kegiatan eksplorasi panas bumi

46
Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi Kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan panas bumi yang dilakukan dalam usaha mencari sumberdaya panas bumi, membuktikan adanya sumberdaya serta memproduksikan dan memanfaatkan fluidanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survei 2. Eksplorasi lanjut atau rinci (Pre-feasibility study) 3. Pemboran Eksplorasi 4. Studi kelayakan (Feasibility study) 5. Perencanaan 6. Pengembangan dan pembangunan 7. Produksi 8. Perluasan I. EKSPLORASI PENDAHULUAN (RECONNAISANCE SURVEY) Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat

Upload: yosep-permana

Post on 10-Aug-2015

141 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Tes

TRANSCRIPT

Page 1: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan panas bumi yang dilakukan dalam

usaha mencari sumberdaya panas bumi, membuktikan adanya sumberdaya serta

memproduksikan dan memanfaatkan fluidanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survei

2. Eksplorasi lanjut atau rinci (Pre-feasibility study)

3. Pemboran Eksplorasi

4. Studi kelayakan (Feasibility study)

5. Perencanaan

6. Pengembangan dan pembangunan

7. Produksi

8. Perluasan

I. EKSPLORASI PENDAHULUAN (RECONNAISANCE SURVEY)

Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari daerah

prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas

bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai

geologi regional di daerah tersebut.

Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :

1. Studi Literatur

2. Survei Lapangan

3. Analisa Data

Page 2: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

4. Menentukan Daerah Prospek

5. Spekulasi Besar Potensi Listrik

6. Menentukan Jenis Survei yang Akan Dilakukan Selanjutnya

1. Studi Literatur

Langkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari daerah prospek panas bumi

adalah mengumpulkan peta dan data dari laporan-lapaoran hasil survei yang pernah

dilakukan sebelumnya di daerah yang akan diselidiki, guna mendapat gambaran

mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana terdapat manifestasi permukaan,

fenomena vulkanik, geologi dan hidrologi di daerah yang sedang diselidiki dan kemudian

menetapkan tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang diperlukan untuk

pengumpulan data sangat tergantung dari kemudahan memperoleh peta dan laporan-

laporan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan akan

memerlukan waktu sekitar 1 bulan.

1. Survei Lapangan

Survei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan geokomia. Luas daerah yang

disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000 km2, tetapi bisa

juga hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei biasanya dimulai dari tempat-tempat

dimana terdapat manifestasi permukaan dan di daerah sekitarnya serta di tempat-tempat

lain yang telah ditetapkan berdasarkan hasil kajian interpretasi peta topografi, citra

landsat dan penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei yang pernah

dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini survei dilakukan dengan menggunakan peralatan-

peralatan sederhana dan mudah dibawa.

Page 3: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara global formasi dan jenis batua,

penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-jenis manifestasi yang terdapat di daerah

tersebut besertas karakteristiknya, mengambil sampel fluida melakukan pengukuran

temperatur, pH, dan kecepatan air.

Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan sangat tergantung dari kondisi geologi dan

luas daerah yang akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang telah ada serta junlah

orang ayng terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan reconnaisab\nce yang dilakukan

pada satu daerah biasanya ± 2 minggu sampai 1 bulaln, dilanjutkan dengan survei detail

selama 3-6 bulan.

Di beberapa negara waktu yang diperlukan untuk survei lapangan ada yang lebih lama.

Menurut Baldi (1990), bila kuantitas dam kualitas data yang telah ada cukup baik serta

daerah yang akan diselidiki tidak terlaullu luas, maka survei lapangan mungkin hanya

memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila data yang ada sangat terbatas dan

daerah yang akan diselidiki cukup luas, maka survey lapangan dan analisis data akan

memakan waktu beberapa bulan sampai satu tahun.

1. Analisis dan Interpretasi Data

Data dari survei sebelumnya serta dari hasil survei lapangan dianalisis untuk

mendapatkan gambaran (model) mengenai regional geologi dan hidrologi di daerah

tersebut. Dari kajian data geologi, hidrologi dan geokimia ditentukan daerah prospek,

yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi. Dari hasil

analisis dan interpretasi data juga dapat diperkirakan jenis reservoir, temperatur

reservoir, asal sumber air, dan jenis batuan reservoir.

1. Spekulasi Besar Sumberdaya Panasbumi

Pada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat terbatas. Meskipun demikian,

seringkali para ahli geothermal diharapkan dapat “berspekulasi” mengenai besarnya

Page 4: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki. Jenis dan temperatur reservoir dapat

diperkirakan. Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran

manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global, tetapi selama

ini hanya ditentukan dengan cara statistik (rata-rata luas prospek).

Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang diteliti cukup baik untuk

dikembangkan selanjutnya apakah survey rinci pwerlu dilakukan atau tidak. Apabila

tidak, maka daerah yang diteliti ditinggalkan.

