kelayakan usaha pembuatan produk kemasan telur

16
KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR DARI KERTAS LIMBAH DI SUMATERA BARAT ( ) Financial Feasibility of Egg Tray Making From Waste Paper in West Sumatera Province Pebriyanti Kurniasih Balai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km. 9, Bangkinang 28401 Kotak Pos 4/BKn-Riau Telp. (0762)7000121 Fax (0762)7000122 e-mail: [email protected] iterima 3 April 2013, direvisi 10 Juli 2013, disetujui 20 Agustus 2013 Usaha pembuatan kemasan telur berbahan kertas limbah mulai berkembang karena ada permintaan konsumen. Kertas limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai tambah seperti kemasan telur ( . Penelitian ini bertujuan menghasilkan data dan informasi tentang kelayakan usaha kertas kemasan telur. Penelitian ini mengambil sampel pada dua unit usaha di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dan satu unit usaha di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara berdasarkan kriteria yang ditentukan. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara langsung. Data diolah dengan menggunakan metode analisis finansial. Hasil analisa finansial selama 10 tahun menunjukkan bahwa di Novi Egg Tray menghasilkan NPV senilai Rp 14.699.453.000,-, BCR senilai 2,68 dan IRR sebesar 24%. Hal ini berarti unit usaha Novi Egg Tray layak secara finansial. Perhitungan analisa finansial di Mitra Manganti Sejahtera menghasilkan NPV= - Rp 847.927.295,-, BCR senilai 0,93 dan IRR senilai 18 %. Nilai NPV yang negatif dan nilai BCR yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa Mitra Manganti Sejahtera belum layak secara finansial. Hasil analisa finansial pada Dian Egg Tray menunjukkan bahwa Dian Egg Tray layak secara finansial dengan nilai NPV= Rp 6.531.205.002,-, BCR = 1,21 dan IRR sebesar 33 %. Kata kunci: Analisis finansial, kemasan telur, kertas limbah 1 1 D ABSTRACT Egg tray making bussines of waste paper develops due to market demand. Waste paper can be used as value-added product such as egg tray. This research aims to find out financial feasibility of egg tray industry. Data were collected by observation and interviews and were analized using financial analysis method. Purposive sampling was carried out with specified criteria.Three business units were taken as samples, two units in the Lima Puluh Kota district and one unit in Tanah Datar District, West Sumatra Province. The results of the financial analysis for 10-years period shows that Novi Egg Tray has a NPV of Rp 14,699,453,000, -, BCR is 2.68 and IRR of 24%. It means the Novi Eeg Tray is financially feasible. Mitra Manganti Sejahtera generate NPV = - USD 847 927 295,-, BCR is 0.93 and IRR of 18%. It shows that Mitra Manganti Sejahtera has not been financially feasible. Dian Egg Tray is financially feasible with NPV = Rp 6,531,205,002, -, BCR 1.21 and IRR of 33%. Keywords: Financial analysis, egg tray, waste paper egg tray) purposive sampling ABSTRAK 157 Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih ( ) I. PENDAHULUAN Kertas merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari pengolahan serat tanaman kayu dan tanaman non kayu , serta serat sekunder yang berasal dari kertas bekas (Haroen, 2011). Pada kurun waktu tahun 2005- 2009, produksi kertas Indonesia mengalami peningkatan sebesar 0,9 % per tahun. Berdasarkan (wood) (non wood) (waste paper) produksi per jenis kertas dalam kurun waktu 2005- 2009, jenis kertas industri dan budaya mengalami produksi terbesar mencapai 8,6 juta ton atau sekitar 96,2% dari total produksi kertas nasional (Media data, 2010). Peningkatan konsumsi kertas industri menyebabkan peningkatan kertas limbah. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Persampahan dan Drainase Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, beberapa wilayah di Sumatera

Upload: doanhanh

Post on 03-Jan-2017

263 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR DARIKERTAS LIMBAH DI SUMATERA BARAT

()

Financial Feasibility of Egg Tray Making From Waste Paper inWest Sumatera Province

Pebriyanti KurniasihBalai Penelitian Teknologi Serat Tanaman Hutan

Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km. 9, Bangkinang 28401 Kotak Pos 4/BKn-RiauTelp. (0762)7000121 Fax (0762)7000122

e-mail: [email protected]

iterima 3 April 2013, direvisi 10 Juli 2013, disetujui 20 Agustus 2013

Usaha pembuatan kemasan telur berbahan kertas limbah mulai berkembang karena ada permintaankonsumen. Kertas limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai tambah seperti kemasan telur ( .Penelitian ini bertujuan menghasilkan data dan informasi tentang kelayakan usaha kertas kemasan telur. Penelitian inimengambil sampel pada dua unit usaha di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dan satu unit usaha di KabupatenTanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara berdasarkan kriteriayang ditentukan. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancaralangsung. Data diolah dengan menggunakan metode analisis finansial. Hasil analisa finansial selama 10 tahunmenunjukkan bahwa di Novi Egg Tray menghasilkan NPV senilai Rp 14.699.453.000,-, BCR senilai 2,68 dan IRRsebesar 24%. Hal ini berarti unit usaha Novi Egg Tray layak secara finansial. Perhitungan analisa finansial di MitraManganti Sejahtera menghasilkan NPV= - Rp 847.927.295,-, BCR senilai 0,93 dan IRR senilai 18 %. Nilai NPV yangnegatif dan nilai BCR yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa Mitra Manganti Sejahtera belum layak secara finansial.Hasil analisa finansial pada Dian Egg Tray menunjukkan bahwa Dian Egg Tray layak secara finansial dengan nilaiNPV= Rp 6.531.205.002,-, BCR = 1,21 dan IRR sebesar 33 %.

Kata kunci: Analisis finansial, kemasan telur, kertas limbah

1

1

D

ABSTRACT

Egg tray making bussines of waste paper develops due to market demand. Waste paper can be used as value-added product such asegg tray. This research aims to find out financial feasibility of egg tray industry. Data were collected by observation and interviews and wereanalized using financial analysis method. Purposive sampling was carried out with specified criteria.Three business units were taken assamples, two units in the Lima Puluh Kota district and one unit in Tanah Datar District, West Sumatra Province. The results of thefinancial analysis for 10-years period shows that Novi Egg Tray has a NPV of Rp 14,699,453,000, -, BCR is 2.68 and IRR of24%. It means the Novi Eeg Tray is financially feasible. Mitra Manganti Sejahtera generate NPV = - USD 847 927 295,-, BCR is0.93 and IRR of 18%. It shows that Mitra Manganti Sejahtera has not been financially feasible. Dian Egg Tray is financially feasiblewith NPV = Rp 6,531,205,002, -, BCR 1.21 and IRR of 33%.

Keywords: Financial analysis, egg tray, waste paper

egg tray)

purposive sampling

ABSTRAK

157Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

I. PENDAHULUAN

Kertas merupakan salah satu produk yangdihasilkan dari pengolahan serat tanaman kayu

dan tanaman non kayu , serta seratsekunder yang berasal dari kertas bekas(Haroen, 2011). Pada kurun waktu tahun 2005-2009, produksi kertas Indonesia mengalamipeningkatan sebesar 0,9 % per tahun. Berdasarkan

(wood) (non wood)(waste paper)

produksi per jenis kertas dalam kurun waktu 2005-2009, jenis kertas industri dan budaya mengalamiproduksi terbesar mencapai 8,6 juta ton atau sekitar96,2% dari total produksi kertas nasional (Mediadata, 2010). Peningkatan konsumsi kertas industrimenyebabkan peningkatan kertas limbah.

