kehidupan gereja yang sejati banner -...
TRANSCRIPT
Konperensi Akhir Pekan Hari Syukuran
(23-26 November 2017)
Subyek Umum:
Kehidupan Gereja yang Sejati
Banner:
Dalam kehidupan gereja yang riil, pelayanan kepada Tuhan diberikan, kesaksian
Tuhan diperlihatkan, dan kasih terhadap Tuhan dicurahkan; ini adalah ekspresi riil
dari Tubuh Tuhan, yang adalah satu bejana untuk menampung Tuhan dan untuk
mengekspresikan Dia
Persekutuan—sirkulasi dari hayat ilahi di dalam Tubuh Kristus—adalah realitas dari
kehidupan gereja, dan sirkulasi dari hayat ilahi ini membawa semua anggota Tubuh
Kristus ke dalam keesaan
Untuk mempraktekkan cara bersidang dan melayani yang alkitabiah bagi
pembangunan Tubuh Kristus, kita memerlukan satu penghidupan yang dibangunkan
dan berjerih lelah dalam menggembalakan yang mengalir keluar dari kasih kita
terhadap Tuhan
Sasaran pemulihan Tuhan adalah menghasilkan satu manusia baru, dan ini menuntut
agar kita mempraktekkan kehidupan gereja dalam kesadaran akan satu manusia baru
dengan mengambil Kristus sebagai persona kita, disusun dengan Kristus, dan
diperbarui dalam roh pikiran
3
Berita Satu
Prinsip-prinsip Dasar bagi Praktek Kehidupan Gereja
Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:2, 10-13; 3:3-4; Ef. 4:3-6; 1 Yoh. 2:27; Rm. 14:1; Mzm.
119:140
I. Kita harus melihat dan berdiri di atas tumpuan yang unik dari gereja-
gereja lokal—praktek kehidupan gereja yang sebermula adalah praktek
memiliki satu gereja bagi satu kota, satu kota dengan hanya ada satu
gereja—Kis. 8:1; 13:1; Why. 1:11:
A. “Kepada gereja Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam
Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan
semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan Yesus
Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1 Kor. 1:2):
1. Gereja adalah “milik Allah” mengacu kepada isi gereja dalam esensnya.
2. Gereja “di Korintus” menunjukkan lokalitas Korintus bagi eksistensi,
ekspresi, dan praktek gereja; lokalitas demikian ini menjadi tumpuan
lokal dari gereja-gereja lokal yang di atasnya mereka masih-masing
dibangun; karena itu, lokalitas ini dengan spontan menjadi tumpuan
gereja.
3. “Mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil
menjadi orang-orang kudus” adalah bahan-bahan penyusun sebagai
kerangka gereja.
4. “Dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama
Tuhan Yesus Kristus” menunjukkan bahwa surat kiriman ini telah dan
akan dibaca oleh orang-orang di ribuan tempat di sepanjang generasi;
bahkan hari ini, kita adalah para penerima kitab ini.
5. Kristus adalah “Tuhan mereka dan Tuhan kita” berarti bahwa Kristus
adalah porsi bagi orang-orang kudus lokal di Korintus dan porsi semua
orang kudus di tempat mana pun, yang mengambil bagian dalam
persekutuan (kenikmatan) Kristus, yang ke dalamnya semua kaum
beriman telah dipanggil oleh Allah yang setia (ay. 9)
B. Perpecahan-perpecahan di antara orang-orang kudus dihakimi oleh rasul
sebagai wakil otoritas dari Kristus sang Kepala (ay. 10-13).
C. Kristus tidak terbagi-bagi—Kristus itu unik, tidak dapat dipecah-pecah atau
dibagi-bagi (ay. 13).
D. Perpecahan adalah milik daging, dan menurut cara manusia (3:3-4).
E. Kita perlu melihat praktek kita di bawah kemerosotan Kekristenan yang
terpecah belah dan kacau pada hari ini:
1. Kita jangan dan tidak boleh berbagian dalam bidah Katholik,
denominasi-denominasi protestan, dan kelompok-kelompok bebas
macam apa pun dari orang-orang Kristen.
2. Tetapi kita mengakui dan menerima kaum beriman secara individu di
dalam Kristus yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang ditebus
oleh darah-Nya dan dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, dan yang tidak
bergolong-golongan (Tit. 3:10), tidak membuat perpecahan-perpecahan
(Rm. 16:17), tidak menyembah berhala-berhala (1 Yoh. 5:21), ataupun
hidup dalam dosa (1 Kor. 5:11), sekalipun mereka masih berhubungan
dengan salah satu dari perpecahan-perpecahan yang tercantum di atas.
4
3. Kita bersatu dengan semua kaum beriman di dalam pemulihan Tuhan di
seluruh dunia, dan dalam prinsip Filadelfia, dan ktia memilih untuk
mengasihi semua saudara (Why. 3:7).
4. Kita tidak memiliki kredo apa pun; kita hanya memiliki Alkitab yang
unik yang diterjemahkan dan ditafsirkan dengan tepat oleh dan menurut
Alkitab itu sendiri.
II. Kita harus melihat dan memelihara keesaan unik dari Tubuh Kristus
yang universal (Ef. 4:3-6):
A. Keesaan unik dari Tubuh Kristus yang universal adalah dari Roh itu, yaitu
keesaan yang tidak boleh dipecahkan oleh kaum beriman melainkan
dipelihara dengan rajin dalam ikatan damai sejahtera (ay. 3).
B. Di seluruh alam semesta ini hanya ada satu Tubuh Kristus yang unik,
dengan Allah Tritunggal sebagai isinya (ay. 4-6):
1. Satu Roh adalah esens dari isinya.
2. Satu Tuhan adalah elemen dari isinya.
3. Allah Bapa adalah sumber dari isinya sebagai Dia yang ada di atas
semua dan melalui semua dan di dalam semua secara tritunggal.
C. Kita harus melihat dan mempraktekkan perbauran dari Tubuh Kristus yang
universal:
1. Allah telah membaurkan Tubuh itu bersama-sama (1 Kor. 12:24); ini
adalah perbauran dari semua anggota secara individu dari Tubuh
Kristus, perbauran dari semua gereja di distrik-distrik tertentu,
perbauran semua sekerja dan perbauran dari semua penatua.
2. Perbauran demikian ini bukanlah sosial melainkan perbauran dari
Kristus yang dinikmati, dialami, dan dimakan oleh anggota-anggota
secara individu, gereja-gereja distrik, para sekerja dan para penatua.
3. Perbauran ini adalah bagi pembagunan Tubuh Kristus yang universal
(Ef. 1:23) untuk merampungkan Yerusalem Baru (Why. 21:2) sebagai
sasaran akhir dari ekonomi Allah menurut kerelaan kehendak-Nya (Ef.
3:8-10; 1:9-10).
III. Kita harus mempraktekkan kehidupan gereja dengan tunduk kepada
kekepalaan Tuhan dan dengan diseimbangkan oleh Tubuh:
A. Kita harus belajar dari kitab Kisah Para Rasul dan dari pengalaman para
rasul dan para penatua di dalam Kisah Para Rasul 15, untuk tidak pernah
membuat perpecahan di antara kita sendiri; selain itu, kita tidak boleh
membuat usulan-usulan kepada orang lain atau memberikan instruksi-
instruksi kepada mereka; tidak ada seorang pun dari kita yang layak untuk
berbuat demikian:
1. Kita ini bukan Tuhan atau Tuan, dan kita bukanlah Tuan yang empunya
tuaian (Luk. 10:2; Yoh. 4:35); hanya Tuhan Yesus adalah Tuan yang
empunya tuaian, Tuan, dan Kepala Tubuh, dan kita harus menghormati
Dia dengan tidak membuat perpecahan di dalam kita sendiri.
2. Jika kita memberitahu orang lain harus pergi ke mana, tetapi mereka
tidak perlu berdoa; sebaliknya, mereka hanya bertindak menurut
perkataan kita; maka berbuat demikian adalah merebut kedudukan
Tuhan dan membuat diri kita sendiri menjadi Tuhan; ini adalah
penghinaan yang paling besar terhadap Tuhan.
5
3. Setiap orang harus berdoa sampai ia jelas tentang pimpinan Tuhanl
setiap orang harus dibawa ke dalam hadirat Tuhan untuk mengontaki
Dia.
B. Bagi pergerakan Tuhan kita juga perlu diseimbangkan oleh Tubuh:
1. Misalnya, orang-orang yang memimpin, setelah banyak berdoa, benar-
benar berbeban tentang satu perkara tertentu; yang seharusnya mereka
lakukan kemudian adalah melalui persekutuan menyampaikan beban
mereka kepada orang-orang kudus dan meminta orang-orang kudus
untuk berdoa.
2. Akhirnya, orang-orang kudus akan menerima pimpinan secara pribadi
dari Tuhan, dan merka bisa bergerak menurutinya; dengan cara
demikian, tidak ada seorang pun yang akan menjadi individualistis atau
memberontak.
