kejang demam

70
KEJANG DEMAM BAG. ANAK FK TRISAKTI / RS KOJA DAYANG CORIEZA FEBRIANY BINTI AWANG RAHIM

Upload: corieza

Post on 13-Jun-2015

2.209 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM

BAG. ANAK FK TRISAKTI / RS KOJA

DAYANG CORIEZA FEBRIANY BINTI AWANG RAHIM

Page 2: KEJANG DEMAM

IDENTITAS PASIEN

Identitas pasien• Nama : Munfaris Syafaat• Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 18 Oktober 2004• Umur : 4 tahun 11bulan• Jenis kelamin : Lelaki• Agama : Islam• Alamat : Jln Marundu, Sarang

bangau, RT 07, RW 05• Masuk RSUD Koja : 5 Oktober 2009• Hubungan dengan orang tua : Anak kandung

Page 3: KEJANG DEMAM

IDENTITAS ORANG TUAAyahNama : SutardiUmur : 41 tahunAgama : IslamAlamat : Jln Marundu, Sarang bangau, RT 07, RW 05Pekerjaan : Ibu rumah tanggaPenghasilan : -Suku bangsa : Jawa IbuNama : NiningUmur : 34 tahunAgama : IslamAlamat : Jln Marundu, Sarang bangau, RT 07, RW 05Pekerjaan : KaryawanPenghasilan : Rp 3.000.000Suku bangsa : Jawa

Page 4: KEJANG DEMAM

ANAMNESIS

ANAMNESISAlloanamnesa dengan ibu kandung pasien tanggal 5 Oktober 2009, pada pukul 14.00 WIB. Keluhan utama: Kejang seluruh tubuh sebanyak 1 kali, 5 jam SMRS. Keluhan tambahan:Demam 1 hari SMRS.

Page 5: KEJANG DEMAM

Riwayat Penyakit Sekarang

1 bulan 3 hari 1 hari 5 jam SMRS

radang batuk demam tidak terlalu tinggi kejangtenggorokan tidak berdahak tidak mendadak tonik-

klonik39 C 20

menit

Page 6: KEJANG DEMAM

Riwayat Penyakit DahuluPENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR

Alersi - Difteria - Jantung -

Cacingan - Diare 2 dan 4 thn Ginjal -

Demam berdarah

- Kejang - Darah -

Demam tifoid

- Kecelakaan - Radang paru -

Otitis - Morbili 3 thn Tuberkulosis -

Parotitis - Operasi - Lain-lain -

Page 7: KEJANG DEMAM

Riwayat Penyakit Keluarga

• Kedua orang tua pasien tidak mempunyai riwayat kejang demam pada masa kanak-kanaknya.

• Pasien mempunyai kakak perempuan berumur 12 tahun yang memiliki riwayat kejang demam. Kejang terjadi pada waktu kakak pasien berumur 4 tahun, terjadi sebanyak 1 kali dan berdurasi selama 10 menit. Kejang tidak diawali dengan aura dan setelah kejang, kakak pasien sadar dan langsung menangis.

Page 8: KEJANG DEMAM

Riwayat kehamilan dan persalinanKEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ditemukan kelainan

Perawatan antenatal Setiap bulan diperiksa ke bidan

KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah bersalin

Penolong persalinan Bidan dan didampingi dokter

Masa gestasi 9 bulan 7 hari

Cara persalinan Spontan

Keadaan bayi Berat lahir : 3700 gramPanjang badan: 51 cmLangsung menangis

Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik

Page 9: KEJANG DEMAM

Riwayat Pertumbuhan, Perkembangan dan Psikomotor

Riwayat pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan gigi : umur 7 bulan (Normal: 5-9 bulan)

PsikomotorTengkurap : umur 4 bulan (Normal: 3-4 bulan)Duduk : umur 6 bulan (Normal: 6 bulan)Berdiri : umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)Berjalan : umur 1 tahun (Normal: 13 bulan)Bicara : umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Kesan: baik dan tidak ada keterlambatan psikomotor

