kemampuan menulis teks laporan hasil observasi …
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG
ARTIKEL ILMIAH
untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(Strata I)
TESA TRI RAHAYU
NPM 11080044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG
Oleh
Tesa Tri Rahayu1, Silvia Marni
2, Wirsal Chan
3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI
Sumatera Barat
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang. Jenis
penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi
penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran
2015/2016, sebanyak 280 orang yang tersebar dalam 8 kelas. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu proportional random sampling atau teknik persentase secara acak. Jumlah sampel
penelitian ini sebanyak 40 orang siswa yang diambil sebanyak 15% dari jumlah populasi siswa
per kelas. Data penelitian ini berupa hasil tes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas VII
SMP Negeri 12 Padang. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk
keseluruhan dengan rata-rata hitung 92.07 tergolong baik sekali berada pada rentangan 86-95%.
Kata kunci: teks laporan hasil observasi, pemodelan, siswa SMP Negeri 12 Padang
THE ABILITY TO WRITE TEXT REPORT OBSERVATIONS
BY USING THE MODELING TECHNIQUES
CLASS VII SMP STATE 12 PADANG
By
Tesa Tri Rahayu, Silvia Marni2, Wirsal Chan
3
1) West Sumatra STKIP PGRI students
2) 3) West Sumatra STKIP PGRI Education of Indonesian and Literature Department
Lecturers
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the ability to write the text of the report on the
observation by using modeling techniques seventh grade students of SMPN 12 Padang. This type
of research is classified as a quantitative research using descriptive method. The study population
was the seventh grade students of SMPN 12 Padang enrolled in the academic year 2015/2016, a
total of 280 people spread in 8 classes. The sampling technique used is proportional random
sampling or random percentages techniques. Number of samples of this study were 40 students
taken as many as 15% of the total population of students per class. This research data in the form
of a text written test results report the observation of the seventh grade students of SMPN 12
Padang. Based on the results the ability to write text reports the results of observations using
modeling techniques seventh grade students of SMP Negeri Padang's 12 overall with an average of
92.07 counted once was quite good at 86-95% range.
Keyword: report observations text, modeling techniques, students of SMPN 12 Padang
A. PENDAHULUAN
Menulis merupakan suatu kegiatan kreatif dalam menggunakan bahasa lisan ke dalam bentuk
bahasa tulis. Keterampilan dalam menuliskan sesuatu tentunya tidak datang begitu saja, tentunya
membutuhkan banyak latihan untuk menghasilkan tulisan yang baik. Untuk itu, menulis memiliki
peranan penting dalam menilai kemampuan menalar seseorang dalam menyampaikan isi
pikirannya. Penulis yang memiliki kemampuan menalar yang baik tentu tidak mengalami kesulitan
dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan. Dengan begitu, pembaca akan
memiliki penafsiran yang sama dengan hal yang dimaksudkan oleh penulis.
Sekolah sebagai tempat formal berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadikan
peserta didik mampu menulis dengan baik dan benar. Untuk itu, selama proses pembelajaran,
peserta didik dituntut agar mampu menulis teks sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat
baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa tingkat SMP
kelas VII salah satunya adalah menulis teks laporan hasil observasi. Hal ini disesuaikan dengan
standar isi kurikulum 2013 SMP kelas VII semester 1 yang mencakup penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan pada kompetensi inti (KI) 4, yaitu mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Untuk itu,
penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar (KD) 4.2, yaitu menyusun teks laporan hasil
observasi sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
Menurut hasil wawancara dengan seorang guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 12
Padang, Ibu Afdawati, S. Pd, ditemukan beberapa kendala dalam pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi. Pertama, sebagian siswa tidak tertarik dengan keterampilan menulis teks
laporan hasil observasi yang dianggap sangat membosankan. Kedua, siswa kesulitan dalam
menuangkan ide atau gagasan ke dalam suatu tulisan. Ketiga, siswa sulit memahami konsep/
materi yang diajarkan guru. Keempat, siswa menemukan kesulitan dalam mengembangkan judul
teks laporan hasil observasi menjadi sebuah tulisan berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks
laporan hasil observasi.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, sudah seharusnya guru
menggunakan teknik pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran menulis teks laporan hasil
obsevasi. Teknik pembelajaran yang bisa digunakan dalam menulis teks laporan hasil observasi
adalah teknik pemodelan. Dalam penggunaan teknik pemodelan ini, siswa akan diberikan contoh
(model) dalam menuliskan teks laporan hasil observasi yang baru. Siswa akan lebih tertarik,
termotivasi, dan mampu menuangkan ide atau gagasannya dalam menulis teks laporan hasil
observasi. Hal ini menyebabkan ide atau gagasan yang akan dituangkan oleh siswa akan tercipta
dengan sendirinya berdasarkan contoh (model) yang diberikan. Teknik ini juga dapat
menghindarkan siswa dari pembelajaran yang teoretis-abstrak. Jadi, bahan utama dari penggunaan
teknik ini adalah contoh (model) yang bisa dipedomani siswa untuk menuliskan sebuah teks
laporan hasil observasi.
