kejelasan masa studi mahasiswa untuk predikat … · 2018. 12. 26. · outing class ini, tak dapat...
TRANSCRIPT
Ledak Edisi Desember/V/2018
1(Bersambung ke halaman 5)
(Bersambung ke halaman 3)
Redaksi menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kirim tulisan berupa kritik dan saran melalui email atau diserahkan ke alamat redaksi dengan melampirkan identitas atau bisa juga mengirimkan SMS dengan format : NAMA LENGKAP (spasi) ALAMAT (spasi) SARAN/KRITIK. Kirim ke 085201046529
1
Alamat RedaksiGedung 1 Lt. 2 Fakultas Hukum UNSJl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126
Salam Pers Mahasiswa
Ledak kali ini kembali hadir
menyapa para pembaca setianya,
dengan menghadirkan berita-berita
aktual dan terpercaya. Pada edisi kali
ini, Ledak menyajikan berita yang
membahas pelaksanaan Outing Class
di Fakultas Hukum UNS, dan sistem
peminjaman ruangan di gedung 1
yang jauh dari kata praktis.
Selain itu, dalam edisi kali ini
L e d a k j u g a m e m b a h a s
mengenaipermasalahan terkait
kurangnya sos ia l i as i t e rka i t
pemberlakuan Peraturan Rektor
Nomor 25 tahun 2018 dan revitalisasi
fungsi danau UNS setelah sekian
lama menjadi keluhan mahasiswa.
Sebagai penutup, terdapat opini yang
mengangkat isu hangat yaitu
mengenai sistem parkir di Fakultas
Hukum UNS.
Selamat Membaca
egiatan pembelajaran di Kkampus merupakan suatu hal yang umum dilakukan
oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS). Namun, seiring dengan b e r k e m b a n g n y a m e t o d e
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, beberapa dosen FH UNS melakukan suatu kreasi baru dalam memberikan teori-teori mata kuliah. Salah satu bentuk kreasi tersebut yakni dengan mengadakan Outing Class.
Sesuai Peraturan Rektor Nomor 25 Tahun 2018, predikat cumlaude diberikan kepada mahasiswa yang menempuh masa studinya maksimal 8 semester. Namun, penerapan peraturan ini menimbulkan pro-kontra dikarenakan kurangnya sosialisasi.
ada tanggal 11 Oktober 2018, Ppihak rektorat Universitas S e b e l a s M a r e t ( U N S )
mengeluarkan Peraturan Rektor Nomor 25 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Rektor Nomor 582 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Program Sarjana di Universitas Sebelas Maret. Peraturan tersebut merubah ketentuan terkait lamanya masa studi bagi mahasiswa
untuk mencapai predikat dengan pujian (cumlaude) yang semula 9 (sembilan) semester menjadi 8 (delapan) semester. Akibatnya, peraturan tersebut menuai cukup b a n y a k p r o - k o n t r a t e r k a i t penerapannya.
Peraturan rektor ditetapkan setelah adanya peninjauan dan juga sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Penilaian Nasional. “Yang
KEJELASAN MASA STUDI MAHASISWAUNTUK PREDIKAT CUMLAUDE
Sistem pembelajaran di luar lingkungan kampus atau disebut dengan istilah Outing Class adalah salah satu bentuk kreativitas dosen untuk memberikan pemahaman materi kepada mahasiswa dengan cara yang berbeda. Namun, hal ini akan menjadi dilema untuk terus dilanjutkan apabila dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang masih perlu dievaluasi.
DOKUMENTASI KELAS MATA KULIAH HUKUM JAMINAN
outing class, antara apresiasi dan evaluasi
KILAS KAMPUS
2
revitalisasi fungsi danau uns
Ledak Edisi Desember/V/2018
Pelaksanaan Revitalisasi Danau Universitas Sebelas Maret (UNS) yang dilaksanakan sejak bulan April 2018 ini muncul setelah adanya berbagai keluhan mahasiswa terhadap keadaan danau tersebut. Keluhan ini terutama diutarakan oleh mahasiswa yang merasa tidak nyaman menggunakan ruang diskusi publik di sekitar danau dikarenakan keadaan Danau UNS yang kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap.
LINTANG ASTIKA NARSYANTO / NOVUM
o n d i s i D a n a u U N S y a n g Kd i k e l u h k a n o l e h b a n y a k mahasiswa sebagai tempat yang
kumuh dan jauh dari kata layak membuat p i h a k k a m p u s b e r e n c a n a u n t u k m e l a k s a n a k a n p e r b a i k a n d a n pembersihan. Selain menjadi ikon UNS, di sekitar danau tersebut juga terdapat area yang biasa digunakan sebagai ruang diskusi publik mahasiswa. Hal ini lantas mempertegas perlunya perbaikan dan pembersihan yang layak terhadap Danau UNS.
