keefektifan model concept sentence terhadap …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf ·...

75
KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SD GUGUS NUSA MAYONG JEPARA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh LUTFIATUL KHASANAH 1401412078 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: haliem

Post on 20-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

PADA SISWA KELAS IV SD GUGUS NUSA MAYONG JEPARA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

LUTFIATUL KHASANAH

1401412078

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Lutfiatul Khasanah

NIM : 14014112078

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Keefektifan Model Concept Sentence terhadap Keterampilan

Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa

Mayong Jepara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain sebagian atau seluruhnya. Pendapat

atau tulisan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2016

Peneliti,

Lutfiatul Khasanah

NIM 1401412078

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Lutfiatul Khasanah, NIM 1401412078, berjudul

“Keefektifan Model Concept Sentence terhadap Keterampilan Menulis Karangan

Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara” ini telah disetujui

oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang pada:

hari : Jumat

tanggal : 1 Juli 2016

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Lutfiatul Khasanah, NIM 1401412078, berjudul

“Keefektifan Model Concept Sentence terhadap Keterampilan Menulis Karangan

Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara” ini telah

dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Kamis

tanggal : 28 Juli 2016

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto: “Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan

tidak hanya semua pengetahuan, daya dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan

seluruh jiwa dan nafas hidupnya (Stephen King)”.

Persembahan: Tanpa mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah Swt. karya tulis ini penulis

persembahkan untuk:

Ayahanda dan ibunda tercinta (Bapak Sunarto dan Ibu Sulasih), terimakasih

atas kasih sayang, doa, semangat, motivasi dan dukungan yang selalu

menyertai langkahku.

Kakakku tersayang (Uun Pujang Priyati dan Yuni Musfiroh), terimakasih

atas motivasi, dukungan dan doa terindahnya.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, karunia

dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Keefektifan Model Concept Sentence terhadap Keterampilan Menulis Karangan

Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara”. Peneliti menyadari

dalam penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan saran dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan,

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

4. Umar Samadhy, M.Pd., dosen pembimbing I,

5. Nugraheti Sismulyasih Sb., M.Pd., dosen pembimbing II,

6. Ninik Suharmini, S.Pd., guru kelas IV SDN 01 Mayonglor,

7. Siti Khomsiyah, S.Pd., guru kelas IV SDN 02 Mayonglor.

Semoga segala kebaikan dan keikhlasan yang mengiringi senantiasa

mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah Swt. di kehidupan sekarang maupun

yang akan datang.

Peneliti menyadari bahwa penulisan karya tulis ini belum sempurna.

Sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun diperlukan untuk perbaikan

selanjutnya. Peneliti berharap, semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi

semua pihak.

Semarang, Juli 2016

Peneliti,

Lutfiatul Khasanah

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

vii

ABSTRAK

Khasanah, Lutfiatul. 2016. Keefektifan Model Concept Sentence terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen

Pembimbing: Umar Samadhy, M.Pd., Nugraheti Sismulyasih Sb., M.Pd.

192 halaman.

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas IV di SD Gugus Nusa

Mayong Jepara, kemampuan menulis karangan narasi siswa rendah. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain penggunaan model pembelajaran yang

kurang variatif yaitu model penugasan, perbendaharaan kata siswa kurang dan

siswa kesulitan untuk mengorganisasikan ide menjadi karangan. Oleh karena itu,

penulis menerapkan model concept sentence berbantuan media buku zig-zag

untuk memberikan alternatif dalam mengajar materi menulis karangan narasi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model concept sentenceberbantuan media buku zig-zag lebih efektif dibandingkan model penugasan

terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Gugus

Nusa Mayong Jepara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keefektifan

model pembelajaran concept sentence berbantuan media buku zig-zag terhadap

keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa

Mayong Jepara.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Sampel penelitian ini adalah kelas IVA SDN 01 Mayonglor sebagai

kelas eksperimen dan kelas IVA SDN 02 Mayonglor sebagai kelas kontrol.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes unjuk kerja dan studi dokumenter.

Uji coba instrumen menggunakan validitas isi dan uji reliabilitas inter-rater.

Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan uji-t (independent samples t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model concept sentence berbantuan

media buku zig-zag efektif terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa

kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara. Rata-rata pascates kelas eksperimen

sebesar 75,83 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 68,9. Hasil uji-t

menunjukkan nilai t-hitung > t-tabel (2,222 > 2,000) dan signifikansi (0,031 <

0,05) artinya hasil menulis karangan narasi siswa menggunakan model concept sentence berbantuan media buku zig-zag lebih besar dibandingkan model

penugasan. Hasil uji antar gain score pada kelas eksperimen sebesar 0,347

(sedang), sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,127 (rendah).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model

concept sentence berbantuan media buku zig-zag lebih efektif dibandingkan

model penugasan terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD

kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara. Penerapan model concept sentenceberbantuan media buku zig-zag diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif

dalam mengembangkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa.

Kata Kunci: concept sentence, keterampilan menulis, karangan narasi

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ......................................... 9

1.2.1 Pembatasan Masalah .............................................................................. 9

1.2.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 10

1.4.1 Manfaat Teoretis .................................................................................... 10

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 10

1.5 Penegasan Istilah .................................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 13

2.1 Kajian Teori .......................................................................................... 13

2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 13

2.1.2 Model Pembelajaran Concept Sentence ................................................ 16

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Concept Sentence .............................. 16

2.1.2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Concept Sentence .................. 17

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

ix

2.1.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Concept Sentence ............................... 17

2.1.3 Model Penugasan .................................................................................. 18

2.1.3.1 Pengertian Model Penugasan ................................................................ 18

2.1.3.2 Langkah-Langkah Model Penugasan .................................................... 19

2.1.3.3 Kelebihan Model Penugasan ................................................................. 20

2.1.4 Media Pembelajaran .............................................................................. 20

2.1.4.1 Pengertian Media .................................................................................. 20

2.1.4.2 Jenis-Jenis Media .................................................................................. 21

2.1.5 Media Buku Zig-zag ............................................................................. 23

2.1.6 Hakikat Bahasa...................................................................................... 25

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar................................ 27

2.1.8 Keterampilan Menulis ........................................................................... 29

2.1.8.1 Pengertian Menulis................................................................................ 29

2.1.8.2 Tujuan Menulis ..................................................................................... 31

2.1.8.3 Tahapan Menulis ................................................................................... 35

2.1.9 Hakikat Mengarang ............................................................................... 37

2.1.9.1 Pengertian Karangan ............................................................................. 37

2.1.9.2 Jenis-Jenis Karangan ............................................................................. 38

2.1.10 Hakikat Karangan Narasi ...................................................................... 40

2.1.10.1 Pengertian Karangan Narasi .................................................................. 40

2.1.10.2 Jenis Karangan Narasi ........................................................................... 41

2.1.10.3 Prinsip-Prinsip Karangan Narasi ........................................................... 42

2.2 Kajian Empiris ...................................................................................... 45

2.3 Kerangka Berfikir ................................................................................. 50

2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 52

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 52

3.1.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 52

3.1.2 Desain Penelitian ................................................................................... 52

3.2 Prosedur Penelitian................................................................................ 54

3.3 Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 55

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

x

3.3.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 55

3.3.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 55

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 57

3.4.1 Populasi Penelitian ................................................................................. 57

3.4.2 Sampel Penelitian ................................................................................... 58

3.5 Variabel Penelitian ................................................................................. 59

3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 60

3.7 Analisis Instrumen Penelitian ................................................................ 62

3.7.1 Validitas Instrumen ................................................................................ 62

3.7.2 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 64

3.8 Analisis Data Penelitian ......................................................................... 67

3.8.1 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 67

3.8.2 Analisis Data Akhir (Uji Hipotesis) ....................................................... 71

3.8.3 Uji Antar Gain Score ............................................................................. 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 74

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 74

4.1.1 Uji Normalitas Data Awal, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................... 74

4.1.2 Uji Homogenitas Data Awal, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................... 76

4.1.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................... 77

4.1.4 Uji Normalitas Data Akhir, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................... 79

4.1.5 Uji Homogenitas Data Akhir, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen................................................................................... 81

4.1.6 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Awal, Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen (Uji Hipotesis) ......................................................... 82

4.1.7 Uji t Antar Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Narasi .......... 85

4.1.8 Deskripsi Proses Pembelajaran .............................................................. 88

4.2 Pembahasan ............................................................................................ 93

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xi

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian .............................................................. 94

4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ...................................................................... 107

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 112

5.1 Simpulan ................................................................................................ 112

5.2 Saran ....................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 114

LAMPIRAN ....................................................................................................... 119

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Narasi Eksposisi dan Narasi Sugestif ............................... 42

Tabel 3.1 Data Populasi Gugus Nusa Kecamatan Mayong ............................... 57

Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas ........................................................ 66

Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Gain ..................................................................... 73

Tabel 4.1 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Awal

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................... 75

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Data Awal Keterampilan Menulis Karangan Narasi

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................... 76

Tabel 4.3 Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal Keterampilan Menulis

Karangan Narasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 78

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Akhir

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................... 80

Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Akhir

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................... 81

Tabel 4.6 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir (Uji Hipotesis) ........................ 83

Tabel 4.7 Data Skor Keterampilan Menulis Karangan Narasi

pada Siswa Kelas IV .......................................................................... 85

Tabel 4.8 Uji t antar Gain Score Keterampilan Menulis Karangan Narasi ....... 86

Tabel 4.9 Hasil Penghitungan GainKelas Kontrol dan Eksperimen .................. 86

Tabel 4.10 Perbandingan Gain Ternormalisasi Keterampilan Menulis

Karangan Narasi Kelas Kontrol dan Eksperimen .............................. 87

Tabel 4.11 Perbandingan pencapain Indikator Hasil Prates

Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................................................... 96

Tabel 4.12 Perbandingan pencapain Indikator Hasil Pascates

Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................................................... 101

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berfikir Penelitian ...................................................... 51

Bagan 3.1 Alur Prosedur Penelitian ..................................................................... 54

Bagan 3.2 Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat .................... 60

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Media Buku Zig-zag.......................................................................... 24

Gambar 3.1 Desain Nonequivalent Control Group Design .................................. 53

Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Prates

Hasil Menulis Karangan Narasi ....................................................... 95

Gambar 4.2 Perbandingan Rata-rata Pascates

Hasil Menulis Karangan Narasi ........................................................ 104

