kemendikbud
DESCRIPTION
kemendikbudTRANSCRIPT
Kemendikbud: Wajib Belajar 12 Tahun dimulai 2016Posted by admin on Wednesday, June 24, 2015, 12:22
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memulai rintisan Wajib Belajar atau Wajar 12 tahun pada 2016,
dengan harapan pada 2019 tercapai sejumlah target, seperti tersedianya perpustakaan di semua sekolah (100%).
“Sebenarnya rintisan Wajar 12 tahun sudah kami lakukan sejak 2013, tetapi pola pendanaannya baru sebatas untuk
siswa. Mulai 2016 akan banyak anggaran yang masuk untuk menuntaskan Wajar 12 tahun,” kata Penanggungjawab
Program Indonesia Pintar (PIP) Kemendikbud Mulkirom di Samarinda, Selasa.
Mulkirom menyampaikan itu dalam Workshop Perhitungan Pendidikan Menengah Universal, yang dihadiri para
Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah dari kabupaten/kota se-Kaltim.
Sejumlah target yang ingin dicapai pada 2019 melalui Wajar 12 tahun adalah jumlah satuan pendidikan SMA di
Indonesia sebanyak 14.311 sekolah dengan rasio 386 siswa per-sekolah. Sedangkan saat ini rasionya 361
siswa/sekolah dengan jumlah 12.329 SMA.
Selanjutnya, kata dia lagi, data 2014 menunjukkan jumlah guru SMA sebanyak 346.751 orang dengan rasio 14,5
siswa per guru. Target 2019 adalah sebanyak 358.459 guru dengan rasio 15,4 siswa/guru.
Untuk perpustakaan sekolah, jumlah perpustakaan saat ini sebanyak 9.750 unit dengan tingkat kepemilikan 79
persen. Ditargetkan pada 2019 dari 14.311 sekolah yang ada, semuanya sudah memiliki perpustakaan atau menjadi
100 persen.
Untuk laboratorium kimia, saat ini hanya terdapat 5.451 unit atau 44 persen dari semua SMA yang tersebar di
Indonesia, sehingga pada 2019 ditargetkan mencapai 100 persen kepemilikannya.
Sedangkan untuk laboratorium fisika, saat ini terdapat 5.970 atau 48 persen sehingga ditargetkan pada 2019
terdapat 12.879 SMA yang memilikinya atau naik menjadi 90 persen.
Untuk laboratorium biologi saat ini dimiliki 7.621 SMA atau 50 persen dan ditargetkan menjadi 80 persen.
Laboratorium komputer dimiliki 7.706 SMA atau 63 persen dan ditargetkan menjadi 100 persen.
Menurutnya, Wajar 12 Tahun dilaksanakan satu paket dengan Program Pendidikan Universal (PMU) yang meliputi
SMA, MA, dan SMK.
PMU memberikan kesempatan luas kepada warga Negara RI untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu,
difasilitasi pemerintah, pembiayaan ditanggung bersama oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
sumber : antara.com
Kemendikbud Bakal Kaji Ulang Sertifikat GuruPosted by admin on Tuesday, June 23, 2015, 12:15
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Ditjen GTK Kemendikbud) akan mengkaji ulang sertifikasi pendidik bagi dua kelompok guru, yaitu
guru yang telah diangkat sebelum UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan guru yang diangkat
setelah UU tersebut.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kuota sertifikasi pendidik tahun 2015 yang baru terisi sebesar 63 ribu guru, dari
kuota 70 ribu yang ditetapkan.
Dirjen GTK Kemendikbud Sumarna Pranata, mengungkapkan, ke depan sertifikasi pendidik akan mengacu pada
kompetensi guru yang dimiliki. “Kami akan lihat kembali apakah betul-betul guru yang sudah dapat sertifikat benar-
benar kompeten, yaitu dengan cara memperbaiki Uji Kompetensi Guru (UKG) secara komprehensif,” jelasnya, Senin
(22/6).