Selain keadaan Danau UNS yang kumuh, kurangnya penerangan, dan bau juga diakui oleh Anggito Prayoga Abimanyu se laku mahas iswa D3 Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Per tanian UNS. Hal senada juga dibenarkan oleh Fauzia Riskika , mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian. “Bisa diperhatiin kebersihannya, soalnya sempat bau juga,” ucap Fauzia.
Selain itu, Ryan Safira Al-Fathdea selaku mahasiswa Akuntansi angkatan 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis mengatakan, “Sebisa mungkin tempat sampah itu juga lebih diperhatikan di daerah sekitar Danau UNS. Karena di public space lingkungan UNS itu masih jarang ditemuin tempat sampah, jadinya kurang menunjang mahasiswa mau tertib buang sampah di tempat sampah.”
Menanggapi hal tersebut, Dr. Cahyono Ikhsan, S.T., M.T. selaku Dosen sekaligus Kepala Laboratorium Hidrolika Fakultas Teknik UNS mengatakan, “Sampah yang terbawa air tatkala terjadi
banjir atau hujan yang biasanya di bulan Desember, Januari, Februari, itu semua masuk di danau UNS dan menjadikan danau itu kotor. Selain itu, adanya pencemaran dari limbah rumah tangga.”
Saat ini, sedang dilangsungkan perbaikan Danau UNS dalam rangka revitalisasi danau tersebut. Selain itu, dibangunnya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) juga turut berperan terhadap upaya pembersihan Danau UNS. Hal yang melatarbelakangi revitalisasi tersebut adalah pertama, adanya sedimentasi sehingga kapasitas daya tampung air berkurang. Kedua, sampah yang terbawa air ketika banjir. Ketiga, pencemaran limbah rumah tangga dari hulu ke hilir.
Tujuan utama dilakukannya revitalisasi Danau UNS adalah agar Danau UNS berfungsi kembali sebagai tampungan air, mengembalikan fungsi sarana dan prasarana danau yang lainnya, dan penataan kawasan drainase agar tidak terjadi banjir.
Terkait persiapan pelaksanaan revitalisasi ini, sudah direncanakan sejak tahun 2017. Cahyono menjelaskan, “Sebenarnya sudah lama (direncanakan), d a r i t a h u n 2 0 1 6 s u d a h m u l a i merencanakan dan tahap desain tahun 2017. Lalu pelaksanaannya ada dua tahap, pertama pelaksanaan untuk revitalisasi saluran hulu yang menuju ke Danau UNS, karena Danau UNS ini nyambung dengan danau jurug dan output-nya adalah sungai Bengawan Solo. Lalu di tahun 2018, dilakukan pelaksanaan revitalisasi danau dimana danau itu bisa dikatakan sebagai hilir sehingga hulu diperbaiki di 2017,
baru 2018 di hilir. Dalam hal ini, hilir adalah danau UNS. Untuk danau jurug itu nanti biaya sendiri, belum jadi satu paket dengan pembiayaan untuk danau UNS.”
Te r k a i t d e n g a n d a n a y a n g digunakan untuk perbaikan dalam rangka revitalisasi danau ini, menggunakan dana Dirjen SDA (Direktoral Jenderal Sumber Daya Air). Cahyono juga menekankan bahwa dana revitalisasi bukan berasal dari kampus maupun Pemerintah Kota.
S e l a i n i t u , m e n a n g g a p i penggunaan Danau UNS sebagai tempat wisata umum, Cahyono mengatakan, “Rencananya demikian, tetapi nanti kurang tahu untuk pengelolaannya seperti apa. Artinya bahwa karena itu di l ingkungan kampus, maka hanya diperuntukkan untuk masyarakat kampus. Selain itu juga kalau bisa, dijadikan ikon UNS bahwa UNS punya danau yang memiliki fungsi akademis dan fungsi wisata.”
Selain terbukanya kemungkinan sebagai tempat wisata umum, Cahyono menekankan bahwa fungsi adanya Danau UNS ini yang sangat penting adalah fungsi edukasi atau pendidikan. Hal tersebut tentu menunjukkan bahwa mahasiswa dapat menggunakan danau tersebut sebagai tempat praktik ilmiah. Contohnya yakni menjadi pemerhati masalah bangunan hidrolik, laboratorium ikan, laboratorium pertanian, workshop pengamatan atas kondisi air, dan riset lainnya. (Annisa Fianni S/Lintang Astika Narsyanto).***
Sambungan halaman 1...