I. EKSPLORASI LANJUT ATAU RINCI (PRE-FEASIBILITY STUDY)

Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap ‘pre-feasibility study’ atau tahap

survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika.

Tujuan dari survei tersebut adalah :

Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan

bawah permukaan

Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya panasbumi.

Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran

batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri cadangan panas bumi,

hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta potensi

listriknya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya dilakukan di tempat-tempat

yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah yang akan disurvei tergantung dari

keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah yang disurvei adalah sekitar 500-1000

km2, namun ada juga yang hanya seluas 10-100 km2.

Page 5: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas daerah yang diselidiki, jenis-jenis

pengujian yang dilakukan serta jumlah orang yang terlibat. Bila sumberdaya siperkirakan

mempunyai temperature tinggi dan mempunyai potensi untuk pembangkit listrik biasanya

luas daerah yang diselidiki cukup luas, sehingga untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility

study (survei lapangan, interpretasi dan analisis data, pembuatan model hingga pembuatan

laporan) diperlukan waktu sekitar ± satu tahun.

Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki dan waktu yang diperlukan

untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya diperkirakan mempunyai termperatur

sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa apabila sumberdaya mempunyai temperatur

sedang, maka dengan pertimbangan ekonomi luas daerah yang diselidiki bisa lebih kecil dan

didaerah tersebut cukup hanya dilakukan satu jenis survey geofisika saja. Dengan demikian

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tahap pre-feasibility study menjadi lebih

pendek, yaitu hanya beberapa bulan saja. Sementara kelompok lain berpendapat bahwa untuk

daerah panasbumi dengan tingkatan prospek lebih rendah (sedang) dan akan dikembangkan

justru memerlukan survey yang lebih lengkap dan lebih teliti untuk menghindarkan terlalu

banyaknya kegagalan pemboran.

1. Survei Geologi Lanjut/Rinci

Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk memahami struktur geologi dan

stratigrafi maka survei geologi rinci harus dilakukan di daerah yang cukup luas.

Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah yang diselidiki serta jumlah orang

yang terlibat dalam penyelidikan, tetpi hingga penulisan laporan biasanya diperlukan

sekitar 3-6 bulan.

Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara mendatar

maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam kaitannya

Page 6: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi termasuk memperkirakan luas daerah

prospek dan sumber panasnya.

1. Survei Geokimia Lanjut

Pekerjaan yang dilakukan pada suatu survei geokimia lanjut pada dasarnya hamper sama

dengan pada tahap survei pendahuluan, tetapi pada tahap ini sampel harus diambil dari

semua manifestasi permukaan yang ada di daerah tersebut dan di daerah sekitarnya untuk

dianalisis di tampat pengambilan sampel dan atau di laboratorium. Analisis geokimia

tidak hanya dilakukan pada fluida tau gas dari manifestasi panas permukaan, tetapi juga

pada daerah lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsure-unsur tertentu yang

terkadanga dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas hydrothermal. Selain itu juga

perlu dibuat manifestasi permukaan, yaitu peta yang menunjukkan lokasi serta jenis

semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut.

Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas

permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature

reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah permukaan.

Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk memperkirakan problema-problema yang

munkin terjdadi (korosi dan scale) apabila fluida dari sumberdaya panas bumi tersebut

dimanfaatkan dikemudian hari.

1. Survei Geofisika

Survei geofisika dilakukan setelah survei geologi dan geokimia karena biayanya lebih

mahal. Dari sember geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana saja yang harus

disurvei geofisika. Survei geofisika dilakuakn untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai

dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer di bawah permukaan. Dengan

mengetahui sifat fisik batuan maka dapat diketahui daerah tempat terjadinya anomali

Page 7: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

yang dosebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih lanjut geometri prospek serta

lokasi dan bentuk batuan sumber panas dapat diperkirakan.

Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu :

1. Survei resistivity

2. Survei gravity

3. Survei magnetic

4. Survei Macro Earth Quake (MEQ)

5. Survei aliran panas

6. Survei Self Potential

Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi dan struktur di daerah yang akan

diselidiki, serta batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan intrepetasi data.

Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei resistivity–

Schlumberger, gravity dan magnetic karena perlatannya mudah didapat dan biayanya

murah. Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk

disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitu magnetotelluric (MT) atau

Control Source Audio (CSMT) untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman

yang jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang dicapai oleh metode

Schlumberger yang hanya mampu untuk mendeteksi kedalaman sampai beberapa ratus

meter saja.

1. Survei Geografi

Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada tahap ini biasanya dilakuakn survei

geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai status lahan,

Page 8: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas listrik, air, kominaksi yang

tersedia, jumlah dan kepadatan penduduk.

