kelompok 3_asuhan keperawatan gawat darurat pada spina cord injury dan kompresi

Upload: herman-adicandra

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    1/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Cedera medulla spinalis paling umum terjadi pada orang dewasa muda

     berusia 16 sampai 30 tahun. Kebanyakan adalah pria 82% dan wanita 18%.

    ampir !0% C"# diakibatkan oleh ke$elakaan motor. atuh dihitung kira&

    kira 20'8% dari C"#' tindakan kekerasan 1('6% dan olahraga 1('(%.

    )tiologi ber*ariasi dalam kelompok berbeda tergantung pada latar belakangusia' jenis kelamin' dan ras atau etnik. Ke$elakaan motor banyak terjadi pada

    usia 1! sampai 30 tahun' tetapi pada usia lebih dari 60 lebih banyak 

    mengalami $edera karena jatuh.

    arus diingat dan diperhatikan bahwa setiap $edera atas kla*ikula $uriga

    terjadinya patah+,raktur ser*ikal. Cedera pada daerah spinal hampir sebagian

     besar mengalami $edera pada tulang lehernya. "aka dari itu setiap penolong

    yang akan melakukan pertolongan harus mengetahui prinsip penanganan

    dasar untuk korban dengan $edera spinal ini' karena jika tidak mengetahuinya

    dapat mempengaruhi prognosis korban. Cara penanganan harus hati&hati dan

    ingat bahwa manipulasi yang berlebihan serta immobilisasi yang tidak 

    adekuat akan menambah $edera tulang belakang dan kerusakan neurologik.

    Cedera sumsum tulang belakang merupakan kelainan pada masa kini

    yang banyak memberikan tantangan karena pola trauma serta kemajuan

    dibidang penatalaksanaannya' kalau dimasa lalu $edera tersebut lebih banyak 

    disebabkan oleh jatuh dari ketinggian seperti jatuh dari pohon kelapa' pada

    masa kini penyebabnya lebih beraneka ragam seperti ke$elakaan lalu lintas'

     jatuh dari tempat ketinggian' dan ke$elakaan olah raga.

    -erawatan awal setelah terjadi $edera kepala medula spinalis ditujukan

     pada pengembalian kedudukan tulang dari tempat yang patah atau dislokasi.

    angkah&langkahnya terdiri dari immobilisasi sederhana' traksi skeletal'

    tindakan bedah untuk membebaskan kompresi spina. #angat penting untuk 

    1

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    2/31

    mempertahankan tubuh dengan tubuh dipertahankan lurus dan kepala rata.

    Kantong pasir mungkin diperlukan untuk mempertahankan kedudukan tubuh

    B. Tujuan Penulisan

    1. /ujuan mum

    #etelah membahas makalah ini mahasiswa dapat memahami konsep

    dasar suhan Keperawatan gawat darurat pada klien dengan $edera

    medulla spinalis.

    2. /ujuan Khusus

    /ujuan khusus dalam pembuatan makalah ini

    a. "emahami Konsep asar Kegawatdaruratan Cedera "edulla#pinalis.

     b. "emahami dan menjelaskan -engertian' )tiologi' "ani,estasi Klinis

    #erta -enatalaksanaan Kegawatdaruratan Cedera "edulla #pinalis.

    $. "emahami dan menjelaskan suhan

    Keperawatan Kegawatdaruratan Klien engan Cedera "edulla

    #pinalis.

    C. Metode Penulisan

    alam metode penulisan makalah ini kami menggunakan metode

    deskripti,' yang diperoleh dari literature dari berbagai media baik buku

    maupun intejikan dalam bentuk makalah

    D. Sistematika Penulisan

    dapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut

    44 5 -endahuluan yang terdiri atas latar belakang' tujuan penulisan'

    metode penulisan' sistematika penulisan.

    44 55 /ujuan teoritis yang terdiri atas konsep dasar kegawatdaruratan'

    de,inisi' etiologi' pato,isiologi' mani,estasi klinis' penatalaksanaan'dan

     pemeriksaan penunjang pada klien dengan $edera medulla spinalis.

    44 555 suhan keperawatan pada klien dengan $edera medulla spinalis

    yang terdiri atas pengkajian' diagnosa keperawatan' peren$anaan

    keperawatan.

    44 5 -enutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran

    2

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    3/31

    BAB II

    LANDASAN TE!I

    . e,inisi

    Cedera medula spinalis adalah $edera yang mengenai ser*ikalis

    *ertebratalis dan lumbalis akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang

     belakang.74runner #uddarth' 20029

    /rauma medulla spinalis adalah $edera yang mengenai ser*ikalis'

    *ertebra' dan lumbal akibat trauma seperti jatuh dari ketinggian' ke$elakaanlalu lintas' ke$elakaan olah raga' dan sebagainya. 7ri, "utta:in' 20089

    ;ambar2.1 #pinal Cord 5njury

    4. )tiologi

    Cedera sumsum tulang belakang terjadi akibat patah tulang belakang dan

    terbanyak mengenai daerah ser*ikal dan lumbal. Cedera terjadi akibat

    hiperre,leksi' hiperekstensi' kompressi' atau rotasi tulang berakang. aerah

    torakal tidak banyak terjadi karena banyak terlindung dengan struktur toraks.

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    4/31

    ,ase awal setelah trauma tidak dapat dipastikan apakah gangguan ,ungsi

    disebabkan oleh kerusakan sebenarnya dari jaringan sara, atau disebabkan

    oleh tekanan' memar' atau edema.

    C. "ekanisme Cedera

    -erawat perlu mengenal mekanisme trauma yang terjadi pada tulang

     belakang yang memungkinkan gangguan pada medulla spinalis meliputi

    1.

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    5/31

    Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan ,leksi lateral

    akan menyebabkan ,raktur pada komponen lateral' yaitu pedikel'

    ,oramen *ertebra' dan sendi ,aset.

    6.

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    6/31

    dan terjadi lesi' $ontusio' laserasio dan pembengkakan daerah tertentu di

    medulla spinalis.

    aserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang

     belakang se$ara langsung karena tertutup atau peluru yang

    mematahkan+menggeserkan ruas tulang belakang 7,raktur dan dislokasi9. esi

    tran*ersa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena 7segmen

    trans*ersa9. ematomiela adalah perdarahan dalam medulla spinalis yang

     berbentuk lonjong dan bertempat disubstansia grisea. /rauma ini bersi,at

    ?whiplashB yaitu jatuh dari jarak tinggi dengan si,at badan berdiri' jatuh

    terduduk' terdampar eksplosi atau ,raktur dislokasio. Kompresi medulla

    spinalis karena dislokasi' medulla spinalis dapat terjepit oleh penyempitan

    kanalis *ertebralis.