Berdasarkan data dari Sistem InformasiPersampahan dan Drainase Pemerintah PropinsiSumatera Barat, beberapa wilayah di Sumatera

Page 2: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

158JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Barat memiliki potensi timbulan sampah beragam.Di Bukit tingi misalnya, timbulan sampah nondomestik Kota Bukittinggi adalah 2,30 liter/org/hari untuk satuan volume atau 0,88kg/org/hari. Proyeksi timbulan sampah nondomestik 20 tahun yang akan datang diperkirakan3,21 liter/org/hari. Komposisi sampah nondomestik Kota Bukit tinggi didominasi olehsampah organik sekitar 97% yang terdiri atas 54%sampah makanan, kertas (15%), plastik (11%), dansampah halaman (15%) dan sampah anorganikterdiri atas 0,7% kaca, 0,7% kaleng, 0,4 logam, dan1,5% sampah lain-lain. Di Kota Padang, totaltimbulan volume sampah mencapai sekitar 2.000m /hari dan 15 % nya adalah sampah kertas. Di kotaPayakumbuh memiliki volume timbulan sampahsekitar 577,27 m /hari dan 10 % nya adalah sampahkertas. Sampah tersebut berasal dari sampahpertokoan, sampah institusi perkantoran, hinggasampah rumah tangga. Hal ini perlu diatasi agartidak menimbulkan dampak negatif terhadaplingkungan. Usaha penanganan kertas limbah inisebaiknya dilakukan sedini mungkin, sebanyakmungkin mendayagunakan kembali sampah, dansedekat mungkin dengan sumbernya, yang lebihdikenal dengan istilah dan (Sadoko, 1993dalam Iyus, 2008).

Pengolahan kertas limbah menjadi produk daurulang telah banyak dilakukan. Jenis kertas yangdidaur ulang diantaranya adalah karton bekas,koran, kertas HVS hingga buku tulis bekas. Jeniskertas tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakuutama pembuatan kerajinan tangan dan souvenirseperti undangan pernikahan, pigura, stopmap,kotak tissue, yang memiliki nilai jual di pasar( , 2010).

Salah satu jenis produk yang dihasilkan daripengolahan kertas limbah adalah (kemasantelur). Kemasan telur saat ini mulai berpeluangmenjadi bisnis yang prospektif karena bahan bakuyang digunakan mudah diperoleh dan tersedianyapasar. ( , 2012). Kemasan telurmerupakan kemasan untuk produk industri biologi,yaitu telur yang dihasilkan oleh unggas.

Di Sumatera Barat, pasar dari produk kemasantelur adalah pedagang telur dan peternak unggasyang memproduksi telur. Jumlah produksi telur diSumatera Barat pada tahun berjalan sebesar 6 jutabutir per hari. Kabupaten penghasil telur terbesar diSumatera Barat adalah Kabupaten Lima Puluh Kota

3

3

reuse recycle

egg tray

www.bisnisukm.com

www.kontan.co.id

dengan jumlah produksi telur pada tahun 2011sebesar 37.360.779 butir atau sekitar 103.780 butirper hari (BPS Kabupaten Limapuluh Kota, 2011).Berdasarkan informasi dari petugas DinasPeternakan Provinsi Sumatera Barat, dari 5 pabrik

yang ada di Sumatera Barat, baru 3 pabrikyang beroperasi maksimal. Disisi lain,

Pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat telahmenetapkan Kabupaten Limapuluh kota,Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang sebagaisentral wilayah pengasil telur unggas di ProvinsiSumatera Barat. Penetapan tersebut akan me-mungkinkan adanya perluasan usaha pembuatan

di wilayah ini.Perluasan usaha perunggasan dan kemasan telur

akan mendorong perekonomian lokal khususnyapengusaha industri kecil dan menengah (IKM),informasi analisis finansial usaha pembuatankemasan telur akan bermanfaat bagi IKM di wilayahprovinsi Sumatera Barat. Tulisan ini menyajikanhasil analisis finansial di 3 (tiga) unit usahapembuatan kemasan telur pada skala usahaberbeda yaitu perusahaan Novi Egg Tray atauNET (skala usaha 150 ball/hari), Mitra MangantiSejahtera atau MMS (skala usaha 120 ball/hari)dan Dian Egg Tray atau DET (skala usaha 500ball/hari). Kajian ini menjawab pertanyaanpenelitian: Berapa skala usaha minimum yangmenguntungkan untuk masing-masing unit usahapembuatan kemasan telur ? dan Bagaimana hasilanalisa finansial di masing-masing unit usahapembuatan kemasan telur ?. Hasil kajiandiharapkan dapat menjadi informasi para pihakyang ingin membangun usaha pembuatan kemasantelur dengan skala kecil, menengah dan besar

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten LimaPuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar ProvinsiSumatera Barat pada tahun 2012. Sumber danaberasal dari DIPA Balai Penelitian Teknologi SeratTanaman Hutan. Sampel dipilih secara purposifberdasarkan kriteria yang ditentukan.

merupakan teknik pengambilan sumberdata dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2008). Penentuan sampel dalam kajian ini tidakdidasarkan pada perhitungan statistik, karena

egg trayegg tray

egg tray

Purposivesampling

.

II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Page 3: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

159

sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkaninformasi semaksimal mungkin, dan bukan untukdigeneralisasikan.

Kajian ini menggunakan jumlah kekayaan bersihsebagai pertimbangan menentukan skala usaha,untuk itu Undang-Undang Republik Indonesia No

20 tahun 2008 tentang usaha kecil, menengah danbesar berdasarkan nilai investasi digunakan sebagaipedoman dalam menyusun kriteria sampelpenelitian. Klasifikasi usaha menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2008,tampak seperti Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Klasifikasi Usaha menurut UU No 20 tahun 2008Table 1. Business Classification according to basic law No. 20 year 2008

KriteriaUsaha(

)Criteria

of business

Klasifikasi Usaha ( )Classification of businessUsaha Kecil ( )Small sized business Usaha Menengah (

)Medium

size businessUsaha Besar ( )Big size business

PelakuUsaha( )Business

usaha ekonomi produktif yangberdiri sendiri, dilakukan olehorang perorangan atau badanusaha yang bukan merupakananak perusahaan atau bukancabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagianbaik langsung maupun tidaklangsung dari usaha menengahatau usaha besar

usaha ekonomi produktif yangberdiri sendiri, yang dilakukanoleh orang perorangan ataubadan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaanatau cabang perusahaan yangdimiliki, dikuasai, atau menjadibagian baik langsung maupuntidak langsung dengan usahakecil atau usaha besar

Usaha ekonomi produktifyang dilakukan oleh badanusaha,yang meliputi usahanasional milik negara atauswasta, usaha patungan,dan usaha asing yangmelakukan kegiatanekonomi di Indonesia.

KekayaanBersih(

)Net

worth

Kekayaan bersih lebih dariRp50.000.000,00 sampai denganpaling banyak Rp500.000.000,00tidak termasuk tanah danbangunan tempat usaha

Kekayaan bersih lebih dariRp500.000.000,00 sampaidengan paling banyakRp10.000.000.000,00 tidaktermasuk tanah dan bangunantempat usaha; atau

Kekayaan bersih lebihbesar dari usahamenengah.

