kejang demam puskesmas

16
BAB I TINJAUAN PUSTAKA KEJANG DEMAM A.Definisi Kejang demam adalah kejang yang terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun yang disebabkan oleh demam (suhu rektal diatas 38 0 C) tanpa adanya tanda-tanda infeksi intrakranial atau penyebab yang jelas. Kira- kira 2-5% anak yang berumur 5 tahun pernah mengalaminya. B. Patogenesis Pada anak kejang demam, setiap kenaikan suhu 1 0 C akan menaikan metabolisme basal sebanyak 10-15%, dan kebutuhan oksigen akan meningkat sebanyak 20%. Pada anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membrqan (dalam keadaan normal membran sel hanya dapat dilalui oleh ion K + dan sangat sulit 6

Upload: fitri-zahara

Post on 15-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: kejang demam puskesmas

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

KEJANG DEMAM

A.Definisi

Kejang demam adalah kejang yang terjadi antara umur 3 bulan dan 5

tahun yang disebabkan oleh demam (suhu rektal diatas 380C) tanpa adanya tanda-

tanda infeksi intrakranial atau penyebab yang jelas. Kira-kira 2-5% anak yang

berumur 5 tahun pernah mengalaminya.

B. Patogenesis

Pada anak kejang demam, setiap kenaikan suhu 10C akan menaikan

metabolisme basal sebanyak 10-15%, dan kebutuhan oksigen akan meningkat

sebanyak 20%. Pada anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari

seluruh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Pada kenaikan suhu

tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan membran sel neuron dan

dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membrqan

(dalam keadaan normal membran sel hanya dapat dilalui oleh ion K+ dan sangat

sulit dilalui oleh ion Na+), dan akibatnya terjadi lepasnya muatan listrik. Lepasnya

muatan listrik ini demikian besarnya hingga dapat meluas ke seluruh sel maupun

ke membran sel tetangganya dengan bantuan neurotransmiter dan terjadilah

kejang.

Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda tergantung dari

tinggi atau rendahnya ambang kejang. Pada anak dengan ambag kejang yang

rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 380C, sedangkan pada ambang kejang yang

6

Page 2: kejang demam puskesmas

tinggi, kejang dapat terjadi pada suhu 400C taau lebih. Hal ini ditentukan oleh

faktro genetik.

C. Gambaran Klinis

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan

dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi

diluar SSP seperti tonsilitis, otitis media, bronkitis, dan lain-lain.

Kejang demam biasanya berlangsung singkat dengan sifat bangkitan

berupa tonik, klonik atau tonik klonik yang terjadi bilateral. Umumnya kejang

dapat berhenti sendiri. Sebelum kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun

sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun sadar

kembali tanpa adanya kelainan syaraf.

Livingston (1954,1963) membuat kriteria dan membagi kejang demam

atas 2 golongan, yaitu:

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun.

2. Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit.

3. Kejang bersifat umum.

4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama sesudah demam.

5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal.

6. pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) yang dibuat sekurang-

kurangnya 1 minggu sesudah bebas demam tidak menunjukkan

kelainan.

7. Frekuensi bangkitan didalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.

Kejang yang tidak memenuhi salah satu atau lebih ketujuh kriteria di atas

digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam.

7

Page 3: kejang demam puskesmas

D. Diagnosis banding

Anak yang terkena kejang demam, harus dipikirkan penyebab kejang

tersebut berasal dari dalam atau diluar SSP. Kelainan otak yang dapat

menimbulkan kejang antara lain infeksi sperti meningitis, ensefalitis, abses dan

lain-lain. Oleh sebab itu perlu diwaspadai untuk menyingkirkan dulu apakah

kejang demam ini tergolong dalam kejang demam simpleks, kejang demam

kompleks atau epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Untuk menyingkirkan

kemungkinan infeksi pada otak dapat dilakukan lumbal punksi, terutama pada

anak kecil dari 12 bulan.

E. Pemeriksaan penunjang

1. Lumbal Pungsi (LP)

Selama ini luymbal punksi dilakukan pada semua anak dengan kejang

demam yang pertama meskipun anak ini menderita kejang demam simpleks.

