keluarga berencana

44
Keluarga Berencana Oleh : Keyko Septiyanti Karina Balia

Upload: keyko

Post on 25-Jul-2015

264 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

fk agama4 yarsi keluarga-berencana

TRANSCRIPT

Page 1: Keluarga Berencana

Keluarga Berencana Oleh :

Keyko Septiyanti

Karina Balia

Page 2: Keluarga Berencana

Program KB

Tanzhim al-Nasl (pengaturan Keluarga)Tanzhim al-Nasl (pengaturan Keluarga)

Istilah International : Family PlanningIstilah International : Family Planning

Tindakan perencanaan pasangan suami-istri Tindakan perencanaan pasangan suami-istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta situasi kondisi masyarakat dan negaraserta situasi kondisi masyarakat dan negara

Page 3: Keluarga Berencana

Tidak sama dengan tahdid al-Nasl (birth Tidak sama dengan tahdid al-Nasl (birth control) yg berkonotasi pembatasan kelahiran control) yg berkonotasi pembatasan kelahiran = aborsi, sterilisasi= aborsi, sterilisasi

Pembatasan kehamilan = ‘azl / coitus Pembatasan kehamilan = ‘azl / coitus interuptusinteruptus

Page 4: Keluarga Berencana

Program KB di Indonesia

Kebijakan untuk mengatasi penduduk di Kebijakan untuk mengatasi penduduk di Indonesia, terutama di pulau Jawa sudah Indonesia, terutama di pulau Jawa sudah dilakukan sejak pemerintahan Hindia-Belanda dilakukan sejak pemerintahan Hindia-Belanda dengan transmigrasi dan pencegahan kehamilandengan transmigrasi dan pencegahan kehamilan

Program KB nasional 1970 = BKKN (Badan Program KB nasional 1970 = BKKN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana)Koordinasi Keluarga Berencana)

3 metode KB yg digunakan = tanpa alat bantu, 3 metode KB yg digunakan = tanpa alat bantu, dg alat bantu, sterilisasidg alat bantu, sterilisasi

Page 5: Keluarga Berencana

Pencegahan Kehamilan Menurut Ulama Klasik

Ulama yang menghalalkan ‘azlUlama yang menghalalkan ‘azl

8ِه6 -صلى ُس=وِل6 الل ?ْعBِز6ِل= َع?ل?ى َع?ْهBِد6 َر? 8ا َن =َّن 8ِه6 -صلى ُك ُس=وِل6 الل ?ْعBِز6ِل= َع?ل?ى َع?ْهBِد6 َر? 8ا َن =َّن ُك8ِه6 6ى8 الل ?ِب 6َك? َن ?َغ? َذ?ل ?ل 8ِه6 اللِه َعليِه وُسلم- َف?ِب 6ى8 الل ?ِب 6َك? َن ?َغ? َذ?ل ?ل اللِه َعليِه وُسلم- َف?ِب?ا. Bْه?َّن ?َّن ?مB َي ?ا.-صلى اللِه َعليِه وُسلم- َف?ل Bْه?َّن ?َّن ?مB َي -صلى اللِه َعليِه وُسلم- َف?ل““Kami dahulu melakukan ‘azl di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Kami dahulu melakukan ‘azl di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam dan sampai ke telinga beliau, namun beliau tidak sallam dan sampai ke telinga beliau, namun beliau tidak melarangnyamelarangnya” (HR. Muslim no. 1440).” (HR. Muslim no. 1440).

Page 6: Keluarga Berencana

Ulama KlasikIbnu Hibban Ibnu Hibban

Haram. Karena memutuskan keturunan, pembunuhan tersembunyi, Haram. Karena memutuskan keturunan, pembunuhan tersembunyi, bertentangan dg syara’ berketurunanbertentangan dg syara’ berketurunan

Ulama fikih MadinahUlama fikih Madinah

Makruh (kepentingan umat) = Penyedikitan keturunanMakruh (kepentingan umat) = Penyedikitan keturunan

