kelompok 2 etika bisnis dan profesi analisa lap.ganda bank lippo.presentasi

13
ANALISA KASUS LAPORAN GANDA BANK LIPPO Anggota Kelompok: Puput Irawan 11201030004 Khusnul Andriya S 11201030007 Galuh Indria Putri S 11201030008 Nur Izzati Choirina 11201030015 Luluk Indarti 11201030017 Agus Murdianto 11201030029 Elis Subandiyah 11201030000 Miftakhul Huda 11201030038 Saraswati Sukmazany Dosen Pembimbing Dr. Sigit Hermawan, SE., M.Si AKUNTANSI SORE 4-A UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

Upload: zioldy-arhdum

Post on 25-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gdfhbcxts

TRANSCRIPT

ANALISA KASUS LAPORAN GANDA BANK LIPPO

ANALISA KASUSLAPORAN GANDA BANK LIPPOAnggota Kelompok:Puput Irawan11201030004Khusnul Andriya S11201030007Galuh Indria Putri S11201030008Nur Izzati Choirina11201030015Luluk Indarti11201030017Agus Murdianto11201030029Elis Subandiyah11201030000Miftakhul Huda11201030038Saraswati Sukmazany11201030047

Dosen PembimbingDr. Sigit Hermawan, SE., M.Si

AKUNTANSI SORE 4-AUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

BANK LIPPO

James riady

MOCHTAR RIADYTANGAN DINGIN KONTROVERSI BANK LIPPOLAPORAN GANDA BANK LIPPODiawali dengan tuduhan yang dilayangkan oleh salah seorang Komisaris Bank Lippo, Rudy T. Bachrie ke Markas Besar Kepolisian RI (mabes Polri) terhadap Lin Che Wei (seorang analis pasar modal) dengan tuntutan pencemaran nama baik Komisaris Bank Lippo melalui dua artikelnya di harian Kompas Tanggal 14 dan 19 Februari 2003

Munculnya kasus ini berawal ketika manajemen Bank Lippo, menyampaikan Laporan Keuangan Triwulan 3 Tahun 2002 pada tanggal 27 Desember 2002 ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam laporan tersebut, dinyatakan bahwa asset Bank Lippo adalah Rp. 22,8 triliun dengan rugi bersih sebesarRp. 1,2 triliun, dan rasio kecukupan modal (CAR) 4,2%. Permasalahannya adalah sebulan sebelumnya, pada tanggal 28 November 2002, Bank Lippo telah mempublikasikan Laporan keuangan dengan angka yang berbeda, yakni asset sebesar RP. 24 triliun, laba besih RP. 99 miliar, dan CAR sebesar 24,8%. Perbedaan kedua laporan init ernyata disebabkan oleh adanya penurunan nilai asset yang diambil alih dari RP. 2,39 triliun menjadi RP. 1,42 triliun.

Ada kecurigaan di kalangan pasar modal bahwa semua itu bukan kejadian yang berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang secara sistematis sudah lama dirancang. Tujuannya tidak lain adalah agar kelompok usaha Lippo dapat membeli Bank Lippo dengan harga murah. Indikasinya kuat karena transaksi jual beli sahamnya hanya dilakukan oleh broker itu-itu saja.

Menurut standar penilaian indonesia (SPI) terdapat dua tujuan utama penilaian, yaitu penilaian untuk laporan keuangan dan penilaian untuk jaminan pelunasan utang.

Andang kosasih (penilai dari PT. Provalindo nusa, melihat penilaian AYDA yang dilakukan oleh bank lippo memiliki kelemahan. Menurutnya, penilaian AYDA secara keseluruhan harus dilakukan oleh satu perusahaan penilai saja, atau paling tidak satu konsorsium perusahaan penilai. Sedangkan manajemen bank lippo memecah-mecah penilaian AYDA agar dapat memperoleh hasil penilaian secepat mungkin. Sebelas asset kepada provalindo dengan hasil penilaian sebesar 248,458 miliar. Kemudian 14 lagi kepada PT. Pronilai konsulis indonesia dengan penilai bagus wijoyo dan hasil penilaian sebesar 206,002 miliar. Sisanya, 42 aset kepada PT. Satyatama graha tara dengan hasil penilaian 836,645 miliar. Pada akhir bulan januari 2003, BPPN meminta bank lippo untuk menugasi satyatama guna melakukan penghitungan ulang atas AYDA.

PENILAIAN KEMBALI AYDAPENJELASAN DARI PIHAK BANK LIPPOPUTUSAN ATAS KASUS BANK LIPPOTANGGAPAN KELOMPOK 2Tindakan Bank Lippo dan BPPN tidak mencerminkan pelaksanaan adanya prinsip-prinsip GCG

Tidak adanya penerapan prinsip accountability dan independency. Accountability adalah prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Kini bandingkan dengan kasus Bank Lippo ini yang di perlihatkan dengan adanya pemberian laporan keuangan ganda berkategori audited oleh Bank Lippo pada September 2002 dan Desember 2002. Independensi adalah suatu keadaan dimana para pengelola dalam mengambil keputusan bersifat profesional, mandiri, bebas dari kepentingan, dan bebas dari tekanan / pengaruh dari manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat .Penurunan CAR yang sangat tajam itu menjadi alasan kuat bagi manajemen Bank Lippo untuk melakukan right issue dan sekaligus menyebabkan BPPN akan mengalami dilusi kepemilikan saham yang cukup besar mengingat kepemilikan pemerintah yang diwakili BPPN mencapai 60%. Skandal Lippo semestinya sejajar skandal Enron di Amerika Serikat (AS) yang segera diikuti pengungkapan kasus-kasus serupa lain, yang menyebabkan profesi akuntan beberapa tahun terakhir telah mengalami krisis kepercayaan.

Dari kasus di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam profesi akuntan terdapat masalah yang cukup pelik di mana di satu sisi para akuntan harus menunjukkan independensinya sebagai auditor dengan menyampaikan hasil audit ke masyarakat secara obyektif, tetapi di sisi lain mereka dipekerjakan dan dibayar oleh perusahaan yang tentunya memiliki kepentingan tersendiri.

SELESAIDANTERIMA KASIHPERTANYAAN / TANGGAPAN