kep anak asuhan keperawatan demam kejang

Upload: pangeran-koddokh-keseppian

Post on 24-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    1/16

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    2/16

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak

    anak yang berusia dibawah 5 tahun, gejala gejala yang timbul dapat bermacam

    macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang

    terjadi pada anak adalah kejang umum .Insidensi kejang demam di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat dan

    Eropa barat mencapai 24 % sedangkan di negaranegara asia jumlah penderitanya

    lebih tinggi lagi. Sekitar 20 % diantara jumlah penderita mengalami kejang kompleks

    yang harus ditangani secara lebih teliti.

    Faktor resiko utama yang umum menimpa anak balita usia 3 bulan sampai 5

    tahun ini adalah demam tinggi. Bisa diakibatkan oleh infeksi ekstrakranial seperti

    ISPA, radang telinga, campak, cacar air. Dalam keadaan demam, kenaikan suhu

    tubuh sebesar 10C pun bisa mengakibatkan kenaikan metabolisme basal yang

    mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan sebesar 10 15 % dan otak

    sebesar 20 %. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak akan kejang.

    Umumnya kejang tidak akan menimbulkan dampak sisa jika kejang tersebut

    berlangsung kurang dari 5 menit tetapi anak harus tetap mendapat penanganan agar

    tidak terjadi kejang ulang yang biasanya lebih lama frekuensinya dari kejang pertama.

    Timbulnya kejang pada anak akan menimbulkan berbagai masalah seperti resiko

    cidera, resiko terjadinya aspirasi atau yang lebih fatal adalah lidah jatuh kebelakang

    yang mengakibatkan obstruksi pada jalan nafas.

    Untuk itu penulis ingin mendalami penatalaksanaan pada anak dengan kejang

    demam

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    3/16

    B. TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Setelah menyelesaikan kontrak belajar, saya mampu melakukan asuhan

    keperawatan pada anak dengan kejang demam

    2. Tujuan Khusus

    a. Menyebutkan pengertian kejang demam

    b. Menyebutkan penyebab kekurangan oksigen pada kejang demam

    c. Menjelaskan patofisiologi kekurangan oksigen pada kejang demam

    d. Menyebutkan manifestasi klinik kekurangan oksigen kejang demame. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik pada kasus kejang demam

    f. Menyebutkan penatalaksanaan kasus kejang demam

    g. Memberikan tindakan keperawatan ada anak dengan kekurangan oksigen pada

    kejang demam

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    4/16

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    5/16

    meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan

    kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah

    mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian

    hari sehingga terjadi serangan epilepsi spontan, karena itu kejang demam yang

    berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis diotak hingga terjadi

    epilepsi.

    D. MANIFESTASI KLINIK

    1. Kejang parsial ( fokal, lokal )

    a. Kejang parsial sederhana :Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :

    Tanda tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi tubuh;

    umumnya gerakan setipa kejang sama.

    Tanda atau gejala otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi

    pupil.

    Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa

    seakan ajtuh dari udara, parestesia.

    Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

    b. Kejang parsial kompleks

    Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang

    parsial simpleks

    Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap

    ngecapkan bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang ulang

    pada tangan dan gerakan tangan lainnya.

    Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku

    2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )

    a. Kejang absens

    Gangguan kewaspadaan dan responsivitas

    Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari

    15 detik

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    6/16

    Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi

    penuh

    b. Kejang mioklonik

    Kedutankedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi

    secara mendadak.

    Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa

    kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.

    Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok

    Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

    c. Kejang tonik klonik Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada

    otot ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1

    menit

    Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih

    Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.

    Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal

    d. Kejang atonik

    Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak

    mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.

    Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

    E. KOMPLIKASI

    1. Aspirasi

    2. Asfiksia

    3. Retardasi mental

    F. UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

    1. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan

    fokus dari kejang.

    2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya

    untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    7/16

    3. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan

    menggunakan lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk

    memperlihatkan daerah daerah otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan

    pemindaian CT

    4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang

    yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik

    atau alirann darah dalam otak

    5. Uji laboratorium

    Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler

    Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit Panel elektrolit

    Skrining toksik dari serum dan urin

    GDA

    Kadar kalsium darah

    Kadar natrium darah

    Kadar magnesium darah

    G. PENATALAKSANAAN MEDIS

    1. Memberantas kejang Secepat mungkin

    Diberikan antikonvulsan secara intravena jika klien masih dalam keadaan kejang,

    ditunggu selama 15 menit, bila masih terdapat kejang diulangi suntikan kedua

    dengan dosis yang sama juga secara intravena. Setelah 15 menit suntikan ke 2

    masih kejang diberikan suntikan ke 3 dengan dosis yang sama tetapi melalui

    intramuskuler, diharapkan kejang akan berhenti. Bila belum juga berhenti dapat

    diberikan fenobarbital atau paraldehid 4 % secara intravena.