Gambar 4.3 Pencapaian Skor Menulis Karangan Narasi Prates dan Pascates

pada Siswa Kelas IV ......................................................................... 105

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman .............................................................................................. 119

Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................. 120

Lampiran 3.2 Soal Uji Coba............................................................................ 121

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi ...... 122

Lampiran 3.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen .............................................................. 124

Lampiran 3.5 Lembar Validasi Instrumen ...................................................... 160

Lampiran 3.6 Daftar Nilai Hasil Uji Coba ..................................................... 163

Lampiran 3.7 Uji Reliabilitas .......................................................................... 164

Lampiran 3.8 Daftar Nilai Prates dan Pascates Menulis Karangan Narasi

Kelas Kontrol ........................................................................... 166

Lampiran 3.9 Daftar Nilai Prates dan Pascates Menulis Karangan Narasi

Kelas Eksperimen .................................................................... 167

Lampiran 3.10 Hasil Tes Uji Coba Instrumen .................................................. 168

Lampiran 3.11 Hasil Prates Kelas Kontrol ....................................................... 170

Lampiran 3.12 Hasil Prates Kelas Eksperimen ................................................. 171

Lampiran 3.13 Hasil Pascates Kelas Kontrol .................................................... 172

Lampiran 3.14 Hasil Pascates Kelas Eksperimen ............................................. 173

Lampiran 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Awal ............................................... 174

Lampiran 4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Awal ........................................... 175

Lampiran 4.3 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal ............................... 176

Lampiran 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Akhir .............................................. 177

Lampiran 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Akhir .......................................... 178

Lampiran 4.6 Hasil Uji Hipotesis Data Akhir ................................................. 179

Lampiran 4.7 Hasil Uji t Antar Gain Score .................................................... 181

Lampiran 4.8 Hasil Gain Score Kelas Eksperimen ........................................ 182

Lampiran 4.9 Hasil Gain Score Kelas Kontrol ............................................... 183

Lampiran 4.10 Hasil Menulis Karangan Dengan Media Buku Zig-Zag ........... 184

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

xvi

Lampiran 4.11 Rekapitulasi Indikator Menulis Karangan Narasi Prates Kelas

Kontrol dan Eksperimen .......................................................... 187

Lampiran 4.12 Rekapitulasi Indikator Menulis Karangan Narasi Pascates Kelas

Kontrol dan Eksperimen .......................................................... 189

Lampiran 4.13 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ....................................... 191

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Selaras dengan pernyataan

Dalyono (2015:5) yang memaparkan bahwa pendidikan merupakan tahapan

kegiatan uuntuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

pengetahuan, kebiasaan dan sikap yang berlangsung secara formal dan

nonformal. Sesuai Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yang tercakup dalam

pasal 37 Ayat 1, menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah

wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa,

matematika, ilmu pegetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya,

pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan atau kejuruan, serta muatan

lokal. Bahasa indonesia adalah salah satu mata pelajaran bahasa yang harus

diajarkan di sekolah dasar.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi memuat

Standar Kompetensi yang ada dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah

dasar. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia (Depdiknas 2006:317). Pembelajaran bahasa Indonesia di

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

2

sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulisan.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tertuang dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi: (1) berkomunikasi secara efektif

dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2)

menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4)

menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan (6) menghargai dan

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia (Depdiknas 2006:317).

Kemampuan berbahasa dan bersastra dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar menekankan pada pembelajaran keterampilan

berbahasa. Dalman (2015:2) menyatakan bahwa terdapat empat aspek

keterampilan pokok berbahasa yang harus dimiliki setiap siswa. Keempat

keterampilan ini adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, serta keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini

diperoleh secara bertahap sesuai dengan tahapan perkemtarbangan dan saling

berkaitan. Muchlisoh (1996:257-258) menambahkan bahwa keempat komponen

keterampilan berbahasa mempunyai hubungan yang erat dengan tujuan kurikuler

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

3

pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Siswa mampu berbahasa

Indonesia yang baik dan benar, apabila mereka terampil menyimak, berbicara

dan membaca serta terampil dalam menulis. Jadi, siswa diharapkan mempunyai

keterampilan berbahasa secara lengkap.

Tarigan (2008:4) menjelaskan salah satu keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menulis. Menulis adalah

kegiatan mengatur atau menggerakkan suatu proses yang mengakibatkan suatu

perubahan tertentu dalam bayangan atau kesan pembaca. Dalman (2015:3)

memaparkan bahwa menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis.

Pendapat ini menunjukkkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi

antara penulis dan pembaca. Zainurrahman (2013:2) menegaskan bahwa menulis

merupakan keterampilan yang bersifat produktif. Artinya keterampilan menulis

digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna kepada

pembaca. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil menulis yang paling utama

adalah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca, sehingga pembaca

memahami maksud penulis.

Iskandarwassid (2013:248) mengungkapkan bahwa proses menulis

seringkali dianggap sebagai bentuk keterampilan berbahasa yang mudah.

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang paling

akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan,

berbicara dan membaca. Akan tetapi berdasarkan pada realita yang ada,

keterampilan menulis yang dimiliki setiap individu cenderung paling rendah

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

4

apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Berdasarkan

kurikulum KTSP, salah satu pembelajaran bahasa di sekolah adalah menulis

karangan. Menulis karangan merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus

dikuasai oleh siswa SD, khususnya kelas IV. Adapun tujuan akhir dalam

pembelajaran menulis di kelas IV adalah siswa dapat menyusun karangan

tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan

(huruf besar, tanda titik, tanda koma dan lain-lain). Dalman (2015:86)

mengungkapkan bahwa menulis karangan adalah proses pengungkapan gagasan,

ide, angan-angan dan perasaan yang disampaikan melalui unsur-unsur bahasa

(kata, kelompok kata, kalimat, paragraf dan wacana yang utuh) dalam bentuk

tulisan.

Indonesia merupakan negara tingkat literasinya sangat rendah. Kondisi

ini diperkuat dengan pernyataan Taufik Ismail (Abidin 2013:190) bahwa bangsa

Indonesia masih rabun dalam membaca dan lumpuh dalam menulis. Hal ini

didukung dengan hasil penelitian Programme for International Student

Assessment (PISA) yang menyebutkan bahwa budaya literasi masyarakat

Indonesia pada tahun 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia.

Indonesia menempati urutan 64 dari 65 negara. Statistik UNESCO 2012 juga

menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Literasi dan

minat baca pada siswa Indonesia yang rendah, berdampak pada kemampuan

menulis siswa yang rendah.

Pembelajaran menulis sejak tingkat sekolah dasar sampai perguruan

tinggi masih memprihatinkan. Kemampuan menulis rata-rata siswa sekolah

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

5

dasar sampai kelas enam belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil

yang memuaskan (Abidin 2013:190). Permasalahan yang sering dijumpai ketika

pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dikarenakan beberapa faktor.

Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada bulan Februari terhadap

siswa kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara, menunjukkan ada beberapa

permasalahan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam

pembelajaran menulis. Adapun permasalahan yang sudah teridentifikasi adalah

masih banyak guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang variatif

dan sesuai dengan materi pelajaran, selama ini guru menggunakan model

penugasan dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi. Sumber belajar

yang digunakan hanya menggunakan buku teks, tanpa menggunakan media yang

dapat mendukung kegiatan menulis. Guru belum optimal dalam memberikan

pembelajaran yang dapat meningkatkan perbendaharaan kata siswa, akibatnya

siswa masih kesulitan dalam mengorganisasikan ide-ide yang dimiliki untuk

dijadikan karangan. Ketika proses kegiatan menulis berlangsung guru berkeliling

kelas untuk membimbing siswa, namun guru belum optimal dalam memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi. Hasil menulis karangan siswa tidak

dipresentasikan dan tidak mendapat perbaikan sehingga siswa tidak mengetahui

kesalahan dari hasil karangan yang telah dibuat.

Beberapa permasalahan yang terjadi ketika proses pembelajaran

menulis berakibat pada pencapaian hasil menulis siswa yang kurang optimal.

Hal ini ditunjukkan dengan hasil menulis karangan siswa kelas IV SD Gugus

Nusa yang masih rendah. Rata-rata hasil menulis karangan narasi pada siswa

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

6

kelas IVA SDN 01 Mayonglor sebesar 61,9 dengan persentase sebesar 48%

siswa tuntas sedangkan sebesar 52% tidak tuntas dengan batas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65. Sedangkan rata-rata hasil menulis

karangan narasi siswa kelas IVB sebesar 63,47 dengan persentase ketuntasan

belajar sebesar 42% siswa telah mencapai nilai KKM dan sebesar 58% siswa

belum tuntas. Hasil menulis karangan narasi pada siswa kelas IVA SDN 02

Mayonglor sebesar 63,12 dengan persentase ketuntasan sebesar 46% siswa telah

mencapai KKM dan sebesar 54% belum tuntas. Sedangkan rata-rata hasil

menulis karangan narasi siswa kelas IVB sebesar 59,04 dengan persentase

ketuntasan sebesar 45% dan 55% belum mencapai nilai KKM. Rata-rata hasil

menulis karangan narasi siswa kelas IVA SDN 04 Mayonglor sebesar 60,78

dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 25% dan 75% siswa belum

mencapai batas nilai KKM. Sedangkan rata-rata nilai siswa di kelas IVB sebesar

60,5 dengan persentase ketuntasan sebesar 45% dan 55% belum mencapai nilai

KKM. Hasil menulis karangan narasi pada siswa rendah dan persentase

ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi belum tercapai dengan optimal.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka diperlukan

adanya upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam mengorganisasikan ide atau

gagasannya menjadi karangan narasi sehingga hasil tulisan optimal yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan

tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa dapat

mengorganisasikan gagasannya yaitu melalui model pembelajaan kooperatif tipe

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

7

concept sentence. Suprijono (2014:132) memaparkan bahwa pembelajaran

menggunakan model concept sentence adalah proses pembelajaran dengan cara

mengorganisasikan siswa menjadi beberapa kelompok heterogen, kemudian

guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang telah

disampaikan sebelumnya. Kata kunci tersebut nantinya digunakan oleh siswa

untuk menyusun kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf dengan

didiskusikan bersama anggota kelompok. Huda (2014:317) menyatakan bahwa

penerapan model concept sentence mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat

meningkatkan semangat belajar siswa, membantu terciptanya suasana belajar

yang kondusif, mengembangkan proses berpikir kreatif, lebih memahami

kata kunci dari materi pokok pelajaran. Shoimin (2014:38) menambahkan

kelebihan dari model concept sentence adalah dapat membantu siswa untuk

memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.

