kedokel internship rematik andry rrr.doc

26
LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA PASIEN OSTEOARTRITIS Identitas Pasien Nama : Ni Nengah Sukiani Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Perempuan Suku : Bali Bangsa : Indonesia Agama : Hindu Pendidikan : SMP Status perkawinan : Sudah menikah Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jln. Galuh, Br. Dauh Pangkung Desa Pekutatan Identitas Suami Pasien Nama : I Nengah Suwana Umur : 57 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Suku : Bali Bangsa : Indonesia Agama : Hindu Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak bekerja 1

Upload: iga-pt-ratih-pradnyandari

Post on 24-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

LAPORAN KEDOKTERAN KELUARGA

PASIEN OSTEOARTRITIS

Identitas Pasien

Nama : Ni Nengah Sukiani

Umur : 47 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Bali

Bangsa : Indonesia

Agama : Hindu

Pendidikan : SMP

Status perkawinan : Sudah menikah

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Galuh, Br. Dauh Pangkung Desa Pekutatan

Identitas Suami Pasien

Nama : I Nengah Suwana

Umur : 57 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku : Bali

Bangsa : Indonesia

Agama : Hindu

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

I. KEGIATAN DALAM GEDUNG

1. Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poli Puskesmas Pekutatan untuk berobat. Pasien memiliki

masalah gangguan sendi (reumatik). Masalah gangguan sendi telah dirasakan 2 tahun

belakangan ini. Ia sering merasa nyeri didaerah lutut dan tangannya. Keluhan nyeri pada

1

Page 2: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

tangan tersebut biasanya pada pergelangan tangan kanan. Awalnya penderita merasakan

kaku yang kemudian timbul rasa nyeri dirasakan hilang timbul dan terasa ringan sehingga

tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-harinya. Nyeri dirasakan hampir setiap hari sejak

2 tahun belakangan ini dan semakin berat hingga mengganggu aktivitas sehari-harinya.

Nyeri tersebut bertambah berat bila penderita melakukan aktivitas yang berat seperti

berjalan mencuci piring terutama pakaian, mengangkat beban yang berat. Namun nyeri

tersebut sedikit membaik setelah penderita beristirahat sebentar atau memaksakan untuk

menggerakkan sendinya dengan melakukan aktivitas rumah tangga yang biasanya

dilakukan meskipun nyerinya masih dirasakan. Penderita juga mengaku kesulitan

menggerakkan pergelangan tangan maupun lututnya bila nyeri tersebut datang dan hal

tersebut sudah dirasakan sekitar 2 bulan yang lalu. Kesulitan menggerakkan sendi tangan

tersebut terutama dirasakan pada pagi hari sekitar 30 menit. Selain itu pasien juga

mengeluhkan punggungnya nyeri sejak 1 tahun yang lalu, terutama punggung daerah

kanan. Memberat saat dipakai berjalan maupun duduk terlalu lama (>30 menit). Perawakan

pasien agak sedikit gemuk yang merupakan salah satu faktor resiko penyakit ini. Pasien

mengaku tidak pernah mengalami trauma pada pergelangan tangan, lutut maupun

punggungnya.

Pasien sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaannya menyapu,

mengepel, memasak, dan mencuci. Keluhan juga dikatakan bertambah berat sejak mesin

cuci dirumah pasien rusak sehingga memaksa pasien mau tidak mau mencuci baju

menggunakan tenaga manusia, dengan kata lain mencuci dengan tangannya yang memang

sedang sakit.

Riwayat Penyakit Terdahulu

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengalami masalah

kesehatan yang berarti. Penyakit yang sering diderita yaitu panas, batuk, dan pilek. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena perubahan cuaca. Penyakit kencing manis, hipertensi,

jantung , dan penyakit sistemik yang lainnya disangkal oleh keluarga pasien dan pasien.

Riwayat Pengobatan

Sejak keluhan ini muncul, penderita sudah beberapa kali berobat. Awalnya

penderita berobat ke bidan yang letaknya tidak jauh dari rumah penderita. Selain itu

penderita juga beberapa kali berobat ke puskesmas, rumah sakit, maupun praktek dokter

2

Page 3: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

pribadi. Setelah diberi obat, keluhan dirasakan berkurang namun beberapa hari setelah obat

habis, keluhan muncul kembali.

Saat sendi pergelangan tangannya yang bengkak tersebut, penderita memeriksakan

dirinya ke puskesmas dan keluhan tersebut mau menghilang dengan obat yang diberikan.

