kelompok 1_grid computing
DESCRIPTION
Grid and cloud computingTRANSCRIPT
GRID COMPUTING
Oleh:
1. Ni Kadek Rahayu Widya Utami (1204505043)
2. Ni Wayan Sri Lestari (1204505046)
3. Parangkan Nurtantio Quidar (1204505067)
4. I Gede Sugita Aryandana (1204505091)
JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
2015
I. Serial, Paralel, dan Grid Computing
I.1 Sejarah Komputasi Grid Computing
Sejarah awal dari grid computing yaitu kembali ke periode 1996-1999. Pada fase ini
ada banyaknya dilakukan eksperimen aplikasi untuk melakukan pengembangan beberapa
jaringan protocol. Salah satunya yaitu globos toolkit 1.0 yang mewakili struktur keadaan
yang ada didalam grid dalam melakukan komputasi pada waktu itu. Data grid muncul
dimulai pada tahun 1999 dengan globus toolkit 2.0+. pada fase ini diberikan manajemen data
dalam sekala menengah yang berguna untuk melakukan analisi data. Selanjutnya pada fase
berikutnya munculah open grid services architecture, pada tahun 2011. Pada fase ini adalah
munculnya produk globus tookit 3.0 yang dapat melakukan analisis integrasi dalam web-
services dan layanan standar web untuk mengakses jaringan. Pada fase ini juga melahirkan
sejumlah er-level service. Masalah yang muncul didalam grid computing yaitu kurangnya
kosa kata umum, kurangnya antarmuka umum atau API, kurangnya protokol umum, dan
kurangnya infrastruktur umum yang baru muncul untuk layanan jaringan terbuka dan untuk
membangun kosa kata umum dengan konsep sistematis. Pada saat yang sama disadari bahwa
ada kesamaan dengan web services dengan melakukan upaya standardisasi yang berusaha
menghindari reinvention. Tahap terakhir (dari tahun 2003 ke depan) ditandai dengan
standarisasi yang lebih luas, hampir teknologi jaman sekarang menggunakan komputasi
(termasuk transportasi nirkabel dan sensor). Tahap terakhir ini adalah salah satu yang akan
menentukan komersialisasi sejati komputasi grid. Namun, beberapa developer konservatif
tidak mengharapkan penuh di bahwa teknologi grid harus dilakukan penyebaran dalam skala
yang luas di perusahaan sampai tahun 2010. Gambar 1 menunjukkan jalur evolusi untuk
teknologi.
Gambar 1. Perkembangan teknologi grid computing
Gambar 1 diatas merupakan gambar yang menunjukkan perkembangan
performance teknologi grid computing yang dimulai sejak tahun 1990an hingga tahun
2000an.
I.2 Proses Serial dan Parallel dalam Grid Computing
Proses serial didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh prosesor
sehingga memulai untuk melakukan urutan proses, hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi apakah waktu yang diperlukan paralel selalu lebih baik dibandingkan
dengan seri, terutama ketika proses arsitektur seri memiliki prosesor dengan
melakukan proses yang sangat cepat untuk data dalam skala besar.
Performa dari prosesor serial yaitu menurut Hukum Moore bahwa prosesor
akan bertambah dua kali lipat setiap 18 bulan sekali dengan batas akhir fisik pada
teknologi sehingga manufaktur akan tercapai. Berikut adalah gambar performa
prosesor menurut hokum moore adalah sebagai berikut
Gambar 2. Performa prosesor hokum Moore
Adapun beberapa tipe komputasi parallel dalam grid computing, yaitu yang
paling sederhana dan paling berguna untuk mengklasifikasi komputer parallel dengan
model memori yang modern yaitu memeri bersama dan memori distribusi.
Proses serial didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh prosesor
sehingga memulai untuk melakukan urutan proses, hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi apakah waktu yang diperlukan paralel selalu lebih baik dibandingkan
dengan seri, terutama ketika proses arsitektur seri memiliki prosesor dengan
melakukan proses yang sangat cepat untuk data dalam skala besar.
Proses parallel merupakan penggunaan lebih dari satu sumber daya komputasi
secara simultan untuk memecahkan persoalan komputasi. Selain itu proses parallel
juga dapat menghemat waktu, dapat memecahkan persoalan yang lebih besar, dapat
menghemat biaya, Dapat mengatasi keterbatasan fisik dari komputasi serial. Didalam
proses parallel terdapat fault tolerant yang artinya jika salah satu dari prosesor
mengalami kegagalan prosesor yang lain dapat menggantikannya, meskipun dengan
performa yang menurun. Berikut adalah contoh gambar dari proses serial dan parallel
dalam grid computing.
Penggunaan dari beberapa komputer atau prosesor bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan secara bersama. Selain itu terdapat 1 komputer
yang memiliki beberapa prosesor yang berguna untuk mengatasi masalah yang ada
ada didalam 1 komputer dan dapat meembagi tugas dengan prosessor lainnya.
Terdapat 2 keuntugan yang dimiliki oleh komputasi parallel yaitu total kinerja dan
total memori. Selain itu terdapat beberapa manfaat yang dimiliki oleh komputasi
parallel yaitu :
a. Banyaknya data penting didalam komputasi parallel sebagai contoh
banyaknya domain yang diperlukan, banyaknya data sparsial yang
dibutuhkan, dan partikel data.
b. Lebih banyak waktu dalam menyusun langkah-langkah yang diinginkan
sebagai contoh mendapatkan resolusi temporal yang lebih baik
c. Waktu eksekusi yang dibutuhkan lebih cepat sebagai contoh waktu yang lebih
cepat dalam mendapatkan solusi, dan mendapatkan solusi secara real-time.
Gambar 3. Proses serial
Gambar 3 merupakan proses serial grid computing. Sebagai contoh,
asumsikan bahwa sebuah perusahaan memiliki berbagai macam data baik Utara dan
Selatan, kemudian menggabungkan data perusahaan secara bersama-sama. Pertama
perusahaan mengurutkan data Utara kemudian mengurutkan data Selatan, maka
perusahaan akan menggabungkan keduanya untuk mendapatkan hasil akhir. Dalam
hal ini perusahaan tersebut memproses data dalam "Serial" mode.
Gambar 4. Proses parallel
Gambar 4 merupakan proses parallel di dalam sebuah perusahaan. Sebagai
contohnya sebuah perusahaan bisa mengirimkan program SAS sama dengan
menggunakan pendekatan proses paralel. sehingga perusahaan bisa mengirimkan
beberapa tugas ini untuk beberapa mesin sehingga bisa memproses secara paralel atau
pada waktu yang sama. Sub-tugas akan menghasilkan beberapa hasil. Kemudian
akhir "merge" sub-tugas dapat dijalankan untuk membuat hasil akhir. Kedua metode
menghasilkan hasil yang sama, namun, dengan menggunakan pendekatan "paralel"
didalam sebuah perusahaan dapat memproses beberapa tugas pada saat yang sama,
sehingga bisa mengurangi waktu yang telah berlalu.
1.3 Contoh Proses Grid Computing
Contoh Xgrid dan R proses paralel terdistribusi melakukan pengolahan
menggunakan kelompok heterogen komputer Apple. Untuk memudahkan
penggunaan Apple Xgrid menggunakan R, maka diciptakan paket rutinitas dukungan
untuk berpisah, mengirimkan, memantau, kemudian mengambil hasil dari
serangkaian studi simulasi. Xgrid berfungsi untuk melakukan fungsi yang terhubung
ke grid secara berulang-ulang ke Xgrid. Tabel 1.menampilkan beberapa tindakan
yang didukung oleh proses Xgrid dan rutinitas analog dalam paket analog. Setiap
rutinitas dirancang untuk memanggil script R yang sesuai (paket, file input) pada
mesin remote. Pekerjaan remote diberikan argument sebagai bagian dari proses
pemanggilan untuk ‘R CMD BATCH’, yang memungkinkan untuk membuat lokasi
dan penyimpanan. Berikut adalah contoh gambar model konseptual Apel Xgrid.
Gambar 5. Model konseptual kerangka Apel Xgrid
Fungsi Xgrid dipanggil untuk memulai serangkaian simulasi. Fungsi ini
mengambil argument sebagai script R untuk berjalan di grid (secara default diatur ke
'job.R'), direktori yang berisi file-file input (secara default diatur ke 'input'), direktori
untuk menyimpan output yang dibuat dalam R (dengan set 'output' default), dan nama
untuk file hasil (secara default diatur ke 'RESULTS.rda'). Selain itu, jumlah simulasi
untuk menjalankan (num sim) dan sejumlah tugas diproses (tugas) sehingga dapat
ditentukan. Xgrid berfungsi membagi jumlah simulasi ke numsi / task pekerjaan
individu, di mana setiap pekerjaan bertanggung jawab untuk menghitung jumlah
tertentu pada agen tunggal (contoh Gambar 1).
