kelayakan pembiayaan murabahah dalam pemilikan rumah pada...

140
KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM PEMILIKAN RUMAH PADA BANK BJB SYARIAH KCP CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ) Oleh ISTIQOMAH AD DIEN NIM 11150530000061 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN AJARAN 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM

PEMILIKAN RUMAH PADA BANK BJB SYARIAH KCP

CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )

Oleh

ISTIQOMAH AD DIEN

NIM 11150530000061

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN AJARAN 1441 H / 2019 M

i

ABSTRAK

Istiqomah Ad Dien, 11150530000061, Kelayakan Pembiayaan

Murabahah dalam Pemilikan Rumah pada Bank BJB Syariah

KCP Ciputat, Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan

Syariah, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019

Pembiayaan murabahah merupakan akad jual beli atau barang

tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang yang akan

diperjualbelikan, termasuk harga pembelian barang kepada pembeli,

kemudian ia mensyaratkan atas keuntungan dalam jumlah tertentu.

Namun dengan perkembangan bank syariah yang pesat sekarang ini

berdampak pada persoalan baru, salah satunya nasabah seringkali

tidak tepat waktu dalam pengembalian pembiayaan sehingga muncul

pembiayaan bermasalah. Agar meminimalisir nasabah-nasabah yang

memungkinkan terjadi pembiayaan bermasalah, maka perlu

menekankan analisis kelayakan nasabah pada saat pengajuan

pembiayaan, yaitu menggunakan analisis 5C.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur

pemberian dan analisis kelayakan pembiayaan pemilikan rumah pada

Bank BJB Syariah KCP Ciputat terhadap calon nasabah. Penelitian ini

merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif,

sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi di Bank BJB Syariah KCP Ciputat. Kemudian data

yang diperoleh diolah dengan metode analisis deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa prosedur

pemberian pembiayaan pemilikan rumah pada Bank BJB Syariah KCP

Ciputat pada dasarnya terbilang tidak begitu rumit, nasabah hanya

perlu memahami dan memenuhi apa yang telah ditetapkan oleh pihak

bank. Bank BJB Syariah KCP Ciputat juga telah menganalisis

kelayakan data-data nasabah sesuai peraturan yang sudah ditetapkan

dengan prinsip 5C, yaitu Character, Capacity, Capital, Condition of

economy dan Collateral, guna meminimalisir pembiayaan bermasalah.

Kata Kunci: Kelayakan Pembiayaan, Pembiayaan Murabahah,

Pembiayaan Pemilikan Rumah

Pembimbing: Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, M.A.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, dengan

izin-Nya Skripsi yang berjudul “KELAYAKAN PEMBIAYAAN

MURABAHAH DALAM PEMILIKAN RUMAH PADA BANK

BJB SYARIAH KCP CIPUTAT” dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga-Nya, Sahabat-Nya, dan Umat-

Nya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA. Selaku

Rektor UIN Syarif Hidatullah Jakarta

2. Suprapto M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Shihabuddin Nor, selaku

Wakil Dekan II, Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua Program Studi

Manajemen Dakwah dan Bapak Amiruddin, M.Si selaku

Sekretaris Program Studi Manajemen Dakwah.

4. Prof. Dr. Murodi, M.A, Dosen Penasehat Akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan peneliti selama

menjadi mahasiswi.

iii

5. Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA. Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah membimbing penulis dari awal hingga

akhir penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmunya, serta karyawan/karyawati UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.

7. Perpustakaan Umum dan perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Terimakasih karena telah membantu saya dalam

memberikan referensi buku, jurnal, maupun skripsi.

8. Bank BJB Syariah KCP Ciputat, baik kepada pemimpin

maupun seluruh staff, terutama Bapak Arief Pradono selaku

Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai

sebagai bahan dan kepentingan penelitian.

9. Kedua orangtua yang sangat penulis cintai Bapak H.

Zainudin dan Ibu Ade Yuli Mintarti, yang tidak berhenti

mendoakan, menemani, memberikan dukungan, semangat

dan motivasi. Sehingga penulis ada ditahap penyelesaian ini.

Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkahi.

10. Kakak-kakak dan adik-adik penulis yang selalu mendukung

dan mendokan penulis.

11. Teman-teman seperjuangan Prodi Manajemen Dakwah

angkatan 2015, khususnya konsentrasi Manajemen

Lembaga Keuangan Syariah (MLKS) yang berjuang

bersama dalam susah maupun senang.

iv

12. Sahabat-sahabat terdekat Nia Darmawati, Diinii Islamiyati,

Zulfa Aenun Nisa, Ani Marissa, Aimia KDK, Isnawati,

Delia Paramitha, Huzzatul Fikriyah yang senantiasa

mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

13. Seluruh pihak yang telah memberi dukungan, doa, bantuan

baik itu moril ataupun materil sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini banyak

sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik penulisan.

Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun guna

menyempurnakan skripsi ini.

Demikian skripsi ini peneliti persembahkan, semoga dapat

memberikan manfaat kepada peneliti khususnya dan semua

pembaca pada umumnya.

Ciputat, 21 Oktober 2019

Istiqomah Ad Dien

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 11

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PEMBIAYAAN,

MURABAHAH, DAN KPR SYARIAH

A. Pembiayaan .......................................................................... 16

1. Pengertian Pembiayaan ................................................... 16

2. Pengertian Analisis Kelayakan Pembiayaan ................... 18

3. Tujuan Pembiayaan ......................................................... 20

4. Jenis-Jenis Pembiayaan ................................................... 22

5. Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan ......................... 24

B. Murabahah ........................................................................... 31

1. Pengertian Murabahah .................................................... 31

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah ..................... 35

3. Jenis-jenis Murabahah ..................................................... 36

4. Rukun dan Syarat Murabahah ......................................... 38

5. Manfaat dan Risiko Murabahah ...................................... 39

vi

6. Analisis Kelayakan Pebiayaan Murabahah ..................... 40

C. Kredit Pemilikan Rumah Syariah ........................................ 41

1. Pengertian KPR Syariah .................................................. 41

2. Fungsi KPR Syariah ........................................................ 44

3. Manfaat KPR Syariah ..................................................... 44

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BJB SYARIAH KCP CIPUTAT

A. Sejarah Bank BJB Syariah KCP Ciputat ............................. 46

B. Profil Bank BJB Syariah KCP Ciputat ................................ 50

C. Visi Misi Bank BJB Syariah KCP Ciputat .......................... 50

D. Struktur Organisasi Bank Syariah BJB Syariah KCP Ciputat

.............................................................................................. 52

E. Kegiatan Utama Perusahaan ................................................ 56

F. Produk-produk Bank BJB Syariah KCP Ciputat ................. 57

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Pembiayaan Pemilikan Rumah ............................................ 63

1. Pengertian Pembiayaan Pemilikan Rumah ..................... 63

2. Jenis-jenis Produk PPR ................................................... 63

3. Target Market .................................................................. 63

4. Risk Acceptance Criteria (RAC ...................................... 64

5. Tujuan Penggunaan Pembiayaan Pemilikan Rumah ....... 66

B. Dokumen dan Denda............................................................ 71

1. Dokumen Administrasi Pembiayaan ............................... 71

2. Dokumen Jaminan ........................................................... 74

3. Denda Tunggakan ........................................................... 75

BAB V ANALISIS DATA

A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Pemilikan Rumah di Bank

BJB Syariah KCP Ciputat .................................................... 77

vii

B. Analisis Kelayakan Pembiayaan Pemilikan Rumah pada Bank

BJB Syariah KCP Ciputat Terhadap Calon Nasabah .......... 86

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 98

B. Saran .................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Profil Bank BJB Syariah KCP Ciputat ......................................... 50

Tabel 4.1: Risk Acceptance Criteria (RAC .................................................... 64

Tabel 4.2: Tujuan Penggunaan Pembiayaan Pemilikan Rumah .................... 66

Tabel 4.3: Dokumen Administrasi Pembiayaan ............................................ 71

Tabel 4.4: Besaran Denda Pembayaran Angsuran Pembiayaan .................... 76

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1: Struktur Organisasi…………………………………………….. 52

Bagan 5.1: Skema Prosedur Pemberian Pembiayaan……………………… 85

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Transkip Wawancara

Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 5 : Daftar BI Checking

Lampiran 6 : Nota Aplikasi Pembiayaan dan Persetujuan Pembukuan

Lampiran 7 : Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Pembiayaan

Lampiran 8 : Dokumentasi dengan Narasumber

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan sebuah tempat yang digunakan

untuk menghimpun dan menyalurkan dana. Selain itu

banyak pula orang yang menyimpan uang mereka untuk

investasi dan melakukan pinjaman di bank syariah atau

dalam istilah pembiayaan syariah untuk kepentingan

modal maupun kepentingan konsumtif.

Bank syariah adalah bank atau lembaga perbankan

yang menjalankan kegiatan usahanya sesuai dengan Al-

Qur‟an dan hadits, dan mengacu pada prinsip-prinsip

syariah.1

Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang

aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan

demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba

merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia

Islam dewasa ini. Belakangan ini para ekonom Muslim

telah mencurahkan perhatian besar guna menemukan cara

untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi

perbankan dan keuangan yang lebih sesuai dengan etika

Islam. Upaya ini dilakukan dalam membangun model

teori ekonomi yang bebas bunga dan pengujiannya

1Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,

(Jakarta: Kencana, 2001), h. 61

2

terhadap pertumbuhan ekonomi, alokasi, dan distribusi

pendapatan.

Oleh karena itu, mekanisme perbankan bebas

bunga yang biasa disebut dengan bank syariah didirikan.

Perbankan syariah didirikan didasarkan pada alasan

filosofis maupun praktik. Alasan filosofisnya adalah

dilarangnya riba dalam transaksi keuangan maupun

nonkeuangan,

ري ما يقىم ٱل

ك

يقىمىن إل

ل

بىا ىن ٱلس

لكرين يأ

ٱل

بيع ما ٱل إه

ىا

ال

هم ق ن

لك بأ

س ذ

ن من ٱل

يط ه ٱلش

ط ب

يتخ

به ٱل

حل ٱلل

وأ

بىا ل ٱلس

ءهۥ مث

من جا

ف

بىا م ٱلس يع وحس

ه ى ٱلل

مسهۥ إل

وأ

ف

هۥ ما سل

لٱهتهى ف

هۦ ف ب

ن ز مة

مىعظ

لدوناز هم فيها خ ب ٱلن

صح

ئك أ

ول

أ ومن عاد ف

Artinya:“Orang-orang yang makan

(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka

yang demikian itu, adalah disebabkan mereka

berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu

sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Orang-orang yang telah sampai kepadanya

larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);

dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang

yang kembali (mengambil riba), maka orang itu

adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

di dalamnya.” (Q.S. Al Baqarah: 275)

3

Alasan praktisnya adalah sistem perbankan berbasis bunga

atau konvensional yang mengandung beberapa

kelemahan.

Akhir-akhir ini kita bisa lihat pada dunia

perbankan di negara kita, perbankan yang berlandaskan

syariah muncul sebagai dinamika perbankan

konvensional. Di negara kita hadir sebagai gebrakan awal,

yaitu Bank Muamalat Indonesia bank yang berlandaskan

syariah. Memang di negara kita landasan hukum bank

syariah masih lemah tentang landasan hukumnya. Hal

tersebut jelas-jelas terpapar dalam UU No. 7 Tahun 1992,

tetapi hal tersebut bukan sebagai halangan perkembangan

bank syariah, namun tetap merupakan tonggak penting

bagi keberadaan bank syariah di negara kita Indonesia.

UU No. 7 Tahun 1992 akhirnya tergerus akan

kemajuan bank syariah yang semakin pesat. Oleh karena

itu pemerintah merevisinya sehingga menjadi UU No. 10

Tahun 1998. Dalam UU tersebut tertulis kedudukan bank

syariah di Indonesia secara hukum mulai menjadi kuat.2

Pada dasar kata “pembiayaan” yang digunakan

oleh bank syariah memiliki konsep yang sama dengan

kredit yang digunakan oleh bank konvensional. Bank

syariah dalam memberikan pembiayaan membutuhkan

2 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah Teori

Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia, (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2010) h. 4-6

4

tahapan-tahapan analisis yang matang terhadap calon

nasabah. Bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan

yang diberikan benar-benar akan kembali.3

Dalam menyalurkan pembiayaan kepada

masyarakat, bank syariah sebagai sebuah lembaga bisnis

yang berpegang pada nilai-nilai syariah sudah tentu tidak

ingin mengalami kerugian sebagaimana halnya lembaga-

lembaga bisnis lain. Karena itu, bank syariah memiliki

standar atau berpedoman pada prinsip kehati-hatian

(prudential principles).4

Banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang

dilakukan oleh calon nasabah yang mengajukan

pembiayaan di bank-bank untuk mendapatkan pinjaman

dari bank, terlepas dari faktor kelalaian bank itu sendiri

ataupun kesengajaan yang dilakukan calon nasabah.

Karena terbukti, ada saja nasabah yang berbohong

memberikan data palsu terkait syarat pengajuan

pembiayaan, seperti besar penghasilan calon nasabah

selama sebulan, apakah benar penghasilannya sebulan

sebanyak itu, dan apakah benar kedudukannya

diperusahaan tersebut. Bank tidak akan langsung

mempercayai begitu saja data yang diberikan calon

nasabah. Bank akan mencoba menghubungi perusahaan

3 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2016) h. 136

4 Muhammad, Bank Syari’ah Problem dan Prospek

Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2005), h.

132

5

tempat ia bekerja dan mengeceknya langsung. Jika

terbukti calon nasabah tersebut berbohong, maka

pembiayaan pun tidak akan diproses. Hal ini perlu diawasi

lebih dalam lagi karena jika hal tersebut dibiarkan, maka

akan mengakibatkan banyaknya pembiayaan bermasalah

yang menyebabkan banyaknya dampak negatif yang

muncul, diantaranya likuiditas, solvabilitas, rentabilitas,

dan lain sebagainya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis

meneliti mengenai langkah Bank BJB Syariah KCP

Ciputat dalam menganalisis kelayakan pembiayaan

murabahah untuk produk pembiayaan pemilikan rumah,

hal ini merupakan tahapan untuk mengetahui apakah

nasabah yang mengajukan pembiayaan layak atau tidak

dalam mendapatkan pembiayaan ini. Tahap ini juga

membantu pihak bank dalam mengambil keputusan.

Dengan prosedur dan analisis yang baik maka bank dapat

meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah. Maka,

penulis memberi judul skripsi “KELAYAKAN

PEMBIAYAAN MURABAHAH DALAM

PEMILIKAN RUMAH PADA BANK BJB SYARIAH

KCP CIPUTAT”.

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini diambil agar

penelitan yang dilakukan lebih terarah dan terperinci.

6

Penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas

yakni analisis kelayakan pembiayaan mudarabah pada

Bank BJB Syariah KCP Ciputat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas

di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan

murabahah pada pemilikan rumah di Bank BJB

Syariah KCP Ciputat?

b. Bagaimana analisis kelayakan pembiayaan

murabahah pada pemilikan rumah di Bank BJB

Syariah KCP Ciputat terhadap calon nasabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusn,

maka tujuan penelitiaan yang dapat dirumuskan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian pembiayaan

pemilikan rumah di Bank BJB Syariah KCP Ciputat.