    #uatu segmen medulla spinalis dapat tertekan oleh hematoma ekstra

    meduler traumati$ dan dapat juga tertekan oleh kepingan tulang yang patah

    yang terselip diantara durameter dan kolumna *ertebralis. ;ejala yang dapat

    sama dengan sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor' kista dan

    abses didalam kanalis *ertebratalis.

    -enyebab utama $idera spinal pada orang dewasa berdasarkan angka

    kejadian tersering dalah sebagai berikut

    1. /abrakan mobil

    2. Ke$elakaan penyelaman pada perairan dangkal

    3. /abrakan sepeda motor 

    (. atuh dan $idera lain

    -enyebab utama $edera spinal pada anak&anak adalah

    1. atuh dari ketinggian 72&3 kali tinggi badan penderita9

    2. atuh dari sepeda3. /ertabrak kendaraan bermotor 

    "enurut udak ;allo dalam buku keperawatan kritis' jenis&jenis

     pembagian $edera medulla spinalis dapat dibagi sebagai berikut

    1. Lesi Komplet Vs Inkomplet 

    /ingkat $edera medulla spinalis dide,inisikan dengan jumlah segmen

    spinalis paling distal yang tidak terlibat. Kemampuan ,ungsional pada

    tingkat yang tidak terlibat. Kemapuan ,ungsional pad atingkat yang

     berbeda dari $edera medulla spinalis tidak tentukan sepenuhnya pada

    6

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    7/31

    setiap pasien. -enampilan ,ungsional dapat ber*ariasi pada semua pasien

    yang sangat tergantung apakah lesi itu komplet atau inkomlpet. esi

    inkomplet bearti penyelamatan serabut motorik atau sensorik 7atau

    keduanya9 dibawah tingkat lesi komplet bearti kehilangan total

     pengendalian otot *olunter dan sensasi dibawah tingkat $edera tersebut.

    4ila $edera medulla spinalis inkomplet' segmen distal dari lesi tersebut

    masih baik walaupun tingkat kerusakan tulang terjadi pada daerah yang

    lebih tinggi. #ebagai $ontoh' $edera tingkat ortopedik' mungkin ,raktur 

    C!' tetapi pasien se$ara neurologis utuh pada C6. Karena penting untuk 

    mengetahui pada tingkat berapakan penampilan pasien yang baik' pada

    tingkat neurologis mana klien dapat melakukannya lebih penting

    daripada pengetahuan mengenai letak $edera ortopedik.

    4ila membi$arakan medulla komplet' $edera tingkat ortopedik 

    mungkin sama dengan tingkat neurologis. /idak ada segmen distal pada

    $edera terlindungi. #eseorang dengan $edera spinal komplet akan

    mengikuti se$ara dekat peta dermatom untuk tingkat kehilangan sensori.

    2. Cedera sevikal 

    a. Lesi C1-C4

    -ada lesi C1&C(' otot trapeius' sternomastoid' dan otot platisma

    masih ber,ungsi. Dtot dia,ragma dan otot interkostal mengalami

     paralisis dan tidak ada gerakan *olunter 7baik se$ara ,isik maupun

    ,ungsional9. ibawah transeksi spinal tyersebut kehilangan sensori

     pada tingkat C1 melalui C3 meliputi daerah oksipital' telinga' dan

     beberapa daerah wajah. Kehilangan sensori diilustrasikan olehdiagram dermatom tubuh.

    -asien dengan :uadreplegia pada C1' C2' atau C3 membutuhkan

     perhatian penuh karena ketergantungan terhadap *entilator mekanis.

    Drang ini juga tergantung pada semua akti*bitas sehari&hari seperti

    makan' mandi' dan berpakaian. #eseorang dengan $edera pada

    tingkat ini dapat mengoperasikan kursi roda listrik 7memiliki

    7

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    8/31

    sandaran kepala yang tinggi9 dengan mengendalikan dagu dan

     pernapasan.

    Euadriplegia pada C( biasanya juga memerlukan *entilator 

    mekanis tetapi mungkin dapat dilepaskan dari *entilator se$ara

    intermiten. -asien biasanya tergantung pada orang lain memenuhi

    kebutuhan hidup sehari&hari' meskipun dia mungkin dapat makan

    sendiri debgan alat khusus. -asien ini masih memerlukan kursi roda

    listrik' meskipun pengendalian terhadap kepala yaitu dengan

    menggunakan sandaran kursi pada bagian kepala tidak penting.

    b. Lesi C5

    #ila segmen C! medulla spinalis mengalami kerusakan' ,ungsi

    dia,ragma rusak sekunder terhadap edema pas$a trauma akut.

    -aralisis interstinal dan dilatasi lambung dapat disertai dengan

    depresi pernapasan. )kstermitas atas mengalamoi rotasi kearah luar 

    sebagai akibat dari kerusakan otot supraspinosus dan otot

    in,raspinosus. 4ahu dapat diangkat karena tidak ada kerja

     penghambat dari le*ator skapula dan otot trapeius. #etelah ,ase

    akut' re,leks dibawah tingkat lesi menjadi berlebihan. #ensasi ada

     pada daerah leher dan triangular anterior dari daerah lengan atas.

    Euadriplegia pada C! biasanya mengalami ketergantungan

    terhadap akti*itas seperti mandi' menyisir rambut' men$ukuir' tetapi

     pasien mempunyai koordinasi tangan dan mulut yang baik' yang

    memungkinkan untuk makan sendiri atau dengan alat penyokong.

    -ada pengguaan bantuan mekanis' pasien ini biasanya dapat menulis.

    Kursi roda listrik lebih disukai pada :uadriplegia C! meski kursi

    roda manual dapat diatur bila mempunyai pasak empat persegi

    7projeksi tepi tangan yang memungkinkan gerakan lebih mudah dari

    kursi roda9. #eorang dengan $edera tingkat ini dapat dimanipulasi

    dari kursi roda sangat melelahkan.

    c. Lesi C6  

    8

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    9/31

    -ada lesi segmen C6' distres pernapasan dapat terjadi karena

     paralisis intestinal dan edema asenden dari medulla spinalis. 4ahu

     biasanya naik' dengan lengan abduksi dan lengan bawah ,leksi. 5ni

    karena akti*itas terhambat dari deltoid' bisep' dan otot

     brakhioradialis. -emulihan ,ungsi pada trisep tergantung pada

     perbaikan posisi lengan 7lengan bawah ekstensi' lengan abduksi9.

    #ensasi tetap pada aspek lateral dari lengan dan aspek dorsolateral

    dari lengan bawah.

    Euadriplegia C6 tetap mandiri dalam banyak kebutuhan higiene

    dan kadang&kadang berhasil dalam memakai dan melepaskan

     pakaian melalui ekstermitas bawah. -asien ini mandiri dalam makan

    dengan atau tanpa bantuan meklanis. kti*itas kerja ringan di rumah

    dapat dilakukan' dan orang tersebut mampu untuk mengendalikan

    mobil dengan kontrol tangan.

