kejang demam
TRANSCRIPT
KEJANG DEMAM
BAG. ANAK FK TRISAKTI / RS KOJA
DAYANG CORIEZA FEBRIANY BINTI AWANG RAHIM
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien• Nama : Munfaris Syafaat• Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 18 Oktober 2004• Umur : 4 tahun 11bulan• Jenis kelamin : Lelaki• Agama : Islam• Alamat : Jln Marundu, Sarang
bangau, RT 07, RW 05• Masuk RSUD Koja : 5 Oktober 2009• Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
IDENTITAS ORANG TUAAyahNama : SutardiUmur : 41 tahunAgama : IslamAlamat : Jln Marundu, Sarang bangau, RT 07, RW 05Pekerjaan : Ibu rumah tanggaPenghasilan : -Suku bangsa : Jawa IbuNama : NiningUmur : 34 tahunAgama : IslamAlamat : Jln Marundu, Sarang bangau, RT 07, RW 05Pekerjaan : KaryawanPenghasilan : Rp 3.000.000Suku bangsa : Jawa
ANAMNESIS
ANAMNESISAlloanamnesa dengan ibu kandung pasien tanggal 5 Oktober 2009, pada pukul 14.00 WIB. Keluhan utama: Kejang seluruh tubuh sebanyak 1 kali, 5 jam SMRS. Keluhan tambahan:Demam 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
1 bulan 3 hari 1 hari 5 jam SMRS
radang batuk demam tidak terlalu tinggi kejangtenggorokan tidak berdahak tidak mendadak tonik-
klonik39 C 20
menit
Riwayat Penyakit DahuluPENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
Alersi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare 2 dan 4 thn Ginjal -
Demam berdarah
- Kejang - Darah -
Demam tifoid
- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili 3 thn Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lain-lain -
Riwayat Penyakit Keluarga
• Kedua orang tua pasien tidak mempunyai riwayat kejang demam pada masa kanak-kanaknya.
• Pasien mempunyai kakak perempuan berumur 12 tahun yang memiliki riwayat kejang demam. Kejang terjadi pada waktu kakak pasien berumur 4 tahun, terjadi sebanyak 1 kali dan berdurasi selama 10 menit. Kejang tidak diawali dengan aura dan setelah kejang, kakak pasien sadar dan langsung menangis.
Riwayat kehamilan dan persalinanKEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan kelainan
Perawatan antenatal Setiap bulan diperiksa ke bidan
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah bersalin
Penolong persalinan Bidan dan didampingi dokter
Masa gestasi 9 bulan 7 hari
Cara persalinan Spontan
Keadaan bayi Berat lahir : 3700 gramPanjang badan: 51 cmLangsung menangis
Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik
Riwayat Pertumbuhan, Perkembangan dan Psikomotor
Riwayat pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan gigi : umur 7 bulan (Normal: 5-9 bulan)
PsikomotorTengkurap : umur 4 bulan (Normal: 3-4 bulan)Duduk : umur 6 bulan (Normal: 6 bulan)Berdiri : umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)Berjalan : umur 1 tahun (Normal: 13 bulan)Bicara : umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Kesan: baik dan tidak ada keterlambatan psikomotor
Riwayat MakananUMUR (BULAN)
ASI/PASI BUAH/BISKUIT BUBUR SUSU NASI TIM
0-2
2-4
4-6
6-8
8-10
10-12
Riwayat Makanan (di atas usia 1 tahun)
JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAH
Nasi/ pengganti 3-4 x sehari, 1 centong nasi/kali
Sayur 3 x sehari, 1 mangkuk/kali
Daging 1 x sebulan, 1 potong/kali
Telur 1 x sehari, 1 butir/kali
Ikan 6 x seminggu, 1 potong/kali
Tahu 6 x seminggu, 1 potong/kali
Tempe 6 x seminggu, 1 potong/kali
Susu (merek, takaran) Susu Dancow/ Bendera, 2 x sehari, 1 botol susu 500 ml
Lain-lain Ayam 2 x seminggu, 1 potong/kali
Kesan : Pola makan pasien baik. Kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin mencukupi.
Riwayat ImunisasiVAKSIN 0 Bln 1 bln 2 bln 4 bln 6 bln 9 bln 15 bln 18 bln
BCG
DPT/DT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B
MMR
Kesan: Riwayat imunisasi pasien baik.
