kelompok 3
DESCRIPTION
komunitasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri
dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga
didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan
kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan
praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik,
sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga.
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat
erat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu Keperawatan Keluarga ?
2. Apa saja trend dan isu terkait dengan Keperawatan Keluarga ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Keperawatan Keluarga
2. Untuk mengetahui trend dan isu terkait dengan Keperawatan Keluarga
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unit Keluarga menjadi Fokus Sentral dari Perawatan
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau
resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat. Unit
dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan seorang individu
yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu
dan perasaan harga diri. Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan
anggota keluarganya.
Minuchin (1977), seorang ahli terapi keluarga ternama, membuat ringkasan
dengan begitu indah tentang peran ganda yang dimainkan oleh keluarga: Keluarga
merupakan matriks dari perasaan beridentitas dari anggota-anggotanya, merasa memiliki
dan berbeda. Tugas utamanya adalah memelihara pertumbuhan psikososial anggota-
anggotanya dan kesejahteraan selama hidupnya secara umum…. Keluarga juga
membentuk unit sosial yang paling kecil yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan
nilai-nilai dari suatu masyarakat dan dengan demikian melestarikannya. Keluarga harus
beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sementara keluarga juga membantu
perkembangan dan pertumbuhan anggota sementara itu semua tetap menjaga kontinuitas
secara cukup untuk memenuhi fungsinya sebagai kelompok referensi dari individu
(Friedman, 1998)
Beberapa alasan mengapa unit keluarga harus menjadi fokus sentral dari
perawatan :
1. Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan keluarganya,
bahwa peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan
anggota keluarga secara individu, mulai dari strategi-strategi hingga fase rehabilitasi.
Mengkaji/menilai dan memberikan perawatan kesehatan merupakan hal yang penting
dalam membantu setiap anggota kelompok untuk mencapai suatu keadaan sehat
(wellness) hingga tingkat optimum.
2. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan perawatan diri
(self-care), pendidikan kesehatan dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang
berarti yang dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari
2
lingkungan. Tujuannya adalah mengangkat derajat kesehatan keluarga secara
menyeluruh, yang mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari
setiap anggota keluarga.
3. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu,
sumber dari kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai dan disatukan ke dalam
perencanaan tindakan bagi individu-individu (Friedman, 1998).
Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
1. Level 1, keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus
pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan
diintervensi.
2. Level 2, keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah
kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi
bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah.
3. Level 3, fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam
keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, fokus
intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.
4. Level 4, seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari
pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar
belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi:
dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem
keluarga dengan lingkungan luar.
B. Definisi-definisi Keluarga
Definisi keluarga sangat bermacam-macam tergantung dari dimensi (sudut
pandang) mana seseorang membuat definisi, perbedaan ini dapat terjadi karena dilihat
dari dimensi sosial, interaksional, formalitas, tradisional atau yang lainnya. Definisi yang
berorientasi pada formalitas atau legalitas “Keluarga berkumpulnya dua orang atau lebih
dan saling berinteraksi yang ada suatu ikatan perkawinan ataupun adopsi”.
Definisi keluarga saat ini harus menggambarkan bentuk-bentuk keluarga yang ada
sekarang di masyarakat.
Burgess dkk. (1963) membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan
sebagai referensi secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
3
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
sosial seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki dan perempuan, saudara dan saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri (Friedman, 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia
mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh
istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi
yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai
sebuah keluarga.
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Dalam menyatukan kedua gagasan sentra dari definisi-definisi diatas, keluarga menunjuk
kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan
emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari
keluarga (Hariyanto, 2005).
Taylor, 1979 memberikan pengertian secara sederhana keluarga dipandang sebagai
sebuah sistem sosial, The family is comprised of a network of a continually evolving
interpersonal unions (structure). It is linked of bonds of closeness, security, identity,
support and sharing (bonding), and is demarcated by genetic heritage, legal sanction,
and interpersonal alliance (boundaries). The family is perpetuated to fill individual
biologic, economic, psychologic and social needs (function).
