kementerian keuangan republik indonesia sekretariat ... · konstitusi, karena pengertian tersebut...

2
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS SEKRETARIAT JENDERAL BIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASI JI. Dr. Wahidin Raya NO.1 Jakarta 10710 Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847 Nomor : 133 IKLl/2014 Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected] Tanggal :23September 2014 MK Tolak Permohonan Uji Materi atas Undang-Undang Keuangan Negara dalam Perkara No. 48/PUU-XI/2013 dan No. 62/PUU-XI/2013 Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai institusi Pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan good governance dalam pengelolaan keuangan negara di Indonesia, berinisiatif melakukan penyempurnaan sistem keuangan negara, melalui penegasan pengertian (batasan) keuangan negara dalam Undang-Undang tentang Keuangan Negara (UU Nomor 17 Tahun 2003), yang menyatakan bahwa Keuangan Negara adalah "Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut". Pengertian ini melingkupi dua bagian penting, yaitu substansi hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang dan konsekuensi yang lahir dari penggunaan hak dan kewajiban tersebut, yaitu segal a sesuatu baik berupa uang rnaupun berupa barang yang dapat dijadikan rnilik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban (negara) tersebut. Bagian pertama pengertian tersebut mengandung makna cakupan hak-hak negara untuk rnernungut pajak, rnengeluarkan dan rnengedarkan uang, dan rnelakukan pinjarnan, serta kewajiban-kewajiban negara untuk rnenyelenggarakan tugas layanan urn urn pernerintahan negara dan rnernbayar tagihan pihak ketiga (sebagai akibat atau konsekuensi dari kegiatan penyelenggaraan tugas layanan umum pemerintahan negara tersebut). Selanjutnya, bagian kedua pengertian dimaksud mengandung makna bahwa, apapun (baik berupa uang maupun berupa barang) yang dapat dijadikan rnilik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban negara tersebut seperti halnya penerirnaan negara, pengeluaran negara, penerirnaan daerah, pengeluaran daerah, kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, terrnasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah, dan kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pernerintah dalarn rangka penyelenggaraan tugas pernerintahan dan/atau kepentingan urnurn, serta kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan rnenggunakan fasilitas yang diberikan pernerintah. Melalui komprehensitas pendekatan penyusunan pengertian Keuangan Negara tersebut, yang meliputi pendekatan obyek, subyek, proses, dan tujuan, Pemerintah bermaksud mengamankan semua unsur Keuangan Negara untuk dapat dikelola secara transparan dan akuntabel (good governance) agar dapat dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pada kenyataannya, tekad dan kemauan Pemerintah ini dinilai dan dipandang lain oleh beberapa pihak, yang memandang bahwa pendekatan pengertian Keuangan Negara itu bertentangan dengan Konstitusi, khususnya menyangkut kekayaan negara yang dipisahkan 1/2

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT ... · Konstitusi, karena pengertian tersebut tidak dapat dipahami hanya berdasarkan Pasal 23 UUD 1945, tetapi juga harus dipahami

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERSSEKRETARIAT JENDERALBIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASIJI. Dr. Wahidin Raya NO.1 Jakarta 10710Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847 Nomor : 133 IKLl/2014Website:www.kemenkeu.go.id; email: [email protected] Tanggal :23September 2014

MK Tolak Permohonan Uji Materi atas Undang-Undang Keuangan Negaradalam Perkara No. 48/PUU-XI/2013 dan No. 62/PUU-XI/2013

Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagai institusi Pemerintah yang memilikitanggung jawab untuk mewujudkan good governance dalam pengelolaan keuangan negara diIndonesia, berinisiatif melakukan penyempurnaan sistem keuangan negara, melaluipenegasan pengertian (batasan) keuangan negara dalam Undang-Undang tentang KeuanganNegara (UU Nomor 17 Tahun 2003), yang menyatakan bahwa Keuangan Negara adalah"Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baikberupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung denganpelaksanaan hak dan kewajiban tersebut". Pengertian ini melingkupi dua bagian penting,yaitu substansi hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang dankonsekuensi yang lahir dari penggunaan hak dan kewajiban tersebut, yaitu segal a sesuatubaik berupa uang rnaupun berupa barang yang dapat dijadikan rnilik negara berhubungdengan pelaksanaan hak dan kewajiban (negara) tersebut.

