kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan usaha

21
JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013 KELAYAKAN BISNIS AIR BERSIH TERHADAP KEMAJUAN USAHA (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo) HASDANI,Sos.MSi Dessy Marhandrie.S.Sos.MSi Hafid Zakariya.SH.MH Dosen STIA Setih Setio Muara Bungo Ina L.Sos Alumni STIA Setih Setio ABSTRAK Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Tirta Muaro Kabupaten Tebo merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang air bersih yang memberikan kontribusi sumber pendapatan asli daerah.Di lain pihak juga sebagai unit membantu pemerintah dalam hal pembangunan penyediaan air bersih untuk kepentingan masyarakat. PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Tebo yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Metode penelitian menggunakan metode deskriftif, dengan dengan pendekatan analisis data kualitatif, dengan cara wawancara. Populasi adalah diriktur dan seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Tebo. Sedangkan sampel berjumlah 19 (Sembilan belas ) orang.Hasil penelitian diantaranya:PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo belum menujukan kinerja yang optimal dalam menunjang kemajuan perusahaan. Adapun aspek-aspek yang belum mendukung kemajuan usaha meliputi; aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek ekonomi, social dan politik, aspek lingkungan industry, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup.Hambatan yang dihadapi oleh PDAM Tirta muaro Kabupaten Tebo adalah keterbatasan sumber dana dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai dalam mendukung Aspek kelayakan bisnis dan kurangnya koordinasi antar bagian dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Upaya yang dilakukan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo untuk mengatasi hambatan adalah; mengupayakan peningkatan sumber dana dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung kegiatan operasioanal perusahaan, dan meningkatkan koordinasi antara bagian untuk mendukung kegiatan operasioal.

Upload: lppmstiass

Post on 28-Oct-2015

258 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

KELAYAKAN BISNIS AIR BERSIH TERHADAP KEMAJUAN USAHA

(Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo)

HASDANI,Sos.MSi Dessy Marhandrie.S.Sos.MSi

Hafid Zakariya.SH.MH Dosen STIA Setih Setio Muara Bungo

Ina L.Sos Alumni STIA Setih Setio

ABSTRAK

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Tirta Muaro Kabupaten Tebo merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang air bersih yang memberikan kontribusi sumber pendapatan asli daerah.Di lain pihak juga sebagai unit membantu pemerintah dalam hal pembangunan penyediaan air bersih untuk kepentingan masyarakat. PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Tebo yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Metode penelitian menggunakan metode deskriftif, dengan dengan pendekatan analisis data kualitatif, dengan cara wawancara. Populasi adalah diriktur dan seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten Tebo. Sedangkan sampel berjumlah 19 (Sembilan belas ) orang.Hasil penelitian diantaranya:PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo belum menujukan kinerja yang optimal dalam menunjang kemajuan perusahaan. Adapun aspek-aspek yang belum mendukung kemajuan usaha meliputi; aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek ekonomi, social dan politik, aspek lingkungan industry, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup.Hambatan yang dihadapi oleh PDAM Tirta muaro Kabupaten Tebo adalah keterbatasan sumber dana dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, sumber daya manusia (SDM) yang kurang memadai dalam mendukung Aspek kelayakan bisnis dan kurangnya koordinasi antar bagian dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Upaya yang dilakukan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo untuk mengatasi hambatan adalah; mengupayakan peningkatan sumber dana dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung kegiatan operasioanal perusahaan, dan meningkatkan koordinasi antara bagian untuk mendukung kegiatan operasioal.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk mencapai sasaran organisasi dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan dan memberikan kontribusi laba kepada pemiliknya, tentunya diperlukan suatu kinerja operasional yang optimal. Dimana kinerja yang optimal ini dipengaruhi oleh ketersediaan berbagai aspek bisnis, seperti aspek pasar, aspek internal perusahaan dan aspek lingkungan. Disamping itu, untuk mencapai sasaran yang diinginkan, diperlukan suatu siklus aktivitas serta dibutuhkan adanya keseimbangan (balance) dalam proses pencapaian dimaksud dan hasil (performance) sesuai dengan yang direncanakan.

Salah satu bisnis yang memerlukan analisis kelayakan bisnis adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak dibidang jasa air bersih yang memberikan kontribusi sumber pendapatan asli daerah. Di lain pihak juga sebagai unit yang membantu pemerintah dalam hal pembangunan penyediaan air bersih untuk kepentingan masyarakat. PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjalankan dimensi bisnis dan social bisnis dapat diartikan bahwa perusahaan sebagai organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang/jasa yang ditujukan bagi pemuasan kebutuhan pembeli maupun masyarakat serta diharapkan memberikan laba bagi perusahaan untuk kelangsungannya.