Riwayat keluargaAyah Ibu
Nama Sutardi Nining
Perkahwinan ke Pertama Pertama
Umur saat menikah 24 17
Pendidikan terakhir SMA SMP
Agama Islam Islam
Suku bangsa Sunda Sunda
Keadaan kesehatan Baik baik
Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara
Riwayat perumahan dan sanitasi
• Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak perempuan pasien. Rumah kontrakan dikawasan padat penduduk, berukuran 7m x 7m dengan 5 jendela. Terdapat penerangan listrik dan sumber air berasal dari sumur. Sinar matahari banyak masuk ke dalam rumah karena ventilasi baik. Tinggal jauh dari tempat pembuangan sampah dan jalan raya. Lingkungan rumah bersih.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pertama kali pada tanggal 5 Oktober 2009 Keadaan umum : tampak sakit ringanKesadaran : compos mentis Data antropometriBerat badan : 16 kgTinggi badan : 99 cmLingkar kepala : 50 cmLingkar dada : 57 cmLingkar lengan atas: 18 cm
Status gizi
• BB/U : 16/19 x 100% = 84% (gizi baik)• TB/U : 99/110 x 100% = 90% (gizi baik)• BB/TB : 16/17 x 100% = 94% (gizi baik)
• Kesan: gizi baik
Tanda vital
• Tekanan darah : tidak diperiksa• Nadi : 110x/ menit• Suhu : 39 C• Pernapasan : 30x/menit
Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal, kelembapan normal, efloresensi primer/sekunder (-)
Kepala dan leherKepala : normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak
mudah dicabutMata : pupil bulat isokor, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya
tidak langsung +/+, konjungtica anemis -/-, sclera ikterik -/-
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-, sekret -/-
Telinga : membran timpani intak, serumen -/-, tanda chovstek (-)Mulut : mukosa mulut tidak hiperemis
Bibir : bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus (-), halitosis (-)
Lidah : normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-)Gigi geligi : karies (-)Uvula : simetris di tengah, tidak hiperemisTonsil : T1-T1, tidak hiperemisTenggorok : faring tidak hiperemis, granular (-)Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar, trakea letak normal
Thoraks
Paru
Inpeksi : bentuk dada normal, simetris, efloresensi primer/sekunder, dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe abdomino-torakal, retraksi (-)
Palpasi : gerak napas simetrisPerkusi : sonor di semua lapang paruAuskultasi : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
JantungInpeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : ictus cordis teraba, thrill (-)Perkusi : redupAuskultasi : SISII reguler, murmur (+), gallop (-) AbdomenInpeksi : bentuk datarPalpasi : supelPerkusi : timpaniAuskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat (+), oedema (-) Refleks meningeal: Kaku kuduk (-)
Brudzinsky I (-) Brudzinsky II (-)
Kernig (-) Laseque (-)
PEMERIKSAAN LAB (05/10/2009)HEMATOLOGI, KIMIA, ELEKTROLIT
Hematologi• Hemoglobin : 10.8 g/Dl • Lekosit : 18.800 /uL• Hematokrit : 31 %• Trombosit : 296.000 /uLKimia• Glukosa sewaktu : 126 mg/dLElektrolit• Na : 133 mmol/L• K : 3.22 mmol/L• Cl : 104 mmol/L
LAB (06/10/2009)HEMATOLOGI DAN SEROLOGI
Hematologi lengkap• Hemoglobin : 11.1 g/dL• Lekosit : 10.800 /uL• Hematokrit : 34%• Eritrosit : 4.08 juta/uL• VER (MCV) :84 fL• HER ( MCH) :27 pg• KHER (MCHC) :32 g/dL
Hitung jenis• Basofil : 1 %• Eosinofil : 0 %• Batang : 0 %• Segmen : 71 %• Linfosit : 20 %• Monosit : 8 %• Trombosit : 367.000 /uL• LED : 35 mm/jam
Imunoserologi• ASTO : negatif
LAB (07/10/2009)URINALISA
Urin lengkapWarna : kuning jernihBerat jenis : 1.020Ph : 7.0Albumin: negatifGlukosa : negatifKeton : negatifBilirubin: negatifDarah samar : negatifNitrit : negatifUrobilinogen : 0.2 eu
SedimenLekosit : 0-1/LPBEritrosit : 0-1 /LPBSilinder : negatifEpitel : +Bakteri : negatif KristalCa oxalate : negatifKarbonat : negatifFosfat : negatifAsam urat : negatifAmorf : negatifSel ragi : negatifLain-lain : negatif
FOLLOW-UP (06/10/2009)• Keluhan : demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 28x/menit• Suhu : 36.7 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (+)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth
FOLLOW-UP (07/10/2009)• Keluhan: demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 25x/menit• Suhu : 36.0 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth
FOLLOW-UP (08/10/2009)• Keluhan : demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 36x/menit• Suhu : 35.4 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth
Resume Anamnesa• Pasien anak laki-laki usia 4 tahun 11 bulan datang ke IGD dengan keluhan
kejang sebanyak 1 kali pada sore hari, 5 jam SMRS yang didahului dengan demam. Kejang ini merupakan kejang pertama kali dan berdurasi selama 20 menit. Pada saat kejang, seluruh tubuh pasien kaku, mata mendelik ke atas, mulut tidak terkunci dan tidak mengeluarkan busa. Pasien dalam keadaan sadar pada saat sebelum dan setelah kejang. Kejang tidak didahului dengan aura. Orang tua pasien tidak memberikan pengobatan apa pun.