HasilPenjualan( )Proceeds

Hasil penjualan tahunan lebihdari Rp300.000.000,00 sampaidengan paling banyakRp2.500.000.000,00

Hasil penjualan tahunan lebihdari Rp2.500.000.000,00 sampaidengan paling banyakRp50.000.000.000,00

Hasil penjualan tahunanlebih besar dari usahamenengah.

Sumber ( ):UU RI nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ()

Source Law Decree No. 20 of 2008 on Micro,Small and Medium Enterprises

Berdasarkan klasifikasi usaha, maka dipilih 3(tiga) unit sampel penelitian sebagai berikut:

Perusahaan NET dengan kekayaan bersih diluartanah dan bangunan sebesar Rp 500.000.000,-pada skala usaha kecil;Perusahaan MMS dengan kekayaan bersih diluartanah dan bangunan sebesar Rp 1.500.000.000,-pada skala usaha menengah; danPerusahaan DET dengan kekayaan bersih diluartanah dan bangunan sebesar Rp 5.000.000.000,-pada skala usaha besar.Ketiga unit sampel tersebut berada di tiga

wilayah. NET berada di Nagari Koto SimalanggangKecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima PuluhKota. MMS berada di Nagari Jopang Manganti

a.

b.

c.

Kecamatan Mungka Kabupaten Limapuluh Kota,dan DET berada di Kecamatan Lintau BuoKabupaten Tanah Datar.

Metode pengumpulan data dilakukan dengancara wawancara dan observasi (Wijaya, T. 2012),sebagai berikut:

Teknik observasi, yaitu pengumpulan datadengan cara mengadakan pengamatan langsungterhadap proses produksi dan kondisi usaha

.Wawancara kepada pihak managemenperusahaan, karyawan dan pedagang

B. Pengumpulan data

a)

b)

eggtray

egg tray

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 4: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

160

sebagai berikut (Perkins, 1994 Kusumedidan Ani Nawir, 2010) :

Parameter ini melihat nilai manfaat padamasa yang akan datang yang didiskon pada saatini. NPV diperoleh dari mendiskon semua biayadan pendapatan pada suku bunga diskonto,kemudian hasil diskonto pendapatan dikurangihasil diskonto biaya. Suatu usaha dikatakanlayak bila NPV > 0 yang artinya proyek tersebutmemberikan pengembalian yang sama dengantingkat pengembalian yang harus diterima.Rumus yang digunakan adalah :

Dimana:NPV : Net Present ValueBt : Benefit yang diperoleh pada tahun tCt : Biaya yang dikeluarkan pada tahun ti : tingkat suku bungan : umur ekonomis proyek

digunakan untuk melihatperbandingan antara manfaat yang diperolehdengan biaya yang dikeluarkan. BCR didapatdengan membagi jumlah hasil diskontopendapatan dengan jumlah hasil diskonto biaya.Suatu usaha dikatakan layak apabila BCR > 1.Rumus yang digunakan adalah:

Dimana:Bt : Manfaat yang diperoleh pada tahun ke-tCt : Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-tr : Tingkat suku bunga yang berlakut : interval waktun : umur kegiatan

IRR menunjukan tingkat suku bungamaksimum yang dapat dibayar oleh suatu usahaatau dengan kata lain kemampuan memperolehpendapatan dari uang yang diinvestasikan. IRRadalah tingkat suku bunga apabila BCR yangterdiskonto sama dengan nol. Usaha dikatakanlayak apabila IRR lebih besar dari tingkat sukubunga yang berlaku di pasar pada saat tersebut.

dalam

Net Present Value (NPV)

Benefit Cost Ratio (BCR)Benefit Cost Ratio

Internal Rate of Return (IRR)

1.

2.

3.

BCR =

tentang kondisi usaha , pasar , biayaproduksi, omset penjualan dan harga jual.Studi pustaka terhadap laporan, karya ilmiah danhasil penelitian yang ada hubungannya denganobjek penelitian.Data penelitian dikelompokkan menjadi dua

jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primerdiperoleh dari sumber, bersifat mentah dan belumdiolah, sedangkan data sekunder diperoleh darisumber yang diterbitkan dan bersifat siap pakai(Wijaya, T. 2012).

Sumber data primer adalah pihak manajemendan karyawan pabrik . Jenis data primer yangdikumpulkan adalah:

Komponen biaya, meliputi biaya tetap dan tidaktetap,Komponen pendapatan, meliputi kapasitasproduksi, jumlah produksi, dan harga jual,Komponen investasi, meliputi nilai bangunan,lahan, mesin, perlengkapan dan peralatanproduksi.Sumber data sekunder adalah Dinas Peternakan

Kabupaten dan Provinsi, Badan Pusat StatistikKabupaten dan Provinsi serta lembaga ekonomilainnya. Data sekunder yang diperlukan meliputi:

Kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayahpenelitianSuku bunga berlaku pada tahun berjalan.

Data yang telah diperoleh kemudian disusun dandiolah dalam bentuk tabulasi untuk mendapakaninformasi dan gambaran tentang biaya-biaya dalampengusahaan di setiap unit usaha, danselanjutnya dianalisa sesuai indikator.

Skala minimum usaha (Q) dianalisa dengananalisis titik impas dandihitung dengan rumus (Riyanto, 1999;Handoko, 2000) :

BEP ( Q ) =

Dimana:BEP (Q) : BEP atas dasar unit produk yang

dihasilkanFC : (biaya tetap)P : Harga Jual per UnitV : biaya variabel per unit

Kelayakan usaha dianalisa dengan indikatorinvestasi yaitu

dan

egg tray egg tray

egg tray

egg tray

(Break Event Point)

Fixed Cost

Net Present Value (NPV), BenefitCost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR),

c)

a)

b)

c)

a)

b)

a)

b)

C. Analisis Data

FCP – V

NVP =

n

t = 1

Bt – Ct( + i)1 t

t=n

t=0

Bt( + r)1 t

t=n

t=0

Ct( + r)1 t

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 5: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

161

Rumus yang digunakan untuk melihat IRRadalah:

Di mana :IRR : Internal Rate of Returni` : tingkat suku bunga yang menghasilkan

NPV positifi`` : tingkat suku bunga yang menghasilkan

NPV negatifNPV` : NPV positifNPV`` : NPV negativei`` lebih besar dari i`

Beberapa asumsi yang digunakan untuk melaku-kan analisis finansial dalam penelitian ini antara lain:

Harga input dan output produksi stabil selamaumur teknis ekonomis perhitungan arus kas;Proses produksi dilakukan sesuai dengankapasitas terpasang;

+ (i``- i`)IRR = i`

Stabilitas politik, lingkungan dan iklimterkendali dan dalam keadaan normal;Tingkat suku bunga yang digunakan adalah12%;Sumber modal seluruhnya adalah modal sendiri;Umur kelayakan usaha dihitung berdasarkan

mesin produksi utama (10 tahun);Semua harga input dan output yang digunakandalam analisis ini berdasarkan harga yangberlaku selama tahun penelitian, dengan asumsiharga konstan selama umur proyek.

