kejang demam

41
Kejang Demam Eka Henny Suryani REFERAT

Upload: eka-henny-suryani

Post on 10-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

GJGKJ

TRANSCRIPT

Page 1: Kejang Demam

Kejang Demam

Eka Henny Suryani

REFERAT

Page 2: Kejang Demam

LATAR BELAKANG

Page 3: Kejang Demam

• Kejang demam merupakan kejang yang paling sering dijumpai di bidang neurologi khususnya anak

• Kejang demam pada umumnya dianggap tidak berbahaya dan sering tidak menimbulkan gejala sisa, akan tetapi bila kejang berlangsung lama dapat menimbulkan hipoksia pada jaringan Susunan Saraf Pusat (SSP) sehingga dapat menyebabkan adanya gejala sisa di kemudian hari

Page 4: Kejang Demam

• Kejang demam terjadi pada 2-4% anak di Amerika Serikat, Amerika Selatan, Amerika Selatan, dan Eropa Barat, sedangkan kejadian di Asia dilaporkan lebih tinggi, yakni sekitar 80%

• Hampir 90% dari seluruh kejang demam adalah kejang demam sederhana

• Beberapa studi prospektif menunjukkan bahwa kira-kira 20% kasus merupakan kejang demam kompleks

• Beberapa ahli berpendapat para ahli terbanyak, kejang demam terjadi pada waktu anak berusia antara 3 bulan sampai dengan 5 tahun dengan insidensi tertinggi pada usia 18 bulan

Page 5: Kejang Demam

• Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38o C) sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun

• Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hipertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus

Page 6: Kejang Demam

• Dari penelitian yang telah dilakukan Prof.Dr.dr.S.M.Lumbantobing pada 297 penderita kejang demam, 66 (±22,2%) penderita tidak diketahui penyebabnya

• Penyebab utama didasarkan atas bagian tubuh yang terlibat peradangan. Ada penderita yang mengalami kelainan pada lebih dari satu bagian tubuhnya, misalnya tonsilo-faringitis dan otitis media akut

Page 7: Kejang Demam

• Secara klinis umumnya tidak sulit untuk menegakkan diagnosis kejang demam, dengan adanya gejala kejang pada suhu badan yang tinggi serta tidak didapatkan gejala neurologis lain dan anak segera sadar setelah kejang berlalu

Page 8: Kejang Demam

• Penanggulangan yang tepat dan cepat harus segera dilakukan sehingga prognosis kejang demam baik dan tidak menyebabkan kematian

• Dari penelitian yang ada, frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25% - 50%, yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama

Page 9: Kejang Demam

• Prognosis kejang demam baik, kejang demam bersifat benigna. Angka kematian hanya 0,64%-0,75%

• Sebagian besar penderita kejang demam sembuh sempurna, sebagian kecil berkembang menjadi epilepsi yaitu sebanyak 2-7%

• 4% penderita kejang demam secara bermakna mengalami gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat intelegensi

Page 10: Kejang Demam

TINJAUAN PUSTAKA

Page 11: Kejang Demam

Definisi

• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium, terjadi pada anak berusia lebih dari 3 bulan dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya

Page 12: Kejang Demam

• Menurut ILAE, International League Against Epilepsy, anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian mengalami kejang demam tidak termasuk dalam kejang demam

• Kejang disertai demam yang terjadi pada bayi berumur kurang dari 1 bulan juga tidak termasuk dalam kejang demam

• Para ahli sepakat bahwa bila anak yang berumur kurang dari 3 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang yang didahului demam, harus dipikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam

Page 13: Kejang Demam

Klasifikasi

• Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI 2006 membuat klasifikasi kejang demam pada anak menjadi 2 yaitu: kejang demam sederhana (simple febrile seizure) dan kejang demam kompleks (complex febrile seizure)

Page 14: Kejang Demam

Kejang Demam Sederhana80% diantara seluruh kejang demam

Kejang Demam Kompleks20% diantara seluruh kejang demam

• Kejang demam berlangsung singkat • Kejang lama dengan durasi lebih dari 15 menit

• Durasi kurang dari 15 menit • Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial.