FOKUSFOKUS
3
Melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan mendapat pengetahuan baru yang tidak bisa didapatkan saat kegiatan belajar di kelas. “Menurut saya, ada pengetahuan-pengetahuan baru yang sumbernya itu langsung dari mereka yang ikut dalam prakteknya dan saya kira bisa dipertanggungjawabkan. Nah, ini yang belum tentu kita dapatkan di k e l a s , ” u j a r G a y a t r i D y a h Suprobowati, S.H., M.H., selaku dosen bagian Hukum dan Masyarakat (Humas) FH UNS.
Selain itu, Outing Class ini bertujuan untuk menunjukkan realita yang terjadi di lapangan itu sendiri. Agus Rianto, S.H., M.Hum., selaku dosen mengatakan, “Tujuannya itu untuk mengkonfirmasi teori-teori yang kita kasih di kelas, tahu bagaimana praktek di lapangannya, untuk mengetahui garis besarnya.”
Tak hanya terpaku pada pemahaman teori, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kampus ini dapat dilakukan untuk mengasah kemampuan berdiskusi mahasiswa dan dikemas dengan cara yang unik. Hal ini tergantung metode Outing Class yang dilakukan oleh setiap dosen. “Ini inisiatif dari saya, dosen itu harus membuat kreasi. Jadi tergantung kreativitas dosen. Saya ingin menanamkan kefanatikan terhadap disiplin ilmu. Jadi, ilmu hukum, seni hukum, dan praktek terutama untuk pandai berbicara ya. Kita full hukum, tapi kita kemas dalam
suatu hiburan,” ujar Rehnalemken Ginting, S.H., M.H., salah satu dosen yang mengadakan Outing Class.
Meskipun begitu banyak manfaat yang akan didapat dari Outing Class ini, tak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ini juga memiliki kendala dalam pelaksanaannya. Kendala ini terkait daya tarik dari mahasiswa untuk mengikuti Outing Class itu sendiri. “Biasanya kan kalau ke Jogja mahasiswa sudah biasa dan dekat juga sehingga membuat daya tarik mahasiswa berkurang,” ujar Gayatri.
Menurut sudut pandang mahasiswa, pelaksanaan Outing Class di FH UNS sendiri perlu adanya evaluasi dalam hal keefektifan kegiatan saat di lapangan. “Kurang efektif untuk studi lapangannya. Karena mahasiswa sendiri kurang memahami yang akan dibahas waktu kunjungan itu. Tidak ada pengantar atau dikasih materi dulu. Informasi buat acaranya juga kurang efektif,” ujar Faiz Rafii, peserta salah satu Outing Class.
Selain mengenai keefektifan dari pembelajaran saat Outing Class itu sendiri, salah satu hal yang cukup m e n j a d i p e r t i m b a n g a n d a r i mahasiswa ialah mengenai biaya, meskipun kembali lagi dengan melihat fasilitas yang didapat. “Kalau menurutku ya positif (Outing Class), karena saling tambah kenal gitu, tapi kalau menurutku dengan harga segitu buat mahasiswa kemahalan, tapi
sepadan sama akomodasi kok,” ujar Dian Fathri Wardana, mahasiswi S1 Ilmu Hukum angkatan 2016.
Hal ini kemudian ditegaskan oleh Rehnalemken Ginting, S.H., M.H., salah satu dosen bagian Hukum P i d a n a F H U N S y a n g j u g a m e n g a d a k a n O u t i n g C l a s s . Menurutnya, jika ada permasalahan mengenai biaya untuk Outing Class pada kelas yang diampunya maka langsung diwajibkan untuk melapor agar dibantu mencari jalan keluar.
Menanggapi hal tersebut, beberapa dosen menganggap perlu adanya penambahan kegiatan Outing Class ke dalam kurikulum sehingga teknisnya dapat dilakukan seefektif mungkin. Pius Triwahyudi, S.H., M.Si., selaku dosen FH UNS mengatakan, “Menurut saya ini perlu diangkat ke dalam kurikulum di setiap mata kuliah sehingga memiliki cantolan yang kuat, dan teknisnya diberikan oleh masing-masing dosen dengan mahasiswanya. Selain itu kegiatan tersebut bisa dianggarkan dari UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang bisa dialokasikan disana. Tujuan terukur, ada payung hukum, dan bermanfaat bagi mahasiswa,” ujarnya. Hal serupa juga diharapkan oleh Agus Rianto, S.H., M.Hum., “Menurut saya pribadi, kalau memungkinkan sksnya, studi lapangan atau Outing Class itu dimasukkan ke dalam kurikulum. Itu nanti wajib gitu.” (Fatma Fitrianuari F/Vera Rahayu).***
outing class, antara...
