kel 1 b - studi hadits choir kelas b pasca iain tulungagung jatim

Upload: afif

Post on 15-Jul-2015

137 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Umat Islam menempatkan Sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Quran. Demikian juga dengan hadist selama ia shahih maka akan menempati posisi yang sangat strategis dalam khazanah hukum Islam. Penjelasan-penjelasan atas arti dan maksud ayat AlQuran yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. dapat berupa ucapan, perbuatan, tulisan ataupun ketetapannya. Dalam sunnah itulah umat Islam menemukan berbagai fakta mengenai bagaimana ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan oleh Allah dan diterjemahkan kedalam kehidupan nyata oleh Nabi Muhammad SAW. Karena sifatnya yang sangat praktis, dan tidak jarang mengikat secara keagamaan, Hadist sering menjadi lebih populer dan lebih menentukan dalam pembentukan tingkah laku sosio keagamaan dibanding ayatayat Al-Quran. Oleh sebab itu pada praktiknya kehidupan seorang muslim banyak ditentukan oleh Hadist Nabi. Nabi Muhammad sebagai rasul Allah merupakan gambaran utuh dari agama, perintah dan kitab Allah, juga secara Sosio kultural memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menyeleseikan tuntutan umat Islam secara normal. Karena itu juga pernyataan, pengalaman, persetujuan dan hal ihwalnya sebagai hadist menunjukkan betapa pentingnya kedudukan dan peranannya. Suatu fakta sejarah yang tidak mungkin dipungkiri adalah bahwa selain sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad merupakan seorang pemimpin negara, sebagai hakim dan selain itu juga seorang manusia biasa. Artinya, Nabi Muhammad mempunyai sisi manusiawi seperti manusia lainnya. Beliau bisa saja

1

melakukan salah dan mempunyai keterbatasan keterbatasan yang dimiliki manusia lainnya. Pengetahuan tentang peran ganda nabi dapat memberi pemahaman yang lebih utuh tentang hadist-hadist beliau. Dengannya, kita tahu sejauh mana ruang lingkup sabda beliau, apakah berlaku umum lintas sejarah, ataukah hanya berlaku khusus di masa beliau saja. Tanpa tahu mana hadist yang keluar dari peran nabi sebagai rasul, kepala negara, hakim dan sebagai manusia, kita dapat terjerumus dalam kesimpulan yang keliru, kaku dan sempit. Oleh karena itu makalah ini dalam pembahasannya penulis berusaha memaparkan keberadaan nabi muhammad di tengah peran gandanya sebagai nabi, rasul, kepala negara, hakim dan manusia biasa. B. Rumusan Masalah 1. 2. Bagaimanakah Peran Nabi Muhammad sebagai Nabi, Rasul, Kepala Bagaimanakah Keberadaan Hadist di tengah Peran Nabi Muhammad Negara, Hakim dan Manusia Biasa? sebagai Nabi, Rasul, Kepala Negara, Hakim dan Manusia Biasa? C. Tujuan Pembahasan 1. 2. Mengetahui Peran Nabi Muhammad sebagai Nabi, Rasul, Kepala Mengetahui Keberadaan Hadist di tengah Peran Nabi Muhammad Negara, Hakim dan Manusia Biasa. sebagai Nabi, Rasul, Kepala Negara, Hakim dan Manusia Biasa.

2

BAB II PEMBAHASANA. Peran Ganda Nabi Muhammad SAW. 1. Peran Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Tepat pada umurnya yang ke-40 tahun, Muhammad bin Abdullah, menerima tugas kenabian yang harus disampaikan kepada seluruh umat manusia. Tugas yang tidak mudah, sehingga pada awalnya nabi Muhammad sendiri sempat ragu, apakah yang diterimanya itu benar-benar wahyu dan merupakan pengangkatannya sebagai nabi (yang menerima wahyu) dan rasul (yang diutus menyampaikan misi). Dengan penuh keteguhan, siti khodijah sebagai pendamping nabi Muhammad, menenangkan, menentramkan dan menguatkan dan memastikan bahwa apa yang diterimanya memang benarbenar sebuah wahyu dan merupakan pengangkatannya sebagai nabi dan rasul. Dalam suasana ketakutannya, khadijah yang penuh kasih sayang adalah tempat ia melimpahkan rasa damai dan tentram ke dalam hati yang besar itu, hati yang dalam kekuatiran dan gelisah. Khadijah tidak menunjukkan rasa kuatir atau curiga, bahkan dengan pandangan penuh hormat meyakinkan Muhammad bahwa Allah tidak akan mencemoohnya, sebab nabi Muhammad selalu mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, menghormati tamu dan menolong orang-orang yang dalm kesulitan atas jalan yang benar. Pada kesempatan yang lain Siti Khadijah meyakinkannya kembali dengan membawa nabi Muhammad bertemu dengan pendeta Waraqah bin

3

Naufal, yang meyakinkan bahwa yang ditemui nabi Muhammad adalah benarbenar malaikat jibril yang seperti juga datang kepada nabi Musa AS, sebagaimana berilut ini :

