kegiatan home care 1
DESCRIPTION
home careTRANSCRIPT
Kegiatan home care 1
Nama: Mr A
Umur: 16 tahun
Alamat: Pesantren Al-fatah, Natar
Pekerjaan: Pelajar
Agama: Islam
1.Anamnesa
Keluhan utama:
Gatal gatal pada kulit tangan dan badan sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan tambahan:
Gatal terjadi pada malam hari
Riwayat penyakit sekarang:
Gatal gatal di tangan dan badan yang diawali dengan bintik kemerahan kecil berair yang
terasa gatal sehingga pasien ingin menggaruk dan bekas garukan berwarna kehitaman.
Riwayat penyakit terdahulu :
Tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya
Riwayat kebiasaan:
Tidak mengganti pakaian 2 kali sehari
terkadang bertukar pakaian dengan teman
terkadang tidak mandi setelah olahraga terutama sore hari
mengganti pakaian dalam 2 hari sekali
tidak selalu menjemur handuk dibawah sinar matahari-tidur seruangan dengan teman yang
menderita skabies
kasur jarang dijemur dan sering bertukar kasur dengan teman
teman sekamar ada yang menderita skabies
Riwayat keluarga :
Tidak ada yang menderita hal yang sama
Riwayat pengobatan:
Sudah berobat sebelumnya di pusat kesehatan pesantren
Riwayat alergi:
Tidak ada alergi obat
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: compos mentis
Berat badan: 48 kg
Tinggi badan: 165 cm
TD: 120/90 mmHg
Nadi: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
Suhu: 37 °C
Pemeriksaan efloresensi
Inspeksi: Ditemukan vesikel pada tangan yang terinfeksi, sebagian menjadi krusta
Palpasi: Teraba kasar
3. Diagnosis banding
a) Skabies
Papula dan vesikel miliar sampai lentikular disertai eksoriasi. Penderita selalu
mengeluh gatal terutama malam hari. (Siregar, 2005)
b) Prurigo
Diawali gigitan serangga selanjutnya timbul urtikaria papular. Papula berwarna
merah selanjutnya papula menjadi runcing runcing membentuk vesikel. Berbeda
dengan skabies dengan lesi papulo-vesikel dengan gejala gatal di tangan pada
malam hari. (Siregar, 2005)
c) Pedikulosis korporis
Pedikulosis korporis berbeda dari Scabies, terutama pada lingkungan
terjadinya pada umumnya terjadi daerah perkebunan dan peternakan. Rasa gatal
yang dirasakan tidak hanya terjadi pada malam hari dan tidak membentuk
terowongan. Siregar (2005)
4. Edukasi
Jaga kebersihan dengan mandi 2 kali sehari. Kasur dijemur sekurang-kurangnya seminggu
sekali. Jangan menggaruk daerah yang gatal apabila ada gejala yang sama berulang segera ke
petugas kesehatan agar diberi pengobatan.
5. Konsultasi klinik gizi
makan teratur 3 kali sehari yang disediakan asrama
dalam seminggu sekurang-kurangnya mengkonsumsi daging 3 kali
konsumsi sayur sayuran cukup
buah buahan tidak setiap hari
6. Standar gizi
Makanan yang dibutuhkan setiap hari yang mengandung karbohidrat seperti nasi, jagung,
singkong,kentang. Kandungan lemak seperti minyak nabati, daging, kacang-kacangan.
Kandungan protein seperti daging, kedelai, ikan. Kebutuhan kalsium dari susu. Vitamin
didapat dari buah buahan setiap hari.
7. Konsultasi klinik sanitasi
ruangan tinggal kurang lebih 10x5 meter ditinggali kurang lebih 20 orang
tempat tidur berupa matras lantai yang kasurnya tidak selalu dijemur 1 minggu sekali
dibawah terik matahari
fasilitas toilet untuk mandi dan septic tank terpisah
kualitas air bening, tidak berbau, dasarnya wadah tampungan air kotor
septic tank model leher angsa
sumber air tanah/pompa
tempat berjemur pakaian cukup terbuka
kebersihan kamar mandi cukup
fasilitas laundri asrama
Saran:
Selalu bersihkan lantai kamar mandi agar tidak berlumut. Hindari terjadinya genangan air di
kamar mandi. Bersihkan bak penampungan air seminggu sekali. Setiap seminggu sekali
menjemur kasur dibawah terik matahari agar parasit skabies mati. Cuci spray seminggu
sekali. Biasakan mandi 2 kali sehari dan mengganti baju setelah mandi. Hindari bertukar
pakaian dengan kerabat yang mempunyai gejala skabies.
8. Sanitasi yang baik
Sanitasi sesuai nomenklatur MDGs adalah pembuangan tinja. Termasuk dalam
pengertian ini meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset
yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Sedangkan kriteria akses terhadap
sanitasi layak jika penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset
yang digunakan jenis ‘latrine’ dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki
septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL).
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah
berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara
dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air
dan udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik
berdampak mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga
maupun keperluan komersial
Terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja, antara lain :
A. Rumah Kakus: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkunagn sekitar, harus
memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun estetika. Konstruksi
disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah tangga.
B. Lantai Kakus: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya
harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga
disesuaikan dengan bentuk rumah kakus.
C. Tempat Duduk Kakus: Fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat penampungan
tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang
mudah diangkat.
D. Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung, bertujuan
menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban tetap bersih. Juga agar
menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga dapat mencegah penularan
penyakit.
E. Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban tetap bersih
setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3 hari sekali meliputi
kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin. Sedangkan peralatan pembersih
merupakan bahan yang ada di rumah kakus didekat jamban.
F. Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang
berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi lubang harus
kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen, sehingga menghindari
pencemaran lingkungan.
G. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan tinja
yang lengkap, berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang bercampur tinja.
Menurut Depkes RI, terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain :
A. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter
dari sumber air minum.
B. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
C. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah
di sekitarnya.
D. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
E. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
F. Cukup penerangan
G. Lantai kedap air
H. Ventilasi cukup baik
I. Tersedia air dan alat pembersih.
Manfaat dan Fungsi Jamban Keluarga
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi
syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :
A. Melindungi kesehatan masyarkat dari penyakit
B. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan saran yang aman
C. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit
D. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan
Sedangkan prosedur pemeliharaan jamban menurut Depkes RI adalah sebagai berikut:
A. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering
B. Di sekeliling jamban tidak ada genangan air
C. Tidak ada sampah berserakanan
D. Rumah jamban dalam keadaan baik
E. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
F. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada
G. Tersedia alat pembersih
H. Bila ada yang rusak segera diperbaiki
9. Bangunan yang disarankan
Luas bangunan rumah minimal adalah 8m2 perorang.3 Sedangkan menurut UU No.1
Pasal 23 Ayat 3 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, luas rumah minimal adalah
36m2.
10. Pengadaan air bersih
A. Persediaan air
A. Persediaan air harus cukup untuk memberi sedikit–dikitnya 15 liter per orang per hari
B. Volume aliran air ditiap sumber sedikitnya 0,125 liter perdetik.
C. Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter
D. 1 (satu) kran air untuk 80 – 100 orang
B. Kualitas air
Air di sumber–sumber harus layak diminum dan cukup volumenya untuk keperluan keperluan
dasar (minum, memasak, menjaga kebersihan pribadi dan rumah tangga) tanpa
menyebabakan timbulnya risiko–risiko besar terhadap kesehatan akibat penyakit–penyakit
maupun pencemaran kimiawi atu radiologis dari penggunaan jangka pendek.
A. Di sumber air yang tidak terdisinfektan (belum bebas kuman), kandungan bakteri dari
pencemaran kotoran manusia tidak lebih dari 10 coliform per 100 mili liter
B. Hasil penelitian kebersihan menunjukkan bahwa resiko pencemaran semacam itu
sangat rendah.
C. Untuk air yang disalurkan melalui pipa–pipa kepada penduduk yang jumlahnya lebih
dari 10.000 orang, atau bagi semua pasokan air pada waktu ada resiko atau sudah ada
kejadian perjangkitan penyakit diare, air harus didisinfektan lebih dahulu sebelum
digunakan sehingga mencapai standar yang bias diterima (yakni residu klorin pada
kran air 0,2–0,5 miligram perliter dan kejenuhan dibawah 5 NTU)
D. Konduksi tidak lebih dari 2000 jS / cm dan airnya biasa diminum
E. Tidak terdapat dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengguna air,
akibat pencemaran kimiawi atau radiologis dari pemakaian jangka pendek, atau dari
pemakain air dari sumbernya dalam jangka waktu yang telah direncanakan, menurut
penelitian yang juga meliputi penelitian tentang kadar endapan bahan–bahan kimiawi
yang digunakan untuk mengetes air itu sendiri. Sedangkan menurut penilaian situasi
nampak tidak ada peluang yang cukup besar untuk terjadinya masalah kesehatan
akibat konsumsi air itu.
C. Prasarana dan Perlengkapan
A. Setiap keluarga mempunyai dua alat pengambil air yang berkapasitas 10–20 liter, dan
tempat penyimpan air berkapasitas 20 liter. Alat–alat ini sebaiknya berbentuk wadah
yang berleher sempit dan/bertutup
B. Setiap orang mendapat sabun ukuran 250 gram per bulan.
C. Bila kamar mandi umum harus disediakan, maka prasarana ini harus cukup banyak
untuk semua orang yang mandi secara teratur setiap hari pada jam–jam tertentu.
Pisahkan petak–petak untuk perempuan dari yang untuk laki–laki.
D. Bila harus ada prasarana pencucian pakaian dan peralatan rumah tangga untuk umum,
satu bak air paling banyak dipakai oleh 100 orang.
Sumber diagnosis banding:
a. Siregar.R.S. Hartanto.H.(Eds)2005. Atlas Berwarna Saripati Kulit. 2nd ed. Jakarta : EGC, pp: 164.
b. Siregar.R.S. Hartanto.H.(Eds)2005. Atlas Berwarna Saripati Kulit. 2nd ed. Jakarta : EGC, pp: 133.
c. Siregar.R.S. Hartanto.H.(Eds)2005. Atlas Berwarna Saripati Kulit. 2nd ed. Jakarta : EGC, pp: 169.
Sumber:
1. www.indonesian-publichealth.com 24/07/2013., diakses tanggal 09/01/2015 (sanitasi jamban dan air)
2. UU No.1 Pasal 23 Ayat 3 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (luas bangunan)
3. www.sanitasi.or.id. 06/10/2009., diakses tanggal 09/01/2015 (penyediaan air bersih)