kejaksaan agung republik indonesia j a k a r t a edaran jampidum... · dengan menjelaskan secara...

94
Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 1 KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A Nomor : B-46/E/Es.1/01/2012 Jakarta, 06 Januari 2012 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Inventarisasi dan Permintaan Data KEPADA YTH : Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum. PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Di- SELURUH INDONESIA Menindaklanjuti petunjuk dan pengarahan Jaksa Agung Republik Indonesia perihal Data Akurat Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa pidana mati selalu menarik perhatian masyarakat, terutama pada saat dilakukannya tuntutan pidana mati oleh Penuntut Umum maupun saat dijatuhkannya putusan pidana mati oleh Majelis Pengadilan serta pelaksanaan eksekusi mati itu sendiri. 2. Perhatian masyarakat menjadi semakin besar cenderung berdampak negatif terhadap citra Kejaksaan, manakala eksekusi terhadap terpidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tidak segera dilaksanakan, padahal tidak ada lagi ketentuan perundangan yang menghalangi pelaksanaan eksekusinya; 3. Guna menyikapi hal dimaksud, para Kepala Kejaksaan Tinggi diminta segera melakukan inventarisasi terhadap seluruh perkara tindak pidana umum yang dituntut pidana mati dan/atau dijatuhi pidana mati serta melaporkan perkembangan penanganan perkara dengan menjelaskan secara singkat, jelas, akurat dan lengkap, sehingga dapat memberi gambaran yang komprehensip bagi Pimpinan dalam menentukan kebijakan penindakan selanjutnya; 4. Segera melaporkan pelaksanaan inventarisasi Data Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum kepada Jaksa Agugn Muda Tindak Pidana Umum dengan pemilahan sesuai masing-masing Direktorat pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya surat ini (formulir isian data terlampir); 5. Untuk pengendalian dan pemantauan perkembangan penanganan perkara pidana mati oleh Pimpinan, maka mulai saat ini laporan data pidana mati dari masing-masing Kejaksaan Tinggi agar dilaporkan setiap bulannya bersamaan dengan pengiriman laporan bulanan. Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM, HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ; ( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 5. A r s i p -----------------------------------------------------

Upload: vocong

Post on 07-Mar-2019

353 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 1

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-46/E/Es.1/01/2012 Jakarta, 06 Januari 2012 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Inventarisasi dan Permintaan Data KEPADA YTH : Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum. PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Di- SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti petunjuk dan pengarahan Jaksa Agung Republik Indonesia perihal Data Akurat Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa pidana mati selalu menarik perhatian masyarakat, terutama pada saat

dilakukannya tuntutan pidana mati oleh Penuntut Umum maupun saat dijatuhkannya putusan pidana mati oleh Majelis Pengadilan serta pelaksanaan eksekusi mati itu sendiri.

2. Perhatian masyarakat menjadi semakin besar cenderung berdampak negatif terhadap citra Kejaksaan, manakala eksekusi terhadap terpidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tidak segera dilaksanakan, padahal tidak ada lagi ketentuan perundangan yang menghalangi pelaksanaan eksekusinya;

3. Guna menyikapi hal dimaksud, para Kepala Kejaksaan Tinggi diminta segera melakukan inventarisasi terhadap seluruh perkara tindak pidana umum yang dituntut pidana mati dan/atau dijatuhi pidana mati serta melaporkan perkembangan penanganan perkara dengan menjelaskan secara singkat, jelas, akurat dan lengkap, sehingga dapat memberi gambaran yang komprehensip bagi Pimpinan dalam menentukan kebijakan penindakan selanjutnya;

4. Segera melaporkan pelaksanaan inventarisasi Data Pidana Mati Perkara Tindak Pidana Umum kepada Jaksa Agugn Muda Tindak Pidana Umum dengan pemilahan sesuai masing-masing Direktorat pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya surat ini (formulir isian data terlampir);

5. Untuk pengendalian dan pemantauan perkembangan penanganan perkara pidana mati oleh Pimpinan, maka mulai saat ini laporan data pidana mati dari masing-masing Kejaksaan Tinggi agar dilaporkan setiap bulannya bersamaan dengan pengiriman laporan bulanan.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 5. A r s i p

-----------------------------------------------------

Page 2: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 2

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-136/E/EJP/01/2012 Jakarta, 12 Januari 2012 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Tuntutan Rehabilitasi Medis dan KEPADA YTH : Rehabilitasi Sosial Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik PARA KEPALA KEJAKSANAAN TINGGI Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 DI- tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkoba SELURUH INDONESIA ----------------------------------------------

Sehubungan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika,

dengan ini diberikan petunjuk sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2011 tentang

Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika merupakan aturan pelaksana

ketentuan Pasal 55 ayat (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika.

2. Bagi Pecandu Narkotika yang menyalahgunakan Narkotika sebagai mana

dimaksud dalam Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009

tentang Narkotika dapat dilakukan penuntutan rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Terdakwa pada saat ditangkap oleh penydiik dalam kondisi tertangkap

tangan;

b. Pada saat tertangkap tangan diketemukan barang bukti satu kali pakai

dengan perincian :

1) Kelompok Metamphetaine (Shabu) : 1 gram;

2) Kelompok MDMA (Ekstasi) : 2,4 gram = 8 butir,

3) Kelompok Heroin : 1,8 gram;

4) Kelompok Kokain : 1,8 gram;

5) Kelompok Ganja : 5 gram;

6) Daun Koka : 5 gram;

7) Meskalin : 5 gram;

8) Kelompok Psilosybin : 3 gram;

9) Kelompok LSD (d-lysergic acid diethylamide) : 2 gram;

10) Kelompok PCP (phencyclidine) : 3 gram;

11) Kelompok Fentanil : 1 gram;

Page 3: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 3

12) Kelompok Metadon : 0,5 gram;

13) Kelompok Morfin : 1,8 gram;

14) Kelompok Petidin : 0,96 gram;

15) Kelompok Kodein : 72 gram;

16) Kelompok Bufrenorfin : 32 mg.

c. Surat Keterangan uji Laboratorium positif menggunakan Narkotika

berdasarkan permintaan Penyidik.

d. Bukan residivis Tindak Pidana Narkotika dan atau Psikotrofika.

e. Adanya hasil asesmen dokter yang dicatat pada rekam medis perlunya

rehabilitasi medis dan atau rehabilitasi sosial yang dikeluarkan oleh (Surat

Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 04 Tahun 2010)

terdiri dari :

1) Lembaga Rehabilitasi Medis dan Sosial yang dikelola dan atau dibina

dan diawasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).

2) Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta.

3) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) seluruh Indonesia (kementrian Kesehatan

Republik Indonesia)

4) Panti Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia dan

Unit Pelaksana Teknis di Daerah (UPTD).

5) Tempat Rujukan Lembaga Rehabilitasi yang diselenggarakan oleh

masyarakat yang mendapat akreditasi dari Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia dan Kementerian Sosial Republik Indonesia

(dengan biaya sendiri).

f. Tidak terdapat bukti bahwa yang bersangkutan merangkap menjadi

pengedar/produsen gelap Narkotika.

g. Untuk menuntut lamanya rehabilitasi, Jaksa Penuntut Umum harus dengan

sungguh-sungguh mempertimbangkan kondisi/taraf kecanduan Terdakwa

sehingga wajib memerlukan adanya keterangan ahli dan sebagai standar

dalam proses terapi dan rehabilitasi :

1) Detoxifikasi : Lamanya 1 (satu) bulan

2) Primary Program : Lamanya 6 (enam) bulan

3) Re-entry Program : Lamanya 6 (enam) bulan

Page 4: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 4

3. Agar Kepala Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia dapat meneruskan Surat

Edaran ini kepada jajarannya masing-masing di daerah.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Para Jaks Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang

Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur Pada Jaksa Agung Muda

Bidang Tindak Pidana Umum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 5: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 5

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-294/E/EJP/01/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : -

Perihal : Pedoman Penerapan Pembuktikan

Terbalik (Omkering van Het Bewijslat

atau Reversal Burden of Proof) dalam

Undang-Undang nomor 8 tahun 2010

tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang.

-----------------------------------------------

Jakarta, 27 Januari 2012

KEPADA YTH :

PARA KEPALA KEJAKSAAN

TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang telah membuka peluang kepada

Penuntut Umum untuk menerapkan Pembuktikan Terbalik (Omkering van Het

Bewijslat atau Reversal Burden of Proof) dalam penanganan perkara tindak pidana

pencucian uang.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam penanganan tindak pidana

pencucian uang disampaikan petunjuk sebagai berikut :

1. Dalam system Hukum Pidana Formil Indonesia, khususnya KUHAP, sudah

dimaklumi bahwa beban pembuktian ada atau tidakanya pidana yang dilakukan

terletak pada Jaksa Penuntut Umum. Pasal 137 KUHAP menyebutkan :

“Penuntut umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapun yang

didakwa melakukan suatu tindakan pidana dalam daerah hukumnya dengan

melimpahkan perkara ke pengadilan yang berwenang mengadilinya”;

2. Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

memerlukan landasan hukum yang kuat untuk menjamin kepastian hukum,

efektivitas penegakan hukum, serta penelusuran dan pengembalian Harta

Kekayaan hasil tindak pidana;

3. Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang

pengadilan terhadap tindak pidana Pencucian Uang tidak wajib dibuktikan

terlebih dahulu tindak pidana asalnya (Vide pasal 69);

Page 6: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 6

4. Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang memerintahkan Pihak Pelapor

untuk melakukan penundaan Transaksi dan Pemblokiran Harta Kekayaan

yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana (Vide pasal 70

jo pasal 71);

5. Sistem pembalikan beban pembuktian dalam Undang-Undang nomor 8 tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

mewajibkan Terdakwa membuktikan asal usul harta kekayaannya (Vide

pasal 2 jo. Pasal 77), sebelum Jaksa penuntut umum berkewajiban untuk

membuktikan kesalahannya. Di sini terjadi pergeseran beban pembuktian atau

Shifting of Burden of Poof. Memang terdakwa dapat membuktikan bahwa

harta kekayaannya tidak berdasar dari tindak pidana dengan cara mengajukan

alat bukti yang cukup setelah diperkenankan hakim, namun hal ini tidak

bersifat imperative artinya apabila terdakwa tidak mempergunakan

kesempatan ini justru memperkuat dugaan jaksa penuntut umum;

6. Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

77 hakim memerintahkan terdakwa agar membuktikan bahwa Harta

Kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait dengan

tindak pidana (Vide pasal 78);

7. Dalam hal diperoleh bukti yang cukup bahwa masih ada Harta Kekayaan yang

belum disita, hakim memerintahkan jaksa penuntut umum untuk melakukan

penyitaan Harta Kekayaan tersebut (Vide pasal 81);

8. Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian

Uang PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa

permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam

lingkup nasional maupun internasional, diantaranya dengan instansi penegak

hukum (Vide Pasal 90 ayat 1 huruf a);

9. Amanat penerapan Pembuktian Terbalik (Omkering van Het Bewijslat atau

Reversal Burden of Proof) dalam penanganan perkara tindak pidana

pencucian uang tersebut agar dimanfaatkan secara maksimal oleh Penuntut

Umum sejak Penelitian berkas perkara dan Jaksa harus Proaktif memberi

petunjuk kepada Penyidik untuk mencari atau menemukan dan melakukan

penyitaan terhadap harta kekayaan terdakwa yang berasal atau terkait Tindak

Pidana dan dalam proses penuntutan di sidang Pengadilan meminta kepada

Hakim untuk memerintahkan terdakwa membuktikan asal usul kekayaannya

tersebut demi suksesnya penegakan hukum dalam rangka mendukung

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Page 7: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 7

Sehubungan dengan hal tersebut diminta para Kepala Kejaksaan Tinggi

mensosialisasikan kepada para Jaksa di wilayah hukumnya untuk mengoptimalkan

penerapan Pembuktian Terbalik (Omkering van Het Bewijslat atau Reversal

Burden of Proof) dalam penanganan perkara yang berkaitan dengan Tindak Pidana

Pencucian uang.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Kepala Badan Diklat; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 8: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 8

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-347/E/Euh/02/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Penerapan Pasal 15 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Jakarta, 3 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi penanganan perkara Kehutanan yang menggunakan unsur “kawasan hutan”, ditemukan permasalahan-permasalahan dalam penerapan dan penafsiran Pasal 15 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dimana sampai saat ini banyak kawasan hutan yang statusnya masih berupa Penunjukan Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan, belum sampai pada tahap Penetapan Kawasan Hutan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas disampaikan sebagai berikut :

1. Bahwa Menteri Kehutanan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kehutanan

nomor : P.50/Menhut-II/2011 tanggal 28 Juni 2011 tentang Pengukuhan Kawasan Hutan dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.44/Menhut-II/2011 tanggal 24 Mei 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.33/Menhut-II/2010 Tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi yang dapat dijadikan acuan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam menangani perkara Kehutanan.

2. Diminta perhatian para Kepala Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia dan meneruskan kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kacabjari diwilayah hukumnya, yaitu sejak tahap penelitian berkas perkara, Jaksa Penuntut Umum yang menangani perkara Kehutanan yang memiliki unsur “Kawasan Hutan”, agar meminta kepada Penyidik untuk melampirkan Surat Keputusan Penunjukan Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan beserta peta kawasan hutan di dalam berkas perkara.

3. Apabila terdapat permasalahan mengenai status kawasan hutan agar

dilaporkan kepada pimpinan secara berjenjang. Demikian agar maklum dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 9: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 9

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-554/E/EJP/02/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : -

Perihal : Penolakan Pengajuan Permohonan

Upaya Hukum Peninjauan Kembali

(PK)

Jakarta, 23 Februari 2012

KEPADA YTH :

PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Sebagai tindak lanjut dari Hasil Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

Tahun 2011 tentang perlunya Jaksa Agung meminta fatwa kepada Mahkamah

Agung Republik Indonesia agar terpidana mati/penasihat hukum yang mengajukan

upaya hukum peninjauan kembali lebih dari 1 (satu) kali langsung ditolak oleh

Pengadilan Negeri, dengan ini disampaikan petunjuk sebagai berikut :

1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 14

Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang

Nomor : 14 Tahun 1985 dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun

2009 tentang Mahkamah Agung, permohonan PK dapat diajukan hanya 1 (satu)

kali.

2. Berdasarkan ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor : 10 Tahun 2009 tentang Pengajuan Permohonan Peninjauan Kembali.

(copy terlampir).

Ayat (1) : Permohonan peninjauan kembali dalam suatu perkara yang sama

diajukan lebih dari 1 (satu) kali baik dalam perkara perdata maupun

perkara pidana bertentangan dengan Undang-Undang. Oleh karena

itu apabila suatu perkara diajukan permohonan peninjauan kembali

yang kedua dan seterusnya, maka Ketua Pengadilan Tingkat

Pertama dengan mengacu secara analog kepada ketentuan pasal

45 A Undang-Undang Mahkamah Agung (Undang-Undang Nomor :

14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor : 5 Tahun 2004 dan terakhir dengan Undang-

Undang Nomor : 3 Tahun 2009) agar dengan penetapan ketua

Pengadilan Negeri Tingkat Pertama, permohonan tersebut

dinyatakan tidak dapat diterima dan berkasnya tidak perlu dikirimkan

ke Mahkamah Agung.

Page 10: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 10

3. Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengharapkan agar surat ini diteruskan

kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di

daerahnya masing-masing untuk dipedomani.

Demikian untuk maklum dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 11: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 11

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-578/E/EJP/02/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Entry Data Penanganan Perkara yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Jakarta, 24 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sebagai tindak lanjut dari Hasil Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

Tahun 2011 tentang kewajiban Jaksa segera mengentry data perkara yang

ditanganinya bersama dengan operator, dengan ini disampaikan agar Saudara

memerintahkan kepada seluruh Jaksa yang ada di unit kerja Saudara untuk segera

mengentry data penanganan perkara yang ditanganinya pada aplikasi Daskrimti.

Hasil pelaksanaan entry data dimaksud agar dilaporkan secara berkala

kepada Jaksa Agung Republik Indonesia dengan tembusan Jaksa Agung Muda

Tindak Pidana Umum.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Bapak Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Sdr. Para Jaksa Agung Muda; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 12: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 12

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-613/E/Es.2/02/2012 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) lembar Perihal : Inventarisasi Data Perkara Tindak Pidana Umum yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi.

Jakarta, 27 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Melaksanakan perintah Jaksa Agung Republik Indonesia hari Senin, 20

Februari 2012, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa pelaksanaan putusan pengadilan sebagaimana dimaksud Pasal 270

Undang-Undang Nomor : 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, wajib dilaksanakan

oleh Jaksa;

2. Sehubungan dengan butir 1, diminta perhatian kepada Saudara untuk segera

melakukan Inventarisasi Data Perkara Tindak Pidana Umum yang terdiri dari

Tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda, Tindak Pidana Terhadap

Keamanan Negara dan Ketertiban Umum serta Tindak Pidana Umum Lainnya

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) dari

Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2011, tetapi belum dilaksanakan eksekusi;

3. Melaporkan hasil pelaksanaan dimaksud butir 2 kepada Jaksa Agung Muda

Tindak Pidana Umum dengan pemilahan sesuai Direktorat masing-masing,

paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya surat ini. (sebagaimana

formulir terlampir).

Demikian untuk menjadi perhatian dan keterlambatan pelaksanaan ini sangat

mempengaruhi konduite Saudara.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Bapak Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus; 4. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 5. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 13: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian
Page 14: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 14

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-630/E/Ep.2/02/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Tindaklanjut Rekomendasi Hasil

Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2011

Jakarta, 27 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti Rekomendasi Hasil Rapat Kerja Kejaksaan Republik

Indonesia Tahun 2011 khususnya permasalahan tentang terdapatnya proses

penanganan perkara tindak pidana umum yang tidak cermat, tidak cepat dan

mengabaikan rasa keadilan masyarakat, bersama ini diberikan petunjuk dan diminta

meneruskan kepada para Jaksa di daerah hukum Saudara agar dalam menangani

suatu perkara selalu mempedomani :

1. Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-036/A/JA/09/2011 tanggal 21

September 2011 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan

Perkara Tindak Pidana Umum;

2. Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum : Nomor B-403/E/9/1993

tanggal 8 September 1993 perihal Kecermatan dalam melimpahkan perkara ke

Pengadilan;

3. Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum : Nomor B-185/E/5/1995

tanggal 3 Mei 1995 perihal Meningkatkan Peranan Masyarakat Dalam

Penegakan Hukum;

4. Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum : Nomor : B-186/E/5/1995

perihal Kecermatan Penanganan dan Penyelesaian suatu kasus/perkara.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Bapak Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus; 4. Yth. Sesjampidum; 5. Yth. Para Direktur pada Jampidum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 15: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 15

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-649/E/Es.1/02/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Entry Data Perkara Yang Telah

Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Pada Aplikasi Simkari Daskrimti.