Penderita juga pernah mengobati sakitnya dengan menggunakan obat tradisional seperti

mengoleskan boreh disekitar tangan dan lutut agar terasa lebih hangat. Pasien belum

sempat memeriksakan kadar asam urat dan pemeriksaan laboratorium sebelumnya.

Riwayat Sosial dan Keluarga

Pasien merupakan anak yatim piatu dan tidak mempunyai saudara kandung. Karena

sudah menikah, kini pasien tinggal bersama suami, dan kedua putrinya. Hubungan pasien

dengan suami dan kedua putrinya sangatlah baik. Tidak ada anggota keluarga pasien baik

itu suami, kedua putri, maupun alm. kedua orang tua pasien yang mempunyai keluhan

yang sama seperti pasien.

Riwayat merokok, minum kopi, maupun alkohol disangkal oleh pasien dan

keluarganya. Namun, riwayat mengkonsumsi makan jeroan, durian, sate kambing, berbagai

macam kacang-kacangan sangat sering karena merupakan makanan favorit pasien sejak

muda.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Minggu tanggal 2 Desember 2012. Saat itu

pemeriksa datang ke rumah pasien untuk melihat perkembangan keadaan pasien terhadap

pengobatan yang selama ini sudah dilakukan serta melihat keseharian pasien di rumah.

Secara umum kondisi pasien baik. Hasil pemeriksaan fisik pasien secara lebih rinci adalah

sebagai berikut:

a. Tanda Vital

Tensi : 100/70 mmHg

Nadi : 82 kali/menit

Respirasi : 22 kali/menit

Temp. Axila : 36,7 0C

TB : 155 cm

3

Page 4: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

BB : 70 kg

b. Tanda Umum

Kepala : Normocephali

Mata : Anemia -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor

THT : Dalam batas normal, kesan tenang

Thorax : Cor : S1S2 Tunggal, Regular, Murmur (–)

Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : Distensi (-), nyeri tekan (-), ascites (-), turgor N, BU (+) N

Ekstremitas : Oedem -/-, hangat +/+ -/- +/+

c. Status pemeriksaan khusus sendi :

Sendi Inspeksi Palpasi Pergerakan Auskultasi Sekitar Sendi

Wrist Dextra

Pembesaran sendi diameter 3 cm

Tidak ada hiperemi

Sedikit Bengkak

Nyeri tekan derajat 1

Teraba hangat

Aktif:Fleksi 60° Ekstensi 0°

Pasif:Fleksi 65○

Ekstensi 0°

Krepitasi tidak ada

Tidak ada kelainan

3. Diagnosis

Osteoarthritis Sekunder

4. Pengobatan

Pengobatan yang kini didapatkan oleh pasien adalah berupa: Meloxicam dua kali

sehari, Tramadol diminum tiga kali sehari, dan Diazepam satu kali sehari pada saat malam

hari menjelang waktu tidur, dan dosis pemberian dapat lebih sering bila timbul gejala

berulang serta obat tambahan berupa Antasida syrup 3xCI dan tablet vitamin B1 1x1.

Perkembangan hasil pengobatan akan dipantau secara berkala dan dosis obat akan

disesuaikan dengan perkembangan penyembuhan pasien.

4

Page 5: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

II. KUNJUNGAN RUMAH

1. Gambaran Status Kesehatan

Saat ini pasien sudah merasa lebih baik setelah mendapat pengobatan secara teratur.

Keluhan yang kini dirasakan pasien adalah pasien sempat merasa kesulitan tidur jika nyeri

sendinya kumat. Pasien tidur hanya maksimal 5 jam sehari dan tanpa didahului rasa

ngantuk, namun akhir-akhir ini dikatakan pasien dapat tidur dengan cukup baik setelah

minum obat.

2. Gambaran Keadaan Sosial Ekonomi

Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Untuk biaya hidup sehari-hari,

pasien mendapatkan dari suaminya. Suami pasien bekerja di sebuah perusahaan pertamina,

mempunyai sebuah warung, dan mempunyai kolam lele dirumahnya. Hasilnya dikatakan

keluarga pasien cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Pasien mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat sekitar khususnya

tetangga-tetangganya.