Perbaikan UKG akan mengacu kepada hasil UKG yang diterima guru. “UKG yang sudah ada akan dilihat, siapa yang
bagus dan tidak, sehingga dapat kami jadikan diagnostik, mereka tidak bagusnya dimana,” ujarnya.
Selain itu, Dirjen Pranata mengatakan, hasil UKG pun akan berfungsi sebagai tes penempatan pelatihan kompetensi
guru.
“Kami akan menggunakan peningkatan kompetensi berkelanjutan yaitu guru akan dilatih sesuai dengan klaster
kemampuan guru. Tadinya sudah ada empat klaster, seperti pelatihan dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Kita
perbaiki bisa saja sepuluh klaster, berdasarkan kompetensi guru itu,” pungkasnya.
Orang tua diharap beri kesempatan anak minat pada seniPosted by admin on Saturday, June 13, 2015, 13:36
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengingatkan orang tua untuk
memberikan kesempatan bagi anaknya yang memiliki minat di seni dan tidak terpaku hanya pada kecakapan-
kecakapan tertentu.
“Untuk orang tua yang anaknya minat pada seni sebaiknya beri ruang (kesempatan,red), jangan terpaku pada
kecakapan tertentu. Biarkan anak mengembangkan kecakapan yang dimiliki,” ujar Menteri Anies dalam acara
peluncuran program “Belajar Bersama Maestro” di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, sebagian besar orang tua masih menganggap bidang seni tidak memiliki prospek ke depan yang baik
sehingga menginginkan anaknya berada di jalur yang dianggap memiliki masa depan yang lebih baik, seperti bidang
eksak.
“Jangan pernah menganggap kesenian itu jalan gelap, ini terang benderang, dunia banyak ditentukan orang kreatif.
Orang produktif penting, tetapi orang kreatif lebih penting,” kata dia.
Jika anak diberikan kesempatan atau ruang untuk menekuni bidang seni, tutur dia, maka ke depan Indonesia dapat
memiliki “pemain-pemain” seni yang diakui di level internasional.
Ia percaya Indonesia memiliki potensi dalam semua aspek, apalagi jika didukung dan didorong oleh program-
program pemerintah, seperti Belajar Bersama Maestro yang baru diluncurkan Kemendikbud.
Indonesia yang kaya akan khazanah budaya menghadapi tantangan arus globalisasi sehingga potensi yang sangat
besar tersebut seringkali terpinggirkan. Untuk itu, ia merasa pelestarian dan revitalisasi kebudayaan merupakan
keharusan.
Ditambah lagi, kata dia, Indonesia memiliki tokoh-tokoh seni dan budaya berpengalaman yang sangat diperlukan
untuk melestarikan dan membangkitkan kembali minat di generasi muda.
“Negara memfasilitasi, siapa yang ingin belajar, inilah seniman yang memiliki pengalaman luar biasa yang dapat
melahirkan seniman besar di masa mendatang. Kenangan akan interaksi dengan maestro akan mempengaruhi anak
sepanjang perjalanan hidupnya,” tutur Anies.
sumber : antara.com
Mendikbud anjurkan siswa kunjungi museum saat liburanPosted by admin on Thursday, June 11, 2015, 15:35
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan menganjurkan siswa mengisi masa liburan sekolah dengan mengunjungi museum.
“Ini sudah masa-masa liburan sekolah, saya minta sekolah mendorong para siswa untuk memanfaatkan liburan
sekolah dengan datang ke museum-museum,” katanya saat mengunjungi Museum Diponegoro di kompleks gedung
eks-Keresidenan Kedu, Kota Magelang, Kamis.
Di tempat Pangeran Diponegoro melakukan perundingan dengan Jenderal De Kock pada 1830 dan ditangkap
dengan cara licik setelah Perang Jawa (1825-1830) itu, Anies menjelaskan bahwa museum bisa menjadi tempat
anak-anak mempelajari tentang kehidupan masa lalu dan perjalanan bangsa.