Sekarang kecenderungan LP pada kejang demam berdasarkan pada adanya gejala

meningitis atau anak dibawah 18 bulan, karena pada anak dibawah 18 bulan gejala

meningitis tidk jelas. Leung dan Lane memberikan kriteria LP yaitu adanya klinis

meningitis, umur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 5 tahun.

2. Pemeriksaan lain

Pemeriksaan penunjang lainnya hanya untuk mencari prnyakit dasarnya

yang menyebabkan demam seperti pemeriksaan darah, urin dan feses rutin.

8

Page 4: kejang demam puskesmas

F. Penatalaksanaan

Dalam menangani kasus-kasus kejang, ada tiga hal yang harus dilakukan

yaitu:

1. menangani fase akut

Berikan diazepam intravena 0,3-0,5 mg/KgBB atau diazepam rektal. Bila

kejang tidak berhenti, tunggu 15 menit dan ulangi pemberian diazepam

dengan cara dan dosis yang sama. Bila kejang belum juga berhenti setelah

15 menit dan dapat diberikan diazepam dengan dosis yang sama tapi

intramuskuler. Bila kejang berhenti lanjutkan pemberian fenobarbital

intramuskuler dengan dosis pada neonatus 30 mg, Bayi 1 bulan – 1 tahun

50 mg, an lebih 1 tahun 75 mg. Setelah 4 jam kemudian dilanjutkan

dengan pengobatan fenobarbital oral dengan dosis 8-10 mg/KgBB dibagi

dalam 2 dosis selama 2 hari. Hari selanjutnya berikan dosis 4-5 mg/KgBB.

Bila diazepam tidak tersedia, dapat langsung menggunakan fenobarbital

dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan pengobatan rumatan.

2. Mencari dan megobati penyebab

Mencari sumber infeksi pada organ lain dan mlakukan lumbal pungsi

untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis.

3. Pengobatan profilaksis

Pengobatan profilaks yaitu profilaks intermiten dan terus menerus. Pada

Profilaks intermiten diberikan diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5

mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis saat pasien demam. Profilaksis terus

menerus diberikan fenobarbital 4-5 mg/KgBB/hari dalam 2 dosis setiap

9

Page 5: kejang demam puskesmas

hari selama 1 tahun, berguna untuk mencegah terjadinya kerusakan otak

pada pasien dengan:

Sebelum kejang demam sudah ada kelainan neurologis.

Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, dikuti kelainan

neurologis

Ada riwayat kejang anpa demam pada keluarga

Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan

G. Prognosis

Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat, prognosisnya baik dan

tidak menyebabkan kematian. Sebanyak 30-40% kasus kejang demam dapat

berulang paling kurang 1 kali, sedangkan pengulangan labih dari 3 kali terjadi

pada 10% kasus.

10

Page 6: kejang demam puskesmas

BAB II

ILUSTRASI KASUS

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama : An. R

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 2 Tahun 4 bulan

d. Pekerjaan : -

e. Alamat : Jl. Sijunjung IV, no. 292

2. Latar Belakang Sosial-Ekonomi-Demografi-Lingkungan Keluarga

a. Status Perkawinan : Belum Menikah

b. Jumlah Saudara : -

c. Status Ekonomi Keluarga :

- Penghasilan orang tua +/- Rp 1.500.000/bulan

d. KB : -

e. Kondisi Rumah :

- Rumah pasien permanen, pekarangan cukup luas

- Ventilasi cukup, pencahayaan terutama di bagian kamar dan

dapur cukup, jumlah kamar 2 buah

- Lantai rumah terbuat dari semen

- Sumber air minum berasal dari air sumur

- Listrik ada

- Pasien memiliki WC di dalam rumah

- Sampah diambil oleh petugas kebersihan.

Kesan: hygiene dan sanitasi cukup baik.

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal dengan orang tua dan nenek.

- Pasien merupakan anak tunggal

- Pasien tinggal di daerah yang kepadatan penduduknya yang

cukup padat.

11

Page 7: kejang demam puskesmas

3. Aspek Psikologis Keluarga

- Hubungan pasien dengan keluarganya baik

4. Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien pernah mengalami kejang demam saat berumur 7 bulan

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat kejang

6. Keluhan Utama

Kejang saat dua puluh menit sebelum datang ke puskesmas.

