kejang demam

9
KEJANG DEMAM Definisi Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara ( Hudak and Gallo,1996 ). Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. ( Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995 ). Kejang Demam (Febrile Convulsion) adalah kejang pada bayi atau anak-anak yang terjadi akibatdemam, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat maupun kelainan saraf lainnya. ( www.medicastore.com ) Seorang anak yang mengalami kejang demam, tidak berarti dia menderita epilepsi karena epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang tidak dipicu oleh adanya demam. Hampir sebanyak 1 dari setiap 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari sepertiga dari anak-anak tersebut mengalaminya lebih dari 1 kali.Kejang demam biasanya terjadi pada anak-anak yang berusia antara 6 bulan-5 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 6 maupun setelah 3 tahun.

Upload: abdul

Post on 07-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agskaJGA

TRANSCRIPT

Page 1: KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM

Definisi

Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang

mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat

sementara ( Hudak and Gallo,1996 ).

Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal

di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga

disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5

tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak

pada infeksi bakteri atau virus. ( Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995 ).

Kejang Demam (Febrile Convulsion) adalah kejang pada bayi atau anak-anak yang

terjadi akibatdemam, tanpa adanya infeksi pada susunan saraf pusat maupun kelainan saraf

lainnya. ( www.medicastore.com )

Seorang anak yang mengalami kejang demam, tidak berarti dia menderita epilepsi

karena epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang tidak dipicu oleh adanya demam.

Hampir sebanyak 1 dari setiap 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari

sepertiga dari anak-anak tersebut mengalaminya lebih dari 1 kali.Kejang demam biasanya

terjadi pada anak-anak yang berusia antara 6 bulan-5 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 6

maupun setelah 3 tahun.

Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

( suhu rectal lebih dari 38o C ) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Menurut

Consensus Statement on Febrile Seizure 1980, kejang demam adalah suatu kejadian pada

bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan

demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Kejang

demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa

demam. (Mansjoer, 2000 : 434)

Kejang demam merupakan kelainan neurolis yang paling sering dijumpai pada anak,

terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. ( Millichap, 1968). Kejang ( konvulsi )

merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks cerebral

yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran, aktifitas motorik dan

atau gangguan fenomena sensori ( Doenges, 1993 : 259 ).

Page 2: KEJANG DEMAM

Etiologi

Kejang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, termasuk tumor otak,

trauma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus

alkohol dan obat gangguan metabolik, uremia, overhidrasi, toksik subcutan dan anoksia

serebral. Sebagian kejang merupakan idiopatik (tidak diketahui etiologinya).

1) Intrakranial

Asfiksia : Ensefolopati hipoksik - iskemik

Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intraventrikular

Infeksi : Bakteri, virus, parasit

Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith- Lemli -

Opitz.

2) Ekstrakranial

Gangguan metabolic : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan elektrolit

(Na dan K)

Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat.

Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan

kekurangan produksi kernikterus.

3) Idiopatik

Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits)

Faktor Risiko

1. Umur

a. 3% anak berumur di bawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam.

b. Insiden tertinggi terjadi pada usia 2 tahun dan menurun setelah 4 tahun, jarang terjadi

pada anak di bawah usia 6 bulan atau lebih dari 5 tahun.

c. Serangan pertama biasanya terjadi dalam 2 tahun pertama dan kemudian menurun

dengan bertambahnya umur.

2. Jenis kelamin

Kejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan

perbandingan 2 : 1. Hal ini mungkin disebabkan oleh maturasi serebral yang lebih cepat pada

perempuan dibandingkan pada laki-laki.

Page 3: KEJANG DEMAM

3. Suhu badan

Kenaikan suhu tubuh adalah syarat mutlak terjadinya kejang demam. Tinggi suhu

tubuh pada saat timbul serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-

beda untuk setiap anak, berkisar antara 38,3°C – 41,4°C. Adanya perbedaan ambang kejang

ini menerangkan mengapa pada seorang anak baru timbul kejang setelah suhu tubuhnya

meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak yang lain kejang sudah timbul walaupun suhu

meningkat tidak terlalu tinggi. Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa berulangnya

kejang demam akan lebih sering pada anak dengan nilai ambang kejang yang rendah.

4. Faktor keturunan

Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam.

Beberapa penulis mendapatkan bahwa 25 – 50% anak yang mengalami kejang demam

memiliki anggota keluarga ( orang tua, saudara kandung ) yang pernah mengalami kejang

demam sekurang-kurangnya sekali.

Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Kejang demam

cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit dengan demam atau pada waktu

demam tinggi.

Faktor-faktor lain diantaranya:

· riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung,

· perkembangan terlambat,

· problem pada masa neonatus,

· anak dalam perawatan khusus, dan

· kadar natrium rendah.

Patofisiologi

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi yang

didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah

glucose, sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan ke

otak melalui system kardiovaskuler.

Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi,

dan dipecah menjadi karbondioksida dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri

dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal

membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida.

Page 4: KEJANG DEMAM

Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan

didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya, karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi

ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial

nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan

energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion

diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau

aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena

penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh

dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah

keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion

NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik.

Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel

maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter

sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada

umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa.

Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA

meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi

hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis.

Manifestasi Klinis

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan

kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan

saraf pusat : misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, serangan kejang biasanya

terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam berlangsung singkat dengan sifat bangkitan

dapat berbentuk tonik-klonik.

Kejang berhenti sendiri, menghadapi pasien dengan kejang demam, mungkin timbul

pertanyaan sifat kejang/gejala yang manakah yang mengakibatkan anak menderita epilepsy.

Untuk itu livingston membuat kriteria dan membagi kejang demam menjadi 2 golongan

yaitu:

1. Kejang demam sederhana (simple fibrile convulsion)

2. Epilepsi yang di provokasi oleh demam (epilepsy trigered off fever)

Page 5: KEJANG DEMAM

Di sub bagian anak FKUI, RSCM Jakarta, Kriteria Livingstone tersebut setelah

dimanifestasikan di pakai sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam

sederhana, yaitu :

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun

2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit.

3. Kejang bersifat umum,Frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali

4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam

5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak

menunjukkan kelainan.

Klasifikasi Kejang Demam

Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan

tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan

kejang mioklonik.

a. Kejang Tonik

Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan

masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk

klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum

dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan

fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai

deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang

meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus.

b. Kejang Klonik

Kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2

menit.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Pada bayi- bayi kecil

seringkali gejala meningitis tidak jelas sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada bayi

berumur kurang dari 6 bulan, dan dianjurkan untuk yang berumur kurang dari 18 bulan.

Elektroensefalografi ( EEG ) ternyata kurang mempunyai nilai prognostik. EEG abnormal

tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang demam

Page 6: KEJANG DEMAM

berulang di kemudian hari. Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan dan dikerjakan

untuk mengevaluasi sumberi infeksi.

Penatalaksanaan

a. Pengobatan fase akut

Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk

mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin.

Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernafasan dan fungsi

jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres dingin dan pemberian

antipiretik. Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan

intravena atau intrakranial.

b. Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama.

c. Pengobatan Profilaksis.

1. Profilaksis Intermiten saat demam

Diberikan Diazepam secara oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kg BB/hari dibagi

dalam 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat pula diberikan secara intra rektal

tiap 8 jam sebanyak 5 mg bila BB > 10 kg setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari

38,5 C.

2. Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari.

Berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat

menyebabkan kerusakan otak. Profilaksis terus-menerus setiap hari dengan

fenobarbital 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan

adalah asam valproat dengan dosis 15 – 40 mg/kg BB/hari.