurang. Salah satu solusinya adalah dengan menelaah kem-bali bagaimana pemahaman yang benar terhadap Agama Islam. Institusi pendidikan agama, semisal pesantren akan menjadi tujuan utama dalam mengkaji pengetahuan Agama, sehingga tidak menimbulkan pemahaman yang sesat.

Salah satu tujuan berdirinya Pondok Pesantren adalah untuk membekali santrinya ilmu-ilmu agama, sehingga pemahaman mereka terhadap Agama benar dan tidak sesat. Peran ini telah terbukti sejak dulu, bahkan

pesantren dapat juga menjadi tempat pembimbing bagi mereka yang taubat dari aliran-aliran sesat. Dalam kasus aliran Millah Abraham di Bireuen, para pengikutnya yang disyahadatkan kembali, diantar ke Pesantren, mereka nyantri kembali untuk mendalami ajaran Islam dengan benar, sehingga pemahaman tentang agama tidak lagi salah.

Memahami ajaran agama yang benar dengan belajar di pesantren merupakan sebuah keniscayaan, untuk menghapus munculnya kesalahan da-lam memahami agama, sehingga pesan orang tua dalam hadih maja, “Sisat lam blang, hanyot lam timalang (tersesat di tengah sawah, hanyut dalam timba pelepah pinang), tidak terjadi dalam kehidupan kita. n

Page 18: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

18 Santunan APRIL 2011

R u a n g U r a i s

Laporan Alfirdaus Putra

Mengapa Aku Sesat?(Secarik Surat untuk Ayah Bunda di Serambi Mekkah)Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,

Salam hormat dari anakmu yang penuh silap ini. Mudah-mudahan Ayah Bunda dalam keadaan sehat walafiyat dalam lindungan khaliq pencipta insan sehingga selalu dapat melaksanakan tugas dari-Nya untuk menjaga kami ‘sibijeh mata’, qurratu a’yun, amanah sekaligus cobaan terberat bagimu. Ayah Bunda…

Maafkan anakmu ini yang lancang menulis secarik surat ini, anandamu ini benar-benar sedih dan bingung Ayah! Betapa tidak, aqidah kami sedang terpasung pada titik nadir keragu-raguan, bermain pada lingkaran kepentingan musuh-musuh Allah yang mencoba menghapus keesaan-Nya. Ingin hati mencari kebenaran, menelusuri sejumlah ritual pengajian tapi terperangkap dalam berbagai kebenaran, anandamu ini sedih dan bingung Bunda! Betapa tidak, mereka semuanya mengaku dirinya benar, guru agama di sekolahku mengatakan pendapatnya benar, imam masjidku mengatakan pengajiannya benar, ketua rohis sekolahku beranggapan alirannya benar, rekan bermainku pun beranggapan ajarannya benar. Ayah Bunda…

Sekarang kami menjadi objek, maf’ul bagi subjek-subjek pendangkalan akidah jauh dari risalah ilahi; maf’ul bagi ghazwul fikri yang tidak pernah berhenti sampai ideologi terpatri di hati sanubari; maf’ul untuk kepentingan Zionis Yahudi, kelompok yang tak pernah berhenti menjadikan kita domba-damba setia pengikut nasrani. Ayah, beberapa lembaran kertas merah bergambarkan sang proklamator menjadi iming-iming sangat menggairahkan, Ibu, sekarung janji kesuksesan dan kedamaian menjadi alat tawar yang sangat menggiurkan. Ayah Bunda…

Tolong anandamu ini, kami paham kesibukanmu dan terjalnya perjalanan karirmu. Kami tahu yang Ayah Bunda lakukan semua untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anakmu ini: televisi 29 inci duduk bersila indah di ruang

keluarga; Inova hitam metalik terparkir di garasi keramik; Supra-X injection selalu menemani perjalananku tanpa henti. Akan tetapi wahai Ayah Bunda, tidak tahu mengapa, di balik kesempurnaan yang engkau sediakan, jiwa ini merasa semakin jauh dari kesejukan dirimu, raga ini seakan tak mampu menggapai kasarnya telapak tanganmu, segan rasanya sapu tangan sutra ini bergerak menghapus peluh di dahimu. Sungguh… Ananda tidak tahu mengapa. Berulang kali ananda tanyakan pada qablu ini, tapi tak jua menemukan jawaban. Jawaban akan rasa jauh kita walaupun dekat,

jawaban akan kebenaran yang begitu banyak dalam pergaulanku.Ayah Bunda…

Beberapa waktu yang lalu di ruangan segi empat beralaskan sajadah memanjang terurut sampai garis dinding belakang, seorang berkopiah hitam bersarung mangga berdiri di balik mimbar berkisah panjang tentang kesuksesan budaya keluarga masa lalunya; pengajian ba’da magrib dan subuh menjadi kebanggaan dalam keluarga ‘kuno’nya; jamaah pun tak pernah luput dalam keseharian mereka; tegur jika salah pun tak jarang diperoleh oleh jiwa yang masih labil karena usia mudanya; surau dan dayah tak pernah sepi pengunjung di masanya. Ehm… tanpa sadar ananda mendapat secuil jawaban yang kemudian melahirkan

berbagai keinginan: keinginan untuk diperhatikan; keinginan untuk ditegur; keinginan untuk diluruskan; bahkan keinginan untuk selalu mendapat pertanyaan “Wahai anakku, sudahkah engkau shalat magrib?” “Wahai buah hati ku sudahkah engkau menghafal Juz ‘Amma?” Kami pun sangat rindu akan ajakan dan ajaran, Mari kita dirikan jama’ah! Beginilah cara Rasulmu shalat anakku! Beginilah cara rasulmu berpuasa anakku!

Ternyata jawaban kebenaran itu ada pada Ayah Bunda, mohon Ayah Bunda memaklumi kegelisahan anandamu ini. Ternyata “Keluargaku adalah guruku…” n

Wassalamualaikum,Anakmu

Page 19: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

19Santunan APRIL 2011

Ruang Penamas

Kanwil Kemenag Aceh mengadakan Rakor Bidang Penamas se-provinsi Aceh pada tanggal 11 sampai 13

Maret 2011 di Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Acara yang dilaksanakan di Hotel Morielisa Karang Baru Kuala Simpang tersebut, dihadiri oleh seluruh kasi Penamas Kankemenag kabupate/kota dalam Provinsi Aceh.

Acara yang berlangsung akrab dan khidmat tersebut dibuka oleh Kakanwil kemenag Aceh yang disampaikan oleh Kabid Pekapontren, H. Abrar Zym, S.Ag, yang juga ikut menyampaikan materi Kebijakan Kementerian Agama RI terhadap Penamas.

Laporan Muliadi

Rapat Koordinasi Penamas Se-Aceh di Aceh Tamiang

Selama tiga hari peserta disuguhkan berbagai materi lainnya terkait tugas Penamas, seperti, Peran Kepala Seksi dalam meningkatkan manajemen dan tata kelola administrasi pemerintahan, Kebijakan Penamas dan Rencana kerja program 2012, strategi dan evaluasi Kakankemenag terhadap kegiatan seksi Penamas, teknik pengajuan perencanaan anggaran, serta mendengarkan laporan dari kasi Penamas dari seluruh kabupaten/kota.

Ketua panitia, Drs. H. Amin Chuzaini mengatakan bahwa dalam acara tersebut juga ikut diadakan pelatihan Panitera dewan hakim MTQ se-Provinsi Aceh tahun 2011 yang juga

diikuti oleh seluruh kasi penamas.Sementara itu Kasi penyuluh pada

Kanwil Kemenag Aceh, H. Azhar, MA, yang juga ikut menghadiri acara mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut dilahirkan berbagai rekomendasi yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengajuan program pada tahun berikutnya.

Rekomendasi tersebut berkisar tentang, pentingnya pembinaan MTQ secara lebih serius lagi, pengembangan dakwah dan tamadun, optimalisasi peran penyuluh dengan pemberian fasilitas kerja yang memadai, pembinaan kemesjidan dan bantuan mesjid, serta pengadaan buku dan kitab bagi mesjid di Aceh.

“Rekomendasi yang sudah dihasilkan akan dijadikan bahan untuk pengajuan anggaran pada tahun depan,” kata H. Azhar, MA.

Sementara itu Kasubbag Caninfoka Kanwil Kemenag Aceh, Saifuddin, SE yang dihubungi secara terpisah setelah acara mengharapkan supaya para Kasi Penamas se-Aceh bisa memaparkan program dan kebutuhan anggaran secara langsung kepada Kasubbag Caninfoka, sehingga diharapkan mendapat prioritas pada tahun 2012.

Saifuddin, SE juga akan berusaha untuk mengikutsertakan Kasi Penamas se-Aceh dalam penyusunan anggaran tahun 2012 dan seterusnya, agar program Penamas tidak tercecer.

“Ini semua untuk peningkatan kinerja Penamas se-Aceh,” pungkasnya. n

Page 20: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

20

R u a n g K U B

Santunan APRIL 2011

INSTRUKSI MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIANOMOR 2 TAHUN 2011

TENTANGANTISIPASI TERHADAP TIMBULNYA KERAWANAN/KONFLIK

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka meningkatkan kerukunan umat beragama khususnya dan menjaga kesatuan dan persatuan Negara Republik lndonesia, dengan ini menginstruksikan:

Kepada : 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi; dan 2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, di seluruh lndonesia.

Untuk :

KESATU : Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait, serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di wilayah masing-masing: 1. melakukan pembinaan umat beragama guna mengantisipasi timbulnya gejolak kerawanan kerukunan

umat beragama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. melakukan Sosialisasi Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam

Negeri Republik lndonesia Nomor : 3 Tahun 2008, Nomor : KEP-033/A1JAl2008, Nomor : 199 Tahun 2008 tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut, Anggota, dan/atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah lndonesia (JAI) -dan Warga Masyarakat, baik kepada pengikut Jemaat Ahmadiyah, aparatur pemerintah, dan masyarakat umum lainnya; dan

3. melakukan sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 2006, Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakili Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat.

KEDUA : Bersama dengan tokoh masyarakat dan ulama melakukan pembinaan kepada warga Jemaat Ahmadiyah lndonesia.

KETIGA : Mengambil langkah antisipatif terhadap gejala-gejala yang dapat mengarah kepada timbulnya konflik yang mengganggu kerukunan umat beragama.

KEEMPAT : Melaksanakan Instruksi ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggungjawab serta melaporkan hasilnya kepada Menteri Agama.

KELIMA : Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Page 21: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

21Santunan APRIL 2011

Ruang Mapenda

Sebanyak 1.952 guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah umum menerima

sertifikat sertifikasi. Sertifikat yang diserahkan secara simbolis oleh Ketua Pusat Sertifikasi Guru (PSG) Aceh, Drs. H. Nurdin Manyak, M.Ag, kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh yang diwakili Drs. Saifuddin, di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Kamis (10/3), merupakan hasil dari sertifikasi LPTKAI Fakultas Tar-biyah IAIN Ar-Raniry. Penyerahan itu sendiri, disaksikan oleh Ketua Koper-tais Aceh, Ketua LPTKAI Aceh dan Kasi Mapenda Kantor Kementerian Agama se-Provinsi Aceh.

Nurdin Manyak, dalam laporan singkatnya mengatakan bahwa pada ta-hun 2010, kuota sertifikasi yang dibe-rikan oleh pusat untuk Aceh sebanyak 2.054 orang. Dari total kuota tersebut, sebanyak 102 orang guru mengundur-kan diri, sehingga untuk tahun 2010, hanya 1.952 guru yang dapat diser-tifikasi. Nurdin menambahkan, para penerima sertifikasi ini, lulus melalui portofolio dan ada yang harus ditrai-ning terlebih dahulu di Pusat Latihan Pendidikan Guru (PLPG). Di antara itu, dua orang guru dianggap tidak memenuhi syarat karena tidak mencu-kupi masa kerja lima tahun dan telah melebihi batas usia yang ditetapkan, yaitu 60 tahun” tambah Nurdin.

Di akhir laporannya, Nurdin meng-harapkan kepada penerima sertifikat, untuk memeriksa kembali sertifikat yang telah dibagikan. “Apabila terjadi kesalahan penulisan data dengan iden-titas sebenarnya, segeralah melapor kepada kami, karena jika terjadi kesala-han identitas, dan diketahui oleh yang bersangkutan setelah terjadi pengam-prahan tunjangan sertifikasi, ditakut-kan ini dapat menjadi permasalahan serius nantinya” harap Nurdin.

Menanggapi adanya guru yang tidak

bersedia mengikuti Pusat Latihan Pen-didikan Guru, Drs. Saifuddin dalam sambutannya mengungkapkan kekece-waan yang mendalam. Kalau kita kaji, program yang dicetuskan pemerintah ini sudah cukup lunak, kalau seorang guru yang sebenar-benarnya guru, pas-ti menyesal tidak diikutsertakan dalam PLPG.” Dalam training PLPG para guru akan ditempa dan diberikan banyak ilmu pengetahuan, yang seharusnya wajib dipelajari sendiri, tapi dengan adanya PLPG kesemuanya itu menjadi tanggungan pemerintah,” tegasnya.

Lebih lanjut Drs. Saifuddin yang mewakili Kepala Kanwil Kemenag Aceh, mengharapkan kepada guru yang telah menerima sertifikasi, untuk menyeimbangkan antara tunjangan sertifikasi yang telah diterima, dengan kewajiban yang diembannya, yaitu menjadi pendidik yang professional, sehingga program yang dicetuskan pe-merintah ini tidak sia-sia. “Mari kita evaluasi diri, apakah sertifikasi ini su-dah meningkatkan kualitas profesiona-litas kependidikan kita, atau hanya se-batas untuk kesejahteraan saja, dengan mengumpulkan dokumen-dokumen untuk sertifikasi, tanpa memikirkan kewajiban-kewajiban yang harus dipi-kul” harap Drs. Saifuddin mengakhiri sambutannya.

Di tempat terpisah, Kasi Ketena-gaan dan Kesiswaan pada Bidang Ma-penda Kanwil Kemenag Aceh, M. Idris, M.Pd, yang dihubungi redaksi santunan menjelaskan bahwa dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh telah mensertifikasi 11.224 guru madrasah dan guru PAI pada sekolah umum. M. Idris menambahkan, untuk mengejar target Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005, yang menargetkan semua guru telah tersertifikasi pada tahun 2014, ke-mungkinan besar tidak akan tercapai

dengan maksimal. “Kuota yang diberi-kan oleh pusat masih kurang, walau-pun secara nasional kuota kita lumayan besar, namun dibandingkan dengan ja-maah yang kita kelola, kuotanya belum memadai,” ungkap M. Idris.

Lebih lanjut M. Idris menambah-kan, untuk tahun-tahun ke depan tidak ada lagi sertifikasi Portofolio. Hal ini sesuai dengan Buku Satu, Juknis Serti-fikasi Tahun 2011, yang semakin mem-perketat persyaratan Portofolio”, dan untuk Aceh dapat dikatakan tidak ada. Cara untuk mendapatkan sertifikat sertifikasi tersebut yaitu: 1. Lewat jalur portofolio, jalur ini

khusus buat guru teladan ting-kat nasional dan minimal tingkat provinsi, dengan catatan dia mengi-kuti ujian lewat internet, setelah ada print out yang menyatakan lulus dari Jakarta maka dia berhak mengajukan portofolionya.

2. Sertifikat langsung, dengan cata-tan pangkat minimal IVb dan masa kerja dua puluh tahun.

3. Jika dua cara di atas tidak ter-penuhi, maka secara otomatis dia wajib mengikuti PLPG dengan masa training selama 23 hari.Menanggapi anggapan masyarakat,

yang merasakan tunjangan sertifikasi yang diterima oleh guru selama ini, tidak dibarengi dengan peningkatan mutu pendidikan di Aceh, M. Idris be-ranggapan sama. “Penggajian mereka sudah profesional tapi secara peker-jaan mereka belum profesional. Buk-tinya, korelasi antara kesejahteraan yang mereka terima setelah sertifikasi beberapa tahun belakang, mulai dari tahun 2008, belum mampu mening-katkan mutu pendidikan Aceh secara signifikan, salah satu indikatornya dapat kita lihat bagaimana keresahan guru dan anak-anak dalam menghadapi UN dan ujian sejenis lainnya,” tambahnya. n darwin

2011 tidak Ada Lagi Sertifikasi Portofolio

Page 22: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

22 Santunan APRIL 2011

Peristiwa

Santunan-Takengon. Kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni Tk. Propinsi yang ke 12 di Meulaboh telah selesai, namun banyak kesan yang mendalam masih terpatri dalam ingatan. Salah satu kegiatan yang diadakan pada kegiatan PORSENI tersebut adalah Ekspo Madrasah.

Ada momen yang tidak dapat terlupakan dan menjadi kenangan tersendiri bagi panitia Ekspo, yaitu kunjungan Bapak Direktur Mapenda

Pak Direktur Mampir di Stand Expo Aceh TengahKementerian Agama Republik Indonesia Bapak H.A Syaifuddin. Pada kesempatan tersebut, Bapak Direktur menyempatkan diri mengisi buku tamu, photo bersama dengan panitia ekspo, serta membawa oleh-oleh bulletin MIN I Kota Takengon. Kenangan ini telah memberi motivasi tersendiri bagi panitia dan Insya Allah pada ekspo PORSENI selanjutnya kita dapat memberikan tampilan yang lebih baik lagi. n Biro Takengon

Khalid Kembali Pimpin Pokjaluh Aceh Besar

Santunan-Jantho. Khalid Wardana kembali terpilih sebagai ketua kelompok kerja penyuluh (pokjaluh) Kankemenag Aceh Besar dalam Musyawarah Besar (mubes) lembaga tersebut di jantho (7/3/2011).

Acara yang dibuka oleh Kasi Penamas tersebut berlangsung di aula Kankemenag Aceh Besar, dan dihadiri oleh seluruh penyuluh agama Islam Fungsional yang ada dalam wilayah kabupaten tersebut. Pemilihan ketua pokjaluh dilakukan setelah dilakukan evaluasi kinerja kepengurusan sebelum-nya yang sudah melaksanakan tugas sejak tahun 2008. Dengan terpilihnya Khalid sebagai ketua, berarti ia sudah memimpin organisasi tersebut selama 3 periode berturut-turut.

Kepada Santunan (23/3/2011), Khalid mengatakan bahwa dirinya siap membawa Pokjaluh ke arah lebih baik di masa yang akan datang.

“Ada tiga prioritas kegiatan pada periode ini, pertama melanjutkan ber-bagai pelatihan yang sudah dilakukan sebelumnya, kedua membangun net-work yang lebih luas lagi, dan ketiga meningkatkan kegiatan sosial,” ujarnya.

Menurut Khalid sejak tahun tahun 2008 Pokjaluh sudah melatih sekitar

2.000 orang guru TPQ dan remaja Mesjid di seluruh Aceh Besar, dalam aneka training dan madrasah Ramadhan.

Sementara itu Kasi Penamas Kan-kemenag Aceh Besar Drs. M. Zain, M.Pd menegaskan supaya keberadaan Pokjaluh dapat membantu meningkatkan kinerja Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) di wilayah itu.

Menurut keterangan Ketua Pokjaluh, PAIF di Aceh besar berjumlah 24 orang, dan sudah merata di seluruh kecamatan. “Jumlah PAIF sudah merata di seluruh kecamatan, sehingga kita juga diberikan kepercayaan oleh Kanwil untuk menjadi Koordinator Penyuluh Agama Honorer (PAH) di kecamatan masing-masing,” pungkasnya. n mulyadi nurdin

Santunan-Jantho. Penyuluh Honor-er Aceh Besar, Tgk. Zuhri Muhammad dipercayakan sebagai penceramah mau-lid Nabi Muhammad Saw. Di komplek Diniyah dan Panti Asuhan Garinthia Aneuk Batee, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar (20/3/2011).

Dalam acara yang dihadiri oleh to-koh masyarakat setempat penceramah menekankan pentingnya mempererat silaturrahmi antar sesama dan menin-gkatkan kualitas pendidikan anak-anak khusunya bidang agama Islam.

Pimpinan Panti Asuhan dan Diniyah, Dra. Basyirah mengatakan bahwa acara itu diselenggarakan dalam rangka mem-bangun kesadaran anak didik supaya dapat meneladani Rasulullah Saw. serta membangun solidaritas antar sesama.

“Disini ada panti asuhan yang me-nampung anak-anak yatim dan kurang mampu, kita mengharapkan supaya ke-giatan ini mendapat dukungan dari se-mua pihak,” ujarnya kepada Santunan.