3. Kondisi Rumah

Rumah pasien berada di pinggir jalan utama. Dalam pekarangan rumah pasien

terdapat beberapa bangunan, dimana terdapat sebuah bangunan utama yang dipakai

sebagai tempat tinggal, bangunan tua yang sekarang dipakai sebagai rumah untuk

peliharaan burung walet, warung, rumah, kolam, dan halaman. Dapur dan kamar mandi

pasien berada di dalam bangunan rumah utama. Pasien tinggal bersama suami dan kedua

putrinya. Rumah pasien terlihat cukup bersih dan rapi.

Lantai bangunan utama pasien terbuat dari keramik baik di bagian beranda maupun

di bagian dalam rumah. Tembok rumah pasien dari batako dan sudah di cat warna putih

sehingga tampak bersih. Atap rumah sudah permanen dengan menggunakan genteng.

Perabotan tertata cukup rapi dan bersih serta terawat dengan sangat baik. Dapur pasien

terbuat dari tembok batako yang sudah dicat, beralasakan keramik.

Lantai bangunan tua pasien terbuat dari semen, namun atap sudah permanen

menggunakan genteng dan temboknya sudah dicat. Keluarga pasien sudah menggunakan

bahan bakar gas (LPG) untuk memasak, namun disana terdapat juga kompor minyak tanah

kecil yang sesekali dipakai memasak jika bahan bakar gasnya habis dan belum sempat

membeli.

5

Page 6: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Pekarangan rumah pasien terlihat cukup asri. Di pekarangan rumah pasien terdapat

sebuah halaman dan kolam ikan kecil yang cukup asri dan indah. Di sana terdapat

beberapa tanaman hias yang ditata dengan rapi dan indah.

Pasien tidur mempunyai kamar sendiri bersama suaminya, sedangkan kedua

putrinya tidur terpisah dengan pasien dan memiliki kamar pribadi masing-masing.

Ventilasi rumah pasien cukup baik dengan jendela dan lubang pertukaran angin yang

memadai. Sumber air yang digunakan berasal dari air perpipaan yang merupakan swadaya

masyarakat.

4. Alur Kunjungan

Kunjungan pertama

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 2 Desember 2012 pukul 16.00

WITA. Adapun tujuan saya pada kunjungan pertama adalah untuk meninjau kondisi

pasien, apakah masih terdapat gejala rematik, dan apa saja keluhan pasien saat ini.

Saya juga meninjau riwayat penyakit dahulu dari pasien, penyakit apa saja yang

pernah diderita oleh pasien dari lahir hingga sekarang, riwayat penyakit keluarga,

apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien

atau tidak, serta riwayat sosial ekonomi pasien serta riwayat pengobatan pasien.

Kunjungan kedua

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 29 Desember 2012 pukul 15.00

WITA. Adapun pada kunjungan kedua ini saya melihat perkembangan keluhan

pasien, dimana pasien sudah tidak mengalami kesulitan dalam tidur serta mampu

mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan pekerjaan rumah tangga lainnya dengan lebih

baik. Selain itu, saya juga melihat lebih dalam dari riwayat psikodinamika

(perjalanan hidup pasien dari lahir sampai sekarang), aspek keluarga dan aspek

lingkungan (baik dari dukungan keluarga, lingkungan rumah, halaman rumah, dan

lain-lain), serta permasalahan yang dihadapi oleh pasien, serta kendala-kendala yang

dihadapi oleh pasien dalam menjalani proses pengobatan.

5. Denah Rumah

6

Page 7: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

U S

Keterangan :

1. Kolam ikan lele

2. Tanaman/Bunga

3. Beranda rumah/Ruang tamu

4. Kamar pasien bersama suami

5. Kamar kedua putrinya

6. Ruang Keluarga

7. Kamar mandi

8. Dapur

9. Gudang

10. Garasi

11. Bangunan tua/Rumah burung walet

12. Halaman

13. Warung

6. Silsilah Keluarga Pasien

7

3

11

10

1 13

9

5

8

7

4

6

12

2

Page 8: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Keterangan

: perempuan

: laki-laki

: sudah meninggal

: pasien

1. Ayah dari suami pasien (mertua

laki-laki pasien)

2. Ibu dari suami pasien (mertua

perempuan pasien)

3. Ayah pasien

4. Ibu pasien

5. Saudara laki-laki dari suami

pasien

6. Saudara laki-laki dari suami

pasien

7. Saudara perempuan dari suami

pasien

8. Saudara laki-laki dari suami

pasien

9. Saudara perempuan dari suami

pasien

10. Suami pasien

11. Pasien

12. Anak perempuan pasien

13. Anak perempuan pasien

7. Faktor Risiko

a. Sosial Ekonomi

8

86 9

11 2 2 4 4

11

13

7

1212

33

10

14

75

Page 9: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Tingkat sosial ekonomi pasien dikatakan dirasakan cukup, pendapatan suami

sebagai karyawan swasta dan hasil dari warung cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

b. Faktor Genetik

Dari kedua orang tua pasien yang sudah almarhum, saudara kandung, dan

saudara lainnya, dikatakan tidak menderita sakit seperti yang dialami oleh pasien.

8. Perjalanan Alamiah Penyakit

Dilihat dari gejala-gejala dan tanda-tanda yang didapat dari anamnesis

dengan pasien, Setiawati, didiagnosis dengan Osteoarthritis Sekunder Regio Wrist

Dextra OA adalah penyakit degenerasi kartilago artikuler yang berlangsung secara

perlahan-lahan ditandai nyeri sendi, kekakuan dan keterbatasan gerakan yang

berkembang secara progresif.

Tanda-tanda tersebut ditemukan pada penderita ini. Berdasarkan etiologinya

OA diklasifikasikan menjadi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. OA primer

disebut juga OA idiopatik yaitu OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada

hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi.

OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, trauma (akut

atau kronik akibat pekerjaan atau olahraga), inflamasi, metabolik, pertumbuhan,

herediter, jejas mikro dan makro serta imobilisasi yang terlalu lama, faktor

mekanik, penyakit deposit kalsium, penyakit tulang dan sendi lainnya, difus,

neuropatik endemik. Beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit OA,

diantaranya : faktor risiko umum yang penting yaitu kegemukan, faktor genetik dan

jenis kelamin dengan wanita lebih sering, serta beberapa faktor risiko lain seperti

usia lebih dari 40 tahun, suku bangsa, genetik, cedera sendi, pekerjaan, olahraga,

kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain. Pada penderita ini,

berdasarkan anamnesis riwayat sosialnya, penderita melakukan aktivitas/pekerjaan

yang menyebabkan penggunaan berlebihan (overuse evercise) dari sendi

pergelangan tangan pasien. Aktivitas/pekerjaan tersebut dijalankan semasa

mudanya, yakni sewaktu pasien membantu orangtua nya yang mengharuskannya

melakukan aktivitas berat. Pasien juga mengatakan bahwa tidak ada di keluarganya

9

Page 10: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

yang mengalami keluhan seperti yang dirasakan oleh pasien. Penggunaan yang

berlebihan dari sendi pergelangan tangan pasien ini merupakan faktor-faktor risiko

terjadinya OA. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadinya OA pada pasien ini

termasuk OA sekunder.

Nyeri sendi merupakan keluhan yang umum terjadi pada penyakit reumatik,

yaitu artritis gout, OA, keganasan, reumatik septik dan lain sebagainya. Pada pasien

ini nyeri terlokalisir pada pergelangan tangan kanan tanpa adanya nyeri pada sendi

yang lain, nyeri bertambah saat melakukan gerakan (seperti mencuci) dan

berkurang apabila beristirahat. Tidak ada demam. Tidak ada podagra. Nyeri tidak

menetap sepanjang hari. Nyeri seperti ini biasanya ditemukan pada OA.

Pasien juga mengeluh mengalami kaku sendi. Kaku sendi dirasakan

penderita pada pagi hari. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh desakan cairan

yang berada di sekitar jaringan yang mengalami inflamasi (kapsul sendi, sinovia,

atau bursa). Kaku sendi makin nyata pada pagi hari atau setelah istirahat. Setelah

digerak-gerakkan, cairan akan menyebar dari jaringan yang mengalami inflamasi

sehingga pasien merasa terlepas dari ikatan dan bisa menggerakkan sendinya

kembali. Lama kaku sendi pada OA adalah kurang dari 30 menit sedangkan pada

AR minimal satu jam. Pada pasien ini, kaku sendi dirasakan pada pagi hari selama

kira-kira 15-20 menit dan menghilang dengan sendirinya bila pasien menggerakkan

pergelangan tangannya dengan beraktivitas seperti biasa.

Selain itu, kaku juga dirasakan penderita saat beranjak dari tidur dan ingin

ke kamar mandi. Rasa kaku menghilang jika penderita melemaskan dan

menggerakkan pergelangan tangannya. Hal ini sesuai untuk mendukung keluhan

pada penderita OA.