    2. Pengobatan penunjang

    Sebelum memberantas kejang tidak boleh Dilupakan perlunya pengobatan

    penunjang

    Semua pakaian ketat dibuka

    Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    8/16

    Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen, bila

    perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.

    Penhisapan lendir harus dilakukan secara tertur dan diberikan oksigen.

    3. Pengobatan rumat

    Profilaksis intermiten

    Untuk mencegah kejang berulang, diberikan obat campuran anti konvulsan

    dan antipietika. Profilaksis ini diberikan sampai kemungkinan sangat kecil

    anak mendapat kejang demam sederhana yaitu kira - kira sampai anak umur 4

    tahun.

    Profilaksis jangka panjangDiberikan pada keadaan

    Epilepsi yang diprovokasi oleh demam

    Kejang demam yang mempunyai ciri :

    - Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral palsi,

    retardasi perkembangan dan mikrosefali

    - Bila kejang berlangsung lebih dari 15 menit, berdifat fokal atau

    diikiuti kelainan saraf yang sementara atau menetap

    - Riwayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik

    - Kejang demam pada bayi berumur dibawah usia 1 bulan

    4. Mencari dan mengobati penyebab

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAKDENGAN KEJANG DEMAM

    A. Pengkajian

    Pengkajian neurologik :

    1. Tandatanda vital

    Suhu

    Pernapasan

    Denyut jantung

    Tekanan darah

    Tekanan nadi

    2. Hasil pemeriksaan kepala

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    9/16

    Fontanel : menonjol, rata, cekung

    Lingkar kepala : dibawah 2 tahun

    Bentuk Umum

    3. Reaksi pupil

    Ukuran

    Reaksi terhadap cahaya

    Kesamaan respon

    4. Tingkat kesadaran

    Kewaspadaan : respon terhadap panggilan

    Iritabilitas Letargi dan rasa mengantuk

    Orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain

    5. Afek

    Alam perasaan

    Labilitas

    6. Aktivitas kejang

    Jenis

    Lamanya

    7. Fungsi sensoris

    Reaksi terhadap nyeri

    Reaksi terhadap suhu

    8. Refleks

    Refleks tendo superfisial

    Reflek patologi

    9. Kemampuan intelektual

    Kemampuan menulis dan menggambar

    Kemampuan membaca

    B. Diagnosa keperawatan

    1. Resiko tinggi cidera

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    10/16

    2. Gangguan citra tubuh

    3. Resiko tinggi koping keluarga dan koping individu tidak efektif

    C. Intervensi keperawatan

    1. Kejang

    Lindungi anak dari cidera

    Jangan mencoba untuk merestrain anak

    Jika anak berdiri atau duduk sehingga terdapat kemungkinan jatuh, turunkan

    anak tersebut agar tidak jatuh

    Jangan memasukan benda apapun kedalam mulut anak Longgarkan pakaiannya jika ketat

    Cegah anak agar tidak trpukul benda tajam, lapisi setiap benda yang mungkin

    terbentur dengan anak dan singkirkan semua benda tajam dari daerah tersebut

    Miringkan badan anak untuk mem fasilitasi bersihan jalan nafas dari sekret

    2. Lakukan observasi secara teliti dan catat aktiitas kejang untuk membantu

    diagnosis atau pengkajian respon pengobatan

    Waktu awitan dan kejadian pemicu

    Aura

    Jenis kejang

    Lamanya kejang

    Intervensi selama kejang

    Tanda tanda vital

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    11/16

    BAB III

    RESUME

    A. STUDI KASUS KLIEN

    Anak A, laki - laki, 9 bulan diagnosa medis kejang dan BRPN dengan keluhan

    utama saat pengkajian (31-6-2004) ibu mengatakan anaknya batuk disertai panas.