Dalam acara tersebut juga hadir peserta dari Panti Asuhan Kinder HUT Dubai, yang berada di Indrapuri. “Ke-hadiran mereka sebagai wujud kerjasa-ma antar kedua lembaga dalam membi-na anak-anak Aceh,” Ujar Basyirah yang juga Penyuluh Agama Islam Fungsional Aceh Besar. (mulyadi nurdin)

Penyuluh Ceramah Maulid pada Diniyah

Aneuk Batee

Page 23: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

23Santunan APRIL 2011

Peristiwa

Pegawai TUtidak Boleh Jadi Guru

Santunan – Bireuen. Kepala Seksi Mapenda Kankemenag Kabu-paten Bireuen M. Yunus, M.Pd. me-nyatakan bahwa pegawai tata usaha di madrasah tidak boleh menjadi guru, hal ini disampaikan pada sambutan acara musyawarah kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekabupaten Bireuen di aula Kankemenag Kabupaten Bireuen, Senin (7/3)

M. Yunus mengungkapkan bahwa ada beberapa pegawai tata usaha di Madrasah yang sudah mengajukan permohonan kepadanya untuk beralih tugas menjadi guru namun tidak bisa dikabulkan karena bertentangan de-

ngan peraturan. “Ada beberapa tenaga tata usaha madrasah yang sudah me-ngajukan permohonan untuk menjadi guru, ini kita tahan dulu,“ katanya tan-pa merincikan asal madrasah pegawai tata usaha yang mengajukan permo-honan tersebut.

Didampingi ketua Kelompok Kerja Kepala Madrasah Anis, S.Ag M. Yunus mengatakan akibat dari kekurangan pegawai tata usaha menjadikan kepala MI merasa kewalahan dalam menyele-saikan administrasi madrasah bila tidak dibantu oleh guru, padahal guru sudah memiliki tugas 24 jam wajib mengajar dalam seminggu. n Biro Bireuen

MKQ di Aceh TamiangSantunan-Kuala Simpang. Dalam

rangka meningkatkan Kemampuan Santri membaca Kitab Arab dan kitab gundul, Atau Kitab Kuning. Seksi Penamas & Pekapontren Kankemenag Aceh Tamiang mengadakan Kegiatan Musabakah Qiraatul Kutub (MQK) (17/3) bertempat di MTs Al-Ikhlas Tanah Terban yang diikuti oleh 31 Orang dengan rincian 8 ula, 11 wusta dan 12 ulya. Dari seluruh Dayah yang ada di Tamiang.

H.T.Helmi,Sm.Hk, S.Ag. Selaku Kepala Kantor Kementrian Agama Aceh Tamiang, dalam pembukaan Acara Mengatakan “Bahwa acara ini adalah untuk melatih para santri Dayah umumnya dan peserta MQK khususnya supaya dapat mendalami pengajian Al-Qur’an dan memperlancar bacaannya serta memperlancar membaca kitab Arab, kitab gundul dan kitab kuning”.

Tampil sebagai juara tingkat ula, adalah Aida Fadmawati ( Sabilul Ulum)

Juara I, Maulana Husni ( Babul Mut-taqin) Juara II, pras Kurniawan (Darul Muhlisin) Juara III, Tingkat Wusta ada-lah Rahmad Sahputra ( Sabilul Ulum ) Juara I, Lisda Ardianti (Darul Muhlisin) Juara II, Abdul Malik (Mi’rajul Ulum) Juara III, Tingkat Ulya adalah Santri Afridayanti ( Sabilul Ulum) Juara I, Irma (Babul Muttakin ) Juara II, Maya Juwitasari (Mi’rajul Ulum) Juara III . n Biro Aceh Tamiang

Walikota Langsa “Peh Tambo”

Launching Suscatin

Santunan-Langsa. Sabtu, 5 Maret 2011 yang lalu menjadi hari perdana pelaksanaan kegiatan Sosialisali Kursus Pranikah di Kota Langsa. Kegiatan Sus-catin merupakan kegiatan rutin yang harus diikuti oleh setiap calon pengan-tin yang akan mengarungi bahtera ke-hidupan dalam naungan lafaz pernika-han. Kegiatan ini sejatinya merupakan kegiatan pembekalan pengetahuan dan pemahaman bagi calon pengantin da-lam kehidupan berumah tangga.

Acara yang dibuka langsung oleh Wa-likota Langsa, Zulkifli Zainon, MM ini dilaksanakan di Hotel Harmoni Langsa, dihadiri oleh lebih kurang 100 calon pengantin dan tokoh masyarakat dari seluruh wilayah kerja Kemenag Kota langsa yang terdiri dari 3 kecamatan. Acara ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah Kota langsa, ditandai dengan turut hadir dalam acara ini selu-ruh Muspida Kota langsa, unsur DPRK langsa, para camat, kepala madrasah, dan beberapa tokoh masyarakat Kota langsa.

Kegiatan Suscatin ini dilaksana-kan selama sehari penuh mengahdir-kan pemateri dari unsur pemerintah Aceh, Kanwil kementerian Agama, BP4 Provinsi Aceh dan beberapa pemateri lokal dari Kemenag Langsa dan BP4 Langsa, antara lain adalah Muhammad Razali, SE, Drs. Ibnu Sa’dan, dan Drs. A. Gani Isa, SH, M.Ag. Kegiatan sus-catin diselenggarakan dengan durasi 24 jam pelajaran yang meliputi tatacara dan prosedur perkawinan; peraturan perundangan di bidang perkawinan dan keluarga; hak dan kewajiban suami istri selama; kesehatan reproduksi; manaje-men keluarga; dan psikologi perkawi-nan dan keluarga. n Firdaus

Page 24: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

24 Santunan APRIL 2011

Peristiwa

Santunan-Banda Aceh. Guru MAN Model Banda Aceh, Dra. Elly Arianti, M.Pd. berhasil menjadi juara dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru tingkat SMA/MA se-Sumbagut dan berhak memboyong piala Rektor Unimed dan piagam serta hadiah lainnya ke Banda Aceh. Kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Guru tingkat SMA/MA ini di laksanakan pada tanggal 26–27 Pebruari 2011 yang lalu bertempat di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Komunitas Pengembangan Olimpiade Sains dan tenaga Pendidik Indonesia (KP-OSTPI) yang diikuti oleh guru-guru terbaik tingkat SMA/MA se Sum-abagut yaitu provinsi Sumatera Barat, Riau, Riau Kepulauan, Sumatera Utara dan prov. Aceh.

Karya tulis ilmiah yang dibuat oleh ibu Elly Arianti berjudul “Pembelaja-

Guru MAN Model Banda Aceh Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah Se Sumbagut

ran system peredaran darah manusia menggunakan strategi elaborasi mela-lui metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflex, Ritite, Review), di kelas XI IPA 5 MAN Model Banda Aceh” merupakan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di MAN

“Kota Naga” Laksanakan Kursus Pra Nikah Perdana

Santunan-Tapaktuan. Tingginya angka perceraian di Aceh sangat ter-gantung pada pemahaman masyarakat terhadap hak dan kewajiban dalam keluarga, komunikasi yang tidak sehat menyebabkan tingkat keegoisan yang sangat tinggi dalam antar anggota kelu-arga mengarungi kehidupan berumah tangga, selain dari pada itu tingkat ke-matian ibu dan anak pada saat melahir-kan di provinsi Aceh juga sangat tinggi. Itulah diantara fakta fenomena rumah tangga yang berhasil santunan liput da-lam materi acara Launching Sosialisasi Kursus Pra Nikah yang diadakan un-tuk pertama sekali di Kabupaten Aceh Selatan pada tanggal 19 s/d 20 Maret

2011 yang lalu.Kursus pra nikah yang dihadiri

oleh 130 peserta ini dilaksanakan di Aula Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan. Turut hadir pada Aca-ra ini Kepala BKKBN provinsi Aceh, Drs. H. Nasrullah Jafar, MA, sekaligus membuka acara ini secara resmi. Pada kesempatan ini Ketua BP4 Provinsi Aceh, Drs. H. A. Gani Isa, SH, M.Ag., berkenan memberi materi tentang Psikologi perkawinan dan Keluarga, Kasi Keluarga Sakinah Kemenag Aceh, Dra.H.Zuryani menjelaskan tentang tata cara dan prosedur perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Acara yang prakarsai langsung oleh Kankemenag Aceh Selatan Drs. Arijal dan Kasi Uraisnya Khairijal, S.Ag. ini juga memberikan pengetahuan kepada para peserta kursus tentang usaha pre-ventif penanggulangan HIV/AIDS yang disampaikan Bapak Suparman. Materi ini diberikan guna memberi pema-haman yang baik kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS kepada ma-syarakat sehingga, para orang tua da-pat menjaga proses penularannya dan meningkatkan pengawasan pada per-gaulan putra dan putri mereka” tutur Khairuddin, S.Ag., yang merupakan ketua panitia pelaksanaan kursus calon pengantin ini. n firdaus

Model Banda Aceh. Hasil penelitian ini dikirimkan ke Panitia Lomba dan dari sekian banyak karya ilmiah yang masuk, maka dipilih tiga karya ilmiah terbaik yang masuk dalam nominasi dan dipresentasikan di depan dewan juri di USU Medan.

Keberhasilan guru MAN Model ini merupakan suatu kebanggan tersendi-ri bagi ibu Elly Arianti dan keluarga yang sehari-hari adalah guru Biologi di MAN Model Banda Aceh. Sementara itu, kepala MAN Model Banda Aceh, Drs, Ridwan Ali, M.Pd sangat bangga terhadap keberhasilan salah seorang guru MAN Model ini, dan beliau sa-ngat respek terhadap kegiatan tersebut dan selalu mendukung segala macam bentuk kreativitas guru dan siswa da-lam menunjang keberhasilan pembela-jaran dan kemajuan madrasah. n Biro Banda Aceh

Page 25: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

25Santunan APRIL 2011

Peristiwa

153 Pegawai Kemenag Aceh Utara Ikut Penyusunan RKA-SK

Santunan-Lhoksukon. Kantor Kementerian Agama kabupaten Aceh Utara, selasa (22/2/2011) menggelar Rapat Koordinasi dan Penyusunan RKA-SK Tahun 2012 yang dilaksanakan di Gedung IPHI. Kegiatan tahunan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Utara Drs. H.Zulkifli Idris.

Ketua Pelaksana Rakor H. Asnawi, S. Ag. (Ka. Subbag Tata Usaha) dalam laporannya menyampaikan bahwa ke-

giatan ini di ikuti oleh 153 peserta yang terdiri dari Kepala Madrasah 52 Orang, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan 27 Orang Penyuluh Agama Islam Fungsional 13 Orang, Pengawas Pendidikan Agama Islam 4 Orang dan pegawai Kantor Kementerian Agama 57 Orang. Beliau menambahkan bah-wa Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 22-23 Februari 2011. Dalam penyusunan RKA-SK Pe-serta di bagi 4 Komisi yaitu Komisi A Bidang ADM Perkantoran yang di ke-tuai oleh Ka. Subbag Tata Usaha, Komi-si B Bidang Pendidikan di ketuai oleh Kasi Mapenda, Komisi C Bidang Urais di Ketuai oleh Kasi Urais dan Komisi D Bidang Penyuluhan di Ketuai oleh Kasi Penamas. n Biro Lhoksukon

PNS Kemenag Bireuen Peringati Maulid

Santunan–Bireuen. Ratusan Pega-wai Negeri Sipil (PNS) yang betugas di jajaran kementrian agama Kabupaten Bireuen menghadiri acara peringatan maulid Nabi Muhammad saw. di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen, Rabu (16/3). Acara tersebut juga diisi ceramah agama yang disam-paikan oleh H. Abrar Zym, S.Ag. dari Banda Aceh.

Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bireuen Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag dalam sambutannya mengatakan acara memperingati mau-lid merupakan kegiatan tahunan yang diharapkan sebagai ajang silatur-rahmi dan juga untuk memperkokoh persatu-an sesama muslim. Dengan peringatan maulid kita harap dapat mempererat ukhuwah islamiyah, dan acara maulid ini kita jadikan sebagai sarana untuk silaturrahmi sesama PNS Kementerian Agama, kata Zulhelmi di hadapan sera-

tusan PNS kementrian agama.Abrar Zym, S.Ag dalam ceramahnya

mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan nabi Muhammad sebagai contoh panutan hidup, khusus ke-pada PNS jajaran kementrian agama beliau juga menghimbau supaya tidak lupa kepada nikmat yang telah Allah anugerahkan dan tidak terlalu cinta kepada dunia.

Selain itu Abrar Zym juga sedikit menyinggung sikap umat Islam se-karang yang hanya mengingat Allah di kala susah dan melupakan Allah bila mendapat kesenangan dalam kehidupannya.

Acara yang dihadiri oleh seluruh kepala Madrasah dan kepala KUA Ke-camatan yang berada di Kabupaten Bireuen ditutup dengan pembacaan doa oleh Tgk. Ismuhar, S.Ag, dan di-akhiri dengan makan bersama. n Biro Bireuen

Santunan-Banda Aceh. Penipuan dengan modus surat atau telepon dari Pejabat Berwenang di Kementerian Agama kembali marak di Provinsi Aceh. Kasus terakhir adalah telepon dari seseorang yang mengaku Staf Subbag Hukmas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Sulaiman menghubungi Kepala Madrasah Tsanawiyah Syam-suddhuha Aceh Utara, H. Muslim AR.

Pelaku menghubungi calon korban-nya dari Nomor HP 085216688636, dan meminta Saudara Muslim untuk menghubungi Bapak Kakanwil Ke-menterian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. pada nomor HP 085210698466.

Kasus serupa juga dialami salah se-orang honorer yang kemudian melapor ke Subbag Kepegawaian dan Ortala Kan-wil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Yang bersangkutan dimintai sejumlah uang untuk memuluskan pengurusan berkas honorer dan CPNS.

Terkait dengan upaya-upaya peni-puan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. mengharap-kan kepada seluluh jajaran Kemente-rian Agama dalam Provinsi Aceh untuk berhati-hati apa bila menerima surat pemberitahuan bantuan atau telepon untuk mengurus bantuan dan hal lain-nya dari sumber yang tidak bisa diper-tanggungjawabkan.

“Lakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada pejabat berwenang di tingkat Kementerian Agama Kabupaten/Kota, atau kepada Subbag Hukmas Kanwil dan Bidang-bidang teknis lainnya,” Pesan Kakanwil Kepada seluruh jaja-ran Kementerian Agama.nfadhlan

Waspadai Penipuan Atas Nama Pejabat Kementerian

Agama

Page 26: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

26 Santunan APRIL 2011

Peristiwa

Kankemenag Kota Langsa Rayakan MaulidSantunan-Langsa. Pada hari

Jumat 18 Februari 2011 lalu, Kantor Kementerian Agama Kota Langsa Merayakan Hari Kelahiran Nabi besar Muhammad saw. yang di kenal sebagai Maulid. Maulid Nabi Besar Muhammad saw. di kalangan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa sudah menjadi program rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya atas kerjasama dan kebersamaan keluarga besar di Jajaran

Santunan – Jakarta. Sebagai bagian dari upaya mewujudkan transparansi, efisiensi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kemen-terian Agama, Rabu (16/3), Kemente-rian Agama RI melakukan launching e-procurement layanan pengadaan ba-rang dan jasa secara elektronik.

Peresmian dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Bahrul Hayat, P.hd, dalam suatu acara di Auditorium Kementerian Agama Thamrin, Jakarta, yang dihadiri Kepala LPP Agus Raharjdo, Penasehat KPK Abdullah Hehamahua, pejabat eselon I, II, III dan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Ke-menterian Agama seluruh Indonesia.

Bahrul Hayat dalam sambutannya mengatakan, terbentuknya LPSE di Kementerian Agama RI menjadi titik tolak bagi seluruh unsur dan bagian Kementerian Agama untuk segera me-manfaatkan LPSE ini. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Ba-rang dan Jasa Pemerintah. Sekjen juga berharap mulai tahun ini akan dikeluar-kan edaran Sekjen untuk melaksana-kan pengadaan barang dan jasa melalui

Kementerian Agama RI Launching E-Procurement Sekjen Siapkan Edaran

LPSE ini pada seluruh Satuan Kerja di lingkungan Kementerian Agama RI.

Kementerian Agama adalah Kemen-terian dan Lembaga Negera yang ke 10 menggunakan E-Procurement dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Menurut Sekjen, ini salah satu bagian dari cita-cita Kementerian Agama un-tuk meraih WTP dari BPK tahun ini.

Layanan Pengadaan Secara Elek-tronik ini merupakan unit kerja penye-lenggara sistem elektronik pengadaan barang dan jasa yang didirikan oleh Ke-menterian/Lembaga/ Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah daerah untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan ba-rang dan jasa pemerintah secara elek-tronik.

LPSE sendiri merupakan perwuju-dan dari konsep E-Procurement. Awal-nya konsep ini dikembangkan pada ta-hun 2008 oleh Bappenan bekerja sama dengan USAID. Sistem ini memakai aplikasi open source, free license, free of charge dan full support. Untuk itu Kementerian/lembaga/Satuan Kerja tahun 2012 wajib melaksanakan peng-adaan barang dan jasa untuk sebagian atau seluruh paket-paket pekerjaannya

pada tahun anggaran 2012. Dari informasi yang diperoleh San-

tunan, saat ini sudah berdiri 189 LPSE telah resmi ada di 299 instansi. Pada tahun 2010 lalu, sebanyak 6351 paket barang dan jasa telah berhasil dilelang dengan total pagu lelang lebih dari 13 triliun rupiah. Untuk tahun 2011 ini, sedikitnya 1371 paket dengan to-tal pagu lebih dari 2,5 triliun berhasil dilelang menggunakan layanan e-pro-curement .

Diakui, penerapan E-Procurement memberikan banyak keuntungan baik dari sisi pengguna maupun dari sisi pe-nyedia barang dan jasa. Dari sisi penye-dia, banyak biaya yang dapat dihemat seperti biaya transportasi, akomodasi, konsolidasi dan biaya cetak dokumen. Sehingga penyedia dapat memiliki ru-ang yang cukup untuk melakukan op-timasi penurunan nilai jual barang dan jasa. Dari sisi pengguna, dapat diper-oleh iklim persaingan yang sehat antar penyedia barang dan jasa. Di samping itu, sistem pengadaan barang dan jasa seperti ini diyakini memiliki banyak pilihan serta mendapatkan penawaran yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik. n jun

Kantor Kementerian Agama Kota Langsa. Ceramah agama diisi oleh Ust.

H. M. Thabri, Lc, demikian laporan M. Dahlan Ary, Ketua Panitia Maulid, melalui release yang dikirimkan kepada Majalah Santunan.

Dan pada kesempatan yang sama, Kepala Kankemenag Kota Langsa juga memberi penghargaan kepada panitia pelaksana yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini sehingga dapat terlaksana sesuai dengan harapan. n Biro Langsa

Page 27: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

27Santunan APRIL 2011

Peristiwa

Santunan-Banda Aceh. Sebagai-mana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007, bahwa pendidi-kan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama, mulai pertengahan bulan Maret ini, Provinsi Aceh akan melaksanakan Ujian Se-kolah Berstandar Nasional (USBN) Pen-didikan Agama Islam pada sekolah.

USBN PAI tahun ini akan digelar sesuai dengan jadwal yang disiapkan Pemerintah Kabupaten/Kota setem-pat. Tahun ini merupakan tahun ketiga

Peserta USBN PAI Aceh 178.351 siswapelaksanaan USBN Pendidikan Agama Islam secara nasional.

Jumlah peserta USBN PAI Aceh tahun ini mencapai 178.351 orang siswa. Yang terdiri dari tingkat SD 64.173 orang, SMP 61.600 orang, dan tingkat SMA/SMK 52.578 orang siswa. Rekapitulasi validasi calon pe-serta UN dan UASBN Tahun Pelajaran 2010/2011 untuk madrasah sejumlah 54.326 siswa, masing-masing 18.265 siswa MI, 23.114 siswa MTs, dan 12.947 siswa MA.

USBN mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SD, SMP, dan SMA/SMK tahun pelajaran 2010/2011 akan berlangsung satu hari mencakup ujian aspek kognitif, psikomotorik, dan aspek afektif serta ujiannya dilaksanakan da-lam bentuk ujian praktik dan tertulis.