• Kejang dapat umum, tonik, dan atau klonik

• Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam

• Umumnya akan berhenti sendiri

• Tanpa gerakan fokal

• Tidak berulang dalam 24 jam

Page 15: Kejang Demam

Faktor Risiko

• Demam• Riwayat genetik (orang tua, saudara kandung)• Fx.prenatal (usia ibu saat hamil, riwayat pre-

eklampsi pada ibu, hamil primi/multipara, pemakaian bahan toksik)

• Fx.perinatal (asfiksia, bayi berat lahir rendah, usia kehamilan, partus lama, cara lahir)

• Fx.pasca natal (trauma kepala)

Page 16: Kejang Demam

Etiologi

• Etiologi kejang demam hingga kini belum diketahui

• Demamnya sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, gastroenteritis, pneumonia, bronkopneumonia, bronkhitis, tonsilitis, dan infeksi saluran kemih

Page 17: Kejang Demam

• Dari penelitian yang telah dilakukan Prof.Dr.dr.S.M.Lumbantobing pada 297 penderita kejang demam, 66(±22,2%) penderita tidak diketahui penyebabnya (Baumann, 2002)

• Penyebab utama didasarkan atas bagian tubuh yang terlibat peradangan. Ada penderita yang mengalami kelainan pada lebih dari satu bagian tubuhnya, misalnya tonsilo-faringitis dan otitis media akut (lihat tabel)

Page 18: Kejang Demam

Penyebab Umum Jumlah Penderita

Tonsilitis dan/atau faringitis 100

Otitis media akut (radang liang telinga tengah)

91

Enteritis/gastroenteritis (radang saluran cerna)

22

Enteritis/gastroenteritis disertai dehidrasi 44

Bronkitis (radang saiuran nafas) 17

Bronkopeneumonia (radang paru dan saluran nafas)

38

Morbili (campak) 12

Varisela (cacar air) 1

Dengue (demam berdarah) 1

Tidak diketahui 66

Page 19: Kejang Demam

Patofisiologis dan Patogenesis• Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui

dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ di dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na – K – ATPase yang terdapat pada permukaan sel

Page 20: Kejang Demam

• Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15 %. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion K+ maupun ion Na+ melalui membran tadi, sehingga mengakibatkannya lepas muatan listrik (Price, Sylvia, Anderson, 2006).

Page 21: Kejang Demam

• Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel tetangganya dengan bantuan neurotransmiter dan terjadilah kejang. Kejang tersebut kebanyakan terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar SSP, misalnya infeksi pada telinga, dan infeksi saluran pernafasan lainnya

Page 22: Kejang Demam

• Kejang umumnya berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (> 15 menit) sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan permanen otak

Page 23: Kejang Demam

Manifestasi Klinis

• Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba)

• Kejang tonik-klonik atau grand mal• Penurunan kesadaran yang berlangsung selama

30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam)

• Postur tonik• Gerakan klonik

Page 24: Kejang Demam

• Lidah atau pipi tergigit• Gigi atau rahang terkatup rapat• Inkontinensia• Gangguan pernafasan• Apneu • CyanosisSetelah mengalami kejang biasanya• Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur

selama 1 jam atau lebih• Terjadi amnesia dan sakit kepala• Mengantuk• Linglung• Jika kejang tunggal berlangsung kurang dari 5 menit, maka

kemungkinan terjadinya cedera otak atau kejang menahun adalah kecil

Page 25: Kejang Demam

Diagnosis

Anamnesis

Px. Fisik dan

Neurologi

s

Px. Penunjang

Page 26: Kejang Demam

Anamnesis

• Adanya kejang, sifat kejang, bentuk kejang, kesadaran selama dan setelah kejang, durasi kejang, suhu sebelum/saat kejang, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang, penyebab demam di luar susunan saraf pusat• Riwayat demam sebelumnya (sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap atau naik turun)• Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai demam atau epilepsi)

Page 27: Kejang Demam

• Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)• Riwayat trauma kepala• Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga• Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, dan lain-lain)

Page 28: Kejang Demam

Px. Fisik dan Neurologis

Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah:• Tanda vital terutama suhu tubuh• Manifestasi kejang yang terjadi• Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau

molase kepala berlebihan• Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang

mendasari terjadinya demam• Tanda peningkatan tekanan intrakranial• Tanda infeksi di luar SSP

Page 29: Kejang Demam

Pemeriksaan neurologis antara lain:• Tingkat kesadaran• Tanda rangsang meningeal• Tanda refleks patologis

Page 30: Kejang Demam

Px. Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium• Pungsi lumbal• EEG• Pencitraan (X-ray, CT-scan, MRI)

Page 31: Kejang Demam

Diagnosis BandingKelainan Intrakranium Gangguan Metabolik Epilepsi

•Meningitis •Hipoglikemi

•Encephalitis •Gangguan elektrolit

•Abses otak •Sinkop

Page 32: Kejang Demam

Penatalaksanaan

• Dalam penanggulangan kejang demam ada 3 faktor yang perlu dikerjakan, yaitu :– pengobatan fase akut– mencari dan mengobati penyebab dan– pengobatan profilaksis terhadap berulangnya

kejang demam

Page 33: Kejang Demam

Pengobatan Fase Akut(Pedoman Pelayanan Medis, IDAI, 2010)