Pembuatan terdiri dari beberapa tahapanseperti tampak pada diagram alir berikut ini.

lifetime

egg tray

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Proses Produksi pada Skala UsahaKecil, Menengah dan Besar

Egg tray

VPVVPV` + VPV``

Gambar 1. Proses pembuatan kemasan telur.Figure 1. Process of making egg tray

Selanjutnya tahap pembersihan bubur kertas/pulp dilakukan dengan memisahkan bubur/pulpdari kotoran. Proses pembersihan pulp dapatdilakukan dengan menggunakan mesin penyaringatau dengan cara manual. Pada produsen skala kecildan menengah, peralatan produksi yang digunakanmasih sederhana. Mereka menggunakan tongkatkayu yang dimasukan kedalam untukmengangkat kotoran-kotoran yang tidak hancurdalam proses . Pada produsen skala besar,proses pembersihan pulp dilakukan denganmenggunakan mesin penyaring pulp.

hydropulper

pulping

Proses pembuatan bubur/pulp diawali denganpenghancuran kertas dan karton bekasyang ditambah air dengan menggunakan(mixer penghancur). Dalam proses ini, bubur kertasbisa diberi zat tambahan guna mendapatkan hasilyang lebih baik, misalnya saja CMC

dan tepung tapioka. Bisa juga tanpamenggunakan zat tambahan, namun produk yangdihasilkan pun berbeda. Produk akhir yang tidakdiberi zat tambahan cenderung agak kurang keras/lembek. Proses pembuatan bubur menggunakanmesin dilakukan di semua skala usaha.

(waste paper)hydropulper

(Carboxy MethylCellulose)

hydropulper

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 6: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

162

Gambar 2. Mesin HydropulperFigure 2. Hydropulper Machin

Gambar 3. Mesin Penyaringan PulpFigure 3. Pulp Filter machine

besar biasanya menggunakan minimal satu mesinpencetak dengan jumlah cetakan lebih banyak dariskala menengah yaitu minimal 32 cetakan.

Proses pengeringan bisa dilakukan denganbeberapa alternatif cara, yaitu dengan bantuantenaga matahari (manual), dengan menggunakanoven listrik atau dengan menggunakan oventungku yang berbahan bakar arang (tempurungkelapa, cangkang sawit, dll), batu bara dan kayu,serta dengan menggunakan oven yang dipasangiban berjalan. Berdasarkan hasil observasi dilapangan, produsen skala usaha kecil masihmengeringkan kemasan telur dengan cara dijemur

Pada proses pencetakan, digunakan mesinkhusus pencetak kemasan telur atau dikenal denganmesin . Banyak sedikitnya produktivitassuatu unit usaha, dipengaruhi oleh jumlah cetakankemasan telur pada mesin ini. Mesin pencetakmemiliki cetakan yang bervariasi jumlahnya mulaidari 4 (empat) sampai 24 cetakan. Berdasarkan hasilobservasi di lapangan diketahui bahwa padaprodusen skala kecil biasanya menggunakan satumesin pencetak dengan jumlah cetakan 4 (empat)buah. Pada produsen skala menengah biasanyamenggunakan satu mesin pencetak dengan jumlahcetakan 8 (delapan) buah. Pada produsen skala

molding

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 7: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

163

secara manual atau mekanik menggunakan mesinpengepres. Berdasarkan hasil observasi dilapangan, produsen skala kecil masih melakukanpengemasan secara manual dengan cara didudukiuntuk memadatkan kemasan, sedangkan produsenskala usaha menengah dan besar sudah menggunakan mesin pengepres untuk mengemas.

-

-

di bawah sinar matahari (secara manual), sedangkanprodusen skala menengah dan besar sudah meng-gunakan oven atau mesin pengering.

Proses terakhir adalah pengepakan. Kemasantelur yang sudah kering selanjutnya di kemasmenjadi beberapa ball. Satu ball berisikan 100lembar kemasan telur. Cara pengemasan dilakukan

Gambar 4. Proses pengemasan menggunakan mesin pengepresegg trayFigure 4. Process of packaging egg tray using press machine

secara lebih rinci meliputi penjelasan tentangmanajemen tenaga kerja, peralataan dan mesin,teknologi pembuatan, modal serta pemasarandi masing-masing unit usaha adalah sebagaiberikut:

B. Manajemen Usaha Pembuatan diTiga Unit Usaha

Egg tray

Masing-masing unit usaha pembuatanmemiliki manajemen usaha sendiri. Penjelasanmengenai manajemen usaha pembuatan

egg tray

egg tray

Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja Pembagian Shift Kerja Jenis Pekerjaan

Novi Egg Tray 16 karyawan tetap5 karyawan borongan

2 shift yaitu:Pukul 08.00-16.00Pukul 16.00-22.00

13 tenaga kerja produksi2 staff kantor1 mekanik5 tenaga kerja bagian pengeringan.

Mitra MangantiSejahtera

17 karyawan tetap 2 shift yaitu:Pukul 08.00-12.00Pukul 13.00-16.00

14 tenaga kerja produksi2 staff kantor1 mekanik

Dian Egg Tray 30 karyawan tetap 3 shift yaitu:Pukul 08.00-15.00Pukul 16.00-23.00Pukul 24.00-08.00

25 tenaga kerja produksi3 staff kantor2 mekanik

Sumber Data primer(source): (primary data)

Tabel 2. Tenaga Kerja di Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera dan Dian Egg TrayTable 2. Labours in Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera and Dian Egg Tray

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

( )Business unit ( )Worksforce ( )Division of labor shift ( )Type of workers

Page 8: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

164

Mesin & Perlengkapan( )Machinary and equipment

Jumlah Unit Per Unit Usaha ( )Availability

PT NET PT MMS PT DET

Mesin ( ):Machinary

Mesin pembuat pulp ( )Hydropulper

Mesin pencetak ( )Molding

Air Compressor

Vacum

Genset 30 Pk

Pompa Air ( )Water pump

Ban Berjalan

Oven Semi Dryer

Oven batu bara ( )Coal-fired oven

Mesin Press ( )press machine

Ketel Uap ( )boiler

Blower

√√√√√√-

-

-

-

-

-

√√√√-√√

-

-

-

√√√√√√

-

-

Perlengkapan ( ):Equipment

Bak pelunak kertas ( )Paper softener tub

Bak Penampungan pulp ( )Pulp container

Bak penampungan air limbah ( )Waste container

Bak penampungan air bersih ( )Water container

Bak pengatur cetakan ( )Regulator tub

Slayan penjemuran

Tatakan pembentuk egg tray (Eg tray mat)

Gerobak pengangkut ( )Cart

Timbangan bahan baku ( )Scale of raw materials

Sekop ( )Shovel

Terpal ( )tarps

Tali raffia ( )Rope

Rak susun ( )Shelves stacking

Rak penjemuran ( )Drying shelves

Rak oven ( )Oven shelves

Tandon air ( )Water tank

-√√√√√

√-

-

-

-

-√√√√-√

-

-

-

√√√√√--√

-

-

-

-

Tabel 3. Mesin dan Peralatan Produksi pada Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera dan DianEgg Tray

.

Egg tray

Table 3 Machinary and equipment manufacturing of Egg tray in Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera and DianEgg Tray

Sumber Data primer(source): (primary data)

Keterangan:v :_ :

MenggunakanTidak Menggunakan

1. Tenaga KerjaProduksi dilakukan dalam dua sampai tiga

shift kerja. Satu shift kerja membutuhkan waktu8 (delapan) jam. Dalam satu shift kerja dibutuhkantenaga kerja sebanyak 5 (lima) sampai 9 (sembilan)orang tergantung kapasitas produksi pabrik. Secaraumum, tenaga kerja produksi berperan sebagaioperator mesin blender, operator mesin molding,operator mesin pengeringan/oven. Tenaga kerjastaff kantor bertugas sebagai pelaksana

egg trayadministrasi perkantoran, dan tenaga kerjamekanik bertugas mengawasi jalannya prosesproduksi secara keseluruhan serta melakukanperawatan mesin produksi.