Untuk soal USBN PAI tahun ini, 25 persen disiapkan oleh Direktorat Pen-didikan Islam Pada Sekolah Kementerian Agama RI, Jakarta, sementara 75 persen lagi disiapkan penyelenggara USBN PAI Kabupaten/Kota setempat. nBasri

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten BireuenMengucapkan selamat dan Sukses

Kepada

Ansari Hasan S.Pd, MA(Kepala MAN Bugak Jangka)

Hanafiah S.Ag, MA(Kepala MIN Jangka No. 1)

Atas prestasi meraih gelar Magister Agama (MA) pada:IAIN Sumatera Utara Medan

Diwisuda pada hari Rabu tanggal 24 November 2010 oleh Rektor IAIN Sumatera UtaraProf. Dr. Nur A Fadhil Lubis, MA.

Semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara

KepalaDrs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag

Page 28: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

28 Santunan APRIL 2011

Dunia Islam

Santunan-Copenhagen. Hampir 99 persen daging ayam yang beredar di Denmark kini bersertifikat halal. Pasal-nya, daging ayam asal negeri ini sebagian besar juga diekspor ke negeri Eropa lain-nya dan menyasar konsumen Muslim.

“Mari kita berpikir dengan frame kepentingan finansial. Ini adalah ten-tang bagaimana kita menghasilkan de-visa,” kata Henrik Bunkenborg, pimpi-nan bagian pangan halal pada Danish Agriculture and Food Council (DAFC), pada Harian Sondagsavisen.

Di Denmark, dimana mayoritas warganya menganut agama Kristen dan ateis, soal halal-haram tak begitu dipentingkan. Sebanyak 97 persen penduduknya mengaku secara reguler mengonsumsi daging ayam, dan 67 persen dari mereka tak tahu jika ayam yang disembelih di negeri mereka dilakukan sesuai dengan kaidah Islam.

Bunkenborg menyatakan, adalah ke-wajiban industri untuk memenuhi keten-tuan impor pangan. Apalagi, konsumen mereka menghendaki aturan yang ketat. “Beberapa menempelkan label halal, tapi mereka tak punya kewenangan untuk itu. Ini dilarang,” ujarnya.

Penyembelihan hewan belakangan menuai perdebatan di Denmark. Pasal-nya, kaidah penyembelihan hewan da-lam Islam dinilai bertentangan dengan kemanusiaan. Sebanyak 32 persen warga Denmark menganggap penyem-belihan adalah cara-cara tak manusiawi untuk mengambil nyawa hewan. Mesti-nya, kata mereka, hewan-hewan itu di-pingsankan dulu sebelum disembelih.

Namun, Danish Consumer Council (DCC) menyatakan, tak masalah dengan cara penyembelihan Islam. “Ini memang masih bisa diperdebatkan. Namun Ani-mal Ethics Council telah menyatakan penyembelihan (secara Islam) diperboleh-kan,” kata Camilla Udsen, juru bicara DCC. (mulyadi nurdin/republika)

99 Persen Daging Ayam di Denmark Kini

Berstatus Halal

Santunan-Makkah. Sebuah keba-karan besar terjadi di salah satu menara gedung King Abdul Aziz Endowment - rumah menara jam tertinggi di Makkah pada hari Selasa. Kebakaran itu sempat membuat panik jamaah umrah di Masji-dilharam yang tengah thawaf dan sai.

Kebakaran mengakibatkan pemada-man listrik di sekitar Masjidil Haram se-lama lebih dari satu jam, seorang sum-ber mengatakan kepada Arab News. Tidak ada laporan kematian atau cidera dalam insiden itu.

Petugas pemadam kebakaran bergegas ke lokasi dan warga dievakuasi dari bangu-nan dengan bantuan anggota masyarakat. Pertahanan Sipil juga memotong sambun-gan listrik ke menara sebagai bagian dari upaya untuk mencegah menjalarnya api. Saksi mata mengatakan mereka melihat asap tebal mengepul keluar dari gedung.

Menurut laporan awal, api mulai di ruang generator. Namun listrik kembali menyala setelah api dipadamkan.

Letnan Kolonel Ali Al-Muntashri, juru bicara Pertahanan Sipil, mengata-kan pihaknya mengirim tim penyelamat 15 dan 10 tim bantuan pertama ke loka-

Jam Raksasa di Dekat Kabah Alami

Kebakaran

Mahfudz: Cegah Intervensi Militer Asing ke Libya

Santunan-Jakarta. Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, mengatakan, kendati pihaknya memahami keputu-san Dewan Keamanan PBB atas Libya, tetapi apa pun bentuk intervensi mili-ter asing ke negara di Afrika Utara itu harus dicegah.

“Keputusan Dewan Keamanan (DK) PBB tersebut (tentang zona larangan terbang) sudah tepat untuk menghin-dari korban warga sipil yang besar di Libya,” katanya di Jakarta, Selasa (22/3).

Namun ia menyatakan, seharusnya juga ada upaya mencegah upaya inter-vensi militer asing ke Libya.

“Sebagai anggota PBB, Indonesia memang terikat dengan keputusan tersebut. Upaya mediasi dan diplomasi antarpihak yang berkonflik harus di-lakukan dan diutamakan. Organisasi Konferensi Islam (OKI) bisa ambil per-an, termasuk Indonesia sebagai ang-gota OKI,” saran Mahfudz Siddiq.

Sebelumnya, Juru bicara Kemente-rian Luar Negeri (Kemenlu), Michael Tene mengatakan, Indonesia akan mengikuti resolusi DK Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terhadap Libya, termasuk pemberlakuan wilayah laran-gan terbang.

“Sesuai dengan piagam Perserika-tan Bangsa Bangsa, keputusan yang diambil PBB tentunya mengikat, dan Indonesia sebagai negara anggota,

tentunya mengikuti hasil kesepakatan tersebut,” katanya dalam jumpa pers di Kemenlu, Jakarta, Jumat pekan lalu.

Bagi Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan), kalau itu sudah menjadi keputusan DK PBB, ya tentu mengikat .

“Tentu keputusan itu sudah mem-pertimbangkan semua aspek, terutama keselamatan warga Libya yang sedang konflik. Tetapi, tetap saja harus ada aturan jelas tentang siapa yang harus datang memberi atensi, bukan dilaku-kan dengan intervensi militer dengan konsekuensi korban jiwa pula,” katan-ya. (mulyadi nurdin/hidayatullah)

Page 29: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

29Santunan APRIL 2011

Dunia Islam

Santunan-Cairo. Dalam referendum di Mesir, hampir 80 persen rakyat pemi-lih mendukung diubahnya konstitusi demi merintis jalan ke arah digelarnya pemilu parlemen dan pilpres yang demokratis dalam waktu enam bulan.

Wartawan Radio Australia melapor-kan, lebih dari 18 juta pemilih atau 41 persen dari rakyat yang mempunyai hak pilih memberikan suara dalam referen-dum tentang reformasi konstitusi terse-but, satu bulan sesudah Presiden Hosni Mubarak dan rezimnya digulingkan.

Reformasi konstitusi itu akan mengu-rangi masa jabatan presiden dari enam menjadi empat tahun, dan berkuasa hanya untuk dua masa jabatan.

Dalam rancangan reformasi konsti-tusi itu, presiden harus mengangkat seorang wakil presiden dalam waktu 30 hari.

Bila disetujui, rancangan refor-masi konstitusi itu akan merintis jalan menuju terwujudnya pemilu demokra-tis penuh di Mesir dalam waktu enam bulan.

Bagi kebanyakan rakyat Mesir, refer-endum itu merupakan penggunaan hak pilih pertama yang benar-benar bebas seumur hidup mereka.

Tapi sementara aktivis pro-demokra-si mengatakan, reformasi itu tidak cu-kup luas untuk merombak wewenang presiden di Mesir. (mulyadi nurdin/ radioaustralia)

Referendum Mesir Dukung Pemilu Segera

Santunan-Cairo. Al Azhar, universi-tas tertua di dunia, mewanti-wanti pada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Agresi itu bisa membuat Libya terpecah seperti di Irak.

Universitas Al Azhar mengatakan Libya versus Sekutu ini bisa “memecah Libya dan menghancurkan sumber daya alam dan manusia seperti yang terjadi di Irak”. Demikian seperti diberitakan Harian Al Ahram dan dikutip Reuters, Rabu (23/3/2011).

Namun Al Azhar juga mengecam pemimpin Libya dan Arab yang terus menerus menindas warganya sendiri. Seharusnya pemimpin Libya turun agar makin tidak terjadi pertumpahan darah.

“Mereka (pemimpin Libya dan Arab) seharusnya meninggalkan tempatnya. Itu setidaknya bisa mereka lakukan un-tuk menjawab keinginan rakyat yang sudah menanti dengan lama dan dan sabar,” jelas Al Azhar.

Al Azhar juga mengecam bahwa dunia Arab dan Islam yang telah gagal mengelola masalah politik dan ekonom-inya yang berujung pada gelombang demonstrasi yang menggoncang dunia Arab.

Dunia Arab mendukung penerapan zona larangan terbang namun tidak ter-libat dalam Operasi Fajar Odessey kec-uali Qatar. (mulyadi nurdin/detik)

Universitas Al Azhar: Agresi Sekutu Pecah Libya Seperti di Irak

Santunan-Seyone. Gejolak yang terjadi di Afrika Utara berikut perpecahan yang terjadi di Sudan, tidak berpengaruh terhadap geliat Islam di Gambia. Bahkan negara berpenduduk mayoritas Muslim ini telah meresmikan masjid baru yang berlokasi di kawasan Seyone, Distrik Kombo, Pantai Barat Gambia. Hadir dalam peresmian Jum’at lalu waktu setempat, ratusan ribu umat Islam, Ulama, sejumlah tokoh nasional dan tokoh penting lainnya.

Khalid Houda, perwakilan dari Muslim Afrika Agency (AMA), pihak yang menggelontorkan dana D 700.000 untuk pembangunan masjid tersebut mengatakan pembangunan Masjid di kawasan Seyone diharapkan mampu memenuhi kewajiban warga Seyone untuk beribadah. Seperti dikutip, Daily Observer, Selasa (22/3), Houda juga berpesan kepada warga Seyone untuk meninggalkan praktek-praktek di luar Islam dan mengikuti ajaran Islam semurni mungkin.

Hon. Abdoulie Bojang, ketua Majelis Nasional Gambia, yang berbicara atas nama pemerintah, meminta masyarakat Gambia khusus warga Seyone untuk berdoa guna memberikan perlindungan terhadap kelestarian perdamaian di Gambia. Dia juga menyerukan kepada umat Islam untuk mengakhiri krisis yang terjadi di Afrika Utara dan Timur Tengah. Bojang tak lupa memuji AMA yang dianggapnya memberikan dukungan terhadap Komunitas Muslim di Gambia. “Shalat berjamaah di Masjid akan memberikan manfaat yang besar kepada setiap Muslim,” pesan dia.

Sementara itu, Imam Ebrima Jarju menyarankan kepada pemuda untuk melipatgandakan usaha mereka dalam mencari ilmu tentang Islam dan mencintai agama mereka.(mulyadi nurdin/republika)

Tak Terpengaruh Gejolak Arab, Gambia Resmikan Masjid Baru

si kebakaran. Namun tak ditemukan korban luka atau cidera serius lain.

Penyelidikan telah diluncurkan un-tuk memastikan penyebab kebakaran, katanya. Perusahaan Listrik Saudi juga mengirimkan lima tim untuk mengatasi masalah itu.(mulyadi nurdin/rpblk)

Page 30: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

S a i n s

30 Santunan APRIL 2011

Mata pelajaran fisika di Madrasah Aliyah dikembang-kan dengan mengacu pada pengembangan fisika yang ditu-jukan untuk mendidik siswa agar mampu mengembangkan observasi dan eksperimen serta berpikir kreatif. Hal ini didasari tujuan pembelajaran fisika yakni memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (ma-teri) dan energi.

Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih ditekankan pada melatih kemampuan dalam berpikir eks-perimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di alam sekitar kehidu-pan siswa (Depdiknas, 2004:2).

Agar tujuan di atas dapat dicapai, sekolah harus menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan. Kebutuhan adanya alat-alat percobaan fisika akan sangat terasa jika menyadari bahwa pelajaran fisika ada-lah pelajaran eksperimen artinya pela-jaran yang harus disertai percobaan atau demonstrasi oleh siswa ataupun guru, sebab eksperimen mengambil tempat penting sebagai pelimpahan cara berpikir dan bekerja (Druxes dkk, 1995:30).

Agar siswa dapat melakukan perco-baan dalam pembelajaran fisika di seko-lah harus tersedia alat-alat percobaan/peraga fisika yang memadai. Bagi seko-lah yang alat-alat untuk melakukan percobaan fisika tidak memadai, guru dapat mengatasi dengan beberapa cara antara lain melalui rekayasa alat-alat peraga menggunakan barang-barang bekas yang mudah didapat dan barang-ba-rang yang murah harganya.

Pemanfaatan barang-barang bekas selain untuk me-nanggulangi masalah pendidikan juga dapat menanggulan-gi masalah sampah yang menjadi fenomena tak berujung di negeri kita ini.

Dalam hal ini guru memegang peranan penting sebagai ujung tombak pendidikan yaitu harus berpikir aktif dan in-ovatif demi melejitkan kemampuan berpikir kreatif siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.

Salah satunya dengan membawa siswa ke alam nyata karena dengan ini siswa mampu belajar dengan efektif ke-tika melakukan kegiatan yang melibatkan seluruh tubuh, pelatihan menggunakan kedua tangan yang disebut “bela-jar dengan melakukan” dapat kita lihat sebagai tambahan untuk proses belajar akademis.

Di MAN Rukoh Banda Aceh, saya mengajak siswa-siswa untuk melakukan percobaan sederhana dengan meman-faatkan barang-barang bekas. Banyak percobaan yang telah kami lakukan, antara lain percobaan kamera dan prisma air.

Untuk percobaan kamera, bahan-bahan yang diperlu-kan adalah kotak susu, kotak tissue, karton hitam, kertas putih, lem, cat hitam dan gunting. Kotak susu dan kotak tissue diperoleh dari sampah rumah tangga, selebihnya bahan sep-erti karton hitam, kertas hvs putih, cat hitam dan lem dapat dibeli dengan harga yang terjangkau.

Percobaan ini kami lakukan dengan tujuan untuk melihat pembentukan bayangan objek yang diamati di dalam kamera yang ditangkap oleh kertas putih yang diletakkan mengikuti di-agonal ruang dalam kotak susu.

Pada percobaan prisma air, bahan-bahan yang digunakan adalah kotak nasi, alat suntik, potongan kaca untuk membuat prisma air, lem, cat hitam,

kertas putih, air, cutter dan senter. Semua bahan tersebut dapat diperoleh dengan mudah tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk meli-hat pembiasan cahaya pada prisma air, pembiasan cahaya membentuk deretan warna yang diskrit pada layar putih di dalam kotak. Pembiasan ini dapat diamati dengan mengin-tip melalui lubang pengamatan yang terdapat pada kotak.

Demikian pemaparan dari percobaan sederhana yang telah kami lakukan, semoga dapat bermanfaat bagi pem-baca pada umumnya dan bermanfaat bagi guru-guru fisika pada khususnya dalam menjalankan pembelajaran fisika yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. nPenulis adalah Guru MAN Rukoh Banda Aceh

Percobaan Fisika Sederhana dengan Pemanfaatan Barang Bekas

Oleh Syarifah Qadria, S.Pd

Page 31: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

31Santunan APRIL 2011

EnsiklopediBahasa di Aceh

Bahasa di Aceh Edisi April 2011

NO.BAHASA

INDONESIABAHASA ACEH BAHASA GAYO

BAHASA ANEUK JAMEE

BAHASA ALASBAHASA SIGULAI/LAMAMEK

BAHASA DEVAYAN

BAHASA SINGKIL

BAHASA PAK-PAK BOANG

BAHASA TAMIANG

HULUBAHASA KLUAT

1 Lelah Hek Hek Litak Payah A alo Asloh Lheja Leja Lekoh Hek

2 Susah Susah Susah Payah Sekhik Susah Susah Hajap Susah Payah Petpot

3 Berkelahi Meulheo Pelolo Bacakak Khubat Fabunu Betenju Mekhuwat Mekhuwat Bekelai Perubat

4 Berdamai Meudame Dame Badamai Dame Bedamai Berdamai Damai Dame Bedame Bersahabat

5 Rukun Rukon Akur / Jeroh Ancak Sepakat Rukun Rukun Khewag Ukhun Mende Akur

6 Ribut Riyouh Kiroh Kiruh Khecok Khiru Mansisuek Khikho Khibut Betengkor Kiruh

7 Suka Galak Suke / Galak Suko Getat Gera Suka Sekel Keleng Ate Suko Arok

8 Benci Palak Geli / Gegeng Banci Munyang Jajok Benci Moyang Ate Moyang Ate Benci Manyah

9 Kawin Kawen Kerje Nikah Kawin Khawin Kawin Kawin Kawin Kawing Kawin

10 Cerai Re Cere Carai Cekhai Besarai Hawel Meuhelang Sikhang Cerghe Cere

11 Kurang Kureueng Kurang Kurang Kukhang Dakhuk Kurang Kukhang Kukhang Kurghang Kurang

12 Lengkap SebPas/ Genap / Kep

Lengkap Lengkap Ikhame Lengkap Lengkap Simuh Lengkap Lengkap

13 Rindu Che’n Mukale / Rindu Tedhoh Ibo Rindu Tedoh Tedoh Ghindu Tedoh

14 Dendam Dam Pedenem Dendam Dendam Afekhe Ede Dandam Dandam Dandam Dendam Dendam

15 SeberangSiblah deh/ Meurandeh

Serapo Subarang Kepakh Khaitambali Doitavan Suwekhang Kepakh seberghang Seberang

16 Pulau Pulo Pulo Pulau pulau Ulau Ulau Pulo Pulo Pulau Pulo

17 Negeri Nanggroe Nenggeri Nagari Negekhi Banua Nagari Kuta Genekhi Negerhi Negeri

18 Pemimpin Pang Ulee Tunungen Katua Pemimpin Pemimpin Ketua Sintua Pimpinen Pemimpin Indung

19 Wakil Waki Wakil Wakil Wakil Wakil Wakil Wakil Wakkil Wakil Wake

20 Cengeng Keunyeh Perongot Cengeng manjing Manjo Cengeng Prengek Petangis cengeng Pecengor

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085277759339 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang anda kuasai.

Padanan kata untuk edisi berikutnya : Cara; Lurus; Serong; Cerdik; Licik; Lembut; Pura-pura; Jujur; Kasar; Menang; Kalah; Seri / Imbang; Tipu; Bijak; Nasehat; Teladan; Usaha; Mengajak; Meniru; Menolak.

Page 32: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

32 Santunan APRIL 2011

Ta f s i r

Allah berfirman

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). (Lagi) yang mensyukuri ni’mat-ni’mat Allah. Allah telah memilihnya dan me-nunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.” Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (Q.S. al-Nahl [16]: 120-123).

Sebagian umat Islam, ada yang memahami ayat di atas sebagai dalil masih berlakunya agama Nabi Ibrahim bagi umat Muhammad. Bahkan menurut Imam al-Mawaridi (w. 450 H), sebagian ashab al-Syafi‘i menyatakan adanya bagian dari ajaran Nabi Ibrahim yang tidak diganti, dan tetap berlaku bagi umat Nabi Muhammad, (al-Qurthubi, jld. II, hlm. 119). Pemahaman seperti ini tidak segera boleh dibenarkan, harus dipastikan apakah ia bersih dari subjektifitas atau tidak. Indikator pertama, adalah terlihat kontradiksi-nya dengan ayat lain.

Sebagai wahyu Ilahi, dipastikan ayat-ayat Alquran tidak kontradiktif, sebab hal ini melemahkan kemukjizatan Alquran. Jika ditemukan kontradiksi dalam suatu penafsiran, maka dapat dipastikan penafsiran itu keliru. Terkait

dengan ayat di atas yang dipahami sebagai dalil berlakunya agama Nabi Ibrahim bagi umat Muhammad, maka penafsiran ini kontradiksi dengan ayat berikut:

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebe-naran, membenarkan apa yang se-belumnya, yaitu kitab-kitab (yang di-turunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu ter-hadap pemberian-Nya kepadamu maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya ke-padamu apa yang telah kamu perseli-sihkan itu. (Q.S. al-Ma’idah [5]: 48).

Ayat ini menegaskan kebenaran Alquran, dan menyatakan bahwa un-tuk setiap umat diturunkan syariat-nya tersendiri. Jadi dengan turunnya Alquran sebagai tuntunan (syarî‘ah) bagi umat Muhammad, maka tidak mungkin syariat Nabi Ibrahim masih berlaku un-tuk umat Nabi Muhammad.