Page 10: KEJANG DEMAM

Riwayat MakananUMUR (BULAN)

ASI/PASI BUAH/BISKUIT BUBUR SUSU NASI TIM

0-2

2-4

4-6

6-8

8-10

10-12

Page 11: KEJANG DEMAM

Riwayat Makanan (di atas usia 1 tahun)

JENIS MAKANAN FREKUENSI DAN JUMLAH

Nasi/ pengganti 3-4 x sehari, 1 centong nasi/kali

Sayur 3 x sehari, 1 mangkuk/kali

Daging 1 x sebulan, 1 potong/kali

Telur 1 x sehari, 1 butir/kali

Ikan 6 x seminggu, 1 potong/kali

Tahu 6 x seminggu, 1 potong/kali

Tempe 6 x seminggu, 1 potong/kali

Susu (merek, takaran) Susu Dancow/ Bendera, 2 x sehari, 1 botol susu 500 ml

Lain-lain Ayam 2 x seminggu, 1 potong/kali

Kesan : Pola makan pasien baik. Kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin mencukupi.

Page 12: KEJANG DEMAM

Riwayat ImunisasiVAKSIN 0 Bln 1 bln 2 bln 4 bln 6 bln 9 bln 15 bln 18 bln

BCG

DPT/DT

POLIO

CAMPAK

HEPATITIS B

MMR

Kesan: Riwayat imunisasi pasien baik.

Page 13: KEJANG DEMAM

Riwayat keluargaAyah Ibu

Nama Sutardi Nining

Perkahwinan ke Pertama Pertama

Umur saat menikah 24 17

Pendidikan terakhir SMA SMP

Agama Islam Islam

Suku bangsa Sunda Sunda

Keadaan kesehatan Baik baik

Pasien merupakan anak kedua dari 2 bersaudara

Page 14: KEJANG DEMAM

Riwayat perumahan dan sanitasi

• Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak perempuan pasien. Rumah kontrakan dikawasan padat penduduk, berukuran 7m x 7m dengan 5 jendela. Terdapat penerangan listrik dan sumber air berasal dari sumur. Sinar matahari banyak masuk ke dalam rumah karena ventilasi baik. Tinggal jauh dari tempat pembuangan sampah dan jalan raya. Lingkungan rumah bersih.

Page 15: KEJANG DEMAM

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pertama kali pada tanggal 5 Oktober 2009 Keadaan umum : tampak sakit ringanKesadaran : compos mentis Data antropometriBerat badan : 16 kgTinggi badan : 99 cmLingkar kepala : 50 cmLingkar dada : 57 cmLingkar lengan atas: 18 cm

Page 16: KEJANG DEMAM

Status gizi

• BB/U : 16/19 x 100% = 84% (gizi baik)• TB/U : 99/110 x 100% = 90% (gizi baik)• BB/TB : 16/17 x 100% = 94% (gizi baik)

• Kesan: gizi baik

Page 17: KEJANG DEMAM

Tanda vital

• Tekanan darah : tidak diperiksa• Nadi : 110x/ menit• Suhu : 39 C• Pernapasan : 30x/menit

Page 18: KEJANG DEMAM

Kulit : sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal, kelembapan normal, efloresensi primer/sekunder (-)

Kepala dan leherKepala : normosefali, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabutMata : pupil bulat isokor, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya

tidak langsung +/+, konjungtica anemis -/-, sclera ikterik -/-

Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-, sekret -/-

Telinga : membran timpani intak, serumen -/-, tanda chovstek (-)Mulut : mukosa mulut tidak hiperemis

Page 19: KEJANG DEMAM

Bibir : bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus (-), halitosis (-)