2) Mesin dan peralatanMesin utama untuk memproduksi kemasan

telur adalah untuk membuat pulp darilimbah kertas karton dan untuk mencetakkemasan telur. Mesin pendukung produksiadalah oven untuk mengeringkan dan mesin press

hydropulpermolding

egg tray

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 9: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

165

untuk pengepakan akhir. Disebut mesin utamakarena ketersediannya akan mempengaruhi prosesproduksi, dan disebut mesin pendukung karenaketersediannya tidak mempengaruhi prosesproduksi. Mesin dan perlengkapan yang digunakandalam proses produksi di masing-masingunit usaha disajikan pada Tabel 3.

3) Teknologi pembuatanPembuatan kemasan telur di Novi Egg Tray

masih menggunakan teknologi sederhana denganpengeringan menggunakan tenaga matahari (dijemur).Bahan baku yang digunakan adalah campuran airdengan kertas karton bekas. Kebutuhan kertaskarton dalam satu hari satu malam produksi kuranglebih dua ton untuk menghasilkan 15.000 lembaratau 150 ball kemasan telur. Siklus proses produksidapat dilihat pada Gambar 5.

Selama pengamatan terhadap proses produksidi NET, ditemukan beberapa hal yang menjadikendala dalam proses produksi:

Tidak efektifnya penggunaan alat produksiseperti misalnya terdapat 2 (dua) buahyang tidak terpakai, 1 (satu) buah mesin cetakyang tidak terpakai dan 1 (satu) buah oven yangtidak dimanfaatkan lagi. Apabila alat produksi inidigunakan maka dapat menambah jumlahproduksi kemasan telur yang digunakan.

egg tray

hydropulpera.

b.

c.

d.

Tidak efektifnya penggunaan alat penjemuranseperti slayan dan tenda tempat penjemuran.Slayan dibuat secara tradisional menggunakankayu kelapa dan kawat jaring sehingga mudahpatah dan sobek, sedangkan tenda penjemuranterbuat dari bambu dan terpal sehingga mudahpatah dan sobek.Keterbatasan tatakan penjemursehingga tidak semua dijemur di atastatakan. Hal ini membuat bentuk kurangbagus.Tidak terpeliharanya lingkungan secara baiksehingga limbah pembuburan menjadimenumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap,rumput di halaman penjemuran juga tidakdipangkas sehingga mengganggu prosespenjemuran.Kendala operasional tersebut akibat manaje-

men pengelolaan usaha yang masih baru danmenggunakan teknologi yang sederhana untukmenekan biaya produksi di awal usaha. Pembuatankemasan telur secara sederhana ini membuatproduk akhir menjadi tidak begitu bagus, yaitubentuknya yang kurang kuat dan warna yangkurang cerah. Hal ini juga yang membuat harga jualproduk menjadi cukup rendah di pasar yaitusebesar Rp 38.000,- /ball.

egg trayegg tray

egg tray

Gambar 5. Diagram alir pembuatan di NETegg trayFigure 5. Egg tray manufacturing flow diagram in NET

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 10: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

166

-

dryeregg tray

egg tray

egg tray

eggtray

Pembuatan kemasan telur di MMS dilakukandengan teknologi semi modern. Proses pengeringan dilakukan dengan dua cara yaitu dijemur dibawahmatahari dan dikeringkan dengan mesin oven semi

dengan tenaga listrik. Mesin dan perlengkapanyang digunakan dalam proses pembuatanseperti yang ditunjukan pada Tabel 3.

Bahan baku utama yang digunakan adalah kertaskarton bekas sebanyak satu ton untuk sekaliproduksi per hari. Selain bahan baku utama, MMSjuga menggunakan bahan baku campuran berupazat pengental dan pemutih agar warna yangdihasilkan menjadi lebih cerah sesuai dengankeinginan konsumen. Bahan baku sebanyak satuton karton dapat menghasilkan sebanyak12.000 lembar atau 120 ball kemasan telur. Kualitasyang dihasilkan dapat dilihat dengan mengukurberat basah dan berat kering yang dihasilkan.Standar produk di PT MMS adalah berat basahsebesar 300 gram dan berat kering sebesar 100gram.

Siklus proses produksi MMS dapat dilihat padaGambar 6.

Kendala yang dihadapi MMS dalam prosesproduksi antara lain:1. Kurang terampilnya pegawai saat proses

penjemuran sehingga menyebabkan bentukmenjadi rusak.

2. Masih terbatasnya lahan untuk menjemur danjuga alas atau tatakan yang menyebabkanproses pencetakan hanya bisa dilakukan selama2 (dua) kali dalam satu hari produksi, sehinggaperlu adanya penambahan lahan penjemurandan alas/tatakan agar kapasitas produksi bisameningkat.Pembuatan kemasan telur di Dian Egg Tray

sudah dilakukan secara modern dengan meng-gunakan mesin dan perlengkapan untuk skalabesar. Mesin dan perlengkapan produksi padaDET adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.

Bahan baku utama yang digunakan adalahkertas bekas dan juga karton bekas. Untukproduksi selama satu hari satu malam, DETmembutuhkan bahan baku sebanyak 3 (tiga) tonkertas dan karton bekas. Perbandingan antara airdan limbah karton dan buku adalah 3 (tiga) : 1(satu)dimana campuran bubur terdiri dari 6 (enam) mair dan 2 (dua) m bubur kertas, sedangkanperbandingan limbah karton dan limbah kertasadalah 1(satu) : 3 (tiga) dimana 250 kg kertasditambah 750 kg karton sehingga total limbahyang dibutuhkan adalah 1000 kg. Proses pe-ngeringan menggunakan oven dengan bahanbakar batu bara berkualitas rendah dengan tingkatpenguapan rendah. Kebutuhan batu bara dalam1 (satu) hari 1 (satu) malam produksi sebanyak

egg tray

3

3

Gambar 6. Diagram alir pembuatan di MMSegg trayFigure 6. Egg tray manufacturing flow diagram in MMS

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 11: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

167

Gambar 7. Diagram alir pembuatan di DETegg trayFigure 7. Egg tray manufacturing flow diagram in DET

3 (tiga) ton. Harga jual produk per ball adalah Rp37.000,- sampai Rp 40.000,-. Harga tersebut telahdisesuaikan dengan biaya produksi yangdikeluarkan. Proses produksi di DET tampak padaGambar 7.

Kapasitas produksi potensial DET adalah 500ball/hari atau 50.000 lembar /hari, namunkapasitas aktual yang dihasilkan masihsebanyak 375 ball atau 37.500 lembar /hari.Hal ini disebabkan beberapa kendala dalam prosesproduksinya, antara lain:

egg trayegg tray

egg tray

1. Kurang terkontrolnya kebersihan cetakan padamesin pencetak sehingga banyak kotoran sisapulp yang menempel, hal ini menyebabkanbentuk yang dihasilkan kurang bagus.

2. Belum adanya pengukuran produk basah padaawal cetakan sehingga ketebalan produk akhirtidak merata. Ada yang terlalu tipis dan ada yangterlalu tebal. Hal ini menyebabkan tingkatkering produk akhir menjadi tidak merata,sehingga proses pengeringan harus dilakukandua kali bagi produk yang belum kering.

egg tray

4) ModalModal diperlukan untuk menjalankan suatu

usaha. Modal yang diperlukan untuk menjalankanusaha ini terdiri dari dua jenis, yaitu modalinvestasi dan modal kerja. Modal investasidigunakan untuk jangka panjang sedangkan modalkerja digunakan untuk membiayai operasionalproduksi. Modal Usaha pada Novi Egg Tray, MitraManganti Sejahtera dan Dian Egg Tray disajikanpada Tabel 4.