Selanjutnya, memperhatikan perkembangan PDAM yang menghadapi paradigma baru dalam pengelolaan pelayanan air bersih, terjadi perubahan lingkungan eksternal dan internal yang pesat dan kompleks akan memberikan dampak positif maupun negatif bagi kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan. Perubahan tersebut perlu diikuti oleh kesiapan manajemen dalam mengantisipasi dampak negatif secara aktual pada kebijakan yang diputuskan.Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan sekumpulan data yang akurat, realistik, akuntabilitas yang akan diolah menjadi paket informasi yang dapat diterima dan dimengerti oleh Stakeholder PDAM. Agar manajemen PDAM dapat mengambil keputusan bisnisnya secara optimal, maka sudah barang tentu ketersediaan data dan informasi tersebut diharapkan diperoleh dengan cepat, aktual, sistematis dan komprehensif melalui hasil dari analisis kelayakan bisnis.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Muaro Kabupaten Tebo merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Tebo yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun saat ini belum dapat terealisasi, karena masih mengalami permasalahan yang cukup banyak. Permasalahan tersebut diharapkan dapat diselesaikan dengan melakukan analisis kelayakan bisnis dengan memaksimalkan pemberdayaan sumber - sumber ekonomi yang tersedia atau yang berpotensi dalam pencapaian tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut dikenal dengan 5M, yang terdiri dari orang (man), uang (money), material (material), peralatan (machine), metode (method).1

1 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 27

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Berdasarkan pengamatan penulis ditemukan berbagai permasalahan yang cukup signifikan mempengaruhi kelayakan bisnis PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, khususnya untuk mendukung kelancaran operasional diantaranya; penggunaan instalansi air saat ini masih berupa bantuan yang dibangun pada tahun 1982 dan belum ada perubahan sesuai dengan pertumbuhan penduduk. Pengelola PDAM dan pemerintah, baik dewan komisaris maupun dewan direksi belum melaksanakan kelayakan yang mengacu kepada fit and properties. Disamping itu, tenaga pembangkit maupun tenaga sumber daya manusia belum memenuhi standardisasi secara Kualitas dan kuantitas sehingga akan mempengaruhi operasional PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo secara kontinyu.

Berdasarkan fenomena masalah di atas, maka diperlukan adanya analisis kelayakan bisnis, terutama dalam upaya pengembangan perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan penelitian dengan judul : Analisis Kelayakan Bisnis Air Bersih Terhadap Kemajuan Usaha (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Tirta Muaro Kabupaten Tebo).

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan usaha pada

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo? 2. Apa hambatan kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan usaha pada

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo? 3. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan kelayakan bisnis air

bersih terhadap kemajuan usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo?

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka dapat ditetapkan

tujuan penelitan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan usaha pada

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo. 2. Untuk mengetahui hambatan kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan

usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo. 3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan

kelayakan bisnis air bersih terhadap kemajuan usaha pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

II.KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Analisis

Menurut Supriyono analisis adalah penelusuran kesempatan atau tantangan atas sumber, analisis juga melibatkan pemecahan suatu keseluruhan kedalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat, fungsi dan saling hubungan antar bagian tersebut.2 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian analisis

2 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, BPFE, Yogyakarta, 2008, hal.120

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

adalah penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkara atau persoalan yang sebenarnya.3

2.2 Studi Kelayakan Bisnis 2.2.1 Pengertian Bisnis dan Perusahaan

Bisnis diartikan sebagai kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.4

Sedangkan perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.5

2.2.2 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Husein Umar, bahwa Studi kelayakan bisnis merupakan

penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.6

2.3 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

2.3.1 Aspek Pasar

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan oleh proyek tesebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk bersangkutan.

2.3.2 Aspek Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan menjual

barang atau jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Oleh karena itu, aspek ini bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih.

2.3.3 Aspek Teknis dan Teknologi Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan

apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Dari kajian teknologi, perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hendaknya antisipasi perkembangan teknologi perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomi, sehingga akhirnya produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar.

2.4 Pengertian Air Bersih Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004

tentang Air Bersih ;disebutkan pengertian terkait dengan air bersih, adalah: 7

3 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1998, hal 16 4 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Gramedia, Edisi.3, Karawaci 2009, hal.8 5 Ibid,, hal.8 6 Ibid,, hal.8 7 Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 2004 tentang Air Bersih

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

2.5 Pengertian SWOT

SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (kesempatan), threats (ancaman).

Menurut Agustinus Sri Wahyudi, mengemukakan pengertian mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam lingkungan organisasi adalah8: a. Strength (kekuatan) adalah suatu keunggulan sumber daya yang berlimpah yang

belum terjadi secara optimal sehingga memberikan kemungkinan suatu organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerjanya.

b. Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya manusia serta keterampilan dalam dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu organisasi.

c. Opportunities (peluang) adalah suatu yang menguntungkan dalam organisasi. d. Threats (ancaman) adalah merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan

dalam suatu organisasi.

2.6 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) dalam arti yang sederhana adalah prestasi kerja. Rue

dan Byars mendefinisikan kinerja sebagai tingkat pencapaian hasil atau the degree of accomplishment”. Ini berarti kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi.9

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yaitu bermaksud untuk mengetahui serta mendapatkan gambaran tentang permasalahan yang terjadi pada tempat dan waktu tertentu, kemudian berusaha menganalisa dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi untuk pemecahan masalah mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi.

Pendekatan analisis data yang diginakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.Peneliti menggunakan analisis data dengan cara wawancara.