    Ronchi di segmen anterior lobus atas kanan dan kiri, stridor, RR : 40 X/ menit,suhu : 37,8

    0CBB : 17 kg, PB : 92 cm , BB : 10,03 kg. An . A sering kejang jika

    panasnya tinggi

    Riwayat kesehatan pada saat klien masuk RS Kariadi (27-6-2004) adalah klien

    kejang sebelumnya klien panas , batuk, mencret lebih dari 10 X/ hari dengan

    volume seperempat gelas setiap kali mencret. Terapi yang telah diberikan pada

    An. B adalah : O2 40 % masker, Infus D 5% 240/10/10 tts/mnt+ kcl + NaCl,

    Cefotaxim 3x350 mg, kalmethason 3 X 3 gram, Nicholin 2 X 75 gr, Nootropil 2 X

    150 mg, Diazepam 3 mg jika kejang, luminal 3 X 15 mg, parasetamol 3 X

    tablet tranfusi.

    Pada anak F ditemukan masalah keperawatan: gangguan bersihan jalan nafas,

    resiko terjadi injury, resiko peningkatan suhu tubuh. Didukung oleh adanya data

    anak batuk, terdapat ronchi pada sengmen anterior lobus kiri dan kanan, stridor,

    RR : 40 X /menit, suhu 37,80C, BRPN (+)

    B. DISKUSI DENGAN EXPERT

    Dari hasil diskusi penulis dengan expert 1 (residen anak) dijelaskan bahwa

    untuk menegakkan suatu diagnosa kejang memerlukan pemeriksaan diagnostik

    yang paling sering dilakukan yaitu pemeriksaan LCS, EEG, darah rutin untuk

    mengetahui Hb dan Ht, kadar natrium dan kalium darah. MRI juga merupakan

    pemeriksaan yang dirasa akan sangat memperjelas keadaan penyakit klien

    sebenarnya tetapi peneriksaan itu membutuhkan dana yang besar.Dijelaskan pula

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    12/16

    bahwa pokok permasalahan kejang sesuai dengan penyebabnya, misalnya kejang

    demam sebagian besar disebabkan oleh infeksi ekstrakranial seperti OMA dan

    ISPA dan tidak akan menimbulkan gejala sisa, sedangkan kejang epilepsi

    biasanya disebabkan karena adanya infeksi intrakranial yang akan menganggu

    keseimbangan muatan elektron sel otak. Ada beberapa ciri khas yang dapat

    digunakan unutk membedakan apakah anak mengalami kejang demam atau

    epilepsi. Pada kejang demam biasanya diderita anak umur 4 ulan samapai 5 tahun,

    kemudian kejang tersebu biasanya terjadi kurang dari 24 jam setelah terjadi

    demam, serangan kejang hanya sebentar tidak samapi 15 menit, hasil EEG

    normal. Penatalaksanaan yang diberikan juga sesuai dengan akar permasalahanyang ada. Untuk mengurangi kejang anak diberikan luminal per oral secara

    intermitten 3 X 15 mg obat ini disesuaikan dengan BB anak, kemudian diberikan

    pula neurotonik. Kemudian jika anak masih kejang bisa diberikan ekstra

    diazepam sebanyak 3 mg, karena anak A. tersebut kejang demamnya berasal dari

    ISPA maka penatalaksanaannya pun perlu memperhatikan penyebab awalnya,

    dari medis klien diberikan terapi cefotaxim dan kalmetason, serta diberikan

    program untuk menjaga airway clearence dan diprogramkan untuk postural

    drainage

    Dari hasil diskusi penulis dengan expert 2 (perawat anak), dijelaskan bahwa

    dari segi keperawatan yang dapat dilakukan dalam upaya pengelolaan /perawatan

    klien dengan kejang demam adalah perawat harus selalu mengobservasi adanya

    kejang ulang, menjaga agar suhu tubuh kurang dari 370C, jika panas anak tinggi

    sebaiknya anak segera untuk dilakukan kompres hangat dan jika panasnya lebih

    dari 380C diberikan ekstra pamol sesuai dengn advice dokter. Pada anak A ini

    selain kejang permasalahan yang timbul adalah dampak dari BRPN dimana anak

    A ini mengalami prmaalahan di airway clearencenya. Yang dilakukan perawat

    adalah menjaga agar jalan nafas itu tetap bersih dengan melakukan isap lendir

    C. PERMASALAHAN

    Permasalahan yang muncul ada anak A adalah gangguan bersihan jalan

    nafas, resiko cidera dan peningkatan suhu tubuh.

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    13/16

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Dari studi kasus yang dilakukan pada anak A ternyata ada 1 permasalahan yang

    muncul diluar tinjauan teori tentang kejang demam, permaalahan itu adalah kebersihan

    jalan nafas yang diakibatkan oleh produksi sekret yang berlebihan akinat adanya BRPN,

    disini yang perlu kita kaji lebih lanjut adalah penyebab adanya kejang demam tersebutkarena kejang demam boleh dikatakan sebagai symptom akibat dari adanya infeksi

    ekstrakranial seperti OMA dan ISPA, dan perlu diingat bahwa penanganan anak tidak

    hanya terfokus pada kejangnya saja tetapi penyebabnya pun harus terselesaikan karena

    masih saling terkait.