1. Analisis dan Interpretasi Data

Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau “model awal” mengenai

sistem panasbumi di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi serta membuat program pemboran.

Model system panasbumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi, stratigrafi,

hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan temperatur dalam

reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan hingga

kedalaman 1 – 4 km. selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan besarnya potensi

sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve), dan potensi listrik panas bumi

di daerah yang diduga mengandung panasbumi.

I. PEMBORAN EKSPLORASI

Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil

survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi

yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur

eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya

sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang

dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci.

Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga

mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 – 5 sumur eksplorasi.

Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil

survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya

dibor hingga kedalaman 1000 – 3000 meter.

Page 9: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran sumur panas

bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran sumur panasbumi

umumnya 50 – 70%. Ini berarti dari empat sumur eksplorasi yang dibor, ada 2 – 3 sumur

yang menghasilkan.

Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang

diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis – jenis pengujian sumur yang dilakukan di

sumur panasbumi adalah:

Uji hilang air (water loss test)

Uji permeabilitas total (gross permeability test)

Uji panas (heating measurement)

Uji produksi (discharge/ output test)

Uji transien (transient test)

Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang lebih

persis mengenai :

1. Jenis dan sifat fluida produksi.

2. Kedalaman reservoir.

3. Jenis reservoir.

4. Temperatur reservoir.

5. Sifat batuan reservoir.

6. Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur.

7. Kapasitas produksi sumur (dalam MW).

Page 10: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah

perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada telah cukup

untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila beberapa sumur

eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari apakah lapangan tersebut

menarik untuk dikembangkan atau tidak.

I. STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)

Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan

fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya panas

bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk

diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.

Memperbaiki model sistem panas bumi.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable reserve)

serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya.

Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas serta

memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale.

Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa banyak.

Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit listrik.

Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.

Page 11: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

I. PERENCANAAN

Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa daerah panas bumi tersebut

menarik untuk dikembangkan, baik ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis, maka tahap

selanjutnya adalah membuat perencanaan secara detail.

Rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencangkup usulan secara

rinci mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan, sistem

Page 12: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

pipa alir dipermukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini gambar teknik perlu

dibuat secara rinci, mencangkup ukuran pipa alir uap, pipa alir dua fasa, penempatan valve,

perangkat pembuang kondensat dan lain-lain.

I. PEMBORAN SUMUR PRODUKSI, INJEKSI DAN PEMBANGUNAN PUSAT

LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik yang

dibutuhkan oleh pembangkit listrik diperlukan sejumlah sumur produksi. Selain itu juga

diperlukan sumur untuk menginjeksikan kembali air limbah. Pemboran sumur dapat

dilakukan secara bersamaan dengan tahap perencanaan pembangunan PLTP.

I. PRODUKSI UAP, PRODUKSI LISTRIK DAN PERAWATAN

Pada tahap ini PLTP telah beroperasi sehingga kegiatan utama adalah menjaga

kelangsungan:

1. Produksi uap dari sumur-sumur produksi.

2. Produksi listrik dari PLTP.

3. Distribusi listrik ke konsumen.

Page 13: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

I. CONTOH KEGIATAN EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN

PANASBUMI

1. Lapangan Panas Bumi Kamojang

Usaha pencarian panas bumi Indonesia pertama kali dilakukan di daerah kawah

Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1962-1929, lima sumur eksplorasi dibor sampai

kedalaman 66-128 meter. Sehingga sumur KMJ-3 masih memproduksikan uap panas

kering dan dry system. Karena pada saat itu terjadi perang, maka kegiatan pemboran

tersebut dihentikan.

Pada tahun 1972, direktorat vulkanologi dan pertamina, dengan bantuan pemerintah

Perancis dan New Zeland, melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia,

Kamojang mendapat prioritas untuk survei lebih rinci. Pada bulan September 1972

ditandatangani kontrak kerjasama bilateral antara Indonesia dan New Zeland untuk

pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di daerah tersebut. Survey geologi,

geokomia, dan geofisika dilakukan pada daerah tersebut. Area seluas 14 km2 diduga

mengandung fluida panas bumi. Lima sumur eksplorasi (KMJ6-10) kemudian dibor

dengan kedalaman 535-761 meter dan menghasilkan uap kering dengan temperatur

tinggi (2400C). uap tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik Mono

Blok sebesar 0.5 MW yang dimulai beroperasi pada 37 november 1978. Pemboren

dilakukan lagi sampai desember 1982. 18 buah sumur dibor dengan kedalaman 935-1800

m dan menghasilkan 535 ton uap per jam

Setelah menilai potensi sumur dan kualitas uap, maka disimpulkan bahwa uap air di

Kamojang dapat digunakan sebagi pembangkit listrik. Kemudian dibangun PLTP

Kamojang sebesar 30 MW dan mulai beroperasi tanggal 7 februari 1983. Lapangan terus

dikembangkan. Unit II dan mmasing-masing sebesar 55 MW milai dioperasikan

berturut-tirut tanggal 29 juli 1987 dan 13 september 1987, sehingga daya PLTP kaojang

Page 14: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

menjadi 140.25 MW. Untuk memenuhi kebutuhan listrik,dimanfaatkan 26 dari 47 sumur.