3.2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.10 Berdasarkan pengertian itu, populasi dalam penelitian ini adalah pimpinan dan semua karyawan

8 Hessel Nogi S.Tangkilisan, Manajemen Modern Untuk Sektor Publik, Balairung&Co,

Yogyakarta, 2003, hal 19. 9 Sadu Wasistiono, dkk, Menata Ulang Kelembagaan Pemerintah Kecamatan, Citra Pindo,

Bandung, 2002, hal. 45 10 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung; 2008, hal 57.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, serta semua pelanggan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.11 Dalam penelitian ini, sampel yang diambil dan ditetapkan berjumlah yaitu 19 (Sembilan belas) orang, dengan rincian sebagai berikut: 1. 1 (satu) orang Direktur. 2. 2 (dua) orang Kepala Bagian :

a. Teknik b. Adm / keuangan

3. 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian : a. Perencanaan b. Distribusi c. Hubungan langganan

4. 1 (satu) orang Kepala Unit Pelaksana Teknis 5. 4 (empat) orang pelanggan:

a. 2 orang pelanggan aktif b. 2 orang pelanggan non aktif

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling ( sampel bertujuan ) dengan pertimbangan tertentu, yakni mencari informasi dan data kepada orang yang dianggap mengetahui / paham ( competence ) dengan masalah penelitian yang dilakukan. Sedangkan untuk sampel dari kelompok pelanggan menggunakan teknik incidental sampling (sampel secara kebetulan)

3.3. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian yang Akan dilakukan, penulis menggunakan teknik

pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. a. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan data teoritis dari berbagai pendapat para ahli dengan cara mempelajari dan menganalisa teori-teori dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dan serta dokumen-dokumen lain yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui observasi dan wawancara. a. Observasi adalah suatu proses pengamatan terhadap fenomena-fenomena

yang terjadi dan berkembang dimasyarakat. b. Wawancara adalah komunikasi langsung antara pewawancara dengan

responden dalam rangka pengumpulan data. 3.4 Sumber Data

a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang berupa wawancara dengan bagian terkait dengan pengumpulan data penelitian dan data ini masih murni dan belum diolah dalam suatu proses tertentu.

11 Ibid., hal 57.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sistematis, yang sudah diolah dan dipublikasikan bisa buku-buku laporan bulanan, semester maupun tahunan dan bahan dokumenter lainnya.

3.5 Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data secara lengkap, maka langkah

selanjutnya yang sangat penting untuk dilakukan adalah menganalisis data. Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, maka proses analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif.

Dengan demikian, maka langkah-langkah atau tahapan menganalisis data dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. 2. Pemeriksaan data yang didapat apakah sesuai dengan yang diharapkan. 3. Pengelompokan data-data guna untuk menjawab pertanyaan terhadap suatu

penelitian. 4.Melaksanakan pembahasan dan perumusan terhadap data yang didapat. 5. Mengambil kesimpulan akhir terhadap data yang diteliti.

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Dan Pembahasan.

4.1.1. Analisis Kelayakan Bisnis Pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo

Dalam dunia bisnis dan secara teoritis bahwa analisis kelayakan bisnis dilakukan untuk memulai suatu bisnis maupun dalam memajukan suatu usaha. Jenis dan sifat produk yang ditawarkan adalah produk dengan tingkat persaingan tinggi yang diproduksi oleh banyak perusahaan (sejenis). PDAM Tirta Muaro adalah termasuk perusahaan monopoli di Kabupaten Tebo dengan memproduksi air bersih untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, bagi PDAM Tirta Muaro masih menghadapi berbagai permasalahan, seperti kinerja keuangan dan kualitas air dan cakupan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini ditandai dengan kubikasi air yang terjual rendah, cakupan pelayanan (service coverage) masih kecil dibanding jumlah penduduk, serta PDAM tersebut mengalami kerugian karena tidak mampu menutupi biaya operasionalnya. Keadaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, yang menurut laporan pembangunan manusia 2009, Bappenas, BPS dan UNDP menempati rangking 182 dari 342 PDAM yang ada di Indonesia.12

Salah satu indikator yang menempatkan PDAM Tirta Muaro pada urutan terbawah adalah cakupan pelayanannya sekitar 4,2% dari wilayah yang dilayani. Dengan kondisi yang demikian itu, maka PDAM Tirta Muaro belum mampu membiayai operasional, dan apalagi untuk memberikan kontribusi kepada PAD Kabupaten Tebo sebagai salah satu tujuan dan maksud keberadaan BUMD.

12 Majalah Bulanan Perpamsi, Edisi maret 2012

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Apabila diperhatikan fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PDAM Tirta Muaro, seharusnya cakupan pelayanan air bersih masih dapat ditingkatkan karena: (a) Didukung oleh ketersedian dan kemampuan mesin (intake) sebanyak 2

(dua) unit dengan IPA( instalansi pengelolaan air ) sebanyak 8 (delapan) buah yang memiliki kapasitas terpasang 52,5 L/detik, sedangkan kapasitas produksi 45 L/detik, jadi terdapat Idle Capacity sebesar 7,5 L/detik, adanya idle capacity merupakan beban tetap (fixed cost) bagi PDAM Tirta Muaro yang harus dipikul secara terus menerus.

(b) Didukung oleh ketersediaan pipa (pipanisasi) mulai dari pipa primer, pipa sekunder, dan pipa tersier pada beberapa kawasan, sehingga untuk meningkatkan jumlah sambungan masih bisa dengan tanpa harus melakukan pembelian/penambahan pipa.

(c) Daya tekanan air cukup kuat, dalam arti bahwa air dapat menjangkau rumah/bangunan ruko yang lebih tinggi (misalnya ruko tingkat tiga), karena didukung oleh kondisi mesin dan pipa yang masih berfungsi secara baik.