Dari tabel 4 tersebut, diketahui bahwa pada unitusaha Novi Egg Tray, prosentase penggunaanmodal terbesar adalah untuk pembelian bahan bakudan bahan bakar, selanjutnya untuk pembelian daninstalasi mesin dan peralatan produksi, serta untuk

pembayaran gaji karyawan. Kondisi demikiandisebabkan karena Novi Egg tray masihmenggunakan teknologi sederhana dalam mem-produksi .

Pada unit usaha Mitra Manganti Sejahtera,prosentase penggunaan modal terbesar adalahuntuk pembelian dan instalasi mesin dan peralatanproduksi, selanjutnya untuk pembelian bahan bakudan bahan bakar produksi serta untuk pembayarangaji pegawai. Kondisi demikian disebabkan karenaMitra Manganti Sejahtera menggunakan teknologisemi modern dalam proses produksinya, namunsayangnya kapasitas produksi masih rendahdikarenakan keterbatasan lahan untuk prosespengeringan.

egg tray

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 12: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

168

Pada unit usaha Dian Egg Tray, prosentase peng-gunaan modal terbesar adalah untuk pembelian daninstalansi mesin dan peralatan produksi, pembelianbahan baku dan bahan bakar produksi serta untukpembayaran listrik bulanan. Hal ini disebabkankarena Dian Egg Tray menggunakan teknologimodern skala industri yang proses produksinyaberlangsung secara non stop.

5 PemasaranNovi Egg Tray berdiri sejak awal tahun 2011

namun mulai produksi sejak Maret 2012. Unit usahaseluas 700 m ini berlokasi di Nagari Koto Simalang-gang Kecamatan Payakumbuh. Harga jualper ball adalah Rp 38.000,-. Harga tersebut telahdisesuaikan dengan biaya produksi . Wilayah

)

2

egg tray

egg tray

pemasaran produk yang dihasilkan antara lain kekecamatan-kecamatan terdekat seperti Mudik,Mungka, dan Taeh. Sampai saat ini penjualan masihdilakukan di sekitar wilayah Kabupaten Lima PuluhKota karena armada distribusi masih terbatas.

Mitra Manganti Sejahtera berdiri pada akhirtahun 2011 dan baru berproduksi selama 7 (tujuh)bulan di Jorong Manganti Nagari Jopang MangantiKecamatan Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota.1 (satu) ball dijual dengan harga Rp 40.000,-.Harga ini disesuaikan dengan biaya produksi yangdikeluarkan. Harga jual MMS lebih tinggi biladibandingkan dengan harga jual NET, walaupunlokasi keduanya masih berada dalam satu wilayahKabupaten. Hal ini disebabkan karena kualitasproduk MMS lebih bagus dibandingkan kualitas

egg tray

Jenis Modal( )Types of capital

Unit Usaha ( )Business unit

NET % MMS % DET %

a. Modal Investasi ( )Investment capital

Peralatan pabrik ( )Factory equipment

Bangunan pabrik dan kantor ()

Buildingat factory and officeKendaraan ( )Transfortation

Peralatan kantor ( )Office equipment

Sewa lahan ( )land rent

Sumur bor ( )Well

Instalansi Listrik ( )Electrical installation

619.570.000100.000.000

135.000.00010.000.00020.000.0004.000.000

0

325,2

70,5

10,2

0

2.300.650.000100.000.000

70.000.00010.000.000

04.000.000

250.000.000

572,5

1,70,2

06,20,1

8.403.390.000225.000.000

70.000.00010.000.000

00

250.000.000

711,9

0,60,1

00

2,1

Total modal investasi ()

Totally of investmentcapital

888.570.000 46 2.734.650.000 67 8.958.390.000 76

b. Modal Kerja ( )Work Capital

Bahan baku dan bahan bakar ()

Fueland raw materialPembayaran listrik bulanan (

)Monthly

electricity payment

Pembelian tali rafia ( )Purchase of rope

Pemeliharaan mesin ( )Machine Maintenance

Pemeliharaan kendararaan ()

TransfortationmaintenancePemeliharaan lingkungan (

)Environment

maintenance

BBM Kendaraan ( )Fuel of transformation

ATK Kantor ( )Office stationary

Gaji pegawai ( )Employee salaries

Sewa kendaraan ( )Transport rent

Upah bongkar ( )Dissasemble sallary

697.320.000

42.000.0003.810.000

9.120.000800.000

1.000.000

4.320.000

12.000.000272.340.000

00

36

2,20,2

0,50,00,1

0,2

0,61400

550.386.000

420.000.0002.286.000

24.000.000800.000

0

4.320.000

12.000.000282.600.000

00

14

100,1

0,60

0,1

0,3

0,5700

1.998.000.000

456.000.00011.430.000

31.200.000800.000

0

4.320.000

12.000.000309.600.000

9.000.00016.200.000

17

3,90,1

0,30,01

0

0,04

0,12,60,10,1

Total Modal ( )Capital totally 1.042.710.000 54 1.316.842.000 33 2.848.550.000 24

Total Modal Usaha ( )Work capital totaly 1.931.280.000 100 4.051.492.000 100 11.806.940.000 100

Tabel 4. Modal Usaha Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera, dan Dian Egg TrayTable 4. Bussiness capital of Novi Egg Tray, Mitra Manganti Sejahtera and Dian Egg Tray

Sumber Data primer(source): (primary data)

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 13: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

169

produk NET. Kemasan telur yang dihasilkan MMSmemiliki bentuk yang kokoh, tidak lembek dantidak mudah sobek, serta warna yang terang.Konsumen MMS terdapat di kecamatan Mungka,sekitar wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota sampaike Bukit Tinggi. Khusus untuk penjualanke Bukit Tinggi, produk dijemput langsung olehKonsumen.

DET berlokasi di Kecamatan Lintau BuoKabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Pabrikseluas 936 m berdiri di tahun 2010 akhir dan baruberproduksi sekitar 7 (tujuh) bulan terakhir.Produk yang dihasilkan kemudian di pasarkan kewilayah Kecamatan Lintau Kabupaten Tanah datardan sekitarnya sampai ke Kota dan KecamatanPayakumbuh.

Skala minimum usaha menunjukkan posisijumlah produksi minimal yang dihasilkan dengansejumlah biaya yang dikeluarkan sedemikian rupasehingga usaha berada pada posisi impas, yaitu tidakmemperoleh laba maupun tidak menderitakerugian. Skala produksi minimum usaha dapatdiketahui dengan analisis (BEP).

Analisis BEP menunjukkan sejauh manapenjualan yang didapat mampu menutupi seluruhbiaya yang dikeluarkan. Nilai BEP dalam penelitianini ditampilkan dalam satuan ball. BEP dalamsatuan ball merupakan volume produksi minimalyang harus dicapai agar mencapai titik impas.

Pada unit usaha NET, diketahui nilai biaya tetap(FC) sebesar Rp 1.244.199.000,-. Nilai biaya tidaktetap (VC) sebesar Rp 10.996.810.000,-. Kapasitasproduksi selama 10 (sepuluh) tahun adalah 540.000ball. Kapasitas produksi selama satu tahun adalah54.000 ball. Nilai biaya variabel per unit sebesarRp 20.364,-. Harga jual sebesar Rp 38.000,-/ball.Perhitungan BEP (Q )sebagai berikut:

BEP (Q) = 70.550 ball/10 tahun

Dari hasil tersebut, untuk mencapai keuntungan,NET harus memproduksi kemasan telur minimalsebanyak 70.550 ball/10 (sepuluh) tahun, atausekitar 7.055 ball/tahun. Penjualan saat ini sejumlah54.000 ball/tahun berada di atas nilai BEP, sehinggausaha ini menguntungkan.

