kelompok 2

Upload: adhe-azeng

Post on 19-Jul-2015

1.177 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ASUHAN PADA NEONATUS NORMAL Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asuhan pada Neonatus

Disusun oleh : Kelompok 2 Cory Avianingsih Putri 130103100011 Fia Fegriana 130103100021 Rima Arianti 130103100025 Tita Nurlita 130103100029 Eulis N Juariah 130103100034 Kelas 6A PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2012

PEMBERIAN MINUM Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (Jika payudara penuh) atau kebutuhan bayi setiap 2 3 jam (paling sedikit setiap 4 Jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan. Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian minum biasanya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran. Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama. Jika hal ini terjadi lebih lama lagi, dokter atau perawat bisa membuang sisa lendir dari lambung dengan memasukkan selang secara perlahan melalui hidung menuju ke lambung. Bayi baru lahir yang diberi susu botol bisa muntah karena Alergi terhadap susu. Sebagai gantinya diberikan formula yang rendah alergi. Bila bayi masih muntah, harus dicari penyebabnya. Muntah terus menerus pada bayi yang mendapat ASI bisa disebabkan oleh sumbatan pada saluran cerna yang menghalangi pengosongan lambung. Bayi tidak pernah alergi terhadap ASI. Bayi baru lahir akan berkemih sebanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari, menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula. Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut. Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu dalam jumlah yang cukup. Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak mendapatkan susu yang cukup. Karena itu, bayi yang mendapat ASI, harus diperiksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa pemberian makanannya mencukupi. Pemberian Susu botol. Bayi yang disusui melalui botol sering diberikan air suling yang steril pada saat pemberian makanan pertama, untuk meyakinkan bahwa mereka bisa mengisap

dan menelan dan bahwa refleks muntahnya berfungsi dengan baik. Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan. Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan berikutnya. Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi. Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol steril. Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi minum sebanyak yang dia mau. Pemberian minum ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama kehidupan bayi. Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk minggu pertama kehidupan bayi. Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah. Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim dingin, dimana sinar matahari dan aktivasi vitamin D terbatas. Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor. Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika cuaca panas atau lingkungannya panas dan kering. Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya. Pemberian Air Susu Ibu. Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah: ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah diserap

ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi ASI bisa merubah keasaman tinja dan Flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri.

Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol. Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya. Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi. Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu. Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis). Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak boleh dibersihkan/diseka. Cara Menyusui Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu. Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu. Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya luka pada puting payudara.

Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah.

Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap kalinya. Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI. Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus dihindari. Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya. Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil. Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya. Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat terbentuk. Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam. Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai menyusui. Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan. Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba. Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara

bertahap lalu dikurangi. Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula. Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan. Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan. Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.

Pola BAB pada Bayi

Bayi baru lahir hingga bulan-bulan awal kelahirannya, mempunyai pola BAB yang berbeda dengan anak atau orang dewasa. Jika bayi BAB lebih dari sekali setiap hari atau bahkan tidak bab seharian penuh, janganlah langsung khawatir. Pola buang air besar pada bayi memang masih berubah-ubah. Umumnya Pola Buang Air Besar pada bayi tergantung dari usianya. Untuk bayi yang baru lahir, normalnya ia akan buang air besar hingga sebanyak 4 kali setiap hari. Ini akan berlangsung sampai ia berusia 7 hari. Jika bayi masih dalam periode ASI eksklusif, artinya belum memperoleh asupan selain ASI, maka masih tergolong normal jika ia tidak BAB hingga 1 minggu. Bahkan terkadang setelah 1 minggu pun fesesnya sama sekali tidak keras.

Hal ini disebabkan oleh ASI yang masih sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi yang berarti sebagian besar ASI diserap dengan baik oleh tubuhnya. Bahkan untuk anak berusia 2 tahun masih termasuk normal jika ia dapat buang air besar (BAB) 1-2 kali tiap harinya. Apalagi jika memang asupan jumlah makanannya besar. Sedangkan anak usia 4 tahun sudah sama pola BAB-nya dengan orang dewasa 1 kali setiap hari. Tidak perlu terlalu khawatir jika melihat bayi yang sepertinya berjuang keras, bahkan terkadang sampai memerah ketika sedang BAB, padahal terkadang fesesnya encer dan tidak keras. Anak masih belajar, bahkan melakukan BAB pun adalah hal yang baru baginya. Jadi, reaksi-reaksi seperti ini masih tergolong normal. Perlu diperhatikan bahwa tidak setiap anak memiliki pola yang persis sama. Namun perlu diwaspadai jika bayi atau anak tidak BAB hingga 2 minggu atau lebih, karena mungkin mengalami sembelit. Jika bayi mengalami kondisi seperti berikut ini, maka segera konsultasi ke dokter: 1. 2. 3. 4. 5. Feses/kotoran yang keras Demam Terdapat darah pada kotorannya Berat badannya sulit naik Gagal BAB untuk pertama kalinya dalam 24 jam setelah kelahiran

Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak

liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan yang mendapat ASI tidak. Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi dan harus segera dirujuk. Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi BAB bayi tidak sama dengan orang dewasa, padahal frekuensi BAB pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi BABnya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.

Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak BAB selama 2 sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belum BAB, dan bayinya anteng- anteng saja mungkin memang belum waktunya BAB.

Bayi yang pencernaannya normala akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel-sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kandungan. BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak. Frekuensi BAB yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nilai warnanya putih atau disertai darah.

Umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tersebut. Warna feses kuning Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan. Warna feses hijau

Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah. Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik). Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula hingga kenyang. Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya. Warna feses merah Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri atau

dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini sangat jarang berasal dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan. Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan

harus diwaspadai baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal di Indonesia. BAK Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya. Tidur Bayi

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin. Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 14 jam. Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau di ruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup. Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal hentikan dulu prosedur ini dan coba lagi setelah 1 bulan cara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Bostons Children

Hospital). Pastikan bayi tidur dengan aman : Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan cermat agar tidak mudah lepas Jangan merokok disekitar bayi Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur. Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi kepala saat bayi tidur terlentang. MEMANDIKAN BAYI

Mandi adalah mencuci tubuh dengan air dengan cara menyiramkan air ke badan atau merendam badan di dalam sungai, danau, telaga, laut, kolam, atau bak mandi. Manusia perlu mandi untuk menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Mandi bermanfaat untuk memelihara kesehatan, menjaga kebersihan, serta mempertahankan penampilan agar tetap rapi. Setelah mandi, manusia biasanya merasa segar, bersih, dan santai.

A. Tujuan Mandi Tujuan mandi adalah membersihkan tubuh bayi. Mandi setiap hari bukan keharusan selama daerah sekitar popok, tangan, dan wajah anak masih bersih. Anak perlu mandi atau tidak tergantung pada aktivitas yang dikerjakannya. Pada dasarnya, memandikan bayi merupakan perawatan kulit bayi. Dengan mandi, akan menghilangkan keringat yang menempel di kulit bayi dan penguapan

lewat kulitnya pun jadi lebih bagus. Bila tidak dimandikan, penguapan melalui kulitnya menjadi tidak baik. Dapat menyebabkan biang keringat, lalu timbul gatalgatal, bahkan sampai infeksi kulit. Selain itu, dengan membiasakan bayi mandi, nantinya sebagai tahap untuk mengenal lingkungan di luar dirinya. Kebiasaan memandikan teratur sejak dini juga akan berpengaruh pada saat si anak besar. Anak jadi tidak takut mandi. Apalagi pada dasarnya anak atau bayi tak ada yang enggan mandi. Malahan kalau orang asing, bayinya sudah dibawa berenang. Bayi harus mandi selama ia sehat dan tak ada masalah. Mandi pun jangan hanya sekedar dilap dengan air hangat karena kurang bersih, kecuali si bayi sedang sakit. Sebaiknya bayi dimandikan dua kali sehari, pagi jam tujuh agar tak terlalu kepagian dan tak membikin si bayi kedinginan. Lalu sore pukul empat.

B. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memandikan bayi Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memandikan bayi diantaranya: a. Memandikan bayi anda pada waktu yang sama setiap hari. b. Saat memandikan bayi anda harus: Tidak ada yang mengganggu dan harus tenang Tidak sibuk Percaya diri Jika capek dan belum tenang orang tua baiknya beristirahat sejenak setelah itu baru memandikan bayi c. Memandikan bayi baiknya dilakukan sebelum bayi diberi makan, tetapi harus diingat bayi tidak bisa terlalu lapar. d. Dilarang memandikan bila bayi baru diberi makan, karena bayi mudah muntah. bayi yang diberi makan sebelum mandi sebaiknya ditunggu hingga 15 sampai 20 menit baru dimandikan. Jika langsung dimandikan maka bayi tidak menikmati saat mandi yang sudah ditunggu- tunggunya setiap waktu.

e. Anda harus tahu bahwa bayi sangat mudah kehilangan kehangatan tubuhnya, untuk itu orang tua harus mengawasi ruangan tempat mandinya, jangan kurang dari 25 derajat celcius, dijaga agar tetap hangat, dan jaga agar ruangan bayi bebas dari hembusan angin. Tubuh bayi sangat mudah masuk angin. f. Pastikan segala keperluan buat mandi tersedia. Anda bisa menyediakan sabun lembut, bola-bola kapas dan sebuah popok bersih di wadahnya masingmasing. Lalu bawalah wadah yan gsudah berisi peralatan mandi itu dengan handuk dan kain pembilas ke ruangan dimana anda akan memandikan bayi. Kalau semuanya sudah siap, ambillah bayi anda. g. Selalu rencanakan ritual mandi bayi anda. Pastikan semuanya siap sebelum mulai memandikan bayi. Ini akan membuat lebih mudah dan aman..

C. Persiapan memandikan bayi 1. Di ruang tertutup Acara mandi bisa dilakukan di kamar tak ber-AC atau ruangan lain asal tak terbuka agar bayi tak kedinginan. 2. Dua waslap Satu untuk menyeka wajah dan badan; satu lagi untuk daerah kelamin. 3. Kapas Terdiri kapas puting untuk membersihkan kotoran di sekitar mata bayi, kapas cebok, dan cotton buds. 4. Kasa steril Jika si kecil belum puput pusar, sediakan kasa steril. 5. Perlak Letakkan perlak di baby tafel (meja ganti popok) atau boks/tempat tidur si kecil. 6. Perlengkapan mandi

Handuk, sabun dan sampo khusus bayi. Letakkan di atas perlak: sebagian untuk handuk yang dilebarkan, sebagian lagi di sebelah atas letakkan sabun dan sampo bersama waslap. 7. Kosmetik & minyak penghangat Siapkan bedak khusus bayi, sisir khusus bayi, dan minyak telon; letakkan di samping handuk. 8. Pakaian ganti Susun (di boks/tempat tidur) dari bawah: bedong, baju, lalu popok. 9. Air Hangat Letakkan bak mandi si kecil tak jauh dari meja ganti/boks/tempat tidur. Tuang air hangat ke bak setinggi 1/4 bak jika ukuran bak cukup besar atau 1/2 bak jika ukurannya kecil. Ukur kehangatan air dengan mencelupkan siku lengan ibu.

D. Tahap-tahap memandikan bayi 1) Letakkan bayi di atas perlak, lepaskan seluruh pakaiannya. 2) Jika belum lepas tali pusatnya, lepaskan kasa yang membungkus tali pusat.

3) Jika si kecil BAB/BAK, bersikan dengan kapas cebok. 4) Ambil waslap pertama untuk menyeka wajah, celupkan ke dalam air di bak, peras sedikit lalu seka lembut secara berurut: wajah, lengan, badan, punggung, kaki.