. Demi dia yang memegang hidup waraqah, anda adalah nabi atas umat ini, anda telah menerima namus besar seperti yang pernah disampaikan kepada nabi Musa. Pasti anda akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu saya masih hidup, pasti saya akan membela yang dipihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahuiNya.1 Kekahawatiran nabi yang mungkin muncul karena kebesaran misi kenabian yang harus diemban. Misi untuk melakukan perubahan besar pada kehidupan manusia, yang dalam bahasa Al-Quran dijelaskan sebagai misi yukhrijuhum min azh-zhulumt il an-nr. Mengeluarkan manusia dari kehidupan yang penuh kegelapan, kemusyrikan, kezaliman, menuju kehidupan yang penuh cahaya, ketauhidan dan keadilan. Firman Allah tentang misi Nabi kepada seluruh umat manusia, Alif Lm R, (ini) adalah kitab yang Kami . turunkan kepadamu, agar kamu dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dengan izin Tuhanmu, yaitu ke jalan (Tuhan) Yang Maha Agung dan Amat Terpuji.(QS. Ibrahim : 1)

1

Haikal, M, Sejarah Hidup Muhammad, h. 81

4

Lebih tegas lagi misi kenabian itu dilukiskan Al-Quran surat Al-araf ayat 153 : Mereka orang-orang yang mengikuti Nabi yang buta huruf, mereka . temukan namanya tertulis dalam kitab Taurat dan Injil, (misinya) menyeru mereka pada kebaikan, melarang kemungkaran, menghalalkan sesuatu yang bagi mereka (mengkonsumsi) sesuatu yang kotor, melepaskan mereka dari beban berat dan belenggu-belenggu yang (menggelayuti) mereka. Hadist yang cukup masyhur tentang kerasulan nabi Muhammad saw adalah :

Bahwa aku diutus (kedunia ini) untuk menyempurnakan akhlak mulia. (Riwayat Imam Malik)2 Kebaikan akhlak adalah misi yang utama kenabian yang diemban Rasulullah saw. Dengan demikian, misi utama kenabian bagi kemanusiaan adalah bagaimana menciptakan kehidupan yang penuh kasih sayang, tanpa kekerasan, kekasaran, dan kesombongan serta kehidupan yang penuh dengan akhlak mulia. Dan salah sau teks hadist lain, lebih tegas disebutkan, Aku hanyalah diutus untuk menebarkan kasih sayang dan tidak untuk pelaknatan, (Riwayat Imam Muslim). Misi ke-Rasulan bukanlah misi yang ringan dan mudah. Hanya karena taufiq dan pertolongan dari Allah serta keteguhan hati dan kekuatan moralitas nabi Muhammad yang membuat misi itu bisa diseleseikan dalam jangka waktu kurang lebih 23 tahun. Sehingga sebelum nabi wafat turunlah surat terakhir, yakni :2

5

. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.(QS. Al-Maidah : 3) Tentu saja kesempurnaan yang dimaksud disini adalah hal prinsip untuk menegaskan ketauhidan dan keadilan, serta menegaskan kemusyrikan dan kedholiman. Dalam tataran praktis, di samping kesempurnaan Al-Quran, masih harus dijelaskan dengan teks-teks hadist, ijma dan Qiyas. Berikut ini merupakan contoh dan bukti kerasulan nabi muhammad saw. Beliau adalah benar-benar utusan Allah yang terakhir di muka bumi ini. 1. Rasulullah dan mukjizat Al-Quran sebagai bukti kenabian, yang terbesar dan abadi, tidak bisa dibantah dan ditandingi oleh siapapun. 2. Pada saat perang tabuk, air memancar keluar dari jari-jari tangan beliau, sehingga semua pasukan dapat minum dengan sepuasnya. 3. Allah melenyapkan semua peramal yang ada sejak datangnya Rasulullah saw. 4. Risalah nabi memiliki begitu banyak keistimewaan, yang antara lain : a. Risalah nabi dan rasul yang terdahulu hanya diperuntukkan untuk zaman tertentu saja, namun risalah nabi Muhammad bersifat alamiah dan paripurna. b. c. Nabi Muhammad adalah seorang tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Rasulullah telah berhasil melenyapkan keberhalaan dan kemusyrikan serta mendirikan kerajaan Allah yang begitu Agung.3 Rasulullah saw. diutus hanyalah agar dipatuhi perintah-perintahnya dengan izin Allah, bukan sekedar tabligh (menyampaikan) atau memberikan3

Said Hawwa, AR-Rasul Muhammad SAW.(Jakarta : Gema Insani, 2003), h.321

6

kepuasan. Manusia belum dapat dikatakan beriman apabila belum mau menerima sistem dan hukum Allah yang telah dicantumkan oleh Rasulullah sewaktu beliau masih hidup dan sesudah wafat. Menerima sistem dan hukum Allah dengan menjadikan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah sebagai sumber hukum dan sistem kehidupan. Rasulullah bukanlah sekedar penasehat yang saran-sarannya boleh diambil atau tidak. Sebab agama Islam merupakan pandangan hidup yang nyata dengan segala bentuk dan aturannya, baik yang berupa nilai-nilai akhlak, adab, ibadah dan lain-lain. Pemberlakuan hukum yang dilakukan Rasulullah tidaklah semata-mata masalah pribadi, tetapi hal itu merupakan penerapan sistem dan hukum Allah. Dalam firman-Nya Allah menjelaskan : . Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan . ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut,