Indikator kedua, ayat 120-123 surat al-Nahl sedang berbicara tentang

tuduhan syirik terhadap Nabi Ibrahim. Inilah tujuan (maqâshid) dalam ayat itu yang bisa dibuktikan secara induktif (istiqra’ ma‘nawi) dengan pendekatan metode tafsir tematik (tafsir mawdhû‘i). Jadi ayat ini tidak bisa dinyatakan sebagai dalil keberlakuan syariat Nabi Ibrahim untuk umat Nabi Muhammad. Sebab perintah mengikuti agama Nabi Ibrahim bukan tujuan dalam ayat itu, tapi hanya penegasan bagi kelurusan akidah Nabi Ibrahim.

Indikator ketiga, Nabi Ibrahim hidup di tahun 1997-1822 sebelum masehi. Logikanya, Sunnah Nabi Muhammad saja dipertanyakan keabsahannya kare-na terjadi pemalsuan, lalu bagaimana dengan syariat Nabi Ibrahim untuk masa sekarang ini, setelah berlalu empat ribu tahun lebih? Jika ada yang menyatakan suatu ajaran sebagai syariat Nabi Ibrahim, tentunya akal akan membantah, sebab tidak akan ada sumber yang bisa dipercaya untuk meyakini kebenaran pernyataan itu. Alquran sendiri tidak menginformasi-kan isi ajaran syariat Nabi Ibrahim, bahkan menegaskan penurunan syariat baru untuk umat Nabi Muhammad.

Indikator keempat, Alquran ayat 48 surat al-Ma’idah, secara eksplisit menyatakan bahwa Allah mampu men-jadikan manusia seragam dalam syariat yang satu. Tapi Allah tidak menghenda-ki demikian, dan itu cukup rasional, karena perkembangan peradaban ma-nusia menjadikan syariat umat terda-hulu tidak cocok lagi untuk umat se-sudahnya. Itulah kenapa sedikit sekali aturan detil dalam Alquran, agar ia da-pat berlaku sepanjang masa.

Kembali kepada maksud dari ayat yang menyebut millah Ibrahim, harus dilakukan penafsiran secara kompre-hensif lewat metode tafsir tematik (mawdhû‘î). Jika dipetakan, ayat-ayat

Millah Ibrahim(Penafsiran Ayat 120-123 Surat al-Nahl)

Oleh Jabbar Sabil, MA

Page 33: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

33Santunan APRIL 2011

Tafsiryang menyebut tentang agama Nabi Ibrahim diturunkan dalam kedua pe-riode dakwah Rasul. Pertanyaannya, apa perlunya ayat seperti ini diturun-kan lagi dalam periode Madinah, pa-dahal sudah pernah diturunkan dalam periode Mekah?

Dalam periode Mekah, turun ayat 161 surat al-An‘am, ayat 78 surat al-Hajj, dan ayat 120-123 surat al-Nahl. Surat al-Hajj merupakan surat Makki-yah kecuali 3 ayat darinya. Demikian pula surat al-Nahl, merupakan surat Makkiyah, kecuali 3 ayat terakhir yaitu ayat 126, 127, dan 128. Ketiga ayat ini diturunkan antara Mekah dan Madinah, yaitu di bukit Uhud, (al-Itqan, jld. I, hlm. 9). Sementara dalam periode Madinah, diturunkan dalam ayat 130 dan beberapa ayat senada dalam surat al-Baqarah, dan ayat 67 surat Ali ‘Imran.

Ayat dalam periode MekahSecara genealogis, kaum musyrikin

Mekah masih memiliki tautan silsilah dengan Nabi Ibrahim sehingga merasa cukup beralasan untuk menyandar-kan kepercayaan mereka kepada Nabi Ibrahim as. Dalam hal ini, kadang kala Alquran membantah dengan menyebut bapak mereka sesat. Misalnya dalam ayat yang turun di Madinah berikut:

Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturun-kan Allah dan mengikuti Rasul”, mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk. (Q.S. al-Ma’idah [5]: 48).

Di lain waktu, Alquran menolak dengan melakukan pembelaan kepada Nabi Ibrahim, seperti dalam surat al-Nahl di atas. Dari itu dapat dipahami, bahwa yang ditolak Alquran adalah penyandaran ajaran syirik itu kepada Nabi Ibrahim, mereka mendakwanya sebagai bersumber dari Nabi Ibrahim. Jadi, walau secara biologis mereka adalah keturunan Nabi Ibrahim, tapi secara ideologis, bapak mereka

bukanlah Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, perintah mengikuti agama Nabi Ibrahim dalam ayat 123 tidak bisa dipahami di luar rangkaian ayat sebe-lumnya, ayat-ayat di surat lain.

Pada ayat 120, preposisi “Sesung-guhnya Ibrahim adalah umat yang patuh kepada Allah, lurus dan tidak syirik” merupakan penolakan atas dakwaan musyrikin Mekah yang katanya me-ngikuti agama nenek moyang mereka. Lalu lanjutan ayat berikutnya men-deskripsikan sosok Nabi Ibrahim yang mensyukuri nikmat, berada di jalan yang benar, dan konsekuensinya, mendapat kebaikan di dunia, dan termasuk dalam golongan orang saleh di akhirat.

Deskripsi dalam ayat 121 dan 122 merupakan eksplisitas ciri, dan kon-sekuensi yang berbeda antara musy-rikin Mekah dengan nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim. Baru kemudian pada ayat 123 Nabi Muhammad dipe-rintah mengikuti agama Nabi Ibrahim. Maka perintah ini tidak bisa dilihat di luar konteks preposisi ayat 120. Berhubung preposisi ayat 120 adalah tentang kemusyrikan, maka yang di-perintah kepada Muhammad adalah mengikuti akidah tauhidnya, bukan seluruh syariat yang turun untuknya. Jadi akidah tauhid tetap sama, meski syariat umat Muhammad bebeda de-ngan syariat umat Ibrahim.

Ayat Makkiyyah lain yang senada adalah ayat 161 surat al-An‘am. Terlihat ayat ini juga dalam redaksi yang lebih kurang sama, sebab berbicara dalam

konteks menolak dakwaan syirik ter-hadap Nabi Ibrahim.

Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (Q.S. al-An‘am [6]: 161)

Demikian pula pada ayat 78 surat al-Hajj. Ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang penolakan terhadap musyrikin Mekah yang menyembah selain Allah. Lalu kaum muslimin diperintah ber-mujahadah semampunya, sebab agama Islam tidak menghendaki kesukaran, se-bagaimana halnya agama Nabi Ibrahim.

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (Q.S. al-Hajj [22]: 78)

Al-Thabari mengutip pendapat al-Farra’, bahwa kata millata abikum pada ayat 78 surat al-Hajj di atas, di-taqdir pembuangan huruf kaf (tamtsil); ka millati abikum. Jadi diartikan: “…se-perti agama bapak kamu, Ibrahim…” sehingga tidak bertentangan dengan ayat lain. Dari pembahasan ini terlihat bahwa ayat di atas tidak boleh dipahami sepotong-sepotong, tapi harus ditafsir-kan secara komprehensif (munâsabah) antar ayat senada dari berbagai surat terkait (mawdhû‘î).

Page 34: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

34 Santunan APRIL 2011

TafsirAyat dalam periode Madinah

Pada periode Madinah, diturunkan ayat 130 surat al-Baqarah.

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar temasuk orang-orang yang saleh. (Q.S. al-Baqarah [2]: 130)

Ketika berada di Madinah, Rasu-lullah dan para sahabat hidup dalam interaksi sosial yang di dalamnya ada masyarakat Yahudi dan Nasrani. Menu-rut sebuah hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dari Abu Hurayrah, orang-orang Ahli Kitab membacakan Kitab Taurat di hadapan kaum muslimin da-lam bahasa Ibrani, dan menerjemah-kannya ke bahasa Arab untuk kaum muslimin. Lalu Rasulullah mengingat-kan sahabatnya agar tidak membenar-kan, dan juga tidak mendustakan me-reka (ayat 136). Tindakan ini dinilai Alquran sebagai akibat kedengkian:

Sebahagian besar Ahli Kitab mengingin-kan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maaf-kanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Se-sungguhnya Allah Maha Kuasa atas se-gala sesuatu. (Q.S. al-Baqarah [2]: 109)

Hal ini dipertegas pada ayat 120 surat al-Baqarah;

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Ka-takanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti ke-mauan mereka setelah pengetahuan

datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. al-Baqarah [2]: 120)

Menariknya, dalam ayat ini juga digunakan kata millah untuk agama Yahudi dan Nasrani (hatta tattabi‘ millatahum), bukan al-dîn, sama seperti ayat-ayat Makkiyyah dan Madaniyyah lain tentang millah Ibrahim. Ini terkait dengan ayat 109 di atas, sebab dalam ayat itu dinyatakan sebagai ‘ajakan kembali kepada kekufuran’. Maka ka-ta millah di sini bukan syariat yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim as., Nabi Musa as., atau Nabi Isa as., tapi sisi akidahnya.

Alquran mengakui kebenaran akidah Nabi Ibrahim dan nabi-nabi lain, tapi ajaran kufur produk musyrikin yang

diklaim bersumber dari nabi Ibrahim ditolak keras. Jadi mereka bukan ber-maksud mengajak umat Islam ma-suk agamanya, tapi mengembalikan umat Muhammad kepada kekufuran. Rangkaian ayat menjelaskan bahwa mereka sadar akan kebenaran ajaran Muhammad, oleh karena itu mereka tidak rela umat Muhammad tetap da-lam ajaran ini.

Dalam surat Madaniyah lain, Al-quran kembali melakukan pembelaan kepada Nabi Ibrahim:

Bukanlah Ibrahim itu Yahudi atau Nasrani, tetapi beragama lurus dan muslim. (Q.S. Ali Imran [3]: 67)

Ini menunjukkan adanya modus yang sama antara ahli kitab Madinah dengan musyrikin Mekah, sama-sama

mengklaim kepercayaan syirik produk mereka bersumber dari Nabi Ibrahim. Inilah yang dibantah Alquran, bahwa Nabi Ibrahim tidak syirik.

Dalam konteks ini, diturunkannya syariat Islam menjadi cobaan bagi manusia, sebagaimana dinyatakan se-cara eksplisit dalam ayat 48 surat al-Ma’idah. Kata “liyabluwakum” dalam ayat 48 al-Ma’idah merupakan alasan yang jelas (al-ta’lîl al-sharîh), bahwa Allah bermaksud mencoba manusia dengan diturunkannya syariat Islam.

Tentunya ini bisa dipahami, sebab hal yang paling sulit diterima manusia adalah kenyataan bahwa produk in-telektualnya dianggap sampah, bukti-nya dapat dilihat dari pengalaman Rasulullah sendiri. Sirah Nabi men-catat (Al-Bûthî, Fiqh al-Sîrah, hlm. 99-100), bahwa di masa awal dakwah Nabi Muhammad, musyrikin Mekah belum memberi reaksi dalam bentuk kekerasan. Tindakan anarkis baru di-lancarkan musyrikin Mekah ketika Muhammad dipandang menghina tu-han mereka, di mana mereka tidak mampu mematahkan argumen yang dikemukakan Muhammad.

Fitrah akal yang diberikan Allah merupakan alat agar manusia mampu membedakan yang baik dari yang bu-ruk, dan yang salah dari yang benar secara rasional. Lalu Allah menyata-kan bahwa agama Islam diturunkan sesuai dengan fitrah akal itu sendiri. Maka menolak syariat Islam, berarti mengingkari fitrah rasionalitas akal manusia sendiri, dan itu adalah perila-ku kebanyakan manusia sebagaimana bunyi penutup dalam ayat berikut:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetap-lah atas) fitrah Allah yang telah men-ciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi ke-banyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. al-Rum [30]: 30).

Untuk penafsiran ayat tentang fitrah ini, lebih lanjut lihat Majalah Santunan Edisi 08, September 2010. Pada rubrik tafsir berjudul: Kembali ke Fitrah. nPenulis adalah kandidat doktor IAIN Ar-Raniry

Nabi Ibrahim hidup tahun 1997-1822 SM.

Logikanya, Sunnah Nabi Muhammad saja dipertanyakan

keabsahannya karena terjadi pemalsuan, lalu bagaimana dengan

syariat Nabi Ibrahim untuk masa sekarang?

Page 35: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

35Santunan APRIL 2011

H a d i s

Islam sangat menekankan kepada umatnya untuk bekerja keras dalam mengarungi kehidupan keseharian.

Islam bukan hanya agama yang selalu menjelaskan kepada umatnya hal-hal yang berkaitan dengan akhirat dan per-siapan untuk menuju padanya. Tetapi Islam adalah agama yang menginginkan umatnya memiliki keseimbangan (tawa-zun) antara kehidupan dunia dan akhi-rat. Banyak dijumpai ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis Nabi yang menuntun umatnya bagaimana menyikapi kehidu-pan yang seimbang antara dunia dan persiapan untuk akhirat.

Di antara persoalan dunia yang men-jadi perhatian dalam Islam adalah bagai-mana seorang Muslim itu memiliki etos kerja yang bagus. Islam menginginkan umatnya lebih kuat dan berkualitas, hal ini dapat dipahami dari sebuah hadis Nabi yang berbunyi:

“Orang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah.”

Hadis ini dijumpai dalam Sahih Muslim, Sunan Ibnu Majah dan juga dalam Musnad Ahmad Ibn Hanbal.

Bagaimana cara agar seorang mukmin harus lebih kuat dan mulia dari umat yang lain? Islam menginginkan umatnya punya etos kerja yang bagus, disiplin, rapi, gigih demi untuk mencapai prestasi

yang lebih baik. Setiap hari umat Islam diharapkan memiliki kemajuan dari segala sisi kehidupannya dari hari-hari sebelumnya, Rasul menjelaskan bahwa umat Islam yang beruntung adalah mereka yang dapat melakukan sesuatu pada hari ini lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini, seandainya seseorang tidak dapat mengembangkan kualitasnya dari hari ke hari dinilai rugi dalam Islam, bahkan dinilai tercela seandainya hari ini lebih buruk dari kemarin.

Setiap saat umat dituntut untuk berbuat yang lebih baik dan berguna,

memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam pekerjaan sehari-hari, seseorang dituntut bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dan seseorang yang telah bekerja kemudian dia makan dari hasil pekerjaannya itu, maka dia dinilai sangat mulia dalam Islam.

Dalam sebuah hadis riwayat al-Bazzar Rasul bersabda:

“Rasul ditanyai seseorang: Perbuatan apakah yang paling mulia wahai Rasul? Beliau menjawab: Seseorang yang beker-ja dengan tangannya dan setiap jual beli yang bersih.”

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa Islam senantiasa mengajarkan umatnya agar berusaha dengan gigih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, umat Islam tidak dibenarkan berpangku tangan saja atau berdoa mengharapkan rezeki datang dari langit tanpa ada usaha. Namun demikian tidak dibenarkan juga terlalu mengandalkan diri sendiri tanpa berdoa setelah berusaha, se-hingga ia melupakan pertolongan Allah, karena apapun yang diharapkan dan direncanakan manusia, akhirnya Allahlah penentu hasil usahanya.

Di dalam Alquran Allah telah menyuruh manusia bekerja dan

Etos Kerja dalam Islam(Kajian Hadis Nabi)

Oleh: Salman Abdul Muthalib, Lc., M.Ag

Page 36: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

36 Santunan APRIL 2011

Hadismemanfaatkan berbagai hal yang ada di dunia ini untuk perbekalan hidup dalam keseharian, firman Allah dalah surat al-Jum’ah ayat 10:

”Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu ber-untung.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang Islam yang ingin menggapai kemajuan dalam kehidupan ini, se-jatinya dia harus bekerja keras, karena kemakmuran hanya akan dicapai oleh mereka yang mau bekerja keras dan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk meraih keinginannya. Di samping usaha yang giat, Islam melarang umatnya lupa akan sang khaliq yang telah menciptaknnya, harus ada keseimbangan dalam usaha duniawi dan ukhrawi, seseorang meskipun sibuk dengan kegiatanya dalam keseharian, tidak seharusnya ia melupakan Allah, melalaikan atau bahkan meninggalkan salat dan kewajiban-kewajiban lainnya.

Allah maha penyayang bagi umat-nya dan maha pengasih bagi seluruh ciptaannya, siapa saja yang ingin berusaha, apakah dia seorang Muslim atau bukan, Allah akan mengabulkan-nya. Ironisnya, sebagian ajaran Islam saat ini malah diamalkan oleh mereka yang bukam Muslim. Disiplin, giat bekerja, pantang menyerah, dimiliki oleh mereka yang berda di luar Islam, kondisi ini sangat disayangkan mengingat kondisi umat Islam saat ini jauh dari harapan jika dibandingkan umat-umat lain. Gambaran ini dapat kita lihat dalam masyarakat kita sendiri, masyarakat Aceh yang sebagian dari mereka menghabiskan waktu hanya di warung kopi, mulai dari pagi sampai malam sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, di waktu salat pun mereka berada di sana tanpa tergugah hati untuk mengingat Allah, para pemilik warung seolah tidak peduli dengan suasana seperti ini, yang penting bagi mereka adalah keuntungan materi. Etos kerja masyarakat kita yang sangat minim, budaya menghabiskan waktu di warung kopi sudah menjadi tradisi, prilaku ini harus dihilangkan agar generasi mendatang akan lebih

baik dan lebih berkembang. Di samping mengajak umatnya un-

tuk bekerja keras, dan menggambarkan bahwa perbuatan yang baik adalah seseorang yang makan dari hasil perkerjaan tangannya sendiri, Islam sangat melarang meminta-minta, mes-kipun harta seseorang yang didapati dari meminta-minta tetap dianggap halal dan sah, akan tetapi perbuatan ini akan membuat wibawa (muruah) seseorang hilang, tidak berwibawa dan tidak dihormati.

Dalam sebuah hadis yang diriwayat-kan al-Bukhari, Rasul bersabda:

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, tangan yang di atas memberi dan tangan yang di bawah meminta.”

Pemberi itu lebih mulia daripada penerima, sehingga zakat dalam Islam diatur sedemikian rupa dengan harapan bahwa penerima zakat pada saat ini ia diharapkan akan menjadi pemberi zakat di masa yang akan datang. Fenomena meminta-minta di tempat kita juga sudah menjadi sesuatu yang mengiriskan hati, tanpa merasa malu, mereka yang berbadan sehat pun banyak yang melakoni perbuatan yang tidak mulia ini. Sifat malas bekerja, merasa enak dengan

hasil pemberian orang lain, membuat mereka betah untuk meminta-minta di sepanjang jalan. Semua ini karena semangat bekerja sudah hilang, ajaran Islam yang seharusnya mereka pegang telah dilupakan. Allah berfirman dalam Alquran dalam surat al-A’raf ayat 10:“Sesungguhnya Kami telah menempat-kan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah di antara kamu yang bersyukur.”

Dalam hadis lain yang diriwayatkan imam Muslim, Nabi bersabda:

“Barang siapa yang meminta-minta untuk memperbanyak hartanya, sesungguhnya ia hanya memperbanyak bara api. Maka terserah padanya, apakah ia akan me-ngurangi atau memperbanyaknya.”

Seorang muslim selayaknya menge-luarkan segala kemampuannya untuk mencari rezeki dengan sekuat tenaga, rezeki yang diusahakan haruslah halal, tidak mengutamakan penghasilan yang banyak semata, tanpa mengindahkan aturan-aturan yang ada. Pekerjaan apa-pun tidak dilarang dalam Islam, selama hal itu halal. Semangat bekerja juga dapat kita lihat dari para nabi, seperti Nabi Daud yang bekerja sebagai pem-buat baju besi sebagai tameng dalam peperangan, ini tercantum dalam surat al-Anbiya ayat 80. Begitu pula dengan Nabi Yusuf yang bekerja menjadi benda-hara kerajaan Fir’aun, ini tercantum da-lam surat Yusuf ayat 55. Bahkan, Nabi Muhammad saw. adalah seorang peng-gembala dan pedagang yang terkenal dengan sifat amanah dan kejujurannya.