Sejak pertengahan tahun 1988, engoperasian Mono Blok 0.25 MW dihentikan. Hingga

saat ini jumlah daya terpasang PLTP masih sebesar 140 MW.

1. Lapangan Panas Bumi Darajat

Lapangan darajat terletak di jawa barat, sekitar 10 km dari lapangan kamojang

pengembangan lapangan darajat dimulai pada tahun 1984 dengan ditandatanganinya

kontrak operasi bersama antar pemerintah Indonesia dengan Amoseas Ltd. Sejarahnya

sebagai berikut :

1972 – 1975 : kegiatan eksplorsi rinci

1976 – 1978 : tiga sumur eksplorasi dibor, menghasilkan uap kering, temperatur

reservoir 235-247 0 C

1984 : KOB

1987 – 1988 : pemboran sumur produksi

Sept. 1994 : PLTP darajat (55 MW) dioperasikan

1. Lapangan Panas Bumi Dieng

Eksplorasi Dimulai tahun 1972, dilanjutkan pemboran eksplorasi pada tahun 1977.

Sejarahnya yaitu :

1972 : Kegiatan eksplorasi dimulai

1977 : Sumur eksplorasi pertama di bor

1981 : Tiga sumur dibor menghasilkan fluida tiga fasa, uap-air. Temperaturrservoar 180-

320 0 C

Page 15: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

14 mei 1984 : Pembangkit listrik mono blok 2 MW dioperasikans/d 1995 : Telah dibor

29 sumur status : KOB dengan Himpurna California energy

Lapangan di dieng ini menghasilkan fluida dua fasa (uap-air). Sampai akhir 1995 telah

dibor sebanyak 29 sumur, akan tetapi belum diperoleh gambaran yang baik mengenai

sistem panas bumi yang terdapat di daerah ini. Selain itu, sumur-sumur ini berproduksi

mengandung H2S dan CO2 yang cukup tinggi, sehingga lapangan di daerah ini belum

dikembangkan.

1. Lapangan Panas Bumi Lahendong

Merupakan lapangan panas bumi yang dikembangkan diluar jawa, 9 sumur yang terdiri

dari 7 sumur eksplorasi dan 2 sumur eksploitasi telah dibor. Sumur ini menghasilkan

fluida dua fasa (uap-air) bertemperatur tinggi dengan potensi sumur rata-rata 6 MWe.

Reservoir mempunyai temperature 280-325oC. Di lapangan ini telah dibangun sebuah

pembangkit listrik panas bumi binary geothermal powerplan berkapasitas 2,5 MW. Pada

pembangkit ini sudu-sudu turbin pembangkit binary digerakkan oleh uap fluida organik

yang dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor (heat exchanger). Saat

ini sedang dibuat rencana pengembangan lapangan lahendong untuk pembangunan pusat

listrik panas bumi berkapasitas 20 MW.

I. RESIKO EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI

1. Resiko yang berkaitan dengan sumber daya, yaitu resiko yang berkaitan dengan :

Kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi di daerah yang sedang

dieksplorasi (resiko eksplorasi).

Kemungkinan besarnya cadangan dan potensi litrik didaerah itu lebih kecil dari yang

diperkirakan atau tidak bernilai komersial (resiko eksplorasi).

Page 16: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

kemungkinan jumlah sumur explorasi yg berhasil lebih sedikit dari yg diharapkan

kemungkinan potensi sumur (well output), baik sumur explorasi lebih kecil dari yg

diperkirakan semula (resiko eksplorasi)

kemungkinan jumlah sumur pengembangan yg berhasil lebih sedikit dari yg

diharapkan (resiko pengembangan)

kemungkinan biaya eksplorasi, pengembangan lapangan dan pengembangan PLTP

lebih mahal dari yg diperkirakan semula

kemungkinan terjadinya problem-problem teknis, seperti korosi dan scaling (resiko

teknologi) dan problem2 lingkungan

1. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi / penurunan

temperatur lebih cepat dari yang diperkirakan semula (resource degradation)

2. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga (market

access dan price risk)

3. Resiko pembangunan (construction risk)

4. Resiko yang berkaitan dengan perubahan management

5. Resiko yang menyangkut perubahan aspek legal dan kemungkinan perubahan

kebijaksanaan pemerintahan (legal dan regulatory risk)

6. Resiko yang berkaitan dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan laju inflasi

(interest dan inflation risk)

7. Force majeure

Page 17: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Resiko pertama dalam proyek panas bumi (dihadapi pada waktu eksplorasi dan awal

pemboran sumur eksplorasi) adalah resiko yang berkaitan dengan kemungkinan tidak

ditemukannya sumber energi panas bumi di daerah yang sedang dieksplorasi atau sumber

energi yang ditemukan tidak komersial.