Ledak Edisi Desember/V/2018
istem peminjaman ruangan di FH UNS mengalami Sperubahan yang awalnya berupa sistem manual dengan cara mengajukan surat ke Sub Bagian Umum dan
Keuangan, hingga menjadi sistem online dengan memesan ruangan di web layanan.hukum.uns.ac.id/pinjamruang. Adanya transisi tersebut, membuat mahasiswa yang meminjam ruangan bertanya-tanya karena sistem online tersebut belum disosialisasikan lebih lanjut kepada mahasiswa. Hal tersebut sangat dirasakan oleh mahasiswa FH UNS angkatan 2016 yang sedang menempuh mata kuliah Praktik Peradilan Pidana dan Praktik Peradilan Tata Usaha Negara (TUN). Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa diharuskan untuk melakukan pemberkasan ter lebih dahulu sebelum melaksanakan praktik persidangan. Dikarenakan waktu yang tersedia pada jam perkuliahan
tidak mencukupi maka mahasiswa membutuhkan waktu ekstra untuk melakukan pemberkasan. Sehingga pada pelaksanaannya mahasiswa juga melakukan pemberkasan pada sore atau malam hari setelah kegiatan perkuliahan berakhir. Di samping membutuhkan waktu ekstra, mahasiswa juga membutuhkan ruangan di FH UNS. Namun, kenyataannya mahasiswa tidak difasilitasi secara langsung oleh pihak fakultas, padahal mata kuliah tersebut bersifat wajib. “Karena di FH sendiri tidak ada yang langsung memfasilitasi untuk kelas PLKH, yang saya tahu seperti itu,” ujar Wildan Tantowi selaku salah satu koordinator kelompok PLKH Pidana. Hal tersebut dibenarkan oleh Evi Rakhmawati, S.E. selaku Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan FH UNS, bahwa kelas PLKH dari awal sudah disediakan oleh pihak fakultas yang mana delapan kelas di Gedung 1 FH UNS dan
Sistem peminjaman ruangan di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS) mengalami pergantian yaitu dari sistem manual menjadi online. Dalam masa transisi tersebut, banyak kejadian yang berada di luar kendali pihak fakultas. Hal ini menimbulkan keresahan bagi mahasiswa dikarenakan kelas yang dipinjam dengan sistem manual bertubrukan dengan kelas yang dipinjam secara online.
ketidakpastian sistem peminjaman ruangan
(Bersambung ke halaman 7)
SURAT PEMBACA
4 Ledak Edisi Desember/V/2018
SURAT PEMBACA
Erna Ngamilatus S. (2015)
Pemusatan lahan parkir dengan tidak disertai sistem kartu parkir yang baik akan sia-sia. Curanmor tetap
bisa leluasa melancarkan aksinya jika sistem kartu parkirnya seperti sekarang ini. Mohon kepada pihak
Fakultas Hukum untuk memperbaiki sistem kartu parkir, misalnya dengan menggunakan kartu identitas,
supaya tidak sembarang orang bisa keluar-masuk parkiran.
Diah Melindasari (2016)
Beberapa renovasi fasilitas yang ada di Fakultas Hukum sudah lebih baik, khususnya toilet serta ruang
kelas 1101 dan 1102. Tetapi akan lebih baik lagi apabila renovasi terus berlanjut agar mahasiswa merasa
nyaman saat kuliah dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Annisa Nurul Alimah (2017)
Lorong Fakultas Hukum merupakan salah satu bagian gedung yang sering dilalui mahasiswa. Banyaknya
barang di sekitar lorong membuat jalan terkesan sempit. Mohon kepada pihak fakultas untuk memanfaatkan
salah satu ruangan untuk meletakkan barang-barang yang ada di lorong tersebut agar tidak mempersempit
lorong.
Aulia Ramadhani (2018)
Fasilitas belajar mengajar di Fakultas Hukum sudah lengkap. Tetapi sungguh disayangkan terdapat
beberapa LCD Proyektor yang terkadang mati saat akan digunakan sehingga menghambat kegiatan belajar
di kelas. Dimohon untuk pihak fakultas lebih memeperhatikan dan rutin mengecek LCD Proyektor agar
tidak lagi terjadi hal semacam itu.
Mohammad Adnan, S.H.,M.Hum. (Dosen FH UNS)
Mahasiswa itu dituntut untuk kritis, tetapi juga harus memberikan solusi. Kritik membangun dengan cara
yang santun, yang baik, dengan solusi-solusi alternatif, jadi tidak hanya sekedar mengkritik. Apa saja bisa
dikritisi, misal mengkrtitik tentang dosen atau lingkungan.
