kecerdasan emosional hidup berkomunitas para … · kuesioner yang disusun oleh penulis sendiri...
TRANSCRIPT
KECERDASAN EMOSIONAL HIDUP BERKOMUNITAS
PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSELING KELOMPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yoaneta Olla
061114032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KECERDASAN EMOSIONAL HIDUP BERKOMUNITAS
PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSELING KELOMPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Yoaneta Olla
061114032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Yesus Kristus Anak Allah yang hidup, terang dunia, aku sembah sujud kepadaMU,
untuk Engkau aku hidup, untuk Engkau aku mati.”
(Mgr. Gabriel Manek, SVD., Pendiri Kongregasi PRR)
Orang yang banyak tahu tentang orang lain mungkin disebut pandai, tapi orang yang
bisa memahami dirinya sendiri itulah orang yang cerdas. Orang yang bisa
mengendalikan orang lain mungkin disebut berkuasa, tapi orang yang bisa menguasai
dirinya sendiri itu jauh lebih perkasa.
(Lao – Tsu)
Dengan penuh syukur dan pujian skripsi ini kupersembahkan kepada
para suster kongregasi Puteri Reinha Rosari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 April 2011
Penulis
Yoaneta Olla
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yoaneta Olla
Nomor Mahasiswa : 061114032
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul KECERDASAN
EMOSIONAL HIDUP BERKOMUNITAS PARA SUSTER PUTERI REINHA
ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KONSELING KELOMPOK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dan membentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan
secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 29 April 2011
Yang menyatakan
Yoaneta Olla
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
KECERDASAN EMOSIONAL HIDUP BERKOMUNITAS
SUSTER-SUSTER PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KONSELING KELOMPOK
Yoaneta Olla
Universitas Sanata Dharma, 2011
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingginya kecerdasan emosional dalam hidup berkomunitas para suster Puteri Reinha Rosari Larantuka tahun 2010 dan implikasinya terhadap konseling kelompok.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah semua suster Puteri Reinha Rosari yang berkarya di Larantuka pada tahun 2010, berjumlah 50 orang. Mereka berusia antara 25-60 tahun. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh penulis sendiri dengan mengambil inspirasi dari buku Emotional Intelligence, yang dikarang oleh Daniel Goleman (2009). Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang mencakup kelima aspek kecerdasan emosional. Kelima aspek tersebut adalah: (1) mengenali emosi diri, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri, (4) mengenali emosi orang lain, (5) membina hubungan. Seluruh item berjumlah 70 butir. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan frekwensi dengan pendistribusian berdasarkan rumus Penilain Acuan Patokan Tipe I yang digolongkan menjadi 5 tingkat yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional para suster Puteri Reinha Rosari Larantuka tahun 2010 adalah sebagai berikut: (1) subyek yang memiliki kemampuan mengenali emosi diri: sangat rendah 0%, rendah 14%, cukup 66%, tinggi 18% dan sangat tinggi 2%, (2) subyek yang memiliki kemampuan mengelola emosi: sangat rendah 0%, rendah 14%, cukup 60%, tinggi 26% dan sangat tinggi 0%, (3) subyek yang memiliki kemampuan: memotivasi diri sangat rendah 0%, rendah 12%, cukup 68%, tinggi 14% dan sangat tinggi 6%, (4) subyek yang memiliki kemampuan: mengenali emosi orang lain sangat rendah 0%, rendah 24%, cukup 56%, tinggi 20%, dan sangat tinggi 0%, (5) subyek yang memiliki kemampuan membina hubungan: sangat rendah 0%, rendah 10%, cukup 56%, tinggi 30% dan sangat tinggi 4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diadakan konseling kelompok bagi para suster Puteri Reinha Rosari Larantuka dengan topik cara mengungkapkan perasaan/emosi, cara mengendalikan emosi, mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri, mendengarkan, cara mengatasi konflik dalam hidup bersama dan cara mengembangkan kepercayaan/konsep diri yang positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE EMOTIONAL INTELLIGENCE IN THE COMMUNITY LIFE OF THE DAUGHTER OF OUR LADY QUEEN OF THE HOLY ROSARY SISTERS,
LARANTUKA IN 2010 AND ITS IMPLICATIONS FOR GROUP COUNSELING
Yoaneta Olla Sanata Dharma University, 2011
This study is aimed to get a description of the level of emotional intelligence in
the community life of the Daughter of Our Lady Queen of the Holy Rosary sisters, Larantuka in 2010 and to find its implications for group counseling. The subjects of this descriptive study are the Daughters of Our Lady Queen of the Holy Rosary sisters who live in Larantuka in 2010. There are 50 sisters involved in this study. The age of the subjects ranges between 25 to 60 years old. The instrument for this study is a questionnaire constructed by the researcher and is based on the Daniel Goleman’s book Emotional Intelligence (2009). The questionnaire consists of items which correspond to the five aspects of emotional intelligence: (1) to recognize one’s own emotions, (2) to manage emotions, (3) to do self-motivation, (4) to recognize others’ emotions, (5) to build relationship with others. There are 70 items used in this questionnaire. The data is analyzed using frequency calculation. The data is categorized into five levels by applying the Criterion Referenced Evaluation (PAP) type I. These levels are: very low, low, sufficient, high, and very high. The findings of the study demonstrate that (1) The level of the capacity to recognize one’s own emotions of these subjects are as followed. There is no subject (0%) in very low level, 14% of the subjects are in low level, 54% are in sufficient level, 28% are in high level, and 2% are in very high level; (2) The level of the capacity to manage emotions are: no subject (0%) is in very low level, 14% are in low level, 60% are in sufficient level, 26% are in high level, dan no one (0%) is in very high level. (3) The level of the capacity to do self-motivation: no one (0%) is in very low level, 12% are in low level, 68% are in sufficient level, 14% are in high level, 6% are in high level. (4) The level of capacity to recognize others’ emotions are: no one (0%) is in very low level, 24% are in low level, 56% are in sufficient level, 20% are in high level, and there is no one (0%) in very high level. (5) The level of the capacity to build relationship with others: no one (0%) is in very low level, 10% are in low level, 56% are in sufficient level, 30% are in high level, and 4% are in very high level. Based on these findings, some group counseling sessions are conducted for the subjects. The topics of the group counseling are aimed to increase the the capacity to express emotions, to manage emotions, to control emotions, to know one’s own stengths and weaknesses, to listen to others, to solve problems in the community and to to improve self-confidence and to build positive self-concept.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya
yang berlimpah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul KECERDASAN EMOSIONAL HIDUP BERKOMUNITAS PARA SUSTER
PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP KONSELING KELOMPOK. Banyak pengalaman yang muncul selama
penulisan skripsi ini, pengalaman gembira, sedih, dan cemas. Meskipun demikian
berkat perhatian, dukungan dan doa-doa dari berbagai pihak penulis mendapatkan
kekuatan, dan semangat untuk tekun dalam penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program
Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu, penuh kesabaran dan keterbukaan hati memberikan
bimbingan, perhatian, dan sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan ijin
untuk penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, MKDU, dan MKDK
Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi, membimbing dan
membekali dengan pengetahuan dan ketrampilan kepada penulis.
4. Para karyawan sekretariat FKIP, BK, MKDU, MKDK, dan BAAK, yang dengan
sabar memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi.
5. Para karyawan Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan keramahan
dan kesederhanaannya membantu penulis dalam hal peminjaman buku.
6. Para karyawan Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
selalu setia membersihkan lingkungan belajar, sehingga penulis merasa kerasan
dan nyaman dalam belajar.
7. Pimpinan Komunitas Biara suster CIJ, FdCC, PRR, SSpS, dan TMM
Yogyakarta, yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan uji coba alat.
8. Pimpinan Komunitas Biara suster PRR Lebao, Postoh, Riangkemie, Tabali dan
Weri Larantuka, beserta para anggota komunitas yang telah mengijinkan penulis
untuk mengadakan penelitian.
9. Sr. M. Benediktis, PRR., selaku Pemimpin Umum beserta para suster Anggota
Dewan Kongregasi dan para suster Puteri Reinha Rosari, yang telah memberikan
kepercayaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti studi
lanjut di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Para suster Komunitas PRR Magnifikat Yogyakarta, yang telah memberikan
perhatian dan dukungan kepada penulis dalam belajar dan dalam penyusunan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Rm. Paul Yan Olla, MSF., orang tua dan keluarga yang telah mendukung penulis
lewat doa, cinta dan perhatian selama ini.
12. Keluarga Bapak Mikael Koten dan Bapak Niko Samon sekeluarga, yang
memberikan perhatian dan dukungan khusus kepada penulis.
13. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 yang
telah memberikan dukungan, motivasi, dan saling kerjasama dalam belajar.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun telah banyak
memberikan perhatian dan dukungan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan
gagasan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi para suster kongregasi Puteri Reinha Rosari.
Yogyakarta, 29 April 2011
Penulis
Yoaneta Olla
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.………………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………….iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….v
HALAMAN PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………….vi
ABSTRAK …………………………………………………………………………….vii
ABSTRACT ………………………………………………………………………….viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...........xvii
BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………...1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………………..5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………..6
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………............6
E. Definisi Operasional ………………………………………………..............7
BAB II: KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………...............8
A. Hakekat Kecerdasan Emosional …………………….……………………...8
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ………………....................................8
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional …………………...........................11
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional…….............18
B. Konseling Kelompok.………………………………………………………22
1. Pengertian.……………………………………………………………....22
2. Tujuan Konseling Kelompok..…………………………………………..23
3. Komponen-komponen Konseling Kelompok..………………………….24
4. Asas-asas Konseling Kelompok.………………………………………..27
5. Struktur Konseling Kelompok.………………………………….............28
6. Tahap-tahap Konseling Kelompok ……………………………………..30
C. Konseling Kelompok di Komunitas ……………………………….............37
1. Pengertian Komunitas.…………………………………………………..37
2. Pentingnya Layanan Konseling Kelompok di Komunitas
dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional …………………............40
3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelayanan Konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
bagi Para Suster ……………………………………..............................42
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………………...47
A. Jenis Penelitian …………………………………………………………...47
B. Subjek Penelitian …………………………………………………………47
C. Instrumen Penelitian ……………………………………………………...48
D. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………………..58
1. Tahap Persiapan ……………………………………………………..58
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data ……………………………..60
E. Teknik Analisa Data ……………………………………...........................61
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN …………………………….....63
A. Tingginya Masing-masing Aspek Kecerdasan Emosional dalam
Hidup Berkomunitas Para Suster Puteri Reinha Rosari Larantuka
pada Tahun 2010 …………………………………....................................63
B. Pembahasan.……………………………………………………………....65
BAB V: PENDAMPINGAN KONSELING KELOMPOK BAGI PARA
SUSTER PUTERI REINHA ROSARI..……………………………………...75
A. Pendampingan Konseling Kelompok Bagi Para Suster Puteri
Reinha Rosari Larantuka……………………………………………….....75
B. Laporan Pemberian Layanan Konseling Kelompok……………………....80
1. Kelompok I…………………………………………………………....81
2. Kelompok II…………………………………………………………104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Kelompok III………………………………………………………...130
4. Kelompok IV………………………………………………………...154
C. Dampak Konseling Kelompok…………………………………………..175
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..............................177
A. Kesimpulan……………………………………………………………....177
B. Saran …………………………………………………………….............179
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………181
LAMPIRAN …………………………………………………………………………..184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional untuk Penelitian………………52
Tabel 2: Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item ……………………………….55
Tabel 3: Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional Para Suster Puteri
Reinha Rosari Larantuka dalam Hidup Berkomunitas Tahun 2010………….62
Tabel 4: Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional dalam Hidup Berkomunitas
Para Suster Puteri Reinha Rosari Larantuka Tahun 2010…………………….63
Tabel 5: Tingginya Aspek-aspek Kecerdasan Emosional dalam Hidup Berkomunitas
Para Suster Puteri Reinha Rosari Larantuka pada 2010.……..........................64
Tabel 6: Materi Konseling Kelompok Bagi Para Suster Puteri Reinha Rosari
Larantuka ………………………………………………………………………78
Tabel 7: Jadwal Kegiatan Konseling Kelompok Bagi Para Suster
Puteri Reinha Rosari…………………………………………………………..80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Kuesioner Kecerdasan Emosional Para Suster
Puteri Reinha Rosari Larantuka ……………………………………….181
Lampiran 2: Skor Uji Coba Kuesioner Kecerdasan Emosional ………………………190
Lampiran 3: Hasil Perhitungan Taraf Validitas ……………………………………....195
Lampiran 4: Skor Kecerdasan Emosional Para Suster Puteri Reinha Rosari
Larantuka ………………………………………………………………..207
Lampiran 5: Daftar Nama Anggota Konseling Kelompok……………………………221
Lampiran 6: Surat Permohonan Ijin Penelitian ……………………………………….222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini disajikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Hidup bersama dengan orang lain merupakan suatu kebutuhan bagi setiap
manusia sebagai makluk sosial. Dalam kebersamaan dengan orang lain, setiap orang
memperjuangkan suatu cita-cita, misalnya kebersamaan dalam hidup berkeluarga,
bertujuan mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup. Selain kebersamaan dalam
keluarga masih ada bentuk kebersamaan yang lain yakni persekutuan hidup religius.
Salah satu ciri utama hidup religius adalah hidup berkomunitas. Syarat untuk menjadi
anggota religius adalah sehat jasmani dan rohani, dapat hidup bersama dengan orang
lain, dapat menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya, memiliki sifat dan
perilaku yang baik, ramah, terbuka, jujur, sabar, tulus, sederhana, rendah hati dan setia
(Konstitusi PRR, artikel 318-319). Dalam hidup berkomunitas para religius
menghayati kharisma dan spiritualitas tarekat yang sama, mengikuti Kristus bersama-
sama, merasul dalam kebersamaan, berdoa bersama, berbagi milik dan harta, berbagi
kesediaan dan kemauan untuk mengabdi Kristus. Para religius yang hidup bersama
dalam suatu komunitas dituntut untuk saling memahami, menanggung kelemahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terbuka, sabar menghadapi tekanan-tekanan dan perbedaan yang dialami, menerima
kritikan, dan rela memberi maaf.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajemukan anggota, terkadang
mempengaruhi hidup berkomunitas karena anggota-anggota yang hidup dalam
komunitas berasal dari berbagai suku, budaya, usia, tingkat pendidikan dan latar
belakang keluarga dengan status ekonomi yang berbeda. Kemajemukan anggota dapat
mempengaruhi watak dan kepribadian para religius. Terkadang kehidupan
berkomunitas tidaklah sepenuhnya berjalan baik, sering muncul kesulitan-kesulitan.
Masih ada sebagian suster terkesan kasar, mudah marah, tidak sabar, suka bertengkar,
mendiamkan sesamanya, sulit memaafkan dan mau menang sendiri. Ada anggota yang
menjadikan sesama sebagai batu sandungan, memunculkan sikap mencela, mencari
kekurangan anggota lain, diam, mengisolasi diri dan mengingat-ingat kesalahan
anggota tertentu yang pernah melukai hatinya serta melampiaskan kemarahannya
dengan saling mempersalahkan. Sikap-sikap seperti di atas berkembang menjadi
kejengkelan atau kebencian. Suasana ini merenggangkan relasi antar anggota yang
satu dengan anggota yang lain, dan mengganggu hidup doa dan pelaksanaan karya
pun menjadi terhambat. Suasana komunitas yang tidak harmonis memperlihatkan
bahwa para suster kurang mampu mengelola emosinya dengan baik, kurang
memahami baik dirinya sendiri maupun orang lain, kurang mampu membina
hubungan yang baik dengan orang lain, dan sulit untuk memaafkan sesama secara
tulus.
