kelompok 2

20
LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 2 BLOK 2 (ILMU KESEHATAN GIGI MULUT MASYARAKAT) DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 Afida Luthfi Y (1106010811) Anisa Nurlatifah (1106002135) Darin Safinaz (1106050323) Karina Dhaniarti (1106002495) Kurniasari Nur Rahman (1106005105) Lieando Chandra (1106050260) Ni’matul Khoiriyah (1106050241) Nindya Larasati (1106050254) Ninis Yekti Wulandari (1106003970) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 1

Upload: ayuvana

Post on 04-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok 2

LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 2

BLOK 2 (ILMU KESEHATAN GIGI MULUT MASYARAKAT)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Afida Luthfi Y (1106010811)

Anisa Nurlatifah (1106002135)

Darin Safinaz (1106050323)

Karina Dhaniarti (1106002495)

Kurniasari Nur Rahman (1106005105)

Lieando Chandra (1106050260)

Ni’matul Khoiriyah (1106050241)

Nindya Larasati (1106050254)

Ninis Yekti Wulandari (1106003970)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS INDONESIA

2011

1

Page 2: kelompok 2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah

kelompok ini dengan baik dan tepat waktu.

Terima kasih kepada fasilitator dan narasumber yang telah

memberikan masukan dan bimbingan kepada kami, terutama kepada drg.

Anton Rahardjo MKM. PhD sebagai fasilitator kami, serta Dr. Mia

Damiyanti, M.Pd dan Armasastra Bahar, Ph.D selaku narasumber mata kuliah

IKGMP yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dan

mengarahkan kami dalam pembuatan makalah ini, serta senantiasa

membimbing kami.

Makalah ini berjudul “Pasien Kecewa”, yang berisikan mengenai hasil

diskusi kelompok kami pada Diskusi Kelompok 1 dan 2. Secara umum,

makalah ini menjelaskan tentang prinsip kaidah dasar etika, dan peran

organisasi profesi dalam mengatur hubungan antara dokter gigi dengan

pasien, rekan sejawat, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan diri sendiri.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki

kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya

kritik dan saran dari semua pihak.

Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 26 September 2011

Kelompok 2

2

Page 3: kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..….. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...4

A. Latar Belakang…………………………………………………………....4

B. Tujuan……………………………………………………………………..4

C. Rumusan Masalah………………………………………………………,,,.5

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip Etika……………………………………………………………….6

B. Kode Etik………………………………………………………………….7

C. Hak dan Kewajiban Pasien…………………………………………….....9

D. Informed Consent………………………………………………………10

E. Hubungan antara Dokter Gigi dengan Teman Sejawat Menurut Kode Etik

Kedokteran Gigi Indonesia………………………………………………12

F. Organisasi Profesi Kedokteran Gigi……………………………………..13

BAB III KESIMPULAN………………………………………………………...14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………15

3

Page 4: kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyusunan laporan ini berdasakan kasus berikut :

Suatu ketika ibu Lili berobat pada dokter gigi Denny setelah

sebelumnya berobat pada drg. Fadil. Ketika tiba di tempat praktek, pasien

sudah banyak menunggu pak dokter yang terlambat. Menurut bu suster,

pak dokter sedang mengikuti seminar ilmiah kedokteran gigi. Pasien tetap

setia menunggu karena pak dokter gigi yang terkenal dan sering muncul di

iklan pasta gigi tersebut. Setelah pasien yang menunggu menjadi enam

orang, datang nenek-nenek diantar anaknya. Tidak lama pak dokter gigi

datang dan suster yang bertugas malah mendahulukan sang nenek.

Sebagian pasien protes, karena menganggap ini tidak adil dan tidak sesuai

dengan prinsip etika. Karena pasien pertama tidak keberatan, sang nenek

masuk. Lalu tiba giliran bu Lili. Ia mengeluhkan giginya sering sakit

hilang timbul sejak sebulan yang lalu. Dokter mengobati sementara dan

meminta bu Lili datang kembali. Demikian berulang-ulang. Tentu saja bu

Lili mengeluh karena harus bolak balik dan keluar biaya yang tidak

sedikit. Menurut pak dokter memang kalau mau sembuh harus demikian.

Bu Lili marah, dan mengatakan, “Kok sebelumnya saya tidak diberi tahu

ya”. Pak dokter menjawab, “Ini akibat dari perawatan sebelumnya yang

kurang sempurna bu”.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat

menjelaskan mengenai prinsip kaidah dasar etika dan peran organisasi

4

Page 5: kelompok 2

profesi dalam mengatur hubungan antara dokter gigi dengan pasien, rekan

sejawat, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan profesi.