Penerapan model concept sentence akan lebih optimal apabila

didukung dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran. Media

pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti adalah media buku zig-zag.

Media buku zig-zag merupakan salah satu bentuk media visual. USAID

(2014:57) menjelaskan bahwa media buku zig-zag merupakan media tulis yang

berupa kertas yang dilipat hingga berbentuk zig-zag atau pola huruf “Z” dengan

ukuran beragam sesuai kebutuhan yang memberikan kontribusi besar dalam

meningkatkan minat menulis. Kelebihan penggunaan media buku zig-zag

antara lain menarik bagi siswa sebagai media tulis, mudah digunakan dan

mudah dibuat, serta menunjukan urutan. Sesuai dengan ciri utama karangan

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

8

narasi yang mengisahkan suatu kejadian sesuai urutan atau kronologis,

penggunaan media buku zig-zag tepat digunakan karena menunjukkan urutan.

Adapun penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Asih Purnama Sari pada tahun 2014 dengan judul,

“Keefektifan Model Concept Sentence Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar

Menulis Narasi”, menunjukkan bahwa rata-rata nilai aktivitas siswa pada

kelas eksperimen adalah 83,33 lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan

nilai 69,37. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar menulis narasi pada kelas

eksperimen dengan nilai 88,28 lebih tinggi daripada kelas kontrol dengan

nilai 80,71. Dapat diketahui bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar menulis

dengan penerapan model concept sentence lebih baik dari pada yang tidak.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Devi Hariza pada tahun 2014

yang berjudul, “Pengaruh Penerapan Model Concept Sentence Terhadap

Kemampuan Menulis Wacana Narasi pada Siswa Kelas XI SMK Multi Karya

Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014” menyatakan bahwa dari pengolahan

data pre-test memiliki rata-rata 66,46 dan pada hasil posttest di peroleh nilai

mean sebesar 78,43. Pengaruh penerapan model concept sentence terhadap

kemampuan menulis wacana narasi siswa kelas XI SMK Multi Karya Medan

tergolong efektif terhadap kemampuan menulis wacana narasi.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, penelitian dilakukan dengan metode eksperimen untuk mengetahui

keefektifan model pembelajaran menulis karangan narasi. Peneliti melakukan

penelitian dengan judul Keefektifan Model Concept Sentence terhadap

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

9

Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus Nusa

Mayong Jepara.

1.2 PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah penggunaan model

pembelajaran concept sentence berbantuan media buku zig-zag dalam

keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV. Penelitian ini

mengkaji keefektifan penggunaan concept sentence terhadap keterampilan

menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara .

1.2.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah model concept

sentence berbantuan media buku zig-zag lebih efektif dibandingkan model

penugasan terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV

SD Gugus Nusa Mayong Jepara?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji keefektifan model concept

sentence berbantuan media buku zig-zag terhadap keterampilan menulis

karangan narasi pada siswa kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara.

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

10

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini terkait penggunaan model concept sentence

berbantuan media buku zig-zag bermanfaat untuk mengefektifkan pembelajaran

menulis karangan narasi pada siswa. Penelitian ini juga mendukung teori

mengenai model concept sentence (Shoimin 2014:37) yaitu dapat mempermudah

menyusun paragraf berdasarkan kata kunci yang telah disediakan. Selain itu

penelitian ini dapat menjadi sumber referensi pendukung teori untuk penelitian

selanjutnya dan dapat menambah pengetahuan untuk menerapkan model yang

efektif dalam pembelajaran menulis karagan narasi di sekolah dasar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

Manfaat bagi guru adalah (1) mampu memberikan kontribusi dalam kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model yang lebih efektif dan

inovatif; (2) sebagai bahan masukan untuk memilih model pembelajaran yang

tepat pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini adalah (1)

mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan menulis karangan; (2)

memberikan pengalaman baru dalam mengikuti pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya menulis karangan menggunakan model concept sentence;

(3) mempermudah siswa untuk mengorganisasikan ide atau gagasan karena

siswa dirangsang untuk menulis menggunakan kata kunci.

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

11

Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu dapat memberikan

pengetahuan baru tentang penggunaan model concept sentence berbantuan

media buku zig-zag dan meningkatkan mutu pembelajaran dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia.

1.5 PENEGASAN ISTILAH

1.5.1 Keefektifan

Keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan

sebagai keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan (tentang usaha,

tindakan). Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan

dari suatu perlakuan yang berpengaruh terhadap hasil menulis karangan narasi di

dalam pembelajaran.

1.5.2 Model Concept Sentence

Model pembelajaran concept sentence merupakan salah satu model

yang dikembangkan dari cooperative learning. Pembelajaran dengan

menggunakan model concept sentence dilakukan dengan mengorganisasikan

siswa menjadi beberapa kelompok heterogen. Kemudian guru memberikan kata

kunci kepada siswa. Kemudian dari kata kunci tersebut disusun menjadi kalimat

dan kalimat tersebut dikembangkan menjadi paragraf (Shoimin 2014:37).

1.5.3 Media Buku Zig-zag

Media buku zig-zag merupakan salah satu media untuk menulis yang

memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan keterampilan dan minat

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

12

menulis siswa. Media buku zig-zag ini berupa kertas yang dilipat hingga

membentuk pola huruf “Z”. Media buku zig-zag yang digunakan dalam penelitian

ini disertai dengan gambar sesuai dengan topik cerita (USAID 2014:57).

1.5.4 Keterampilan Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian

pesan atau informasi secara tertulis kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis

sebagai medianya. Menulis adalah proses kreatif dalam menuangkan gagasan

dalam bentuk bahasa tulis yang bertujuan untuk memberitahu, meyakinkan atau

menghibur (Dalman 2015:3).

1.5.5 Karangan Narasi

Finoza (2005:202) menerangkan bahwa karangan narasi merupakan

suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan dan merangkaikan

tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis dalam

satu kesatuan waktu. Sesuai dengan Standar Isi 2006 kelas IV semester II dalam

pembelajaran bahasa Indonesia tentang aspek menulis yang termuat dalam

kompetensi dasar 8.1 yaitu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana

dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma

dan lain-lain), maka karangan narasi merupakan salah satu materi yang harus

dikuasai oleh siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu (Trianto 2007:3). Rusman (2014:205)

memaparkan bahwa salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan dan

menjadi perhatian dalam pendidikan adalah pembelajaran kooperatif. Sanjaya

(2006:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil secara

heterogen. Suprijono (2014:61) berpendapat bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial yang menuntut adanya kerja sama dan

interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan dan struktur

apresianya.

Ada beberapa macam model pembelajaran kooperatif sebagai berikut

(Suprijono 2014:89).

a. Think Pair Share

Model pembelajaran ini diawali dengan memberikan pertanyaan terkait

dengan materi pelajaran. Kemudian siswa secara berpasang-pasangan diminta

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

14

untuk mendiskusikan jawabannya. Hasil diskusi dari masing-masing pasangan

kemudian diinformasikan kepada seluruh kelas.

b. Number Head Together (NHT)

Model NHT merupakan proses pembelajaran secara berkelompok

dengan setiap anggota kelompok mempunyai nomor yang berbeda. Misalnya,

setiap kelompok diberi nomor 1-8. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian nomor yang

disebutkan mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Begitupun seterusnya sampai nomor yang sama dari setiap kelompok

mendapat giliran memaparkan jawabannya. Berdasarkan jawaban tersebut,

guru mengembangkan diskusi lebih mendalam.

c. Make a Match

Model pembelajaran make a match merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dengan menyediakan kartu-

kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan-pertanyaan dan

kartu-kartu yang lain berisi jawabannya. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok,

yaitu pertama kelompok sebagai kelompok yang membawa kartu pertanyaan,

kelompok kedua membawa kartu jawaban sedangkan kelompok ketiga sebagai

kelompok penilai. Setelah dimulai, kelompok pertama dan kedua mencari

pasangan kartu yang cocok.

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

15

d. Group Investigation

Model pembelajaran group investigation dimulai dengan pembentukan

kelompok. Setiap kelompok bekerjasama berdasarkan metode investigasi yang

telah mereka rumuskan. Langkah selanjutnya adalah presentasi hasil diskusi

dari masing-masing kelompok.

e. Concept Sentence

Model pembelajaran concept sentence adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan mengorganisasikan siswa

menjadi beberapa kelompok. Pembelajaran concept sentence dilakukan

dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa.

Kemudian, kata kunci tersebut disusun menjadi kalimat dan dikembangkan

menjadi paragraf.

Berdasarkan pemaparan tersebut, model pembelajaran kooperatif

merupakan suatu proses kegiatan belajar yang melibatkan partisipasi siswa dalam

kelompok untuk mencapai hasil belajar tertentu. Pembelajaran kooperatif

mengacu pada adanya interaksi dan kerjasama antar siswa dalam mencapai tujuan

belajar yang telah ditentukan. Jadi, model pembalajaran kooperatif membantu

proses pembelajaran lebih interaktif dan optimal. Ada beberapa macam model

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Adapun model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini

adalah model concept sentence.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

16

2.1.2 Model Pembelajaran Concept Sentence

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Concept Sentence

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model

concept sentence. Suprijono (2014:132) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model concept sentence dilakukan dengan mengorganisasikan

siswa menjadi beberapa kelompok heterogen, kemudian guru menyajikan

beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.

Kata kunci tersebut nantinya digunakan oleh siswa untuk menyusun kalimat

dengan didiskusikan bersama anggota kelompok.

Sedangkan Shoimin (2014:37) mengemukakan bahwa model

pembelajaran concept sentence merupakan salah satu model yang dikembangkan

dari cooperative learning. Guru memberikan kata kunci kepada siswa, kemudian

dari kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan

menjadi paragraf-paragraf. Model ini dilakukan dengan membentuk kelompok

heterogen dan membuat kalimat minimal 4 kata kunci sesuai materi yang

disajikan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

concept sentence merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

dilakukan dengan menyajikan kartu kata. Kartu kata tersebut disusun menjadi

beberapa kalimat dan menjadi sebuah paragraf. Model concept sentence tepat

diterapkan dalam pembelajaran menulis dan mengaktifkan siswa dalam

kelompok.