Mubah = kerelaanpihak suami-istriMubah = kerelaanpihak suami-istri

Ulama madzhab HanafiUlama madzhab Hanafi

Mubah = syarat ada kerelaan istriMubah = syarat ada kerelaan istri

Jumhur ulama sunni, syi’ahJumhur ulama sunni, syi’ah

Mubah = tdk ada dalil/ qiyas yg jelas dalam penolakan ‘azlMubah = tdk ada dalil/ qiyas yg jelas dalam penolakan ‘azl

Page 7: Keluarga Berencana

Pandangan Ulama Kontemporer

Peningkatan kesejahteraan ibu dan anakPeningkatan kesejahteraan ibu dan anak

KB yang dimaksudkan sebagai pengaturan / KB yang dimaksudkan sebagai pengaturan / penjarangan kelahiran, atau usaha penjarangan kelahiran, atau usaha pencegahan kehamilanpencegahan kehamilan

Bukan sebagai usaha pembatasan anak dalam Bukan sebagai usaha pembatasan anak dalam jumlah tertentujumlah tertentu

Page 8: Keluarga Berencana

Kelompok yang Menolak KB

KB sama dengan pembunuhan bayiKB sama dengan pembunuhan bayi

Merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan Merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrahbertentangan dengan fitrah

Mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah Mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan tuhandan ketentuan tuhan

Berarti mengabaikan doa Nabi agar umat Ism]lam Berarti mengabaikan doa Nabi agar umat Ism]lam memperbanyak jumlahnyamemperbanyak jumlahnya

Page 9: Keluarga Berencana

KB hukumnya BolehAlasan utama = tidak ada nash yg shahih secara eksplisit Alasan utama = tidak ada nash yg shahih secara eksplisit melarang/ memerintahkan ber-KBmelarang/ memerintahkan ber-KB

Sudut pandang ekonomi dan kesehatan :Sudut pandang ekonomi dan kesehatan :

- untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat diantara 2 untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat diantara 2 kehamilankehamilan

- Jika pasangan memiliki penyakit menularJika pasangan memiliki penyakit menular

- Untuk melindungi kesehatan ibuUntuk melindungi kesehatan ibu

- Jika keuangan suami tidak mencukupiJika keuangan suami tidak mencukupi

- Menjaga kecantikan ibuMenjaga kecantikan ibu

Page 10: Keluarga Berencana

Metode ber KB

3 metode :3 metode :

-Tanpa alat bantuTanpa alat bantu

-Dengan alat bantuDengan alat bantu

-SterilisasiSterilisasi

2 kategori :

-Sementara

-Permanen

Page 11: Keluarga Berencana

KB dengan Alat Kontrasepsi

Page 12: Keluarga Berencana

Kondom & Diafragma

Page 13: Keluarga Berencana
Page 14: Keluarga Berencana

Penutup Serviks (Cervical Cap) & Spermisida

Page 15: Keluarga Berencana

Implan/susuk KB

Page 16: Keluarga Berencana

Suntikan medroksiprogesteron

Page 17: Keluarga Berencana

Pil KB & Tisu KB

Page 18: Keluarga Berencana

IUD (Intra Uterine Device/spiral)

Page 19: Keluarga Berencana
Page 20: Keluarga Berencana
Page 21: Keluarga Berencana

Pil Anti Konseptis (lyndiol)

Page 22: Keluarga Berencana

PANDANGAN ULAMA INDONESIA TENTANG KB

• BAHTSUL MASAILBAHTSUL MASAIL

-Fatwa pertama dikalangan ulama Indonesia tentang mencegah -Fatwa pertama dikalangan ulama Indonesia tentang mencegah kehamilankehamilan

-Menetapkan hukum asal ber-KB meliputi 3 metode-Menetapkan hukum asal ber-KB meliputi 3 metode

1.1. Tanpa alat kontrasepsi hukumnya MAKRUHTanpa alat kontrasepsi hukumnya MAKRUH

2.2. Dengan alat kontrasepsi hukumnya MAKRUHDengan alat kontrasepsi hukumnya MAKRUH

3.3. Sterilisasi hukumnya HARAMSterilisasi hukumnya HARAM

Jika darurat hukumnya MUBAHJika darurat hukumnya MUBAH

Page 23: Keluarga Berencana

• KELOMPOK YANG BERBEDA PENDAPAT TENTANG

HUKUM “azl”(mengeluarkan air mani di luar rahim)