IV. Kita harus mempraktekkan carter rohani (aturan-aturan dan
peraturan-peraturan rohani) gereja, yaitu salib, Kristus sebagai hayat,
Roh Kudus, kekepalaan Kristus, Tubuh, sikap yang umum terhadap
sesama kaum beriman, dan Firman Allah:
A. Mezbah di dalam bait (Yeh. 40:47) melambangkan salib Kristus, dan ini
bukan hanya pusat dari pelataran dalam melainkan juga pusat dari seluruh
halaman bait itu; mezbah ini melambangkan salib, yang sebenarnya adalah
pusat dari alam semesta:
1. Sebagai pusat dari alam semesta, salib menunjukkan kematian Kristus
yang almuhit, yang melibatkan Allah, manusia, dan semua ciptaan;
kematian di atas salib adalah pelepasan Allah (Luk. 12:49-50; Yoh. 12:24)
dan pengakhiran manusia dan semua hal negatif (Rm. 6:6; Ibr. 2:14; 9:26-
28; Gal. 6:14; Ef. 2:14-15).
2. Dalam kematian Kristus, melalui kematian di dalam manusia, Allah
dilepaskan, dan manusia mati di dalam Allah untuk diakhiri; kematian
Tuhan adalah kelepasan-Nya; semakin kita melalui salib, maka Kristus
sebagai hayat semakin dilepaskan ke dalam orang lain (2 Kor. 4:12).
3. Salib menyebar di setiap arah dan ke setiap sudut bangunan Allah; jadi,
jika kita ingin mengontaki Allah dan menikmati kekayaan-kekayaan-
Nya di dalam rumah-Nya, maka kita harus melalui salib.
B. Jika kita tidak memiliki Kristus sebagai hayat, maka kita tidak akan
memiliki kehidupan gereja; kehidupan gereja secara sederhana adalah
Kristus direalisasikan oleh kita secara korporat (Yoh. 10:10b; 1 Kor. 15:45b;
Rm. 8:6).
C. Jika kita memeriksa diri kita sendiri dengan salib, dan kita menghormati,
membesarkan, meninggikan, serta menghargai Tuhan Yesus Kristus, maka
kita berada di dalam kedudukan yang benar untuk mengalami Roh Kudus
di dalam roh kita; Roh itu adalah carter kita; jika kita tidak memiliki
pengurapan batini dari Roh itu sewaktu kita berbicara, maka kita harus
berhenti (ay. 16; 1 Yoh. 2:20, 27).
D. Dalam kenaikan-Nya, Kristus dilanting ke dalam kekepalaan yang penuh
akan seluruh alam semesta ini (Ef. 1:20-22; Kis. 2:36); di langit tingkat
ketiga, Kristus diberikan kepada gereja sebagai Kepala atas segala sesuatu,
dan Dia juga adalah kepala dari setiap laki-laki (1 Kor. 11:3a):
6
1. Kekepalaan Kristus tidak mengizinkan adanya kepala-kepala atau
bawahan-bawahan; kepala lain apa pun adalah satu penghinaan
terhadap Kristus (Kol. 2:19; Mat. 23:8-12).
2. Supaya tahu bagaimana berperilaku di dalam rumah Allah (1 Tim. 3:15),
pertama-tama kita harus berhati-hati agar tidak menghina kekekapaan
Kristus di dalam segala sesuatu yang kita lakukan.
3. Banyak saudara-saudara yang seringkali tidak sadar menghina
kekepalaan Kristus dengan memberitahu seorang kaum saleh apa yang
harus dilakukan bukannya mendorong dia untuk belajar bagaimana
mengontaki Tuhan.
E. Kita harus diatur, dilarang, dan dibatasi oleh Tubuh Kristus; di satu pihak,
kita harus tinggal di dalam ukuran kita sebagai anggota-anggota Tubuh (Ef.
4:16); di lain pihak, kita harus “menggenapkan sepenuhnya,” memenuhi
ukuran yang penuh, dari ministri kita di dalam dan untuk Tubuh (2 Tim.
4:5); semua yang ktia katakan dan lakukan haruslah di dalam Tubuh,
melalui Tubuh, dan bagi Tubuh.
F. Orang-orang Kristen terpecah belah karena mereka kekurangan satu roh
yang umum; mereka mungkin membicarakan tentang Tubuh di dalam
Roma12, tetapi tanpa Roma 14, kita tidak akan pernah bisa memiliki
kehidupan Tubuh:
1. Untuk mempraktekkan kehidupan Tubuh yang diwahyukan di dalam
Roma 12, kita harus belajar pelajaran-pelajaran praktis mengenai
menerima kaum beriman seperti yang diwahyukan di dalam Roma 14,
sehingga kehidupan gereja dapat menjadi almuhit, dan dapat mencakup
semua jenis orang-orang Kristen sejati.
2. Penerimaan yang demikian ini memerlukan transformasi yang
disinggung di dalam Roma 12;2; jika kita tetap alamiah, maka kita tidak
akan dapat menerima orang-orang yang pandangan-pandangannya
berbeda dari kita dalam doktrin dan praktek.
3. Selama seseorang itu adalah seorang Kristen sejati dan memiliki iman
fundamental dari Perjanjian Baru, maka kita tidak boleh mengeluarkan
dia, sekalipun ia mungkin berbeda dari kita dalam hubungannya dengan
doktrin; sebaliknya, kita harus menerima dia dalam satu Tuhan yang
sama (14:1).
G. “Firman-Mu itu sangat murni, Dan hamba-Mu menyukainya” (Mzm.
119:140):
1. Kitab Suci, firman Allah, adalah penghembusan Allah; pembicaraan
Allah adalah penghembusan Allah; karena itu, firman-Nya adalah roh,
atau embusan; karena itu, Kitab Suci adalah perwujudan Allah sebagai
Roh itu (2 Tim. 3:16; Yoh. 6:63).
2. Karena itu, Roh itu adalah esens, substansi, dari Kitab Suci,
sebagaimana fosfor adalah substansi esensial dalam korek api; kita
harus menggores Roh Kitab Suci dengan roh kita untuk menangkap api
ilahi.
7
Berita Dua
Kehidupan Gereja—satu Kehidupan yang Dikepalai di dalam Kristus
Pembacaan Alkitab: Ef. 1:10, 22-23; 3:15-17; 4:15; 1 Kor. 11:3; 1 Tim. 1:4; Yoh. 8:12
I. Maksud kekal Allah adalah mengepalai segala sesuatu di dalam Kristus,
yang telah ditunjuk untuk menjadi Kepala yang universal (Ef. 1:10, 22):
A. Adalah tujuan kekal Allah bahwa dalam ekonomi kegenapan waktu, Dia bisa
mengepalai segala sesuatu di dalam Kristus (ay. 10).
B. Melalui dispensasi-dispensasi Allah di dalam semua zaman, segala sesuatu
akan dikepalai di dalam Kristus di langit baru dan bumi baru; ini akan
menjadi administrasi dan ekonomi kekal Allah (Why. 21:1-2).
II. Sasaran Satan adalah merusak ciptaan Allah dan menyebabkan
kekacauan (Rm. 8:19-23):
A. Ketika Satan menyuntikan dirinya ke dalam manusia, Satan menjadi daging
dan kegelapan bagi manusia; dosa menghasilkan maut, maut menghasilkan
kegelapan, dan kegelapan menghasilkan kekacauan.
B. Seluruh alam semesta adalah tumpukkan reruntuhan yang disebabkan oleh
Satan menyuntikkan dirinya sebagai faktor maut ke dalam ciptaan Allah
(Ibr. 2:14; Rm. 8:20-21).
C. Allah sedang bekerja untuk membebaskan ciptaan-Nya dari belenggu dan
membawanya ke dalam kemerdekaan melalui mengepalai segala sesuatu di
dalam Kristus (Ef. 1:22, 10).
III. Kita semua perlu dibebaskan dari tumpukkan reruntuhan dan
dikepalai di dalam Kristus (Kol. 1:12-13):
A. Reruntuhan di alam semesta ini disebabkan oleh pemberontakkan Satan
dan kejatuhan manusia memberikan kesempatan yang unggul kepada Allah
untuk memanifestasikan hikmat-Nya (Ef. 1:8; 3:10; Rm. 11:33).
B. Menurut Alkitab, keselamatan Allah adalah menyelamatkan kita bukan
hanya dari kondisi kita yang telah jatuh, dan penuh dengan dosa melainkan
juga dari tumpukkan reruntuhan itu (Ef. 2:1-8, 21-22).
IV. Kehidupan gereja adalah satu kehidupan yang dikepalai di dalam
Kristus (4:15; 1 Kor. 11:3):
A. Allah akan menundukkan segala sesuatu di bawah Kristus dengan
mengepalai segala sesuatu di dalam Kristus melalui gereja (15:20-28).