7
62
Redaksi menerima tulisan berupa surat dari pembaca. Tulisan diketik dengan spasi ganda maksimal 750 karakter. Tulisan bisa dikirim melalui e-mail : [email protected], atau diserahkan langsung ke alamat redaksi LPM NOVUM FH UNS, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas.Redaksi juga menerima tulisan berupa pesan singkat (SMS) dari pembaca. Pesan harap singkat, padat, tidak SARA, dan tidak bersifat provokatif. Pesan dikirim dengan format : nama (spasi) alamat (spasi) fakultas/prodi (spasi) isi pesan. Kirim ke 5201046529.08
Pemimpin Umum: Okta Ahmad Faisal, Sekretaris Umum: Ikhwan Tamtomi, Wakil Sekretaris Umum I: Riwayati, Wakil Sekretaris Umum II: Lintang Astika N, Bendahara Umum: Ratih Yustitia, Wakil Bendahara Umum: Christy Ayu S, Pimpinan Redaksi: M Thoriq Ardiansyah, Kadiv Newsletter: Chiara Sabrina A, Kadiv Majalah: Taufiqulhidayat khair, Kadiv Buletin: Vivi Savira, Kadiv OA: Alfian Ghaffar, Tim OA: Cucut Fatma Mutia L, Jimmy Aldeo, M Satria Praja P, Redaktur Pelaksana: Annisa Fianni S, Azalia Deselta, Bidari Aufa S, Dinda Nisa' El Salwa, Fatma Fitrinuari F, Gustaf Ardiansyah, Tyara Devy P, Vera Rahayu, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Jastrian Renskyrio, Kadiv PSDM: Pricellia Griselda P. G, Staf PSDM: Aditya Kurniawan, Armeraliesty Kusuma M, Genies Wisnu P, Laras Iga M, Kadiv Diskusi dan Penelitian: Amalia Rahma H, Staf Diskusi dan Penelitian: Alfin Ramadhan, Neiska Aranafta N, Ghirindra Chandra M, Kadiv Jaringan Kerja: Fara Novanda Fatura, Staf Jaringan Kerja: Akbar Rosyad S, Tiara Aninditia, Pimpinan Perusahaan: M. Fuadi Sisma, Kadiv Produksi dan Distribusi: Yunita Savira B, Staf Produksi dan Distribusi: Nindita Widi A, M Ghusni Ridho, Sonia Damayanti S, Anisa Nur H, Kadiv Niaga dan Periklanan: Kurnia Larasati, Staf Niaga dan Periklanan: Zolla Andre Pramono, Novena Larasati, Andini Indriawati, Yuliana Silvy R. Z.
KILAS KAMPUS
5
Sambungan halaman 1...
mendasari perubahan itu sebenarnya kan kita juga sudah lama salah, jadi namanya kurikulum Perguruan Tinggi untuk S-1 kalian bisa buka di Peraturan Menteri Nomor 44 dan 49, kuliah S1 itu ya empat tahun. Yang namanya cumlaude itu kan sesuatu yang excellent (luar biasa) jadi kalau 4,5 tahun itu melebihi waktu standar,” jelas Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. selaku Wakil Rektor bidang Akademik UNS.
Pendapat tersebut didukung oleh Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., DEA., selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Sosiologi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNS. “Pada prinsipnya saya setuju karena memang lulus tepat waktu itu delapan semester atau empat tahun, lalu kenapa cumlaude-nya sembilan semester, sehingga kalau dibuat empat tahun berarti sudah sesuai,” ujarnya.
Penerapan peraturan rektor ini juga dianggap tidak adil apabila memukul rata semua fakultas, dikarenakan tingkat kesulitan antar fakultas yang berbeda. Terutama dalam bidang eksakta, mahasiswa eksakta menilai cukup sulit untuk menyelesaikan masa studi selama
d e l a p a n s e m e s t e r . “ S e m a k i n memberatkan terutama untuk anak MIPA khususnya Prodi Kimia, karena jarang kan mereka yang lulus empat tahun, dan l a g i t i d a k s e m u a d o s e n k a n mempermudah,” ujar salah satu mahasiswa Program Studi Statistika, Faku l tas Matemat ika dan I lmu Pengetahuan Alam angkatan (FMIPA) Angkatan 2016.
