kecerdasan emosional manusia
DESCRIPTION
IQ EQ SQTRANSCRIPT
KECERDASAN EMOSIONAL MANUSIA
KEWIRAUSAHAAN
Dosen : Drs. Imam Nurhadi P., M.T
Oleh :
Nama : Atikah Nisa’ Qonita
NIM : 125090400111039
Kelas : Matematika – A
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
1. KECERDASAN MANUSIA
Menurut Stephen R. Covey, IQ adalah kecerdasan manusia yang berhubungan
dengan mentalitas, yaitu kecerdasan untuk menganalisis, berfikir, menentukan
kausalitas, berfikir abstak, bahasa, visualisasi, dan memahami sesuatu. IQ adalah alat
kita untuk melakukan sesuatu letaklnya di otak bagian korteks manusia. Kemampuan
ini pada awalnya dipandang sebagai penentu keberhasilan sesorang. Namun pada
perkembangan terakhir IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling mendasar dalam
menentukan keberhasilan manusia. Karena membuat sempit paradigma tentang
keberhasilan, dan juga pemusatan pada konsep ini sebagai satu satunya penentu
keberhasilan individu dirasa kurang memuaskan karena banyak kegagalan yang
dialami oleh individu yang ber IQ tinggi (dalam Sukidi).
Ketidak puasan terhadap konsepsi IQ sebagai konsep pusat dari kecerdasan
seseorang telah melahirkan konsepsi yang memerlukan riset yang panjang serta
mendalam. Daniel Golman mengeluarkan konsepsi EQ sebagai jawaban atas ketidak
puasan manusia jika dirinya hanya dipandang dalam struktur mentalitas saja. Konsep
EQ memberikan ruang terhadap dimensi lain dalam diri manusia yang unik yaitu
emosional. Disamping itu Golman mempopulerkan pendapat para pakar teori
kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif
dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan
yang konvensional tersebut (dalam Danah Zohar dan Ian Marshal)
Komponen utama dari kecerdasan sosial ini adalah kesadaran diri, motivasi
pribadi, pengaturan diri, empati dan keahlian sosial. letak dari kecerdasan emosional
ini adalah pada sistem limbik. EQ lebih pada rasa, Jika kita tidak mampu mengelola
aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek
kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif, karena IQ menentukan sukses hanya
20% dan EQ 80%.
Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain.
Individu yang mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan
jiwa sepenuhnya berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan
muncul. Jika hati telah tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja
simpatis menjadi para simpatis. Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur
maka individu akan dapat berfikir secara optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam
mengambil keputusan. Manajemen diri untuk mengolah hati dan potensi kamanusiaan
tidak cukup hanya denga IQ dan EQ, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing kecerdasan lain. Kini tidak
cukup orang dapat sukses berkarya hanya dengan kecerdasan rasional (yang bekerja
dengan rumus dan logika kerja), melainkan orang perlu kecerdasan emosional agar
merasa gembira, dapat bekerjasama dengan orang lain, punya motivasi kerja,
bertanggung jawab dan life skill lainnya. Perlunya mengembangkan kecerdasan
spiritual agar ia merasa bermakna, berbakti dan mengabdi secara tulus, luhur dan
tanpa pamrih yang menjajahnya. Karena itu sesuai dengan pendapat Covey diatas
bahwa “SQ merupakan kunci utama kesadaran dan dapat membimbing kecerdasan
lainnya”.
2. JENIS-JENIS KECERDASAN MANUSIA
Kecerdasan atau emosional manusia itu ada beberapa macam yaitu IQ, EQ,
SQ, CQ dan AQ.
Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996) : orang yang
mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih
besar dibanding dengan orang yang IQ-nya rata-rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya
bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting, dimana
menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan
karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan.
3. CIRI-CIRI KECERDASAN MANUSIA
3.1 IQ (Intellegence Qoutient)
IQ ialah istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar,
perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman
gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ
adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah,
karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat
dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal,
contohnya ; seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang
lainnya dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah
sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.
Dengan kata lain IQ adalah :
Kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu,
Berhubungan dengan penalaran / berfikir,
Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan
bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan
secara efektif (Marten Pali, 1993).
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
manusia.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan
penghargaan dalam budaya seorang individu.
o Ciri-Ciri Perilaku Intellegen / Cerdas
Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan.
Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).
Masalah mengandung tingkat kesulitan.
Keterangan pemecahannya dapat diterima.
Sering menggunakan abstraksi.
Bercirikan kecepatan.
Memerlukan pemusatan perhatian
3.2 EQ (Emotional Quotients)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat,
dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan
emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca
perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan
dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk
memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Dengan kata lain, EQ adalah :
Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan
dengan orang lain (Daniel Goldman).
Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (Peter Salovely & John
Mayer).
Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan
kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan
pengaruh (Cooper & Sawaf).
Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan
adaptasi sosial (SEAGEL).
o Ciri-Ciri Perilaku Cerdas Emosional
Menghargai emosi negatif orang lain.
Sabar menghadapi emosi negatif orang lain.
Sadar dan menghargai emosi diri sendiri.
Emosi negative untuk membina hubungan.
Peka terhadap emosi orang lain.
Tidak bingung menghadapi emosi orang lain.
Tidak menganggap lucu emosi orang lain.
Tidak memaksa apa yang harus dirasakan.
Tidak harus membereskan emosi orang lain.
Saat emosional adalah saat mendengarkan
o Ciri-Ciri Manusia Dengan EQ Tinggi
Berempati.
Mengungkapkan dan memahami perasaan.
Mengendalikan amarah.
Kemandirian.
Kemampuan menyesuaikan diri.
Disukai.
Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
Ketekunan.
Kesetiakawanan.
Keramahan.
Sikap hormat.
3.3 SQ (Spiritual Quotinents)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu
seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya
atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan
untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada
masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta
menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.
Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya
sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat
dicintainya.
o Perilaku Manusia Dengan SQ Tinggi
Memiliki prinsip dan visi yang kuat
+ Prinsip kebenaran
+ Prinsip keadilan
+ Prinsip kebaikan
Memandang sesuatu dengan yang benar
Mampu melihat kersatuan dalam keanekaragaman. Contoh: guru ingin
hasil lulusan optimal, maka semua yang terkait akan kerja sesuai kepasitas
dlm tujuan yang sama
Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. Semua yang terjadi ada
maknanya, berbagai penderitaan akan pempertebal SQ, jika berhasil akan
bersyukur
Mampu mengelola & bertahan dalam kesulitan & penderitaan. Orang
sukses telah melewati liku, cacian & ujian yang besar
3.4 CQ
Creativity / Kreativitas adalah potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu
yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi
serta semua bidang dalam usaha lainnya
GUIL FORD mendiskripsikan 5 ciri kreativitas :
Kelancaran/Kefasihan : Kemampuan memproduksi banyak ide.
Keluwesan : Kemampuan untuk mengajukan bermacam-macam
pendekatan jalan pemecahan masalah
keaslian : Kemampuan untuk melahirkan gagasan yang orisinal sebagai
hasil pemikiran sendiri.
Penguraian : Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
Perumusan Kembali : Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu
persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.
o Beberapa Cara Memunculkan Gagasan Kreatifitas
KUANTITAS GAGASAN
Gagasan pertama sebagai cara untuk mendapatkan gagasan yang lebih
baik. Pemilihan dari bernagai gagasan
BRAINSTORMING
Untuk menambah gagasan yang telah ada, untuk mendapat gagasan yang
orisinil
SINEKTIK :
Membuat yang asing menjadi akrab menggunakan analogi dan metafora
MEMFOKUSKAN TUJUAN :
Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok
3.5 AQ (Adversity Qountient)
Adversity Qountient adalah kemampuan / kecerdasan seseorang untuk dapat
bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Contoh Kasus :
Ketika akhirnya Thomas Alva Edison (1847 – 1931) berhasil menemukan
baterai yang ringan dan tahan lama, dia telah melewati 50.000 percobaan
dan bekerja selama 20 tahun. Tak heran kalau ada yang bertanya, “Mr.
Edison, Anda telah gagal 50.000 kali, lalu apa yang membuat Anda yakin
bahwa akhirnya Anda akan berhasil ?” Secara spontan Edison langsung
menjawab, “Berhasil ? Bukan hanya berhasil, saya telah mendapatkan banyak
hasil. Kini saya tahu 50.000 hal yang tidak berfungsi.
Paul G. Stoltz, merinci AQ:
AQ Tingkat “Quitters” (Orang-orang yang Berhenti)
Langsung menyerah ketika menghadapi kesulitan hidup, tidak berikhtiar
dan hanya berkeluh kesah menghadapi penderitaan.
AQ Tingkat “Campers” (Orang yang Berkemah)
Awalnya giat mendaki / berusaha menghadapi kesulitan hidup, ditengah
perjalanan mudah merasa cukup dan mengakhiri pendakian atau
usahanya. Contoh : orang yang sudah merasa cukup dengan menjadi
sarjana, merasa sukses bila memiliki jabatan dan materi.
AQ Tingkat “Climbers” (Orang yang Mendaki)
Seumur hidupnya mendaki mencari hakikat kehidupan menuju
kemuliaan manusia dunia dan akhirat.