B. Gereja adalah pengepalaan terhadap umat pilihan Allah di bawah
kekepalaan Kristus (11:3; Ef. 1:10; 2:21-22; 4:15):
1. Dalam kehidupan gereja yang tepat, kita sedang dikepalai di dalam Kristus
(1:10).
2. Jika kita tidak mengenal apa arti dikepalai di dalam Kritsus, maka kita tidak
bisa mengenal gereja.
3. Dalam kehidupan gereja, kita mengambil pimpinan untuk dikepalai di dalam
Kristus; bagi hal ini, kita perlu bertumbuh di dalam hayat (4:15).
C. Langkah pertama dalam pengepalaan segala sesuatu di dalam Kristus
adalah Allah membawa umat pilihan-Nya, putra-putra-Nya, keluar dari
reruntuhan universal dan menaruh mereka di bawah kekepalaan Kristus
(1:22; 4:15; 5:23; Kol. 1:18; 2:10, 19).
8
D. Bila gereja mengambil pimpinan untuk dikepalai di dalam Kristus, Allah
memiliki jalan untuk mengepalai segala hal lainnya (Ef. 1:22-23, 10):
1. Gereja adalah bejana yang dipakai oleh Allah untuk membereskan
masalah-masalah dan memenuhi tujuan-Nya, yaitu untuk
memanifestasikan Diri-Nya melalui manusia dengan membaurkan Diri-
Nya sendiri dengan manusia (3:9-11).
2. Akhirnya, Tubuh dengan Kristus sebagai Kepala akan menjadi Kepala
universal atas segala sesuatu (1:22-23).
V. Dalam kehidupan gereja, kita sedang dikepalai melalui penyaluran
ilahi di dalam ekonomi ilahi (3:15-17; 4:15; 1 Tim. 1:4):
A. Ekonomi ilahi telah masuk ke dalam kita (ay. 4):
1. Kristus adalah ekonomi ilahi itu; jadi, ketika kita menerima Kristusm
maka kita menerima ekonomi ilahi itu ke dalam kita (Yoh. 1:12-13).
2. Ekonomi ilahi itu telah masuk ke dalam kita sebagai satu administrasi,
pengaturan, dan rencana yang menaruh segala sesuatu secara teratur.
B. Allah menggarapkan Diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya melalui
satu administrasi yang adalah satu penyaluran yang manis, kepengurusan
yang intim, dan pengaturan rumah tangga yang nyaman (Ef. 1:10; 3:2; 1 Tim.
1:4; 3:15):
1. Pengepalaan segala sesuatu di dalam Kristus terjadi melalui
kepengurusan yang intim, dengan pengaturan rumah tangga yang
nyaman (Ef. 3:2).
2. Cara untuk berperilaku di dalam rumah Allah adalah dengan memiliki
administrasi rumah tangga yang menyenangkan, kepengurusan yang
intim, dan menyalurkan Kristus kepada semua anggota rumah tangga
Allah (1 1 Tim. 3:15; 1:4).
3. Kasih karunia Allah yang berlimpah menggenapkan pengepalaan segala
sesuatu di dalam Kristus; kasih karunia yang berlimpah ini bekerja di
atas diri kita sehingga segala sesuatu bisa dikepalai di dalam Kristus (Ef.
1:7-8, 10).
4. Semakin kita, warisan Allah, dijenuhi dengan Roh itu sebagai meterai
yang hidup, semakin pengepalaan itu akan ada di alam semesta ini (ay.
11, 13).
VI. Pengepalaan di dalam kehidupan gereja adalah oleh hayat dan terang
(Yoh. 1:4; 8:12):
A. Cara pemulihan Allah adalah Kristus lawan Satan, hayat lawan maut,
terang lawan kegelapan, dan teratur lawan kekacauan.
B. Reruntuhan berasal dari faktor maut; pengepalaan berasal dari faktor hayat
(Yeh. 34:4-10).
C. Cara Allah untuk memulihkan keesaan di antara ciptaan-Nya adalah
membagikan Diri-Nya ke dalam kita sebagai hayat (Rm. 8:6, 10-11, 19-21).
D. Untuk dibebaskan dari tumpukkan reruntuhan secara praktis, kita perlu
bertumbuh dalam hayat; semakin kita bertumbuh dalam hayat, semakin
kita akan dikepalai dan semakin kita akan diselamatkan dari reruntuhan
universal (Ef. 4:15; Kol. 2:19).
E. Ketika Allah masuk ke dalam kita sebagai hayat, terang hayat bersinar di
dalam kita; hayat ini menelan maut, dan terang ini mengusir kegelapan
(Yoh. 1:4; 8:12; Ef. 5:8-20):
9
1. Bila kita penuh dengan Kristus sebagai hayat, maka kita berada di
bawah terang dan dikendalikan oleh kekuatan terang.
2. Sebagaimana Allah adalah terang, demikian juga kita, anak-anak Allah,
adalah anak-anak terang, dan kita bahkan adalah terang itu sendiri
karena kita bersatu dengan Allah di dalam Tuhan (1 Yoh. 1:5; Yoh. 12:36;
Ef. 5:8; Mat. 5:14).
3. Dalam hayat dan di bawah terang, kita dibebaskan dari kekacauan,
dibawa ke dalam keteraturan, keharmonisan, dan dikepalai di dalam
Kristus (Ef. 1:10).
10
Berita Tiga
Hasil dari Hayat—Kehidupan Gereja sebagai satu Rumah Pesta bagi
Bangunan Allah
Pembacaan Alkitab: Yoh. 12:1-11
I. Hayat memenuhi kebutuhan setiap kasus manusia untuk membangun
rumah Allah (Yoh. 2:18-22):
A. Keperuan orang yang bermoral adalah kelahiran kembali oleh hayat (3:3, 6,
14-16, 29-30, 34).
B. Keperluan orang yang amoral adalah kepuasan hayat (4:4-7, 10, 13-18, 24,
28-29, 34).
C. Keperluan orang mati adalah kesembuhan hayat (ay. 46-47, 50-53).
D. Keperluan orang lumpuh adalah dihidupkan oleh hayat (5:2-3, 5-9, 17, 19,
25-26, 30, 39-40).
E. Keperluan orang lapar adalah diberi makan oleh hayat (6:5-13, 32-33, 35, 48-
51, 57, 63).
F. Keperluan orang haus adalah dileraikan oleh hayat (7:37-39).
G. Keperluan orang-orang yang berada di bawah belenggu dosa adalah
dibebaskan oleh hayat:
1. Siapakah yang tanpa dosa (8:1-9)?
2. Siapakah yang menghakimi dan mengampuni dosa (ay. 10-11)?
3. Siapakah yang bisa membebaskan orang-orang dari dosa (ay. 12, 24, 28-30, 32,
36)?
4. Siapakah sumber dosa, dan siapakah pelipatgandaan dosa (ay. 37-44)?
5. Siapakah Yesus (ay. 45-46, 57-58)?
H. Keperluan orang buta dalam agama adalah penglihatan hayat dan
penggembalaan hayat (9:1, 6-7, 24-25, 35-41; 10:9-16, 27-30).
I. Keperluan orang mati adalah kebangkitan oleh hayat (11:1-6, 8-16, 21-28,
32-33, 38-44).
II. Hasil dari hayat adalah kehidupan gereja sebagai satu rumah pesta
(12:1-11):
A. Rumah pesta dihasilkan oleh hayat kebangkitan; gereja adalah hasil dari
hayat kebangkitan (11:43-44; Kol. 2:13; Ef. 1:19-23).
B. Rumah pesta ini berada di luar agama; rumah ini berada di Betani di rumah
Simon si kusta (Yoh. 12:1; Mrk. 14:3; lih. Yoh. 11:53, 57; 12:10-11):
1. Jika Tuhan membelaskasihani kita dan jika Roh-Nya membuka mata
kita, kita akan melihat bahwa yang sedang Allah lakukan di alam
semesta ini bukan sekadar membuat orang-orang menyembah Dia atau
melayani Dia; di zaman ini, kedambaan dan maksud Allah adalah masuk
ke dalam manusia di dalam Putra, oleh Roh-Nya, dan melalui Firman-
Nya untuk menjadi hayat manusia supaya manusia dapat hidup oleh
karena Dia.
2. Ini mutlak berbeda dengan agama dan konsep agama; agama dengan
doktrin-doktrin, bentuk-bentuk, ritual-ritual, dan peraturan-
peraturannya tidak memiliki kehadiran Kristus dan adalah musuh hayat
C. Di Betani, ada satu rumah di mana Tuhan bisa tinggal, beristirahat,
berpesta, dan dipuaskan; setelah agama Yahudi menolak Dia, Dia selalu
meninggalkan Yerusalem untuk tinggal di Betani (ay. 1-2; Mat. 21:17-18).
11
D. Gereja tersusun dari orang-orang dosa yang dibersihkan seperti yang
diwakili oleh Simon si kusta; ia pasti telah disembuhkan oleh Tuhan (mrk.