Dengan adanya ketiga faktor pendukung sebagaimana dijelaskan pada butir a, b, dan c di atas, seharusnya sambungan air kepada konsumen dapat dioptimalkan. Dengan arti kata, bahwa kapasitas mesin terpasang sama dengan kapasitas produksinya yakni 52,5 L/detik (saat ini baru 45 L/detik). Apabila kondisi Full Capacity tercapai dan sistem pengaturan air diatur secara terencana dan bergilir, maka dengan kondisi masin dan pipa yang ada pada saat ini cakupan pelayanan air PDAM Tirta Muaro dapat ditingkatkan.13

Berkenaan dengan kondisi dilematis yang dihadapi oleh PDAM Tirta Muaro yang dikemukakan di atas, maka yang merupakan akar permasalahannya terletak pada kemampuan PDAM Tirta Muaro untuk mengoptimalkan kapasitas produksi yang belum digunakan (idle capacity) dalam upaya memperluas cakupan pelayanan, secara teoritis bahwa untuk mengoptimalkan kapasitas produksi yang belum digunakan (idle capacity) adalah dengan cara meningkatkan jumlah sambungan, karena jika PDAM Tirta Muaro dapat meningkatkan cakupan pelayanannya dengan memanfaatkan kapasitas produksi yang masih tersedia, sasaran peningkatan jumlah pelanggan/sambungan akan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil survey, calon pelanggan potensial kelihatannya kurang berminat menjadi pelanggan PDAM Tirta Muaro. Salah satu alasannya adalah ketidakmampuan untuk membayar biaya sambungan, sebagian besar memberikan alasan lain kenapa mereka tidak ingin mendapatkan sambungan rumah.

Berdasarkan berbagai kondisi permasalahan di atas, penulis mencoba melakukan analisis kelayakan bisnis pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, dari berbagai aspek di bawah ini:

1. Aspek Pasar

13 Wawancara Dengan Hairul Akmal, Kabag. Teknik PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 11 maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan untuk mengetahui potensi permintaan air bersih ataupun sambungan baru pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

Berdasarkan wawancara dengan Direktur, bahwa potensi pasar dari masyarakat Kabupaten Tebo masih sangat besar, dimana cakupan pelayanan air bersih masih relatif rendah.14 Hal tersebut juga didukung oleh Kabag. Administrasi dan Keuangan, bahwa PDAM Tirta Muaro sebagai satu-satunya pemasok air bersih yang ditunjuk oleh Pemerintah, dapat memonopoli pelayanan air bersih satu-satunya, sehingga potensi pasar tidak perlu diragukan lagi.15

Selanjutnya menurut Kabag. Teknik, bahwa potensi pasar pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo masih sangat mendukung, dimana jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 11.230 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yaitu sebanyak 267.000 jiwa, sehingga baru terlayani sekitar 5%.16

Berdasarkan hasil jawaban responden di atas, maka penulis melihat aspek pasar bukan menjadi masalah untuk menghambat kemajuan usaha PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo. Hal tersebut sebenarnya merupakan peluang yang besar untuk meningkatkan kinerja dan perkembangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo untuk masa yang akan datang.

2. Aspek Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang bertujuan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo memilik fungsi ganda, yaitu sebagai pelayanan masyarakat dan sebagai unit bisnis dalam menciptakan keuntungan sebagai penyumbang PAD Kabupaten Tebo.

Berdasarkan wawancara dengan Direktur, bahwa dalam pencapaian tujuan perusahaan diperlukan berbagai strategi yang harus ditempuh, diantaranya:17 a. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya. b. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap,

perilaku, serta kepuasan mereka atas produk. c. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan

dilaksanakan. Sedangkan menurut Kasubag Distribusi, bahwa strategi

marketing belum dilaksanakan sesuai dengan konsep pemasaran, dimana PDAM Tirta Muaro sebagai satu-satunya pemasok air bersih

14 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 10

maret 2012. 15 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret l 2012. 16 Wawancara Dengan Hairul Akmal, Kabag. Teknik PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 12 maret 2012. 17 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 10

maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

merasa tidak perlu untuk melaksanakan strategi marketing.18 Hal senada juga disampaikan oleh Kasubag. Hubungan Langganan, bahwa strategi marketing, khususnya promosi belum dilaksanakan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo secara terprogram, sehingga sebagian masyarakat belum memahami fungsi dan peranan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

Namun menurut Kepala Unit UPT. Sungai Bengkal, bahwa Pelayanan purna jual merupakan salah satu program yang dilancarkan oleh PDAM Tirta Muaro guna memberikan citra positif kepada pelanggan, dan berharap akan memberikan kesan yang baik pula terhadap calon-calon pelanggan agar mereka menjadi pelanggan air bersih PDAM Tirta Muaro.

3. Aspek Teknis dan Teknologi Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan

kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Dari kajian teknologi, perlu dipahami bahwa perkembangan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hendaknya antisipasi perkembangan teknologi perlu dikaji agar teknologi yang akan digunakan nantinya dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomi, sehingga akhirnya produk yang dihasilkan mampu bersaing di pasar.

Berdasarkan wawancara dengan Direktur, bahwa teknologi yang digunakan oleh PDAM Tirta Muaro sesungguhnya belum mampu mendukung pelayanan saat ini, karena sebagian besar sudah relatif lama dan dalam kondisi yang kurang baik. Hal ini juga didukung oleh Kabag. Teknik, bahwa peralatan produksi dan pipanisasi sudah relatif lama tidak diperbaharui dan masih menggunakan teknologi yang sudah lama.19

Teknologi yang digunakan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo masih menggunakan teknologi lama dan belum ada penggantian ataupun pembaharuan teknologi yang digunakan pada saat ini.

1. Aspek Sumber Daya Manusia Aspek sumber daya manusia merupakan aspek penting yang

perlu dianalisis oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, SDM dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasional. SDM yang dibutuhkan disesuaikan dengan keahlian meraka dalam menjalankan operasional perusahaan.