Prinsip penatalaksanaan OA bertujuan untuk menghilangkan keluhan,

mengoptimalkan fungsi sendi, mengurangi ketergantungan dan meningkatkan

kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Pilar

terapi: non farmakologis (edukasi, terapi fisik, diet, penurunan berat badan),

farmakologis (analgetik, kortikosteroid lokal, sistemik, kondroprotektif dan

biologik), dan pembedahan.

Kunci menuju manajemen yang efektif dari OA berpegangan kepada

diagnosis yang akurat dan tepat. Pengelolaan penderita OA baik secara

10

Page 11: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

farmakologik atau non farmakologik dapat dilakukan dengan tepat dan aman bila

terdapat pemahaman yang baik mengenai OA.

Dilihat dari perjalanan penyakitnya dan perkembangannya sekarang,

Osteoarthritis pada Setiawati termasuk Osteoarthritis Sekunder. Hal ini dapat

dilihat dari gejala pasien yang sudah mulai membaik dan sudah mampu beraktivitas

namun belum bisa beraktivitas dengan baik seperti sedia kala. Namun pasien harus

tetap kontrol dan minum obat dengan teratur agar tidak kambuh. Jadi meskipun

gejalanya sudah membaik, tapi tetap memerlukan obat agar penyakitnya tidak

kambuh. Prognosis dari Setiawati adalah baik, asalkan tetap rajin kontrol dan

minum obat dengan teratur.

9. Pemecahan masalah

Sebagai dokter keluarga, langkah-langkah yang saya ambil adalah sesuai dengan

prinsip-prinsip kedokteran keluarga sebagai berikut :

Personal

Komprehensif

Berkesinambungan

Koordinatif dan kolaboratif

Mengutamakan pencegahan (P. Primer, P. Sekunder, P. Tersier)

Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungannya

Penanganan masalah kesehatan seharusnya bersifat holistik yang artinya suatu

kejadian sakit pada seorang individu maupun sekelompok masyarakat di lingkungan

tertentu, tidak hanya dipandang dari aspek biologisnya. Tetapi aspek lain yang saling

berkaitan sebaiknya mendapat perhatian. Menurut Blum hal ini sangat erat kaitanya

dengan faktor perilaku individu atau kelompok masyarakat sehingga konsep paradigma

hidup sehat dari Blum dapat dipakai sebagai salah satu pedoman dalam memahami

masalah kesehatan yang kompleks di masyarakat. Sesuai dengan teori Blum hidup sehat

dipengaruhi oleh beberapa.

1. Faktor Genetik

Berdasarkan riwayat kesehatan keluarga pasien dapat diketahui bahwa tidak satupun

dari anggota keluarga pasien menderita penyakit yang sama dengan pasien.

2. Faktor Pelayanan Kesehatan

11

Page 12: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Pasien tinggal di Banjar Arca, Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan. Dimana desa ini

merupakan wilayah kerja Puskesmas Pekutatan I, dan di desa Pulukan terdapat Balai

Kesehatan/Puskesmas Pembantu yang terletak di dekat kantor kepala desa. Jarak pustu

dengan rumah pasien sekitar satu kilometer, dan juga terdapat bidan praktek swasta di

dekat rumahnya yang berjarak hanya kira-kira 150 meter. Ini berarti di tempat tinggal

pasien telah tersedia pusat pelayanan kesehatan yang cukup memadai.

3. Faktor Perilaku

Perilaku mengenai kesehatan sudah cukup baik yang terlihat bila ada salah satu

anggota keluarga yang sakit biasanya diajak berobat ke puskesmas atau bidan, dan juga

diberikan obat-obat tradisional seperti boreh. Namun masih terjadi mispersepsi

mengenai persepsi sehat sakit, karena keluarga binaan ini menganggap dirinya sakit

bila sudah tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan bila keluhan yang dialami

ringan dan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, mereka belum merasakan

dirinya sakit.

4. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini termasuk lingkungan sosial dan fisik. Dilihat dari segi fisik,

hiegene rumah beserta lingkungan sekitarnya cukup terawat dan bersih. Dari segi

ekonomi, keluarga binaan ini termasuk keluarga yang berkecukupan. Dan dari segi

lingkungan sosial, dapat dilihat keluarga ini termasuk keluarga yang harmonis.