Lidah : normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-)Gigi geligi : karies (-)Uvula : simetris di tengah, tidak hiperemisTonsil : T1-T1, tidak hiperemisTenggorok : faring tidak hiperemis, granular (-)Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid

tidak teraba membesar, trakea letak normal

Page 20: KEJANG DEMAM

Thoraks

Paru

Inpeksi : bentuk dada normal, simetris, efloresensi primer/sekunder, dinding dada (-), pulsasi

abnormal (-), gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe abdomino-torakal, retraksi (-)

Palpasi : gerak napas simetrisPerkusi : sonor di semua lapang paruAuskultasi : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Page 21: KEJANG DEMAM

JantungInpeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : ictus cordis teraba, thrill (-)Perkusi : redupAuskultasi : SISII reguler, murmur (+), gallop (-) AbdomenInpeksi : bentuk datarPalpasi : supelPerkusi : timpaniAuskultasi : bising usus (+) normal

Page 22: KEJANG DEMAM

Ekstremitas : akral hangat (+), oedema (-) Refleks meningeal: Kaku kuduk (-)

Brudzinsky I (-) Brudzinsky II (-)

Kernig (-) Laseque (-)

Page 23: KEJANG DEMAM

PEMERIKSAAN LAB (05/10/2009)HEMATOLOGI, KIMIA, ELEKTROLIT

Hematologi• Hemoglobin : 10.8 g/Dl • Lekosit : 18.800 /uL• Hematokrit : 31 %• Trombosit : 296.000 /uLKimia• Glukosa sewaktu : 126 mg/dLElektrolit• Na : 133 mmol/L• K : 3.22 mmol/L• Cl : 104 mmol/L

Page 24: KEJANG DEMAM

LAB (06/10/2009)HEMATOLOGI DAN SEROLOGI

Hematologi lengkap• Hemoglobin : 11.1 g/dL• Lekosit : 10.800 /uL• Hematokrit : 34%• Eritrosit : 4.08 juta/uL• VER (MCV) :84 fL• HER ( MCH) :27 pg• KHER (MCHC) :32 g/dL

Hitung jenis• Basofil : 1 %• Eosinofil : 0 %• Batang : 0 %• Segmen : 71 %• Linfosit : 20 %• Monosit : 8 %• Trombosit : 367.000 /uL• LED : 35 mm/jam

Imunoserologi• ASTO : negatif

Page 25: KEJANG DEMAM

LAB (07/10/2009)URINALISA

Urin lengkapWarna : kuning jernihBerat jenis : 1.020Ph : 7.0Albumin: negatifGlukosa : negatifKeton : negatifBilirubin: negatifDarah samar : negatifNitrit : negatifUrobilinogen : 0.2 eu

SedimenLekosit : 0-1/LPBEritrosit : 0-1 /LPBSilinder : negatifEpitel : +Bakteri : negatif KristalCa oxalate : negatifKarbonat : negatifFosfat : negatifAsam urat : negatifAmorf : negatifSel ragi : negatifLain-lain : negatif

Page 26: KEJANG DEMAM

FOLLOW-UP (06/10/2009)• Keluhan : demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 28x/menit• Suhu : 36.7 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (+)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth

Page 27: KEJANG DEMAM

FOLLOW-UP (07/10/2009)• Keluhan: demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 25x/menit• Suhu : 36.0 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth

Page 28: KEJANG DEMAM

FOLLOW-UP (08/10/2009)• Keluhan : demam (-), batuk (-), pilek(-), nyeri tenggorok (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), nafsu makan baik• Keadaan umum : baik• Kesadaran :compos mentis• Nadi : 100x/menit• Pernapasan : 36x/menit• Suhu : 35.4 C• Kepala : normosefali• Mata : CA -/-, SI -/-• Hidung : NCH (-), secret (-)• Mulut : tidak kering, sianosis (-)• Thorax : Jantung : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)• Paru : SN vesikuler, Rh -/-, Wh -/-• Abdomen : datar, supel, BU (+) N• Ekstremitas : akral hangat (+), oedem (-), sianosis (-)• Reflex patologis : (-)• Terapi:• IVFD RL 16 tpm• Starxon 2 x 500 mg IV• Gatridin 2 x 15 mg IV• Sanmol syrup 3 x 1 ½ Cth