Permasalahan lain adalah selisih jumlah peraih predikat cumlaude antara bidang eksakta dengan sosial humaniora yang cukup signifikan. Peraturan ini diterapkan juga atas dasar tinjauan dari permasalahan tersebut. Pihak rektorat telah mengutus Wakil Dekan Bidang Akademik pada setiap fakultas untuk meninjau kembali dan menyelesaikan permasalahan jumlah mahasiswa peraih predikat cumlaude.
Pihak rektorat sendiri melakukan rapat koordinasi dengan seluruh jajaran Dekanat di UNS setiap dua minggu sekali. Rapat koordinasi dilakukan guna melakukan sosialisasi serta pengawasan terkait pemberlakuan Peraturan Rektor di atas. Meskipun sudah dilakukan sosialisasi, masih ada beberapa pihak
yang kurang bahkan belum mengetahui sama sekali terkait simpang siur pemberlakuan Peraturan Rektor Nomor 25 Tahun 2018.
“ K a m i b e l u m m e n e r i m a sosialisasi terkait kapan pemberlakuan Peraturan Rektor tersebut. Jadi dasar kami ikut dalam peraturan rektor yang menyebut pada halaman terakhir pada tanggal 11 Oktober 2018. Jadi kalau pemberlakuan dimulai Februari maka menurut saya itu sudah pas tidak memangkas hak mahasiswa,” ujar Amin Sumadyo, S.T.,M.T. selaku Kaprodi Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
Menanggapi hal tersebut Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwasanya pihak rektorat sudah memberikan surat edaran terkait waktu pemberlakuan peraturan tersebut. “Sudah kami informasikan, sudah ada surat edaran dari Wakil Rektor Bidang 1 (baca: Bidang Akademik) tentang mulai pemberlakuan Peraturan Rektor tersebut yang mulai diberlakukan semester depan,” pungkasnya. (Dinda Nisa' & Riwayati).***
KEJELASAN MASA STUDI...
Ledak Edisi Desember/V/2018
MAU PASANG
IKLAN ?
LPMNOVUMFHUNSMenerima Iklan dan Sponsorship
Narahubung : 085641963323 (Zolla)085642598118 (Kurnia)
6 Ledak Edisi Desember/V/2018
foTRIK ! FOTOKRITIK
Sampah serta barang yang tidak
terpakai masih banyak ditemukan
berserakan di area Fakultas Hukum
UNS. Hal ini perlu lebih diperhatikan
oleh seluruh mahasiswa maupun dosen
dan karyawan yang hilir mudik di
lingkungan FH UNS, agar bersama-
sama menjaga kebers ihan dan
kerapihan lingkungan sekitar.
TYARA DEVY / NOVUM
LINE : RIO_CAHYA
WA : 0822 4227 2081
@JALAN KARTIKA 4 NO.17, NGORESAN, JEBRES, SURAKARTA
RISET
7Ledak Edisi Desember/V/2018
empat kelas di Gedung 3 FH UNS. Meskipun telah disediakan oleh fakultas, mahasiswa yang akan memakai kelas untuk PLKH tetap harus mengajukan surat peminjaman kelas. Alasan mengapa pemberkasan PLKH dipisah menjadi dua tempat adalah karena pemesanan ruangan di Gedung 1 sudah penuh. Evi kembali menerangkan perihal tersebut, “Memang dari awal waktu pinjam (di Gedung 1) itu tinggal delapan kelas, yang semuanya sudah dipesan (oleh selain PLKH). Karena yang dibutuhkan PLKH itu dua belas kelas, tapi hanya tinggal delapan kelas. Jadi saya carikan empat kelas (sisanya) di Gedung 3.”
