keluarga berencana 1.tgl 8 maret 2011 : teori & determinan

50
Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI 1 Keluarga Berencana 1.Tgl 8 Maret 2011 : Teori & Determinan 2.Tgl 15 Maret 2011 : Pola dan trend 3.Tgl 22 Maret 2011 : Presentasi tugas kelompok 1 4. Tgl 5 April 2011 : Presentasi tugas kelompok 2 Disampaikan oleh : Merry Sri Widyanti K Lembaga Demografi FEUI

Upload: terah

Post on 22-Jan-2016

150 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keluarga Berencana 1.Tgl 8 Maret 2011 : Teori & Determinan 2.Tgl 15 Maret 2011 : Pola dan trend 3.Tgl 22 Maret 2011 : Presentasi tugas kelompok 1 4. Tgl 5 April 2011 : Presentasi tugas kelompok 2 Disampaikan oleh : Merry Sri Widyanti K Lembaga Demografi FEUI. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

1

Keluarga Berencana

1.Tgl 8 Maret 2011 : Teori & Determinan

2.Tgl 15 Maret 2011 : Pola dan trend

3.Tgl 22 Maret 2011 : Presentasi tugas kelompok 1

4. Tgl 5 April 2011 : Presentasi tugas kelompok 2

Disampaikan oleh : Merry Sri Widyanti K

Lembaga Demografi FEUI

Page 2: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

2

Alasan mempelajari KB : Hubungan KB dan Kesehatan Reproduksi

• Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk, Keluarga Berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas penduduk, melalui perwujudan Keluarga Kecil Berkualitas.

• Keluarga Berencana sebagai pengendali pertumbuhan penduduk telah banyak mengubah struktur kependudukan Indonesia, tidak saja dalam arti menurunkan tingkat kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk juga mengubah pandangan hidup penduduk terhadap nilai anak serta kesejahteraan dan ketahanan keluarga.

Page 3: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

3

Alasan mempelajari KB : Hubungan KB dan Kesehatan Reproduksi

Sehat: kondisi seseorang yang bebas dari segala bentuk penyakit dan kecacatan fisik, mental dan sosial

Reproduksi:Re = kembali, produksi = menghasilkan

proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan

Kesehatan Reproduksi:kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi

Page 4: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

4

Alasan perlu mempelajari KB

ERH (Essential Reproductive Health):

1. Pelayanan Keluarga Berencana yg berkualitas

2. Kesehatan Ibu, bayi dan anak (MCH)

3. Pencegahan dan pengobatan infertilitas

4. Pencegahan dan manajemen komplikasi aborsi

5. Pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi (IRS), Infeksi Menular Seksual (IMS), dan gangguan sistem reproduksi lainnya

6. Rujukan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

Page 5: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

5

Alasan perlu mempelajari KBTujuan program KB dan Kesehatan Reproduksi

a. Pemenuhan hak-hak reproduksib. Promosi, pencegahan dan penanganan masalah-

masalah kesehatan reproduksi dan seksualc. Kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi dan anak

Oleh karena itu:Oleh karena itu: Program KB dipandang sebagai bagian yang integral dari persoalan Kesehatan Reproduksi

Page 6: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

6

Alasan perlu mempelajari KB

• Pemerintah memikul tanggung jawab utama secara finansial atas permintaan masyarakat terhadap kontrasepsi

• Dengan mempelajari determinan prilaku pemakaian kontrasepsi maka akan dapat diambil langkah-langkah untuk mengurangi beban finansial tanpa mengabaikan tujuan

• Pengertian tentang proses dan faktor-faktor individual dan komunitas penting untuk mengevaluasi program dan dampaknya

Page 7: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

7

Teori Penurunan Fertilitas (Freedman)

Ada 2 masalah utama untuk memahami penurunan fertilitas :

1. Apa yang menyebabkan motivasi untuk mempunyai anak sedikit

2. Jika motivasi ini ada, apakah konsep dan sarana pengendalian fertilitas secara otomatis akan tersedia dan pasti digunakan?