5) Ganti dengan waslap kedua, celupkan ke dalam air di bak, lalu bersihkan daerah sekitar kelamin.

6) Ganti dengan waslap pertama kembali, bubuhi sabun; sabuni seluruh tubuh si kecil dari tangan hingga kaki. Usahakan tapak tangan tak terkena sabun karena bayi sering memasukkan tangan ke mulut. Alat kelamin laki- laki boleh disabuni (gunakan waslap kedua), tapi buat perempuan tak perlu.

7) Angkat bayi, masukkan ke dalam bak. Caranya: a) Selusupkan tangan kiri ibu di bawah leher dan kepala bayi, ibu jari menutup telinga kanan dan jari tengah menutup telinga kiri. Jika ibu menggunakan tangan kanan, lakukan sebaliknya.

b) Dengan tangan kanan, rapatkan kedua kaki bayi posisi telunjuk di antara kedua kaki.

8) Dalam bak mandi: a) Posisi badan bayi di air harus lebih rendah dari kepala. Lepaskan tangan kanan dari kakinya, lalu bilas tubuhnya bagian depan, tangan dan kaki hingga bersih. Tubuh bagian belakang bisa dibilas tanpa harus membalikkan badan bayi. b) Jikapun ingin mencoba membalikkan badannya, caranya: lepaskan ibu jari ibu di telinga kanan bayi, lalu tutup telinganya dengan ibu jari tangan kanan ibu; sementara jari tengah/telunjuk kanan menggantikan jari tengah yang menutup telinga kanan; tapak tangan kiri tetap menyangga kepala bayi, lalu balikkan tubuh bayi ke arah kanan secara perlahan, baru kemudian tapak tangan kiri digunakan untuk menyiram tubuh bayi.

c)

Jika ingin mengeramasi rambut bayi, lakukan sebelum membilas tubuhnya. Caranya: beri sedikit sampo di rambut, usap lembut hingga sampo merata, lalu bilas dengan air hingga busa sampo tak bersisa, diikuti membilas seluruh tubuhnya hingga tak bersisa busa sabun sedikit pun.

9) Setelah selesai bayi digendong dari bak mandinya. Kembalikan tangan kanan ke posisi semula di kaki bayi. Letakkan di atas handuk. Keringkan dengan lembut dari wajah, rambut, tangan, tubuh, bagian kelamin hingga kaki Sentuhan Akhir 1. Bersihkan tali pusat dengan cotton buds, bungkus dengan kasa steril. Caranya seperti membedong, yaitu berbentuk segitiga. Jika tali pusat pendek, kasa cukup dibuat simpul. Yang penting, pangkal tali pusat harus tertutup rapat.

2. Gosok seluruh tubuh dengan minyak telon. Jangan pakai minyak kayu putih karena terlalu keras untuk kulit si kecil yang sensitif.

3. Bedaki perut dan punggungnya. Daerah kelamin tak perlu dibedaki. Jikapun mau, tipis saja

4. Pakaikan popoknya, baju, lalu bedong. Terakhir, sisir rambutnya.

Keamanan Hal-hal yang harus di perhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan dengan tetap menjaganya, jangan meninggalkan bayi tanpa adanya menunggu. Selain itu, perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi. Perawatan cara kangguru Salah satu cara yang dapat diikuti oleh ibu yang menyusui adalah inovasi yang disebut perawatan kangguru sebuah julukan akrab yang diilhami oleh kesamaan metode dengan kantong kangguru dan kemudahan yang didapat bayi kangguru prematur untuk menyusu sendiri. Riset oleh Dr. Gene Cranston Anderson di Case

Western Reserve di Cleveland memperlihatkan bahwa berat badan bayi prematur yang memperoleh dengan cara ini naik lebih cepat, keadaan berhenti bernapasnya lebih sedikit, dan tinggal di rumah sakit untuk perawatan dalam waktu lebih singkat. Ibu menggendong bayi berpopok dengan menggunakan alat untuk menggendong sehingga kulit akan saling bersentuhan, atau bayi berada di antara kedua payudaranya. Kombinasi dari kehangatan tubuh ibu, selimut, dan busana ibu membuat bayi tetap aman. Banyak bayi prematur bereaksi pada lingkungan yang menyenangkan ini dengan tidur lebih tenang dan damai dibandingkan di tempat tidurnya yang penuh peralatan canggih. Ketika bayi terjaga, kedekatan dengan payudara ibu merangsang bayi untuk menyusu karena perut kecilnya lapar ini disebut dengan penyusuan karena keinginan sendiri. Bayi yang digendong dengan cara kangguru menjadi jarang menangis. Karena menyita banyak oksigen dan energi, tangis yang berlebih akan mengganggu pertumbuhan bayi secara optimal. Dengan menyusu, melakukan perawatan dengan metode kangguru, menggendong dan menggoyangnya, serta memeluk erat, maka tangis bayi akan berkurang, dan pertumbuhannya menjadi dipercepat. Disamping baik bagi bayi, metode kangguru juga memberi suatu manfaat bagi para ibu. Kedekatan dekapan bayi pada dada ibu. Kedekatan dekapan bayi pada dada ibu merangsang hormon keibuan dan produksi susu. Para ibu yang diundang untuk berpartisipasi pada perawatan ala kangguru ini memperlihatkan bertambahnya keinginan untuk menyusui. Mereka mengembangkan kedekatan emosional yang mendalam dengan para bayinya, merasa lebih percaya diri dengan keterlampilanketerlampilan merawat bayi, dan merasa sebagai bagian yang berharga dalam tim perawatan bayi yang intensif. Para ahli yakin bahwa satu alasan utama manfaat yang besar dari perawatan bayi prematur dengan cara kangguru ini adalah bahwa beraksi sebagai pencipta pola pernapasan atau pembuat tarikan napas bagi bayi prematurnya. Bayi prematur