Kecerdasan emosional sangat dibutuhkan dalam hidup berkomunitas terutama
dalam komunitas religius, karena dengan memiliki kecerdasan emosional para suster
dapat menjalin hubungan yang lebih baik di antara mereka. Kecerdasan emosional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
adalah kemampuan individu untuk mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik dan membina hubungan
dengan orang lain (Goleman 2009). Menurut konsep Goleman, orang yang memiliki
kecerdasan emosional adalah orang yang matang dalam hal pengaturan kondisi diri
dan emosinya. Orang yang memiliki kecerdasan emosional, diharapkan mampu
mengungkapkan emosinya secara konstruktif. Sebaliknya, orang yang kecerdasan
emosionalnya rendah akan kurang berhasil, karena cepat merasa gagal dan mudah
menyerah jika menghadapi kesukaran. Sekarang kecerdasan tidak lagi dipandang
hanya mencakup kecepatan berpikir, ketepatan menghitung, melainkan juga
pengendalian emosi dan kemampuan mengendalikan diri dalam hubungan dengan
sesama. Secara ringkas, Stein dan Book (2002: 31) mengatakan, “kecerdasan
emosional terkait erat dengan kemampuan membaca lingkungan politik, sosial dan
menatanya kembali, kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka; kemampuan untuk tidak
terpengaruh oleh tekanan dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan,
yang kehadirannya didambakan orang lain”. Mengingat pentingnya kecerdasan
emosional, maka dipandang perlu adanya pengembangan kecerdasan emosional bagi
para suster dalam hidup berkomunitas. Keberhasilan menyesuaikan diri di komunitas
sangat ditentukan oleh kemampuan masing-masing suster dalam menjawab dan
mengatasi situasi permasalahan yang ada. Kenyataan hidup sehari-hari menunjukkan
bahwa penghayatan saling menanggung kelemahan sesama dengan sabar dari
tekanan-tekanan akibat perbedaan watak, usia, kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain
tidak mudah dijalankan karena para suster kurang mampu mengelola kecerdasan
emosionalnya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Rendahnya tingkat kecerdasan emosional para suster hanya dapat diatasi bila
mereka saling terbuka untuk menerima dan menanggung kelemahan satu sama lain
dengan sabar, dan saling mendengarkan diantara mereka. Konseling kelompok
merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kecerdasan emosional para suster,
karena melalui konseling kelompok para suster bekerja dan berproses bersama untuk
mengeksplorasi gagasan, sikap, perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan
perkembangan dan kemajuan dalam hidup berkomunitas. Konseling kelompok pada
hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan
perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil dengan mengungkapkan
diri kepada sesama anggota dan konselor sebagai pembimbing kelompok, dimana
komunikasi antar pribadi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan
penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk
belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Konseling kelompok
bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu,
dalam arti bahwa konseling kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada
individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensi secara
maksimal sehingga dapat mewujudkan diri. Konseling kelompok mempunyai tujuan
untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh tiap anggota
kelompok (Winkel dan Hastuti, 2004: 542). Anggota yang mempunyai perilaku yang
tidak sesuai dalam konseling kelompok, dapat menggunakan interaksi dalam
kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan
tujuan tertentu, untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap atau perilaku yang
kurang sesuai sebagai penyebab rendahnya kecerdasan emosional para suster.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemimpin adalah bekerjasama
dengan pihak lain yang lebih berkompeten dalam bidang bimbingan dan konseling
untuk memberikan pelayanan konseling kelompok, atau memanfaatkan suster-suster
Puteri Reinha Rosari yang memiliki latar belakang pendidikan bimbingan dan
konseling (Corey, 1997: 357). Pihak-pihak yang berkompeten dapat memberikan
konseling kelompok yang sesuai dengan kebutuhan para suster. Dengan memberikan
konseling kelompok yang relevan para suster dibantu menjadi pribadi yang mampu
mengatur hidupnya, mengenal perasaan/emosinya baik emosi sendiri mau pun emosi
orang lain, memahami dirinya sendiri dan orang lain, dapat memotivasi dirinya
sendiri, serta mampu membina hubungan yang baik dengan orang lain. Bertitik tolak
dari latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian tentang kecerdasan
emosional para suster Puteri Reinha Rosari dalam hidup berkomunitas dan
implikasinya dalam pendampingan konseling kelompok.
B. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang muncul
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi aspek-aspek kecerdasan emosional para suster Puteri Reinha
Rosari di Larantuka dalam hidup berkomunitas?
2. Topik-topik layanan konseling kelompok mana yang sesuai bagi para suster
Puteri Reinha Rosari untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mengetahui tingginya aspek-aspek kecerdasan emosional para suster Puteri
Reinha Rosari Larantuka dalam hidup berkomunitas.
2. Dapat memberikan layanan konseling kelompok yang sesuai bagi para suster
untuk mengembangkan kecerdasan emosionalnya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak:
1. Manfaat Teoritis
Menambah kajian teori dan menjadi bahan informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mengembangkan program studi
Bimbingan dan Konseling terutama dalam bidang kecerdasan emosional.
2. Manfaat Praktis
a. Memperluas wawasan dan pemahaman para suster Puteri Reinha Rosari
tentang pentingnya kecerdasan emosional dalam hidup berkomunitas
b. Suster-suster Puteri Reinha Rosari memperoleh masukan yang berguna
untuk pembinaan bidang pengembangan kecerdasan emosional di
komunitas-komunitas.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengungkapkan tingkat kecerdasan
emosional suster-suster Puteri Reinha Rosari dalam hidup berkomunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Definisi Operasional
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini:
1. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam memahami,
merasakan dan mengenali perasaan dirinya dan orang lain sehingga orang tersebut
dapat mengendalikan perasaan yang ada dalam dirinya, dapat memahami serta
menjaga perasaan orang lain, dan dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi
individu atau pribadi yang lebih baik dalam kehidupan yang dijalaninya.
2. Suster-suster Puteri Reinha Rosari adalah kelompok religius kristiani berumur
antara 25-60 tahun yang tinggal dan berkarya di komunitas-komunitas di sekitar
wilayah Larantuka.
3. Konseling kelompok adalah wawancara konseling antara konselor selaku
pemimpin kelompok dengan beberapa individu (4-12 orang) selaku anggota
kelompok untuk memecahkan masalah dan pengembangan pribadi para anggota
kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan topik
penelitian yaitu: (1) Hakekat kecerdasan emosional yang meliputi: pengertian
kecerdasan emosional, aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor-faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional; (2) Konseling kelompok meliputi: pengertian,
tujuan, komponen-komponen konseling kelompok, asas-asas konseling kelompok dan
tahap-tahap konseling kelompok; (3) Konseling kelompok di komunitas meliputi: arti
komunitas, pentingnya layanan konseling kelompok di komunitas, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam konseling kelompok.
A. Hakekat Kecerdasan Emosional
1. Pengertian kecerdasan Emosional
Selama bertahun-tahun IQ telah diyakini menjadi ukuran standar
kecerdasan, namun sejalan dengan tantangan dan suasana kehidupan modern
yang serba kompleks, ukuran standar IQ ini memicu perdebatan sengit dan
sekaligus menggairahkan di kalangan akademisi, pendidik, praktisi bisnis dan
bahkan publik awam, terutama apabila dihubungkan dengan tingkat
kesuksesan atau prestasi hidup seseorang. Daniel Goleman adalah salah
seorang yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang
dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang,
yakni kecerdasan emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan
Emotional Quotient (EQ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh manusiawi.
Senada dengan definisi tersebut, Goleman mengungkapkan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan
emosi, menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa (Imam, 2009: 16).
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Patton (1998) mengemukakan
kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif
guna mencapai tujuan, dan membangun hubungan yang produktif dan dapat
meraih keberhasilan. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan
pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer (Shapiro, 2000:
5). Kecerdasan emosional merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan
kita sendiri, dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain; mampu bertahan menghadapi frustrasi;
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan;
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman, 2009: 45).
Peter Salovey dan Jack Mayer menjelaskan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan
membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan
maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektual (Stein dan Book, 2002: 30). Gardner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind mengatakan bahwa bukan
hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses
dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh
varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik,
interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner
sebagai kecerdasan pribadi. Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari:
”kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa
yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja dan bagaimana bekerja
bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah
kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut
adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan
mengacu pada diri sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif”
(Goleman, 2009: 50-53). Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti
kecerdasan antar pribadi itu mencakup “kemampuan untuk membedakan dan
menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat
orang lain.” Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju
pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri
seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut
serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku” (Goleman, 2009 : 53).
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey
memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk
dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri
individu. Menurut Solovey kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina
hubungan (kerjasama) dengan orang lain (Goleman, 2009: 57). Menurut
Goleman (2009: 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi
dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan suster-suster
untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina
hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan seseorang dalam memahami, merasakan dan
mengenali perasaan dirinya dan orang lain sehingga orang tersebut dapat
mengendalikan perasaan yang dialaminya, dapat memahami serta menjaga
perasaan orang lain, dan dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi individu
atau pribadi yang lebih baik dalam kehidupannya.
2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Salovey menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan
kemampuan yang dapat dipelajari (Goleman, 2009: 57-59). Kecerdasan
emosional memiliki lima aspek penting yang oleh Goleman disebut wilayah
utama atau ciri-ciri kecerdasan emosional. Kelima aspek kecerdasan
emosional tersebut adalah: mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan.
a. Mengenali Emosi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini
merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi
menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran
seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2009: 64)
kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran
tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi
mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran
diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan
salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga
individu mudah menguasai emosi. Langkah pertama untuk menjadi
cerdas secara emosi adalah dengan menjadi orang yang sedapat
mungkin memiliki kesadaran diri (Yeung, 2009: 15). Menjadi orang
berkesadaran diri juga berarti sadar akan dampak yang kita timbulkan
bagi orang lain.
Menurut Goleman (2009) dan Yeung (2009), aspek mengenali emosi sendiri terdiri dari: 1) Kesadaran diri
Orang yang memiliki kesadaran emosi yang tinggi mampu: a) Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa. b) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang
mereka pikirkan, perbuat dan katakan. c) Mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi kinerja. d) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai
dan sasaran-sasaran mereka. 2) Penilaian diri
Orang yang memiliki kecakapan penilaian diri secara teliti atau pengukuran diri yang akurat, maka ia; a) Sadar akan kekuatan dan kelemahannya. b) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman. c) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima
pandangan baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.
3) Kepercayaan diri a) Berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan
keberadaannya. b) Berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan
bersedia berkorban. c) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam
keadaan tidak pasti dan tertekan.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani
perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai
keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan
tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi.
Kemampuan mengendalikan emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk
mendapatkan kualitas hidup yang baik (Wijokongko, 2007: 12).
Kemampuan mengendalikan emosi mencakup kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan
untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. Shapiro menegaskan
bahwa individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih
cakap menangani ketegangan emosi, karena kemampuan mengelola emosi
akan mendukung individu menghadapi dan memecahkan konflik
interpersonal dan kehidupan secara efektif (Safaria dan Saputra, 2009: 8).
Menurut Goleman (2009: 404) orang yang memiliki kemampuan
mengelola emosi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustrasi dan pengelolaan amarah. 2) Berkurangnya ejekan verbal. 3) Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat. 4) Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5) Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri 6) Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa 7) Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan.
Orang yang memiliki kemampuan mengelola emosi dengan baik dapat
mengendalikan emosinya dengan efektif. Ia mampu menyeimbangkan rasa
marah, rasa kecewa, frustrasi, putus asa akibat diejek, ditolak, diabaikan
atau menghadapi ancaman. Orang yang memiliki kecerdasan dalam
mengelola emosinya akan lebih obyektif dan realistis dalam menganalisa
permasalahannya (Safaria dan Saputra, 2009: 9). Aspek kemampuan
mengelola emosi menurut Goleman (2009) meliputi:
1) Mengendalikan emosinya sendiri Orang yang dapat mengendalikan emosinya sendiri secara tepat
mampu: a) Mengelola dengan baik emosi yang menekan, b) Tetap teguh, bersikap positif dan tidak goyah sekalipun dalam
situasi yang paling berat, c) Berpikir jernih dan tetap fokus kendati dalam keadaan tertekan.
2) Dapat dipercaya Orang yang dapat dipercaya mampu: a) Bertindak seturut etika dan tidak pernah mempermalukan orang
lain, b) membangun kepercayaan dengan sikap apa adanya dan jujur, c) mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatanyang
tidak dapat diterimanya, d) berpegang pada prinsip secara teguh walaupun akibatnya adalah
menjadi tidak disukai orang lain.
c. Memotivasi Diri Sendiri
Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan
semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan
bermanfaat. Menurut Imam (2009: 103), membangun motivasi dalam diri
merupakan perbuatan yang harus ditumbuhkan dalam diri setiap orang agar
memiliki semangat untuk menjadikan kehidupan lebih berkualitas. Dalam
hal ini terkandung harapan optimis yang tinggi, sehingga dirinya memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kekuatan dan semangat untuk melakukan aktivitas tertentu, misalnya
belajar, bekerja dan menolong orang lain. Kemampuan memotivasi diri
sangat diperlukan lebih-lebih pada waktu motivasi orang itu negatif, yaitu
pada waktu patah semangat, kehilangan pandangan ke masa depan.
Tujuannya agar motivasinya positif dan ia menjadi bersemangat serta
bergairah lagi dalam hidup. Orang yang mampu memotivasi dirinya akan
lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan orang yang
menunggu orang lain untuk memperhatikan dirinya. Salah satu ciri dari
kemampuan memotivasi diri adalah kepercayaan diri. Orang yang memiliki
motivasi yang tinggi akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi pula. Ciri
utama kepercayaan diri adalah sikap optimis dalam menghadapi berbagai
tantangan. Orang yang memiliki kecakapan ini tidak mudah jatuh dalam
suatu kegagalan dan tidak mudah puas dengan apa yang dihasilkan,
melainkan kemauan untuk terus berusaha memperbaiki diri. Kemampuan
memotivasi diri sendiri menurut Goleman (2009) meliputi aspek:
1) Dorongan untuk berprestasi Orang yang memiliki kemampuan berprestasi memiliki kemampuan; a) berorientasi pada tujuan dengan semangat juang yang tinggi untuk
meraihnya, b) menetapkan tujuan yang menantang dan berani mengambil resiko, c) mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengurangi
ketidakpastian dan mencari cara yang lebih tepat, d) terus belajar untuk meningkatkan prestasi.
2) Memiliki komitmen Orang yang memiliki komitmen tinggi mampu; a) berkorban demi tercapainya tujuan, b) merasakan dorongan semangat dalam mencapai tujuan yang utama
dalam hidupnya, c) mempertimbangkan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat
untuk mengambil keputusan, d) mencari peluang untuk memenuhi kebutuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) Memiliki inisiatif Orang yang memiliki inisiatif mampu: a) memanfaatkan peluang untuk memajukan dirinya, b) mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau
diharapkan, c) berani melanggar batas-batas dan aturan yang tidak prinsip apabila
perlu, agar tugas dapat dilaksanakan, d) berani mengajak orang lain bekerjasama untuk menghasilkan
sesuatu yang lebih baik. 4) Optimis
Orang memiliki sifat optimis mampu: a) bersikap tekun dalam mengejar cita-citanya meskipun banyak
hambatan, b) bekerja atau belajar dengan harapan untuk sukses dan tidak merasa
takut gagal, c) berani belajar dari kegagalan.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Menurut Goleman (2009: 59) kemampuan seseorang untuk mengenali
emosi orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap
sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang
dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang
orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk
mendengarkan orang lain. Yeung (2009: 82) mengatakan bahwa kunci
menciptakan empati dan kedekatan adalah dengan mendengarkan. Banyak
orang melakukan kesalahan karena terlalu banyak bicara dan kurang
mendengarkan atau mereka sekedar mendengarkan, tapi tidak memahami
maksudnya. Ketrampilan membangun empati dan kedekatan dapat
dilakukan dengan cara mendengarkan, membaca isyarat emosional,
mengajukan pertanyaan, menunjukkan sikap mendengarkan dan
sensitivitas, serta melakukan kontak mata. Rosenthal dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih
populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman, 2009: 136).
Orang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran
diri yang tinggi, semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu
mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. Goleman
(2009: 404) mengemukakan bahwa orang yang memiliki kemampuan
mengenali emosi orang lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain. 2) Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain. 3) Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan
yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar
pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar
dalam keberhasilan membina hubungan. Kemampuan untuk
mengungkapkan diri termasuk perasaan merupakan dasar dalam
kemampuan membina hubungan dengan orang lain. Orang-orang yang
hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam
bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu
berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer
dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena
kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2009: 59).
