kekuatan sambungan balok beton bertulang … awal.pdf · penyusunan tugas akhir ini merupakan salah...
TRANSCRIPT
KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON
BERTULANG DENGAN SIKADUR®-31 CF NORMAL
TUGAS AKHIR
Oleh :
Christian Gede Sapta Saputra
NIM : 1119151037
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beban yang mampu
diterima balok dengan panjang penyaluran menggunakan dan tanpa menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal, mengetahui mekanisme keruntuhan balok dengan
panjang penyaluran menggunakan dan tanpa menggunakan Sikadur®-31 CF
Normal, mengetahui apakah metode panjang penyaluran berdasarkan SNI-2847-
2013 menggunakan Sikadur®
-31 CF Normal dapat dipakai sebagai alternatife
untuk penyambungan balok.
Benda uji balok dibuat dengan ukuran (255 x 200 x 1600) mm. Tulangan
utama balok 2 D13, sedangkan tulangan geser balok (Ø10 – 94 mm). Mutu beton
rata – rata 18,96 MPa. Ketebalan Sikadur®-31 CF Normal yang digunakan 2 mm.
Panjang penyaluran yang dipakai berdasarkan perhitungan SNI-2847-2013
menggunakan dan tanpa menggunakan Sikadur®-31 CF Normal adalah 470 mm,
berdasarkan standar dari SNI-2847-2013 menggunakan Sikadur®
-31 CF Normal
adalah 300 mm, sedangkan berdasarkan minimal dari standar SNI-2847-2013
menggunakan Sikadur®
-31 CF Normal adalah 170 mm. Masing – masing benda
uji dibuat 3 buah sampel.
Hasil penelitian menunjukkan benda uji balok menggunakan Sikadur®-31
CF Normal dengan panjang penyaluran 170 mm mampu menerima beban 49,00
kN, balok dengan panjang penyaluran 300 mm mampu menerima beban 54,83
kN, balok dengan panjang penyaluran 470 mm mampu menerima beban 77,75
kN, sedangkan balok dengan panjang penyaluran 470 mm tanpa menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal mampu menerima beban 99,83 kN. Pada mekanisme
keruntuhan balok menggunakan Sikadur®-31 CF Normal dengan panjang
penyaluran 170 mm dan 300 mm benda uji belum mampu mencapai kondisi
tulangan leleh, dengan panjang penyaluran 470 mm benda uji hanya mampu
mencapai kondisi tulangan leleh, sedangkan dengan panjang penyaluran 470 mm
tanpa menggunakan Sikadur®-31 CF Normal benda uji mampu mencapai beban
ultimate. Balok dengan tulangan 2 D13 dengan panjang penyaluran berdasarkan
SNI-2847-2013 menggunakan Sikadur®-31 CF Normal dapat dipakai sebagai
alternatife untuk penyambungan balok beton bertulang tetapi dalam kapasitas
balok hanya mampu mencapai kondisi tulangan leleh.
Kata kunci : balok beton bertulangan, Sikadur®-31 CF Normal, panjang
penyaluran
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan kuasa-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
dengan judul ”Kekuatan Sambungan Balok Beton Bertulang Dengan
Sikadur®-31 CF Normal”.
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus
ditempuh untuk memperoleh gelar S-1 pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana. Selama pembuatan tulisan ini, penulis banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Sehubungan dengan hal tersebut, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Udayana.
2. Bapak I Ketut Sudarsana, ST., PhD. Selaku Kutua Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Udayana.
3. Bapak A. A. Gede Sutapa, ST., MT. dan Bapak Dr. Ir. Ngakan Made Anom
Wiryasa, MT. Selaku Dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Bapak Ida Bagus Rai Widiarsa, ST., MASc, PhD. Selaku Kutua Lab. Bahan
& Struktur, Universitas Udayana.
5. Bapak I Putu Wiryanta, ST. dan Bapak I Wayan Sudita Yasa, ST. Selaku
Teknisi Lab. Bahan & Struktur, Universitas Udayana.
6. Semua pihak yang telah membantu pembuatan tulisan ini dari awal sampai
akhir.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnannya
tulisan ini.