14:3; Mat. 26:6):
1. Karena berterima kasih kepada Tuhan dan mengasihi Dia, maka ia
mengadakan sebuah pesta/perjamuan di rumahnya bagi Tuhan dan
murid-murid-Nya untuk menikmati kehadiran-Nya; seorang dosa yang
telah diselamatkan selalu berbuat demikian.
2. Tuhan telah membangkitkan kita dari antara orang mati dan
membersihkan kita dari dosa-dosa kita; sekarang di mana kita berada
itu menjadi tempat bersidang gereja.
E. Secara lahiriah, gereja itu mungkin miskin dan menderita; namun, secara
batini, segala sesuatu di dalam gereja itu mustika, manis, dan berharga
karena kita kaya dengan kenikmatan akan kehadiran Tuhan; kita bersama-
sama dengan Tuhan dan Tuhan menyertai kita (lih. 1:23; Yeh. 48:35b).
F. Secara batini, kehidupan gereja adalah satu kehidupan pesta dan dengan
kehadiran Tuhan (Yoh. 12:2; Mzm. 16:11; Kis. 3:20a):
1. Dalam kehidupan gereja, hal pertama yang kita perlukan adalah
kehadiran Tuhan; tanpa kehadiran Tuhan, kehidupan gereja itu kosong
(Mzm. 27:4).
2. Dalam gerejalah bahwa kita dan Tuhan memiliki perhentian,
kenikmatan, dan kepuasan; di sini selalu ada pesta disiapkan bagi Tuhan
dan umat-Nya.
3. Gereja adalah tempat di mana Tuhan bisa menikmati Diri-Nya sendiri
dengan umat-Nya dan di mana umat-Nya bisa menikmati melalui
bersama dengan Dia; ini adalah tempat di mana Tuhan dan umat-Nya
datang bersama-sama untuk saling berpesta dan saling menikmati.
G. Menurut prinsipnya, satu gereja yang hidup mempunyai saudari-saudari
lebih banyak daripada saudara-saudara (Yoh. 12:2-3).
H. Dalam kehidupan gereja, ada fungsi-fungsi yang berbeda: fungsi-fungsi
seperti melayani, memeprsaksikan, dan mengasihi:
1. Fungsi melayani diwakili oleh Martha (ay. 2); kita semua harus
mengubah konsep kita mengenai Martha dan jangan meremehkan dia:
a. Kita harus memiliki beberapa Martha yang rajin, cakap, aktif, hidup,
dan praktis di dalam Tuhan.
b. Dalam pelayanan gereja, fungsi pertama yang diperlukan adalah
melayani dengan memperhatikan urusan-urusan praktis tertentu.
2. Fungsi mempersaksikan diwakili oleh Lazarus (ay. 2, 9-11):
a. Lazarus adalah satu kesaksian yang hidup dan seorang saksi untuk
kuasa dari hayat kebangkitan Tuhan.
b. Kesaksian ini memberikan kepada orang-orang perasaan akan kuasa
kebangkitan, manifestasi hayat kebangkitan, dan kenikmatan akan
Tuhan sebagai hayat.
3. Fungsi mengasihi diwakili oleh Maria (ay. 2-3); ia mewakili orang-orang
kudus yang kekasih yang mengasihi Tuhan sampai pada puncaknya dan
yang mencurahkan apa yang paling berharga yang mereka pegang ke
atas diri Tuhan:
a. Penilaian-Nya terhadap Tuhan adalah bahwa Dia itu lebih berharga
dan patut dikasihi daripada hal lainnya lagi.
12
b. Mengurapi Tuhan dengan kasih kita yang terbaik adalah ekspresi,
aspek, dan karakteristik utama dari kehidupan gereja.
c. “Rumah itu dipenuhi dengan keharuman dari minyak urapan itu”
(ay. 3b); gereja di sini seperti sebuah rumah yang dipenuhi dengan
kemustikaan, kemanisan, dan keenakan dari aroma minyak urapan
yang dicurahkan ke atas diri Tuhan Yesus (lih. 2 Raj. 4:9; 2 Kor. 2:15;
Im. 1:13).
d. Yudas dan murid-murid lainnya menganggap kasih Maria yang
dipersembahkan kepada Tuhan adalah satu pemborosan (Mat. 26:8-
13; Yoh. 12:4-6):
(1) Selama berabad-abad yang telah lalu ini, ribuan jiwa yang
berharga, harga mustika, kedudukan-kedukan yang tinggi dan
masa depan emas telah “diboroskan” ke atas diri Tuhan Yesus.
(2) Bagi orang-orang yang mengasihi Dia sedemikian rupa, Dia itu
benar-benar menyenangkan dan layak menerima persembahan
mereka.
(3) Yang mereka curahkan kepada-Nya bukanlah satu pemborosan
melainkan kesaksian yang harum dari kemanisan-Nya.
e. Kaum beriman dalam Kristus harus memiliki satu perubahan dalam
konsep penilaian mereka; Kristus sendiri adalah kemustikaan bagi
kaum beriman-Nya (1 Ptr. 2:7; Flp. 3:8-9; Mat. 23:16-26; 1 Sam. 16:7;
Luk. 16:15; 9:54-56; 1 Ptr. 3:4:
(1) Konsep penilaian yang tepat bagi kaum beriman bisa terlihat
dalam penilaian dan penaksiran mereka terhadap aspek-aspek
Kristus dan keselamatan penuh-Nya berikut ini:
(a) Penilaian mereka terhadap Tuhan Yesus (Mzm. 118:22; 1 Ptr.
2:7).
(b) Penilaian mereka terhadap perkataan salib (1 Kor. 1:18; 1
Ptr. 2:24; 3:18).
(c) Penilaian mereka terhadap kerajaan dan keadilbenaran
Allah dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan sehari-
hari manusia (Mat. 6:32-33; 2 Ptr. 1:1, 11; 2:5; 3:13).
(d) Penilaian mereka terhadap Tuhan Yesus dibandingkan
dengan kenalan-kenalan mereka (Mat. 10:37-38; Luk. 18:26-
30; 1 Ptr. 1:1, 17; 2:11a).
(e) Penilaian mereka terhadap jiwa manusia dibandingkan
dengan seluruh dunia (Mat. 16:26; 4:8-11; Why. 18:13; 1 Ptr.
4:19).
(f) Penilaian mereka terhadap tubuh mereka dibandingkan
dengan keseriusan dan akibat dosa (Mat. 18:8-9; 2 Ptr. 3:10-
13).
(g) Penilaian mereka terhadap kedudukan hierarki
dibandingkan dengan menjadi hamba-hamba Tuhan dan
menjadi hamba seorang terhadap yang lain (Mat. 20:25-27; 1
Ptr. 2:16; 2 Ptr. 1:1).
(h) Penilaian mereka terhadap Kristus sebagai harta keadilan
dibandingkan dengan harta bumiah (Ayb. 22:23-28; Mat.
12:18-21; Yes. 42:1-4; 1 Ptr. 1:18-20).
13
(i) Penilaian mereka terhadap kenikmatan akan dosa
dibandingkan dengan pahala yang tidak kelihatan (Ibr. 11:24-
27; 1 Ptr. 1:8-12; 2 Ptr. 1:8-11; 2:20-22).
(j) Penilaian mereka terhadap pengenalan akan Kristus
dibandingkan dengan segala sesuatu (Flp. 3:7-8; 1 Ptr. 1:8; 2
Ptr. 1:2-3, 8; 2:20; 3:18).
(2) Kita perlu meminta Tuhan untuk mengaruniakan terang kepada
kita untuk memiliki satu perubahan menyeluruh dalam konsep
penilaian kita supaya kita bisa dengan terus menerus memilih
Kristus dan segala apa adanya Dia sebagai porsi super-unggul
kita (Mrk. 9:7-8; 2 Kor. 2:10; 4:7; 1 Ptr. 1:8).
(3) “Jika engkau menghasilkan yang berharga dari yang tidak
bernilai, maka Engkau akan menjadi mulut-Ku” (Yer. 15:19; lih.
Ay. 16):
(a) Kita harus memustikakan perkataan-perkataan Tuhan lebih
daripada makanan yang dibagikan kepada kita, dan
mengecap Tuhan dalam firman-Nya sebagai realitas dari
negeri yang baik yang mengalir dengan susu yang merawat
dan madu segar bagi kita untuk disalurkan kepada umat
Allah bagi keselamatan penuh mereka (Ayb. 23:12; 1 Ptr. 2:2-
5; Mzm. 119:103; Kel. 3:8; Ul. 8:8; Kid. 4:11a).
(b) Kita harus memustikakan perkataan-perkataan Tuhan lebih
daripada semua kekayaan bumiah sehingga kita bisa menjadi
juru-juru sabda Allah untuk menyalurkan kekayaan Kristus
yang tidak terduga sebagai berbagai kasih karunia Allah
(Mzm. 119:72, 9-16; Ef. 3:8; 2 Kor. 6:10; 1 Ptr. 4:10-11).