7

Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa 59-60) . Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. Dalam ayat yang lain yang menunjukkan bahwa sumber syariat Islam, baik Al-Quran maupun Sunnah adalah satu, yaitu wahyu dari Allah : . . Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Dari keterangan diatas jelas bahwa memakai Al-Quran saja dan meninggalkan Sunnah adalah suatu yang tidak mungkin, dan tidak dibenarkan. Oleh karena itu Imam Syafii mengatakan bahwa setiap orang yang menerima hukumhukum yang diwajibkan Allah. Maka berarti ia menerima sunnah-sunnah Rasul-Nya serta menerima hukum-hukumnya. Begitu pula orang yang menerima Sunnah Rasul. Ia berarti menerima perintah-perintah Allah.4 2. Peran Nabi Muhammad Sebagai Kepala Negara. Menurut Dede Supriadi dalam bukunya Sejarah Peradapan Islam. Para nabi yang di utus Allah. Dilihat dari pendekatan Visi dan misi, dapat di bagi dalam dua bagian, pertama, nabi yang hanya membawa doktrin teologis semata, kedua, nabi yang hanya membawa doktrin teologis sekaligus membawa doktrin politis. Doktrin teologis adalah doktrin yang menekankan4

M.M. Azami, Hadist Nabawi dan Sejarah Kodifikasi, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), h. 32

8

subtansi moral dalam mempersatukan ideal manusia dengan ideal moral Tuhan tanpa melakukan perubahan sosial politik sebagai bagian dari proses ideal moral tersebut. Sedangkan doktrin teologis-politis adalah doktrin yang mengedapankan ajakan moral sekaligus berusaha melakukan perubahan sistem untuk menata institusi-institusi polotik.5 Nabi-nabi yang termasuk Ulul Azmi tergolong pembawa doktrin teologis politis ini, termasuk nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad selain mengajarkan nilai-nilai Islam yang berkaitan dengan yang bersifat keakhiratan juga berusaha menata pemerintahan dengan menjadi pemimpin negara. Sebagai kepala Negara beliau telah berhasil mendirikan suatu pemerintahan Islam berpusat di Madinah. Hingga saat ini belum ada seorang pemimpin negara yang mampu menyaingi kepemimpinan nabi muhammad. Beliau adalah seorang pemimpin yang disegani, dihargai, dicintai, dan dipuja oleh seluruh lapisan masyarakatnya. Sahabat- sahabat yang menjadi tulang punggung beliau dalam perjuangan mempunyai kharismatik yang cukup besar dalam golongannya masing-masing. Abu bakar ra. yang mewakili kalangan tua dan tokoh masyarakat, Ali bin Abi Thalib ra. Mewakili kalangan muda terpelajar, Khadijah ra. Mewakili kalangan wanita pengusaha, Zaid bin Haitsah ra. Mewakili tenaga kerja, Bilal bin Rabah mewakili mewakili kalangan mantan budak, Ustman bin Affan mewakili kalangan saudagar, Asma binti Abu Bakar mewakili aktivis perempuan, Aisyah binti Abu Bakar mewakili kalangan wanita terpelajar. Umar bin Khattab mewakili kalangan elit dan pejabat publik, Zaid bin Stabit mewakili kalangan Ahli bahasa, Al- Habab ibn Mundzir mewakili militer dan ahli trategi perang, Nuaim bin Masud mewakili ahli rekayasa dan manajemen konflik, Ibnu Shihab Ar-Rumi mewakili belahan dunia barat

5

Dede Supriadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), h. 63

9

(Romawi), Salman Al-Farisi mewakili belahan dunia Timur (Persia). Dan masih banyak lagi sahabat-sahabat nabi yang selalu setia kepada nabi. Berdasarkan nama-nama di atas, cukuplah sebagai bukti bahwa nabi dapat merangkul begitu banyak golongan dan mereka mendaulat nabi sebagai seorang pemimpin. Walaupun begitu sikap dan perilaku beliau tidak berubah, tetap bersahaja dan patut untuk diteladani. Berikut ini adalah contoh kisahkisah nabi yang menggambarkan bagaimana Rasulullah menjadi pemimpin negara yang sangat bijak dan adil, serta peradapan yang beliau bangun antara lain sebagai berikut : 1. yang Peletakan asas-asas politik, ekonomi, sosial masyarakat Islam dibangun Rasulullah adalah masyarakat Madinah. Karena masyarakat Islam sudah terwujud, maka tiba saatnya nabi muhammad menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam. Baik di lapangan politik, ekonomi, sosial maupun yang lainnya. Hal itu karena dalam periode perkembangan Islam di Madinah ini, telah turun wahyu perintah untuk berzakat, berpuasa dan hukum-hukum yang betalian dengan pelanggaran-pelanggaran atau larangan, jinyat (pidana) atau yang lain-lain. Dengan ditetpkan dasar-dasar politik, ekonmi sosial dan lain-lain maka semakin teguhlah bentuk kepemimpinan nabi Muhammad sebagai pemimpin Negara, sehingga semakin hari pengaruh Islam di Madinah semakin kuat. 2. Nabi mengubah nama Yastrib menjadi Madinah. Nama ini menggambarkan cita-cita Nabi Muhammad yaitu membentuk sebuah masyarakat yang maju dan berperadapan. 3. Membangun Masjid Nabawi di Madinah. Beliau dahulukan mendirikan Masjid, sebelum mendirikan bangunanbangunan yang lain kecuali tempat tinggal beliau sendiri. Karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan mereka untuk membina masyarakat Islam. Di dalam