Menurut Goleman (2009: 404-405) orang yang memiliki kemampuan
membina hubungan yang tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan,
2) lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan,
3) lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi, 4) lebih populer dan mudah bergaul, 5) lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa, 6) lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok, 7) lebih suka berbagi rasa, bekerjasama, dan suka menolong, 8) lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis mengambil komponen-
komponen utama dan prinsip-prinsip dasar dari kecerdasan emosional
sebagai faktor untuk mengembangkan instrumen kecerdasan emosional.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional terdiri dari dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua
sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor
fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat
terganggu maka dapat mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi
psikologis mencakup pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan
motivasi.
Faktor internal dipengaruhi oleh otak emosional orang. Mula-
mula pesan diterima melalui indra, dicatat oleh bagian struktur otak yang
disebut amygdala yakni bagian struktur otak yang paling banyak
berurusan dengan pengolahan dan penyimpanan data emosional. Pesan-
pesan itu kemudian masuk dan diolah oleh bagian struktur otak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berurusan dengan proses kegiatan rasional. Karena itu ketika menghadapi
sesuatu, terlebih dahulu orang bereaksi secara emosional, sebelum
disadari sepenuhnya oleh rasio. Kecerdasan emosional tinggi akan
membantu untuk menjaga hubungan komunikasi terbuka antara
amygdala dan neocortex, dan akan membuat orang mampu menguasai
diri, memahami emosi orang lain secara empatik, dan menyesuaikan diri
dengan emosi orang lain atau lingkungan yang dihadapi (Goleman, 2009:
23-25).
b. Faktor Eksternal.
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak
bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan
lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat
mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Keterampilan kecerdasan emosional bukanlah lawan keterampilan IQ
atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara
dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain
itu, kecerdasan emosional tidak begitu dipengaruhi oleh faktor
keturunan (Shapiro, 1998: 10).
Gottman dan De Claire, (2008: 4-5) berpendapat bahwa faktor
eksternal yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah:
1) Keluarga
Pengaruh pola asuh orang tua mempunyai dampak besar
pada kehidupan anak di kemudian hari. Salah satu penghambat
potensi anak adalah pengaruh pola asuh yang tidak berorientasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pada perkembangan anak. Biasanya terjadi ketika anak di bawah
lima atau enam tahun dan di bawah sebelas tahun. Keluarga
merupakan sekolah yang pertama untuk mempelajari emosi. Orang
tua merupakan pelatih emosi anak yang pertama dan utama.
Sebagai pelatih emosi ia tidak cukup hanya bersikap hangat dan
positif saja tetapi ia harus mampu mengatasi secara efektif
perasaan-perasaan negatif anaknya. Gottman dan De Claire
mengindentifikasikan tiga tipe orangtua yang gagal mengajarkan
kecerdasan emosional kepada anak antara lain:
a) Orang tua yang sering mengabaikan, tidak menghiraukan, dan
menganggap sepi atau meremehkan emosi-emosi negatif anak.
b) Orang tua yang tidak menyetujui, dan bersifat kritis terhadap
perasaan anak, serta memarahi atau menghukum karena anak
mengungkapkan emosinya.
c) Orang tua yang selalu menerima emosi anak dan bersikap
empati, tetapi tidak memberikan bimbingan atau menentukan
batas-batas pada tingkah laku anak. Orang tua sebagai pelatih
emosi, seharusnya dapat menerima kesedihan anak, menolong
memberi nama pada emosi yang sedang dialami, dan
membiarkan anak mengalami perasaannya-perasaannya, tidak
memarahi waktu anak sedih serta mendampingi anak sewaktu
menangis.
Menurut Prasetya (2003: 27) pola pengasuhan yang
demokratis diterapkan oleh orang tua yang menerima kehadiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
anak dengan sepenuh hati serta memiliki pandangan atau wawasan
kehidupan masa depan yang jelas. Mereka tidak hanya
memikirkan masa kini, tetapi memahami bahwa masa depan harus
dilandasi oleh tindakan masa kini. Orang tua yang demokratis
tidak ragu-ragu dalam mengendalikan anak, berani menegur bila
anak berperilaku buruk. Orang tua mengerahkan perilaku anak
sesuai dengan kebutuhan anak agar memiliki sikap, pengetahuan,
dan ketrampilan yang dibutuhkan anak untuk mengarungi hidup
dan kehidupannya di masa mendatang.
2) Pengalaman
Pengalaman hidup juga mempengaruhi emosi seseorang
(Albin, 1986: 90). Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman
mengungkapkan emosi misalnya anak perempuan boleh
mengungkapkan rasa sedih dengan menangis tetapi sebaliknya
anak laki-laki tidak diharapkan untuk mengungkapkan perasaan
itu, sebaliknya rasa marah dan perlawanan boleh dinyatakan oleh
anak laki-laki. Pengalaman dengan orang lain mempengaruhi
watak asli seseorang dan menjadikannya menjadi orang yang unik
dalam mengalami emosi, dalam mengungkapkan dan dalam
keterbukaannya dengan orang lain.
B. Konseling Kelompok
1. Pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Shertzen dan Stone mengatakan bahwa konseling kelompok adalah
suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran dan perilaku
yang disadari. Proses itu mengandung ciri terapeutik seperti pengungkapan
pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri
mengenai seluruh perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling
pengertian dan saling mendukung (Winkel & Hastuti, 2004: 590). Konseling
kelompok merupakan pengalaman edukatif yang di dalamnya kelompok
bekerja dan berproses bersama untuk mengeksplorasi gagasan, sikap, perasaan
dan perilaku yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan dalam
kelompok. Latipun (2008: 179) berpendapat bahwa konseling kelompok
merupakan kelompok terapeutik yang dilaksanakan untuk membantu individu
mengatasi masalah sehari-hari yang menekankan pada proses remedial dan
pencapaian fungsi-fungsi secara optimal (memberikan dorongan dan
pemahaman pada individu/klien) untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Peran konselor adalah memperlancar interaksi dalam kelompok.
Proses konseling kelompok berjalan dengan cara setiap anggota
mengungkapkan diri, mendengarkan dengan cermat, dan memberikan masukan
satu sama lain. Permasalahan yang dibahas sering kali mirip dengan aktivitas
yang dialami.
2. Tujuan konseling kelompok
Kesuksesan layanan konseling kelompok sangat dipengaruhi sejauh mana
tujuan yang akan dicapai dalam konseling kelompok. Ellis (Corey, 1997: 350)
mengemukakan tujuan konseling kelompok sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Membantu anggota kelompok memahami sumber masalah mereka dan
menggunakan pemahaman kognitif untuk mengatasi gejala-gejala masalah
dan belajar berperilaku yang pantas.
b. Memberikan kesempatan pada anggota kelompok mengembangkan
pemahaman tentang masalah orang lain dan anggota belajar bagaimana
memberi bantuan kepada teman satu kelompok.
c. Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk belajar cara-
cara memahami keadaan kehidupan dan memberikan reaksi-reaksi rasional
pada keadaan itu, sehingga mengurangi gangguan bagi diri individu.
d. Memberikan kesempatan pada para anggota kelompok mencapai
perubahan kognitif dasar, emosi datar dan perilaku yang diharapkan,
termasuk cara menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan, cara
berpikir rasional, mempraktekan penilaian diri sendiri dan memperlakukan
diri sendiri sebagai insan yang berharga.
Tujuan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan menjadi dua,
yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasional. Tujuan teoritis berkaitan dengan
tujuan yang secara umum dicapai melalui proses konseling, sedangkan tujuan
operasional disesuaikan dengan harapan klien dan masalah yang dihadapi
klien, yaitu mengurangi perilaku agresif.
Tujuan teoritis konseling kelompok yang secara lengkap dikemukakan
Corey (1997: 7-8) adalah sebagai berikut:
a. Lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain b. Belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain c. Berkembang untuk lebih menerima diri d. Belajar berkomunikasi e. Belajar lebih akrab f. Belajar bergaul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
g. Meningkatkan kesadaran diri h. Belajar memberi dan menerima i. Belajar memecahkan masalah j. Belajar memberi perhatian k. Lebih peka terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain l. Lebih mengerti bahwa orang lain juga punya masalah m. Belajar memberi dan menerima umpan balik dan konfrontasi
Konseling kelompok sangat bermanfaat karena melalui saling interaksi
antar anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis,
seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan sesama dan diterima oleh
mereka, kebutuhan untuk bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan
menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan dan kebutuhan untuk
menjadi lebih independen serta mandiri.
3. Komponen-komponen Konseling Kelompok
Ada beberapa komponen yang harus dipenuhi agar dapat mendukung
kelancaran kegiatan konseling kelompok, yaitu anggota kelompok, pemimpin
kelompok, dinamika kelompok dan topik permasalahan.
a. Anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses
kehidupan kelompok. Kegiatan atau kehidupan kelompok itu sebagian
besar didasarkan atas peranan para anggotanya.
Peranan anggota kelompok menurut Prayitno (1995: 32)
antara lain :
1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
3) Berusaha agar yang dilakukan itu membantu tercapainya tujuan bersama.
4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Benar-benar berusaha untuk secara efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.
6) Mampu mengkomunikasikan secara terbuka. 7) Berusaha membantu anggota lain. 8) Memberikan pada anggota lain untuk juga menjalani perannya. 9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok tersebut.
Dengan memilih berpartisipasi dalam kelompok ini maka para
anggota menerima tantangan untuk bersama-sama membina kebersamaan
dan mencari penyelesaian atas masalah yang dihadapi bersama, untuk itu
para anggota harus memberikan sumbangan dengan memegang peranan-
peranan tersebut diatas.
b. Pemimpin kelompok
Orang yang memimpin kelompok dan memprakarsai tingkah laku
sosial dengan cara mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan, atau
mengendalikan upaya yang dilakukan orang, baik melalui prestise,
kekuasaan maupun posisinya dalam kelompok, jadi pemimpin kelompok
mengatur jalannya kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan konseling
kelompok.
Peranan pemimpin kelompok menurut Prayitno (1995: 35) adalah
sebagai berikut:
1) Pemimpin kelompok dapat memberi bantuan, pengarahan atau campur tangan terhadap kegiatan kelompok.
2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu baik perasaan anggota tertentu maupun keseluruhan anggotanya.
3) Jika anggota itu kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah.
4) Pemimpin kelompok juga memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.
5) Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur jalannya “lalu lintas” kegiatan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul didalamnya juga menjadi tanggungjawab pemimpin kelompok.
7) Membentuk norma. Norma yang berlaku dalam kelompok yang disepakati bersama oleh kelompok.
Pemimpin kelompok sebagai pribadi, tidak dapat memaksakan
teknik dalam kelompok dari karakteristik personalnya. Pemimpin
kelompok mempunyai pengaruh pada proses konseling tidak hanya
kecakapan menggunakan teknik, namun lebih pada karakteristik pribadi
dan tingkah lakunya. Menurut Corey (1997: 357) keberhasilan pemimpin
tidak hanya diukur dari karakteristik partisipasi anggota atau teknik
khusus dalam memimpin kelompok. Menurutnya pemimpin kelompok
dapat memperoleh teori yang luas dan pengetahuan praktis tentang
dinamika kelompok dan mempunyai kemampuan dalam mendiagnostik
serta prosedur teknik, akan menjadi efektif dalam merangsang
pertumbuhan dan merubah anggota. Pemimpin sebagai profesional dalam
konseling kelompok sepenuhnya bertanggungjawab terhadap segala hal
yang berkembang dalam kelompok tersebut. Selain ia telah dibekali dalam
segi teori maupun segi yang praktis, ia juga harus mampu bertindak sebagi
pemimpin kelompok yang memenuhi sejumlah syarat yang menyangkut
pendidikan akademik, kepribadiannya, keterampilan berkomunikasi
dengan orang-orang dan penggunaan teknik-teknik dalam kenseling
kelompok.
c. Dinamika kelompok
Dinamika kelompok adalah suasana yang hidup yang ditandai
dengan semangat kerja sama antar anggota kelompok untuk mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tujuan kelompok. Dalam suasana seperti ini seluruh anggota kelompok
menampilkan dan membuka diri memberikan sumbangan bagi suksesnya
kegiatan kelompok.
Menurut Prayitno (1995: 22) faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas kelompok antara lain :
1) Tujuan dan kegiatan kelompok 2) Jumlah anggota 3) Kualitas masing-masing pribadi anggota kelompok 4) Kedudukan kelompok 5) Kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk
saling berhubungan sebagai kawan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan bantuan moral dan sebagainya.
Kondisi positif yang ada pada faktor-faktor tersebut diatas akan
menunjang terhadap fungsi kelompok untuk tujuan bersama.
d. Topik permasalahan
Menurut Prayitno (1995: 26) topik permasalahan dalam konseling
kelompok terdapat dua kategori yaitu :
1) Topik tugas yaitu topik yang secara langsung dikemukakan oleh pemimpin kelompok dan ditugaskan kepada seluruh anggota kelompok untuk bersama-sama membahasnya.
2) Topik bebas yaitu anggota secara bebas mengemukakan permasalahan yang dihadapi atau yang sedang dirasakannya kemudian dibahas satu persatu.
4. Asas-asas konseling kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok ada beberapa asas sebagai
pedoman dalam pelaksanaannya, yaitu asas kerahasiaan, asas kesukarelaan,
asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, kegiatan, asas kedinamisan
dan asas kenormatifan (Prayitno, 1995: 23).
a. Asas kerahasiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Segala sesuatu yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh disampaikan kepada orang luar oleh anggota kelompok atau orang lain selain anggota kelompok.
b. Asas kesukarelaan Anggota kelompok diharapkan sukarela tanpa ragu-ragu atau pun terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya serta mengungkapkan segenap fakta, data dan seluk beluk masalah kepada pemimpin kelompok dan anggota lain dengan suka rela mengikuti kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
c. Asas Keterbukaan Antara pemimpin kelompok dan anggota kelompok harus saling terbuka sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dan akhirnya akan mengganggu jalannya kegiatan kelompok.
d. Asas Kekinian Masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok adalah masalah yang sudah lampau hanya merupakan latar belakang dari masalah tersebut.
e. Asas Kemandirian Merupakan asas dimana tujuan konseling kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mandiri baik itu dalam memecahkan masalahnya atau mengambil keputusan juga mandiri dalam perkembangannya.
f. Asas Kegiatan Asas ini menunjukkan pada pola konseling “multi dimensional” yang tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara klien (anggota kelompok) dengan pemimpin kelompok. Dalam konseling yang berdimensi verbal asas kegiatan masih harus dilaksanakan yaitu aktif menjalani proses konseling dan aktif pula menjalankan atau melaksanakan serta menerapkan hasil-hasil kegiatan konseling.
g. Asas Kedinamisan Adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, perubahan ini tidaklah sekedar mengulang yang lama tetapi adanya peningkatan kearah pembaharuan yang positif.
h. Asas Kenormatifan Kegiatan konseling kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku baik ditinjau dari norma agama, norma adat, hukum, ilmu maupun kehidupan sehari-hari.
5. Struktur dalam konseling kelompok
Konseling kelompok memiliki struktur yang sama dengan terapi
kelompok pada umumnya. Struktur konseling menurut Latipun (2009: 185)
meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Jumlah anggota kelompok
Umumnya berkisar antara 4 sampai 12 orang. Berdasarkan
penelitian jumlah anggota kelompok yang kurang dari 4 orang tidak efektif
karena dinamika kelompok menjadi kurang hidup. Sebaliknya jika anggota
melebihi 12 orang terlalu besar untuk konseling kelompok karena terlalu
berat dalam mengelola kelompok.
b. Homogenitas kelompok
Konseling kelompok bisa dibuat homogen atau heterogen sangat
tergantung pada kelompok. Penentuan homogenitas keanggotaan
kelompok disesuaikan dengan keperluan dan kemampuan pemimpin
kelompok.
c. Sifat kelompok
Sifat kelompok dapat terbuka dan tertutup. Dikatakan terbuka jika
pada suatu saat dapat menerima anggota baru dan dikatakan tertutup jika
keanggotaannya tidak memungkinkan adanya anggota baru.
d. Waktu pelaksanaan
Lamanya waktu penyelenggaraan konseling kelompok sangat
bergantung pada kompleksitas permasalahan yang dihadapi kelompok.