Pada MMS, diketahui nilai biaya tetap (FC)sebesar Rp 5.983.527.000,-. Nilai biaya tidak tetap

2

C. Skala Usaha Minimum dan KelayakanFinansial Usaha Egg tray

break even point

(VC) sebesar Rp 9.865.262.000,-. Kapasitasproduksi selama 10 (sepuluh) tahun adalah 432.000ball. Kapasitas produksi selama satu tahun adalah43.200 ball. Nilai biaya variabel per unit sebesarRp 22.836,-. Harga jual sebesar Rp 40.000,- /ball.Perhitungan BEP (Q )sebagai berikut:

BEP (Q) = 348.614 ball/10 tahun

Dari hasil tersebut, untuk mencapaikeuntungan, MMS harus memproduksi kemasantelur minimal sebanyak 348 ball/10 tahun atausekitar 34.816 ball/tahun. Penjualan saat inisejumlah 43.200 ball/tahun berada di atas nilaiBEP, sehingga usaha ini menguntungkan.

Pada unit usaha DET, diketahui nilai biaya tetap(FC) sebesar Rp 9.531.063.700,-. Nilai biaya tidaktetap (VC) sebesar Rp 26.404.450.000,-. Kapasitasproduksi selama 10 (sepuluh) tahun adalah1.260.000 ball. Kapasitas produksi selama satutahun adalah 126.000 ball. Nilai biaya variabel perunit sebesar Rp 20.955,- Harga jual sebesar Rp38.000 /ball. Perhitungan BEP (Q )sebagai berikut:

BEP (Q) = 559.200 ball/10 tahun

Dari hasil tersebut, untuk mencapai ke-untungan, DET harus kemasan telur minimalsebanyak 559.200 ball/10 tahun atau sekitar 55.920ball/tahun. Penjualan saat ini sejumlah 126.000ball/tahun berada di atas nilai BEP, sehingga usahaini menguntungkan.

Berdasarkan analisa BEP pada masing-masingskala usaha menunjukkan bahwa masing-masingskala usaha telah berhasil memproduksi danmenjual kemasan telur melebihi nilai BEP sehinggasecara garis besar usaha pada unit usahaNET, unit usaha MMS dan unit usaha DET dapatdikatakan menguntungkan.

Analisis finansial dilakukan untuk mengetahuiseberapa besar manfaat yang diperoleh, biaya yangdikeluarkan, berapa keuntungan dan pada tingkatsuku bunga berapa investasi tersebut memberikanmanfaat. Hal tersebut dapat diperoleh melaluiukuran-ukuran kriteria investasi seperti

dansebagai berikut:

(NPV) adalah nilai saat ini yangmencerminkan nilai keuntungan yang diperolehselama jangka waktu pengusahaan denganmemperhitungkan nilai waktu dari uang atau

egg tray

Net PresentValue (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), InternalRate Returns (IRR)

Net Present Value (NPV)Net Present Value

time

1.

1.244.199.00038.000 - 20.364

5.983.527.00040.000 - 22.836

9.531.063.70038.000 - 20.955

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 14: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

170

value of money

semi dryer

egg tray

molding

. Untuk mengetahui nilai uang di masadatang pada saat ini, maka baik biaya maupunpendapatan usaha harus dikalikan dengan faktordiskonto yang besarnya tergantung pada tingkatsuku bunga bank yang berlaku di pasaran saat ini,yaitu 12%.

Usaha kemasan telur akan dikatakan meng-untungkan apabila memiliki nilai NPV yang positif.Besaran NPV yang negatif menunjukkan kerugiandari usaha yang dilakukan sehingga tidak layakdiusahakan. Makin besar nilai NPV maka makinbaik ukuran kelayakan usahanya.

Hasil perhitungan analisis finansial terhadapnilai NPV dengan tingkat suku bunga 12% danmasa analisis selama 10 tahun diperoleh nilai NPVpada unit usaha NET sebesar Rp 14.699.453.000,nilai NPV pada unit usaha MMS sebesar Rp847.927.295,- dan nilai NPV pada unit usaha DETsebesar Rp 6.531.205.002,-. Angka ini menunjukkannilai sekarang dari penerimaan bersih yang akanditerima selama 10 tahun mendatang.

Nilai NPV terbesar dimiliki oleh unit usaha NETyaitu Rp 14.699.453.000,- dan nilai NPV terkecildimiliki oleh unit usaha MMS yaitu Rp847.927.295. Nilai NPV negatif disebabkan karenabiaya yang dikeluarkan lebih besar dari keuntunganyang diperoleh. Pada unit usaha MMS, biayaproduksi lebih besar dari keuntungan yangdiperoleh. Biaya produksi terbesar adalah untukpembelian bahan baku limbah kertas danpembayaran listrik bulanan, mengingat prosespengeringan di MMS menggunakan dua cara yaitudengan dijemur di bawah sinar matahari dan denganmenggunakan oven bertenaga listrik.Sedangkan kapasitas produksi MMS lebih kecildibandingkan dua unit usaha lainnya, karena lahanuntuk menjemur dan kapasitas oven yangterbatas.

Nilai NPV pada unit usaha NET dan DETbernilai positif karena kedua unit usaha ini mampumenutupi biaya produksi dengan hasil penjualan.Unit usaha NET memiliki lahan untuk menjemurkemasan telur yang mampu menampung kuranglebih 150 ball kemasan telur basah per harinya.Walau proses produksi dilakukan secara sederhanayaitu hanya dengan menggunakan satu mesin

(pencetak) dengan empat cetakan saja,namun NET memiliki tenaga kerja sebanyak 28orang dan lahan untuk menjemur yang cukup luas.Tenaga kerja ini yang secara bergantian menjemurkemasan telur basah. Manajemen produksi padat

karya seperti ini menjadikan NET mampumenghasilkan kemasan telur sebanyak 150 ball/hari.

atau rasio keuntungan biayaadalah perbandingan antara pendapatan danpengeluaran selama jangka waktu pengusahaandengan memperhatikan nilai uang. Hasilperhitungan analisis finansial yang dilakukan padatingkat suku bunga 12% diperoleh nilai BCR padaunit usaha NET, MMS dan DET adalah 2,68; 0,93dan 1,21. Nilai BCR tersebut menunjukkan per-bandingan antara manfaat dan biaya yang telahdidiskonto. Nilai BCR pada unit usaha NET danunit usaha DET bernilai positif artinya manfaatyang diperoleh selama umur usaha sebesar nilaiBCR lebih besar dari biaya yang telah dikeluarkansehingga usaha ini dapat dikatakan menguntungkan. Nilai BCR pada unit usaha MMSbernilai negatif artinya manfaat yang diperolehselama umur usaha sebesar nilai BCR lebih kecildari biaya yang dikeluarkan sehingga usaha inidapat dikatakan belum menguntungkan. Hal inidapat disebabkan karena pendapatan yangdiperoleh belum menutupi biaya yang dikeluarkan.Pendapatan yang minim disebabkan karena:

Kapasitas produksi yang masih minim yaitusebesar 120 ball/hari;Lahan yang digunakan untuk menjemur kurangluas sehingga hanya mampu menampungkemasan telur dalam jumlah terbatas.