Page 29: KEJANG DEMAM

Resume Anamnesa• Pasien anak laki-laki usia 4 tahun 11 bulan datang ke IGD dengan keluhan

kejang sebanyak 1 kali pada sore hari, 5 jam SMRS yang didahului dengan demam. Kejang ini merupakan kejang pertama kali dan berdurasi selama 20 menit. Pada saat kejang, seluruh tubuh pasien kaku, mata mendelik ke atas, mulut tidak terkunci dan tidak mengeluarkan busa. Pasien dalam keadaan sadar pada saat sebelum dan setelah kejang. Kejang tidak didahului dengan aura. Orang tua pasien tidak memberikan pengobatan apa pun.

• Demam terjadi 1 hari SMRS, tidak terlalu tinggi, tidak mendadak dan berlangsung terus-menerus.

• 3 hari SMRS, ibu pasien menyatakan pasien sering batuk, tidak berdahak tetapi setelah diberikan pengobatan, batuk mereda.

• 1 bulan SMRS, pasien pernah mengalami radang tenggorok. • Riwayat kejang sebelumnya (-), riwayat kejang dalam keluarga (+).

Page 30: KEJANG DEMAM

Pada pemeriksaan fisik:• Pasien tampak sakit ringan. Dari tanda vital, suhu

meningkat ( 38 C)• Pada pemeriksaan thoraks jantung, ditemukan

murmur dengan fase sistolik, bentuk pansistolik, derajat bising 1/6, pungtum maksimum di sela iga 5 garis parasternalis kiri, tidak ada penjalaran, kualitas tidak dapat dinilai, berfrekuensi tinggi.

Page 31: KEJANG DEMAM

Pada pemeriksaan lab:• Pada pemeriksaan hematologi, didapatkan

anemia ringan dengan nilai Hb 10.8 g/dL, leukositosis dengan nilai 18.800 /uL dan LED meningkat dengan nilai 35 mm/jam.

• Pada pemeriksaan imunoserologi, didapatkan ASTO dengan hasil negatif.

Page 32: KEJANG DEMAM

DIAGNOSA

DIAGNOSIS KERJA• Kejang demam kompleks DIAGNOSA BANDING• Epilepsi yang diprovokasi demam• Meningoensefalitis

Page 33: KEJANG DEMAM

PEMERIKSAAN ANJURAN

• Elektroensefalogram (EEG)

Page 34: KEJANG DEMAM

PENATALAKSANAAN (05/10/2009)

Rawat inap dan tirah baring dengan medikamentosa IVFDCairan Ringer Laktat 16 tetes/menit PerenteralStarxon 2 x 500 mg IVGastridin 2 x 25 mg IV OralSanmol syrup 3 x 1 ½ Cth

Page 35: KEJANG DEMAM

PROGNOSIS

Ad Vitam : bonamAd fungtionam : bonamAd sanationam : bonam

Page 36: KEJANG DEMAM

ANALISA KASUS

Pada pasien anak laki-laki berumur 4 tahun 11 bulan dengan berat badan 16 kg, dari anamnesa didapatkan keluhan kejang sebanyak 1 kali pada sore hari, 5 jam SMRS yang didahului dengan demam. Kejang merupakan kejang pertama kali dan berdurasi selama lebih dari 15 menit. Kejang pada pasien bersifat tonik klonik, mata mendelik ke atas, mulut tidak terkunci dan tidak mengeluarkan busa. Pasien dalam keadaan sadar pada saat sebelum dan setelah kejang. Kejang tidak didahului dengan aura. Diagnosis kejang demam kompleks ditegakkan pada pasien ini atas dasar lama kejang pada pasienyang berdurasi selama lebih 15 menit.

Page 37: KEJANG DEMAM

• Demam terjadi 1 hari SMRS, tidak terlalu tinggi, tidak mendadak dan berlangsung terus-menerus.