    Euadriplegia C6 tetap mandiri dalam banyak kebutuhan higiene

    kadang&kadang berhasil dalam memakai dan melepaskan pakaian

    melalui ekstermitas bawah. -asien ini mandiri dalam makan atau

    tanpa bantuan mekanik. kti*itas kerja ringan dirumah dapat

    dilakukan' dan orang tersebut mapu mengendalikan mobil dengan

    kontrol tangan.

    d. Lesi C7 

    esi medulla pada tingkat C> memungkionkan otot dia,ragma

    dan aksesori untuk mengkompensasi otot abdomen dan interkostal.

    )kstermitas atas mengambil posisi yang sama seperti pada lesi C6.

    mempunyai potensi hidup mandiri tanpa perawatan

    dan perhatian khusus. -emindahan mandiri seperti berpakaian dan

    melepas pakaian melalu ekstermitas atas dan bawah' makan' mandi'

     pekerjaan rumah yang ringan dan memasak.

    e. Lesi C8

    9

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    10/31

    -osisi abnormal dan ekstermitas tidak terjadi pada lesi C8

    karena adduktor dan rotator internal mampu meniadakan antagonis.

    Dtot latisimus dorsi dan trapeius $ukup kuat untuk menyokong

     posisi duduk. ipotensi postural dapat terjadi bila pasien ditinggikan

     pada posisi duduk karena kehilangan kontrol *asomotor. ipotensi

     postural ini dapat diminimalkan dengan pasien berubah se$ar 

     bertahap dari berbaring ke posisi duduk. ari tangan pasien biasanya

     pada posisi men$engkram.

    Euadriplegia C8 harus mampu untuk hidup mandiri. Drang ini

    mandiri dalam berpakaian' melepaskan pakaian' mengemudikan

    mobil' merawat rumah dan perawatan diri.

    . Cedera !orakal 

    a. Lesi !1-!5

    esi pada region /1&/! dapat menyebabkan pernapasan dengan

    dia,ragmatik. '/8 margin kostal bawah

    /10 umbilikus

    10

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    11/31

    Respons psikologis Kecemasan Paralisis ekstermitas atas

    Fraktur kompresi bai !igamen utu"

    #pasme otot

    $ambatan mobilitas

    Kompresi kor%a#pasme ototRisti inuri

     &in%akan %ekompresi %an stabilisasi'ktual(risiko) Pola napas ti%ak e*ekti*+ ,ura" antung menurunKompresi %iskus %an komprei akar sara* %i sisin-a

    .-eri

    Fase asu"an perioperati* Prognosis pen-akit

    ,e%era spinal ti%ak stabil ,e%era spinal stabil

     &rauma pa%a ser/ikalis tipe ekstensi

    Fraktur subluksasi %isloksasi kompresi %iskus robekn-a ligamentum %an kompresi akar sara* 

     &rauma pa%a ser/ikalis tipe eksi

    /12 lipat paha

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    12/31

    ;. Komplikasi

    Komplikasi yang bisa terjadi pada $edera medulla spinalis antara lain

    1. "asalah pulmoner 

    2. lkus stres

    3. isre,leksia otonomik 

    (. iperkalsemia

    !. "asalah tulang' sendi' dan otot

    6. #indrom nyeri kronis

    >. -enyalahgunaan at

    8. 5skemia medulla spinalis

    . -emeriksaan -enunjang

    /es diagnostik pada pasien dengan C"# meliputi pengkajian radiogra,i

    dari ,raktur bspinal dan kemungkinan kompresi medulla. "G5 juga dapat

    digunakan untuk mengkaji jumlah kompresi medulla dan jenis $edera dimana

    medulla spinalis berlanjut 7mis' hemoragi atau edema9. C/$an akan

    menggambarkan struktur spinal dan perispinal.

    /omogra,i atau politomogra,i dilakukan dengan C/&s$an pada berbagai

    area' tetapi masih digunakan untuk mengkaji $edera tulang se$ara luas.

    #omatosensori menyebabkan potensial dapat di$atat untuk membuat

     prognosis lebih jelas. #ara, peri,er dibawah tingkat $edera dirangsang dan

    respon neurologis 7potensial penyebab9 direkam dari korteks serebral melalui

    elektroda kulit kepala.

    /erdapat banyak pemeriksaan diagnostik yang penting dilakukan untuk 

    menentukan ,ungsi kandung kemih. #alah satunya adalah pielogram

    intra*ena' yang merupakan seri radiogra,i yang menunjukan ukuran' lokasi

    dan kon,igurasi ginjal' ureter' dan menggambarkan kandung kemih.

    #istoskopi adalah pemeriksaan yang memungkinkan *isualisasi langsung dari

    kandung kemih dan uretra. 4atu' in,eksi' atau tumor pada kandung kemih

    dapat didiagnosa. -emeriksaan urodinamik sangat membantu pada pasien

    dengan C"#. -emeriksaan ini menentukan mekanis dari pengisian dan

     pengosongan kandung kemih. asil dari pemeriksaan ini dapat menentukan

     jenis terbaik progam kandung kemih yang akan diberikan kepada pasien.

    12

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    13/31

    5. -enetalaksaan "edis

    1. #tabilisasi emodinamik 

    #elama periode awal pas$a $edera' penatalaksaan medis sering

     ber,okus pada pengaturan tekanan darah dan ,rekuensi jantung. -er,usi

     jaringan yang adekuat ke medulla spinalis serta ke organ *ital lainnya

    seperti ginjal perlu untuk dipenuhi. -enggantian $airan intra*ena se$ara

    hati&hati akan memberikan hidrasi tanpa menyebabkan kelebihan $airan.

    asopresor mungkin tidak diperlukan untuk mempertahankan tekanan

    darah selama syok spinal' tetapi bila tekanan darah tidak $ukup memadai

    untuk mempertahankan per,usi jaringan pada organ *ital tubuh maka biasanya digunakan dopamin dengan dosis rendah. 4radikardi selama

    syok spinal mungkin juga tidak membutuhkan tindakan' tetapi jika

    diperlukan atropin dapat digunakan untuk memper$epat ,rekuensi

     jantung.

    2. ekompresi dan 5mobilisasi "edulla

    ekompresi medulla dengan mensejajarkan kembali kanal spinal

    sering menjadi perhatian awal. Geduksi tertutup pada ,raktur ser*ikal

    seringkali dilakukan dengan traksi angka. Geduksi bedah dapat

    diindikasikan untuk ,raktur spinal lain. #tabilisasi bedah dilakukan

    dengan menempatkan batang arrington' dengan lamektomi dan ,usi'

    atau dengan ,usi anterior. /ulang untuk ,usi biasanya diambil dari pun$ak 

    iliaka' tibia' atau iga.