Sebagai contoh, jika 2.000 simulasi yang diinginkan, ini dapat dibagi menjadi
200 pekerjaan masing-masing berjalan 10 tugas. Jumlah pekerjaan yang aktif di grid
dapat dikontrol dengan menggunakan opsi throttle (secara default, semua pekerjaan
yang diajukan kemudian melakukan antri sampai agen tersedia). Pilihan throttle
membantu memfasilitasi grid antara beberapa pengguna. Xgrid melakukan proses
pemeriksaan yang berfungsi untuk mengetahui kesalahan pada spesifikasi kemudian
mulai melakukan pemanggilan secara berulang-ulang ke fungsi xgridsubmit, fungsi
untuk setiap proses yang ada. Xgridsubmit berguna untuk membuat format dengan
benar 'Xgrid -job submit' perintah ini menggunakan Mac OS X melalui sistem R
fungsi. sistem ini memiliki efek mengeksekusi perintah dari bentuk 'R CMD BATCH
file.R' di grid, dengan argumen yang tepat (untuk menjalankan jumlah pengulangan,
parameter untuk menyampaikan dan nama file untuk menyimpan hasil).
Hasil dari sistem panggilan disimpan untuk dapat menentukan jumlah
pekerjaan untuk subtask itu. Setiap proses ini dapat digunakan untuk melakukan
pemeriksaan status pekerjaan serta mengambil hasil dan menghapusnya dari sistem
setelah proses selesai. Setelah semua proses selesai, Xgrid melakukan pemeriksaan
secara berkala dengan melihat daftar proses yang masih aktif sampai proses itu
selesai. Fungsi ini membuat panggilan ke xgridattr () dan menentukan nilai dari
atribut jobStatus, sehingga bisa mengurangi beban pada grid.
Ketika proses telah selesai, hasilnya akan diambil menggunakan xgridresults
kemudian dihapus dari sistem menggunakan xgriddelete. Kemampuan ini bergantung
pada sifat-sifat Apple Xgrid, yang dapat diatur untuk memiliki semua file yang dibuat
oleh agen ketika menjalankan pekerjaan yang diberikan dan disalin ke 'output'
direktori pada komputer klien. Ketika semua pekerjaan telah selesai, file hasil
individu digabungkan menjadi frame data tunggal di direktori saat ini. Direktori
'output' memiliki daftar lengkap dari hasil individual maupun output R dari agen
terpencil.
Tabel 1. penjelasan fungsi XGRID
ACTION R FUNCTION DESCRIPTION
SUBMIT XGRIDSUBMIT() menyerahkan pekerjaan ke
controlle jaringan
ATTRIBUTES XGRIDATTR() memeriksa status pekerjaan
RESULTS XGRIDRESULTS() mengambil hasil dari
pekerjaan yang telah selesai
DELETE XGRIDDELETE() Menghapus proses
Contoh : Menilai ketahanan satu simple t-test.
Dalam contoh ini, dapat ditunjukkan bagaimana memanfaatkan sebuah cluster
Apel Xgrid untuk menyelidiki kekokohan satu-sample t-test Studi ini berjalan sangat
cepat sebagai loop dalam R, bahkan untuk sejumlah besar simulasi, dan sebagai
hasilnya penggunaan Xgrid sebenarnya memperlambat perhitungan. Namun, untuk
alasan pedagogis disediakan contoh sederhana untuk membantu menjelaskan setup
dan menguji bahwa Xgrid berfungsi dengan tepat. Langkah pertama adalah untuk
mendirikan sebuah struktur direktori yang sesuai untuk simulasi (lihat Gambar 5;
Lampiran A memberikan gambaran tentang persyaratan). Item pertama adalah folder
'input', yang berisi dua file yang akan dijalankan pada agen terpencil. Yang pertama dari file
ini, 'job.R' (Gambar 2), mendefinisikan kode untuk menjalankan tugas tertentu. Sebagai
contoh ini, proses fungsi dimulai dengan menghasilkan sampel param variabel acak
eksponensial dengan mean 1. nilai yang menunjukkan apakah tes ditolak akan disimpan
dalam vektor leftreject dan rightreject. Proses ini diulang kali ntask, setelah pekerjaan
function () mengembalikan data frame dengan status penolakan.
Gambar 6. Isi 'job.R
Folder 'input' juga berisi 'runjob.R' (Gambar 6), yang mengambil argumen
baris perintah dan melewati proses. Hasil dari pekerjaan selesai dan akan disimpan
sebagai res0, yang kemudian disimpan ke folder 'output'.
Gambar 7. Isi 'job.R
Folder 'input' juga berisi file lainnya (di-cluding paket add-on atau file lainnya
yang diperlukan untuk simulasi). Item berikutnya dalam struktur direktori
'simulation.R' (Gambar 8), yang berisi skrip R yang akan dijalankan pada komputer
klien yang memanggil Xgrid. Fungsi ini mengajukan simulasi ke grid perhitungan,
yang meliputi lewat param dan ntask ke job.R. Hasil dari semua pekerjaan
dikembalikan sebagai salah satu objek, res.
Gambar 8. Isi simulation.R
Di sini kita tentukan total 10.000 simulasi, yang akan dibagi menjadi 10
pekerjaan dari masing-masing 1.000 simulasi. Perhatikan bahwa jumlah pekerjaan
dihitung sebagai jumlah simulasi (numsim) dibagi dengan jumlah tugas per pekerjaan
(ntask). Setiap simulasi memiliki ukuran sampel param. Item terakhir dalam struktur
direktori 'output'. Awalnya kosong, hasil kembali dari grid yang disimpan di sini
(direktori ini secara otomatis dibuat jika tidak sudah ada). Gambar 9 menampilkan
struktur file yang digunakan untuk mengakses grid.
Gambar 9. Struktur file Xgrid
Proses diserahkan ke grid dengan menjalankan 'simulation.R'. Dalam simulasi
tertentu, sepuluh pekerjaan yang diserahkan. Setelah pekerjaan selesai, hasilnya akan
disimpan dalam 'output' folder kemudian dihapus dari grid. Gambar 8 dan gambar 9
merupakan manajemen yang tersedia dengan antarmuka Admin Xgrid
Gambar 10. Pemantauan keseluruhan status jaringan menggunakan aplikasi Admin Xgrid.
Gambar 11. Proses manajemen menggunakan Xgrid Admin
Selain mengembalikan data frame (10.000 baris dan 3 kolom) dengan hasil
yang dikumpulkan, Xgrid berfungsi untuk menyimpan objek ini sebagai file (secara
default sebagai res di file 'RESULTS.rda').
II. DEFINISI GRID COMPUTING
Grid computingadalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak
komputer yang terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan
persoalan komputasi dalam skala besar. Ukuran Grid dapat bervariasi dengan jumlah
yang cukup besar. Grid adalah bentuk komputasi terdistribusi dimana sebuah
“komputer super virtual” terdiri dari banyak jaringan ditambah komputer yang
bertindak secara bersama-sama untuk melakukan tugas yang sangat besar.
Lebih jauh lagi, “distributed” atau “grid” computing, secara umum, adalah
tipe khusus dari komputasi paralel yang mengandalkan komputer lengkap (dengan
CPU onboard, penyimpanan, pasokan listrik, antarmuka jaringan, dll) yang terhubung
ke jaringan (swasta, publik, atau Internet) oleh jaringan konvensional seperti
Ethernet.
2.1 Definisi Grid Computing Menurut Sumber Terkemuka
1. Definisi menurut buku “The Grid:Blue Print For A New Computing
Infrastructure” dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan komputasi grid
adalah infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat
menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten, tahan lama dan tidak
mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
2. Definisi paper “What is the Grid? A Three Point Checklist” oleh Ian Foster
terdapat kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu
sistem melakukan grid computing yaitu:
a. Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi
yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber
daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif,
maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
b. Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka
(tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi
grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang
fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam
skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam
bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap
sumber daya.
c. Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih,
(nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen
individu dari komputasi grid tersebut.
3. Definisi menurut Plaszczak &Wellner
Plaszczak / Wellner mendefinisikan teknologi grid sebagai “teknologi yang
memungkinkan virtualisasi sumber daya, on-demand provisioning, dan jasa (sumber
daya) sharing antara organisasi.”
4. Definisi menurut IBM
IBM mendefinisikan komputasi grid sebagai “kemampuan, dengan
menggunakan satu set standar dan protokol terbuka, untuk mendapatkan akses ke
aplikasi dan data, pengolahan daya, kapasitas penyimpanan dan array yang luas dari
sumber daya komputasi lain melalui Internet. Grid adalah jenis paralel dan sistem
terdistribusi yang memungkinkan sharing, seleksi, dan agregasi sumber daya
didistribusikan domain administrasi ‘beberapa’ di berdasarkan mereka (sumber daya)
ketersediaan, kapasitas, kinerja, biaya dan pengguna ‘kualitas-of-service
persyaratan“.
5. Definisi menurut Fernando Corbató
Corbató dan para desainer lain dari sistem operasi Multics membayangkan
fasilitas operasi komputer “seperti perusahaan listrik atau perusahaan air” yang
melakukan sistem pararel pada sumber daya untuk menyalurkan sumber daya tersebut
secara merata kepada pelanggannya.
6. Definisi menurt Buyya / Venugopal
Buyya / Venugopal mendefinisikan grid sebagai “jenis paralel dan sistem
terdistribusi yang memungkinkan sharing, seleksi, dan agregasi didistribusikan secara
geografis otonom sumber daya secara dinamis pada saat runtime tergantung pada
ketersediaan, kemampuan, kinerja, biaya, dan ‘kualitas pengguna- persyaratan-
service“.