Dengan demikian, marilah kita bekerja dengan sungguh-sungguh, ser-ta berusaha menggapai pintu-pintu rezeki yang telah disediakan oleh Allah swt., kita harus menggunakan kemampuan dengan maksimal sesuai dengan keahlian yang kita dimiliki, karena menikmati sesuatu sebagai ha-sil keringat kita sendiri sebagaimana telah dijelaskan hadis di atas adalah perbuatan yang sangat mulia dalam Islam. Wallahu A’lam Bisshawab. n

Penulis adalah Dosen Fak. Ushuluddin IAIN Ar-Raniry

Page 37: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

37Santunan APRIL 2011

Opini

Kementerian Pendidikan Nasional (Diknas) tahun ini menetapkan, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai salah satu mata ujian sama den-gan beberapa pelajaran lainnya. Ujian Nasional (UN) dan ujian susulan, bagi jenjang SD/MI hingga SMA/MA, seran-tak digelar mulai 18 April sampai 20 Mei April itu, memang memuat formu-lasi baru, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di antaranya itulah di-masukkannya mata pelajaran PAI seba-gai mata ujian bagi anak didik muslim. Ini keputusan baru di dunia pendidikan kita yang patut disyukuri.

Setelah sekian lama dekadensi mor-al terjadi di kalangan generasi penerus bangsa terutama siswa usia sekolah dengan berbagai bentuknya disadari oleh pemerintah, antara lain den-gan menjadikan PAI menjadi prioritas solusi persoalan bangsa. Keterlibatan siswa dalam tawuran, narkoba, seks bebas dan sebagainya, yang tak mampu dibendung melalui pendekatan hukum, mesti ada pendekatan baru lewat jalur sekolah. Bahkan penyimpangan moral dan akhlak remaja makin meluas pada berbagai lapisan masyarakat, pedesaan sampai perkotaan, menantang pengam-bil kebijakan untuk terus berinovasi, termasuk pembelajaran dan UN.

Kondisi ini mendorong pemerintah memikirkan berbagai macam solusi melalui berbagai macam pendekatan. Salah satu pendekatannya adalah men-empatkan PAI sederajat ’di mata’ UN. Keputusan dan ’kesadaran’ ini memang terlambat, namum patut diapresiasi, mengingat cukup lama pendidikan agama menjadi mata pelajaran kom-plementer, pelengkap penderita, dan diremehkan oleh siswa karena siswa cenderung digiring pragmatis. Orang tua siswa menghabiskan dana menggaji guru les privat, mengikuti bimbangan belajar matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS untuk per-siapan anaknya menghadapi UNl. Stake holder mulai tingkat Pusat sampai daerah telah menjadikan mata pelajaran

agama termarginalkan di negeri ber-dasar Ketuhanan Yang Maha Esa ini.

UN yang hanya menguji mata pelaja-ran non-agama telah membuahkan hasil menyimpang dari tujuan pendidikan na-sional. Diknas menyatakan tujuan pen-didikan nasional adalah menciptakan subyek didik yang berketuhanan Yang Maha Esa. Namun, penambahan mata uji ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi guru PAI: apakah guru PAI mampu merealisasikan materi pelajaran yang memenuhi standar isi nasional; apakah kompetensi guru agama di Aceh ber-standar nasional; dan mampukah guru mengoptimalkan pembelajaran PAI di sekolah. Untuk itu diperlukan redefe-nisi dan pemahaman utuh guru agama Islam terhadap mata pelajaran ini.

PAI didefenisikan sebagai pendidi-kan agama Islam sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa memahami (knowing), terampil melaksanakan (do-ing), dan mengamalkan (being) agama Islam melalui kegiatan pendidikan. Tu-juan Pendidikan Agama Islam di seko-lah ialah siswa memahami, terampil, dan melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga men-jadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. berakhlak mulia da-lam kehidupan pribadi, keluarga, ber-masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pencapaian tujuan di atas, sangat tergantung pada optimalisasi PAI dalam upaya menghadapi ujian nasional mela-lui peningkatan mutu guru dan sarana pembelajaran karena pendidikan agama Islam memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik utama PAI adalah ban-yaknya muatan komponen being, di samping komponen knowing dan doing. Hal ini menuntut perlakuan pendidikan yang banyak berbeda dari pendidikan bidang studi umum. Pembelajaran un-tuk mencapai being yang tinggi lebih mengarahkan pada usaha pendidikan agar siswa melaksanakan apa yang dike-tahuinya itu dalam kehidupan sehari-hari. Bagian paling penting dalam PAI ialah mendidik siswa agar beragama

secara total dan komprehensif, mema-hami agama (knowing) dan terampil melaksanakan ajaran agama (doing).

Berdasarkan pernyataan di atas, PAI memerlukan pendekatan naql (teks), akal (’aql) dan hati (qalbu). Selain itu diperlukan sarana dan pendekatan yang memadai sehingga mendukung terwu-judnya situasi pembelajaran yang sesuai dengan karakter PAI.

Guru agama Islam harus menerap-kan metode internalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan keberagamaan siswa karena pada dasarnya pendidikan Islam mengajak siswa untuk menyan-dang akhlak atau moral yang mulia dan mengingatkan siswa untuk berusaha keras menghindari pelbagai jenis akhlak yang tidak terpuji. Lebih dari itu, Islam mengajarkan perihal dan batasan ked-uanya, dengan maksud agar tidak sam-pai timbul perbedaan pendapat yang melibatkan hawa nafsu.

Kita sangat berharap keputusan pemerintah menetapkan PAI sebagai mata ujian dalam UN menjadi élan baru bagi guru PAI dan dapat menjadi salah satu media dalam upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap ajaran Is-lam serta dapat mengurangi dekadensi moral siswa dengan adanya keseriusan mereka dalam mempelajari ajaran Is-lam. Perhatian Islam yang begitu besar terhadap masalah moralitas berikut per-baikannya, yang merupakan penyangga bagi proses pembenahan dan pemban-gunan kehidupan manusia.

Di masa sekarang terdapat pendidi-kan telah melangkah di jalur yang rapuh dan rusak. Pada hakikatnya, pendidikan sedang menggiring generasi bangsa menuju titik keruntuhan dan kehan-curan. Karenanya, umat Islam wajib menjaga dirinya, agar tidak sampai men-galami nasib yang sama. Sungguh benar firmant Allah swt., bahwa Dia sudi memberikan ampunan, pertolongan, dan keselamatan bagi seluruh mukmin dan muslim. Amien. nPenulis adalah Praktisi Dunia Pendi-dikan di Aceh

Alhamdulillah, PAI Ikut UNOleh Jailani Yunus

Page 38: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

38 Santunan APRIL 2011

Opini

itu mengklaim diri mereka masih sebagai bagian dari Islam. Sementara pemerintah dan masyarakat menilai bahwa mereka telah sesat dan menyimpang dari ajaran pokok (aqidah) Islam. Mereka memiliki friksi teologi dan pemikiran yang berbeda dengan mainstream Islam pada umumnya. Sebut saja seperti Jama`ah Ahmadiyah Islamiah (JAI), Mukmin Muballigh, Millata Abraham, dan lain sebagainya.

Pahami secara bijakSaya tidak tahu apakah Jaringan Islam

Liberal (JIL) masuk ke dalam kategori sekte keagamaan atau bukan. Tetapi menurut saya tidak termasuk, sebab JIL hanyalah sebuah lembaga pemikiran tempat dimana sejumlah intelektual muda Muslim mengorganisir diri. Tetapi oleh sekelompok umat Islam di Indonesia menuduh orang-orang JIL sesat dan kufur dari Islam. Vonis sesat terhadap JIL ini juga datang dari Majlis Ulama Indonesia (MPU). Bahkan teror bom buku yang sekarang ini sedang marak-maraknya ditujukan pertama sekali ke markas JIL di Utan Kayu Jakarta. Hal ini menunjukkan ada individu atau kelompok tertentu yang merasa resah terhadap kiprah JIL selama ini.

Singkatnya, secara umum kehadiran

Supaya Jangan Sesat BeragamaOleh: Muhibuddin Hanafiah

Dalam lingkup kehidupan sosial keagamaan, terutama dalam beberapa bulan terakhir ini

masyarakat Aceh disibukkan dengan mencuatnya isu aliran sesat. Wilayah penyebaran ajaran yang dianggap sesat tersebut tidak saja di sekitar perkotaan seperti Banda Aceh, melainkan sampai ke pelosok daerah di Aceh. Perkantoran, lembaga pendidikan dan perguruan tinggi disinyalir telah dimasuki oleh sekolompok orang untuk mendakwahkan suatu ajaran yang diasumsikan menyimpang dari Islam. Isu ini telah mengundang kewaspadaan masyarakat dan timbulnya keresahan sosial. Pemerintah daerah melalui para ulama (MPU) dan intelektual Muslim telah berupaya menjelaskan kepada masyarakat perihal masalah ini melalui berbagai forum dan media. Tentu saja, isu tersebut semestinya tidak diterima mentah-mentah oleh masyarakat. Ia harus diklarifikasi terlebih dahulu oleh pihak yang berwenang, sehingga tidak ada pihak yang dikorbankan. Sebab, suatu isu yang tidak jelas bisa menjadi pemicu konflik sosial yang mengorbankan masyarakat itu sendiri. Apalagi penyebaran ajaran yang disinyalir sesat tersebut dilakukan tidak secara langsung dan terang-terangan,

sehingga sulit ditemukan bukti untuk penegakan hukum.

Sebagian besar masyarakat mengetahui isu ini melalui pemberitaan media massa. Disebutkan bahwa keberagamaan kita, khususnya di kalangan internal umat Islam di level nasional maupun di lingkup lokal Aceh, akhir-akhir ini digaduhkan dengan tampilnya pelbagai aliran atau sekte keagamaan. Kendati demikian, sampai sejauh ini belum ditemukan bukti yang jelas terhadap isu dimaksud. Disebutkan, pemimpin dan pengikut aliran keagamaan

Page 39: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

39Santunan APRIL 2011

Opinigolongan minoritas keagamaan di tengah-tengah masyarakat Muslim mendapat respon beragam dari berbagai kalangan, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Respon pemerintah dan masyarakat terhadap kehadiran aliran keagamaan tersebut pada umumnya negatif, artinya menolak dan bahkan dalam kasus Ahmadiyah sudah dilarang. Kegiatan jama`ah Ahmadiyah sudah dibatasi dan dikontrol pemerintah. Salah satu dalih yang digunakan pemerintah adalah adanya pertentangan menyolok dengan ajaran Islam mayoritas, di samping telah meresahkan ketenangan masyarakat. Tersebarnya ajaran “berbeda” dari sejumlah sekte keagamaan itu dianggap bisa memi-cu konflik sosial yang membahayakan ke-utuhan bangsa. Karena itu pemerintah cepat-cepat mengambil tindakan tegas terhadap aliran keagamaan tersebut dengan melayangkan perintah “larangan bergerak” (menyebarkan ajaran) bagi siapa saja yang hendak melakukannya.

Disadari bahwa bangsa Indonesia ada-lah bangsa yang majemuk bila dilihat dari segi agama, budaya, etnik, adat-istiadat, bahasa, termasuk dalam memahami teks suci oleh para pemeluknya. Dalam agama Islam, kenyataan bahwa adanya perbedaan dalam memahami teks suci agama. Perbedaan dalam memahami teks suci dan ajaran agama di kalangan muslim, telah melahirkan berbagai ali-ran/paham keagamaan yang kemudian mengelompok dalam suatu kelompok keagamaan atau organisasi keagamaan. Munculnya kelompok keagamaan atau organisasi keagamaan yang mempunyai paham keagamaan tersendiri tidak jarang menimbulkan keresahan dan konflik keagamaan, baik konflik yang bersifat laten maupun manifes. Padahal seharusnya perlu disadari, bahwa keragaman penafsiran teks suci dan ajaran agama sesungguhnya merupakan hal yang fitrah, untuk itu perbedaan hendaknya diapresiasi dengan hati yang lapang, sepanjang perbedaan itu tidak menyangkut hal-hal yang pokok dan asasi dari agama tersebut.

Pemerintah, dalam hal ini Menteri Agama telah melarang kegiatan Ahmadiyah di Indonesia. Menurutnya, pelarangan ajaran Ahmadiyah yang dilakukan peme-rintah daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tidak ada yang salah dengan pelarangan, karena sesuai dengan UU No. 1 tahun 1965 tentang PNPS dan SKB. Tidak saja di tingkat pemerintah pusat, setiap pemerintah daerah, telah diperbolehkan

melarang aliran Ahmadiyah. Kebijakan itu berdasarkan UU No.1 tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Pe-nodaan Agama yang mengatur pelarangan ajaran yang dianggap bertentangan de-ngan agama yang ada. Menteri Agama mengatakan sudah ada enam belas pe-merintah daerah yang mengeluarkan larangan Ahmadiyah, di antaranya Jawa Barat dan Banten. Selain itu, langkah sejumlah daerah yang mengeluarkan ke-putusan pelarangan aktivitas penyebaran ajaran Ahmadiyah tidak menyalahi surat keputusan bersama tiga menteri. Mengenai Surat Keputusan Bersama tidak akan di-revisi dan tetap berlaku, karena menurut Menteri isinya sangat tegas. Pengikut ajaran Ahmadiyah diarang menyebarkan kepercayaannya melalui khutbah, buku dan

lainnya. Senada dengan itu, Menteri Dalam Negeri,Gamawan Fauzi juga mengatakan, bahwa kebijakan pemerintah daerah me-larang Ahmadiyah sesuai dengan SKB. Pembinaan dan pengawasan merupakan pesan SKB. Kalau dalam kerangka seperti itu memang kebijakan gubernur bahkan kita pesan kepada gubernur, bupati dan wali kota untuk melaksanakan SKB dengan baik.

Serahkan kepada yang berwenangTidak saja dari kalangan eksekitif yang

sependapat atas ketegasan ini. Kalangan legislatif juga nampaknya senada. Jazuli Juwaini, salah seorang anggota komisi IX DPR yang membidangi, keagaamaan, sosial dan perempuan merespon dan memberikan apresiasi atas ketegasan kepala daerah di Banten yang telah mengeluarkan peraturan

tentang larangan keberadaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Ia memberikan apresiasi dan berharap agar penganut Ahmadiyah kembali kepada ajaran Islam yang benar.Ia menjelaskan, aturan dalam bentuk peraturan gubernur (Pergub) atau peraturan bupati (perbup) merupakan cara untuk melindungi Jamaah Ahmadiyah, yang saat ini dianggap menjadi korban (Republika Online, 19/3/11).

Dalam konteks Aceh, yang kita khawatirkan adalah satu hal, yaitu terbuka ruang bagi mencuatnya kembali konflik sosial dalam masyarakat. Isu aliran sesat dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk meraup keuntungan pragmatis me-reka. Keadaan masyarakat dalam fluktuasi taraf kesejahteraan yang belum merata seperti sekarang ini sangat mudah dihasut, diprovokasi dan diadu domba. Apalagi dalam ranah politik, masyarakat akan menghadapi pemilukada bulan oktober mendatang. Di-mana gesekan politik yang sangat rawan dan berpotensi konflik sudah mulai terlihat, mulai dari kalangan elit sampai anggota masyarakat biasa. Jangan sampai dengan maraknya isu aliran sesat ini masyarakat Aceh kembali memasuki kancah konflik yang lebih mengerikan dibandingkan dengan masa silam yang kelam. Biarlah masalah keagamaan ini diselesaikan oleh tokoh agama, ulama dan pemerintah. Masyarakat jangan ikut-ikutan menghakimi siapapun, apalagi menuduh dan menyerang individu atau suatu kelompok tertentu yang baru diasumsikan sesat. Serahkan dan percayakan penanganan masalah ini kepada pihak yang berwenang menurut ketentuan hukum dan perundangan-undangan yang berlaku di negeri ini.

Ambil i‘tibarAdapun yang harus dilakukan oleh

masyarkat Muslim sekarang ini adalah menjaga aqidah dan istiqamah terhadap aqidah yang telah diyakini benar. Upayakan jangan terpengaruh dengan pelbagai aliran keagamaan yang belum diketahui kebenaran ajarannya. Ambil i`tibar berikut ini; “beragama saja bisa sesat, kon lagi tidak beragama. Artinya, beragama sebatas simbol dan prestise administrasi (agama KTP) sosial. Model keberagamaan semacam ini ternyata belumlah cukup menjamin agar tidak sesat. Konon lagi tidak beragama sama sekali, maka akan jauh lebih sesat dan bahkan bisa menyesatkan orang lain. nPenulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry

Page 40: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

40 Santunan APRIL 2011

Santunan-Banda Aceh. Sebuah peng-hargaan sekaligus bentuk kepercayaan oleh Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan (MPR) RI, kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh untuk menye-lenggarakan Pelatihan untuk Pelatih (Training Of Trainer (TOT)) empat pilar kebangsaan bagi kalangan pendidik dan anggota organisasi keagamaan di Provinsi Aceh.

Sebanyak 75 orang peserta yang terdiri dari guru PKN pada madrasah, pendidik pada pondok pesantren, dosen dan anggota organisasi keagamaan dalam Provinsi Aceh, dengan tekun mengikuti TOT empat pilar kebangsaan yang berlangsung di Hermes Palace Hotel Banda Aceh dari tanggal 18 – 21 Maret 2011.

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR RI Ibu Hj. Melani Leimena Suharli, dihadiri Wakil Ketua MPR RI lainnya, yaitu Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Daerah Aceh, T. Setiabudi, sejumlah anggota MPR RI, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, sejumlah pejabat di lingkungan Sekjen MPR RI, Muspida Aceh dan undangan.

Ibu Melani Leimena Suharli, dalam sambutannya mengatakan bahwa dina-mika kemajuan zaman adalah sebuah keniscayaan. Konsekuensinya, tentu terjadinya pergeseran nilai dan peruba-han sosial di tengah masyarakat. Untuk itu, menurutnya diperlukan pemikiran dan pemahaman yang konstruktif dalam menghadapi segala bentuk perubahan yang ada beserta tantangan dan kon-sekuensinya.

Di samping itu, jelasnya, stigmatisasi negatif kepada Agama Islam yang akhir-akhir terjadi, seperti kekerasan, terbe-lakang, dan agama yang membungkam

Ketua MPR RI, Hj. Melani Leimena Suharli

Menghadapi Perubahan Perlu Pemahaman dan Pemikiran Konstruktif

hak-hak asasi manusia, telah merugikan citra Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Padahal kenyataannya, Islam se-bagai agama rahmatan lil alamin, telah terbukti mampu dan akan terus berdiri tegak sebagai agama yang melindungi dan merahmati kehidupan alam semes-ta di tengah derasnya arus perubahan kemajuan zaman.

Menurutnya, upaya menghadapi tantangan dan perubahan itu dapat dilakukan dengan meminimalisir dampak negatif dan memberdayakan dampak positif. “Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan melalui dua faktor, pertama, pemahaman dan pengimplementasian nilai-nilai religiusitas, dan kedua, pemahaman dan pengimplementasian nilai-nilai kebangsaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang dimaksudkan itu adalah Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional yang memandu perjalanan bangsa, NKRI sebagai simpul pengikat dan pemersatu bangsa, serta

semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan untuk bersatu di dalam untaian kemajemukan bangsa.

Hj. Melani mengharapkan kepada seluruh peserta TOT ini untuk serta menggelorakan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut secara masif dan dinamis sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Kami yakin dan optimis, pada saatnya nanti pemahaman terhadap empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi lebih baik, dan akan menjadi modal dasar dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik lagi,” ujar Ibu Wakil Ketua MPR RI yang mewakili Partai Demokrat ini.

Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini bertujuan selain mem-berikan pemahaman yang utuh tentang empat pilar kebangsaan, juga untuk mempersiapkan peserta TOT agar mampu menjadi Nara Sumber dalam penyelenggaraan Sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut di tengah masyarakat.

Narasumber dalam TOT ini adalah pimpinan dan anggota MPR RI dan ditutup oleh Wakil Ketua MPR RI Bapak Lukman Hakim Saifuddin, Selasa (21/3).

Hal yang menarik dari panitia, anggota dan pimpinan MPR RI, selama kegiatan ini selain suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini, adalah mereka ikut me-rasakan bagaimana dinamika dan budaya kehidupan masyarakat di Aceh yang terkenal islami dan sudah pasti cita rasa makanannya, seperti ayam tangkap, mie Aceh dan gulai kambing menjadi suatu yang tidak terlupakan. njuniazi

Page 41: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

41Santunan APRIL 2011

Opini

Dalam kehidupan pribadi dan masyarakat amanah merupakan pondasi sangat asasi yang harus

diperkuat dan dijaga. Sama penting dengan menjaga iman sebagaimana sabda Rasulullah saw.“

Tidak ada iman bagi orang yang tidak ada amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menempati janji.

Sebesar apapun amal shaleh dan karya yang dilakuan seorang muslim tanpa dibangun atas pondasi Iman, maka hitungannya zero dalam kalkulasi Allah swt. Sebaliknya membuang duri dari jalanan atau tersenyum kepada saudaranya dilandasi pada Iman maka beratlah ia dalam timbangan Allah dan akan mejandi punca kebahagian hidup dunia akhirat.