Akhir kata, penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Denpasar, Januari 2016
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK i
UCAPAN TERIMA KASIH ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR NOTASI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Batasan Masalah 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Beton 4
2.2 Beton Bertulang 5
2.2.1 Desain Lentur Dengan Beban Terfaktor 8
2.2.2 Balok Dengan Tulangan Tunggal 12
2.2.3 Analisis Penampang Kondisi Seimbang (Balance) 14
2.3 Perilaku Keruntuhan Balok Beton Bertulang 15
2.4 Penyaluran dan Penyambungan Tulangan 16
2.4.1 Tegangan Lekatan 17
2.4.2 Penyaluran Batang Ulir Tertekan 19
2.5 Perekat Epoxy 20
BAB III METODELOGI PENELITIAN 21
3.1 Uraian Umum 21
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 21
3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian 21
3.4 Alat – Alat yang Digunakan Dalam Penelitian 25
3.5 Perancangan Rencana Campuran Beton 26
3.6 Standar Penelitian dan Spesifikasi Bahan Dasar 27
3.6.1 Standar Pengujian Terhadap Agregat Halus 27
3.6.2 Standar Pengujian Terhadap Agregat Kasar 28
3.7 Pengujian Kuat Tarik Baja Tulangan 28
3.8 Pembuatan Benda Uji 30 3.8.1 Analisis Penampang Benda Uji Balok 30
3.8.2 Perhitungan Panjang Penyaluran Benda Uji Balok 34
3.8.3 Penanaman Tulangan Pada Benda Uji Balok 35
3.9 Benda Uji Penelitian 36
3.10 Pengujian Nilai Slump 36
iv
3.11 Perawatan (Curing) 37
3.12 Pengujian Kuat Tekan Beton 37
3.13 Pengujian Kuat Lentur Balok 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39
4.1 Hasil Pemeriksaan Material Pembentuk Beton 39
4.1.1 Hasil Pengujian Agregat Halus 39
4.1.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar 42
4.1.3 Pemeriksaan Semen 44
4.2 Pengujian Kuat Tarik Baja 44
4.3 Hasil Perhitungan Campuran Beton 45
4.4 Pengujian Nilai Slump 46
4.5 Pengujian Kuat Tekan Beton 47
4.6 Analisis Beban Teoritis Hasil Eksperimen 48
4.6.1 Beban Teoritis Yang Mampu Dipikul Balok 48
4.6.2 Beban Teoritis Berdasarkan Luas Tulangan Geser 50
4.7 Hasil Pengujian Balok Beton Bertulang Terhadap Lentur 50
4.7.1 Momen Lentur dan Lendutan Balok Dengan Panjang
Penyaluran 170 mm Menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 51
4.7.2 Kuat Lentur dan Lendutan Balok Dengan Panjang
Penyaluran 300 mm Menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 52
4.7.3 Kuat Lentur dan Lendutan Balok Dengan Panjang
Penyaluran 470 mm Menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 53
4.7.4 Momen Lentur dan Lendutan Balok Panjang Dengan
Penyaluran 470 mm Tanpa Menggunakan Sikadur®-31
CF Normal 54
4.7.5 Mekanisme Keruntuhan 55
4.8 Pembahasan 62
4.8.1 Perbandingan Perilaku Lentur 62
4.8.2 Perbandingan Balok Beton Bertulang Dengan Panjang
Penyaluran menggunakan dan Tanpa Menggunakan Sikadur®-
31 CF Normal 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 64
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN A Detail Benda UJi 67
LAMPIRAN B Data dan Hasil Pengujian Baja 71
LAMPIRAN C Hasil Pemeriksaan Bahan 73
LAMPIRAN D Campuran Beton 98 LAMPIRAN E Data dan Hasil Pengujian Tekan Beton 109
LAMPIRAN F Data dan Hasil Pengujian Lentur Balok 110
LAMPIRAN G Foto Pelaksanaan 115
LAMPIRAN H Brosur Sikadur®-31 CF Normal 122
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Berbagai kurva relasi tegangan-regangan untuk
beberapa jenis beton 5
Gambar 2.2 Beberapa kurva tegangan-regangan dari tulangan
baja untuk berbagai mutu 6
Gambar 2.3 Kurva tegangan-regangan beton dan baja pada suatu
elemen beton bertulang yang dibebani 7
Gambar 2.4 Tegangan-regangan teoritis lentur penampang
persegi empat 8
Gambar 2.5 Perubahan diagram tegangan parabolik ke blok
tegangan ekivalen 11
Gambar 2.6 Parameter penampang 12
Gambar 2.7 Diagram regangan, tegangan, gaya-gaya dalam
penampang balok 13
Gambar 2.8 Diagram regangan, tegangan dan gaya kondisi seimbang 14
Gambar 2.9 Perilaku beban – lendutan struktur beton 16
Gambar 2.10 Penyaluran ld batang tulangan 17
Gambar 3.1 Bagan alir tahap-tahap pelaksanaan penelitian 24
Gambar 3.2 Bentuk benda uji yang mempunyai diameter ≤ 15 mm 28
Gambar 3.3 Metode pengujian kuat lentur balok 30
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
saringan pada gradasi agregat halus 40
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
saringan pada gradasi agregat halus 41
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
saringan pada gradasi agregat kasar 43
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara diameter saringan dengan % lolos
saringan pada gradasi agregat kasar 44
Gambar 4.5 Hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang penyaluran 170 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 51