IRR merupakan suku bunga diskonto yangmenyebabkan jumlah hasil diskonto pendapatansama dengan jumlah hasil diskonto biaya, atau sukubunga yang membuat NPV sebesar nol. Hasilperhitungan analisis finansial pada suku bunga12% mendapatkan nilai IRR usaha kemasan telurpada unit usaha NET sebesar 24%, nilai IRR padaunit usaha MMS sebesar 18%, dan nilai IRR padaDET sebesar 33%.

Nilai IRR yang diperoleh melebihi suku bungayang dipakai yaitu 12%. Hal ini berarti kemampuanusaha untuk mengembalikan modal yang dipakailebih besar dari suku bunga yang harus dibayar.Sampai pada suku bunga 24% untuk NET, 18%untuk MMS dan 32% untuk DET, usaha kemasantelur masih dapat diusahakan atau dengan kata laintingkat pengembalian modal sampai pada sukubunga tersebut.

2.

1.

2.

3.

Benefit Cost Ratio (BCR)Benefit Cost Ratio

-

Internal Rate Returns (IRR)

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172

Page 15: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

171

D. Upaya Pengembangan Usaha KemasanTelur ke Depan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Usaha pembuatan kemasan telur pertumbuhan-nya seiring dengan pertumbuhan usaha peternakanunggas petelur. Kedepannya, usaha pembuatankemasan telur diprediksi semakin menjamurmengingat meningkatnya permintaan pasar.Dewasa ini, Pasar kemasan telur tidak hanya darisekitar kawasan Kabupaten Lima Puluh Kota danTanah Datar saja melainkan sampai ke kawasanBukit Tinggi hingga Provinsi Riau. Untuk itu unitusaha perlu menyiapkan strategi pemasaran denganmemilih segmen konsumen terbaik yang dapatmenghasilkan keuntungan sebesarnya. Segmentasipasar dilakukan guna memutuskan target pasarterbaik.

Setelah target pasar ditentukan, unit usaha dapatmenyiapkan seperangkat taktik pemasaran yangdapat dikontrol. Taktik pemasaran tersebut meliputiprogram penciptaan produk, program penetapanharga, program distribusi dan program promosi.

Program penciptaan produk berkaitan denganbarang yang ditawarkan unit usaha ke target pasaruntuk memenuhi kebutuhan konsumen. Programpenciptaan produk meliputi pemilihan desain,merk, dan pengembangan produk baru. Programpenetapan harga berkaitan dengan sejumlah uangyang harus dikeluarkan konsumen untukmendapatkan produk. Program distribusi berkaitandengan aktivitas unit usaha dalam membuat produktersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempatmeliputi transportasi, pengaturan persediaan,pergudangan, dan cara pemesanan bagi konsumen.Program terakhir adalah promosi. Promosimerupakan aktivitas untuk mengkomunikasikanproduk dan mempengaruhi target konsumen untukmembeli. Kegiatan promosi dapat dilakukanmelalui iklan, pemasaran langsung, promosipenjualan, dan pemasaran melalui internet.

1. Proses Produksi kemasan telur dimulai daritahap pembuatan pulp, tahap pembersihan pulp,tahap pencetakan, tahap pengeringan, danterakhir tahap pengepakan. Rata-rata unit usaha

memiliki lebih dari 10 karyawan yang

A.

egg tray

terbagi dalam 2-3 shift kerja. Setiap unit usahamemiliki mesin utama dan mesin pendukungproduksi. Mesin utama produksi adalah

dan , sedangkan mesinpendukung produksi adalah oven dan mesinpress. Teknologi pembuatan dapatdilakukan secara sederhana, semi modern, danmodern.

2. Skala usaha minimum di Unit Usaha NET,MMS dan DET secara berurutan sebanyak7.055 ball/tahun, 34.816 ball/tahun, dan 55.920ball/tahun. Hasil analisis finansial menunjukanbahwa dalam kurun waktu 10 tahun, unit usahaNET menghasi lkan NPV senilai Rp14.699.453.000,-, BCR senilai 2,68 dan IRRsebesar 24%. Artinya unit usaha Novi Egg traylayak secara finansial. Pada unit usaha MMSdihasilkan NPV= - Rp 847.927.295,-, BCRsenilai 0,93 dan IRR senilai 18 %. Nilai NPVyang negatif dan nilai BCR yang kurang dari 1menunjukan bahwa MMS belum layak secarafinansial. Hasil analisis finansial pada DETmenunjukkan bahwa DET layak secara finansialdengan nilai NPV= Rp 6.531.205.002,-, BCR =1,21 dan IRR sebesar 33 %.

Usaha pembuatan merupakan bagiandari industri peternakan yang memanfaatkanlimbah kertas industri menjadi produk yangbernilai ekonomis. Mengingat masih terbukanyapeluang usaha , dan untuk menjaga stabilitasproduksi di masa depan hendaknya perludiperhatikan kontinuitas ketersediaan bahan bakupembuatan, perbaikan serta peningkatanmanagemen produksi di setiap skala usaha, sertastrategi pemasaran yang dipilih.

Anonim. 2012. Peluang bisnis baki telur.. Diakses pada 24

april 2012.

BPS Kabupaten Lima Puluh Kota. 2011Kabupaten Lima Puluh Kota dalam angka2011. BPS Kabupaten Lima Puluh Kota.

Handoko.2000. Dasar-dasar manajemen produksidan operasi.Yogyakarta : BPFE.

hydropulper molding

egg tray

egg tray

egg trayegg tray

.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kontan.co.id

Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Kemasan Telur dari Kertas Limbah di Sumatera Barat Pebriyanti Kurniasih( )

Page 16: KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PRODUK KEMASAN TELUR

172

Haroen, K. W.2011. Pengetahuan Bahan baku Pulp.Disampaikan pada workshop Road MapPenelitian BPTSTH. Padang 14 November2011.

Iyus. 2008 Studi pemanfaatan limbah kertas kartonmenjadi kertas pengemas telur. Tesis.Universitas Gajah Mada. Yogyakarta (Tidakdipublikasikan).

Kusumedi, P. dan Nawir,A. 2010. Analisis FinansialPengelolaan Hutan Rakyat Kemitraan diKabupaten Bulukumba, Propinsi SulawesiSelatan dalam Jurnal Penelitian SosialEkonomi Kehutanan. 7 (1): hal 225. Bogor:Pusat Penelitian Sosial Ekonomi danKebijakan Kehutanan.

Kementerian Koperasi dan UKM. 2010. Renstra(Rencana Strategis) Kementrian Koperasidan UKM Tahun 2010 – 2014, Jakarta:Kementerian Koperasi dan UKM.

.

Media Data Riset. 2010. Studi tentang pprogrespasar industri pulp dan kertas Indonesia.Jakarta Timur: PT. Media Data Riset.

Riyanto.1999. Dasar-dasar pembelanjaanperusahaan. Yogyakarta : BPFE

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung: CV. Alfabeta.

Tim Liputan bisnis UKM.2010. Kreatif danmenguntungkan, kerajinan kertas daur ulang.Bisnis UKM.

diakses pada 27 April 2012.

Undang-Undang Republik Indonesiaa nomor 20tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil danMenengah.

Wijaya,T. 2012. Metodologi penelitian ekonomidan bisnis; teori dan praktik. Ed.1.Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://bisnisukm.com/kreatif-dan-inovatif-dengan-produk-kertas-daur-ulang.html

JURNAL Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 10 No. 3 September 2013, Hal. 157 - 172