kemampuan koneksi mat

9
KEMAMPUAN KONEKSI MAT http://muhammadhanif27.blogspot.com/2013/01/kemampuan-koneksi- matematis.html 29 Jan 2013 Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat atau perilaku bail langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis. Kemampuan siswa dalam menyamapaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau slaing berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tulisan. Di dalam pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gagasan matematika bias berlangsung antara guru dan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Menurut Hiebert setiap kali kita mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, kita harus menyajikan gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang sangat penting, sebab bila tidak

Upload: solichan-abdullah

Post on 11-Aug-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemampuan Koneksi Mat

KEMAMPUAN KONEKSI MAT

http://muhammadhanif27.blogspot.com/2013/01/kemampuan-koneksi-matematis.html

29 Jan 2013

Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan

dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat atau perilaku bail langsung

secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus

dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami orang

lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan

berbagai bahasa termasuk bahasa matematis.

            Kemampuan siswa dalam menyamapaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa

dialog atau slaing berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan

pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya

berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam

peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat

secara lisan maupun tulisan.

            Di dalam pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gagasan matematika bias

berlangsung antara guru dan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa.

Menurut Hiebert setiap kali kita mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, kita harus

menyajikan gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang sangat penting,

sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan berlangsung efektif. Gagasan tersebut

harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang kita ajak berkomunikasi. Kita harus mampu

menyesuaikan dengan system representasi yang mampu mereka gunakan. Tanpa itu, komunikasi

hanya akan berlangsung satu arah dan tidak tepat sasaran.

            Within (1992) menyatakan kemampuan konunikasi penting ketika diskusi antar siswa

dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyarakan, menjelaskan, m]enggambarkan,

mendengar, menanyakan, dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman

yang mendalam tentang matematika. Anak-anak yang diberikan kesempatan untuk berkerja

dalam kelompok dalam mengumpulkan dan menyajikan data, mereka menunjukkan kemampuan

baik di saat mereka saling mendengarkan ide yang satu dan yang lain, mendiskusikannya

bersama kemudian menyusun kesimpulan yang menjadi pendapat kelompoknya. Ternyata

mereka belajar sebagian besar dari komunikasi dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka.

Page 2: Kemampuan Koneksi Mat

            Menurut Utari Sumarno (dalam Sulastri, 2009), kemampuan komunikasi matematis siswa

dapat dilihat dari kemampuan berikut :

         Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.

         Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis secara lisan dan tulisan dengan benda nyata,

gambar, grafik, dan alajabar

         Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika

Dalam konteks matematika, siswa dilibatkan secara aktif untuk berbagai ide dengan

siswa lain dalam mengerjakan soal-soal matematika. Ketika sebuah konsep informasi

matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa ataupun siswa dilibatkan secara aktif

dalam mengerjakan matematika, memikirkan ide-ide mereka, menulis, atau berbicara dengan dan

mendengarkan siswa lain, dalam berbagai ide, maka saat itu sedang terjadi transformasi

informasi matematika dari komunikator kepada komunikan, atau sedang terjadi komunikasi

matematika.

Komunikasi dalam pembelajaran matematika adalah penting. Komunikasi dalam

matematika menolong guru memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasikan dan

mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.

Sebagaimana yang dikatakan Peressini dan Bassett (NCTM, 1996) bahwa tanpa komunikasi

dalam matematika kita akan memiliki sedikit keterangan, data, dan fakta tentang pemahaman

siswa dalam melakukan proses dan aplikasi matematika. Dalam bagian lain, Lindquist (NCTM,

1996) berpendapat “Jika kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa dan bahasa

tersebut sebagai bahasan terbaik dalam komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi

merupakan esensi dari mengajar, belajar, dan meng-assess matematika:. Jadi jelaslah bahwa

komunikasi matematika merupakan kemampuan mendasar yang harus dimiliki pelaku dan

pengguna matematika selama belajar dan mengajar matematika.

