kelompok 6_2 fix

15
Kelompok 6 KOLAK TAPAI MAMBAOK SANSAI

Upload: dwy-kurniawan

Post on 20-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

smoga bermanfaat gan

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 6_2 Fix

Kelompok 6Kelompok 6

KOLAK TAPAI MAMBAOK SANSAI

KOLAK TAPAI MAMBAOK SANSAI

Page 2: Kelompok 6_2 Fix

1. Sherly Gustiranda, S.Farm

2. Suci Okti, S.Farm

3. Wildayanti, S.Farm

4. Winda Yani, S.Farm

5. Yarnida Kurniati, S.Farm

6. Yuti Sahra Pratiwi, S.Farm

7. Lahvem Alginda, S.Farm

Anggota Kelompok

Page 3: Kelompok 6_2 Fix

Ibu Rani seorang guru matematika berumur 35 tahun. Selain kerja rutin sebagai guru

ibuk Rani membuka les Prifat di rumah. Tiga tahun lalu ibu Rani menikah dengan bapak

Randi seorang tukang kayu. Karena kesibukan baru sekarang ibu Rani

merasakan hamil dan sudah memasuki minggu ke 25. Kesukaan ibu Rani mengemil

makananan ringan sambil menungguin bapak Randi pulang kerja. Suatu kali Ibu Rani kebanyakan memakan kolak Tapai sembari menunggu kepulangan Bapak

Randi dari kantor. Malam harinya ibu Rani merasakan sesuatu yang tidak beres di

kehamilannya karena terlalu banyak memakan kolak tape. Perut terasa sakit dan

melilit sampai ke pinggang, rasa cemas meningkat dan laju nafas juga meningkat. Semakin lama rasa sakitnya semakin kuat

dan berkala. Ibu Rani segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan. Setelah diperiksa dokter ternyata ibu Rani

menunjukkan gejala hiperkontraksi dan harus dirawat untuk mempertahankan

kehamilannya.

Page 4: Kelompok 6_2 Fix

Pertanyaan

Apa perkiraan penyakit ibu Rani?

Jelaskan pemeriksaan penunjang lainnya?

Jelaskan penatalaksaan penyakit pasien diatas

Jelaskan edukasi yang perlu diberikan untuk pasien di atas

Jelaskan anamnesa dan diagnosa yang diperlukan untuk memastikan penyakit pasien?

Parameter laboratorium apa saja yang diperlukan untuk pasien ini

Apa yang perlu dimonitor setelah pemberian terapi awal

Page 5: Kelompok 6_2 Fix

Perkiraan penyakit Ibu Rani Hiperkontraksi

uterus

Definisi

Hiperkontraksi uterus didefinisikan sebagai kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dengan interval < 10 menit selama 30 – 60 menit, kemungkinan dapat mengakibatkan preterm labour. Preterm Labour adalah persalinan yang terjadi antara 20 - 37 minggu. Persalinan prematur mendahului hampir setengah dari kelahiran prematur dan kelahiran prematur terjadi pada sekitar 12% dari kehamilan dan merupakan penyebab utama kematian neonatal di Amerika Serikat.

Page 6: Kelompok 6_2 Fix

Anamnesa

Perut terasa sakit dan melilit sampai ke pinggang, rasa cemas meningkat dan laju nafas juga meningkat. Semakin lama rasa sakitnya semakin kuat.

Diagnosa

1.Usia kehamilan antara 20-37 minggu2.Terdapat kontraksi uterus lebih dari atau sama dengan 4x kontraksi tiap 20 menit atau lebih dari 8x kontraksi per jam3.Terdapat perubahan pada serviks dengan ketuban utuh pada usia kehamilan 20 -36 minggu

Anamnesa dan diagnosa

Page 7: Kelompok 6_2 Fix

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik berupa

pemeriksaan tekanan darah,

berat badan, tinggi fundus uteri

(puncak rahim), detak denyut janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh

Pemeriksaan ultrasonografi.