1.1. BAHTSUL MASAIL pada Konbes Syariah 1 (1960)BAHTSUL MASAIL pada Konbes Syariah 1 (1960)

Kalau dengan “azl” atau dengan alat yang mencegah Kalau dengan “azl” atau dengan alat yang mencegah kehamilan seperti kondom hukumnya MAKRUHkehamilan seperti kondom hukumnya MAKRUH

Namun, pada muktamar XXIII (Yogyakarta, 1989) Namun, pada muktamar XXIII (Yogyakarta, 1989) mengalami perubahan hukumnya BOLEHmengalami perubahan hukumnya BOLEH

Page 24: Keluarga Berencana

2. MAJLIS TARJIH2. MAJLIS TARJIH

• Berpendapat kebolehan ber-KB tergantung pada “illat Berpendapat kebolehan ber-KB tergantung pada “illat & niatnya”& niatnya”

3. DEWAN HISBAH3. DEWAN HISBAH

• Berpendapat jika tujuannya untuk mengatur jumlah Berpendapat jika tujuannya untuk mengatur jumlah kelahiran, bukan membatasi maka hukumnya HALALkelahiran, bukan membatasi maka hukumnya HALAL

• Melakukan “azl” & menggunakan alat-alat yang Melakukan “azl” & menggunakan alat-alat yang fungsinya sama dengan itu termasuk diperkenankanfungsinya sama dengan itu termasuk diperkenankan

Page 25: Keluarga Berencana

KRITERIA KEADAAN DARURAT YANG

MEMBOLEHKAN KB menurut MAJLIS TARJIH,

meliputi 3 hal, yaitu:

1.1. Mengkhawatirkan keselamatan jiwaMengkhawatirkan keselamatan jiwa

2. Mengkhawatirkan keselamatan agama2. Mengkhawatirkan keselamatan agama

3. Mengkhawatirkan kesehatan atau 3. Mengkhawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran terlalu rapatterlalu rapat

Page 26: Keluarga Berencana

INTI ALASAN YANG DIGARISKAN OLEH MAJLIS TARJIH

sebagaimana dikutip oleh ABUL FADL MOHSIN EBRAHIM

yang membolehkan ber-KB DENGAN ALASAN :

1. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita 1. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita

beristirahat antara 2 kehamilan.beristirahat antara 2 kehamilan.

2. Jika salah satu atau kedua pasangan memiliki penyakit yang 2. Jika salah satu atau kedua pasangan memiliki penyakit yang dapat menularkan ke anakdapat menularkan ke anak

3.Untuk melindungi kesehatan ibu3.Untuk melindungi kesehatan ibu

4. Jika keuangan suami tidak mencukupi untuk membiayai lebih 4. Jika keuangan suami tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anakbanyak anak

Page 27: Keluarga Berencana

Hasil MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA ke-25 pada tahun

1971 di Surabaya ditetapkan tentang pengertian KB &

batasan boleh serta tidaknya ber-KB secara lengkap &

jelas, yaitu :1.1. KB harus diartikan sebagai pengaturan kehamilan KB harus diartikan sebagai pengaturan kehamilan untuk kesejahteraan & bukan pencegahan kehamilan untuk kesejahteraan & bukan pencegahan kehamilan untuk pembatasan keluarga.untuk pembatasan keluarga.

2.2. KB harus didasarkan atas kepentingan kesejahteraan KB harus didasarkan atas kepentingan kesejahteraan ibu & anak dan bukan karena ketakutan akan ibu & anak dan bukan karena ketakutan akan kemiskinan, kelaparan, dsb.kemiskinan, kelaparan, dsb.

3. KB tidak boleh dilakukan dengan pengguguran.3. KB tidak boleh dilakukan dengan pengguguran.

Page 28: Keluarga Berencana

4. Tidak diperbolehkan merusak & 4. Tidak diperbolehkan merusak & menghilangkan bagian tubuh suami maupun menghilangkan bagian tubuh suami maupun isteri yang bersangkutan.isteri yang bersangkutan.