Demikian juga amanah dengan kata lain semakna dengan taat (tunduk dan patuh), wafa artinya memenuhi. Ia memikili peran penting dalam ke-hidupan pribadi dan sosial seorang mukmin. Berbagai tragedi kemanusian berlangsung dalam kehidupan pribadi dan masyarakat terjadi akibat amanah dilalaikan. Pada tingkat pribadi manu-sia tidak menyadari anggota tubuhnya sebagai amanah Allah yang dititipkan Al-Quran surah Annisa ayat 29;

“Dan janganlah kamu membunuh di-rimu sungguh Allah maha penyayang kepadamu”.

Berdasarkan ayat tersebut, sudah cukup bagi seorang mukmin untuk menjaga diri dari kebinasaan dan mengikuti semua pentunjuk untuk menjaga keselamatan bagi dirinya, dan orang lain dalam segala sisi kehidupan.

Disamping menjaga diri, manusia juga memiliki amanah lain yang harus dipikul, yaitu anak dan keluarga. Allah menganugerahkan anak sebagai ama-nah dan melengkapi dengan pintu rizki untuk menafakahkan amanah tersebut. Dan Allah melarang keras menyiakan amanah seperti membunuh karena takut lapar. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Israa Ayat 31.

Amanah Menjaga Keseimbangan AlamOleh; Teuku Azhar Ibrahim

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiski-nan. Kamilah yang akan member rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar,”

Setiap langkah hamba Allah selalu memiliki multidimensi. Dimensi seba-gai seorang pekerja bertanggungjawab terhadap amanah pekerjaannya yang sudah ditandatangani dalam kontrak kerja. Jika menghancurkan satu di-mensi amanah, maka secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada aspek amanah lain. Dan kehidu-pan orang lain yang ada disekitar juga amanah bagi seorang muslim. Prosedur keselamatan tidak terbatas pada kese-lamatan diri tapi untuk keselamatan orang lain, baik muslim maupun non muslim. Dalam Al-Quran Allah menye-butkan kata nafsan dalam pengertian siapa saja dari makluk hidup terutama manusia, tidak membatasi pada pengi-kut Muhammad saw.saja, tapi bersifat umum. Sebagaimana Allah sebutkan dalam al-Maidah ayat 32:

Page 42: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

42 Santunan APRIL 2011

Opini

Prof. Dr. Mohammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan Nasinonal Republik Indonesia, sejak awal

tahun 2011 yang lalu telah menjelaskan dan mengumumkan kepada masyarakat dan para siswa seluruh Indonesia bahwa Ujian Nasional (UN) yang banyak diperdebatkan oleh legislatif, masyarakat dan termasuk para LSM yang menimbulkan pro-kontra tetap dilanjutkan dengan model baru, yaitu menggabungkan nilai Ujian Madrasah/Sekolah(UM/US) dengan nilai Ujian Negara (UN).

Tentunya sikap kompromi peme-rintah dalam hal ini penyelenggara Pendidikan di Indonesia yaitu Kemen-terian Pendidikan Nasional, sedikit me-legakan para guru dan anak didik kita, namun konsekuensinya tidak diadakan lagi ujian ulangan. Jadi, kalau masih ada anak didik yang gagal memenuhi ketentuan formula baru yang terkesan coba-coba itu mereka harus mengulang tahun depan, atau mengikuti ujian pa-ket C atau paket B yang nilai ijazahnya setara.

Bila tuntutan menghapus UN dan mengembalikan marwah Madrasah dan sekolah serta fungsi guru karena dianggap mereka lebih mengetahui kemampuan anak didiknya selama tiga tahun di Madrasah/Sekolah kem-bali mengalami kegagalan, sekali pun komunitas pendidikan dan orang tua siswa sudah berjuang melalui pe-ngadilan sampai ke Mahkamah Agung. Berarti, dalam UN nanti pun akan tetap terjadi kecurangan demi kecurangan, meskipun bobotnya hanya 60 persen dari Pelaksana UN. Dan pihak Mad-rasah/Sekolah dalam hal ini oknum pendidik yang khawatir anak didiknya tidak lulus tetap akan memberi bantuan dengan trik khusus, sehingga tingkat kecurangan pun akan terus terjadi. Sampai kapan baru berakhir?

UN Hanya Isu Komersil PendidikanMukhsinuddin , MS, S,Ag

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: ba-rangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya]. Dan barangsiapa yang memelihara kehidu-pan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian ba-nyak di antara mereka sesudah itu sung-guh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.

Adapun jiwa dan raga seorang muk-min Allah berikan penekanan sangat berat dalam penjagaan dan keselama-tannya. Allah swt. mengulang-ulang ancaman azab serta kemarahan dan laknat kepada siapa saja yang mem-bunuh seorang mukmin. Sebagaiman termaktub dalam surat Annisa ayat 93.

“Dan barangsiapa yang membunuh se-orang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya,

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji’unKeluarga Besar Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Aceh BaratMenyampaikan

Duka Cita Yang MendalamAtas Berpulangnya Ke Rahmatullah

Mushaddig Bin M. YasinSuami dari Merahwan (Waka Biro Majalah Santunan Aceh Barat)

Pada Hari Selasa, 8 Maret 2010, di MeulabohSemoga Almarhum Diampuni Dosa, Kesalahannya,

dan ditempatkan ditempat yang terbaik di sisi Allah swt.

Kepala

Drs. H. M. Arif Idris. MA

dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”.

Allah sangat adil dan bijaksana ter-hadap hambaNya, memberi kesempa-tan untuk memilih tindakan yang bisa dilakukan di dunia. Tidak memaksa un-tuk melakukan satu hal tanpa pilihan yang Allah garisbawahi satu perkara saja, yaitu menjaga amanah. Melalai-kan amanah, akibatnya akan datang baik dunia maupun akhirat.

Termasuk dalam amanah bagi manu-sia adalah dalam menjaga keseimba-ngan alam. Pelaku pengrusakan hutan baik secara legal maupun tidak legal adalah termasuk orang-orang yang melalaikan amanah. Mereka berhak mendapatkan hukuman ganda; meru-sak alam (fasad), membunuh manusia secara massal dengan menciptakan banjir bandang, menghancurkan harta benda penduduk serta membunuh binatang liar dan peliharaan. Perusak hutan adalah musuh bersama bagi pe-radaban manusia. Kecerobohan satu pihak dalam mengendalikan amanah, akibatnya harus ditanggung oleh ba-nyak orang, termasuk mereka yang tidak berdosa. n

Penulis; Alumnus Filsafat Univ. Al-Azhar Cairo, Pengarang Novel Sejarah “Burung Rantau Pulang ke Sarang.” Performance Consultant Inspirare.

Page 43: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

43Santunan APRIL 2011

Opini

Jawabanya, adalah sampai peme-rintah mampu mengembalikan model pendidikan nasional yang benar, sam-pai petinggi negara kita menjalankan tanggung jawabnya, termasuk mem-bangun sarana dan prasarana pendidi-kan secara transparan sebagaimana amanat dari UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, sehingga tidak hanya di kota saja lengkap, termasuk pendidik (guru), tapi sampai ke daerah-daerah terpencil.

Bagi anak didik di kota mendapat-kan nilai 9 dalam UN bukan hal sulit karena meraka mendapat pem-belajaran dengan berbagai fasilitas dan guru yang profesional dan telah berijazah Magister (S2). Tidak de-mikian halnya dengan anak didik di daerah terpencil, mendapatkan nilai 5 saja sulit, karena sarana dan prasarana pendidikan di daerahnya sangat mem-prihatinkan, bahkan ada Madrasah Swasta, tidak memiliki fasilitas yang layak untuk tempat belajar mengajar.

Belum lagi, para pendidik hari ini berlomba-lomba minta pindah ke kota sehingga jumlah guru di daerah ter-

pencil sangat sedikit. Formula baru UN 2011 sebagaima-

na dikatakan oleh Muhammad Nuh adalah menggabungkan 60 persen hasil UN ditambah 40 persen prestasi Mad-rasah/sekolah, terdiri dari nilai ujian dan rapor. Nilai setiap mata pelajaran minimum 4,00. Kalau dahulu hasil UN sendiri yang menentukan kelulusan siswa, tetapi pada tahun 2011 dikombi-nasikan antara UN dengan prestasi atau capaian di Madrasah/ sekolah kelas 1, 2, dan 3 sehingga kelihatannya lebih adil. Formula baru UN itu katanya dihasilkan lewat kajian dan kesepakatan bersama dengan Badan Standar Nasional Pen-didikan (BSNP) selaku penyelenggara UN dan atas rekomendasi Dewan Per-wakilan Rakyat (DPR). Sayang, kajian itu tidak sampai menjadikan nilai UN un-tuk langsung sebagai seleksi memasuki jenjang Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hari ini.

Terlihat dalam formula baru UN 2011 itu bobot penilaian UN lebih tinggi dibandingkan prestasi Madra-sah/Sekolah sebab tidak semua Ma-drasah/sekolah memiliki akreditasi dan

kualitas yang sama. Pada saat dilakukan simulasi, asumsinya nilai ujian Madra-sah/sekolah berkisar antar nilai 6 s/d 10, sedangkan nilai UN berkisar antara nilai 1 s/d 10. Sementara, batas nilai kelulusan adalah 5,50. Seorang siswa yang mendapat nilai 4 pada UN dan nilai 8 pada ujian Madrasah/sekolah. Dengan menggabungkan kedua nilai, diperoleh nilai akhir 5,6 (di atas nilai minimum 5,50). Namun, jika nilai uji-an Madrasah/sekolahnya 7, diperoleh nilai akhir 5,20 (di bawah nilai mini-mum 5,50) dan siswa tersebut tidak lulus.

Sejak Ujian Nasional digulirkan terus-menerus timbul pro dan kontra antara pihak-pihak yang merasa dirugi-kan terutama hak anak didik dan Guru di Madrasah/ sekolah yang belum maju. Itu sebabnya banyak pihak yang me-nilai UN tidak adil ramai-ramai meno-lak keberadaan UN. Mereka meminta pemerintah memperbaiki dulu sarana dan prasarana pendidikan, serta menempatkan guru-guru secara proporsional di seluruh Madrasah/sekolah negeri dan swasta, baru ke- mudian melaksanakan UN.

Upaya pemerintah, dalam hal ini Mendiknas terus ngotot memper-tahankan UN patut dicurigai. Apalagi anggaran yang dikeluarkan nilainya sangat besar, sementara manfaat UN tidak jelas. Wajar saja kalau gugatan dilakukan pihak-pihak yang menolak UN melalui Pengadilan Negeri yang ditujukan langsung kepada Presiden RI, Mendiknas dan Ketua BSNP.

Pengadilan, termasuk MA, sudah memutuskan bahwa para tergugat di-nilai lalai dalam memberikan peme-nuhan dan perlindungan hak asasi manusia terhadap warga negara yang menjadi korban UN. Namun begitu, putusan Pengadilan/MA itu sepertinya hanya di atas kertas, karena faktanya UN terus berlanjut dengan model baru yang terkesan coba-coba. Tidak ada jaminan mutu pendidikan akan meningkat dengan formula baru itu. Selama akar permasalahannya, di antaranya UU No. 20 tahun 2003, tidak lebih dulu diselesaikan oleh Pemerintah. nPenulis adalah: Guru Madrasah dan Mahasiswa S2 MM Kosentrasi Sumber Daya Manusia STIMA IMMI Jakarta.

UN Hanya Isu Komersil PendidikanMukhsinuddin , MS, S,Ag

Page 44: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

44 Santunan APRIL 2011

Opini

Judul tulisan ini sekilas dipahami seolah-olah adalah dua perseteruan yang terjadi antara jurusan D.II PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) dan D.II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar). Namun sebenarnya bukan ada perseteruan antara kedua lulusan tersebut, akan tetapi adanya kebijakan yang keliru (mungkin) terha-dap kedua lulusan tersebut.

Tulisan ini diilhami dari fenomena penerimaan CPNS Daerah selama ini, yang selalu mengesampingkan lulusan D.II PGMI, padahal antara lulusan D.II PGMI dan lulusan D.II PGSD pada dasarnya adalah sama, yaitu sama-sama Guru Kelas. Yang membedakan hanya perguruan tingginya saja. Kalau PGSD alumni perguruan tinggi umum, sedan-gkan PGMI lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam.

Kalau tidak lupa, seingat penulis belum pernah lulusan PGMI diterima di penerimaan CPNS Daerah (Pemda, baik kabupaten/Kota maupun Pemer-intah Provinsi Aceh). Yang diterima untuk guru SD melulu adalah lulusan PGSD yang notabene sama dengan PGMI (yang berbeda hanya namanya saja dan Perguruan Tinggi induknya).

Oleh karena itu sangat diharapkan pengertian dan pertimbangan bagi pembuat kebijakan di Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabu-paten / Kota. Seharusnya Pemerintah Aceh dan Pemkab/Pemko mengako-modir para lulusan PGMI, apalagi Provinsi Aceh mengemban amanah melaksanakan Syariat Islam ini. Seh-ingga tidak ada diskriminasi terhadap lulusan perguruan Tinggi Agama Is-lam tersebut dan tidak menambah lagi pengangguran orang-orang terdidik. Sebenarnya bukan lulusan PGMI ingin dianakemaskan, akan tetapi lulusan PGMI hanya ingin ada peluang yang sama seperti lulusan PGSD dalam pen-

erimaan CPNS Daerah.Diharapkan pula kepada pihak

Perguruan Tinggi Agama Islam (da-lam hal ini IAIN maupun STAI dapat memberikan masukan kepada Pemer-intah Provinsi Aceh atau Pemkab/Kota menyangkut lulusan jurusan PGMI. Mungkin bapak-bapak kita tersebut kurang mengerti duduk persoalannya, kepada mereka harus dijelaskan bahwa jurusan D.II PGMI juga adalah guru kelas yang sama seperti jurusan D.II PGSD. Ini juga tanggung jawab pihak IAIN / STAI yang sudah membuka ju-rusan tersebut dan sudah meluluskan mereka.

Memang setiap daerah di Indonesia berbeda dalam mengambil kebijakan terhadap lulusan PGMI, seperti di Jam-bi, lulusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang dianggap set-ara dengan D2 PGSD diakomodir dan diterima sebagai pelamar CPNS Tahun 2010 dan 2011. Seperti yang terjadi di Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh memastikan akan mengakomodir para pelamar lulusan dari Perguruan Tinggi Agama Islam tersebut.

Sebelumnya, jurusan PGMI juga sempat menjadi kontroversi di Kerinci dan Sungaipenuh. Diakomodirnya ju-rusan PGMI di kedua kabupaten terse-but atas kesepakatan bersama dengan

pertimbangan banyaknya alumni PGMI di Kerinci dan Kota Sungaipenuh.

Pertimbangan lainnya, pada seleksi CPNS tahun lalu jurusan tersebut juga diakomodir dan terbukti tidak ada per-masalahan. Lagi pula jurusan PGMI dan PGSD juga dipandang sama, yakni untuk Guru Kelas. Yang membedakan hanya perguruan tingginya saja. Kalau PGSD alumni perguruan tinggi umum, sedangkan PGMI lulusan Perguruan Tinggi Agama Islam

Secara kwantitas pendidikan guru PGMI dan PGSD sama-sama guru kelas dan bisa mengajar di SD atau MI. Para lulusan PGMI siap diuji kelayakan antara lulusan PGSD dengan PGMI. Oleh karena itu, para lulusan PGMI meminta supaya tidak dianaktirikan, serta terbuka peluang bagi mereka, terlebih Aceh sudah diberikan oto-nomi daerah. Itulah yang mengundang protes lulusan PGMI ke panitia CPNS Pemerintah Aceh (Serambi Indonesia, Tgl. 6 November 2009).

Sekali lagi, lulusan PGMI dan PGSD sebenarnya sama saja, yaitu guru yang dipersiapkan untuk SD atau MI, dari segi mata kuliahnya juga sama, yaitu sama-sama dipersiapkan untuk guru mata pelajaran umum di SD/MI. Yang dipelajari di Jurusan PGMI adalah mata kuliah umum dan ditambah dengan muatan agamanya.

Akhirnya, kami mengharapkan ke-pada pemerintah Pemprov Aceh dan Pemkab/Pemko dapat mengakomodir lulusan D.II PGMI dalam penerimaan CPNSD untuk masa-masa yang akan datang, kenapa di Provinsi Jambi mere-ka bisa mengakomodir tentunya aturan yang digunakan juga mengacu kepada aturan yang sama dalam mengako-modir penerimaan CPNS. n

Penulis adalah Staf Pada Seksi Map-enda Kankemenag Kab. Aceh Timur

PGMI Versus PGSDOleh Muslim A. Djalil, M.S.I

Page 45: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Konsultasi BP4Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 Provinsi Aceh)

45Santunan APRIL 2011

Assalamu’alaikum W.w. Pengasuh rubrik Konsultasi Bp4

Yth. Rasanya berat mengungkapkan isi

hati dan perasaan kepada pengasuh rubrik keluarga ini, karena masalah yang saya alami sangat pribadi. Namun saya memberanikan diri untuk menyampaikannya, mungkin ada jalan keluarnya. Saya Martini (30 tahun) menikah dengan seorang pemuda pilihan saya sendiri 5 tahun lalu, dan sudah dianugerahi Allah seorang anak laki-laki (2 tahun).

Kami berdua merasa sangat bahagia, karena pernikahan direstui kedua belah pihak orangtua. Terus terang kedua orangtua sejak awal sudah mengetahui dan sangat memahami bahwa kami berdua bekerja di swasta, artinya belum PNS.

Selama satu tahun pertama, kami menyewa rumah di pinggiran kota, namun kemampuan untuk melanjut sewa terasa sulit maklum penghasilan kami pas-pasan. Akhirnya kami memutuskan tinggal bersama orang tua suami. Awalnya begitu bahagia rasanya tinggal bersama mertua, tetapi setelah lahir anak yang pertama, suasana mulai berubah dari suasana damai menjadi konflik, ibu mertua tiap hari mengomel, susahlah, ingin enak saja, makan tidur dan lainnya.

Akhimya saya berkesimpulan pindah ke tempat saudara saya, dengan seizin suami untuk menghindari hal-hal yang tidak diingini. Namun kepindahan saya tidak meredam suasana malahan semakin parah. Tiba-tiba saya menerima sepucuk surat yang isinya suami menceraikan saya dengan talaq satu. Inilah yang saya ungkapkan kepada pengasuh, bagaimana itu terjadi padahal saya dengan suami saya tidak ada konflik. Saya ingin kembali kepada suami saya, karena ini semua menurut saya, terjadi karena ulah mertua saya. Mohon jawaban pengasuh, kiranya ada solusinya’ dan atas semua itu saya ucapkan terimakasih. Wassalam, Martini di Langsa

Wa’ alaikum salam w.w. Martini di Langsa

Sebagai pengasuh, juga merasa prihatin seperti yang anda alami, bak kata orang “angin tidak mendung pun tidak tapi hujan tiba-tiba turun”. Sebenarnya anda sebagai seorang isteri sangat memahami tentang suami dan keluarga anda termasuk mertua.

Menurut pengasuh anda sudah berada dipihak benar artinya ingin mewujudkan rumahtangga anda berdua abadi, bahkan diawali dengan

mengotrak sebuah rumah sekalipun itu berat dilakukan, dengan penghasilan yang belum memadai. Anda sudah menuruti keinginan suami anda tinggal bersamanya, bahkan ketika awal konflik dengan mertua, anda juga siap untuk hijrah sementara waktu ke tempat saudara anda, demi kemaslahatan untuk semua. Namun Allah menentukan lain bahwa suami anda mengikrarkan talaq melalui surat yang dikirim dengan talaq satu.

Ada beberapa hal yang harus ditempuh bila anda ingin kembali rukun bersama suami anda:

Pertama, anda perlu mengklarifikasikan ulang isi surat yang disampaikan kepada anda. Apakah benar dari kehendak suami anda atau memang hasil rekayasa mertua

Gara-gara Mertuaanda. Bila temyata itu campur tangan mertua, menurut pengasuh sangat besar peluang bahwa anda masih tetap sebagai suami isteri. Karena talaq tidak akan jatuh dengan sebab dipaksa pihak ketiga, bukan atas keinginan dan kehendak dari suami.

Akan tetapi bila benar ikrar talaq atas kehendak suami, maka secara hukum talaqnya jatuh. Upayanya adalah merujuk dalam masa iddah atau melalui akad nikah baru, bila masa iddah sudah berakhir.