2. Untuk mengetahui analisis kelayakan pembiayaan

pemilikan rumah pada Bank BJB Syariah KCP

Ciputat terhadap calon nasabah.

Sedangkan untuk manfaat penelitin ada dua yang

telah dirumuskan. Dua manfaat tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

7

Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan

sebagai peningkatan dalam proses perkuliahan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Manajemen

Dakwah, konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan

Syariah

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini berguna untuk memberikan

informasi dan manfaat bagi masyarakat, akademisi,

Bank Syariah dan penulis pada khususnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam pembahasan dan pengumpulan data skripsi

ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. Penelitian yang

menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan

menggali atau membangun satu proporsi dan

menjelaskan makna di balik realita. Peneliti berpijak

dari realita atau peristiwa yang berlangsung

dilapangan.5

Penelitian metode kualitatif dapat diartikan

sebagai penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun tulisan,

tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang

5

www.statistikian.com diakses pada Senin, 11 November

2019 pukul 13.30 WIB

8

yang diteliti.6 Untuk memahami istilah penelitian

kualitatif ini, perlu dikemukakan teori menurut

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang yang diamati.7

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah

orang atau human instrument, yaitu peneliti itu

sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka

peneliti harus mempunyai bekal teori dan wawasan

yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,

memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang

diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.8

2. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital

dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau

memahami sumber data, maka data yang diperoleh

juga akan meleset dari harapan. Oleh karena itu,

peneliti harus mampu memahami sumber data mana

yang mesti digunakan dalam penelitiannya.9 Dalam

hal ini sumber data yang digunakan penulis dibagi

dalam dua kategori, yaitu:

6

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2004), h.82

7 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2005), h.166

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiitatif, dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 8

9 Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Sosial dan

Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013), h.129

9

a. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara pihak-pihak yang bersangkutan.

Dalam ha imi penulis memperoleh hasil

wawancara untuk bahan-bahan data penelitian dari

supervisor operasional, karyawan account officer,

dan nasabah Bank BJB Syariah KCP Ciputat.

b. Data sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data

sekunder ini diperoleh dari asrip, dokumentasi,

profil lembaga, jurnal, buku, majalah, artikel, dan

semua informasi yang berkaitan dengan kelayakan

pembiayaan murabahah pada Bank BJB Syariah

KCP Ciputat.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penulisan ini, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Pada wawancara penulis mengadakan komunikasi

langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan ke

beberapa pihak yang bersangkutan baik secara

lisan maupun mendengarkan langsung keterangan

atau informasi mengenai kelayakan pembiayaan

murabahah pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat.

b. Observasi

10

Observasi atau pengamatan adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian. Data-data penelitian

tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti

bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan

peneliti melalui panca indra.10

Dalam hal ini

peneliti akan terjun langsung dan melakukan

observasi ke Bank BJB Syariah KCP Ciputat

untuk mengetahui bagaimana analisis kelayakan

pembiayaan murabahah pada Bank BJB Syariah

KCP Ciputat.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang

artinya barang-barang tertulis. Dalam metode

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis, seperti buku-buku, majalah dokumen,

perturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian

dan lain sebagainya, dapat dilaksanakan dengan

pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis

besar atau kategori yang akan dicari datanya, dan

cek list yaitu data variabel yang akan dikumpulkan

datanya.11

4. Teknik Analisis Data

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiitatif, dan

R&D …. h. 133

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h. 130

11

Dalam sebuah penelitian, analisis data dilakukan

atas statement atau pernyataan yang dikemukakan

oleh para informan. Hal ini dilakukan dengan cara,

peneliti membaca seluruh transkip wawancara yang

ada dan mendeskripsikan seluruh pengalaman yang

ditemukan di lapangan. Data dari hasil penelitian yang

telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara

kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pada saat

pengumpulan data di lapangan secara continue.

Diawali dengan proses klarifikasi agar dapat tercapai

konsistensi dilapangan dengan tidak meninggalkan

pengetahuan teoritis terhadap informasi lapangan dan

sebagainya.

5. Teknis Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini

menggunakan, Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

6. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Bank BJB Syariah KCP

Ciputat. Hari Senin, 15 April 2019.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mengindari plagiarism dan kesamaan, maka

berikut ini penulis sampaikan beberapa penelitian

12

sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian

ini, antara kain sebagai berikut:

Pertama, penelitian yang disusun oleh Lutfi

Romadoni (Tahun 2018) yang berjudul “Analisis

Kelayakan Nasabah dalam Pembiayaan Murabahah

Modal Kerja (Studi Kasus pada BPRS Bumi Artha

Sampang Kantor Cabang Purwokerto)”. Skripsi ini

menjelaskan tentang analisis kelayakan nasabah dalam

pembiayaan murabahah modal kerja (Studi Kasus pada

BPRS Bumi Artha Sampang Kantor Cabang Purwokerto).

Perbedaannya dilihat dari objek yang diteliti yaitu produk

pembiayaan modal kerja, dengan skripsi penulis yaitu

produk pembiayaan rumah. Persamaannya yaitu sama-

sama menganalisis kelayakan nasabah dalam memberikan

pembiayaan murabahah.

Kedua, Penelitian yang disusun oleh Fatimah

(Tahun 2018) yang berjudul “Penilaian Kelayakan Calon

Nasabah Dalam Pemberian Pembiayaan Modal Kerja

Pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat”. Skripsi ini

menjelaskan tentang penilaian kelayakan calon nasabah

pada dalam pemberian pembiayaan modal kerja pada

Bank BJB Syariah KCP Ciputat. Perbedaannya dilihat

dari objek yang diteliti yaitu produk pembiayaan modal

kerja, dengan skripsi penulis yaitu produk pembiayaan

rumah. Persamaannya, sama-sama meneliti ditempat yang

sama yaitu di Bank BJB Syariah KCP Ciputat.

13

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan hal yang

penting, karena mempunyai fungsi untuk menyatakan

garis-garis besar dari masing-masing bab yang saling

berkaitan dan berurutan. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kekeliruan dalam penyusunannya, sehingga

terhindarr dari kesalahan ketika penyajian pembahasan

masalah.

Untuk mempermudah penulisan skripsi, penulis

membagi skripsi menjadi lima bab yang masing-masing

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda namun

dalam kesatuan yang saling berkaitan dan saling

melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang

menguraikan secara garis besar tentang

penulisan skripsi ini dan akan

mengantarkan pada bab-bab selanjutnya.

Dalam bab ini akan diuraikan tentang :

Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah

dan Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG

PEMBIAYAAN, MURABAHAH

DAN PEMBIAYAAN

14

PEMILIKAN RUMAH

SYARIAH

Merupakan landasann teori yang

membahas lebih detail dari kerangka

teoritik penelitian. Adapun sub bab yang

dibahas berkaitan dengan pengertian

pembiayaan, Pengertian Analisis

Kelayakan Pembiayaan, Tujuan

Pembiayaan, Jenis-Jenis Pembiayaan,

Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan,

Pembiayaan Murabahah, Pengertian

Murabahah, Jenis-jenis Pembiayaan

Murabahah, Rukun dan Syarat Pembiayaan

Murabahah, Manfaat dan Risiko

Pembiayaan Murabahah, Pengertian

Pembiayaan Pemilikan Rumah Syariah

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BJB

SYARIAH KCP CIPUTAT

Bab ini membahas tentang lokasi Bank

BJB Syariah KCP Ciputat, sejarah Bank

BJB Syariah KCP Ciputat, visi misi Bank

BJB Syariah KCP Ciputat, struktur

organisasi Bank BJB Syariah KCP Ciputat

dan produk-produk yang ada di Bank BJB

Syariah KCP Ciputat.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

15

Pada bab ini berisikan data dan temuan

penelitian.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini berisi analisis tentang prosedur

pemberian pembiayaan murabahah pada

pemilikan rumah di Bank BJB Syariah

KCP Ciputat dan analisis kelayakan

pembiayaan murabahah pada pemilikan

rumah di Bank BJB Syariah KCP Ciputat

terhadap calon nasabah.

BAB VI PENUTUP

Merupakan akhir dari proses penulisan

atau hasil penelitian yang berpijak pada

bab-bab sebelumnya yang di dalamnya

mencakup tentang kesimpulan pokok hasil

penelitian dan kemudian diikuti dengan

saran maupun kritik yang relevan dengan

objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

16

BAB II

LANDASAN TEORIS TENTANG PEMBIAYAAN,

MURABAHAH, DAN KPR SYARIAH

A. Analisis Kelayakan Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang perbankan pasal 1 ayat (2) adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atas tagihan tersebut, setelah waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.1

M. Syafi‟i Antonio menjelaskan bahwa

pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank,

yaitu memberikan fasilitas dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.2

Sedangkan menurut Muhammad, pembiayaan

adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada

pihak lain untuk medukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang

1UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

www.jdih.kemenkeu.go.id diakses pada 12 November 2019 pukul

12.40 WIB

2 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori ke

Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h 160

17

dikeluarkan untuk mendukung investasi-investasi yang

telah direncanakan.3

Dan menurut Kasmir, pembiayaan adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.4

Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe,

atau I Trust, „saya percaya‟ atau „saya menaruh

kepercayaan‟. Perkataan pembiayaan yang artinya

kepercayaan, berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul

mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk

melaksanakan amanah yang diberikan.5 Kata pembiayaan/

kredit itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu credere,

yang berarti percaya. Oleh karena itu dasar pemikiran

persetujuan pembiayaan oleh suatu lembaga keuangan

atau badan usaha berlandaskan kepercayaan.6

Pembiayaan dalam arti luas artinya financing yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,

(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), h.17

4 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.96

5 Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic

Financial Management, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h.3

6 Moh Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Perbankan:

Konsep, Teknik, dan Kasus, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1999), Edisi I, h 1

18

dijalankan orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan

yaitu pendanaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan,

seperti BMT kepada nasabah. Jadi yang dimaksud dengan

pembiayaan adalah menyediakan dana guna membiayai

kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak

memperolehnya.7

Pembiayaan adalah suatu pendanaan yang

diberikan oleh pihak tertentu untuk tujuan investasi

terencana yang kemudian dana tersebut akan

dikembalikan sesuai kesepakatan yang disetujui oleh

kedua belah pihak.

2. Pengertian Analisis Kelayakan Pembiayaan

Kelayakan pembiayaan adalah suatu kegiatan

penelitian secara menadalam terhadap suatu kegiatan,

bisnis, atau usaha yang akan dijalankan, untuk

mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha tersebut

dijalankan dan menentukan seberapa besar keuntungan

dan kerugian yang akan timbul dari usaha tersebut.8

Dalam melakukan pendanaan kepada nasabah dalam

pemeberian kredit, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, oleh

karena layak tidaknya kredit yang diberikan akan sangat

mempengaruhi stabilitas keuangan.

7 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,

(Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), Cet III, h.185

8 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007), h.242

19

Sebagaimana telah diatur dalam pasal 29 ayat (3)

Undang-Undang Perbankan menentukan bahwa “dalam

memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank

wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank

Syariah atau UUS dan kepentingan nasabah yang

mempercayakan dananya kepada bank”.9

Agar penyaluran dana tidak menimbulkan

kerugian bagi Bank Syariah atau UUS dan kepentingan

nasabah yang mempercayakan dananya, Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 secara khusus menetapkan

pedoman analisis kelayakan penyaluran dana kepada

nasabah penerima fasilitas. Pedoman pembiayaan

perbankan syariah dimaksud ditentukan dalam Pasal 23

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008.

Menurut ketentuan dalam Pasal 23 Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008, Bank Syariah atau UUS

harus mempunyai keyakinan atas kemauan dan

kemampuan calon nasabah penerima fasilitas untuk

melunasi seluruh kewajiban pada waktunya, sebelum

Bank Syariah atau UUS menyalurkan dana kepada

nasabah penerima fasilitas. Untuk memperoleh keyakinan

dimaksud, Bank Syariah dan atau UUS wajib melakukan

penilaian yang saksama terhadap watak, kemampuan,

9 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah

Teori, Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.74

20

modal, agunan, dan prospek usaha dari calon nasabah

penerima fasilitas.10

Dengan demikian, dari ketentuan dalam Pasal 23

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, jelas bahwa

sebelum Bank Syariah dan atau UUS menyalurkan dana

kepada nasabah, harus mempunyai keyakinan, yakni

kemauan dan kemampuan calon nasabah penerima

fasilitas melunasi seluruh kewajiban dan utang pada

waktunya sesuai dengan yang telah disepakati. Kemauan

berkaitan dengan i‟tikad baik dari nasabah untuk

membayar kembali penggunaan dana yang disalurkan

oleh Bank Syariah dan atau UUS. Sementara itu,

kemampuan berkaitan dengan keadaan dan atau aset

nasabah, sehingga mampu untuk membayar kembali

penggunaan dana yang disalurkan oleh Bank Syariah dan

atau UUS.11

3. Tujuan Analisis Kelayakan Pembiayaan

Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan

sebelum mengambil keputusan pembiayaan memiliki

beberapa tujuan sebagai berikut:

1) Menghindari resiko kerugian

Kerugian akan terjadi dimasa depan

merupakan suatu ketidakpastian, ada

10Jundiani, Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di

Inonesia, (Malang: UIN Malang Press Anggota IKAPI, 2009), h.169

11

Rahmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di

Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.33

21

kerugian yang dapat diramalkan dan ada

pula kerugian yang terjadi di luar perkiraan

pengusaha. Analisis kerugian dilakukan

untuk meminimalisasi resiko yang terjadi.

2) Memindahkan perencanaan

Informasi yang didapat dari hasil analisis

kelayakan pembiayaan digunakan dalam

proses perencanaan hingga operasional

usaha yang akan dilakukan.

3) Memudahkan pengawasan

Pengawasan dilakukan terhadap

pelaksanaan usaha agar tidak keluar dari

rencana yang ditetapkan. Pengawasan

dilakukan terhadap kegiatan usaha secara

menyeluruh dan dapat difokuskan kepada

beberapa sektor yang ditanggap kritis.

4) Memudahkan pengendalian

Apabila dalam proses pengawasan

ditemukan menyimpangan, maka harus

segera dikendalikan agar tujuan usaha

untuk mendapatkan keuntungan dapat

tercapai.12

Analisis pembiayaan merupakan langkah penting

untuk realisasi pembiayaan di bank syariah. Analisis

12Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta:

Kencana, 2008), h.19

22

pembiayaan yang dilakukan oleh pelaksana (pejabat)

pembiayaan di bank syariah dimaksudkan untuk:

a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam;

b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya

pembiayaan;dan

c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang

layak.13

4. Jenis-jenis Pembiayaan

Kegiatan pembiayaan (financing) yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan

pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Berdasarkan

tujuan penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi

menjadi:14

a. Pembiayaan Produktif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

pembiayaan sektor produktif, seperti

pembiayaan modal kerja, pembiayaan

pembelian barang modal dan lainnya yang

mempunyai tujuan untuk pemberdayaan sektor

rill.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif

dapat dibagi dalam hal berikut:

1) Pembiayaan Modal Kerja

13Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,

(Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.165

14

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke

Praktik…., h.160

23

a) Peningkatan Produksi, baik secara

kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif,

yaitu peningkatan kualitas atau

mutu hasil produksi.

b) Untuk keperluan perdagangan atau

peningkatan utility of place dari

suatu barang

2) Pembiayaan Investasi, adalah pembiayaan

yang ditujukan untuk modal usaha

pembelian sarana alat produksi dan atau

pembelian barang modal berupa aktiva

tetap/ inventaris.

b. Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan

yang ditujukan untuk pembelian suatu barang

yang digunakan untuk kepentingan

perseorangan (pribadi). Pembiayaan konsumtif

diperlukan oleh pengguna dana untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis

dipakai untuk memenuhi kebutuhan. Pada

umumnya, bank syariah membatasi

pembiayaan tersebut kepada nasabah untuk

pemenuhan kebutuhan dasar, seperti rumah

untuk dihuni dan kendaraan untuk dipakai.