Lembaga keuangan tidak akan meminjamkan dana untuk pengembangan lapangan

sebelum hasil pemboran dan pengujian sumur membuktikan bahwa di daerah tersebut

terdapat sumber energi panas bumi dengan potensi ekonomi yg menjanjikan.

Resiko masih tetap ada meskipun hasil eksplorasi telah membuktikan bahwa di daerah

tersebut terdapat sumber panas bumi. hal ini disebabkan karena masih adanya ketidakpastian

mengenai besarnya cadangan (recoverable reserve) potensi listrik dan kemampuan produksi

(well output) dr sumur-sumur yang akan dibor di masa yang akan datang.

Lembaga keuangan tdk akan meminjamkan dana untuk membiayai proyek yang

ditawarkan sampai membuktikan bahwa di daerah tersebut terdapat cadangan energi panas

bumi dengan potensi ekonomi yang menjanjikan.

Apabila di daerah tersbut terdapat lapangan panas bumi yang telah berhasil

dikembangkan, biasanya kepastian mengenai adanya cadangan yang memadai cukup

ditunjukan oleh adanya satu atau dua sumur yang berhasil memproduksi fluida panas bumi.

Tetapi apabila belum ada lapangan panas bumi yang dikembangkan di daerah tersebut,

setidaknya harus sudah terbukti mampu menghasilkan fluida produksi 10-30% dari total

fluida produksi yg dibutuhkan oleh PLTP.

Selain itu bank juga membutuhkan bukti bahwa penginjeksian kembali fluida kedalam

reservoir (setelah energinya digunakan untuk membangkitkan listrik) tidak menimbulkan

permasalahan baik permasalahan teknis (operasional) maupun permasalahan lingkungan.

Meskipun besar cadangan/ potensi listrik, kemampuan produksi sumur dan kapasitas

injeksi telah diketahui dengan lebih pasti, tetapi resiko masih tetap ada karena masih ada

Page 18: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

ketidakpastian mengenai besarnya biaya yang diperlukan dari tahun ke tahun untuk

menunjang kegiatan operasional dan menjaga jumlah pasok uap ke PLTP. Hal ini dapat

menimbulkan kekhawatiran terhadap lembaga yg meminjamkan dana karena pengembalian

dana yang dipinjamkan tidak sesuai dengan keuntungan yang diproyeksikan.

Resiko yang berkaitan dengan permasalahan teknik seperti terjadinya korosi di dalam

sumur dan di dalam pipa akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan dan mungkin juga

dapat menyebabkan ditolaknya usulan perluasan lapangan untuk meningkatkan kapasitas

PLTP.

Resiko lain yang berkaitan dengan sumber daya adalah kemungkinan penurunan laju

dan temperatur fluida produksi (enthalpy), kenaikan tekanan injeksi, perubahan kandungan

kimia fluida terhadap waktu, yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan atau bahkan

hllangnya keuntungan bila penurunan produksi teerlalu cepat. Penurunan kinerja reservoir

terhadap waktu sebenarnya, dapat diramalkan dengan cara simulasi reservoir. Hasil

peramanalan kinerja reservoir dapat dipercaya apabila model kalibrasi dengan menggunakan

data produksi yang cukup lama, tapi jika model hanya dikalibrasi dengan data produksi yang

relatif singkat maka hasil peramalan kinerja reservoir masih mengandung tingkat

ketidakpastian yang tinggi.

Di beberapa proyek masalah-masalah manajemen dan operasional yang tidak terduga

ada yang tidak terpecahkan dengan biaya tinggi. Resiko yang disebabkan oleh hal tersebut

relatif lebih sulit dinilai dibandingkan dengan resiko lain, termasuk di dalamnya

permasalahan-permasalahan yang timbul akibat kelalaian manusia dan kekurangcakapan

sumber daya manusia dan manajemen.

Berbagai upaya telah dicoba untuk mengurangi resiko yang berkaitan dengan sumber

daya, di antaranya :

Page 19: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

1. Kegiatan eksplorasi telah cukup dilakukan sebelum rencana pengembangan lapangan

dibuat.

2. Menentukan kriteria keuntungan yang jelas.

3. Memilih proyek dengan lebih hati-hati, dengan cara melihat pengalaman pengembang

sebelumnya, baik secara teknis maupun secara manajerial.

4. Mengkaji rencana pengembangan secara hati-hati sebelum menandatangani perjanjian

pendanaan.

5. Memeriksa rencana pengembangan dan menguji rencana operasi berdasarkan skenario

yang terjelek.