Definisi-definisi tambahan tentang keluarga berikut ini mengkonotasikan tipe-tipe
keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap
literatur tentang keluarga:
Keluarga inti (konjugal) yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua atau
pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak kandung mereka,
anak adopsi atau keduanya
Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang
dilahirkan.
4
Keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah),
yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga
inti. Berikut ini termasuk sanak keluarga, kakek/nenek, tante, paman dan sepupu
(Hariyanto, 2005).
C. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga
1. Definisi
Keperawatan gerontik adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek
keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan..
Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh
keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang
sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat.
Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota
keluarga.
Agar Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Dapat Diterima Oleh Keluarga
- harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga
- tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya
- perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan
1. Tindakan Pengkajian Yang Dilakukan
Tindakan promosi : Jika keluarga belum memenuhi seluruh tugas perkembangannya.
Tindakan prefentif : Agar keluarga mampu mencegah munculnya masalahpada
perkembangan berikutnya.
2. Tugas Perkembangan Keluarga
Membina hubungan intim yang memuaskan.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Mendiskusikan rencana memiliki anak / KB.
Beberapa trend dan Isu dalam keperawatan Keluarga diantaranya :
Trend dan isu Global :
1) Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga.
2) Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya
semakin meluas
5
3) Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah
4) Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang
ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan
kualitas pendidikan.
5) Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
2. Trend dan Isu Terkait dengan Keperawatan Keluarga
1). Trend dan Isu terkait Keperawatan Keluarga yang Berhubungan dengan Keluarga
1. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah.
Migrasi akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi keluarga
baik secara biologis, sosial, ekonomi. Perubahan tersebut terjadi pada daerah
asal dan tujuan. Perubahan yang terjadi sangat mempengaruhi terhadap
perkembangan keperawatan keluarga. Di mana perubahan tersebut terjadi tidak
lain adalah adaptasi / penyesuaian situasi yang ada.
Migrasi selain berdampak positif terhadap keluarga migran, secara
ekonomi, juga berdampak negatif khususnya terhadap kesehatan psikologis
anak. Hal ini terlihat dalam lebih tingginya masalah yang menyangkut
emotional symptom, conduct problems, dan hyperactivity pada keluarga�
migran dibandingkan dengan nonmigran. Artinya adalah hilangnya peran salah
satu, ibu atau ayah, atau bahkan kedua-duanya telah memunculkan masalah
tersendiri bagi anak. Untuk itu perlu upaya untuk mengatasi masalah ini secara
komprehensif.
Hal ini merupakan salah satu kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
beberapa peneliti UGM dan kampus lain dengan judul :Children health and
Migrant Parents in Southeast Asia (CHAMPSEA) atau dampak migrasi
internasional terhadap keluarga dan anak migran.
2). Trend dan Isu yang Terkait dengan Keperawatan Keluarga yang Berhubungan
dengan Perawat Keluarga.
1. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
6
2. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
3. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan khususnya perawat.
4. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
5. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
6. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
7. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
8. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
9. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
10.Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
11.Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
12.Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
3). Trend dan Isu Nasional Terkait Keperawatan Keluarga yang Berhubungan dengan
Pemerintahan.
1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan
2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan
UUD No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah menjelaskan
pengertian desentralisasi sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah epada daerah otonom dalam karangka negera kesaruan refublik
Indonesia (NKRI). Terkait dengan penegrtian tersebut , maka desentralisasi
bidang esehatan juga merupakan penyerahan wewenang oleh pemerintah di
bidang kesehatan kepada daerah otonom, sebagai mana diamanat kan oleh pasl
11 ayat ( 2) uud no. 22 tahun 1999.
Isu strategis yang terkait dengan desentralisasi kesehatan :
Dalam tatanan otonomi daerah, keberhasilan pembagunan nasional di
bidang kesehatan sangat ditentukan oleh keberhasilan pembagunan yang di
selenggarakan oleh daerah daerah ,oleh karna itu, elagsungan pembagunan
kesehatan sangat di tentukan oleh kemauan dan kemampuan daerah.ada
kesatuan visi pembagunan antara pemerintah dengan daerah yang menjadi
perhatian dan pertimbangan , yaitu Indonesia sehat 2010.