Sumber pembayaran kembali atas pembiayaan

tersebut berasal dari pendapatan nasabah yang

24

bersumber dari usaha lain, dan bukan dari hasil

eksploitasi barang yang dibiayai dari fasilitas

ini.15

5. Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan

Prinsip adalah suatu yang dijadikan pedoman

dalam melaksanakan suatu tindakan. Prinsip analisis

pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus

diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank syariah pada

saat melakukan analisis pembiayaan.

Sebelum melakukan analisis dalam memutuskan

kelayakan pembiayaan calon nasabah, ada beberapa

prinsip yang dijadikan pedoman dan harus diperhatikan

oleh pejabat pembiayaan di bank saat melakukan analisis

pembiayaan. Secara umum, prinsip analisis pembiayaan

didasarkan pada 5C yaitu16

:

a. Character (watak/ kepribadian)

Character (watak/ kepribadian) adalah

watak/ sifat dari debitur, baik dalam

kehidupan pribadi maupun dalam

lingkungan usaha. Kegunaan dari

penelitian terhadap karakter ini adalah

untuk mengetahui sampai sejauh mana dari

itikad/ kemauan debitur untuk memenuhi

15Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,

(Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005), Cet III, h.235

16Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo, 2007), h. 101

25

kewajibannya (willingness to pay) sesuai

dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Pemberian kredit didasari atas dasar

kepercayaan yang berasal dari pihak bank

bahwa peminjam mempunyai moral,

watak, maupun sifat-sifat pribadi yang

positif dan kooperatif.

Penilaian watak calon nasabah

penerima fasilitas terutama didasarkan

pada hubungan yang telah terjalin antara

bank syariah dan nasabah atau calon

nasabah yang bersangkutan atau informasi

yang diperoleh dari pihak lain yang dapat

dipercaya sehingga bank syariah dapat

menyimpulkan bahwa calon nasabah

penerima fasilitas mempunyai sikap jujur,

beritikad baik, dan tidak menyulitkan bank

syariah dikemudian hari.

Sebagai alat untuk memperoleh

gambaran tentang karakter dari calon

nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui

upaya antara lain17

:

1) Meneliti riwayat hidup calon nasabah

2) Menilai reputasi calon nasabah tersebut

di lingkungan usahanya

17Veithzal Rivai dan Andri Soemita, Credit Manajemen

Handbook, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), Cet. Ke-III, h. 251

26

3) Meminta bank to bank information

(Sistem Informasi Debitur)

4) Mencari informasi kepada asosiasi-

asosiasi usaha dimana calon nasabah

berada

5) Mencari informasi apakah calon

nasabah suka berjudi

6) Mencari informasi apakah calon

nasabah memiliki hobi berfoya-foya

Idealnya, karakter calon nasabah yang baik

mempunyai nilai-nilai kepribadian yang

baik, yang berimbang dalam diri

pribadinya.

b. Capacity (kemampuan)

Capacity (kemampuan) adalah

kemampuan yang dimiliki calon debitur

dalam menjalankan usahanya guna

memperoleh labah yang diharapkan.

Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk

mengetahui/ mengukur sampai sejauh

mana calon debitur mampu untuk melunasi

utang-utangnya (ability to pay) secara tepat

waktu dari usaha yang diperolehnya.

27

Pengukuran capacity tersebut dapat

dilakukan melalui berbagai pendekatan,

antara lain yaitu18

:

1) Pendekatan historis, yaitu menilai pasr

performance, apakah menunjukkan

perkembangan yang baik dari waktu ke

waktu

2) Pendekatan finansial, yaitu menilai

latar belakang pendidikan para

pengurus. Hal ini sangat pentig untuk

perusahaan yang menggunakan

keahlian teknologi tinggi atau

perusahaan yang memerlukan

profesionalisme tinggi seperti rumah

sakit, biro konsultan dan lain-lain.

3) Pendekatan yudiris, secara yudiris

apaka calon debitur mempunyai

kapasitas untuk mewakili badan usaha

yang diwakilinya untuk mengadakan

perjanjian kredit dengan bank

4) Pendekatan manajerial, yaitu menilai

sejauh mana kemampuan dan

keterampilan nasabah dalam

melaksanakan fungsi-fungsi

18Veithzal Rivai dan Andri Soemita, Credit Manajemen

Handbook ….,h. 252.

28

manajemen dalam memimpin

perusahaan

5) Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai

sejauh mana kemampuan calon debitur

mengelola faktor-faktor produksi

seperti tenaga kerja, sumber bahan

baku, peralatan-peralatan/ mesin-

mesin, administrasi dan keuangan

sampai pada kemampuan merebut

pasar

Dalam penilaian kemapuan calon nasabah

penerima fasilitas, bank harus meneliti

keahlian nasabah penerima fasilitas dalam

bidang usaha ataupun kemampuan

manajemen calon nasabah sehingga pihak

bank syariah merasa yakin bahwa usaha

yang akan dibiayai dikelola oleh orang

yang tepat.19

c. Capital (modal)

Pembiayaan suatu proyek yang akan

dijalankan debitur tidak seluruhnya berasal

dari bank, tetapi dibiayai Bersama antara

bank dan debitur. Semakin besar modal

sendiri dalam perusahaan tentu semakin

tinggi kesungguhan calon debitur dalam

19Lukman Dendrawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2009), h. 89

29

menjalankan usahanya dan bank akan

merasa lebih yakin dalam memberikan

kredit.20

Dalam penilaian terhadap modal yang

dimiliki calon nasabah penerima fasilitas,

bank syariah harus melakukan analisis

terhadap posisi keuangan secara

keseluruhan, baik untuk masa yang telah

lalu maupun perkiraan untuk masa yang

akan datang sehingga dapat diketahui

kemampuan permodalan calon nasabah

penerima fasilitas dalam menunjang

pembiayaan proyek atau usaha calon

nasabah yang bersangkutan. Penilaian atas

besarnya modal sendiri merupakan hal

yang penting mengingat kredit bank hanya

sebagai pembiayaan tambahan dan bukan

untuk membiayai seluruh modal yang

diberikan.21

d. Collateral (jaminan atau agunan)

Collateral merupakan jaminan yang

diberikan calon nasabah baik yang bersifat

20Veithzal Rivai dan Andri Soemita, Credit Manajemen

Handbook …., h. 253, Cet Ket-III

21Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, YKPN, 2011), h. 131

30

fisik maupun nonfisik.22

Jaminan

hendaknya melebihi jumlah kredit yang

dibutuhkan. Jaminan juga harus diteliti

keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu

masalah, jaminan yang dititipkan akan

dapat dipergunakan secepat mungkin.

Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung

bank dari risiko kerugian.

Dalam melakukan penilaian terhadap

agunan, bank syariah harus menilai barang,

proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan

fasilitas pembiayaan yang bersangkutan

dan barang lain. Surat berharga atau

garansi risiko yang ditambahkan sebagai

agunan tambahan, apakah sudah cukup

memadai sehingga apabila nasabah

penerima fasilitas kelak tidak dapat

melunasi kewajibannya, agunan tersebut

dapat digunakan untuk menanggung

pembayaran kembali pembiayaan dari bank

syariah yang bersangkutan.

e. Condition of Economy (kondisi ekonomi)

Condition of Economy, yaitu situasi

dan kodisi politik, sosial, ekonomi, budaya

yang memengaruhi keadaan perekonomian

22

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h.

119

31

pada suatu saat yang kemungkinannya

memengaruhi kelancaran perusahaan calon

debitur. Untuk mendapat gambaran

mengenai hal tersebut, perlu diadakan

penelitian mengenai hal-hal antara lain23

:

1) Keadaan konjungtur

2) Peraturan pemerintah (pusat dan

daerah)

3) Situasi, politik dan perekonomian

dunia

4) Keadaan lain yang memengaruhi

pemasaran

B. Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Kata Murabahah secara etimologi berasal dari

kata rabiha-yarbahu yang mempunyai arti untung.

Sedangkan kata Murabahah berasal dari kata ribh, yang

berarti perolehan, keuntungan, atau tambahan, yang

secara bahasa berbentuk mutual yang bermakna saling.

Oleh karena itu, dalam konteks bisnis makna Murabahah

adalah saling mendapatkan keuntungan.24

23

Siswanto Sutojo, Strategi Manajemen Kredit Bank Umum,

(Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2000), h. 82

24

Marwini, “Aplikasi Kontraktual Pembiayaan Murabahah

Pada Bank Syariah”, Jurnal Vol.4, (Yogyakarta: Az-Zarqa‟, 2002),

h.319

32

Pengertian Murabahah dalam etimologi Bahasa

Arab adalah Murabahah atau هزابحت asal kata dari ism

masdar ربحت yang berarti keuntungan.25

Jadi, arti etimologi jual beli Murabahah adalah

saling mengambil keuntungan. Maksudnya menjual

barang dagangan sesuai harga modal ditambah laba

tertentu.

Sebuah pepatah mengatakan: Resale with a stated

profit.26

Sayyid Sabiq mengartikan Murabahah sebagai

penjualan dengan harga pembelian barang berikut

keuntungan yang diketahui.27

Murabahah adalah jual-beli barang pada harga

asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara

pihak bank dan nasabah. Pada murabahah, penjual

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli,

kemudian mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.

Pada perjanjian Murabahah, bank membiayai pembelian

barang yang dibutuhkan nasabah dengan membeli barang

tersebut dari pemasok, dan kemudian menjual kepada

nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau di

25Ali Mutahar, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Ikrar

Mandiri Abadi, 2005), h.552

26

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqh Para

Mujtahid), (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), h.45

27

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah II, (Bandung: Pustaka, 1988),

h.83

33

mark-up atau dengan kata lain penjualan barang kepada

nasabah dilakukan atas dasar cost plus profit.28

Pengertian Murabahah dalam terminologi:

1. Menurut Ibnu Rusyd, jual beli Murabahah ialah

jika penjual menyebutkan harga pembelian barang

kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan

atasnya laba dalam jumlah tertentu, dinar atau

dirham.29

2. Menurut Adiwarman Karim, Murabahah adalah

suatu penjualan barang seharga barang tersebut

ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya

seseorang membeli barang kemudian menjualnya

kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar

keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam

nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk

persentase dari harga pembeliannya, misalnya

10% atau 20%.30

3. Menurut Zaenul Arifin, Murabahah adalah jual-

beli dimana hargadan keuntungan disepakati

antara penjual dan pembeli. Aplikasi dalam

lembaga keuangan pada sisi aset, Murabahah

dilakukan antara nasabah sebagai pembeli dan

bank sebagai penjual, dengan harga dan

28Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Sayriah,

(Yogyakarta: Ekonisia Yogyakarta, 2003), h.69

29Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqh Para

Mujtahid), (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), h.45

30Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan

Keuangan, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), h.103

34

keuntungan disepakati di awal. Pada sisi liabilitas,

Murabahah ditetapkan untuk deposito, yang

dananya dikhususkan untuk pembiayaan

Murabahah saja.31

Pada penyaluran pembiayaan berdasarkan akad

Murabahah, Undang-Undang Perbankan Syariah

memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan

akad Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang

dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan

pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai

keuntungan yang disepakati.32

Murabahah adalah persetujuan jual-beli suatu barang

dengan harga sebesar harga pokok ditambah dengan

keuntungan yang disepakati bersama dengan pembayaran

ditangguhkan satu bulan sampai satu tahun. Persetujuan

tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.33

Pembayaran Murabahah dapat dilakukan secara tunai

atau cicilan serta diperkenankan adanya perbedaan dalam

harga barang untuk cara pembayaran yang berbeda.34

Murabahah merupakan akad jual beli atau barang

tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas

31Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah Lingkup,

Peluang, Tantangan, dan Prospek, (Jakarta: Alvabet, 2000), h.200

32

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2012), h.200

33

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan

Lembaga Terkait: BMI dan Tafakul Di Indonesia, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h.37

34

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan

Keuangan…., h.163

35

barang yang akan diperjualbelikan, termasuk harga

pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia

mensyaratkan atas keuntungan dalam jumlah tertentu.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah

Murabhahah merupakan bagian terpenting jual

beli dan akad ini mendominasi pendapatan bank dari

produk-produk yang ada di bank syariah. Jual beli dalam

Islam sebagai sarana tolong-menolong antara sesama

umat manusia yang diridhai Allah SWT, dalam jual beli

sangat diharapkan adanya unsur suka sama suka,

sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur‟an dan Hadits

Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

a) Al-Qur‟an

1. Q.S An Nisaa ayat 29

بالباطل بيكن أهىالكن تأكلىا ل آهىا الذيي أيها يا

كن تزاض عي تجارة تكىى أى إل تقتلىا ول ه

فسكن إى أ ا بكن كاى الل رحيو

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka

di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”

2. Q.S Al Baqarah ayat 275

36

..…ابى لز ا م حز و لبيع ا الل وأحل

Artinya: “…….Allah telah menghalalkan jual beli

dan mengharamkan riba……”

b) Hadits

1. Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa

Rasullulah Saw bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus

dilakukan suka sama suka.” (HR. al-

Baihaqi dan Ibnu Majah)

2. Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa

Rasulullah Saw bersabda: “Tiga hal

yang didalamnya terdapat keberkahan:

jual beli secara tangguh, muqaradhah

(mudharabah), dan mencampur

gandum dengan tepung untuk

keperluan rumah, bukan untuk dijual.”

(HR. Ibnu Majah)

3. Jenis-jenis Murabahah

Murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Murabahah dengan pesanan

Murabahah berdasarkan pesanan bisa

bersifat mengikat ataupun tidak mengikat.