7. Definisi menurut CERN
CERN, salah satu pengguna terbesar teknologi grid, berbicara The Grid:
“sebuah layanan untuk kekuasaan komputer berbagi dan kapasitas penyimpanan data
melalui Internet . ”
III Comparasi Distributed Computing dengan Grid Computing
3.1 Definisi Distributed Computing
Komputasi terdistribusi adalah suatu lingkungan di mana sekelompok sistem
komputer independen dan secara geografis ambil bagian untuk memecahkan masalah
yang kompleks, masing-masing dengan memecahkan bagian dari solusi dan
kemudian menggabungkan hasil dari semua komputer. Sistem ini longgar
digabungkan sistem terkoordinasi bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Definisi
mengenai hal tersebut antara lain:
1. Sebuah sistem komputasi di mana jasa disediakan oleh kolam komputer
berkolaborasi melalui jaringan.
2. Sebuah lingkungan komputasi yang mungkin melibatkan komputer dari
arsitektur yang berbeda dan format representasi data yang berbagi data dan
sumber daya sistem.
Gambar 12. Distributed Computing
Gambar 12 menjelaskan mengenai konsep yang digunakan dalam komputasi
terdistribusi sederhana yaitu bekerja sama dan menggunakan semua sumber daya
yang tersedia untuk mempercepat komputasi.
3.2 Definisi Grid Computing
Ide dasar antara Grid Computing adalah dengan memanfaatkan ideal siklus
CPU dan media penyimpanan atau storage dari suatu sistem komputer di seluruh
fungsi jaringan di seluruh dunia sebagai suatu “pool”yang dapat diakses secara
fleksibel, menyeluruh, dan murah yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja yang
membutuhkannya, mirip dengan cara perusahaan listrik dan pengguna listrik yang
berbagi listrik sesuai dengan jaringan pararel atau serial.
Gambar 13. Grid Computing
Gambar 13 menjelaskan gambaran komputasi grid yang tidak hanya
mempekerjakan sumber daya tunggal namun komputasi tersebut mempekerjakan
sistem keseluruhan dari berbagai lokasi denga melintasi batas-batas geografis dan
politik.
3.3 Perbandingan Grid Computing dengan Distributed Computing
Sejak tahun 1980, dua kemajuan teknologi telah membuat suatu ide komputasi
yang lebih praktis dengan menggunakan prinsip distributed computing, dalam hal ini
berkaitan dengan kekuatan pemrosesan pada CPU (calculation persecond) dan
komunikasi bandwidth. Hasil teknologi ini tidak hanya layak tapi mudah untuk
menempatkan bersama-sama sejumlah besar sistem komputer untuk memecahkan
suatu permasalahan komputasi atau media penyimpanan komputasi yang rumit.
Namun jumlah aplikasi didistribusikan nyatanya masih agak terbatas, dan tantangan
masih signifikan (standardisasi, interoperabilitas dan sebagainya).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komputasi terdistribusi tradisional
dapat dicirikan sebagai bagian dari komputasi grid. Beberapa perbedaan antara kedua
teknologi tersebut antara lain:
1. Distributed Computing biasanya mengacu untuk mengelola atau penyatuan
ratusan atau ribuan sistem komputer yang masing-masing lebih terbatas dalam
memori dan kekuatan pemrosesan. Di sisi lain, komputasi grid memiliki
beberapa karakteristik tambahan. Hal ini terkait dengan penggunaan yang
efisien dari kolam sistem heterogen dengan manajemen beban kerja yang
optimal memanfaatkan seluruh sumber daya suatu perusahaan komputasi
(server, jaringan, penyimpanan, dan informasi) bertindak bersama-sama untuk
membuat satu atau lebih besar kolam sumber daya komputasi. Tidak ada
pembatasan pengguna, departemen atau originasi dalam komputasi grid.
2. Grid computing difokuskan pada kemampuan untuk mendukung perhitungan
di beberapa domain administrasi yang membedakannya dari komputasi
terdistribusi tradisional. Grids menawarkan cara menggunakan sumber daya
teknologi informasi secara optimal di dalam suatu organisasi yang melibatkan
virtualisasi sumber daya komputasi. Konsep dukungan untuk beberapa
kebijakan administratif dan otentikasi keamanan dan mekanisme otorisasi
memungkinkan untuk didistribusikan melalui jaringan lokal, metropolitan,
atau wide-area.
Perbedaan utama antara komputasi terdistribusi dan komputasi grid terletak
pada cara pengelolaan sumber daya. Komputasi terdistribusi menggunakan manajer
sumber daya terpusat dan semua node kooperatif bekerja sama sebagai sebuah sistem
atau sumber daya terpadu tunggal. Komputasi grid menggunakan struktur dimana
setiap node memiliki manajer sumber daya sendiri dan sistem tidak bertindak sebagai
satu kesatuan.
IV. Mengapa Grid Computing diperlukan?
Perkembangan Grid Computing juga dimotivasi oleh manfaat yang dapat
diperoleh dengan menggunakan Grid Computing dalam organisasi. Untuk
mendapatkan alasan mengapa Grid Computing diperlukan bisa ditinjau dari
karakteristik dan manfaat Grid Computing yaitu:
1. Memanfaatkan sumber daya yang kurang dimanfaatkan
Di kebanyakan organisasi, banyak sumber daya komputasi yang sebagian
besar menganggur dan kurang dimanfaatkan. Sebagai contoh, sebagian besar
komputer desktop yang menganggur lebih dari 95%. Pada saat terbuang dan tidak
menguntungkan bagi organisasi, Grid Computing memberikan solusi untuk
mengeksploitasi sumber daya kurang yang dimanfaatkan. Selain pengolahan sumber
daya, tidak jarang sumber daya komputasi memiliki jumlah yang besar dengan
kapasitas penyimpanan yang tidak terpakai. Dan Grid Computing memungkinkan
kapasitas yang tidak terpakai untuk dipertimbangkan sebagai media penyimpanan
virtual tunggal di mana kebutuhan kapasitas penyimpanan yang besar dalam aplikasi
tertentu. Dengan demikian, kinerja aplikasi ini ditingkatkan jika dibandingkan
menjalankan aplikasi ini dalam satu komputer.
2. Kapasitas CPU Paralel
Kemungkinan penerapan aktivitas CPU paralel besar dalam aplikasi adalah
salah satu fitur menarik utama Grid Computing. Sementara kebutuhan untuk kegiatan
CPU paralel pada awalnya berkaitan dengan tujuan ilmiah, kebutuhan sekarang
sedang diperluas untuk berbagai bidang seperti pemodelan keuangan, eksplorasi
minyak dan gerak animasi gambar, menyebabkan metodologi kerja revolusioner di
bidang ini. Meskipun ide aktivitas CPU paralel ini mengerikan namun menarik untuk
dilaksanakan, banyak hambatan yang ada dalam infrastruktur Grid Computing harus
diatasi sebelum utilisasi CPU paralel sempurna dapat diwujudkan.
3. Pengimbangan Sumberdaya
Beberapa sumber heterogen kelompok grid computing menjadi sumber daya
virtual tunggal. Selain itu, grid juga memfasilitasi dalam menyeimbangkan sumber
daya ini tergantung pada kebutuhan tugas. Akibatnya, sumber daya yang tepat dipilih
berdasarkan waktu pelaksanaan dan prioritas masing-masing tugas. Dalam organisasi
yang lebih besar, aktivitas beban puncak yang tak terduga ditangani secara efektif
oleh grid sehingga memastikan kelancaran load balancing. Fitur Grid Computing ini
tak ternilai dan diwujudkan melalui proses profiling sumber daya individu
berdasarkan ketersediaan dan kapasitas Dari manfaat individu, manfaat Grid
Computing sebagai dijelaskan di atas, dapat dikategorikan menjadi:
1. Manfaat Bisnis
a. Waktu cepat untuk mendapatkan hasil
b. Meningkatkan produktivitas
2. Manfaat Teknologi
a. Mengoptimalkan infrastruktur yang ada
b. Meningkatkan akses ke data dan kolaborasi
c. Menyediakan infrastruktur
Hal utama dengan Grid Computing adalah menghemat waktu karena
kecepatan aplikasi. Masalah Waktu yang intensif dapat diatasi dengan cepat dalam
waktu kurang. Banyak perusahaan dan organisasi dapat meningkatkan kecepatan dan
kualitas produk. Dalam rangka untuk mengurangi waktu komputasi, semua sumber
daya di seluruh dunia dikumpulkan. Bekerja sama dengan organisasi lain dan berbagi
sumber daya mudah. Ada akses ke basis data yang jauh. Berbagi sistem database ini
sangat banyak penting dalam aplikasi tertentu di mana mereka menganalisis besar set
data. Sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien dan efektif. Grid Computing
memberikan peningkatan dan biaya penyimpanan hemat. Ada peningkatan
produktivitas karena mereka menyediakan sumber daya yang diperlukan, yang ada
pada permintaan, ke pengguna. Produktivitas juga meningkat karena peningkatan
aktivitas komputasi. Sumber daya Grid terhubung dengan aman. Berbagi sumber
daya komputer dan data yang sangat aman. Keamanan sangat penting dalam kasus
file sharing dan set data lainnya. Infrastruktur Baik untuk menyeimbangkan beban.
Tidak hanya sumber daya komputer yang dibawa bersama-sama, tetapi juga sumber
daya manusia, sehingga membentuk sebuah organisasi virtual.