4. Kita semua harus menjadi anggota gereja yang bersegitiga—“Martha-
Lazarus-Maria”; ini adalah nama yang tepat untuk dimiliki oleh kita
semua:
a. Dalam kehidupan gereja, harus ada pelayanan yang rajin bagi
Tuhan, kesaksian yang hidup dari hayat kebangkitan Tuhan dan
kasih yang mutlak yang dicurahkan kepada Tuhan.
b. Dalam kehidupan gereja yang riil, pelayanan kepada Tuhan
diberikan, kesaksian Tuhan terlihat, dan kasih terhadap Tuhan
dicurahkan; inilah ekspresi yang riil dari Tubuh Tuhan, yang adalah
bejana untuk menampung Tuhan dan mengekspresikan Dia.
14
Berita Empat
Persekutuan—Realitas dari Kehidupan Gereja
Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:1-3, 7; Kis. 2:42; 1 Kor. 1:9; 10:16-17
I. Sebagaimana ada sirkulasi darah di dalam tubuh manusia, demikian
juga ada sirkulasi di dalam Tubuh Kristus—sirkulasi yang disebut oleh
Perjanjian Baru sebagai persekutuan; persekutuan ini adalah realitas
dari kehidupan gereja (1 Yoh. 1:3, 7):
A. Persekutuan adalah partisipasi umum, partisipasi gabungan; jadi, memiliki
persekutuan berarti memiliki partisipasi korporat dalam sesuatu (Flp. 4:14;
2:1).
B. Persekutuan adalah hasil dari hayat kekal dan sebenarnya adlaah aliran
dari hayat kekal di dalam kaum beriman (1 Yoh. 1:1-3, 7).
C. Untuk memiliki persekutuan yang unik, kita harus hidup oleh dan
berperilaku dalam hayat ilahi, bukan dalam hayat alamiah kita (Rm. 8:2, 6,
10-11).
D. Bersekutu dengan Allah Tritunggal dalam persekutuan para rasul adalah
mengesampingkan kepentingan pribadi kita dan bergabung dengan para
rasul dan Allah Tritunggal bagi pelaksanaan tujuan Allah (Kis. 2:42; 1 Yoh.
1:3; 2 Tim. 1:9).
II. “Allah yang memanggil kamu ke dalam persekutuan Anak-Nya, Yesus
Kristus Tuhan kita adalah setia” (1 Kor. 1:9):
A. Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Putra-Nya supaya kita
dapat berbagian dalam Kristus, berpartisipasi dalam Dia, dan menikmati
Dia sebagai porsi yang diberikan Allah kepada.
B. Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan, partisipasi akan Kristus
yang almuhit; semua kaum beriman harus berpusat pada Dia, tidak
dialihkan oleh orang yang berkarunia apa pun, doktrin apa pun yang
ditekankan secara berlebihan, atau praktek tertentu apa pun.
C. Kristus sendiri adalah persekutuan itu yang ke dalamnya Allah telah
memanggil kita (ay. 9):
1. Persekutuan Kristus yang almuhit sebagai porsi kita tidak lain selain persona
Kristus yang almuhit yang hidup.
2. Dipanggil ke dalam persekutuan Yesus Kristus adalah dipanggil ke dalam Dia,
karena Diri-Nya sendiri adalah persekutuan (ay. 30).
3. Kita telah dipanggil ke dalam persona ini dan ke dalam persekutuan-Nya—
dipanggil ke dalam Kristus bagi partisipasi dan kenikmatan kita.
4. Persekutuan di dalam ayat 9 adalah partisipasi kita di dalam Kristus; ini adalah
kenikmatan kita akan Dia dan kesukaan kita bagi Dia.
D. Persekutuan Kristus—kebersamaan yang menakjubkan dan unggul—
sebenarnya dilaksanakan oleh Roh itu; jadi, dalam pengalaman kita,
persekutuan Putra adalah persekutuan Roh itu (2 Kor. 13:13; Flp. 2:1).
E. Persekutuan berarti bahwa kita dan Kristus telah menjadi satu (1 Kor. 6:17):
1. Dalam pengalaman kita, menjadi satu roh dengan Tuhan mengikuti
perihal dipanggil oleh Allah ke dalam persekutuan Putra-Nya (1:9; 6:17).
2. Kita telah dipanggil ke dalam satu keesaan di mana kita bersatu dengan
Dia dan Dia bersatu dengan kita.
15
3. Kata mengikatkan di dalam 6:17 adalah satu sinonim untuk persekutuan
di dalam 1:9; pengikatan sebenarnya berarti persekutuan.
4. Kapan saja kita satu roh dengan Tuhan, maka kita berada di dalam
persekutuan Kristus, dan kita mengalami Dia sebagai Dia yang almuhit.
F. Persekutuan berarti bahwa kita menikmati Kristus dan segala apa adanya
Dia dan bahwa Dia menikmati kita dan segala apa adanya kita (Flp. 1:18;
2:17-18, 28; 3:1; 4:4, 10):
1. Kita telah dipanggil ke dalam satu kebersamaan di mana kita menikmati
apa adanya Putra Allah dan Dia menikati apa adanya kita.
2. Persekutuan ini menyiratkan kenikmatan yang menakjubkan, universal
dan bersama—kenikmatan kita akan Allah Tritunggal, kenikmatan
Allah Tritunggal akan kita, dan kenikmatan yang dimiliki oleh kaum
beriman satu dengan yang lainnya.
III. Persekutuan berhubungan dengan keesaan (1 Kor. 1:9; 6:17; 10:16-17;
12:20):
A. Persekutuan, sirkulasi hayat ilahi di dalam Tubuh membawa semua anggota
Tubuh ke dalam keesaan (Ef. 4:3-6).
B. Keesaan ini disebut keesaan Roh (ay. 3); ini juga adalah keesaan Tubuh (ay.
4; 1 Kor. 12:12-13).
C. Selama kita memiliki hayat ilahi mengalir di dalam kita, maka kita berada
di dalam keesaan ini—keesaan Tubuh, keesaan di antara semua orang
kudus.
D. Persekutuan unik adalah keesaan sejati Tubuh Kristus sebagai dasar unik
bagi kaum beriman untuk terpelihara menjadi satu di dalam Kristus (Ef. 4:3-
6).
IV. Pengalaman akan salib memperdalam persekutuan persekutuan
vertikal dan horisontal dan memampukan kita mengenal kehidupan
Tubuh dan hidup di dalam persekutuan Tubuh (Rm. 6:6; Gal. 2:20; Mat.
16:24; 1 Kor. 12:27):
A. Kita perlu pengalaman salib untuk memperdalam pengalaman kita akan
persekutuan ilahi (1:9, 23-24; 2:2):
1. Tanpa salib, persekutuan kita itu dangkal; hanya saliblah yang bisa
menyingkirkan banyak penghalang untuk persekutuan ilahi dan
memperdalam persekutuan kita dengan Tuhan dan dengan satu sama
lain (Rm. 6:6; Gal. 2:20; Mat. 16:24).
2. Persekutuan membebaskan kita dari ego kita yang penuh dengan dosa
melalui salib; tanpa salib, tidak ada kelepasan, kebebasan atau
kemerdekaan dari ego dan tidak ada persekutuan yang sejati (1 Kor. 1:9,
23-24; 2:2; Gal. 2:20).
3. Di dalam Matius 16:24, Tuhan memakai istilah salibnya, menunjukkan
bahwa ada satu porsi salib yang khusus bagi setiap orang dari kita untuk
menyalibkan setiap orang dari kita:
a. Memikul salib adalah menyangkal diri/ego, menaruh ego pada
kematian, dan menerapkan salib Kristus kepada ego sepanjang
waktu (Luk. 9:23-25).
b. Kita mudah terluka oleh orang lain karena kita sangat sensitif
mengenai diri kita; jika kita tidak memiliki ego yang demikian kuat,
maka kita tidak akan terluka oleh orang lain.
16
c. Jika kita memiliki ego yang kuat dan terluka oleh segala hal dan
setiap orang, maka kita tidak bisa memiliki persekutuan yang riil;
supaya kita bisa memiliki persekutuan horisontal, maka kita perlu
menyangkal ego kita (Mat. 16:24).
B. Pengalaman akan salib membawa kita ke dalam persekutuan Tubuh Kristus
(Rm. 6:6; 8:13; 12:4-5; 1 Kor. 1:18, 23-24; 2:2; 12:12-14, 27):
1. Salib menanggulangi daging, ego, dan hayat alamiah kita sehingga kita
dapat mengenal kehidupan Tubuh dalam realitas (Mat. 16:24-26).
2. Jika daging, ego, dan hayat alamiah kita ditanggulangi oleh salib dan
jika kita tunduk kepada kekepalaan Kristus dan menempuh kehidupan
Tubuh, maka kita akan menikmati persekutuan Tubuh (Gal. 2:20; 5:24;
Flp. 3:3; Kol. 1:18; 1 Kor. 10:16).