7
1. Ketersediaan dan pemerataan sumber daya tenaga kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan jasa yang tidak terpisahkan dengan
sumber daya tenaga..
2. Kecukupan dalam pembiayaan kesehatan
Pada dasarnya, pembagunan kesehatan harus dilaksanakan bersama antara
pemerintah, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat dalam hal
pembiayaan kesehatan.
3. Keberadaan prasarana dan saran kesehatan
Di era desentralisasi , kepemilikan atau pengelolaan prasarana dan saran
kesehatan dilimpahklan dari pemerintah pusat kepemerintah daerah bagi
kelangsungan kegiatan koprasional kesehatan.
4. Kemampuan manajmen kesehatan
Selain visi, misi, strategi , serta sumber daya keberhasilan pembagunan
kesehatan di daerah sangat di pengaruhi oleh kemampuan manajmen
kesehatan dari aparatur kesehatan itu sendiri.
3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan
4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat.
Seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
Adapun peran pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat terutama keluarga adalah adanya program JKN
jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai 200 Juta jiwa untuk
permasalahan kesehatan menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh
pemerintah kepada warganya, belum meratanya penanganan kesehatan antara
simiskin dan sikaya yang menjadi polemik hingga saat ini. Saya sendiri merasa
miris mendengarnya kalau mau berobat ke rumah sakit bahkan masuk UGD
diharuskan adanya jaminan atau DP sebelum dirawat, belum lagi kalau harus
rawat inap tentunya uang menjadi prioritas utama untuk memesan kamar
beserta obat-obatnya, mending kalau kita sedang ada uang saat itu kalau tidak
punya siapa yang mau menanggung.
Jaminan kesehatan apa yang diberikan yaitu jaminan berupa
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
8
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah.melalui penerapan system kendali biaya dan kendali
mutu,dan diselenggarakan berdasarkan asuransi sosial dan equitas bagi seluruh
penduduk di wilayah Republik Indonesia.
jaminan kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat, secara
medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat secara komprehensive;
yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak
dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif
yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).
JKN menjangkau semua penduduk, artinya seluruh penduduk,
termasuk warga asing harus membayar iuran dengan prosentase atau nominal
tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, iurannya dibayar
oleh pemerintah.Hal ini tentu saja sangat meringankan beban keluarga miskin
dimana keluarga dapat meningkatan kesejahteraan kesehatannya tanpa perlu
memikirkan biaya kesehatan.
Peserta BPJS Kesehatan.:
1. Adalah semua penduduk Indonesia WAJIB menjadi peserta Jaminan
kesehatanyang dikelola BPJS Kesehatan. Artinya mereka tidak boleh tidak
menjadi peserta BPJS Kesehatan meskipun sudah memiliki Jaminan
kesehatanlain.
2. Orang asing yang bekerja minimal 6 bulan di Indonesia dan telah
membayar iuran Peserta BPJS Kesehatan
Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan keluarga
di rumah tapi perlu disosialisasikan.
Selain itu terdapat trend dan isu yang terkait dengan keperawatan keluarga
dalam bidang pendidikan yaitu :
1. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
2. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
3. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
4. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
5. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
Trend dan isu yang terkait keperawatan keluarga dalam bidang profesi yaitu :
9
1. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
2. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
3. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
4. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
5. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
6. Standar kompetensi belum disosialisasikan.
7. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
8. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
9. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
10.Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
11.Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas
(global village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat
mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan keluarga belum
berkembang tapi DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga
dan model keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya
perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti
diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi
keluarga yang tidak mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga
akibat system yang belum berkembang.
B. Saran
Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan
keluarga dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan perubahan
paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andaners. 2009. Konsep keperawatn keluarga . diakses dari :
http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/ . diambil tanggal
14 febuari 2012
Hidayat, A.Aziz Alimul (2007). Pengatar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Iqbal Wahid Mubarak dan Chayatin Nurul.Ilmu Keperawatan Komunitas 1,Pengantar dan
Teori.Jakarta: Salemba Medika,2011
Sudiharto;editor,Esty Wahyuningsih.Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural.Jakarta: EGC,2007
12