V. Arsitektur Layer (sumber : http://arxiv.org/ftp/cs/papers/0103/0103025.pdf)
Grid menyediakan protokol dan service di lima lapisan yang berbeda seperti
yang diidentifikasi dalam arsitektur protokol Grid. Lima lapisan dalam arsitektur
jaringan yaitu.
Gambar 14. Arsitektur protocol Grid
1. Fabric Layer: Grids menyediakan akses ke jenis sumber daya yang berbeda
seperti menghitung, penyimpanan dan sumber daya jaringan, kode repositori,
dan lain-lain. Grids biasanya bergantung pada komponen fabric yang ada,
misalnya, manajer sumber daya lokal.
2. Connectivity Layer: Ini mendefinisikan komunikasi inti dan protokol otentikasi
untuk transaksi jaringan mudah dan aman. The GSI (Grid Security
Infrastruktur) protokol mendasari setiap transaksi Grid.
3. Resource Layer: Ini mendefinisikan protokol untuk publikasi, penemuan,
negosiasi, monitoring, akuntansi dan pembayaran berbagi operasi pada sumber
daya individu. GRAM (Grid Resource Access and Management) protokol yang
digunakan untuk alokasi sumber daya komputasi dan untuk pemantauan dan
pengendalian perhitungan pada sumber-sumber tersebut, dan Grid FTP untuk
akses data dan transfer data kecepatan tinggi.
4. CollectifLayer: Layer ini menangkap interaksi di koleksi sumber daya, layanan
direktori seperti MDS (Monitoring and Service Discovery) memungkinkan
untuk pemantauan dan penemuan sumber dariVO.
Application Layer: Layer ini terdiri dari aplikasi pengguna yang dibangun di
atas protokol di atas dan API dan beroperasi di lingkungan VO. Dua contoh adalah
sistem alur kerja Grid, dan portalGrid.
Gambar 15. Arsitektur Layer
Dalam menentukan lapisan arsitektur grid, terdapat prinsip yang diikuti yakni
prinsip “hourglass model”. Yang mana neck dari hourglass mendefinisikan satu set
dasar abstraksi inti dan protocol, ke mana pemetaan tingkat tinggi akan dilakukan dan
yang mana dapat dipetakan dengan teknologi dasar yang berbeda. Menurut
definisinya, jumlah protokol pasti pada bagian atas layer (neck hourglass) harus
berjumlah sedikit. Dalam arsitektur bagian atas layer terdiri dari resource dan
connectivity yang memfasititasi berbagai sumber daya individu. Protokol pada lapisan
ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diimplementasikan di atas berbagai
jenis resource dan didefinisikan pada fabric layer serta dapat digunakan untuk
membangun layanan global dan perilaku spesifik aplikasi pada collective layer.
Protokol ini didefinisikan dalam globus toolkit yang digunakan dalam Grid seperti
NSF National Technology Grid, NASA’s Information Power Grid, DOE’s DISCOM
dan European Data Grid.
a. Fabric Layer : Kontrol interface local.
Fabric layer menyediakan resource yang berbagi akses ditengahi oleh protocol
grid, misalnya : sumber daya komputasi, sistem penyimpanan, catalog, sumber
daya jaringan dan sensor. Sumber daya mungkin merupakan entitas logic seperti
sistem file terdistribusi, cluster computer, atau distributed computer pool, dalam
hal ini implementasi resource mungkin melibatkan protocol internal (misalnya
akses penyimpanan protokol NFS atau protocol manajemen cluster resource
proses sistem manajemen)
Komponen layer fabric mengimplementasikan sumber daya lokal tertentu
sebagai hasil dari sharing operasi pada level tinggi. Terdapat ketergantungan
antara implementasi fungsi fabric layer pada satu sisi dengan pendukung sharing
operasi. Fungsi fabric layer memungkinkan operasi menjadi lebih canggih, pada
saat yang sama, jika beberapa demans ditempatkan, maka element layer fabric
akan melakukan penyederhanaan infrastruktur grid. Sumber daya pada fabric
layer harus mengimplementasikan mekanisme enquiry untuk memungkinkan
penemuan struktur mereka, serta Berikut merupakan daftar bagian fabric layer
yang memberikan karakteristik dari kemampuan resource adalah
a. Computational resource. Mekanisme yang dibutuhkan untuk pengawasan dan
pengendalian proses yang dihasilkan dari program awal. Fungsi enquiry
diperlukan untuk menentukan karakteristik hardware dan software yang
relevan menangani dan mengelola kasus scheduler resource.
b. Storage resource. Mekanisme yang diperlukan untuk menempatkan dan
mendapatkan file. Mekanisme ini memungkinkan control atas sumber daya
dialokasikan untuk transfer data. Fungsi enquiry diperlukan untuk
menentukan karakteristik hardware dan software yang relevan menangani
penggunaan bandwidth.
c. Network resource. Mekanisme manajemen jaringan yang menyediakan
alokasi transfer jaringan sumber daya. Fungsi enquiry digunakan untuk
menentukan karakteristik jaringan dan bebannya.
d. Code repositories. Karakteristik ini memerlukan mekanisme untuk mengelola
sumber dank ode objek misalnya sistem control seperti CVS.
e. Catalogs. Karakteristik ini memerlukan mekanisme untuk menerapkan
permintaan dan pembaruang operasi, misalnya database relasional.
b. Connectivity : Berkomunikasi dengan mudah dan aman
Connectivity layer mendefinisikan protokol komunikasi dan otentikasi yang
diperlukan untuk transaksi jaringan tertentu. Protokol komunikasi memungkinkan
pertukaran data antar sumber daya pada fabric layer. Protokol otentikasi membangun
layanan komunikasi yang menyediakan mekanisme kriptografi yang aman untuk
memverifikasi identitas pengguna dan sumber daya. Kebutuhan komunikasi termasuk
transportasi, routing dan penamaan. Solusi keamanan jaringan juga harus
memberikan dukungan yang fleksibel untuk perlindungan komunikasi control atas
tingkat proteksi, perlindungan data unit, dan memungkinkan control mengambil
keputusan otorisasi termasuk kemampuan membatasi hak delegasi dengan berbagai
cara.
c. Resource (Sumber Daya) : Berbagi satu sumber
Resource Layer dibangun pada protocol komunikasi dan autentikasi
connectivity layer untuk mendefinisikan protocol untuk pemantauan, pengendalian
sharing operasi pada sumber daya pribadi. Implementasi dari resource layer menyebut
fungsi dari fabric layer untuk mengakses dan mengontrol sumber daya local. Terdapat
dua kelas utama pada lapisan protocol sumber daya yakni :
1. Information protocols digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
struktur dan keadaan sumber daya, misalnya konfigurasi, arus beban dan
kebijakan penggunaan.
2. Management Protocols digunakan untuk menegosiasikan akses ke sumber
daya bersama, dan menetapkannya. Protokol ini juga dapat mendukung
pemantauan status operasi dan pengendalian operasi.
Protokol resource layer membentuk neck pada hourglass model dank arena itu
dibutuhkan satu set standar kecil. Protokol ini dipilih sehingga dapat berbagi sumber
daya di sistem pengelolaan yang berbeda.
d. Collective : Koordinasi beberapa sumber
Ketika Resource layer difokuskan pada interaksi dengan sumber daya tunggal,
lapisan collective layer menangkap informasi di koleksi sumber informasi. Karena
komponen kolektif membangun konektivitas resource yang sedikit pada lapisan
protocol neck hourglass. Fungsi kolektif dapat diimplementasikan sebagai layanan
yang persistant dengan protocol terkait atau sebagai SDK yang dihubungkan ke
aplikasi.
Gambar 16. Collective layer
Gambar diatas menunjukkan alokasi API dan SDK yang menggunakan
manajemen protocol layer resource untuk memanipulasi sumber daya dasar. Pada
gambar diatas didefinisikan protocol layanan co-reservasi dan menerapkan layanan
co-reservasi, dengan memanggul co-allocation API untuk melaksanakan operasu co-
allocation dan mungkin menyediakan fungsi tambahan. Sebuah aplikasi
menggunakan protoko layanan co-allocation untuk meminta pemesanan jaringan end-
to-end.
Komponen kolektif dapat disesuaikan dengan kebutuhan komunitas pengguna
tertentu, misalnya SDK mengimplementasikan koherensi-protokol aplikasi
spesifik atau pemesanan layanan untuk satu set sumber daya jaringan. Salah satu
tujuan umum komponen kolektif adalah mengelola layanan replikasi sebuah
sistem penyimpanan internasional atau merancang layanan direktori untuk
memungkinkan penemuan Vos. Secara umum semakin besar target pengguna,
maka protocol komponen kolektif menjadi berbasis standar.
e. Aplikasi
Lapisan terakhir dalam arsitektur grid computing meliputi aplikasi pengguna
yang beroperasi dalam lingkungan VO. Gambar di bawah mengilustrasikan arsitektur
aplikasi grid yang dibuat oleh programmer.