memang cenderung sering mengalami keadaan berhenti bernapas, disebut sebagai apnea, yang berperan pada pertumbuhan bayi yang lambat dan bahkan berpengaruh pada lamanya perawatan di rumah sakit. Menurut dr. Rinawati, Metode ini dianjurkan dilakukan setelah dua minggu kelahiran, dengan jangka waktu hingga berat badan bayi dirasa cukup baik atau sekitar 1.800 gram. Setelah pemeriksaan menunjukkan kondisi baik ditambah dengan kenaikan berat badan setidaknya 20-30 gram setiap hari, barulah si bayi prematur sudah siap untuk dirawat di rumah dan tumbuh seperti layaknya bayi normal seperti biasa. Cara melakukan Metoda Kangguru 1. Pertama, beri bayi pakaian, topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu. 2. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak, langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak. 3. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu dengan posisi bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh. 4. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. 5. Ibu masih dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk, jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu. 6. Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.

7. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pamberian asi, dan kebersihan ibu dan bayi. Metode kangguru mendatangkan banyak manfaat lain, seperti: -Meningkatkan hubungan emosi ibu - anak -Mengurangi stres pada ibu dan bayi -Mengurangi lama menangis pada bayi -Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

KEHANGATAN METODE KANGGURU

Metode kangguru adalah sebuah metode perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan bayi didada ibu ( skin to skin ) untuk menyalurkan kehangatan pada bayi. Tujuan Metode Kangguru : Tujuannya metode kangguru yaitu agar dapat menurunkan hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi Sehingga dengan kontak langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan perlindungan bisa dipenuhi. Manfaat Metode Kangguru Meningkatkan hubungan emosi antara ibu dan anak Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi

Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik Menciptakan suasana nyaman dan mengurangi stress pada ibu dan bayi Mempercepat kenaikan berat badan bayi Memperpanjang waktu tidur Meningkatkan produksi ASI Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit Mencegah bayi hipotermi Memudahkan dalam proses pemberian ASI Pemakaian kalori berkurang karena aktifitas berkurang Memudahkan pemberian ASI Bayi menjadi lebih tenang Sebab Keberhasilan Metode Kangguru Bayi seperti dalam gendongan dan dapat: Mendengarkan detak jantung ibu Mendengarkan suara ibu Memudahkan reflex menghisap Merasa terlindungi Mencegah bayi dari: Cahaya yang terlalu terang Udara yang berhembus semilir Mendapat keuntungan dirawat tegak dan tengkurap : Tidur lebih lelap Regurgitasi lebih jarang

Kriteria Keberhasilan Metode Kangguru Suhu badan bayi stabil dan optimal Mampu menetek

Produksi ASI cukup Kenaikan berat badan bayi stabil Bayi tumbuh dan berkembang optimal Lamanya Metode Kangguru Dipakai Penggunaan metode kangguru dihentikan jika bayi sudah tidak membutuhkan lagi Minimal BB >2500 gr Suhu stabil 37 C Menetek kuat seperti bayi besar dan sehat Kontraindikasi Metode Kangguru Bayi dengan berat badan lahir < 1500 gram Bayi yang lahir dengan trauma Persiapan Sebelum Menggunakan Metode Kangguru Persiapan Ibu : Bersihkan tubuh ibu, terutama pada bagian dada dengan cara mandi 2-3 kali sehari. Kuku dan tangan ibu harus dalam keadaan bersih Ibu memakai baju yang hangat, bersih, dan longgar Ibu tidak memakai BH selama pemakaian metode kangguru

Persiapan bayi Sebaiknya bayi tidak dimandikan sebelum menggunakan metode kangguru Bayi di pakaikan topi dan popok

Cara Melekatkan Bayi Pada Metode Kanguru PMK dapat dilakukan dengan menggunakan kain panjang, kainsegitiga, kain model kantong dan kain model thari. Bayi hanya menggunakan topi, kaos kaki dan popok.

Ibu

tidak

mengenakan

baju,

agar

kulit

bayi

dan

kulit

ibubersentuhan. Bayi didekap agar kulit tubuh bayi bersentuhan langsung denganpendekapnya. Posisi bayi telungkup, dada ketemu dada diantara kedua payudara,kepala bayi menoleh ke satu sisi. Mata bayi dapat saling kontak dengan ibu dan kaki bayi berposisiseperti kaki kodok. Letakkan bagian tengah dari kain menutupi bayi dan dada ibu. Bungkus dengan kedua ujung kain mengelilingi badan ibu di bawah lengan ke punggung. Silangkan ujung kain di belakang ibu, bawa kembali ujung kain kedepan. Ikat ujung kain untuk mengunci di bawah bayi. Topang kepala bayi (kepala bayi sedikit tengadah) dengan menarikpembungkus keatas hanya sampai telinga bayi atau dibawah tulang pipi bayi.

Melakukan Perawatan Metode Kanguru

Metode Metode

kanguru

dapat

dilakukanoleh

ibu,

bapak,

atau

anggotakeluarga dewasa lainnya yang sehatdan tidak merokok. Kanguru bisa dilakukandalam posisi ibu baring

danistirahat. Apabila posisi tidur, tidur denganbagian atas tubuh meninggi untukmenjaga posisi kepala bayi diatas,dengan menggunakan bantal yangditumpuk. Ibu dan anggota keluarga lainnyayang melakukan metode kanguru dapat melakukan pekerjaansehari hari seperti biasa. Selama PMK bayi harus diawasi apakah ada gangguan pernafasan,kejang atau tanda-tanda bahaya lainnya. Untuk bayi BBLR metode kanguru dilakukan sampai berat minimal2500 gram atau bayi sudah tidak nyaman. Tanda bahaya bayi baru lahir Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir merupakan suatu gejala yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu sudah seharusnya orang tua mengetahui tanda-tanda bahaya terhadap bayi

mereka agar dapat mengantisipasinya lebih awal. Dengan mengetahui tanda bahaya, bayi akan lebih cepat mendapat pertolongan sehingga dapat mencegahnya dari kematian. Namun apabila terlambat dalam pengenalan dari tanda bahaya tersebut, bayi bisa meninggal. Bayi baru lahir mempunyai masalah berat yang dapat mengancam kehidupannya dan memerlukan diagnosa dan pengelolaan segera, terlambat dalam pengenalan masalah dan manajemen yang tepat dapat

mengakibatkan kematian.