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

17

2.1.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Concept Sentence

Shoimin (2014:38) memaparkan langkah-langkah model concept

sentence adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

b. Guru menyajikan materi terkait dengan pembelajaran secukupnya.

c. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara

heterogen.

d. Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan.

e. Setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan

menggunakan beberapa kata kunci yang diberikan.

f. Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh

guru.

g. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

2.1.2.3 Kelebihan Model Pembelajaran Concept Sentence

Kelebihan model concept sentence, antara lain: (1) meningkatkan

semangat belajar siswa; (2) membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif;

(3) memunculkan kegembiraan dalam belajar; (4) mendorong dan mengembang-

kan proses berpikir kreatif; (5) mendorong siswa untuk memandang sesuatu

dalam pandangan yang berbeda; (6) memunculkan kesadaran untuk berubah

menjadi lebih baik; (7) memperkuat kesadaran diri; (8) lebih memahami kata

kunci dari materi pokok pelajaran; (9) siswa yang lebih pandai mengajari siswa

yang kurang pandai (Huda 2014:317).

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

18

2.1.3 Model Penugasan

2.1.3.1 Pengertian Model Penugasan

Djamarah (2010:85) menyatakan bahwa model penugasan (resitasi)

merupakan penyajian bahan belajar dengan memberikan tugas tertentu kepada

siswa. Tugas yang diberikan bertujuan agar siswa aktif untuk belajar, baik secara

individu maupun secara kelompok. Sedangkan Abdul Majid (2014:208)

menegaskan bahwa penugasan merupakan upaya membelajarkan siswa dengan

cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian dan

pemeriksaan atau melakukan uji coba sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai.

Sudjana (2008:81) menjelaskan bahwa tugas atau resitasi merangsang

anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.

Sedangkan Roestiyah (2012:133) berpendapat bahwa teknik pemberian tugas

digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih maksimal,

sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.

Tugas yang dapat diberikan yaitu dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan

mengenai mata pelajaran tertentu atau berupa perintah yang harus dibahas dengan

diskusi. Penugasan dapat berupa tugas tertulis atau lisan, dapat ditugaskan untuk

mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu, mengadakan observasi terhadap

sesuatu ataupun tugas untuk melakukan eksperimen.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai model penugasan di atas,

dapat disimpulkan bahwa penugasan merupakan suatu cara penyajian bahan

pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

19

belajar kemudian hasilnya harus dipertanggungjawabkan. Model penugasan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari dan mendalami hasil

uraian orang lain melalui diskusi. Dengan demikian akan memperluas,

memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa. Selain itu,

model penugasan atau resitasi merupakan suatu cara mengajar yang dapat

mengaktifkan siswa. Penggunaan model penugasan diberikan dengan tujuan agar

siswa memiliki hasil belajar yang lebih optimal.

2.1.3.2 Langkah-Langkah Model Penugasan

Djamarah (2010:86) menyatakan bahwa ada langkah-langkah dalam

pembelajaran dengan menggunakan model penugasan yaitu.

a. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:

1) tujuan yang akan dicapai;

2) jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut;

3) sesuai dengan kemampuan siswa;

4) ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan

siswa;

5) sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Fase pelaksanaan tugas:

1) diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru;

2) diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja;

3) diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh

orang lain;

4) dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

dengan baik dan sistematik.

c. Fase mempertanggunjawabkan tugas

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini yaitu:

1) laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah

dikerjakannya;

2) ada tanya jawab atau diskusi kelas;

3) penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes

atau cara lainnya.

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

20

Menetapkan langkah-langkah penugasan merupakan tahap yang penting

dilihat dari segi kemantapan penugasan materi dan peningkatan kualitas belajar.

Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan alat evaluasi untuk menilai hasil kerja

siswa untuk memberikan gambaran yang objektif mengenai usaha siswa dalam

melaksanakan tugas tersebut.

2.1.3.3 Kelebihan Model Penugasan

Roestiyah (2012:135) menjelaskan bahwa kelebihan penggunaan model

penugasan dalam proses pembelajaran yaitu siswa lebih mendalami materi

pelajaran karena mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya. Maka

pengetahuan yang didapat lebih lama tinggal di dalam jiwanya. Selain itu model

penugasan dapat mengembangkan daya berfikir, daya inisiatif, daya kreatif dan

tanggungjawab serta melatih siswa lebih mandiri.

Sedangkan Djamarah (2010:87) memaparkan bahwa model penugasan

mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut.

a. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun

kelompok.

b. Mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru.

c. Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

d. Mengembangkan kreativitas siswa.

2.1.4 Media Pembelajaran

2.1.4.1 Pengertian Media

Hamdani (2011:243) memaparkan bahwa media pembelajaran adalah

perantara yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

21

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sedangkan Anitah

(2009:6.4) menjelaskan media pembelajaran sebagai saluran atau jembatan dari

pesan-pesan pembelajaran (message) yang disampaikan oleh guru kepada

penerima pesan (siswa) dengan tujuan pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan

cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang disiapkan dengan terencana

dalam rangka untuk menyampaikan pesan sesuai dengan tujuan tertentu. Media

pembelajaran tidak hanya terbatas pada peralatan, tetapi lebih utama yaitu pesan

yang disampaikan melalui alat tersebut dapat tersampaikan secara utuh. Media

pembelajaran dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dan mengurangi salah penafsiran. Adapun media yang

digunakan dalam penelitian ini adalah media buku zig-zag.

2.1.4.2 Jenis-jenis Media

Anitah (2009:6.16) mengelompokkan media pembelajaran menjadi

tiga, yaitu.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering

digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau

materi pelajaran. Contoh media visual antara lain poster, gambar, peta,

lukisan dan sebagainya.

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

22

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam

bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan

ajar. Jenis media audio terdiri dari program kaset, CD audio dan program

radio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk

melatih keterampilan yang berhubungan dengan materi pelajaran tentang

mendengarkan.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa

disebut media pandang-dengar. Audiovisual akan menjadikan penyajian

bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Contoh media

audio visual, di antaranya program video atau televisi, video atau televisi

instruksional, dan program slide suara.

Hamdani (2011:244) mengelompokkan media menjadi tiga jenis,

yaitu media audio, media visual dan media audiovisual. Media audio

merupakan media yang memiliki unsur suara sedangkan media visual hanya dapat

dilihat dan tidak mengandung unsur suara. Salah satu contoh media visual adalah

gambar. Adapun media audiovisual, menggabungkan unsur suara dan memiliki

unsur gambar seperti film.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan jenis media

dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu media visual, media audio dan media

audiovisual. Setiap media memiliki karakteristik masing-masing, pemilihan

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

23

media harus disesuaikan dengan tujuan, bahan ajar, ketersediaan media serta

kemampuan guru menggunakannya. Penelitian ini menggunakan media visual

berbentuk buku zig-zag. Media buku zig-zag yang digunakan dalam penelitian ini

dilengkapi dengan gambar.

2.1.5 Media Buku Zig-zag

Media buku zig-zag merupakan salah satu media baru yang belum

banyak diterapkan dalam proses pembelajaran. USAID (2014:57)

mengungkapkan media buku zig-zag merupakan salah satu media untuk menulis

yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan keterampilan dan

minat menulis siswa. Media buku zig-zag ini berupa kertas yang dilipat hingga

membentuk pola huruf “Z”. Ukuran media buku zig-zag bisa beragam, bergantung

dari kebutuhan. Penggunaan media buku zig-zag memiliki beberapa kelebihan

yaitu (1) bentuk media buku zig-zag yang unik dan menarik bagi siswa sebagai

media tulis; (2) mudah digunakan dan pembuatannya mudah; (3) media buku

zig-zag menunjukan urutan.

Langkah-langkah pembuatan media buku zig-zag antara lain:

a. siapkan kertas HVS;

b. lipat menjadi 2 bagian kertas HVS yang telah disiapkan;

c. lipat 2 lagi kertas tersebut;

d. bagian atas kertas dilipat ke luar, diikuti dengan melipat ke bagian bawah;

e. buatlah sebuah cerita singkat yang dituliskan berurut pada setiap lembar

kosongnya sampai semua lembar terisi (pada kedua sisinya);

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

24

f. dapat ditambahkan gambar ilustrasi yang mendukung informasi atau

cerita yang dituliskan.

Gambar 2.1 Media Buku Zig-Zag

Scholastic (2006:45) mengungkapkan berikut adalah langkah-

langkah dalam membuat sebuah media buku zig-zag antara lain:

a. lipat selembar kertas A3 di setengah memanjang dan kemudian buka lipatan

tersebut;

b. lipat potongan kertas yang sama A3 setengah lebarnya dan biarkan dilipat;

c. lipat menjadi dua bagian lagi ke arah yang sama, kemudian buka

lipatan terakhir;

d. potong sepanjang lipatan pusat sampai menuju tengah kertas;

e. buka lipatan kertas sepenuhnya. Harus ada celah di tengah-tengah

kertas.

f. lipat kertas menjadi dua memanjang lagi kemudian dorong kedua ujung ke

arah satu sama lain untuk membuat bentuk bintang dengan empat sisi;

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

25

g. empat sisi tersebut merupakan halaman buku. Lipat semua sisi

menghadap arah yang sama dan buku selesai dibuat. Siap digunakan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa media

buku zig-zag adalah media tulis yang terbuat dari kertas yang dilipat sehingga

membentuk zig-zag untuk menumbuhkan minat menulis pada siswa yang

mudah dibuat dan menarik bagi siswa. Media buku zig-zag mudah dibuat dan

dapat ditambahkan gambar sesuai dengan cerita yang akan dibuat siswa. Selain

itu, media buku zig-zag menunjukkan urutan sehingga tepat digunakan dalam

keterampilan menulis karangan narasi.

2.1.6 Hakikat Bahasa

Faisal (2009:1.4) berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah bentuk

ungkapan yang bentuk dasarnya adalah ujaran atau bunyi. Namun, tidak semua

ujaran yang dihasilkan dapat dikatakan bahasa. Ujaran manusia dapat dikatakan

sebagai bahasa apabila ujaran tersebut mengandung makna. Santosa (2009:1.2)

menjelaskan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung

beberapa sifat yakni sistematik, mana suka, ujar manusiawi dan

komunikatif.

Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia tidak bisa

hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan berinteraksi

membutuhkan alat atau media berupa bahasa (Faisal 2009:1.3). Hal ini sesuai

dengan pendapat Kridalaksana (Rosdiana 2008:1.4) bahasa adalah sistem lambang

bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk

bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

26

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa

merupakan bentuk ungkapan berupa ujaran. Bentuk ujaran yang diucapkan

berfungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anggota

masyarakat. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus memberikan makna, sehingga

dapat mengutarakan ide, gagasan, konsep serta perasaan yang dimiliki kepada

orang lain.

Santosa (2009:1.5-1.6) menjelaskan fungsi bahasa sebagai alat

komunikasi sebagai berikut:

a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar

anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. Berita, pengumuman,

pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik

merupakan wujud fungsi bahasa sebagai alat komunikasi;

b. fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi

atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;

c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri

dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota

masyarakatsedikit demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup,

perilaku, dan etika masyarakatnya;

d. fungsi kontrol sosial, artinya bahasa mempengaruhi sikap dan pendapat orang

lain. Seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-nilai sosial

kepada tingkat yang lebih berkualitas menggunakan bahasa.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi

bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan dengan anggota

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

27

masyarakat agar seseorang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

Berbahasa yang baik adalah berbahasa yang sesuai dengan tempat terjadinya

kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara dan sesuai dengan topik

pembicaraan. Berbahasa yang benar adalah berbahasa yang sesuai dengan kaidah

yang dibakukan dalam bahasa Indonesia Sedangkan fungsi bahasa menurut

kedudukannya yaitu sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara. Jadi, agar

seseorang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar maka pembelajaran

bahasa Indonesia pelu diajarkan sejak dini mulai dari sekolah dasar.

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam hal berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar. Alat berkomunikasi dapat berupa lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengemukakan gagasan

dan perasaan untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan menggunakan

kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas

2006:317).

Santosa (2009:5.18) menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa

merupakan proses memberi rangsangan belajar berbahasa dalam upaya untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa pada siswa. Kemampuan berbahasa yang

harus dicapai siswa adalah mengorganisasikan pemikiran, keinginan, ide,

pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan dan tulis. Usia sekolah dasar

merupakan masa yang tepat untuk melatih kegiatan berbahasa anak sehingga

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

28

kemampuan bahasanya terbentuk dan fungsi bahasa dapat tercapai secara

maksimal.

Zulela (2013:6) sependapat dengan Santosa, bahwa sekolah dasar

sebagai pendidikan pertama mempunyai peran untuk membekali peserta didiknya

dengan kemampuan berbahasa Indonesia dengan benar. Pembelajaran bahasa

Indonesia di sekolah dasar meliputi empat aspek keterampilan yaitu: (1)

mendengarkan; (2) berbicara; (3) membaca; (4) menulis. Santosa (2009:5.19-

5.20) menjelaskan bahwa setiap aspek keterampilan berbahasa mempunyai tujuan

yang harus dicapai pada setiap akhir pembelajaran. Tujuan akhir pada

pembelajaran aspek mendengarkan adalah siswa mampu memberikan tanggapan

secara kritis dengan pemahaman terhadap gagasan dan pendapat orang lain dalam

berbagai bentuk wacana lisan dan informasi yang dilihat. Pada aspek berbicara,

hasil belajar yang harus diperoleh siswa adalah mampu mengungkapkan gagasan

dalam berbagai ragam dan cara sesuai dengan konteks pembicaraan. Pada aspek

membaca, siswa mampu menunjukkan pemahaman secara kritis terhadap gagasan

pendapat dan perasaan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sedangkan hasil

belajar pada aspek menulis mempunyai tujuan untuk membentuk siswa agar

terampil menulis berbagai jenis karangan untuk berbagai tujuan dan sasaran

dengan memperhatikan ejaan, kosakata, tanda baca, kalimat dan paragraf secara

efektif.

Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang

harus dikuasi oleh peserta didik di sekolah dasar. Proses pembelajaran akan

berjalan terarah, efisien dan efektif tercapai secara optimal, apabila dalam

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

29

memperhatikan fokus setiap aspek bahasa. Adapun fokus pembelajaran bahasa

Indonesia dalam aspek menulis dibagi menjadi dua yaitu: (1) kelas rendah,

meliputi: menulis permulaan, menulis huruf pisah, menulis tegak bersambung dan

menulis huruf cetak; (2) kelas tinggi (menulis lanjutan), meliputi: menulis dengan

bantuan gambar, menulis paragraf, menulis karangan (narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, persuasi), menulis surat, menulis formulir, menulis naskah pidato,

menulis ceramah dan menulis berita (Zulela 2013:9-10).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa

pengembangan masing-masing keterampilan kompetensi dasar dalam

pembelajaran bahasa Indonesia perlu difokuskan. Pembelajaran bahasa Indonesia

di sekolah dasar perlu direncanakan dan dipolakan untuk menggali potensi

kebahasaan siswa dan menambah pengalaman berbahasa siswa. Hal tersebut

untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di dalam

kelas dan pelaksanaan penilaian dari tiap-tiap kompetensi dasar. Pada

penelitian ini pembelajaran difokuskan pada keterampilan menulis karangan

narasi.

2.1.8 Keterampilan Menulis

2.1.8.1 Pengertian Menulis

Doyin dan Wagiran (2010:12), menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi tidak langsung.

Katerampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi diperoleh melalui

proses belajar dan berlatih. Tarigan (2008:4) mengemukakan menulis sebagai

kegiatan yang bersifat produktif dan dan ekspresif. Keterampilan menulis

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

30

menekankan pada pemanfaatkan grafolegi, struktur bahasa dan kosa kata.

Keterampilan menulis juga disebut sebagai keterampilan yang bersifat produktif

dan reseptif. Zainurrahman (2013:2) menjelaskan menulis bersifat produktif

karena keterampilan menulis digunakan untuk memproduksi bahasa demi

penyampaian makna, sedangkan bersifat reseptif karena keterampilan tersebut

digunakan untuk menangkap makna yang berguna untuk pemahaman terhadap

penyampaian dalam bentuk bahasa verbal maupun nonverbal.

Dalman (2015:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan

komunikasi berupa penyampaian pesan atau informasi secara tertulis kepada

pihak lain menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Menulis adalah proses

kreatif dalam menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang bertujuan

untuk memberitahu, meyakinkan atau menghibur. Selaras dengan pendapat

tersebut, Abidin (2013:182) mengartikan menulis sebagai aktivitas menghasilkan

pesan dalam dimensi sosial dan untuk tujuan tertentu. Menulis dengan kata lain

dapat didefinisikan sebagai kemampuan memahami konteks sosial budaya

masyarakat.

Supriadi (Doyin dan Wagiran 2010:14) menjelaskan bahwa kegiatan

menulis merupakan proses kreatif yang dalam penyusunannya melalui beberapa

tahapan. Tahapannya berawal dari proses mengumpulkan informasi sehingga

tercipta sebuah produk tulisan sesuai dengan sasaran dalam masyarakat. Pada

prinsipnya, isi tulisan dan lambang grafik yang digunakan penulis harus benar-

benar dipahami oleh penulis dan pembacanya. Byrne (Saddono 2014:163)

menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kemampuan

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

31

menuangkan gagasan ke dalam tulisan melalui kalimat-kalimat yang dirangkai

secara utuh, lengkap dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli terkait dengan pengertian

menulis, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan keterampilan berbahasa

yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan berkomunikasi secara tidak

langsung melalui media tulisan. Keterampilan menulis tidak didapat secara

otomatis, tetapi latihan dan praktik menjadi kunci utama dalam mencapai

kesuksesan dalam menulis. Menulis dimulai dari beberapa tahap dan memiliki

aturan yang mengikat serta harus memperhatikan kebermaknaan isi tulisan.

2.1.8.2 Tujuan Menulis

Langkah awal yang penting dalam menulis adalah menentukan tujuan

menulis. Semi (2007:14) menjelaskan tujuan menulis antara lain: (1) untuk

menceritakan sesuatu; (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan; (3) untuk

menjelaskan sesuatu; (4) untuk meyakinkan; (5) untuk merangkum. Kelima tujuan

tersebut dalam aplikasinya satu atau dua tujuan terpadu menjadi satu.

Sedangkan Abidin (2013:187-188) menjelaskan bahwa tujuan utama

menulis ada tiga yaitu.

a. Menumbuhkan kecintaan menulis pada diri siswa. Selaras dengan hakikat

menulis sebagai keterampilan maka untuk dapat menguasi menulis diperlukan

intensitas menulis. Semakin sering seorang menulis, maka akan semakin baik

pula hasil tulisannya.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

32

b. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis. Pembelajaran menulis

harus diarahkan agar mampu membekali siswa berbagai strategi menulis,

macam-macam tulisan serta sarana publikasi tulisan.

c. Membina jiwa kreativitas siswa untuk menulis. Tujuan ini menghendaki agar

siswa tidak menjadikan menulis hanya sebagai kemampuan kompetensi yang

harus dikuasai dalam pembelajaran. Melainkan menulis dapat dimanfaatkan

sebagai aktivitas yang mendatangkan berbagai keuntungan yang bersifat

psikologis, ekonomis maupun sosiologis.

Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa fungsi utama dari menulis adalah

sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Tugas penulis adalah dapat

menyampaikan maksud dan tujuan kepada pembaca. Dalman (2015:13)

mengelompokkan beberapa tujuan menulis sebagai berikut.

a. Tujuan penugasan

Kegiatan menulis bagi para pelajar, menulis bertujuan untuk memenuhi tugas

yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga. Bentuk tulisan ini biasanya

berupa makalah, laporan ataupun karangan bebas.

b. Tujuan estetis

Tujuan menulis bagi sastrawan, kegiatan menulis bertujuan untuk

menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen maupun

novel.

c. Tujuan penerangan

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

33

Kegiatan menulis bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca.

Dalam hal ini, penulis harus memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan

pembaca berupa politik, ekonomi, pendidikan, agama, sosial maupun budaya.

d. Tujuan pernyataan diri

Menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang telah diperbuat.

