kelayakan usahatani kopi arabika di kecamatan … · usahatani kopi arabika di kecamatan dolok...

80
KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA ENDANG SIREGAR DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: buiduong

Post on 12-Mar-2019

284 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI

KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN

SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

ENDANG SIREGAR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Kelayakan

Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun

Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor

Bogor, Juli 2014

Endang Siregar

H34087015

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak

luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

Page 3: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

ABSTRAK

ENDANG SIREGAR. Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Dibimbing oleh DWI

RACHMINA.

Kopi arabika merupakan tanaman tahunan yang cukup sensitif terhadap

penyakit tanaman, serangan hama, dan perubahan cuaca yang mempengaruhi

jumlah produksi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat yang

diperoleh petani kopi melalui nilai NPV,IRR, Net B/C ratio, dan payback period

serta switching value terhadap jumlah produksi dan harga jual yang menjadi

penerimaan bagi petani selama melakukan usahataninya. Penelitian yang

dilakukan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 420906875.10, Net B/C 3.76, IRR

sebesar 32 persen dan payback period 7.61 tahun. Untuk tingkat nilai switching

value terhadap penerimaan memiliki batas maksimal yaitu sebesar 28.94 persen

terhadap penurunan harga dan penurunan produksi mencapai 34.15 persen.

Sedangkan perubahan switching value terhadap kenaikan biaya produksi seperti

upah tenaga kerja memiliki batas optimal sebesar 52.7244 persen. Untuk

perubahan kenaikan harga pupuk tidak mempengaruhi penerimaan petani hingga

75.8 persen.variabel yang mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran tidak

terlalu sensitif terhadap perubahan nilai optimal.

Kata kunci : perkebunan rakyat, kopi arabika, kelayakan usahatani

ABSTRACT

ENDANG SIREGAR. Feasibility Arabica Coffee Farming at Dolok Panribuan

Simalungun Distric North Sumatera. Supervised by DWI RACHMINA.

Arabica coffee is an annual plants that is quite sensitive to ailment plant,

pests, climate change that affect to the amount of quantity production. The

purpose of this study was to determine the benefits of farmers through NPV, IRR,

Net B/C ratio, payback period and switching value. The amount between quantity

production arabican bean and selling price are earnings for the farmers during

Arabica plants farming. Result of the estimate are NPV Rp 420906875.10, Net

B / C 3.76, IRR of 32 percent and a payback period of 7.61 years. Switching value

has optimal limited that are decreaseof selling price until 28.94 percent, for

reduce quantity of arabica bean until 34.15 percent. While switching changes the

value of the increase in production costs such as labor costs have optimal limit of

52.7244 percent. To change the fertilizer price increase does not affect the

revenue of farmers to 75.8 persen.variabel affecting revenues and expenses are

not overly sensitive to changes in the optimal value.

Keywords : smallholders, financial feasibility, Arabica coffee

Page 4: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya utnuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 5: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI

KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN, KABUPATEN

SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

ENDANG SIREGAR

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Judul Skripsi : Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

Nama : Endang Siregar

NIM : H34087015

Disetujui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 7: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan

kebaikanNya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kelayakan

Usahatani Komoditi Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten

Simalungun Sumatera Utara” dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usahatani kopi

khususnya jenis arabika yang diusahakan oleh petani kopi dengan jenis lahan

sempit serta tingkat sensitivitas pada budidaya kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan. Penulis berharap melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, mampu

memberikan informasi bagi petani kopi ataupun lembaga atau individu yang

membutuhkan referensi tentang komoditi kopi arabika.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Dwi Rachmina MSi, selaku

dosen pembimbing atas kesabaran dan ketulusannya dalam membimbing penulis.

Kepada Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi, Yanti Nuraeni Muflikh, SP, MM selaku

dosen penguji, penulis mengucapkan terimakasih karena telah bersedia menguji

penulis, dan memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis, adik-

adik, seluruh keluarga, sahabat, teman-teman yang telah membantu secara moril,

dan orang terkasih atas doa, kasih sayang, dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2014

Endang Siregar

Page 8: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung pada tanggal 6 September 1987. Penulis

merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Asimar

Siregar dan Ibu Luluan Rachmawati Simbolon.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 173759 Ronggur

nihuta, Samosir pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama pada tahun

2002 dari SMPN 2 Tarutung. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan sekolah

menengah atas di SMUN 1 Dolok Panribuan.

Pada tahun 2005, penulis diterima pada Program Diploma IPB melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan program studi Manajemen

Informatika dan menyelesaikan pendidikan Diploma pada tahun 2008. Kemudian

pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan gelar sarjana pada Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui program penyelenggaraan

khusus Agribisnis.

Page 9: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 5

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan Penelitian 7

1.4 Manfaat Penelitian 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kopi dan Faktor Ekonominya 9

2.2 Karakteristik Usahatani Kopi 10

2.3 Kelayakan Usahatani Kopi Arabika 10

KERANGKA PEMIKIRAN 11

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 11

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODE PENELITIAN 18

4.1 Lokasi Penelitian 18

4.2 Jenis dan Sumber Data 18

4.3 Metode Pengambilan Sampel 18

4.4 Metode Analisis Data 19

4.5 Analisis Aspek Finansial 19

4.6 Defenisi dan Batasan Operasional 21

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21

5.1 Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian 21

5.2 Perkebunan Rakyat 22

5.3 Karakteristik Responden 23

ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 24

6.1 Analisis Aspek Pasar 24

6.2 Analisis Aspek Teknis 28

6.3 Aspek Manajemen 33

6.4 Aspek Hukum 33

6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan 34

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 34

7.1 Analisis Arus Penerimaan (Inflow) 34

7.2 Analisis Arus Keluar (Outflow) 36

7.3 Analisis Kelayakan Finansial 37

7.4 Analisis Laba Rugi 38

7.5 Analisis Switching Value 39

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 43

Page 10: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

DAFTAR TABEL

1 Struktur Produk Domestik Bruto menurut lapangan usaha tahun

2007-2011

1

2 Produk domestic bruto sektor pertanian tahun 2007-2011 2

3 Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja subsektor perkebunan

tahun 2007-2011

2

4 Luas areal perkebunan kopi di Indonesia menurut pengusahaannya

(hektar)

3

5 Neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan di Indonesia tahun

2007-2011 (US$ juta)

3

6 Jumlah volume dan nilai ekspor komoditi kopi di Indonesia tahun

2006-2011

4

7 Jumlah volume dan nilai impor komoditi kopi di Indonesia tahun

2006-2011

4

8 Luas area, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Indonesia menurut

jenis kopi tahun 2005-2011

5

9 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Sumatera Utara

tahun 2006-2011

5

10 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas komoditi kopi

Kecamatan Dolok Panribuan tahun 2006-2011

6

11 Jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Panribuan menurut kelompok

usia tahun 2010

23

12 Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan menurut tingkat

pendidikan tahun 2010

23

13 Jenis komoditi perkebunan rakyat di Kecamatan Dolok Panribuan tahun

2010

24

14 Karakteristik sampel kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan 25

15 Jumlah dan rata-rata produksi kopi arabika per hektar di Kecamatan

Dolok Panribuan

27

16 Tabel penggunaan input produksi usahatani kopi arabika di Kecamatan

Dolok Panribuan

29

17 Rata-rata penggunaan peralatan pertanian oleh petani kopi arabika

Kecamatan Dolok Panribuan

30

18 Jumlah penggunaan tenaga kerja usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan

31

19 Rata-rata hasil produksi dan penjualan kopi arabika per hektar di

Kecamatan Dolok Panribuan

32

20 Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama dalam

usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

35

21 Rata-rata biaya reinvestasi pada usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan

36

22 Rata-rata biaya variabelmelakukan usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan

38

23 Rata-rata hasil finansial usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok

Panribuan

38

24 Rata-rata laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 39

Page 11: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

per satuan hektar

25 Hasil analisis switching value usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok

Panribuan per satuan hektar

40

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan antara Net Present Value dan Internal Rate of Return 14

2 Kerangka pemikiran operasional kelayakan usahatani kopi arabika

Kecamatan Dolok Panribuan

17

3 Saluran pemasaran kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 26

4 Skema proses usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 31

5 Siklus umur tanaman usahatani Kecamatan Dolok Panribuan 34

DAFTAR LAMPIRAN

1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 44

2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 48

3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value penurunan jumlah produksi 34.15 persen

50

4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value penurunan jumlah produksi 34.15 persen

54

5 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value penurunan harga jual 28.94 persen

56

6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value penurunan harga jual 28.94 persen

60

7 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value kenaikan upah TK 52.76 persen

62

8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

dengan switching value kenaikan upah TK 52.76 persen

66

Page 12: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan
Page 13: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang membantu

perkembangan perekonomian secara keseluruhan, salah satunya adalah pengaruh

terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDB). Seiring dengan pertumbuhan

sektor perindustrian dan sektor perdagangan yang meningkat, sektor pertanian

memegang peranan penting dalam penyediaan bahan baku industri, bahan pangan

masyarakat dan lapangan pekerjaan. Persentase laju pertumbuhan sektor pertanian

terhadap struktur PDB pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan pada

tahun 2010 yaitu sebesar 4.10 persen. Hal ini dapat terlihat dari persentase peran

pertanian dalam pertumbuhan PDB tahun 2011 (Tabel 1).

Tabel 1 Struktur produk domestik bruto menurut lapangan usaha di Indonesia

tahun 2007-2011 (persen)

Lapangan usaha Tahun Laju

pertumbuh-

an/ tahun

(%)

2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian 3.70 4.50 5.30 15.30 14.70 1.65

Pertambangan dan

Penggalian

1.20 0.90 0.60 11.10 11.90 1.43

Industri Pengolahan 7.00 27.80 26.40 24.80 24.30 -2.73

Listrik, Gas dan Air

bersih

0.90 0.80 0.80 0.80 0.80 -3.13

Bangunan 7.70 8.50 9.90 10.30 10.20 6.63

Perdagangan, Hotel

dan restoran

15.00 14.00 13.30 13.70 13.80 -2.20

Pengangkutan dan

Komunikasi

6.70 6.30 6.30 6.60 6.60 -0.45

Keuangan, Persewaan

dan Jasa

7.70 7.40 7.20 7.20 7.20 -1.73

Jasa-jasa 10.10 9.70 10.20 10.20 10.50 3.00

Total PDB 100 100 100 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik; 2012

Salah satu subsektor yang mempengaruhi persentase pertanian terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) adalah perkebunan. Selain mempengaruhi tingkat

PDB, perkebunan juga merupakan subsektor yang membantu pendapatan devisa

Negara dari hasil perkebunan yang diekspor ke Negara tujuan. Berdasarkan data

dari Direktorat Jendral Perkebunan, Kementerian Pertanian, rata-rata pertumbuhan

subsektor perkebunan terhadap persentase pertanian atas dasar harga yang berlaku

dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 11.53 persen per tahun dan atas harga

konstan 2000 adalah sebesar 3.27 persen (Tabel 2). Meski mengalami penurunan

dari tahun 2007, persentase pangsa perkebunan terhadap pertanian pada tahun

Page 14: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

2010 mulai meningkat yaitu 18.33 persen jika dibandingkan dgn tahun 2008 dan

2009.

Tabel 2 Produk domestik bruto sektor pertanian di Indonesia tahun 2007-2011

(milyar, rupiah) Sektor

Pertanian

Tahun Rata-rata

pertum-

buhan

(%)

2007 2008 2009 20101 2011

Atas Harga Berlaku

Pertanian1 408 080.10 539 031.10 635 457.20 737 775.60 814 066.70 19.11

Perkebunan 81 664.00 105 960.50 111 378.50 136 026.80 153 884.70 11.53

Persentase

perkebunan

20.01 19.66 17.53 18.33 18.90

Atas Harga Konstan 2000

Pertanian1 211 308.40 222 209.60 231 265.10 23 825.30 242 301.70 9.63

Perkebunan 43 199.20 44 783.90 45 558.40 47 110.20 48 964.00 3.27

Persentase

perkebunan

20.44 20.15 19.70 19.89 20.21

Sumber : www.ditjenbun.deptan.go.id; 2012. 1Diluar Kehutanan dan Perikanan

Selain dari segi ekonomi yang membantu pendapatan devisa Negara, sektor

perkebunan juga sangat berpengaruh dari segi sosial yaitu dalam penyerapan

tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja berdasarkan hasil pengusahaan maupun

sebagai tenaga kerja murni dipengaruhi berdasarkan komoditi perkebunan yang

dikelola. Namun secara umum berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat

Jendral Perkebunan, jumlah tenaga kerja dan petani perkebunan pada tahun 2010

mencapai 20,583,648 jiwa. Angka ini mengalami peningkatan apabila

dibandingkan dengan angka penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009 yaitu

sebesar 20,467,010 jiwa (Tabel 3). Dengan demikian subsektor perkebunan

merupakan salah satu sektor pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja

melalui lapangan pekerjaan yang ada, sehingga mampu mengurangi jumlah

pengangguran di Indonesia.

Tabel 3 Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja subsektor perkebunan

di Indonesia tahun 2007-2011 Komoditi Perkebunan Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa)

2007 2008 2009 2010 2011

TANAMAN TAHUNAN

Karet 2 250 158 2 263 986 2 276 470 2 293 130 2 449 828

Kelapa Sawit 2 898 714 3 248 909 3 276 198 3 375 398 3 419 919

Kelapa 7 077 018 7 198 045 7 172 507 7 043 369 7 051 646

Kopi 1 959 824 2 026 972 1 971 578 1 940 684 2 013 873

Kakao 1 414 520 1 474 570 1 551 615 1 611 139 1 635 408

Jambu Mete 836 445 832 744 841 393 829 577 830 954

Lada 317 837 324 050 327 342 321 498 322 308

Cengkeh 1 065 176 1 081 362 1 067 959 1 060 877 1 063 056

Teh 211 942 309 394 198 002 278 700 199 851

Jarak Pagar 54 319 105 066 106 353 95 510 95 906

Kemiri Sunan - - 1 627 1 829 1 829

Total 18 085 953 18 865 098 1 701 283 82 251 711 19 084 578 Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan; 2012

Page 15: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mampu menyerap

tenaga kerja dimana perkiraan pada tahun 2011 mencapai 2,013,873 jiwa

dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 3). Jumlah tenaga kerja yang meningkat,

memiliki hubungan sinergis terhadap perkembangan luas area perkebunan kopi di

Indonesia yang didominasi oleh petani rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa rata-

rata petani kopi bergantung terhadap hasil produksi yang diusahakan oleh petani

untuk memperoleh pendapatan. Selain area perkebunan rakyat yang meningkat,

perkebunan kopi yang dikelola oleh Negara maupun swasta juga mengalami

peningkatan pada tahun 2011 sebesar 1.85 persen dan 13.29 persen dari tahun

sebelumnya (Tabel 4).

Tabel 4 Luas areal perkebunan kopi di Indonesia menurut pengusahaan kopi

tahun 2007-2011 (hektar) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011

Perkebunan

Rakyat

1 243 429 1 236 842 1 217 506 1 219 802 1 254 921

Perkebunan

Negara

23 721 22 442 22 794 22 738 23 167

Perkebunan

Swasta

28 761 35 826 25 935 25 936 29 912

Total 1 295 911 1 295 110 1 266 235 1 268 476 1 308 000

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan; 2012

Luas area perkebunan kopi yang dimiliki Indonesia memberi pengaruh

terhadap peningkatan devisa Negara dari jumlah komoditi kopi yang diekspor.

Berdasarkan data perkebunan, kopi merupakan komoditi kelima yang membantu

peningkatan devisa Negara dari sektor perkebunan. Nilai neraca perdagangan kopi

pada tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu mencapai US$ 914.24 juta,

dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 779.46 juta dengan

persentase peningkatan sebesar 17.29 persen (Tabel 5).