Gambar 17. Aplikasi pengguna di lingkungan VO
Aplikasi yang dibangun, pasti memiliki layanan disetiap layernya. Di setiap
layer, telah tersedia akses protocol ke beberapa layanan yang berguna, seperti
manajemen resource, akses data, penemuan resource dan sebagainya. Pada setiap
lapisan, API juga didefinisikan dengan pertukaran pesan lewat protokol layanan yang
sesuai. Terdapat tambahan layer yakni “language and framework” seperti yang
terlihat pada gambar 16. Sementara pembahasan telah difokuskan pada protokol
sebagai sarana untuk interoperabilitas dan API sebagai cara untuk mempromosikan
berbagai kode dan portabilitas. Pengembangan aplikasi yang efektif dapat
memberikan manfaat pada penggunaan bahasa higher-level dan frameworknya.
Common Component Architecture, SciRun, CORBA, Legion, Cactus, merupakan
sistem higher-level yang dapat membangun protocol, jasa, dan menyediakan
arsitektur API dalam grid.
5.1 Penerapan Arsitektur Grid.
Terdapat 2 contoh yang menggambarkan fungsi arsitektur grid, tabel 2
menunjukkan layanan yang digunakan untuk melaksanakan simulasi
multidisciplinary dan aplikasi ray tracing. Elemen dasar fabric akan selalu sama
dalam setiap kasus: sistem penyimpanan computer dan jaringan. Selanjutnya setiap
sumber daya akan berbicara mengenai standar konektivitas protokol untuk
komunikasi, keamanan dan permintaan sumber daya protokol, alokasi dan
manajemen. Di setiap aplikasi digunakan campuran generik dan layanan kolektif
aplikasi tertentu.
Tabel 2. Arsitektur Grid
Simulasi multidisciplinary Ray tracing
Collective (aplikasi
khusus)
Solver coupler, arsip data
distribusi
Check point, manajemen
job, failover, dan staging
Collective (generic) Penemuan resource, resource brokering, pemantauan
sistem, otorisasi komunitas, pencabutan sertifikat
Resource Akses perhitungan, akses data, akses ke sistem struktur
informasi, keadaan dan kinerja
Connectivity Komunikasi (IP), penemuan layanan (DNS), otentikasi,
otorisasi dan delegasi.
Fabric Sistem penyimpanan, computer, jaringan, kode
repository dan catalog.
Jika dibahas lebih detail, aplikasi ray tracing didasarkan pada sistem
komputasi high-throughput. Dalam mengelola sebagian besar tugas independen
lingkungan VO, harus dilacak perangkat yang aktif dan tugas yang tertunda, mencari
sumber daya yang sesuai untuk setiap tugas, tahap executable ke sumber daya,
mendeteksi dan menanggapi berbagai jenis kegagalan. Implementasi dalam konteks
arsitektur grid menggunakan layanan domain kolektif tertentu dan layanan kolektif
generic untuk replikasi data serta standar sumber daya untuk konektivitas protokol.
VI. Standard dalam Grid Computing
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, grid computing merupakan jaringan
komputasi yang terdiri dari banyak konsep, dan dapat didefinisikan dalam banyak
cara. Tapi, pada hakikatnya, menyediakan komputasi terdistribusi untuk
memanfaatkan sumber daya virtual. Banyak teknologi yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan lingkungan seperti itu. Akan tetapi, perlu didefinisikan
standard untuk memastikan bahwa berbagai sumber daya di berbagai macam jenis
platform perangkat keras dan perangkat lunak dapat berjalan berdampingan dan
saling beroperasi. Berikut ini akan dijelaskan beberapa standar kunci dan standar
berkembang yang berlaku untuk komputasi grid.
6.1 Gambaran Umum
Seperti yang telah kita bahas, grid computing mengasumsikan atau
mensyaratkan teknologi yang meliputi:
a. Dukungan untuk mengeksekusi program pada berbagai platform
b. Sebuah infrastruktur yang aman
c. Perpindahan data/replikasi/federasi
d. Penemuan sumber daya
e. Manajemen sumber daya
Untuk setiap area, ada berbagai teknologi yang tersedia yang bisa digunakan
untuk mengatasinya. Kita dapat melihat beberapa standar yang bisa dipertimbangkan
sebagai solusi dari arsitektur komputasi grid. Organisasi standar yang terlibat dalam
bidang yang terkait dengan komputasi grid meliputi:
1. Global Grid Forum (GGF)
2. Organization for the Advancement of Structured Information Standards
(OASIS)
3. World Wide Web Consortium (W3C)
4. Distributed Management Task Force (DMTF)
5. Web Services Interoperability Organization (WS-I)
Dalam beberapa tahun terakhir, grid computing menarik perhatian masyarakat
dengan evolusi on-demand dan autonomic computing-nya. Komunitas bisnis juga
mulai mempertimbangkan potensi manfaatnya pada saat ini. Paradigma didasarkan
pada standar terbuka yang dapat digunakan untuk menentukan bentuk outsourcing
"Portable" (menyebutnya "sumber outsourcing perusahaan terbuka"), Sebuah visi
untuk komputasi grid sebagai berikut:
Visi utama IBM untuk grid adalah memodelkan utilitas melalui internet,
dengan lebih dari 60% anggaran perusahaan TI didedikasikan untuk pemeliharaan
dan integritas yang persentasenya harus terus naik guna memenuhi kebutuhan dan
mengurangi kompleksitas dan manajemen demands.
Akhir-akhir ini Global Grid Forum mulai membuat beberapa arsitektur
standard untuk memberikan interoperability software yang diperlukan seperti
keamanan, definisi sumber daya, penemuan sumber daya, kebijakan dan pengelolaan
grid. Global Grid Forum telah menerbitkan Open Grid Service Architecture (OGSA).
Untuk mengatasi kebutuhan komputasi grid secara terbuka dan standarnya, yang
memerlukan kerangka kerja untuk sistem terdistribusi yang mendukung integrasi,
virtualisasi, dan manajemen. Kerangka kerja tersebut membutuhkan satu set core
interface, model sumber daya, dan binding. OGSA mendefinisikan persyaratan untuk
kemampuan core dan dengan demikian memberikan referensi umum arsitektur untuk
lingkungan komputasi grid. Ini mengidentifikasi komponen dan fungsi yang berguna
jika tidak diperlukan untuk lingkungan jaringan. Meskipun tidak masuk ke tingkat
detail seperti mendefinisikan antarmuka program atau aspek lain yang akan menjamin
interoperabilty antara implementasi, dapat digunakan untuk mengidentifikasi fungsi-
fungsi yang harus dimasukkan berdasarkan persyaratan lingkungan target tertentu.
Gambar 13 dibawah menggambarkan peran jaringan dalam mendukung (standar)
Grid. Gambar 14 adalah diagram referensi yang menggambarkan OGSA. Dalam
penerapan standar, OGSI (Open Grid Service Infrastructure) adalah spesifikasi
formal dari konsep yang dijelaskan oleh OGSA; ia menentukan satu set layanan yang
mendefinisikan inti dari kebiasaan umum layanan grid. OGSI, pada dasarnya
merupakan infrastruktur yang dibangun dari OGSA, seperti yang digambarkan pada
gambar 15.
Gambar 18. Networking Rule
Gambar 19. Fungsi dasar pengembangan grid
Gambar 20. ketergantungan OGSA dalam OGSI
Untuk dapat membangun standar pelayanan, OGSA mengambil pandangan
bahwa layanan jaringan hanyalah sebuah layanan web dengan ketentuan : layanan
jaringan didefinisikan dalam standar WSDL dengan beberapa ekstensi. Dengan
pendekatan ini, OGSA mendorong lingkungan untuk menerima modifikasi atau
penambahan layanan jaringan. Layanan grid mendefinisikan sub class dari layanan
web yang semua portnya mewarisi port layanan standar jaringan. Layanan dapat
berjalan pada waktu yang dijadwalkan, seperti yang tergambar dalam gambar 15,
layanan jaringannya meliputi :
a. Disvovery
b. Lifecycle
c. State management
d. Service groups
e. Factory
f. Notification
g. Handle map
Pendekatan layering digunakan untuk mendefinisikan arsitektur jaringan
karena menguntungkan fungsi tingkat tinggi dengan menggunakan fungsi umum
tingkat rendah. Dengan standardnya, suatu perusahaan akan memiliki cara untuk
memprediksi, mengidentifikasi dan memanfaatkan layanan jaringan baru yang telah
tersedia. Selain itu OGSA juga menyediakan interoperabilitas antara jaringan yang
mungkin telah dibangun dengan menggunakan dasar alat yang berbeda. Oleh karena
itu kedepannya, formula penyebaran grid computing, adalah sebagai berikut: standard
terbuka dan lead protokol untuk pengembangan layanan, dan blok fondasi layanan
dari grid. Layanan memungkinkan pengguna untuk melakukan tugas-tugas grid.
Fungsi grid mencakup: permintaan informasi, alokasi bandwidth jaringan,
pengelolaan data/ekstraksi, permintaan prosesor, mengelola data sessions, dan
menjada keseimbangan data.