Page 8: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

8

Teori Penurunan Fertilitas (Friedman)

•Adalah bukan semata-mata model transisi demografi klasik, yaitu karena perubahan variabel-variabel makro seperti : urbanisasi, industrialisasi, literacy dsb

•Tetapi karena berkembangnya jaringan-jaringan komunikasi dan transportasi efektif membuat pergeseran pembagian kerja yang berpusat pada keluarga ke masyarakat(lembaga-lembaga baru bukan kekeluargaan.

•Keuntungan dan kepuasan yang diperoleh dari memliki banyak anak berkurang, biaya pemeliharaan anak meningkat, standar kehidupan yang semankin baik, partisipasi dalam kegiatan. Orang tua ingin lebih banyak waktu buat kegiatan bagi dirinya sendiri (aktualisasi).

Page 9: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

9

Teori Penurunan Fertilitas (Teori Caldwell)

1. Persebaran ide : penurunan fertilitas di negara berkembang tidak tergantung pada tersebarnya industrialisasi tapi dipengaruhi modernisasi yang memberikan lebih banyak dana utk sekolah.

2. Perilaku fertilitas dipengaruhi oleh unsur psikologis dan biologis

2. Fertilitas cenderung mendahului industrialisasi, bukan mengikutinya

Page 10: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

10

Teori Penurunan Fertilitas (John Knodel)

• Sebelum fertilitas menurun, konsep KB walaupun kadang-kadang sudah ada yang menjalankan tetapi KB bukan persoalan seluruh penduduk.

• Bahwa membatasi besar keluarga dalam perkawinan itu adalah konsep yang sah dan dimungkinkan.

• Perilaku KB bersifat pembaruan menyebabkan fertilitas menyesuaikan diri dengan keadaan sosial ekonomi.

Page 11: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

11

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:(Donald J. Bogue :)

1. Perasaan takut bahwa kesehatan akan terganggu karena terlalu lama pakai Pil. IUD atau alat kontrasepsi lain

2. Perasaan takut akan akibat sampingan sementara karena pakai Pil. IUD

3. Para pemimpin kurang menyadari bahwa rakyat menginginkan KB

4. Perasaan takut tanpa alasan terhadap metode vasektomi

Page 12: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

12

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:(Donald J. Bogue :)

5. Kurangnya komunikasi suami istri tentang ukuran besar keluarga ideal, jarak antar anak, metode kontrasepsi, apakah sebaiknya mereka menjalankan KB

6. Kurangnya perhatian tentang perencanaan jarak anak di kalangan generasi muda

7. Kesukaran memisahkan unsur seks dari KB dan mengurangi perasaan malu tentang perilaku KB

8. Pengaruh negatif dari peer group dan orang-orang yg lebih tua

9. Desas desus tentang KB

10. Kurangnya kesadaran tentang pelayanan KB

Page 13: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

13

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:(Donald J. Bogue :)

11. Kegagalan dalam menyebarkan informasi tentang sumber-sumber pelayanan KB yang bersifat pribadi dan komersial

12. Prasangka yang setuju dan yang menentang metode KB

13. Sikap masyarakat yang menganggap status wanita rendah dan kurang mendukung perjuangan hak-hak wanita

14. Kebosanan dan kesembronoan, kelalaian dalam menggunakan kontrasepsi

15. Keinginan untuk mempunyai keluarga besar karena alasan pribadi

16. Sikap menerima peranan nasib sebagai faktor penentu masa depan

17. Kecemasan terhadap kegagalan alat kontrasepsi

Page 14: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

14

25 Rintangan Komunikasi dalam KB:(Donald J. Bogue :)

18. Keinginan memperoleh anak laki-laki

19. Mengabaikan pengawasan lingkungan, perkembangan ekonomi nasional, kesejahteraan masyarakat sebagai motif untuk menjalankan KB.