    3. -ernapasan

    -enatalaksaan pernapasan meliputi trakeostomi' *entilasi mekanis'

    atau pengobatan pernapasan sering dan batuk bantuan' tergantung pada

    tingkat $edera.

    (. =utrisi

     =utrisi merupakan perhatian signi,ikan bahwa selama ,ase akut

    $edera' harus tidak dilupakan sementara stabilisas hemodinamik 

    diperhatikan. =utrisi optimal diperlukan untuk pen$apaian stabilitas ini.

    4ila pasien mengalami keseimbangan nitrogen akti,' ini menimbulkan

    13

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    14/31

    kerusakan kulit' penyembuhan jaringan buruk' dan kurang energi untuk 

    upaya rehebilitati,. #tres dari jenis $edera ini meningkatkan kebutuhan

    kalori. Kebutuhan kalori harus dihitung untuk menjamin dukungan

    nutrisi yang adekuat' tetapi tidak berlebiahan.

    !. "obilisasi ini

    "obilisasi segera dengan perubahan posisi dan postur merupakan

     perhatian medis pertama untuk men$egah komplikasi seperti hipotensi

     postural' statis urine' dan komplikasi lain dari imobilisasi. "obilisasi dini

     juga memperbaiki pandangan psikologis pasien terhadap rehabilitasi dan

     proses penyembuhan.

    6. /indakan terhadap 5leus -aralitik 

    -enetalaksaan medis awal meliputi status puasa untuk pasien'

    terutama pada pasien $edera&ser*ikal' dan sering dipasang selang

    nasogastrik' dengan pengisapan intermiten' untuk ileus paralitik yang

    sering menyertai C"#. -eristaltik harus dirangsang segera saat bising

    usus ada. 5ni dapat dilakukan dengan aman dengan pelunak ,eses' laksati, 

    ringan' atau supositoria. )nema' yang bukan jenis retensi&minyak harus

    dihindari karena resiko per,orasi usus tinggi.

    >. -enatalaksaan -erkemihan

     =ekrosis tubuler akut dapat terjadi selama (8 jam pertama $edera

    sebagai akibat dari hipotensi. -emasangan kateter urine indwelling perlu

    untuk memungkinkan pengukuran per jam dari haluan urine selama ,ase

    ini' dengan tujuan sedikitnya 30 ml+jam. Keseimbangan $airan dan

    elektrolit harus dipantau dengan ketat. -englepasan kateter indwelling

    segera saat syok spinal membaik akan menurunkan resiko in,eksi.

    -embuatan dini progam kandung kemih yang tepat akan membantu

    meningkatkan kemandirian. Kateter suprapubik dapat diindikasikan

    untuk :uadriplegia tingkat&tinggi tanpa koordinasi motorik untuk 

    melakukan kateterisasi intermiten.

    8. Dbat&obatan

    14

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    15/31

    /rauma pada medulla spinalis tampak sebagai akibat proses oto&

    destrukti, yang se$ara progesi, memperlabat aliran darah medulla spinalis.

    -enelitian saat ini menunjukan bahwa metilprednisolon pada dosis besar 

    dimulai dalam 8 jam $edera' memperbaiki ,ungsi motorik dan sensorik 

     pada pasien dengan C"# akut. "ekanisme pasti dari kejadian tidak jelas'

    meskipun diperkirakan menjadi tiga kali lipat ,asilitasi jalannya implus

    medulla spinalis' pen$apaian aliran darah medula spinalis' dan penurunan

     peroksidasi lipid spinal.

    eparin dosis rendah dapat digunakan se$ara pro,ilaksis terhadap

    trombosis *ena' meskipun masih merupakn kontro*ersi

    terhadap kee,ekti,annya.

    Dbat&obatan perlu dalam pembuatan progam kandung kemih. #ebagai

    $ontoh' H&bloker dapat diindikasikan untuk pasien dengan s,ingter internal

    spastik atau kaku' klolinergik untuk pasien dengan retensi urine' obat

    antispatik untuk pasien dengan s,ingter perkemihan eksternal spatik atau

    kaku' atau relaksan detrusor untuk pasien dengan spame kandung kemih.

    . -enatalaksnaan Kolaborati, 

    1. 5mobilisasi #pinal

    -erawatan harus dilakukan ketika memindahkan pasien untuk 

    men$egah kerusakan *etebra dan medulla spinalis yang tidak stabil.

    -asien dapat ditahan dengan log-rolled di unit untuk mempertahankan

    kesejajaran *ertebra. 4ila pasien dengan alat halo' perawatan harus

    dilakukan untuk m'enggunakan perangkat keras dari rompi untuk memindahkan pasien.

    2. Kontrol #uhu

    Cedera nedulla spinalis dialiran keluar torako&lumbal dari sistem

    sara, simpatis memustuskan hubungan mekanisme termoregulasi talamik.

    #ebagai akibatnya' pasien gagal untuk berkeringat melepaskan panas

    tubuh dan tidak terjadi *asokontriksi' mengakibatkan ketidakmampuan

    15

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    16/31

     pasien untuk menggigil pada peningkatan panas tubuh. erajat kontrol

    dan dis,ungsi termal se$ara langsung proporsional terhadap luasnya area

    tubuh pada kehilangan regulasi termal. Karenanya' :uadreplegia

    mempunyai kesulitan waktu termoregulasi lebih banyak dari pada

     paraplegia.

    ipotermia biasanya dapat diatasi dengan menggunakan selimut

     penghangat. #elimut pemanas listrik atau botol&botol air panas dapat

    memberikan bahaya untuk bagian tubuh tak ada sensasi. paya dibuat

    untuk menstabilkan suhu tubuh di atas 3!'8o C. alam jangka panjang '

    kontrol termal dapat diperbudah dengan menggunakan pakaian yang

    tepat sesuai kondisi $ua$a.

    3. -en$egahan /rombosis ena dalam

    /indakan untuk men$egah trombosis *ena dalam 7/9 meliputi

    stoking antiembolik. #elama ,ase akut' alat yang se$ara berurutan

    menekan ekstermitas bawah digunakan. 4eberapa pusat C"#

    menggunakan antikoagulasi pro,ilaktikA yang lainnya memper$ayakan

     pada latihan gerak dan mobilisasi dini. /empat tidur GotoaGest juga

    disediakan untuk digunakan pada pen$egahan komplikasi iniA ini

    mempertahankan pasien pada gerakan kontinu. Gangsangan listrik 

    ,ungsional adalah teknologi dimana' dengan bantuan komputer 

    memberikan rangsangan neurologik listrik yang menyebabkan kontraksi

    otot serta gerakan serta akti*itas ,ungsional dari ekstermitas paralisis.

    iperkoagulibitas dari darh pasien diminimalkan dengan menjamin

    hidrasi adekuat' dan bila pasien C"# wanita menggunakan pil K4'

    mereka harus menghentikannya. -asien harus diberi penyuluhan tentang

     bahaya pil K4.

    ena kaki harus tidak digunakan pada sisi mana dilakukan

     pengambilan darah ini ditakutkan akan menimbulkan trauma dinding

     pembuluh darah yang meningkatkan agregasi trombosit dan

     pembentukan bekuan. -erokok harus dianjurkan untuk berhenti' karena

    16

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    17/31

    dianggap nikotin menyebabkan *asokontriksi' sehingga memperlambat

    aliran darah ke peri,er.