Murabahah berdasarkan pesanan yang

bersifat terikat maksudnya apabila barang

(produk) sudah dipesan maka nasabah

harus membelinya. Murabahah

berdasarkan pesanan yang bersifat tidak

mengikat, maksudnya nasabah sudah

37

memesan barang tetapi nasabah tidak

terikat, nasabah dapat menerima atau

membatalkan barang tersebut.35

Dalam akad Murabahah berdasarkan

pesanan ini, penjual melakukan pembelian

barang setelah ada pemesanan dari

nasabah. Untuk menunjukan keseriusan

pembeli, penjual boleh meminta uang

tanda jadi ketika ijab qabul.36

Murabahah

dengan pesanan ini dapat mengikat dan

pembeli tidak dapat membatalkan

pesanannya bila kemudian pembeli

membatalkan akad ini, maka uang muka

ini dapat digunakan untuk menutupi

kerugian penjual. Bila kerugian ini lebih

besar dari uang muka maka si penjual akan

dapat meminta kerugian itu pada pembeli

dan sebaliknya jika kerugian itu lebih kecil

dari uang muka maka penjual harus

mengembalikan kepada pembeli.37

2) Murabahah Tanpa Pesanan

Yaitu penyediaan barang pada murabahah

ini tidak terpengaruh atau terkait langsung

35Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press,

Vol,1.2005), h.38

36

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan

Keuangan…., h.163

37

Wiroso, Jual Beli Murabahah…., cet. pertama, h.17

38

dengan ada atau tidaknya pesanan pembeli.

Murabahah tanpa pesanan ini tidak

mengikat.

4. Rukun dan Syarat Murabahah

a. Rukun Murabahah

a) Penjual (bai’)

b) Pembeli (musytari’)

c) Barang/ objek (mabi’)

d) Harga (tsaman)

e) Ijab qabul (shigat)38

b. Syarat Murabahah

1) Syarat yang berakad :

a) Cakap hukum

b) Sukarela (ridha), tidak

dalam keadaan dipaksa/

terpaksa/ dibawah tekanan

2) Objek yang diperjualbelikan

a) Tidak termasuk yang

diharamkan atau dilarang

b) Bermanfaat

c) Penyerahannya dari penjual

ke pembeli dapat dilakukan

d) Merupakan hak milik penuh

yang berakad

38Zulkifli Sutarno, Panduan Praktis Transaksi Perbankan

Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), h.40

39

e) Sesuai dengan spesifikasi

antara yang diserahkan

penjual dan yang diterima

pembeli

5. Manfaat dan Risiko Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis (tijaroh), transaksi jual-

beli Murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian

juga resiko yang harus diantisipasi. Jual-beli

Murabahah memberi banyak manfaat kepada bank

syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan

yang muncul dari selisih harga beli dari penjual

dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem

jual-beli Murabahah juga sangat sederhana. Hal

tersebut juga dapat memudahkan penanganan

administrasinya di bank syariah. Diantara

kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara

lain sebagai berikut:

a) Gagal atau kelalaian; nasabah sengaja tidak

membayar angsuran

b) Pergerakan harga komparatif. Ini terjadi

bila harga suatu barang di pasar naik

setelah bank membelikannya untuk

nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga

jual beli tersebut.

c) Penolakan nasabah; barang yang dikirim

bisa saja ditolak oleh nasabah karena

40

berbagai sebab. Bisa jadi rusak dalam

perjalanan sehingga nasabah tidak mau

menerimanya. Karena itu, sebaiknya

dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan

lain karena nasabah merasa spesifikasi

barang tersebut berbeda dengan yang ia

pesan. Bila bank menandatangani kontrak

pembelian dengan penjualnya, barang

tersebut akan menjadi milik bank. Dengan

demikian bank mempunyai resiko untuk

menjualnya dengan pihak lain.

d) Dijual; karena bai’ almurabahah ini

bersifat jual beli dengan utang, maka

ketika kontrak ditandatangani, barang itu

menjadi milik nasabah. Nasabah bebas

melakukan apapun terhadap asset miliknya

tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika

terjadi demikian, resiko untuk default akan

besar.39

6. Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah

Analisis kelayakan pembiayaan murabahah

adalah penelitian terhadap suatu usaha atau

pekerjaan yang dilakukan kepada calon penerima

untuk mengetahui apakah calon penerima

pembiayaan itu layak atau tidak untuk

39Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management

For Islamic Bank, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.64

41

mendapatkan dana pembiayaan murabahah

tersebut.

C. Kredit Pemilikan Rumah Syariah

1. Pengertian KPR Syariah

KPR atau Kredit Kepemilikan Rumah merupakan

salah satu jenis pelayanan kredit yang diberikan oleh

bank kepada pada nasabah yang menginginkan pinjaman

untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan rumah

atau renovasi rumah. KPR sendiri muncul karena adanya

keinginan dan kebutuhan memiliki rumah yang semakin

lama semakin tinggi tanpa diimbangi daya beli yang

mumpuni oleh masyarakat. KPR Syariah adalah

pembiayaan yang digunakan untuk pembelian rumah

secara kredit dan berprinsip syariah. Sistem yang

digunakan oleh Syariah Islam jauh lebih unggul dan

lebih aman, bebas riba serta tidak ada pihak yang

dirugikan.40

Harga jual rumah ditetapkan diawal ketika nasabah

menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah,

dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan.

Dengan adanya jumlah pasti dan jadwal angsuran

bulanan yang harus dibayar hingga masa angsuran

selesai, nasabah tidak akan dibebani dengan naik atau

turunnya angsuran ketika suku bunga tidak stabil. Di

40Hardjono, “Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR” (Jakarta :

PT Pustaka Grahatama, 2008), h. 25

42

Indonesia yang saat ini dikenal ada dua janis KPR,

yaitu:41

a. KPR Subsidi, yaitu suatu pembiayaan

perumahan yang di peruntukkan untuk

masyarakat berpenghasilan menengah

kebawah atau rendah dalam rangka

memenuhi kebutuhan perumahan atau

perbaikan rumah yang telah dimiliki.

Kredit subsidi ini diatur oleh pemerintah,

sehingga tidak setiap masyarakat yang

mengajukan pembiayaan perumahan dapat

diberikan fasilitas ini. Secara umum

pembatasan yang ditetapkan oleh

pemerintah dalam memberikan subsidi

adalah penghasilan pemohon dan maksimal

kredit yang di berikan.

b. KPR non Subsidi, yaitu suatu pembiayaan

KPR yang diperuntukan bagi seluruh

masyarakat yang ketentuannya di tetapkan

oleh bank, sehingga penentuan besarnya

kredit maupun suku bunga dilaksanakan

sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

Kelompok sasaran KPR subsidi ini adalah kelompok

masyarakat yang berpenghasilan rendah, gaji pokok

41"Pembiayaan Bank Syariah"

http://guntala.wordpress.com/kredit-perumahan-rakyat-di-bank

diakses pada Minggu, 10 Februari 2019 pukul 16.55

43

bulanan maksimal sebesar Rp. 4.000.000,-. Peraturan

mengenai bantuan subsidi bagi masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR) tersebut tertuang dalam

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat No. 42/PRT/M/2015 tentang pembiayaan

pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah

pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa masyarakat

berpenghasilan rendah atau yang disebut dengan MBR

adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya

beli sehingga perlu mendapat dukungan dan bantuan

pemerintah untuk memperoleh rumah.42

Sebagaimana yang tertuang dalam peraturan

KEMENNPERA Nomor 20 pasal 7 tahun 2014,

masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin

mengajukan pembiayaan KPR subsidi ini harus

memenuhi beberapa persyaratan diantaranya; Masyarakat

yang boleh mengajukan KPR subsidi ini adalah keluarga

atau perorangan baik yang berpenghasilan tetap maupun

tidak tetap, belum pernah memiliki rumah, belum pernah

menerima subsidi perumahan, dan termasuk kelompok

42Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat N. 42/PRT/M/2015 tentang pembiayaan kepemilikan rumah

bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1 ayat 3

www.perpustakaankemenpera.htm diakses pada tanggal 10 November

2018.

44

masyarakat berpenghasilan rendah yang berpenghasilan

perbulan maksimal Rp. 4.000.000,-.43

2. Fungsi KPR Syariah

1) KPR dapat digunakan untuk membeli

sebuah rumah berikut tanahnya guna

dimiliki dan dihuni sendiri ataupun untuk

merehabilitasi rumah yang sudah ada.

2) KPR dapat meningkatkan usaha

masyarakat agar dapat memiliki rumah

sendiri.

3) Prosesnya sesuai dengan prinsip syariah

3. Manfaat KPR Syariah

1) Nasabah tidak harus menyediakan dana

secara tunai untuk membeli rumah.

Nasabah cukup menyediakan uang muka.

2) Karena KPR memiliki jangka waktu yang

Panjang, angsuran dapat diiringi dengan

ekspektasi peningkatan penghasilan.

3) Skim pembiayaan adalah jual beli

(murabahah), adalah akad jual beli barang

dengan menyatakan harga perolehan dan

43Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat NOMOR

48/PRT/M/2015 pasal 7 Tentang Ketepatan Sasaran KPR Subsidi.

45

keuntungan (margin) yang disepakati oleh

bank dan nasabah (fixed margin)

4) Cicilan tetap dan meringankan selama

jangka waktu, serta tidak ada unsur

spekulatif.

5) Bebas pinalti untuk pelunasan sebelum

jatuh tempo.44

44 www.kompasiana.com diakses pada, Minggu, 27 Oktober

2019 pukul 11.40 WIB

46

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK BJB SYARIAH KCP

CIPUTAT

A. Sejarah Singkat

Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah

merupakan salah satu Bank yang hadir untuk ikut

memberikan layanan dan produk perbankan syariah di

Indonesia. Pendirian bank bjb syariah diawali dengan

pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. pada

tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh

keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah

pada saat itu.

Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit

Usaha syariah, manajemen PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa

untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta

mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki

peningkatan share perbankan syariah, maka dengan

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah

menjadi Bank Umum Syariah.

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

47

Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010

didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian

Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan

telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun

2010 tanggal 26 Januari 2010.

Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki

modal disetor sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus

milyar rupiah), kepemilikan saham bank bjb syariah

dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development,

dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000

(empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT

Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000

(lima milyar rupiah).1

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah

memulai usahanya, setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari

Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS tertanggal 30 April

2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari

Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal

bank bjb syariah.

Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan

akta No 10 tentang penambahan modal disetor yang

1www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus

2019 pukul 19.38 WIB

48

dibuat oleh Notaris Popy Kuntari Sutresna dan telah

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011

tanggal 25 Juli 2011, PT Banten Global Development

menambahkan modal disetor sebesar Rp. 7.000.000.000

(tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya

menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar

rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar

Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima

milyar rupiah) dan PT Banten Global Development

sebesar Rp.12.000.000.000 (dua belas milyar rupiah).

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor

27 perihal Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun

2012, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten, Tbk dan PT Banten Global Development

menambahkan model disetor sehingga total modal PT

Bank Jabar Banten Syariah menjadi sebesar Rp

609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar rupiah),

dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa

Barat dan Banten, Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,-

(lima ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan PT

Banten Global Development sebesar Rp 14.000.000.000,-

(empat belas milyar rupiah)

Akta Pendirian PT. Bank Jabar Banten Syariah

terakhir diubah dengan Berita Acara Rapat Umum

Pemegang Saham Lainnya nomor 03 tanggal 19 Februari

49

2014 yang dibuat dihadapan Notaris Maryanti

Tirtowijoyo, S.H., M.kn, dan disahkan dengan Keputusan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-

AH-04317.AH.01.10-10438

Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan

dan berkantor pusat di Kota Bandung, Jalan Braga No

135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang,

44 (empat puluh empat) kantor cabang pembantu, 54

(empat puluh enam) jaringan Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat,

Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan ATM

Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb semakin

memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di

daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.

Salah satunya yaitu Bank BJB Syariah KCP

Ciputat yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 177,

Ciputat, Kota Tangsel. Bank BJB Syariah KCP Ciputat

berdiri pada tanggal 1 Mei 2013 dan mulai beroperasi

pada hari yang sama.2

Lokasi yang dipilih merupakan tempat yang

strategis di Kawasan Ciputat, karena berada tidak jauh

dari lembaga pendidikan. Lokasi ini juga mudah terlihat

karena berada di jalan utama Ir.H.Juanda Ciputat yang

merupakan jalan utama lalu lintas masyarakat, sehingga

dapat dengan mudah dicari dan didatangi. Hingga saat ini

2www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus

2019 pukul 19.38 WIB

50

sudah banyak baik dari sekolah hingga perguruan tinggi

yang melakukan kerjasama dengan pihak bank. Mulai dari

pembayaran gaji karyawan, tempat menabung bagi siswa/i

sekolah dasar dan lain sebagainya.3

B. Profil Bank BJB Syariah KCP Ciputat

Tabel 3.1

Profil Bank BJB Syariah KCP Ciputat

Nama PT Bank BJB Syariah KCP

Ciputat

Alamat Kantor Jl. Ir. H. Juanda No.177

Ciputat - Kota Tangerang

Selatan, Banten - 15411

Telepon 021-7497899

Faksimile 021-7497898

Tanggal didirikan 1 Mei 2013

Mulai beroperasi 1 Mei 2013

Bidang Usaha Bank Umum Syariah

Jaringan ATM 3 jaringan ATM

Jumlah Pegawai 20 orang per Agustus 2019

C. Visi, Misi dan Nilai Perusahaan

1. Visi:

Menuju cabang ritel terdepan, sehat dan berkinerja

baik.

3Wawancara pribadi dengan Bapak Arief Pradono selaku

Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada Rabu, 17 April

2019

51

2. Misi:

a. Memberikan layanan perbankan syariah secara

amanah dan profesional

b. Fokus pada segmen ritel dan konsumer

c. Memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

3. Nilai Perusahaan

a. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan

keislaman

b. Mendorong pertumbuhan perekonomian

daerah melalui peningkatan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM)

c. Memberikan pelayanan perbankan syariah

secara amanah dan profesional4

4www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus

2019 pukul 19.40 WIB

52

D. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan di

BJBS KCP Ciputat5

Bagan 3.1

Struktur Organisasi

5Wawancara pribadi dengan Bapak Puguh Setiawan selaku

Supervisor Operasional Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada Rabu,

17 April 2019

Pimpinan KCP Anom Sriyosoharto

Supervisor Operasional Puguh Setiawan

Account Officer

Fajrian Septiawan

Account Officer Arief Pradono

Account Officer Mirza Kusman

Funding Officer

Rifa Farhah

BO Admin/ Analisis

Emas Rizal Abdian

Customer Service Adrina Rizky Ayu

Teller

Larassanti Dewi P

Teller Annisa Amalia Fairuz

53

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan

hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada

suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai suatu tujuan.

Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas

pemisahan kegiatan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan

wewenang siapa melapor kepada siapa.