20. Perasaan tidak aman di hari tua

21. Mortalitas bayi yang tinggi

22. Ketidaksetiaan terhadap pasangan dan hubungannya dengan KB

23. Nilai ekonomi anak yang terlalu dibesar-besarkan

24. Keseganan memberikan infomasi KB kepada remaja dan orang dewasa yang belum nikah

25. Kurangnya penekanan mengenai keuntungan langsung manfaat jangka pendek program KB

Page 15: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

15

Perilaku KB

• Pemakaian (contraceptive use)

• Pemilihan (contraceptive choice)

• Kegagalan (contraceptive failure)

• Penggantian(contraceptive switching)

Page 16: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

16

Kerangka pikir Perilaku KB

Kerangka hubungan antara berbagai

faktor yang diduga mempengaruhi

perilaku keluarga berencana baik pada

tingkat mikro/individu yaitu pasangan

suami istri dan pada tingkat makro yaitu

pada tingkat komunitas/wilayah

Page 17: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

17

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi (Easterlin)

Framework sintesis penawaran dan permintaan terhadap anak secara bersama sama mempengaruhi motivasi untuk mengatur fertilitas. Pada suau waktu kemampuan supply masyarakat bisa lebih besar daripada demand, atau sebaliknya.•Permintaan yang tinggi (excess demand) biasanya di negara dengan pendapatan rendah •Situasi persediaan lebih (excess supply) di negara dengan pendapatan tinggi, keinginan anak sedikit, Persediaan anak melebihi permintaan akan anak•Pasangan suami istri menghadapi persoalan dengan prospek memiliki jumlah anak yang tidak diinginkan•Memotivasi suami istri untuk mengatur kelahiran anaknya

Page 18: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

18

Motivasi dipengaruhi biaya psikis dan biaya pasar Psikis : ketidakpuasan terhadap ide atau praktek pengaturan fertilitas Pasar : akses terhadap metode-metode kontrasepsi

Faktor ekonomi, sosial, demografi dan budaya mempengaruhi motivasi melalui penawaran dan permintaan terhadap anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi (Easterlin)

Page 19: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

19

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi

(Bulatao)

Framework pendekatan faktor-faktor : • Tujuan kontrasepsi (contraceptive goal)

• Kompetensi kontrasepsi (contraceptive competency)

• Evaluasi kontrasepsi (contraceptive evaluation)

• Akses kontrasepsi (contraceptive access)

• Framework berfokus pada sifat-sifat individu sebagai faktor –faktor yang menjelaskan variasi dalam pemilihan kontrasepsi

Page 20: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

20

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi

(Bulatao)

Tujuan • Tujuan dari pengaturan fertilitas adalah untuk

penjarangan atau pembatasan kelahiran

Faktor-faktor demografi, misalnya jumlah anak

Kompetensi : • Kemampuan pasangan untuk menggunakan suatu

metode dengan efektif misalnya :

Usia perempuan, lama perkawinan, pendidikan istri dan suami, status pekerjaan istri

Page 21: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

21

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi

(Bulatao)

Evaluasi :

Penilaian tentang pemakaian kontrasepsi tertentu baik secara praktis maupun moral

• Aspek praktis : efek samping dan kenyamanan dalam pemakaian kontrasepsi

• Aspek moral : aksesibiltas metode berhubungan dengan nilai-nilai dan norma budaya

Akses• Ketersediaan metode kontrasepsi serta informasi tentang

bagaimana mendapatkannya• Ketersediaan pelayanan KB, metode yg diinginkan dan aktifitas

program di tempat tinggal akseptor

Page 22: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

22

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi (Simon dan Phillips)

Bahwa permintaan dan transaksi klien sebagai determinan antara untuk pengaturan kelahiran

• Transaksi klien Interaksi antara program dan populasi klien

• Penggunaan alat/cara KB dipengaruhi oleh permintaan dan persediaan alat/cara KB

• Menekankan pentingnya peran KB sebagai faktor-faktor yang tidak langsung yang dapat menciptakan permintaan alat/cara KB melaui interaksi cara atau frekuensi antara program KB dan akseptor

Page 23: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

23

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi (Palmore dan Bulatao)

Spectrum of possible methods

Spectrum of chosen methods

Pengerucutan karena pertimbangan:

• Tehnologi dan biaya

• Supply kontrasepsi

• Faktor sosial budaya

• Selera

pribadi/perseorangan

Page 24: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

24

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi (Palmore dan Bulatao)

• Pilihan alat/acara KB merupakan suatu proses yang dapat digambarkan sebagai kerucut. Berbagai alat/cara KB yang mungkin secara perlahan-lahan dikurangi menjadi pilihan yang lebih sedikit, dan akhirnya menjadi pilihan tunggal menurut faktor budaya, ekonomi, psikologis dan lainnya.