Konseling kelompok yang bersifat jangka pendek membutuhkan jangka
waktu antara 6 sampai 20 kali pertemuan dengan frekwensi pertemuan
antara satu sampai tiga kali dalam seminggu. Durasi pertemuan kelompok
pada prinsipnya sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi anggota
kelompok.
6. Tahap-tahap konseling kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menurut Prayitno (1995: 40) pelaksanaan kegiatan konseling kelompok
terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap
kegiatan, tahap pengakhiran dan follow up (tindak lanjut).
a. Tahap I, Tahap Pembentukan
Tahap awal adalah saat-saat orientasi dan penggalian. Penentuan
struktur kelompok, pengenalan dan penggalian harapan-harapan atau
keinginan-keinginan anggota-anggotanya. Selama fase ini anggota
mempelajari fungsi kelompok, memperjelas harapan-harapan,
mempertegas tujuan-tujuan dan mencari posisinya dalam kelompok. Tugas
utama dari tahap awal adalah pencantuman dan identitas, fase ini
menyangkut keputusan untuk masuk atau keluar dari kelompok,
penanganan kepribadian dan membuat komitmen. Anggota kelompok
berhak untuk membawa ciri-ciri atau keunikan mereka dan membentuk jati
dirinya (tidak menjadi lebur dalam kelompok).
Karakteristik tahap awal adalah waktu untuk orientasi dan
menetapkan struktur kelompok. Anggota mempelajari aturan-aturannya
dan apa yang bisa diharapkan, mempelajari bagaimana fungsi kelompok
dan belajar berpartisipasi dalam kelompok. Kekompakan kelompok dan
kepercayaan lambat laun mulai terbentuk, jika anggota-anggotanya
bersedia mengekspresikan/mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan
rasakan. Anggota memperhatikan apakah mereka dapat masuk atau tidak
dan mereka mulai menetapkan posisi mereka dalam kelompok. Perasaan-
perasaan negatif mulai nampak untuk menguji apakah perasaan-perasaan
tersebut dapat diterima. Masalah utama adalah kepercayaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ketidakpercayaan. Disini ada masa keheningan dan kecanggungan/kikuk;
para anggota mulai mencari arah dan berpikir kelompok ini maunya apa.
Para anggota mempelajari perilaku-perilaku dasar dari menghargai, empati,
penerimaan, perhatian, dan menanggapi semua perilaku-perilaku yang
membangun kepercayaan.
Fungsi dan tugas utama pemimpin kelompok selama tahap orientasi
dan penggalian dalam kelompok adalah:
1) Mengajarkan partisipasi, beberapa petunjuk umum dan cara untuk
berpartisipasi dengan aktif akan meningkatkan peluang mereka untuk
mendapatkan kelompok yang produktif.
2) Mengembangkan aturan-aturan dasar dan membuat norma-norma, serta
mengajarkan proses dasar dalam kelompok.
3) Membantu anggota dalam mengungkapkan ketakutan-ketakutan
mereka dan harapan-harapan, dan mengembangkan kepercayaan,
membuat model dari perilaku terapi.
4) Membantu anggota membangun tujuan-tujuan pribadi yang konkrit dan
menangani secara terbuka perhatian-perhatian dan pertanyaan-
pertanyaan anggota.
5) Membantu anggota untuk berbagi rasa dan berbagi pendapat mengenai
apa yang timbul dalam kelompok.
6) Mengajarkan anggota dasar hubungan antar manusia seperti
mendengarkan dengan aktif dan menganggapi, setra menilai kebutuhan
kelompok dan mencari jalan bagaimana kebutuhan-kebutuhan tersebut
dapat dipenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
7) Memperlihatkan pada anggota bahwa mereka mempunyai tanggung
jawab terhadap arah dan hasil dari kelompok.
8) Memastikan semua anggota berpartisipasi dalam interaksi kelompok,
sehingga tak ada seorang pun yang merasa dikucilkan dan mengurangi
ketergantungan anggota pada pemimpin.
Tahap ini merupakan pengenalan, tahap pelibatan diri atau proses
memasukkan diri kedalam kehidupan kelompok. Hal-hal yang dibicarakan
dalam tahap ini meliputi :
a) Penjelasan tentang pengertian
b) Cara-cara pelaksanaannya
c) Asas-asas yang ada dalam kegiatan konseling kelompok.
b. Tahap II, Tahap Peralihan
Tahap kedua adalah tahap transisi yang ditandai dengan adanya
perasaan-perasaan khawatir dan defensif (bertahan) dalam berbagai
bentuk perlawanan. Perasaan ini biasanya mengawali keterbukaan dan
kepercayaan dalam tahap berikutnya. Tahap transisi menurut Prayitno,
dijelaskan sebagai tahap peralihan yang bertujuan membebaskan anggota
kelompok dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak
percaya untuk memasuki tahap berikutnya (Prayitno, 1995: 47). Pada saat
ini keraguan utama dari partisipan berkaitan dengan terlalu banyak atau
terlalu sedikit tanggung jawab dan terlalu banyak atau terlalu sedikit
pengaruh. Konflik timbul dari ketidaksesuaian dari anggota sendiri dan
kesan stereotip yang mereka tangkap dan sering kali diekspresikan dalam
bentuk menentang pandangan orang terhadap mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada tahap peralihan suasana kelompok terbentuk dan dinamika
kelompok mulai tumbuh, kegiatan kelompok hendaknya dibawa untuk
menuju kegiatan kelompok (Prayitno, 1995: 44). Karakteristik tahap
transisi pengembangan kelompok ditandai dengan perasaan-perasaan
khawatir, defensif dan berbagai bentuk perlawanan (Corey, 1997: 101).
Pada kondisi demikian anggota peduli tentang apa yang dipikirkan
terhadapnya jika mereka meningkatkan kewaspadaan diri dan peduli
terhadap penerimaan atau penolakan. Setiap anggota kelompok belajar
mengekspresikan diri sehingga anggota yang lain mendengarnya. Peranan
anggota kelompok adalah terpusat pada mengenali dan menangani bentuk
resistensi. Tugas anggota kelompok adalah mengenali dan
mengekspresikan berbagai perasaan negatif. Mempelajari bagaimana
berkonfrontasi dengan anggota yang lain dalam sikap membangun.
Bersedia menghadapi dan menangani reaksi terhadap apa yang terjadi
dalam kelompok.
Tugas kunci dari pemimpin kelompok adalah kebutuhan untuk
intervensi atau mencampuri dalam kelompok dengan sikap sensitif dan
pada saat yang tepat. Hal yang lebih mendasar adalah memberikan
keberanian dan tantangan seperlunya pada anggota untuk menghadapi dan
menyelesaikan atau mengatasi konflik yang timbul di dalam kelompok
(Prayitno, 1995: 38). Tahap ini merupakan tahap untuk mengantarkan
anggota kelompok pada tahap berikutnya. Para anggota kelompok dituntut
untuk membuka diri bahkan mengemukakan masalah pribadi masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
masing, pemimpin kelompok memantapkan asas-asas kerahasiaan,
keterbukaan, kesukarelaan dan kenormatifan.
c. Tahap III, Tahap Kegiatan
Tahap ketiga adalah tahap kegiatan kelompok, maka aspek-aspek
yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak (Prayitno, 1995: 47).
Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Tahap
kegiatan ditandai dengan adanya eksplorasi masalah-masalah yang
nampak dan dengan tindakan yang efektif untuk menghasilkan perubahan-
perubahan perilaku yang dikehendaki (Corey, 1997: 53). Pada kegiatan ini
saatnya anggota berpartisipasi untuk menyadari bahwa merekalah yang
bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Jadi anggota kelompok harus
didorong untuk mengambil keputusan sendiri masalah-masalah yang
dihadapi dalam kelompok, mereka harus belajar bagaimana menjadi
bagian kelompok yang integral dan sekaligus memahami kepribadiannya
sendiri, dan menyaring umpan balik yang diterima dan membuat
keputusan sendiri, apa yang akan dilakukan.
Ciri-ciri utama suatu kelompok mencapai tahap kegiatan adalah
sebagai berikut:
1) Tingkat kepercayaan dan keakraban tinggi. 2) Konflik antaranggota dikenali dan berhubungan secara langsung dan
secara efektif. 3) Umpan balik diberikan secara bebas dan diterima secara sukarela
(tanpa perlawanan). 4) Peserta merasa didukung dalam usaha-usaha mereka untuk berubah
dan bersedia untuk mengambil resiko dalam perubahan tingkah laku. 5) Anggota merasa mempunyai harapan besar dimana mereka dapat
berubah jika mereka bersedia untuk mengambil tindakan, dan mereka tidak merasa putus asa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Fungsi utama dari pemimpin pada tahap kegiatan adalah
menyediakan penguatan secara sistematis dari tingkah laku kelompok
yang diinginkan yang membantu perkembangan kerja yang kohesif dan
produktif. Memberikan kebebasan pada anggota untuk mengambil resiko
dan memaksa mereka untuk menerapkan tingkah laku ini dalam
kehidupan sehari-hari. Mendorong anggota untuk memusatkan diri pada
apa yang mereka inginkan dari kelompok dan untuk meminta apa yang
mereka inginkan.
d. Tahap IV, Tahap Pengakhiran
Tahap keempat adalah tahap akhir yaitu konsolidasi dan
terminasi, hal ini penting bahwa masalah-masalah terminasi dapat di
pecahkan lebih awal pada permulaan dalam sejarah kelompok. Setiap
awal pengakhiran selalu merupakan kenyataan dan anggota memerlukan
peringatan secara periodik dari pemimpin dimana kelompok pada
akhirnya akan berakhir.
Tugas utama yang dihadapi para anggota selama tahap akhir
kelompok adalah konsolidasi dan mentransfer apa yang telah mereka
pelajari dalam kelompok ke dunia luar. Inilah waktu bagi mereka untuk
mengulang kembali dan memasukkannya dalam kerangka kognitif
kelompok. Tugas para anggota pada tahap akhir berhubungan dengan
perasaan tentang perpisahan dan terminasi; persiapan untuk penerapan
kegiatan yang telah mereka dapatkan kedalam situasi kehidupan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
hari; pemberian umpan balik yang akan memberikan gambaran pada
anggota yang lain apa yang mereka rasakan, untuk menyelesaikan
masalah yang tidak terselesaikan, baik itu masalah yang ada di kelompok
maupun masalah yang ada di masyarakat; untuk mengevaluasi dampak
dari kegiatan kelompok, membuat keputusan-keputusan dan rencana-
rancana yang berhubungan dengan perubahan-perubahan yang akan
mereka buat dan bagaimana mereka mengerjakan hal-hal tersebut.
Peranan pemimpin kelompok adalah tetap mengusahakan suasana
yang hangat, bebas, dan terbuka. Memberikan pernyataan dan
mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan anggota. Memberi
semangat untuk kegiatan lebih lanjut, penuh rasa persahabatan dan
simpati (Prayitno, 1995: 60). Di samping itu fungsi pemimpin kelompok
pada tahap konsolidasi adalah mempersiapkan suatu kerangka yang
memungkinkan para anggota untuk memperjelas arti dari tiap
pengalaman yang diperoleh di dalam kelompok dan mengajak para
anggota untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Corey, 1997:
121). Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta para anggota
menyimpulkan hasil hasil yang diperoleh dan mengutarakan kesan-kesan
tentang kegiatan yang telah dilaksanakan, setelah itu dilakjutkan dengan
penetapan waktu dan tempat pertemuan selanjutnya dan penutup.
e. Tahap V, Tindak lanjut (Follow up)
Follow up (tindak lanjut) dapat dilaksanakan secara kelompok dan
individu. Pada kegiatan tindak lanjut ini para anggota kelompok dapat
membicarakan tentang upaya-upaya apa yang telah ditempuh sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pengakhiran kelompok untuk menerapkan apa yang telah didapatkan di
dunia nyata. Para anggota kelompok menyampaikan tentang pengalaman
mereka dan hasilnya selama mengikuti kegiatan konseling kelompok
dalam kehidupan sehari-hari.
C. Konseling Kelompok di Komunitas
1. Pengertian komunitas
Dewasa ini komunitas mempunyai beberapa arti. Komunitas diartikan
sebagai persekutuan hidup dari beberapa orang yang mempunyai cita-cita yang
sama, memiliki peraturan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Secara
tradisional komunitas juga diartikan sebagai kelompok religius yang hidup
dalam satu rumah religius. Jadi komunitas religius adalah persekutuan di mana
para anggotanya menurut hukum masing-masing mengucapkan kaul publik,
yang kekal atau sementara tetapi pada waktunya harus diperbaharui, serta
melaksanakan hidup dalam kebersamaan (Rubiyatmoko, 2006: 183).
Persekutuan dalam pengertian komunitas religius dibangun berdasarkan cita-
cita yang sama untuk mencapai tujuan yang sama atas dasar iman dan
kepercayaan yang sama yaitu pada Yesus Kristus. Maka untuk mencapai
tujuan tersebut dibutuhkan peraturan yang disepakati bersama. Persekutuan
komunitas religius dibangun oleh orang-orang Katolik, yang mau
membaktikan dirinya secara khusus kepada Allah dengan menamakan diri
sebagai biarawan/biarawati katolik.
Biarawan-biarawati Katolik disebut pula religius sebab seluruh
hidupnya dibaktikan kepada Tuhan dan sesama. Seluruh hidup bakti itu oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
para religius tersebut diungkapkan dalam pelbagai karya kerasulan seperti
pastoral, pelayanan kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain-lain. Karena
tuntutan karya tersebut, beberapa anggota komunitas harus tinggal dalam satu
rumah dibawah seorang pemimpin yang disebut komunitas religius lokal.
Persekutuan religius disebut pula komunitas hidup bakti, sebab mereka
membangun persekutuan religius dengan maksud membaktikan diri kepada
Tuhan dan sesama. Setiap komunitas hidup bakti dibangun berdasarkan
semangat, latar belakang sosial budaya, kharisma dan spiritualitas yang
berbeda, sehingga karya mereka sebagai pembaktian diri kepada Tuhan dan
sesama serta aktualisasi penghayatan Injil itu juga berbeda (Seonarja, 1984:
26-28). Salah satu ciri yang nampak dalam komunitas religius adalah para
anggotanya menghayati tiga nasehat Injil dengan mengikrarkan prasetia
kemiskinan, ketaatan, dan keperawanan. Para anggota membangun hidup
berkomunitas sebagai ungkapan persaudaraan. Kesaksian akan Kristus dan
gereja dari para anggotanya, akan diungkapkan antara lain melalui pemisahan
diri dari dunia dan dengan pakaian religius. Hidup religius selalu dihayati
dalam komunitas, karena hidup komunitas merupakan kekuatan bagi hidup
religius. Komunitas merupakan kekuatan dalam menjalankan kerasulan, dan
perlindungan terhadap kaul-kaul. Komunitas adalah tempat orang memberi
perhatian kepada orang lain. Dalam komunitas orang dipanggil untuk
mencintai orang lain sebagaimana adanya, dengan luka-luka, kekurangan dan
kelebihannya (Nouwen dkk, 1998: 25).
Warna yang jelas dari hidup komunitas religius ialah bahwa anggota-
anggotanya berasal dari berbagai bangsa, daerah, suku, bahasa, golongan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kebudayaan. Hal ini menjadi suatu pengalaman yang memperkaya jika disertai
rasa hormat pada kebudayaan dan kesukuan. Karena para anggota berasal dari
berbagai daerah, suku, kebudayaan dan bahasa maka penghayatan saling
menanggung kelemahan sesama dengan sabar dari tekanan-tekanan tidaklah
mudah dijalankan. Dari realitas hidup bersama ditemukan bahwa sering timbul
ketegangan dalam hidup berkomunitas. Maka mengusahakan persatuan dan
kesatuan dalam komunitas sering tidak gampang. Sulitnya mengusahakan
persatuan dan kesatuan dalam komunitas disebabkan oleh kemajemukan
anggota komunitas itu sendiri dan kemajemukan tugas atau bidang pekerjaan.