C. RUMUSAN MASALAH

a. Prinsip Etika

- Dasar-dasar

b. Kode Etik

- Definisi

- Tujuan

- Fungsi

- Sasaran

c. Hak dan Kewajiban Pasien

- Hak pasien

- Kewajiban Pasien

d. Informed Consent

- Definisi

e. Hubungan antara dokter gigi dengan teman sejawat menurut kode etik

kedokteran gigi Indonesia

f. Organisasi profesi kedokteran gigi

5

Page 6: kelompok 2

BAB 2

PEMBAHASAN

I. Prinsip Etika

Prinsip etika dasar terdiri atas:

1. Autonomy : Kebebasan sepenuhanya dalam menjalankan profesi

( tetap dibatasi pada tanggung jawab dan komitmen

professional )

2. Beneficence : Mengutamakan tindakan yang memberikan manfaat

lebih besar kepada pasien

3. Justice : a. Memperlakukan pasien secara adil

b.Memberikan perawatan pada pasien sesuai dengan

haknya

c. Memperlakukan pasien sesuai dengan keluhannya

(tidak over treatment)

4. Non maleficence : Tidak melakukan tindakan yang dapat

membahayakan pasien (malpraktik)

Prinsip tambahan yang mendukung prinsip etika dasar tersebut adalah :

1. Gratitude

Sikap untuk menunjukkan rasa hormat kepada seseorang yang telah

membantu atau menolong kita.

2. Reparation

Melakukan pengobatan secara baik terhadap pasien

6

Page 7: kelompok 2

3. Veracity

Memberikan informasi yang akurat atau benar kepada pasien. Tidak

menyembunyikan masalah pasien.

4. Fidelity

Tidak menyebarluaskan masalah pasien kepada orang lain. Menjaga

komitmen terhadap pasien dan memenuhi janji yang dibuat bersama

pasien.

5. Avoidance of Killing

Menghindari perbuatan yang berisiko membahayakan nyawa pasien

(membunuh pasien)

II. Kode Etik

Pengertian : Sistem nilai-nilai, norma-norma, dan aturan profesional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan harus dilakukan

atau yang buruk dan tidak harus dilakukan dilakukan oleh seorang

profesional sifatnya adalah tidak kaku

Tujuan :

a. Melindungi perbuatan-perbuatan yang tidak profesional

b. Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap pasien,

institusi, dan masyarakat

c. Membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus

mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam

pekerjaannya

d. Menjaga reputasi atau nama baik dan fungsi-fungsi profesi untuk

melawan kelakuan-kelakuan yang jahat

7

Page 8: kelompok 2

e. Mencerminkan atau membayangkan pengharapan moral-moral dari

komunitas sehingga dapat dipastikan seluruh anggota profesi akan

menjalankan etika-etika yang baik sesuai dengan undang-undang etika

f. Menjaga kelakuan dan integritas dari tenaga ahli profesi

Fungsi :

a. Membimbing perilaku dan etika pengambilan keputusan

b. Melindungi pengguna dari malpraktik

c. Menyalurkan status profesional pekerja sosial

d. Membangun dan memelihara identitas profesional

Sasaran:

1. Berdasarkan Undang-Undang no. 29 tahun 2004 tentang bagaimana

cara:

a. Melindungi pasien

b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

oleh dokter gigi

c. Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat atau dokter gigi

2. Berdasarkan undang-undang etika:

a. Kewajiban umum

Pasal 1-9

b. Dokter dengan pasien

Pasal 10-13

c. Dokter dengan teman sejawat

8

Page 9: kelompok 2

Pasal 14-15

d. Dokter dengan diri sendiri

Pasal 16-17

III. Hak dan Kewajiban Pasien

a. Hak pasien:

Menurut UU RI no.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Pasal 52

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis.

2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

4. Menolak tindakan medis

5. Mendapatkan isi rekam medis

Menurut “Kapita Selekta Hukum Kedokteran”, beberapa hak pasien,

antara lain:

1. Hak atas informasi

2. Memberikan persetujuan

3. Memilih dokter

4. Memilih sarana kesehatan (RS)

5. Hak atas rahasia kedokteran

6. Menolak pengobatan/perawatan

9

Page 10: kelompok 2

7. Menolak \suatu tindakan medis tertentu

8. Menghentikan pengobatan/perawatan

9. Hak atas second opinion

10. Melihat rekam medis (hak inzage)

b. Kewajiban pasien

Menurut UU RI no.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Pasal 53

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya

2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi

3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan

4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

IV. Informed Consent

Pengertian :

Suatu izin (consent) atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan

dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter

dan yang sudah dimengertinya.

Beberapa bentuk informed consent:

a. Dengan dinyatakan

Dibedakan menjadi dua, secara lisan dan tertulis

b. Dianggap diberikan

10

Page 11: kelompok 2

Dibedakan dua, biasa dan darurat

Memperoleh informasi merupakan suatu hak pasien, sebaliknya merupakan

kewajiban dokter untuk memberikannya. Pasien berhak untuk memperoleh

informasi tentang penyakitnya serta tindakan medik apa yang hendak

dilakukan terhadap dirinya.