Jakarta, 29 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menyusuli surat kami Nomor : B-578/E/Ejp/02/2012 tanggal 24 Februari 2012 perihal seperti tersebut pada pokok surat dan sesuai Rekomendasi Hasil Rapat Kerja Kejaksaan Republik Indonesia tanggal 11 November 2011 di Cianjur, serta Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012, dengan ini diminta perhatian Saudara agar setiap Jaksa yang menangani perkara wajib : 1. Segera melakukan entry data perkara yang telah ditanganinya bekerja sama

dengan operator SIMKARI pada masing-masing satuan unit kerja yang sudah dibangun oleh pusat DASKRIMTI. Entry data perkara dimaksud dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011;

2. Data perkara yang di entry sebagaimana butir 1, meliputi tahap penerimaan SPDP, Pra Penuntutan, Surat Dakwaan lengkap (untuk PK-Ting), Penuntutan, Penahanan, Upaya Hukum dan Eksekusi;

3. Pelaksanaan entry data perkara tersebut, hendaknya Saudara lakukan pemantauan secara terus menerus dan berkesinambungan serta melaporkan hasil pelaksanannya kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum pada minggu pertama setiap bulannya;

4. Jika ditemui hambatan dalam pelaksanaan aplikasi Simkari, segera melaporkan secara tertulis kepada Kepala Pusat Daskrimti Kejaksaan Agung Republik Indonesia dengan tembusan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum dan Sekretarias Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan serta jika keterlambatan

atas pelaksanaan pelaporan ini mempengaruhi konduite Saudara.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Kepala Pusat Daskrimti; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 16: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 16

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-75/C/Cu.2/02/2012 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Permintaan Data/Dokumen

Jakarta, 29 Februari 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menunjuk Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Nomor

17/ST/III-XIV.2/02/2012 tanggal 13 Februari 2012 perihal Pemberitahuan Pemeriksaan (terlampir),

bersama ini disampaikan kepada Saudara agar mengirimkan data/dokumen sebagai berikut :

1. Rekapitulasi Pengadaan Barang/Jasa/Pemborongan Pekerjaan Belanja Modal Tahun

Anggaran 2011.

2. Rekapitulasi Pengadaan Barang/Jasa/Pemborongan Pekerjaan Belanja Barang Tahun

Anggaran 2011.

3. Rekapitulasi Pelaksanaan Denda Non Tilang.

4. Rekapitulasi Rekening Titipan Tilang.

5. Rekapitulasi Pelelangan Barang Rampasan/Barang Sitaan/Barang Temuan Tahun 2011.

6. Rekapitulasi Barang Rampasan Yang Belum Dilelang/Gagal Lelang Tahun 2011.

7. Rekapitulasi Uang Rampasan Tahun 2011.

8. Rekapitulasi Barang Bukti Pada PIDUM dan PIDSUS yang memiliki nilai ekonomis tinggi

per Desember 2011.

9. Rekapitulasi Penerimaan Hibah Tahun 2011.

Seluruh format rekapitulasi terlampir.

Data dimaksud agar diabawa oleh petugas operator pada saat Penyempurnaan Laporan

Keuangan tanggal 6 Maret 2012.

Demikian untuk maklum dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

An. JAKSA AGUNG MUDA PEMBINA KEPALA BIRO KEUANGAN,

YUDI RIANTO, Ak PEMBINA UTAMA MDUA NIP. 195601011978011002

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Muda Pembinaan di Jakarta;

(sebagai laporan) 2. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum d Jakarta; 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan di Jakarta; 4. A r s i p

Page 17: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 17

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-724/E/Euh.3/03/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Surat Edaran Mengenai Putusan

Bebas/Lepas Dari Segala Tuntutan Hakim.

Jakarta, 07 Maret 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti Rekomendasi Hasil Rapat Kerja Kejaksaan Republik

Indonesia Tahun 2011, bersama ini diminta kepada Saudara untuk memperhatikan

dan melaksanakan hasil Rekomendasi tersebut, yaitu :

- Terhadap permasalahan setiap putusan bebas/lepas dari segala tuntutan

hukum cenderung ditindaklanjuti dengan melakukan eksaminasi tanpa didahului

dengan pengkajian.

Rekomendasi yang bersifat taktis/opersional :

- Setiap perkara yang diputus bebas/lepas dari segala tuntutan hukum Kepala

Kejaksanaan Negeri Wajib segera melaporkan secara kronologi penanganan

perkara yang diputus bebas/lepas secara berjenjang kepada pimpinan disusul

pengiriman berkas perkara untuk dikaji.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 18: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 18

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1037/E/Euh.3/04/2012 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Permintaan Data Denda Non Tilang.

Jakarta, 03 April 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menunjuk Surat Tugas Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI) Nomor 17/ST/III-XIV.2/02/2012 tanggal 13 Februari 2012 perihal

pemberitahuan Pemeriksaan dan surat tembusan Kepala Biro Keuangan Kejaksaan

Agung RI Nomor B-75/C.5.CU.2/02/2012 tanggal 29 Februari 2012, serta

memperhatikan hasil temuan BPK RI pada beberapa Kejaksaan Tinggi yang telah

dilakukan pemeriksaan atas laporan Keuangan Tahunan 2011, diantaranya

Kejaksaan belum mengungkapkan piutang denda perkara tindak pidana umum

lainnya (denda non tilang misalnya denda perkara Narkoba dan yang lainnya) dalam

Laporan Keuangan Tahunan 2011.

Sehubungan dengan hal tersebut diminta Saudara agar menginstruksikan

kepada masing-masing Kejaksaan Negeri/Cabang Kejaksaan Negeri untuk

mengirimkan data tersebut dan segera mengirimkan Rekapitulasi Pelaksanaan

Denda Non Tilang sesuai dengan formulir terlampir yang ditujukan kepada Jaksa

Agung Muda Tindak Pidana Umum dengan tembusan Jaksa Agung Muda Pembina

C.q Biro Keuangan paling lambat tanggal 4 April 2012 dalam bentuk hard dan soft

copy melalui Faximile 021-7243119 dan 021-7203512 serta email :

[email protected] dan email : [email protected] untuk perbaikan Laporan

Keuangan Audited Tahunan 2011.

Demikian untuk menjadi maklum dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Jaksa Agung Muda Pembinaan; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 19: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian
Page 20: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 20

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1038/E/EJP/04/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Penyampaian Hasil Penelitian

Komnas HAM

Jakarta, 3 April 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI SELURUH INDONESIA DI- TEMPAT

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (KOMNAS HAM RI)

telah melakukan penelitian dari Tahun 2000-2010 di lembaga Pemasyarakatan

Jakarta, Tangerang, Depok, Nusa Kambangan, Cirebon dan Bali, dengan obyek

penelitian adalah proses peradilan pidana dari penyidikan sampai eksekusi terhadap

Tindak Pidana yang diancam dengan pidana mati, dengan metode penelitian

kualitatif dan narasumber/informan yang terdiri dari para Terpidana mati dalam 4

perkara pidana yaitu : Pembunuhan, Narkotika, Psikotropika dan Terorisme, dengan

hasil yang sudah diseminarkan di Kantor KOMNAS HAM RI pada tanggal 28

Februari 2012 dan dihadiri oleh wakil dari Kejaksaan Agung.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dalam proses peradilan

terhadap para Terdakwa yang diancam dengan pidana mati masih dijumpai

permasalahan-permasalahan yaitu :

- Diskriminasi terhadap proses hukum baik dalam proses penangkapan,

penyidikan, penuntutan, persidangan maupun eksekusi;

- Proses hukum yang belum berjalan secara adil dan bebas tekanan dari pihak

manapun;

- Pendampingan hukum belum dilaksanakan dalam semua tindakan

pemeriksaan/ proses hukum;

- Penggalian informasi pada saat penyidikan masih ditemukan pelanggaran hak

Tersangka;

- Hak Terpidana untuk mengakses dokumen terkait proses hukum seperti BAP,

Surat Dakwaan, Surat tuntutan sangat terbatas;

- Adanya larangan Hak berhubungan dengan Anggota Keluarga dalam proses

penyidikan;

- Tidak semua Tersangka/Terdakwa Warga Negara Asing mendapat penterjemah

karena keterbatasan jumlah penterjemah tersumpah terhadap bahasa asing

tertentu;

- Terdakwa yang diancam pidana mati tidak menerima surat tuntutan dari

Penuntut umum sehingga menyulitkan untuk membuat pembelaan;

Page 21: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 21

- Proses pengajuan grasi yang terlalu lama sehingga proses eksekusi pidana mati

menjadi tertunda;

- Hak keluarga korban untuk diberitahu pelaksanaan eksekusi pidana mati dan

melihat jenasah Terpidana mati yang telah dieksekusi, karena keluarga

terpidana hanya menerima jenasah yang sudah siap untuk dikubur;

Sehubungan hal tersebut diminta perhatian saudara untuk memperhatikan

dan mempertimbangkan hal-hal tersebut dalam melaksanakan tugas penegakkan

Hukum khususnya Tuntutan Pidana Mati pada Tindak Pidana Umum.

Demikian kami sampaikan untuk diindahkan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM

HAMZAH TADJA

Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia, di Jakarta; 2. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia, di Jakarta;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan di Jakarta; 4. A r s i p

Page 22: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 22

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1053/E/EJP/04/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Tuntutan Pidana terhadap Perkara

Anak ½ (satu perdua) dari Ancaman Minuman bagi Orang Dewasa

Jakarta, 04 April 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sehubungan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang

Pengadilan Anak dalam Pasal 26 ayat (1) mengatur bahwa pidana penjara dapat dijatuhkan kepada anak nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½ (satu perdua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa tetapi tidak mengatur tentang ancaman pidana minimum bagi anak, dengan ini diberikan petunjuk sebagai berikut :

1. Undang-Udang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, secara filosofis

membedakan perlakuan dan ancaman dimaksudkan untuk lebih melindungi dan mengayomi anak tersebut agar dapat menyongsong masa depan yang masih panjang. Selain itu untuk memberikan kesempatan kepada anak agar melalui pembinaan akan diperoleh jati dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak mengatur bahwa pidana penajra dapat dijatuhkan kepada anak nakal paling lama ½ (satu perdua) dari minimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa yang ditetap oleh undang-undang.

2. Terhadap perkara anak dapat dituntut ½ (satu perdua) dari ancaman pidana minimum bagi orang dewasa.

3. Agar Kepala Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia meneruskan Surat Edaran ini

kepada jajarannya masing-masing di daerah. Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

( 1 dan 2 sebagai laporan ) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang

Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur Pada Jaksa Agung Muda

Bidang Tindak Pidana Umum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 23: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 23

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1357/E/EJP/04/2012 Sifat : Segera Lampiran : 2 (dua) lembar Perihal : Petunjuk Eksekusi Perkara Tindak

Pidana Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi.

Jakarta, 25 April 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor : B-

613/E/Es.2/02/2012 tanggal 27 Februari 2012, perihal Inventarisasi Data Perkara

Tindak Pidana Umum yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van

gewijsde) berdasarkan hasil evaluasi terhadap laporan Saudara masih ditemukan

hambatan dalam penyelesaian eksekusi perkara tindak pidana umum, untuk

meminimalisir hambatan tersebut, bersama ini disampaikan petunjuk sebagai

berikut:

1. Terpidana yang tidak berada di tempat adalah :

1.1. Jaksa Penuntut Umum harus aktif berkoordinasi dengan pihak korban untuk

meminta informasi tentang keberadaan terpidana;

1.2. Jaksa Penuntut Umum proaktif mencari terpidana;

1.3. Jaksa Penuntut Umum minta bantuan pencarian terpidana kepada pihak

Kepolisian (DPO);

1.4. Jaksa Penuntut Umum minta bantuan SATGAS Intelijen Kejaksaan Agung

RI Pedomani Surat Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : R-391/D/Dps.4/03/

2012, tanggal 14 Maret 2012 perihal Pemanfaatan Monitoring Center

Kejaksaan RI untuk Penanganan Perkara dan Daftar Pencarian Orang

(DPO), (terlampir);

2. Terpidana yang mengajukan Peninjauan Kembali (PK) adalah :

2.1. Peninjauan Kembali (PK) tidak menangguhkan maupun menghentikan

pelaksanaan eksekusi, vide Pasal 268 (1) KUHAP dan Surat Edaran

Mahkamah Agung RI Nomor : 10 Tahun 2009 tanggal 12 Juni 2009 tentang

Permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang intinya PK cukup 1 (satu) kali.

2.2. Jika ada Kendala kondisi daerah, Kepala Kejaksaan Tinggi dan Kepala

Kejaksaan Negeri wajib mencarikan solusi atas kendala tersebut dengan

berkodinasi dengan unsur terkait, seperti : tokoh masyarakat, tokoh adat,

tokoh agama dan tokoh pemuda.

Page 24: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 24

3. Terhadap putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

dan sudah tidak ada hambatan terhadap eksekusi terpidana/orang, barang

bukti, dendan dan ongkos perkara, agar Saudara segera melaksanakan semua

isi putusan tersebut, serta melaporkan hasilnya pada kesempatan pertama

kepada JAMPIDUM.

4. Petunjuk ini segera Saudara reproduksi untuk diteruskan kepada para Kepala

Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di daerah hukum

Sudara, guna dipedomani.

Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PLH. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

WIDYOPRAMONO Jaksa Umum Madya NIP. 19570807 198503 1 001

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ; 3. Yth. Jaksa Agung Muda Intelijen; 4. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

(1 s/d 4 sebagai laporan) 5. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 25: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 25

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1382/E/Es/04/2012 Sifat : Segera Lampiran : 2 (dua) lembar Perihal : Inventarisasi Data Perkara Tindak

Pidana Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi.

Jakarta, 27 April 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI SE- INDONESIA

Sehubungan laporan Inventarisasi Data Perkara Tindak Pidana Umum yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi dari para Kepala Kejaksaan Tinggi se Indonesia (terlampir), sesuai dengan petunjuk Jaksa Agung Republik Indonesia, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Agar Kepala Kejaksaan Tinggi yang sudah melaporkan Inventarisasi Data

Perkara Tindak Pidana Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi tersebut, segera menindaklanjuti untuk menyelesaikan tunggakan tersebut dan melaporkan perkembangannya secara berkala setiap 2 (dua) minggu sekali.

2. Bagi Kepala Kejaksaan Tinggi yang belum melaporkan Inventarisasi Data Perkara Tindak Pidana Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi, diminta untuk segera melaporkan pada kesempatan pertama kepada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum.

Demikian untuk dilaksanakan.

PLH. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

WIDYOPRAMONO JAKSA UMUM MADYA NIP. 19570807 198503 1 001

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ; 3. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

(1, 2 dan 4 sebagai laporan) 4. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 26: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 26

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1449/E/Es.2/05/2012 Sifat : Biasa Lampiran : 2 (dua) lembar Perihal : Penerapan Ancaman Pidana

Penjara Pasal 368 ayat (1) KUHP dalam KUHP terbitan BPHN.

Jakarta, 2 Mei 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI SE- INDONESIA

Sehubungan dengan Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :

SE-005/A/JA/10/2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang Penyelesaian Penyusunan

Surat Dakwaan, yang pada pokoknya memberikan petunjuk sebagai pedoman

kepada seluruh Jaksa, agar menggunakan KUHP dari Tim Penerjemah Badan

Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen Kehakiman, atau yang sama isi

terjemahnya dengan itu, dalam penyusunan surat dakwaan atau dalam penelitian

berkas perkara, maka dengan ini disampaikan sebagai berikut :

1. Bahwa dalam ketentuan Pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) dalam KUHP terbitan Tim Penerjemah Badan Pembinaan

Hukum Nasional (BPHN) Departemen Kehakiman terdapat perbedaan

mengenai ancaman pidana dengan beberapa terbitan KUHP yakni antara lain

dengan KUHP yang diterjemahkan MULJATNO dan terjemahan R. SOESILO.

2. Bahwa ancaman pidana dalam ketentuan Pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) dalam KUHP terbitan Tim Penerjemah Badan

Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen Kehakiman yakni selama 9

(Sembilan) bulan penjara sedangkan dalam KUHP dari terbitan lain ketentuan

Pasal 368 ayat (1) KUHP ancaman pidana selama 9 (Sembilan) tahun penjara,

3. Bahwa dengan adanya perbedaan ancaman pidana tersebut, selanjutnya

disampaikan telahaan dan pendapat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum

kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui surat Nomor : B-

596/E/Es.2/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 perihal Penerapan Ancaman

Pidana Penjara Pasal 368 ayat (1) KUHP terbitan BPHN.

4. Bahwa berdasarkan telaahan dan pendaat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana

Umum tersebut, Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui surat

Nomor : PHN-HN.02.01-86 tanggal 13 April 2012 perihal Penerapan Ancaman

Pidana Penjara Pasal 368 ayat (1) KUHP terbitan BPHN (foto copy terlampir),

telah menjelaskan bahwa di dalam ketentuan Pasal 368 ayat (1) KUHP KUHP

terbitan Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN)

Page 27: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 27

Departemen Kehakiman telah terdapat kesalahan tentang pencantuman

ancaman pidana penjara yakni selama 9 (Sembilan) bulan, yang seharusnya

ancaman pidana penjara adalah 9 (Sembilan) tahun sesuai dengan arsip

naskah asli Kitab Undang-Undang Pidana oleh Tim Penterjemah Badan

Pembinaan Hukum Nasional.

5. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan ini disampaikan agar segera

menyampaikan kepada seluruh jajaran di wilayah hukum Saudara bahwa

ancaman pidana dalam ketentuan Pasal 368 ayat (1) KUHP KUHP terbitan Tim

Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen

Kehakiman seharusnya adalah 9 (Sembilan) tahun bukan 9 (Sembilan)

bulan sebagaimana yang tercetak dalam KUHP tersebu.