Secara singkat uraian tugas jabatan pada Bank

BJB Syariah KCP Ciputat adalah sebagai berikut:

1. Sub Branch Manager (Pemimpin KCP)

a. Mengkoordinasikan dan mengawasi

seluruh aktivitas operasional perbankan di

Kantor Cabang Pembantu.

b. Memimpin operasional pemasaran produk-

produk Commercial Banking & Concumer

Banking

2. Manager of Commercial Banking

a. Mengkoordinasikan aktivitas operasional

Commercial Banking

b. Mengawasi operasional pemasaran dan

analisis kredit

c. Mengawasi pemasaran DPLK

d. Mengawasi operasional Pemasaran Credit

Card

3. Account Officer

54

a. Mengelola account nasabah yakni berperan

untuk membina nasabah supaya dapat

efisien dan optimal mengelola keuangan

b. Mengelola produk artinya bahwa seorang

AO harus mampu memberikan dan

menawarkan produk yang tepat guna

kepada kebutuhan nasabahnya

c. Mengelola kredit, seorang AO harus

mampu memonitoring nasabahnya supaya

pembiayaan yang diberikan tetap lancar

d. Mengelola penjualan produk

e. Mengelola profitability

f. Melakukan penagihan pembiayaan kepada

nasabah

g. Melakukan analisis kepada debitur

potensial dan memberikan penawaran

continue

h. Mengukur tingkat resiko

i. Menganalisa anggunan atau jaminan

debitur

j. Mengetahui riwayat usaha debitur

k. Melakukan history debitur dengan BI

Checking

l. Menganalisa kemampuan debitur untuk

pengembalian

m. Menganalisa semua data-data keuangan

calon debitur

55

n. Menganalisa permohonan debitur

o. Mengetahui segala dokumen untuk

pengajuan kredit

4. Funding Officer

a. Menyebarluaskan informasi mengenai

produk Commercial Banking kepada

nasabah maupun calon nasabah

b. Mempromosikan produk perbankan berupa

Tabungan, Deposito dan Giro

c. Membuka Rekening Tabungan Baru

(Akuisisi)

d. Mempertahankan nasabah agar tetap

menyimpan uang di bank (loyalty)

e. Mengajak nasabah untuk top up tabuangan

f. Memonitoring produk-produk yang telah

terjual (maintenance)

g. Follow Up nasabah semua produk

h. Melaporkan segala aktivitas dan program

yang telah dijalankan secara rinci

5. Administration staff dan Gadai

a. Mengawasi dan memastikan pelayanan

terhadap nasabah yang datang untuk

kepentingan administratif

b. Mengelola credit administration Kantor

Cabang Pembantu

c. Pembukuan sederhana (kas kantor)

56

d. Pembuatan laporan penjualan, stok,

pengeluaran dan AR/AP rutin

e. Pengecekan stok dan retur

6. Customer Service

a. Melayani nasabah yang datang untuk

kepentingan administratif

b. Melayani permintaan informasi layanan

perbankan dari konsumen yang datang

c. Melaksanakan tugas lainnya yang

diberikan oleh atasan

7. Teller

a. Melayani transaksi perbankan nasabah di

Kantor Cabang Pembantu

b. Melaksanakan tugas lainnya yang

diberikan oleh atasan6

E. Kegiatan Utama Perusahaan

Ada 2 kegiatan utama BJB Syariah KCP Ciputat, antara

lain :

a. Financing (Pembiayaan)

Penyaluran dana yang berasal dari pihak ketiga oleh

bank syariah kepada para deposan. Financing

dilakukan oleh bank dengan para pengusaha.

Pembiayaan dilakukan dengan akad Murabahah,

Ijarah, dan Wakalah.

b. Funding (Pendanaan)

6 www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus

2019 pukul 20.00 WIB

57

Pengumpulan dana oleh bank syariah dari titipan

dana pihak ketiga atau titipan lainnya yang perlu

dikelola dengan harapan dana tersebut dapat

mendatangkan keuntungan, baik untuk nasabah

maupun bank.

F. Produk dan Layanan BJB Syariah

1. Produk Pengimpun Dana

a. Tabungan iB Maslahah

Merupakan produk simpanan yang menggunakan

prinsip Al-Wadiah Yadh Dhamanah dan Mudharabah

Mutlaqah, yang diperuntukkan bagi perorangan dan

badan hukum (Perseroan Terbatas, Yayasan,

Koperasi) serta Badan Usaha (CV dan Firma) yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat

tertentu yang disepakati.

b. Giro iB Maslahah

Pengelolaan dana Giro iB Maslahah menggunakan

prinsip Al-Wadiah Yadh Dhamanah yang

memberlakukan dana giro sebagai titipan yang harus

dijaga dan dijamin keamanan serta ketersediaan

dananya setiap saat, guna kelancaran transaksi bisnis

nasabah.

c. Deposito iB Maslahah

Merupakan investasi dengan prinsip Mudharabah

Mutlaqah (bagi hasil) dalam mata uang rupiah, yang

penarikannya dilakukan sesuai dengan pilihan jangka

waktu tertentu sesuai kesepakatan. Dana yang telah

58

diinvestasikan akan dikelola secara produktif dan

profesional ke dalam bentuk pembiayaan untuk

masyarakat atau dalam bentuk harta produktif lainnya,

sesuai dengan prinsip syariah. Hasil usaha yang

diperoleh akan dibagihasilkan antara nasabah dan

Bank sesuai dengan porsi bagi hasil (nisbah) yang

telah disepakati sebelumnya.

d. Tabungan Haji iB Maslahah

Merupakan produk tabungan khusus untuk persiapan

biaya ibadah haji, yang dikelola secara profesional dan

aman, sesuai syariah. Dilengkapi dengan Layanan

OnLine Siskohat (Sistem Koordinasi Haji Terpadu),

memungkinkan Anda mendapatkan kepastian

keberangkatan dari Departemen Agama setelah saldo

Tabungan Haji Anda telah memenuhi nominal

persyaratan.

e. Simpel iB

Simpanan Pelajar iB yang selanjutnya disebut SimPel

iB adalah simpanan berupa tabungan perorangan yang

diperuntukkan siswa dengan persyaratan mudah dan

sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka

edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong

budaya menabung sejak dini. Adapun siswa

dimaksud yakni siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA,

Madrasah (MI, MTs, MA) atau sederajat, yang berusia

di bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP dalam

59

mata uang Rupiah dengan Prinsip syariah Mudharabah

Mutlaqah.

2. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan produktif

1) Modal Kerja

Pembiayaan Modal Kerja (PMK) merupakan

fasilitas pembiayaan yang diberikan

perusahaan yang memerlukan pembiayaan

modal kerja.

Jenis Pembiayaan Modal Kerja: PMK

Kontraktual Jasa Pemborongan, PMK

Menurun (Aflofend) PMK Fluktuatif/

Seasonal.

2) Investasi

Pembiayaan Investasi merupakan Fasilitas

Pembiayaan yang diberikan untuk pembelian

barang-barang modal beserta jasa yang

diperlukan untuk pendirian proyek baru,

rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau relokasi

proyek yang sudah ada.

b. Pembiayaan Konsumtif

1) Dana Talangan Haji iB Maslahah

2) Pembiayaan Pemilikan Kendaraan Bermotor

iB Maslahah

Merupakan Fasilitas Pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah individu

60

(perorangan) untuk membeli kendaraan

bermotor (mobil/motor).

3) Pembiayaan Pemilikan Rumah iB Maslahah

Merupakan Fasilitas Pembiayaan yang

diberikan kepada perorangan untuk membeli,

membangun dan atau renovasi (termasuk ruko,

rukan, apartemen dan sejenisnya).

4) Pembiayaan Serbaguna iB Maslahah

Adalah Fasilitas pembiayaan bersifat

konsumtif yang diberikan kepada perorangan

untuk berbagai keperluan. Berdasarkan

sifatnya, Pembiayaan Serbaguna dibagi dua,

yaitu: Pembiayaan Multijasa dan Pembiayaan

Multiguna.

5) Mitra Emas iB Maslahah

Adalah produk qardh beragun emas dimana

Bank memberikan fasilitas pembiayaan kepada

nasabah dengan agunan berupa emas

perhiasan, emas batangan/lantakan (logam

mulia) atau koin emas dari nasabah yang

bersangkutan dengan mengikuti

prinsip qardh dan rahn. Barang emas dimaksud

ditempatkan dalam penguasaan dan

pemeliharaan Bank dan atas pemeliharaan

tersebut Bank mengenakan biaya sewa atas

dasar prinsip ijarah.

6) Pembiayaan Kepemilikan Emas iB Maslahah

61

Adalah produk pembiayaan dimana Bank

memberikan fasilitas pembiayaan kepada

Nasabah untuk melakukan pembelian barang

berupa emas batangan/ lantakan atau

perhiasan, dengan cara diangsur. Barang emas

dimaksud ditempatkan dalam penguasaan dan

pemeliharaan Bank, sebagai agunan.

3. Jasa dan Layanan

Transfer

Kliring

Merupakan layanan pembayaran untuk

memperlancar transaksi pertukaran

warkat (bisa berupa cek, giro/bilyet, nota

debet/kredit dan lainnya) atau data keuangan

elektronik antar peserta (bank) kliring baik atas

nama peserta (bank) maupun atas nama

nasabah peserta yang perhitungannya

diselesaikan pada waktu tertentu, di mana

lokasi bank yang ditarik warkatnya berada di

dalam satu wilayah kliring.

PPOB (Payment Point Online Bank) Adalah

sistem pembayaran tagihan Biller secara online

dengan pihak bank sebagai penyelenggara

sekaligus penampung dana yang dikelola oleh

perorangan, atau badan usaha yang telah

bermitra kerja dengan bank bjb syariah.

Surat referensi dari bank

62

Layanan RGTS

Layanan Garansi Bank

Layanan pembayaran tagihan listrik

Layanan pembayaran tagihan telepon

Layanan pembayaran zakat, infaq dan

shodaqoh7

7

www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus

2019 pukul 20.25 WIB

63

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Pembiayaan Pemilikan Rumah

1. Pengertian Pembiayaan Pemilikan Rumah

Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) adalah

pembiayaan consumer yang ditujukan untuk

pembelian rumah, ruko/ rukan, apartemen, kavling

siap bangun, pembangunan dan renovasi rumah.1

2. Jenis-jenis Produk PPR

Jenis-jenis produk PPR yang dibiayai oleh bank ,

pembiayaan properti baru maupun secondary yang

meliputi :

a. Rumah

b. Ruko/ Rukan

c. Apartemen

d. Tanah Kavling Siap Bangun

e. Pembiayaan Renovasi Rumah

f. Pembiayaan Pembangunan Rumah

3. Target Market

Target market untuk produk PPR adalah

perorangan dengan pendapatan tetap atau

pendapatan tidak tetap (professional, wiraswasta).

1

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

64

4. Risk Acceptance Criteria (RAC)

Tabel 4.1: Risk Acceptance Criteria (RAC)

Syarat Umum

1. Kewarganegaraan Warga Negara Indonesia (WNI),

berdomisili di Indonesia

2. Tipe Perorangan

3. Usia Minimum 21 Tahun/ cakap hukum

4. Usia Maksimum

sampai jatuh

tempo

pembiayaan

a. Usia pensiun karyawan

maksimum 60 tahun

b. Usia pensiun professional

dan pengusaha maksimal 65

tahun

c. Usia pensiun pegawai

Negeri Sipil sesuai dengan

peraturan eksternal

5. Pekerjaan a. Karyawan (termasuk PNS)

1) Karyawan tetap

2) Bukan karyawan

dalam masa

percobaan

b. Professional

c. Pengusaha

6. Minimun Masa

Kerja

a. Karyawan : 2 tahun

(termasuk pekerjaan

sebelumnya)

b. Professional / pengusaha : 3

65

tahun dalam bidang yang

sama

7. Checking Positif

8. Rasio Angsuran Maksimum 35% dari Take Home

Pay

9. Pembiayaan yang

dilarang

a. Tidak sesuai dengan prinsip

syariah

b. Untuk tujuan spekulasi,

usaha perjudian, pornografi,

bertentangan dengan norma

kesusilaan, narkotik,

pencucian uang dan sektor

usaha lainnya yang

bertentangan dengan

Peraturan Bank Indonesia

dan perundangan lainnya

yang berlaku

c. Memberikan fasilitas

pembiayaan untuk

pemenuhan uang muka

d. Pembiayaan dengan tujuan

top up

10. Pembiayaan yang

perlu dihindari

a. Termasuk dalam Negative

list

b. Termasuk dalam Daftar

Hitam Bank Indonesia

66

(DHBI) atau Daftar Hitam

Nasional (DHN)

c. Pernah/ sedang proses write

off

d. Calon nasabaha merupakan

pemilik atau senior

manajemen dari developer

5. Tujuan Penggunaan Pembiayaan Pemilikan

Rumah

Tabel 4.2: Tujuan Penggunaan Pembiayaan

Pemilikan Rumah

I. Pembelian Rumah

1. Tujuan

Pembiayaan

a. Pembiayaan Rumah Baru

(Primary)

b. Pembiayaan Rumah Bekas

(Second)

2. Jangka

Waktu

Pembiayaan

Maksimal sampai dengan 15 tahun

3. Financing to

Value

Tipe

Bangunan

FP ke-

1

FP ke-

2

FP ke-

3

Tipe

>70m²

70% 60% 50%

Tipe

22m²-

80% 70% 60%

67

70m²

*FP : Fasilitas Pembiayaan

4. Lokasi dan

Kondisi

Rumah baru dari developer kerjasama:

Nilai jaminan = harga jual dari developer

(termasuk Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) + Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) setelah diskon.

Rumh Baru Dari Developer Non-

kerjasama:

a. Rumah siap pakai (ready stock)

b. Nilai jaminan = nilai terendah

antara nilai appraisal dengan

harga jual developer (termasuk

BPHTB + PPN)

c. Sertipikat pecah per kavling

(Sertipikat Hak Milik (HM)/ Hak

Guna Bangunan (HGB) yang

terpisah sendiri)

d. Sertipikat HGB memiliki jangka

waktu minimal satu tahun lebih

panjang dari jatuh tempo fasilitas

pembiayaan

e. Memiliki Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB) yang masih

berlaku

68

Rumah Tangan Kedua/ Rumah Bekas

(secondary):

a. Nilai jaminan = nilai appraisal

b. Sertipikat pecah per kavling

(Sertipikat HM/ HGB yang

terpisah sendiri)

c. Sertipikat HGB memiliki jangka

waktu minimal satu tahun lebih

panjang dari jatuh tempo fasilitas

pembiayaan

d. Sertipikat harus dibalik nama ke

atas nama nasabah/ pasangan

kawin

5. Dokumen

Agunan

a. Setifikat tanah dengan status

Tanah Hak Guna Bangunan atau

Hak Milik

b. Ijin Mendirikan Bangunan

II. Pembiayaan Renovasi Rumah

1. Tujuan Renovasi rumah milik sendiri

(penambahan atau perbaikan bangunan

utama, bukan untuk memperindah

interior ruangan atau mengganti aksesoris

lama atau fasilias-fasilitas

pendukungnya)

2. Jangka

Waktu

Sampai dengan 10 tahun

69

Pembiayaan

3. Maksimum

Plafond

100% dari Rencana Anggaran dan Biaya

(RAB) dan tidak melebihi 80% dari nilai

market value jaminan (tanah dan

bangunan setelah direnovasi)

4. Persyaratan

Tambahan

untuk

Dokumen

a. Memiliki SHM/ Setipikat Hak

Guna Bangunan (SHGB) dan

jatuh tempo SHGB minimal satu

tahun lebih Panjang dari jatuh

tempo pembiayaan) dan dapat

dilakukan AJB

b. IMB baru sesuai ketentuan (jika

ada penambahan atau perubahan

bangunan)

c. Sertipikat jaminan atas nama

nasabah atau pasangan kawin

5. Lainnya Pencairan pembiayaan dilakukan secara

bertahap (termyn) sesuai dengan rencana

pekerjaan (minimal 3 tahap) dan

pencairan berikutnya dapat dilakukan

setelah adanya pemeriksaan progress

pekerjaan terlebih dahulu dengan hasil

clear (tidak ada side streaming) dengan

batasan besarnya pencairan dana tidak

melebihi nilai jaminan

III. Pembiayaan Pembangunan Rumah

70

1. Tujuan Pembangunan rumah untuk tempat

tinggal sendiri

2. Jangka

Waktu

Pembiayaan

Maksimum 15 tahun pembiayaan

3. Jaminan Tanah dan bangunan yang akan dibangun

4. Maksimum

Plafond

Maksimum 100% dari Rancana

Anggaran Biaya (RAB) dan tidak

melebihi dari market value jaminan

(tanah dan bangunan yang akan

dibangun)