            Baroody (Ansari: 2003) mengatakan bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa

mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi yaitu representing

(representasi), listening (mendengar), reading (membaca), discussing (diskusi), dan writing

(menulis).

Representing (representasi) adalah bentuk baru sebagai hasil translasi dari suatu masalah

atau ide dan translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam simbol atau kata-kata (NCTM,

1998: 26). Misalnya, representasi bentuk perbandingan ke dalam beberapa model kongkrit, dan

Page 3: Kemampuan Koneksi Mat

representasi suatu diagram ke dalam bentuk simbol atau kata-kata. Representasi dapat membantu

anak menjelaskan konsep atau ide, dan memudahkan anak mendapatkan strategi pemecahan

masalah (Ansari, 2003:21).

Listening (mendengar) merupakan aspek penting dalam suatu komunikasi. Seseoarang

tidak akan memahami suatu informasi dengan baik apabila tidak mendengar yang

diinformasikan. Dalam kegiatan pembelajran mendengar merupakan aspek penting. Ansari

(2003: 23) mengatakan bahwa mendengar merupakan aspek penting dalam komunikasi. Siswa

tidak akan mampu berkomentar dengan baik pabila tidak mampu mengambil intisari dari suatu

topik diskusi. Siswa sebaiknya mendengar dengan berhati-hati manakala ada pertanyaan dan

komentar teman-temannya, baroody (Ansari, 2003: 23) mengatakan bahwa mendengar secara

hati-hati terhadap pertanyaan teman dalam suatu grup juga dapat membantu siswa

mengkonstruksi lebih lengkap pengetahuan matematika dan mengatur strategi jawaban yang

lebih efektif. Pentingnya mendengar juga dapat mendorong siswa berfikir tentang jawaban

pertanyaan.

Reading (membaca) merupakan salah satu bentuk komunikasi matematika adalah

kegiatan membaca matematika. Membaca matematika memiliki peran sentral dalam

pembelajaran matematika. Sebab, kegiatan membaca mendorong siswa belajar bermakan secara

aktif. Istilah membaca diartikan sebagai serangkaian keterampilan menyusun intisari informasi

suatu teks.

Kemampuan mengemukakan ide matematika dari suatu teks, baik dalam nentuk lisan

maupun tulisan merupakan bagian penting dari standar komunikasi matematika yang perlu

dimiliki siswa. Sebab, seseorang pembaca dikatakan memahami teks tersebut secara bermakna

apabila ia dapat mengemukakan ide dalam teks secara benar dalam bahasanya sendiri. Karena

itu, untuk memeriksa apabila siswa telah memiliki kemampuan membaca teks matematika secara

bermakana, maka dapat diestimasi melalui kemampuan siswa menyampaikan secara lisan atau

menuliskan kembali ide matematika dengan bahasanya sendiri.

Discussing (diskusi) merupakan salah satu wahana berkomunikasi. Dalam diskusi akan

terjadi transfer informasi antar komunikan, antar anggota kelompok diskusi tersebut, diskusi

merupakan lanjutan dari membaca dan mendengar. Siswa akan mampu menjadi peserta diskusi

yang baik, dapat berperan aktif dalm diskusi, dapat mengungkapkan apa yang ada dalam

pikirannya apabila mempunyai kemampuan untuk membaca, mendengar, dan mempunyai

Page 4: Kemampuan Koneksi Mat

keberanian yang memadai. Diskusi dapat menguntungkan, melalui diskusi siswa dapat

memberikan wawasan baru bagi per\sertanya, juga diskusi dapat menanamkan dan meningkatkan

cara berpikir kritis.

Beberapa kelebihan dari diskusi kelas menurut Baroody (Ansari, 2003: 25) antara lain:

         Dapat mempercepat pemahaman materu pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi

         Membantu siswa mengkonstruksi pemahaman matematik

         Menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahakan masalah sendiri-

sendiri, tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam suatu tim

         Membantu para siswa menganalisis dan memecahakan masalah secara bijaksana

Writing (menulis) merupakan salah satu kemampuan yang berkontribusi terhadap

kemampuan komunikasi matematis adalah menulis. Dengan menulis, siswwa dapat

mengungkapkan atau merefleksikan pikirannya lewat tulisan (dituangkan di atas kertas atau alat

tulis lainnya). Dengan menulis, siswa secara aktif membangun hubungan antara yang ia pelajari

dengan apa yang ia sudah ketahui.