Bentuk tulisan ini misalnya, surat perjanjian maupun surat pernyataan.

e. Tujuan kreatif

Menulis dengan tujuan menonjolkan daya imajinasi secara maksimal ketika

mengembangkan tulisan. Menulis dalam hal ini bertujuan untuk

menyampaikan gagasan kreatif karya sastra.

f. Tujuan konsumtif

Penulis mementingkan kepuasan pada diri pembaca dan berorientasi pada

bisnis. Kegiatan menulis bertujuan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para

pembaca. Misalnya novel populer karya Mira W.

Sedangkan Hartig (Tarigan 2008:25) memaparkan tujuan menulis

sebagai berikut.

a. Assignment purpose (tujuan penugasan), kegiatan menulis ini tidak

memiliki tujuan pribadi. Contoh: menulis untuk keperluan tugas.

b. Altruistic purpose (tujuan altruistik), penulis bertujuan ingin menyenangkan

para pembaca, ingin menghilangkan rasa duka yang mendalam dari para

pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, serta ingin membuat

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

34

hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya

itu. Dalam hal ini, penulis benar-benar dapat mengomunikasikan suatu ide

atau gagasan bagi kepentingan pembaca.

c. Persuasive purpose (tujuan persuasif), bertujuan mempengaruhi pembaca,

agar para pembaca yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang

diutarakan oleh penulis. Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh

para penulis untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan atau

dalam kegiatan politik.

d. Informational purpose (tujuan informasional atau tujuan penerangan), penulis

menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan menyampaikan informasi

atau keterangan kepada pembaca. Penulis berusaha memberikan informasi

agar pembaca menjadi tahu mengenai hal-hal yang diinformasikan oleh

penulis.

e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri), penulis berusaha untuk

memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca.

f. Creative purpose (tujuan kreatif), penulis bertujuan memberikan nilai-nilai

artistik kepada pembaca. Pembaca tidak sekadar tahu apa yang disajikan oleh

penulis, tetapi isi tulisan dapat memberikan dampak setelah membaca tulisan

itu.

g. Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah), penulis berusaha

memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya penulis

berusaha memberi kejelasan kepada para pembaca tentang cara

memecahkan suatu masalah.

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

35

Berdasarkan pemaparan tersebut, tujuan menulis tidak hanya sebagai

tranformasi informasi dan hiburan semata. Lebih dari itu, tujuan menulis adalah

sebagai ungkapan gagasan yang dituangkan penulis berdasarkan pada sudut

pandang dan ruang lingkup kepentingan penulis. Oleh karena itu, terjadi

komunikasi antara penulis dan pembaca sehingga isi tulisan dapat memberikan

makna. Pembelajaran menulis di sekolah dasar tidak hanya bertujuan agar siswa

dapat menguasai kompetensi dalam pembelajaran saja. Namun, menulis dapat

dijadikan sebagai aktivitas yang menguntungkan dalam berbagai bidang.

2.1.8.3 Tahapan Menulis

David Nunan (Wagiran dan Doyin 2010:14) mengungkapkan bahwa

ada tiga tahapan dalam menulis, yakni: (1) tahap pramenulis; (2) penulisan; dan

(3) tahap perbaikan. Penerapan ketiga tahap menulis tersebut diperlukan

keterampilan memadukan proses dan produk menulis. Tompkins (Doyin dan

Wagiran 2010:16-18) menguraikan tahapan dalam menulis dibagi menjadi lima

tahap sebagai berikut:

a. tahap pra-menulis. Tahap pra-menulis merupakan tahap siap menulis,

ketika penulis berusaha memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan

pembaca dan tujuan yang akan mereka tulis;

b. tahap pembuatan draf tulisan. Penulisan lebih ditekankan pada pencurahan

gagasan dan kelengkapan isi tulisan;

c. tahap merevisi. Penulis menyaring ide-ide dalam tulisna mereka. Revisi

bukan penyempurnaan penulisan, dalam revisi penulis berusaha membuat

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

36

perubahan yang substantif pada draf pertama dan draf berikutnya, sehingga

menghasilkan draf akhir;

d. tahap menyunting. Penulis menyempurnakan tulisan mereka dengan

mengoreksi dan menata kembali isi tulisan baik dari segi sistematika,

kelogisan, ketajaman pembahasan dan kelengkapan isi;

e. tahap berbagi (sharing). Penulis sudah siap untuk mempublikasikan tulisan

mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar

yang diberikan pembaca.

Sedangkan Semi (2007:46-50) menjelaskan ada tiga tahapan dalam

menulis memiliki yaitu tahap pratulis, tahap penulisan dan tahap penyuntingan.

Ketiga tahapan ini akan diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap pratulis, sebelum melakukan kegiatan menulis ada kegiatan persiapan

yang harus dilakukan. Kegiatan tersebut ada empat meliputi: (1) menentukan

topik; (2) menentuan tujuan; (3) mengumpulkan informasi pendukung; (4)

merancang tulisan.

b. Tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis berusaha untuk mencurahkan gagasan

ke dalam konsep tulisan. Diperlukan konsentrasi penuh terhadap apa yang

sedang dituliskan, penulis berkonsentrasi penuh pada tiga hal yaitu: (1)

konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan; (2) konsentrasi terhadap tujuan

tulisan; (3) konsentrasi terhadap sasaran pembaca; (4) konsentrasi terhadap

kriteria penerbitan.

c. Tahap pascatulis. Tahap ini merupakan tahap akhir tulisan yang digunakan

sebagai penghalusan dan penyempurnaan tulisan kasar yang dihasilkan.

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

37

Terdapat dua kegiatan utama pada tahap ini yaitu proses penyuntingan dan

penulisan naskah jadi. Proses penyuntingan meliputi kegiatan pemeriksaan dan

perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, diksi, pemilihan kata dan

kalimat serta gaya bahasa. Sedangkan proses penulisan naskah jadi, kegiatan

lebih diarahkan pada pemeriksaan dan naskah ditulis ulang dengan rapi.

Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

tahapan menulis diawali dari tahap pra-menulis, tahap penulisan (membuat draf

tulisan), selanjutnya merevisi (perbaikan), tahap pascatulis (menyunting) sehingga

sampai pada tahap publikasi (sharing). Dari tahap-tahap pembelajaran menulis

sebagaimana yang telah dijelaskan tersebut, dapat dipahami bahwa tahapan

menulis ini tidak dapat dilakukan secara linear. Hal ini berarti proses menulis

harus dilakukan secara berulang dan satu padu terkait antara tahap yang satu dan

yang lain sehingga akan menghasilkan sebuah tulisan yang utuh dan bermakna.

2.1.9 Hakikat Mengarang

2.1.9.1 Pengertian Karangan

Dalman (2015:86) menjelaskan bahwa mengarang adalah proses

pengungkapan gagasan, ide, angan-angan dan perasaan yang disampaikan melalui

unsur-unsur bahasa (kata, kelompok kata, kalimat, paragraf dan wacana yang

utuh) dalam bentuk tulisan. Sedangkan Finoza (2005:192) mengemukakan bahwa

mengarang merupakan kegiatan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk

menjabarkan dan mengulas topik tertentu yang bertujuan untuk memperoleh hasil

akhir berupa karangan. Saddono (2014:155) memaparkan bahwa sebuah karangan

yang baik selalu mengandung tiga unsur atau bagian utama antara lain.

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

38

a. Bagian pendahuluan, berfungsi untuk menarik minat pembaca dan

menjelaskan ide pokok atau tema karangan.

b. Bagian isi tulisan, berfungsi sebagai penghubung antara pendahuluan dengan

penutup. Isi tulisan harus relevan dengan judul karangan. Judul karangan

harus mengandung tiga aspek yaitu relevan, menarik dan singkat.

c. Bagian penutup, berfungsi sebagai kesimpulan.

Sebelum membuat sebuah karangan, kerangka karangan diperlukan

untuk mempermudah dalam membuat karangan. Finoza (2005:182) menjelaskan

bahwa kerangka karangan berfungsi untuk mengatur hubungan antara gagasan-

gagasan yang ada. Kerangka karangan akan membantu penulis membuat karangan

yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama

dari ide tambahan. Selain itu, kerangka karangan menjadi sebuah miniatur dari

keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari

ide serta struktur karangan dengan jelas.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa

mengarang merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan ke dalam beberapa

kalimat sehingga membentuk karangan yang bermakna. Sebelum membuat

karangan, diperlukan kerangka karangan yang berfungsi untuk mempermudah

mengorganisasikan ide. Karangan yang baik memiliki tiga komponen pokok

meliputi bagian pendahuluan, isi dan penutup.

2.1.9.2 Jenis-jenis Karangan

Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana yaitu

deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi dan persuasi (Saddono 2014:159).

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

39

Sedangkan Weayer (Tarigan 2008:28) mengelompokkan karangan berdasarkan

bentuknya menjadi empat macam yaitu: 1) karangan eksposisi; 2) karangan

deskripsi; 3) karangan narasi; 4) karangan argumentasi.

a. Karangan deskripsi.

Karangan deskripsi adalah jenis karangan yang menggambarkan suatu objek

atau peristiwa tertentu secara jelas dan terperinci sehingga dapat membawa

suasana pembaca turut merasakan langsung apa yang ditulis (Dalman

2015:94).

b. Karangan narasi.

Narasi merupakan bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak

tanduk manusia dalam sebuah peristiwa atau kisah yang dirangkaian menjadi

sebuah peristiwa dalam kesatuan waktu (Keraf 2010:136).

c. Karangan eksposisi.

Karangan eksposisi merupakan ragam wacana untuk menerangkan,

menyampaikan atau menguraikan sesuatu yang dapat memperluas

pengetahuan dan pandangan pembacanya (Saddono 2014:159).

d. Karangan argumentasi.

Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang ditulis dengan tujuan

untuk meyakinkan atau membuktikan kepada pembaca agar menerima suatu

kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran tersebut (Dalman

2015:138).

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

40

e. Karangan persuasi.

Karangan persuasi merupakan wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi

sikap dan pendapat mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya

(Saddono 2014:160).

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, dapat disimpulkan jenis-jenis

karangan dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu: (1) karangan

deskripsi; (2) karangan narasi; (3) karangan eksposisi; (4) karangan argumentasi

dan (5) karangan persuasi. Setiap jenis karangan memiliki karakteristik dan tujuan

yang berbeda. Namun dalam penelitian ini, akan mengkaji lebih rinci tentang

karangan narasi.