Tabel 5 Neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan di Indonesia tahun

2007-2011 (US$ juta) Komoditas

Perkebunan

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Karet 4 855.37 5 999.09 3 222.62 7 288.97 11 077.05

Kelapa Sawit 7 861.96 12 366.05 10 351.18 13 431.17 17 236.25

Kelapa 567.07 900.31 492.24 70078 1 059.50

Kopi 558.01 973.02 799.00 779.46 914.24

Teh 113.39 146.97 159.09 160.00 124.80

Lada 131.77 184.78 138.78 243.25 186.59

Kakao 841.37 1 155.53 1 294.21 1 479.12 996.44

Jambu Mete 81.12 76.01 78.65 68.41 52.14

Cengkeh 33.95 7.25 5.47 11.24 -329.55

Kapas 5.72 0.33 -0.10 0.91 0.95

Neraca

Perkebunan

15 049.73 21 809.34 16 541.14 24 166.31 31 318.41

Sumber : BPS, Direktorat Jendral Perkebunan 2012

Namun produksi kopi di Indonesia pada tahun 2012 menurut data ICO

(International Coffee Organization), mengalami penurunan jumlah yaitu 8.25

Page 16: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

juta bag sebesar 9.6 persen dibandingkan dengan jumlah produksi tahun 2011

yaitu sebesar 9.13 juta bag. Sehingga Indonesia menduduki urutan kelima

penghasil kopi terbesar setelah Brazil, Vietnam, Kolombia dan Ethiopia. Dan

menurut data statistik Perdagangan Luar Negeri, volume ekspor kopi Indonesia

pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 24.65 persen dari tahun 2010

yaitu hanya mencapai 327 ribu ton. Meski demikian nilai ekspor yang diperoleh

mengalami peningkatan sebesar 18.31 persen (Tabel 6).

Tabel 6 Jumlah volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2006-2011 Tahun Volume (ribu Ton) Nilai (juta Dolar)

2006 414 586.90

2007 321 636.30

2008 469 991.50

2009 511 824.00

2010 434 814.30

2011 327 963.40 Sumber : BPS, Statistik Perdagangan Luar Negeri 2012

Meski sebagai produsen kopi terbesar kelima dunia, Indonesia juga

merupakan salah satu Negara pengimpor olahan kopi. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat Indonesia juga merupakan konsumen olahan kopi. Berdasarkan data

yang diperoleh dari statistik Perdagangan Luar Negeri, pada tahun 2011 jumlah

import komoditi kopi sekitar 18.11 ribu ton. Meskipun dalam hal jumlah

mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 namun berdasarkan jumlah nilai

mengalami kenaikan yaitu mencapai 49.11 juta dolar (Tabel 7).

Tabel 7 Jumlah volume dan nilai impor kopi di Indonesia tahun 2006-2011 Tahun Volume ( Ribu Ton) Nilai (Juta Dolar)

2006 6.40 11.41

2007 49.99 78.31

2008 7.58 18.44

2009 14.40 25.01

2010 19.76 34.85

2011 18.11 49.11 Sumber :Statistik Perdagangan Luar Negeri .2012

Dari tabel 6 dan tabel 7, dapat dilihat bahwa harga jual maupun harga beli

kopi tetap konstan dan mengalami peningkatan meskipun hanya beberapa persen.

Namun harga jual dan harga beli komoditi kopi juga dibedakan berdasarkan jenis

kopi. Dari luas areal kopi di Indonesia jenis kopi yang dihasilkan atau yang

diproduksi terdapat dua jenis yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Dari data

Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) produksi rata-rata kopi Indonesia

masih didominasi kopi robusta yang mencapai 78.08 persen sedangkan produksi

kopi arabika hanya 21.92 persen (Tabel 8). Namun apabila ditinjau dari segi nilai

jual, kopi jenis arabika cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai jual kopi jenis robusta. Kopi arabika merupakan salah

satu jenis kopi yang terkenal dan mendominasi produksi kopi diseluruh dunia

sebesar 70 persen. Sedangkan lahan perkebunan kopi di Indonesia yang

mengusahakan kopi arabika berdasarkan data Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia

(AEKI) pada tahun 2011 hanya mencapai 296,854 Ha, berbeda dengan luas

perkebunan kopi robusta yang mencapai 1,011,146 Ha.

Page 17: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Tabel 8 Luas area, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Indonesia

menurut jenis kopi tahun 2005-2011

Tahun

Arabika Robusta

Luas Area

(Ha)

Jumlah

Produk-si

(Ton)

Produk-

tivitas

(Ton/Ha)

Luas Area

(Ha)

Jumlah

Produksi

(Ton)

Produktivi-

tas (Ton/Ha)

2006 177 110 94 773 0.56 1 131 622 587 386 0.52

2007 228 931 124 098 0.54 1 058 478 549 088 0.52

2008 239 476 129 660 0.05 1 063 417 553 278 0.52

2009 281 398 147 631 0.52 984 839 534 961 0.54

2010 283 343 148 487 0.52 985 133 535 589 0.54

2011 296 854 155 383 0.52 1 011 146 553 617 0.55 Sumber : Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2012

Dengan permintaan kopi arabika secara global masih sangat tinggi

memberikan peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan perekonomian nasional

melalui peningkatan devisa Negara, komoditi kopi arabika dapat dikembangkan

melalui penggunaan bibit unggul, serta teknologi peremajaan tanaman kopi jenis

arabika. Dengan demikian, lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di

daerah sentra kopi semakin luas. Salah satu pusat perkebunan kopi Arabika di

Indonesia adalah daerah Sumatera Utara yang telah dibuka sejak masa penjajahan

Belanda. Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam

pertumbuhan perekonomian di daerah Sumatera Utara dan menyumbang sebesar

1.10 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang mencapai 6.22

persen berdasarkan data BPS Sumatera Utara, 2012.

Hasil komoditi perkebunan yang memegang peranan penting dalam

perkebunan Sumatera Utara adalah kelapa sawit, karet, kopi, cokelat, dan

tembakau. Untuk komoditi kopi berdasarkan data statistik perkebunan propinsi

Sumatera Utara tahun 2011, Sumatera Utara memiliki lahan seluas 80,244 Ha

dimana luas lahan perkebunan rakyat mencapai 79,544 Ha dan perkebunan swasta

mencapai 700 Ha. Meskipun pada tahun 2011 jumlah produksi mengalami

penurunan sebesar 0.03 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 55,753 ton,

Sumatera Utara mampu memberikan kontribusi dalam produksi kopi Nasional

sebesar 7.29 persen dengan jumlah produksi seperti tabel dibawah ini.

Tabel 9 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas kopi Sumatera Utara

tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi (Ton) Produktivitas Ton/Ha)

2006 79 613 50 032 0.63

2007 79 646 50 158 0.63

2008 81 051 54 944 0.68

2009 80 244 54 355 0.68

2010 80 806 55 753 0.69

2011 80 244 54 100 0.67 Sumber: Buku Statistik Perkebunan. Direktorat Jendral Perkebunan 2012

1.2 Rumusan Masalah

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu derah penghasil kopi di

Sumatera Utara luas lahan 9,610.3 Ha dimana luas lahan kopi jenis robusta seluas

Page 18: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

2,822.10 Ha dan luas lahan kopi jenis arabika seluas 6,788.20 Ha. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Simalungun merupakan daerah yang

tinggi dari permukaan laut. Dengan luas lahan 6,788.20 Ha, Kabupaten

Simalungun mampu memproduksi kopi arabika sebanyak 7,602.72 ton (data

statistik perkebunan Sumatera Utara 2010). Salah satu Kecamatan yang menghasil

kopi arabika di daerah Simalungun adalah Kecamatan Dolok Panribuan. Sebagian

besar masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan menjadikan pertanian sebagai mata

pencaharian salah satunya adalah usahatani kopi arabika. Namun dalam beberapa

waktu terakhir, jumlah produksi kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan

mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hama yang

menyerang tanaman kopi yang menyebabkan biji kopi membusuk maupun batang

pohon kopi mengalami pembusukan. Pengolahan dan penanganan yang masih

dilakukan secara tradisional juga mempengaruhi kualitas produksi biji kopi

arabika dan berdampak terhadap harga jual produksi. Jumlah produksi yang

menurun dan penanganan petani terhadap hama yang menyerang tanaman kopi

secara tradisional sangat ditentukan oleh harga pupuk dan insektisida yang tidak

tetap. Sedangkan perbedaan harga jual ditingkat petani dengan distributor sangat

jauh berbeda. Harga biji kopi kering ditingkat petani hanya mencapai 15,300

rupiah per kilogramnya, sedangkan harga ditingkat distributor mencapai 80,000

hingga 100,000 rupiah per kilogramnya sesuai dengan kualitas biji kopi. Hal ini

menyebabkan petani menggunakan pupuk yang lebih murah dan sekedarnya

sehingga produksi tanaman tidak maksimal(Tabel 10).

Tabel 10 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas komoditi kopi Kecamatan

Dolok Panribuan Tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi

(Ton)

Jumlah Produktivitas

(Ton/Ha)

2006 119.75 165.23 1.38

2007 126.06 172.65 1.37

2008 125.63 169.56 1.35

2009 125.02 171.65 1.37

2010 125.02 167.09 1.34

2011 122.08 137.86 1.13 Sumber : Kantor Kecamatan Dolok Panribuan. 2012

Penurunan produksi tanaman kopi di daerah Kecamatan Dolok Panribuan

juga sangat dipengaruhi perubahan cuaca yang berakibat buruk terhadap petani

kopi. Akibat biaya pemeliharaan dan biaya saprodi yang tinggi, mengakibatkan

petani kopi cenderung kurang memperhatikan tanaman yang terserang hama

maupun penyakit. Dengan berkurangnya jumlah produksi tanaman kopi, yang

akhirnya mengurangi penerimaan petani mengakibatkan petani cenderung

menghiraukan pohon kopi yang tidak berproduksi dengan tanaman semusim

seperti jagung.

Dengan modal yang tidak terlalu besar dengan memanfaatkan lahan kopi

serta waktu tanam hingga masa panen tidak terlalu lama maka petani kopi arabika

di Kecamatan Dolok Panribuan memilih jagung sebagai tanaman selingan.

Dengan nilai jual komoditi jagung yang cukup stabil pada tahun 2012 yaitu

sebesar 4,000 rupiah per kilogram di daerah Sumatera Utara (Pusdatin

Departemen Pertanian, 2012), sangat membantu pendapatan petani kopi dari hasil

produksi jagung yang diusahakan. Selain itu, masa produksi tanaman jagung yang

Page 19: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

tidak terlalu lama dibandingkan tanaman kopi membuat petani mudah untuk

menghiraukan tanaman kopi arabika yang telah mereka usahakan sebelumnya.

Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis kelayakan finansial untuk mengetahui

tingkat keuntungan yang dihasilkan petani kopi dalam membudidayakan usahatani

kopi. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang akan

dibahas adalah :

1. Bagaimana kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan aspek teknis, aspek

manajemen, aspek sosial dan aspek pasar?

2. Bagaimana kelayakan finansial usahatani kopi yang dilakukan oleh petani di

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara selama

sepuluh tahun umur tanaman kopi?

3. Bagaimanakah pengaruh yang terjadi terhadap manfaat (switching value)

yang diperoleh petani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara apabila terjadi perubahan beberapa variabel

yang mempengaruhi biaya dan penerimaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan pada rumusan

masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dari aspek teknis, aspek pasar, aspek

sosial ekonomi, dan aspek manajemen.

2. Mengalisis kelayakan finansial usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,

Kabupaten Simalungun selama umur tanaman.

3. Menganalisis tingkat perubahan (switching value) pendapatan usahatani kopi di

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun terhadap perubahan pada

beberapa variable yang berkaitan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para

petani kopi sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan usahatani kopi

lebih baik. Selain itu, diharapkan berguna untuk pengambil keputusan maupun

pelaku ekonomi dibidang pertanian dan juga lembaga keuangan sektor

perkebunan khususnya komoditi kopi. Dan terakhir adalah sebagai bahan

pertimbangan dan juga masukan bagi para akademis yang hendak meneliti lebih

lanjut tentang komoditi kopi di Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan,

Sumatera Utara. Fokus penelitian secara keseluruhan adalah menganalisis

kelayakan finansial usahatani kopi yang dilakukan petani dengan luas lahan yang

Page 20: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

sempit layak diusahakan atau tidak. Hal-hal yang diperhatikan untuk mengetahui

kelayakannya adalah variabel-variabel yang mempengaruhi biaya dan penerimaan

petani melalui laporan keuangan setiap petani. Yang dijadikan sebagai sampel

adalah petani yang memiliki tanaman kopi arabika dan berdomisili di desa

Pondok bulu.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Usahatani Kopi Arabika

Sebagai salah satu produsen kopi, perkembangan industri dan juga

perekonomian kopi Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar

kopi Internasional. Sebagian besar pengekspor kopi masih menjual kopinya dalam

bentuk primer sehingga tidak memiliki nilai tambah. Sedangkan dengan menjual

ataupun mengekspornya dalam bentuk setengah jadi ataupun kopi instan, dapat

meningkatkan pendapatan petani. Hal ini disebabkan petani kekurangan modal

dalam mengelola biji kopi yang dihasilkan, sehingga keuntungan yang lebih besar

diterima oleh perusahaan yang memiliki modal besar. Beberapa hal yang dapat

membuat jatuhnya harga kopi adalah perubahan struktur pasar,

ketidakseimbangan pasar, dan kurangnya modal petani. Sejak terjadinya krisis

perkopian pada tahun 2000, perdagangan ekpor memiliki kebijakan tataniaga yang

mencakup dua hal. Perusahaan pengekspor diakui oleh kementerian perdagangan

dan perindustrian serta memberikan kesempatan kepada dunia usaha menjadi

salah satu pengekspor kopi. Dengan terjadinya krisis harga kopi di pasar

Internasional berpengaruh terhadap mutu kopi yang diusahakan oleh petani. Hal

ini disebabkan dengan berkurangnya pendapatan petani, sehingga biaya

pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Kopi

merupakan tanaman tahunan yang tidak mudah digantikan dengan tanaman

lainnya pada saat terjadinya krisis. Untuk menghindari hal ini, maka perlu

memperdayakan sentra-sentra pengekspor kopi di Indonesia sehingga volume

ekspor kopi ke Negara tujuan dapat ditingkatkan khususnya yang memiliki

elastisitas yang positif terhadap harga kopi (Hutabarat 2004).

Usahatani kopi arabika memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan

dibandingkan dengan kopi robusta yang mencakup waktu menghasilkan produksi,

harga jual, dan perbedaan karakteristik antara kopi arabika dengan kopi robusta

serta cita rasa yang berbeda yang berpengaruh terhadap pangsa pasar kopi.

Pertumbuhan kopi arabika akan lebih baik apabila berada pada ketinggian 1000-

2100 meter diatas permukaan laut, dibandingkan dengan robusta yang dapat

tumbuh pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh

tingkat kekebalan kopi arabika terhadap penyakit yang menyerang daun dan

bunga lemah (Panggabean 2011). Penyakit karat daun dan bunga bintang yang

terjadi diakibatkan oleh cuaca yang panas dan tingkat kelembaban yang sangat

tinggi. Karena itu, pengolahan usahatani kopi arabika bertumbuh dengan baik bila

berada diatas ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut dengan tingkat curah

Page 21: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

hujan yang sedikit serta penyiangan terhadap pokok kopi yang rutin untuk

menghindari kelembaban yang terjadi.

Kopi arabika berproduksi lebih cepat dibandingkan dengan kopi robusta.

Memasuki tahun kedua sejak penanaman kopi arabika telah menghasilkan

meskipun masih dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu jenis arabika

lebih diminati para petani kopi dibandingkan robusta disebabkan produksinya

yang cepat. Sedangkan robusta mulai menghasilkan memasuki tahun ketiga sejak

penanaman. Selain produksi kopi arabika yang cepat, harga jual kopi jenis arabika

lebih tinggi dibandingkan robusta. Hal ini tentu sangat menguntungkan petani

kopi yang mengusahakan jenis kopi arabika, namun tingkat kesulitan dalam

pengelolahannya juga lebih dirasakan oleh petani kopi yang memilih jenis

arabika(Karo 2009). Dengan demikian dapat dikatakan kalau kopi arabika

memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan jenis kopi robusta,

namun tingkat produktivitas kopi arabika di Indonesia tergolong lebih rendah

dibandingkan tingkat produktivitas robusta (Siahaan 2008).

Dari segi pangsa pasar kopi jenis arabika lebih diminati konsumen

dibandingkan robusta. Hal ini terjadi karena tingkat keasaman kopi arabika lebih

rendah dibandingkan dengan kopi robusta (Panggabean 2011), bukan hanya di

pasar domestik namun juga pasar internasional kopi arabika menjadi pilihan

konsumen yang cukup tinggi khususnya jenis arabika olahan yaitu specialty.

2.2 Kelayakan Usahatani Kopi

Penelitian tentang finansial usahatani perkebunan secara umum telah

dilakukan oleh banyak peneliti baik mahasiswa maupun peneliti dari balai

penelitian di Indonesia demikian juga dengan komoditi kopi. Untuk melakukan

usahatani kopi, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti penelitian yang

dilakukan oleh Silitonga (2008) dan Ridwan (2008). Faktor internal yang

mempengaruhinya adalah potensi sumber daya alam dan letak geografis yang

tepat sangat mendukung pertumbuhan dan kualitas kopi dengan baik. Demikian

halnya akan luas lahan area tanam memiliki jumlah produksi kopi karena

penambahan luas area tanam memiliki pengaruh positif terhadap jumlah produksi,

dengan demikian akan tercipta citra produk speciality sesuai dengan daerah

penghasil kopi.

Harga yang tidak efisien atau tidak memihak di tingkat petani yang

diakibatkan beberapa hal menyebabkan peningkatan biaya produksi dan mata

rantai pemasaran kopi yang cukup panjang. Sehingga menyebabkan

ketidakseimbangan pendapatan petani dengan pengeluaran dalam usahatani kopi.

Sedangkan peningkatan upah petani memiliki dampak positif terhadap produksi

kopi, dimana tingkat elastisitas pendapatan petani terhadap tingkat produksi kopi

sangat elastisitas. Seperti hasil penelitian Ridwan (2008) dimana peningkatan

upah petani sebesar 20 persen mampu meningkatkan produksi kopi sebesar 0,78

persen. Dengan adaya peningkatan pendapatan, memampukan petani melakukan

inovasi yaitu melakukan nilai tambah terhadap kopi dan teknik produksi yang

relatif lebih efisien. Dari hasil penelitian Rosari et al (2005) di daerah Sokaria,

Detukopi, Papa, dan Tana Mera menunjukkan usahatani kopi menghasilkan nilai

B/C sebesar 5,67 dan NPVnya sebesar Rp. 87.498.645 sekisar 39 persen serta

Page 22: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

nilai IRRnya sebesar 53,17 dimana panen yang dilakukan rutin setiap satu hingga

dua minggu sekali setelah tanaman berumur lima tahun dan produksi rata-rata

yang diperoleh petani adalah delapan ton per hektar dengan harga jual sebesar

5000 rupiah per kilogram.

Dari hasil penelitian Soetirono (2009), yang menganalisa tentang daya

saing agribisnis kopi robusta yang dilakukan pada tiga wilayah yaitu Tanggamus,

Malang, dan Jember menyatakan layak untuk dikembangkan secara finasial.

Namun hal ini masih memiliki nilai divergensi antara kelayakan finansial dengan

ekonomi yaitu sesuai dengan keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap daya

saing agribisnis kopi. Apabila memperhatikan harga kopi dunia, tingkat harga

kopi daerah Malang dan Jember memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan

dengan harga domestik. Dengan demikian sistem agribisnis kopi robusta memiliki

daya saing apabila kebijakan pemerintah mendukung terhadap profitabilitas

sistem produksi serta keefisienan penggunaan sumberdaya. Tingkat switching

value terhadap obat-obatan juga tidak mempengaruhi daya saing dan efisiensi

ekonomi meskipun perubahan harga pestisida mencapai 25 persen.

Selain kestabilan biaya produksi, segmentasi pasar juga mempengaruhi

pendapatan petani. Peningkatan permintaan kopi yang dipengaruhi beberapa

variable seperti harga kopi, harga produk substitusi, pendapatan per kapita, serta

harga ekspetasi kopi (Nainggolan 2007) secara domestik yang diimbangi dengan

peningkatan produksi secara otomatis harga beli akan naik dan mendorong

peningkatan penawaran kopi. Harga riil kopi, harga riil teh, dalam negeri

dipengaruhi oleh harga ekspor sehingga sangat responsif terhadap suatu

perubahan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan kopi, namun

berbeda dengan peningkatan ekspor yang tidak terlalu elastic terhadap produksi

kopi akan tetapi pola hidup konsumen yang berubah yang berdampak positif akan

permintaan kopi.

Faktor lainnya adalah kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang

semakin terbuka atas pasar dunia atau dengan kata lain globalisasi. Hal tersebut

merupakan peluang yang tinggi untuk melakukan usahatani kopi, namun

sebaliknya dengan terjadinya globalisasi merupakan sebuah ancaman dimana

konsumen dalam posisi tawar menawar yang kuat akibat persaingan yang tinggi

dari produsen kopi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kustiari (2007)

perbedaan harga kopi biji dengan harga kopi olahan juga mampu mempengaruhi

pendapatan petani. Pendapatan petani biji kopi relatif lebih rendah apabila

dibandingkan dengan produk olahan kopi yang memiliki nilai tambah. Prospek

pengembangan perkopian di Indonesia akan semakin meningkat dalam hal daya

saing dan efisiensi memproduksi specialty coffee sehingga mampu bertahan dan

meningkatkan pangsa pasar luar negeri. Untuk mempertahankan pangsa pasar

dalam persaingan yang tinggi maka perlu melakukan sertifikasi melalui indikasi

geografis yang mendukung pertumbuhan kopi sehingga terjaga kontinuitas

pasokan produk sehingga pihak-pihak importer tetap berkesinambungan dalam hal

menentukan produsen yang akhirnya mampu memperluas segmentasi pasar

ekspor dengan melakukan terobosan baru.

Page 23: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Studi Kelayakan Bisnis

Bisnis atau usaha merupakan suatu kegiatan aktivitas yang menghasilkan

manfaat maupun keuntungan dengan menggunakan dan mengelola sumber daya

yang dimiliki. Untuk memperoleh keuntungan ataupun benefit dari berbagai

usaha, pelaku bisnis melakukan investasi berupa investasi nyata (real invesment)

atau investasi finansial (financial invesment). Investasi nyata merupakan investasi

yang terdiri dari harta tetap seperti tanah, bangunan, peralatan maupun

perlengkapan. Sedangkan investasi finansial merupakan investasi yang dilakukan

dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau surat berharga. Dengan kata

lain investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan usaha yang

memiliki jangka waktu relatif panjang diberbagai bidang usaha.

Pengertian bisnis merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk

memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diharapkan dalam

berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan

utama bagi pelaku usaha baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dalam

dunia bisnis. Dengan demikian studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam suatu usaha ataupun bisnis

yang akan dijalankan, berdasarkan kesediaan data dan informasi secara akurat

untuk menentukan kelayakan usaha yang dijalanakan (Kasmir dan Jakfar, 2010).

Menurut Suliyanto (2010), tujuan suatu bisnis atau usaha dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu usaha yang berorientasi terhadap keuntungan serta usaha yang

tidak berorientasi keuntungan. Salah satunya adalah usaha yang berorientasi

keuntungan (profit oriented) adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan

memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan

karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.

Proses analisis setiap penilaian studi kelayakan bisnis suatu usaha ataupun

bisnis perlu memperhatikan beberapa aspek dimana setiap aspek saling berkaitan

antara satu aspek dengan aspek lainnya. Sehingga hasil analisis setiap aspek

berdasarkan nilai dan ketentuan sesuai dengan usaha yang dijalankan menjadi

satu kesatuan. Secara umum aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan

untuk menjalankan usaha diantaranya aspek pasar, aspek manajemen, aspek

teknis, aspek ekonomi dan sosial, aspek hukum dan aspek finansial.

1. Aspek Pasar

Melakukan riset terhadap aspek pasar bertujuan untuk memperhatikan

kondisi permintaan pasar pada saat ini terhadap produk yang akan ditawarkan oleh

pelaku usaha kepada pasar. Peranan aspek pemasaran sangat menentukan

kelanjutan produksi suatu usaha, karena melalui bauran pemasaran maka

keuntungan dari usaha yang dijalankan dalam menentukan kelayakan suatu bisnis.

Oleh karena itu aspek pasar perlu diteliti secara mendalam guna mengetahui besar

pasar yang akan dimasuki, struktur pasar, serta peluang pasar yang ada, sehinga

Page 24: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

prospek pasar akan produk yang dihasilkan pada masa akan datang dapat

dipasarkan berdasarkan strategi pemasaran sesuai dengan hasil yang diperoleh.

Dengan demikian tujuan perusahaan memasarkan produknya mampu memenuhi

tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan laba, menguasai pasar,

mengurangi saingan, serta menaikkan prestise produk tertentu dipasaran. Selain

itu tujuan pemasaran suatu produk mampu memaksimumkan konsumsi, kepuasan

konsumen, memaksimumkan keragaman produk, menghadapi pesaing, memenuhi

kebutuhan akan suatu produk ataupun jasa.

2. Aspek Teknis

Lokasi usaha adalah lokasi dimana usaha akan dijalankan. Lokasi usaha

memiliki peranan penting terhadap biaya operasional dan juga biaya investasi.

Penentuan lokasi usaha yang tidak sesuai dengan usaha yang dijalankan akan

memberikan kerugian terhadap pengusaha yang menjalankan usahanya. Oleh

karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap aspek teknis dengan beberapa

variabel sesuai dengan kebutuhan usaha yang dilakukan. Analisis aspek teknis

setiap usaha yang dijalankan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang

dijalankan, karena setiap usaha memiliki karakteristik yang berbeda dan juga

prioritas yang berbeda juga. Aspek teknis sangat mempengaruhi proses produksi

berdasarkan lokasi usaha dijalankan, luas produksi ataupun lahan yang digunakan

serta tata letak (layout). Analisis aspek teknis dilakukan untuk menilai kesediaan

pengusaha dalam menjalankan usahanya berdasarkan luas produksi/lahan yang

digunakan, kesesuaian lokasi dengan usaha yang dijalankan serta peralatan

operasional yang digunakan oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya.

3. Aspek Manajemen

Aspek manajemen dalam menjalankan usaha ataupun bisnis adalah faktor

yang sangat berpengaruh besar terhadap usaha yang dijalankan. Aspek

manajemen lebih difokuskan terhadap penekanan akan risiko usaha yang

dijalankan. Aspek manajemen yang diperhatikan dalam menjalankan usaha sesuai

dengan kelayakan usaha salah satunya adalah manajemen produksi yang meliputi

sistem produksi, lokasi usaha, standar produksi, pengendalian produksi, serta

perencanaan produksi.

4. Aspek Ekonomi dan Sosial

Analisis aspek ekonomi dan sosial dilakukan oleh pengusaha untuk

mengetahui pengaruh usaha yang dijalankan terhadap masyarakat dan juga

perusahaan apakah berdampak positif atau berdampak negatif. Melalui analisis

aspek ekonomi dapat diketahui seberapa besar kontribusi yang diberikan suatu

usaha dalam peningkatan perekonomian secara umum. Demikian juga dari segi

aspek sosial yang memiliki peluang terhadap masyarakat dalam meningkatkan

kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha

yang dijalankan.

5. Aspek Hukum

Analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan untuk meneliti keabsahan

serta keaslian dari dokumen-dokumen bentuk usaha baik berupa kepemilikan

ataupun sertifikat dan izin guna menghindari hambatan apabila hendak meminjam

dana ataupun memperluas usaha yang dijalankan

6. Aspek Finansial

Dalam menjalankan usaha tentunya membutuhkan modal yang akan

digunakan untuk melakukan investasi seperti pembelian aktiva tetap maupun

Page 25: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

aktiva lancar. Selain itu modal juga digunakan untuk biaya operasional pada saat

suatu usaha dilakukan. Besarnya modal untuk melakukan investasi tergantung dari

jenis usaha yang akan diusahakan. Didalam sektor pertanian, pelaku usaha adalah

petani, perusahaan swasta, koperasi dan juga lembaga lembaga pertanian lainnya.

Analisis aspek finansial dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan

yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dilaksanakan, waktu pengembalian

terhadap investasi yang ditanam dalam menjalankan usaha, serta peningkatan

keuntungan dari usaha yang dilakukan. Selain itu, dampak analisis finansal

dilakukan untuk membantu sumber pembiayaan usaha yang akan dikembangkan

berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku. Sumber pembiayaan sendiri dapat

diperoleh berdasarkan modal sendiri ataupun modal yang diperoleh dari pinjaman

lembaga keuangan dan penanam modal. Tujuan analisis aspek finansial dilakukan

untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diperoleh dari hasil suatu usaha

sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk operasional usaha, yang

kemudian dibandingkan antara keduanya.

3.1.2 Teori Biaya dan Manfaat

Analisis terhadap suatu usaha memiliki tujuan untuk mengetahui besaran

perbandingan antara biaya dan manfaat yang diperoleh. Dengan demikian perlu

diketahui defenisi biaya dan manfaat. Biaya merupakan segala sesuatu yang

mengurangi tujuan usaha, sedangkan manfaat merupakan sesuatu yang membantu

terlaksananya tujuan usaha. Besarnya korbanan ataupun pengeluaran untuk

memperoleh barang ataupun bahan yang dibutuhkan didalam meningkatkan usaha

sehingga mengurangi manfaat disebut juga biaya. Biaya dapat dibedakan dalam

beberapa kategori yaitu :

1. Biaya investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki bersifat jangka panjang seperti tanah, bangunan, dan mesin.

2. Biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan supaya kegiatan

bisnis beroperasi secara normal pada saat usaha mulai dilaksanakan seperti

biaya produksi dan biaya tenaga kerja.

3. Biaya lainnya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung

kelancaran usaha yang dijalankan seperti pajak, suku bunga, serta biaya tak

terduga.

Manfaat merupakan suatu kontribusi yang mampu meningkatkan tujuan

usaha yang dilaksanakan. Manfaat dibagi dalam tiga macam yaitu (Nurmalina at

al 2009):

1. Manfaat langsung (tangible benefit) merupakan manfaat yang dapat diukur

atau diperoleh dari peningkatan produksi, perbaikan kualitas produksi,

perubahan bentuk produk, perubahan waktu dan lokasi penjualan, dan juga dari

penurunan pengeluaran biaya.

2. Manfaat yang tidak terlihat (intangible benefit) merupakan manfaat riil yang

sulit diukur dengan uang namun dapat dirasakan seperti perbaikan lingkungan

hidup, peningkatan perekonomian secara nasional.

3. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) adalah keuntungan yang secara tidak

langsung dirasakan oleh perusahaan, namun dirasakan oleh faktor luar dari

suatu usaha dilaksanakan seperti peningkatan pendapatan masyarakat sebagai

Page 26: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

tenaga kerja, peningkatan produktivitas tenaga kerja dari hasil pelatihan yang

dilakukan.

Kelayakan bisnis yang bergerak dibidang pertanian dilakukan untuk antara

kompenen biaya dan manfaat dimana kondisi dengan bisnis ataupun tanpa bisnis.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan dari hasil perbandingan biaya dan manfaat,

maka persetujuan ataupun penolakan kriteria investasi suatu usaha yang

dilaksanakan dapat diperoleh.

3.1.3 Teori Kriteria Investasi

Investasi adalah suatu kegiatan yang melakukan penanaman modal

didalam beberapa bidang usaha dimana memiliki jangka waktu yang relatif

panjang. Dengan demikian dalam pengembalian investasi yang memiliki jangka

waktu yang panjang, diharapkan memiliki tingkat keuntungan sesuai dengan

tingkat suku bunga yang berlaku. Untuk mengetahui kelayakan dalam melakukan

kegiatan investasi, memakai metode umum discounted cash flow dimana manfaat

dan biaya setiap tahunnya didiskontokan dengan discount factor yang memiliki

preferensi atas uang (time preference of money). Jadi untuk membandingkan

seluruh manfaat dan biaya, kedua komponen harus dinilai dengan nilai uang pada

waktu sekarang (present value). Oleh karena itu, dalam praktiknya investasi

terdiri dari dua jenis yaitu investasi nyata (real invesment) dan investasi finansial

(financial invesment). Unsur yang sangat berkaitan dengan kriteria investasi

adalah hubungan antara Net Present Value (NPV) dengan Internal Rate of Return

(IRR) terhadap perubahan discount rate saat sekarang. Seperti Gambar 1, apabila

discount rate yang dihasilkan semakin tinggi maka nilai Net Present Value akan

semakin kecil.

-5000

0

5000

10000

15000

20000

5 10 15 20 25 30

i

NP

V

IRR

Gambar 1 Hubungan antara Net Present Value dan Internal Rate of Return

3.1.4 Analisis Finansial

Studi aspek finansial bertujuan untuk mengetahui aliran modal dan

mengetahui perkiraan dana yang dikeluarkan serta membandingkannya dengan

Page 27: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

manfaat yang diperoleh apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur

usaha. analisis finansial dilakukan berdasarkan :

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara

Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan

kas bersih dimasa yang akan datang sesuai dengan tingkat bunga yang relevan.

Dengan mengetahui NPV melalui perhitungan dari cash flow selama umur

investasi yang ditanam dalam melakukan usaha. Apabila hasil NPV lebih tinggi

dibandingkan dengan rate of return minimum maka investasi layak dilakukan,

namun sebaliknya, apabila hasil NPV negatif maka investasi lebih baik ditolak.

Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu :

a. Apabila nilai NPV = nol, maka suatu usaha memiliki tingkat pengembalian

sebesar biaya investasi atau modal yang dikeluarkan dengan kata lain, usaha

tersebut tidak rugi ataupun menguntungkan.

b. Apabila nilai NPV > nol, maka suatu usaha memiliki tingkat pengembalian

lebih besar dari biaya investasi sesuai dengan suku bunga yang berlaku.

Dengan demikian usaha tersebut memberikan keuntungan dan dapat

dilaksanakan.

c. Apabila nilai NPV < nol, maka suatu usaha tidak layak dilaksanakan karena

memberikan kerugian lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang

diperoleh.

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara

nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan kas bersih dimasa yang

akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah

dilaksanakan. Suatu usaha atau bisnis dikatakan layak apabila nilai Net B/C lebih

besar dari satu maka usaha tersebut layak dilaksanakan. Demikian sebaliknya

apabila nilai Net B/C lebih kecil dari satu maka usaha tersebut tidak layak

dilaksanakan. Namun apabila hasil perolehan Net B/C sama dengan satu maka

usaha yang dilaksanakan tidak merugi ataupun menguntungkan.

3. Internal Rate Return (IRR)

Internal Rate Return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang akan

menjadikan jumlah nilai sekarang dari keuntungan yang akan diterima sesuai

dengan jumlah biaya investasi yang dikeluarkan, atau dengan kata lain tingkat

suku bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV) bernilai nol. Dengan

demikian prinsip analisis IRR digunakan untuk menghitung besarnya rate of

return yang sebenarnya dalam satuan persen. Suatu investasi layak dilakukan

apabila nilai IRR lebih besar dari rate of return yang berlaku, namun sebaliknya

investasi tidak layak dilakukan apabila hasil rate of return yang berlaku lebih

besar dari nilai IRR yang diperoleh.

4. Payback Periode (PP)

Payback Periode atau tingkat pengembalian merupakan analisis jangka

waktu (periode) pengembalian pengeluaran investasi (initial cash investment) dari

aliran kas masuk (proceeds) yang dihasilkan selama suatu usaha ataupun bisnis

dilaksanakan. Dengan kata lain, Payback Period merupakan rasio antara initial

cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Page 28: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

3.1.5 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Analisis switching value digunakan untuk memperhatikan dampak

perubahan dari suatu variabel terhadap hasil analisis kelayakan. Tujuannya adalah

untuk mengetahui pengaruh hasil analisis kelayakan apabila terjadi perubahan

dalam perhitungan biaya maupun manfaat. Analisis switching value dilakukan

terhadap ketidakpastian dengan mengubah beberapa variabel yang berperan

penting dalam hasil analisis usaha yang berdampak pada hasil NPV, IRR, Net

B/C.

Pada usaha di bidang pertanian, analisis switching value sangat diperlukan

sebab ketidakpastian akan hasil pertanian sering terjadi akibat karakteristik dasar

yang mempengaruhi hasil produksinya. Beberapa variabel yang sangat

berpengaruh terhadap switching value hasil analisis kelayakan usaha adalah

perubahan harga jual, perubahan jumlah produksi, kenaikan biaya atau harga beli,

keterlambatan pelaksanaan.

Suatu variasi dari pada analisis switching value adalah nilai pengganti

(switching value). Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur nilai

perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow ataupun perubahan

outflow untuk menentukan kelayakan suatu usaha untuk dilaksanakan. Kelayakan

suatu usaha dilakukan sesuai dengan hasil perkiraan yang diperoleh dari hasil

perhitungan sehingga nilai NPV sama dengan nol. Perbedaan antara analisis

switching value dengan switching value adalah pada analisis switching value nilai

besar perubahan diketahui secara empirik, sedangkan pada nilai pengganti

perubahan diketahui dari hasil penurunan harga output ataupun input yang

maksimal dapat ditoleransi supaya suatu usaha layak dilaksanakan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Usahatani kopi adalah suatu komoditi perkebunan yang mampu

memberikan kontribusi tinggi terhadap perekonomian di Indonesia. Adanya

permintaan pasar domestik terhadap komoditi kopi maupun manca negara

membuat harga kopi berflukstuasi yang berdampak terhadap petani.

Analisis usahatani dari segi finansial melalui metode Net B/C ratio, NPV,

IRR, Payback Period, dan juga metode analisis switching value dilakukan untuk

mengetahui akan pendapatan petani dan juga manfaat yang diperoleh dari

usahatani kopi dan juga untuk mengtahui pengembalian modal yang ditanam

dalam melaksanakan usahatani tersebut serta mengetahui tingkat sensitivias

terhadap komoditi kopi. Dari hasil interpretasi yang dilakukan sehingga dapat

dilihat apakah kesejahteraan petani meningkat melalui pendapatan yang diperoleh

dari hasil usahatani kopi dan juga kelayakan usahatani kopi untuk dikembangkan.

Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 29: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional

4 METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Pondok Bulu, Kecamatan Dolok

Panribuan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi dilakukan

dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Dolok

Panribuan merupakan salah satu sentra penghasil kopi di Kabupaten Simalungun.

Dan desa yang dijadikan tempat penelitian merupakan desa penghasil kopi arabika

sehingga menarik untuk dijadikan tempat penelitian. Kegiatan pengumpulan data

dilakukan Bulan Desember 2011 hingga bulan Januari 2012.

Rekomendasi untuk usahatani kopi

Melakukan Evaluasi

Usahatani kopi arabika di Desa Pondok

Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun

- Menurunnya jumlah produksi kopi arabika di Desa Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan

diakibatkan oleh hama, penyakit tanaman, perubahan cuaca dan tingginya biaya pemeliharaan. - Pengaruh perubahan harga jual terhadap penerimaan petani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan

Kelayakan Usahatani

Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial Ekonomi Aspek Hukum

Kelayakan Usahatani Kopi Arabika

Alat analisis : B/C ratio, Net Present Value (NPV), Payback period

(PP), Internal Rate of Return (IRR)

Layak Tidak Layak

Page 30: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan juga

sekunder baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dengan

melakukan pengamatan langsung dengan melakukan wawancara kepada para

petani komoditi kopi arabika melalui pengisian kuisioner oleh petani ditempat

penelitian yang dijadikan responden. Teknik wawancara jua dilakukan kepada

pedagang pengumpul guna mendapatkan informasi terhadap harga yang berlaku

terhadap petani dari hasil produksi usahatani kopinya. Sedangkan wawancara

dilakukan kepada petani untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan selama

melakukan usahatani kopi. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS), Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Simalungun, Kantor

Kecamatan Dolok Panribuan dan juga instansi yang terkait.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Responden merupakan petani yang melakukan usahatani kopi arabika di

Desa Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun. Setiap

petani memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal lama waktu dalam

melakukan usahatani kopi dan juga luasan tanaman yang dikelola oleh petani.

Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani adalah antara 0,2 hektar hingga dua

hektar. Dengan demikian responden petani kopi arabika dibagi dalam dua

kelompok yaitu kelompok kecil dengan luasan 0,2 hingga 0,5 hektar, kemudian

kelompok menengah 0,51 hektar hingga satu hektar. Jumlah petani kopi arabika

yang menjadi responden sebanyak 20 orang, hal ini berdasarkan petani yang

berdomisili di desa tempat penelitian dilakukan. Oleh karena itu metode penelitian

yang digunakan adalah purposive sampling.

4.4 Metode Analisis Data

Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif

secara deskriptif dengan cara memberikan gambaran mengenai struktuk biaya dan

juga penerimaan, serta kelayakan dalam pengembangan usahatani kopi. Analisis

dilakukan meliputi analisis biaya yang dikeluarkan oleh petani, kemudian

penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produksi. untuk mengetahui

pendapatn yang diperoleh petani dari usahatani yang diperoleh dari lokasi

penelitian. Dari analisis yang diperoleh dilakukan analisis rasio manfaat atas biaya

yang dikeluarkan yaitu Net B/C ratio, Payback Period (PP), Internal Rate of

Return (IRR), Net Value Present (NPV), dan analisis switching value.

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan

komputer melalui program Microsoft Excel Windows 2007 dan juga dengan

bantuan kalkulator kemudian dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabulasi.

Nilai input maupun output yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial

merupakan hasil rata-rata output atau input petani kopi di Kecamatan Dolok

Panribuan.

Page 31: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

4.5 Analisis Aspek Finansial

Kriteria penilaian investasi didalam menganalisa aspek finansial, dengan

pengembalian investasi yang disertai keuntungan pada masa yang akan datang

antara lain : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Setiap kriteria memberikan hasil

sesuai dengan present value dan juga tingkat suku bunga yang relevan dari arus

kas selama umur usaha.

1. Net Present Value (NPV)

Menurut Nurmalina et al (2009) Net Present Value merupakan metode

yang digunakan untuk mengetahui perbandingan present value dari aliran kas

masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran investasi.

Untuk memperoleh nilai NPV tidak terlepas dari aliran kas masuk dan juga kas

keluar serta tingkat suku bunga yang relevan. Apabila hasil perhitungan NPV

positif maka investasi yang dilakukan akan memberikan hasil yang maksimal

dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya apabila nilai

NPV yang dihasilkan negatif maka investasi yang dilakukan akan memberikan

hasil lebih rendah dari tingkat suku bunga yang relevan. Namun apabila nilai NPV

sama dengan nol maka tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan

tidak rugi maupun menguntungkan atau dengan kata lain impas. Secara

matematis, nilai NPV dapat ditulis seperti berikut :

t

n

t i

CtBtNPV

)1(1

Dimana :

Bt = Manfaat pada tahun ke 1 hingga 15

Ct = Biaya pada tahun ke 1 hingga 15

n = 15 tahun

i = Tingkat suku bunga

t = dimulai tahun ke-1

2. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Umar (2010) metode Internal Rate of Return digunakan untuk

mengetahui tingkat suku bunga yang menyamakan present value dari arus kas

yang akan datang. Pada prinsipnya metode IRR digunakan untuk menghitung

besarnya rate of return yang sebenarnya dengan menetapkan nilai NPV sama

dengan nol. Kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate

of Return adalah apabila suatu investasi yang akan dilakukan dinyatakan layak

apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman. Sebaliknya, jika

nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman maka investasi tidak layak

dilakukan. Untuk mengetahui nilai IRR digunakan rumus matematis sebagai

berikut :

)( 12

21

11 iix

NPVNPV

NPViIRR

Dimana :

Page 32: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

i1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif

i2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif

NPV1 = Nilai NPV positif

NPV2 = Nilai NPV negatif

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) metode Net B/C merupakan metode

perbandingan yang merupakan rasio aktivitas jumlah present value penerimaan

bersih yang bernilai positif dengan present value pengeluaran investasi slama

umur ekonomis usaha yang bernilai negatif. Net B/C merupakan bentuk lain dari

pendekatan nilai NPV karena kedua metode ini menggunakan variabel yang sama.

Karena itu, kriteria kelayakan investasi melalui metode Net B/C adalah apabila

nilai yang diperoleh lebih besar dari satu maka investasi layak dilakukan. Dan

sebaliknya apabila nilai Net B/C diperoleh lebih kecil dari satu maka investasi

tidak layak dilakukan. Untuk menentukan nilai Net B/C dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

PVnegatif

PVpositif

CBNet

Dimana :

PV positif = present value yang bernilai positif (kas bersih)

PV negatif = present value yang bernilai negatif (biaya investasi)

4. Payback Period (PP)

Menurut Umar (2010), Payback Period merupakan metode yang

digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian

investasi dari aliran kas bersih. Suatu investasi layak dilakukan apabila payback

period lebih singkat dibandingkan periode payback maximum, sebaliknya jika

jangka waktu payback period lebih panjang dibandingkan periode period

maximum maka investasi tidak layak dilakukan. Rumus untuk menghitung

payback period (Nurmalina et al)sebagai berikut :

nixAb

IPP

)1(

1][2

Dimana:

I = Investasi

Ab = Aliran kas bersih tahunan

4.6 Asumsi teknis

1. Biaya investasi yang dilakukan petani pada tahun pertama melakukan

usahatani kopi adalah dalam jumlah nilai rupiah yang berlaku pada tahun

berjalan.

Page 33: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

2. Discount factor yang digunakan adalah 6 persen pembulatan dari 5,75 persen

per Desember 2012 berdasarkan suku bunga Bank Indonesia.

3. Petani kopi arabika menjalankan usahatani kopi dengan umur tanaman rata-rata

sepuluh tahun.

4. Harga kopi uang digunakan adalah harga petani kopi daerah penelitian kepada

pedagang pengumpul.

5. Penyusutan sarana produksi dengan menggunakan metode garis lurus.

6. Hasil produksi tanaman umur 11 hingga 15 tahun diperoleh dari penyuluh

perkebunan Kecamatan Dolok Panribuan.

5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian

Kecamatan Dolok Panribuan merupakan salah satu Kecamatan yang

terdapat di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini

berada pada ketinggian 800-1250 m diatas permukaan laut dan memiliki iklim

dengan suhu rata 20-25,5 derajat Celsius. Secara geografis batas-batas wilayah

Kecamatan Dolok Panribuan adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran.

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanah Jawa.

Jarak dari Kecamatan Dolok Panribuan yang memiliki luas sekitar 154,30

Km2 ke ibukota Kabupaten Simalungun sekitar 45 Km, dan kota Pematang

Siantar sekitar 14 Km. Penggunaan lahan di Kecamatan Dolok Panribuan beragam

diantaranya penggunaan lahan sawah seluas 3.152 Ha, lahan ladang seluas 3.063

Ha, lahan perkebunan seluas 570.24 Ha dan luas hutan produksi sekitar 9.000 Ha.

Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan pada tahun 2010 sebanyak

17.947 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116 jiwa/km2. Jumlah penduduk

Kecamatan terdiri dari 12.057 orang pria dan 12.841 orang perempuan dengan

jumlah kepala keluarga sebesar 4.608 KK (Tabel 11).

Tabel 11 Banyaknya penduduk di Kecamatan panribuan menurut kelompok usia

tahun 2010

No Batas Usia(Tahun) Jumlah (Jiwa)

1 0 – 5 3 690

2 6 – 11 5 628

3 12 – 14 3 058

4 15 – 17 1 396

5 18 Tahun ke atas 11 126 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010

Page 34: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Dari Tabel 11, diketahui total jumlah penduduk Kecamatan Dolok

Panribuan adalah sebesar 24,898 Jiwa dan tingkat usia 18 tahun keatas lebih

banyak yaitu 11,126 Jiwa. Sebagian besar penduduk Kecamatan Dolok Panribuan

memiliki tingkat pendidikan yang beragam seperti yang tertera pada tabel

dibawah ini.

Tabel 12 Jumlah penduduk Kecamatan dolok panribuan menurut tingkat

tahun 2010

No Jenjang Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 SD 4 257

2 SMP 3 731

3 SMA 2 904

4 Perguruan Tinggi 332 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010

Tabel 12, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Dolok

Panribuan masih tergolong rendah dilihat pada tabel tingkat pendidikan yang

paling tinggi adalah Sekolah Dasar berjumlah 4,257 Jiwa, sedangkan pada

tingkatan Sekolah Menengah Atas hanya mencapai 2,904 Jiwa orang. Sesuai

dengan kondisi penduduk setempat dapat dirinci menurut mata pencaharian yaitu

bertani sebesar 62.31 persen, pemerintahan sebesar 5.17 persen, tenaga pengajar

sebesar 15.79 persen, pedagang sebesar 1.80 persen, transportasi sebesar 1.42

persen, industri 0.23 persen, konstruksi 0.11 persen dan lainnya sebesar 13.17

persen.

5.2 Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan

Pendapatan masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan rata-rata diperoleh

dari sektor pertanian, karena bertani merupakan mata pencaharian utama. Namun

demikian, masayarakat yang memiliki lapanagan pekerjaan yang berbeda juga

mengelolah lahan pertanian sebagai usaha sampingannya. Penggunaan lahan yang

dikelola masayarakat beragam sesuai dengan jenis komoditi yang dikelola oleh

masayarakat setempat. Penggunaan lahan sawah oleh masyarakat seluas 3.152 Ha

dipergunanakan untuk komoditi musiman seperti padi, sedangkan penggunaan

lahan ladang seluas 3.063 Ha dipergunakan masyarakat untuk komoditi

holtikultura seperti jagung, ataupu tanaman musiman lainnya.

Luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh Kecamatan Dolok Panribuan

mencapai 570.24 hektar, dikelola oleh masyarakat sekisar 500.44 hektar dan

sekisar 69.8 dikelola oleh pemerintah dan swasta. Hasil perkebunan rakyat

didaerah penelitian memiliki ragam komoditi (Tabel 13), namun komoditi

perkebunan yang mendominasi di Kecamatan Dolok Panribuan adalah tanaman

kopi yang mencapai 300 hektar. Untuk lahan kopi arabika hanya mencapai 89

hektar dari luas lahan perkebunan kopi. Selanjutnya diikuti oleh komoditi coklat

dan kulit manis yang mencapai 85.62 dan 39 hektar.

Page 35: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Tabel 13 Jenis Komoditi Perkebunan Rakyat di Kecamatan Dolok Panribuan

tahun 2010

Jenis Komoditi perkebunan Luas lahan (Ha)

Sawit 16.20

Kopi 300.00

Coklat 85.62

Cengkeh 8.00

Kulit manis 39.00

Kemiri 30.03

Aren 11.20

Pinang 10.39

5.3 Karakteristik Responden

Beberapa jenis karakteristik petani yang menjadi responden dalam

penelitian ini terdiri dari umur jenis kelamin, luas lahan dan kepemilikan, tingkat

pendidikan. Adapun jumlah responden dari masing-masing kelompok dapat

dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan karakteristik yang ada, sebagian besar

responden petani kopi arabika adalah berumur 50 tahun keatas dengan persentase

40 persen. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa petani responden rata-rata

masih berada dalam usia yang produktif. Sedangkan yang memiliki umur relatif

masih muda dan sangat produktif sebesar 60 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa budidaya tanaman kopi arabika masih diminati untuk diusahakan

khususnya di Kecamatan Dolok Panribuan.

Tingginya tingkat pendidikan yang dileawati petani, sangat membantu

petani dalam menerapkan teknologi pertanian yang akan digunakan dalam

melaksanakan usahataninya. Dari tingkat pendidikan, responden sebagian besar

menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tingkat menengah pertama (SMP)

yaitu sebesar 45 persen dari total responden. Sedangkan tingkat pendidikan

tertinggi hanya sampai sekolah menengah atas (SMA) mencapai 30 persen dari

jumlah responden yang ada.

Rata-rata responden memiliki luas lahan dibawah 5000 m2 yang mencapai

60 persen, hal ini menggambarkan bahwa petani responden merupakan petani

kopi arabika yang memiliki luads lahan yang kecil. Sedangkan dari status

kepemilikan lahan, kebanyakan petani responden memiliki lahan sendiri baik dari

warisan ataupun dibeli mencapai 60 persen dari jumlah responden. Sedangkan

petani reponden yang menyewa lahan hanya mencapai 40 persen yaitu sebanyak

delapan orang.

Page 36: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Tabel 14 Karakteristik petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan

No Jenis

Karakteristik

Kategori Jumlah Total Persentase Total

1 Jenis Kelamin Laki-laki 16 20 80 100

Perempuan 4 20

2 Umur 30-39 tahun 6 20 30 100

40-50 tahun 6 30

> 50 tahun 8 40

3 Luas Lahan 0,1-0,4 Ha 12 20 60 100

0,5-1 Ha 7 35

> 1 Ha 1 5

4 Kepemilikan

Lahan

Pribadi 3 20 15 100

Warisan 9 45

Sewa 8 40

5 Tingkat

Pendidikan

SD 5 20 25 100

SMP 9 45

SMA 6 30

Perguruan

Tinggi

- -

6 Jumlah Anggota

Keluarga

1-3 orang 4 20 20 100

4-6 orang 12 60

> 6 orang 4 20

7 Usaha

Sampingan

Wiraswasta 3 5 60 100

PNS 1 20

Buruh 1 20

Luas lahan yang dimiliki petani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan sangat beragam. Dari jumlah responden petani kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan, rata-rata luas lahan masih tergolong kecil untuk

dijadikan lahan perkebunan yaitu seluas 0.50 ha. Dengan demikian dapat dilihat

bahwa masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan belum cukup produktif dalam

memanfaatkan lahan sebagai lahan perkebunan.

Dalam melakukan usahatani kopi arabika, beberapa petani menggunakan

lahan sendiri yang merupakan hasil warisan keluarga, namun ada juga yang

menggunakan lahan sendiri dengan membeli lahan sendiri. Harga lahan di

Kecamatan Dolok Panribuan per hektarnya adalah 80 juta rupiah berdasarkan

harga tanah yang berlaku di lokasi penelitian. Sedangkan sebagian petani kopi

lainnya dalam melakukan usahatani kopi arabika menggunakan lahan sewaan

dengan harga sewa lahan per tahunnya adalah dua juta rupiah.

Jumlah responden yang memiliki usaha sampingan selain bertani sebanyak

25 persen dari total responden. Jenis usaha sampingan yang ditekuni oleh

responden adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu bekerja sebagai pengajar dan

dibidang pemerintahan, buruh tani,wiraswasta seperti berdagang.

Page 37: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

6 ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL

6.1 Analisis Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan hal terpenting didalam studi kelayakan suatu

bisnis, baik didalam suatu perusahaan maupun dibidang perkebunan. Dibidang

pertanian, pemasaran merupakan wujud penawaran dan permintaan yang

merupakan salah satu aspek utama dibidang agribisnis. Aspek pasar meliputi

rencana pemasaran hasil produksi dari hasil usahatani yang dilakukan oleh petani,

dan rencana penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan untuk kelangsungan

usahatani dari hasil penjualan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan

analisis pemasaran dan bauran pemasaran.

6.1.1 Analisis Permintaan dan Penawaran

Potensi pasar arabika Kabupaten Simalungun memiliki peluang yang

cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peluang permintaan akan kopi arabika dari

Kabupaten Simalungun oleh beberapa pengusaha minuman seperti Starbuck dari

beberapa Negara yang telah mengkonsumsi kopi arabika asal Kabupaten

Simalungun namun belum mengetahui asal produsen kopi yang dikonsumsi.

Dengan adanya peluang pasar terhadap kopi arabika maka pemerintah Kabupaten

Simalungun melalui Dinas Perkebunan, melakukan kerjasama dengan investor

dan instansi pemerintah yang berkaitan untuk melakukan pengembangan

pemasaran kopi yang diproduksi Kabupaten Simalungun. Namun, dengan peluang

pasar yang cukup tinggi penawaran kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan

masih tergolong terbatas karena kurangnya informasi yang diperoleh petani

tentang peluang pasar akan kopi arabika. Selain itu petani mengalami kesulitan

dalam hal sarana produksi yang masih tradisional, sehingga peningkatan terhadap

hasil produksi kurang maksimal. Produksi kopi arabika yang dihasilkan petani

rata-rata 745.746 kilogram dari total dalam sepuluh tahun per bulannya, dari

jumlah responden. Berdasarkan umur tanaman yang diteliti yaitu selama 15 tahun

rata-rata yang dihasilkan petani adalah 10 879. 35 kg per bulannya. Data rata-rata

produksi kopi arabika pada umur tanaman sebelas hingga 15 tahun diperoleh dari

data hasil produksi dinas perkebunan kecamatan Dolok Panribuan. Kondisi ini

menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan tanaman kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, masih sangat tinggi.

Page 38: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Tabel 15 Rata-rata produksi kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan per

hektar

Tahun

ke

Hasil Panen per hektar (Kg) Persentase

produksi (%) Rata-rata produksi per

bulan

Rata-rata produksi per

tahun

1 0.00 0.00 0.00

2 77.77 933.18 1.04

3 442.65 5 311.78 5.94

4 621.65 7 459.77 8.34

5 1 214.10 14 569.10 16.28

6 1 260.84 15 130.10 16.91

7 1 106.67 13 280.07 14.84

8 1 053.16 12 637.96 14.12

9 867.02 10 404.28 11.63

10 813.61 9 763.29 10.91

11 750 9 000.00 10.06

12 750 9000.00 10.06

13 656.25 7875.00 8.80

14 632.82 7593.84 8.49

15 632.82 7593.84 8.49

Total 10 879.35 130 553.20 100

Pada tahun pertama, petani belum memperoleh hasil produksi dari

usahatani kopi arabika. Kopi arabika mulai berbunga setelah satu tahun masa

tanam, dan rata-rata berproduksi setelah satu tahun tujuh bulan. Dengan demikian,

petani mulai menerima hasil usahatani kopi arabika pada bulan delapan atau

kesembilan pada tahun kedua. Namun hasil yang diperoleh belum maksimal

dikarenakan jumlah produksi yang masih sedikit. Petani melakukan panen dalam

sebulan dua kali yaitu pada minggu kedua dan minggu keempat.

Persentase produksi hasil panen berdasarkan luas lahan rata-rata

meningkat pada tahun keenam yaitu mencapai 16.91 persen, namun pada tahun

ketujuh persentase produksi hasil panen mulai menurun yaitu 14.84 persen.

Sedangkan persentase rata-rata produksi kopi arabika per satuan hektar meningkat

pesat pada tahun kelima yaitu mencapai 16,25 persen dan dilanjutkan pada tahun

keenam mencapai 16.91 persen (Tabel 15). Dengan demikian perbandingan

persentase rata-rata produksi berdasarkan luas lahan dan satuan hektar tidak

terlalu signifikan. Jenis hasil panen yang dipasarkan oleh petani kopi adalah

berbentuk biji kopi yang sudah dikeringkan.

6.1.2 Analisis Saluran Pemasaran

Pada dasarnya petani bebas memilih dalam melakukan pemasaran hasil

produksinya. Namun sejauh ini, petani memilih untuk menjual hasil taninya

kepada pedagang pengumpul yang mendatangi petani langsung. Selain praktis,

petani kopi tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan transportasi untuk

memasarkan hasil panennya. Pendistribusian komoditi kopi yang dihasilkan oleh

Page 39: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

petani melalui pedagang pengumpul secara umum dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 2 Saluran pemasaran kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

Pada saluran pemasaran kopi arabika yang dilakukan petani adalah hanya

sampai tahap pengemasan. Kemudian pedagang pengumpul kecil langsung

mendatangi petani kopi arabika dan melakukan transaksi dengan petani kopi.

Harga kopi arabika yang diterima petani disesuaikan dengan harga pasar yang

berlaku yaitu 15300 rupiah/kg. setelah kopi terkumpul dari petani, maka pedagang

pengumpul melakukan transaksi perdagangan komoditi kopi kepada pedagang

pengumpul besar sesuai dengan harga yang berlaku. Setelah itu, pedagang

pengumpul besar mendistribusikan hasil panen kepada pihak industri yang

mengelola biji kopi.

Berdasarkan analisis potensi pasar kopi arabika di KecamatanDolok

Panribuan, melalui peluang pasar dan penawaran dari petani maka usahatani kopi

arabika di daerah penelitian masih layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

Hal ini terlihat bahwa permintaan akan kopi arabika masih cukup luas dan harga

yang diperoleh petani dari hasil penjualan masih sesuai dengan pasar.

6.2 Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dalam usahatani kopi arabika mencakup lokasi usahatani,

besar skala ataupun luas lahan yang digunakan dalam melakukan usahatani,

proses produksi dan juga teknologi yang digunakan oleh petani selama masa

produksi.

6.2.1 Skala usaha

Petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan memiliki luas lahan

yang berskala kecil dan sedang yaitu 0,2 hektar hingga dua hektar, produksi yang

diperoleh petani dari hasil usahatani kopi arabika cukup untuk memenuhi

permintaan pasar lokal. Namun untuk saat ini, hasil produksi petani akan kopi

arabika masih dianggap belum mampu bersaing dengan Kecamatan lainnya yang

ada di Kabupaten Simalungun. Karena peluang pasar untuk kopi arabika secara

regional yaitu Kabupaten Simalungun mulai meningkat, dan peluang untuk

meningkatkan keuntungan dapat diperoleh dengan memperluas skala usaha

ataupun meningkatkan jumlah produksi.

Petani Pedagang

Pengumpul desa

Pedagang Pengumpul

besar

Industri biji

kopi

Petani Pedagang

Pengumpul desa

Pedagang Pengumpul

besar

Industri biji

kopi

Page 40: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

6.2.2 Input Produksi dan Proses Produksi

Untuk menjalankan usahanya, petani membutuhkan input produksi. Petani

kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan selain lahan sebagai media usahatani,

menggunakan input produksi yaitu bibit, pupuk kandang atau kompos, pupuk

anorganik dan pestisida.

Penggunaan bibit beragam, sesuai dengan luas lahan dan juga jarak tanam yang

dilakukan oleh petani. Bibit yang digunakan petani, diperoleh dari Dinas

Perkebunan Kecamatan Dolok Panribuan dengan harga 1,100 rupiah per batang.

Sedangkan untuk pupuk kandang atau kompos petani memperolehnya dari

supplier yang langsung mendatangi lokasi petani, dan untuk pupuk anorganik

petani memperolehnya dari kios atau warung atau dari pasar lokal dengan

menggunakan motor pribadi. Pupuk anorganik yang digunakan petani kopi

arabika di Kecamatan Dolok Panribuan ada tiga jenis yaitu Urea, NPK dan KCL,

sedangkan pestisida yang digunakan adalah Gramoxone.

Tabel 16 Penggunaan input usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

Jenis input produksi

Rata-rata Penggunaan input produksi Harga per

satuan (Rp) Tahun ke-1 Tahun ke-2

hingga ke-15

Lahan 0.50 - 80 000 000

Bibit (batang) 1 359.47 - 1 100

Pupuk kandang (kg) 1 931.20 1 931.20 700

Urea (kg) 11.55 11.55 2 000

NPK (kg) 48.13 48.13 1 500

KCL (kg) 9.92 9.92 2 600

Gramoxone (l) 0 0.85 45 000

Dalam penggunaan input produksi, sebelum melakukan penanaman petani

melakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan pupuk

kandang atau kompos. Penggunaan pupuk kompos dilakukan tiga bulan sekali,

petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan menggunakan lebih banyak

pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk

kandang atau kompos sebanyak empat kali didalam satu dengan rata-rata

penggunaan 857.14 kg, sedangkan penggunaan pupuk anorganik dilakukan

sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu enam bulan sekali. Pupuk anorganik

yang digunakan petani beragam sesuai dengan jenis lahan yang mereka kelola.

Untuk penggunaan pupuk urea, rata-rata penggunaan sebanyak 10.48 kilogram,

sedangkan NPK sebanyak 22.14 kilogram dan KCL sebanyak 5.24 kilogram.

Jumlah rata-rata penggunaan pupuk anorganik lebih sedikit dibandingkan dengan

penggunaan pupuk kandang, hal ini terjadi karena tidak semua petani kopi arabika

menggunakan pupuk anorganik. Demikian halnya dengan penggunaan pestisida ,

petani menggunakan pestisida sekali dalam satu tahun. Pestisida digunakan hanya

untuk mencegah gangguan hama oleh para petani, namun tidak semua petani

menggunakan pestisida. Karena itu, produksi kopi arabika yang dihasilkan oleh

petani di Kecamatan Dolok Panribuan minim akan pestisida.

Selain penggunaan input, untuk mengelola usahatani kopi arabika petani

menggunakan peralatan pertanian dan mesin. Namun, di Kecamatan Dolok

Panribuan para petani kopi arabika masih menggunakan peralatan dan mesin

Page 41: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

pertanian yang masih sangat tradisional. Seperti dalam pengolahan lahan, petani

masih menggunakan sumber daya manusia dibandingkan dengan menggunakan

mesin pertanian. Hal ini menyebabkan pengolahan lahan menjadi lama dan

membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak hanya masa pengolahan lahan saja

tetapi masa pasca panen, petani juga masih menggunakan mesin giling yang

sangat tradisional sehingga hasil penggilingan biji kopi yang dihasilkan kurang

sempurna. Peralatan yang digunakan petani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 17 Rata-rata penggunaan peralatan pertanian usahatani kopi arabika

Kecamatan Dolok Panribuan Jenis peralatan Rata-rata jumlah (unit) Harga satuan (Rp) Umur Ekonomis (Th)

Cangkul 4 84000 3

Cangkul garpu 1 25000 4

Parang 2 35000 3

Mesin

penggilingan

1 322500 4

Ember 3 25250 3

Karung 2 3000 1

Terpal 2 100000 3

Alat penyemprotan 1 750000 10

Total 15 1344750

Tahapan usahatani kopi arabika melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari

pengelolaan lahan, penanaman, panen dan pasca panen.