    (. -enatalaksaan -erkemihan

    #asaran rentang panjang dari penatalaksanaan kandung kemih' tanpa

    memperhatikan tingkat lesi' adalah $ara&$ara dimana kandung kemih

    kososng se$ara kontinu' urine steril' dan pasien tetap kontinen. /ujuan

    akhir adalah memungkinkan pasien bebas dari kateter' dengan

     pemeriksaan residu urine konsisten rendah' tidak ada in,eksi saluran

     perkemihan' dan tidak ada bukti kerusakan pada struktur saluran

     perkemihan atas.

    #atu metode dari penatalaksanaan kandung kemih dilakukan dengan

    kateterisasi intermiten' dan ini dapat dilakukan pada ,ase pemulihan dini

    setelah syok spinal telah membaik. /ujuan progam ini untuk melatih otot

    detrusor untuk membebaskan klien dari kateter. Keuntungan metode ini

    adalah tidak adanya iritan tersisa dalam kandung kemihA sebagai

    akibatnya' resiko in,eksi saluran perkemihan' abses periuretral' dan

    epididimis dapat dikurangi.

    -ada metode ini pasien awalnya dikateterisasi setian ( jam.

    -en$atatan meliputi jumlah berkemih dan jumlah residu. 4ila terdapat

    residu lebih dari !00ml' ,rekuensio kateterisasi harus ditingkatkan samapi

    residu dibawah jumlah tersebut.spesimen urine diambil untuk kultur dan

    sensi*itas pada saat mulainya progam. "asukan $airan diantara

    kateterisasi dapat diturunkan saat jumlajh berkemih meningkat atau saat

     jumlah residu turun.

    #ebelum prosedur kateterisasi pasien dibantu untuk mengosongkan

    kandung kemih dengan manu*er Crede dan alsa*a dan dilatasi. "etode

    ini merangsang lengkung re,leks sakral.

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    18/31

    K. -enatalaksanaan Kedaruratan

     Penetalaksaan pasien segera ditempat kejadian adalah sangat penting,

    karena penatalaksaan yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan dan

    kehilangan neurologik. Korban ke$elakaan kendaraan bermotor' $edera olah

    raga' jatuh' atau trauma langsung pada kepala dan leher harus

    dipertimbangkan mengalami $edera medulla spinalis.

    1. itempat ke$elakaan' korban harus dimobilisasi pada papan spinal

    7punggung9' dengan kepala dan leher lam posisi netral untuk men$egah

    $edera komplit.

    2. #alah satu anggota tim harus mengontol kepala pasien untuk men$egah

    ,leksi' rotasi' atau ekstensi kepala.

    3. /angan ditempatkan pada kedua sisi dekat telinga untuk 

    mempertahankan traksi dan kesejajaran sementara papan spinal atau alat

    imobilisasi ser*ikal dipasang.

    (. -aling sedikit empat orang harus mengangkat korban dengan hati&hati

    keatas papan untuk dipindahkan kerumah sakit. danya gerakan memutar 

    dapat merusak medulla spinalis ire*esibel yang menyebabkan ,ragmen

    tulang *etebrata terputus atau patah.

    18

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    19/31

    BAB III

    ASUHAN "EPE!A#ATAN "LIEN DEN$AN CEDE!A

    MEDULLA SPINALIS

    A. Pengkajian

    -enting bagi perawat untuk mengetahui bahwa setiap adanya riwayat

    trauma pada ser*ukal merupakan hal yang penting diwaspadai. /ingkat

    kehati&hatian dari perawat yang tinggi dapat men$egah $edera spinal ser*ikal

    yang stabil dapat tidak menjadi $edera spinal yang tidak stabil karena pada

    setiap ,ase awal kondisi trauma ser*ikal' perawat adalah orang yang pertama

    dan paling sering melakukan inter*ensi.

    5mplikasi dari hal di atas adalah kewaspadaan perawat untuk menjaga

    kesejajaran dari tulang belakang untuk menghindari risiko tinggi injuri pada

    korda' maka pada saat pengkajian harus dilakukan se$ara sistematis dan

    rasional agar pada ,ase pengkajian dan saat setiap inter*ensi yang diberikan

    tidak merusak kestabilan dari tulang belakang.

    danya riwayat trauma ser*ikal harus dikaji sepenuhnya untuk me$ari

    ada tidaknya $edera spinal. ntuk melakukan hal tersebut' pakaiannya

    mungkin terpaksa di potng dari badannya sehingga sedikit mungkin

    mengganggu posisi kenetralan leher. danya keluhan nyeri atau kekakuan

     pada leher atau punggung harus ditanggapi se$ara serius' sekalipun klien

    dapat berjalan atau bergerak tanpa banyak mengalami gangguan. /anyakanlah

    mengenai rasa baal' paraestesia' atau kelemahan pada ekstermitas atas dan

     bawah.

    "ekanisme trauma dari riwayat ke$elakaan dapat memberi petunjuk 

    yang penting seperti jatuh dari tempat tinggi' $edera akibat terjun' benturan

     pada kepala' tertimpa reruntuhan atau ambruknya langit&langit' atau sentakan

    mendadak pada leher akibat tubrukan dari belakang 7whisplash injury9 ini

    19

    "anipulasi pada tulang belakang yang tidak rasional dapat merusak 

    kestabilan dari struktur ser*ikal 7tulang' diskus' ligamentum' dan medula

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    20/31

    semua merupakan penyebab kerusakan spinal yang sering ditemukan.

    /anyakan apakah klien yang mengalami $edera sebelumnya' menggunakan

    obat&obatan' atau jatuh setelah menggunakan alkohol.