Bagian pertama pengertian tersebut mengandung makna cakupan hak-hak negarauntuk rnernungut pajak, rnengeluarkan dan rnengedarkan uang, dan rnelakukanpinjarnan, serta kewajiban-kewajiban negara untuk rnenyelenggarakan tugas layananurn urn pernerintahan negara dan rnernbayar tagihan pihak ketiga (sebagai akibat ataukonsekuensi dari kegiatan penyelenggaraan tugas layanan umum pemerintahan negaratersebut). Selanjutnya, bagian kedua pengertian dimaksud mengandung makna bahwa,apapun (baik berupa uang maupun berupa barang) yang dapat dijadikan rnilik negaraberhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban negara tersebut seperti halnyapenerirnaan negara, pengeluaran negara, penerirnaan daerah, pengeluaran daerah,kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupauang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai denganuang, terrnasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaandaerah, dan kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pernerintah dalarn rangkapenyelenggaraan tugas pernerintahan dan/atau kepentingan urnurn, serta kekayaanpihak lain yang diperoleh dengan rnenggunakan fasilitas yang diberikan pernerintah.Melalui komprehensitas pendekatan penyusunan pengertian Keuangan Negara tersebut,yang meliputi pendekatan obyek, subyek, proses, dan tujuan, Pemerintah bermaksudmengamankan semua unsur Keuangan Negara untuk dapat dikelola secara transparan danakuntabel (good governance) agar dapat dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

Pada kenyataannya, tekad dan kemauan Pemerintah ini dinilai dan dipandang lain olehbeberapa pihak, yang memandang bahwa pendekatan pengertian Keuangan Negara itubertentangan dengan Konstitusi, khususnya menyangkut kekayaan negara yang dipisahkan

1/2

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT ... · Konstitusi, karena pengertian tersebut tidak dapat dipahami hanya berdasarkan Pasal 23 UUD 1945, tetapi juga harus dipahami

sebagai modal pada Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D). Pihak-pihak tersebutmemandang bahwa campur tangan Pemerintah dan BPK RI terhadap BUMN/D telahmenyebabkan terjadinya kondisi bahwa BUMN/D tidak dapat memiliki daya saing dalammenghimpun laba. Pihak tersebut cenderung mengalihkan perhatian dari peran Pemerintahdan tujuan strategis dari Negara dalam membentuk badan usaha, dengan mengangkat isuperolehan laba, walau pada faktanya, secara materiil BUMN sanggup menghadirkan labayang juga signifikan seperti PT BRI (Persero), tbk, PT Bank Mandiri (Persero), PT BNI(Persero), tbk, dan lain-lain dalam jumlah puluhan triliun Rupiah.

Oleh karena itu, melalui sekelompok akademisi dari Universitas Indonesia yangmenamakan diri dari CCS-UI (Center for Strategies Studies University of Indonesia) dan dariForum Hukum BUMN, pihak-pihak tersebut mengajukan permohonan pengujian materiundang-undang Keuangan Negara ini terhadap Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yangpermohonannya dicatat oleh panitera Mahkamah Konstitusi sebagai Perkara Nomor 48/PUU-XII2013 tertanggal 22 Mei 2013 dan Perkara Nomor 62/PUU-X1I2013 tertanggal 17 Juni 2013.Namun sebagaimana dimaklumi, setelah berproses selama lebih dari satu tahun diMahkamah Konstitusi - dengan menghadirkan sebanyak 18 saksi ahli dari kedua belahpihak -, pada sidang tanggal 18 September 2014, Mahkamah Konstitusi mengucapkanputusannya yang menolak permohonan pihak-pihak tersebut secara seluruhnya, denganpernyataan bahwa pengertian Keuangan Negara tersebut tidak bertentangan denganKonstitusi, karena pengertian tersebut tidak dapat dipahami hanya berdasarkan Pasal 23UUD 1945, tetapi juga harus dipahami secara komprehensif dengan menggunakan pasal-pasal lainnya seperti Pasal 23C yang mengatur perlunya undang-undang untuk mengatur hal-hal lain tentang Keuangan Negara (yang diperlukan), serta pemahaman tentang konsepnegara kesejahteraan (welfare state) yang secara eksplisit dianut dalam UUD 1945, yaitudalam Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasal yang ada di dalamnya. Keputusan MahkamahKonstitusi tersebut dibuat pada tanggal 3 Februari 2014.

Pemerintah memandang bahwa kemenangan Pemerintah atas Uji Materi terhadapUndang-Undang tersebut pada hakikatnya merupakan kemenangan Rakyat Indonesia untuksecara proaktif turut serta melakukan pengawasan atas pengelolaan Keuangan Negara agarterwujud good governance dalam mencapai tujuan pengelolaan Keuangan Negara bagisebesar-besarnya kemakmuran Rakyat Indonesia.

Kepala Biro

2/2