3. Hubungan kita dengan sang Kepala adalah masalah ketaatan,
sedangkan persekutuan kita dengan Tubuh adalah masalah persekutuan
(Kol. 2:19; 1 Yoh. 1:3; 1 Kor. 10:16-17):
a. Persekutuan menyiratkan fakta bahwa kita ini terbatas dan tidak
memadai dan bahwa kita mau menerima apa yang berasal dari orang
lain dan menerimanya sebagai miliki kita.
b. Persekutuan adalah mengakui bahwa kita memerlukan Tubuh (Rm.
12:4-5).
c. Kita bisa hidup di dalam Tubuh dan memiliki persekutuan dalam
Tubuh hanya bila daging, ego dan hayat alamiah kita telah
ditanggulangi; jika tidak demikian, kita tidak akan melihat
pentingnya persekutuan ini (Gal. 2:20; 5:24; Flp. 3:3).
d. Allah harus membawa kita ke satu titik di mana kita tidak bisa terus
maju tanpa persekutuan (1 Kor. 12:14-27; Yoh. 15:4-6; 1 Tes. 3:8).
4. Begitu daging, ego, dan hayat alamiah ini ditanggulangi oleh salib, maka
kita akan mengenal kehidupan Tubuh, kita akan melihat pentingnya
persekutuan,dan kita tidak akan bisa hidup terpisah dari persekutuan
ini (Rm. 6:6; 12:4-5; 1 Kor. 1:9; 2:2; 10:16-17; 12:14-27; 1 Yoh. 1:3, 7).
V. Persekutuan di antara gereja-gereja adalah persekutuan Tubuh Kristus
(lih. 1 Kor. 10:16):
A. Pemulihan Tuhan adalah berdasarkan pada kebenaran bahwa Kristus
hanya memiliki satu Tubuh, yang terekspresi sebagai gereja-gereja lokal (Ef.
1:22-23; 4:4; Why. 1:11).
B. Karena ada satu Roh, maka hanya ada satu Tubuh, dan hanya ada satu
sirkulasi hayat di dalam Tubuh; sirkulasi ini adalah persekutuan Tubuh
Kristus (Ef. 4:4; 1 Yoh. 1:3, 7).
C. Persekutuan Tubuh Kristus adalah sirkulasi, arus, dari Roh itu; ketika Roh
itu bersirkulasi di dalam Tubuh Kristus, maka keilahian, keinsanian,
persona Kristus, kematian Kristus dan kebangkitan Kristus semuanya
bersirkulasi.
D. Satu gereja lokal adalah satu bagian dari Tubuh Kristus yang unik ini, dan
persekutuan Tubuh secara universal adalah satu; dalam persekutuan ini
tidak ada pemisahan (Why. 1:11; 2:7a):
1. Tidak ada gereja atau wilayah yang boleh mengisolir dirinya sendiri dari
persekutuan Tubuh.
2. Akibat dari satu gereja atau wilayah mengisolir dirinya dari persekutuan
Tubuh Kristus adalah kegelapan, kekacauan, perpecahan, dan kematian.
17
E. Kapan saja kita datang ke meja Tuhan, kita datang untuk mempraktekkan
persekutuan Tubuh (lih. 1 Kor. 10:16-17):
1. Meja Tuhan adalah satu kesaksian bahwa kita yang adalah milik Kristus
adalah satu:
a. Kita adalah satu roti, satu Tubuh, karena ktia semua mengambil
bagian dalam roti yang satu itu (ay. 17).
b. Pengambil bagian kita akan Kristus menyusun kita menjadi satu
Tubuh-Nya.
2. Jika kita mengisolir diri kita dari persekutuan Tubuh ini, maka kita
tidak layak untuk mengambil bagian dalam tubuh Tuhan, karena roti di
atas meja dalam perjamuan malam Tuhan itu menandakan seluruh
Tubuh Kristus.
F. Di antara semua gereja yang menyusun satu Tubuh Kristus yang universal,
tidak ada organisasi, tetapi ada persekutuan Tubuh Kristus (Flp. 1:5).
G. Persekutuan ilahi adalah realitas dari hidup di dalam Tubuh Kristus (1 Kor.
1:9; 12:12-13, 27).
18
Berita Lima
Cara Alkitabiah untuk Bersidang dan Melayani bagi Pembangunan Tubuh
Kristus
Pembacaan Alkitab: Rm. 15:16; Ibr. 10:24-25; Ef. 4:11-16; 1 Kor. 14:4b, 31; 2 Kor. 4:16;
Yoh. 21:15-17
I. Kita harus melihat dan mempraktekkan poin-poin penting mengenai
terang dan wahyu yang telah kita terima dari Tuhan mengenai cara
alkitabiah untuk bersidang dan melayani bagi pembangunan Tubuh
Kristus:
A. Kita harus berfungsi sebagai imam-imam injil, yang memberitakan injil dan
menyelamatkan orang-orang melalui kunjungan (Rm. 15:16; Luk. 10:1-6).
B. Kita harus bersidang di rumah-rumah kaum beriman baru, merawat dan
mengasuh mereka, supaya buah kita bisa tetap ada (Kis. 5:42; Yoh. 15;16).
C. Kita harus mengaar dan menyempurnakan orang-orang kudus melalui
sidang-sidang kelompok vital kepada pekerjaan ministri Perjanjian Baru,
kepada pembangunan Tubuh Kristus (Ibr. 10:24-25; Ef. 4:11-12):
1. Di dalam sidang-sidang kelompok vital, kaum beriman perlu memiliki
persekutuan dan doa syafaat bersama, perhatian dan penggembalaan
bersama, pengajaran dan mempelajari kebenaran bersama, dan
instruksi bersama dalam menuntut pertumbuhan dalam hayat rohani,
bagi promosi pemberitaan injil, perawatan bagi orang-orang baru,
mengadakan sidang-sidang kelompok, dan berbagai jenis pelayanan
lainnya di dalam kehidupan gereja.
2. Sidang-sidang kelompok vital adalah bagian utama dari kehidupan dan
pelayanan gereja.
D. Kita harus memimpin orang-orang kudus untuk menuntut dan damba
bernubuat di dalam sidang-sidang gereja, berbicara bagi Tuhan,
membicarakan Tuhan, menyuplaikan Tuhan kepada orang lain, dan
berbicara serta saling mendengar dalam kebersamaan bagi pembangunan
orang-orang kudus dan gereja (1 Kor. 14:1, 3-5):
1. Bernubuat semacam ini adalah yang bisa dan harus dilakukan oleh
setiap kaum beriman (ay. 31, 24).
2. Bernubuat semacam ini bagi pembangunan gereja adalah yang paling
unggul dari semua karunia dan sangat direkomendasikan oleh rasul
Paulus di dalam 1 Korintus 14 (ay. 12, 39).
E. Gereja adalah organisme sebagai perbauran dari Allah dan manusia yang
dihasilkan oleh Allah Tritunggal yang telah melalui proses dalam Trinitas
Ilahi-Nya (Ef. 1:3-14, 19-23):
1. Organisme ini tersusun secara organik bukannya secara organisasi (ay.
23).
2. Organisme ini dibangun melalui pertumbuhan hayat Allah bukannya
oleh perbuatan-perbuatan tangan manusia (4:16).
3. Organisme ini adalah satu di dalam hayat Allah dan tidak mengizinkan
perbedaan atau pemisahan apa pun (ay. 4a).
4. Semua pergerakan dari organisme ini dipimpin dan dipromosikan oleh
hayat yang beroperasi di dalamnya (ay. 30).
F. Wahyu di dalam Efesus 4:11-16 ini harus dipulihkan:
19
1. Karunia-karunia menyempurnakan semua orang kudus supaya mereka
dapat melakukan pekerjaan ministri Perjanjian Baru bagi pembangunan
Tubuh Kristus (ay. 12).
2. Karunia-karunia itu adalah sendi-sendi suplai di dalam Tubuh Kristus,
dan orang-orang kudus yang disempurnakan adalah “setiap bagian,”
yang beroperasi dalam ukuran mereka sendiri di dalam Tubuh Kristus
(ay. 16a).
3. Karunia-karunia sebagai orang-orang yang menyuplai membentuk
struktur yang menghubungkan dari Tubuh Kristus, dan setiap anggota
yang berfungsi menjadi bahan penyusun yang rapi tersusun di dalam
Tubuh; keduanya disatukan bersama menyebabkan Tubuh ini dijalin,
diikat, dan dibangun bersama (ay. 16b).
G. Wahyu di dalam 1 Korintus 14 ini juga harus dipulihkan mengikuti
pemulihan Efesus 4:11-16:
1. Orang-orang kudus yang disempurnakan oleh karunia-karunia ini harus
menuntut dan damba bernubuat, yaitu berbicara bagi Tuhan,
membicarakan Tuhan, dan menyuplai orang lain dengan Tuhan,
sehingga gereja bisa dibangunkan (1 Kor. 14:1, 3-5).