Demikian untuk menjadi maklum dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 28: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 28

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1471/E/EJP/05/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Permohonan Izin Pemeriksaan atas

nama Rudiyanto, SH (JPU Kejari Menggala)

Jakarta, 3 Mei 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- TEMPAT

Sehubungan dengan surat Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian

Daerah Lampung Nomor : B/417/III/2012 Ditreskrimum tanggal 1 Maret 2012 perihal sebagaimana tersebut pada pokok surat di atas yang ditujukan kepada Jaksa Agung Republik Indonesia, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa inti dari surat tersebut adalah Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian daerah Lampung meminta kepada Jaksa Agung Republik Indonesia untuk memberi izin pemeriksaan terhadap Rudiyanto, SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Menggala terkait Laporan Polisi Nomor : LP/722/XI/2011/Bareskrim tanggal 10 November 2011 atas nama pelapor Dobi (Anggota Bareskrim Mabes Polri) tentang dugaan tindak pidana pemalsuan tanda tangan atas nama Suwardi bin Anwar (orang tua pelapor) pada Surat Tanda Terima Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (P-33) atas nama Terdakwa Suwardi bin Anuar.

2. Bahwa kasus posisi dan kronologi perkara tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Bahwa Sdr. Rudiyanto, SH, bertindak sebagai Jaksa Penuntut Umum untuk menangani perkara atas nama terdakwa Suwardi bin Anwar yang didakwa melakukan tindak pidana melanggar pasal 351 KUHP atau pasal 184 KUHP.

b. Bahwa terdakwa Suwardi bin Anwar oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Menggala telah dijatuhi hukuman berupa pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan 5 (lima) hari dan perkaranya telah berkekuatan hukum tetap serta telah dilakukan eksekusi oleh Jaksa Penuntut Umum Rudiyanto, SH dan terdakwa Suwardi bin Anwar telah selesai menjalani hukuman di Rutan Menggala pada tanggal 19 Desember 2011.

c. Dalam proses penanganan perkara tersebut, pada saat Jaksa Rudiyanto, SH melimpahkan berkas perkara atas nama terdakwa Suwardi bin Anwar tersebut ke Pengadilan Negeri Menggala pada hari Selasa tanggal 20 September 2011, yang bersangkutan telah membuat Tanda Terima Surat Pelimpahan Perkara Acara Pemeriksaan Biasa (P-33) untuk ditandatangani oleh terdakwa Suwardi bin Anwar dengan melampirkan Surat Dakwaan yang dikirimkan ke Rutan Menggala melalui Yulianto (pegawai Rutan Menggala) untuk disampaikan kepada terdakwa Suwardi bin Anwar.

d. Bahwa pada saat menyerahkan Tanda Terima Surat Pelimpahan (P-33) yang dikirimkan oleh Jaksa Rudiyanto, SH ke Rutan Menggala melalui Yulianto, pada kolom tanda tangan terdakwa Suwardi bin Anwar dalam keadaan kosong dan belum ada tanda tangan.

Page 29: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 29

e. Bahwa pada saat Jaksa Rudiyanto, SH menerima kembali Tanda Terima Surat (P-33) tersebut sudah terdapat tanda tangan terdakwa Suwardi bin Anwar dan benar terdakwa sudah menerima surat-surat dimaksud termasuk Surat dakwaan dari pegawai Rutan Menggala.

f. Bahwa atas peristiwa tersebut di atas, Sdr. Dobi (Anggota Bareskrim Mabes Polri) yang merupakan anak dari terdakwa Suwardi bin Anwar telah melaporkan Jaksa Rudiyanto, SH, dengan tuduhan telah melakukan tindak pidana pemalsuan tanda tangan orang tuanya pada Surat (P-33) ke Bareskrim Mabes Polri yang kemudian laporan tersebut oleh Mabes Polri diteruskan ke Polda Lampung untuk ditindaklanjuti.

g. Bahwa Kepala Kejaksaan Tinggi lampung telah melakukan koordinasi dengan Kapolda Lampung, dengan hasil yaitu :

- Berdasarkan perkembangan penanganan Laporan Polisi Nomor : LP/722/XI/2011/Bareskrim tanggal 10 November 2011 atas nama pelapor sdr. Dobi diperoleh fakta bahwa perkara pemalsuan tanda tangan yang diduga dilakukan oleh Jaksa Rudiyanto, SH tidak cukup bukti untuk ditingkatkan ke tahap penyidikan.

- Berdasarkan hal tersebut di atas, Kepala Kepolisian Daerah Lampung mengirim surat kepada Jaksa Agung Republik Indonesia, meminta supaya surat permohonan izin pemeriksaan terhadap Jaksa Rudiyanto, SH tidak perlu ditindaklanjuti. Sebagai realisasi koordinasi tersebut, Kepala Kepolisian Daerah Lampung telah mengirim surat Kepada Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : B/1076/III/2012/Dit Reskrimum tanggal 14 Maret 2012 mengenai pembatalan permohonan izin pemeriksaan terhadap Jaksa Rudiyanto, SH.

3. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, untuk menghindari terulangnya kejadian seperti di Kejaksaan Negeri Menggala, diminta agar Kepala Kejaksaan Tinggi memerintahkan kepada segenap jajarannya, dalam menangani perkara agar : a. Selalu berhati-hati dan waspada dalam melaksanakan tugas dan fungsinya b. Meneliti ulang (cross cek) dan memastikan agar setiap surat/tembusan

surat yang ditujukan kepada para saksi/terdakwa sedapat mungkin diserahkan dan diterimakan langsung kepada yang bersangkutan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 30: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 30

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1641/E/EJP/05/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Pedoman Tuntutan Pidana Perkara

Tindak Pidana Umum

Jakarta, 24 Mei 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor : SE-013/A/JA/12/2011

tanggal 29 Desember 201 perihal tersebut pada pokok surat, dan memperhatikan perkembangan tuntutan pidana perkara tindak pidana umum yang dilakukan oleh Kejaksaan di daerah, dengan berbagai permasalahan yang muncul, dengan ini disampaikan sebagai berikut :

1. Kewenangan pengendalian rencana tuntutan pidana terhadap seluruh perkara tindak pidana umum didelegasikan kepada Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kejaksaan Tinggi dikecualikan terhadap perkara-perkara yang akan dituntut/lepas dari segala tuntutan, tuntutan seumur hidup, hukuman mati, hukuman percobaan dan tindak pidana yang pengendalian tuntutan pidananya dianggap penting oleh Pimpinan tetap dimintakan persetujuan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

2. Terkait tersebut butir 1 di atas, yang perkaranya berasal dari Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi, pengendalian penanganan perkara tetap dilaporkan secara berjenjang kepada Pimpinan;

3. Terhadap perkara yang pengendalian tuntutan pidananya dilakukan oleh Kejaksaan Agung, agar rencana tuntutan pidana diterima di Kejaksaan Agung selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal dibacakan tuntutan;

4. Surat ini agar Saudara reproduksi kemudian diteruskan kepada para Kepala Kejaksaan Negeri dan para Kepala Cabang Kejaksaan Negeri untuk dipedomani.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 31: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 31

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1657/E/EJP/05/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Penggandaan Pedoman Tuntutan

Pidana Perkara Tindak Pidana Umum

Jakarta, 25 Mei 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Bersama ini disampaikan bahwa telah diketemukan penggandaan Pedoman

Tuntutan Pidana Perkara Tindak Pidana Umum (Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor : SE-013/A/JA/12/2011 tanggal 29 Desember 2011) yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tanpa seijin Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, berkaitan dengan hal-hal tersebut, disampaikan petunjuk sebagai berikut : 1. Bahwa telah ditemukan penggandaan buku Pedoman Tuntutan Pidana Perkara

Tindak Pidana Umum (Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor : SE-013/A/JA/12/ 2011 tanggal 29 Desember 2011) yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tanpa seijin Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, berkaitan dengan hal-hal tersebut, disampaikan petunjuk sebagai berikut :

2. Bahwa penggandaan buku Pedoman Tuntutan Pidana Perkara Tindak Pidana Umum tersebut, diperbanyak tanpa sepengetahuan dan buku atas kehendak Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

3. Perlu kami informasikan, bahwa buku Pedoman Tuntutan Pidana tersebut, kini sedang dalam proses penggandaan dan dalam waktu dekat akan dibagikan secara Cuma-Cuma kepada seluruh Jaksa di Indonesia;

4. Berdasarkan hal tersebut, diperintahkan kepada seluruh para Kepala Kejaksaan Tinggi, Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia untuk tidak mereproduksi sendiri atau membeli dari pihak yang tidak bertanggung jawab, guna menghindari kesalahan cetak yang tidak sesuai dengan aslinya maupun sebagai petunjuk asli Pimpinan untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas penuntutan.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 32: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 32

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1834/E/Es.1/06/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Penggunaan Aplikasi Laporan

Bulanan atau Eksekutif Informasi Sistem (EIS)

Jakarta, 8 Juni 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan hasil pemantauan atas pelaksanaan Surat Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : B-08/B/WJA/01/2012 tanggal 30 Januari 2012 perihal seperti tersebut pada pokok surat, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa masih banyak Kejaksaan Tinggi beserta jajarannya didaerah yang

kurang mengindahkan pelaksanaan Laporan Bulanan secara On-Line (khususnya data perkara Tindak Pidana Umum), sementara Pimpinan Pusat telah menggariskan ketentuan tentang Aplikasi Laporan Bulanan atau Eksekutif Informasi Sistem (EIS).

2. Berdasarkan hasil pemantauan, monitoring dan evaluasi sampai dengan bulan Mei 2012 atas program penanganan dan penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum dapat diketahui data yang telah di Entry (sebagai contoh LP-3 atau Laporan Bulanan Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan periode bulan Januari s/d April 2012) yaitu :

Berdasarkan

EIS

Berdasarkan

Lapbul Manual

(%) Entry

Data

1 2 3 4 5 6

1 ACEH 301 1.086 22,72%

2 SUMATERA UTARA 5.790 5.118 113,13%

3 SUMATERA BARAT 134 592 14,42%

4 RIAU 345 1.139 30,29%

5 JAMBI 579 797 72,65%

6 SUMATERA SELATAN 95 1.954 4,86%

7 BENGKULU 175 591 29,44%

8 LAMPUNG 1.014 1.553 65,29%

9 DKI JAKARTA 0 3.153 0%

10 JAWA BARAT 3.436 3.576 96,09%

11 JAWA TENGAH 2.038 3.854 52,88%

12 D.I YOGYAKARTA 580 650 89,23%

13 JAWA TIMUR 2.334 7.646 30,53%

14 KALIMANTAN BARAT 453 879 51,54%

15 KALIMANTAN TENGAH 275 451 60,98%

16 KALIMANTAN SELATAN 1.061 1.447 73,32%

17 KALIMANTAN TIMUR 733 1.265 57,94%

18 SULAWESI UTARA 627 807 77,70%

19 SULAWESI TENGAH 80 639 12,52%

20 SULAWESI TENGGARA 507 615 82,44%

21 SULAWESI SELATAN 492 1.029 47,81%

22 BALI 169 821 20,58%

23 NUSA TENGGARA BARAT 91 822 11,07%

24 NUSA TENGGARA TIMUR 563 731 77,02%

25 MALUKU 204 289 70,59%

26 PAPUA 353 312 113,14%

27 MALUKU UTARA 7 212 3,30%

28 BANTEN 315 913 34,50%

29 KEP. BANGKA BELITUNG 0 420 0%

30 GORONTALO 67 272 24,63%

31 KEPULAUAN RIAU 491 514 95,53%

KeteranganKEJAKSAAN TINGGINO

Jumlah SPDP (Jan s/d April 2012)

Page 33: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 33

3. Bahwa untuk diminta kepada Para Kepala Kejaksaan Tinggi segera melakukan langkah-langkah sebagai tindak lanjutnya yaitu : a. Melaksanakan dengan sepenuh hati serta penuh rasa tanggung jawab

sebagaimana dimaksud Surat Wakil Jaksa Agung RI Nomor : B-18/B/WJA/1/2012;

b. Untuk Perkara Tindak Pidana Umum, hasil pelaksanaan tindak lanjutnya agar segera dilaporkan kepada JAM PIDUM dan akan dilakukan klarifikasi keakuratan datanya pada saat pelaksanaan Rakernis Pidum yang dijadwalkan pada tanggal 18 s/d 19 Juni 2012 mendatang, sekaligus diminta untuk menyusun dan melaporkan secara rinci terhadap memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde);

4. Apabila ditemui hambatan serta kendala terhadap peralatan maupun system yang digunakan dalam pelaksanaan aplikasi SIMKARI, kiranya segera membuat laporan tertulis kepada Kepala Pusat DASKRIMTI Kejaksaan Agung dengan tembusan Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

5. Bersama ini pula (Secara terpisah), sekali lagi diminta laporan pelaksanaan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 serta pelaksanaan petunjuk Jaksa Agung Republik Indonesia terkait dengan Tupoksi Pidum yaitu :

a. Berkenaan dengan telah tersedianya data base dakwaan penanganan

Perkara Tindak Pidana Umum dalam aplikasi SIMKARI maka diperintahkan untuk segea memanfaatkan serta melakukan Entry data Surat Dakwaan Perkara Tindak Pidana Umum (lengkap), dengan prioritas perkara Tahun 2012;

b. Bagi Kejati yang belum melaporkan inventarisasi data perkara Tindak Pidana Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) untuk periode bulan Mei 2012 agar segera melaporkannya sebelum pelaksanaan Rakenis Pidum tanggal 18 s/d 19 Juni 2012.

Demikian untuk menjadi perhatian dan apabila terjadi pengabaian atau

keterlambatan dalam perintah Pimpinan, sangat mempengaruhi konduite Saudara.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ; 3. Yth. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

(1,2 dan 3 sebagai laporan) 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Pengawasan; 5. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 6. Yth. Kepala Pusat DASKRIMTI; 7. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 34: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 34

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-1908/E/Es.1/06/2012 Sifat : Sangat Segera Lampiran : 1 (satu) Lembar Perihal : Permintaan Informasi Mengenai

Lokasi Penahanan Warga Negara RRT.

Jakarta, 14 Juni 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti Surat Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia Nomor : 08146/PK/06/2012/63 tanggal 6 Juni 2012 perihal seperti tersebut pada pokok surat (sebagaimana terlampir), bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan 6th Indonesia-China Consular Consultation, dalam rangka mempersiapkan substansi pembahasan pada konsultasi tersebut, dipandang perlu adanya data mengenai narapidana/tahanan Warga Negara RRT, lokasi penahanan, dan status hukum masing-masing;

2. Berkaitan dengan hal tersebut, diminta kepada Saudara untuk memberikan data mengenai narapidana/tahanan, lokasi penahanan dan status hukum Warga Negara RRT untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan substansi 6th Indonesia-China Consultar Consultation;

3. Mengingat batas waktu pelaporan yang sangat terbatas, kiranya data dimaksud disampaikan paling lambat pada tanggal 20 Juni 2012 melalui fax 021-7226054 atau email ke [email protected].

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda pengawasan; 4. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 35: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 35

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL

Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat 10110

Jakarta, 06 Juni 2012

Nomor : 08146/PK/06/2012/63 Lampiran : - Perihal : Permintaan Informasi Mengenai Lokasi Penahanan WN RRT Kepada Yth. 1. Direktur Jenderal Pemasyarakatan

u.p 1. Direktur Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan 2. Direktur Informasi dan Komunikasi Kementerian Hukum dan HAM Jalan Veteran No. 11 Jakarta Pusat

2. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan Agung Jl. Sultan Hasanuddin No. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Dengan hormat disampaikan bahwa dalam rangka peningkatan kerjasama kekonsuleran

RI-RRT, sejak tahun 2002 telah dilakukan Indonesia-China Consular Consultation 2 (dua) tahun sekali dimana tempat penyelenggaraanya dilakukan secara bergiliran. Pada tahun 2012, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelengggaraan konsultasi tersebut 6th Indonesia – China Consular Consultation menurut rencana akn berlangsung di Surabaya pada akhir bulan Agustus, dalam rangka mempersiapkan substansi pembahasan pada konsultasi tersebut, Direktorat Konsuler memandang perlu adanya data mengenai narapidana/tahanan WN RRT serta lokasi penahanan mereka di Indonesia serta status hukum masing-masing.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, mohon bantuan Saudara untuk kiranya dapat

disampaikan kepada kami data dimaksud. Akan sangat dihargai sekiranya bahan tersebut dapat kami terima pada kesempatan pertama guna dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan substansi 6 th Indonesia-China Consular Consultation.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

a.n Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Direktur Konsuler

Chalief Akbar NIP. 19640107 199007 1001

Tembusan :

1. Yth. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler (sebagai laporan) 2. Yth. Direktur Asia Timur dan Pasifik

DIREKTORAT KONSULER Jl. Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telp. 021-3848641 Fax. 021-34834723

Page 36: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 36

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2060/E/Euh.3/06/2012 Sifat : Segera Lampiran : 1 (satu) Lembar Perihal : Laporan Putusan Bebas atau Lepas

dari Segala Tuntutan Hukum.

Jakarta, 25 Juni 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan pengamatan akhir-akhir ini ternyata masih banyak ditemukan

adanya Putusan Bebas atau Lepas dari segala tuntutan hukum yang tidak dilaporkan oleh para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di Kejaksaan Agung Republik Indonesia sebagaimana telah digariskan dalam Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor : B-123/E/Ejp/02/2003 tanggal 17 Februari 2003.

Berkaitan dengan hal tersebut, diminta kepada masing-maisng Kepala

Kejaksaan Tinggi agar memerintahkan para Kepala Kejaksaan Tinggi agar memerintahkan para Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri melaporkan Putusan Bebas atau Lepas dari segala tuntutan hukum periode tahun 2006 sampai dengan 2012 dengan mengisi formulir sebagaimana terlampir.

Agar laporan ditujukan langsung kepada Jaksa Agung Republik Indonesia

Cq. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum paling lambat 26 Juni 2012 melalui Faximile nomor (021) 7226054 atau (021) 7203512.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 37: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian
Page 38: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 38

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2449/E/Euh/07/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (satu) Lembar

Perihal : Penanganan Perkara Narkotika dan

Psikotropika

Jakarta, 30 Juni 2012

KEPADA YTH :

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Menindaklanjuti nodis Jaksa Agung Muda Pengawasan No. B-140/H/HJW/07/

2012 tanggal 06 Juli 2012 perihal tersebut pada pokok surat di atas, yang

menyatakan berdasarkan hasil temuan para inspektur Jaksa Agung Muda

Pengawasan dalam inspeksi di berbagai Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri di

seluruh Indonesia terhadap penanganan perkara Narkotika dan Psikotropika

ternyata masih banyakpara Jaksa yangkurang cermat pada saat melakukan

penelitian perkara Tahap I dari penyidikan Polri Khususnya dimana para Jaksa

Peneliti menyatakan berkas perkara telah lengkap (P 21) hanya berdasarkan barang

bukti tes Kif Urien yang dikuatkan oleh kesaksian para petugas yang menangkap

tersangka dan keterangan tersangka (yang diduga dipaksa untuk menandatangani

berita acara pemeriksaannya).

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, diminta kepada para Jaksa

diseluruh Indonesia dalam melakukan penelitian berkas perkara Narkotika dan

Psikotropika agar lebih cermat lagi khususnya mengenai :

1. Barang bukti yang diajukan hanya berupa tes Kif Urien meskipun diperkuat

dengan keterangan saksi penangkapan dan keterangan tersangka agar tetap

meminta dilengkapi dengan hasil Laboratorium baik urine maupun darah,

mengingat tes Kif Urine tersebut dapat menunjukkan hasil yang positif bukan

hanya kepada pengguna Narkotika dan Psikotropika saja akan tetapi juga

terhadap pengguna obat Analgesik, Depresson, Sedatif dan Hipnotik seperti

minum obat batuk yang mengandung Codaine atau obat anti nyeri atau obat

penenang baik yang menggunakan obat resep Dokter atau tidak, oleh karena itu

jika hasil Laboratorium hanya menyatakan tersangka positif menggunakan

(opiate) Benzodiazeppines dan bukan amphetamine atau Cannabis maka

seyogyanya Jaksa Peneliti juga minta dilakukan tes darah.

Page 39: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 39

2. Dalam penggeledahan terhadap kendaraan pribadi hendaknya Jaksa Peneliti

jangan terlalu percaya terhadap penggeledahan yang hanya berdasarkan

kesaksian petugas semata tanpa kesaksian orang lain selain petugas dan

kesaksian tersebut hanya mengatakan melihat sebelum bagasi atau pintu

kendaraannya dibuka, bukan kedatangan saksi diluar petugas setelah bagasi

atau pintu mobil di buka.

3. Untuk mempermudah dalam menentukan sikap saat melakukan penelitian

terhadap berkas perkara Narkotika dan Psikotropika bersama ini Kami

lampirkan diagram penggunaan alat Tes Kif Urine terhadap urine yang bisa

menunjukkan hasil positif.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 40: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 40

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

NOTA – DINAS

Kepada Yth : JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM

D a r i : Jaksa Agung Muda Pengawasan

Tanggal : 06 Juli 2012

Nomor : B-140/H/Hjw/07/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (satu) lembar

Perihal : Penanganan Perkara Narkotika dan Psikotropika

Berdasarkan hasil Temuan Para Inspektur Jaksa Agung Muda Pengawasan dalam Inspeksi

di berbagai Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri di seluruh Indonesia terhadap penanganan

perkara Narktoka dan Psikotropika, masih banyak para Jaksa yang kurang cermat dalam meneliti

berkas perkara Tahap I dari penyidik Polri khususnya dalam penanganan perkara Narkotika atau

Psikotropika, dimana para Jaksa Peneliti menyatakan perkara lengkap (P-21) hanya berdasarkan

Tes Kif urine yang dijadikan barang bukti oleh pihak penyidik dengan hanya dikuatkan oleh

kesaksian para petugas yang menangkap tersangka dan keterangan tersangka (yang diduga

menandatangani dank arena dipaksa).

Oleh karena itu diminta kepada Saudara agar memberikan petunjuk kepada Kepala

Kejaksaan Tinggi (KEJATI) di seluruh Indonesia agar dalam meneliti barang bukti yang menyangkut

perkara Narkotika dan Psikotropika untuk lebih cermat, terutama menyangkut :

1. Jika barang bukti yang diajukan hanya berupa Tes Kif, meskipun diperkuat oleh keterangan

saksi petugas yang menangkap dan keterangan tersangka agar tetap dilengkapi dengan hasil

laboratorium baik urine maupun darahnya, mengingat praktek-praktek tidak terpuji dilakukan

oleh petugas dilapangan didalam melakukan Tes Urin terhadap Masyarakat (Pelajar,

Mahasiswa, dll) saat dilakukan razia, karena tidak semua Tes Kif yang menunjukan positif pada

posisi THC atau yang meliputi seluruh komponen mengindikasikan bahwa yang bersangkutan

adalah pengguna Narkotika atau Psikotropika, tetapi yang terkena razia dia sudah ditakut-takuti

dan bagi pihak yang ditangkap tidak mau mengurus Perkaranya ditindak lanjuti ke Kejaksaan.

2. Pengalaman terhadap uji urine menggunakan Tes Kif tersebut, Tes Kif akan menunjukan garis

merah 1 (satu), bukan hanya terhadap pengguna Narkotika atau Psiktropika saja tetapi terhadap

pengguna obat Analgesik, Depresan, Sedatif dan Hipnotik seperti minum obat batuk yang

mengandung Codaine atau obat anti nyeri atau obat penenang baik menggunakan resep dokter

Page 41: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 41

atau tidak apabila di Tes menggunakan Tes Kif Urine tersebut hasilnya juga akan menunjukan

garis merah 1 (satu) sama seperti halnya pengguna Narkotika dan Psikotropika. Jika didalam

hasil laboratoriumnya bukan Amphetamine atau Cannabis maka seyogyanya Jaksa Peneliti

minta dilakukan tes darah jangan hanya semata-mata mengandalkan tes urine mengingat kedua

jenis zat tersebut banyak ditemukan dalam formula obat-obatan yang bersal dari resep dokter

yang diberikan kepada seseorang karena penyakit tertentu atau bahkan penyakit menahun.

3. Dalam penggeladahan terhadap kendaraan pribadi hendaknya Jaksa Peneliti jangan terlalu

percaya terhadap penggeledahan yang hanya berdasarkan kesaksian petugas semata tanpa

kesaksian oleh orang lain selain petugas dan kesaksian tersebut harus mengatakan melihat

sebelum bagasi atau pintu kendarannya dibuka, bukan kedatangan saksi diluar petugas setelah

bagasi atau pintu mobil dibuka.

Oleh karena itu sebagai penyandang Asas Dominus Litis para Jaksa Peneliti harus betul-

betul professional dan proporsional didalam meningkatkan status seseorang menjadi tersangka agar

tidak terkesan bahwa jaksa penuntut umum ikut-ikutan memanfaatkan situasi tersebut mendzolimi

seseorang karena dilandasi kepentingan tertentu serta menghindari munculnya dampak negative

terhadap lingkungan atau keluarga dari tersangka yang nyata-nyata tidak bersalah diajukan ke

Pengadilan karena didakwa sebagaipengguna narkotika atau psikotropika sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Undang-Undang Nomor 55

Tahun 1997 Tentang Psikotropika.

Bersama surat ini untuk memudahkan para Jaksa di dalam menentukan sikap saat

melakukan penelitian terhadap berkas perkara khususnya perkara narkotika dan psikotropika, kami

lampirkan diagram Penggunan Alat Tes Kif Urine Terhadap Urine Yang Bisa Menunjukan Positif.

Demikian untuk menjadi periksa dan agar dapat diteruskan kepada Kepala Kejaksaan

Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri di Seluruh Indonesia sebagai petunjuk Jaksa Agung Muda

Bidang Tindak Pidana Umum.

JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN

MARWAN EFFENDY

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia;

(sebagai laporan) 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia; 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 42: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian
Page 43: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 43

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2607/E/EJP/08/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (satu) Lembar

Perihal : Putusan Pengadilan yang Tidak

Memenuhi Ketentuan Pasal 197

ayat (1) KUHAP.

Jakarta, 14 Agustus 2012

KEPADA YTH :

PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Pada waktu akhir-akhir ini telah ditemukan adanya putusan pengadilan baik

pada tingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi maupun Mahkamah Agung R.I

yang tidak memenuhi ketentuan pasal 197 ayat (1) KUHAP dan hal ini menjadi

polemic dalam pelaksanaan eksekusinya karena ada anggota bahwa putusan

tersebut batal demi hukum sesuai ketentuan pasal 197 ayat (2) KUHAP.

Berkaitan dengan hal tersebut dengan ini diminta perhatiannya sebagai

berikut :

1. Terhadap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang

amarnya tidak mencantumkan salah satu ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf a,

b, c, d, e, f, h, j, k dan I KUHAP maka putusan tersebut tidak serta merta batal

demi hukum dan tidak memiliki daya eksekusi tanpa diajukan terlebih dahulu

oleh pihak yang berkepentingan kepada pengadilan yang bersangkutan yaitu

jika putusan pengadilan Negeri maka pernyataan batal diajukan kepada

Pengadilan Negeri dan jika Pengadilan Tinggi dalam tingkat Banding, maka

pengajuan pembatalan diajukan kepada Pengadilan Tinggi.

2. Bahwa putusan Mahkamah Agung R.i yang amarnya tidak mencantumkan

ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf “k” KUHAP adalah merupakan putusan yang

tetap sah dan harus dilaksanakan eksekusinya karena sudah merupakan

putusan terakhir dari badan peradilan yang tertinggi.

Page 44: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 44

3. Agar para Kepala Kejaksaan Tinggi dan jajarannya di daerah tidak ragu-ragu

untuk melaksanakan setiap putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap khususnya terhadap putusan Mahkamah Agun R.I yang tidak

mencantumkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf “k” KUHAP tersebut.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

HAMZAH TADJA TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 5. Yth. Para Direktur dilingkungan Jampidum; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 45: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 45

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2697/E/Es.2/08/2012 Sifat : Sangat segera Lampiran : 1 (satu) Lembar Perihal : Inventarisasi Daftar Pencarian

Orang (DPO) Perkara Tindak Pidana Umum

Jakarta, 31 Agustus 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan Pasal 10 Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :

PER-032/A/JA/08/2012 tanggal 25 Agustus 2010 tentang Pelayanan Informasi

Publik di Kejaksaan Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia wajib

memberikan informasi kepada Masyarakat umum, berkaitan dengan hal tersebut

bersama ini diminta perhatian Saudara akan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa salah satu informasi yang wajib diumumkan oleh Kejaksaan Republik

Indonesia adalah mengenai terdakwa/tersangka yang termasuk dalam Daftar

Pencarian Orang (DPO) perkara tindak pidana umum;

2. Sehubungan dengan butir 1, diminta kepada Saudara untuk segera melakukan

Inventarisasi Daftar Pencarian Orang (DPO) Perkara Tindak Pidana Umum

yang terdiri dari Tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda, Tindak

Pidana Terhadap Keamanan Negara dan Ketertiban Umum serta Tindak Pidana

Umum Lainnya dari tahun 2007 sampai dengan 2012;

3. Melaporkan hasil pelaksanaan dimaksud butir 2 kepada Jaksa Agung Muda

Tindak Pidana Umum dengan pemilahan sesuai Direktorat masing-masing,

paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya surat ini. (sebagaimana

formulir terlampir).

Demikian untuk menjadi perhatian dan keterlambatan pelaksanaan ini

sangat mempengaruhi konduite Saudara.

PLT. JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

BURHANUDDIN TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(nomor 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Kapuspenkum 5. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM; 6. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 46: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian
Page 47: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 47

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2773/E/EJP/09/2012 Sifat : Penting Lampiran : 2 (dua) Lembar Perihal : Inventarisasi Denda Verstek

Perkara Tindak Pidana Pelanggaran Lalu Lintas/Tilang Tahun 2009 s/d 2011 yang Belum Dieksekusi

Jakarta, 11 September 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI SE- INDONESIA

Sehubungan hasil temuan pemeriksaan BPK RI terkait dengan piutang

Negara (tunggakan) dendan verstek perkara tindak pidana pelanggaran lalu

lintas/tilang selama tahun 2009 s/d 2011 pada Kejaksaan Negeri seluruh wilayah

Kejaksaan Tinggi di Indonesia, sejumlah 515.413 perkara dengan total nilai denda

dan biaya perkara sejumlah Rp. 26.569.837.300 (dua puluh enam milyar lima ratus

enam puluh sembilan juta delapan ratus tiga puluh tujuh ribu tiga ratus rupiah).

Berkenaan dengan permasalahan tersebut agar Kepala Kejaksaan Tinggi

memerintahkan seluruh Kepala Kejaksaan Negeri di wilayahnya, untuk

menginventarisir semua perkara tindak pidana pelanggaran lalu lintas yang diputus

verstek akan tetapi belum dieksekusi selama tahun 2009 s/d 2011 yang akan

diupayakan untuk dilakukan penghapusan. Maka rekapitulasi tersebut agar dilampiri

dengan P.49 (Gugurnya/Hapusnya Wewenang Mengeksekusi) dan melaporkannya

pada kesempatan pertama kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum secara

berjenjang.

Demikian untuk dilaksanakan

PLT. JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

BURHANUDDIN TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(nomor 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 48: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 48

KEJAKSAAN ………………………….

DAFTAR PELANGGARAN TINDAK PIDANA

LALU LINTAS YANG DIPUTUS VERSTEK BELUM DIEKSEKUSI TAHUN …………

NO. TANGGAL PUTUSAN

PENGADILAN

NO. REG

TILANG

NAMA PELANGGAR

PUTUSAN HAKIM BARANG

BUKTI KET.

DENDA (Rp)

BIAYA PERKARA

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8

1.

2.

3.

4.

5.

KEPALA KEJAKSAAN NEGERI........ NAMA PANGKAT NIP.

Page 49: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 49

PELANGGARAN DENDA BIAYA PERKARA

1 KT DKI JAKARTA 121.296 5.712.307.000Rp 69.359.000Rp 5.781.666.000Rp

2 KT JAWA BARAT 66.766 2.358.506.800Rp 43.425.000Rp 2.401.931.800Rp

3 KT JAWA TENGAH 52.252 1.770.968.100Rp 46.184.300Rp 1.817.152.400Rp

4 KT DIY 5.500 153.523.000Rp 5.500.000Rp 159.023.000Rp

5 KT JAWA TIMUR 73.168 4.329.839.500Rp 70.345.000Rp 4.400.184.500Rp

6 KT NAD 3.293 160.798.500Rp 2.324.300Rp 163.122.800Rp

7 KT SUMATERA UTARA 19.570 1.489.458.000Rp 8.704.500Rp 1.498.162.500Rp

8 KT SUMATERA BARAT 22.609 1.294.852.700Rp 20.195.700Rp 1.315.048.400Rp

9 KT RIAU 0 -Rp -Rp -Rp

10 KT KEPULAUAN RIAU 2.192 167.848.000Rp 826.000Rp 168.674.000Rp

11 KT JAMBI 0 -Rp -Rp -Rp

12 KT SUMATERA SELATAN 11.562 396.161.000Rp 6.087.500Rp 402.248.500Rp

13 KT LAMPUNG 19.224 758.443.000Rp 15.338.500Rp 773.781.500Rp

14 KT KALIMANTAN BARAT 1.613 262.833.000Rp 1.415.000Rp 264.248.000Rp

15 KT KALIMANTAN TENGAH 4.205 628.791.500Rp -Rp 628.791.500Rp

16 KT KALIMANTAN SELATAN 10.177 1.069.231.500Rp 6.138.500Rp 1.075.370.000Rp

17 KT KALIMANTAN TIMUR 13.843 1.216.068.150Rp 12.365.400Rp 1.228.433.550Rp

18 KT SULAWESI UTARA 31.674 664.923.500Rp 18.121.500Rp 683.045.000Rp

19 KT SULAWESI TENGAH 2.502 126.171.500Rp 7.772.000Rp 133.943.500Rp

20 KT SULAWESI SELATAN 4.776 186.799.800Rp 4.320.800Rp 191.120.600Rp

21 KT SULAWESI TENGGARA 1.247 38.450.000Rp 713.500Rp 39.163.500Rp

22 KT MALUKU 178 38.615.000Rp 178.000Rp 38.793.000Rp

23 KT BALI 4.884 210.913.500Rp 3.403.000Rp 214.316.500Rp

24 KT NUSA TENGGARA BARAT 1.546 59.879.000Rp 773.000Rp 60.652.000Rp

25 KT NUSA TENGGARA TIMUR 1.939 124.850.500Rp 1.656.100Rp 126.506.600Rp

26 KT PAPUA 83 23.520.000Rp 60.600Rp 23.580.600Rp

27 KT BENGKULU 5.680 250.406.900Rp 4.896.500Rp 255.303.400Rp

28 KT MALUKU UTARA 0 -Rp -Rp -Rp

29 KT BANTEN 27.096 2.320.722.000Rp 14.852.000Rp 2.335.574.000Rp

30 KT BABEL 4.517 160.886.500Rp 2.325.250Rp 163.211.750Rp

KT GORONTALO 2.021 225.892.400Rp 896.000Rp 226.788.400Rp

515.413 26.201.660.350Rp 368.176.950Rp 26.569.837.300Rp

DAFTAR VERSTEK

KEJAKSAAN R.I. TAHUN 2009 s/d 2011

TOTALJUMLAH TOTAL

URAIAN SATKERJML

JUMLAH

Page 50: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 50

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2919/E/EJP/09/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Pedoman tentang Pengawalan

Tahanan

Jakarta, 19 September 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan hasil pemantauan selama ini masih di temukan adanya tahanan

yang melarikan diri, dengan ini diberikan petunjuk sebagai berikut :

1. Setiap pengawalan tahanan baik sebelum, pada waktu dan setelah persidangan

dilakukan seoptimal mungkin dengan mempedomani Petunjuk Pimpinan Surat

Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : SE-004/JA/5/1983

tanggal 20 Mei 1983 tentang pengawalan tahanan, Instruksi bersama Jaksa

Agung Republik Indonesia dan KAPOLRI Nomor : INSTR.006/JA/10/1981

No. POLINS/17/X/1981 dan Surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum

Nomor : B-25/EJP/04/2004, tanggal 23 April 2004 perihal Permintaan bantuan

Pengawalan Tahanan/Pengamanan Persidangan,

2. Apabila terjadi karena kelalaian petugas pengawal/pengamanan tahanan yang

tidak mempedomani Pedoman dimaksud di atas, akan diberikan sanksi yang

tegas, termasuk kepada pimpinan unit kerjanya.