Menurut Rosidi (2009: 2), menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk
menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk bahasa lisan guna membantu siwa berlatih
berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Menurut Semi (2009: 2), kegiatan
menulis itu pada dasarnya memindahkan pikiran atau perasaan ke bentuk bahasa tulis. Kemudian
Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik.
Mahsun (2014: 19), “teks laporan merupakan teks yang tujuan sosialnya mengelompokan
jenis dan menggambarkan fenomena”. Nurjamal (2011: 190) menyatakan bahwa laporan adalah
segala sesuatu yang dilaporkan atau diinformasikan oleh seseorang kepada orang-orang pihak lain
baik secara lisan maupun tulisan, setelah orang-orang tersebut mengikuti atau melaksanakan suatu
kegiatan. Priyatni (2014: 76) menyatakan bahwa teks laporan hasil observasi adalah teks yang
menyampaikan informasi berdasarkan dari suatu hasil pengamatan dan analisis secara sistematis.
Teks ini bertujuan untuk menginformasikan kondisi objektif sesuatu yang diamati dan dianalisis
secara sistematis tanpa ada tanggapan pribadi di dalamnya.
Salah satu teknik yang yang digunakan oleh guru di dalam kelas adalah teknik pemodelan
(modelling). Pemodelan atau modeling berarti memberikan contoh atau model. Dalam teknik
pemodelan ini berarti ada suatu contoh yang ditiru oleh siswa dalam proses pembelajaran. Menurut
Sandjaya (2006: 267), pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Tujuan teknik pemodelan ini adalah agar siswa
mengetahui, melihat, dan bisa melakukan dengan baik dengan disertai contoh yang diberikan guru.
Selain itu, pemodelan juga dapat menghindarkan siswa dari pembelajaran yang teoretis-abstrak
yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme (Sandjaya, 2006: 268).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Tergolong
kuantitatif karena data yang diolah menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data, dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2006:12). Angka dalam penelitian berupa skor,
kemudian skor diolah menjadi nilai. Metode deskripsi bertujuan untuk mendeskripsikan (1)
kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang, (2) tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas VII
SMP Negeri 12 Padang, (3) kemampuan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang.
Data penelitian ini adalah hasil tes unjuk kerja tentang menulis teks laporan hasil observasi
dengan teknik pemodelan. Data dikumpulkan dengan menugaskan siswa untuk menulis teks
laporan hasil observasi. Cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.
Pertama, siswa diberikan materi tentang teknik menulis teks laporan hasil observasi yang benar.
Kedua, guru memperlihatkan model penulisan teks laporan hasil observasi yang benar kepada
siswa. Ketiga, siswa diberikan kesempatan untuk memahami cara menulis teks laporan hasil
observasi yang benar. Keempat, siswa menulis teks laporan hasil observasi dengan benar. Kelima,
guru mengumpulkan tugas siswa untuk diperiksa.
Data yang telah dikumpul dianalisis melalui tahap-tahap berikut ini. Pertama, memeriksa
hasil tulisan siswa sesuai dengan aspek yang dinilai, yaitu struktur dan ciri kebahasaan teks
laporan hasil observasi. Pemeriksaan dilakukan dengan format berikut ini.