Sebagaimana dicatat, GGF (Global Grid Forum) terdiri dari satu set
kelompok kerja yang berkembang dari standard dan praktek terbaik untuk komputasi
terdistribusi, khususnya ditujukan untuk sekumpulan data dalam jumlah besar,
komputasi dengan kinerja tinggi, dan P2P. GGF merupakan merger dari tiga
komunitas teknis yaitu :
a. Amerika Utara (Grid Forum)
b. Asia Pasifik
c. European Grid Forum (eGrid)
GGF telah menjadi kunci dalam koordinasi, pertukaran informasi, dan
kolaborasi untuk staff yang terlibat dalam program R & D skala besar di AS, Eropa,
Kanada dan Asia Pasifik. Pemain industry utama mendapatkan kesempatan untuk
terlibat dalam Global Grid Forum dan melihat peningkatan yang signifikan dalam
kerjasama dengan kelompok industry seperti kelompok kerja peer to peer. GGF
membuka kesempatan untuk mengurangi biaya dalam industry, mempercepat
kemajuan mereka dan mempromosikan industry mereka. IBM dan perwakilan
industry lain dari berbagai vendor perangkat lunak grid secara aktif terlibat dalam
pekerjaan GGF. Pengembangan spesifikiasi OGSA menerima dukungan dari IBM,
Departemen Energi AS, National Science Foundation dan program NASA
Information Power Grid. Diharapkan OGSI akan membentuk dasar dari sejumlah
implementasi jaringan terbuka yang lebih fungsional. OGSA memiliki keterkaitan
dengan GGF yang meliputi:
a. Kelompok kerja Open Grid Services Architecture (OGSA-WG)
b. Kelompok Kerja Open Grid Services Infrastructure (OGSI-WG)
c. Kelompok Kerja Open Grid Services Architecture Security (OGSA-SEC-
WG)
d. Kelompok Kerja Database Access and Integration (DAIS-WG).
Penggunaan grid computing yang efektif bergantung pada pemanfaatan
komputasi listrik, seperti LAN, extranet, atau internet. Untuk dapat menggunakan
daya komputasi secara efisien, dibutuhkan pendukung untuk keseluruhan platform
komputasi, juga salah satu kebutuhan mekanisme fleksibel untuk mendistribusikan
dan mengalokasikan pekerjaan pada client. Disisi lain pengguna korporat hanya ingin
mengamankan pemanfaatan platform dan sumber daya internal dengan solusi berbasis
vendor dan kemudian beralih ke solusi berbasis standard pada waktunya. Beberapa
area yang kurang memiliki standard penyebaran grid adalah
a. Data management, untuk kinerja efektif grid,dibutuhkan kemampuan
penyimpanan informasi untuk kemudian didistribusikan. Tanpa adanya
standar ini, flesksibelitas dan interopetabilitas akan susah dicapai.
b. Dispatch management, tidak adanya standard ini mengakibatkan adanya
pembatasan penyedia yang dapat terhubung ke jaringan dan dapat
menerima unit kerja dari grid, ini juga membatasi kemampuan pengguna
jasa grid untuk melakukan pekerjaannya.
c. Information services, tanpa adanya standard ini satu perangkat hanya
dapat menggunakan perangkat lunak tertentu untuk mendukung aplikasi
grid.
d. Scheduling, standard ini menggambarkan layanan grid yang
memungkinkan pengguna mengimplementasikan jaringan untuk
menentukan bagaimana pekerjaan harus dijadwalkan.
e. Security, adanya standard keamanan layanan grid dan untuk keamanan
distribusi unit kerja untuk menghindari kesalahan penyebaran informasi
klien.
f. Work unit management, layanan grid membutuhkan manajemen distribusi
dari unit kerja untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan merata,
tanpa standard ini efisiensi dapat terdegradasi.
Gambar 21. Contoh service-oriented architecture
Dilihat dari perspektif pengembangan aplikasi grid, kesamaan lingkungan luar
menjadi masalah karena untuk dapat memanfaatkan sumber daya grid computing,
pengembang harus memanfaatkan toolkit untuk membangun, mendistribusikan dan
melakukan proses unit kerja. Lingkungan luar membatasi pilihan penggunaan
platform grid untuk melaksanakan unit kerja, pada saat yang sama juga membatasi
seseorang menggunakan dan mendistribusikan pekerjaan atau permintaan ke jaringan,
hal ini berarti seseorang tidak dapat menggabungkan atau mengadopsi solusi jaringan
lain untuk digunakan dalam organisasi tanpa adanya redeploying perangkat lunak
grid. Keuntungan generik pendekatan standard ini adalah karena mereka digunakan
diseluruh disiplin ilmu. Dalam konteks jaringan computer, terdapat satu kekurangan,
yakni perpanjangan dan perluasan sumber daya yang tersedia kepada pengguna grid
computing. Dari perspektif pengguna akhir, standarisasi diterjemahkan dalam
kemampuan untuk membeli middleware dan aplikasi grid-enabled. Gambar diatas
merupakan contoh arsitektur yang dengan lingkungan yang memiliki satu tujuan.
Contohnya, standard API memungkinkan aplikasi portabilitas, namun tanpa standard
API, aplikasi portable akan sulit untuk dicapai (karena perbedaan cara akses platform
protokol). Standar diatas memungkinkan interoperabilitas cross-site. Standard ini juga
memungkinkan penggunaan infrastruktur bersama. Manfaat penggunaan standard
OGSI adalah sebagai berikut.
a. Peningkatan kapasitas komputasi yang efektif, ketika sumber daya
memanfaatkan konvensi yang sama, interface dan mekanismenya, maka salah
satu transparansi terjadi antara perspektif server dan perspektif klien. Hal ini
memungkinkan pengguna jaringan untuk menggunakan kapasitas yang lebih
dan memungkinkan klien melakukan pilihan yang lebih luas dan didukung
oleh layanan grid. Oleh karena itu dengan dukungan platform gamut dan
dukungan lingkungan, mempublikasikan layanan jadi lebih mudah sehingga
terjadi peningkatan kapasitas komputasi yang efektif.
b. Interoperabilitas sumber daya, system grid dapat lebih mudah dikembangkan
dan digunakan ketika menggunakan berbagai bahasa dan variasi platform.
Misalnya, system grid diinginkan untuk mencampur komponen layanan
provider, system pelacakan pengiriman kerja, system manajemen, akan lebih
mudah dilakukan pengiriman pekerjaan dengan dukungan jaringan.
c. Kecepatan pengembang aplikasi, menggunakan middleware dapat
mempercepat pengembangan aplikasi jaringan untuk lingkungan bisnis
dengan menghabiskan waktu untuk mengomptimalkan algoritma pengolahan
data.
VII. Infrastruktur dari Grid Computing
Infrastruktur merupakan komponen hardware dan software yang digunakan
untuk menghubungkan komputer jaringan yang berbeda. Komponen ini membantu
mendukung arus informasi antara sistem jaringan dan menyediakan set dasar layanan
untuk konektivitas, keamanan, ketersediaan kinerja, dan manajemen. Sementara
banyak dari komponen infrastruktur ini menyediakan fungsionalitas dasar ke grid,
banyak yang bersifat opsional. Hal ini akan sampai kepada keputusan untuk
persyaratan dan seberapa baik komponen ini cocok dengan kebutuhan desain.
1. keamanan
Penggunaan firewall dapat memberikan segmentasi logis dan aman antara
sistem jaringan. Hal ini berguna apabila ingin menggunakan firewall untuk
melindungi jaringan dan server jaringan dengan membatasi jenis layanan dan
protokol yang terhubung ke komputer. Dengan menggunakan firewall dalam desain
jaringan Anda, Anda dapat membantu membatasi komunikasi jaringan antara sistem
grid dan hanya menggunakan protokol yang menentukan bahwa firewall akan
mendukung. Firewall bukan satu-satunya jawaban untuk melindungi server jaringan
Anda, tetapi mereka menambahkan lapisan tambahan pertahanan dari pengguna
internal atau eksternal yang mencoba untuk mengakses sistem Anda. Firewall bekerja
dengan mengendalikan akses ke layanan jaringan bahwa komputer jaringan Anda
akan berjalan. Karena jaringan menawarkan gateway ke sistem grid Anda, Anda ingin
memastikan bahwa Anda mengontrol persis layanan dan protokol dan dari mana
untuk siapa pada jaringan Anda.
Beberapa daerah Anda mungkin ingin melindungi dalam desain Anda adalah:
1. Otoritas Sertifikat / Pendaftar Authority
2. Globus Toolkit komponen, seperti MDS, GRIS, dan GIIS
3. "Komponen Globus Toolkit"
4. database
5. Semua server jaringan
2. Jaringan
Desain jaringan dalam arsitektur jaringan dapat mengambil berbagai bentuk.
Komponen jaringan dapat mewakili LAN atau konektivitas kampus atau bahkan
WAN komunikasi antara jaringan jaringan. Apapun yang mungkin terjadi, tanggung
jawab jaringan adalah untuk menyediakan bandwidth yang memadai untuk sistem
jaringan. Seperti banyak komponen lain dalam infrastruktur, jaringan yang dapat
disesuaikan untuk memberikan tingkat yang lebih tinggi dari ketersediaan, kinerja,
dan keamanan.
Sistem Grid adalah untuk bagian jaringan yang paling intensif karena keamanan
dan keterbatasan arsitektur lainnya. Untuk data grid khususnya, yang mungkin
memiliki sumber daya penyimpanan yang tersebar di seluruh jaringan perusahaan,
infrastruktur yang dirancang untuk menangani beban jaringan yang signifikan sangat
penting untuk memastikan kinerja yang memadai.