6. Mentaati peraturan yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan.

7. Merancang dan menerapkan program sesuai dengan tujuan dan berdasarkan jadwal

waktu pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

8. Melaksanakan simulasi (pemodelan) untuk meramalkan kinerja reservoir dan sumur

untuk berbagai skenario pengembangan lapangan.

9. Mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi pelaksanaan program

untuk mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak.

Page 20: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Pemboran Perminyakan dan Panas Bumi

Dalam pemboran sumur panasbumi terdapat bermacam – macam metode yang

dilakukan, salah satu diantaranya adalah Aerated Drilling. Metode ini diadaptasi dari teknik

air drilling dan foam drilling yang digunakan di perminyakan. Metode Aerated Drilling

pertama kali ditemukan oleh sebuah tim dari Selandia Baru dan sejak pertama kali ditemukan

teknik ini memberikan hasil yang sangat baik dalam perolehan output sumur.

1. Definisi Aerated Drilling

Aerated Drilling dapat diartikan sebagai penambahan udara yang terkompresi pada

sistem fluida sirkulasi (lumpur pemboran) untuk mengurangi densitas dari kolom fluida pada

lubang annulus sehingga tekanan fluida pemboran yang ada di lubang annulus terjadi

kesetimbangan dan cenderung lebih kecil daripada tekanan formasi.

2. Aplikasi Aerated Drilling

            Beberapa keadaan formasi yang tepat dilakukan pemboran aerated drilling yaitu:

Setiap formasi yang mempunyai kemungkinan mengalami kerusakan dan setiap

reservoir yang mempunyai rekahan alami yang dibor dengan lintasan lurus atau lateral

horizontal.

Reservoir pada zona yang bertekanan rendah atau telah turun (depleted) dapat

menyebabkan beberapa problem pemboran bila dilakukan dengan menggunakan

metode konvensional yaitu kehilangan sirkulasi dan pipa terjepit.

Situasi dimana Rate of Penetration (ROP) diharapkan meningkat dan dengan relative

lebih sedikit penggunaan mata pahat (bit).

Beberapa keadaan formasi yang memberikan hasil yang moderat jika dilakukan

aerated drilling

Page 21: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Formasi yang memiliki permeabilitas sangat kecil dimana dibutuhkan hydraulic

fracturing.

Permeabilitas formasi yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan fluida formasi

yang sangat tinggi yang melebihi kapasitas peralatan permukaan, dalam situasi ini

dibutuhkan clear fluid dengan acid soluble solids yang bersifat non-invasive.

Formasi yang memiliki tekanan tinggi diamana membutuhkan biaya yang lebih mahal

untuk fluida pemboran dan peralatan permukaan.

Beberapa keadaan formasi dimana aerated drilling tidak tepat penggunaanya :

Highly unconsolidated formations dimana diperlukan pengaturan tekanan untuk

kestabilan lubang sumur.

Formasi dimana swelling, berkurangnya diameter lubang bor dan stabilitas wellbore

dapat diantisipasi sehingga penggunaan aerated drilling tidak tepat.

3. Keuntungan Aerated Drilling 

1). Meningkatkan Laju Pemboran (ROP)

Pada pemboran overbalanced pengaruh dari meningkatnya berat lumpur akan

memberikan efek negatif terhadap laju penembusan. Ketika lubang bor dihancurkan oleh bit,

arah yang berlawanan dari fluida kedalam formasi membuat serbuk bor diam pada

tempatnya, yang seharusnya dapat memindahkan serbuk bor dari lubang bor. Sehingga bit

akan menggerus ulang serbuk bor. Sebagai akibat gaya menggerus ulang ini, banyak waktu

yang terbuang dengan kata lain mengurangi laju penembusan. Dalam aerated drilling, chip

holdown force dari batuan berkurang sehingga cutting yang tergerus akan memiliki efek

ledakan akibat tekanan formasi yang lebih besar daripada tekanan lumpur di annulus.

Viskositas yang naik akan meningkatkan friction loss, menambah pressure drop dan

mengurangi kecepatan yang didapat, oleh karena itu bila viskositas naik chip clearance time

Page 22: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

akan bertambah sehingga menurunkan ROP, dalam aerated drilling viskositas dari lumpur

aerasi akan menurun karena adanya penambahan udara sehingga ROP pun akan meningkat

2). Mencegah Pipa Terjepit

Ada dua macam pipa terjepit, yaitu : differential pressure pipe sticking dan mechanical

pipe sticking. Differential pressure pipe sticking terjadi ketika bagian dari drillstring

menempel masuk kedalam mud cake yang terbentuk di dinding zona permeable selama

pemboran yang disebabkan oleh tekanan lumpur (Pm) yang lebih besar dari tekanan zona

permeabel (Pff).