Tabel 2. Format Penilaian Teks Laporan Hasil Observasi dengan Menggunakan
Teknik Pemodelan
No. Kode
Sampel
Aspek Penilaian Skor Nilai
Struktur Teks
Laporan
Hasil
Observasi
Ciri Kebahasaan Teks Laporan
Hasil Observasi
Nomina
(Kata Benda)
Kata Sifat/
Keadaan
Kata Kerja Aksi Istilah-
Istilah
Teknis
Kata
Konkret
ST KB KS/K KKA IT KK
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Keterangan:
Deskriptor Penilaian:
1. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Skor 1 diberikan apabila hanya memenuhi satu struktur teks laporan hasil observasi yang
relevan dan benar.
Skor 2 diberikan apabila hanya memenuhi dua struktur teks laporan hasil observasi yang
relevan dan benar.
Skor 3 Diberikan apabila memenuhi tiga struktur teks laporan hasil observasi yang relevan
dan benar.
2. Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Keterangan:
Deskriptor Penilaian Nomina (Kata Benda)
Skor 1 diberikan apabila tidak ditemukan atau ada satu nomina (kata benda) pada teks
laporan hasil observasi
Skor 2 diberikan apabila ditemukan dua nomina (kata benda) pada teks laporan hasil
observasi
Skor 3 diberikan apabila ditemukan tiga atau lebih nomina (kata benda) pada teks laporan
hasil observasi
Deskriptor Penilaian Kata Sifat/ Keadaan
Skor 1 diberikan apabila tidak ditemukan atau ada satu kata sifat/ keadaan pada teks laporan
hasil observasi
Skor 2 diberikan apabila ditemukan dua kata sifat/ keadaan pada teks laporan hasil observasi
Skor 3 diberikan apabila ditemukan tiga atau lebih kata sifat/ keadaan pada teks laporan hasil
observasi
Deskriptor Penilaian Kata Kerja Aksi
Skor 1 diberikan apabila tidak ditemukan atau ada satu kata kerja aksi pada teks laporan hasil
observasi
Skor 2 diberikan apabila ditemukan dua kata kerja aksi pada teks laporan hasil observasi
Skor 3 diberikan apabila ditemukan tiga atau lebih kata kerja aksi pada teks laporan hasil
observasi
Deskriptor Penilaian Istilah-Istilah Teknis
Skor 1 diberikan apabila tidak ditemukan atau ada satu istilah-istilah teknis pada teks laporan
hasil observasi
Skor 2 diberikan apabila ditemukan dua istilah-istilah teknis pada teks laporan hasil observasi
Skor 3 diberikan apabila ditemukan tiga atau lebih istilah-istilah teknis pada teks laporan
hasil observasi
Deskriptor Penilaian Kata Konkret
Skor 1 diberikan apabila tidak ditemukan atau ada satu kata konkret pada teks laporan hasil
observasi
Skor 2 diberikan apabila terdapat dua kata konkret pada teks laporan hasil observasi
Skor 3 diberikan apabila terdapat tiga atau lebih kata konkret pada teks laporan hasil
observasi
Kedua, mengubah skor kemampuan menulis teks laporan hasil observasi menjadi nilai.
Pengubahan skor menjadi nilai dilakukan menggunakan rumus berikut ini (Abdurrahman dan
Ellya Ratna, 2003: 264).
N =
Keterangan:
SM : skor yang diperoleh siswa
SI : skor yang harus dicapai
: Skala yang digunakan
N : nilai rata-rata
Ketiga, mencari nilai rata-rata kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Untuk
mencari nilai rata-rata dan simpangan baku menurut Thoha (dalam Abdurrahman dan Elya Ratna,
2003: 269–270) digunakan rumus sebagai berikut.
M =
Keterangan:
M : Mean atau rata-rata hitung
∑FX : Frekuensi nilai siswa
N : jumlah sampel
Keempat, mengklasifikasikan nilai kemampuan menulis teks laporan hasil observasi
berdasarkan konvensi skala 10 berikut.
Tabel 3. Penentuan Patokan dengan Penghitungan Persentase untuk Skala Sepuluh
No. Interval Persentase
Tingkat Penguasaan
Nilai ubahan skala
10
Kualifikasi
1. 96 – 100% 10 Sempurna
2. 86 – 95% 9 Baik sekali
3. 76 – 85% 8 Baik
4. 66 – 75% 7 Cukup
5. 56 – 65% 6 Sedang
6. 46 – 55% 5 Hampir sedang
7. 36 – 45% 4 Kurang
8. 26 – 35% 3 Kurang sekali
9. 16 – 25% 2 Buruk
10. 0 – 15% 1 Buruk sekali
Nurgiyantoro, 2001: 400
Kelima, menganalisis dan membahas data penelitian. Keenam, menyimpulkan hasil
analisis dan pembahasan.