• Demam terjadi 1 hari SMRS, tidak terlalu tinggi, tidak mendadak dan berlangsung terus-menerus.
• 3 hari SMRS, ibu pasien menyatakan pasien sering batuk, tidak berdahak tetapi setelah diberikan pengobatan, batuk mereda.
• 1 bulan SMRS, pasien pernah mengalami radang tenggorok. • Riwayat kejang sebelumnya (-), riwayat kejang dalam keluarga (+).
Pada pemeriksaan fisik:• Pasien tampak sakit ringan. Dari tanda vital, suhu
meningkat ( 38 C)• Pada pemeriksaan thoraks jantung, ditemukan
murmur dengan fase sistolik, bentuk pansistolik, derajat bising 1/6, pungtum maksimum di sela iga 5 garis parasternalis kiri, tidak ada penjalaran, kualitas tidak dapat dinilai, berfrekuensi tinggi.
Pada pemeriksaan lab:• Pada pemeriksaan hematologi, didapatkan
anemia ringan dengan nilai Hb 10.8 g/dL, leukositosis dengan nilai 18.800 /uL dan LED meningkat dengan nilai 35 mm/jam.
• Pada pemeriksaan imunoserologi, didapatkan ASTO dengan hasil negatif.
DIAGNOSA
DIAGNOSIS KERJA• Kejang demam kompleks DIAGNOSA BANDING• Epilepsi yang diprovokasi demam• Meningoensefalitis
PEMERIKSAAN ANJURAN
• Elektroensefalogram (EEG)
PENATALAKSANAAN (05/10/2009)
Rawat inap dan tirah baring dengan medikamentosa IVFDCairan Ringer Laktat 16 tetes/menit PerenteralStarxon 2 x 500 mg IVGastridin 2 x 25 mg IV OralSanmol syrup 3 x 1 ½ Cth
PROGNOSIS
Ad Vitam : bonamAd fungtionam : bonamAd sanationam : bonam
ANALISA KASUS
Pada pasien anak laki-laki berumur 4 tahun 11 bulan dengan berat badan 16 kg, dari anamnesa didapatkan keluhan kejang sebanyak 1 kali pada sore hari, 5 jam SMRS yang didahului dengan demam. Kejang merupakan kejang pertama kali dan berdurasi selama lebih dari 15 menit. Kejang pada pasien bersifat tonik klonik, mata mendelik ke atas, mulut tidak terkunci dan tidak mengeluarkan busa. Pasien dalam keadaan sadar pada saat sebelum dan setelah kejang. Kejang tidak didahului dengan aura. Diagnosis kejang demam kompleks ditegakkan pada pasien ini atas dasar lama kejang pada pasienyang berdurasi selama lebih 15 menit.
• Demam terjadi 1 hari SMRS, tidak terlalu tinggi, tidak mendadak dan berlangsung terus-menerus.
• 3 hari SMRS ibu pasien menyatakan pasien sering batuk, tidak berdahak. Kemungkinan pasien telah terjangkit infeksi saluran nafas dan ini telah memicu terjadinya demam.
• Dari pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan yang berarti. Pemeriksaan refleks meningeal dengan hasil negatif menunjukkan tidak terdapat infeksi pada otak dan meningen.
• Dari pemeriksaan laboratorium pada 5 Oktober 2009, didapatkan anemia ringan dengan nilai Hb 10.8 g/dL, leukositosis dengan nilai 18.800 /uL dan LED meningkat dengan nilai 35mm/jam yang menunjukkan bahwa telah terjadi proses infeksi yang ditandai dengan demam sebelum terjadinya kejang.