5. KB merupakan masalah perorangan dan 5. KB merupakan masalah perorangan dan mukan merupakan gerakan massal dengan mukan merupakan gerakan massal dengan ketetapan yang dipaksakan.ketetapan yang dipaksakan.

Page 29: Keluarga Berencana

6. KB harus mendapatkan persetujuan suami & 6. KB harus mendapatkan persetujuan suami & isteri yang bersangkutan.isteri yang bersangkutan.

7. KB harus tidak bertentangan dengan hukum-7. KB harus tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama & kesusilaan.hukum agama & kesusilaan.

8. Supaya dijaga benar jangan sampai 8. Supaya dijaga benar jangan sampai disalahgunakan untuk kepentingan maksiat atau disalahgunakan untuk kepentingan maksiat atau tindakan amoral dan lain-lain.tindakan amoral dan lain-lain.

Page 30: Keluarga Berencana

Fatwa dari MUI di Jakarta, tahun 1983 tentang

hukum ber-KB. Berikut ini penggalan petikan

butir keputusan MUI yang berkaitan dengan KB :

1.1. Ajaran Islam membenarkan KB untuk menjaga kesehatan Ajaran Islam membenarkan KB untuk menjaga kesehatan ibu & anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang ibu & anak, pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan shalih.sehat, cerdas, dan shalih.

2.2. Pelaksanaan KB termasuk pelaksanaan komunikasi, Pelaksanaan KB termasuk pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE).informasi, dan edukasi (KIE).

3.3. Pelaksanaan KB hendaknya menggunakan cara Pelaksanaan KB hendaknya menggunakan cara kontrasepsi yang tidak dipaksakan, tidak bertentangan kontrasepsi yang tidak dipaksakan, tidak bertentangan dengan hukum syariat Islam & disepakati oleh suami dengan hukum syariat Islam & disepakati oleh suami isteri.isteri.

Page 31: Keluarga Berencana

Fatwa dari DEWAN HISBAH dalam sidang ke-

8 di Bandung tahun 1993 berikut ini

penggalan kutipannya :KB dalam pengertian “pengaturan jarak kelahiran” KB dalam pengertian “pengaturan jarak kelahiran” hukumnya IBAHAH (tidak dilarang).hukumnya IBAHAH (tidak dilarang).

KB dalam pengertian “pembatasan jumlah kelahiran” KB dalam pengertian “pembatasan jumlah kelahiran” hukumnya HARAM.hukumnya HARAM.

Mengikuti program KB karena takut kelaparan, hukumnya Mengikuti program KB karena takut kelaparan, hukumnya HARAM.HARAM.

Cara-cara KB yang sangat ditempuh adalah azal, pantang Cara-cara KB yang sangat ditempuh adalah azal, pantang berkala, dsb.berkala, dsb.

Page 32: Keluarga Berencana

KB dinilai bertentangan dengan ajaran Islam,

namun dalam keputusan Majlis Tarjih ada peluang

dibolehkan karena alasan darurat

Isi keputusan Majlis Tarjih tersebut adalah sebagai Isi keputusan Majlis Tarjih tersebut adalah sebagai berikut:berikut:

1.1.Mencegah kehamilan adalah berlawanan dgn ajaran Mencegah kehamilan adalah berlawanan dgn ajaran Islam. Demikian pula KB yang dilaksanakan dgn Islam. Demikian pula KB yang dilaksanakan dgn pencegahan kehamilanpencegahan kehamilan

2.2.Dalam keadaan darurat dibolehkan sekedar perlu dgn Dalam keadaan darurat dibolehkan sekedar perlu dgn syarat persetujuan suami-isteri dan tidak syarat persetujuan suami-isteri dan tidak mendatangkan mudharat jasmani & rohanimendatangkan mudharat jasmani & rohani

Page 33: Keluarga Berencana

KONTROVERSIAL HUKUM PENGGUNAAN

IUD (Intra Uterine Device/spiral)

1.1. Larangan pertama dari 11 ulama Larangan pertama dari 11 ulama Indonesia terkemuka pada tahun 1971Indonesia terkemuka pada tahun 1971

Setelah itu, 7 ulama pd thn 1972 di Setelah itu, 7 ulama pd thn 1972 di Jakarta, alasannya karena dalam Jakarta, alasannya karena dalam pemasangannya harus melihat aurat pemasangannya harus melihat aurat besar (kelamin) perempuan, kecuali besar (kelamin) perempuan, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa dalam keadaan sangat terpaksa (darurat).(darurat).

Page 34: Keluarga Berencana

2. Fatwa bolehnya menggunakan IUD disampaikan 2. Fatwa bolehnya menggunakan IUD disampaikan oleh MUI pada tahun 1983 alasannya, sebagai oleh MUI pada tahun 1983 alasannya, sebagai upaya pencegahan, menutup jalan terjadinya upaya pencegahan, menutup jalan terjadinya kemaksiatan.kemaksiatan.

3. Menurut Dewan Hisbah difatwakan bahwa 3. Menurut Dewan Hisbah difatwakan bahwa menggunakan IUD hukumnya SYUBHAT.menggunakan IUD hukumnya SYUBHAT.

4. Menurut ulama-ulama NU menggunakan spiral 4. Menurut ulama-ulama NU menggunakan spiral (IUD) hukumnya BOLEH, tetapi karena cara (IUD) hukumnya BOLEH, tetapi karena cara memasangnya harus melihat aurat vital maka memasangnya harus melihat aurat vital maka hukumnya HARAM.hukumnya HARAM.

Page 35: Keluarga Berencana

Tubektomi

TubektomiTubektomi adalah pemotongan adalah pemotongan saluran indung telur (saluran indung telur (tuba falopii) ) sehingga sel telur tidak bisa memasuki sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi bersifat untuk dibuahi. Tubektomi bersifat permanen. Walaupun bisa permanen. Walaupun bisa disambungkan kembali, namun tingkat disambungkan kembali, namun tingkat fertilitasnya tidak akan kembali seperti fertilitasnya tidak akan kembali seperti sedia kala.sedia kala.

Page 36: Keluarga Berencana

Vasektomi

Vasektomi yaitu tindakan operatif pada kaum Vasektomi yaitu tindakan operatif pada kaum adam alias pria dengan cara mengikat dan adam alias pria dengan cara mengikat dan memutuskan saluran sperma baik kanan maupun memutuskan saluran sperma baik kanan maupun kiri sehingga saat ejakulasi cairan mani yang kiri sehingga saat ejakulasi cairan mani yang keluar tidak dapat lagi menghamili wanita keluar tidak dapat lagi menghamili wanita pasangannya.pasangannya.

Page 37: Keluarga Berencana

Pengebirian

Dalam bahasa indonesia pengebirian ini dirumuskan Dalam bahasa indonesia pengebirian ini dirumuskan sebagai tindakan menghilangkan kelenjar testis agar sebagai tindakan menghilangkan kelenjar testis agar tidak memproduksi mani (LK) atau memotong tidak memproduksi mani (LK) atau memotong ovarium (PR), menjadikannya mandul.ovarium (PR), menjadikannya mandul.

Dalam bahasa arab tindakan ini disebut al-ikhsha’.Dalam bahasa arab tindakan ini disebut al-ikhsha’.

Para ulama menyatakan, semua bentuk penggunaan Para ulama menyatakan, semua bentuk penggunaan metode KB yang bersifat permanen dianggap metode KB yang bersifat permanen dianggap sebagai tindakan pengebirian yang dihramkan sebagai tindakan pengebirian yang dihramkan dalam islam.dalam islam.

Page 38: Keluarga Berencana

Fatwa Ulama Indonesia tentang SterilisasiMPKS dalam fatwanya No.23, tahung 1981 MPKS dalam fatwanya No.23, tahung 1981 menetapkan hukum vasektomi dan tubektomi menetapkan hukum vasektomi dan tubektomi sbb:sbb:

Vasektomi dan tubektomi dapat digolongkan Vasektomi dan tubektomi dapat digolongkan kepada usaha merubah ciptaan Allah SWT dan kepada usaha merubah ciptaan Allah SWT dan termasuk pula perbuatan pengebirian/sterilisasi.termasuk pula perbuatan pengebirian/sterilisasi.