3. Manajemen Sistem
Setiap desain akan membutuhkan satu set dasar alat manajemen sistem untuk
membantu menentukan ketersediaan dan kinerja dalam grid. Sebuah desain tanpa alat
ini terbatas pada berapa banyak dukungan dan informasi dapat diberikan tentang
kesehatan infrastruktur jaringan. Beberapa jaringan dalam arsitektur jaringan dapat
didedikasikan untuk melakukan fungsi-fungsi ini untuk tidak menghambat kinerja
grid
4. Tempat Penyimpanan
Kemungkinan penyimpanan tidak terbatas dalam desain grid. Bagaimana
penyimpanan yang akan diamankan, didukung, dikelola, dan direplikasi adalah
beberapa pertanyaan yang desain jaringan akan mencoba untuk menjawab. Dalam
desain jaringan, Anda ingin memastikan bahwa data Anda selalu tersedia untuk
sumber daya yang membutuhkannya. Selain ketersediaan, Anda ingin memastikan
bahwa data Anda benar dijamin, karena Anda tidak akan ingin akses tidak sah ke data
sensitif.
Terakhir, Anda ingin lebih dari kinerja yang layak untuk akses ke data Anda.
Jelas, beberapa hal ini bergantung pada bandwidth dan jarak ke data, tetapi Anda
tidak akan ingin ada masalah I / O untuk memperlambat aplikasi grid. Untuk aplikasi
yang lebih intensif disk, atau data grid, lebih menekankan dapat ditempatkan pada
sumber daya penyimpanan, seperti yang menyediakan kapasitas yang lebih tinggi,
redundansi, atau toleransi kesalahan.
7.1 Keamanan Infrastruktur Jaringan
Selain komponen GSI yang berbeda dan teknologi yang digunakan, ada
banyak komponen keamanan infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk mengamankan
grid. Seperti di daerah lain desain jaringan, keamanan infrastruktur jaringan dibangun
di atas prinsip-prinsip keamanan lainnya. Sementara komponen keamanan adalah
opsional, mereka dianggap sebagai standar dalam banyak jaringan produksi. Kami
akan membahas beberapa konsep-konsep keamanan dasar dan melihat bagaimana
mereka masuk ke dalam infrastruktur jaringan.
1. Physical Security
Selain komponen GSI berbeda dan teknologi, ada banyak komponen
keamanan infrastruktur lain yang dibutuhkan untuk mengamankan grid. Seperti di
daerah lain desain jaringan, keamanan infrastruktur jaringan dibangun di atas prinsip-
prinsip keamanan lainnya. Sementara komponen keamanan adalah opsional, mereka
dianggap sebagai standar dalam banyak jaringan produksi.
Sekali lagi, keamanan infrastruktur jaringan didasarkan pada fundamental
keamanan umum lainnya. Dasar-dasar melibatkan padat praktik keamanan fisik untuk
semua komputer jaringan. Lingkungan fisik dari suatu sistem juga dianggap sebagai
bagian dari infrastruktur. Jika server disimpan di ruang terbuka, tidak peduli seberapa
aman aplikasi yang dirancang atau bagaimana kompleks algoritma kriptografi yang,
layanan server dapat dengan mudah terganggu, seperti yang dimatikan, orotherwise
dirusak. Oleh karena itu, akses fisik harus dikendalikan dan merupakan bagian dari
kebijakan keamanan yang perlu didefinisikan.
Server CA harus terletak di kuat, berdedikasi, dan mengunci kamar. Semua
akses harus dicatat dan dikendalikan sehingga personil hanya CA-terkait bisa masuk.
Catu daya ke server tidak boleh terputus. Ini berarti power supply uninterruptable
(UPS) harus digunakan. Namun, UPS mungkin masih kehabisan listrik setelah dalam
waktu lama. Dalam kasus seperti itu, server harus dapat secara otomatis membuat
cadangan data dan benar ditutup. Ruang pintu masuk juga dapat dipantau untuk
memeriksa yang telah diakses ruangan. Untuk keamanan maksimum, segmen
jaringan di mana mesin server PKI-sensitif dipasang harus secara fisik dan logis
terpisah dari sisa jaringan. Idealnya, pemisahan dilakukan melalui firewall yang
transparan hanya untuk lalu lintas-PKI terkait. Biasanya, lalu lintas PKI berkurang
untuk menggunakan hanya beberapa port TCP / IP.
2. Operating System Security
Sebuah tinjauan dari file konfigurasi untuk setiap sistem operasi dan
middleware komponen dalam lingkup proyek menentukan bagaimana masing-masing
secara efektif memungkinkan pengguna yang berwenang mengakses didasarkan pada
kebijakan keamanan dan mencegah dan mendeteksi upaya akses tidak sah setiap saat.
Seharusnya yang dilakukan adalah:
a. Lepaskan proses yang tidak perlu dari server. Jika server jaringan tidak perlu
sendmail atau server FTP berjalan, proses ini harus dinonaktifkan.
b. Lepaskan pengguna tidak perlu atau kelompok.
c. Gunakan password yang kuat untuk semua pengguna di server jaringan.
d. Memperbarui server Anda dengan update terbaru dan fixpacks keamanan. Ini
termasuk semua perangkat lunak telah terinstal.
e. Membatasi akses ke direktori /.globus.
f. Pertimbangkan untuk menggunakan IDS tuan rumah untuk memantau
direktori penting di server.
g. Aktifkan logging dan audit untuk server.
h. Gunakan sistem operasi membangun seragam bila memungkinkan.
i. Aktifkan pembatasan tingkat file pada file-file penting dalam server.
j. Membuat penelaahan berkala terhadap sistem operasi setiap bulan untuk
memastikan bahwa tidak ada yang besar telah berubah.
k. Aktifkan perlindungan anti-virus.
3. Grid dan firewall
Firewall dapat digunakan dalam lingkungan jaringan secara logis terpisah set
yang berbeda dari komputer yang membutuhkan keamanan tambahan. Dalam
lingkungan jaringan, ini tidak berbeda. Penggunaan firewall dalam grid desain
membantu membatasi akses jaringan komputer. Firewall merupakan bagian penting
dari infrastruktur keamanan, sehingga perlu hati-hati dianalisis dan dipahami sebelum
diimplementasikan.
4. Host intrusion detection
Sebuah opsi yang disarankan untuk lebih mengamankan komputer jaringan
Anda adalah untuk berinvestasi dalam produk deteksi intrusi host (IDS). Seperti
halnya aplikasi software yang menyimpan file-file penting dalam workstation lokal,
deteksi intrusi host dapat menambahkan pertahanan yang lebih besar bagi siapa saja
memanipulasi file pada workstation yang tidak boleh melakukannya. Jika produk tuan
IDS mendeteksi file diubah pada server, dapat mengirim peringatan ke workstation
pemantauan pusat untuk login dan mengingatkan orang-orang yang diperlukan.
Sistem ID mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai area
dalam sebuah komputer atau jaringan untuk mengidentifikasi kemungkinan
pelanggaran keamanan, yang mencakup gangguan (serangan dari luar organisasi) dan
penyalahgunaan (serangan dari dalam organisasi). IDS menggunakan penilaian
kerentanan (kadang-kadang disebut sebagai scanning), yang merupakan teknologi
yang dikembangkan untuk menilai keamanan sistem komputer atau jaringan.
Fungsi deteksi gangguan termasuk:
a. Pemantauan dan menganalisis kedua aktivitas pengguna dan sistem.
b. Konfigurasi sistem Menganalisis dan kerentanan
c. Sistem penilaian dan integritas berkas
d. Kemampuan untuk mengenali pola khas serangan
e. Analisis pola aktivitas abnormal
f. Pelacakan pelanggaran kebijakan pengguna
5. Network Intrusion Detection
Ada dapat menjadi titik dibuat untuk IDS jaringan dalam lingkungan jaringan,
tetapi beberapa manfaat yang akan hilang karena enkripsi antara server jaringan.
Sementara IDS jaringan akan dapat menggunakan tanda tangan khusus untuk jaringan
standar lalu lintas, pengenalan sistem IDS berbasis jaringan akan hilang karena SSL
enkripsi / TLS. Sementara sistem jaringan IDS tidak bisa melihat data Bagian
payload dari paket yang terenkripsi, IDS jaringan bisa menanggapi peristiwa
berdasarkan header paket yang tidak terenkripsi. Jaringan IDS yang terbaik cocok
untuk penempatan di mana ia dapat menganalisis lalu lintas tidak terenkripsi.
Penggunaan IDS setiap merupakan komponen opsional dalam arsitektur, tetapi sangat
disarankan untuk praktik keamanan yang baik.
VIII. GLOBUS TOOLKIT
The Globus Alliance terdiri dari organisasi dan individu yang
mengembangkan dan menyediakan berbagai teknologi untuk komputasi grid. The
Globus Toolkit, diibaratkan sebagai kendaraan pengiriman utama untuk teknologi
yang dikembangkan oleh Globus Alliance, yakni toolkit perangkat lunak open source
yang digunakan untuk membangun jaringan sistem dan aplikasi. Banyak perusahaan
dan organisasi yang menggunakan Globus Toolkit sebagai dasar untuk implementasi
jaringan dari berbagai jenis. Globus Toolkit 4 adalah kumpulan komponen open-
source. Banyak dari mereka adalah berdasarkan standar existsing, sementara yang
lain didasarkan pada (dan dalam beberapa kasus) standar berkembang. Versi 4 dari
toolkit adalah versi pertama yang mendukung.