Tanda-tanda bayi baru lahir: 1. Tidak mau menyusu/memuntahkan semua yang diminum. Biasanya hal ini adalah tandanya bayi terkena infeksi. 2. Bayi mengantuk atau tidak sadar. Penyebabnya biasanya karena

pengaruh obat yang diterima ibu saatmelahirkan, atau obat-obatan yang dikonsumsi ibu, misalnya obat psikiatriatau obat-obatan penenang. 3. Napas cepat (lebih dari 60 kali per menit). Penyakit ini merupakan merupakan salah satu penyakit pertama bayi. 4. Merintih. Ini merupakan pertanda bahwa bayi dalam keadaan sakit. 5. Tarikan dinding dada bagian bawah (retraksi). Hal ini akan berdampak pada paru- paru bayi. 6. Tampak biru pada ujung jari tangan dan kaki atau bibir. 7. Kejang 8. Badan bayi kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada hari pertama atau muncul setelah kurang dari 24 jam setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari dan kuning sampai ke telapak tangan atau kaki. 9. Kaki dan tangan terasa dingin 10. Demam 11. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut 12. Mata bayi bernanah banyak

Penyebab dari tanda bahaya bayi baru lahir selama kehamilan: 1. Hipertensi 2. Perdarahan 3. Ketuban pecah dini 4. Kehamilan ganda 5. Berkurangnya gerakan janin Penyebab dari tanda bahaya bayi baru lahir saat persalinan: 1. Kelahiran dengan vakum 2. Letak sungsang 3. Ketuban pecah lebih dari 18 jam 4. Partus lama lebih dari 24 jam Penting sekali bagi kita untuk mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, hal ini dikarenakan: Bayi baru lahir mudah sakit. Jika bayi tersebut sakit maka akan bertambah berat. Gejala sakit pada bayi sulit untuk dikenali. Diharapkan dengan mengetahui tanda-tanda bahaya bayi baru lahir ini diharakan bayi akan cepat mendapatkan pertolongan.

Banyak sekali kasus mengenai bayi baru lahir yang meninggal. Hal ini disebabakan oleh beberapa hal seperti : - Terlambat mengetahui tanda bahaya - Terlambat memutuskan untuk membawa bayi berobat ke dokter/ bidan/perawat - Terlambat sampai ke tempat pengobatan

Penanganan tanda bahaya bayi baru lahir Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu. Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

Penyuluhan sebelum bayi pulang 1. Perawatan tali pusat Tali pusat adalah saluran yang menghubungkan bayi dengan plasenta saat berada di dalam rahim, di mana plasenta berguna untuk menyediakan oksigen dan nutrisi dari ibu untuk bayi di dalam kandungan. Ketika bayi dilahirkan, dokter akan memotong tali pusat bayi dan biasanya menyisakan tali pusar beberapa sentimeter. Tali pusat itu akan putus atau terlepas sendiri dalam waktu 10-21 hari, berbeda pada setiap bayi. Selama tali pusar belum putus, perawatan tali pusat yang baik sangat penting agar tidak terjadi infeksi. Merawat tali pusat:

-

Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di bagian bawah perut bayi (di bawah tali pusat). lni untuk menjaga agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.

-

Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali pusat, sampai tali pusat puput. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak sudah terlepas. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air hangat sampai tali pusat puput. Adanya sedikit perdarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali pusat puput. Gunakan kasa steril untuk membersihkannya. Bila perdarahan terus terjadi atau mengeluarkan bau busuk, segera hubungi dokter.

-

Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan tali pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril .

-

Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun ke bagian pangkal tali pusat bayi. Ketika tali pusat sudah putus, biarkan area pusar sembuh dalam beberapa hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah untuk mencegah infeksi. Teruskan menggunakan popok atau diaper di bawah perut untuk memberi tempat bagi pusar yang belum sembuh.

2. Pemberian ASI Suatu upaya harus diarahkan kepembinaan awal ibu dalam mempertahankan ASI secara normal, rajin menyusui dengan membiarkan bayi untuk sering mengosongkan susu selama terutama fase awal menyusui saat pembentukan kolostrum masih berlangsung. Bayi harus diijinkan menyusu bila lapar, tampak atau tidak tampak ada ASI yang keluar. Perlu diingat bahwa menyusui wajib dimulai sesegera sesudah persalinan ketika keadaan bayi telah memungkinkan, lebih baik dalam beberapa jam. Lakukan pula perawatan yang pantas pada puting susu baik dalam keadaan sakit maupun yang terasa perih atau sakit, harus dilakukan sebelum nyeri berat terjadi akibat luka lecet atau pecah. Kadang-kadang melindungi puting juga dapat membantu. Apabila keperihan menyebabkan ibu ketakutan, maka reflek ejeksi-susu dapat tertunda yang menyebabkan bayi frustasi dan selanjutnya menghisap semakin bertambah kuat. Adapun beberapa tips tambahan dalam menunjang upaya membina dan mempertahankan persediaan ASI yang sehat adalah sebagai berikut : Hindarilah faktor-faktor psikologis yang sifatnya negatif (misalnya ketakutan, marah, sedih) pada ibu. Tidak ada faktor yang lebih penting daripada kebahagiaan ibu dan pikiran yang rileks. Kekuatiran dan ketidakbahagiaan adalah contoh hal-hal yang efektif untuk mengurangi dan bahkan meniadakan sekresi ASI. Menghindari kelelahan adalah penting, tetapi disamping itu ibu juga harus cukup melakukan latihan fisik untuk menaikkan kesehatan fisiknya. Sekali sehari, payudara haruslah dicuci, dibersihkan guna menjaga higiene ASI. Pastikan daerah puting susu harus selalu kering dan hindari penggunaan sabun yang dapat membasahi. Perawatan harus dilakukan untuk mencegah