Page 39: Keluarga Berencana

Vasektomi dan tubektomi juga dapat dimasukkan Vasektomi dan tubektomi juga dapat dimasukkan dalam perbuatan memutuskan jalan keturunan.dalam perbuatan memutuskan jalan keturunan.

Merubah ciptaan Allah SWT dan memutuskan Merubah ciptaan Allah SWT dan memutuskan jalan keturunan adalah perbuatan yang dilarang jalan keturunan adalah perbuatan yang dilarang oleh agama islamoleh agama islam

Vasektomi dan tubektomi karena itu adalah Vasektomi dan tubektomi karena itu adalah termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama islamislam

Page 40: Keluarga Berencana

Rehabilitasi Vasektomi

Banyak ahli meyakini bahwa vasektomi Banyak ahli meyakini bahwa vasektomi seharusnya digolongkan sebagai prosedur tak seharusnya digolongkan sebagai prosedur tak permanen, karena terbukti banyak dokter yang permanen, karena terbukti banyak dokter yang telah mengkhususkan diri dalam penggabungan telah mengkhususkan diri dalam penggabungan kembali ujung-ujung pembuluh yang putus kembali ujung-ujung pembuluh yang putus sehingga dapat mengembalikan kesuburansehingga dapat mengembalikan kesuburan

Page 41: Keluarga Berencana

Penolakan Vasektomi dan Tubektomi dalam Metode KBPandangan dari MUI DKI tahun 1981 Pandangan dari MUI DKI tahun 1981 menyatakan bahwa penyambungan kembali menyatakan bahwa penyambungan kembali saluran air mani atau saluran telur yang saluran air mani atau saluran telur yang dipotong, membutuhkan biaya yang sangat dipotong, membutuhkan biaya yang sangat mahal dan tidak mudah tercapai oleh rakyat mahal dan tidak mudah tercapai oleh rakyat umum sehingga pemandulan dengan vasektomi umum sehingga pemandulan dengan vasektomi itu adalah pemandulan abadiitu adalah pemandulan abadi

Page 42: Keluarga Berencana

Pendapat Ulama Kontemporer tentang SterilisasiLembaga-lembaga fatwa di Indonesia sepakat Lembaga-lembaga fatwa di Indonesia sepakat mengharamkan sterilisasi atau kontrasepsi mengharamkan sterilisasi atau kontrasepsi tetap, berbeda dengan ulama di Bangladesh, tetap, berbeda dengan ulama di Bangladesh, Pakistan, dan Tunisia dapat menerima dan Pakistan, dan Tunisia dapat menerima dan membenarkan sterilisasi. Konfrensi di Rabat membenarkan sterilisasi. Konfrensi di Rabat 9Maroko) pd tahun 1971, meski menurut mereka 9Maroko) pd tahun 1971, meski menurut mereka tidak ada nash Al-Qur’an dan hadis yang tidak ada nash Al-Qur’an dan hadis yang melarangnya secara tegas namun mereka melarangnya secara tegas namun mereka menetapkan sterilisasi dilarangmenetapkan sterilisasi dilarang

Page 43: Keluarga Berencana

Kesimpulan- Secara umum KB dapat diterima dalam ajaran Islam, sejauh yang dimaksudkan adalah pengaturan keluarga dan bukan pembatasan keluarga.

- Secara global ulama berbeda pendapat mengamalkan KB, sebagian mereka membolehkannya dan sebagian yang lain mengharamkannya dengan alasan dan dalil tertentu.

- Alat kontrasepsi yang dapat diterima menurut penilaian para ulama yang membenarkan KB adalah yang siftanya menghalangi bertemunya sperma dan ovum, bukan yang bersifat membunuh abortif

- Boleh : jika disepakati oleh suami istri

- Tidak boleh : jika tidak ada kesepakatan

Page 44: Keluarga Berencana

TERIMA KASIHSEKIAN