C. HASIL PENELITIAN
Data diperoleh melalui hasil tes Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang. Dari data dalam Tabel
4 di atas, diperoleh informasi bahwa kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas
VII SMP Negeri 12 Padang untuk ke 6 indikator berkisar antara 1 – 18 dengan kata lain, skor
tertinggi diperoleh siswa adalah 18 dan skor terendah adalah 13. Perolehan skor secara lengkap
untuk ke 6 indikator ini, yaitu (a) siswa yang memperoleh skor 18 berjumlah 16 orang (40%), (b)
siswa yang memperoleh skor 17 ada 7 orang (17.5%), (c) siswa yang memperoleh skor 16 ada 5
orang (12.5%), d) siswa yang memperoleh skor 15 ada 9 orang (22.5%), e) siswa yang
memperoleh skor 14 ada 2 orang (5%), dan (f) siswa yang memperoleh skor 13 ada 1 orang
(2.5%).
D. PEMBAHASAN
Data diperoleh dengan cara memberikan tes menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan teknik pemodelan yang telah ditentukan selama 1x40 menit. Data yang
dideskripsikan pada bagian ini berupa skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing indikator.
Selanjutnya tulisan siswa terkumpul dikoreksi sesuai dengan indikator yang diteliti. Pertama,
berupa struktur teks laporan hasil observasi. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi
sempurna (S) berjumlah 27 orang (67.5%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup
(C) berjumlah 12 orang (30%), dan siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali
(Ks) berjumlah 1 orang (2.5%). Kedua, berupa penggunaan nomina atau kata benda. Siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 39 orang (97.5%), siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) berjumlah 1 orang (2.5%). Ketiga, berupa
penggunaan kata sifat/ keadaan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S)
berjumlah 38 orang (95%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) berjumlah
1 orang (2.5%), dan siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali (Ks) berjumlah
1 orang (2.5%). Keempat, berupa penggunaan kata kerja aksi. Siswa yang memperoleh nilai
dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 37 orang (92.5%), siswa yang memperoleh nilai
dengan kualifikasi cukup (C) berjumlah 3 orang (7.5%). Kelima, berupa penggunaan istilah-istilah
teknis. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S) berjumlah 22 orang (55%),
siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) berjumlah 9 orang (22.5%), siswa yang
memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali (Ks) berjumlah 7 orang (17.5%), dan siswa
yang memperoleh nilai dengan kualifikasi buruk sekali (Bus) berjumlah 2 orang (5%). Keenam,
berupa penggunaan kata konkret. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna (S)
berjumlah 34 orang (85%), siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi cukup (C) berjumlah
5 orang (12.5%), dan siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi kurang sekali (Ks)
berjumlah 1 orang (2.5%).
Berdasarkan hasil pengkorelasian variabel kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang
menunjukkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk keenam indikator,
tergolong baik sekali (Bs) dengan rata-rata hitung (M) 92.07 yang terdapat pada rentangan tingkat
penguasaan 86 − 95%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang mampu menulis teks laporan hasil observasi jika dilihat dari keenam indikator yang diteliti
dengan baik. Untuk lebih jelas, diberikan contoh tulisan teks laporan hasil observasi siswa (kode
sampel 35) dilihat dari keenam indikator yang diteliti.
SAMPAH
Sampah adalah barang yang dibuang sembarangan. Sampah
bisa berupa plastik, kardus, botol minuman, dan lain-lain. sampah bisa
menimbulkam penyakit malaria. Karena sampah bisa menimbulkan
nyamuk di sekitar rumah.
Sampah biasa dibuang sembarangan saja. Sampah itu
kemudian ada yang bisa didaur ulang sehingga menjadi benda yang
dimanfaatkan. Sampah juga ada yang tidak bisa didaur ulang. Sampah
ini bisa diolah menjadi kompos seperti sayuran, sisa-sisa makanan,
daun-daunan.