2.1.10 Hakikat Karangan Narasi

2.1.10.1 Pengertian Karangan Narasi

Zainurrahman (2013:37) mengungkapkan bahwa narasi berasal dari

kata “to narrate” atau “to tell story” yang artinya menyampaikan cerita. Narasi

adalah tulisan yang menceritakan sebuah kejadian. Karangan narasi dapat ditulis

dalam bentuk fiksi seperti novel, cerpen dan dongeng. Selain bersifat fiktif, narasi

juga bersifat faktual seperti rangkaian sejarah, hasil wawancara narasi, transkrip

interogasi dan sebagainya. Sedangkan Dalman (2015:106) menjelaskan bahwa

karangan narasi merupakan cerita yang menggambarkan rangkaian tindak tanduk

manusia dalam sebuah peristiwa dari waktu ke waktu yang disusun secara

sistematis.

Selaras dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh dua ahli di atas,

Keraf (2010:136) menyatakan karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

41

yang sasarannya adalah tindak-tanduk yang dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa. Rangkaian peristiwa tersebut terjadi dalam kasatuan waktu. Finoza

(2005:202) menerangkan bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk tulisan

yang berusaha menciptakan, mengisahkan dan merangkaikan tindak tanduk

perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis dalam satu kesatuan

waktu.

2.1.10.2 Jenis Karangan Narasi

Morris et.al (Tarigan 2008:29) mengklasifikasikan jenis karangan

narasi menjadi dua yaitu narasi informatif dan narasi artistik. Sedangkan, Keraf

(2010:136-137) mengelompokkan karangan narasi menjadi dua yaitu narasi

ekspositori dan narasi sugestif. Narasi ekspositori bertujuan untuk memperluas

pengetahuan pembaca mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Sedangkan

narasi sugestif disajikan untuk merangsang daya khayal pembaca.

Selaras dengan hal tersebut, Semi (2007:58) menerangkan isi dari

narasi ekspositori bersifat cerita dari pengalaman nyata. Contoh narasi ekspositori

adalah wacana naratif yang menceritakan bagaimana seseorang menyiapkan nasi

goreng, bagaimana membuat roti, cerita pengalaman seseorang pada suatu waktu

tertentu. Sedangkan, narasi sugestif menceritakan suatu rangkaian peristiwa

sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Contoh narasi sugestif adalah

dongeng, novel, roman dan cerpen. Keraf (2010:138-139) memaparkan

perbedaan pokok antara karangan narasi ekspositoris dan narasi sugestif adalah

sebagai berikut.

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

42

Tabel 2.1 Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif

Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif

1 Memperluas pengetahuan. Menyampaikan suatu makna atau

suatu amanat yang tersirat.

2 Menyampaikan informasi. Menimbulkan daya khayal.

3 Didasarkan pada penalaran untuk

mencapai kesepakatan rasional.

Penalaran

berfungsi sebagai alat untuk

menyampaikan makna, kalau perlu

penalaran dapat dilanggar.

4 Bahasanya lebih informatf titik

berat dengan penggunaan kata-

kata denotatif.

Bahasanya lebih condong ke bahasa

figuratif dengan menittik beratkan

pada penggunaan kata-kata konotatif.

2.1.10.3 Prinsip-prinsip Karangan Narasi

Keraf (2010:145) mengemukakan bahwa komponen-komponen yang

membentuk karangan narasi adalah perbuatan, penokohan, latar, sudut pandang

dan alur (plot). Sedangkan Suparno dan Yunus (Dalman 2015:107) menjelaskan

prinsip-prinsip karangan narasi sebagai berikut.

a. Alur (plot)

Alur merupakan rangkaian pola yang terdapat dalam narasi. Alur dan jalan

cerita tidak dapat dipisahkan. Jalan cerita memuat suatu kejadian, sedangkan

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

43

alur adalah penggerak dari suatu kejadian atau sebab dari suatu kejadian

tersebut. Intisari dari alur adalah konflik, tetapi intisari dari konflik

tidak dapat dipaparkan begitu saja, ada elemen-elemennya yaitu: a)

pengenalan; b) timbulnya konflik; c) konflik memuncak; d) klimaks; e)

pemecahan.

b. Penokohan

Salah satu ciri khas narasi adalah mengisahkan tokoh cerita yang

bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita

yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kejadian.

c. Latar

Latar adalah tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau persitiwa

yang dialami tokoh. Terkadang, dalam karangan narasi tidak disebutkan

secara jelas tempat tokoh mengalami peristiwa. Narasi yang baik memiliki

kesatuan kesan yaitu dapat menerangkan suatu peristiwa secara utuh.

d. Titik pandang (point of view)

Menentukan sudut pandang merupakan hal utama dalam membuat

karangan narasi, karena sudut pandang menjawab pertanyaan mengenai siapa

yang menceritakan suatu peristiwa. Sudut pandang akan menentukan

gaya dan corak cerita. Titik pandang adalah suatu cara penulis tentang

bagaimana menggambarkan cerita yang akan disampaikan.

Semi (2007:53-54) menambahkan bahwa karangan narasi memiliki ciri-

ciri sebagai berikut.

a. Tulisan berisi cerita tentang kehidupan manusia.

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

44

b. Peristiwa yang diceritakan bersifat nyata, imajinatif dan boleh campuran.

c. Cerita memiliki nilai keindahan baik keindahan isinya maupun penyajiannya.

d. Adanya konflik yang membangun isi cerita.

e. Seringkali terdapat dialog untuk menghidupkan cerita.

f. Tulisan disajikan dengan cara kronologis.

Karangan narasi harus disusun berdasarkan urutan kronologis peristiwa

yang terjadi. Sebelum menulis karangan narasi ada beberapa langkah kegiatan

dalam membuat karangan narasi. Dalman (2015:110) menmaparkan langkah-

langkah menulis karangan narasi sebagai berikut

a. Menentukan tema dan amanat.

b. Menetapkan sasaran pembaca.

c. Merancang peristiwa-peristiwa utama dalam bentuk skema alur.

d. Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan

akhir cerita.

e. Merinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa

sebagai pendukung cerita.

f. Menyusun tokoh dan perwatakan, latar dan sudut pandang.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa unsur atau komponen yang ada di dalam karangan narasi. Ciri utama

dari karangan narasi adalah adanya rangkaian peristiwa secara kronologis

berdasarkan urutan waktu. Selain itu komponen karangan narasi yang lain adalah

adanya alur (plot), latar, penokohan, sudut pandang dan seringkali ada konflik.

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

45

Komponen-komponen tersebut dirangkai dan disusun secara kronologis

berdasarkan urutan kesatuan waktu sehingga membentuk karangan narasi.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian terkait dengan keterampilan menulis telah banyak dilakukan

oleh mahasiswa maupun tim ahli. Landasan penelitian yang peneliti laksanakan

didasarkan pada penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa

penelitian yang relevan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian

ini anatra lain penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari (2014), Sumerti (2014),

Harahap (2013), Khoirullah (2015), Febriasari (2014), Baleghizadeh, dkk (2010),

Piribabadi (2014) dan Hassan Soleimani (2012).

Novita Sari pada tahun 2014 melakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence) Terhadap

Kemampuan Menulis Karangan Narasi oleh Siswa kelas X SMA Swasta

Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran model pembelajaran konsep

kalimat (concept sentence) dibandingkan model pembelajaran ekspositori

terhadap kemampuan menulis karangan narasi oleh siswa kelas X SMA Swasta

Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan model

pembelajaran konsep kalimat (concept sentence) nilai rata-rata sebesar 77,5 lebih

tinggi dibandingkan penggunaan model pembelajaran ekspositori dengan nilai

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

46

rata-rata sebesar 68,5. Hasil uji thitung 4,22 > ttabel 2,01, oleh karena itu dari hasil

pengujian hipotesis diperoleh bukti empirik bahwa kemampuan menulis karangan

narasi yang diajarakan dengan menggunakan model pembelajaran konsep kalimat

(concept sentence) lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran

ekspositori oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun

Pembelajaran 2013/2014.

Sumerti (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence Berbantuan Gambar Berseri

Terhadap Keterampilan Menulis Siswa Kelas V SDN 22 Dauh Puri”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen diketahui memiliki

skor rata-rata 64,66 dalam keterampilan menulis pada pelajaran bahasa

Indonesia dibandingkan siswa kelompok kontrol yaitu 54,93. Oleh karena itu,

diketahui adanya perbedaan yang signifikan keterampilan menulis pada

pelajaran bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence berbantuan gambar berseri

dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada

kelas V SDN 22 Dauh Puri Denpasar tahun pelajaran 2013/2014.

Perbedaan penelitian Sumerti dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terletak pada variabel dan subjek penelitian yang dikaji. Variabel dalam

penelitian ini adalah keterampilan menulis dalam arti luas tidak dijelaskan secara

khusus dengan pemanfaatan media gambar berseri. Subjek penelitian ini adalah

siswa SDN 22 Dauh Puri kelas V.

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

47

Harahap (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Concept Sentence Terhadap Kemampuan Menulis oleh Siswa Kelas

X SMA Swasta YASPENDA Pulau Rakyat Tahun Pembelajaran 2012/2013”.

Penelitian tersebut mengkaji tentang pengaruh penggunaan model concept

sentence dalam menulis puisi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji t

bahwa to lebih besar daripada ttabel yaitu 6,75 > 2,726 pada taraf signifikansi 5%

maupun 1%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis penelitian, yakni

“Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran concept sentence lebih baik daripada kemampuan menulis puisi

siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran concept sentence”

diterima.

Perbedaan penelitian Harahap dengan penelitian yang dilakukan penelti

yaitu terletak pada masalah yang dikaji, desain penelitian dan subjek penelitian.

Masalah yang dikaji dalam penelitian Harahap adalah apakah model concept

sentence berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA

Swasta YASPENDA. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group

Prates-Pascates Design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok) saja.

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X SMA Swasta YASPENDA Pulau

Rakyat Asahan Medan.

Khoirullah (2015) melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil

Belajar Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Concept Sentence dan

Konvensional”. Berbeda dengan penelitian yang sebelumnya, dalam penelitian ini

bidang ilmu yang digunakan untuk penelitian adalah pembelajaran ilmu sosial.