Kemajemukan pribadi-pribadi yang bervariasi dari suku, bahasa, perbedaan
usia, tingkat pendidikan, bakat-bakat dan lain sebagainya sangat membutuhkan
pengertian dan penerimaan yang tulus iklas diantara para anggota. Menjadi
anggota komunitas berarti mau menyerahkan diri seutuhnya secara total
kepada komunitas. Sebagai ungkapan penyerahan diri, ia mau dimiliki oleh
komunitas. Menjadi milik atau anggota komunitas mengandaikan adanya
kemauan untuk menyesuaikan diri dengan anggota lain maupun tuntutan hidup
bersama. Para anggota komunitas perlu memupuk sikap saling mencintai dan
menghormati sesama anggota komunitas.
Seorang pemimpin di komunitas harus selalu menyadari bahwa
meskipun ada persamaan tujuan dari para anggota yang dipimpinnya, tetapi
dalam kehidupan bersama timbul berbagi masalah yang sangat kompleks.
Pemimpin di komunitas harus memahami bahwa setiap penghuni komunitas
yang dipimpinnya memiliki keunikan. Kompleksitas kehidupan di komunitas
dapat disebabkan oleh berbagai sumber antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
a. Latar kehidupan yang berbeda: ada anggota komunitas yang berasal dari
keluarga yang harmonis dan telah mendapat kasih sayang dan perhatian
yang cukup, namun ada juga anggota komunitas yang berasal dari
keluarga disharmonis sehingga kurang mendapatkan kasih sayang dan
perhatian, ada anggota komunitas yang berasal dari keluaga dengan
status ekonomi yang kaya, cukup, sedang, kurang, dan lain-lain.
b. Kepribadian setiap anggota berbeda: setiap pribadi mempunyai keunikan
baik sifat maupun sikap, bakat, minat, kemampuan, hobi, watak, dan
perangai.
c. Pandangan hidup yang berbeda: anggota komunitas berasal dari berbagai
macam suku dan budaya akan berbeda pandangan hidup dan
permasalahan yang dihadapi.
Hal-hal tersebut diatas dapat menjadi sumber kesulitan yang besar
apabila pemimpin komunitas tidak memahaminya, dan tidak menjadi
pemersatu bagi semua anggota yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Perbedaan-perbedaan yang ada jangan menjadi penghambat atau persoalan
tetapi perbedaan itu hendaknya menjadi sesuatu yang dapat memperkaya setiap
pribadi yang tinggal dalam komunitas dan dapat menjadi lahan yang baik
untuk saling memberi dan menerima.
2. Pentingnya Layanan Konseling Kelompok di Komunitas Khususnya
Pengembangan Kecerdasan Emosional
Pelayanan konseling di komunitas sangat penting untuk membantu
setiap anggota komunitas menjadi pribadi yang lebih matang dan mampu
membaharui dirinya dari waktu ke waktu. Pelayanan konseling kelompok di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
komunitas perlu dikembangkan mengingat bahwa anggota yang tinggal
dikomunitas adalah para suster yang berasal dari berbagai macam daerah,
suku, dan kebudayaan yang masih membutuhkan pendampingan secara
terus-menerus sepanjang hidup. Di dalam komunitas para suster berinteraksi
satu sama lain. Dalam interaksi tersebut setiap suster dapat saling belajar dari
pengalaman untuk memperkembangkan hidupnya dan berusaha untuk
membangun hubungan pribadi satu sama lain sehingga semua merasa diterima
dan betah hidup dalam komunitas. Hal ini perlu diperhatikan karena hidup
komunitas merupakan kekuatan bagi kelompok religius. Bila konseling
kelompok dilakukan sebagai salah bentuk pembinaan dalam komunitas, maka
komunitas berkembang baik dan seluruh kehidupan religius menjadi teguh
karena melalui konseling kelompok para suster dapat berproses bersama untuk
mengungkapkan gagasan, sikap, perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan
perkembangan dan kemajuan di komunitas. Tujuan pelayanan konseling
kelompok bagi para suster di komunitas adalah agar mereka lebih terbuka dan
jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar mempercayai diri sendiri dan
orang lain, belajar berkomunikasi, belajar meningkatkan kesadaran diri, belajar
memecahkan masalah, memberi perhatian dan lebih mengerti bahwa orang lain
juga mempunyai masalah serta belajar memberi dan menerima masukan dan
kritikan (Corey 1997: 7-8). Oleh karena itu seorang pemimpin di komunitas
dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk memberikan layanan
konseling kelompok dengan cara mengundang nara sumber yang berkompeten
misalnya untuk mengembangkan kecerdasan emosional kepada setiap anggota
komunitas diberi kesempatan untuk mengungkapkan persoalan hidup yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mereka alami dan anggota yang lain mendengarkan dan memberi peneguhan
dan solusi sebagai salah satu cara membangun sikap empati. Karena salah satu
cara yang dapat mendukung terciptanya kerukunan, keharmonisan dalam
komunitas adalah sikap empati. Empati adalah kemampuan untuk menyadari,
memahami, dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain (Stein dan Book,
2002). Orang yang empatik adalah orang yang mampu membaca sudut
pandang orang lain. Orang yang demikian akan peduli pada orang lain dan
memperlihatkan minat dan perhatian pada orang lain. Yeung (2009: 82)
mengatakan bahwa kunci menciptakan empati dan kedekatan adalah dengan
mendengarkan. Ketrampilan membangun empati dan kedekatan dapat
dilakukan dengan mendengarkan, membaca isyarat emosional, mengajukan
pertanyaan, menunjukkan sikap mendengarkan dan sensitivitas, serta
melakukan kontak mata.
3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pelayanan Konseling bagi Para Suster
Agar konseling kelompok dapat berjalan dengan baik di komunitas ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Hubungan antar pribadi dalam kehidupan di komunitas
Dalam kehidupan di komunitas komunikasi antaranggota komunitas
menjadi penting, karena komunikasi antar anggota yang kurang baik akan
menyebabkan suasana tidak enak. Seorang pemimpin di komunitas harus
memahami sampai di mana komunikasi yang terjadi antar sesama
anggota. Seorang pemimpin harus mampu memahami taraf-taraf
komunikasi yang biasa terjadi dalam kehidupan bersama, sehingga
komunikasi antar anggota komunitas dapat semakin mendalam. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dapat memahami dan mengetahui sejauh mana taraf komunikasi yang
terjadi dalam kehidupan bersama, pemimpin dapat menggunakan
pendapat pendapat John Powell (Supratiknya, 2008: 32-34) dan (Sinurat,
1999: 12) sebagai acuan untuk membedakan komunikasi dalam lima taraf,
antara lain:
1) Taraf kelima, adalah basa-basi
Taraf ini merupakan taraf yang paling dangkal, misalnya “apa
kabar,” “selamat pagi,” dan seterusnya. Percakapan tersebut tidak
mempunyai makna yang banyak, namun percakapan ini mungkin
lebih baik dari hanya sekedar membungkam seribu bahasa. Walaupun
pembicaraan ini tidak ada unsur pembicaraan pribadi, setiap orang
yang terlibat dalam percakapan tersebut tetap tinggal aman di balik
tabir mereka masing-masing.
2) Taraf keempat, yaitu membicarakan orang lain
Masing-masing pribadi tidak saling mengemukakan pendapat,
tapi hanya saling bertukar informasi tentang orang lain, misalnya
seseorang yang baru kembali dari kantor dan bertanya, “bagaimana
keadaan di rumah?” dan orang yang di rumah menjawab, “oh ya, tadi
ada tamu teman lama waktu kuliah dulu.
3) Taraf ketiga, yakni menyatakan gagasan
Pada taraf ini masing-masing saling membuka diri, dan saling
mengungkapkan diri tetapi pengungkapan diri itu masih terbatas pada
taraf pikiran.
4) Taraf kedua, yaitu taraf hati atau perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada taraf ini orang sudah berani mengungkapkan perasaan
dalam berkomunikasi, karena itu hubungan akan terasa lebih akrab,
berkesan, dan memberikan manfaat bagi perkembangan masing-
masing pribadi. Pada taraf ini masing-masing pribadi dituntut berani,
bersikap jujur dan terbuka terhadap diri sendiri maupun terhadap
lawan komunikasi. Keberanian untuk saling mengungkapkan
perasaan dan isi hati timbul karena sudah ada sikap saling
mempercayai.
5) Taraf pertama, yaitu hubungan puncak.
Taraf ini ditandai kejujuran, keterbukaan dan saling percaya
yang mutlak antara kedua belah pihak. Komunikasi yang mendalam
dapat mempengaruhi suasana hidup bersama, karena masing-masing
pribadi merasa diterima dan dihargai. Sebaliknya komunikasi yang
kurang lancar akan menghambat relasi satu sama lain sehingga
kehidupan di komunitas tidak menyenangkan.
b. Gaya kepemimpinan di komunitas
Gaya kepemimpinan dari pemimpin komunitas akan sangat
memengaruhi suasana kehidupan di komunitas. Gaya kepemimpinan yang
dimaksudkan di sini adalah pola tingkah laku, baik itu tutur kata maupun
tindakan seorang pemimpin sebagaiman dirasakan orang lain. Ada
beberapa gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan kharismatis,
otoritatif, konsultatif, dan partisipatif.
1) Gaya kepemimpinan kharismatis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Dalam gaya kharismatis, kepemimpinan berpusat pada satu
orang. Ia begitu mempesonakan sehingga orang lain sanggup mengikuti
dia dengan sukarela. Ia memberi arah kalau orang menemui jalan
buntu. Namun ia lebih mahir berbicara daripada mendengarkan, ia
meyakinkan dan hampir tidak terbuka untuk pendapat orang lain
(Hooijdonk, 1990: 21).
2) Gaya kepemimpinan otoritatif
Gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya kharismatis namun
dalam kepemimpinannya ia berpegang pada tradisi masa lalu. Gaya
kepemimpinan ini menciptakan keadaan yang jelas, segala kegiatan
disalurkan dengan aman, namun ia terbuka kalau anggota
mendengarkan. Pembaharuan dari anggota diamati dengan hati-hati
atau dengan curiga, apalagi kalau aturannya dilanggar. Pembaharuan
hanya boleh dijalankan setelah diakui oleh pemimpin (Hooijdonk,
1990: 21).
3) Gaya kepemimpinan konsultatif
Gaya kepemimpinan ini memperbaiki partisipasi lewat
sumbangan pikiran dan inisiatif anggota. Namun dalam tipe ini posisi
anggota adalah orang yang didelegasikan, sedangkan penanggungjawab
utama adalah pemimpin yang diatasnya. Pemimpin yang lebih tinggi
tidak mampu bertindak sendirian, maka ada keterbukaan untuk
mendengarkan anggota, ada keterbukaan timbal balik, namun pusat
kepemimpinan tetap berada pada pemimpin yang lebih tinggi
(Hooijdonk, 1990: 22-24).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4) Gaya kepemimpinan kolegial
Gaya kepemimpinan kolegial menekankan partisipasi semakin
banyak orang dan seintensif mungkin. Kepemimpinan berarti
mendorong dan meningkatkan partisipasi, menghargai keahlian yang
bermacam-macam, memupuk penghargaan satu sama lain,
mengalihkan konflik dalam hal kompetensi menjadi kerja sama yang
subur. Pusat tanggungjawab berada dalam kelompok dari pada satu
orang. Tipe kepemimpinan partisipatif adalah kepemimpinan yang
melayani. Pemimpin mengajak anggota ikut berperan dalam setiap
keputusan. Pemimpin menaruh perhatian dan mendengarkan setiap
anggota yang berbicara, memberikan pendapatnya, dan pemimpin tidak
takut terjadi kesalahan. Di antara keempat gaya kepemimpinan
tersebut, kiranya pemimpin yang paling membebaskan dan
menghormati martabat setiap manusia adalah kepemimpinan kolegial
partisipasi. Oleh karena itu kepemimpinan partisipatif merupakan
kepemimpinan yang paling tepat untuk diterapkan dalam hidup
berkomunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini berisi paparan tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen
penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei. Dikatakan penelitian deskriptif karena ingin mendeskripsikan peristiwa atau
gejala yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif dirancang
untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.
Metode survei dirancang untuk memperoleh informasi tentang variabel, bukan
untuk menghubungkan variabel satu sama lain (Arikunto, 2006: 110). Penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai kecerdasan emosional dalam
hidup berkomunitas suster-suster Puteri Reinha Rosari di Larantuka.
B Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah suster-suster kongregasi Puteri Reinha Rosari,
berjumlah 50 orang, berusia antara 25-60 tahun yang tinggal dan berkarya pada 5
komunitas di wilayah Larantuka, Flores Timur. Penelitian ini merupakan penelitian
populasi mengingat subyek penelitian mempunyai jumlah yang tidak terlalu besar
dan berada dalam wilayah yang tidak luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Ada beberapa alasan memilih para suster Puteri Reinha Rosari-Larantuka
sebagai subyek penelitian. Pertama, sebagai anggota kongregasi yang sama yaitu
kongregasi suster Puteri Reinha Rosari, memberikan perhatian yang besar terhadap
perkembangan hidup para suster. Salah satu aspek perkembangan itu adalah
perkembangan dalam bidang kecerdasan emosional dimana para suster terkadang
menghadapi berbagai permasalahan dalam hidup berkomunitas yang
penyelesaiannya membutuhkan peran kecerdasan emosional. Kedua, komunitas-
komunitas di wilayah Larantuka mudah dijangkau karena saling berdekatan dan
anggota komunitasnya lebih dari lima suster setiap komunitas, sehingga
memudahkan juga untuk melakukan konseling kelompok. Ketiga, adanya minat
yang tinggi dan ketertarikan dengan bidang ini karena kecerdasan emosional sangat
dibutuhkan oleh setiap orang dalam hidup bersama dengan orang lain. Karena itu
upaya pengembangan kecerdasan emosional sangat diperlukan. Keempat, ada kesan
bahwa tidak jarang ada kesenjangan dalam hubungan antar pribadi para suster yang
sering membuat mereka kurang bahagia. Tidak mustahil bahwa hal ini terjadi
karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kecerdasan emosional dan
pengaruhnya terhadap kebahagiaan hidup bersama.
C Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini berbentuk kuesioner yang mengungkap kecerdasan
emosional. Kuesioner ini disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosional
menurut Goleman (2009), yaitu: 1) Mengenali emosi diri; 2) Mengelola emosi; 3)
memotivasi diri sendiri; 4) Mengenali emosi orang lain; 5) Membina Hubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kuesioner kecerdasan emosional ini bersifat tertutup. Dipilih bentuk kuesioner
tertutup dengan maksud agar para suster lebih terbuka dalam memberikan
informasi. Maksud kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut berisi pernyataan-
pernyataan yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti (Furchan, 1982: 249).
Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan instrumen penelitian.
1. Skala pengukuran kecerdasan emosional
Metode yang digunakan dalam skala kecerdasan emosional ini adalah
metode skoring yang dijumlahkan (Summated Rating), dengan skala Likert yang
terdiri atas empat jawaban yaitu: “Sangat Sering”, “Sering”, “Kadang-kadang”,
dan “Jarang”.
2. Indikator kecerdasan emosional
Indikator yang digunakan untuk menyusun kuesioner kecerdasan
emosional menurut Goleman (2009) yaitu:
a. Mengenali emosi diri
1) Kesadaran diri a) Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa. b) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka
pikirkan, perbuat dan katakan. c) Mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi kinerja. d) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan
sasaran-sasaran mereka. 2) Penilaian diri
a) Sadar akan kekuatan dan kelemahannya. b) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman. c) Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima
pandangan baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri. d) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri
sendiri dengan perspektif yang luas. 3) Kepercayaan diri
a) Berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan keberadaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
b) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban.
c) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.
b. Mengelola Emosi
1) Mengendalikan emosinya sendiri a) Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustrasi dan pengelolaan amarah. b) Berkurangnya ejekan verbal. c) Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat. d) Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri. e) Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri. f) Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa. g) Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan. h) Mengelola dengan baik emosi yang menekan. i) Tetap teguh, bersikap positif dan tidak goyah sekalipun dalam situasi
yang paling berat. j) Berpikir jernih dan tetap fokus kendati dalam keadaan tertekan.