Meskipun banyak komponen mengimplementasi layanan berbasis web,
namun beberapa tidak, dan untuk alasan kompatibilitas dan migrasi, beberapa
memiliki keduanya implementasi. Globus Toolkit 4 menyediakan komponen dalam
lima kategori berikut:
a. Komponen runtime umum
b. Keamanan
c. Manajemen data
d. Layanan Informasi
e. Manajemen pelaksanaan
Tabel 3 menunjukkan daftar komponen di Globus Toolkit 4, dan
mengidentifikasi mereka dengan layanan berbasis web dan mereka yang tidak.
Tabel 3. Komponen Globus toolkit
Komponen berdasarkan Web Service Komponen Non Web
Service
Common
runtime
compone
nts
Java WS
Core
C WS
Core
Phython
WS Core
C
Common
Libraries
eXtensibl
e IO
(XIO)
Security
Compone
nts
WS
authentica
tion and
authorizati
on
Communi
ty
Authoriza
tion
Service
(CAS)
Delegation
Service
Pre-WS
authentica
tion and
authorizati
on
Credentia
l
Manage
ment
Data
Manage
ment
Compone
nts
Reliable
File
Transfer
(RFT)
OGSA-
DAI
Data
Replicatio
n Service
(DRS)
GridFTP Replica
Location
Service
(RLS)
Monitori
ng and
Discover
y
Services
Index
service
Trigger
service
Aggregato
r
Framewor
k
WebMD
S
MDS2
Executio
n
Manage
ment
WS
GRAM
Communi
ty
Scheduler
Framewor
k 4
(CSF4)
Globus
Teleoperat
ions
Control
Protocol
(GTCP)
Workspa
ce
Manage
ment
Service
(WMS)
Pre WS
GRAM
IX. TANTANGAN GRID COMPUTING
Banyak hardware heterogen digunakan dalam rangka menciptakan Grid dan di
samping itu, perangkat ini tidak dikelola oleh satu orang tetapi dengan administrator
sistem yang berbeda di masing-masing perusahaan. Grid memiliki tantangan yang
perlu diselesaikan untuk dapat memanfaatkan kekuatan penuh dari grid itu sendiri:
1. Tidak ada standar yang jelas, komputasi Grid menggunakan berbagai standar,
tapi semua grid tidak menggunakan standar yang sama. Misalnya semua
jaringan sistem operasi seperti Linux, Apache dan My SQL menggunakan
WSRF, UDDI, WWW, SOAP dan XML standar. Oracle 10g perusahaan
menerapkan tanpa WSRF. IBM mengembangkan middleware Grid
berdasarkan J2EE. Kita tidak bisa menggunakan OS yang berbeda pada mesin
yang sama dalam waktu yang sama di komputasi grid.
2. Komputasi terdistribusi Vs komputasi Grid: - Komputasi grid melibatkan
organisasi virtual yang dinamis, berbagi sumber daya dan peer to peer
komputasi. Grid bermaksud untuk membuat akses kepada suatu power
computing, repositori data ilmiah, dan fasilitas eksperimen komputasi
semudah suatu sistem Web. Hal ini memberikan requirement baru yaitu
semua fasilitas terkait harus menyediakan komputasi grid.
3. Kurangnya perangkat lunak grid: - Perangkat lunak, yang memungkinkan
komputasi grid kurang, hal tersebut telah membatasi perangkat lunak pada
Grid. Banyak software memiliki masalah pada hak cipta dan lisensi kode
sumber. Hal ini mengartikan bahwa perlunya perusahaan perangkat lunak
untuk membangun aplikasi yang mampu mengintegrasikan antar sistem grid
dalam suatu lintas geografis yang tentunya bersifat open-source.
4. Resources Sharing di antara Berbagai Jenis Layanan: - Grid digunakan untuk
berbagi sumber daya dari berbagai situs dan jaringan host. Hal ini
mengartikan bahwa grid akan menangani sejumlah besar data sebagai
platform jaringan. Banyak situs dan beberapa server berkumpul yang disebut
sebagai sebuah infrastruktur begitu kompleks. Ini memberikan kesulitan untuk
berbagi sumber daya perangkat keras dalam organisasi virtual.
5. Sulit untuk mengembangkan komputasi grid: - bahasa pemrograman yang
digunakan untuk membangun Grid adalah java, XML, web WSDD, WSDL,
UDDI, WSRF, dan pedoman GT3developing. Ini adalah masalah yang
mengembangkan aplikasi jaringan. Pada dasarnya yang tersedia untuk
pengembang ilmu komputer senior dan perusahaan pengembang.
6. Limited area & application: komputasi Grid digunakan untuk memecahkan
masalah yang besar dan kompleks. Luas wilayahnya atau ruang lingkup
pengguna grid terbatas pada ilmuwan, pengembang, analisis dan peneliti.
Komputasi grid digunakan pada penelitian industri, dan penelitian dan
rekayasa penelitian biometrik. Grid tidak dapat menggunakan untuk masalah
umum oleh orang yang sama.
Manajemen dan Administrasi: - Banyak lembaga dan organisasi yang digunakan pada
komputasi grid. Ini mendistribusikan sumber daya pada besar lingkungan
didistribusikan secara geografis dan mengakses perangkat heterogen tersebut secara
bersamaan.
X. CONTOH ARSITEKTUR GRID COMPUTING
Gambar 22. E-japan
Gambar x merupakan arsitektur dari program kebijakan yang ada di jepang pada gambar
pertama membahas tentang penggunaan pusat data untuk melakukan polling terhadap
pelayanan administrative yang ada di perusahaan tersebut yang termasuk dalampenerbitan
kartu penduduk dan pengolahan aplikasi. Namun jika semua pusat data local rusak parah
maka akan terjadi bencana besar tidak hanya layanan, informasi juga dapat dinonaktifkan
yang menyebabkan informasi warga dan data penting lainnya akan hilang. Oleh karena itu,
mekanisme pemulihan bencana sangat diperlukan karena bertujuan untuk menjamin
kelangsungan hidup warganya. Pengembangan mekanisme suatu bencana didalam
perusahaan sangat sulit, karena membutuhkan biaya yang sagat mahal dan menguras banyak
waktu. Itu dikarenakan biaya akan lebih tinggi jika setiap pusat data mencoba untuk
mengembangkan langkah-langkah tersebut secara mandiri, Ini adalah masalah besar ketika
sistem TI yang digunakan untuk layanan penting. Bisnis Grid middleware menyediakan
mekanisme kesalahan standar yang memungkinkan pembangunan sistem fault-tolerant
dengan biaya yang relatif rendah. Sebagai contoh, data dapat mundur ke pusat data lain yang
berguna untuk mengontrol produksi agar manajemen pelanggan Penerimaan perintah
pengawasan produksi manajemen menjadi efisien.
Daftar Pustaka
1. http://www.oasus.ca/grid_computing.pdf
2. https://books.google.co.id/books?
id=zQhutW2WVVQC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=process+serial+grid+comput
ing&source=bl&ots=cPIPa0E8lh&sig=z--
HeDUdGDeqhYH0yFQOO8Z4mbM&hl=id&sa=X&ei=PYbwVKqyMIHjuQSX
hoLQBQ&redir_esc=y#v=onepage&q=process%20serial%20grid
%20computing&f=false
3. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8QFjA
A&url=http%3A%2F%2Fjournal.r-project.org%2Farchive%2F2012-
1%2FRJournal_2012-
1_Anoke~et~al.pdf&ei=96vuVPeICZC7uASyr4DIBg&usg=AFQjCNHTYNFPf
9maDpatjtPR2S73Yfifxg&bvm=bv.87073126%2Cd.c2E
4. Ian Foster. 2002. “What is the Grid? A Three Point Checklist”. Argonne National
Laboratory. University of Chicago.
5. Bart Jacob. December 2005. “Introduction to Grid Computing”. United States.
IBM
6. Anonim. 23 November 2004. “Grid Computers”. Tersedia:
http://www.thocp.net/hardware/grid_computers.htm. Thocp.net. (24 Februari
2014).
7. Anonim. “Difference Between Grid Computing Vs. Distributed Computing”.
Tersedia:http://www.jatit.org/distributed-computing/grid-vs-distributed.htm.
jatit.org. 24 Februari 2015.
8. http://book.itep.ru/depository/grid/Approach_to_Grid.pdf
9. https://books.google.co.id/books?
id=zQhutW2WVVQC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=process+serial+grid+comput
ing&source=bl&ots=cPIPa0E8lh&sig=z--
HeDUdGDeqhYH0yFQOO8Z4mbM&hl=id&sa=X&ei=PYbwVKqyMIHjuQSX
hoLQBQ&redir_esc=y#v=onepage&q=process%20serial%20grid
%20computing&f=false
10. Business Grid Computing Project Activities, 2004
http://www.fujitsu.com/downloads/MAG/vol40-2/paper09.pdf diakses kamis 26
maret 2015.
11. Kaur, Harmet dan Gupta, Kamal. 2013. Challenge in Grid Computing. Guru
Kashi University. Available: URL: http://www.ijsret.org/pdf/120223.pdf.
International Journal of Scientific Research Engineering & Technology (IJSRET)