Gambar 4.6 Hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang penyaluran 300 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 52
Gambar 4.7 Hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang penyaluran 470 mm menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 54
Gambar 4.8 Hubungan antara beban dengan lendutan pada balok
dengan panjang penyaluran 470 mm tanpa menggunakan
Sikadur®-31 CF Normal 55
Gambar 4.9 Mekanisme keruntuhan balok B 17 a 56
Gambar 4.10 Mekanisme keruntuhan balok B 17 b 56
vi
Gambar 4.11 Mekanisme keruntuhan balok B 17 c 56
Gambar 4.12 Mekanisme keruntuhan balok B 30 a 57
Gambar 4.13 Mekanisme keruntuhan balok B 30 b 57
Gambar 4.14 Mekanisme keruntuhan balok B 30 c 57
Gambar 4.15 Mekanisme keruntuhan balok B 47 a 58
Gambar 4.16 Mekanisme keruntuhan balok B 47 b 58
Gambar 4.17 Mekanisme keruntuhan balok B 47 c 58
Gambar 4.18 Mekanisme keruntuhan balok B 47 T a 59
Gambar 4.19 Mekanisme keruntuhan balok B 17 T b 59
Gambar 4.20 Mekanisme keruntuhan balok B 17 T c 59
Gambar 4.21 Hubungan antara beban dengan lendutan balok dengan
panjang penyaluran menggunakan dan tanpa
menggunakan Sikadur®
-31 CF Normal 63
Peng
ujian Kuat eton
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pengecoran sambungan balok sesuai dengan
panjang penyaluran 35
Tabel 3.2 Tabulasi jenis benda uji, bentuk, variasi, dan jumlah 36
Tabel 4.1 Nilai kuat tarik baja tulangan 45
Tabel 4.2 Nilai slump campuran beton tahap I 46
Tabel 4.3 Nilai slump campuran beton tahap II 47
Tabel 4.4 Hasil pengujian kuat tekan beton 56 hari 47
Tabel 4.5 Hasil pengujian kuat tekan beton 28 hari 48
Tabel 4.6 Hasil momen dan lendutan balok dengan panjang
penyaluran 170 mm menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 51
Tabel 4.7 Hasil momen dan lendutan balok dengan panjang
penyaluran 300 mm menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 52
Tabel 4.8 Hasil momen dan lendutan balok dengan panjang
penyaluran 470 mm menggunakan Sikadur®-31 CF Normal 53
Tabel 4.9 Hasil momen dan lendutan balok dengan panjang
penyaluran 470 mm tanpa menggunakan Sikadur®-31 CF
Normal 54
Tabel 4.10 Momen Lentur dan Lendutan 62
Tabel 4.11 Tabel perbandingan kuat lentur eksperimen dengan
kuat lentur prediksi 63
viii
DAFTAR NOTASI
A = luas permukaan tekan (mm2)
a = tinggi blok tegangan persegi ekivalen (mm)
As = luas penampang baja tulangan (mm2)
Atr = luas penampang total semua tulangan transversal dalam spasi s yang
melintasi bidang potensial pembelahan melalui tulangan yang disalurkan
(mm2)
Av = luas tulangan geser berspasi s (mm2)
b = lebar penampang beton (mm)
bw = lebar badan (web), tebal dinding, atau diameter penampang lingkaran
(mm)
c = jarak dari serat tekan terluar ke garis netral (mm)
cb = yang lebih kecil dari : (a) jarak dari pusat batang tulangan atau kawat ke
permukaan beton terdekat, dan (b) setengah spasi pusat ke pusat batang
tulangan atau kawat yang disalurkan (mm)
d = tinggi efektif penampang (mm)
db = diameter nominal batang tulangan, kawat, atau strand (strand) prategang
(mm)
Es = modulus elastisitas tulangan dan baja struktural (MPa)
f’c = kuat tekan beton (MPa)
f’cr = kuat tekan rata – rata (MPa)
fs = tegangan tarik yang dihitung dalam tulangan saat beban layan (MPa)
fy = tegangan leleh baja tulangan (MPa)
h = tinggi total penampang beton (mm)
Ktr = indeks tulangan transversal
L = panjang balok (mm)
ld = panjang penyaluran tarik batang tulangan ulir, kawat ulir, tulangan kawat
las polos dan ulir, atau strand pratarik (mm)
Mn = kekuatan lentur nominal pada penampang (N mm)
n = jumlah benda, seperti uji kekuatan, batang tulangan, kawat, alat angkur
strandtunggal (monostrand), angkur, atau lengan kepala geser
(shearhead).
ø = faktor reduksi kekuatan.
P = beban hancur beton (N)
s = spasi pusat ke pusat suatu benda, misalnya tulangan longitudinal,
tulangan transversal, tendon, kawat atau angkur prategang (mm)
Vc = kekuatan geser nominal yang disediakan oleh beton (N)
Vn = kekuatan geser nominal (N)
Vs = kekuatan geser nominal yang disediakan oleh tulangan geser, N Vu = gaya geser terfaktor pada penampang (N)
β1 = faktor yang menghubungkan tinggi blok tegangan tekan persegi ekivalen
dengan tinggi sumbu netral.
ix
λ = faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari
beton ringan, semuanya relatif terhadap beton normal dengan kuat tekan
yang sama.
ρ = rasio As terhadap bd.
ρb = rasio As terhadap bd yang menghasilkan kondisi regangan seimbang.
ρmax = rasio tulangan maksimum.
ρmin = rasio tulangan minimum.
ψe = faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada pelapis tulangan.
ψs = faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada ukuran tulangan.
ψt = faktor yang digunakan untuk memodifikasi panjang penyaluran
berdasarkan pada lokasi tulangan.