• Pentingnya prefernsi personal sebagai faktor individu terakhir dalam suatu proses penyaringan/pemilihan alat/cara KB

Page 25: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

25

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia (BKKBN)

setiap pasangan mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien

• Pilihan yang rasional *) dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk menunda

kelahiran anak pertama (postponing), menjarangkan anak (spacing), atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan

*) Kejelasan maksud tersebut terkait dengan tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (fecundity), efektifitas dan efisiensinya.

*) Pilihan yang didasarkan dari informasi yang lengkap

Page 26: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

26

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia (BKKBN)

• efektif

*) pemilihan kontrasepsi yang didasari pada pertimbangan efektifitas masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan angka kegagalannya.

*) efektifitas masing-masing kontrasepsi  dapat dilihat dari angka efektifitasnya secara teoritis (theoritical effectivenes) dalam kondisi ideal dan efektifitas penggunaan secara praktis di lapangan (used effektivenes).

Page 27: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

27

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia (BKKBN)

*) efektifitas tinggi (most efektif) : - Implan angka kegagalan (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan), - AKDR (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan), - Sterilisasi/Tubektomi (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan).

*) efektif : - Pil - Suntikan - Metode Amenore Laktasi

*) efektifitas rendah (last efektif) - kondom - diafragma vaginal - sanggama terputus.

Page 28: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

28

Pertimbangan pemilihan kontrasepsi di Indonesia (BKKBN)

Efisiensi • Efisiensi dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi 

kehamilan per tahun penggunaan  dari seorang pasangan (Couple Years Protection atau CYP).

• Angka alat kontrasepsi per CYP dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan efisiensi setiap alat kontrasepsi.

Diakui walaupun ada banyak hal dalam pemilihan kontrasepsi yang perlu dipertimbangkan secara rasional, meskipun pada akhirnya keputusan terakhir pemilihan jenis kontrasepsi harus tetap ditangan pengguna itu sendiri.

Page 29: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

29

Faktor sosial budaya

(Bertrand) Di Kenya 1989• Perempuan termotivasi menggunakan

sterilisasi terutama krn pertimbangan ekonomi dan rasa tanggung jawab pada anak-anak yang telah dilahirkan

• Indikator :Tingkat pendidikan, status kerja, tempat tinggal perkotaan, tempat tinggal sudah menerima program KB atau tidak, tingkat pendidikan suami dan status ekonomi

Page 30: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

30

Pendidikan perempuan

• Lebih tinggi pendidikan cenderung memilih metode modern pil, sterilisasi, pantang berkala

• Lama menjalani pendidikan positif berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi

• Pendidikan lebih tinggi dapat menerima dan lebih peka terhadap informasi yang lebih baik

• Pendidikan lebih tinggi lebih berperan dalam menentukan keputusan ber KB

• Pendidikan lebih tinggi cenderung untuk tidak bergantung pada klinik KB untuk mendapatkan kontrasepsi

• Pendidikan lebih tinggi mempengaruhi penggantian kontrasepsi

Page 31: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

31

Tempat tinggal

• Tinggal di daerah yang lebih berkembang maju dapat mendorong keinginan yg lebih besar untuk membatasi ukuran keluarga

• Mendapat pengetahuan yang lebih banyak dan baik

• Akses pada pelayanan KB

• Akses terhadap pilihan metode yang diinginkan

Page 32: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

32

Pekerjaan perempuan dan status ekonomi

• Penghasilan tinggi berkorelasi dengan penggantian metode yang lebih modern

• Status ekonomi berpengaruh pada pemilihan kontrasepsi

• Phillips (1989) di Bangladesh menggunakan Indeks pemilikan tanah dan indeks kepemilikan barang modern sebagai indikator status ekonomi. Indeks pemilikan tanah secara langsung berelasi dengan pemilihan pil, kondom dan IUD

• Othman (1989) di Malaysia penghasilan keluarga secara positif terhadap pemilihan pil, kondom, sterilisasi

Page 33: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

33

Faktor budaya

• Sikap,nilai dan kebiasaan mempengaruhi perilaku pemakaian kontrasepsi

• Sikap agama yang berbeda

• Sikap yang berbeda terhadap peranan perempuan dalam keluarga

• Sikap masyarakat yang pro natalis

Page 34: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

34

Sikap agama, suku dan ras

• Agama Hindu dan Budha tidak menolak kontrasepsi tetapi ada ide bahwa kontrasepsi tidak sesuai dengan jalan hidup Budha karena mengarah pada kebebasan seksual