Namun di sisi lain, beberapa mahasiswa angkatan 2016 FH UNS mengeluh terkait pemisahan tempat untuk PLKH karena berkaca pada tahun lalu, yang mana PLKH dijadikan satu tempat yaitu di Gedung 1 FH UNS. Salah satu mahasiswa yang mengeluhkan terkait hal tersebut adalah Indirwan, mahasiswa FH UNS angkatan 2016, “Sebenarnya aku enggak masalah kalau (memberkas) di Gedung 3. Cuma kalau memang ternyata bisa diupayakan, ya udah, sebaiknya diupayakan (untuk di Gedung 1).” Menanggapi hal tersebut, Evi menerangkan bahwa sistem peminjaman
ruangan tergantung siapa yang lebih dahulu memesan, “Ya SCDD, siapa cepat dia dapat memang.” Dengan adanya sistem seperti itu, maka menimbulkan kendala lagi dalam proses peminjaman ruang. Seperti yang disinggung di atas, bahwasanya ruang kelas yang dapat dimaksimalkan untuk PLKH di Gedung 1 tidak dapat dipakai seluruhnya karena sudah dipesan oleh pihak lain. Kelas yang seharusnya dipakai untuk pemberkasan P L K H j u s t r u d i g u n a k a n u n t u k pemberkasan lomba komunitas Business Law Society FH UNS (BLS FH UNS). Perihal tersebut dibenarkan oleh Dimas Suryaning Ayu, selaku Ketua Umum BLS FH UNS, “Itu sebenarnya buat keperluan pemberkasan. Jadi kalau anak BLS itu kan, lombanya kontrak. Nah, lomba kontrak itu sekitar satu sampai satu s e t e n g a h b u l a n . J a d i m e m a n g peminjamannya lama.” Selain BLS FH UNS, komunitas l a i n y a n g m e n g a l a m i t u b r u k a n peminjaman ruang kelas di Gedung 1 adalah Komunitas Debat Fakultas Hukum UNS (KDFH UNS). “Kita minjem (ruangan di Lantai 2 Gedung 1) itu kan sudah satu bulan sebelumnya, PLKH masuk satu minggu terakhir. Kita enggak tahu juga kalau PLKH modelannya gimana. Akhirnya kita pakai saja itu. Tapi
pas ada info bahwa PLKH itu ada yang di Gedung 3, ya udah enggak apa-apa, nanti kita jangan pakai disitu lagi, biar dipakai sama anak PLKH,” kata Indirwan, yang juga selaku Ketua Umum KDFH UNS. Hal di atas membuat mahasiswa FH UNS, terlebih sebagian angkatan 2016 menyayangkan sikap fakultas dalam menangani sistem peminjaman ruangan. “ H a r u s n y a d a r i p i h a k f a k u l t a s memberikan wadah sendiri, dalam artian PLKH itu dikhususkan. Otomatis dalam hal ini, kelas-kelas yang dipakai nantinya untuk Ormawa ataupun UKM itu harusnya bisa dialihkan. Karena harusnya kan memfasilitasi yang wajib (PLKH) dulu,” ujar Wildan. Hal terkait sistem peminjaman juga dikomentari oleh Ketua Angkatan 2016, Adolf Omry Panggabean, “Saya setujunya sistem yang manual. Alasannya teknisnya enggak susah.” Evi pun menanggapi keluhan-keluhan tersebut, “Mohon maaf juga, mungkin para mahasiswa merasa tidak nyaman ya. Dulu begitu gampang p i n j a m r u a n g a n , s e k a r a n g a d a prosedurnya (yang lumayan susah). Tapi yakinlah, ke depannya bakal nyaman dan s a l i n g m e m b a n t u . ” ( A z a l i a Deselta/Bidari Aufa S).***
ketidakpastian sistem...
FOKUSSambungan halaman 3...
CUCUT FATMA MUTIA LUBIS / NOVUM
novum.�[email protected] LPM NOVUM FH UNS LPMNOVUMFHUNS lpmnovum�uns @mpm6732f
8 Ledak Edisi Desember/V/2018
etiap tahunnya Universitas Sebelas
SMaret (UNS) menerima lebih dari
8.000 (delapan ribu) mahasiswa
yang berasal dari berbagai jenjang
pendidikan dan program studi yang
berbeda-beda. Data yang dilansir dari
website UNS menunjukkan, pada tahun
2018/2019 UNS menerima 8.353 (delapan
ribu tiga ratus lima puluh tiga) mahasiswa
melalui tujuh jalur penerimaan yang
dibuka.
Maka secara l imitat if dapat
diartikan, setiap tahunnya populasi civitas
academica UNS pun ikut bertambah.
Disadari atau tidak, pertambahan populasi
tersebut turut menyumbang angka cukup
tinggi terhadap tingkat penggunaan
kendaraan di wilayah kampus. Kendaraan
merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dipisahkan dalam keseharian kita. Begitu
pula bagi mahasiswa, kendaraan seakan –
akan menjadi kebutuhan pokok sebagai
sarana mobilitas gerak mereka di kampus.
Studi yang dilakukan oleh Johnson
dkk. (2009) menyebutkan bahwa eksklusi
sosial didasarkan pada kemudahan
mobilitas yang ditawarkan kendaraan
pribadi, yang berarti kemudahan dalam
m e l a k u k a n b e r b a g a i h a l y a n g
dikategorikan sebagai aktivitas normal
dalam konsep eksklusi sosial. Kaitannya
dengan pembahasan sebelumnya ialah
kepemilikan kendaraan pribadi dianggap
sebagai cara meningkatkan inklusi sosial.