Demikian untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

PLT. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

BURHANUDDIN

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(nomor 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Intelijen; 4. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 5. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 51: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 51

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-2899/E.1/Es.1/09/2012 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) Eksemplar Perihal : Evaluasi kegiatan SIMKARI pada

Pusat Daskrimti Kejaksaan Agung RI bulan Agustus 2012

Jakarta, 19 September 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Berdasarkan pemantauan/monitoring dan evaluasi dari DASKRIMTI perihal

seperti tersebut pada pokok surat bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa dari hasil evaluasi kegiatan SIMKARI pada pusat DASKRIMTI Kejaksaan

Agung RI pada bulan Agustus 2012, masih ada 266 Kejaksaan Negeri dan

Cabang Kejaksaan Negeri yang belum melakukan aktifitas ke aplikasi SIMKARI.

2. Berdasarkan data di atas, hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat

beberapa Kejaksaan Tinggi yang belum menunjukkan capaian kinerja seperti

yang diharapkan/belum tertib dalam mengentry data.

3. Bahwa kegiatan Entry Data terhadap Penanganan Perkara (Surat Dakwaan)

dan Laporan Bulanan merupakan penilaian UKP4, dimana per triwulan target

harus tercapai, apabila tidak tercapai, Kejaksaan mendapat Raport Merah.

4.1. Untuk itu diminta kepada Para Kepala Kejaksaan Tinggi segera memerintahkan

dan mengawasi sebagai berikut :

4.1.1. Agar melakukan Entry Data penanganan Perkara sesuai

dengan tahapan penanganannya ke Aplikasi Pidum

“Penanganan Perkara” (didalamnya : Surat Dakwaan) di

Simkari.

4.1.2. Melaksanakan Surat Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia

Nomor : B-08/B/WJA/01/2012 tanggal 30 Januari 2012 perihal

Penggunaan Aplikasi Laporan Bulanan atau Eksekutif Informasi

Sistem (EIS), bahwa laporan Bulanan hendaknya disampaikan

secara on line setiap bulan dari tanggal 1 sampai dengan

tanggal 5 pada setiap bulannya.

Page 52: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 52

4.2. Jika ditemui kendala/hambatan dalam melakukan entry data terkait peralatan

maupun sistem yang digunakan dalam pelaksanaan Aplikasi SIMKARI, kiranya

segera membuat laporan secara tertulis kepada Kepala Pusat DASKRIMTI

Kejaksaan Agung dengan tembusan Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak

Pidana Umum.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

PLT. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

BURHANUDDIN

TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(nomor 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan 4. Yth. Para Direktur Pada JAM PIDUM; 5. Yth. Kepala Pusat DASKRIMTI; 6. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 53: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 53

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3100/E/Euh.3/10/2012 Sifat : Biasa Lampiran : 1 (satu) Eksemplar Perihal : Penyelesaian Barang Rampasan

Berupa Kendaraan Bermotor

Jakarta, 09 Oktober 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sehubungan Nota Dinas Jaksa Agung Muda Pengawasan Nomor : B-

197/H/Hpu.3/09/2012 tanggal 18 September 2012 perihal sebagaimana pada pokok

surat tersebut diatas, dengan ini disampaikan sebagai berikut :

1. Bahwa berdasarkan pengamantan dan pemantauan bidang pengawasan

terhadap barang bukti kendaraan bermotor yang dirampas untuk Negara

berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap,

penyelesaiannya masih menimbulkan polemik karena kendaraan bermotor

tersebut tidak ada surat-suratnya sedangkan setelah dilelang saat diurus oleh

pemenang lelang, pihak Kepolisian (Direktorat Lalu Lintas) tidak bersedia

mengeluarkan surat-surat resminya baik berupa BPKB maupun STNK sehingga

berdasarkan pengalaman tersebut, sewaktu diadakan pelelangan tidak ada

peminatnya dan menjadi tunggakan.

2. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, sebaiknya masalah ini dapat

dikoordinasikan/dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak Kepolisian di wilayah

hukum Saudara sambil menunggu petunjuk dari pimpinan.

Demikian untuk menjadi perhatian.

PLT. JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM,

BURHANUDDIN TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(nomor 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan 4. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 54: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 54

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR

SURAT TELEGRAM DARI : KAPOLRI DERAJAT : KILAT KEPADA : PARA KAPOLDA KLASIFIKASI : BIASA TEMBUSAN : 1. KAPOLRI 2. IRWASUM POLRI 3. KABARESKRIM POLRI 4. KADIVKUM POLRI 5. PARA DIRLANTAS POLDA

NOMOR ST/3032/XII/2010 TGL. 9 DESEMBER 2010 AAA TTK REF TTK DUA SATU TTK UU RI NOMOR 22 TAHUN 2008 TTG LLAJ TTK

DUA TTK SRT KEP BERSAMA KAPOLRI, DIRJEN PUOD DAN DIRUT PT

JASA RAHARJA NO. POL SKEP/06/X/1999, NOMOR : 928-1228 DAN NOMOR : SKEP/02/X/1999 TGL. 15 OKTOBER 1999 TTG TATA LAKSANA PENDAFTARAN RANMOR DI SAMSAT TTK.

TIGA TTK SRT DIR LELANG DITJEN KEKAYAAN NEGARA KEMKEU RI NO :

S-840/KN.7/2010 TTG BIT STNK DAN BPKB UTK RANMOR HSL LELANG TTK.

BBB TTK SEHUB DGN REF TSB DI ATAS KMA SETELAH MEMPELAJARI DAN MENGKAJI

SRT DARI DIR LELANG DIMAKSUD INTINYA MEMOHON KEP POLRI THDP PEMBELIAN RANMOR DARI LELANG TERMASUK KEPASTIAN HUKUM BAGI RANMOR EKS. LELANG KMA UTK ITU KRN DIRLANTAS DIBERIKAN ARAHAN SBB TTK DUA.

SATU TTK PENDAFTARAN RANMOR EKS LELANG TETA MEMPEDOMANI

REF HRF. AAA POINT DUA TSB DI ATAS DNG PERSYARATAN YAITU TTK DUA.

AA TTK MENGISI FORMULIR SPPKB TTK BB TTK INDENTITAS (KTP) TTK CC TTK BAGI RANMOR YANG DNG FASILITAS PENANGGUHAN BEA

MASUK (FORM B) TERLEBIH DAHULU HRS MELUNASI BEA MASUK TTK.

DD TTK ........

Page 55: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 55

SURAT TELEGRAM KAPOLRI NOMOR : ST/3032/XI/2010 TANGGAL : 9 – 12 – 2010

DUA TTK SRT KEPUTUSAN LELANG DARI INSTANSI YANG BERWENANG (PENGADILAN) TTK

EE TTK RISALAH LELANG YANG DIKELUARKAN OLEH DIREKTORAT

LELANG DITJEN KEKAYAAN NEGARA KEMKEU RI TTK FF TTK BA PENYERAHAN BARANG TTK GG TTK KWITANSI PEMBELIAN TTK HH TTK STNK DAN BPKB (BAGI YANG TDK DILENGKAPI STNK DAN BPKB

LAMA, HANYA STNK KMA HANYA BPKB SAJA DPT DIGANTI DGN SKET DARI PENYIDIK POLRI ATAU INSTANSI BERWENANG TTG ASAL USUL RANMOR TTK

II TTK HSL CEK FISIK RANMOR (RAN HRS DIHADIRKKAN SEWAKTU MELAKS CEK FISIK DI POLRI) TTK

DUA TTK UTK PERSYARATAN POINT SATU HH TSB DI ATAS KHUSUS BAGI

RANMOR EKS. LELANG YG TIDAK DILENGKAPI STNK DAN BPKB ATAU HANYA BPKB ATAU STNK SAJA YANG BERHASIL DI SITA OLEH PENYIDIK DAN DIJADIKAN BB PADA SAAT SIDANG DI PENGADILAN PENGGANTI SKET TTG ASAL-USUL SEBENARNYA TDK DIPERLUKAN LAGI KRN ASAL-USUL RANMOR SDH DI JELASKAN DI PUTUSAN PENGADILAN MAUPUN DI RISALAH LELANG TTK

TIGA TTK STNK DAN BPKB YANG TDK DIJADIKAN BB BERARTI

STATUSNYA BLOKIR TINDAK PIDANA / PERDATA OLEH KRN ITU APABILA SUDAH ADA PUTUSNA PENGADILAN DAN RISALAH LELANG SECARA HUKUM STNK / BPKB YANG MASIH ADA DI PEMILIK TDK BERLAKU LAGI TTK

EMPAT TTK PENDAFTARAN REGIDENT RANMOR EKS LELANG DISAMAKAN

DGN PENDAFTARAN PERTAMA (BARU) SHG DI BERIKAN STNK KMA TNKB DAN BPKB BARU TTK

CCC TTK HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN HARUS DILAKS DLM

PENDAFTARAN RANMOR EKS LELANG TTK DUA SATU TTK LAKUKAN CROSS CHECK TTG KEABSAHAN DAN KEBENARAN

DOK RISALAH LELANG MAUPUN PUTUSAN PENGADILAN KE INSTANSI TERKAIT SCR TERTULIS MAUPUN VIA TLP (HRS ADA TANDA BUKTI LELANG DILAKS CROSS CHECK) TTK

DUA TTK ......

Page 56: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 56

SURAT TELEGRAM KAPOLRI NOMOR : ST/3032/XI/2010 TANGGAL : 9 – 12 – 2010

DUA TTK LAKUKAN CROSS CHECK KE SAMSAT DIMANA RANMOR TSB DI

DAFTAR SESUAI DATA YANG ADA DI RISALAH LELANG STNK/BPKB APABILA ADA KMA UTK MEMASTIKAN PROSES LELANG SUDAH DILAKUKAN SESUAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SEKALIGUS PEMBERITAHUAN KPD SAMSAT ASAL TTK

TIGA TTK UTK TERTIB ADM AGAR RANMOR EKS LELANG DI DATAKAN

SECARA KHUSUS DAN ARSIP DIPISAHKAN (TERSENDIRI BAIK ARSIP DI STNK MAUPUN ARSIP DI BPKB TTK

DDD TTK MENGINGAT PENDAFTARAN DAN YAN BIT STNK DAN BPKB RANMOR EKS

LELANG MENJADI BAGIAN YANG TDK TERPISAHKAN DARI YAN REGIDENT POLRI KMA AGAR DILAKS CEPAT KMA TEPAT KMA AKURAT KMA AKUNTABEL KMA PROFESIONAL DAN MEMBERI KEPUASAN KPD MASY TTK

EEE TTK ST INI BERSIFAT JUKRAH UTK DILAKS TTK FFF TTK DUM TTK HBS

KAPOLRI KA KAPOLANTAS

Drs. DJOKO SUSILO, SH, M.Si IRJEN POL

Page 57: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 57

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3174/E.1/Es.1/10/2012 Sifat : Segera Lampiran : - Perihal : Pengadministrasian SPDP maupun

Berkas Perkara yang secara bersamaan menerapkan Pasal sangkaan yang diatur dalam ketiga kelompok Jenis Tindak Pidana (OHARDA, KAMNEGTIBUM dan TPUL).

Jakarta, 16 Oktober 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sehubungan dengan tindak lanjut rekomendasi hasil Rapat Kerja Kejaksaan

Republik Indonesia tahun 2012 perihal tersebut pada pokok surat bahwa,

administrasi penanganan perkara mendukung pelaksanaan penanganan perkara

Tindak Pidana Umum yang dilaksanakan dilingkungan Jaksa Agung Muda Tindak

Pidana Umum, Kejaksaan Tinggi, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri

adalah sebagai berikut :

I. Administrasi Pengelompokan Jenis Tindak Pidana Umum :

A. Tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda;

1. Jenis Tindak Pidana yang termasuk tindak pidana terhadap Orang dan

harta Benda adalah tindak pidana sebagaimana diatur dalam Buku

kedua KUHP yang meliputi :

a. Kejahatan terhadap Asal usul Perkawinan Bab XII Pasal 277-280;

b. Meninggalkan orang yang perlu ditolong Bab XV Pasal 304-309;

c. Penghinaan Bab XVI Pasal 310-321;

d. Kejahatan terhadap Kemerdekaan Orang Bab XVIII pasal 324-337;

e. Kejahatan terhadap Nyawa Bab XIX Pasal;

f. Penganiayaan Bab XX Pasal 351-358;

g. Menyebabkan Mati atau Luka Karena Kealpaan Bab XXI Pasal

359-361;

h. Pencurian Bab XXII Pasal 362-367;

i. Pemaksaan dan Pengancaman Bab XXIII Pasal 368-371;

j. Penggelapan Bab XXIV Pasal 372-377;

k. Perbuatan Curang XXV Pasal 378-395;

l. Perbuatan merugikan Pemiutang atau Orang yang mempunyai Hak

Bab XXVI Pasal 396-405;

m. Penghancuran atau Pengrusakan barang Bab XVII Pasal 406-412;

n. Penadahan, Penerbitan dan Percetakan Bab XXX Pasal 480-530;

Page 58: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 58

2. Jenis Tindak Pidana yang termasuk tindak pidana terhadap Orang dan

Harta Benda adalah Tindak Pidana sebagaimana diatur dalam Buku

Ketia KUHP yang meliputi;

a. Pelanggaran Mengenai Asal-Usul Perkawinan Bab VI Pasal 531;

b. Pelanggaran terhadap Orang yang memerlukan Pertolongan Bab V

Pasal 531;

c. Pelanggaran Mengenai tanah, tanaman dan Pekarangan Bab VII

pasal 548-551;

B. Tindak Pidana Terhadap Keadaan Keamanan Negara dan Ketertiban Umum

1. Jenis tindak pidana yang termsauk tindak pidana terhadap Keamanan

Negara dan Ketertiban Umum adalah tindak Pidana sebagaimana diatur

dalam Buku Kedua KUHP yang meliputi :

a. Kejahatan terhadap Keamanan Negara Bab I Pasal 104-129;

b. Kejahatan terhadap Martabat Presiden dan Wakil Presiden Bab II

Pasal 130-139;

c. Kejahatan terhadap Negara Sahabatan dan terhadap Kepala

Negara Sahabat serta Wakilnya Bab III Pasal 139a-145;

d. Kejahatan Melakukan Kewajiban Umum dan Hak Kenegaraan Bab

IV Pasal IV pasal 146-153;

e. Kejahatan terhadap Ketertiban Umum Bab V Pasal 154-181;

f. Perkelahian Tanding Bab VI Pasal 182-186;

g. Kejahatan yang membahayakan Keamanan Umum bagi Orang

atau Barang Bab VII Pasal 187-206;

h. Kejahatan terhadap Penguasa Umum Bab VII Pasal 207-241;

i. Sumpah Palsu atau Keterangan palsu Bab IX pasal 242;

j. Pemalsuan Mata Uang dan Uang Kertas Bab X Pasal 244-252;

k. Pemalsuan materai dan Merk bab XI pasal 253-262;

l. Pemalsuan Sura Bab XII pasal 263-278;

m. Kejahatan terhadap Kesusilaan Bab XIV pasal 281-303;

n. Membuka Rahasia Bab XVII pasal 322-323;

o. Kejahatan jabatan Bab XVIII Pasal 413-437;

p. Kejahatan Pelayanan Bab XXIX pasal 438-479;

q. Kejahatan Penerbangan dan Kejahatan terhadap Sarana atau

Prasarana Penerbangan Bab XXIX A Pasal 479a-479r;

Page 59: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 59

2. Jenis tindak pidana yang termasuk tindak pidana terhadap Keamanan

Negara dan Ketertiban Umum adalah tindak pidana sebagaimana diatur

dalam buku Ketiga KUHP yang meliputi :

a. Pelanggaran Keamanan Umum bagi orang atau barang dan

Kesehatan Bab I Pasal 489-502;

b. Pelanggaran Ketertiban Umum Bab II Pasal 503-520;

c. Pelanggaran terhadap Kekuasaan Umum Bab II Pasal 503-520;

d. Pelanggaran Kesusilaan Bab VI pasal 532-547;

e. Pelanggaran Jabatan Bab VII Pasal 552-559;

f. Pelanggaran Pelayaran Bab IX Pasal 560-569;

3. Selain Sebagaimana diatur ayat (1) dan (2), jenis tindak pidana yang

termasuk tindak pidana terhadap Keamanan Negara dan Ketertiban

Umum adalah Tindak Pidana Terorisme;

C. Tindak Pidana Umum lain

Jenis tindak pidana yang termasuk Tindak Pidana Umum lain

adalah semua tindak pidana yang diatur diluar KUHP termasuk tindak

pidana yang diatur oleh Pemerintah Daerah, kecuali tindak pidana terorisme;

II. Apabila SPDP maupun Berkas Perkara yang secara bersamaan menerapkan

Pasal sangkaan yang diatur dalam ketiga kelompok Jenis Tindak Pidana

(OHARDA, KAMNEGTIBUM dan TPUL), maka Pengadministrasiannya

dipedomani ketentuan Pasal sangkaan yang ancamannya terberat disesuaikan

dengan jenis kelompok tindak pidana.

Demikian untuk dilaksanakan.