“Anak-anak yang datang ke museum akan datang, memasuki mesin waktu,” katanya dalam rangkaian kunjungan
utamanya ke SMP Negeri 1 Kota Magelang bersama Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.
Ia mengatakan penting bagi para siswa untuk mengunjungi museum yang menyimpan kisah dan sejarah perjuangan
Bangsa Indonesia seperti Museum Pangeran Diponegoro.
Selama mengunjungi museum, Anies antara lain melihat kursi tempat Pangeran Diponerogo berunding dengan
Jenderal De Kock serta bukti kemarahan Diponegoro berupa guratan kuku di kursi yang ditutup dengan kain putih
dan disimpan di almari kaca.
Dia juga melihat jubah Pangeran Diponegoro terbuat dari kain shantung dengan tinggi 1,57 meter dan lebar 1,35
meter.
Selain itu, ada tujuh cangkir tempat tujuh macam minuman kegemaran Diponegoro, balai-balai beralas tikar, tempat
Pangeran Diponegoro sembahyang, serta lukisan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh dan lukisan Diponegoro
menunggang kuda putih karya Basuki Abdullah.
Anies bercerita panjang lebar tentang lukisan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh di pojok museum yang dia
sebut sebagai “lukisan politik.”
“Karya Raden Saleh ini adalah lukisan politik, lukisan perlawanan terhadap penjajah,” katanya.
Ia menuturkan, postur tubuh tentara Belanda dalam lukisan itu dibuat tidak proporsional dan Pangeran Diponegoro
dilukis dalam posisi kepala yang tegak.
“Lukisan tentang diri Raden Saleh juga ada empat atau lima dalam lukisan itu, seolah-olah dia ada di tempat itu.
Mudah-mudahan Raden Saleh bisa diangkat sebagai Pahlawan Nasional,” katanya.
Ia juga menjelaskan bagaimana Perang Jawa mengakibatkan kerugian besar bagi pemerintah kolonial Belanda di
Nusantara serta penerapan “politik balas budi” Belanda berupa pemberian kesempatan kepada orang Indonesia
untuk mengenyam pendidikan sekolah.
sumber : antara.com
Sejak Kecil Lulusan Terbaik Ini Dilarang KeluyuranPosted by admin on Sunday, June 7, 2015, 11:14
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Devi Triasari, 24 tahun, mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menjadi lulusan terbaik dan akan diwisuda pertengahan bulan ini. Devi
memperoleh nilai hampir sempurna dengan indeks prestasi kumulatif 3,99 dalam skala 4.
Prestasi yang berhasil ditorehkan mahasiswi dari keluarga miskin ini tak lepas dari didikan kedua orang tuanya,
Suwito,61 tahun dan Karinem,61 tahun sejak kecil. “Dia tidak boleh keluyuran, karena anake wong gak duwe
(anaknya orang yang nggak punya),” kata Suwito, 61 tahun saat ditemui di kediamannya di RT 4, RW 2 Desa
Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Kamis, 4 Juni 2015.
Keluarga Devi berpenghasilan rendah. Suwito, ayahnya bekerja sebagai buruh tani yang mendapatkan upah usai
menggarap lahan sawah milik orang lain. Pekerjaan itu dilakoni ketika musim panen hingga menjelang musim tanam
padi. ‘’Dalam seharinya hanya mendapat upah 5-10 kilogram gabah,’’ ujar Suwito. Jika diuangkan pendapatan yang
didapat berkisar antara Rp 20 ribu – Rp 40 ribu.
Di luar musim panen hingga menjelang musim tanam padi, Suwito bekerja sebagai kuli bangunan. Jadwal aktivitas
itu tidak tentu karena hanya berdasarkan permintaan dari orang lain yang mempekerjakan. “Kalau tidak ada yang
butuh, ya hanya diam di rumah,’’ ucap Suwito kepada Tempo.