iritasi dan infeksi pada puting susu yang disebabkan penyusuan yang lama, maserasi karena puting yang basah dan lembab atau tergosok pakaian. Diet ibu harus mengandung kalori yang cukup untuk mengimbangi diet bayi yang diekskresikan dalam ASI serta untuk bahan yang diperlukan untuk menghasilkannya. Ibu yang menyusui memerlukan diet lauk-pauk, tinggi cairan, vitamin dan berat mineral yang bervariasi agar cukup ibu untuk haruslah

mempertahankan

badannya.

Selama

menyusui,

menghindari terjadinya penurunan berat badannya. 3. Jaga Kehangatan Bayi Tanda dan gejala bayi yang kehilangan panas atau hipotermi (1) Hipotermia bayi baru lahir (a) Bayi tidak mau menyusu/menetek (b) Bayi tampak lesu atau mengantuk saja (c) Tubuh bayi teraba dingin (d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun (2) Hipotermia sedang (stress dingin) (a) Aktivitas berkurang12 (b) Tangisan bayi lemah (c) Kemampuan menghisap bayi lemah (d) Kaki teraba dingin (3) Hipotermia berat (cedera dingin) (a) Sama seperti tanda dan gejala hipotermia sedang (b) Bibir dan kuku kebiruan (c) Pernafasan lambat (d) Pernafasan tidak teratur (e) Bunyi jantung bayi lambat (f) Dapat terjadi hipoglikemia

4. Tanda tanda bahaya 5. Imunisasi Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Manfaat imunisasi adalah untuk menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat serta mungkin didapatkan eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu. Sesuai dengan KEP.KONICA (Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak) Imunisasi dapat diberikan pada : (1) Anak sehat (2) Anak pilek (3) Anak batuk tanpa sesak (4) Anak diare < dari 6x (5) Anak kurang gizi ringan Indikasi pemberian imunisasi : (1) Anak sehat (2) Anak pilek (3) Anak batuk tanpa pilek (4) Anak diare < dari 6x (5) Anak kurang gizi ringan atau sedang Pada usia bayi neonatal perlu mendapatkan imunisasi untuk menghindari penyakit. Imunisasi yang didapatkan adalah : a) BCG Mengandung kuman hidup dari biakan bacillus calmate quirine untuk mencegah TBC. Diberikan pada bayi segera setelah lahir dengan dosis 0,05 ml secara intracutan di daerah musculus deltoideus b) Polio Mengandung virus polio tipe 1,2,3 yang hidup dan sudah dilemahkan. Tiap 2 tetes mengandung 0,1 ml tipe 1,2,3. Diberikan secara tetes ke

dalam mulut bayi sebanyak 2 tetes segera setelah lahir. Polio I, II,III, IV diberikan dengan interval 4 minggu c) Hepatitis B Diberikan sedini mungkin, dapat diberikan bersamaan dengan pemberian imunisasi BCG. Kebijakan program pemerintah imunisasi HB 1 diberikan pada umur 0-7 hari. Dosis pemberian 0,5 ml diberikan secara IM pada antero lateral paha. Imunisasi berikutnya diberikan dengan interval 4 minggu (Depkes RI dan PATH, 2005)

Jenis imunisasi yang diberikan pada bayi neonatus (Arif Mansjoer, 2000, p.590-593) : (1) Vaksin BCG Vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum umur 2 bulan (depkes 0-12 bulan). BCG ulang tidak diberikan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan intrakutan didaerah insersio m.deltoideus dengan dosis untuk bayi < 1 tahun sebanyak 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml. Pada bayi perempuan dapat disuntikkan di paha kanan atas. (2) Vaksin DPT Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit difteria, pertusis, dan tetanus dalamwaktu yang bersamaan. Imunisasi dasar vaksin DPT dapat diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3x (DPT I, DPT II, DPT III) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, nyeri, bengkak lokal, abses steril, syok dan kejang. (3) Vaksin Hepatitis B Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sedini mungkin segera setelah bayi lahir. Imunisasi dasar diberikan 3x dengan jarak waktu satu bulan antara

suntikan 1, 2, dan 5 bulan antara suntikan 2 dan 3. Imunisasi ulang diberikan 5 th setelah imunisasi dasar. Efek samping berupa efek lokal (nyeri ditempat suntikan) dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran cerna) yang akan hilang beberapa hari. (4) Vaksin Polio Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Imunisasi dasar vaksin polio diberikan 4 kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang 4 minggu. Vaksin ini diteteskan 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula. (5) Vaksin Campak Pemberian vaksin ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imunisasi campak dianjurkan satu dosis pada umur 9 bulan atau lebih. Vaksin disuntikkan subkutan dalam sebanyak 0,5 ml. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis, dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang) 6. Perawatan harian atau rutin 7. Pencegahan infeksi Infeksi neonatus pada bayi sering dijumpai, apalagi di daerah pedesaan dengan persalinan dukun beranak. Menghadapi keadaan demikian bidan harus mampu mengatasi dan segera melakukan rujukan sehingga bayi mendapat pengobatan yang cepat dan tepat. Penyakit ini dapat terjadi melalui : a. Infeksi antenatal Terjadi sejak masih dalam kandungan b. Infeksi intranatal Terjadi saat berlangsungnya persalinan c. Infeksi postnatal Terjadi setelah bayi berada diluar kandungan