PLH. SEKRETARIS JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM,

RESI ANNA NAPITUPULU, SH, MH Jaksa Utama Madya NIP. 195605231978032001

TEMBUSAN :

1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ; 3. Yth. Plt. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum;

(1 s/d 3 sebagai laporan) 4. Yth. Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; 5. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 60: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 60

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3407/E/EJP/11/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Penyidikan Tindak Pidana

Perpajakan dan Tindak Pidana Kepabeanan

Jakarta, 6 November 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sehubungan dengan masih adanya keraguan dan pertanyaan dari beberapa

Kejaksaan Tinggi tentang keabsahan berkas perkara yang dibuat oleh penyidik Polri,

terkait dengan legalitas penyidik Polri melakukan penyidikan Tindak Pidana

Keimigrasian, Tindak Pidana Kepabeanan dan Tindak Pidana Perpajakan, maka

dengan ini disampaikan kepada Saudara bahwa :

1. Penyidikan Tindak Pidana Keimigrasian :

Penyidikan Tindak Pidana Keimigrasian dapat dilakukan oleh PPNS

Keimigrasian maupun oleh Penyidik Kepolisian Negara R.I.

Dengan demikian, maka PPNS Keimigrasian maupun Penyidik Polri memiliki

legalitas dalam melakukan penyidikan Tindak Pidana Keimigrasian, dengan

merujuk kepada ketentuan :

a. Pasal 104 jo. Pasal 107 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 6

tahun 2011 tentang Keimigrasian jo. Pasal 6 ayat (1) KUHAP;

b. Pasal 105 jo. Pasal 107 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 6

tahun 2011 tentang Keimigrasian, dimana PPNS Keimigrasian diberi

wewenang sebagai Penyidik Tindak Pidana Keimigrasian dan dilakukan

dengan berkoodinasi dengan Penyidik Kepolisian Negara, agar tidak terjadi

tumpang tindih penyidikan;

c. Rujuan dari huruf a dan b di atas menegaskan bahwa :

- Kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang kepada PPNS

Keimigrasian sebagai Penyidik Tindak Pidana Keimigrasian bukanlah

kewenangan khusus;

- Penyidik Polri juga memiliki legalitas sebagai Penyidik Tindak Pidana

Keimigrasian sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Pidana.

Page 61: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 61

2. Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Tindak Pidana Perpajakan :

Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Tindak Pidana Perpajakan adalah

menjadi wewenang khusus yang diberikan kepada masing-masing Penyidik

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang menyidik

Tindak Pidana Kepabeanan, maupun Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Direktorat Jenderal Pajak yang menyidik Tindak Pidana Perpajakan.

Penegasannya adalah bahwa karena Undang-Undang memberikan wewenang

khusus kepada PPNS Bea dan Cukai maupun PPNS Perpajakan sebagai

Penyidik masing-masing Tindak Pidana Bea dan Cukai maupun Tindak Pidana

Perpajakan, maka Penyidik Polri tidak memilik ilegalitas sebagai Penyidik dalam

Tindak Pidana Bea dan Cukai maupun Tindak Pidana Perpajakan. Hal ini

merujuk kepada ketentuan Undang-Undang :

a. Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 10 tahun

1995 tentang Kepabeanan;

b. Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 16 tahun

2009 tentang Penetapan Perpu Nomor : 5 tahun 2008 tentang perubahan

ke empat atas Undang-Undang Nomor : 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

Demikian untuk diketahui dan agar diteruskan kepada para Kajari/Kacabjari

dalam daerah hukum Saudara.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(No. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 62: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 62

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3523/E/EJP/11/2012 Sifat : Segera Lampiran : 2 (dua) eksemplar Perihal : Nota Kesepakatan Bersama Ketua

Mahkamah Agung RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Jaksa Agung RI dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang Pelaksanaan Penerapan Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda, Acara Pemeriksaan Cepat serta Penerapan Keadilan Restoratif (Restorative Justice).

Jakarta, 19 November 2012 KEPADA YTH : PARA KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Sehubungan dengan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Ketua

Mahkamah Agung RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Jaksa Agung RI dan Kepala

Kepolisian Negara RI tentang Pelaksanaan Penerapan Penyesuaian Batasan Tindak

Pidana Ringan dan Jumlah Denda, Acara Pemeriksaan Cepat serta Penerapan

Keadilan Restoratif (Restorative Justice), yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

17 Oktober 2012 di Mahkamah Agung RI, bersama ini dikirimkan foto copy Nota

Kesepakatan dimaksud untuk dipedomani dalam penanganan dan penyelesaian

perkara-perkara tindak pidana ringan.

1. Nota Kesepakatan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI, Menteri Hukum dan

HAM RI, Jaksa Agung RI dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang

Pelaksanaan Penerapan Penyesuain Batasan Tindak Pidana Ringan dan

Jumlah Denda, Acara Pemeriksaan Cepat serta Penerapan Keadilan Restoratif

(Restorative Justice), merupakan komitmen bersama penegak hukum yang

melaksanakan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 02 Tahun 2012 tentang

Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP;

2. Terkait dengan Kesepakatan Bersama tersbut point 1 diatas, beberapa hal

untuk perlu dipahami adalah :

- Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 02 Tahun 2012 tentang

Penyesuain Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam

KUHP yang akan dilaksanakan berdasarkan Kesepakatan Bersama

tersebut diatas pada dasarnya tidaklah mengubah KUHP melainkan hnaya

melakukan penyesuain nilai uang/barang yang sudah sangat tidak sesuai

Page 63: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 63

dengan kondisi sekarang ini. Hal ini merupakan langkah terobosan dalam

menyikapi dinamika perkembangan paradigma penegakan hukum yang

begitu cepat dalam mewujudkan peradilan yang cepat, sederhana dan

biaya ringan dengan mengedepankan penerapan keadilan restorative

(restorative justice).

- Tindak pidana yang tercantum dalam pasal-pasal : 364, 373, 379, 384, 407

dan pasal 482 KUHP dikualifikasi sebagai tindak pidana ringan (lichte

misdrijven), dengan indikator :

a. Diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan;

b. Denda dilipatgandakan menjadi 10.000 (sepuluh ribu) kali dari Rp.

250,- (dua ratus lima puluh rupiah), sehingga harus dibaca: Denda Rp.

2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah);

c. Kata-kata “dua ratus lima puluh rupiah” dalam pasal 364, 373, 379,

384, 407 dan pasal 482 KUHP dibaca menjadi “Rp. 2.500.000,- (dua

juta lima ratus ribu rupiah)”.

- Penanganan tindak pidana ringan sebagaimana tersebut diatas

dilaksanakan dengan mekanisme : penyidik melimpahkan perkara tindak

pidana ringan ke pengadilan dengan Acara Pemeriksaan Cepat atas kuasa

penuntut umum demi hukum dan disidangkan dengan hakim tunggal

sebagaimana diatur dalam pasal 205 s/d pasal 210 KUHAP.

- Eksekusi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam

perkara tindak pidana ringan tersebut dilaksanakan oleh jaksa pada

Kejaksaan Negeri di dalam daerah hukumnya. Untuk kepentingan eksekusi

tersebut maka penuntut umum tetap melakukan koordinasi dengan penyidik

dan pengadilan untuk mendapatkan putusan hakim dalam perkara tindak

pidana ringan tersebut.

- Penuntut umum jika menerima penyerahan berkas perkara pencurian,

penipuan, penggelapan dan penadahan dari penyidik, wajib memperhatikan

nilai uang atau barang yang menjadi obyek perkara, jika ternyata nilai

barang atau uang tidak melebihi dari Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus

ribu rupiah) mkaa penuntut umum mengembalikan berkas perkara ke

penyidik dengan petunjuk agar dilimpahkan ke pengadilan melalui Acara

Pemeriksaan Cepat sebagaimana diatur dalam pasal 205 s/d pasal 210

KUHAP.

3. Agar Kepala Kejaksaan Tinggi menyampaikan Peraturan Mahkamah Agung RI

Nomor : 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan

dan Jumlah Denda dalam KUHP dan Nota Kesepakatan Bersama Ketua

Mahkamah Agung RI, Menteri Hukum dan HAM RI, Jaksa Agung RI dan Kepala

Page 64: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 64

Kepolisian Negeri RI tentang Pelaksanaan Penerapan Penyesuaian Batasan

Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda, Acara Pemeriksaan Cepat serta

Penerapan Keadilan Restoratif (Restorative Justice) kepada Kepala Kejaksaan

Negeri dan Kepala Cabang Kejaksaan Negeri di wilayah hukumnya masing-

masing untuk dipedomani.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN TEMBUSAN : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia ;

(No. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI; 5. A r s i p

-----------------------------------------------------------

Page 65: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 65

NOTA KESEPAKATAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG

PELAKSANAAN PENERAPAN PENYESUAIN BATASAN TINDAK PIDANA RINGAN DAN JUMLAH DENDA, ACARA

PEMERIKSAAN CEPAT, SERTA PENERAPAN KEADILAN RESORATIF (RESTORATIVE JUSTICE)

NOMOR : 131/KMA/SKB/X/2012 NOMOR : M. HH -07.HM.03.02 Tahun 2012 NOMOR : KEP-06/E/EJP/10/2012 NOMOR : B/39/X/2012

Pada hari ini Rabu, tanggal Tujuh belas, bulan Oktober, tahun dua ribu dua belas, bertempat di Mahkamah Agung Republik Indonesia, kami yang bertandatangan dibawah ini : I. DJOKO SARWOKO, S.H., M.H : Ketua Muda Pidana Khusus Mahkamah Agung Republik

Indonesia, berkedudukan di Jakarta Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 9-13, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

II. SIHABUDIN, Bc.IP., S.H., M.H. : Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Jalan HR. Rasuna Said Kavling 6-7, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

III. BURHANUDDIN : Plt. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan

Agung Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Jalan Sultan Hasanudin Nomor 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KETIGA.

IV. Drs. SUTARMAN : Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara

Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Jalan Trunojoyo Nomor 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEEMPAT.

Page 66: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 66

PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, PIHAK KETIGA, dan PIHAK KEEMPAT secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK. PARA PIHAK menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa untuk melaksanakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02 Tahun

2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP terhadap pelaku tindak pidana ringan PARA PIHAK dalam menerapkan sanksi wajib mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat;

2. Bahwa untuk mewujudkan peradilan yang cepat, sederhana, dan biaya ringan, serta bebas, jujur, dan tidak memihak terhadap pelaku tindak pidana ringan perlu diadakan kesepakatan bersama dalam menerapkan penyesuain batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda;

3. Bahwa penerapan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02 Tahun 2012 tentang Penyesuain Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP akan mengurangi persoalan kelebihan kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) / Rumah Tahanan Negara (RUTAN) yang dapat mewujudkan keadilan berdimensi Hak Asasi Manusia; dan

4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2, dan angka 3, perlu Kesepakatan Bersama tentang Pelaksanaan Penerapan Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda.

Dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan, sebagai berikut :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan;

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

7. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia;

8. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;

9. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;

11. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menerapkan penyesuain batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 67: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 67

PASAL 1

KETENTUAN UMUM Dalam Nota Kesepakatan Bersama ini yang dimaksud dengan : 1. Tindak Pidana Ringan adalah tindak pidana yang diatur dalam pasal 364, 373, 379, 384, 407

dan pasal 482 KUHP yang diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) bulan atau

denda 10.000 (sepuluh ribu) kali lipat dari denda.

2. Keadilan Restoratif (Restorative Justice) adalah penyelesaian perkara tindak pidana ringan

yang dilakukan oleh penyidik pada tahap penyidikan atau hakim sejak awal persidangan

dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan tokoh masyarakat terkait untuk

bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada

keadaan semula.

3. Acara Pemeriksaan Cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan di tingkat pengadilan pertama

dengan hakim tunggal.

4. Peradilan adalah proses penyelesaian perkara tindak pidana ringan untuk tingkat penyidikan,

atau pengadilan.

PASAL 2

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Nota Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan :

a. Sebagai pedoman dalam menerapkan batasan tindak pidana ringan dan jumlah denda bagi

pelaku dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat; dan

b. Sebagai pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 02 Tahun

2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Dendan dalam

KUHP ke seluruh aparat penegak hukum.

(2) Nota Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk : a. Memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat dalam penyelesaian tindak pidana ringan;

b. Sebagai pedoman bagi aparat penegak hukum dalam menyelesaikan perkara tindak pidana

ringan;

c. Memudahkan para hakim dalam memutuskan perkara tindak pidana ringan;

d. Mengefektifkan pidana denda;

e. Mengatasi permasalahan kelebihan kapasitas pada LAPAS atau RUTAN untuk

mewujudkan keadilan berdimensi Hak Asasi Manusia; dan

f. Menyepakati petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penerapan penyesuaian batasan

Tindak Pidana Ringan dan jumlah denda.

Page 68: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 68

PASAL 3

RUANG LINGKUP Nota Kesepakatan Bersama ini Ruang Lingkupnya meliputi :

a. Penyelesaian perkara Tindak Pidana Ringan yang dapat dilakukan melalui Keadilan Restoratif;

b. Penanganan perkara Tindak Pidana Ringan dilakukan dengan Acara Pemeriksaan Cepat; dan

c. Pelaksanaan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dilaksanakan oleh Jaksa

pada Kejaksaan Negeri dalam wilayah hukumnya.

PASAL 4

KEADILAN RESTORATIF

(1) Penyelesaian perkara Tindak Pidana Ringan melalui Keadilan Restoratif dapat dilakukan

dengan ketentuan telah dilaksanakan perdamaian antara pelaku, korban, keluarga

pelaku/korban, dan tokoh masyarakat terkait yang berpekara dengan atau tanpa ganti kerugian.

(2) Penyelesaian perkara Tindak Pidana Ringan melalui Keadilan Restoratif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Penyidik Kepolisian atau Hakim.

(3) Perdamaian antara paa pihak yang berperkara dikukuhkan dalam kesepakatan tertulis.

(4) Keadilan Restoratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada pelaku tindak

pidana yang berulang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PASAL 5

ACARA PEMERIKSAAN CEPAT

(1) Penyidik melimpahkan perkara tindak pidana ringan ke Pengadilan dengan Acara Pemeriksaan

Cepat atas kuasa Penuntut Umum demi hukum.

(2) Pemeriksaan perkara Tindak Pidana Ringan di tingkat Pengadilan disidangkan dengan Hakim

Tunggal.

(3) Hakim Tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang untuk memeriksa, mengadili

dan memutus perkara dengan Acara Pemeriksaan Cepat..

(4) Pelaku tindak pidana yang berulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) tidak dapat

diberlakukan Acara Pemeriksaan Cepat.

(5) Putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang telah berkekuatan hukum tetap

dilaksanakan oleh Jaksa pada Kejaksaan Negeri dalam wilayah hukumnya.

Page 69: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 69

BAB 6

PEMIDANAAN (1) Pelaku tindak pidana ringan dapat dijatuhi pidana penjara atau denda.

(2) Pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diganti dengan pidana kurungan.

PASAL 7

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PETUNJUK TEKNIS (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Keadilan Restoratif dan penyelesaian perkara, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5, diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis

Bersama atau delegasi kepada PARA PIHAK.

(2) Bahwa Kesepakatan Bersama ini dapat dilaksanakan perubahan (Addendum) atau persetujuan

PARA PIHAK.

PASAL 8

KESEKRETARIATAN

(1) Dalam pelaksanaan Nota Kesepakatan Bersama ini dibantu oleh Sekretariat Bersama

Mahkumjakpol.

(2) Sekretariat Bersama Mahkumjapol sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertempat di

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

PASAL 9

SOSIALISASI

PARA PIHAK wajib melakukan sosialisasi Nota Kesepakatan Bersama ini kepada pemerintah,

swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat.

PASAL 10

PEMBIAYAAN

Pembiayaan pelaksanaan Nota Kesepakatan Bersama ini dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan Belanja Negara PARA PIHAK.

Page 70: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 70

PASAL 11

KETENTUAN PENUTUP

Nota Kesepakatan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Demikian Nota Kesepakatan bersama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari,

tanggal, bulan, dan tahun tersebut di atas rangkap 4 (empat) bermaterai cukup, masing-masing

mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal 17 Oktober 2012

KETUA MUDA PIDANA KHUSUS DIREKTUR JENDERAL MAHKAMAH AGUNG PEMASYARAKATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DJOKO SARWOKO, S.H., M.H. SIHABUDIN, Bc.IP., M.H PLT. JAKSA AGUNG MUDA KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL TINDAK PIDANA UMUM KEPOLISIAN NEGARA KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA BURHANUDDIN Drs. SUTARMAN KOMISARIS JENDERAL POLISI

Page 71: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 71

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 02 TAHUN 2012

TENTANG PENYESUAIAN BATASAN TINDAK PIDANA RINGAN

DAN JUMLAH DENDA DALAM KUHP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESI A Menimbang : a. Bahwa sejak tahun 1960 seluruh nilai uang yang terdapat dalam KUHP belum

pernah disesuaikan kembali. Hal ini berimplikasi pada digunakannya pasal

pencurian biasa yang diatur dalam Pasal 362 KUHP atas tindak pidana yang

diatur dalam pasal 364 KUHP.

b. Bahwa apabila nilai uang yang ada dalam KUHP tersebut disesuaikan dengan

kondisi saat ini maka penanganan perkara tindak pidana ringan seperti pencurian

ringan, penipuan ringan, penggelapan ringan dan sejenisnya dapat ditangai

secara proporsional mengingat ancaman hukuman paling tinggi yang dapat

dijatuhkan hanyalah tiga bulan penjara, dan terhadap tersangka atau terdakwa

tidak dapat dikenakan penahanan, serta acara pemeriksaan yang digunakan

adalah Acara Pemeriksaan Cepat. Selain itu perkara-perkara tersebut tidak

dapat diajukan upaya hukum Kasasi;

c. Bahwa materi perubahan KUHP pada dasarnya merupakan materi undang-

undang, namun mengingat perubahan KUHP diperkirakan akan memakan waktu

yang cukup lama sementara perkara-perkara terus masuk ke pengadilan,

Mahkamah Agung memandang perlu melakukan penyesuaian nilai rupiah yang

ada dalam KUHP berdasarkan harga emas yang berlaku pada tahun 1960;

d. Bahwa sejak tahun 1960 nilai rupiah telah mengalami penurunan sebesar +

10.000 kali jika dibandingkan harga emas pada saat ini. Untuk itu maka seluruh

besaran rupiah yang ada dalam KUHP kecuali pasal 303 dan 303 bis perlu

disesuaikan dengan mengalihkannya sebanyak 10.000 kali lipat.

e. Bahwa Perma ini sama sekali tidak bermaksud mengubah KUHP, Mahkamah

Agung hanya melakukan penyesuain nilai uang yang sudah sangat tidak sesuai

dengan kondisi sekarang ini. Hal ini dimaksudkan memudahkan penegak hukum

khususnya hakim, untuk memberikan keadilan terhadap perkara yang diadilinya.