10

masjid, nabi Muhammad dapat mengadakan benteng pertahanan yang bersifat moral dan spiritual, yaitu semangat jihad di jalan Allah. Sehingga kaum Muslimin yang waktu itu jumlahnya belum seberapa banyak, rela mengorbankan segenap harta benda dan kesenangan materi mereka. Di dalam Masjid nabi Muhammad senantiasa mengajarkan doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam kepada kaum Muhajirin dan kaum Ansor. Di dalam Masjid pula kaum Muslimin berjamaah dan senantiasa bertemu, bermusyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang mereka hadapi. 4. Madinah. Kaum Muhajirin yang jauh dari kampung halaman dan sanak keluarga mereka dipererat oleh nabi muhammad dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Asor, karena kaum Ansor telah menolong mereka dengan ikhlas tanpa memperhitungkan keuntungan yang bersifat materi. Hanya mencari keridhoan dari Allah. 5. Perjanjian kedamaian dengan kaum Yahudi. Guna menciptakan suasana aman dan tentram di kota Madinah, nabi Muhammad membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum yahudi yang berdiam di dalam dan sekeliling kota madinah. Dalam perjanjian ini ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan setiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya. Inilah salah satu perjanjian politik yang memperlihatkan kebijaksanaan nabi Muhammad sebagai ahli politik yang ulung, tindakan seperti ini belum pernah dilaukan oleh nabi dan rasul terdahulu, baik nabi Isa, nabi Musa atau nabi-nabi yang lainnya.6 6. Nabi Muhammad saw. membentuk tentara untuk mengantisipasi gangguan yang datang dari musuh-musuh Islam.6

Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Kaum Ansor di

http://wildaznov11.blogspot.com/2010/01/k-r-i-t-i-k-h-d-i-t-s-kemunculan. html. diakses pada tanggal 27 Oktober

2010

11

7.

Bersama-sama

dengan

masyarakat Madinah

membentuk

Piagam Madinah sebagai dasar kehidupan kenegaraan dan sebagai dasar hubungan antar sesama anggota komunitas Islam maupun dengan komunitas selainnya.7 8. Keahlian Nabi Muhammad dalam bidang Militer. Nabi Muhammad telah menjadikan perang suci sebagai landasan negara agama yang digelutinya. Contoh keagungan beliau dalam memimpin perang yakni dalam perang Uhud, perang Tabuk, perang Khandaq, perang Hunain dan lainnya. Dengan sikap kepahlawanannya, Orang Islam dapat menumpas musuh-musuhnya. 9. Kemampuannya dalam mengadakan hubungan Internasional dengan melalui surat yang bertujuan untuk memproklamirkan Islam kepada para raja dan gubernur dari negara lain. Adapun surat-surat yang pernah ditulis nabi dalam rangka penyebaran agama Islam antara lain dikirimkan kepada: a. Raja Romawi. Karena utusan nabi yang dikirim kesana dibunuh, maka pecahlah perang Mutah antara tentara Romawi dan tentara Islam. b. c. d. Raja Persi, Kisra. Raja persi menolak untuk masuk Islam, akan Raja Hasbayah, Najasyi. Melalui Jafar bin Abi Thalib, surat Raja Mesir, Maqauqas, Raja Yamamah, Raja Al-Bahrain, Raja Demikian Surat-surat itu dikirim pada tahun ketujuh Hijiriah. Semuanya berstempel Muhammad Rasulullah. Hal ini menunjukkan tetapi tidak melarang rakyatnya untuk masuk Islam. itu dtrima dengan baik dan beliau juga masuk Islam. Al- Harts di Yaman.

7

Dede Supriadi, Sejarah Peradapan, h. 69

12

bahwa Nabi Muhammad adalah seorang diplomat yang ulung dengan berhubungan dengan daerah luar Madinah.8 Demikian contoh-contoh bagaimana kesuksesan nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin yang terbaik sepanjang zaman. Ketika kemudian beliau wafat, paktek kenegaraan yang dijabarkan nabi yaitu membangun negara Madinah dan pemerintahannya, diteruskan oleh para sahabat beliau yaitu empat khalifah (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin affan, Ali bin Abi Tholib) yang dikenal dengan sebutan khulafaur Rasyidin. Dalam kepemimpinannya, nabi Muhammad sangat demokratis. Beliau minta pendapat para sahabat dalam mengambil keputusan terkait dengan urusan kenegaraan. Sebagaimana dalam sebuah hadist berikut ini :

Sesungguhnya rasulullah saw, ketika hendak mengutus Muadh ke Yaman, bermusyawarah pada para sahabatnya. Di antara mereka ada Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair dan Asad bin Hudlair. Abu Bakar berkata: 'seandainya anda tidak mengajak kami bermusyawarah, maka kami tidak akan bicara. Nabi menjawab: 'sesungguhnya aku, dalam sesuatu yang tidak diwahyukan padaku, sama saja dengan kalian. Mu'adh berkata: 'kemudian orang-orang mau berpendapat. Tiap orang berkata sesuai pendapatnya masing-masing'.9 3. Peran Nabi Muhammad sebagai Hakim. Dakwah Rasulullah saw. Membuktikan bahwa beliau benar-benar utusan Allah, karena kalau beliau bukan utusan Allah hasil ini tidak akan pernah ada. Dalam beberapa peristiwa kehidupan Rasulullah serta paraAsy Syaikh Khalil Yasin, Muhammad di Mata Cendekiawan Barat, (Jakarta : Gema Insani Press, 1989), h. 100-103 9 Abu al-Qasim Al-Tabrany, al Mujam al Kabr, (Mosul: Maktabah UIu n wa at hikam, 1983), XX, 67.diakses melalui google.8