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

48

Penelitian ini menganalisa perbedaan hasil belajar siswa kelas X pada mata

pelajaran Geografi di SMA Al-Huda Jati Agung yang menggunakan model

pembelajaran concept sentence dengan hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional. Hasil post-test pada kelas eksperimen

diperoleh rata-rata nilai siswa sebesar 77,77 dengan nilai tertinggi 96 dan nilai

terendah 56. Dari 27 siswa dikelas eksperimen terdapat 24 siswa yang telah

memenuhi KKM dan 3 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Hasil tes

akhir (post-tets) untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata nilai siswa 67,86, nilai

siswa diketahui untuk skor tertinggi adalah 80 dan untuk skor terendah adalah 56.

Dari 30 siswa pada kelas kontrol, terdapat 17 siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata yang signifikan

hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran concept sentence dengan

rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model konvensional.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Febriasari (2014) dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Concept

Sentence Berbantuan Media Visual” untuk meningkatkan keterampilan guru,

aktivitas siswa, dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IVA

SDN Petompon 02 Semarang”. Hasil penelitian menunjukan terjadi

peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan keterampilan menulis

karangan narasi. Keterampilan guru pada siklus I memperoleh skor total

22,5 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 31,5

dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh jumlah

rerata skor 20,86 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

49

29,34 dengan kategori sangat baik. Keterampilan menulis karangan narasi

siswa siklus I memperoleh rata-rata kelas 73 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 67,5% dan meningkat pada siklus II menjadi 79,81 dengan

persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5%.

Penelitian oleh Baleghizadeh, dkk (2010) dengan judul, “The Effect

of Keyword and Word List Methods on Immediate Vocabulary Retention of

EFL Learners”. Hasil penelitian menemukan bahwa penggunaan kata kunci

dalam pembelajaran kosa kata Bahasa Inggris memudahkan siswa untuk

mengingat kata kunci yang diberikan. Bedasarkan data hasil penelitian,

kelompok eksperimen memiliki rata-rata skor lebih tinggi dari pada

kelompok kontrol. Rata-rata skor kelompok eksperimen sebesar 16,77,

sedangkan kelompok kontrol memperoleh rata-rata skor sebesar 12,5.

Penelitian oleh Piribabadi (2014) dengan judul, “The Effect of the

Keyword Method and Word-list Method Instruction on ESP Vocabulary

Learning”, menemukan bahwa siswa yang menerima pembelajaran kosakata

menggunakan metode kata kunci memiliki hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa yang menerima pembelajaran menggunakan metode kata

daftar. Hal ini membuktikan bahwa penerapan kata kunci memudahkan siswa

untuk mengingat kosakata yang diberikan.

Hasil penelitian oleh Hassan Soleimani (2012) dengan judul, “The

Effect of Keyword and Context Methods on Vocabulary Retention of Iranian EFL

Learners” menunjukkan bahwa bahwa peserta didik dalam kelompok kata kunci

menarik lebih kosakata setelah pelatihan dan satu minggu kemudian. Hasil

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

50

penelitian juga menunjukkan tingkat melupakan lebih pada kelompok konteks

daripada dikelompok kata kunci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

efektivitas komparatif metode kata kunci dan metode pembelajaran langsung

terhadap retensi kosa kata pelajar EFL.

Berdasarkan kajian empiris sebagai pendukung dalam penelitian ini,

peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

concept sentence efektif diterapkan dalam proses pembelajaran khususnya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Maka penelitian tersebut dapat dijadikan

sebagai acuan dalam penelitian berjudul Keefektifan Model Concept Sentence

terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IV SD Gugus

Nusa Mayong Jepara. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

dapat digunakan sebagai pendukung pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.

2.3 KERANGKA BERFIKIR

Penelitian ini meliputi variabel bebas dan terikat yang saling

berhubungan erat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model concept

sentence, sedangkan variabel terikat penelitian adalah keterampilan menulis

karangan narasi. Selama proses pembelajaran guru belum menggunakan model

pembelajaran yang tepat dalam menulis karangan narasi serta kurang menekankan

penggunaan kerangka karangan atau kata kunci. Hal tersebut mengakibatkan

siswa belum dapat mengonstruksikan pemahaman sebelum menulis, serta kurang

tertarik pada pembelajaran menulis. Penelitian ini menerapkan model kooperatif

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

51

concept sentence pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol dengan model

penugasan. Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut.

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan (Sugiyono 2015:99). Berdasarkan landasan teori, penelitian

yang relevan dan kerangka berpikir, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho (μ1 ≤ μ2) : keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 01

Mayonglor yang mendapatkan model concept sentence

berbantuan media buku zig-zag sama atau lebih kecil

dibandingkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas

IV SDN 02 Mayonglor yang mendapat model penugasan.

dibandingkan

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Hasil

Prates

Hasil

Prates

Hasil

Pascates

Hasil

Pascates

Prates

Prates

Penugasan

Concept sentence

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

52

Ha (μ1 > μ2) : keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 01

Mayonglor yang mendapatkan model concept sentence

berbantuan media buku zig-zag lebih besar dibandingkan

keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN 02

Mayonglor yang mendapat model penugasan.

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

112

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan

model concept sentence berbantuan media buku zig-zag lebih efektif

dibandingkan model penugasan terhadap keterampilan menulis karangan narasi

pada siswa kelas IV SD Gugus Nusa Mayong Jepara. Keefektifan model concept

sentence berbantuan media buku zig-zag didasarkan pada hasil uji hipotesis

menggunakan uji independent simples t-test yaitu diperoleh nilai thitung 2,222 lebih

besar dibandingkan harga ttabel yaitu 2,000 (thitung 2,222 > ttabel 2,000) dan nilai

signifikansi 0,031 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (0,031 < 0,05), sehingga

dapat disimpulkan bahwa model concept sentence berbantuan media buku zig-zag

lebih efektif dibandingkan model penugasan. Rata-rata hasil menulis karangan

narasi pada siswa kelas eksperimen yang menerapkan model concept sentence

berbantuan media buku zig-zag lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol yang

menerapkan model penugasan.

5.2 SARAN

Saran yang dapat disampaikan peneliti terkait hasil penelitian mengenai

mengenai keefektifan model concept sentence berbantuan media buku zig-zag

terhadap keterampilan menulis karangan narasi sebagai berikut.

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

113

a. Model concept sentence berbantuan media buku zig-zag dapat dijadikan

sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan kemampuan menulis

karangan narasi pada siswa SD kelas IV.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru

untuk menerapkan model yang inovatif dalam upaya meningkatkan

keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV.

c. Siswa hendaknya lebih memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan

guru dan lebih bersungguh-sungguh mengerjakan tugas agar hasilnya

optimal.

d. Upaya untuk meningkatkan ketermpilan menulis karangan secara

berkelanjutan, guru hendaknya dapat memberikan tugas menulis bagi siswa

agar siswa lebih terampil dalam menulis dan menambah perbendaharaan kata

siswa.

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

114

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Ciptar

Balitbang Kemdikbud. 2012. Survei Internasional PISA. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa

Baleghizadeh, Sasan & Arezoo Ashoori. 2010. The Effect of Keyword and Word List Methods on Immediate Vocabulary Retention of EFL Learners.

Journal of Social Sciences. 30 (2): 251-261

www.bzu.edu.pk/PJSS/.../Final_PJSS-30-2-06.pdf

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers

Dalyono. 2015. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Devi Hariza, Sri. 2014. Pengaruh Penerapan Model Concept Sentence Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Narasi pada Siswa Kelas XI SMK Multi Karya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1 (3)

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/sasindo/article/view/704

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaid. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Doyin, Mukh dan Wagiran. 2010. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

Faisal, dkk.2009. Kajian Bahasa Indonesia SD 3 SKS. Jakarta: Direktorat Jenderal

Perguruan Tinggi Depdiknas

Page 72: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

115

Febriasari, Lolita Kurnia. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Model Concept Sentence Berbantuan Media Visual. Joyful Learning Journal 3 (1)

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj

Finoza, Lamuddin. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan

Mulia

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Parama Publishing

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Harahap, Murni. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Concept Sentence Terhadap Kemampuan Menulis Oleh Siswa Kelas X SMA Swasta YASPENDA Pulau Rakyat Tahun Pembelajaran 2012/2013. 2 (3)

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/view/1674

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Rosdakarya

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Khoirullah, Evi Mivtahul. 2015. Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Concept Sentence dan Konvensional. 3(8)

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/article/view/10700

Lestari, Eka Karunia dan M. Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama

Majid. Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muchlisoh. 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka,

Depdikbud

Page 73: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

116

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi 1. Yogyakarta: BPFE

Piribabadi, Ana dan Ramin Rahmany. 2014. The Effect of the Keyword Method and Word-list Method Instruction on ESP Vocabulary Learning.

Journal of Language Teaching and Research. 5(5)

www.ojs.academypublisher.com

Purnama Sari, Asih. 2014. Keefektifan Model Concept Sentence Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Narasi. Journal of Elementary Education 3 (1) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee

Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Press

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rosdiana, Yusi. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Saddono, Kundharu dan St. Y. Slamet. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Santosa, Puji. 2009. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka

Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Sari, Novita. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Konsep Kalimat (Concept Sentence)Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Oleh Siswakelas X SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurnal

Kode Bahasa. 3(4) ISSN: 2301-5411

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kjb/article/viewFile/1630/1318

Page 74: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

117

Scholastic. 2006. Photocopiable for English Lesson 10 (Year 1). http://shop.scholastic.co.uk/resources/15555

Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-ruzz media

Soleimani, Hassan, Maryam Saeedi dan Reza Mohajernia. 2012. The Effect of Keyword and Context Methods on Vocabulary Retention of Iranian EFL Learners. Journal of Applied Linguistics & English Literature 1(2) ISSN:

2200-3592 (Print) dan 2200-3452 (online)

www.journals.aiac.org.au/index.php/.../view/702

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan R&D. Bandung: Alfabeta

----- 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

----- 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya

Sumerti, Ni Luh dkk.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence. e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha Jurusan PGSD 2(1)

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/1920/1669

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Prestasi Pustaka

Page 75: KEEFEKTIFAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP …lib.unnes.ac.id/29132/1/1401412078.pdf · keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV Gugus Nusa Mayong Jepara. Desain

118

USAID. 2014. Pembelajaran Literasi Kelas Awal di LPTK. Jakarta: belum

diterbitkan

Wahyuni, Sri dan Syukur Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Refika Aditama

Zainurrahman. 2013. Menulis dari Teori Hingga Praktik Penawar Racun Plagiarisme. Bandung: Alfabeta

Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya