kejang demam p treatment
DESCRIPTION
okeTRANSCRIPT
P-Treatment
KEJANG DEMAM
Oleh:
Ari Septiani
Diah Budiarti
Pembimbing :
Dr. Lukas D Leatemia, M.Kes
LABORATORIUM FARMAKOLOGI KLINIK/FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010
PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 38° C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.1,2
II. ETIOLOGI1,2,3
1. Disebabkan oleh suhu yang tinggi
2. Timbul pada permulaan penyakit infeksi (ekstrakranial), yang disebabkan oleh
banyak macam agen :
a. Bakterial
Penyakit pada Tractus Respiratorius:
· Pharingitis
· Tonsilitis
· Otitis Media
· Laryngitis
· Bronchitis
· Pneumonia
Penyakit pada G. I. Tract:
· Dysenteri Baciller
Sepsis.
Penyakit pada tractus Urogenitalis:
· Pyelitis
· Cystitis
· Pyelonephritis
b. Virus
Terutama yang disertai exanthema:
· Varicella
· Morbili
· Dengue
· Exanthemasubitung
III. PATOFISIOLOGI
Belum jelas, kemungkinan dipengaruhi faktor keturunan atau genetik. 2,3,4
IV. GEJALA KLINIS
Ada 2 bentuk kejang demam (menurut Livingstone), yaitu:1,2
1. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala
klinis sebagai berikut :
· Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
· Kejang umum tonik dan atau klonik
· Umumnya berhenti sendiri
· Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri
gejala klinis sebagai berikut :
· Kejang lama > 15 menit
· Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
· Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
V. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Anamnesis: Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga
yang lainnya (ayah, ibu, atau saudara kandung).1,2,6
Pemeriksaan Neurologis : tidak didapatkan kelainan.1,2,6
Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk
mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan
gula darah).1,6
Pemeriksaan Radiologi : X-ray kepala, CT scan kepala atau MRI tidak rutin dan
hanya dikerjakan atas indikasi. 3.6
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) : tindakan pungsi lumbal untuk
pemeriksaan CSS dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka
tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut :6
1. Bayi < 12 bulan : diharuskan.
2. Bayi antara 12 – 18 bulan : dianjurkan.
3. Bayi > 18 bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.
Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG) : tidak direkomendasikan, kecuali
pada kejang demam yang tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada
anak usia > 6 tahun atau kejang demam fokal.3,6
VI. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kejang demam meliputi :
Penanganan pada saat kejang
· Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/KgBB/dosis IV
(perlahan-lahan) atau 0,4 – 0,6 mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Bila kejang
masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit
kemudian. 1,3,6
· Turunkan demam :1,3,6
Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen 5 – 10
mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan 3 – 4 kali per hari.
Kompres : suhu > 39° C dengan air hangat, suhu > 38° C dengan air biasa.
· Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit
dasarnya.
· Penanganan suportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian
oksigen, menjaga keseimbangan air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan
tekanan darah.
Pencegahan Kejang
· Pencegahan berkala ( intermiten ) untuk kejang demam sederhana dengan
Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO dan anti piretika pada saat anak menderita
penyakit yang disertai demam.1,3
· Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam Valproat
15– 40 mg/KgBB/hari PO dibagi dalam 2 – 3 dosis. 1,3
VII. PROGNOSA
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosa baik dan tidak
menyebabkan kematian.Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat
berkembang menjadi :1,2
· Kejang demam berulang
· Epilepsi
· Kelainan motorik, gangguan mental dan belajar.
KASUS
Seorang ibu datang ke IGD Rumah Sakit dengan membawa bayinya yang baru berusia 10
bulan yang menderita panas tinggi. Ibu tersebut sangat khawatir karena bayinya mengalami
kejang-kejang. Kejang-kejang baru terjadi sejak adanya panas tinggi tersebut. Pada saat di
IGD bayi tersebut masih mengalami kejang-kejang.
PEMBAHASAN KASUS MENURUT KAIDAH P-TREATMENT
Analisa Kasus
Pasien ini mengalami kejang demam.
Jawaban
Tahapan penentuan P-treatment: 1) problem pasien, 2) tujuan terapi, 3) pemilihan
terapi, 4) pemberian terapi (resep jika ada), 5) komunikasi terapi, 6) monitoring dan
evaluasi.
I. PROBLEM PASIEN
1. Kejang demam
2. Demam
II. TUJUAN TERAPI
1. Menghentikan kejang dan mencegah kejang berulang2. Menurunkan demam
III. PEMILIHAN TERAPI
Terapi non farmakologis
1. Istirahat
2. Bila badan pasien demam dikompres dengan air hangat
3. Satu minggu setelah kejang pasien dirujuk ke bagian neurologi untuk
dilakukan pemeriksaan EEG
Terapi Farmakologis
Anti Kejang
Golongan Efficacy Safety Suitability Cost
Hidantion
++Farmakodinamik :Menyebabkan depresi umum SSP, menghambat penjalaran rangsang dari fokus ke bagian lain di otak, mempengaruhi perpindahan ion melintasi membran selFarmakokinetik : absorbsi per oral berlangsung lambat, sesekali tidak lengkap. Di ekskresi bersama tinja dalam bentuk utuh. Kadar puncak dicapai 3-12 jam. Metabolisme di hati.
+Efek samping :
CNS : Diplopia,ataksia,vertigo,nistagmus,sukar bicara,disertai gangguan lain seperti : tremor,gugup,kantuk dan rasa lelah
GIT : oedem gusi,anoreksi,nyeri ulu hati,mual,muntah
Kulit : ruam morbiliformis,keratosis
Lain-lain : hepatosisitas,anemia megaloblastik
++Kontraindikasi : pasien dgn penyakit gangguan ginjal, ibu hamil
+++Rp 900-1500
Phenobarbital
+Farmakodinamik :Membatasi penjalaran aktivitas bangkitan dan menaikkan ambang rangsang, menghambat efek gaba.Farmakokinetik :Diabsorbsi dengan baik peroral, dapat penetrasi ke otak, 75% diinaktivasi oleh system mikrosom hepar. Eksresi secara utuh oleh ginjal.
+Efek samping :
Mengantuk,penurunan kesadaran,distrasia,ataksia,stimulasi “paradoksal” yang disebabkan oleh disinhibisi tingkah laku,depresi SSP sampe koma dan henti pernapasan,laringospasme
++Kontraindikasi :Pophiria, penyakit respiratori berat.
+Rp. 5000
Karbamazepin
+Farmakodinamik :Menurunkan influks ion natrium dan kalsium ke membran neuron, mengurangi aktivitas kejang.Farmakokinetik :Absorpsi lengkap dan lambat, disaluran cerna berikatan dengan protein 75%. Metabolisme di hati. Ekskresi urin. Waktu paruh 25-65 jam.
++Efek samping : Pusing,vertigo,ataksia,diplopia dan penglihatan kabur,mual,muntah,diskrasia darah yang berat,reaksi alergi berupa dermatitis,eosinophilia,limfadenopati dan splenomegali frekuensi kejang dapat meningkat akibat dosis berlebih.
+++Kontraindikasi :Apabila digunakan bersama MAO Inhibitor, riwayat mielosupresi, hipersensitif terhadap antidepresan trisiklik.
+++Rp. 1200-1600
Benzodiazepine
+++Farmakodinamik :Mensupresi penyebaran kejang dari fokus epileptogenik, mencegah kejang berulang pada status epileptikus.Farmakokinetik :Absorbsi sempurna dan cepat, kecuali klorazepat. Terikat kuat pada protein plasma. Metabolisme di hati. Ekskresi di urin.
Obat yang diindikasikan untuk kejang demam
+++Efek samping : pusing, vertigo, ataksia, diplopia, pandangan kabur, mual, muntah, reaksi alergi.