2) Dapat dipercaya a) Bertindak seturut etika dan tidak pernah mempermalukan orang lain, b) membangun kepercayaan dengan sikap apa adanya dan jujur, c) berpegang pada prinsip secara teguh walaupun akibatnya adalah menjadi
tidak disukai orang lain.
c. Memotivasi Diri Sendiri
1) Dorongan untuk berprestasi a) berorientasi pada tujuan dengan semangat juang yang tinggi untuk
meraihnya, b) menetapkan tujuan yang menantang dan berani mengambil resiko, c) mencari infortmasi sebanyak-banyaknya untuk mengurangi
ketidakpastian dan mencari cara yang lebih tepat, d) terus belajar untuk meningkatkan prestasi.
2) Memiliki komitmen a) berkorban demi tercapainya tujuan, b) merasakan dorongan semangat dalam mencapai tujuan yang utama dalam
hidupnya, c) mempertimbangkan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat untuk
mengambil keputusan, d) mencari peluang untuk memenuhi kebutuhannya.
3) Memiliki inisiatif a) memanfaatkan peluang untuk memajukan dirinya, b) mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau diharapkan, c) berani melanggar batas-batas dan aturan yang tidak prinsip apabila perlu,
agar tugas dapat dilaksanakan, d) berani mengajak orang lain bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu
yang lebih baik. 4) Optimis
a) bersikap tekun dalam mengejar cita-citanya meskipun banyak hambatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b) bekerja atau belajar dengan harapan untuk sukses dan tidak merasa takut gagal,
c) berani belajar dari kegagalan.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
1) Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain. 2) Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain. 3) Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.
e. Membina Hubungan
1) Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan,
2) lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan, 3) lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi, 4) lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa, 5) lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok, 6) lebih suka berbagi rasa, bekerjasama, dan suka menolong, 7) lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.
3. Susunan kuesioner kecerdasan emosional
Secara keseluruhan item kecerdasan emosional dibagi menjadi item
positif dan item negatif. Item positif isinya mendukung, memihak atau
menunjukkan adanya atribut yang diukur. Sedangkan item negatif bila isinya
tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar,
2003).
4. Penskoran
Skor untuk masing-masing alternatif jawaban tergantung dari bentuk
pernyataan. Untuk pernyataan positif skor untuk jawaban Sangat Sering (SS): 4,
Sering (S): 3, Kadang-kadang (KK): 2 dan Jarang (J): 1, sedangkan untuk
pernyataan negatif, skor untuk jawaban Sangat Sering (SS): 1, Sering (S): 2,
Kadang-kadang (KK): 3 dan Jarang (J):4. Kisi-kisi kuesioner yang mengungkap
kecerdasan emosional disajikan dalam tabel 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 1
Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional untuk Penelitian
No Aspek Kecerdasan Emosional Item Positif Item Negatif
Jml
1 Mengenali emosi diri
a. Kesadaran diri 1 2 2
b. Kepercayaan diri 3, 4, 5, 6 7, 8, 9 7
c. Penilaian diri 10, 11, 12 13, 14, 15 6
2 Mengelola emosi
a. Mengendalikan emosi sendiri
16, 17, 18, 19 20, 21, 22, 23
8
b. Dapat dipercaya 24, 25, 26 27, 28, 29 6
3 Memotivasi diri sendiri
a. Dorongan untuk berprestasi 30 31, 32 3
b. Memiliki komitmen 33, 34 35, 46 4
c. Memiliki inisiatif 37, 38 39, 40, 41 5
d. Optimis 42 43, 44 3
4 Mengenali emosi orang lain
a. Mampu menerima sudut pandang orang lain
45, 46 47 3
b. Mampu berempati dan peka terhadap perasaan orang lain
48, 49, 50 51 4
c. Mampu mendengarkan orang lain
52, 53 54, 55 4
5 Membina hubungan
a. Mampu menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain
56, 57 58, 59 4
b. Mampu bekerja sama 60, 61, 62 63, 64, 65 6
c. Mampu berkomunikasi 66, 67, 68 69, 70 5
Jumlah 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
5. Validitas dan reliabilitas Instrumen
a. Validitas Instrumen
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan
dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah alat ukur dapat
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168). Jadi, sebuah alat ukur dapat
dikatakan valid jika alat ukur tersebut memberikan hasil ukur sesuai
dengan maksud tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi
suatu tes sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau
alat pengukur tersebut. Teknik statistik yang dipergunakan untuk menguji
validitas instrumen penelitian ini adalah teknik product moment yang
dikemukakan oleh Pearson (Masidjo, 1995: 246)
xyr =( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
xyr : Koefisien validitas item
N : Jumlah subyek
X : Skor-skor item
Y : Skor total peraspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Penentuan validitas dilakukan dengan memberi skor pada setiap
item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya proses perhitungan
dilakukan dengan komputer program SPSS (Statistical Programme for
Social Science) agar lebih efektif dan efisien.
Prosedur seleksi item berdasarkan data hasil uji coba item pada
kelompok subyek yang karakteristiknya setara dengan subyek yang
hendak dikenai skala dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap
parameter-parameter item. Dalam penentuan layak tidaknya suatu item
yang digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi
pada taraf signifikan 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total. Jadi semua item yang mencapai
koefisien korelasi item total positif dan signifikan pada taraf signifikansi
≤ 0,05 dianggap mempunyai konsitensi internal yang memuaskan. Hasil
rekapitulasi analisis uji coba kuesioner dapat dilihat dalam tabel 2. Hasil
perhitungan validitas dapat dilihat dalam lampiran 3 halaman 201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas Item
No Aspek Kecerdasan Emosional
Indikator Jumlah Item
Jml Item Valid
Jml Item Non
Valid 1 Mengenali
emosi diri a. Kesadaran diri 4 2 2
b. Kepercayaan diri 8 7 1
c. Penilaian diri 8 5 2
2 Mengelola emosi
a. Mengendalikan emosi sendiri
12 9 2
b. Dapat dipercaya 8 6 2
3 Memotivasi diri sendiri
a. Dorongan untuk berprestasi
4 4 0
b. Memiliki komitmen 6 4 2
c. Memiliki inisiatif 6 6 0
d. Optimis 4 3 1
4 Mengenali emosi orang lain
a. Mampu menerima sudut pandang orang lain
4 3 1
b. Mampu berempati dan peka terhadap perasaan orang lain
6 4 2
c. Mampu mendengarkan orang lain
6 5 1
5 Membina hubungan
a. Mampu menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang lain
4 4 0
b. Mampu bekerja sama 6 6 0
c. Mampu berkomunikasi
8 7 3
Jumlah 92 74 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah taraf sampai di mana suatu
instrumen menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Reliabilitas
sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur,
yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2003: 83).
Tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam
suatu pengukuran. Metode yang dipakai untuk pengujian tingkat
reliabilitas adalah metode belah dua (Split-half method). Alasan
pemilihan metode belah dua ini adalah pengukuran hanya dilakukan satu
kali. Metode belah dua yang dipakai berdasarkan urutan nomor item yang
bernomor gasal dan bernomor genap. Derajat reliabilitas ditentukan
dengan pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas tersebut ditentukan
dengan pedoman daftar indeks korelasi reliabilitas dengan ancar-ancar
sebagai berikut (Masidjo, 2006: 72):
Koefisien korelasi Kualifikasi
0,91-1,00
0,71-0,90
0,41-0,70
0,21-0,40
Negatif-0,20
Sangat tinggi
Tinggi
cukup
Rendah
Sangat rendah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan teknik
belah dua menurut Arikunto (2006) adalah sebagai berikut:
1) Menyebarkan instrumen kepada responden.
2) Memberi skor kepada setiap responden untuk semua butir
pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3) Mengelompokkan skor untuk butir-butir belahan pertama dan
belahan kedua, yaitu belah dua gasal-genap.
4) Memberi kode X untuk skor belahan pertama dan kode Y untuk skor
belahan kedua.
5) Mencari korelasi antara skor-skor belahan pertama (X) dengan skor-
skor belahan kedua (Y) yang dimiliki oleh setiap individu.
6) Untuk memperoleh indeks reliabilitas seluruh alat ukur digunakan
rumus Spearman-Brown.
Rumus: ttr = gg
gg
rxr+1
2
Keterangan rumus:
ttr = indeks reliabilitas instrument yang dicari
ggr = koefisien korelasi gasal-genap
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam uji coba
instrument adalah:
ttr =gg
gg
rxr+1
2 =
8920,018920,02
+x =
892,1784,1
= 0,9429
Berdasarkan hasil perhitungan analisis reliabilitas
menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
memenuhi kualitas keterandalan. Setelah dikoreksi dengan rumus
Spearman-Brown, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,9429.
Dengan demikian status tingkat reliabilitas penelitian ini termasuk
sangat tinggi (≥ 0,94-1,00). Maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
D Prosedur Pengumpulan Data
Secara garis besar pengumpulan data dilaksanakan dalam dua tahap, yakni
tahap persiapan mencakup penyusunan kuesioner dan uji coba, sedangkan tahap
pengumpulan data mencakup penyebaran dan pengisian kuesioner, serta
pengumpulan kuesioner.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan peneliti melakukan berbagai usaha antara lain:
a. Penyusunan kuesioner
Hal-hal yang dilakukan dalam menyusun keusioner adalah
menentukan variabel penelitian yaitu kecerdasan emosional. Selanjutnya
merumuskan aspek-aspek kecerdasan emosional, dan dijabarkan dalam
indikator-indikator. Dari indikator-indikator tersebut dirumuskan menjadi
butir-butir yang dapat mengungkapkan aspek yang ingin diukur. Butir-butir
pernyataan yang tersusun sebanyak 92 butir. Setelah butir kuesioner tersusun,
penulis mengkonsultasikannya kepada ahli dalam bidang yang bersangkutan
yaitu dosen Bimbingan dan Konseling, ahli dalam bidang hidup religius dan
dosen pembimbing.
b. Pelaksanaan uji coba
Sebelum melaksanakan uji coba kuesioner pada tanggal 22-25 Juni
2010 penulis menghubungi lima komunitas biarawati di Yogyakarta yang
dianggap cukup mewakili subyek penelitian yang sebenarnya. Kelima
komunitas dimaksud adalah komunitas PRR ( Suster-suster Puteri Reinha
Rosari) dengan peserta sebanyak 18 orang, komunitas suster SSpS (Suster-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
suster Misi Abdi Roh Kudus) dengan peserta 17 orang, komunitas CIJ
(Kongregasi Suster-suster Pengikut Yesus) dengan peserta 4 orang,
komunitas suster TMM (Tarekat Maria Mediatrix) dengan peserta 5 orang
dan komunitas suster FdCC (Biarawati Cinta Kasih Kanosian) dengan
peserta 10 orang. Jadi jumlah seluruh responden uji coba 54 orang. Jumlah
kuesioner yang dibagikan 54 eksemplar, dan kembali semua. Dari 54
eksemplar ada empat eksemplar yang tidak memenuhi persyaratan untuk
dianalisis. Alasannya responden adalah calon suster masih menempuh masa
pendidikan novisiat sehingga yang dianalisis 50 eksemplar. Pengisian
kuesioner di empat komunitas, yaitu komunitas suster PRR, komunitas suster
TMM, Komunitas suster CIJ, dan komunitas suster FdCC, diawasi sendiri
oleh peneliti. Komunitas suster SSpS tidak dapat diawasi karena sulitnya
para suster mencari waktu untuk bisa bersama. Sebagai jalan keluar peneliti
menjelaskan kepada pimpinan komunitas prosedur pengisian kuesioner serta
hal-hal lain yang dianggap penting berkaitan dengan kuesioner tersebut.
Dari 92 item, ternyata ada 18 item yang tidak valid, dengan p < 0.05 ke
18 item tersebut terdiri dari aspek mengenali emosi diri (5 item), mengelola
emosi (4 item), memotivasi diri sendiri (3 item), mengenali emosi orang lain
(4 item) dan membina hubungan (2 item). Tujuh puluh empat (74) item yang
valid memiliki xyr berkisar antara 0,282 (terendah) sampai dengan 0,641
(tertinggi). Item yang dipergunakan untuk penelitian adalah item yang
memiliki xyr 0,30-0,64. Oleh karena itu dari 74 item tersebut ada 70 item
yang digunakan sebagai bentuk final dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Pelaksanaan pengumpulan data
Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing untuk melakukan
penelitian, maka peneliti mengurus perijinan untuk melakukan penelitian
kepada Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Surat ijin diberikan dengan nomor
055/Pen/BK/JIP/IX/2010, tanggal 23 September 2010. Pengumpulan data
dilakukan di Larantuka Flores.
Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti menghubungi lima
pemimpin komunitas untuk menentukan waktu yang tepat. Setelah terjadi
kesepakatan maka penelitian dilaksanakan dengan waktu dan hari yang
berbeda sesuai dengan waktu masing-masing komunitas. Pelaksanaan pengisian
kuesioner berlangsung selama 5 hari berturut-turut yakni dari tanggal 8 Oktober
sampai 12 Oktober 2010. Waktu pengisian kuesioner berkisar antara 30 menit
sampai 50 menit.
Dalam tahap pelaksanaan penelitian, penulis datang sendiri ke
komunitas-komunitas di sekitar wilayah Larantuka. Sebelum pengambilan data
dimulai penulis menjelaskan tujuan penelitian serta menjelaskan petunjuk
tentang cara pengisian kuesioner. Jumlah subyek penelitian adalah 50 orang,
terdiri dari komunitas PRR Lebao: 12 orang, komunitas PRR Weri: 13 orang,
komunitas PRR Tabali: 6 orang, komunitas PRR Riangkemie: 16 orang dan
komunitas PRR Postoh: 3 orang.
Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:
a. Mempersiapkan diri 1 jam lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
b. Membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan
c. Memberi penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner, dan responden di
beri kesempatan untuk bertanya.
d. Memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi kuesioner.
e. Memeriksa kembali kuesioner yang telah dikumpulkan.
Proses pengumpulan data berjalan dengan lancar. Para responden di setiap
komunitas mengisi kuesioner dengan tenang dan rileks.
E Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis yang ditempuh yaitu:
1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Skor untuk masing-masing
alternatif jawaban tergantung dari bentuk pernyataan. Untuk pernyataan positif
skor untuk jawaban Sangat Sering (SS): 4, Sering (S): 3, Kadang-kadang (KK):
2 dan Jarang (J):1, sedangkan untuk pewrnyataan negatif skor untuk jawaban
Sangat Sering (SS): 1, Sering (S): 2, Kadang-kadang (KK): 3 dan Jarang (J):4.
2. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subyek.
3. Membuat tabulasi data.
4. Menghitung frekuensi berdasarkan skor untuk setiap item.
5. Menghitung prosentase berdasarkan frekuensi yang telah diperoleh untuk setiap
item.
6. Menentukan penggolongan tingkat masing-masing aspek kecerdasan emosional
berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian Acuan Patokan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
suatu penilaian yang membandingkan skor riil dengan skor yang seharusnya
dicapai oleh responden (Masidjo, 1995). Penggolongan pencapaian tingkat
kecerdasan emosional suster-suster digolongkan menjadi lima tingkat yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah dengan patokan seperti tabel
3.
Tabel 3
Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional dalam Hidup Berkomunitas
Para suster Puteri Reinha Rosari Larantuka Tahun 2010
Kategori Patokan
Sangat tinggi 90 % - 100 %
Tinggi 80 % - 89 %
Cukup 65 % - 79 %
Rendah 55 % - 64 %
Sangat rendah < 55 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yang pertama; jawaban terhadap
masalah kedua disajikan dalam Bab V.