Page 72: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 72

Mengingat : 1. Pasal 24 Undang-undang Dasar Tahun 1945 sebagaimana telah diubah dan

ditambah, dengan Perubahan Keempat Tahun 2002;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana;

3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1960

tentang Beberapa Perubahan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang melalui Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1961;

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1960

tentang Perubahan Jumlah Hukuman Denda dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana dan Ketentuan-Ketentuan Pidana lainnya yang Dikeluarkan

Sebelum 17 Agustus 1945 sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-

Undang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961.

5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan terakhir dengan Undang-

Undnag Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;

6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PENYESUAIAN BATASAN TINDAK PIDANA RINGAN DAN JUMLAH DENDA

DALAM KUHP

BAB I TINDAK PIDANA RINGAN

Pasal 1

Kata-kata “dua ratus puluh lima rupiah” dalam pasal 364, 373, 379, 384, 407 dan Pasal 482 KUHP

dibaca menjadi Rp. 2.500.000.00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

Pasal 2 1. Dalam menerima pelimpahan perkara Pencurian, Penipuan, Penggelapan, Penadahan dari

Penuntut Umum, Ketua Pengadilan wajib memperhatikan nilai barang atau uang yang menjadi

obyek perkara dan memperhatikan Pasal 1 di atas.

2. Apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai tidak lebih dari Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima

ratus ribu rupiah) Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa,

mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam

Pasal 205-210 KUHAP.

3. Apabila terhadap terdakwa sebelumnya dikenakan penahanan, Ketua Pengadilan tidak

menetapkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan.

Page 73: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 73

BAB II DENDA

Pasal 3

Tiap jumlah maksimum hukuman denda yang diancamkan dalam KUHP kecuali pasal 303 ayat 1

dan ayat 2, 303 bis ayat 1 dan ayat 2, dilipatgandakan menjadi 10.000 (sepuluh seribu) kali.

Pasal 4

Dalam menangani perkara tindak pidana yang didakwa dengan pasal-pasal KUHP yang dapat

dijatuhkan pidana denda, Hakim wajib memperhatikan pasal 3 di atas.

Pasal 5

Peraturan Mahkamah Agung ini mulai berlaku pada hari ditetapkan.

Ditetapkan : DI JAKARTA Pada tanggal : 27 FEBRUARI 2012 KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA HARIFIN A.TUMPA

Page 74: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 74

PENJELASAN UMUM

Bahwa banyaknya perkara-perkara pencurian dengan nilai barang yang kecil kini yang diadili di

pengadilan cukup mendapatkan sorotan masyarakat. Masyarakat umumnya menilai bahwa

sangatlah tidak adil jika perkara-perkara tersebut diancam dengan ancaman hukuman 5 (lima) tahun

sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP oleh karena tidak sebanding dengan nilai barang yang

dicurinya.

Banyaknya perkara-perkara tersebut yang masuk ke pengadilan juga telah membebani pengadilan,

baik dari segi anggaran maupun dari segi persepsi publik terhadap pengadilan. Umumnya

masyarakat tidak memahami bagaimana proses jalannya perkara pidana sampai bisa masuk ke

pengadilan, pihak-pihak mana saja yang memiliki kewenangan dalam setiap tahapan, dan

masyarakat pun umumnya hanya mengetahui ada tidaknya suatu perkara pidana hanya pada saat

perkara tersebut disidangkan di pengadilan. Dan oleh karena sudah sampai tahap persidangan di

pengadilan sorotan masyarakat kemudian hanya tertuju ke pengadilan dan menuntut agar

pengadilan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat.

Bahwa banyaknya perkara-perkara pencurian ringan sangatlah tidak tepat di dakwa dengan

menggunakan Pasal 362 KUHP yang ancaman pidananya paling lama 5 (lima) tahun. Perkara-

perkara pencurian ringan seharusnya masuk dalam kategori pidana ringan (lichte misdrijven) yang

mana seharusnya lebih tepat didakwa dengan pasal 364 KUHP yang ancaman pidananya paling

lama 3 (tiga) bulan penjara atua denda paling banyak Rp. 250,00 (dua ratus lima puluh rupiah). Jika

perkara-perkara tersebut didakwa dengan pasal 364 KUHP tersebut maka tentunya berdasarkan

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana para tersangka/terdakwa perkara-perkara tersebut tidak

dapat dikenakan penahanan (Pasal 21) serta acara pemeriksaan di pengadilan yang digunakan

haruslah Acara Pemeriksaan Cepat yang cukup diperiksa oleh Hakim Tunggal sebagaimana diatur

dalam 205-210 KUHAP. Selain itu berdasarkan Pasal 45A Undang-Undang Mahkamah Agung No.

14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang No. 3 Tahun

2009 perkara-perkara tersebut tidak dapat diajukan kasasi karena ancaman hukumannya di bawah 1

tahun penjara.

Mahkamah Agung memahami bahwa mengapa Penuntut Umum saat ini mendakwa para terdakwa

dalam perkara-perkara tersebut dengan menggunakan Pasal 362 KUHP, oleh karena batasan

pencurian ringan yang diatur dalam Pasal 364 KUHP saat ini adalah barang atau uang yang nilainya

dibawah Rp. 250,00 (dua ratus lima puluh rupiah). Nilai tersebut tentunya sudah tidak sesuai lagi

saat ini, sudah hamper tidak ada barang yang nilainya di bawah Rp. 250,00 tersebut. Bahwa angka

Rp. 250,00 tersebut merupakan angka yang ditetapkan oleh Pemerintah dan DPR pada tahun 1960,

melalui Perpu No. 16 Tahun 1960 tentang Beberapa Perubahan Dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang melalui UU No. 1 Tahun 1961

tentang Pengesahan Semua Undang-Undang Darurat dan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Menjadi Undang-Undang.

Page 75: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 75

Bahwa untuk mengefektifkan kembali Pasal 364 KUHP sehingga permasalahan-permasalahan yang

terjadi dalam perkara-perkara yang saat ini menjadi perhatian masyarakat tersebut Pemerintah dan

DPR perlu melakukan perubahan atas KUHP, khususnya terhadap seluruh nilai rupiah yang ada

dalam KUHP. Namun mengingat sepertinya hal tersebut belum menjadi prioritas. Pemerintah dan

DPR, selain itu proses perubahan KUHP oleh Pemerintah dan DPR akan memakan waktu yang

cukup lama, walaupun khusus untuk substansi ini sebenarnya mudah, untuk itu Mahkamah Agung

memandang perlu menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung ini untuk menyesuaikan nilai uang yang

menjadi batasan tindak pidana ringan baik yang diatur dala Pasal 364 KUHP maupun pasal-pasal

lainnya, yaitu pasal 373 (penggelapan ringan), pasal 379 (penipuan ringan), pasal 384 (penipuan

ringan oleh penjual), pasal 407 ayat (1) (perusakan ringan) dan pasal 482 (penadahan ringan).

Bahwa untuk melakukan penyesuaian nilai rupiah tersebut Mahkamah Agung berpedoman pada

harga emas yang berlaku pada sekitar tahun 1960 tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh

dari Museum Bank Indonesia diperoleh informasi bahwa pada tahun 1959 harga emas murni per 1

kilogramnya = Rp. 50.510,80 (lima puluh juta lima ratus sepuluh ribu koma delapan puluh rupiah)

atau setara dengan Rp. 50,51 per gramnya. Sementara itu harga emas per 3 Februari 2012 adalah

Rp 509.00,00 (lima ratus Sembilan ribu rupiah) per gramnya. Berdasarkan hal itu maka dengan

demikian perbandingan antara nilai emas pada tahun 1960 dengan 2012 adalah 10.077 (sepuluh

ribu tujuh puluh tujuh) kali lipat. Bahwa dengan demikian batasan nilai barang yang diatur dalam

pasal-pasal pidana ringan tersebut di atas perlu disesuaikan dengan kenaikan tersebut. Bahwa

untuk mempermudah perhitungan Mahkamah Agung menetapkan kenaikan nilai rupiah tersebut

tidak dikalikan 10.077 namun cukup 10.000 kali.

Bahwa sejalan dengan penyesuain nilai uang yang diatur dalam pasal-pasal pidana ringan,

Mahkamah Agung merasa perlu juga untuk sekaligus menyesuaikan seluruh nilai rupiah yang ada

dalam KUHP yang ditetapkan pada tahun 1960. Bahwa mengingat selain Perpu No. 16 Tahun 1960

tersebut Pemerintah pada tahun yang sama juga telah menyesuaikan besaran denda yang diatur di

seluruh pasal-pasal pidana yang ada di KUHP yang dapat dijatuhkan pidana denda, yaitu melalui

Perpu No. 18 tahun 1960 tentang Perubahan Jumlah Hukuman Denda dalam Kitab Undang-Undang

1945, maka penyesuaian nilai uang tersebut berlaku juga untuk seluruh ketentuan pidana denda

yang ada dalam KUHP, kecuali pasal 303 dan 303 bis KUHP oleh karena ancaman pidana kedua

pasal tersebut telah diubah pada tahun 1974 melalui UU No. 7 tahun 1974 tentang Penertiban Judi.

Khusus untuk kedua pasal ini akan dilakukan perhitungan secara tersendiri bilamana dipandang

perlu.

Bahwa dengan dilakukannya penyesuaian seluruh nilai uang yang ada dalam KUHP baik terhadap

pasal-pasal tindak pidana ringan maupun terhadap denda diharapkan kepada seluruh Pengadilan

untuk memperhatikan implikasi terhadap penyesuaian ini dan sejauh mungkin mensosialisasikan hal

ini kepada Kejaksaan Negeri yang ada diwilayahnya agar apabila terdapat perkara-perkara

pencurian ringan maupun tindak pidana ringan lainnya tidak lagi mengajukan dakwaan dengan

menggunakan pasal 362, 372, 378, 383, 406, maupun 480 kUHP namun pasal-pasal yang sesuai

dengan mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung ini. Selain itu jika Pengadilan menemukan

terdapat terdakwa tindak pidana ringan yang dikenakan penahanan agar segera membebaskan

Page 76: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 76

terdakwa tersebut dari tahanan oleh karena tidak lagi memenuhi syarat penahanan sebagaimana

diatur dalam pasal 21 KUHAP. Para Ketua Pengadilan juga diharapkan dalam menerima pelimpahan

perkara tindak pidana ringan tidak lagi menetapkan majelis hakim untuk menangani perkara tersebut

namun cukup menetapkan hakim tunggal sebagaimana diatur dalam pasal 205-210 KUHAP.

Selain itu untuk mengefektifkan kembali pidana denda serta mengurangi beban Lembaga

Pemasyarakatan yang saat ini telah banyak yang melampaui kapasitasnya yang telah menimbulkan

persoalan baru, sejauh mungkin para hakim mempertimbangkan sanksi denda sebagai pilihan

pemidanaan yang akan dijatuhkannya, dengan tetap mempertimbangkan berat ringannya perbuatan

serta rasa keadilan masyarakat.

Ditetapkan : DI JAKARTA Pada tanggal : 27 FEBRUARI 2012

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA HARIFIN A.TUMPA

Page 77: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 77

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3526/E/EJP/11/2012

Sifat : Segera

Lampiran : 1 (satu) eksemplar

Perihal : Nota Kesepakatan Bersama antara

Direktorat Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan R.I, dengan

Jaksa Agung Muda Bidang Tindak

Pidana Umum.

Jakarta, 19 November 2012

KEPADA YTH :

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Sehubungan dengan telah ditandatanganinya Kesepakatan Bersama antara

Kementerian Keuangan dengan Kejaksaan R.I yang ditindaklanjuti dengan

Penandatanganan Bersama antara Direktorat Jenderal Pajak Kementerian

Keuangan R.I dengan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan

R.I pada tanggal 5 April 2012, bersama ini terlampir dikirimkan kepada Saudara Nota

Kesepahaman Bersama tersebut antara :

a. Kementerian Keuangan R.I dengan Kejaksaan R.I nomor : MOU-2/MK.01/2012

dan Nomor : KEP-053/A/JA/04/2012 tentang Koordinasi dalam Pelaksanaan

Tugas dan Fungsi;

b. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan R.I Nomor : Agung Muda

Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan R.I Nomor : KEP-104/Pj/2012 dan

Nomor : KEP-03/E/EJP/04/2012 tanggal 5 April 2012.

agar Saudara mempelajari Substansi Kesepakatan Bersama dalam ruang lingkup

penegakan hukum tindak pidana di bidang Perpajakan serta mempersiapkan

langkah tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka Pelaksanaan Kesepakatan

Bersama ini, dengan memperhatikan beberapa hal-hal sebagai berikut :

1. Kesepakatan bersama antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Jaksa Agung

Muda Bidang Tindak Pidana Umum dimaksudkan untuk meningkatkan sinergi

dan penyelesaian perkara tindak pidana di bidang Perpajakan mulai dari tahap

penyidikan sampai dengan tahap penuntutan;

2. Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, perlu

segera dibentuk Forum Komunikasi secara bersama antara Kejaksaan Tinggi

dengan Kanwil Ditjen Pajak setempat, serta menunjuk pejabat penghubung 1

(satu) orang dari Kejaksaan Tinggi yakni Kasi Penuntutan pada Asisten Tindak

Pidana Umum;

Page 78: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 78

3. Diminta agar Kepala Kejaksaan Tinggi mengambil langkah-langkah koordinasi

dengan pihak Kanwil Ditjen Pajak setempat untuk membicarakan dan

merumuskan agenda kegiatan bersama serta merencanakan bimbingan teknis

terpadu baik yang terkait dengan masalah teknis perpajakan maupun dalam

pelaksanaan penegakan hukum, dengan melaksanakan kegiatan Sosialisasi

Kesepakatan Bersama ini secara Proporsional dan professional.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia;

(no. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Mulia; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 79: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 79

KESEPAKATAN BERSAMA

ANTARA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

JAKSA AGUNG MUDA BIDANG TINDAK PIDANA UMUM

KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : KEP-109/PJ/2012

NOMOR : KEP-03/E/EJP/04/2012

TENTANG

PENEGAKAN HUKUM TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Pada hari ini Kamis tanggal lima bulan April, tahun dua ribu dua belas, bertempat di Jakarta, yang

bertanda tangan dibawah ini :

1. A. FUAD RAHMANY selaku Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik

Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, berkedudukan dan beralamat di Jalan Gatot

Subroto Kav. 40-42, Jakarta Selatan 12190, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. HAMZAH TADJA selaku Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kerjaksaan Republik

Indonesia, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Jaksa Agung Muda Bidang Tindak

Pidana Umum Kejaksaan Agung Indonesia, yang berkedudukan dan beralamat di Jalan

Sultan Hasanudin Nomor 1, Jakarta Selatan 12160, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahwa Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan

dan standardisasi teknis di bidang perpajakan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Menteri, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Bahwa Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum melaksanakan tugas dan wewenang

Kejaksaan di bidang tindak pidana umum;

Page 80: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 80

c. Bahwa Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia

sebelumnya telah saling mengikatkan diri dalam Kesepahaman Bersama antara Kementerian

Keuangan Republik Indonesia dengan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor : MoU-2/MK.01/

2012 tanggal 5 April 2012 dan Nomor : KEP-053/A/JA/04/2012 tanggal 5 April 2012 tentang

Koordinasi Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi; dan

d. Bahwa pelaksanaan Kesepahaman Bersama sebagaimana dimaksud pada huruf c,

ditindaklanjuti dengan Kesepakatan Bersama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA

yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 36, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 83, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah.

Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5145);

5. Peraturan Pemerintwah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);

Page 81: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 81

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat Kesepakatan Bersama

guna menyelaraskan dan/atau mengoptimalkan pelaksanaan tugas penegakan hukum dengan

ketentuan sebagai berikut :

BAB I

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

Kesepakatan Bersama ini dimaksudkan untuk :

a. Meningkatkan sinergi dna keterpaduan PARA PIHAK dalam proses penyidikan sampai dengan

penuntutan perkara tindak pidana di bidang perpajakan;

b. Meningkatkan sinergi dan keterpaduan PARA PIHAK dalam pelaksanaan penegakan hukum;

c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman PIHAK PERTAMA di bidang penegakan hukum

oleh PIHAK KEDUA; dan

d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman PIHAK KEDUA di bidang perpajakan oleh PIHAK

PERTAMA.

Pasal 2

Tujuan Kesepakatan Bersama ini adalah :

a. Terwujudnya sinergi dan keterpaduan PARA PIHAK dalam mempercepat proses penyidikan

sapai dengan penuntutan perkara tindak pidana di bidang perpajakan;

b. Terwujudnya optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi PARA PIHAK secara seimbang dan

proporsional;

c. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman PIHAK PERTAMA mengenai penegakan hukum;

dan

d. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman PIHAK KEDUA mengenai perpajakan.

Page 82: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 82

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Kesepakatan Bersama ini meliputi :

a. Koordinasi dalam rangka proses penyidikan dan penuntutan perkara tindak pidana di bidang

perpajakan;

b. Pemanfaatan data dan informasi;

c. Bimbingan teknis yang diperlukan PARA PIHAK;

d. Penyuluhan di bidang perpajakan;

e. Penunjukan pejabat penghubung (liaison officer) dari PARA PIHAK; dan

f. Pembentukan forum komunikasi.

BAB III

KOORDINASI

Pasal 4

(1) Koordinasi PARA PIHAK dilakukan setelah PIHAK PERTAMA mengirim Surat Pemberitahuan

Dimulainya Penyidikan perkara tindak pidana di bidang perpajakan kepada PIHAK KEDUA.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk memperlancar

penyelesaian perkara yang dituangkan dalam berita acara.

(3)

Pasal 5

PIHAK PERTAMA memberikan dukungan teknis perpajakan kepada PIHAK KEDUA dalam proses

penuntutan perkara tindak pidana di bidang perpajakan.