2. Bernubuat semacam ini yang adalah bagi pembangunan gereja dan yang
mengungguli semua karunia lain adalah perkara saling berbicara dan
saling mendengarkan (ay. 12, 24, 31).
3. Bernubuat semacam ini yang penuh dengan saling berbicara dan saling
mendengarkan ini akan menggerakkan fungsi organik rohani dari
anggota-anggota Tubuh Kristus; ini akan mendidik dan membangun
gereja (ay. 4b; lih. Mat. 16:18).
H. Kita harus menjadi satu dengan Tuhan dan bekerja sama dengan-Nya untu
memulihkan imamat injil Perjanjian Baru (Rm. 15:16):
1. Semua kaum beriman Allah yang telah diselamatkan di dalam
Perjanjian Baru adalah imam-imam; mereka bersama-sama menjadi
imamat universal (Why. 1:5b-6; 5:9-10; 1 Ptr. 2:5, 9).
2. Tugas utama dari imam-imam Perjanjian Baru adalah memberitakan
injil untuk memimpin orang-orang dosa untuk diselamatkan dan
mempersembahkan mereka sebagai kurban-kurban rohani; inilah
sebabnya mengapa mereka disebut imam-imam injil (ay. 9, 5; Rm. 15:16).
3. Baik dalam sidang-sidang kelompok vital, dalam bernubuat di sidang-
sidang gereja, dalam pemberitaan injil melalui mengunjungi orang-
orang, maupun dalam merawat orang-orang baru, prinsipnya adalah
sama—kita harus membuat semua orang kudus menjadi anggota-
anggota Tubuh Kristus, dengan setiap orang bekerja, setiap orang
berfungsi menurut ukurannya, bagi pembangunan Tubuh organik
Kristus.
II. Untuk mempraktekkan cara alkitabiah untuk bersidang dan melayani
bagi pembangunan Tubuh Kristus, kita perlu satu penghidupan yang
dibangunkan dan berjerih lelah dalam penggembalaan yang mengalir
keluar dari kasih kita terhadap Tuhan:
A. Kebangunan yang kita bicarakan ini adalah pembaruan yang digambarkan
di dalam 2 Korintus 4:16; setiap hari kita memerlukan satu pembaharuan
dan pembaharuan ini harus disegarkan hari demi hari:
20
1. Setiap pagi kita harus membiarkan Tuhan Yesus, Matahari kita, untuk
terbit di dalam kita supaya kita bisa diperbarui (Luk. 1:78-79; Mal. 4:2;
Hak. 5:31).
2. Untuk mencapai hal ini, kita semua harus bangun pagi di pagi hari
untuk bersekutu dengan Tuhan; kita harus berdoa kepada Tuhan,
“Terima kasih kepada-Mu, Tuhan, untuk satu permulaan yang baru;
kiranya hari ini menjadi hari yang mengesankan di dalam
kehidupanku”; inilah yang kita sebut dengan kebangunan pagi demi
pagi.
3. Setiap pagi kita harus mempersembahkan Kristus sebagai kurban
bakaran kita dan kurban pendamaian kita berdasarkan Dia menjadi
kurban dosa kita supaya kita bisa memilki satu permulaan yang baru;
kita bukan hanya harus melakukan hal ini setiap hari, melainkan juga
kita harus melakukannya dengan kemanisan dan kedalaman (Im. 6:12-
13).
4. Memiliki kebangunan pagi yang diperbarui setiap hari adalah memiliki
satu transformasi yang segar setiap hari; jika kita tetap tinggal dalam
transformasi ini sepanjang hidup kita, maka kita akan bertumbuh dalam
hayat Tuhan sampai kita matang (Rm. 12:2; 2 Kor. 3:18)
B. Kita perlu menempuh satu kehidupan yang menang dengan
mengkonsekrasikan segala sesuatu milik kita kepada Tuhan dari kasih kita
terhadap-Nya dan berjuang untuk menebus setiap titik kesempatan untuk
mengontak orang-orang untuk menggembalakan dan menyempurnakan
mereka (Yoh. 21:15-17; 1 Ptr. 5:1-4):
1. Begitu kita mendengar seseorang sakit atau seseorang menghadapi
masalah-masalah, kita harus memperhatikan dia, berdoa baginya, dan
pergi untuk mengunjunginya; pengaruh yang diberikan oleh sedikit
perhatian, doa, dan kunjungan ini jauh lebih kuat daripada sepuluh
berita.
2. Jika kita memiliki hati bagi Tuhan, maka mulai sekarang dan
seterusnya, kita harus memiliki satu kebangunan setiap hari untuk
menempuh kehidupan yang menang, mengkonsekrasikan segala sesuatu
bagi Tuhan, dan berjuang untuk menebus setiap titik kesempatan untuk
memperhatikan orang-orang satu demi satu.
3. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan dalam penggembalaan kita
adalah mengontak orang-orang sebelum dan setelah sidang-sidang.
C. Hanya dengan demikianlah pembangunan organik Tubuh Kristus di dalam
Efesus 4:11-16 dan sidang-sidang dalam kebersamaan di dalam 1 Korintus
14:26 akan direalisasikan dan dipraktekkan di antara kita; bagi hal ini, kita
perlu kebangunan setiap hari dan kemenangan setiap hari sebagai dasarnya;
kita juga memerlukan satu kehidupan dan satu pekerjaan (penghidupan
yang dibangunkan dan berjerih lelah dalam penggembalaan) yang mengalir
dari kasih kita terhadap Tuhan untuk memelihara kemenangan kita.
21
Berita Enam
Mempraktekkan Kehidupan Gereja dalam Kesadaran akan Satu Manusia Baru
Pembacaan Alkitab: Ef. 2:15; 4:22-24; Kol. 3:10-12; Flp. 1:8; Flm. 7, 12, 20
I. Gereja, Tubuh Kristus, adalah satu manusia baru untuk menggenapkan
tujuan Allah—manusia-Allah korporat universal :
A. Maksud Allah dalam penciptaan-Nya terhadap manusia adalah untuk
memiliki satu manusia korporat yang mengekspresikan Dia dan mewakili
Dia; akhirnya, gereja sebagai satu manusia baru ini adalah manusia
korporat dalam maksud Allah, dan manusia baru ini akan memenuhi tujuan
ganda Allah yaitu mengekspresikan Allah dan membereskan musuh Allah
(Kej. 1:26).
B. Satu manusia baru ini sama dengan Tubuh Kristus; Kristus dan kita
bersama-sama membentuk satu manusia universal (Ef. 2:15-16; Kol. 3:10,
15).
C. Satu manusia baru ini diciptakan oleh Kristus di salib dengan dua jenis
bahan—manusia tercipta yang telah ditebus dan elemen ilahi; di salib,
Kristus menyatukan bahan-bahan ini untuk menghasilkan satu manusia
baru:
1. Dalam menciptakan manusia baru, pertama-tama manusia alamiah kita
disalibkan oleh Kristus, dan kemudian melalui penyaliban manusia
lama, Kristus menyalurkan elemen ilahi ke dalam kita, dan
menyebabkan kita menjadi satu kesatuan baru (Rm. 6:6; 2 Kor. 5:17).
2. Frase di dalam Diri-Nya di dalam Efesus 2:15 menunjukkan bahwa
Kristus bukan hanya Pencipta dari satu manusia baru ini, melainkan
juga alam yang di dalamnya dan esesn yang dengannya satu manusia
baru ini diciptakan.
D. Sasaran dari pemulihan Tuhan adalah menghasilkan satu manusia baru
(4:24):
1. Yang telah Tuhan lakukan—dan yang sedang Dia lakukan sekarang—di
dalam pemulihan-Nya adalah menghasilkan satu manusia baru dengan
Diri-Nya sendiri sebagai hayat dan persona bagi ekspresi Allah (3:17a;
Kol. 3:4, 10-11).
2. Satu manusia baru ini akan mendatangkan kerajaan Allah dan akan
membawa Kristus, sang Raja, kembali ke bumi (Why. 11:15).
E. Dalam gereja sebagai satu manusia baru, Kristus adalah semua dan di
dalam semua (Kol. 3:10-11):
1. Tidak ada persona alamiah di dalam satu manusia baru ini, dan tidak
ada kemungkinan, tidak ada ruangan, bagi persona alamiah apa pun (ay.
11):
a. Meskipun ada berbagai macam orang yang menyusun satu manusia
baru ini, tetapi semuanya adalah bagian dari Kristus; tidak ada lagi
persona-persona alamiah.
b. Di dalam satu manusia baru ini, hanya ada satu persona—Kristus
yang almuhit (2:17; 3:4, 11).
2. Satu manusia baru ini akan muncul bila kita dijenuhi, dipenuhi, dan
diresapi dengan Kristus dan digantikan oleh Dia melalui satu proses
yang organik (2 Kor. 3:18):
22
a. Manusia baru ini adalah Kristus di dalam semua orang kudus, yang
meresapi kita dan menggantikan kita sampai semua perbedaan
disingkirkan dan setiap orang disusun dengan Kristus (Kol. 3:11).
b. Kristus yang almuhit harus digarapkan ke dalam kita secara organik
sampai Dia menggantikan diri alamiah kita dengan Diri-Nya sendiri
(Ef. 3:17a; Gal. 4:19).