• Khatolik menolak kecuali pantang berkala

• Protestan baik untuk memakai teknologi kontrasepsi sebagai berkat tuhan untukk menolong laki-laki dan perempuan untuk membatasi kehamilan di dunia yang over populasi

• Islam pro natalis, mengijinkan untuk merencanakan keluarga mereka untuk alasan yang sesuai dan pertanggungjawaban metode kontrasepsi selama konsepsi tidak terjadi

Page 35: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

35

Sistem keluarga

• Sistem keluarga tradisional mempengaruhi ukuran keluarga yang diinginkan

• Keterlibatan laki-laki dalam pemakaian kontrasepsi menguntungkan perempuan

• Hidup dalam keluarga inti atau keluarga batih

Page 36: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

36

Faktor demografi

Usia perempuan •Muda 15-24 tdk memakai metode permanen sedangkan usia 40-49 permanen

•Hubungan usia dan pemakaian kontras spt U terbalik, puncaknya usia 35 thn

•Usia juga berkaitan dgn penggantian kontrasepsi sehubungan dengan keefektifan metode dan masalah kesehatan Jumlah anak yg masih hidup berrelasi dengan pemakaian kontrasepsi yang tinggi efisiensinya seperti IUD dan sterilisasi

Page 37: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

37

Faktor demografi

• Lamanya perkawinan: mereka yang menikah kurang dari 5 tahun dan punya anak lebih banyak cenderung menggunakan metode yang lebih efisien dibanding yang punya anak sedikit.

• Pernikahan dengan jangka waktu lama paritas pasangan mempunyai pengaruh yang lebih kecil pada pemilihan metode kontrasepsi, mungin disebabkan karena telah tercapainya ukuran keluarga yang diinginkan

Page 38: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

38

Faktor komunitas

1. Perilaku KB tidak hanya dipengaruhi karakteristik individual tetapi juga karakteristik komunitas.

2. Karakteristik komunitas dimana individu hidup mempengaruhi keputusan ber KB melalui biaya dan keuntungan pilihan kontrasepsi.

3. Peranan pemerintah dalam mendukung program: • peranan staf (dokter, Bidan dll) memotivasi pasangan

untuk memakai metode kontrasepsi yang paling cocok

• Mempermudah peraturan, menyetujui impor alat kontrasepsi

• Menyediakan informasi kepada umum

• Memberikan incentives kepada petugas pelayanan dan akseptor

Page 39: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

39

Pengaruh Komunitas: interaksi sosial dan jaringan sosial

Bongaarts dan Watkins:Interaksi sosial yang mempengaruhi

• pertukaran informasi atau ide dalam berinteraksi orang memindahkan /pertukaran

informasi dan ide dari satu kelompok kepada kelompok lainnya

• evaluasi bersama tentang arti Informasi/ide tersebut selanjutnya juga dievaluasi dan

diintepretasikan secara bersama dalam konteks kelompok

• Pengaruh sosial (social influence) Adanya pengaruh kekeuatan sosial di luar diri

seseorang yang mempengaruhi keputusan terhadap perilaku KB.

Page 40: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

40

Pengaruh Komunitas: interaksi sosial dan jaringan sosial

Kohler, Beherman, Watkins

• Social learningBelajar dari pengalaman orang lain sebelum memutuskanuntuk mempraktekkan metode kontras, yang sebelumnyaterdapat keraguan-raguan/ketidakpastian informasi seperti mengenai efek samping dan manfaat memiliki jumlah anak yg lebih sedikit

• Social influenceAdanya pengaruh normatif terhadap eprilaku yaitu bahwa

fertilitaspreferensi berkenaan dgn praktek metode kontras dan jumlah anak dipengaruhi oleh opini dan perilaku yang terkait dengan yang ada dilingkungan sosialnya

Page 41: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

41

Pengaruh Komunitas: interaksi sosial dan jaringan sosial

Agyeman dan Casterline :• Keterkaitan organisasi sosial dengan difusi sosial

• Perilaku reproduksi ditentukan secara sosial, berarti keanggotaan dalam kelompok dapat menjelaskan keputusan fertilitas di tingkat individu