A. Tingginya Aspek-aspek Kecerdasan Emosional Suster-suster Puteri Reinha
Rosari Larantuka Tahun 2010
Tingginya kecerdasan emosional suster-suster Puteri Reinha Rosari Larantuka
tahun 2010 dihitung dengan menggunakan perhitungan Penilaian Acuan Patokan.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe satu digunakan dengan memperbandingkan skor
riil dengan skor yang seharusnya (Masidjo, 1995). Patokan yang dipergunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4
Penggolongan Tingkat Kecerdasan Emosional
Suster-suster Puteri Reinha Rosari Larantuka Tahun 2010
Kategori Patokan
Sangat Tinggi 90%-100%
Tinggi 80%-89%
Cukup 65%-79%
Rendah 55%-64%
Sangat Rendah < 55%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Secara umum penggolongan tingkat kecerdasan emosional para suster
Puteri Reinha Rosari Larantuka pada tahun 2010, yang terungkap dalam hasil
penelitian adalah sebagai berikut: suster yang memiliki kecerdasan emosional
sangat rendah 0%, rendah 12% (6 orang), cukup 72% (36 orang), tinggi 16% (8
orang), dan sangat tinggi 0%.
Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) di atas tingginya aspek-aspek
kecerdasan emosional suster-suster Puteri Reinha Rosari Larantuka tahun 2010
adalah seperti yang disajikan dalam tabel 5.
Tabel 5
Tingginya Aspek-aspek Kecerdasan Emosional
Suster-suster Puteri Reinha Rosari Larantuka
Tahun 2010
Aspek Kecerdasan
Emosional
Sangat
Rendah
Rendah Cukup Tinggi Sangat
Tinggi
1. Mengenali emosi diri 0 % 14 % 66 % 18 % 2 %
2. Mengelola emosi 0 % 14 % 60 % 26 % 0 %
3. Memotivasi diri sendiri 0 % 12 % 68 % 14 % 6 %
4. Mengenali emosi orang lain
0 % 24 % 56 % 20 % 0 %
5. Membina hubungan 0% 10 % 56 % 30 % 4 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B. Pembahasan
Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya ingin memaparkan
kondisi/keadaan apa adanya dalam situasi tertentu. Berikut akan dilakukan pembahasan
terhadap hasil penelitian. Pada dasarnya pembahasan berfokus pada tiga hal yaitu
penyebab, akibat yang terjadi, dan usaha dari beberapa pihak dalam rangka mengatasi
masalah yang bersangkutan antara lain pimpinan dan suster-suster. Untuk
menghindari yang tidak perlu, maka dalam pembahasan masing-masing aspek
kecerdasan emosional, kemampuan yang sangat rendah, rendah dan cukup disatukan.
Kemampuan yang cukup dibahas menjadi satu dengan kemampuan yang sangat
rendah dan rendah karena dipandang belum ideal. Demikian juga dengan kemampuan
yang tinggi dan sangat tinggi disatukan.
1. Aspek mengenali emosi diri
a. Kemampuan mengenali emosi yang masih kurang atau belum maksimal
(sangat rendah, rendah dan cukup)
Suster-suster Puteri Reinha Rosari Larantuka yang memiliki kemampuan
mengenali emosi sangat rendah 0%, rendah 7 orang (14%) dan cukup 33 orang
(66%). Hasil ini kurang menggembirakan karena itu masih perlu ditingkatkan.
Kurangnya kemampuan sebagian besar suster untuk mengenali emosinya boleh
jadi dipengaruhi oleh faktor kepribadian dan pengolahan diri yang kurang
mendalam, kurangnya informasi atau belum disadari bahwa kecerdasan
emosional adalah kecerdasan yang dapat dikembangkan. Faktor berikutnya ada
kemungkinan kondisi lingkungan baik di komunitas maupun di tempat kerja
memberikan tekanan pada aspek intelektual dan kurang mengindahkan emosi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kurang adanya usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan menyadari dan
mengungkapkan emosi, serta adanya pengalaman traumatis karena
mengungkapkan emosinya.
Kemampuan mengenali emosi yang masih kurang (belum maksimal) dapat
mengakibatkan beberapa hal, misalnya individu yang bersangkutan hanya
mengejar prestasi karier dan mengabaikan aspek afektif, kurang memiliki
kepekaan terhadap emosinya sendiri, tidak mampu mengungkapkan emosinya
sendiri, dan tidak mampu mengungkapkan emosi yang dialaminya. Johnson
(Sinurat, 1999) mengatakan bahwa akibat yang timbul bila emosi tidak kita
sadari, tidak kita terima, atau tidak kita ungkapkan, kita sangkal atau tekan
antara lain: (1) menciptakan aneka masalah dalam hubungan antar pribadi, (2)
menyulitkan kita dalam memahami dan mengatasi aneka masalah yang telanjur
timbul dalam hubungan antar pribadi, (3) meningkatkan kecenderungan kita
melakukan persepsi secara selektif, (4) menimbulkan distorsi atau
penyimpangan dalam penilaian kita, (5) mengungkapkan perasaan dengan cara
yang sarat dengan tuntutan-tuntutan tertentu.
Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin kongregasi dan
pemimpin komunitas untuk meningkatkan kemampuan para suster mengenali
emosinya antara lain: menambah informasi mengenai pentingnya kecerdasan
emosional, mengadakan pelatihan tentang kecerdasan emosional, memberikan
bimbingan dan dinamika kelompok tentang mengenali emosi sendiri dan akibat
yang timbul bila emosi tidak diungkapkan, dan memberikan kesempatan kepada
para suster untuk mengungkapkan emosi yang dialami. Pengalaman emosi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dapat dijadikan tema rekoleksi atau retret, pengolahan hidup dan bimbingan
pribadi di komunitas.
Usaha dari para suster antara lain: membiasakan diri untuk mendengarkan
emosinya sendiri, menyadari emosinya dan mengungkapkan emosinya,
meningkatkan kesadaran atas perasaannya sendiri, sehingga mampu memberi
nama terhadap setiap reaksi-reaksi emosi dan perasaan yang dihadapi serta
membaca buku-buku tentang kecerdasan emosional.
b. Kemampuan mengenali emosi yang tinggi dan sangat tinggi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa para suster yang memiliki
kemampuan mengenali emosi tinggi 18% dan sangat tinggi 2%. Dapat
disimpulkan bahwa sebagian kecil suster memiliki kemampuan untuk
mengenali emosinya secara baik sehingga memudahkan individu untuk
mengungkapkan dan memberi nama terhadap emosi yang sedang dialami.
2. Aspek mengelola emosi
a. Kemampuan mengelola emosi yang masih kurang atau belum maksimal
(sangat rendah, rendah dan cukup)
Suster yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat rendah 0%, ada
7 orang (14%) yang memiliki kemampuan mengelola emosinya rendah, dan
30 orang (60%) yang kemampuan mengelola emosinya cukup. Ada berbagai
faktor yang menyebabkan kemampuan mengelola emosi masih kurang antara
lain: para suster kurang memiliki kemampuan untuk mengenali emosinya
sendiri sehingga kurang mampu pula mengungkapkannya secara tepat. Kurang
membiasakan diri untuk hening sehingga tidak sadar akan gejolak emosi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sedang hidup dalam dirinya. Ada kecenderungan untuk melihat keluar dirinya,
misalnya selalu menghakimi dan mempersalahkan orang lain.
Berbagai akibat yang terjadi apabila kemampuan mengelola emosi masih
kurang misalnya: kurang mampu menangani emosi yang muncul dan
mengungkapkannya secara tepat, mudah cemas, mudah tersinggung,
menghindari emosi yang menyakitkan, tidak mampu menerima kritik dan
memandang bahwa kritik yang ditujukan kepada dirinya itu sebagai suatu
ancaman/serangan, tidak memiliki kendali diri, mudah mencemooh, atau
menghina, bersikap menutup diri dan mudah putus asa (Goleman, 2009).
Wijokongko (2007: 15) mengatakan bahwa ketidakmampuan mengendalikan
emosi bisa membuat orang melakukan banyak perbuatan negatif.
Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan baik oleh pemimpin tertinggi
maupun pemimpin komunitas untuk meningkatkan kemampuan mengelola
emosi, antara lain: mengajak para suster/anggota komunitas untuk mengenali
emosinya, melihat nilai yang terkandung dalam emosi, menyadarkan para suster
bahwa tidak semua emosi menyakitkan. Pemimpin juga perlu menunjukkan
bahwa sebenarnya emosi yang menyakitkan pun sangat diperlukan asalkan tahu
apa makna dan isinya, serta memberikan bimbingan dan pelatihan mengenai
pengendalian diri, perilaku asertif, dan perilaku proaktif. Suster-suster sendiri
perlu berusaha bersikap terbuka, bersedia menerima kritik, dan memandang
kritik bukan sebagai serangan tetapi sebagai suatu masukan yang perlu
diperhatikan untuk pengembangan diri dalam hidup bersama.
b. Kemampuan mengelola emosi yang tinggi dan sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Sebagian kecil (26%) suster Puteri Reinha Rosari Larantuka sudah memiliki
kemampuan mengelola emosi yang tinggi. Ada berbagai faktor yang
menyebabkan kemampuan mengelola emosi tinggi antara lain: sebagian suster
sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk mengenali emosinya tetapi
kemampuan mengelola emosinya belum dikembangkan secara maksimal.
Suster yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang tinggi kiranya
memiliki konsep diri yang positif, memiliki tujuan yang realistis dan sesuai,
berani bertindak, mampu bersikap positif, berani mengakui kesalahan dan
berani menegur perbuatan yang tidak dapat diterimanya.
Agar kemampuan mengelola emosi yang sudah tinggi dapat menjadi
semakin tinggi, maka dibutuhkan usaha dari pemimpin tertinggi dan pemimpin
komunitas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan misalnya memberikan
pelatihan tentang mengelola emosi, memberikan informasi bahwa kemampuan
mengelola emosi perlu untuk berhasil dalam hidup. Para suster sendiri perlu
memiliki tekad dan kemauan untuk latihan pengolahan hidup yang
berhubungan dengan pengelolaan emosi, dan menambah informasi lewat
berbagai bacaan mengenai kecerdasan emosional.
3. Aspek memotivasi diri sendiri
a. Kemampuan memotivasi diri yang masih kurang atau belum maksimal
Suster yang memiliki kemampuan memotivasi diri sangat rendah 0%, ada 6
orang (12%) yang memiliki kemampuan memotivasi diri rendah dan 34 orang
(68%) memiliki kemampuan memotivasi diri cukup. Hal ini menunjukkan
bahwa cukup banyak suster masih mengalami kesulitan memotivasi diri. Gea
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(2002) mengatakan bahwa hambatan-hambatan tumbuhnya motivasi adalah
kurang percaya diri, kecemasan berlebihan, opini negatif, dan merasa bukan
bagian dari kelompok. Berbagai akibat yang timbul apabila kemampuan
memotivasi diri masih kurang (rendah dan cukup) antara lain: tidak mempunyai
semangat, daya juang rendah, tidak memiliki kepercayaan diri dan kurang
memiliki ketekunan.
Usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin di komunitas untuk
meningkatkan kemampuan memotivasi diri sendiri mencakup dorongan untuk
berprestasi, memiliki komitmen, dan bersikap optimis. Usaha yang lain
misalnya menelusuri bakat dan minat, menempatkan para suster untuk bekerja
sesuai dengan bakat dan minat, menentukan sasaran atau menginventaris
pengalaman-pengalaman positif. Usaha dari para suster misalnya membuat
prioritas dalam hidupnya.
b. Kemampuan memotivasi diri yang tinggi dan sangat tinggi
Beberapa suster yang tinggal disekitar wilayah Larantuka sudah memiliki
kemampuan yang tinggi (14%) dan sangat tinggi (6%) dalam memotivasi diri.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya kemampuan memotivasi diri
antara lain: adanya kesadaran yang tinggi terhadap kebutuhan yang perlu
dipenuhi. Tingkah laku manusia timbul karena ada kebutuhan, dan tingkah laku
manusia mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Faktor berikut yang turut mempengaruhi kemampuan
memotivasi diri ialah adanya cita-cita yang realistis dan ingin diraih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Akibat yang timbul apabila kemampuan memotivasi diri tinggi yaitu: lebih
bersemangat dalam hidup, lebih berhasil dalam hidupnya, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi, berani mencoba sesuatu yang baru, memiliki
dorongan untuk berprestasi, lebih memiliki komitmen, dan lebih optimis (Gea,
2002).
Berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin komunitas untuk
memaksimalkan kemampuan memotivasi diri, antara lain: mengajak anggota
komunitas untuk membuat refleksi secara tertulis misalnya apa yang menjadi
cita-cita anda? Target-target apa yang ditetapkan sebagai langkah konkrit untuk
mencapai cita-cita tersebut? Menurut Handoko (1992) cara-cara yang dapat
ditempuh oleh pemimpin untuk memperkembangkan dan memperkuat motivasi
diri antara lain: memperjelas tujuan yang dicapai, memadukan motif-motif yang
sudah dimiliki, merumuskan tujuan-tujuan sementara yang lebih dekat sifatnya,
memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, mengadakan persaingan,
merangsang pencapaian tujuan, dan memberi contoh yang positif.
Usaha dari para suster sendiri misalnya merencanakan dengan teliti target
yang mau dicapai serta fleksibel dalam beradaptasi dengan keadaan komunitas
dan lingkungan.
4. Aspek mengenali emosi orang lain
a. Kemampuan mengenali emosi orang lain yang masih kurang atau belum
maksimal
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa suster yang memiliki
kemampuan sangat rendah dalam mengenali emosi orang lain 0%, ada 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
orang (24%) yang memiliki kemampuan rendah dalam mengenali emosi orang
lain dan 28 orang (56%) memiliki kemampuan cukup. Sebagian besar suster-
suster kurang memiliki kemampuan untuk mengenali emosi orang lain
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: kurang memiliki sikap saling
mempercayai, kurang bersikap terbuka, kurang mempercayai perasaannya
sendiri, dan kurang meningkatkan kesadaran akan perasaan sendiri dan orang
lain.
Berbagai akibat yang timbul apabila kemampuan mengenali emosi orang
lain masih kurang misalnya tidak peduli dengan perasaan orang lain, tidak mau
tahu dengan keadaan orang lain, kurang dapat hidup bersama, ingin menang
sendiri, mudah tersinggung, dan sulit menyesuaikan diri.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pemimpin komunitas untuk
membantu meningkatkan kemampuan mengenali emosi orang lain antara lain:
melatih dan membiasakan para suster untuk bersikap terbuka, atau memberikan
pelatihan seperti pemahaman orang lain, kerja sama dan empati. Sedangkan
usaha yang dilakukan suster sendiri misalnya memberi perhatian kepada sesama
suster, mau menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan, dan belajar
mengerti orang lain.
b. Kemampuan mengenali emosi orang lain yang tinggi dan sangat tinggi
Para suster yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengenali emosi
orang lain ada 14 orang (28%), dan sangat tinggi sebanyak 1 orang (2%).
Adalah ideal bagi para suster sebagai orang dewasa yang memiliki kemampuan
tinggi atau sangat tinggi dalam mengenali emosi orang lain. Dengan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kemampuan mengenali emosi orang lain yang tinggi dan sangat tinggi maka
para suster akan bereaksi secara tepat terhadap situasi yang dihadapi, dapat
lancar dalam menjalankan tugas-tugasnya, bersikap empatik, lebih disukai oleh
sesamanya dan orang dewasa lainnya baik di komunitas maupun di tengah
masyarakat, mampu menerima sudut pandang orang lain, memiliki kepekaan,
dan mampu mendengarkan orang lain. Usaha dari suster sendiri antara lain
mau mengerti, memahami orang lain dan dapat bekerja sama.
5. Aspek membina hubungan
a. Kemampuan membina hubungan yang masih kurang atau berlum maksimal
(sangat rendah, rendah dan cukup).
Dalam banyak bidang pekerjaan, hubungan yang baik dengan banyak orang
sangat diperlukan dan diharapkan. Ada 5 orang (10 %) yang memiliki
kemampuan rendah dan 28 orang (56%) memiliki kemampuan yang cukup
dalam membina hubungan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan belum
maksimalnya kemampuan para suster dalam membina hubungan dengan orang
lain, antara lain: kecenderungan spontan untuk menghakimi, menilai,
membenarkan atau menolak pesan-pesan yang disampaikan oleh lawan
komunikasi.