Pengolahan lahan, dilakukan petani untuk mempersiapkan lahan dalam melakukan

usahatani kopi arabika sebagai proses awal. Pengolahan lahan dilakukan untuk

menstabilkan kondisi tanah seperti membersihkan lahan dari rumput, pembajakan

lahan dan membuat lubang. Waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan lahan yang

akan ditanami tergantung luas lahan yang diolah dan juga jumlah tenaga kerja

yang digunakan (Tabel 18). Setelah itu, petani membuat lubang tanaman dengan

ukuran 60 x 60 x 60 cm, sedangkan jarak tanam antar lubang beragam. Setelah

membuat lubang, petani memberikan pupuk kompos sebagai dasar tanaman dan

dibiarkan selama satu hari untuk memperoleh matahari dan menetralkan unsur

hara dalam tanah.

Setelah proses pengolahan lahan selesai, benih kopi arabika kemudian

ditanam. Setelah satu minggu dari masa penanaman, petani memperhatikan

kembali bibit kopi yang perlu diganti. Proses ini dinamakan proses penyulaman.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam proses penanaman dan penyulaman

adalah 5.71 HOK. Proses pengolahan lahan, penanaman dan penyulaman hanya

dilakukan pada tahun pertama yaitu pada awal musim tanam. Berbeda dengan

masa pengolahan dan penanaman proses pemeliharaan yaitu pemupukan,

penyiangan dan penggemburan, pemangkasan, panen dan pasca panen serta

penyemprotan dilakukan setelah musim tanam. Rata-rata penggunaan tenaga kerja

pada masa pemupukan adalah 26.67 HOK sedangkan penyiangan dan

penggemburan dilakukan sebanyak 48 HOK. Kegiatan penyiangan dan

penggemburan dilakukan oleh petani kopi setiap bulannya dari tahun penanaman

hingga tahun kesepuluh umur tanaman. Hal ini dilakukan guna menghindari

tanaman dari kelembaban lahan yang meningkat, sehingga tanaman terhindar dari

penyakit bunga bintang. Sedangkan pada tahun ke-11 hingga ke-15, pemangkasan

Page 42: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

dilakukan satu kali dalam setahun dengan rata-rata penggunaan tenaga kerja 5.362

HOK. Untuk penggunaan tenaga kerja penyemprotan digunakan lebih sedikit

yaitu sekitar 0.25 HOK. Sedangkan untuk masa panen dan pasca panen

membutuhkan tenaga kerja sebanyak 20.88 HOK dan 113.14 HOK. Pada proses

pasca panen yang dilakukan adalah pengelupasan kulit ari kopi arabika dengan

menggunakan mesin giling dan mengeringkan biji kopi yang telah dibersihkan

dari kulit arinya. Setelah kadar air dari biji kopi berkurang, petani mengemasnya

kedalam karung yang telah disediakan.

Tabel 18 Jumlah penggunaan tenaga kerja usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan

Tahap Kegiatan

tahun ke -1 tahun ke-2 hingga ke-15

Biaya

Tenaga

Kerja rata-rata

HOK/ha

Jumlah

TK

(jiwa)

rata-rata

HOK/ha

Jumlah TK

(jiwa)

pengolahan 14.84 10 0.00 - 35 000

penanaman dan penyulaman 6.15 9 0.00 -

35 000

penggemburan dan

penyiangan 53.05 8 53.05 8

35 000

pemangkasan -

5.12 5 35 000

pemupukan 29.91 5 29.91 5 35 000

penyemprotan -

0.50 3 30 000

panen -

78.99 6 35 000

pasca panen -

111.91 5 35 000

Sedangkan gambar skema pola proses produksi usahatani kopi arabika

yang dilakukan petani dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3 Skema Proses Usahatani Kopi Arabika

Pengolahan lahan

Pembuatan Lubang

Penanaman

Pemeliharaan :

Penyiangan

Penggemburan

Pemupukan

Panen

Pasca Panen

Page 43: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

6.2.3 Lokasi usahatani kopi arabika

Lokasi usahatani kopi arabika terletak di desa Pondok Bulu, Kecamatan

Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang berada pada

ketinggian 1 000 meter diatas permukaan laut dengan iklim bersuhu 22 derajat

celcius. Pemilihan lokasi produksi dilakukan dengan beberapa aspek yaitu:

1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam melakukan usahatani. Hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan sumber

daya yang mampu menggerakkan kelangsungan kegiatan proses produksi selama

umur tanaman. Masyarakat desa Pondok bulu rata-rata bermata pencaharian

sebagai petani, dengan demikian tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola

usahatani kopi arabika dimulai dari proses pengolahan lahan, pembuatan lubang,

penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pemetikan serta pasca panen adalah

gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya.

Upah rata-rata tenaga kerja di Kecamatan Dolok Panribuan adalah 35.000

rupiah per hari baik tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan,

dengan lama kerja per HOK yaitu enam jam per hari dimulai dari pukul 8.00-

12.00 Wib kemudian dilanjut pada pukul 13.00-15.00 Wib. Kegiatan pengolahan

lahan dan juga pembuatan lubang dan penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja

laki-laki, sedangkan kegiatan penanaman, pemupukan serta penyiangan dilakukan

oleh tenaga kerja laki-laki dan perempuan dan untuk kegiatan pasca panen

dilakukan oleh perempuan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani

kopi arabika baik secara satuan luas lahan maupun satuan hektar dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

2. Fasilitas transportasi

Kondisi sarana dan prasarana transportasi umum di desa Pondok Bulu

kurang mendukung kelancaran aktivitas kegiatan ekonomi maupun non-ekonomi

masyarakat desa, hal ini dikarenakan rata-rata fasilitas jalan aspal menuju lokasi

usaha kurang baik. Untuk alat tranportasi yang digunakan dalam membantu proses

pendistribusian dilakukan oleh pedagang pengumpul dengan menggunakan mobil

pick-up. Para petani memperoleh pupuk anorganik dari pedagang eceran

menggunakan motor pribadi sebagai kendaraan, dan untuk memperoleh pupuk

kompos petani tidak terlalu sulit karena distributor pupuk kompos langsung

mendatangi petani untuk menyuplai kebutuhan petani.

Dari hasil analisis aspek teknis, dapat dikatan bahwa usahatani kopi

arabika yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Dolok Panribuan masih layak

untuk dijalankan karena struktur lahan, dan juga tenaga kerja yang digunakan

dalam menjalankan kegiatan usahatani kopi arabika tidak memiliki hambatan,

namun dari segi transportasi usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan masih kurang mendukung untuk dikembangkan.

6.3 Aspek Manajemen

Faktor produksi sangat membengaruhi jalannya suatu usahatani. Para

petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan belum memiliki kelompok

tani, oleh karena itu pengelolaan faktor produksi masih sangat tradisional

dilakukan. Penggunaan faktor produksi dalam mengelola usahatani kopi arabika,

Page 44: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

rata-rata petani menggunakan tenga kerja dari dalam keluarga, dengan demikian

secara ekonomi petani tidak mengeluarkan biaya upah tenaga kerja. Namun

beberapa proses produksi, para petani menggunakan tenaga kerja dari luar

keluarga seperti proses pengolahan lahan, penanaman, dan penggemburan serta

penyiangan. Oleh karena itu, petani mengeluarkan biaya untuk upah tenaga kerja

(Lampiran). Selain sumber daya manusia, faktor produksi yang berpengaruh

lainnya adalah lahan. Lahan merupakan jenis investasi dalam menjalankan

usahatani. Rata-rata para petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan

mengusahakan lahan yang milik orang lain, dan biaya sewa per satuan hektar yang

dikenakan kepada para petani adalah dua juta rupiah. Sedangkan yang merupakan

lahan pribadi, rata-rata merupakan hasil pemberian atau sebagai warisan keluarga.

Untuk harga lahan per satuan hektar di Kecamatan Dolok Panribuan adalah

sebesar 80 juta rupiah. Rata-rata luas yang dikelola oleh petani untukusahatani

kopi arabika adalah 0.53 hektar.

6.4 Aspek Hukum

Berbeda dengan jenis perusahaan yang terbentuk dengan badan hokum

seperti CV, Firma, Koperasi, Perseroan, maupun Perusahaan, dari aspek hukum

bentuk usaha yang dijalankan oleh petani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan dapat dikategorikan sebagai badan usaha pribadi atau keluarga. Karena

modal yang diperoleh petani untuk memulai usahanya untuk melakukan budidaya

kopi arabika adalah modal sendiri. Keuntungannya adalah hasil penjualan

produksi perkebunan kopi arabika yang dikelola oleh petani, dapat dinikmati

sendiri dan juga keluarganya seutuhnya. Sedangkan kelemahannya adalah segala

bentuk kerugian dan risiko ditanggung sendiri oleh petani kopi arabika. Dari segi

aspek hukum usahatani kopi arabika layak dilakukan apabila, petani memiliki hak

atas lahan yang dikelolanya yaitu sertifikat kepemilikan lahan. Dan rata-rata

petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan memiliki sertifikat

kepemilikan lahan atas lahan yang diusahakan dalam budidaya kopi arabika.

6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Kecamatan Dolok Panribuan merupakan daerah yang potensial bagi

pengembangan usahatani dibidang perkebunan, demikian halnya dengan budidaya

kopi arabika yang dilakukan oleh petani setempat. Manfaat yang dapat dirasakan

oleh masayarakat diantaranya mengurangi tingkat pengangguran di daerah

penelitian dan juga meningkatkan jumlah pendapatan bagi petani lainnya yang

berprofesi ganda sebagai buruh tani. Dengan demikian, baik petani maupun

masyarakat sekitar dapat memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga petani, dan juga berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.

Dari segi lingkungan penggunaan pupuk kandang yang lebih banyak

digunakan oleh petani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan, daripada pupuk

kimia dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Selain itu tanaman kopi yang

memiliki akar tunggang, sangat bermanfaat pada lahan yang memiliki tingkat

Page 45: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

kemiringan yang tinggi yaitu, membantu tanah dari tingkat erosi dan juga longsor.

Hal ini sangat berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.

7 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis kelayakan finansial dalam menjalankan suatu usaha bertujuan

untuk mengetahui arus tunai (cash flow) yang terdiri dari komponen arus manfaat

sebagai arus masuk kas (inflow) dan arus biaya sebagai arus keluar kas (outflow).

Manfaat dan biaya yang diperhitungkan dalam analisis kelayakan finansial adalah

manfaat dan biaya yang bersifat tangible. Pada penelitian ini, analisis kelayakan

finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usahatani kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Untuk

mengetahui hasil kelayakan budidaya kopi arabika akan dilihat dari criteria-

kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback

Periode, sedangkan umur tanaman yang digunakan adalah sepuluh tahun.

7.1 Analisis Arus Penerimaan (Inflow)

Penerimaan adalah setiap komponen yang merupakan pemasukan atau

pendapatan petani yang bernilai positif selama usaha yang dijalankan

berlangsung. Penerimaan petani pada kegiatan usahatani kopi arabika diperoleh

dari hasil penjualan kopi arabika dan juga nilai sisa investasi. Hasil penjualan kopi

arabika (Lampiran 1) merupakan hasil kali dari jumlah produksi dengan harga

kopi arabika yang berlaku.

Periode penanaman kopi arabika hingga berbuah cukup lama yaitu

mencapai 15 tahun sampai akhirnya tidak produtif lagi. Kopi arabika mulai

berproduksi memasuki tahun kedua sejak masa tanam, sehingga pada tahun

pertama petani tidak memiliki penerimaan dan pada tahun kedua penerimaan yang

diperoleh petani belum maksimal. Jumlah produksi kopi arabika yang dihasilkan

oleh petani beragam sesuai dengan penanganan atau pengolahan yang dilakukan

petani dalam menjalakan usahataninya. Selama umur tanaman kopi arabika, petani

mengalami peningkatan penerimaan pada saat tanaman mengalami kenaikan

jumlah produksi antara tahun kelima dan tahun keenam. Kemudian memasuki

tahun ke-11 tanaman kopi arabika mengalami penurunan produksi.

Page 46: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

th-1 th-2 th-3 th-4 th-5 th-6 th-7 th-8 th-9 th-10th-11th-12th-13th-14th-15

rataan

produksi

kopi

arabika per

satuan …

Gambar 4 Siklus umur tanaman usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan

Selain penerimaan dari hasil penjualan biji kopi arabika, pernerimaan juga

diperoleh dari hasil nilai sisa investasi yang dilakukan oleh petani selama

melakukan usahanya. Nilai sisa biasanya dijumlahkan dalam komponen

penerimaan pada akhir tahun usaha ataupun akhir umur tanaman, yang disebut

sebagai manfaat usaha yang diperoleh petani. Oleh sebab itu, petani akan

mengalami peningkatan penerimaan pada tahun ke-15 yang diakibatkan nilai sisa

manfaat dari barang investasi. Total nilai sisa yang diperoleh petani selama

melakukan usahatani kopi arabika pada tahun ke-15 mencapai 498375 rupiah.

Berikut adalah hasil produksi dan penjualan rata-rata petani kopi arabika per luas

lahan.

Tabel 19 Rata-Rata Hasil Produksi dan Penjualan Kopi Arabika per Hektar di

Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Tahun Ke- Hasil Produksi (Kg) Harga Jual (Rp) Penerimaan (Rp)

1 0.00 15300 0.00

2 933.18 15300 14277671.17

3 5311.78 15300 73530238.78

4 7459.77 15300 92394628.78

5 14569.10 15300 169834090.40

6 15130.10 15300 165350347.30

7 13280.07 15300 125781195.90

8 12637.96 15300 92076555.31

9 10404.28 15300 60642060.00

10 9763.29 15300 56906004.00

11 9000.00 15300 137700000.00

12 9000.00 15300 137700000.00

13 7875.00 15300 120487500.00

14 7593.84 15300 116185752.00

15 7593.84 15300 116185752.00

Total

pendapatan 89489.52

850792791.70

7.2 Analisis Arus Keluar (Outflow)

Arus pengeluaran dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu biaya

investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus

Page 47: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

dikeluarkan pada awal tahun usaha atau pada saat usaha berlangsung yang

digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional atau biaya

variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani supaya proses produksi tetap

berlangsung.

a. Biaya Investasi

Untuk memulai usahatani kopi arabika, petani mengeluarkan sejumlah

biaya pada tahun pertama untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara

ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan dengan jumlah yang cukup besar

dan dihitung sebagai biaya investasi.

Tabel 20 Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama dalam

usahatani kopi arabika Uraian Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) Total biaya (Rp)

Lahan Ha 0.61 80000000 48800000

Bibit batang 736.19 1100 809809

Cangkul Unit 4.00 84000 336000

Cangkul garpu Unit 1.00 25000 25000

Parang Unit 2.00 35000 70000

Mesin penggilingan Unit 1.00 322500 322500

Ember Unit 3.00 25250 75750

Karung Unit 2.00 3000 6000

Terpal Unit 2.00 100000 100000

Alat penyemprotan Unit 1.00 750000 750000

Total biaya investasi 81345850 50972559

Pada tahun berikutnya terdapat biaya reinvestasi sesuai dengan umur

ekonomis inventaris yang digunakan oleh petani pada awal produksi (Lampiran

2). Namun tidak semua biaya investasi mengalami reinvestasi seperti biaya lahan

dan biaya bibit, yang hanya dilakukan satu kali yaitu diawal tahun pada saat

memulai usahatani kopi arabika. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh petani

sesuai dengan umur ekonomis peralatan yang digunakan. Berikut rata-rata biaya

reinvestasi oleh petani dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 21 Rata-rata biaya reinvestasi pada usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan Jenis peralatan Umur

ekonomis

(Th)

Jumlah satuan

(unit)

Harga satuan

(Rp)

Total biaya

(Rp)

Cangkul 3 4 84000 336000

Cangkul garpu 4 1 25000 25000

Parang 3 2 35000 70000

Mesin penggilingan 4 1 322500 322500

Ember 3 3 25250 75750

Karung 1 2 3000 6000

Terpal 3 2 100000 100000

Alat penyemprotan 10 1 750000 750000

Total biaya

reinvestasi

1344750 1685250

Page 48: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

b. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan sejumlah biaya yang dikeluar oleh petani setiap

tahunnya selama proses produksi berjalan. Biaya operasional dibagi kedalam dua

bagian yaitu biaya tetap dan biaya operasional. Beberapa petani kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun mengeluarkan biaya tetap

yaitu petani yang menyewa lahan untuk mengusahakan usahatani kopi arabika,

dengan rata-rata sewa lahan per tahun adalah Rp 2.000.000. Sedangkan biaya

lainnya yang dikeluarkan oleh petani kopi arabika adalah biaya pajak bumi dan

bangunan (PBB) bagi petani yang memiliki lahan sendiri.

Untuk biaya variabel, yaitu biaya input produksi seperti penggunaan pupuk dan

biaya faktor produksi seperti tenaga kerja yang digunakan petani pada masa

produksi maupun pasca produksi. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani

kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan adalah Rp 35.000 per hari.