Untuk menambah penghasilan keluarga, Karinem harus bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Saban pagi
hingga sore, perempuan ini berada di rumah majikannya yang berada di salah satu perumahan rakyat di wilayah
Kecamatan Geneng. Menurut Suwito, penghasilan istrinya dalam sebulan hanya Rp 300.000.
Keterbatasan ekonomi membuat Suwito dan keluarganya hidup prihatin. Bangunan rumah berukuran 5 x 7 meter
yang mereka huni pun sederhana. Triplek yang dijadikan sekat antar ruangan mulai terlepas dari paku, lapisan
semen untuk lantai juga banyak yang terkelupas.
Rumah keluarga Suwito berada di belakang kediaman tetangga yang dihubungkan gang dengan lebar satu meter. Di
bidang pendidikan, empat dari enam anggota keluarga ini hanya mampu lulus sekolah dasar.
Satu lainnya tidak tamat SD. Kesempatan bersekolah hingga ke perguruan tinggi hanya dirasakan oleh Devi Triasari.
Perempuan ini menorehkan prestasi di kampusnya dengan menjadi lulusan terbaik dan mendapat tawaran
meneruskan magister ke Australia dan Belanda.
You can follow any responses to this entry through the RSS
Dewi Rano dikukuhkan sebagai Bunda PAUD BantenPosted by admin on Wednesday, June 3, 2015, 14:34
This news item was posted in PENDIDIKAN category and has 0 Comments so far.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten Dewi Indriati Rano
resmi dikukuhkan sebagai Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Banten.
Pengukuhan Bunda PAUD Banten dilakukan Plt. Gubernur Banten Rano Karno di Pendopo Gubernur Kawasan
Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Senin, yang dihadiri ratusan anak-anak PAUD serta para
guru PAUD perwakilan dari kabupaten/kota di Banten.
Rano Karno menyampaikan apresiasi kepada para Bunda PAUD di Banten yang telah memberikan kontribusi aktif
bagi perkembangan pendidikan anak usia dini.
Untuk itu, Rano berharap agar adanya koordinasi antara Bunda PAUD dengan perangkat desa setempat agar
manfaat PAUD juga dapat dirasakan di seluruh desa yang ada di provinsi Banten.
“Saya menaruh harapan besar terhadap Bunda-bunda PAUD yang ada di Banten. Mudah-mudahan dengan adanya
peran aktif Bunda PAUD, koordinasi dengan perangkat desa dapat tercipta sehingga setiap desa yang ada di
Provinsi Banten bisa memiliki (fasilitas) PAUD,” kata Rano.
Sementara Bunda PAUD Provinsi Banten Dewi Indriati Rano dalam sambutannya mengungkapkan, Bunda PAUD
hadir untuk mengontrol dan membentuk tumbuh kembang anak-anak.
“Era kebebasan saat ini membuat orang tua harus waspada dan mengawasi tumbuh kembang anak karena
kemajuan teknologi berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang anak-anak tersebut,” kata Dewi.
Kondisi saat ini disebutnya membutuhkan perhatian penuh dari orang tua maupun masyarakat untuk mengawal dan
memperhatikan tumbuh kembang anak-anak.
Oleh karena itu, kata Dewi, Bunda PAUD harus bisa membantu orang tua dengan mengayomi dan mendampingi
orang tua untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Engkos Kosasih Samanhudi mengatakan keberadaan lembaga Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) di Banten saat ini sudah melebihi jumlah desa yang ada di Banten.
Namun demikian masih membutuhkan pemerataan karena masih ada desa yang belum memiliki PAUD terutama di
desa-desa yang ada di pelosok.
“Program pemerintah kan satu desa satu PAUD. Nah untuk di Banten jumlahnya sudah lebih, hanya butuh
pemerataan, kita usahakan tahun ini,” kata Engkos.