Pemeriksaan USG ini berguna untuk

mendeteksi kelainan bawaan janin, jumlah

janin, pergerakan jantung janin, lokasi plasenta (ari-

ari)

Page 8: Kelompok 6_2 Fix

Parameter laboratorium

Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi, gula darah dan hemoglobin. Selain itu dilakukan melakukan serangkaian pemeriksaan lainnya yang berguna dalam mendeteksi dini kelainan dalam janin misalnya alpha feto protein (AFP), Chorion Villius Sample (CVS), dan amniosintesis.

Page 9: Kelompok 6_2 Fix

Penatalaksaan penyakit

Obat-obatan anti-kontraksi (tocolytics), seperti obat-obatan β2-agonis (ritodrine, terbutaline,isoksuprin), antagonis ca (magnesium sulfat) , memiliki efek sementara menunda kelahiran. Tocolytic diberikan untuk memberi selang waktu agar memungkinkan pemberian glucocorticoid untuk maturasi fungsi paru

Page 10: Kelompok 6_2 Fix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

1. Β-Agonist

a) Mekanisme Aksi : sebagai agonis β-adrenergik di uterus, sehingga menghambat kontraksi uterus.

b) Kontra Indikasi : premature rupture of membrane

c) Efek Samping : takikardi, hipotensi, muntah, hiperglikemi, aritmia, pulmonary edema, hiperkalemi.

d) Contoh obat : Terbutalin (Brethine®), Ritodrin (yutofar®), isoksuprin (Dufadilan®)

Page 11: Kelompok 6_2 Fix

TERAPI TOKOLITIK AGENT

2. Magnesium sulfat

a) Mekanisme Aksi : antagonis kalsium untuk mencegah interaksi aktin-miosin sehingga aktivitas uterus menurun dan merupakan drug of choice pada pasien diabetes.

b) Kontra Indikasi : -c) Efek Samping : pulmonary

edema, pada level toksis-hipotensi, paralisis otot, depresi pernafasan.

d) Dosis : 1-2 g diberikan secara IV

Page 12: Kelompok 6_2 Fix

a) Mekanisme Aksi : memicu kematangan paru bayi (menstimulasi sintesis dan pelepasan surfaktan ke ruang alveolus)

b) Kontra Indikasi : -c) Efek Samping : retensi urin dan

garam, hipertensid) Contoh obat

- Betametason: dosis12 mg IM setiap 24 jam diberikan sampai 2x

pemberian (dosis total 24 mg)- Deksametason : 6 mg IM tiap 6 jam,

diberikan sampai 4 kali pemberian (dosis total

24 mg)Menurunkan resiko kematian janin dan

respiratory distress syndrome.

ANTENATAL GLUKOKORTIKOID

Page 13: Kelompok 6_2 Fix

Parameter yang perlu dimonitor setelah pemberian terapi awal

MONITORING DAN FOLLOW UP

1.Monitoring pembentukan kelengkapan organ dengan USG2.Mengecek kematangan paru dengan megambil cairan amniotiknya untuk diukur rasio lesitin/spingomielin, jika >2 : mature lung function3.Monitoring terjadinya kontraksi4.Melakukan tes GBS (Group B Streptococcus )5.Monitoring efek samping obat (terbutalin) : takikardi denyut nadi

Page 14: Kelompok 6_2 Fix

Edukasi yang perlu diberikan untuk pasien

KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI KEPADA PASIEN

a)Cara hitung kontraksi : dijumlahkan antara waktu lamanya kontraksi dan jeda antar kontraksib)Mengurangi aktivitas, menghindari konsumsi makanan yang memicu hiperkontraksi uterus.c)Penyimpanan obat di suhu kamar, tempat kering, dan terhindar dari sinar matahari langsungd)Dianjurkan untuk menggunakan HUAM (Home Uterine Activity Monitoring) untuk menghitung kontraksie)Pasien dianjurkan untuk tidur dengan posisi kaki lebih tinggi (berbaring).Istirahat dengan posisi tubuh seperti itu dapat menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran darah ke ginjal juga lebih banyak sehingga tekanan pada ekstrimitas bawah turun. Hal ini juga dapat mengurangi udem pada pasien.

Page 15: Kelompok 6_2 Fix