Tabel 22 Rata-rata biaya variabel melakukan usahatani kopi arabika Kecamatan

Dolok Panribuan Uraian Total

penggunaan

per tahun

Jumlah Harga satuan

(Rp)

Total biaya

(Rp)

A. Tenaga Kerja

Pegolahan Lahan 1 10.00 35000 350000

Penanaman dan

Penyulaman

1 9.00 35000 315000

penyiangan dan

penggemburan

12 8.00 35000 3360000

Pemangkasan 1 5.00 35000 175000

pemupukan 4 5.00 35000 700000

penyemprotan 1 1.00 30000 30000

panen 12 6.00 35000 2520000

pasca panen 12 5.00 35000 2100000

B. Pupuk

Pupuk kandang (kg) 4 1931.21 700 5407388

Urea (kg) 2 11.55 2000 46200

NPK (kg) 2 48.13 1500 144390

KCL (kg) 2 9.92 2600 51584

Gramoxone (l) 1 1.85 45000 83250

Total biaya variabel 301100 15282812

Untuk biaya variabel tenaga kerja, pada tahun pertama hanya

mengeluarkan biaya pada saat pengolahan lahan, penanaman, dan pemupukan,

sedangkan tahun kedua hingga ke-10 biaya tersebut tidak dikeluarkan. Demikian

halnya dengan biaya pupuk yang dikeluarkan, untuk Gramoxone dilakukan satu

kali dalam dua tahun.

7.3 Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial dapat dilihat dari keempat kriteria kelayakan

investasi melalui perolehan nilai NPV, Net B/C, IRR, dan payback periode. Dari

Page 49: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada Lampiran 12, untuk usahatani

kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23 Rata-rata hasil finansial usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok

Panribuan

Kriteria Hasil

Net Present Value (NPV) 420906875.10

Net Benefit and Cost Ratio(Net B/C) 3.76

Internal Rate Return (IRR) 32%

Payback Periode (PP) 7.61

Berdasarkan analisis finansial yang tertera pada tabel diatas dapat dilihat

bahwa usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara memperoleh NPV>0 sebesar Rp 420906875.10 yang

artinya bahwa usahatani kopi arabika didaerah penelitian masih layak untuk

diusahakan. Net Present Value yang sama dengan Rp 420906875.10

menunjukkan manfaat besih yang diterima petani selama menjalankan usahatani

kopi arabika sesuai dengan umur tanaman terhadap tingkat diskon (discount rate)

yang berlaku. Selain NPV, kriteria lain yang dianalisis adalah nilai Net B/C>0

yaitu sebesar 3,76 yang artinya, setiap satu rupiah yang dikeluarkan selama umur

usaha menghasilkan Rp 3,76 satuan manfaat bersih. Nilai IRR yang diperoleh dari

usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan adalah 32 persen dimana

nilai IRR lebih besar dibandingkan dengan nilai discount rate yang berlaku yaitu

sebesar enam persen. Nilai IRR yang menunjukkan 32 persen dan IRR> 6 persen

maka tingkat pengembalian internal usaha sebesar 32 persen. Dan untuk periode

pengembalian biaya investasi dapat diperoleh pada saat umur tanaman mencapai 7

tahun 7 bulan 10 hari. Dari hasil keempat kriteria tersebut, maka usahatani kopi

arabika di Kecamatan Dolok Panribuan masih layak untuk dijalankan.

7.4 Analisis Laba Rugi

Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk mengetahui pendapatan

bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Pajak yang dikeluarkan oleh petani

kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan merupakan pajak lahan sebesar Rp.

70000 per hektar sesuai dengan harga pajak lahan di daerah penelitian. Dari hasil

perhitungan analisis laba rugi yang dialami petani dalam melakukan usahatani

kopi arabika dengan waktu 15 tahun adalah sebagai berikut.

Page 50: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Tabel 24 Rata-rata Hasil Analisis Laba Rugi Usahatani Kopi Arabika Kecamatan

Dolok Panribuan per Hektar Th Uraian

Total inflow Total biaya

variabel

Laba kotor Total biaya tetap Laba bersih

1 0.00 41877972.24 -41877972.20 424966.67 -42302938.90

2 14277671.17 45184376.77 -30906705.60 424966.67 -31331672.27

3 81270263.91 89464376.77 -8194112.86 424966.67 -8619079.53

4 114134541.00 89464376.80 24670164.70 424966.67 24245197.99

5 222907243.70 89464376.77 133442866.90 424966.67 133017900.22

6 231490486.30 91139836.14 140350650.20 424966.67 139925683.48

7 203185008.80 77716080.23 112045172.70 424966.67 125043961.90

8 193360766.10 77716080.23 102220930.00 424966.67 115219719.20

9 159185407.50 77716080.23 68045571.36 424966.67 81044360.60

10 149378260.50 77716080.23 58238424.36 424966.67 71237213.60

11 137700000.00 77716080.23 46560163.86 424966.67 59558953.10

12 137700000.00 77716080.23 46560163.86 424966.67 59558953.10

13 120487500.00 77716080.23 29347663.86 424966.67 42346453.10

14 116185752.00 77716080.23 25045915.86 424966.67 38044705.10

15 116185752.00 77716080.23 25045915.86 424966.67 38044705.10

Dalam perhitungan analisa laporan laba rugi selama melakukan usahatani

kopi arabika, tidak menemukan biaya bunga pinjaman. Hal ini disebabkan petani

tidak melakukan peminjaman terhadap lembaga keuangan dalam menjalankan

usahanya. Jadi modal yang digunakan oleh petani adalah modal mandiri yaitu

modal yang dikeluarkan oleh petani kopi arabika sendiri. Oleh karena itu, biaya

bunga tidak mempengaruhi laba yang diperoleh petani selama melakukan

usahataninya.

7.5 Analisis Switching Value

Analisis switching value dilakukan dengan menggunakan nilai pengganti

(switching value) hingga memperoleh nilai NPV mendekati angka nol. Dari hasil

analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan layak untuk dijalankan berdasarkan keempat kriteria

yang telah dibahas. Namun keadaan tersebut terjadi apabila tidak terdapat

perubahan atau hal lainnya bersifat cateris paribus. Namun apabila terjadi

perubahan pada biaya variabel maupun harga jual produksi yang berubah maka

hasil kelayakan finansial juga akan berubah. Dengan demikian, perlu dilakukan

analisis switching value terhadap arus manfaat dan biaya. Didalam penelitian ini,

beberapa asumsi yang digunakan untuk menganalisa perubahan manfaat dan biaya

antara lain:

a. Penurunan penjualan, yaitu harga jual yang terjadi di pasar mengalami

kemerosotan harga, atau jumlah produksi yang menurun akibat tanaman

diserang hama penyakit.

b. Kenaikan harga pupuk dengan harga jual biji kopi tidak sepadan, yang

mengakibatkan petani mengurangi penggunaan pupuk. Namun hal tersebut

tidak terlalu menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan

dengan penurunan harga jual dan penurunan jumlah produksi.

Page 51: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

c. Biaya tenaga kerja diasumsikan tetap karena perubahan biaya tenaga kerja

tidak terlalu signifikan, apabila dibandingkan dengan perubahan harga jual

dan jumlah produksi.

Hasil perhitungan switching value pada usahatani kopi arabika dapat

dilihat pada Tabel 25. Dari hasil analisis switching value diketahui bahwa batas

optimal perubahan nilai yang dapat mempengaruhi komponen inflow seperti

penurunan produksi dan harga jual, serta komponen outflow seperti kenaikan upah

tenaga kerja dan biaya produksi. Berdasarkan perhitungan dan analisis switching

value diketahui bahwa perubahan nilai batas optimal terhadap penurunan

penjualan atau jumlah produksi adalah 34.15 persen. Hal ini menunjukkan kepada

penanam modal bahwa penurunan produksi kopi arabika yang dapat ditoleransi

sampai 34.15 persen dari hasil produksi dengan rata-rata 5892.929 kg per

tahunnya. Sedangkan batas perubahan optimal terhadap harga jual adalah 28.94

persen, hal ini menunjukkan bahwa harga jual lebih sensitif terhadap perubahan

nilai dibandingkan dengan jumlah produksi. Apabila perubahan harga jual

mencapai batas 10871.46 rupiah harga kopi arabika per kilogramnya maka

usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun

tidak layak lagi untuk diusahakan, karena petani maupun penanam modal akan

sangat dirugikan.

Sedangkan komponen outflow yang berpengaruh terhadap perubahan nilai

maksimum meskipun tidak terlalu sensitif adalah kenaikan upah tenaga kerja yang

mencapai 52.76 persen dari upah tenaga kerja biasanya yaitu sebesar 53396 rupiah

per orang. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan upah tenaga kerja dapat

ditoleransi hingga mencapai batas optimal sebesar 53 396 rupiah.

Tabel 25 Hasil Analisis Switching Value Usahatani Kopi Arabika Kecamatan

Dolok Panribuan

Perubahan Persentase (%)

Penurunan produksi 34.1495001

Penurunan harga jual 28.9446901

Kenaikan upah tenaga kerja 52.7551001

Berdasarkan hasil analisis switching value terhadap usahatani kopi arabika,

dapat disimpulkan bahwa pada komponen inflow harga jual lebih merespon

terhadap perubahan nilai dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi.

Sedangkan komponen outflow kenaikan upah tenaga kerja lebih merespon

dibanding dengan kenaikan biaya produksi seperti kenaikan harga pupuk hingga

mencapai 75.8 persen belum mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh petani.

8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis kelayakan finansial

maka dapat disimpulkan bahwa:

Page 52: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

1. Dari aspek non finansial, usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan masih layak untuk diusahakan. Dengan jumlah penawaran dan

permintaan yang terjadi dengan harga jual 15,000 rupiah petani memperoleh

penerimaan dari hasil produksinya. Total penerimaan petani kopi arabika dari

hasil usahatani yang dilakukan selama 15 tahun adalah Rp. 850792791.7, hal

ini menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika dari aspek pasar layak untuk

diusahakan. Dari segi aspek teknis, bentuk dan ketinggian lahan dari

permukaan laut yang mencapai 1150 m dpl serta suhu 22 derajat celcius

merupakan faktor pendukung bagi petani untuk mengelola usahataninya.

Meski penggunaan peralatan yang masih sangat tradisional, pengelolaan

usahatani kopi arabika oleh petani masih layak untuk dilaksanakan dengan

bantuan tenaga kerja diluar keluarga dengan upah 35,000 rupiah per harinya.

2. Usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun

Sumatera Utara dengan rataan umur tanaman sepuluh tahun dan dengan rata-

rata luas lahan 0.5 Ha secara finansial layak untuk diusahakan. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata Net Present Value (NPV) > 0 yaitu sebesar

420,906,875.10 rupiah selama 15 tahun umur tanaman , nilai IRR> i sebesar

30 persen, nilai Net B/C > 1 sebesar 3,76 dan lamanya pengembalian modal 7

tahun 7 bulan 10 hari.

3. Hasil analisis switching value, variabel yang sangat mempengaruhi

penerimaan apabila terjadi perubahan nilai adalah penurunan harga jual

dengan batas optimal 28.94 persen atau turun menjadi 10871.46 per

kilogramnya, sedangkan perubahan nilai terhadap penurunan produksi

mencapai batas optimal hingga 34.15 persen atau rata- rata produksi 5,892.93

kilogram per hektar dalam satu tahun. Apabila perubahan nilai terhadap

penurunan harga jual dan jumlah produksi melewati ambang batas toleransi

untuk melakukan investasi, maka usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok

Panribuan tidak layak untuk dijalankan atau dikelola.

4. Perubahan nilai yang mempengaruhi komponen outflow adalah kenaikan

terhadap upah tenaga kerja yang mencapai batas optimal 52.76 persen atau

53,396 rupiah per orang per harinya. Sedangkan kenaikan harga input

produksi seperti pupuk hingga mencapai 78.5 persen belum mempengaruhi

komponen outflow.

8.2 Saran

Dengan mengetahui tingkat kelayakan usahatani kopi arabika di

Kecamatan Dolok Panribuan dari aspek finansial maupun aspek non finansial

maka :

1. Petani mampu meningkatkan jumlah produksi dengan memperhatikan luas

lahan dan penggunaan bibit, kondisi lahan, penggunaan pupuk, serta alat

pertanian yang digunakan.

2. Dianjurkan kepada petani untuk lebih memilah-milah hasil produksi yang

diperoleh sehingga mampu meningkatkan hasil penerimaan dari harga jual

biji kopi arabika sesuai dengan grade yang berbeda.

Page 53: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

3. Apabila terjadi perubahan nilai terhadap harga jual, jumlah produksi dan

kenaikan upah tenaga kerja melampui ambang batas optimal maka

disarankan kepada petani ataupun penanam modal untuk mengganti

investasi dari komoditi kopi dengan komoditi lain, atau memperluas lahan

maupun mendepositokan modal kepada bank.

4. Pemerintah setempat bekerja sama dengan instansi terkait guna membantu

petani dengan pertukaran informasi tentang harga dan permintaan pasar

tentang kopi arabika. Sehingga petani mengetahui perubahan harga pasar

dan permintaan domestik ataupun permintaan kopi arabika secara global,

dengan demikian petani mampu memperkirakan produksi kopi yang akan

dihasilkan dari hasil usahataninya.

5. Kepada peneliti berikutnya dapat membandingkan kelayakan usahatani

kopi arabika yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta dengan

perkebunan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini D. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kopi

Indonesia di Amerika Serikat [tesis]. Semarang (ID): Universitas

Diponegoro

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi

Triwulan. Jakarta (ID): BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi

Triwulan. Jakarta (ID): BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi

Triwulan. Jakarta (ID): BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka. Medan (ID):

BPS

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Simalungun Dalam Angka. Pematang Siantar

(ID): BPS

Hutabarat B. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya Terhadap Kinerja

Industri Perekonomian Nasional. Jurnal Agro Ekonomi. Vol.22 No.2: 147-

166

Karo H. 2009. Analisis Usahatani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten

Karo [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara

Kasmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada Media

Group

[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2011. Statistik Perdagangan. Vol: Buletin

Perdagangan April 2011. Jakarta (ID): Kemendag

Kustiari R. 2007. Perkembangan Pasar Kopi Dunia dan Implikasinya Bagi

Indonesia [jurnal]. Bogor (ID): Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.25

No.1: 43-45

[KKBP] Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Statistik

Perekonomian Vol.1 No.5 Triwulan I. Jakarta (ID): KKBP

Page 54: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Mustopa BA. 2010. Analisis Daya Saing Kopi Indonesia di Pasar Internasional

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Nainggolan H. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Permintaan

Komoditi Kopi di Sumatera Utara [tesis]. Medan (ID): Universitas

Sumatera Utara

Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Dep.

Agribisnis FEM IPB

Panggabean Edi. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka

[Pusdatin] Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2009. Outlook Pertanian

Perkebunan. Jakarta (ID): Kementan

Ridwan. 2008. Analisis Dampak Kebijakan Terhadap Produksi dan Permintaan

Kopi di Indonesia [jurnal]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Rosari B, Tafakresnanto C, dan Gunarto I.2005. Pola Usahatani dan Analisis

Finansial Komoditas Unggulan Daerah di Kabupaten Sikka Nusa

Tenggara Timur [jurnal]. Nusa Tenggara Timur (ID). Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian.

Sahara D, Dahya, Syam A. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Keuntungan Usahatani Kakao di Sulawesi Tenggara [jurnal]. Sulawesi

Tenggara (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Siahaan JA. 2008. Analisis Daya Saing Komoditas Kopi Arabika Indonesia di

Pasar Internasional [skripsi]. Bogor [Internet]. [diunduh 2013 Feb 14].