+++
Kontraindikasi
:pada wanita
hamil
++Rp.2500-4000
Asam valproat +++Farmakodinamik :Mamblokade kanal natrium dan menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk kalium. Memiliki efek anti konvulsi dengan meningkatkan GABA di otak
++Efek samping :Mual,muntah dan gangguan pencernaan lain seperti nyeri perut,kantuk,ataksia dan tremor
++Kontraindikasi :Penyakit hepar aktif
+++
Rp. 700-3000
Farmakokinetik : diabsorbsi cepat. Kadar maksimum dicapai setelah 1-3 jam dengan waktu paruh 8-10 jam. Metabolisme hari. Ekskresi di urin
Terapi yang dipilih adalah golongan benzodiazepine.
Benzodizepin
Obat Efficacy Safety Suitability Cost
Diazepam
+++Farmakodinamik :Meningkatkan aksi GABA, meningkatkan ambang kejang, menghasilkan relaksasi otot skeletalFarmakokinetik : diabsorbsi dengan baik di GIT. Diditribusikan luas. Ikatan protein 98%. Metabolisme di hati menjadi metabolit aktif. Ekskresi di urin. Waktu paruh 20-70 jam
++Efek samping : nyeri injeksi im, mengantuk, fatigue, ataksia.
+++Kontraindikasi : koma, glukoma sudut sempit, depresi nafas, nyeri yang tidak terkontrol.
++Rp 5000
Klonazepam ++Farmakodinamik :Menghambat transmisi impuls saraf pada korteks motorik, menghasilkan efek ansiolitik dan anti konvulsan.Farmakokinetik :Diabsorbsi baik di GIT, ikatan protein
++Efek samping : Drowsiness, ataksia, gangguan kepribadian terutama pada anak-anak.
++Kontraindikasi : Glukoma sudut sempit, penyakit hepar signifikan, perubahan pada nafsu makan dan berat badan, mulut kering, penglihatan kabur, mual
++Rp. 4000
85%, dimetabolisme di hati, ekskresi di urin, waktu paruh 18-50 jam.
Lorazepam
++Farmakodinamik :Meningkatkan aksi penghambatan neurotransmitter GABA di SSP, menghasilkan ansiolitik, anti konvulsan, sedatif, relaksasi otot dan anti emetikFarmakokinetik :Diabsorbsi baik di GIT, distribusi luas, ikatan protein 85%, dimetabolisme di hati, ekskresi di urin, waktu paruh 10-20 jam.
+Efek samping : Somnolen, ataksia, penglihatan kabur, hipotensi, sakit kepala.
++Kontraindikasi : Glukoma sudut sempit, hipotensi berat, nyeri berat yang tidak terkontrol.
+++Rp. 700-1500
Pilihan obat : Diazepam
Anti Piretik
Obat Efficacy Safety Suitability CostParacetamol +++
Farmakodinamik :Menghambat sintesis prostaglandin di SSP, berperan sentral pada pusat regulasi panas di hipotalamus menghasilkan vasodilatasi periferFarmakokinetik : diabsorbsi dengan cepat dan lengkap di
+++Efek samping : reaksi hipersensitif (jarang)
+++Kontraindikasi:Peminum alohol aktif, penyakit hati, hepatitis virus, dan segala sesuatu yang meningkatkan resiko hepatotoksik
+++Rp 500-2000
GIT. Distribusi pada banyak jaringan tubuh. Ikatan dengan protein 20-50%. Metabolisme di hati. Ekskresi urin. Waktu paruh 1-4 jam.
Ibuprofen
+++Farmakodinamik :Menghambat sintesis prostaglandin di SSP, berperan sentral pada pusat regulasi panas di hipotalamus menghasilkan vasodilatasi periferFarmakokinetik :Absorpsi cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kadar puncak dicapai 2 jam setelah pemberian, ikatan protein 80-90% , dimetabolisme di hati, ekskresi di urin dalam bentuk metabolitnya, sebagian kecil melalui keringat dan empedu.