3). mengurangi resiko kehilangan sirkulasi

hilang sirkulasi terjadi karena lebih besarnya tekanan hidrostatik lumpur daripada

tekana formasi, akibat dari lebih besarnya tekanan hidrostatik lumpur karena dalam aerated

drilling takanan hidrostatik lumpur pemboran hasil dari campuran udara dengan lumpur

cenderung lebih kecil dari tekanan formasi maka resiko terjadinya hilang sirkulasi lumpur

dapat dihindari

4). mengurangi terjadinya kerusakan formasi

Pemakain fluida yang didisain untuk pemboran aerasi tidak akan membuat kerusakan

formasi, dikarenakan tekanan fluida pemboran didisain kurang dari atau sama dengan tekanan

pori formasi, sehingga fluida pemboran tidak akan masuk kedalam pori dan rekahan. Dengan

cara ini rekahan dan pori formasi tidak akan tersumbat, sebab tekanan pori formasi lebih

besar dari tekanan fluida aerasi.

4.  Teknik Aerated Drilling

           Fluida pemboran aerasi terdiri dari fasa gas (udara) yang diinjeksikan (dicampur) ke

dalam fasa lumpur dasar (water base mud) dimana fraksi cairan lebih dari 25 % dan lumpur

aerasi ini memiliki densitas efektif antara  4 – 7 ppg. Penggunaan lumpur aerasi ini terutama

Page 23: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

untuk mencegah terjadinya hilang sirkulasi yang terjadi jika menggunakan fluida pemboran

konvensional. Pengaturan tekanan sirkulasi dapat dilakukan dengan mengatur laju (rate) gas

injeksi dan laju lumpur yang dipompakan. Biasanya perbedaan tekanan hidrostatis lumpur di

lubang bor dengan tekanan pori/rekah formasi antara 200 – 500 psi (tekanan underbalanced).

Dalam pemboran aerasi fasa cairan fluida pemboran dapat digunakan kembali setelah

sirkulasi dan kembali ke permukaan.

5. Peralatan yang digunakan untuk aerated drilling

Peralatan yang digunakan untuk aerated drilling antara lain

1. Primary Compressor

2. Booster Compressor

3. Fluid Injection Pump

Adapun peralatan pada rig

1. Standpipe Manifold

2. Rotating Head

3. Banjo Box

4. Blooie Line

5. Air Drilling Separator

Downhole  equipment

1. Float Valve

2. Bottom Hole Assembly

3. Bit

4. Jet Sub

Page 24: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Energi Panas Bumi (geothermal)

Energi panas Bumi (GEOTHERMAL) adalah energi yang diekstraksi dari panas yang

tersimpan di dalam Bumi. Energi panas Bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam

Bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang

diserap oleh permukaan Bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan

ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk

menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas Bumi telah

dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik

dunia.

Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan karena fluida panas

bumi setelah energi panas diubah menjadi energi listrik, fluida dikembalikan ke bawah

permukaan (reservoir) melalui sumur injeksi. Penginjeksian air kedalam reservoir merupakan

suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan masa sehingga memperlambat penurunan

Page 25: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

tekanan reservoir dan mencegah terjadinya subsidence. Penginjeksian kembali fluida panas

bumi setelah fluida tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, serta adanya recharge

(rembesan) air permukaan, menjadikan energi panas bumi sebagai energi yang berkelanjutan

(sustainable energy).

Geothermal adalah termasuk sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan juga

tidak tergantung akan bahan bakar fosil yang mungkin akan habis dalam beberapa tahun

kedepan. energi panas Bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya

pada dekat area perbatasan lapisan tektonik.

Peta Potensi Geothermal Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdapat beberapa gunung berapi yang telah

non aktif, gunung api nonaktif inilah sebagai penghasil panas bumi, secara geologis terletak

pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama yaitu : Lempeng Eropa-Asia, India-Australia

dan Pasifik yang berperan dalam proses pembentukan gunung api di Indonesia. Kondisi

geologi ini memberikan kontribusi nyata akan ketersediaan energi panas bumi di Indonesia.

Manifestasi panas bumi yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi tersebar di P. Sumatera,

Page 26: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, P. Sulawesi, Halmahera dan

Irian Jaya, menunjukkan betapa besarnya kekayaan energi panas bumi yang tersimpan di

dalamnya.

Proses Geothermal

Geothermal Diagram

Energi panas bumi dibuat dengan menggunakan panas dari inti bumi. 

1. Inti panas bumi menciptakan magma dan memanaskan kerak bumi yang terdiri dari

batuan dan air.

2. Permukaan yang ditentukan lokasinya dibor ke dalam permukaan bumi menangkap

air panas dan uap yang naik.

3. Uap panas naik ke permukaan dan mendorong turbin yang berputar generator.

4. Generator menghasilkan listrik dan mengirimkannya ke saluran listrik, yang

membawa listrik untuk rumah dan juga keperluan bisnis.