Kini kepemilikan kendaraan
pribadi sudah menjamur ke berbagai
lapisan masyarakat. Di lingkungan UNS
sendiri contohnya, kendaraan pribadi yang
banyak dimiliki oleh mahasiswa adalah
kendaraan roda dua. Hal ini dibuktikan
dengan tersedianya lahan parkir bagi
pengguna kendaraan roda dua di seluruh
fakultas yang ada di UNS. Tujuan utama
dibangunnya lahan parkir ini yakni untuk
menghindari parkir liar. Sehingga
kendaraan yang diparkirkan terlihat lebih
rapih dan tertib. Selain itu, lahan parkir ini
berguna juga untuk mencegah terjadinya
p e n c u r i a n k e n d a r a a n b e r m o t o r
(Curanmor).
Dalih menertibkan penggunaan
lahan parkir sepeda motor, Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret (FH
UNS) menerapkan kebijakan “kartu
parkir” bagi mahasiswanya yang keluar-
masuk kawasan fakultas menggunakan
kendaraan beroda dua. Tetapi, realitanya
tak sedikit mahasiswa yang merasa risau
akibat aturan ini. Beberapa dari mereka
(mahasiswa) menganggap penerapan
kartu parkir ini kurang efektif.
D i l a h a n p a r k i r g e d u n g 1
contohnya, kartu parkir yang notabene
sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa
tengah menaruh kendaraannya di lahan
parkir tersebut, terlihat seperti tidak begitu
pen t ing . Sebaga i con toh , ke t ika
mahasiswa masuk ke lahan parkir,
seharusnya petugaslah yang memberikan
kartu parkir tersebut. Akan tetapi dalam
beberapa kasus, justru mahasiswa yang
mengambil kartu parkir itu sendiri. Belum
lagi saat keluar dari lahan parkir
s e h a r u s n y a p e t u g a s j u g a w a j i b
memverifikasi kartu parkir, tetapi dalam
beberapa kasus mahasiswa hanya
menaruh kartu parkir kedalam sebuah box.
Selain itu dengan jumlah kartu
parkir yang terbatas, banyak mahasiswa
yang berangkat kuliah siang tidak
mendapatkan kartu parkir. Sehingga saat
keluar dari lahan parkir otomatis mereka
tidak menyerahkan kartu parkir tersebut.
Di sisi lain banyak pula mahasiswa
yang malas mengembalikan kartu parkir
atau bahkan menghilangkan kartu parkir.
Pada saat mereka keluar dan ditagih oleh
petugas, mereka berdalih “tidak diberi
kartu parkir”. Sehingga oleh petugas
d i l o l o s k a n t a n p a a d a v e r i fi k a s i
menggunakan Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK). Hal-hal tersebut
bukan tidak dimungkinkan atau bahkan
dapat memicu terjadinya kasus pencurian
sepeda motor.
Saat ini, pelaksanaan terkait
pemberlakuan kartu parkir tersebut hanya
dilakukan di gedung 1 (satu) FH UNS saja.
Sebelumnya, di gedung 3 (tiga) FH UNS
juga pernah diterapkan pemberlakuan
kartu parkir teruntuk pengguna sepeda
motor, namun tidak berjalan dengan
mulus. Banyak mahasiswa yang kurang
peduli dan acuh dengan pemberlakuan
sistem ini. Akibatnya, pelaksanaannya
hanya berlangsung beberapa bulan saja.
Hal ini diperkuat melalui survei
yang dilakukan oleh LPM Novum FH
UNS dengan 100 responden angkatan
2014-2018 mahasiswa FH UNS. Survey
ini menunjukkan hasil sekitar 34% (tiga
puluh empat persen) responden menjawab
tidak perlu dan 23% (dua puluh tiga
persen) responden menjawab sangat tidak
perlu diadakannya sistem kartu parkir ini.
Karena pelaksanaan dari sistem ini yang
kurang koordinatif serta manajemennya
yang belum baik.
Walau bagaimanapun, FH UNS
perlu diapresiasi telah memiliki fokus
untuk memperhatikan sistem manajemen
parkiran yang ada. Tetapi, perlu diingat
kembali faktor keamanan, kenyamanan,
dan ketertiban tetap menjadi fokus utama.
Pelaksanaan sistem kartu parkir saat ini
masih perlu diperhatikan dan dievaluasi.
Kita hanya dapat memberikan masukan
terkait dengan apa yang sudah ada,
sehingga nantinya pihak fakultas dapat
memformulasikan sistem parkir yang
lebih teliti dan baik dari sistem sekarang
ini.
MENAKAR PELAKSANAAN SISTEM PARKIR FH UNS
Oleh : Gustaf Ardiansyah
KOPI