++Efek samping : Mual dengan atau tanpa muntah, diepesia, pusing, dan rash
++Kontraindikasi : Ulkus peptikum aktif, inflamasi kronis saluran cerna, gangguan perdarahan atau ulkus saluran cerna, riwayat hipersensitif thd aspirin atau NSAIDTidak di indikasikan pada anak-anak dengan berat badan < 7 kg
+Rp. 4000
Aspirin +++Farmakodinamik :Menghambat sintesis prostaglandin di SSP, berperan sentral pada pusat regulasi panas di hipotalamus menghasilkan vasodilatasi periferFarmakokinetik :Absorpsi lengkap di GIT, ikatan protein
+Efek samping : merangsang mukosa lambung dengan resiko perdarahan.
+Kontraindikasi : Gangguan pembekuan darah, flu atau chicken pox pada anak dan remaja, riwayat hipersensitif terhadap aspirin atau NSAID
+++Rp. 250-800
93%, distribusi luas, dimetabolisme di hati, ekskresi di urin, waktu paruh dinitrat 3-5 jam.
Pilihan obat : Paracetamol
IV. Pemberian terapi
Terapi nonfarmakologi
1. Istirahat
2. Bila badan pasien demam dikompres dengan air hangat
3. Satu minggu setelah kejang pasien dirujuk ke bagian neurologi untuk
dilakukan pemeriksaan EEG
Terapi farmakologi
1. Diazepam 5 mg per rectal
2. Paracetamol 3 x ¾ cth jika panas
PRAKTEK DOKTER BERSAMAdr. Bunga
Jl. Mawar Berduri 2 No.34 Telp. 0541-733324SIP:097/A/P/u/05
Samarinda, 27 April 2010
/ diazepam 5 mg rectal tube No. I S uc
/ paracetamol fl. IS 3 dd ¾ cth jika panas
Pro: an. XUmur: 10 bulanAlamat: Jl. Markisa
Pemberian resep
V. KOMUNIKASI TERAPI
Informasi penyakit:
Pasien ini menderita kejang demam. Kejang terjadi karena adanya kenaikan
suhu tubuh. Kejangnya dapat tidak terjadi lagi jika minum obat penurun
panas.
Informasi pengobatan :
Pemberian obat ditujukan untuk menghentikan kejang dan menurunkan
demam.
Informasi obat dan penggunaan:
obat antikejang diberikan dengan cara dengan cara dimasukkan ke dalam
anus. Pada saat kejang anak jangan diberi minuman atau makanan apapun
Obat panas diminum ¾ sendok 3 kali sehari selama masih panas
VI. EVALUASI DAN MONITORING
mengevaluasi hasil terapi apakah kejang masih terjadi atau tidak dan apakah
demam sudah turun
untuk memastikan bahwa kejang yang dialami oleh pasien adalah kejang
demam, dilakukan pemeriksaan EEG 1 minggu setelah kejang
DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar ilmu Kesehatan Anak FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI. 1985 : 647-854.
2. American Academy of Pediatrics. Practice Parameter : Long-term Treatment of
The Child with Febrile Seizures. Pediatrics 1999; 103; 1307 – 10.
3. Baumann RJ. Febrile Seizures. E Med J, March 12 2002, vol.2, No. 3 : 1 – 10
4. Baumann RJ. Technical Report: Treatment of The Child with Simple Febrile
Seizures. http://www.pediatric.org/egi/content/full/103/e86 .
5. Berg AT, Shinnar S, Levy SR, Testa FM. Childhood-Onset Epilepsy With and
Without Preceeding Febrile Seizures. Neurology, vol. 53, no. 8, 1999: 23-34.
6. Campfield P, Camfield C. Advance in Diagnosis and Management of Pediatrics
Seizures Disorders in Twentieth Century. J Pediatrics 2000, 136 : 847 – 9.