5. Persyaratan

tambahan

untuk

dokumen

a. Memiliki SHM/ SHGB (jatuh

tempo SHGB minimal satu tahun

lebih panjang dari jatuh tempo

pembiayaan)

b. Sertifikat jaminan atas nama

nasabah atau pasangan kawin

c. Memiliki IMB/ Ijin Pendahuluan

(IP) Mendirikan Bangunan

6. Lainnya Pencairan pembiayaan dilakukan secara

bertahap (termyn) sesuai dengan rencana

pekerjaan (minimal 3 tahap) dan

pencairan berikutnya dapat dilakukan

setelah adanya pemeriksaan progress

pekerjaan terlebih dahulu dengan hasil

clear (tidak ada side streaming) dengan

71

batasan besarnya pencairan dana tidak

melebihi nilai jaminan

B. Dokumen dan Denda

1. Dokumen Administrasi Pembiayaan

Tabel 4.3: Dokumen Administrasi Pembiayaan

Dokumen Karyawan Wiraswasta Professional

Aplikasi yang diisi

lengkap dan

ditandatangani oleh

nasabah

Fotokopi KTP

Pemohon dan suami

istri yang masih

berlaku atau resi

perpanjangan KTP

yang dilengkapi

dengan KTP lama

dan surat pernyataan

bahwa alamat dan

tandatangan sesuai

dengan KTP baru

Fotokopi Kartu

Keluarga

Fotokopi Kutipan

Akta Nikah/ Kutipan

72

Akta Cerai/ Surat

Keterangan

kematian pasangan/

Perjanjian pisah

harta jika ada

Fotokopi surat

kewarganegaraan

WNI/ SKBRI (Surat

Keterangan

Berkewarganegaraan

Republik Indonesia)

dan Surat Perubahan

nama dari suami istri

(untuk WNI

keturunan) apabila

diperlukan

Surat Persetujuan

pasangan suami/istri

Surat pernyataan

yang paling kurang

memuat keterangan

mengenai fasilitas

pembiayaan

beragunan property

di bank lain yang

sudah diterima

73

ataupun dalam

proses pengajuan

permohonan baik di

bank ataupun bank

lainnya

Fotokopi NPWP/

SPT PPH 21

Slip gaji terakhir/

Surat keterangan

gaji

- -

Laporan keuangan - -

Fotokopi Surat ijin

Praktek/ Ijin Operasi

- -

Surat Keterangan

bekerja dari

perusahaan

- -

Dokumen asli atau

fotokopi rekening

koran/ rekening

tabungan/ rekening

giro

Fotokopi Akte

SIUP, TDP, NPWP

Perusahaan, Akte

Pendirian dan

perubahannya

- -

74

Membuka rekening

di bank

Perjanjian

Pembiayaan (Akad)

Perjanjian

Pengikatan Jaminan

Tanda Terima Uang

dari nasabah atau

print out rekening

nasabah dan atau

bukti transfer ke

bank lain

Seluruh dana

penarikan

pembiayaan harus

dikredit terlebih

dahulu ke rekening

nasabah

Polis Asuransi yang

diwajibkan dengan

banker‟s clause

2. Dokumen Jaminan

Tanah yang dapat diterima sebagai jaminan adalah

Tanah dengan Sertipikat Hak Miliki atau Sertidikat

Hak Guna Bangunan.

75

Dokumen yang harus tersedia pada saat pembukuan

jaminan (khusus untuk pembiayaan nasabah dari

Developer non kerjasama dan rumah bekas):

1) Akta Jual Beli (AJB) atau Covernote dari notaris,

apabila pada saat pembiayaan dicairkan akta jual

beli/ pengikatan jual beli belum ada/ jadi

2) Sertipikat Tanah (Hak Milik. Hak Guna

Bangunan) atau Surat Pernyataan Penyerahan

Sertipikat dari Developer/ covernote notaris

(untuk rumah yang belum ada sertipikat

pecahannya atau dalam proses balik nama)

3) Sertipikat Hak Tanggungan (SHT) atau

Covernote Notaris

4) Akta Pembebanan Hak Tanggungan (APHT) atau

SKMHT atau Covernote Notaris

5) Fotocopy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

6) Fotocopy surat nikah, Kartu Keluarga (KK),

Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat cerai dan

atau keterangan waris baik itu pihak penjual

maupun pembeli2

3. Denda Tunggakan

Denda akibat keterlambatan angsuran akan

dibebankan jika kewajiban pembayaran angsuran telah

tertunggak selama 2 (dua) hari atau lebih dan dihitung

sejak tanggal terjadinya tunggakan. Denda tersebut

2

Berdasarkan Pedoman Produk Pembiayaan Pemilikan

Rumah iB Maslahah, 001/SK/DIR-RK/2013 6 Januari 2014

76

dimasukkan sebagai tagihan ke nasabah pada saat

kewajiban angsuran berikutnya.3 Dana dari denda

tersebut tidak akan dimasukkan pada penghasilan

bank, tetapi denda tersebut nantinya akan

dipergunakan untuk dana sosial.4

Besaran ketentuan denda pembayaran angsuran

pembiayaan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4: Besaran Denda Pembayaran Angsuran

Pembiayaan

PLAFOND PEMBIAYAAN DENDA

(Per Hari Kalender)

≤ Rp 100 juta Rp 1.250,00

< Rp 100 juta s.d. Rp 250 juta Rp 4.250,00

< Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta Rp 9.250,00

< Rp 500 juta s.d. Rp 750 juta Rp 16.500,00

< Rp 750 juta s.d. Rp 1 milyar Rp 22.500,00

< Rp 1 milyar s.d. Rp 2,5 milyar Rp 43.000,00

< Rp 2,5 milyar s.d. Rp 5 milyar Rp 92.000,00

< Rp 5 milyar s.d. Rp 7,5 milyar Rp 165.000,00

< Rp 7,5 milyar s.d. Rp 10 milyar Rp 225.000,00

< Rp 10 milyar s.d. Rp 25 milyar Rp 425.000,00

< Rp 25 milyar s.d. Rp 50 milyar Rp 1.000.000,00

< Rp 50 milyar Rp 1.650.000,00

3Wawancara dengan Bapak Arief Pradono selaku Account

Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat, Senin, 24 September 2019

4 Wawancara dengan Bapak Arief Pradono selaku Account

Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat, Kamis, 7 November 2019

77

BAB V

ANALISIS DATA

A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Pemilikan Rumah

Pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat

Salah satu aspek yang paling penting dalam

perbankan syariah adalah proses pembiayaan yang

berimplikasi kepada investasi yang halal dan baik, serta

menghasilkan keuntungan yang sebagaimana yang

diharapkan. Pada bank syariah, proses pembiayaan yang

sehat tidak hanya berimplikasi pada peningkatan kinerja

sektor rill yang dibiayai oleh bank tersebut.1

Dalam praktiknya, banyaknya jumlah kredit yang

disalurkan juga harus diikuti oleh kualitas kredit tersebut.

Artinya, makin berkualitas kredit yang diberikan atau

memang layak untuk disalurkan, akan memperkecil

risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah.2

Oleh karena itu penyaluran kredit harus didasarkan pada

prinsip kehati-hatian dan dengan sistem kebijakan

pemberian kredit yang baik dan benar. Kebijakan

pemberian kredit tersebut mencakup tahap analisis kredit

hingga saat pelunasannya. Dengan kebijakan yang tepat,

maka dapat membantu manajemen bank dalam menjaga

keamanan harta perusahaan serta menemukan kesalahan-

1Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Bank Syariah,

(Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), h. 138

2Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2015), Cet ke-13, h.113

78

kesalahan yang dapat merugikan perusahaan yang

dikelola.3

Sebagai panduan dalam pengelolaan kredit, Bank

Indonesia dengan SK-DIR.BI No. 27/162/KEP/DIR-31

Maret 1995 mengeluarkan Pedoman Penyusunan

Kebijakan Perkreditan Bank (PPKB) bagi bank-bank

umum di Indonesia agar mereka membuat kebijakan

perkreditan bank masing-masing.4

Jadi dalam memberikan pembiayaan, bank harus

mempunyai prosedur sehingga bank mampu

mengoptimalkan pendapatan dan meminimalisasi risiko

serta menghindarkan bank dari penyalahgunaan

wewenang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab. Dalam proses pemberian pembiayaan kepada

nasabah, bank syariah khususnya Bank BJB Syariah

mempunyai beberapa tahapan yang telah ditetapkan

sebelum pembiayaan diberikan kepada pihak nasabah.

Pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat, prosedur

pembiayaan pemilikan rumah tidak jauh berbeda dengan

proses perkreditan di perbankan pada umumnya.

Perbedaan yang terjadi mungkin hanya terletak pada

tujuan bank tersebut serta persyaratan yang ditetapkan

dengan pertimbangan masing-masing bank. Mayoritas

3 Syamsu Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,

(Jakarta: IN MEDIA, 2013), h. 158

4 M. Toekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), h.178

79

calon nasabah yang mengajukan pembiayaan adalah

sekitar 100 sampai dengan 500 juta.5

Berikut ini adalah prosedur pemberian

pembiayaan pemilikan rumah di Bank BJB Syariah KCP

Ciputat kepada calon nasabah mulai dari pengajuan,

hingga pencairan dana bahkan tahap pengawasan bank:

1. Pengajuan Pembiayan

Usulan pengajuan pembiayaan harus berdasarkan

permohonan tertulis dari nasabah. Permohonan nasabah

mencakup informasi mengenai tujuan, jumlah, jangka

waktu, dan jenis fasilitas pembiayaan.6 Kemudian bank

meminta kepada calon nasabah tambahan berupa surat

pernyataan yang paling kurang memuat keterangan

mengenai fasilitas pembiayaan bergunan properti di bank

lain yang sudah diterima ataupun dalam proses pengajuan

permohonan baik di Bank BJB Syariah ataupun bank

lainnya.

2. Verifikasi dan Investigasi

Tujuan dari bagian ini adalah untuk memberikan

pedoman untuk aktivitas verifikasi dan investigasi pada

proses aplikasi PPR, dimana informasi calon nasabah

diverifikasi ke kantor dan rumah. Semua informasi yang

diperoleh harus divalidasi dengan sumber yang lain

5Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Kamis, 7 November 2019

6Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

80

(seperti formulir aplikasi, dokumen pendapatan, KTP dan

dokumen persyaratan lainnya). Kemudian AO juga akan

melakukan bank Checking kepada calon nasabah maupun

pasangan kawinnya.

3. Analisis Pembiayaan

Pada tahap ini merupakan penilaian terhadap

nasabah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan. Beberapa prinsip dasar yang dilakukan Bank

BJB Syariah KCP Ciputat sebelum memutuskan

permohonan pembiayaan yang akan diajukan oleh calon

nasabah dikenal dengan prinsip 5C.7 Penerapan prinsip

dasar dalam pemberian pembiayaan serta analisis yang

mendalam terhadap calon nasabah dilakukan oleh Bank

BJB Syariah agar bank tak salah memilih dalam

menyalurkan dananya sehingga dana yang disalurkan

kepada nasabah dapat terbayar kembali sesuai jangka

waktu yang diperjanjikan.

4. Keputusan Pembiayaan

Pada tahap ini, akan ditetapkan usulan

pembiayaan, yakni diterima atau ditolak.8 Jika ditolak,

maka berkas-berkas akan dikembalikan kepada calon

nasabah, namun jika diterima, maka surat atau berkas

7Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

8Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

81

akan langsung ditandatangani oleh pihak bank untuk

selanjutnya diproses kembali.

5. Dokumentasi dan Administrasi

Pembiayaan

Tahap ini merupakan tahap pemenuhan dokumen-

dokumen terkait pembiayaan secara menyeluruh9 untuk

disimpan oleh bank di bawah tanggung jawab bagian legal

dan administrasi pembiayaan. Dokumen-dokumen

tersebut, yakni:

1) Dokumen hukum

2) Dokumen perjanjian (akad) pembiayaan)

3) Dokumen perjanjian pengikatan agunan

4) Dokumen asuransi dan penjaminan pembiayaan

Sebelum dokumentasi tersebut diadministrasikan, maka

terlebih dahulu harus diperiksa kelengkapan dan

kebenarannya.

6. Persetujuan Pembiayaan

Persetujuan pembiayaan biasanya ditandai dengan

dibuatkannya Surat Pemberitahuan Persetujuan

Pembiayaan (SP4)10

yang nantinya akan ditanda tangani

di atas materai oleh nasabah dan juga oleh pemimpin

Bank BJB Syariah KCP Ciputat. Tetapi, terlebih dahulu

pihak bank dan nasabah harus melakukan akad

9Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

10Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

82

pembiayaan. Setelah itu barulah Surat Pemberitahuan

Persetujuan Pembiayaan (SP4) ditanda tangani oleh pihak

nasabah. Pada SP4, tercantum segala hal yang

direkomendasikan pada saat usulan pembiayaan. Semua

penandatanganan akad dilakukan secara bertahap dalam

waktu satu hari sehingga dapat mengefesienkan waktu.

Persetujuan akad pembiayaan dengan jumlah plafon

tertentu, adakalanya dilibatkan pihak notaris.

7. Finalisasi Pembiayaan

Finalisasi pembiayaan ditandai dengan

penandatanganan akad dan pengikatan jaminan

pembiayaan.11

Pada praktiknya, perjanjian antara bank

dan nasabah dapat dibuat secara tertulis oleh internal

bank, atau dapat dilakukan oleh notaris, pada intinya bisa

salah satu dari kedua bentuk perjanjian tersebut diatur

sendiri berdasarkan ketentuan internal bank. Setelah itu

barulah akad ditandatangani oleh masing-masing pihak.

8. Pencairan Pembiayaan

Tahap pencairan adalah tahapan dari rangkaian

panjang proses pembiayaan, dimana sejak dilakukannya

pencairan pembiayaan kepada seorang nasabah, maka

mulai saat itu fasilitas pembiayaan yang diberikan akan

dicatat sebagai account bagi bank. Account tersebut

merupakan aktiva yang akan menjadi sumber penghasilan

11Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

83

bagi bank dan bukan tidak mungkin jika account tersebut

nantinya akan menjadi permasalahan/ risiko bagi bank.