    -ada status emergensi klien dengan riwayat trauma ser*ikal yang jelas

    dan diindikasikan $edera spinal tidak stabil' apabila pengkajian anamnesis

    dapat dilakukaan maka status jalan napas klien optimal dan anamnesis

    diusahakan ter,okus pada pengkajian primer' karena pada ,ase ini klien

     berisiko tinggi untuk mengalami kompresi korda yang berdampak pada henti

     jantung&paru. 5mplikasi dari situasi ini adalah pengkajian primer dilakukan

    disertai inter*ensi dengan suatu hal yang prinsip untuk selalu menjaga posisi

    leher+ser*ikal dalam posisi netral dan kalau perlu klien dipasang ban ser*ikal.

    pabila pada kondisi ditempat kejadian di mana klien mengalami $edera

    spinal ser*ikal tetapi masih memakai helm' maka diperlukan teknik melepas

    helm dengan tetap menjaga posisi leher dalam posisi netral. #elanjutnya peran

     perawat dalam melakukan transportasi dari tempat kejadian ke tempat

    inter*ensi lanjutan trauma ser*ikal di G# harus dilakukan se$ara hati&hati'

     peran monitoring dan kolaborasi untuk se$epatnya untuk dilakukan

    stabilisasi.

    -engkajian lanjutan di rumah sakit tetap memperhatikan kondisi

    stabilisasi pada ser*ikal danmonitoring pada jalan napas. -ada setiap

    melakukan transportasi klien' perawat tetap mempriorotaskan kesejajaran dari

    kur*atura tulang belakang dengan tujuan untuk menghindari risiko injuri pada

    spinal dengan teknik pengangkatan $ara log rolling dan menggunakan long

     ba$kboard.

    B. Pemeriksaan %isik 

    Kaji keadaan umum 7K59' //' adanya de,isit neurologis' dan status

    kesadaran pada ,ase awal kejadian trauma' terutama pada klien yang

    diindikasikan $edera spinal tidak stabil. #etiap didapatkan adanya perubahan

     pada K'//' de,isit neurologis' dan tingkat kesadaran se$ara bermakna

    harus se$epatnya dilakukan kolaborasi dengan dokter.

    20

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    21/31

    e,ek neurologis ditentukan oleh lokasi dan kekuatan trauma. #yok spina

    terjadi bila trauma terjadi pada ser*ikal atau setinggi torasik. /eknik 

     pemeriksaan $olok dubur dengan menilai re,leks bulboka*ernosus untuk 

    merasakan adanya re,leks jepitan pada s,inger ani pada jari akibat stimulus

    nyeri yang kita berikan pada glans penis atau klitoris atau dengan menarik 

    kateter untuk menilai apakah klien mengalami syok spinal. ;ejala awal syok'

    klien akan mengalami paralisis' kehilangan re,leks tendon dan abdominal'

    re,leks 4abinski positi, dan terjadinya retensi urin dan retensi al*i' dapat pula

    diikuti syok. pabila adanya kompresi korda penilaiaan ,ungsi respirasi di

    mana kapasitas *ital menurun. alam keadaan ini diperlukan intubasi dan

    *entilasi mekanik. Kelumpuhan sara, peri,er memerlukan e*aluasi sampai

    diputuskan untuk dilakukan operasi. Klien dengan $edera spinal stabil'

    keadaan umum' //' de,isit neurologis' dan status kesadaran biasanya tidak 

    mengalami perubahan.

    C. Pada Pengkajian %okus

    ihat adanya de,ormitas pada leher. Kaji adanya memar 7pada ,ase awal

    $edera9 baik pada leher' muka' dan bagian belakang telinga. /anda memar 

     pada wajah' mata' atau dagu merupakan salah satu tanda adanya $edera

    hiperekstensi pada leher. "emar pada muka atau abrasi dangkal pada dahi

    menunjukkan adanya kekuatan yang menyebabkan hiperekstensi. eher 

    mungkin berposisi miring atau klien dapat menyangga kepala dengan

    tangannya. 4ila klien terlengtang' dada dan perut dapat diperiksa untuk 

    men$ari ada tidaknya $edera yang menyertai. Kemudian tangkai dengan $epat

    diperiksa untuk men$ari ada tidaknya tanda&tanda de,isit neurologis. ntuk 

    memeriksa punggung' klien diputar pada satu sisi dengan sangat berhati&hati

    dengan menggunakan teknik log rolling.

    -ada pemeriksaan primer pakaian klien tidak dilepas dan hanya diperiksa

    dengan $ara palpasi punggung. -ada pemeriksaan sekunder di rumah sakit'

     pakaian perlu dibuka untuk menilai adanya kelainan punggung. danya

    memar menunjukkan kemungkinan tingkat $edera. -rosesus spinosus

    21

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    22/31

    dipalpasi dengan hati&hati. Kadang&kadang suatu $elah dapat teraba bila

    ligamen tersobek' keadaan ini atau hematom pada spinal merupakan tanda

    yang menakutkan. /ulang dan jaringan lunak diperiksa dengan pelan&pelan

    untuk men$ari ada tidaknya nyeri tekan. ;erakan pada spinal dapat berbahaya

    karena dapat membahayakan korda jadi manipulasi gerakan berlebihan harus

    dihindari sebelum diagnosis ditegakkan.

    -emeriksaan neurologis penuh dilakukan pada semua hal' pemeriksaan

    ini mungkin harus diulangi beberapa kali selama beberapa hari pertama. -ada

    awalnya' selama ,ase syok spinal mungkin terdapat paralisis lengakap dan

    hilangnya perasaan dibawah tingkat $edera' keadaan ini dapat berlangsung

    selama (8 jam atau lebih dan selama periode ini sulit diketahui apakah lesi

    neurologis lengkap atau tidak lengkap. -enting untuk menguji ada tidaknya

    re,leks primiti, kulit anal dan sensai perianal. #ekali re,leks primiti, mun$ul

    kembali' syok spinal telah berakhir kalau semua ,ungsi motorik dan sensorik 

    masih tak ada' lesi neurologis bersi,at lengkap' sensasi perianal yang utuh

    menunjukkan lesi yang tidak lengkap dan dapat terjadi penyembuhan lebih

     jauh.

    D. Pengkajian &ada Trauma Ser'ikal

    #egmen

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    23/31

     jantung dan pernapasan. neurologis ber*ariasi dan mungkin akibat terjadi

    akibat kompresi antara diskus dan ligamentum

    ,la*um' edema dan hematomielia dapat

    menyebabkan sindrom medula sipnalis sentral

    akut.

    C( Kontrol kepala' mulut'

    menaikkan bahu dan

    skapula. Kontrol gerakkan

    dia,ragma.

    #ublukasi dan dislokasi pada segmen ini

    merupakan $edera ,leksi murni' tulang tetap utuh

    tetapi ligamen posterior sobek. #atu *ertebra

    miring kedepan di alas *ertebra yang ada

    dibawahnya' sehingga ruang interspinosa dibagian

     posterior terbuka.

    C! )kstensi siku' gerakkan

     bahu' ekstensi ruas jari&jari

    tangan.

      dapat

    terjadi oleh kontraksi otot yang hebat.

    E. Pemeriksaan Diagnostik 

    ;ambaran anatomi dari ser*ikal memberikan parameter pada perawat

    setiap adanya kelainan atau perubahan yang didapat pada pemeriksaan

    diagnostik.