3. Di dalam satu manusia baru, Kristus adalah semua anggota dan berada
di dalam semua anggota (Kol. 3:11):
a. Kristus yang berhuni di dalam kita adalah bahan penyusun dari satu
manusia baru ini (1:27; 3:11).
b. Karena Kristus adalah semua anggota dari manusia baru ini, maka
tidak ada ruangan di dalam manusia baru ini bagi ras, kebangsaan,
kebudayaan atau status sosial apa pun (ay. 11).
II. Kita perlu mempraktekkan kehidupan gereja dalam kesadaran akan
satu manusia baru (ay. 10-11; Ef. 4:23-24; Flm. 1-2, 10-19):
A. Di dalam Kolose 4:7-17, kita memiliki satu ilustrasi yang praktis mengenai
wahyu satu manusia baru dan mengenai kesadaran akan satu manusia baru:
1. Baik orang-orang kudus di Kolose maupun Paulus dan orang-orang yang
menyertainya dalam keadaan yang sebenarnya adalah anggota-anggota
dari satu manusia baru dan memiliki kesadaran akan satu manusia
baru.
2. Perkataan Paulus mengenai pembacaan surat-surat membuktikan
bahwa tidak ada perbedaan di antara gereja di Laodikia dan gereja di
Kolose; perkatannya menyiratkan persekutuan, keesaan, keharmonisan,
dan kontak yang intim (ay. 16).
3. Alih-alih perbedaan-perbedaan di antara kebangsaan, ras, dan kelas, di
bumi ini secara praktis ada satu manusia baru yang diciptakan di dalam
Kristus Yesus; bukan sekadar ada gereja-gereja lokal di berbagai kota—
ada satu manusia baru secara riil dan praktis (Ef. 2:15).
B. Jika kita sadar akan satu manusia baru, maka kita akan menyadari bahwa
semua gereja lokal di negara-negara yang berbeda-beda itu adalah satu
manusia baru (ay. 21-22).
C. Surat kiriman kepada Filemon harus dianggap sebagai satu kelanjutan dari
Kolose 4 dan dianggap sebagai ilustrasi tentang kesamaan status kaum
beriman di dalam manusia baru (Flm. 1-2, 10-19):
1. Kasus Onesimus dan Filemon mengilustrasikan bahwa di dalam
manusia baru, semua kaum beriman memiliki status yang sama.
2. Perbedaan tingkatan sosial dan status di antara kaum beriman telah
dihapuskan karena kaum beriman telah disusun dengan Kristus yang
almuhit, yang adalah hayat mereka (Kol. 3:4).
3. Dalam praktek ekonomi Allah, adalah penting bahwa semua tingkatan
sosial dan perbedaan –perbedaan di antara ras dan bangsa-bangsa itu
dikesampingkan (ay. 10-11).
4. Jika kita melihat bahwa kaum beriman memiliki status yang sama di
dalam manusia baru, maka tidak akan ada masalah-masalah di antara
kita mengenai tingkatan sosial, kebangsaan, ataupun ras (1 Kor. 12:13;
Gal. 3:28; Kol. 3:10-11).
23
5. Status kaum beriman yang sama ini adalah perkara kasih, yang berasal
dari iman; di dalam manusia baru, kaum beriman saling mengasihi
dalam iman (ay. 14; Tit. 3:15).
III. Untuk mempraktekkan kehidupan gereja dalam kesadaran akan satu
manusia baru ini, kita perlu hidup di dalam bagian-bagian dalam
Kristus Yesus dan mengambil bagian-bagian dalam Kristus ini sebagai
bagian-bagian dalam kita (Flp. 1:8; Kol. 3:10-12; Ef. 3:16-17; 4:22-24):
A. Bagian-bagian dalam ini menandakan kasih sayang, kelembutan, dan
rahmat yang batini (Flp. 1:8; 2:1; Kol. 3:12).
B. Sebagai seorang manusia, Kristus memiliki bagian-bagian dalam insani
dengan berbagai fungsinya, dan pengalaman-pengalaman Kristus dalam
bagian-bagian dalam-Nya adalah pengalaman-pengalaman-Nya dalam
pikiran, emosi, tekad, jiwa, hati, dan roh-Nya, termasuk kasih, kedambaan,
perasaan, pemikiran, keputusan, motivasi, dan maksud-Nya (Luk. 2:49; Yoh.
2:17; Mat. 26:39; Yes. 53:12; 42:4; Mrk. 2:8).
C. Paulus adalah seorang yang terus menerus mengalami Kristus dalam
bagian-bagian dalam-Nya (Flp. 2:5; 1 Kor. 2:16b; Rm. 8:6):
1. Paulus bersatu dengan Kristus bahkan di dalam bagian-bagian dalam-
Nya—dalam kasih sayang, kelembutan, belas kasihan, dan simpati-Nya.
2. Paulus tidak memelihara bagian-bagian dalamnya sendiri melainkan
mengambil bagian-bagian dalam Kristus sebagai bagian-bagian
dalamnya (Flp. 2:5):
a. Ia bukan hanya mengambil pikiran Kristus melainkan juga seluruh
batin-Nya.
b. Batin Paulus diubah, diatur ulang, dan dimodel ulang.
c. Batin Paulus disusun ulang dengan bagian-bagian dalam Kristus.
3. Yang ada di dalam Kristus sebagai kebenaran—seperti ketulusan,
kesetiaan, dan layak dipercaya—juga ada di dalam Paulus (2 Kor. 11:10).
4. Kasih Paulus terhadap orang-orang kudus bukanlah kasihnya
melainkan kasih dalam Kristus, yang adalah kasih Kristus; jadi, Paulus
mengasihi orang-orang kudus bukan dengan kasih alamiahnya,
melainkan dengan kasih Kristus (1 Kor. 16:24).
D. Untuk memperhidupkan Kristus memerlukan agar kita tetap tinggal di
dalam bagian-bagian dalam Kristus (Flp. 1:21a, 8):
1. Paulus mengalami bagian-bagian dalam Kristus; ia bersatu dengan
Kristus di dalam bagian-bagian dalam-Nya ketika merindukan orang-
orang kudus (ay. 8).
2. Paulus tidak menempuh satu kehidupan di dalam batin alamiahnya; ia
menempuh satu kehidupan di dalam bagian-bagian dalam Kristus.
3. Jika kita ingin menjadi orang-orang yang berada di dalam Kristus, maka
kita harus berada di dalam bagian-bagian dalam-Nya, yaitu dalam
perasaan-perasaan-Nya yang lembut dan halus (Yoh. 15:4).
4. Memperhidupkan Kristus berarti tinggal di dalam bagian-bagian dalam-
Nya dan di sana menikmati Dia sebagai kasih karunia (Flp. 1:8; 4:23).
E. Paulus mengambil bagian-bagian dalam Kristus Yesus sebagai bagian-
bagian dalamnya ketika memperhatikan gereja sebagai Tubuh Kristus dan
satu manusia baru (1:8; Kol. 3:10-11):
24
1. Paulus memperhatikan gereja dengan mengambil perasaan Kristus
sebagai perasaannya sendiri; perasaan Kristus bagi gereja menjadi
perasaan Paulus bagi gereja (2 Kor. 2:4; 4:12; 11:2; 12:14-15; Kol. 1:24).
2. Seperti halnya Paulus, kita juga harus mengambil perasaan Kristus
sebagai perasaan kita; ini sangat diperlukan bagi penghidupan kita
secara korporat di dalam satu manusia baru dan mempraktekkan
kehidupan gereja dalam kesadaran akan satu manusia baru (Rm. 12:15).
F. Di dalam kitab Filemon, kita memiliki satu gambaran tentang kehidupan
gereja sebagai satu manusia baru yang hidup di dalam bagian-bagian dalam
Kristus Yesus (ay. 7, 12, 20):
1. Kasih sayang dan rahmat batini Paulus pergi bersama dengan Onesimus
kepada Filemon (ay. 12).
2. Jika kita hidup di dalam bagian-bagian dalam Kristus Yesus, maka kita
akan mempraktekkan kehidupan gereja dalam kesadaran akan satu
manusia baru (Flp. 1:8; Kol. 3:10-12).
3. Karena kita adalah bagian-bagian dari satu manusia baru yang korporat,
maka kita perlu memiliki kesadaran akan manusia baru melalui hidup
di dalam bagian-bagian dalam Kristus Yesus, dengan demikian
mempraktekkan kehidupan gereja dalam kesadaran akan manusia baru
dengan hidup di dalam bagian-bagian dalam Kristus Yesus (ay. 10-12; 1
Kor. 12:25-26; Rm. 12:15; Flp. 1:8).