Syarat pecairannya adalah :

a. Nasabah menyerahkan seluruh jaminan dan

telah diikat secara sempurna

b. Menyerahkan segala bentuk persyaratan

dokumen sebagai dasar penarikan fasilitas

c. Tersedia BI Checking atas nama nasabah

dalam kondisi lancar

d. Pencairan/ penarikan fasilitas senantiasa

berdasarkan kebutuhan nasabah hasil

analisis perhitungan kebutuhan

pembiayaan

e. Dana pencairan langsung dikreditkan ke

rekening nasabah

9. Supervisi/ Monitoring Pembiayaan

Pada tahap ini Bank BJB Syariah berupaya

melakukan pengamanan pembiayaan yang telah

diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/

memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara

langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/

nasihat dan konsultasi agar pengembalian pembiayaan

dapat berjalan dengan baik. Batas tahapan supervisi ini

pada umumnya dimulai dari pencairan pembiayaan dan

berakhir setelah semua kewajiban kepada bank dilunasi

oleh nasabah.

10. Pelunasan

84

Pada tahap ini, apabila nasabah sudah melunasi

kewajiban sesuai dengan yang diperjanjikan, maka bank

akan memberikan bukti pelunasan dan pelepasan jaminan

kepada nasabah.12

Secara ringkas, skema di bawah ini menggambarkan

proses pengajuan permohonan pembiayaan sampai

pelunasan pembiayaan.

Bagan 5.2 Skema Pemberian Pembiayaan

12Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

85

Dokumentasi & Administrasi

Pembiayaan

Persetujuan Pembiayaan

Finalisasi Pembiayaan

Pencairan Pembiayaan

Tahap Supervisi / Monitoring

Pelunasan

Pengajuan Pembiayaan

Verifikasi & Investigasi

Analisis Pembiayaan

Keputusan Pembiayaan

Verifikasi melalui telepon

Informasi bank (BI Checking)

Investigasi Lapangan

Analisa Aspek 5C

Analisa Kebutuhan

Analisa Jaminan

Keputusan pembiayaan oleh

komite

Ditolak � / Diterima ☹

Pemenuhan dokumen-dokumen

terkait pembiayaan secara

menyeluruh

Pembuatan Surat Pemberitahuan

Persetujuan Pembiayaan (SP4)

Penandatanganan akad dan

pengikatan jaminan

Memenuhi syarat pencairan

dana

Pemantauan usaha, jaminan dan

pembayaran kewajiban nasabah

Bukti pelunasan

Pelepasan jaminan

86

B. Analisis Kelayakan Pembiayaan Pemilikan Rumah

pada Calon Nasabah Bank BJB Syariah KCP Ciputat

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

khususnya pada pasal 23 perihal kelayakan penyaluran

dana (pemberian pembiayaan), ditegaskan bahwa:

a) Bank Syariah dan atau UUS (Unit Usaha Syariah)

harus mempunyai kemauan dan kemampuan calon

nasabah/ anggota penerima fasilitas untuk

melunasi kewajiban pada waktunya sebelum bank

syariah dan atau UUS menyalurkan dana kepada

nasabah/ anggota penerima fasilitas.

b) Untuk memperoleh keyakinan sebagaimana

maksud pada butir di atas, bank syariah dan atau

UUS wajib melakukan penilaian yang seksama

terhadap watak, modal, agunan dan prospek usaha

dari calon nasabah/ anggota penerima fasilitas.

Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan

sebelum memutuskan permohonan pembiayaan yang akan

diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan

prinsip 5C. Penerapan prinsip dasar dalam pemberian

pembiayaan serta analisis yang mendalam terhadap calon

nasabah, perlu dilakukan oleh bank syariah agar bank tak

salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga dana

yang disalurkan kepada nasabah dapat terbayar kembali

sesuai jangka waktu yang diperjanjikan.

87

Begitupula pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat

banyak hal yang harus diperhitungkan dan

dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan agar tepat

guna dan menghindari risiko-risiko yang akan terjadi.

Menurut Ismail ada beberapa hal yang menjadi

pertimbangan yaitu aspek character, capacity, capital,

condition, dan colleteral.13

a. Character (Watak/Kepribadian)

Character adalah keadaan watak/ sifat

calon nasabah baik dalam kehidupan

pribadi maupun dalam lingkungan usaha.

Kegunaan dari penilaian terhadap karakter

ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh

mana iktikad/ kemauan calon nasabah

untuk memenuhi kewajibannya sesuai

dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

Keyakinan ini tercermin dari bagaimana

sifatnya, kejujurannya, gaya hidup yang

dianutnya, tidak pemabuk, tidak penjudi,

usia debitur, dan lain-lain. Watak calon

nasabah dapat diketahui dengan melihat

kelancaran pembiayaan dimasa lalu jika

nasabah merupakan nasabah lama,

sedangkan untuk nasabah permohonan

baru dapat diketahui dengan melihat

13Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori menuju

Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010) h.112

88

kebiasaan setor tarik pada tabungan.

Account Officer Pada Bank BJB Syariah

KCP Ciputat, akan memeriksa Daftar

Hitam Bank Indonesia (BI Checking)

untuk melihat kolektibilitas pembiayaan/

tingkat kesehatan pembiayaan nasabah.

Analis/ AO juga melakukan trade checking

yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis

permohonan pembiayaan, pesaingnya

ataupun pemilik usaha sejenis untuk

memperoleh informasi reputasi. Karakter

merupakan ukuran utama untuk menilai

kejujuran dan kemauan nasabah membayar

pengembalian pembiayaan. Menilai

karakter juga didapat pada saat wawancara

dengan cara nasabah pertama kali

berurusan dalam pihak bank dalam rangka

pengajuan pembiayaan.14

b. Capacity (kemampuan)

Analisis terhadap capacity ini ditunjukkan

untuk mengetahui kemampuan keuangan

calon nasabah dalam memenuhi

kewajibannya sesuai jangka waktu

pembiayaan. Bank perlu mengetahui

dengan pasti kemampuan keuangan calon

14Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

89

nasabah dalam memenuhi kewajibannya

setelah bank memberikan pembiayaan.

Kemampuan keuangan calon nasabah

sangat penting karena merupakan sumber

utama pembiayaan. Semakin baik

kemampuan keuangan calon nasabah,

maka akan semakin baik pula

kemungkinan kualitas pembiayaan, artinya

dapat dipastikan bahwa pembayaran yang

diberikan bank dapat dibayar sesuai

dengan jangka waktu yang diperjanjikan.

Menurut Ismail ada beberapa cara yang

dapat ditempuh dalam menilai capacity

keuangan calon nasabah yaitu dengan cara

melihat laporan keuangan, memeriksa slip

gaji dan rekening tabungan, dan melakukan

survei ke lokasi usaha calon nasabah.15

Pihak Bank BJB Syariah KCP Ciputat

dalam penilaian capacity selain

berdasarkan mengenai slip gaji, jumlah

anggota keluarga, pengeluaran rumah

tangga, riwayat usaha, tetapi juga dilihat

berdasarkan pada kondisi pekerjaan, yaitu

mencakup riwayat pekerjaan calon nasabah

yang berkaitan dengan jabatan yang

15

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011),

h.121-122

90

dimiliki oleh calon nasabah tersebut dan

seberapa lama telah menjabat. Kemudian

melalui riwayat pekerjaan yang

bersangkutan yaitu berkaitan dengan kapan

calon nasabah mulai bekerja pada

pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh

calon nasabah saat ini dan seterusnya.16

Sehingga bank memperoleh keyakinan

bahwa nasabah yang dibiayai dengan

pembiayaan tersebut diberikan oleh orang

yang tepat. Analis pembiayaan akan

melihat bagaimana kemampuan calon

nasabah dalam melunasi hutang, kegiatan

membiayai kegiatan operasional sehari-

hari, dan memenuhi kewajiban

pembiayaan.

Sehingga pada akhirnya akan terlihat

kemampuannya dalam melunasi hutang.

Semakin banyak sumber pendapatan

seseorang maka semakin besar pula

kemampuannya untuk membayar

pembiayaan.

16Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019

91

c. Capital (Modal)

Capital atau modal merupakan jumlah

modal yang dimiliki oleh calon nasabah

atau jumlah dana yang akan disertakan

dalam proyek yang dibiayai. Semakin

besar modal yang dimiliki dan disertakan

oleh calon nasabah dalam objek

pembiayaan akan semakin meyakinkan

bagi bank akan keseriusan calon nasabah

dalam objek pembiayaan nasabah dalam

mengajukan pembiayaan dan pembayaran

kembali.17

Pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat

penghitungan modal atau rasio angsuran

terhadap kemampuan sumber pembayaran

kembali pembiayaan dibedakan

berdasarkan sumber pendapatan calon

nasabah. Yang nantinya sumber

pendapatan tersebut akan dikurangi dengan

hutang-hutang yang dimiliki. Sehingga

pihak bank dapat mengetahui dan

memperkirakan apakah calon nasabah akan

ada kemungkinan besar untuk mencapai

pembiayaan yang lancar dengan modal

yang dimiliki calon nasabah tersebut.

Bentuk modal ini tidak harus uang tunai,

17 Ismail, Perbankan Syariah,….h. 123

92

namun juga dalam bentuk barang modal

seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin.

d. Collateral (Jaminan)

Dalam melakukan penilaian terhadap

agunan, bank syariah dan atau UUS harus

menilai barang, proyek atau hak tagih yang

dibiayai dengan fasilitas pembiayaan yang

bersangkutan dan barang lain, surat

berharga dan garansi risiko yang

ditambahkan sebagai agunan tambahan,

apakah sudah cukup memadai sehingga

apabila nasabah penerima fasilitas kelak

tidak dapat melunasi kewajibannya,

agunan tersebut dapat digunakan untuk

menanggung pembayaran kembali

pembiayaan dari bank syariah dan atau

UUS yang bersangkutan.18

Pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat,

collateral adalah barang-barang yang

diserahkan calon nasabah sebagai agunan

terhadap pembiayaan yang diterimanya.

Penilaian terhadap agunan ini meliputi

jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikan,

dan status hukumnya. Pada hakikatnya

bentuk jaminan tidak hanya berbentuk

18

Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah,

(Bandung: PT Rafika Aditama, 2009), h. 60

93

benda, tetapi juga yang tidak berwujud

seperti jaminan pribadi, letter of guarantee,

letter of comfort, rekomendasi, dan

avails.19

Penilaian ini dapat dilihat dari,

nilai dari barang-barang yang akan

diagunkan dan apakah agunan tersebut

memenuhi syarat-syarat yudiris untuk

dipakai sebagai agunan.

e. Condition of Economy

Condition of economy artinya keadaan

meliputi kebijakan pemerintah, politik, segi

budaya yang mempengaruhi

perekonomian. Penilaian terhadap kondisi

ekonomi dapat dilihat dari:

a) Keadaan konjungtur

b) Peraturan-peraturan pemerintah

c) Situasi, politik dan perekonomian

dunia

d) Keadaan lain yang mempengaruhi

pemasaran20

Di Bank BJB Syariah KCP ciputat untuk

menilai condition of economy nasabah dari

perkembangan usaha yang dijalankan oleh

19Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief

Pradono selaku Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada

Selasa, 24 September 2019 20

Binti Nur Aisyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,

(Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 84

94

nasabah. Apakah usaha yang dimiliki

nasabah mengalami perkembangan yang

cukup baik atau tidak. Maka pihak bank

dapat mempertimbangkan apakah ada

kemungkinan besar nasabah bisa

mengembalikan pembiayaan yang

diberikan atau tidak. Maka itu akan

membantu disetujuinya pengajuan

pembiayaan dari nasabah tersebut.

Dari hasil penelitian yang ada, menunjukkan

bahwa Bank BJB Syariah KCP Ciputat sudah melakukan

analisis kelayakan pembiayaan murabahah pada

pemilikan rumah terhadap calon nasabah pemohon

berdasarkan prinsip 5C yang sesuai, dengan tujuan untuk

memvalidkan data, memberikan keyakinan bagi pihak

Bank sendiri, dengan sebagai upaya mencegah timbulnya

hal-hal lain yang tidak diinginkan di kemudian hari,

seperti pembiayaan macet atau bermasalah.

Penilaian yang dilakukan oleh Bank BJB Syariah

KCP Ciputat sesuai dengan prinsip kehati-hatian yang

tercermin dalam kriteria-kriteria prinsip 5C. Analisis

tersebut dilakukan secara tepat dan benar untuk mencegah

terjadinya risiko dan meminimalisir jumlah pembiayaan

bermasalah di kemudian hari.

95

Studi Kasus Pengambilan Keputusan Pembiayaan21

Ibu Okta Rosfiani bertempat tinggal di daerah

Cikarang Selatan. Pemohon bekerja sebagai dosen di

sebuah universitas swasta di Tangerang. Selain itu, suami

dari Ibu Okta juga bekerja sebagai dosen di universitas

tersebut. Status pemohon yang bekerja sebagai dosen di

universitas daerah Tangerang yang dimana dari rumah

kediamannya lumayan jauh, maka Ibu Okta berencana

untuk mengajukan pembiayaan pemilikan rumah kepada

Bank BJB Syariah KCP Ciputat dengan menggunakan

akad murabahah guna pembelian rumah tinggal di Jalan

Darussa‟adah Cinangka Sawangan.

a) Character

Setelah Bank BJB Syariah KCP Ciputat

melakukan verifikasi dan investigasi adalah benar bahwa

Ibu Okta Rosfiani adalah seorang dosen di Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Pihak bank juga sudah

melakukan BI Checking kepada Ibu Okta dan suaminya,

dari hasil tersebut membuktikan bahwa mereka berstatus

lancar dalam riwayat peminjaman.

b) Capacity

Penghasilan perbulan pasangan tersebut adalah Rp

22.599.484, biaya hidupnya Rp 9.039.794. Rasio angsuran

34%, maka angsurannya perbulan adalah Rp 5.830.004.

c) Capital

21

Berdasarkan Nota Aplikasi Pembiayaan dan Persetujuan

Pembukuan, No. Aplikasi 18/ SRG/CPT/2019

96

Ibu Okta memiliki pendapatan dari pekerjaan dengan

jabatan dosen tetap di Universitas Muhammadiyah Jakarta

dan sudah bekerja selama 10 tahun 7 bulan. Selain itu

pendapatan juga didapat dari penghasilan suami pemohon

yang juga bekerja menjadi dosen di universitas tersebut.

d) Collateral

Satu unit rumah tinggal milik penjual dengan harga

taksiran agunan Rp 595.000.000, No. SHM 4229, alamat

Jalan Darussa‟adah Gg. H.Arifin, Cinangka, Sawangan.

e) Condition of economy

Status tempat tinggal : Kepemilikan pribadi

Aset yang dimiliki : Perabot rumah tangga, kendaraan,

rumah tinggal

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil/ dosen tetap

di Universitas Muhammadiyah

Jakarta

Kondisi ekonomi : Baik

Kesimpulan

Berdasarkan pertimbangan dari hasil survey yang

dilakukan pihak bank terhadap nasabah yang mengajukan

pembiayaan, dengan pertimbangan bukti-bukti dan cek

lingkungan serta didukung dengan jaminan yang

memadai, maka permohonan pembiayaan atas nama Okta

Rosfiani dapat disetujui dengan ketentuan sebagai

berikut:22

22

Berdasarkan Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian

Pembiayaan (SP4) Nomor 18/SRG-CPT/SP4/2019

97

Jenis Pembiayaan : Murabahah

Tujuan Pembiayaan : Pembelian Rumah Tinggal

Objek Murabahah : Rumah di Jalan

Darussa‟adah

Harga Pokok Objek Mrbh : Rp 595.000.000

Margin Keuntungan Bank : Rp 759.280.864

Harga Jual Bank : Rp 1.259.280.864

Uang Muka : Rp 95.000.000

Piutang Murabahah : Rp 1.259.280.864

Fasilitas Pembiayaan Bank : Rp 500.000.000

Jangka Waktu : 216 bulan

Angsuran per bulan : Rp 5.830.004

Biaya Administrasi : Rp 1.875.000

Denda Keterlambatan : Rp 9.250 per hari kalender

98

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap

Kelayakan Pembiayaan Murabahah Pada Pemilikan

Rumah di Bank BJB Syariah KCP Ciputat, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Prosedur pemberian pembiayaan pemilikan rumah

pada Bank BJB Syariah KCP Ciputat pada dasarnya

terbilang tidak begitu rumit, nasabah hanya perlu

memahami dan memenuhi apa yang telah ditetapkan

oleh pihak bank. Calon nasabah terlebih dahulu harus

membuat usulan pengajuan pembiayaan, kemudian

bank melakukan verifikasi dan investigasi. Lalu

melakukan analisis pembiayaan untuk membuat

keputusan pembiayaan. Setelah nasabah diterima

maka nasabah melengkapi dokumentasi dan

administarasi secara menyeluruh. Kemudian

persetujuan pembiayaan, finalisasi pembiayaan,

pencairan pembiayaan, tahap supervise/ monitoring

pembiayaan dan yang terakhir pelunasan

pembiayaan.