(1) Gejala klinis infeksi pada bayi : o Malas minum o Bayi tertidur o Tampak gelisah o Pernafasan cepat o Berat badan cepat menurun o Terjadi diare dengan segala manifestasinya o Panas badan bervariasi dapat meningkat, menurun atau dalam batas normal o Pergerakan aktifitas bayi mulai menurun o Pada pemeriksaan mungkin dijumpai : bayi berwarna kuning,

pembesaran hepar dan lien (hepatosplenogemeli), purpura (bercak darah dibawah kulit), dan kejang-kejang

Cara atau upaya pencegahan infeksi Menurut Depkes RI (2000), berbagai upaya yang dilakukan untuk mencegah infeksi pada bayi baru lahir yaitu : (1) Pencegahan infeksi pada tali pusat Merawat tali pusat untuk menjaga luka tetap bersih. Jangan mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke tali pusat. Perawatan tali pusat dilakukan dengan membungkus tali pusat memakai kasa steril dan kering. (2) Pencegahan infeksi pada kulit Kontak kulit bayi dan ibu sedini mungkin setelah lahir menyebabkan terjadinya kolonisasi mikro organisme ibu yang cenderung bersifat non pathogen, dan juga antibodi yang terkandung di dalam air susu ibu. Di samping itu lakukan rawat gabung ibu dan bayi dapat menghilangkan bahaya bayi terkena infeksi silang

Ketika pasien mau pulang, sebaiknya bidan melakukan evaluasi sebagai berikut : 1. Tanda tanda vital bayi, tangisan, warna kulit, tonus otot dan tingkat aktifitas. 2. Apakah bayi bab 3. Apakah bayi sudah dapat menyusu dengan benar 4. Apakah ibu menunjukkan bahwa ia sudah dapat menangani neonatal dengan benar 5. Apakah suami dan keluarga sudah dilibatkan dalam hal perawatan neonatal 6. Apakah sudah cukup persediaan pakaian/perlengkapan bayi di rumah 7. Apakah keluarga memiliki rencana tindak lanjut kunjungan 8. Apakahmemiliki rencana transportasi ke rumah

PEMBAHASAN JURNAL MEMBERSIHKAN DAN MELEMBABKAN KULIT BAYI Orang tua harus memutuskan apa metode perawatan kulit dan frekuensi yang paling cocok untuk mereka dan mereka bayi. Seorang bayi tidak rutin harus dimandikan setiap hari (Lund et al, 2001), meskipun beberapa orang tua akan memiliki preferensi untuk melakukannya dan banyak yang akan memandikan bayi mereka dimalam dengan tujuan untuk santai dan menetap bayi mereka untuk malam. Setelah lahir, banyak orangtua mengharapkan dan meminta bayi mereka bermandikan untuk menghilangkan vernix caseosa, darah, mekonium dan kotoran selular. Sebagian besar ini, bagaimanapun, dapat menjadi lembut dihapus oleh bidan dengan handuk bersih dan lembut sangat segera setelah lahir. Jumlah vernix kaseosa pada penuh panjang bayi dapat bervariasi dan bayi postmatur memiliki kecenderungan untuk memiliki sangat sedikit dan ini biasanya terlihat pada lipatan kulit. Telah direkomendasikan bahwa vernix caseosa tidak dihapus segera setelah lahir karena ada bukti terbatas untuk mendukung Manfaat dari praktek ini (Gelmetti, 2001). Sebaliknya, telah dilaporkan bahwa tidak ada efek samping untuk mandi sebuah fullterm sehat bayi dengan suhu tubuh di atas 36.5oC (MacGillivray, 1996). Namun, sebuah studi melibatkan bayi prematur dilaporkan efek fisiologis dan perilaku yang merugikan ketika mandi, mandi jadi rutin karena itu tidak direkomendasikan (Peters, 1998). Selanjutnya, Penelitian berfokus pada kulit neonatus harus mempertimbangkan apakah studi melibatkan prematur, penuh panjang atau keduanya sebagai bukti baik dari tidak dapat dengan mudah generalisasi yang lain. Dua tinjauan sistematis diidentifikasi bertanya dua pertanyaan penelitian penting. Yang pertama adalah: 'Apakah penggunaan sabun atau detergen di air mandi untuk bayi yang baru lahir juga istilah yang terkait dengan pengembangan kulit kering, pecah-pecah, mengelupas atau pada periode perinatal 'Yang kedua adalah:

'Apa efek dari menggunakan emolien, lotion, atau pelembab untuk kulit kering, pecah-pecah atau mengelupas untuk bayi dengan baik panjang dalam periode perinatal pada integritas kulit dan patologi dalam pertama tahun setelah melahirkan? "Peneliti menemukan ada penelitian yang menjawab pertanyaan ini dan menyoroti bahwa penggunaan sabun, deterjen, emolien dan lotion pada bayi penuh panjang yang kulit belum resmi diteliti (Walker et al, 2005a). Namun demikian, beberapa rekomendasi telah diajukan kepada orang tua panduan dan bidan pada metode pembersihan kulit bayi. Setelah audit lokal yang melaporkan penurunan kejadian eritema neonaturum ketika pedoman berbasis bukti diperkenalkan, memandikan bayi dalam air hanya telah direkomendasikan untuk dua sampai empat minggu pertama kehidupan dan penggunaan krim dan lotion untuk kulit kering harus dihindari seperti yang muncul untuk menjadi fenomena alam (Trotter, 2004). Namun, penggunaan pembersih pH netral dan aplikasi emolien yang dirancang khusus untuk digunakan dengan bayi dari lahir juga telah dilaporkan memiliki profil keamanan yang baik (Hopkins, 2004). Ia telah mengemukakan bahwa jika mandi terbatas pada dua atau tiga kali seminggu, risiko kulit iritasi, penyerapan bahan kimia dan perubahan pH permukaan kulit berkurang (Kuller et al, 2002). Bolak air hanya mandi dengan mandi menggunakan pembersih juga telah direkomendasikan dalam pedoman klinis dihasilkan oleh American Association of Kesehatan Wanita, Kebidanan Perawat dan Neonatal (AWHONN) (Lund et al, 2001). Pedoman tersebut berdasarkan bukti disediakan oleh dua studi yang melibatkan bayi prematur dan ditangani sepuluh aspek neonatal perawatan kulit (Nopper et al, 1996; Lane dan Drost, 1993). Sebuah studi prospektif besar adalah dilakukan untuk mengevaluasi pedoman dalam praktek klinis sehari-hari dan mengukur efek ini telah di praktek perawatan kulit bayi. Studi AWHONN diamati pra-dan pasca-kulit kondisi 2820 bayi dari nol sampai 28 hari dengan dua kali seminggu penilaian bayi baru lahir kulit dan praktek perawatan sehari-hari di 51 lokasi di AS. Penilai klinis telah disusun dan dididik untuk