• Proses interaksi sosial dan penyebaran inovasi

• Peningkatan pemakaian KB karena : - Kedekatan dengan orang-orang yang terpelajar - Keterpaparan secara teratur pada semua jenis media masa - Ada minimal satu orang perempuan yang lebih tua dalam rumah tangga

Page 42: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

42

Metode pengukuran KB

• METODE LANGSUNG :

Menggunakan tabel kehidupan (life table approach)

Angka Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi : jumlah pemakai dan lama pemakaian dibandingkan dengan jumlah orang dan jumlah bulan terpapar

Jumlah yang pakai KB x jumlah bulan pakai KBAKPR = Populasi x bulan pemaparan

Page 43: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

43

Metode pengukuran KB

METODE LANGSUNG :

Contoh :

Di kecamatan Harumanis sejak 1 Januari 2008 terdapat 100 orang istri yang bersama-sama mulai menggunakan alat/cara KB (apapun metodenya). Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2008 dalam survey ditemukan 70 orang masih pakai KB, 20 orang berhenti sejak Juni dan 10 orang berhenti sejak Oktober.

Angka Kelangsungan Pemakaian Kontrasepsi pada 1 Januari-31 Desember 2008 ?

Page 44: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

44

Metode pengukuran KB

METODE LANGSUNG :

AKPR Kecamatan Harumanis pada 1 Januari-31 Desember 2008 adalah :

(70x 12) OB + (20x 6) OB + (10x 10) OBAKPR = (100 X 12 ) OB

= 840 OB +120 OB+ 100 OB 120 OB

= 0.83

Page 45: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

45

Metode pengukuran KB

METODE LANGSUNG :

Angka Prevalensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan CPR (Contraceptive Prevalence Rata)

Informasi tentang CPR sangat bermanfaat untuk menetapkan kebijakan pengendalian kependudukan , serta penyediaan pelayanan KB baik dalam bentuk mempersiapkan pelayanan kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD, persiapan alat dan obat kontrasepsi, serta pelayanankonseling untuk menampung kebutuhan dan menanggapi keluhan pemakaian kontrasepsi

Page 46: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

46

Metode pengukuran KB

• METODE LANGSUNG :

Angka Prevalensi Kontrasepsi ini sering disebut dengan CPR (Contraceptive Prevalence Rate).

Informasi tentang besarnya CPR sangat bermanfaat untuk menetapkan kebijakan pengendalian kependudukan, serta penyediaan pelayanan KB baik dalam bentuk mempersiapkan pelayanan kontrasepsi seperti sterilisasi, pemasangan IUD, persiapan alat dan obat kontrasepsi, serta pelayanan konseling untuk menampung kebutuhan dan menanggapi keluhan pemakaian kontrasepsi.

 

Page 47: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

61.4

57.4

54.7

60.3

49.7

40

45

50

55

60

65

70

75

80

1991 1994 1997 2002 2007

CPR tidak meningkat secara signifikan dalam 5 tahun terakhir

Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

Sumber : SDKI

47

Page 48: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

48

Disparitas CPR antar Propinsi

Penurunan CPR : 2002/2003 2007

DI Yogyakarta 75,1 66,9

Sulawesi Utara 70,1 69,2

Jatim 67 66,1

Jateng 65 63,7

DKI Jakarta 63,2 60,1

Banten 58,6 57,2

Riau 57,8 56,7

Page 49: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

49

Metode pengukuran KB

METODE TIDAK LANGSUNG :

Pendekatan Bongaarts dan Rodriguez

Hubungan antara angka kegagalan (failure rate) dengan efektifitas kontrasepsi (contraceptive effectiveness)

f = angka kegagalan bulanan dinyatakan dalam % per bulan

e = efektifitas kontrasepsi, % penurunan risiko konsepsi bulanan

c = probababilitas bulanan konsepsi tanpa kontrasepsi

fe = 100 – c

Page 50: Keluarga Berencana 1.Tgl  8 Maret 2011  : Teori & Determinan

Pasca Sarjana Kependudukan & Ketenagakerjaan UI

50

Sampai jumpa minggu depan