Tersedia pada:

http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/2013/5/A08jas.pdf

Silitonga CM. 2008. Analisis Keunggulan Bersaing Kopi Arabika Gayo Organik

di Indonesia [tesis]. Medan (ID): Universitas Terbuka

Soetriono. 2009. Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta

Dengan Model Daya Saing Tree Five [jurnal]. Bogor (ID): DEPTAN

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta (ID): CV Andi Offset

Umar H. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama

Page 55: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

LAMPIRAN

Page 56: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan
Page 57: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan per satuan hektar

URAIAN

Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

INFLOW

1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

3.Nilai Sisa

TOTAL INFLOW 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI

A. ALAT PERTANIAN

a. Cangkul 305000

305000

305000 b. Parang 63500

63500

63500

c. Cangkul garpu 26250

26250

d. Mesin penggiling 375000

375000

e. Ember 67500

67500

67500 f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal 227000

227000

227000

h. Alat penyemprotan 787500

B. BIBIT 1495421.627

C. LAHAN 80000000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050

3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 7968613.355

b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638

c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

Page 58: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23

4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 78456130.23 77793130.23

NET BENEFIT -125302194 -30983755.6 -8271162.865 23930114.65 132964566.9 140273600.2 124728878.6 115567635.9

DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371

PV/TAHUN -118209617 -27575432.2 -6944627.834 18954892.18 99358859.31 98887352.97 82951827.96 72508564.5

Page 59: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan per satuan hektar

URAIAN

Tahun

9 10 11 12 13 14 15

INFLOW

1.Produksi Kopi

159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

3.Nilai Sisa

498375

TOTAL INFLOW

159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116684127

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI

A. ALAT PERTANIAN

a. Cangkul

305000

305000 b. Parang

63500

63500

c. Cangkul garpu

26250

26250

d. Mesin penggiling

375000

375000

e. Ember

67500

67500 f. Karung

7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal

227000

227000

h. Alat penyemprotan

787500

B. BIBIT C. LAHAN

TOTAL BIAYA INVESTASI

408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050

3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan

b. Penanaman & Penyulaman

c. Penyiangan & Penggemburan

6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan

4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS

5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA

23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

Page 60: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

D.NPK

72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL

25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI

77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23

4. PAJAK

70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW

78194380.23 78456130.23 78580630.23 77793130.23 78857380.23 77793130.23 77793130.23

NET BENEFIT 80991027.27 70922130.27 59119369.77 59906869.77 41630119.77 38392621.77 38890996.77

DISCOUNT FACTOR 6%

0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061

PV/TAHUN

47938464.6 39602547.11 31143346.5 29771878.94 19517824.65 16981093.63 16227854.13

NPV

421114829.6

IRR

32%

PV POSITIF

573844506.5

PV NEGATIF

-152729676.9

NET B/C

3.757256077

PP 7.61

Page 61: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

PENERIMAAN

Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.9 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

TOTAL PENERIMAAN 0 14277671.17 81270263.9 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

PENGELUARAN

BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.9 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.56 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.37 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.5629 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.6508 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.5306 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.8 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23

LABA KOTOR -41877972.24 -30906705.6 -8194112.9 24670164.65 133442866.9 140350650.2 125468928.6 115644685.9

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH -42302938.9 -31331672.27 -8619079.5 24245197.99 133017900.2 139925683.5 125043961.9 115219719.2

Page 62: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan

URAIAN Tahun ke-

9 10 11 12 13 14 15

PENERIMAAN

Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

TOTAL PENERIMAAN 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

PENGELUARAN

BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan 0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman 0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23

LABA KOTOR 81469327.27 71662180.27 59983919.77 59983919.77 42771419.77 38469671.77 38469671.77

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH 81044360.6 71237213.6 59558953.1 59558953.1 42346453.1 38044705.1 38044705.1

Page 63: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan jumlah produksi 34.15 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

INFLOW

1.Produksi Kopi 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012

3.Nilai Sisa TOTAL INFLOW 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI

A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul 305000

305000

305000

b. Parang 63500

63500

63500

c. Cangkul garpu 26250

26250

d. Mesin penggiling 375000

375000 e. Ember 67500

67500

67500

f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal 227000

227000

227000

h. Alat penyemprotan 787500 B. BIBIT 1495421.627

C. LAHAN 80000000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050

3. BIAYA PRODUKSI A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan 7968613.355

b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638

c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.95

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.36

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.56

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.37

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

Page 64: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.5629

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.6508

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.5306

TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.2

4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 78456130.23 77793130.2

NET BENEFIT -125302193.9 -35859510.35 -36024559.77 -15046271.98 56842835.42 61220733.39 55342193.67 49535881.7

DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.62741237

PV/TAHUN -118209616.9 -31914836.55 -30246915.04 -11918056.69 42476273.34 43158201.29 36805719.58 31079425

Lampiran 3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

Page 65: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

penurunan jumlah produksi 34.15 persen

URAIAN Tahun ke

9 10 11 12 13 14 15

INFLOW

1.Produksi Kopi 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093

3.Nilai Sisa

498375

TOTAL INFLOW 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76756468

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI

A. ALAT PERTANIAN

a. Cangkul

305000

305000 b. Parang

63500

63500

c. Cangkul garpu 26250

26250

d. Mesin penggiling 375000

375000

e. Ember

67500

67500 f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal

227000

227000

h. Alat penyemprotan

787500

B. BIBIT C. LAHAN TOTAL BIAYA INVESTASI 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050

3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan b. Penanaman & Penyulaman

c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

Page 66: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23

4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW 78194380.23 78456130.23 78580630.23 77793130.23 78857380.23 77793130.23 77793130.23

NET BENEFIT 26629990.62 19910186.26 12095494.5 12882994.5 484228.9085 -1535037.23 -1036662.23

DISCOUNT FACTOR 6% 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061

PV/TAHUN 15762250.53 11117744.02 6371755.616 6402453.578 227025.408 -678948.447 -432562.928

NPV

0.1218818

IRR

6%

PV POSITIF

193400848.4

PV NEGATIF

-193400937

NET B/C

0.999999544

PP -0.00068087

Page 67: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan produksi sebesar 34.15 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

INFLOW

1.Produksi Kopi 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012

TOTAL PENERIMAAN 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL

A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23

LABA KOTOR -41877972.24 -35782460.35 -35947509.77 -14306221.98 57321135.42 61297783.39 56082243.67 49612931.74

BIAYA TETAP

A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH -42302938.9 -36207427.01 -36372476.43 -14731188.65 56896168.75 60872816.72 55657277 49187965.08

Page 68: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan produksi sebesar 34.15 persen

URAIAN Tahun ke-

9 10 11 12 13 14 15

PENERIMAAN

1.Produksi Kopi 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093

TOTAL PENERIMAAN 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman 0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23

LABA KOTOR 27108290.62 20650236.26 12960044.5 12960044.5 1625528.908 -1457987.23 -1457987.23

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

B. SEWA LAHAN

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH 26683323.95 20225269.6 12535077.83 12535077.83 1200562.242 -1882953.9 -1882953.9

Page 69: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 5 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan harga 28.94 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

INFLOW

1.Produksi Kopi 0 10145043.37 57746837.15 81098651.09 158387430.8 164486280.3 144373735.8 137393089.9

3.Nilai Sisa

TOTAL INFLOW 0 10145043.37 57746837.15 81098651.09 158387430.8 164486280.3 144373735.8 137393089.9

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul 305000

305000

305000

b. Parang 63500

63500

63500

c. Cangkul garpu 26250

26250 d. Mesin penggiling 375000

375000

e. Ember 67500

67500

67500

f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal 227000

227000

227000 h. Alat penyemprotan 787500

B. BIBIT 1495421.627

C. LAHAN 80000000

TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050

2. SEWA LAHAN 3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan 7968613.355 b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

Page 70: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 91139836.14 91139836.14

4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 91879886.14 91216886.14

NET BENEFIT -125302193.9 -35116383.4 -31794589.63 -9105775.687 68444753.99 73269394.2 52493849.7 46176203.73

DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371

PV/TAHUN -118209616.9 -31253456.22 -26695350.55 -7212627.22 51145901.81 51652031.73 34911408.17 28971521.48

Page 71: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 5 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan harga 28.94 persen

URAIAN

8 9 10 11 12 13 14 15

INFLOW

1.Produksi Kopi

137393089.9 113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1

3.Nilai Sisa

498375

TOTAL INFLOW

137393089.9 113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 83054520.1

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul

305000

305000

b. Parang

63500

63500

c. Cangkul garpu

26250

26250 d. Mesin penggiling

375000

375000

e. Ember

67500

67500

f. Karung

7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal

227000

227000 h. Alat penyemprotan

787500

B. BIBIT

C. LAHAN

TOTAL BIAYA INVESTASI

7050 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050

3. BIAYA PRODUKSI A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan

b. Penanaman & Penyulaman c. Penyiangan &

Penggemburan

20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan

4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS

5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

Page 72: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

C.UREA

23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK

72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL

25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI

91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14

4. PAJAK

70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000

TOTAL OUT FLOW

91216886.14 91618136.14 91879886.14 92004386.14 91216886.14 92281136.14 91216886.14 91216886.14

NET BENEFIT 46176203.73 21491547.05 14261298.44 5838774.358 6626274.358 -6668370.704 -8660741.038 -8162366.038

DISCOUNT FACTOR 6%

0.627412371 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061

PV/TAHUN

28971521.48 12720813.68 7963434.562 3075793.495 3293055.35 -3126392.401 -3830654.113 -3405870.161

NPV

0.235576099

IRR

6%

PV POSITIF

185770525.7

PV NEGATIF

-193733967.5

NET B/C

0.958894964

PP -0.008292359

Page 73: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan harga 28.94 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

PENERIMAAN

1.Produksi Kopi 0 10145043.37 57746837.15 81098651.1 158387430.8 164486280 144373736 137393089.9

TOTAL PENERIMAAN 0 10145043.37 57746837.15 81098651.1 158387430.8 164486280 144373736 137393089.9

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.9 20135633.86 20135633.9 6711877.95 6711877.953

d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.36 1675459.36 1675459.361

e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.56 4904551.564 4904551.56 4904551.56 4904551.564

f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.37 5149912.371 5149912.37 5149912.37 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.5629 72188.56293 72188.5629 72188.5629 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.6508 25793.65079 25793.6508 25793.6508 25793.65079

F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.5306 83201.53061 83201.5306 83201.5306 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.8 89464376.77 91139836.1 77716080.2 77716080.23

LABA KOTOR -41877972.2 -35039333.4 -31717539.63 -8365725.7 68923053.99 73346444.2 66657655.6 59677009.64

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.667 424966.667 424966.6667

B. SEWA LAHAN

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.667 424966.667 424966.6667

LABA BERSIH -42302938.9 -35464300.1 -32142506.3 -8790692.4 68498087.33 72921477.5 66232688.9 59252042.97

Page 74: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

penurunan harga 28.94 persen

URAIAN

9 10 11 12 13 14 15

PENERIMAAN

1.Produksi Kopi

113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1

3.Nilai Sisa

TOTAL PENERIMAAN

113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan

0 0 0 0 0 0 0

b. Penanaman & Penyulaman

0 0 0 0 0 0 0

c. Penyiangan & Penggemburan

6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953

d. Pemangkasan

1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361

e. Pemupukan

4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564

f. Penyemprotan

30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000

g. Panen

30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000

h. Pasca panen

28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000

B.KOMPOS

5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA

23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK

72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL

25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL

77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23

LABA KOTOR

35393602.95 28425104.35 20127080.26 20127080.26 7896685.201 4840064.867 4840064.867

BIAYA TETAP

A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI

424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

B. SEWA LAHAN

TOTAL BIAYA TETAP

424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH

34968636.29 28000137.68 19702113.6 19702113.6 7471718.534 4415098.201 4415098.201

Page 75: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 7 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

kenaikan upah TK 52.76 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

INFLOW

1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

3.Nilai Sisa

TOTAL INFLOW 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN

a. Cangkul 305000

305000

305000

b. Parang 63500

63500

63500 c. Cangkul garpu 26250

26250

d. Mesin penggiling 375000

375000

e. Ember 67500

67500

67500

f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal 227000

227000

227000 h. Alat penyemprotan 787500

B. BIBIT 1495421.627

C. LAHAN 80000000 TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050

2. SEWA LAHAN

3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 12172463.31

b. Penanaman & Penyulaman 5496409.018

c. Penyiangan & Penggemburan 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 23676491.79 23676491.79

d. Pemangkasan

2559349.624 2559349.624 2559349.624

e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651

f. Penyemprotan

45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003

g. Panen

11548285.57 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27

h. Pasca panen

10998367.21 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

Page 76: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE

83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI 61190022.45 66196830.96 133836789.3 133836789.3 133836789.3 136396138.9 129314423 129314423

4. PAJAK 0 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL OUT FLOW 144544244.1 66203880.96 133843839.3 134506839.3 134245089.3 136403188.9 129984473 129321473

NET BENEFIT -144544244.1 -51926209.79 -52573575.38 -20372297.86 88662154.37 95087297.37 73200535.74 64039293.1

DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371

PV/TAHUN -136362494.4 -46214141.86 -44141787.67 -16136768.04 66253519.48 67032792.55 48682537.02 40179044.74

Page 77: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 7 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

kenaikan upah TK 52.76 persen

URAIAN

9 10 11 12 13 14 15

INFLOW

1.Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

3.Nilai Sisa

498375

TOTAL INFLOW 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116684127

OUTFLOW

1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN

a. Cangkul

305000

305000

b. Parang

63500

63500 c. Cangkul garpu 26250

26250

d. Mesin penggiling 375000

375000

e. Ember

67500

67500

f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050

g. Terpal

227000

227000 h. Alat penyemprotan

787500

B. BIBIT

C. LAHAN TOTAL BIAYA INVESTASI 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050

2. SEWA LAHAN

3. BIAYA PRODUKSI

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan b. Penanaman & Penyulaman

c. Penyiangan & Penggemburan 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79

d. Pemangkasan 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624

e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651

f. Penyemprotan 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003

g. Panen 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27

h. Pasca panen 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

Page 78: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA PRODUKSI 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423

4. PAJAK 0 0 0 0 0 0 0

TOTAL OUT FLOW 129722723 129984473 130108973 129321473 130385723 129321473 129321473

NET BENEFIT 29462684.45 19393787.45 7591026.953 8378526.953 -9898223.047 -13135721.05 -12637346

DISCOUNT FACTOR 6% 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061

PV/TAHUN 17438917.66 10829389.62 3998858.304 4163871.208 -4640673.215 -5809942.087 -5273122.97

NPV

0.327166233

IRR

6%

PV POSITIF

182576636.6

PV NEGATIF

-226718424

NET B/C

0.805301278

PP 0.18339301

Page 79: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

Lampiran 8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value kenaikan upah Tenaga

kerja 52.76 persen

URAIAN Tahun ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

PENERIMAAN

1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

TOTAL PENERIMAAN 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL

A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 12172463.31

b. Penanaman & Penyulaman 5496409.018

c. Penyiangan & Penggemburan 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 23676491.79 23676491.79

d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 2559349.624 2559349.624 2559349.624

e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651

f. Penyemprotan 0 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003

g. Panen 0 11548285.57 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27

h. Pasca panen 0 10998367.21 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 61190022.45 66196830.96 133836789.3 133836789.3 133836789.3 136396138.9 129314423 129314423

LABA KOTOR -61190022.45 -51919159.79 -52566525.38 -19702247.86 89070454.37 95094347.37 73870585.74 64046343.1

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH -61614989.12 -52344126.46 -52991492.04 -20127214.53 88645487.71 94669380.71 73445619.08 63621376.43

Lampiran 8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value

Page 80: KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN … · Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan

kenaikan upah Tenaga kerja 52.76 persen

URAIAN

9 10 11 12 13 14 15

PENERIMAAN

1.Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

TOTAL PENERIMAAN 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752

PENGELUARAN

3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA

a. Pengolahan Lahan

b. Penanaman & Penyulaman

c. Penyiangan & Penggemburan 23676491.79 23676491.79 23676492 23676492 23676491.79 23676491.79 23676491.79

d. Pemangkasan 2559349.624 2559349.624 2559349.6 2559349.6 2559349.624 2559349.624 2559349.624

e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.7 7491952.7 7491952.651 7491952.651 7491952.651

f. Penyemprotan 45826.53003 45826.53003 45826.53 45826.53 45826.53003 45826.53003 45826.53003

g. Panen 46193142.27 46193142.27 46193142 46193142 46193142.27 46193142.27 46193142.27

h. Pasca panen 43993468.83 43993468.83 43993469 43993469 43993468.83 43993468.83 43993468.83

B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.4 5149912.4 5149912.371 5149912.371 5149912.371

C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.238 23095.238 23095.2381 23095.2381 23095.2381

D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.563 72188.563 72188.56293 72188.56293 72188.56293

E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.651 25793.651 25793.65079 25793.65079 25793.65079

F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.531 83201.531 83201.53061 83201.53061 83201.53061

TOTAL BIAYA VARIABEL 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423

LABA KOTOR 29870984.45 20063837.45 8385577 8385577 -8826923.047 -13128671.05 -13128671.05

BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.67 424966.67 424966.6667 424966.6667 424966.6667

TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.67 424966.67 424966.6667 424966.6667 424966.6667

LABA BERSIH 29446017.79 19638870.79 7960610.3 7960610.3 -9251889.713 -13553637.71 -13553637.71