• 3 hari SMRS ibu pasien menyatakan pasien sering batuk, tidak berdahak. Kemungkinan pasien telah terjangkit infeksi saluran nafas dan ini telah memicu terjadinya demam.

Page 38: KEJANG DEMAM

• Dari pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan yang berarti. Pemeriksaan refleks meningeal dengan hasil negatif menunjukkan tidak terdapat infeksi pada otak dan meningen.

Page 39: KEJANG DEMAM

• Dari pemeriksaan laboratorium pada 5 Oktober 2009, didapatkan anemia ringan dengan nilai Hb 10.8 g/dL, leukositosis dengan nilai 18.800 /uL dan LED meningkat dengan nilai 35mm/jam yang menunjukkan bahwa telah terjadi proses infeksi yang ditandai dengan demam sebelum terjadinya kejang.

Page 40: KEJANG DEMAM

Meningoensefalitis• Terdapat kelainan pada otak yang dapat

ditandai dengan refleks patologis yang positif, EEG abnormal, kejang berulang, tekanan intrakranial yang meningkat dan terdapat penurunan kesadaran.

Page 41: KEJANG DEMAM

Analisa terapi

• Antibiotik yang digunakan adalah Starxon dengan dosis 2x 500mg IV perhari selama perawatan di rumah sakit. Ceftriaxone digunakan bagi mengatasi infeksi saluran napas bawah, otitis media akut, infeksi kulit, infeksi saluran kemih yang juga merupakan etiologi bagi kejang demam.

• Infus cairan Ringer Laktat diberikan karena keadaan demam bisa menyebabkan dehidrasi pada pasien. Cairan ini digunakan karena bersifat isotonis, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh darah untuk mengatasi kehilangan cairan yang terjadi karena dehidrasi.

Page 42: KEJANG DEMAM

• Seharusnya setelah kejang diatasi, pengobatan disusul dengan terapi rumatan yang dibagi menjadi profilaksis intermitten dan profilaksis jangka panjang. Tetapi pada pasien ini, terapi profilakasis jangka panjang tidak digunakan karena tidak terdapat indikasi. Pengobatan profilaksis intermiten yang digunakan berupa puyer panas yang hanya diberikan selama episode demam saja yaitu obat campuran antikonvulsan (diazepam) dan antipiretika (paracetamol).

• Pada pasien ini seharusnya diberikan kortikosteroid untuk mencegah terjadinya udem otak yaitu dengan dosis 20-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Golongan glukokortikoid seperti deksametason diberikan 0,5-1 ampul setiap 6 jam sampai keadaan membaik.

Page 43: KEJANG DEMAM

Analisa pemeriksaan anjuran

• Pada pasien ini, disarankan untuk melakukan pemeriksaan anjuran yaitu elektroenselfalogram (EEG) untuk mendeteksi sekiranya terdapat gangguan pada otak terutama pada penderita epilepsi. Gambaran abnormal yang bisa temukan berbentuk spike, sharp wave, spike and wave dan paroxysmal slow activity.

Page 44: KEJANG DEMAM

TINJAUAN PUSTAKA:KEJANG DEMAM

• DEFINISI• INSIDEN• ETIOLOGI• PATOFISIOLOGI• MANIFESTASI KLINIS• DIAGNOSIS• TATALAKSANA

Page 45: KEJANG DEMAM

A Consensus development conferenceon Febrile Seizure th 1980

• KD adalah kejang yang didahului/ bersa - maan dengan panas, suhu tubuh > 38.5ºC (rektal), tanpa adanya bukti infeksi intra kranial. Biasanya terjadi pada anak berumur 3 bulan – 5 tahun.

Page 46: KEJANG DEMAM

International League Against Epilepsyth 1993

• Kejang yg berhubungan dengan demam tanpa adanya infeksi intra kranial / gangguan keseimbangan elektrolit yg akut pada anak umur >1 bulan yg belum pernah menderita kejang tanpa demam.