    Menyoroti dari segi usia jika dalam teori dikatakan bahwa kejang demam lebih

    banyak diderita oleh anak usia 4 bulan samapai 5 tahun, ternyata teori tersebut bisa

    dibuktikan karena An. A ini berusia 9 bulan. Penulis belum bisa menemukan referensi

    yang pasti mengapa kejang demam biasa diderita oleh anak usia 4 bulan sampai 5 tahun,

    tetapi dari berbagai referensi yang ada bahwa kenaikan suhu tubuh 10C saja bisa

    menyebabkan kenaikan metabolisme basal sebanyak 10 155 dan kebutuhan oksigen

    otak sebesar 20 %, dari sini dapat dihubungkan dengan belum maksimalnya pusat

    termoregulasi pada anak dan fungsi organ pada anak sehingga kenaikan suhu tubuh yang

    sangat tinggi akan mengakibatkan kurangnya oksigen ke otak yang bisa berakibat kejang

    pada anak.

    Permasalahan peningkatan suhu tubuh sangat diperhatikan untuk penderita kejang

    demam karena adanya peningkatan yang tinggi dapat memprovokasi timbulnya kejang

    ulang. Untuk klien dengan hipertermia, perawat bisa melakukan kompres hangat dengan

    harapan saat air hangat menguap, panas dari tubuh si anak bisa menguap. Sebenarnya

    klien juga bisa diberikan kompres alkohol namun tidak dianjurkan karena dikhawatirkan

    akan mengenai bagian mata. Anak dengan kejang demam ini akan segera mendapatkan

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    14/16

    medikasi antipiretika jika suhu tubuhnya lebih dari 380C untuk menghindari kejang

    berulang.

    Kejang pada anak akan menimbulkan berbagai masalah seperti resiko cidera

    karena adanya kemungkinan anak jatuh, tergigit lidah atau bibir dan benturan akibat

    gerakan anak saat kejang,aspirasi. Yang perlu dilakukan saat anak kejang adalah

    miringkan anak, berdasarkan teori yang terbaru, kita tidak perlu lagi memasukkan apapun

    disela gigi anak saat anak kejang cukup dengan memiringkan anak saja kemudian segera

    diberikan antikonvulsan jika kejang terjadi di RS namun apabila kejang terjadi di rumah

    yang perlu dibekali pengetahuan adalah orang tua bagaimana cara penanggulangan

    pertama anak dengan kejang karena orang tua biasanya menjadi panik. Perlu diberithubahwa tindakan yang utama adalah memiringkan anak pada tempat yang aman, jangan

    merestrain anak saat kejang karena akan mengakibatkan cidera, jangan memberikan anak

    makanan atau minuman, jika ada sisa makanan di mulut anak segera untuk dibuang,

    kemudian jika anak panas segera lakukan kompres hangat, setelah kejang berhenti

    berikan anak obat penurun panas.

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    15/16

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. KESIMPULAN

    Kejang demam disebabkan oleh infeksi ekstrakranial, seperti OMA dan ISPA,

    untuk mendeteksi jenis kejangnya perlu dilakukan pengkajian dan pemeriksaandiagnostik. Adapun penanganannya disesuaikan dengan penyebabnya, perawat tidak

    hanya berkutat pada kejangnya saja tetapi juga penyebab dari kejang tersebut karena

    penderita kejang demam yang sudah berada di rumah sakit sudah mendapatkah terapi

    profilaksis intermiten berupa antipiretika dan antikonvulsan sehingga kemungkinan

    kejang ulang sangat minimal

    B. SARAN

    1. Perlu diperhatikan dalam pembeian antikonvulsan dan antipiretika, dosis harus

    dihiung dengan tepat karena pemakaian antikonvulsan dapat mendepresi pusat

    pernafasan.

    2. Alangkah lebih baik jika orang tua anak diberikan pengetahuan tentang kompres

    yang efektif.

  • 7/24/2019 Kep Anak Asuhan Keperawatan Demam Kejang

    16/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta :

    EGC.

    2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny

    R.F. Jakarta : EGC.

    3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak SakitJakarta : EGC

    4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : gaya baru

    5. , ( 2003 ). Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php