Seorang dokter umumnya melihat pasien dari segi mediknya saja,

sedangkan bagi pasien mungkin ada hal-hal lain yang tidak kalah penting

baginya yang harus turut dipertimbangkan misalnya, keuangan, rencana

keluarga, dll. Informasi yang diberikan oleh dokter adalah segala sesuatu

mengenai tindakan medis yang hendak dilakukan terhadap pasien.

Dokter harus mengetahui tingkat pendidikan, intelektual dari pasien yang

bersangkutan karena pemberian informasi yang tidak dimengerti oleh pasien

tidak mempunyai nilai. Maka, sesudah diberikan informasi, dokter itu

sebaiknya memeriksa lagi apakah hal0hal yang dijelaskan benar-benar

dimengerti oleh pasiennya.

Informed consent diatur dalam Permenkes no. 585/MEN.KES/PER/IX/1989

tanggal 4 September 1989 tentang persetujuan tindakan medis.

Pada umumnya dokter wajib memberikan informed consent terhadap

pasiennya kecuali:

a. Pada pemberian placebo (obat yang sebenarnya tidak mengandung efek

apapun)

b. Jika informasi diberikan justru akan merugikan pasien itu sendiri

c. Apabila pasien belum dewasa

d. Dibawah pengampuan (onder curatele)

11

Page 12: kelompok 2

V. Hubungan Antara Dokter Gigi dengan Teman Sejawat

Menurut kode etik kedokteran gigi Indonesia:

Bab III Kewajiban dokter gigi terhadap teman sejawat

- Pasal 15 :

Dokter gigi di Indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya

sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

Ayat 1 : dokter gigi di Indonesia wajib memelihara hubungan baik

dengan teman sejawat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam

menjalankan profesi. Pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh

hendaknya diinformasikan kepada teman sejawat yang lain.

Ayat 2 : sopan santun dan saling menghargai sesame teman sejawat

harus selalu diutamakan. Pembicaraan mengenai teman sejawat yang

menyangkut pribadi atau dalam member perawatan harus disikapi

secara benar, informative, dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa

menyalahkan pihak lain.

- Pasal 16 :

Dokter gigi di Indonesia apabila mengetahui pasien sedang dirawat

dokter gigi lain tidak dibenarkan mengambil alih pasien tersebut tanpa

persetujuan dokter gigi lain tersebut kecuali pasien menyatakan pilihan

lain.

- Pasal 17

Dokter gigi di Indonesia, dapat menolong pasien yang dalam keadaan

darurat dan sedang dirawat oleh dokter gigi lain, selanjutnya pasien

harus dikembalikan kepada dokter gigi semula, kecuali kalau pasien

menyatakan pilihan lain.

12

Page 13: kelompok 2

VI. Organisasi Profesi Kedokteran Gigi

1. PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)

Satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di

Indonesia.

Peran dan fungsi :

-Memberikan izin praktik

-Menyusun dan memberlakukan kode etik

-Menetapkan standar profesi kedokteran gigi

2. MKEKG (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi)

Badan kelengkapan PDGI yang dibentuk secara khusus untuk

melaksanakan tugas pembinaan, pengawasan dan penilaian etik

kedokteran gigi

13

Page 14: kelompok 2

KESIMPULAN

Dalam melakukan pelayanan, dokter gigi seharusnya menerapkan prinsip-

prinsip etika. Seorang dkoter gigi dituntut untuk mampu memberikan penjelasan

yang baik dan benar pada pasien dalam memenuhi standar pelayanan kedokteran

gigi. Hubungan antara dokter gigi dengan pasien, profesi, diri sendiri, dan teman

sejawat diatur dalam kode etik kedokteran gigi yang disusun oleh organisasi

kedokteran gigi berdasarkan prinsip- prinsip etika tersebut. Seorang dokter gigi

wajib mengikuti kode etik tersbut sehingga hak dan kewajiban antara dokter gigi

dan pasiennya terpenuhi.

14

Page 15: kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

Guwandi, J. 137 Tanya Jawab Persetujuan Tindakan Medik. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI, 1990.

Hanafiah, M. Jusuf, and Amri Amir. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi

3. Jakarta: EGC, 1999.

Media Aesculapius FKUI. Kapita Selekta. Jakarta: Media Aesculapius FKUI,

1977.

Persatuan Dokter Gigi Indonesia. "PDGI online." 2010.

http://www.pdgi.or.id/assets/files/2010/KODEKGI%202008-2011.pdf (accessed

September 25, 2011).

Rule, James T., and Robert M. Veatch. Ethical Questions in Dentistry. Chicago:

Quintesience Publishing Co, Inc, 1993.

Sasanti, Harum. "Etika Kedokteran Gigi & UU RI No 29 tahun 2004." Pelatihan

Dokter Gigi Keluarga, 2004: 13.

Surat Keputusan PDGI No. SKEP/035/PB PDGI/V/2008 tentang Pedoman Kerja

Majelis Kehormatan Etika Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar Persatuan

Dokter Gigi Indonesia

15