Komunikasi matematika

Written By Sutama on Jumat, 04 Januari 2013 | 12.18

1) Hakekat matematikaMatematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna yang akan disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial, yang berarti bahwa matematika akan memiliki

Page 5: Kemampuan Koneksi Mat

arti setelah sebuah makna diberikan. Tanpa serangkaian makna tersebut, matematika hanya merupakan sekumpulan rumus-rumus yang mati.

Hal senada juga disampaikan oleh Evawati Alisah (2007: 23) bahwa matematika adalah sebuah bahasa, ini artinya matematika merupakan sebuah cara mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu. Hal ini berarti matematika bukan hanya sekadar alat untuk berpikir dan menemukan pola, melainkan matematika juga sebagai wahana untuk mengkomunikasikan ide, gagasan dan pendapat antar siswa dan antara guru dengan siswa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan bahasa yang melambangkan suatu makna untuk mengkomunikasikan ide, gagasan dan pendapat.

2) Hakekat komunikasiKomunikasi merupakan bagian penting dari matematika dan pendidikan matematika (National Council of Teachers of Mathematics [NCTM], 2000). Menulis dan diskusi merupakan bagian terpenting dari komunikasi. Keduanya membutuhkan pemahaman konsep yang lebih mendalam. Menulis merupakansuatu cara bagi siswa untuk merenungkan atau menjelaskan ide-ide matematika tertentu secara terperinci. Hal ini membantu siswa untuk mengartikulasikan strategi sehingga meningkatkan pengetahuan prosedural dan manfaat kognitif secara umum. Diskusi merupakan jalan untuk memperdalam pemahaman konsep-konsep melalui interaksi sosial. Hal ini memungkinkan siswa untuk ikut terlibat dalam lingkungan dan kegiatan yang sama dengan orang lain, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru.

3) Konsep komunikasi matematikaKomunikasi matematika adalah bahasa yang melambangkan makna dari serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan. Bansu Irianto Ansari (2003) menelaah kemampuan komunikasi matematika dari dua aspek yaitu komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulisan (writing). Komunikasi lisan diungkap melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sementara yang dimaksud dengan komunikasi matematika tulisan (writing) adalah kemampuan dan keterampilan siswa menggunakan kosa kata (vocabulary), notasi dan struktur matematika untuk menyatakan hubungan dan gagasan serta memahaminya dalam memecahkan masalah. Komunikasi tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan ini diungkap melalui repsentasi matematika. Repsentasi matematika siswa diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu:

1. Pemunculan model konseptual, seperti gambar, diagram,tabel dan grafik (drawing)2. Membentuk model matematika (mathematical expression)

3. Argumentasi verbal yang didasari pada analisis terhadap gambar dan konsep-konsep formal (aspek written texts)

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan komunikasi antarsiswa. Guru dianggap sebagai fasilitator yang handal saat siswa membutuhkan penyelesaian dalam berbagai masalah. Guru dapatmengembangkan kemampuan komunikasi siswa melalui berbagai variasi pendekatan, model, dan metode pembelajaran. Diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran matematika yang

Page 6: Kemampuan Koneksi Mat

dapat menumbuhkan komunikasi antarsiswa. Dalam diskusi terjadi pertukaran ide dan gagasan pemikiran, sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk membangun pemahaman konsep matematiknya. Dapat disimpulkan bahwa indikator dari kemampuan komunikasi matematika adalah a) siswa mampu menyatakan ide matematikadengan berbicara, b) siswa mampu menggambarkan ide ke dalam model matematika, c) siswa mampu menuliskan ide matematika dalam bentuk visual, d) siswa mampu menjelaskan konsep matematika.