Berdasarkan wawancara dengan direktur, bahwa SDM adalah sebagai partner pengusaha, maka pola manajemen SDM mulai dari perencanaan kebutuhan SDM sampai dengan pemutusan hubungan kerja hendaknya berdampak positif pula pada aspek sosial.20 Kondisi yang dialami oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo adalah

18 Wawancara Dengan Iskandar, Kasubbag. Distribusi PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 19 maret 2012. 19 Wawancara Dengan Hairul Akmal, Kabag. Teknik PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 25 maret 2012. 20 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal

27maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

kekurangan SDM untuk mendukung kegiatan perusahaan, baik dari jumlah maupun kesesuaian dengan latar belakan karyawan dengan bagian pekerjaannya.21 Hal ini juga didukung oleh Kabag Administrasi Keuangan, dimana jumlah pegawai keseluruhan saat ini berjumlah 48 orang, dan yang berstatus pegawai tetap adalah sebanyak 25 orang.22

Sedangkan menurut Kasubag. Perencanaan, bahwa sebagian besar latar belakang pendidikan dari seluruh karyawan masih berpendidikan SMA.23 Dari kondisi di atas, maka aspek SDM masih perlu ditingkatkan, baik dari jumlah maupun kompetensinya, sehingga pada akhirnya dapat mendukung kemajuan usaha PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

2. Aspek Manajemen Tujuan aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah

operasional perusahaan sudah direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak, atau sebaliknya. Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur, bahwa aspek manajemen yang dilakukan oleh perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.

Dalam pelaksanaan manajemen pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, pada prinsipnya sudah terlaksana, namun belum tersistem dengan baik sesuai dengan konsep-konsep manajemen.24 Hal ini juga diakui oleh Kabag Teknik, bahwa manajemen yang dilaksanakan, baik oleh jajaran pimpinan maupun bawahan belum berjalan dengan baik sesuai prosedur dan aturan berdasarkan garis komando pada struktur organisasi yang ada.

Dari wawancara di atas, aspek manajemen sudah dilaksanakan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, namun belum optimal dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen oleh semua unsur perusahaan.

3. Aspek Keuangan Dari sisi keuangan, proyek bisnis dikatakan sehat apabila dapat

memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban financialnya. Dalam SKB, kegiatan studi aspek keuangan dilakukan setelah aspek lain selesai dilaksanakan. Kegiatan pada aspek keuangan ini antara lain adalah penghitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.

Berdasarkan wawancara dengan direktur, bahwa aspek keuangan pada prinsipnya tidak menjadi masalah, terutama untuk membiayai kebutuhan operasional PDAM, karena masih bersumber dari kas daerah. Namun dari sisi bisnis, PDAM Tirta Muaro belum bisa

21 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 27 maret l 2012 22 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 27 maret 2012. 23 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 27 maret 2012. 24 Wawancara Dengan Iskandar, Kasubbag. Distribusi PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 10 maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

mendukung kegiatan operasionalnya, karena masih mengalami kerugian usaha.

Untuk melihat gambaran arus kas dari PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, sebagaimana perincian pada tabel di bawah ini.

Tabel Laporan Ringkasan Operasional

PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo Tahun 2012

(Dalam Rp.000,-)

No Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah 1 Piutang 1.123.920 Bahan Kimia 261.5002 Piutang Non Air 150.720 Bahan Instalasi -3 Uang Muka Kerja - Uang Muka -4 Mobil Tangki 19.020 By Sumber Air 755.7005 Sambungan Ulang 960 By Pengolahan 124.7646 Pendapatan Denda 5.340 By Transmisi 151.1287 Non Air Lainnya - Biaya Adm. 900.2408 Cad. Dana Meter - Rupa2 Perk. -9 Rupa2 Perkiraan 1.154.400 Jumlah 2.454.360 Jumlah 3.347.832

Sumber: PDAM Tirta Muaro Kab. Tebo, Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa total penerimaan

selama tahun 2011 sebesar Rp. 2.454.360.000,- belum dapat menutupi pengeluaran sebesar Rp. 3.347.832.000,-. Berdasarkan wawancara dengan Kabag. Keuangan, bahwa jumlah pengeluaran di atas belum termasuk belanja pegawai yang masih disubsidi dari pemerintah daerah Kabupaten Tebo.

Dari hasil wawancara dan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa dari aspek keuangan, PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo belum mampu untuk menunjukkan kinerjanya secara optimal.

4. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik Dalam menyusun suatu studi kelayakan bisnis, sebagai titik

tolak untuk melakukan analisis, diperlukan informasi lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis. Selain itu juga untuk mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan.

Berdasarkan wawancara dengan direktur, bahwa dari aspek ekonomi, sosial dan politik tidak mengalami masalah yang berarti, karena PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo merupakan salah satu perusahaan daerah dan mempunyai fungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini juga disampaikan oleh salah seorang pelanggan, bahwa masyarakat sebagai salah satu unsur sosial tidak mempermasalahkan kehadiran PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, karena perusahaan tersebut sebagai salah satu bentuk pelayanan yang

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

diberikan oleh pemerintah daerah.25 Disamping itu, menurut Kasubag. Hubungan Langganan, bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak mendapatkan respon yang negatif dari masyarakat sebagai pelanggan dari PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.26

5. Aspek Lingkungan Industri. Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek

persaingan, dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis.