Kedua, bersabarlah anda dengan menempuh tiga cara (1) selalulah berdo’a diringi ibadah dengan disiplin, agar suami dan mertua anda diberi petunjuk dari yang keliru kepada yang benar, dari benci menjadi sayang. Selalulah anda berkomunikasi dengan suami anda menginformasikan keadaan anak yang semakin hari semakin cerdas, dan hampir saban hari memanggil ayahnya.

(2) sampaikanlah hal itu kepada orangtua anda, agar dapat dicari solusi, baik pendekatan dengan mertua anda atau dengan cara-cara lain, sehingga masalah yang anda hadapi tidak berlarut-larut dan memakan waktu relatiflama (3) Kalaupun upaya yang ditempuh belum berhasil, pengasuh menyarankan agar disampaikan kepada BP4/KUA terdekat, sehingga anda bisa dipertemukan dengan suami anda. Sekaligus ada solusinya.

Pengasuh merasa optimis bahwa kasus yang saat ini menimpa anda, bisa diselesaikan dengan baik, apalagi anda dan suami anda sangat menaruh cinta kepada anak yang satu-satunya dikarunia Allah. Terlebih lagi suami anda masih cinta kepada anda. Ikrar talaq seperti maksud surat cerai adalah tidak sepenuhnya keinginan suami anda, tetapi pengasuh menilai faktor utama adalah adanya keterlibatan dan ikut campurtangan mertua anda.

Selamat berusaha diiringi do’ a, semoga cinta bersemi kembali, di bawah ridha dan bimbingan Allah swt. n Amin Ya Mujibassailin.

Page 46: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Konsultasi Hukum IslamDiasuh oleh Drs. H. Ridwan Qari, M.Ag.

46 Santunan APRIL 2011

Syari’at Sebelum dan Sesudah IslamBapak pengasuh yang terhor-

mat. Akhir-akhir ini banyak sekali muncul kelompok atau aliran yang disebut-sebut oleh para tokoh se-bagai aliran sesat seperti millata abraham yang beberapa waktu yang lalu diidentifikasi berkem-bang di Aceh dan kemudian seka-rang lagi maraknya pemberitaan tentang ahmadiyah. Pertanyaan saya, bagaimana hubungan syari’at Islam dengan syari’at Ibrahim as dan bagaimana kalau kemudian ada syari’at lain sesudah Syariat Islam. Terima kasih.Ahmad, Banda AcehJawab:

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad di Banda Aceh. Hubungan agama kita, Is-lam, dengan agama Ibrahim atau agama samawy secara umum dapat dis-ampaikan sebagai berikut:

Pertama, agama Islam dan agama sa-mawy itu berasal dari satu sumber yaitu Allah swt. Dia Allah yang membuat syari’at agama dan menetapkan hukum-hukumnya. Kedudukan Rasul --Mu-hammad, Isa, Musa, Ibrahim dan lain-lain alaihimussalam—hanya menyam-paikannya kepada manusia. Jadi, yang ada sebenarnya adalah agama Allah se-hingga semua Nabi dan Rasul beragama Islam. Disempurnakan agama Islam ini oleh Allah swt pada masa, dan dengan, Rasul dan Nabi akhir zaman yakni Mu-hammad saw. Allah swt mengutus nabi dan dan Rasul sebelumnya untuk ka-langan terbatas terlebih dahulu untuk kemudian mengutus Muhammad saw untuk semua kalangan.

Kedua, kesatuan asas dan tujuan. Semua syari’at samawy berasas aqidah-tawhid dan bertujuan amal-salih, baik mahdah maupun ghair mahdah (amal sa-lih yang pokok dan yang bukan pokok).

Ketiga, syari’at Islam membatalkan syari’at-syari’at sebelumnya. Sebagai syari’at penutup, syari’at Islam adalah ukuran untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran-ajaran yang ada dalam syari’at sebelumnya. Karena itu, sebe-narnya, satu-satunya yang wajib diikuti adalah syari’at Islam. Hanya saja Allah swt sendiri membiarkan keberadaan syari’at sebelumnya untuk tujuan ber-lomba kepada kebajikan.

Keempat, syari’at Islam seluruh-nya bersumber kepada wahyu. Pada hakikatnya Rasul saw tidak pernah mengikuti apapun selain wahyu. Kar-

ena itu, kesesuaian sebagian ajaran Islam dengan ajaran syari’at sebe-lumnya disebabkan karena Allah swt mensyari’atkannya dalam Islam sebagaimana disayariatkan kepada syari’at terdahulu, dan bukan kemu-dian berarti ajaran syari’at terdahu-lu itu masih eksis sampai sekarang. Syari’at terdahulu itu sudah habis masa berlakunya meskipun sebagi-annya disyari’atkan kembali dalam syari’at Islam.

Kelima, kalaupun, katakan saja, ada ajaran syari’at terdahulu yang tidak secara tegas syari’at Islam menolaknya atau mengakuinya itu-pun tidak dapat dipandang sebagai syari’at yang hidup dan bagian dari syari’at Islam. Ini adalah pendapat kebanyakan Ulama.

Adapun hubungan syari’at Is-lam dengan syari’at sesudahnya sama sekali tidak ada hubungan. Syariat Is-lam adalah penutup syari’at, syari’at penyempurna dan berlaku untuk selu-ruh alam (dunia) dan karena itu haram ada syari’at sesudahnya. Syari’at sudah sempurna. Allah swt berfirman:”Pada hari ini telak Aku sempurnakan ag-amamu untukmu, dan telah aku cu-kupkan nikmat-nikmatKu bagimu dan telah aku ridai Islam sebagai agamamu” (al-Maidah: 3). Nabi Muhammad itu adalah Rasul penyempurna dan penu-tup segala nabi, tidak ada nabi sesudah-nya. Allah swt berfirman:”Muhammad itu bukanlah bapak seseorang diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu”. (al-Ahzab: 40). n Wallahu A’lam.

Page 47: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

47Santunan APRIL 2011

Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

Bahasa Arab

Dataran (menyerupai benua) =

Mendeklarasikan =

Terbagi =

Terbatas =

Diberi kabar gembira (dg. wahyu) =

Berlanjut =

Menganggap =

Menegaskan =

Sumber-sumber =

Menyengaja =

Page 48: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

48 Santunan APRIL 2011

Bahasa Inggris

Illegal Logging

Illegal logging is the harvest, transportation, purchase or sale of timber in violation of laws. The harvesting procedure itself may be illegal, including using corrupt

means to gain access to forests; extraction without permission or from a protected area; the cutting of protected species; or the extraction of timber in excess of agreed limits.

Illegalities may also occur during transport, such as illegal processing and export; fraudulent declaration to customs; and the avoidance of taxes and other charges.

Illegal logging contributes to deforestation and by extension global warming, causes loss of biodiversity and undermines the rule of law. These illegal activities undermine responsible forest management, encourage corruption and tax evasion and reduce the income of the producer countries, further limiting the resources producer countries can invest in sustainable development.

Illegal logging has serious economic and social implications for the poor and disadvantaged. Furthermore, the illegal trade

of forest resources undermines international security, and is frequently associated with corruption, money laundering, organized crime, human rights abuses and, in some cases, violent conflict.

In Aceh, illegal logging also caused flash floods that damage homes and lands of the population in rural areas. The last case is experienced by people of Tangse, District Pidie; at least twenty one people were killed in that disaster. So, stop the illegal logging now!

Vocabularies: Harvest : PanenTimber : KayuFraudulent : CurangCustoms : BeacukaiUndermines : MelemahkanEncourage : MendorongEvasion : Penghindaran/ PenguranganFlash Floods : Banjir Bandang

Page 49: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

49Santunan APRIL 2011

Tokoh

Drs. H. Aiyub Ahmad, MA, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh

Maraknya aliran sesat akhir-akhir ini di Kota

Banda Aceh, sebut saja aliran Millata Abraham, dan Mukmin Muballigh, membuat sejumlah pihak di kota ini ‘meradang’, tak terkecuali Drs. H. Aiyub Ahmad, MA, Kepala Kantor Kementerian Agama setempat.

Pasalnya, aliran ini telah ‘mencuci otak’ sejumlah mahasiswa di

Ibukota Provinsi Aceh ini. Dari laporan yang dirilis,

tak kurang dari 50 orang mahasiswa dan

m a h a -siswi

pada dua perguruan tinggi ternama di Aceh, yang merupakan jantung hati rakyat Aceh, telah dirasuki ajaran sesat ini. Uniknya, mereka yang terlibat aliran ini kuliah di fakultas-fakultas bergengsi, mereka anak-anak cerdas, eks siswa madrasah dan sekolah ter-nama di kota ini.

Inti ajaran Millata Abraham ini antara lain; mereka mengakui Nabi Muhammad saw., sebagai utusan Allah swt., tetapi mereka juga mengakui ada Nabi lain setelah Nabi saw., Ahmad Musadek. Ajaran ini mewajibkan kepada pengikutnya shalat hanya sekali sehari dan dilakukan tengah malam dengan ditemani cahaya lilin; Mereka juga punya nama-nama baptis selain nama aslinya yang diberikan orang

tuanya sejak lahir; Penyebutan nama Allah, bisa disebut dengan tuhan Yesus; Nabi Isa disebut anak tuhan; Mereka berani menyebut dirinya

sebagai rasul, malaikat dan Allah setelah berada pada

kasta tertinggi. Rapat, pertemuan antar

dinas instansi terkait Pem-ko Banda Aceh pun digelar untuk ‘mengerem’ mere-baknya aliran ini. Sikap pe-nolakan ini melahirkan se-jumlah keputusan. Tanggal 24 Februari lalu, Kepala

Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh mengeluar-

kan instruksi nomor 127, yang intinya menghambat penyebaran

aliran sesat itu. Pun, Kamis, (10/3) MPU Kota Banda Aceh, melarang keras

Meradang Karena Aliran Sesat

Page 50: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

50 Santunan APRIL 2011

Tokohkeberadaan aliran Millata Abraham dan lembaga penyiarannya (Mukmin Mubaligh) di Kota Banda Aceh. Pemko Banda Aceh juga membentuk sebuah forum yang diberi nama Komite Penguatan Aqidah dan Pengamalan Ajaran Islam.

Penganut aliran ini sudah pernah dipanggil untuk dialog, Namun sampai saat ini mereka tetap pada pendiriannya. Menurut Pak Aiyub, demikian ia akrab dipanggil, faktor terjadinya pendangkalan aqidah dan menyebarnya aliran sesat akhir-akhir ini, di kalangan generasi muda terutama, antara lain karena pendidikan agama pada sekolah dan madrasah tidak berjalan dengan baik. Demikian pula dengan pengajaran, kurikulum dan juga guru PAI di sekolah harus ditata ulang.

Disamping itu, imbuhnya, pendidi-kan agama, membimbing dan menga-jari agama kepada masyarakat, siswa, mahasiswa harus dilaksanakan secara benar, utuh dan menyeluruh. Agama (akidah dan syariat) tidak boleh diajar-kan sepotong-potong kepada peserta didik. Bisa menimbulkan salah pema-haman.

Dalam amatan Pak Aiyub, mantan Kasubbag Hukmas dan KUB Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh (1997-2005), penyebaran aliran sesat di Kota Banda Aceh sudah pada stadium mengkhawatirkan. Pola seba-rannya pun tergolong ’canggih’, yakni menggunakan ’dakwah bissir’ (dakwah sembunyi-sembunyi) dan facebook. Model dakwah yang dikembangkan Rasulullah saw. pada awal-awal Islam diperkenalkan, saat beliau masih di Kota Mekkah. Pengikut aliran ini pu-nya anggapan, saat ini kondisinya sama dengan zaman jahiliah, semua orang telah ’murtad’ dan ’kafir’, sehingga perlu ’diluruskan’ kembali ke jalan yang benar. Masyaallah!

Bicara Pak Aiyub, atau sering juga dipanggil Aiyub Khan, yang sejak Juni 2005 diangkat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh -dikenal sebagai sosok dan pribadi ’kri-tis’ menyuarakan ’suara hati nurani’ dan konsisten dengan aturan yang dibuat. Sehingga tidak jarang, dalam sejumlah kesempatan, sikap kritisnya, olah katanya membuat orang atau pihak lain, sedikit ’merah kuping’ dan ”mera-dang”. ”Tidak apa-apa, ini konsekuensi

menyuarakan kebenaran dan menegak-kan aturan. Ini ibadah dan bentuk lo-yalitas saya kepada lembaga dan pimpi-nan,” ujar mantan wartawan Aceh Post dan penyiar Radio Suara Baiturrahman era 80an ini, satu ketika.

Konsistensi dengan aturan dan disiplin, bukan hanya lips servis dan omong kosong saja bagi pria yang hobi membaca dan olah raga ini. Selama menjabat Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh, banyak sudah yang ditoreh Bapak yang sekarang punya hobi baru fitnes ini. Termasuk membenahi tata kelola organisasi, kedisiplinan pegawai, peningkatan mutu dan kualitas madrasah, perform KUA, penyuluh dan penyelenggaraan haji di kota ini. ”Kantor harus punya visi dan misi yang jelas. Bekerja harus punya standar operasional dan punya indikator yang jelas. Apel pagi dan sore yang kita terapkan di Kementerian Agama Kota Banda Aceh adalah salah

Biodata

N a m a : Drs. H. Aiyub Ahmad, M.ATempat/tanggal lahir : Meureudu / 2 Maret 1959Alamat sekarang : Jln. Cumi-cumi No. 20 Kel.Bandar Baru Banda Aceh

Riwayat Pendidikan:1. MIN Meureudu Tahun 1973;2. MTsN Meureudu Tahun 1976;3. PGAN 6 Tahun Banda Aceh Tahun 1980;4. S.1 Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Tahun 1988;5. S.2 IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Tahun 2010.

Riwayat Pekerjaan:1. Pegawai KUA. Kecamatan Kota Sigli Kab. Pidie (1992-1994)2. Staf Seksi Siaran dan Tamaddun pada Bidang Penais Kanwil. Depag. Prov.

Nanggroe Aceh Darussalam (1995-1996)3. Kepala Sub Bagian Humas Kanwil. Depag. Prov. NAD (1997-2001)4. Kepala Subbag.Hukmas dan KUB Kanwil.Depag. Prov. NAD (2002-

2004)5. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh (2005-sekarang)

Riwayat Pendidikan/Pelatihan:1. Diklat TOC Tahun 1996;2. Diklat Adum Tk. IV Tahun 1997;3. Diklat Adum Tk. III Tahun 2007;4. Studi Komparatif Pengelolaan atau manajemen Haji (Negara ASEAN)

Tahun 2001;

Pengalaman Organisasi:1. Konsulat Wilayah Gerakan Pemuda Al-Washliyah Prov. Dista Tahun

1980;2. Pengurus Daerah Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia

Tahun 1982;3. Pengurus Da’iyul Fata Group Tahun 1983;4. Pengurus Badan Komunikasi Pemuda Mesjid Prov. NAD Tahun 1987;

satu indikator disiplin dalam bekerja,” tegas suami Hj. Cut Ena Suryana, SE, PNS Badan Kesbangpol dan Linmas Aceh.

Dilahirkan di Meureudu, Pidie Jaya, tahun 1959. Pak Aiyub, adalah sosok yang supel, mudah bergaul selain perawakannya yang ’khas’, sehingga ia dikenal banyak orang. Beberapa karya tulisnya sudah dibukukan, antara lain buku Fiqh Lelang, dan Transaksi Ekonomi dari Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. Tesis S2 nya pada Program Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry, tentang politik haji Snouck Hourgronye dan pengaruhnya terhadap pemerintah kolonial Belanda, rencananya dalam waktu dekat akan diterbitkan. ”Saya senang menulis”, sergahnya dengan gaya khasnya yang kadang-kadang suka meledak-ledak. Pesannya, ”Kalau sudah sesat, bertaubat! Jangan pengaruhi sahabat! Mari, kembali ke hakikat, agar terhindar dari murtad.”nJuniazi

Page 51: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

51Santunan APRIL 2011

L i f e S t y l e

1. Sesuaikan Keinginan dan Minat. Tetapkan keinginan Anda terhadap jurusan tertentu,

tapi harus Anda sesuaikan dengan minat kemampuan Anda. Misalnya Anda tidak terlalu menyukai pelajaran kimia, maka jangan sekali-sekali memilih jurusan Teknik Kimia, Ilmu Kimia atau Kedokterran Umum. Karena selama kurang lebih 4 tahun, Anda akan bergelut dengan rumus-rumus kimia karbon yang rumit.

2. Informasi yang Sempurna. Carilah informasi yang banyak sebagai bahan

pertimbangan anda untuk memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikutan teman.

3. Kenali Pesaing. Mengenali pesaing dapat Anda lakukan melalui try-out

yang sering diadadakan oleh beberapa lembaga belajar di kota Anda. Setelah itu ukur tingkat persaingan dengan perbandingan minat terhadap fakultas di perguruan tinggi terkait, yang bisa Anda peroleh dari guru sekolah atau guru bimbingan belajar. Misalnya, Arsitektur UGM daya tampung 40 orang dengan peminat 1600 orang, berarti Anda harus menganyingkirkan 1560 orang pesaing untuk bisa diterima disana.

4. Pahami Jejaring Perguruan Tinggi Tujuan Carilah informasi lebih jauh tentang jejaring kampus

tujuan Anda, apakah ia memiliki link khusus dengan suatu perusahaan tertentu? apakan lulusannya punya jaringan kuat di perusahaan-perusahaan besar? Misalnya Freeport banyak merekrut mahasiswa lulusan geologi dari

Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta, PT. Astra International kebanyakan merekrut mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), atau Perusahahan Swasta Asing yang cenderung merekrut mahasiswa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), dsb.

5. Tren. Tren yang dimaksud di sini bukan tren lapangan kerja

saat ini, tepi tren lapangan kerja 5 sampai 10 tahun kedepan. Kemampuan membaca tren 5-10 tahun kedepan Anda perlu miliki atau setidaknya minta pertimbangan orang tua atau guru Anda.

6. Lokasi dan Biaya. Bagi orang yang hidup dalam ekonomi kelas atas, memilih

jurusan tidak akan menjadi masalah. Biaya yang nantinya harus ditanggung dapat diselesaikan dengan mudah baik dari pengeluaran studi, biaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan. nDikutip dari berbagai sumber.

Cermat Memilih Jurusan Kuliah di PT

Page 52: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

52 Santunan APRIL 2011

T T STTS 014 Santunan Edisi April 2011

Jawaban TTS Edisi 011 Januari 2011

Pertanyaan TTS Edisi April 2011Mendatar1. ......anbiya : Penutup para nabi8. petunjuk dr Allah yg diturunkan hanya kpd para nabi

dan rasul melalui mimpi dsb9. Millata....: Salah satu aliran sesat10. Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional13. tidak melalui jalan yg benar; salah jalan:14. sesuatu yg menggerakkan hati untuk mencipta

(mengarang syair, lagu, dsb)16. penyertifikatan17. Mirza....Mahmud Ahmad : Anak pendiri aliran sesat

Ahmadiyah QadiyanMenurun2. kepercayaan dasar; keyakinan pokok3. yg diangan-angankan spt benar-benar ada4. .....Ghulam Ahmad : tokoh sesat ini mati pada tanggal

13 Maret 19145. Purifikasi6. sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yg salah

atau jahat) dan berniat akan memperbaiki7. cek Gu11. bersifat duniawi atau kebendaan (bukan bersifat

keagamaan atau kerohanian)12. Gerakan Ahmadiyah Indonesia15. haluan; pendapat; paham (politik, pandangan hidup,

dsb)

Page 53: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

53Santunan APRIL 2011

K o r p r i & D W

Anak yang tumbuh sehat dan kuat adalah harapan se-tiap orang tua. Oleh karenanya orang tua diharapkan selalu manjaga dan merawat buah hatinya dengan

baik agar ia selalu sehat dan terhindar dari berbagai penya-kit. Setiap orang tua pasti akan merasa senang bila buah hatinya sehat sehingga ia bisa bermain dan belajar bersama teman-temanya dengan riang tanpa ada kendala dengan kesehatan yang bisa membuat ia lesu, tidak nyaman dan kurang bergairah seperti masalah yang sering dialami oleh anak-anak yaitu sembelit.