Page 27: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Geothermal

panas dari inti bumi mengeluarkan uap yang terdorong ke permukaan (production well)

bersamaan dengan air dan pasir, kemudian dipisahkan melalui vessel, uap digunakan untuk

meniup turbin kemudian air, pasir dan kotoran yang tidak perlu dikembalikan ke inti bumi

(injection well)

Page 28: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Turbin Generator

 diIndonesia geothermal sangat berpotensi untuk menggantikan sumber listrik saat ini yang

kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil yang berdampak buruk pada lingkungan,

mengingat kebutuhan listrik diindonesia  tiap tahun mengalami peningkatan dan juga

pentingnya pemerataan pembangunan diindonesia mengingat sebagian wilayah diindonesia

ada yang belum teraliri listrik.

Page 29: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Tabel Potensi Geothermal Diindonesia

Kelebihan dan Kekurangan Energi Geothermal

Energi geothermal adalah salah satu jenis energi yang tidak diketahui oleh

kebanyakan orang sebagai sumber daya alternatif. Menurut bahasa, geothermal berasal dari

kata Yunani "geo" dan "Therme" berarti geothermal (panas bumi). Bagian dalam Bumi terdiri

dari batuan cair dan pemanfaatan energi panas bumi dilakukan dengan menangkap panas di

bawah kerak bumi untuk menjadikannya sebagai sumber daya.

Page 30: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Bagaimana Energi Geothermal Diproduksi

Bayangkan pusat Bumi. Bagian ini sangat panas sehingga dapat mencairkan batu

dengan cukup mudah. Nah, bila Anda pergi menuju kerak bumi, suhu akan lebih tinggi dan

lebih tinggi. Menurut perkirakan, untuk kira-kira setiap empat puluh meter (belum sampai

setengah panjang lapangan sepak bola), suhu naik sekitar tiga puluh empat derajat Fahrenheit.

Akibatnya adalah batu-batu yang panas di bawah permukaan bumi ikut memanaskan air

sehingga terjadilah peguapan. Untuk memanfaatkannya, kemudian dibuat lubang dengan cara

mengebor ke daerah panas bumi pada kedalaman tertentu sehingga uap air dapat terbebaskan.

Selama proses, di stasiun panas bumi dibor lubang seperti disebutkan di atas dan

dibuat sumur injeksi dimana air dingin dipompakan ke sumur. Air dingin ini kemudian

dialirkan melewati batu panas dan kemudian tekanan digunakan untuk mengeluarkan air

kembali. Setelah air panas mencapai permukaan, air tersebut berubah menjadi uap, yang

kemudian dimanfaatkan sebagai sumber daya. Nah, uap yang sudah dibersihkan dan disaring

lalu digunakan untuk menggerakkan turbin listrik, yang pada gilirannya akan mengahasilkan

energi listrik.

Kelebihan Energi Geothermal

Bila pembangkit listrik memanfaatkan tenaga panas bumi dilakukan dengan cara yang

benar, tidak ada produk samping yang berbahaya bagi lingkungan. Pemerhati lingkungan

pasti akan menyukainnya!

Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal

tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan pembangkit listrik tenaga

geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik

tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri.

Page 31: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Keuntungan lain untuk energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus

yang besar untuk melindungi lingkungan alam.

Kekurangan Energi Geothermal

Ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak bisa

membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu

tempat. Daerah tempat pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus

mengandung batu-batu panas yang cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran.

Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk

menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang

berpotensi membahayakan bisa menyembur dari bawah tanah.  Pencemaran dapat terjadi

karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas bumi. Dan juga, memungkinkan pula

pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.

Menggunakan Energi Geothermal   

Selain sebagai sumber daya, energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk sarana lain

pula. Karena dengan adanya panas bumi, ada sumber air panas alam di seluruh dunia dan

banyak orang menikmati air hangat dan efek penyembuhannya. Air dari panas bumi juga

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertumbuhan produk pertanian dalam rumah kaca

pada iklim dingin atau musim es. Air panas bumi dapat dimanfaatkan untuk membuat

pemanas ruangan di gedung-gedung atau bahkan untuk menjaga jalan-jalan dan trotoar cukup

hangat untuk mencegah licin akibat pembekuan (pada wilayah tertentu). Beberapa kota telah

benar-benar menggunakan energi panas bumi dengan cara unik tersendiri.

Masa Depan Energi Geothermal

Page 32: Kegiatan Eksplorasi Panas Bumi

Karena energi geothermal dapat diandalkan dan terbarukan, pemanfaatan sumber daya

ini akan semakin tumbuh. Namun, patut diingat bahwa energi geothermal belum tentu

tersedia di banyak daerah. Daerah seperti California(USA), Islandia, Hawaii dan Jepang

adalah beberapa tempat di mana energi panas bumi digunakan, karena banyak gempa bumi

dan aktivitas gunung berapi bawah tanah.