• - Kejang Demam Simpleks / Sederhana ( KDS ). - Kejang Demam Kompleks ( KDK )

Page 47: KEJANG DEMAM

Kesepakatan UKK Neurologi IDAI -Saraf Anak PERDOSSI , 2004

• KD adalah bangkitan kejang yg terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38º C) yg disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.

Catatan:- terjadi pd umur 6bln – 5thn 18bln- belum pernah kejang tanpa demam- tanpa ganguan elektrolit/ metabolik berat• KDS - KDK

Page 48: KEJANG DEMAM

INSIDEN

• Golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. • Lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. • Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF

Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 37%.

Page 49: KEJANG DEMAM

ETIOLOGI

• Faktor herediter (8-22%)• Infeksi virus atau bakteri di luar susunan saraf

pusat terutama infeksi saluran napas atas (faringitis, tonsilitis) 34%, otitis media 31% dan gasteroenteritis 27%.

• Pasca imunisasi

Page 50: KEJANG DEMAM

PATOFISIOLOGI

Page 51: KEJANG DEMAM
Page 52: KEJANG DEMAM

• Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :

– Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular– Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanik,

kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya– Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit

atau keturunan

Page 53: KEJANG DEMAM

• Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktifitas otot dan mengakibatkan metabolisme otak meningkat.

Page 54: KEJANG DEMAM

PATOFISIOLOGI KEJANG

stimulasi mekanis/ kimiawi

KNa POMPA ION

Ggn meta-bolik

Na-K ATPase

-Oksigen- glukose

K

Sel glia

Jejas/ kel.gen

Lepas muatan berlebihan - Asetil kolin

- As.glutamat

- GABA - Glisin

Zat trans miter

inhibisi

eksitasi

Tdk menjalar (kejang -) Menjalar jarak ttt (kejang fokal) Menjalar ke sel. otak (umum)

Page 55: KEJANG DEMAM

PATOGENESE KEJANG DEMAMGATTI.S dkk th 2002

Prot. Virus / LPS Bakteri

Pro inflamatory Cytokine ( IL-1, TNF, IL-6 )

Set Point Temp.( Hipotalamus ) Reseptor IL-1 ( Hipokampus )

Suhu ↑ Neuro Transmiter

Epileptic activity ( Hipokampus ) Hipereksitasi

KEJANG

Page 56: KEJANG DEMAM

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM (IDAI 2004)

Kejang demam sederhana- Berlangsung singkat- Umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu < 10 menit- Bangkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal- Tidak berulang dalam waktu 24 jam

Kejang demam kompleks- Kejang berlangsung lama, lebih dari 15 menit- Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului

dengan kejang parsial- Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam, anak sadar kembali

di antara bangkitan kejang

Page 57: KEJANG DEMAM

MANIFESTASI KLINIS

• Anak hilang kesadaran• Kejang tonik, klonik atau tonik-klonik• Sulit bernapas• Busa di mulut• Wajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan• Mata berputar-putar, sehingga hanya putih

mata yang terlihat.• Inkontinensia

Page 58: KEJANG DEMAM

DIAGNOSIS• Anamnesis- waktu terjadi kejang, durasi, frekuensi, interval antara 2 serangan kejang- sifat kejang (fokal atau umum)- Bentuk kejang (tonik, klonik, tonik-klonik)- Kesadaran sebelum dan sesudah kejang (menyingkirkan diagnosis

meningoensefalitis)- Riwayat demam ( sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap atau

naik turun)- Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)- Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam maupun tidak disertai

demam atau epilepsi)- Riwayat gangguan neurologis (menyingkirkan diagnosis epilepsi)- Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan- Trauma kepala

Page 59: KEJANG DEMAM

• Pemeriksaan fisik- Tanda vital terutama suhu- Pemeriksaan untuk menentukan penyakit

yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)

- Pemeriksaan refleks patologis- Pemeriksaan tanda rangsang meningeal

(menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis)

Page 60: KEJANG DEMAM

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah tepi lengkap penyebab demam• Elektrolit, glukosa darah diare, muntah, hal lain

yang dpt mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula darah.

• Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal gangguan metabolisme

• Lumbal Pungsi curiga meningitis, umur kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan, 12-18 bulan dianjurkan.

• EEG tidak dapat mengidentifikasi kelainan yang spesifik maupun memprediksi terjadinya kejang yang berulang, tapi dapat dipertimbangkan pada KDK.

Page 61: KEJANG DEMAM

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Kadar TNF alfa, IL-1 alfa & IL-6 pada CSS meningkat Ensefalitis akut / Ensefalopati.

• CT-scan atau MRI tidak dilakukan pd KDS yang terjadi pertama kali, akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk pasien yang mengalami KDK untuk menentukan kelainan struktural berupa kompleks tunggal atau multipel

Page 62: KEJANG DEMAM

TATALAKSANA

• Mengatasi kejang secepat mungkin• Pengobatan penunjang• Memberikan pengobatan rumat• Mencari dan mengobati penyebab

Page 63: KEJANG DEMAM

I. Mengatasi kejang secepat mungkin

Page 64: KEJANG DEMAM

II. Pengobatan penunjang

• Mengusahakan jalan nafas bebas• Monitor tanda vital• Pemberian cairan intravena• Menurunkan suhu: kompres es atau alkohol• Pemberian kortikosteroid untuk mencegah

oedem otak

Page 65: KEJANG DEMAM

III. Pengobatan rumatan

• Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat dengan cara mengirim penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan lebih lanjut. Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaitu:

a) Profilaksis intermittenb) Profilaksis jangka panjang

Page 66: KEJANG DEMAM

a) Profilaksis intermiten

• Untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam sederhana diberikan obat campuran anti konvulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak apabila menderita demam lagi.

• Antipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis 10-15mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari atau ibuprofen dengan dosis 5-10mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

• Antikonvulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah terulangnya kejang demam ialah diazepam, baik diberikan secara rectal dengan dosis 5 mg pada anak dengan berat di bawah 10kg dan 10 mg pada anak dengan berat di atas 10kg, maupun oral dengan dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam.

Page 67: KEJANG DEMAM

b) Profilaksis jangka panjang• Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya

dosis teurapetik yang stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari.

Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah:1) Fenobarbital (Dosis 4-5 mg/kgBB/hari) 2) Sodium valproat (Dosisnya ialah 20-30 mg/kgBB/hari)3) Fenitoin• Pemberian antikonvulsan pada profilaksis jangka panjang ini

dilanjutkan sekurang-kurangnya 3 tahun seperti mengobati epilepsi. Menghentikan pemberian antikonvulsi kelak harus perlahan-lahan dengan jalan mengurangi dosis selama 3 atau 6 bulan.

Page 68: KEJANG DEMAM

IV.Mencari dan mengobati penyebab

• Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut.

• Secara akademis pada anak dengan kejang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan pungsi lumbal. Hal ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya meningitis.

• Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula darah, kalium, natrium dan faal hati.

Page 69: KEJANG DEMAM

KEJANG

GERAKAN OTOT ↑

HIPOKSIA

ASIDOSIS

HIPERKALEMIHIPERAKTIVITAS SARAF SIMPATIS

ARITMIA JANTUNG

MENINGGAL

DIAZEPAMSUHU SEKITAR

CEGAH FRAKTUR & LIDAH TERGIGIT- O2- MELONGGARKAN PAKAIAN- BERSIHKAN JLN NAFAS- POSISI ANAK

-HIPERTENSI- TAKIKARDI

HIPERTERMI

GGN METABOLISME

EDEMA OTAK

KONGESTI VENA

PERDRHN PETEKIAL

KERUSAKAN PER –MANEN OTAK

STEROIDMANITOLGLISEROL

Page 70: KEJANG DEMAM

TERIMA KASIH