2. Bank BJB Syariah KCP Ciputat telah menerapkan

prinsip 5C, yaitu Character, Capacity, Capital,

Condition of economy dan Collateral. Pihak Bank

BJB Syariah KCP Ciputat menganalisis Character

99

nasabah dari daftar riwayat hidup calon nasabah

melalui BI Checking dan wawancara. Capacity

berdasarkan kondisi pekerjaan atau kondisi usaha

yang nasabah miliki, termasuk lamanya usaha atau

pekerjaan yang dilakukan. Capital dilihat

berdasarkan jumlah dana atau modal yang dimiliki

nasabah termasuk tanah, bangunan, mesin dan

kendaraan yang kemudian dikurangi biaya-biaya atau

hutang-hutang yang dimiliki. Condition of economy

dilihat dari perkembangan usaha yang dijalankan,

apakah pekerjaan atau usaha yang dijalankan

mengalami perkembangan yang baik atau tidak.

Sedangkan Collateral dapat dilihat dari jaminan yang

diberikan oleh nasabah dengan memastikan kevalidan

data kepemilikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan

yang telah diuraikan sebelumnya, berikut terdapat dua

saran yang ingin diberikan penulis yaitu:

1. Saran Praktis

a) Bagi Bank BJB Syariah KCP Ciputat,

dalam penyaluran dana hendaknya lebih

meningkatkan sosialisasi kepada

masyarakat terhadap produk-produk

pembiayaan terutama pembiayaan

murabahah agar bisa dijadikan terget pasar

maupun target market untuk kedepannya.

100

Dalam melakukan analisis pembiayaan

yang diajukan nasabah harus lebih teliti

dan hendaknya selalu mengetahui keadaan

perkembangan pasar, ekonomi, sosial

maupun politik agar dapat meminimalisir

terjadinya pembiayaan macet ketika

merealisasikan pengajuan pembiayaan oleh

nasabah

2. Saran Akademis

a) Diharapkan lebih meningkatkan

pengetahuannya terutama tentang

perbankan syariah. Sehingga masyarakat

dapat mengetahui bahwa manajemen

finansial berbasis syariah jauh lebih aman

dibandingkan dengan bank konvensional.

Semakin maju bank syariah maka semakin

banyak manfaat yang didapat.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah ilmu pengetahuan dan dapat

dijadikan bahan kajian pustaka bagi

peminat studi perbankan syariah serta

dijadikan bahan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

101

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Binti Nur. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.

Yogyakarta: Kalimedia, 2015.

Anshori, Abdul Gofur. Hukum Perbankan Syariah. Bandung: PT

Rafika Aditama, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi‟I. Bank Syariah dari Teori ke

Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta:

Pustaka Alvabet, 2005.

------------------ Memahami Bank Syari’ah Lingkup, Peluang,

Tantangan, dan Prospek. Jakarta: Alvabet, 2000.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

----------------- Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi.

Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2013.

Dendrawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2009.

Hardjono. “Mudah Memiliki Rumah Lewat KPR”. Jakarta : PT

Pustaka Grahatama, 2008.

102

Iskandar, Syamsu. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,.

Jakarta: In Media, 2013.

Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori menuju Aplikasi.

Jakarta: Kencana, 2010.

--------- Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Jundiani. Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Inonesia.

Malang: UIN Malang Press Anggota IKAPI, 2009.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan.

Jakarta: IIIT Indonesia, 2003.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008.

--------- Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2016.

-------- Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007.

------- Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2015.

------- dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana,

2008.

Machmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah Teori Kebijakan,

dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2010.

103

Marwini. “Aplikasi Kontraktual Pembiayaan Murabahah Pada

Bank Syariah”, Jurnal Vol.4. Yogyakarta: Az-Zarqa‟,

2002.

Muhammad. Bank Syari’ah Problem dan Prospek Perkembangan

di Indonesia. Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2005.

-------------- Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen, YKPN, 2011.

---------------Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta:

Ekonisia, 2005.

---------------Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta:

UPP AMP YKPN, 2005.

Mutahar, Ali. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: PT Ikrar Mandiri

Abadi, 2005.

Peraturan Kementerian Perumahan Rakyat Nomor

48/PRT/M/2015 pasal 7 Tentang Ketepatan Sasaran KPR

Subsidi.

Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat N.

42/PRT/M/2015 tentang pembiayaan kepemilikan rumah

bagi masyarakat berpenghasilan rendah pasal 1 ayat 3

www.perpustakaankemenpera.htm diakses pada tanggal

10 Januari 2019.

Rivai, Veithzal dan Andri Soemita. Credit Manajemen

Handbook. Jakarta: Rajawali Press, 2013.

104

---------------- dan Andrian Permata. Islamic Financial

Management. Jakarta: Raja Grafindo, 2008

----------------- dan Arviyan Arifin. Islamic Banking Sebuah

Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010.

------------------ dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management For

Islamic Bank. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqh Para Mujtahid).

Penerjemah Imam Ghazali Said dan Ahmad Zaidun.

Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah II. Penerjemah Kamaluddin A.

Marzuki. Bandung: Pustaka, 1988.

Soemitra Andi. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:

Kencana, 2001.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Sayriah.

Yogyakarta: Ekonisia Yogyakarta, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2017.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga

Terkait: BMI dan Tafakul Di Indonesia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

105

Sutarno, Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah.

Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.

Sutojo, Siswanto. Strategi Manajemen Kredit Bank Umum.

Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2000.

Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2005.

Tjoekam, M. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1999.

-------- Perkreditan Bisnis Inti Perbankan: Konsep, Teknik, dan

Kasus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.

Usman, Rahmadi. Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia.

Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

www.jdih.kemenkeu.go.id diakses pada 12 November

2019 pukul 12.40 WIB

Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press,

Vol,1.2005.

www.bjbsyariah.co.id diakses pada, Kamis 15 Agustus 2019

www.kompasiana.com diakses pada, Minggu, 27 Oktober 2019

www.statistikian.com diakses pada, Senin, 11 November 2019

106

Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Bank Syariah.

Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.

Lampiran 1

Transkip Wawancara

Nama Narasumber : Arief Pradono

Jabatan : Account Officer Bank BJB Syariah

KCP Ciputat

Tanggal : Senin, 24 September 2019

Tempat : Kantor Bank BJB Syariah KCP

Ciputat

Saya : Apakah Pembiayaan Pemilikan Rumah itu?

Jawab : Pembiayaan Pemilikan Rumah atau biasa disebut

dengan PPR adalah pembiayaan consumer yang

ditujukan untuk pembelian rumah, ruko/ rukan,

apartemen, kavling siap bangun, pembangunan dan

juga renovasi rumah.

Saya : Apa saja persyaratan dalam mengajukan

pembiayaan ini pak?

Jawab : Kriteria dalam mengajukan pembiayaan ini adalah

warga negara Indonesia (WNI), berdomisili di

Indonesia, sudah menikah, usia minimum 21 tahun/

cakap hukum. Usia maksimum sampai jatuh tempo

pembiayaan usia pensiun karyawan maksimum 60

tahun, usia pensiun professional dan pengusaha

maksimal 65 tahun, usia pensiun pegawai Negeri Sipil

sesuai dengan peraturan eksternal. Jenis pekerjaan,

karyawan (termasuk PNS), karyawan tetap, bukan

karyawan dalam masa percobaan, professional,

pengusaha. Minimum masa kerja, karyawan 2 tahun

(termasuk pekerjaan sebelumnya), professional /

pengusaha : 3 tahun dalam bidang yang sama.

Checking possitif. Rasio angsuran maksimum

35% dari Take Home Pay. Pembiayaan yang dilarang

antara lain, tidak sesuai dengan prinsip syariah,

untuk tujuan spekulasi, usaha perjudian, pornografi,

bertentangan dengan norma kesusilaan, narkotik,

pencucian uang dan sektor usaha lainnya yang

bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia dan

perundangan lainnya yang berlaku, memberikan

fasilitas pembiayaan untuk pemenuhan uang muka,

pembiayaan dengan tujuan top up. Pembiayaan yang

perlu dihindari yaitu termasuk dalam Negative list,

termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI)

atau Daftar Hitam Nasional (DHN), pernah/ sedang

proses write off, calon nasabah merupakan pemilik

atau senior manajemen dari developer.

Saya : Bagaimana prosedur bank dalam memberikan

pembiayaan mulai dari tahap pengajuan sampai

pelunasan pembiayaan?

Jawab : Pertama adalah calon nasabah membuat usulan

pengajuan pembiayaan, pengajuan ini harus

berdasarkan permohonan tertulis dari nasabah.

Permohonan nasabah mencakup informasi mengenai

tujuan, jumlah, jangka waktu, dan jenis fasilitas

pembiayaan. Kemudian bank melakukan verifikasi

dan investigasi. Lalu melakukan analisis pembiayaan

menggunakan prinsip 5C untuk menentukan

keputusan apakah permohonan pembiayaan akan

diterima atau ditolak. Kalau permohonan diterima

maka nasabah memenuhi dokumen dan administrasi

pembiayaan secara menyeluruh. Setelah semuanya

lengkap maka bank akan membuatkan surat

pemberitahuan persetujuan pembiayaan (SP4).

Kemudian penandatangan akad dan pengikatan

jaminan. Setelah itu dana bisa dicairkan setelah

nasabah memenuhi syarat pencairan dana. Setelah

dana cair, selanjutnya bank akan melakukan

pengawasan kepada nasabah. Yang terakhir adalah

pelunasan. Apabila nasabah sudah melunasi

kewajiban pengembalian pembiayaan maka bank

akan memberikan bukti pelunasan dan pelepasan

jaminan kepada nasabah.

Saya : Apa prinsip yang digunakan Bank BJB Syariah

KCP Ciputat dalam menganalisis kelayakan pada

pembiayaan pemilikan rumah?

Jawab : Prinsip yang kami gunakan untuk menganalisis

kelayakan pada pembiayaan pemilikan rumah adalah

prinsip 5C

Saya : Bagaimana analisis character pada calon

nasabah?

Jawab : Kami akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia

(BI Checking) untuk melihat kolektibilitas

pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan nasabah.

Kami juga melakukan trade checking yaitu pencarian

informasi ke rekan bisnis permohonan pembiayaan,

pesaingnya ataupun pemilik usaha sejenis untuk

memperoleh informasi reputasi. Karakter merupakan

ukuran utama untuk menilai kejujuran dan kemauan

nasabah membayar pengembalian pembiayaan. Untuk

menilai karakter juga didapat pada saat wawancara

dengan cara nasabah pertama kali berurusan dalam

pihak bank dalam rangka pengajuan pembiayaan.

Saya : Bagaimana analisis capacity (kemampuan) pada

calon nasabah?

Jawab : Untuk penilaian capacity selain berdasarkan

mengenai slip gaji, jumlah anggota keluarga,

pengeluaran rumah tangga, riwayat usaha, tetapi

kami juga melihat berdasarkan pada kondisi

pekerjaan, yaitu mencakup riwayat pekerjaan calon

nasabah yang berkaitan dengan jabatan yang

dimiliki oleh calon nasabah tersebut dan seberapa

lama telah menjabat. Kemudian melalui riwayat

pekerjaan yang bersangkutan yaitu berkaitan dengan

kapan calon nasabah mulai bekerja pada pekerjaan

yang sedang dikerjakan oleh calon nasabah saat ini

dan seterusnya.

Saya : Bagaimana analisis capital (modal) pada calon

nasabah?

Jawab : Capacity itukan jumlah dana/ modal sendiri yang

dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal

maka akan semakin tinggi kesungguhan calon nasabah

dalam menjalankan usahanya atau pekerjaannya dan

bank akan merasa lebih yakin memberikan

pembiayaan

Saya : Bagaimana analisis collateral (jaminan) pada

calon nasabah?

Jawab : Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis jaminan,

lokasi, bukti kepemilikan, dan status hukumnya.

Bentuk jaminan tidak hanya berbentuk benda, tetapi

juga bisa yang tidak berwujud seperti jaminan pribadi,

letter of guarantee, letter of comfort, rekomendasi,

dan avails.

Saya : Bagaimana analisis condition of economy pada

calon nasabah?

Jawab : Kondisi ekonomi juga mempengaruhi pertimbangan

apakah calon nasabah mempunyai kemungkinan besar

untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan

atau tidak. Biasanya kami menganalisis dari usaha dan

pekerjaannya.

Saya : Bagaimana bila nasabah telat untuk membayar?

Jawab : Nasabah akan dikenakan denda, denda akibat

keterlambatan angsuran akan dibebankan jika

kewajiban pembayaran angsuran telah tertunggak

selama 2 (dua) hari atau lebih dan dihitung sejak

tanggal terjadinya tunggakan. Denda tersebut nanti

akan dimasukkan sebagai tagihan ke nasabah pada

saat kewajiban angsuran berikutnya.

Narasumber

(Arief Pradono)

Lampiran 2

Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 3

Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 4

Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 5

Daftar BI Checking

Lampiran 6

Nota Aplikasi Pembiayaan dan Persetujuan Pembukuan

Lampiran 7

Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian

Pembiayaan

Lampiran 8

Dokumentasi Wawancara

Saat melakukan wawancara dengan Bapak Arief Pradono

(Account Officer Bank BJB Syariah KCP Ciputat)

Saat melakukan wawancara dengan Bapak Arief Pradono

(Account Officer Bank BJB KCP Syariah Ciputat)

Foto Bersama Bapak Arief Pradono (Account Officer Bank

BJB Syariah KCP Ciputat)

Foto Bersama Bapak Arief Pradono (Account Officer Bank

BJB Syariah KCP Ciputat)

Ruang Teller Bank BJB Syariah KCP Ciputat

Maskot “Ikhlas” Bank BJB Syariah KCP Ciputat