    -ada pemeriksaan radiologi ser*ikal didapatkan

    23

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    24/31

    1.

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    25/31

    darah merupakan tanda awal dari

    hilangnya sensor pengiriman dari

    re,leks baroreseptor dampak dari

    kompresi korda.

    "onitor tiap jam akan adanya syok 

    spinal pada ,ase awal $edera selama (8

     jam.

    Cedera pada *etebra ser*ikal dapat

    mengakibatkan terjadinya syok spinal.

    #yok spinal adalah tidak ber,ungsinya

    sistem sara, otonom dalam mengatur 

    tonus pembuluh darah dan $ardia$&

    ouput. ;ambaran klasik berupa

    hipotensi' bradikardi' paralisis' tes

    re,leks bulboka*ernosus pada $olok 

    dubur didapatkan penjepitan anus 7I9.

    -ada awalnya' selama ,ase syok spinal'

    mungkin terdapat paralisis lengkap dan

    hilangnya perasaan di bawah tingkat

    $edera. Keadaan ini dapat berlangsung

    selama (8 jam dan selama periode ini

    sulit diketahui apakah lesi neurologis

    lengkap atau tidak lengkap.

    akukan teknik pengangkatan $ara log

    rolling atau menggunakan long

     ba$kboard pada setiap transportasi

    klien.

    /eknik ini mempunyai prinsip

    memindahkan kolumna *ertebralis

    sebagai satu unit dengan kepala dan

     pel*is dengan tetap menjaga kesejajaran

    tulang belakang untuk menghindari

    kompresi korda.

    5stirahatkan klien dan atur posisi

    ,isiologis.

    -osisi ,isiologis akan menurunkan

    kompresi sara, leher.

    5mobilisasi leher terutama pada klien

    yang mengalami $edera spinal tidak 

    stabil.

    -emasangan ,iksasi kolar ser*ikal dapat

    menjaga kestabilan dalam melakukan

    mobilitas leher.

    -ada saat pemasangan $ollar $er*i*al

    25

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    26/31

    7ban leher9 perawat penting menjaga

    kesejajaran dari posisi leher dalam

     posisi netral agar jangan terjadi

    kompresi korda.

    4eri penjelasan tentang kondisi klien. saha untuk meningkatkan kooperati, 

    klien terhadap inter*ensi yang diberikan

    dan membantu menurunkan ke$emasan

    klien.

    Kolaborasi dengan dokter

    & -emeriksaan radiologi -emeriksaan utama dalam menilai

    sejauh mana kerusakan yang terjadi

     pada $edera spinal ser*ikal.

    & ntuk dilakukan ,iksasi dari luar 

    dengan halo&body $ast pada klien

    dengan ,raktur kompresi C3&/1

    -emasangan halo&body $ast dilakukan

    untuk menjaga kestabilan ser*ikal.

    /eknik pemasangan oleh medis dengan

    $ara klien pada posisi telentang dan

    kepalanya disangga oleh seseorang

    asisten' alat halo dipertahankan pada

     posisi tepat dibawah bagian terlebar 

    tengkorak. engan anestesis lokal'

    empat pen steril dimasukkan ke lubang

    halo dan disekrupkan ke bagian luar 

    tengkorak' pen kemudian dikun$i pada

     posisinya. aket gips diterapkan

    membentang dari bahu dan dibentuk di

    alas krista iliaka. alo di,iksasi pada

    gips badan.

    & ntuk dilakukan dekompresi dan

    stabilisasi terutama pada klien

    dengan $edera spinal tidak stabil

    atau mempunyai risiko tinggi

    kompresi korda ser*ikal.

    /indakan medis dekompresi untuk 

    men$egah terjadinya kompresi korda.

    ekompresi diikuti dengan plat yang

    dipasang pada korpus&korpus *etebra

    yang utuh dapat menjaga kestabilan

    26

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    27/31

    ser*ikal sampai masa penyembuhan

    dari kerusakan ser*ikal.

    Aktual*risiko tinggi &ola na&as tidak e1ekti1 -ang er/uungan dengan kelema/an otot2

    otot &erna&asan0 kelum&u/an otot diag1ragma.

    /ujuan dalam waktu 2F2( jam tidak terjadi ketidake,ekti,an pola napas.

    Kriteria hasil GG dalam batas normal 712&20F+menit9' tidak ada tanda&tanda sianosis' analisa

    gas darah dalam batas normal' pemeriksaan kapasitas paru normal.

    Inter'ensi !asionalisasi

    Dbser*asi ,ungsi pernapasan' $atat

    ,rekuensi pernapasan' dispnea' atau

     perubahan //.

    istress pernapasan dan perubahan pada //

    dapat terjadi sebagai akibat stres ,isilogi dapat

    menunjukkan terjadinya spinal syok. /rauma

     pada C1&C2  menyebabkan hilangnya ,ungsi

     pernapasan se$ara persial' karena otot

     pernapasan mengalami kelumpuhan.

    -ertahankan perilaku tenang' bantu klien

    untuk kontrol diri dengan menggunakan

     pernapasan lebih lambat dan dalam.

    "embantu klien mengalami e,ek ,isiologi

    hipoksia' yang dapat dimani,estasikan sebagai

    ketakutan+ansietas.-ertahankan jalan napas' posisi kepala

    tanpa gerak.

    Klien dengan $edera ser*ikalis akan

    membutuhkan bantuan untuk men$egah

    aspirasi+mempertahankan jalan napas.

    Dbser*asi warna kulit. "enggambarkan adanya kegagalan

     pernapasan yang memerlukan tindakan segera.

    Kaji distensi perut dan spasme otot. Kelainan penuh pada perut disebabkan karena

    kelumpuhan dia,ragma.

    akukan pengukuran kapasitas *ital'

    *olume tidal' dan kekuatan pernapasan.

    "enentukan ,ungsi otot&otot pernapasan.

    -engkajian terus&menerus untuk mendeteksi

    adanya kegagalan pernapasan.

    -anatau analisa gas darah 7;9. ntuk mengetahui adanya kelainan ,ungsi

     pertukaran gas sebagai $ontoh hiper*entilasi

    -aD2 rendah dan -aCD2 meningkat.

    4erikan oksigen dengan $ara yang tepat. "etode dipilih sesuai dengan keadaan

    isu,isiensi pernapasan.

    etakkan kantung resusitasi di samping

    tempat tidur dan manual *entilasi untuk 

    Kantung resusitasi+manual *entilasi sangat

     berguna untuk mempertahankan ,ungsi

    27

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    28/31

    sewaktu&waktu dapat digunakan. pernapasan jika terjadi gangguan pada alat

    *entilator se$ara mendadak.

    Aktual*risiko tinggi &enurunan )ura/ jantung -ang er/uungan dengan

    &enurunan den-ut jantung0 dilatasi &emulu/ dara/0 &enurunan kontraksi

    otot jantung sekunder dari /ilangn-a kontrol &engiriman dari re1leks

    arorese&tor akiat kom&resi korda.