Berdasarkan wawancara dengan direktur, bahwa aspek lingkungan industri tidak menghadapi kendala, karena PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo merupakan perusahaan daerah dan tidak mempunyai saingan dibidang bisnis yang sama.27 Hal ini juga didukung oleh salah seorang pelanggan, bahwa mereka tidak mempunyai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan air bersih di daerahnya.28 Hal ini juga didukung oleh Kasubag Distribusi, bahwa dalam penyaluran air bersih dan pencapaian target pelanggan tidak terdapat ancaman secara eksternal, yang meliputi para pesaing bisnis dan permintaan dari calon pelanggan.29

Penulis menyimpulkan bahwa aspek lingkungan industri tidak menjadi ancaman bagi kemajuan usaha PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo untuk masa yang akan datang.

6. Aspek Yuridis Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Tirta Muaro Kabupaten

Tebo didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 8 Tahun 2004 dengan akte pendirian No. 21 tanggal 21 Mei 2004 Notaris Miral, S.H Notaris Muaro Tebo.

Untuk mengetahui apakah suatu rencana bisnis diyakini layak dari sisi yuridis dapat dipelajari dari berbagai sisi. Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis, dapat dibagi dua, yaitu badan usahanya dan orang-orang atau individu yang terlibat sebagai decision makers.

Berdasarkan wawancara dengan Direktur, bahwa secara yuridis, PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo sudah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya status dan kepemilikan perusahaan yang merupakan Perusahaan Daerah.30 Hal tersebut juga didukung oleh Kabag Administrasi Keuangan, bahwa status perijinan

25 Wawancara Dengan Sutrisno, Pelanggan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 18

maret 2012. 26 Wawancara Dengan Ruslan A. Gani, Kasubbag. Hubungan Langganan PDAM Tirta Muaro

Kabupaten Tebo, Tanggal 25 maret 2012. 27 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 25

Feb 2012. 28 Wawancara Dengan Hambali, Pelanggan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 25feb

2012. 29 Wawancara Dengan Iskandar, Kasubbag. Distribusi PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 25mareti 2012. 30 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 25

maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

dan keberadaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo sudah berjalan dengan baik dan tidak ada permasalahan.

7. Aspek Lingkungan Hidup. Seperti telah disinggung pada bagian-bagian depan bahwa aspek

lingkungan hidup perlu dianalisis kelayakannya. Studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup, misalnya dari sisi udaran dan air, rencana bisnis diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan direktur, bahwa aspek lingkungan hidup sudah melalui kajian dari instansi dan studi kelayakan, sehingga PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo tidak akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Hal ini juga didukung oleh Kabag. Teknik, bahwa dalam proses penyaringan air tidak menimbulkan dampak kerusakan ataupun pencemaran lingkungan sekitar pabrik.31

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Kasubag. Hubungan Langganan, bahwa sejauh ini belum ada keluhan dari masyarakat sekitar terhadap dampak kerusakan lingkungan dari keberadaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.32 Sedangkan menurut salah seorang masyarakat, bahwa keberadaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo tidak memberikan dampak terhadap kerusakan lingkungan hidup.33

4.1.2. Hambatan-Hambatan Kelayakan Bisnis Terhadap Kemajuan Usaha Pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

Berdasarkan pembahasan di atas tentang analisis kelayakan bisnis pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, maka penulis mencoba menguraikan hambatan-hambatan yang dihadapi berdasarkan hasil penelitian, dengan perincian sebagai berikut: 1. Keterbatasan Sumber Dana Dalam Mendukung Kegiatan

Operasional Perusahaan.

Salah satu faktor yang mendukung dalam kinerja perusahaan adalah dari sumber pendanaan perusahaan. Sampai saat ini PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo masih kekurangan modal untuk penambahan pelayanan dibidang peningkatan produksi distribusi dan penambahan jaringan dan bidang sarana dan prasarana yang lainnya.34

Disamping itu PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo juga masih mengalami kerugian yang cukup besar yang disebabkan oleh: 35

31 Wawancara Dengan Hairul Akmal, Kabag. Teknik PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 14 maret 2012 32 Wawancara Dengan Ruslan A. Gani, Kasubbag. Hubungan Langganan PDAM Tirta Muaro

Kabupaten Tebo, Tanggal 20 maret 2012. 33 Wawancara Dengan Ahmad Sofyan, Pelanggan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal

20 maret 20112. 34 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 6

Feb 2012 35 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 6 feb 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

a. Tarif masih rendah dibawah harga produksi air per M3 b. Kondisi instalasi pelayanan yang menyebar di unit kecamatan yang

biaya operasionalnya lebih tinggi dari pendapatan. c. Tingginya biaya pemeliharaan peralatan pompa dan peralatan teknis

lainnya karena peralatan yang sudah cukup tua d. Tingginya biaya tenaga pembangkit (listrik dan BBM) e. Tingginya biaya pemeliharaan asset f. Tingginya biaya beban hutang jangka pajang g. Tingginya Biaya Penyusatan asset h. Adanya biaya penyisihan piutang usaha.

Dilain pihak masih terdapat permasalahan lainnya yang terkait dengan beban pengeluaran yang relatif besar untuk pembayaran hutang jangka panjang, masalah piutang air yang macet, dan masalah tarif air.36

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis di lapangan, terutama dari unsur sumber pendanaan dari permasalah tersebut di atas, sehingga PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo mengalami kesulitan dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai dalam Mendukung Aspek-Aspek Kelayakan Bisnis.

