kelompok 6
TRANSCRIPT
Hukum – hukum peluruhan bertingkat
Deret radioaktivitas
Kesetimbangan radioaktivitas
PELURUHA BERTINGKAT
SELESAI
Inti radioaktif tidak selalu meluruh dan
menghasilkan inti anak yang stabil. Seringkali
inti anak juga tidak stabil, sehingga terjadi
peluruhan berikutnya yang juga belum tentu
stabil. Setelah beberapa kali meluruh, akan
terbentuk inti yang benar-benar stabil. Tahapan-
tahapan peluruhan tersebut akan mengikuti
suatu urutan yang disebut deret radioaktif.
Peluruhan yang demikian disebut peluruhan
bertingkat
A. Hukum – hukum
peluruhan bertingkat
HUKUM KEKEKALAN DALAM PELURUHAN
BERTINGKAT
1. Hukum Kekekalan energi
hukum kekekalan energi mungkin yang lebih penting
dari semua hukum kekekalan. Hukum ini memberitahu
kita mengenai peluruhan mana yang palingmungkin terjadi
dan memungkinkan kita menghitung eneri diam atau
kinetik dari hasil peluruhan. Sebagai contoh, sebuah inti X
hanya dapat meluruh menjadi sebuah inti X’ yang lebih
ringan. Selain itu, ia memancarkan pula satu atau lebih
partikel yang scara bersamaan kita sebut x, jika massa diam
X lebih besar daripada masa diam total X’ + x. kelebihan
energi masa ini kita sebut nilai Q peluruhan :
mN (X)c² = mN (X’)c² + mN (X)c² + Q
Q = [mN (X) - mN (X’) - mN (X) ] c²
=
2.Hukum Kekekalan momentum linier
jika inti yang meluruh pada awalnya diam , maka
momentum total semua partikel hasil peluruhannya
haruslah nol,
Px’ + Px = 0
biasanya massa partikel atau partikel-partikel x yang
dipancarkan lebih kecil daripada massa inti sisa X’,
sehingga momentum pental Px, menghasilkan energi
kinetik Kx’ yang kecil
3.Hukum Kekekalan momentum sudut
Ada dua jenis momentum sudut: momentum sudut spin s dan
momentum sudut gerak atau orbital I. dalam kerangka diam dalam
inti X, momentu sudut total sebelum peluruhan adalah Sx. Setelah
peluruhan , kita mempunyai sejumlah spin dari inti X’ dan partikel –
partikel x, dan sejumlah momentum sudut I = r x p dari x dan X’.
Dengan demikian hukum ini mensyaratkan bahwa :
Sx = Sx’ + sx + Ix’ + Ix
4. Hukum Kekekalan muatan elektrik
Hukum ini merupakan bagian mendasar dalam seluruh
proses peluruhan dan reaksi. Hukum ini mensyaratkan
bahwa muatan elektrik total sebelum dan setelah
peluruhan haruslah tidak berubah atau sama besar
5. Hukum Kekekalan nomor massa
dalam beberapa proses peluruhan kita dapat
menciptakan beberapa partikel (poton atau elektron,
misalnya) yang tidak hadir selamapeluruhan. Dalam
beberapa proses peluruhan , nomor massa A tetap tidak
berubah karena baik Z maupun N kedua-duanya
sedemikian rupa sehingga mempertahankan jumlah
keduanya tetap.
Proses peluruhan bertingkat
Misalkan N1 adalah inti atom radio aktif
dengan tetapan peluruhan meluruh menjadi
inti atom baru N2 dengan tetapan peluruhan 2,
meluruh lagi menjadi inti atom stabil N3. jika di
analogikan dengan sutu generasi maka inti atom
ke-1 disebut dengan inti atom induk, generasi
ke-2 disebut inti atom anak dan generasi ke-3
inti atom cucu. Seperti di sajikan pada gambar.
2,
Induk Anak Cucu
radioaktif radioaktif stabil
1
N1 N2 N31
Pada saat awal t = 0, N1 = N10, N2 = N3 = 0.
Setelah selang waktu dt, maka laju
perubahan inti anak,induk dan cucu
memenuhi :
1. Kesetimbangan Transien (Transient
Equilibrium)
1 < 2 : umur rerata unsur induk daripada
unsur anak luruh.
2 < 1 : setelah waktu tertentu, unsur anak
(daughter) akan meluruh dengan laju
peluruhannya sendiri.
Berpijak pada persamaan :
B. KESETIMBANGAN RADIO
AKTIVITAS
2. Kesetimbangan Sekuler/Permanen (Permanent or
Secular Equilibrium)
Berdasarkan peluruhan berturutan/ bertingkat
Apabila half life (umur paro) unsur induk sangat lama, jika
dibandingkan dengan unsur anak luruh, 1 << 2, maka persamaan
di atas tereduksi menjadi :
Sebab : 2 - 1 2 , dan e-1
t 1
Selanjutnya waktu peluruhan, t sangat lama
dibandingkan dengan inti anak, yaitu t >> 1/ 2,
teNN 21
10
2
1
2
tteeNN 21
10
12
1
2
maka e - 2t , dapat diabaikan/dihilangkan
Persamaan kesetimbangan sekuler menjadi ;
Yang berarti jumlah N2 atau keberadaan inti anak
konstan. Unsur anak luruh disebut dalam keadaan “
kesetimbangan permanen/sekuler” dengan unsur
induk.
Apabila umur paro unsur anak sangat lama,
maka jumlahnya hampir konstan, yaitu N10 = N1,
sehingga :
Kondisi “permanent or secular equilibrium”menjadi
1
2
1
2NN
2211NN
211221/// NNatau
10
2
1
10
2
1
201 NNN
Dalam proses peluruhan radioaktif, nomor massa A inti induk
akan berubah dengan 4 satuan (peluruhan alfa) atau A tidak
berubah (peluruhan beta). Karena itu nomor massa A dari isotop-
isotop anggota peluruhan berantai, pasti meluruh dengan kelipatan
4. Dengan demikian ada empat deret yang mungkin dengan
nomor massa A, yang dapat dinyatakan dengan rumus 4n, 4n + 1,
4n + 2, 4n +3, dengan n adalah bilangan bulat.
Masing-masing deret radioaktif diberi nama dengan inti induknya.
Deret radioaktif 4n + 2 diberi nama deret uranium. Deret
radioaktif 4n + 3 diberi nama deret aktinium. Deret 4n diberi
nama deret deret Thorium dan deret 4n + 1 diberi nama deret
Neptunium.
C. DERET RADIOAKTIV
Anggota deret (4n+1) dengan umur
terpanjang adalah , suatu pemancar alfa
dengan waktu paro 2 x 106 tahun. Semua
anggota deret ini diperoleh secara buatan dengan
hasil akhir yang stabil
Deret radioaktif menggambarkan bentuk
transformasi dan masing-masing deret terdiri dari
urutan produk nuklida anak yang semuanya dapat
diturunkan dari nuklida induk.
Keempat deret unsur radioaktif tersebut adalah:
1) Deret Thorium
Deret Thorium merupakan deret yang diawali unsur
92Th232 (inti induk) dan diakhiri unsur 87Pb208 sebagai
unsur yang stabil, dengan melalui 7 peluruhan α dan 5
peluruhan β. Deret ini disebut juga deret (4n), karena
deret Thorium memiliki nomor massa yang dinyatakan
oleh bilangan 4n, dengan n adalah bilangan bulat positif.
Peluruhan 83Bi212 dapat berlangsung melalui
pemancaran sinar alfa, kemudian pemancaran beta dalam
urutan terbalik.
2) Deret Neptunium
Deret Neptunium merupakan deret yang diawali unsur (inti
induk) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil, dengan
melalui 8 peluruhan α dan 5 peluruhan β. Deret ini disebut juga
deret (4n+1).
3) Deret Uranium
Deret Uranium merupakan deret yang diawali unsur (inti
stabil) dan diakhiri unsur sebagai unsur yang stabil, dengan
melalui 9 peluruhan α dan 7 peluruhan β. Deret ini disebut juga
deret (4n+2). Peluruhan ini dapat berlangsung dengan
pemancaran sinar alfa kemudian beta atau dengan urutan yang
terbalik. Tiap deret mempunyai deretan yang cukup panjang
sampai akhirnya menjadi inti stabil.
4) Deret Aktinium
Deret Aktinium merupakan deret yang
diawali unsur (inti induk) dan diakhiri unsur
sebagai unsur yang stabil, dengan melalui 9
peluruhan α dan 6 peluruhan β. Deret ini disebut
juga deret (4n+3). Peluruhan dapat berlangsung
dengan pemancaran sinar alfa kemudian beta
atau dengan urutan yang terbalik.