Pasal 6

(1) Untuk memperlancar proses penyidikan perkara tindak pidana di bidang perpajakan, PARA

PIHAK dapat melaksanakan Forum Gelar Perkara sesuai dengan ketentuan.

(2) Hasil Forum Perkara dituangkan dalam Notulen Rapat Gelar Perkara.

Page 83: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 83

BAB IV

PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI

Pasal 7

Dalam rangka penegakan hukum tindak pidana di bidang perpajakan, PARA PIHAK dapat saling

memberikan data dan informasi yang diperlukan dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-

undangan.

BAB V

BIMBINGAN TEKNIS

Pasal 8

(1) Untuk meningkatkan kemampuan PARA PIHAK dalam penegakan hukum di bidang perpajakan

dan tindak pidana umum, dapat dilakukan kerjasama bimbingan teknis yang

penyelenggarakannya diusulkan oleh PARA PIHAK.

(2) PARA PIHAK saling memberkan bantuan atas permintaan pelaksanaan bimbingan teknis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB VI

PENYULUHAN DI BIDANG PERPAJAKAN

Pasal 9

PIHAK PERTAMA dapat memberikan penyuluhan perpajakan kepada PIHAK KEDUA melalui

sosialisasi atau kegiatan lain yang diperlukan.

BAB VII

PEJABAT PENGHUBUNG

Pasal 10

(1) PARA PIHAK masing-masing menunjuk sekurang-kurangnya 1 (satu0 orang pejabat di tingkat

pusat dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang pejabat di tingkat wilayah/daerah sebagai pejabat

penghubung dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini.

(2) Pejabat Penghubung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada tingkat pusat sekurang-

kurangnya ditunjuk pejabat Eselon III dan/atau penyidik, dan di tingkat daerah/wilayah

sekurang-kurangnya pejabat Eselon IV dan/atau penyidik.

Page 84: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 84

(3) Pejabat Penghubung di tingkat wilayah/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan

sebagai berikut :

a. Untuk Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari Pejabat Eselon IV dan/atau

Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Pajak; dan

b. Untk Kejaksaan Tinggi/Kejaksaan Negeri terdiri dari pejabat Eselon IV dan/atau penyidik.

(4) Penunjukan dan penggantian pejabat penghubung ditetapkan dengan keputusan pimpinan

masing-masing.

(5) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberitahukan kepada pimpinan PARA

PIHAK.

BAB VIII

FORUM KOMUNIKASI

Pasal 11

(1) Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini, PARA PIHAK dapat

membentuk Forum Komunikasi.

(2) Forum Komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari para Pejabat Penghubung

yang ditunjuk dan dapat ditambah dengan pegawai PARA PIHAK.

(3) Atas persetujuan PARA PIHAK, Forum Komunikasi dapat melibatkan pihak lain sebagai

narasumber.

BAB IX

BIAYA

Pasal 12

Segala biaya yang diperlukan untuk kegiatan koordinasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis

ditanggung oleh masing-masing pihak yang menyelenggarakan.

BAB X

MASA BERLAKU

Pasal 13

(1) Kesepakatan Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal

ditandatangani.

Page 85: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 85

(2) Kesepakatan bersama ini dapat berakhir atas kesepakatan PARA PIHAK atau batal dengan

sendirinya apabila terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau kebijakan

Pemerintah yang tidak memungkinkan Kesepakatan Bersama ini diberlakukan.

BAB XI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 14

Setiap permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini akan

diselesaikan oleh PARA PIHAK secara musyawarah.

Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Kesepakatan Bersama ini, akan diatur lebih lanjut atas persetujuan

PARA PIHAK serta dituangkan dalam bentuk amandemen Kesepakatan Bersama yang merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Kesepakatan Bersama ini.

Demikian Kesepakatan Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, masing-masing

mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dibubuhi

cap instansi masing-masing.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

A. FUAD RAHMANY HAMZAH TADJA

Page 86: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 86

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3718/E/EJP/11/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : -

Perihal : Restitusi dalam Perkara Tindak

Pidana Perdagangan Orang.

Jakarta, 28 November 2012

KEPADA YTH :

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Dari hasil monitoring, supervise dan evaluasi yang dilakukan oleh jajaran

Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum memberikan indikasi factual

bahwa masih terjadinya polemic dan komplain yang berkembang di kalangan para

Jaksa/Penuntut Umum di daerah-daerah maupun di pusat terkait dengan Surat

Edaran Jaksa Agung Nomor : SE-013/A/JA/12/2011, yang mengakibatkan SE-

013/A/JA/12/2011 tentang Pedoman Tuntutan Pidana Perkara Tindak Pidana Umum

belum diterapkan secara efektif dalam penuntutan perkara tindak pidana umum.

Berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap dinamika perkembangan di

lapangan tersebut, menjadi bahan pertimbangan utama perlunya dilakukan revisi

terhadap beberapa bagian dari materi SE-013/A/JA/12/2011, sehingga menjadi

salah satu butir rekomendasi bidang tindak pidana umum pada Rapat Kerja

Kejaksaan RI Tahun 2012 lalu yang diselenggarakan di Hotel Yasmin, Puncak Kab.

Cianjur.

Terkait dengan permasalahan tersebut diatas, maka diminta para Kajati dan

Kajari diwilayah hukumnya agar memberikan masukan tentang bagian materi/

substansi SE-013/A/JA/12/2011 tentang Pedoman Tuntutan Pidana Perkara Tindak

Pidana Umum yang perlu dievaluasi dan direvisi dengan mengisi formulir

sebagaimana terlampir.

Adapun acara yang dapat digunakan untuk menjadi tolok ukur revisi SE-

013/A/JA/12/2011 adalah sebagai berikut :

a) Rasa keadilan Masyarakat, antara lain :

- Memperhatikan suara hati nurani;

- Kearifan lokal;

- Wacana restorative justice dan diversi;

- Dampak social ekonomi yang timbul dari kejahatan

Page 87: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 87

b) Harmonisasi dengan keluarnya beberapa undang-undang baru, antara lain :

- Terkait dengan sistem peradialn pidana anak;

- Terkait dengan tindak pidana narkotika dan psikotropika, dan lain-lain.

Diharapkan data masukan dari Saudara dapat diterima dalam waktu yang tidak

terlalu lama.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia;

(no. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Kepala Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia; 5. Yth. Sesjampidum dan Para Direktur pada JAMPIDUM; 6. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 88: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 88

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3715/E/EJP/11/2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Petunjuk terhadap perkara tindak

pidana umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) tetapi belum dieksekusi.

Jakarta, 4 Desember 2012 KEPADA YTH : KEPALA KEJAKSAAN TINGGI DI- SELURUH INDONESIA

Menunjuk surat Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor

B-1357/E/EJP/04/2012 tangal 25 april 2012 perihal sebagaimana tersebut pada

pokok surat di atas dan berdasarkan evaluasi terhadap laporan saudara ternyata

belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan dari data laporan yang diterima dari

seluruh Indonesia (sebagaimana terlampir). Masih terdapat sejumlah : 853 perkara

yang telah diputus oleh Jaksa penuntu umumTerkait dengan permasalahan eksekusi

di atas, diminta perhatian para kepala kejaksaan Tinggi dan para kepala kejaksaan

Negeri atas hal-hal sebagai berikut :

1. Eksekusi adalah salah satu tupoksi utama kejaksaan RI yang di amanatkan

dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI Oleh karena

itu mengabaikan pelaksanaan eksekusi terhadap perkara yang telah serius dan

terancam sanksi kode etik maupun peraturan disiplin pegawai Negeri Sipil (PP

Nomor :53 Tahun 2010).

2. Agar para kepala kejaksaan Tinggi secara terus menerus mendorong para

kepala kejaksaan Negeri dan para kepala Seksi Tindak pidana Umumnya untuk

mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan melekat dengan cara setiap minggu

kajari dan kasi Pidum mengecek secara langsungbuku register perkara(RP-12)

sehinga dapat diindenfikasi perkara-perkara yang telah diputus oleh Pengadilan

dan ber kekuatan hukum tetap dengan memerintahkan JPU untuk segera

dilakukan eksekusi.

3. Terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi Jaksa/Penuntut Umum

dalam pelaksanaan eksekusi, disampaikan petunjuk tekhnis sebagai berikut :

a. Terhadap terpidana yang tidak ditahan, maka JPU/Kasi Pidum agar :

a.1. Secara pro aktif mencari terpidana dan berkoordinasi dengan pihak

korban untuk meminta informasi tentang keberadaan terpidana.

a.2. Meminta bantuan pencarian terpidana kepada pihak Kepolisian.

a.3. Meminta bantuan SATGAS Intelijen Kejaksaan Agung RI dengan

mempedomani Surat Jaksa Agung Muda Intelijen Nomor : R-

391/D/Dps.4/03/2012 tanggal 14 Maret 2012 perihal Pemanfaatan

Monitoring Center Kejaksaan RI untuk penanganan perkara dan

Daftar Pencarian Orang.

Page 89: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 89

b. Terhadap perkara yang mengajukan upaya hukum dan Grasi :

b.1. Peninjauan Kembali (PK) maupun Grasi tidak menangguhkan maupun

menghentikan pelaksanaan eksekusi, vide Pasal 268 ayat (1) KUHAP

dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor : 10 Tahun 2009

tanggal 12 Juni 2009 tentang Permohonan Peninjauan Kembali (PK)

yang intinya PK cukup satu kali.

b.2. Sesuai pasal 2 ayat (2) UU Nomor : 5 Tahun 2010 tentang Grasi.

Permohonan Grasi hanya dapat dimintakan terhadap perkara yang

diputus dengan pidana mati, penjara seumur hidup, penjara paling

rendah 2 (dua) tahun.

c. Bahwa Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor : 01 Tahun 2011 tentang

perubahan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor : 2 Tahun 2010

tentang penyampaian Salinan dan Petikan Putusan, pada point 3 “Petikan putusan perkara pidana selain diberikan kepada terdakwa, juga diberikan

kepada Penuntut Umum dan Rumah Tahanan Negara atau Lembaga

Pemasyarakatan segera setelah putusan diucapkan”.

d. Bahwa dengan adanya kesepakatan antara Jaksa Agung RI dengan Ketua

MA RI yang dituangkan dalam Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor : B-

019/A/04/2004 tanggal 20 April 2004 tentang upaya mempercepat eksekusi

putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, sebagai berikut :

d.1. Bahwa berdasarkan isi diktum putusan pengadilan, Penuntut Umum

dapat melaksanakan eksekusi atas putusan tersebut.

d.2. Bahwa sebelum salinan putusan tersebut selengkapnya diterima

Penuntut Umum, cukup dikirimkan terlebih dahulu halaman terakhir

putusan tersebut yang memuat dictum putusan.

d.3. Bahwa pengiriman salinan putusan yang lengkap dapat disusulkan

kemudian.

e. Jika ditemukan ada kendala terkait kondisi daerah, Kepala Kejaksaan

Tinggi dan Kepala Kejaksaan Negeri wajib mencarikan solusi atas kendala

dimaksud dengan berkoordinasi dengan pimpinan daerah setempat, serta

melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.

f. Terhadap perkara yang telah diputus pengadilan dan mempunyai kekuatan

hukum tetap dan tidak ada hambatan baik terhadap terpidana (orang/badan

hukum), barang bukti, denda dan biaya perkara, agar saudara segera

melaksanakan semua isi amar putusan tersebut.

g. Sekiranya JPU menghadapi kendala berupa kemungkinan adanya

perlawanan dari terpidana jika eksekusi dilaksanakan, maka Kajari

berkoodinasi dengan kepolisian setempat untuk pengamanan pelaksanaan

eksekusi. Jika diperkirakan eskalasi perlawanan lebih besar, agar

melaporkan kepda Kajati dan selanjutnya Kajati meminta bantuan pasukan

pengamanan dari Kepolisian Daerah setempat sesuai Protap yang berlaku.

Page 90: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 90

4. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, melakukan monitoring dan

evaluasi secara terus menerus, hingga dapat dipastikan bahwa petunjuk ini

dilaksanakan secara optimal oleh para Kajari sebagai pengendali terdepan

dalam penanganan perkara tindak pidana umum.

5. Melaporkan perkembangan dan kemajuan pelaksanaan eksekusi putusan

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap secara berjenjang dan berkelanjutan

kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

Demikian untuk dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia;

(no. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 91: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 91

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B-3731/E/EJP/12/2012

Sifat : Biasa

Lampiran : 1 (satu) eksemplar

Perihal : Permintaan Penetapan Jaksa

Penuntut Umum yang Menangani

Perkaraw Anak Berhadapan dengan

Hukum (ABH).

Jakarta, 5 Desember 2012

KEPADA YTH :

KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

DI-

SELURUH INDONESIA

Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

Sistem Peradilan Pidana Anak pada tanggal 30 Juli 2012, dinyatakan akan mulai

diberlakukan setelah 2 (dua) tahun sejak tanggal diundangkan, terhadap 2 (dua)

amanat penting yang harus dipersiapkan oleh Kejaksaan, yakni Penetapan Jaksa

Penuntut Umum Perkara Anak serta penyusun draft Standar Operasional Prosedur

(SOP) terkait penanganan perkara Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, diberitahukan :

1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (6) dan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak serta menyikapi Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

khususnya Pasal 1 angka 9 dan pasal 41, maka bersama ini diminta kembali

perhatian Saudara agar segera menetapkan Jaksa Penuntut Umum Perkara

Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) karena dengan Keputusan Jaksa

Agung RI Nomor : KEP-115/A/JA/06/2011 tanggal 8 Juni 2011 Jaksa Agung RI

telah mendelegasikan wewenang kepada Saudara untuk menandatangani

Keputusan Jaksa Agung RI tentang Penetapan Jaksa Penuntut Umum yang

Menangani Perkara Anak Berhadapan dengan Hukum dan permintaan tersebut

telah disampaikan kepada Saudara melalui Surat Jaksa Agung Muda Tindak

Pidana Umum Nomor : B-2129/E/EJP/07/2011 tanggal 27 Juli 2011, namun

sampai saat ini belum ada Kajati yang melaporkan hasil penetapan Jaksa

Penuntut Umum Perkara Anak di dalam daerah hukum masing-masing. Untuk

memudahkan dan keseragaman format keputusan, bersama ini terlampir contoh

format keputusan.

Page 92: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 92

2. Melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana

Umum pada kesempatan pertama berapa Surat Keputusan yang telah Saudara

terbitkan.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM.

MAHFUD MANNAN

Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia;

(no. 1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Para Jaksa Agung Muda; 4. Yth. Kepala Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia; 5. A r s i p

------------------------------------------------------------

Page 93: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 93

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

Nomor : B- /E/Es.1/12/2012 Jakarta, Desember 2012 Sifat : Biasa Lampiran : - Perihal : Evaluasi kegiatan SIMKARI pada KEPADA YTH : Pusat DASKRIMTI Kejaksaan KEPALA KEJAKSAAN TINGGI Agung R.I bulan Oktober 2012 DI - SELURUH INDONESIA

Berdasarkan pemantauan/monitoring dan evaluasi dari Pusat Data Statistik Kriminal Dan Teknologi Informasi, perihal seperti tersebut pada pokok surat bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa dari hasil pemantauan atas pelaksanaan Surat Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : B-08/B/WJA/01/2012 tanggal 30 Januari 2012 perihal Penggunaan Aplikasi Laporan Bulanan atau Eksekutif Informasi Sistem (EIS), masih terdapat beberapa Kejaksaan Tinggi beserta Jajarannya didaerah, yang kurang mengindahkan pelaksanaan Laporan Bulanan secara Online.

2. Bahwa pada bulan Oktober 2012 masih terdapat 258 Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri yang belum melakukan aktifitas (mengentry data) ke Aplikasi Eksekutif Informasi Sistem (EIS) SIMKARI, sedangkan pada bulan September 2012 ada 261 Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri yang belum melakukan aktifitas (mengentry data) ke Aplikasi Eksekutif Informasi Sistem SIMKARI (terlampir).

3. Berkaitan dengan angka 1 dan 2 tersebut, menunjukkan bahwa masih rendahnya kepedulian satuan kerja di daerah terkait aktifitas pengentryan data ke Aplikasi Eksekutif Informasi Sistem SIMKARI, hal mana menunjukkan indikator beberapa Kejaksaan Tinggi yang belum menunjukkan capaian kinerja seperti yang diharapkan/belum tertib dalam mengentry data.

4. Bahwa Kegiatan Entry Data terhadap penanganan perkara (Surat Dakwaan) dan Laporan bulanan merupakan program yang langsung dipantau dan dinilai UKP4, dimana target kuantitatif per triwulan harus tercapai, apabila tidak tercapai Kejaksaan akan mendapat Raport Merah.

5. Untuk itu diminta kepada Para Kepala Kejaksaan Tinggi segera memerintahkan dan melakukan pengecekan terhadap :

5.1 Pelaksanaan Surat Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : B-08/B/WJA/01/2012 tanggal 30 Januari 2012 perihal Penggunaan Aplikasi Laporan Bulanan atau Eksekutif Informasi Sistem (EIS).

5.2 Pelaksanaan Entry Data penanganan perkara sesuai dengan tahapan penanganannya ke Aplikasi Pidum “Penanganan Perkara” (didalamnya : Surat Dakwaan) di SIMKARI.

Page 94: KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A EDARAN JAMPIDUM... · dengan menjelaskan secara singkat, jelas, ... Unit Pelaksana Teknis di Daerah ... serta penelusuran dan pengembalian

Himpunan Petunjuk Teknis Penanganan & Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Umum 2012-2013 94

6. Jika ditemui kendala/hambatan teknis dalam pelaksanaan Entry Data terkait peralatan maupun sistem yang digunakan dalam pelaksanaan Aplikasi SIMKARI, segera membuat laporan secara tertulis kepada Kepala Pusat DASKRIMTI Kejaksaan Agung dengan tembusan Sekretaris Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

JAKSA AGUNG MUDA TINDAK PIDANA UMUM

MAHFUD MANNAN Tembusan : 1. Yth. Jaksa Agung Republik Indonesia; 2. Yth. Wakil Jaksa Agung RepubIik Indonesia; (1 dan 2 sebagai laporan) 3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan; 4. Yth. Para Direktur pada JAM PIDUM 5. Yth. Kepala Pusat DASKRIMTI; 3. Arsip.