Sumber Daya Manusia (SDM) baik secara kuantitatif maupun

kualitatif sangat menentukan kemajuan organisasi apapun, termasuk dalam mendukung kemajuan usaha. Secara teknis sudah diatur di dalam struktur organisasi yang ditetapkan, dimana setiap kegiatan operasional dilakukan dibawah tanggung jawab bagian masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabag Administrasi dan Keuangan bahwa jumlah karyawan secara keseluruhan masih kurang memadai, terutama dalam melakukan analisis kelayakan bisnis.37 Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Kasubag Distribusi, dimana saat ini belum ada kajian khusus yang dilakukan terhadap kelayakan bisnis, khususnya terhadap sumber daya manusia.38

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kurang berperannya sumber daya manusia dalam mendukung kegiatan perusahaan disebabkan oleh keterbatasan SDM, baik dari sisi jumlah maupun kualitas yang tersedia. Disamping itu secara kualitas terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo mempunyai karyawan sebanyak 48 orang.

3. Kurangnya Koordinasi Antara Bagian Dalam Menjalankan Kegiatan Operasional Perusahaan.

36 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 6 maret 20112 37 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 6 maret 2012. 38 Wawancara Dengan Iskandar, Kasubbag. Distribusi PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 6 maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Dalam rangka terciptanya efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan kegiatan perusahaan maka dipandang perlu adanya koordinasi berbagai lini di lapangan, terutama antara bagian administrasi keuangan dengan bagian operasional di lapangan. Hal ini diperlukan untuk sinkronisasi kegiatan operasional PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo dengan perencanaan atau program kerja keuangan untuk mendukung kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabag Teknik bahwa analisis kelayakan bisnis belum dilakukan secara terpadu karena kurangnya koordinasi antara semua bagian yang ada dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.39 Hal tersebut juga didukung oleh Kasubag Perencanaan, bahwa koordinasi antar bagian yang ada di PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo belum berjalan secara optimal sehingga masing-masing bagian masih menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing.40

Penulis mengamati bahwa koordinasi merupakan unsur yang sangat penting untuk menentukan kinerja pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo. Kondisi yang terjadi pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo menyangkut kajian kelayakan bisnis terkesan berjalan sendiri-sendiri tanpa mengkoordinasikan dengan bagian yang terkait. Hal ini dilakukan karena kondisi pendanaan yang kurang mendukung dalam membiayai semua program operasional perusahaan di lapangan.

4.1.3. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Kelayakan Bisnis Terhadap Kemajuan Usaha Pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.

Untuk mendukung kegiatan operasional dalam upaya

meningkatkan kinerja PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, masih mengalami berbagai hambatan sebagaimana telah diuraikan di atas. Untuk itu perlu upaya-upaya yang semestinya dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah daerah, terutama manajemen PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo dalam mengantisipasi permasalahan tersebut, dengan perincian sebagai berikut. 1. Mengupayakan Peningkatan Sumber Dana Dalam Mendukung

Kegiatan Operasional Perusahaan.

Salah satu faktor utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan meningkatkan sumber dana untuk mendukung kegitan operasional. Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo bahwa pihaknya telah mengupayakan pendekatan dengan Pemerintah Daerah untuk penyertaan modal dari APBD Kabupaten Tebo dan mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jambi dan Pemerintah Pusat untuk penambahan anggaran dana untuk sarana dan prasarana pelayanan.41

39 Wawancara Dengan Hairul Akmal, Kabag. Teknik PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo,

Tanggal 6 maret 2012. 40 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 6 maret 2012. 41 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 12

maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Disamping itu juga perlu diupayakan sumber dana dari peningkatan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan. Berdasarkan penjelasan Kasubag Perencanaan bahwa seluruh komponen PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo harus bekerja keras untuk meningkatkan pelayanan dengan meningkatkan kapasitas, kualitas serta kontinuitas untuk menambah pelanggan yang banyak, dan mengusulkan kenaikan tarif.42

Faktor lainnya untuk meningkatkan sumber dana adalah dengan penyelesaian masalah piutang air. Sesuai dengan pendapat dari Kabag. Administrasi dan Keuangan bahwa untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi penagihan piutang air adalah dengan cara menggerakkan tim penagihan untuk melakukan penagihan piutang rekening air langsung kepada pelanggan.43

2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Mendukung Kegiatan Operasional Perusahaan.

Secara garis besar, kemapanan Sumber Daya Manusia (SDM) tercermin dalam tiga hal di bawah ini: 1. Integritas, komitmen dan pengabdian. 2. Keterampilan Manajemen 3. Latar Belakang Pendidikan. Untuk mendapatkan SDM sesuai dengan indikator di atas, maka perlu dilakukan prosedur perekrutan dan pembinaan yang lebih baik sesuai dengan standarisasi yang sudah ditetapkan. Disamping itu dalam pembinaan karyawan, khususnya bagian perencanaan keuangan atau analisis kelayakan bisnis diperlukan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk melakukan analisis kelayakan bisnis.44 Selanjutnya untuk peningkatan SDM juga diperlukan adanya program pendidikan lanjutan, pelatihan dan studi banding yang berhubungan dengan analisis kelayakan bisnis, yang dikemukan oleh Kabag Administrasi dan Keuangan.45 Melihat kondisi SDM dari hasil pengamatan penulis dapat dilihat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) pada semua lapisan manajemen pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo perlu ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

3. Meningkatkan Koordinasi antara Bagian Untuk Mendukung Kegiatan Operasional.

Sesuai dengan uraian tugas dalam melaksanakan tugas pada suatu perusahaan diperlukan koordinasi untuk mensinkronisasikan berbagai bagian yang terkait, terutama bagian keuangan dan bagian Teknik atau

42 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret 2012. 43 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret 2012. 44 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 12

Juni 2012. 45 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Operasional. Berdasarkan informasi dari bagian keuangan bahwa untuk mendapatkan data yang akurat dalam melakukan analisis kelayakan bisnis dalam aspek keuangan dibutuhkan peningkatan koordinasi dalam pengumpulan data-data kegiatan operasional, sehingga diperlukan rapat koordinasi secara intensif. 46

Hal senada juga diungkapkan oleh Kasubag Perencanaan, bahwa untuk yang akan datang perlu adanya sinkronisasi program dari bagian teknik dengan bagian keuangan serta bagian perencanaan, sehingga analisis kelayakan bisnis yang dilakukan dapat lebih akurat sesuai dengan kondisi sesungguhnya yang terjadi di lapangan.47 Terakhir ditegaskan oleh Direktur, bahwa koordinasi yang sudah ada saat ini perlu lebih ditingkatkan dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan dan mendukung berbagai aspek kelayakan bisnis pada PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo.48

1VPENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisis yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu,

pada Bab Penutup ini, Peneliti berusaha menyimpulkan beberapa hal atas pokok permasalahan pada penelitian ini. Dan, kemudian mencoba mengemukakan saran-saran dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo. 5.1 Kesimpulan

5.1.1 PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo belum menunjukkan kinerja yang optimal dalam menunjang kemajuan perusahaan. Hal ini berdasarkan hasil analisi kelayakan bisnis yang meliputi berbagai aspek yang kurang mendukung kemajuan usaha. Aspek-aspek analisis kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek manajemen, aspek keuangan, aspek ekonomi, sosial dan politik, aspek lingkungan industri, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup.Dari berbagai aspek tersebut yang belum layak yaitu aspek teknis dan teknologi dan aspek sumber daya manusia.

5.1.2 Hambatan yang dihadapi oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo dalam meningkatkan kemajuan usaha dari aspek kelayakan bisnis, adalah:

46 Wawancara Dengan Ahmadi, Kabag. Administrasi Keuangan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret 2012. 47 Wawancara Dengan Joko Sunarto, Kasubbag. Perencanaan PDAM Tirta Muaro Kabupaten

Tebo, Tanggal 12 maret 2012. 48 Wawancara Dengan Budhi Irawan, Direktur PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo, Tanggal 12

maret 2012.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Keterbatasan Sumber Dana Dalam Mendukung Kegiatan Operasional Perusahaan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai dalam Mendukung Aspek-Aspek Kelayakan Bisnis, dan Kurangnya Koordinasi Antara Bagian Dalam Menjalankan Kegiatan Operasional Perusahaan.

5.1.3 Upaya yang dilakukan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo untuk

mengatasi hambatan adalah: Mengupayakan Peningkatan Sumber Dana

Dalam Mendukung Kegiatan Operasional Perusahaan, Meningkatkan

Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Mendukung Kegiatan Operasional

Perusahaan, dan Meningkatkan Koordinasi antara Bagian Untuk Mendukung

Kegiatan Operasional.

5.2 Saran-saran

5.2.1 Manajemen PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo harus mengalokasikan

sejumlah dana untuk pelaksanaan analisis kebijakan bisnis untuk masa yang

akan datang.

5.2.2 Manajemen PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo harus mampu meyakinkan

dan merubah adanya image masyarakat yang beranggapan bahwa air bersih

yang disediakan oleh PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo adalah fasilitas

yang disediakan oleh Pemerintah dan oleh karenanya harus diberikan

kepada masyarakat secara gratis/murah, yaitu dengan cara pendekatan yang

persuasive dengan menggunakan bahasa sederhana dan praktis.

5.2.3 Karyawan PDAM Tirta Muaro Kabupaten Tebo harus mampu menjadi

mendukung operasional perusahaan dalam upaya meningkatkan kemajuan

usaha.

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

DAFTAR PUSTAKA

Buku‐buku:

Agus Dharma, Manajemen Supervisi,Raja Grafindo Perkasa,Jakarta; 2003. Hessel Nogi S.Tangkilisan, Manajemen Modren Untuk Sektor Publik,Balairung&Co,

Yogyakarta,2003. Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis,Gramedia,Edisi.3.Karawaci.2001. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi A.Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara,

Jakarta. 2003. Kusnadi dan Agustina Hanafi, Pengantar Manajemen strategi, Universitas Brawijaya,

Malang,1999. Malayu S.P.Hasibuan,Manajemen,Dasar,Pengertian,dan Masalah,Bumi

Aksara,Jakarta,2000. Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis,PT.Rineka Cipta,Jakarta,2000. Rachmad A.Triono, Pemberdayaan SDM Dalam Meningkatkan Daya,IBI,Jakarta,1996. Sadu wasistiono,dkk,Menata Ulang Kelembagaan Pemerintah Kecamatan, Citra Pindo,

Bandung,2002. Sugiono, Metode penelitian Administrasi,Alfabeta,Bandung.2008. Supriyono, Manajemen Strategi dan kebijaksanaan Bisnis,BPFE,Yogyakarta,2003. Winarno Surachmad, pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik,

Terseto,Bandung.2002. Majalah Bulanan Perpamsi, Edisi juli 2010. Internet : Resepbunda.biz

JURNAL Erudisi ISSN 2087‐8370 Edisi Cetak Vol.3 No.1 April 2013

Kamus : Andini.T, Nirmala,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.2001.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1998.