• Di Rumah (pre hospital):Penanganan kejang di rumah dapat dilakukan oleh orangtua dengan pemberian diazepam per rektal dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg atau secara sederhana bila berat badan kurang dari 10 kg diberikan 5 mg, sedangkan jika berat badan lebih dari 10 kg diberikan 10 mg. Pemberian di rumah diberikan maksimum 2 kali dengan interval 5 menit. Bila kejang masih berlangsung, bawa pasien ke klinik atau rumah sakit terdekat.

Page 34: Kejang Demam

• Di Rumah Sakit- Saat tiba di klinik atau rumah sakit, bila belum erpasang cairan intravena, dapat diberikan diazepam per rektal ulangan 1 kali, sambil mencari akses vena. Sebelum dipasang cairan intravena, sebaiknya dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah tepi, elektrolit, dan gula darah sesuai indikasi- Bila terpasang cairan intravena, berikan fenitoin i.v dengan dosis 20 mg/kg dilarutkan dalam NaCl 0,9%, diberikan perlahan-lahan dengan kecepatan pemberian 50 mg/menit. Bila kejang belum teratasi, dapat diberikan tambahan fenitoin i.v 10 mg/kg. Bila kejang teratasi, lanjutkan pemberian fenitoin setelah 12 jam, kemudian dengan rumatan 5-7 mg/kg

Page 35: Kejang Demam

-Bila kejang belum teratasi, berikan fenobarbital i.v dengan dosis maksimum 15-20 mg/kg dengan kecepatan pemberian 100 mg/menit. Awasi dan atasi kelainan metabolik yang ada. Bila kejang berhenti, lanjutkan dengan pemberian fenobarbital i.v rumatan 4-5 mg/kg setelah 12 jam kemudian

Page 36: Kejang Demam

• Perawatan Intensif di Rumah Sakit- Bila kejang belum berhenti, dilakukan intubasi dan perawatan di ruang intensif. Dapat diberikan salah satu dari obat berikut:- Midazolam 0,2 mg/kg diberikan bolus perlahan-lahan, diikuti infus midazolam 0,01-0,02 mg/kg/menit selama 12-24 jam- Propofol 1 mg/kg selama 5 menit, dilanjutkan dengan 1-5 mg/kg/jam dan diturunkan setelah 12-24 jam- Pentobarbital 5-15 mg/kg dalam 1 jam, dilanjutkan dengan 0,5-5 mg/kg/jam

Page 37: Kejang Demam

Mencari dan Mengobati Penyebab• Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk

menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama

• Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan lumbal pungsi hanya pada kasus yang dicurigai mengalami meningitis, atau bila kejang demam berlangsung lama. Pada bayi kecil manifestasi klinis meningitis sering tidak jelas, sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari 6 bulan dan dianjurkan pada pasien berumur kurang dari 18 bulan. Pemeriksaan laboratorium lain perlu dilakukan

Page 38: Kejang Demam

Pengobatan Profilakasis

• Pencegahan berulangnya kejang demam perlu dilakukan karena menakutkan dan bila sering berulang menyebabkan kerusakan otak menetap. Ada 2 cara profilaksis, yaitu:

• Profilaksis intermiten pada waktu demam untuk kejang demam sederhana

• Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari (rumatan) untuk kejang demam kompleks

Page 39: Kejang Demam

Komplikasi• Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat

berkembang menjadi:1. Kejang demam berulang dengan frekuensi berkisar antara 25

% - 50 %.2. Umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.3. Epilepsi4. Resiko terjadinya epilepsi rendah.5. Kelainan motorik6. Gangguan mental belajar7. Kemungkinan mengalami kematian sebesar 0,46% dan 0,74%

Page 40: Kejang Demam

Pencegahan

• Kejang bisa terjadi jika suhu tubuh naik atau turun dengan cepat. Pada sebagian besar kasus, kejang terjadi tanpa terduga atau tidak dapat dicegah. Dahulu digunakan obat anti kejang sebagai tindakan pencegahan pada anak-anak yang sering mengalami kejang demam. Sekarang hal tersebut sudah jarang dilakukan. Kepada anak-anak yang cenderung mengalami kejang demam pada saat menderita demam dapat diberikan diazepam (baik secara oral atau melalui rektal)

Page 41: Kejang Demam

THANK YOU