meningkatkan basis pengetahuan dan kesadaran praktik kulit bayi agar untuk melakukan penilaian. Alat penilaian Skor Kondisi Kulit Bayi (NSC), yang berkisar dari skor tiga (kondisi terbaik) sampai skor sembilan (kondisi terburuk) berdasarkan kekeringan, eritema dan kerusakan kulit digunakan untuk menilai bayi kondisi kulit. Dilaporkan bahwa setelah pelaksanaan kulit, pedoman klinis kondisi ditingkatkan di kedua bayi prematur dan penuh panjang. Namun, pedoman itu berdasarkan bukti prematur bayi dan sebagian besar bayi dimasukkan dalam penelitian ini karenanya prematur dengan hanya 356 bayi dikategorikan sebagai istilah penuh. Ini harus diambil menjadi pertimbangan dan penelitian lebih lanjut dilakukan di Inggris yang melibatkan penuh panjang bayi mungkin mengkonfirmasi atau membantah bukti yang disediakan oleh studi AS. Telah dilaporkan bahwa mencuci kulit saja tidak menghapus semua kotoran pada permukaan lapisan (Gelmetti, 2001). Hal ini disebabkan oleh beberapa zat menjadi air, bukan lemak larut. Pembersih ringan akan emulsi yang larut dalam lemak menjadi tetesan zat halus yang dapat kemudian dihilangkan dengan air. Ini pembersih bertindak dengan tegangan permukaan yang menekan yang memungkinkan zat lemak untuk tetap berada pada permukaan kulit. Perawatan harus diambil untuk tidak menekan tegangan permukaan terlalu banyak karena hal ini akan meningkatkan risiko menyebabkan trauma yang tidak perlu ke permukaan kulit. Sebuah keseimbangan yang baik diperlukan antara pembersihan kulit baru lahir dan pelestarian sifat homeostatik nya. Pembersih harus sangat ringan pada mereka properti untuk mencegah penghapusan berlebihan lipid dari stratum corneum, yang penting bagi ekosistem permukaan. Orang tua harus dianjurkan untuk tidak pernah menggunakan pembersih produk yang secara khusus diproduksi untuk orang dewasa, karena banyak di antaranya tidak pH netral dan tidak akan cukup ringan untuk kulit bayi yang sensitif itu. Oleh karena itu masuk akal untuk menggunakan pembersih yang khusus dirancang untuk kulit bayi, menjadi pH netral dan sangat ringan sampai menghindari dermatitis iritan dan dermatitis alergi. Ada berbagai jenis pembersih produk yang tersedia (Hopkins, 2004).

Bidan dan orang tua perlu menyadari berbagai jenis dan sifat-sifat apa ini miliki. Saat ini, ada kekurangan dari kedua studi dan bukti yang mendukung baik air hanya kebijakan atau menggunakan pembersih pH yang sangat ringan netral tetap tidak meyakinkan. Para NICE (2006) Pedoman perawatan pasca melahirkan tidak mengidentifikasi studi penelitian apapun yang secara khusus ditujukan umum perawatan kulit bayi penuh panjang. Oleh karena itu, kelas D titik praktek yang baik (GPP) dibuat pada pengalaman Panduan Development Group (GDG). Mengingat kurangnya bukti penelitian, mereka merekomendasikan bahwa orang tua harus disarankan bahwa agen pembersih tidak boleh ditambahkan ke dalam air mandi bayi juga harus lotion atau tisu obat digunakan. Namun, jika bahan pembersih diperlukan sebuah 'ringan non-wangi sabun' dapat disarankan. Setelah publikasi pedoman ini (Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keunggulan Klinik, 2006), sebuah komunitas berbasis kontrol plasebo acak berkerumun telah dilakukan di Nepal selatan. Percobaan ini melaporkan bahwa kulit bayi baru lahir membersihkan (satu kali) dengan bayi tisu yang mengandung klorheksidin 0,25% dapat mengurangi kematian neonatal di rendah berat lahir bayi dan di daerah di mana praktek-praktek kebersihan miskin (Tielsch et al, 2007). Beberapa 17530 bayi yang terdaftar dengan 8650 ini yang acak kelompok perlakuan dan 8880 pada kelompok plasebo. Bayi entah dibersihkan dengan tisu bayi klorheksidin atau plasebo solusi sesegera mungkin setelah lahir (median 5,8 jam). Utama utama hasil adalah tingkat semua penyebab kematian pada 28 hari pasca melahirkan. Peneliti melaporkan bahwa ketika niat-to-treat (ITT) analisis dilakukan, tidak ada statistik Temuan signifikan ketika tisu bayi yang digunakan. Namun, 11% lebih rendah neonatal angka kematian dilaporkan ketika mempertimbangkan bayi berat lahir rendah (