Meningoensefalitis• Terdapat kelainan pada otak yang dapat
ditandai dengan refleks patologis yang positif, EEG abnormal, kejang berulang, tekanan intrakranial yang meningkat dan terdapat penurunan kesadaran.
Analisa terapi
• Antibiotik yang digunakan adalah Starxon dengan dosis 2x 500mg IV perhari selama perawatan di rumah sakit. Ceftriaxone digunakan bagi mengatasi infeksi saluran napas bawah, otitis media akut, infeksi kulit, infeksi saluran kemih yang juga merupakan etiologi bagi kejang demam.
• Infus cairan Ringer Laktat diberikan karena keadaan demam bisa menyebabkan dehidrasi pada pasien. Cairan ini digunakan karena bersifat isotonis, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah untuk mengatasi kehilangan cairan yang terjadi karena dehidrasi.
• Seharusnya setelah kejang diatasi, pengobatan disusul dengan terapi rumatan yang dibagi menjadi profilaksis intermitten dan profilaksis jangka panjang. Tetapi pada pasien ini, terapi profilakasis jangka panjang tidak digunakan karena tidak terdapat indikasi. Pengobatan profilaksis intermiten yang digunakan berupa puyer panas yang hanya diberikan selama episode demam saja yaitu obat campuran antikonvulsan (diazepam) dan antipiretika (paracetamol).
• Pada pasien ini seharusnya diberikan kortikosteroid untuk mencegah terjadinya udem otak yaitu dengan dosis 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Golongan glukokortikoid seperti deksametason diberikan 0,5-1 ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.
Analisa pemeriksaan anjuran
• Pada pasien ini, disarankan untuk melakukan pemeriksaan anjuran yaitu elektroenselfalogram (EEG) untuk mendeteksi sekiranya terdapat gangguan pada otak terutama pada penderita epilepsi. Gambaran abnormal yang bisa temukan berbentuk spike, sharp wave, spike and wave dan paroxysmal slow activity.
TINJAUAN PUSTAKA:KEJANG DEMAM
• DEFINISI• INSIDEN• ETIOLOGI• PATOFISIOLOGI• MANIFESTASI KLINIS• DIAGNOSIS• TATALAKSANA
A Consensus development conferenceon Febrile Seizure th 1980
• KD adalah kejang yang didahului/ bersa - maan dengan panas, suhu tubuh > 38.5ºC (rektal), tanpa adanya bukti infeksi intra kranial. Biasanya terjadi pada anak berumur 3 bulan – 5 tahun.
International League Against Epilepsyth 1993
• Kejang yg berhubungan dengan demam tanpa adanya infeksi intra kranial / gangguan keseimbangan elektrolit yg akut pada anak umur >1 bulan yg belum pernah menderita kejang tanpa demam.
• - Kejang Demam Simpleks / Sederhana ( KDS ). - Kejang Demam Kompleks ( KDK )
Kesepakatan UKK Neurologi IDAI -Saraf Anak PERDOSSI , 2004
• KD adalah bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38º C) yg disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Catatan:- terjadi pd umur 6bln – 5thn 18bln- belum pernah kejang tanpa demam- tanpa ganguan elektrolit/ metabolik berat• KDS - KDK
INSIDEN
• Golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. • Lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. • Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF
Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 37%.
ETIOLOGI
• Faktor herediter (8-22%)• Infeksi virus atau bakteri di luar susunan saraf
pusat terutama infeksi saluran napas atas (faringitis, tonsilitis) 34%, otitis media 31% dan gasteroenteritis 27%.
• Pasca imunisasi
PATOFISIOLOGI
• Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
– Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular– Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanik,
kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya– Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit
atau keturunan
• Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.