Sampah bisa digolongkan menjadi dua macam, yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik adakag sampah yang
mudah membusuk jika dibiarkan. Contohnya sayuran, sisa-sisa
makanan, sehingga bisa diolah menjadi pupuk. Sedangkan sampah
anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, sehingga bisa
didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.
Menurut hasil pengamatan, sampah ini dibagi menjadi dua
yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah juga memiliki
manfaatnya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sampah sayuran
bisa dijadikan kompos dan sampah plastik, botol bisa dijual dan
menghasilkan uang. Di sekolah, ada suatu pelajaran keterampilan
yang membuat kerajinan tangan dari sampah.
Pada contoh tulisan teks laporan hasil observasi siswa tersebut, terlihat bahwa tulisan
laporan hasil observasi siswa sudah menjelaskan struktur dan ciri kebahasaan teks laporan hasil
observasi. Struktur teks laporan hasil observasi meliputi judul, klasifikasi umum, dan deskripsi.
Bagian judul telah memperlihatkan keseluruhan isi tentang sampah. Bagian klasifikasi umum juga
sudah memperlihatkan pengenalan dan pernyataan umum yang menerangkan subjek laporan,
keterangan, dan klasifikasi dari sampah. Ini dibuktikan pada paragraf satu hingga paragraf ketiga.
Bagian deskripsi juga sudah menggambarkan fenomena atau benda yang diamati dari bagian ke
bagiannya dengan disertai manfaat dari sampah. Ini terlihat pada paragraf keempat yang berisikan
manfaat yang dihasilkan dari sampah. Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi juga ditemukan
dalam teks di atas. Teks sampah tersebut telah memuat kata benda, kata sifat/ keadaan, kata kerja
aksi, istilah-istilah teknis, dan kata konkret.
Gambar Histogram Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Menggunakan Teknik Pemodelan Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang
Untuk Keenam Indikator
0
10
20
30
40
50
E. PENUTUP
a. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa hasil menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan teknik pemodelan diperoleh hasil penelitian tentang kemampuan menulis
teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri
12 Padang untuk gabungan keenam indikator tergolong baik sekali (86-95%).
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis data berikut ini. Pertama, kemampuan menulis
teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri
12 Padang untuk indikator 1 (struktur teks laporan hasil observasi) tergolong baik sekali (Bs)
dengan rata-rata hitung 88.34 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (86-95%). Kedua,
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa
kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 2 (nomina atau kata benda) sempurna (S) dengan
rata-rata hitung 99.16 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (96-100%). Ketiga,
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik pemodelan siswa
kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 3 (kata sifat/ keadaan) tergolong sempurna (S)
dengan rata-rata hitung 97.50 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (96-100%).
Keempat, kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik
pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 4 (kata kerja aksi) tergolong
sempurna (S) dengan rata-rata hitung 97.50 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (96-
100%). Kelima, kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik
pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 5 (istilah-istilah teknis)
tergolong baik (B) dengan rata-rata hitung 75.84 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan
(76-85%). Keenam, kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan teknik
pemodelan siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk indikator 6 (kata konkret) tergolong baik
sekali (Bs) dengan rata-rata hitung 94.17 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (86-
95%).
Baik
11 orang
27.5%
Baik sekali
12 orang
30%
Sempurna
16 orang
40%
Tin
gkat
Pen
guas
aan
Cukup
1 orang
2.5% Kualifikasi Skala 10
b. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka dikemukakan saran-saran
sebagai berikut. Pertama, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran dapat
menggunakan teknik untuk mewujudkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa
kelas VII SMP Negeri 12 Padang. Hal ini disebabkan bahwa teknik pembelajaran sangat berperan
penting untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Kedua, disarankan pada siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang untuk lebih banyak berlatih
menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah agar kemampuan menulis, terutama menulis teks
laporan hasil observasi dapat berkembang, terutama untuk indikator struktur dan ciri-ciri
kebahasaan. Ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan
penelitian yang berkaitan dengan keterampilan menulis, terutama keterampilan menulis teks
laporan hasil observasi.
F. KEPUSTAKAAN
Abdurrahman dan Elya Ratna. 2003. ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Buku
Ajar. Padang: FBSS: UNP.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakara: Rineka Cipta.
Sandjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis…Siapa Takut? Yogyakarta: Kanisius.
Sandjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.