Pemecahan masalah kesehatan pada kasus yang terjadi pada keluarga binaan dilakukan

dalam bentuk pemberian penyuluhan yang sifatnya komunikatif, pemberian informasi dan

edukasi (KIE). KIE terutama menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan penyakit yang

telah atau sedang diderita anggota keluarga binaan, misalnya mengenai penyebab penyakit

yang diderita, cara pencegahan serta penanggulangannya. KIE yang diberikan meliputi hal-

hal sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman kepada seluruh anggota keluarga mengenai penyakit

rematik, termasuk cara-cara pencegahan (promosi kesehatan) dan deteksi dini

adanya penyakit rematik (early diagnosis). Dimana perlu juga dipahami bahwa

mungkin dalam derajat tertentu akan tetap ada rasa nyeri, kaku dan keterbatasan

gerak serta fungsi. Selain itu juga kami memberi pemahaman bahwa hal tersebut

perlu dipahami dan disadari sebagai bagian dari realitas kehidupannya. Kami juga

menyarankan agar rasa nyeri dapat berkurang, maka pasien sedianya mengurangi

12

Page 13: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

aktivitas/pekerjaannya sehingga tidak terlalu banyak menggunakan sendi dan lebih

banyak beristirahat.

2. Menganjurkan ibu Setiawati untuk melakukan usaha-usaha sendiri di rumah tanpa

obat seperti :

- Menghangatkan persendian yang sakit dengan kompres hangat. Caranya

adalah dengan menuangkan air hangat dalam mangkuk dan handuk kecil.

Celupkan handuk ke dalam air dan tekan-tekankan pada persendian yang

terganggu tersebut Ulangi cara ini berkali-kali sampai bagian yang sakit

berkurang rasa nyerinya.

- Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan air panas ke

dalam botol. Kompreskan botol hangat ini pada persendian yang sakit, sampai

terasa nyaman.

- Sinar matahari pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung

yang sakit. Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas,

misalnya terpal. Menjemur alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa

lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman.

3. Menganjurkan ibu Setiawati untuk memanfaatkan tanaman sekitar sebagai

pengobatan alternatif, seperti :

- Singkong : pengobatan ini dipakai sebagai pemakaian luar yaitu sebanyak 5

lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya,

dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan

dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram

batang singkong, 1 batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc

air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc.

Lakukan dua kali sehari.

- Ekstrak jahe :Terdapat dua jenis ekstrak jahe, Zingeber officinalis Roscoe

dan Alpinia galanga L. Ekstraksinya diberi nama "EV.Ext.77" dan

dipopulerkan dengan nama Zinaxin, atau di Indonesia dikenal dengan nama

Zinaxin Rapid. Dosis yang disarankan ialah dua kali sehari selama 2 - 4

minggu. Sementara untuk pencegahan cukup satu kapsul sehari.

4. Menganjurkan agar menjaga berat badan agar tetap ideal, dimana satu langkah

bijaksana untuk mengurangi nyeri pada sendi lutut, punggung dan pergelangan

tangan. Karena setiap kelebihan berat badan akan membebani sendi lutut,

13

Page 14: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

punggung, serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena rematik. Selain itu

bobot tubuh berlebih memperbesar risiko terjadinya asam urat.

5. Menjaga pola makan dengan cara mengkonsumsi makanan sehat, rendah lemak

serta kaya nutrisi. Mengkonsumsi suplemen yang mengandung omega 3 dapat

menjadi pilihan sebab dalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk

memelihara persendian agar tetap lentur. Dan juga melakukan olahraga secara

teratur akan tetapi tidak memaksakan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita

rematik. Ini karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun

tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian yang sakit.

Pengobatan farmakologisnya untuk penyakit rematik sampai saat ini belum ditemukan

obat yang spesifik. Jadi obat yang diberikan hanya bersifat simptomatis yakni bertujuan

untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidakmampuan.

Obat-obat yang digunakan anti inflamasi non steroid yang bekerja sebagai analgetik

14

Page 15: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

FOTO DOKUMENTASI KUNJUNGAN PASIEN

Gambar 1. Tampak dokter sedang berdiskusi dengan anak pasien

2

15

Page 16: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Gambar 2. Tampak pasien sedang menunjukkan lokasi dan keluhan kepada dokter saat wawancara berlangsung

16

Page 17: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Gambar 3. Tampak dokter sedang menyamakan persepsi lokasi yang dikeluhkan pasien saat wawancara berlangsung

Gambar 4. Halaman rumah pasien

17

Page 18: Kedokel Internship Rematik Andry rrr.doc

Gambar 5. Kolam ikan lele dan berbagai tanaman bonsai pasien

Gambar 6. Bersama pasien dan keluarganya sekaligus berpamitan

18