13

sahabatnya, betapa nabi Muhammad telah mengangkat jiwa manusia ke cakrawala yang tinggi, yang merupakan puncak cita-cita orang-orang yang menginginkannya di sepanjang zaman dan generasi. Dalam peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa Al-Quran lahir dalam kenyataan. Bahwasannya nabi Muhammad ada sebagai pembawa perdamaian. Dalam al-Quran Allah berfirman : Maka demi Rabb-mu, mereka tidak dikatakan beriman hingga menjadikan . dirimu (Muhammad shallallahu'alaihi wasallam) sebagai hakim dari perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa di dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS. An-Nisa : 65). Karena dengan keadilan telah mengangkat manusia kepada kemanusiaan yang begitu tinggi. Firman Allah : . Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang benarbenar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,

14

maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. An-Nisa 135) Dan dalam surat yang lain, Allah juga menjelaskan, . Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang mnenegakkan (kebenaran) karena Allah. Menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu mendekatkanmu pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mah mengetahui terhapa apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah : 8) Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Abu Said al Khudri berkata, Seorang Badwi datang kepada Rasulullah saw. menagih hutangnya kepada nabi Muhammad dengan kasar, sampai-sampai ia mengatakan,aku akan memaksa hingga engkau membayarnya. Mendengar itu para sahabat menghardik orang badwi tersebut, akan tetapi nabi Muhammad malah menegur para sahabatnya. Saat itu juga nabi Muhammad mengirim pesan pada Khaulah binti Qais supaya ia bersedia menghutangi kurma, dan akan dikembalikan saat beliau sudah panen. Lalu Khaulah menghutangi kurma itu kepada nabi Muhammad, dan Rasulullah membayar hutangnya kepada orang badwi dan menjamunya.

15

Kemudian orang Badwi berkata : Engkau telah membayar hutangmu, aufallahu laka.(Allah akan memenuhi janji-Nya kepadamu). Rasulullah saw bersabda, Mereka itulah sebaik-baik manusia. Tidak dihormati satu umat yang orang lemahnya tidak memperoleh haknya tanpa lebih dulu merasa was-was akan akibat buruk dari tuntutannya itu. Hadist ini juga diriwayatkan secara ringkas oleh Al-Bazar dari Aisyah ra. Dan Ibnu Masud ra. Dengan sanad yang baik.10 Keadilan nabi Muhammad juga sudah terlihat sejak ia belum menjadi seorang Rasul, ketika itu ada perselisihan pendapat tentang peletakan Hajar Aswad ketika renovasi kabah. Tatkala pembangunan kabah sudah dibagian Hajar Aswad, mereka berselisih tentang siapa yang berhak mendapat kehormatan untuk meletakkan hajar ketempatnya semula. Perselisihan ini terus berlanjut hingga Abu Umayyah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi tampil dan menawarkan jalan keluar dari perselisihan diantara mereka, yaitu dengan menyerahkan urusan ini pada siapapun orang pertama yang masuk lewat pintu masuk Masjid. Dan orang itu adalah Nabi Muhammad. Setelah mereka berkumpul disekitar beliau dan mengabarkan apa yang harus dilakukannya. Maka beliau meminta sehelei selendang, lalu meminta pemuka-pemuka kabilah yang saling berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang, lalu meminta untuk mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, beliau mengambil hajar aswad dan meletakkannya di tempat semula. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan.11 Nabi muhammad adalah seorang qadhi (hakim) Islam yang benarbenar mewujudkan keislamannya. Beliau senantiasa menjadi contoh teladan dalam hal keadilan yang rabbani.Said Hawwa, AR-Rasul Muhammad SAW.(Jakarta : Gema Insani, 2003), h.428-429 Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarafury, Sirah Nabawiyah.(Jakarta : Pustaka Al Kautsar, 1997), h. 8511 10

16

Begitu adilnya nabi Muhammad, hingga ketika ada seorang perempuan yang mencuri dan akan di jatuhi hukuman potong tangan, kerabatnya meminta ampunan kepada nabi agar saudara mereka yang akan dijatuhi hukuman potong tangan dan membebaskannya dari segala macam hukuman melalui Usamah bin Zaid. Tapi nabi menolaknya, di depan orang ramai nabi berdiri dan berkhotbah, yang khotbah itu antara lain beliau bersabda: Hai segenap manusia, sesungguhnya, tidak lain yang membinasakan orangorang dahulu sebelum kamu adalah: apabila orang yang terpandang diantara mereka mencuri, mereka membiarkannya (tidak dijatuhi hukuman), dan apabila orang yang lemah diantara mereka mencuri, mereka menetapkan hukuman atasnya. Demi dzat yang menguasai diri Muhammad di tangan kekuasaan-Nya, Sekiranya Fatimah anak perempuan Muhammad yang mencuri, pasti aku akan memotong tangannya12. Dalam suatu hadist nabi Muhammad bersabda :

. Orang-orang yang adil berada diatas mimbar-mimbar dari cahaya, di samping kanan Ar-Rahman. Yaitu mereka yang adil dalam keputusannya, keluarga dan orang-orang yang dipimpinnya.13 4. Peran Nabi Muhammad sebagai Manusia Biasa. Dalam Al-Quran penyebutan nabi muhammad sebagai manusia (basyar) ditemukan dalam 47 ayat. Kata basyar ini hampir semuanya mempunyai pengertian manusia dalam arti lahiriah yang kasat mata dan dapat diraba. Menurut Musa Asyari, pengertian basyar adalah manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan aktivitas lahiriahnya yang dipengaruhi oleh dorongan kodrat alamiahnya. Apabila dari 47 ayat yang di dalamnya ditemukan kata basyar dicermati secara seksama, maka penggunaannya mempunyai konteks yang berbeda-beda. Allah menjelaskan melalui rasul dan nabi-Nya bahwa merekaMoenawar Cholil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad,(Jakarta : Gema Insani Press, 2001), h. 2 13 Said Hawwa, AR-Rasul Muhammad SAW.(Jakarta : Gema Insani, 2003), h.45312

17

(para rasul dan nabi) adalah manusia seperti mereka, hanya saja mereka diberi karunia (kelebihan) dibanding yang lain. Diantara ayat yang menjelaskan hal ini adalah surat Ibrahim (14) : 10-11. Kenyataan kemanusiaan Muhammad pun juga di akui olehnya sendiri dalam Al-Quran, meskipun kemanusiaannya memang berbeda dari selainnya. Beliau adalah manusia yang diberi wahyu tentang tauhid kepada Allah. . Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dalam dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun beribadat kepada

Tuhannya".( Q.S. Al-Kahfi: 110) Demikian pula dalam surat al Isra (17) ayat 93-94 yang terkait dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya (ayat 90-93 dan 95), dimana orang-orang kafir tidak percaya kepada Muhammad karena ia tidak mampu membawakan mukjizat yang bersifat material seperti memancarkan air dari bumi, memiliki kebun Kurma dan Anggur dengan air sungai yang melimpah, menjatuhkan langit, mendatangkan Allah dan Malaikat, memiliki rumah emas, kemampuan terbang atau yang lainnya yang bersifat dapat di indra. Nabi Muhammad saw. begitu mulia dan agung serta memiliki kedudukan sebagai khalifah, namun demikian beliau adalah manusia biasa secara fisik. Dalam kapasitasnya sebagai manusia biasa beliau juga terikat

18

dengan hukum alamiah yang lahir berkembang dan juga meninggal dunia. Nabi juga makan, minum dan beristri sebagaimana manusia biasa. Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang diutus Allah untuk mengemban misi ketuhanan untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia. Dengan kapasitasnya sebagai manusia pilihan Allah, nabi Muhammad mempunyai sejumlah kelebihan dibandingkan manusia pada umumnya. Berikut ini contoh kapasitas nabi sebagai manusia biasa yang patut untuk diteladani, karena semua yang datang dari nabi adalah Sunnah yang harus diikuti : 1. Sebagai manusia biasa nabi Muhammad bisa melakukan kekhilafan seperti manusia pada umumnya. Dalam suatu kesempatan nabi Muhammad memang pernah mengambil sebuah keputusan yang didasarkan atas sifatsifat kemanusiaannya. Yang kemudian tindakan beliau mendapat teguran yang keras dari Allah. Tindakan nabi Muhammad yang didasarkan sifatsifat kemanusiaan tersebut adalah ketika beliau mengacuhkan Ibn Umm Maktum Al Ama ktika pembesar kaum Quraisy datang kepada beliau. Dari peristiwa ini Allah menegur nabi uhammad dengan turunnya surat Abasa (80) ayat 1-2. Contoh lain adalah peristiwa yang menjadi turunnya surat Al-Anfal (8) ayat 67. 2. Sebagai manusia biasa nabi Muhammad juga mempunyai istri dan anak. Meskipun jumlah mereka beberapa orang, akan tetapi beliau dapat berlaku adil kepada istri-istri mereka. Keadilan Nabi sama sekali tidak ada yang menandingi dalam mengurus rumah tangga. 3. Sebagai manusia biasa nabi Muhammad mempunyai akhlak yang mulia. Kasih sayang sayang yang melimpah kepada semua umatnya. Hadist yang diriwayatkan Aisyah ra. menggambarkan bagaimana akhlak beliau,

19

Rasulullah saw selembut-lembutnya manusia dan semulia-mulianya manusia. Beliau tertawa juga tersenyum.14 B. Keberadaan Hadist di Tengah Peran Ganda Nabi Muhammad sebagai Nabi, Rasul, Kepala Negara, Hakim dan Manusia Biasa. Rasulullah adalah orang yang diutus pada manusia untuk menunjukkan jalan yang benar. Beliau memberitakan wahyu yang tidak mungkin diketahui oleh manusia yang lain. Dalam kapasitas beliau sebagai rasul, seluruh sabda beliau dapat menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Beliau harus diikuti dan dipatuhi oleh seluruh muslim, suka atau tidak. Sebgaimana telah disebutkan dalam Al-quran surat Al-Imran :132. . Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. Akan tetapi selain sebagai rasul atau pemimpin, Nabi Muhammad juga harus dinilai sebagai pribadi yang babas. Beliau melakukan hal-hal yang juga dilakukan orang lain di lingkungannya. Terdapat banyak sekali hadist yang mengungkap tentang nabi Muhammad sebagai pribadi atau manusia biasa. Salah satunya sebagai berikut:

.Aku melihat rasul di atas mimbar sedang beliau memakai serban hitam. Beliau menjulurkan kedua ujung serbannya di antara kedua pundaknya.15[[

Abu Bakar Al Baihaqy menyebutkan hadist ini dalam kitabnya yang membahas tentang tatakrama, seolah memberi kesan bahwa memakai serban seperti itu termasuk tindakan yang patut diteladani dan merupakan akhlak

Syakh Abu Hasan, As-Sirah An Nabawiyah.Terjmh: M. Halabi Hamdi, (Yogyakarta: Mardhiyah Press), h.528 15 Abu Bakar al Baihaqy, al Adab, (Beirut: Dar al Kitab ai Ilmiyah, 1986), 359 dari riwayat Muslim, Abu Daud, Ibn Majah, Nasai dan Ahmad bin Hambal, diakses melalui google.

14

20

yang baik.16 Konon, serban hitam kemudian dijadikan pertanda bahwa pemakainya adalah ningrat atau keturunan nabi. Dalam hal ini hadist tersebut merupakan gambaran tentang keadaan nabi dan serbannya saja dan tidak ada sangkut pautnya dengan kesunnahan atau akhlak karena nabi sendiri tidak pernah memerintahkan umatnya untuk meniru fashion beliau. Pemakaian serban sudah dilakukan orang arab jauh sebelum Nabi Muhammad lahir. Dengan begitu dapat kita simpulkan bahwa kaitan serban sebenarnya bukannya dengan syari'at islam, tetapi dengan budaya masyarakat arab, termasuk Nabi Muhammad di dalamnya. Serban sendiri sebenarnya bukan urusan ibadah dan di luar pengaturan wahyu (kerasulan). Hadist-hadist Nabi yang menerangkan perbuatan beliau yang muncul karena sifat manusiawi seperti cara makan, minum, berpakaian, berjalan, diam, bergerak berdiri, duduk dan sebagainya hanya menunjukkan pada bolehnya tindakan seperti itu. Hadist seperti itu tidak dapat dipahami sebagai anjuran atau aturan yang harus diikuti kaum muslimin karena Nabi Muhammad melakukannya bukan dalam kapasitas sebagai rasul, namun sebagai pribadi. Perbuatan beliau yang harus diikuti hanyalah perbuatan yang di luar unsur kebiasaan manusia dan bukan termasuk hal yang khusus bagi beliau semata. Ada sebagian orang yang mungkin tidak sependapat dengan hal ini dan menganggap bahwa perbuatan nabi harus diikuti seluruhnya berdasarkan firman Allah dalam Al Qur'an, yaitu:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab,33 : 21)4http://ressay.wordpress.com/2007/02/28/benarkah-nabi-saw-manusia-biasa/. Diakses pada tanggal 29 Oktober 201016

21

Ayat tersebut di atas tidak tepat untuk menyanggah pendapat penulis karena penulis juga sependapat bahwa Nabi Muhammad adalah panutan. Yang menjadi persoalan adalah apakah semua perbuatan nabi menjadi panutan ataukah hanya perbuatan syari saja?. Jawaban penulis adalah tentu yang menjadi panutan hanyalah perbuatan syari saja. Sebagian pihak mungkin mengajukan ayat berikut untuk membantah pendapat penulis. Ayat tersebut adalah: ..... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah (QS. Al-Hasyr, 59: 7) Ayat tersebut sebenarnya bagian dari ayat yang berbicara tentang harta fay (rampasan dari musuh yang tidak mampu melawan) sehingga kurang relevan dengan bahasan kita. Namun, meskipun kita memberlakukan keumuman lafaznya sekalipun, ayat tersebut tetap tidak dapat menyanggah apapun karena penulis juga yakin bahwa apa yang dibawa rasulullah harus harus dilakukan, namun seperti sebelumnya, apakah itu berlaku umum atau ada pengecualian? Dalam hal ini penulis melihat ada banyak dalil yang membatasi keumuman penggalan ayat tersebut. Untuk menguatkan argumen penulis, di bawah ini penulis utarakan hadist yang menunjukkan sisi kemanusiaan beliau disamping sisi kerasulannya. Rasulullah bersabda:

. Sesungguhnnya aku adalah manusia. Jika aku memerintahkan kalian sesuatu dari perkara agama, maka ambillah. Jika aku memerintahkan sesuatu dari pendapatku sendiri, maka sesungguhnya aku juga manusia.17

Muslim bin Hujjaj al-Naysabury, Sahh Muslim, (Beirut: Dr Ihyi al-Turth al-Arab, tt), IV, 1835. yang di akses melalui google.

17

22

hadist tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa pendapat rasul harus didudukkan sesuai dengan kapasitas beliau. Sebagai rasul, beliau tidak mungkin salah, tetapi sebagai manusia beliau dapat saja melakukan kesalahan. Pendapat yang timbul dari sisi manusia ini tidak seluruhnya wajib untuk diikuti. Perlu ditekankan di sini bahwa penulis tidak bermaksud menafikan hak Nabi Muhammad untuk memberikan perintah yang tidak ada dalam ruang lingkup wahyu. Banyak dalil yang dapat dikemukakan untuk menegaskan bahwa Nabi Muhammad secara pribadi juga harus dipatuhi, selain Allah. Beliau mempunyai otoritas untuk membuat hukum baru yang tidak ditegaskan dalam Al Qur'an. Namun, itu di luar bahasan makalah ini. Rasulullah Muhammad tidak hanya hidup sebagai rasul. Beliau juga menjadi seorang pemimpin masyarakat, bahkan kemudian menjadi pemimpin negara. Sebagai seorang pemimpin, beliau menjalankan roda pemerintahan islam di Madinah seperti layaknya kepala negara. Beliau mengadakan rapat dengan orang-orang kepercayaannya, mengirim surat-surat kenegaraan ke negeri lain, memimpin perang, mengatur masyarakat dan sebagainya. Berbagai hadist dalam kapasitas beliau sebagai seorang pemimpin banyak jumlahnya, di antaranya:

: : . : . : ) ( ) ( : : Dari Ibn Umar ra, Rasulullah bersabda: "Kemudian Nabi Muhammad bermusyawarah dengan Abu Bakar tentang para tawanan. Abu Bakar berkata: 'Kaummu dan masyarakatmu, maka biarkan mereka'. Kemudian beliau bermusyawarah dengan Umar dan Umar berkata: 'bunuh mereka. Ibnu Umar kemudian melanjutkan; kemudian rasul menyuruh para tawanan

23

tersebut membayar fidyah, maka Allah menurunkan firmannya: (Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi) hingga kalimat (makanlah apa yang menjadi ghanimahmu secara halal dan baik). Ibnu Umar melanjutkan: kemudian rasul menemui Umar dan bersabda: 'hampir saja ada bencana yang menimpa kita karena berbeda pendapat denganmu'.18 Hadist di atas menunjukkan bahwa nabi, sebagai kepala negara, dan pemberi keputusan (Hakim), dapat mengambil keputusan yang keliru dan masih membutuhkan pendapat orang lain untuk memecahkan masalah kenegaraan.

Muhammad bin Abdullah al Hakim, Mustadrak al al Sahhain, (Beirut: Dar al-Kitab at 'Ilmiyah, 1990), II, 359, di akses melalui google.

18

24

BAB III KESIMPULANNabi Muhammad saw. adalah seorang nabi dan Rasul yang diutus Allah pada manusia untuk menunjukkan jalan yang benar. Beliau memberitakan wahyu yang tidak mungkin diketahui oleh manusia yang lain. Selain sebagai pembawa dan penyebar risalah ketauhidan beliau juga merupakan kepala Negara yang menjalankan roda pemerintahan islam di Madinah dan telah berhasil membangun dasar-dasar ploitik, ekonomi, sosial dan membangun peradapan serta menciptakan perdamaian. Beliau juga seorang hakim yang sangat jujur yang sejak sebelum masa kenabiannya beliau sudah mendapat gelar al-amin. Di samping itu nabi Muhammad adalah manusia biasa yang memerlukan makan, minum dan beristri sebagaimana manusia biasa. Beliau juga masih dapat melakukan kekhilafan. Adapun keberadaan Hadist di tengah peran ganda tersebut, hadist Dalam kapasitas beliau sebagai rasul, seluruh sabda beliau harus diikuti dan dipatuhi oleh seluruh umat. Hadist merupakan suatu pokok bagi Syariat Islam dan ia diikuti sebagaimana mengikuti al-Quran. Sedangkan hal lain selain Syaiat, dalam artian halhal yang merupakan kebiasaan nabi, tidak semuanya harus diikuti. Karena terdapat beberapa hadist tidak dapat dipahami sebagai anjuran atau aturan yang harus diikuti kaum muslimin karena Nabi Muhammad melakukannya bukan dalam kapasitas sebagai rasul, namun sebagai pribadi. Adapun ada seorang yang mengikutinya, itu merupakan wujud kecintaan mereka terhadap nabi Muhammad saw.

25

DAFTAR PUSTAKAAbu Hasan, Syakh, As-Sirah An Nabawiyah. Terjmh: M. Halabi Hamdi, Yogyakarta: Mardhiyah Press Azami, M.M. 2000. Hadist Nabawi dan Sejarah Kodifikasi, Jakarta : Pustaka Firdaus Cholil, Moenawar, 2001, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jakarta : Gema Insani Press Hawwa, Said, 2003, AR-Rasul Muhammad SAW. Jakarta : Gema Insani http://wildaznov11.blogspot.com/2010/01/k-r-i-t-i-k-h-d-i-t-s-kemunculan.html Razak. A. dan Rais Lathif, 1978, Terjemahan Hadist Shahih Muslim, Juz 1. Jakarta : Pustaka Al-Husna Supriadi. Dede, 2008, Sejarah Peradapan Islam, Bandung : Pustaka Setia Shafiyyurahman, Syaikh Al Mubarafury, 1997, Sirah Nabawiyah, Jakarta : Pustaka Al Kautsar Yasin, Asy Syaikh Khalil, 1989, Muhammad di Mata Cendekiawan Barat, Jakarta : Gema Insani Press 4http://ressay.wordpress.com/2007/02/28/benarkah-nabi-saw-manusia-biasa/.

26

KEBERADAAN HADIST DI TENGAH PERAN GANDA NABI MUHAMMAD SAW(Sebagai Nabi, Rasul, Kepala Negara, Hakim dan Manusia biasa) MAKALAHDisusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Studi Hadist Dosen Pengampu: Dr. Iffatin Nur, M.Ag

Oleh: MIFTAHUL KHOIRIYAH 2841104052

PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN ) TULUNGAGUNGNovember 2010

27

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penyusunan makalah yang berjudul Keberadaan Hadist Di Tengah Peran Ganda Rasulullah Saw( Sebagai nabi, rasul, kepala negara, hakim dan manusia biasa) bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan juga sahabat-sahabatnya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat Dr. Maftukhin, M. Ag selaku ketua STAIN Tulungagung, Dr. Asaril Muhajir, M.Ag Selaku Direktur Pascasarjana dan Dr. Iffatin Nur, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Hadist serta teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Di dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun (konstruktif) dari pembaca sangat kami harapkan demi penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin Tulungagung, 1 November 2010

28

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISIiii BAB I : PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang Masalah.1 Rumusan Masalah.. 2 Tujuan Pembahasan... 2

BAB II : PEMBAHASAN A. Peran Ganda Nabi Muhammad sebagai Rasulullah ....... ...4 B. Keberadaan Hadist di tengah peran Ganda Nabi Muhammad sebagai Nabi, Rasul, Kepala Negara, Hakim dan Manusia biasa..... ... .4 BAB III : KESIMPULAN8 DAFTAR PUSTAKA

29

30