    /ujuan dalam waktu 2F2( jam tidak terjadi penurunan $urah jantung.

    Kriteria hasil ,rekuensi nadi dalam batas normal 712&20Fmenit9' kualitas dan

    irama nadi dalam batas normal' / dalam batas normal 120+80 mmg' CG/ J 3

    detik' akral hangat.

    Inter'ensi !asionalisasi

    Kaji dan lapor tanda penurunan $urah

     jantung.

    Kejadian mortality dan morbidity

    sehubungan dengan $edera spinal C1&C6

    yang tidak stabil meningkat sampai (8

     jam pertama pas$a$edera.

    -alpasi nadi peri,er. -enurunan $urah jantung dapat

    menunjukkan menurunnya nadi' radial'

     popliteal' drosalis pedis' dan postibial'

    nadi mungkin $epat hilang atau tidak 

    teratur untuk dipalpasi.

    -antau adanya haluaran urine' $atat

    haluaran dan kepekatan+konsetrasi

    urine.

    ;injal berespon untuk menurunkan

    $urah jantung dengan menahan $airan

    dan natrium' haluaran urine biasanya

    menurun selama dua hari karena

     perpindahan $airan ke jaringan tetapi

    dapat meningkat pada malam hari

    sehingga $airan berpindah kembali ke

    sirkulasi bila klien tidur.

    Kaji perubahan pada sensorik $ontoh apat menunjukkan tidak adekuatnya

    28

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    29/31

    latergi' $emas' dan depresi. per,usi serebral sekunder terhadap

     penurunan $urah jantung.

    4erikan istirahat psikologi dengan

    lingkungan dengan tenang.

    #tress emosi menghasilkan

    *asokonstriksi' yang terkait dengan

    meningkatkan / serta ,rekuensi+kerja

     jantung.

    4erikan oksigen tambahan dengan

    kanula nasal+masker sesuai dengan

    indikasi.

    "eningkatkan sediaan oksigen untuk 

    kebutuhan miokard untuk melawan

    e,ek hipoksia+iskemia.-antau pemeriksaan )K;. ntuk menilai adanya kelainan irama

     jantung akibat kehilangan kontrol

    otonom dari kerusakan pengiriman

     pesan oleh baroreseptor e,ek dari

    kompresi korda.

    N-eri -ang er/uungan dengan kom&resi akar sara1 ser'ikalis0 s&asme otot ser'ikalis

    sekunder dari )edera s&inal stail dan tidak stail./ujuan dalam waktu 1F2( jam nyeri berkurang+hilang atau teradaptasi.

    Kriteria hasil se$ara subjekti, melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi' skala 0&1

    70&(9 dapat mengidenti,ikasi akti*itas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri' klien tidak 

    gelisah.

    Inter'ensi !asionalisasi

    elaskan dan bantu klien dengan tindakan

     pereda nyeri non,armakologi dan non&

    in*asi,.

    -endekatan dengan menggunakan relaksasi

    dan non,armakologi lainnya telah

    menunjukkan kee,ekti,an dalam mengurangi

    nyeri.

    akukan manajemen nyeri keperawatan

    1. 5stirahatkan leher' atur posisi ,isiologis'

    dan pasang ban leher.

    -osisi ,i,iologis akan menurunkan kopresi

    sara, leher. -emasangan ,iksasi kolar ser*ikal

    dapat menjaga kestabilan dalam melakukan

    mobilitas leher.

    2. akukan masase pada otot leher. "asase ringan dapat meningkatkan aliran

    29

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    30/31

    darah dan membantu suplai darah dan

    oksigen ke area nyeri leher akibat spasme

    otot.

    3. jarkan teknik relaksasi pernapasan

    dalam pada saat nyeri mun$ul.

    "eningkatkan asupan D2  sehingga akan

    menurunkan nyeri sekunder dari iskemia.

    (. "anajemen lingkunganA lingkungan

    tenang dan batasi pengunjung.

    ingkungan tenang akan

    menurunkanstimulus nyeri eksternal dan

    menanjurkan klien untuk beristirahat dan

     pembatasan pengunjung akan membantu

    meningkatkan kondisi D2 ruangan yang akan

     berkurang apabila banyak pengunjung yang

     berada di ruangan.

    !. jarkan teknik distraksi pada saat nyeri. istraksi 7pengalihatn perhatian9 dapat

    menurunkan stimulus internal dengan

    mekanisme peningkatan produksi endor,in

    dan enke,alin yang dapat memblok reseptor 

    nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks

    serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.

    /ingakatkan pengetahuan tentang penyebab

    nyeri dan 'menghubungkan berapa lama

    nyeri akan berlangsung.

    -engetahuan yang akan dirasakan membantu

    mengurangi nyerinya. an dapat membantu

    mengembangkan kepatuhan klien terhadap

    ren$ana terapeutik.

    BAB I3

    PENUTUP

    A. "esim&ulan

    30

  • 8/19/2019 Kelompok 3_Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Spina Cord Injury Dan Kompresi

    31/31

    ,e%era me%ulla spinalis merupakan  $edera yang mengenai

    ser*ikalis *ertebratalis dan lumbalis akibat dari suatu trauma yang

    mengenai tulang belakang.

    Cedera sumsum tulang belakang terjadi akibat patah tulang belakang dan

    terbanyak mengenai daerah ser*ikal dan lumbal. Cedera terjadi akibat

    hiperre,leksi' hiperekstensi' kompressi' atau rotasi tulang berakang.

    Kerusakan pada sumsum tulang belakang merupakan kerusakan yang

     permanen karena tidak akan terjadi regerasi pada jaringan sara,. -ada ,ase

    awal setelah trauma tidak dapat dipastikan apakah gangguan ,ungsidisebabkan oleh kerusakan sebenarnya dari jaringan sara, atau disebabkan

    oleh tekanan' memar' atau edema.

    B. Saran

    4erdasarkan hasil kesimpulan di atas' maka penulis mengajukan

     beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan

    keperawatan khususnya klien pada kegawatdaruratan $edera medulla

    spinalis yaitu

    1. /enaga perawat diharapkan untuk dapat memahami konsep dan kerja

    sama tim baik dari dari perawat maupun tim medis demi kelan$aran

    asuhan keperawatan pada klien

    2. iharapkan kepada perawat pelaksana melakukan pendokumentasian

    semua tindakan yang telah dilakukan kedalam $atatan keperawatan

    sehingga memudahkan perawat berikutnya untuk melaksanakan

    tindakan yang belum dilaksanakan dan untuk pemeriksaan

     penunjang sangat diperlukan karena sangat penting untuk mengatasi

    masalah& masalah yang dihadapi oleh klien.