Sembelit merupakan masalah yang ber-hubungan dengan pencernaan yaitu susah buang air besar (BAB) disebabkan oleh tinja yang terlalu keras sehingga susah keluar. Hal ini bisa dialami oleh anak-anak kapan saja mulai dari anak yang berusia 2 tahun. Sembelit oleh sebagian orang tua sering sekali dianggap sesuatu hal yang ringan, sehingga banyak yang masih mengabaikan permasalahan tersebut. Namun para ahli kesehatan menyebutkan bahwa bahaya sembelit itu dapat meningkatkan resiko komplikasi lebih serius seperti wasir, anal fissures, fecal incontinence, gangguan kondisi usus besar dan saluran kemih.

Sehingga, tak jarang pula orang tua dibuat bingung dan bersalah menghadapi buah hatinya yang susah buang air besar. Beberapa ibu rumah tangga di Banda Aceh saja misalnya, mengatakan bahwa anaknya tidak mau buang air besar 2 sampai 3 hari. Bahkan sebagian ibu-ibu mengaku telah memberikan berbagai obat-obatan dari dokter akan tetapi tetap saja tidak memberikan hasil yang positif.

Namun apabila dilihat dari faktor terjadinya sembelit pada si anak, boleh jadi di antaranya akibat kurangnya mengkonsumsi air putih maksimal 1,5 liter perhari. Kare-na banyak meminum air putih dapat meningkatkan cairan dalam tubuh, juga sangat bermanfaat bagi pencernaan

makanan dalam tubuh.Penyebab lain, di antaranya pola makan yang tidak

teratur, kurang mengkonsumsi buah-buahan segar yang mengandung vitamin C, dan vitamin A seperti jeruk, pepaya, alpukat, dan sebagainya, serta buah-buahan yang kaya serat. Demikian juga kurangnya sayur-sayuran hijau yang sangat berguna bagi tubuh khususnya anak-anak.

Faktor psikologi si anak juga sangat berpengaruh, yaitu akibat tinjanya yang terlalu keras, sehingga pada saat

BAB selalu kesakitan bahkan sampai mengeluarkan darah. Keadaan tersebut menimbulkan trauma, juga ketakutan yang amat sangat ketika hendak BAB, sehingga ia terbiasa menahan, dan tidak mau BAB.

Sebenarnya masalah sembelit ini bisa diatasi jika orang tua selalu memperhatikan pola makan anak-anaknya, yaitu tiga kali sehari. Tentunya dengan menu yang sehat, dengan selalu mem-berikan sayur-sayuran hijau seperti bayam, daun singkong, brokoli dan buah-buahan se-perti pepaya, jeruk, alpukad, dan sebagainya

setiap hari, agar kotoran sisa makanan melunak dan anak anda terlepas dari

yang namanya sembelit.Biasakan pada diri si anak untuk

BAB secara rutin, agar terhindar dari trauma, dan ketakutan ketika hendak BAB.

Orang tua harus juga memperhatikan posisi anak pada saat buang air besar karena akan menentukan kemudahan melepaskan sisa makanan. Biasanya posisi jongkok akan lebih memudahkan kotoran keluar. Mengapa demikian? Karena posisi ini dapat meningkatkan tekanan di rongga perut dan mempermudah pengeluaran kotoran. Selain itu juga dijaga agar toilet selalu bersih supaya dapat membuat anak nyaman ketika berada di dalamnya, dan tidak memberikan kesan yang menyeramkan bagi si anak ketika hendak membuang hajat karena hal itu sangat memberi pengaruh secara psikologis. n

Penulis adalah Alumni Fak. Tarbiyah IAIN Ar Raniry

Bebaskan Buah Hati dari Gangguan SembelitOleh: Dewi Yulita, S. Pd.I

Page 54: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

54 Santunan APRIL 2011

Komputer

Selain dapat mengirim-kan berita kegiatan ke Majalah Santunan, kini

Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh juga da-pat mengirimkan berita kegia-tan melalui website, di alamat www.aceh.kemenag.go.id. Bila majalah sifatnya hanyalah bulanan, maka website dapat di-update setiap hari selama 24 jam.

Hingga saat ini, pemanfaa-tan website Kanwil Kemente-rian Agama Provinsi Aceh ma-sih terbatas pada penyampaian informasi umum saja, terkait kebijakan maupun edaran yang bisa dibaca atau diunduh (download) melalui menu “Informasi Penting.”

Di masa mendatang, website Kementerian Agama Provinsi Aceh ini diharapkan bisa menjadi portal berita yang efektif. Fokus utamanya berita dari peristiwa yang terjadi di lingkungan keluarga besar Kementerian Agama di seluruh Aceh, apalagi untuk daerah-daerah yang jauh, dan sulit di-jangkau dari ibukota provinsi, Banda Aceh.

Portal berita Kementerian Agama, hanya mungkin ter-wujud lewat dukungan kita semua. Khususnya karyawan Kementerian Agama yang melek IT, dan berbakat mewartakan berita secara sukacita.

Untuk bisa mengisi berita di website Kementerian Agama Aceh, tulislah alamat berikut di browser anda: www.kemenag.aceh.go.id/_admin. Akan muncul menu ”login”. Isilah baris user dengan kata: berita. Lalu pada baris password, isi dengan

Portal BeritaKementerian Agama Aceh

kata: daerah.Karena ini merupakan

account untuk umum, maka anda akan menemukan arsip berita yang dibuat oleh orang lain, disarankan untuk tidak mengutak katik hasil pekerjaan orang lain. Klik menu “Tambah Berita.” Berilah judul berita pada kolom yang sudah dise-diakan. Bila anda memiliki foto untuk berita, maka klik “browse” untuk mencari file foto dimaksud, syaratnya tidak boleh lebih dari satu foto,

ukurannya pun harus di bawah 200 kb.

Pada kolom “Isi Berita” ketiklah peristiwa yang hendak anda wartakan, usahakan yang terbaru, dengan kata kunci apa, di mana, kapan, siapa, bagaimana. Tidak perlu panjang-panjang, cukup tiga atau empat paragraf saja. Di akhir berita, dalam tanda kurung buatlah nama atau inisial anda sebagai penanggungjawab berita.

Pada kolom kategori, pilihlah kategori yang sesuai dengan daerah anda, misalnya Banda Aceh, Lhokseumawe, Sabang, Langsa atau Subulussalam. Pastikan “tampilan” dengan pilihan “Ya,” lalu klik tombol “Simpan.” Jika berhasil, anda akan melihat tampilan berita anda dengan foto di samping kirinya.

Nantinya, bila berita anda disetujui oleh moderator website, maka berita anda akan tampil di website Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Selamat Mencoba!

Anda dapat membaca Majalah Santunan lebih awal dengan mengunduhnya melalui website www.aceh.kemenag.go.id. Koleksi pula e-book Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh dan berbagai konten menarik lainnya, hanya di www.aceh.kemenag.go.id

Page 55: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

55Santunan MARET 2011

Sastra

Berbagai alasan berusaha dijelas-kan oleh seorang pimpinan kam-pung kepada masyarakat yang

dipimpinnya. Menurutnya, kampung yang dipimpinnya kini sedang dilanda sejumlah persoalan kritis. Salah satu-nya krisis keuangan. Kalau tidak ada uang, dia mengaku tidak bisa bekerja dengan baik. Peme-rintahannya fakum, tak berkutik.Kampung itu kini dalam kondisi com-pang-camping. Kas di istana tempat pimpinan kampung menjalankan roda pemerintahannya telah habis total. Bukan lagi kosong, malah telah minus. Terutang.Pernah (entah berapa kali), untuk mengantisipasi krisis dana tersebut, dia berinisiatif untuk menahan gaji sejumlah pegawai yang tunduk di bawah pimpinannya. Sehingga morat-maritlah pegawai yang ditahan gajinya dan persoalan ini menjadi besar ulah koran yang mengabarkannya hingga terdengar ke telinga gubernur dan menteri yang membantu tugas-tugas presiden.Karena kabar ini telah diketahui oleh semua pihak dari istana pimpinan kampung itu hingga istana pimpinan negeri ini, maka persoalan ini tidak berlangsung lama dan cepat tuntas.Lalu dari istana-nya yang megah di alun-alun pusat kota, dia mencoba mencari

alternatif lain untuk mengantisipasi krisis dana yang melanda kampung yang dipimpinya. Kepada warganya dia menyerukan untuk membayar pajak, khusus pajak bumi dan bangunan (PBB). “Sebagai masyarakat yang bijak, kita harus taat membayar pajak,” seru pemimpin kampung kami yang dimuat di koran-koran. Warga yang tinggal sekitar istana tidak membantah, karena mereka sadar kalau bayar pajak telah menjadi kewajibannya. Dan mereka mengaku selalu melunasi pajak. Cuma saja, mereka sering tidak tepat waktu.Dan baru-baru ini, menurut cerita Marzi Pidie (seorang mahasiswa yang bangga akan kampung asalnya itu sehingga ia membubuhkan nama kampungnya di ujung namanya), bahwa pimpinan kampungnya kembali tidak menyediakan anggaran beasiswa. “Mungkin ini juga langkah untuk

menyelamatkan istananya agar tidak roboh diterpa gelombang pantai Mantak Tari suatu hari,” batinnya.

“Bisa jadi,” ia meyakinkan dirinya.

Bagi Marzi ada dan tidak adanya beasiswa bukan sebuah

persoalan. Karena

ia anak orang

berada di kampungnya. Ayahnya punya 3 petak sawah dan 1 hektar kebun meilinjo yang tiap musim berbuah. Cuma saja putra bungsu Toke Ma’un ini resah dan prihatin dengan nasib mahasiswa teman-teman sekampungnya yang umumnya berasal dari keluarga miskin. Karena sudah dua tahun berturut-turut pimpinan kampungnya itu tidak mengalokasikan anggaran beasiswa bagi mahasiswa. Meskipun di perantauan, mahasiswa semester akhir ini selalu mengikuti perkembangan pemerintah kampungnya. Ia sangat prihatin atas kondisi kampungnya sekarang yang menurutnya nyaris hancur. Marzi bukan bermaksud menuntut beasiswa tersebut, ia hanya sekadar ingin mempertanyakan kinerja pimpinan kampungnya. “Karena dia orang yang kami pilih dari golongan kami sendiri. Meskipun sekarang tidak peduli nasib kami. Jadi, pantas dong kalau kami pertanyakan sendiri.” Marzi masih ingin menikmati pesona senja di Pantai Mantak Tari depan istana pimpinan kampungnya. Ia juga tidak ingin istana megah yang tumpuk kepemimpinannya dipegang oleh orang yang dipilihnya dulu itu roboh seperti yang diprediksikan oleh banyak orang. “Dia belum layak jadi pemimpin, ilmunya belum cukup untuk memimpin kampung ini,” ujar Pak Wan kepada Marzi saat ngopi pagi di warung. Di mata Marzi, Pak Wan adalah orang yang cerdas dan kritis terhadap situasi dan kondisi. “Kalau seandainya kampung kita ini adalah sebuah toko, jauh hari sudah harus gulung tikar,” tegas Pak Wan. (Darussalam, 30 April 2010)Penulis adalah editor novel Jejak Damai Aceh, mengelola blog http://husaininurdin.wordpress.com

Istana yang Nyaris RobohOleh Husaini Nurdin

Page 56: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

56 Santunan APRIL 2011

Sastra

INDONESIAKU SATU

IndonesiakuDihiasi oleh ribuan pulauDiwarnai oleh ratusan suku bangsaDiselimuti oleh berbagai bahasaBerbagai budayaBerbagai adat istiadat dan berbagai keyakinan

Tapi Indonesiaku. Tetap satu visi Satu misi Satu cita-cita Dan satu kesatuan

Satu terlukaSemua ikut menderitaSatu tersakiti Maka semua menangis

Itulah Indonesiaku Mari bergengamtangan Bersatu menyatu Membentuk Indonesia yang maju

Karya Nina Khairina.Siswi Kelas IX A MTsN Glp. Minyeuk, Kab. Pidie

GelapAku terombang ambingDalam gelapnya duniaCahaya semakin hilangGelap semakin aku rasakanTerjatuh dalam lembah kegelapan

Tangan menggapai, mencari cahayaDari celah-celah dinding duniaNamun, semakin aku mencariCahaya itu semakin hilangMembuatku jauh, dan jatuh kedasar kegelapan

Hati berteriak mengungkapkan kemarahanNamun, suara hanya bisa terpendamKarena aku hanya berdiriTerdiam, membusu

Rabbi…Dunia macam apa iniMengapa, saat dunia bertambah umurnyaSemakin terhias maksiat manusia

Rabbi…Masih adakah,Islam yang penuh kesucian

Karya Lainunnisa Madrasah Ulumul Quran, Pelajar MAN 1 Sigli

IBU…Kau pelita hidupkuObor cintamu takkan pernah sirnaTakkan pernah ada yang bisaMenggantikanmu

Kau selalu bersemayam disanubarikuTaktan pernah ada yang bisaMenggeser cintamu walau sesenti

Harum kasihmu bak rekahan mawarTebarkan aroma yang dalamDilubuk hatiku

Kau relakan ragamuTerenggut madu kehidupanDemi untuk aku, anakmu…

Karya Khairunnisa Madrasah Ulumul Quran, Pelajar MAN 1 Sigli

Page 57: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Ensiklopedi

57Santunan APRIL 2011

Nama Singkil sudah ada di dalam peta Petrus Plancius, 1592 M (Monumenta Carthographico, jilid II). Kala itu Kerajaan Singkil telah mengadakan perdagangan dengan kerajaan Pasai, Barus, Tiku dan Pariaman, bahkan sampai ke Penang, Persia, dan Jazirah Arab. Hubungan dagang ini membawa ajaran Islam, sehingga sedikit demi sedikit ajaran Islam berhasil mengikis habis kebiasaan orang Singkil pedalaman yang memakan daging manusia, terutama musuh.Dari Singkil telah lahir tokoh-tokoh ulama, antara lain Abdurrauf (Syech Abdurrauf al-Singkili), lahir sekitar tahun 1615 di Suro (Singkil) dan meninggal tahun 1693. Seiring dengan pertumbuhan Islam, pada tahun 1256 H/1836 M, Raja Singkil bersama rakyat membangun mesjid pertama di ibukota Kerajaan Singkil (Singkil lama) dengan nama Masjid Jamik Baiturrahim. Konstruksinya dibangun dengan bahan kayu kapur, meranti laut, atap daun rumbia, dan ijuk. Namun Informasi tentang masjid ini dalam catatan sejarah sangat sulit ditelusuri, apalagi Singkil lama telah porak

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2009.

MASJID JAMIK BAITURRAHIM, SINGKIL

poranda di hantam gempa bumi dan tsunami (geloro laut) tahun 1883 M.Peristiwa ini terjadi berbarengan dengan meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda. Dari itu kita hanya bisa berasumsi bahwa raja di Kerajaan Singkil telah mengadopsi sistem pemerintahan Islam sesuai perkembangan kala itu. Orang Singkil tidak patah arang menghadapi bencana. Maka atas titah raja, secara berangsur-angsur penduduk Singkil hijrah ke daerah baru (Singkil sekarang/Pondok Barö). Di tempat yang baru ini mereka memulai kehidupan. Di pusat Kota Singkil ini (Singkil Baru), juga dibangun sebuah masjid dengan nama yang lama, Masjid Jamik Baiturrahim.Dalam masa penjajahan Belanda, pada tahun 1328 H/1909 M, atas gagasan Perkasa Raja Singkil, Datuk Abdurrauf bersama rakyat membangun masjid yang lebih besar, menggantikan masjid lama yang sudah tidak mampu menampung jamaah. Masjid tersebut dibangun di sebelah timur rumah datuk dengan konstruksi bangunan dari kayu kapur, rasak, meranti, beratap seng, dan lantai beton.

Masjid ini telah menggunakan kubah sebagai bagiannya. Untuk menopang kubah, di tengah masjid didirikan sebuah tiang beton.Arsitektur masjid, dekorasi, serta ornamen interior dan eksterior dari bahan kayu, diukir relif dan kaligrafi berciri disain Timur Tengah dan Melayu Kuno. Bersamaan dengan pembangunan masjid dibangun pula sebuah sumur bor di perkarangan masjid untuk kebutuhan bersuci. Sampai saat ini sumur bor tersebut masih berfungsi dengan baik walau sudah berusia lebih dari 100 tahun.Dalam perjalanan sejarah, masjid ini memberikan spirit kepada rakyat Singkil dalam membangun negerinya, upaya melepaskan diri dari kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan dan ketidakadilan. Lebih dari itu, secara diam-diam masjid ini telah dipergunakan untuk mengatur strategi melawan penjajah.Pada saat kepemimpinan Datuk Abdul Murad, putra Datuk Abdurrauf, kepengurusan Masjid Jamik Baiturrahim dipimpin oleh H. Abdul Malik (Imam Pulo Pinang) sebagai imam, dan H. Umar sebagai khatib. Pada tahun 1942, saat Kepala Nagari dijabat oleh Aminuddin Sagu, kepengurusan masjid ini dipimpin oleh Imam Abdullah dengan dibantu oleh Imam Ilyas. Adapun jabatan khatib masjid dijabat oleh Khatib Ahmad.Di era kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah Singkil telah mengalami beberapa kali perubahan status, mulai dari kewedanaan hingga kabupaten. Namun status dan fungsi Masjid Baiturrahim tidak pernah berubah. Pada tahun 1968, jabatan imam Masjid Baiturrahim dipegang oleh Imam Syahmuddin, Khatib Ahmad, dan Bilal M. Amin. Sewaktu Khatib Ahmad meninggal, jabatan khatib diganti oleh M. Amin, dan jabatan bilal dipegang oleh Bilal Badaruddin. Pada tahun 1994, Imam Syahmuddin meninggal dunia, lalu digantikan oleh Imam Badri Amin, adapun khatib dijabat oleh Khatib Abd. Salam AK. n

Page 58: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

Galeri

58 Santunan APRIL 2011

Bapak Burjanuddin BS, Inspektur Kementerian Agama Wilayah IV, pada saat briefing agenda supervisi dan pembinaan bersama Kakanwil dan Kabag TU di Aula Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Aceh, 18 Maret 2011.

Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H.A. Rahman TB, Lt pada saat Pembukaan Acara ToT Konstitusi UUD 1945 duduk bersama para Wakil Ketua MPR-RI, Sekda Aceh dan

Anggota MPR-R, Hermes Palace Hotel, 18 Maret 2011.

Para Kepala Bidang dan Kakankemenag di Jajaran Kementerian Agama Provinsi Aceh bersenda gurau di sela-sela kegiatan Rakor RAK-SK di Kutacane, Aceh Tenggara,

27 Februari 2011.

Dari Kiri Ke Kanan, Kapolres Aceh Tenggara, Ketua MPU, Kakanwil Kemenag Aceh, dan Bupati Aceh Tenggara saat Jamuan Makan Malam Peserta Rakor RKA-SK di Pendopo Bupati Aceh Tenggara, 26 Februari 2011.

Kakanwil Kemenag Aceh Memberikan Cinderamata Kepada Wakil Ketua MPR-RI, Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin pada Acara Pembukan ToT Konstitusi UUD 1945 di Lingkungan Ormas Keagamaan Provinsi Aceh, 18 Maret 2011.

Suasana Pelatihan Pengelola Website Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, 14-15 Maret 2011.

Page 59: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk

59Santunan APRIL 2011

Jamaah Haji 2011Gunakan Seragam Batik

Santunan-Banda Aceh. Jamaah Haji Republik Indonesia, mulai musim haji 1432 H/2011 M akan menggunakan seragam batik, sesuai surat Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/43 Tahun 2011 tentang Penetapan Seragam Batik Jemaah Haji Indonesia, tanggal 11 Februari 2011, dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/68 Tahun 2011 Tentang Pedoman Seragam Batik Jamaah Haji Indonesia, tanggal 14 Februari 2011.

Seragam Batik Haji berwarna dasar hijau toska dengan motif batik warna ungu dipakai pada saat keberangkatan dan kepulangan, baik di embarkasi maupun bandara, dan selama berada di Arab Saudi kecuali ketika melaksanakan umrah dan wukuf.

Dengan berlakunya keputusan ini, maka surat edaran Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor Dj.VII.2/1/Hj.01/1608/2007 tanggal 28 Mei 2007 tentang Baju Seragam Jamaah Haji Indonesia dinya-takan tidak berlaku lagi.

Seragam Batik Jamaah Haji dipro-duksi dan dipasarkan oleh UKM yang telah mendapatkan izin penggunaan Hak Cipta dari Kementerian Agama, sampai dengan 14 Maret 2011, UKM yang telah mendapatkan izin sebanyak 14 perusahaan. naba

Page 60: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Acehaceh.kemenag.go.id/file/dokumen/042011santunan.pdf · Diharapkan kepada Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Aceh . untuk