PATOFISIOLOGI KEJANG
stimulasi mekanis/ kimiawi
KNa POMPA ION
Ggn meta-bolik
Na-K ATPase
-Oksigen- glukose
K
Sel glia
Jejas/ kel.gen
Lepas muatan berlebihan - Asetil kolin
- As.glutamat
- GABA - Glisin
Zat trans miter
inhibisi
eksitasi
Tdk menjalar (kejang -) Menjalar jarak ttt (kejang fokal) Menjalar ke sel. otak (umum)
PATOGENESE KEJANG DEMAMGATTI.S dkk th 2002
Prot. Virus / LPS Bakteri
Pro inflamatory Cytokine ( IL-1, TNF, IL-6 )
Set Point Temp.( Hipotalamus ) Reseptor IL-1 ( Hipokampus )
Suhu ↑ Neuro Transmiter
Epileptic activity ( Hipokampus ) Hipereksitasi
KEJANG
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM (IDAI 2004)
Kejang demam sederhana- Berlangsung singkat- Umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu < 10 menit- Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal- Tidak berulang dalam waktu 24 jam
Kejang demam kompleks- Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
dengan kejang parsial- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam, anak sadar kembali
di antara bangkitan kejang
MANIFESTASI KLINIS
• Anak hilang kesadaran• Kejang tonik, klonik atau tonik-klonik• Sulit bernapas• Busa di mulut• Wajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan• Mata berputar-putar, sehingga hanya putih
mata yang terlihat.• Inkontinensia
DIAGNOSIS• Anamnesis- waktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang- sifat kejang (fokal atau umum)- Bentuk kejang (tonik, klonik, tonik-klonik)- Kesadaran sebelum dan sesudah kejang (menyingkirkan diagnosis
meningoensefalitis)- Riwayat demam ( sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap atau
naik turun)- Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)- Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai
demam atau epilepsi)- Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)- Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan- Trauma kepala
• Pemeriksaan fisik- Tanda vital terutama suhu- Pemeriksaan untuk menentukan penyakit
yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)
- Pemeriksaan refleks patologis- Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
(menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah tepi lengkap penyebab demam• Elektrolit, glukosa darah diare, muntah, hal lain
yang dpt mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula darah.
• Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal gangguan metabolisme
• Lumbal Pungsi curiga meningitis, umur kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan, 12-18 bulan dianjurkan.
• EEG tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun memprediksi terjadinya kejang yang berulang, tapi dapat dipertimbangkan pada KDK.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS meningkat Ensefalitis akut / Ensefalopati.
• CT-scan atau MRI tidak dilakukan pd KDS yang terjadi pertama kali, akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami KDK untuk menentukan kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel
TATALAKSANA
• Mengatasi kejang secepat mungkin• Pengobatan penunjang• Memberikan pengobatan rumat• Mencari dan mengobati penyebab
I. Mengatasi kejang secepat mungkin
II. Pengobatan penunjang
• Mengusahakan jalan nafas bebas• Monitor tanda vital• Pemberian cairan intravena• Menurunkan suhu: kompres es atau alkohol• Pemberian kortikosteroid untuk mencegah
oedem otak
III. Pengobatan rumatan
• Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu:
a) Profilaksis intermittenb) Profilaksis jangka panjang
a) Profilaksis intermiten
• Untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam sederhana diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak apabila menderita demam lagi.
• Antipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis 10-15mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari atau ibuprofen dengan dosis 5-10mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
• Antikonvulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya kejang demam ialah diazepam, baik diberikan secara rectal dengan dosis 5 mg pada anak dengan berat di bawah 10kg dan 10 mg pada anak dengan berat di atas 10kg, maupun oral dengan dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam.
b) Profilaksis jangka panjang• Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya
dosis teurapetik yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari.
Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah:1) Fenobarbital (Dosis 4-5 mg/kgBB/hari) 2) Sodium valproat (Dosisnya ialah 20-30 mg/kgBB/hari)3) Fenitoin• Pemberian antikonvulsan pada profilaksis jangka panjang ini
dilanjutkan sekurang-kurangnya 3 tahun seperti mengobati epilepsi. Menghentikan pemberian antikonvulsi kelak harus perlahan-lahan dengan jalan mengurangi dosis selama 3 atau 6 bulan.
IV.Mencari dan mengobati penyebab
• Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut.
• Secara akademis pada anak dengan kejang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal. Hal ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis.
• Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah, kalium, natrium dan faal hati.
KEJANG
GERAKAN OTOT ↑
HIPOKSIA
ASIDOSIS
HIPERKALEMIHIPERAKTIVITAS SARAF SIMPATIS
ARITMIA JANTUNG
MENINGGAL
DIAZEPAMSUHU SEKITAR
CEGAH FRAKTUR & LIDAH TERGIGIT- O2- MELONGGARKAN PAKAIAN- BERSIHKAN JLN NAFAS- POSISI ANAK
-HIPERTENSI- TAKIKARDI
HIPERTERMI
GGN METABOLISME
EDEMA OTAK
KONGESTI VENA
PERDRHN PETEKIAL
KERUSAKAN PER –MANEN OTAK
STEROIDMANITOLGLISEROL
TERIMA KASIH