7. Riwayat Penyakit Sekarang

- Demam sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas , tinggi,

tidak menggigil dan tidak berkeringat.

- Kejang saat 20 menit sebelum datang ke puskesmas, frekuensi

± 1 kali, kejang seluruh tubuh, ± 5-10 menit, setelah kejang

pasien sadar.

- muntah (-), nafsu makan berkurang

- Batuk pilek ( - ) sesak nafas tidak ada.

- Riwayat trauma kepala tidak ada.

- Buang air kecil dan buang air besar biasa.

- Riwayat kehamilan : Selama hamil tidak pernah menderita penyakit

berat, tidak merokok, mengkonsumsi obat-obatan tidak ada, kontrol

teratur ke bidan

- Riwayat kelahiran : lahir spontan, cukup bulan, berat badan lahir 2,6

kg, langsung menangis

- Riwayat imunisasi :

a. Hepatitis B : tidak diketahui

b. BCG : 1 bulan, scar (+)

c. Polio : usia 2, 4, 6 bulan

d. DPT : usia 2, 4, 6 bulan

e. Campak : usia 9 bulan

12

Page 8: kejang demam puskesmas

Kesan : imunisasi dasar lengkap

- Riwayat tumbuh kembang :

a. Berdiri : 10 bulan

b. Berjalan : 12 bulan

c. Bicara satu suku kata : 11 bulan

d. Perkembangan : menggompol (+), gigit kuku (-)

- Riwayat makanan dan minuman :

ASI ekslusif : 0-6 bulan

Susu formula : 6 bulan-sekarang

Bubur susu : 6 bulan

Makanan biasa : Mulai diberikan umur usia 12 bulan, anak

makan 3 kali sehari. Menu makan biasanya

telur, ikan dan daging. Sayuran jarang.

Kesan : Kuantintas dan kualitas makanan dan minuman cukup.

8. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Somnolen

Nadi : 92 kali/menit

Nafas : 23 kali/menit

Tekanan Darah : -

Suhu : 37,90 C

Berat Badan : 13 kg

Tinggi Badan : 93 cm

Rambut : hitam dan tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek

cahaya +/+, pupil isokor, diameter 2 mm

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Mulut : mukosa mulut dan bibir basah

Tenggorokan : tonsil T1 – T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

13

Page 9: kejang demam puskesmas

Thorak

Paru

Inspeksi : simetris kiri dan kanan statis dan dinamis

Palpasi : tidak dapat diperiksa

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : Bunyi jantung murni, bising tidak ada

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan (-), defans

muskuler (-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus normal

Ekstremitas : Edema (-), akral hangat, Refilling kapiler baik

9. Laboratorium Anjuran: -

10. Diagnosis Kerja

- Kejang demam simpleks

11. Diagnosis Banding : -

12. Tatalaksana

1. Preventif

a. Kompres anak apabila demam dan seger bawa ke dokter

2. Promotif

a. Edukasi orang tua untuk memiringkan kepala pasien ke samping agar tidak

tersedak saat muntah.

b. Edukasi orang tua untuk tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak

saat kejang.

14

Page 10: kejang demam puskesmas

3. Kuratif

a. Paracetamol syrup 3x 1 cth

b. Diazepam oral 3x2,5 mg

4. Rehabilitatif

15

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmasNanggalo

Dokter : Husnul WahyuniTanggal : 14 April 2015

R/ Parasetamol syr Fls No. I

S 3dd cth 1 ζ

R/ Diazepam 2,5 mg

Mf pulv dtd No XS 3dd pulv 1 ζ

Pro : An. RUmur : 2 tahun 4 bulanAlamat : Siteba, Padang

Page 11: kejang demam puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Pusponegoro H, dkk. 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI: Jakarta

Deliana M. 2002. Tatalaksana kejang demam pada anak. Sari pediatri vol 4: Medan

Permenkes no. 5. 2014. Panduan praktik klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer: Jakarta.

16

Page 12: kejang demam puskesmas

17