Ada berbagai usaha yang dapat dilakukan pemimpin kongregasi dan
pemimpin komunitas antar lain: melakukan kunjungan pribadi/visitasi,
mengadakan dialog pribadi dengan anggota, mendengarkan dengan penuh
pemahaman antara lain memahami pikiran, perasaan, dan reaksi dari sudut
pandang individu, serta memberikan pelatihan tentang cara mengatasi konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dan mengembangkan keterbukaan. Usaha dari suster sendiri misalnya
menerima orang lain apa adanya, dan berpikir positif tentang orang lain.
b. Kemampuan membina hubungan yang tinggi, dan sangat tinggi
Beberapa suster sudah memiliki kemampuan yang tinggi (30%) dan
sangat tinggi (4%) dalam membina hubungan. Beberapa hal yang
mempengaruhi tingginya kemampuan membina hubungan adalah adanya
sikap saling mempedulikan, memiliki keyakinan bahwa orang lain menerima
dirinya tanpa syarat dan tanpa penilaian. Salah satu kunci dalam membina
hubungan adalah saling memberi dan menerima (Stein dan Book, 2000). Orang
yang memiliki kecakapan ini akan mampu menjalin hubungan dan mampu
menempatkan diri dalam kelompok.
Menurut Goleman (2009) individu yang memiliki kemampuan yang
sangat tinggi dalam membina hubungan dengan orang lain akan lebih baik
dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan dengan orang
lain, lebih bertenggang rasa dan dibutuhkan oleh teman-teman, serta lebih suka
berbagi rasa.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemimpin dalam meningkatkan
kecerdasan emosional para suster adalah memaksimalkan tenaga-tenaga suster
atau tenaga dari luar yang memiliki komptensi dalam bidang bimbingan dan
konseling sehingga secara berkala mengadakan konseling kelompok (Corey,
1997:357). Pemimpin juga perlu bekerjasama dengan pihak lain (orang luar)
yang lebih berkompeten untuk memberikan pelatihan yang berhubungan
dengan pengembangan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KONSELING KELOMPOK BAGI BAGI PARA SUSTER PUTERI
REINHA ROSARI LARANTUKA
Dalam bab ini disajikan pendampingan konseling kelompok, proses
pemberian layanan konseling dan dampak konseling kelompok dalam membantu
mengembangkan kecerdasan emosional Suster-suster Puteri Reinha Rosari
Larantuka dalam hidup berkomunitas sebagai implikasi hasil penelitian. Materi-
materi konseling kelompok yang diusulkan mengacu pada tingkat kecerdasan
emosional dalam hidup berkomunitas bagi suster-suster Puteri Reinha Rosari
Larantuka tahun 2010.
A. Pendampingan Konseling Kelompok untuk Suster-suster Puteri Reinha
Rosari Larantuka
Setelah mempelajari hasil penelitian, penulis menyusun topik-topik
konseling kelompok yang sesuai untuk melakukan konseling kelompok demi
meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan emosional para suster Puteri
Reinha Rosari Larantuka. Sebelum kegiatan konseling kelompok dilaksanakan,
ada beberapa hal yang dilakukan antara lain:
1. Membuat rencana kegiatan layanan konseling kelompok agar kegiatan
konseling kelompok dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Topik permasalahan disesuaikan dengan hasil penelitian sebagai berikut:
a) Cara mengungkapkan perasaan/emosi. Tema ini mencakup aspek
mengenali emosi diri, mengelola emosi dan mengenali emosi orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar suster (68%) kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mampu mengenali emosinya, 74% kurang mengelola emosi dengan baik,
80% kurang mampu mengenali emosi orang lain secara baik.
b) Cara mengendalikan emosi negatif. Tema ini mencakup aspek 2 yaitu
mengelola emosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 37 orang
(74%) yang kurang mampu mengelola emosinya secara baik.
c) Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri. Tema ini mencakup aspek
mengenali emosi diri dan memotivasi diri. Masih terdapat 34 orang
(68%) yang kurang mampu mengenali emosinya sendiri dan 40 orang
(80%) kurang mampu memotivasi dirinya secara baik.
d) Tema mendengarkan dan tema cara mengatasi konflik dalam hidup
bersama. Dua tema ini meliputi aspek mengenali emosi orang lain dan
aspek membina hubungan. Terdapat 40 orang (80%) yang kurang mampu
mengenali emosi orang lain, dan 38 orang (76%) kurang mampu
membina hubungan dengan orang lain.
e) Cara mengembangkan kepercayaan diri atau konsep diri yang positif.
Topik ini berhubungan dengan aspek memotivasi diri sendiri. hasil
penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat 40 orang (80%) yang
kurang mampu memotivasi dirinya secara baik.
2. Anggota yang mengikuti kegiatan konseling dibentuk berdasarkan
kesepakatan pemimpin kelompok (penulis) dengan para suster yang bersedia
mengikuti kegiatan konseling kelompok, karena perlu adanya keikhlasan
untuk mengikuti kegiatan dan tanpa adanya paksaan. Prayitno dan Amti
(2004: 313) mengatakan bahwa asas kerahasiaan sangat menonjol dalam
konseling kelompok, sehingga masing-masing anggota kelompok perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mempercayai konselor/pemimpin kelompok dan rekan-rekan mereka sebagai
sesama anggota kelompok. Oleh karena itu subyek penelitian dalam hal ini
anggota konseling kelompok bebas untuk mengikuti konseling kelompok dan
menentukan anggota kelompoknya.
3. Pemimpin kelompok terlebih dahulu mengadakan kontrak dengan anggota
kelompok, antara lain adanya kesepakatan waktu pertemuan, lamanya
kegiatan, dan banyaknya pertemuan yang akan diadakan.
Materi umum yang dibahas dalam konseling kelompok disusun
dengan mengacu pada aspek kecerdasan emosional, dapat dilihat dalam tabel
6.
Tabel 6
Materi Konseling Kelompok
Bagi Para Suster Puteri Reinha Rosari Larantuka
No Tujuan Pelayanan Materi/Tema
1 Peserta mampu memahami macam-macam
perasaan dan cara mengungkapkan perasaan/
emosinya secara jujur dan tepat.
Cara mengungkapkan
perasaan/emosi.
2 Peserta semakin mampu menyadari,
mengakui dan mengolah perasaan-perasaan
yang muncul dalam diri.
Cara mengendalikan
emosi negatif.
3 Peserta semakin mampu mengenal diri
dengan segala kekuatan dan kelemahannya
serta merasa bangga pada dirinya.
Mengenal kelebihan
dan kekurangan dalam
diri.
4 Peserta semakin mampu mendengarkan
dengan baik, mampu bekerjasama dengan
orang lain, dan mempu mengenali emosi
orang lain.
Mendengarkan.
5 Peserta semakin mampu memahami cara Cara mengatasi konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
mengatasi konflik. dalam hidup bersama.
6 Peserta semakin mampu mengembangkan
kepercayaan diri atau konsep diri yang
positif.
Cara mengembangkan
kepercayaan diri atau
konsep diri yang
positif.
Penyelenggaraan konseling kelompok ini dilakukan sebanyak dua
puluh empat kali untuk empat kelompok, masing-masing enam kali pertemuan
dengan tema/topik pertemuan yang sama. Setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang. Ada 23 orang yang bersedia untuk mengikuti konseling kelompok
(daftar terlampir). Hanya 23 orang yang bersedia mengikuti konseling
konseling kelompok karena penulis menerapkan asas kesukarelaan seperti
yang diungkapkan oleh Prayitno dan Amti (2004: 116) bahwa konseling harus
berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari klien maupun dari konselor.
Selanjutnya dibahas rencana kegiatan bimbingan dan konseling
kelompok dengan para pemimpin komunitas untuk mendapatkan izin. Rencana
ini disambut dengan baik walaupun waktu yang diberikan sangat terbatas yaitu
satu kali seminggu sehingga penulis berusaha mencari waktu lain diantara
kegiatan komunitas yang sangat padat. Materi yang dimasukkan dalam
kegiatan konseling kelompok adalah materi yang mengacu pada
pengembangan kecerdasan emosional.
Jadwal kegiatan konseling kelompok dapat dilihat pada tabel 7
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 7
Jadwal Kegiatan Konseling Kelompok
NO MATERI TANGGAL
KEGIATANKLPK WAKTU
1 Cara mengungkapkan
perasaan/emosi.
(Aspek 1, 2, 4)
16-10-2010
17-10-2010
17-10-2010
18-10-2010
1
2
3
4
16.00-17.00
10.00-11.00
16.00-17.00
16.00-17.00 2. Cara mengendalikan emosi
negatif.
(Aspek 2)
20-10-2010
21-10-2010
22-10-2010
23-10-2010
1
2
3
4
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00 3 Mengenal kekuatan dan
kelemahan dalam diri.
(Aspek 1, 3)
24-10-2010
24-10-2010
25-10-2010
27-10-2010
1
2
3
4
10.00-11.00
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00 4 Mendengarkan
(Aspek 4, 5)
28-10-2010
29-10-2010
30-10-2010
31-10-2010
1
2
3
4
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00
10.00-11.00 5 Cara mengatasi konflik
dalam hidup bersama.
(Aspek 4, 5)
31-10-2010
01-11-2010
03-11-2010
04-11-2010
1
2
3
4
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00
16.00-17.00 6 Cara mengembangkan
kepercayaan diri atau
konsep diri yang positif.
(Aspek 3)
05-11-2010
06-11-2010
07-11-2010
07-11-2010
1
2
3
4
16.00-17.00
16.00-17.00
10.00-11.00
16.00-17.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
B. Laporan Proses Pemberian Layanan Konseling Kelompok
Penyelenggaraan konseling kelompok ini dilakukan sebanyak dua
puluh empat kali untuk empat kelompok, masing-masing enam kali pertemuan
dengan tema/topik pertemuan yang sama. Setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang. Berikut ini dilaporkan hasil konseling kelompok dari kelompok satu
sampai kelompok empat.
1. Kelompok I
a. Pertemuan pertama: Cara mengungkapkan perasaan/emosi
1) Umum
Pada kesempatan pertama pelaksanaan konseling kelompok
hadir lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le, dan Af (inisial). Pembahasan
selanjutnya penulis akan menggunakan nama inisial.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan konseling kelompok berisikan:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, pelibatan diri,
atau proses memasukan diri ke dalam kelompok. Untuk
keperluan ini tempat duduk peserta diatur dengan membentuk
sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat
melihat satu sama lain secara langsung. Pembimbing kelompok
memulai kegiatan dengan ucapan selamat datang dan
mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
itu sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama. Kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan secara singkat tentang:
(1) Pengertian Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua peserta
dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi,
mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan
lain-lain yang sangat bermanfaat baik untuk kepentingan
diri sendiri maupun bagi peserta lain. Konseling kelompok
membicarakan masalah-masalah pribadi masing-masing
anggota kelompok.
(2) Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok bertujuan agar
setiap peserta :
(a) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan,
perasaan, dan lain-lain kepada anggota kelompok.
(b) Belajar menghargai pendapat orang lain.
(c) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi
(gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
(d) Dapat bertenggang rasa.
(e) Dapat saling membantu memecahkan masalah pribadi
yang dikemukakan dalam kelompok, dan lain-lain.
(3) Cara pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(a) Masing-masing peserta diminta secara bebas dan
sukarela, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, sikap,
saran serta perasaan yang dirasakannya pada saat itu.
(b) Mendengarkan dengan baik bila peserta lain berbicara
(c) Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
(4) Asas-asas yang perlu dilaksanakan
(a) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir harus
menyimpan dan merahasiakan apa saja, data dan
informasi yang didengar dan dibicarakan dalam
kelompok terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh orang lain.
(b) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan
terbuka mengeluarkan pendapat, ide, saran, dan apa
saja yang dirasakan dan dipikirkannya; tidak merasa
takut, malu atau ragu-ragu dan bebas berbicara tentang
apa saja sesuai topik yang dibahas.
(c) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat
menampilkan diri secara spontan tanpa di suruh atau
dipaksa.
(d) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan
yang dilakukan dalam kelompok tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma dan peraturan yang
berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak peserta
untuk membahas topik permasalahan yaitu “cara
mengungkapkan emosi.” Pemimpin kelompok lebih dahulu
menjelaskan tentang macam-macam emosi positif dan
negatif.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Suasana ketidakseimbangan mewarnai tahap ini; terjadi
konflik, konfrontasi dan keengganan dalam diri masing-masing
anggota. Proses yang terjadi adalah masing-masing anggota enggan
untuk memulai lebih dahulu. Ada kesan mereka masih saling
menunggu. Reaksi non verbal yang nampak adalah mereka saling
menatap, ada yang menganggukan kepala kepada teman dan
mengisyaratkan agar temannya memulai lebih dahulu. Pembimbing
kelompok memantapkan asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, dan kenormatifan kepada seluruh anggota, sehingga
mereka mampu menjalani suasana dalam tahap berikutnya.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Tahap ini merupakan kegiatan yang sebenarnya dari konseling
kelompok. Dalam tahap ini seluruh peserta berperan aktif dan
terbuka mengemukakan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan apa
yang dialami yaitu mengemukakan sebuah masalah pribadi yang
sedang dialami atau dideritanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Selanjutnya masalah-masalah yang muncul adalah sebagai
berikut:
(1) Mi mengalami masalah berkenaan dengan rasa marah. Hal yang
sangat sering dilakukan adalah memukul meja atau
membanting pintu atau benda yang ada dihadapannya.
(2) Bl sering menangis dan mendiamkan teman selama satu atau
beberapa hari bila sedang marah dan cenderung untuk
menghindar bertemu dengan orang yang sedang membuatnya
marah, kecewa atau jengkel.
(3) Is memiliki pengalaman pergi atau menghindar dengan
mengurung diri beberapa saat di kamar bila mengalami masalah
yang berhubungan dengan perasaan marah, kecewa, jengkel,
frustrasi, atau putus asa. Ia merasa bahwa tidak menemukan
teman yang cocok untuk mengungkapkan perasaannya. Ia
sering menekan perasaan yang dialami dan berusaha agar tetap
bersikap tenang walaupun dalam hatinya sedang bergulat
dengan permasalahan yang dialami. Ciri-ciri emosi yang
muncul yaitu tidak bersemangat, berbicara seperlunya saja, dan
sangat sensitif terhadap omongan orang lain sekalipun hal yang
dibicarakan itu baik.
(4) Le merasakan bahwa ia tidak pernah diam bila mengalami
perasaan negatif. Ia cenderung berbicara spontan dan kasar
serta memberi jawaban yang cenderung menyakitkan,
menyudutkan atau membuat lawan bicaranya jengkel sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
apa yang dirasakannya saat itu juga bisa dirasakan oleh lawan
bicaranya (balas dendam).
(5) Af cenderung sibuk atau mengalihkan perhatiannya pada
kegiatan-kegiatan lain agar tidak mendengarkan pembicaraan
teman atau sesama yang cenderung menyakitkan. Ia lebih
banyak diam atau memilih menghindar dengan cara pergi
beberapa waktu agar bisa menenangkan diri.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya, maka
pembimbing kelompok meminta para anggota kelompok untuk
saling memberikan masukan dengan mengemukakan berbagai
pendapat. Kesimpulan yang dikemukakan oleh para peserta
dengan bimbingan pembimbing kelompok adalah sebagai berikut:
(a) Ketika emosi negatif muncul berusaha untuk menyadari dan
mengendalikan diri misalnya berusaha untuk tenang. (b) Menulis
pada buku refleksi harian pada malam hari sesudah ibadat sore
bersama sesuai waktu yang disediakan komunitas antara jam 19.00-
19.30. (c) Menunda untuk mengungkapkan perasaan marah, kecewa
atau jengkel sampai dapat menguasai diri. (d) Membuat sublimasi
untuk menyalurkan emosi marah, jengkel atau kecewa dengan cara
mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga sehingga
emosinya tersalur pada kegiatan yang sedang dilakukan.
d) Tahap IV : tahap akhir
Pada tahap ini perhatian ditujukan kepada hasil yang dicapai
oleh seluruh anggota kelompok. Untuk itu pembimbing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
meminta para anggota untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh
dan memberikan kesan/manfaat dari kegiatan yang baru dilakukan.
Konseling ini diakhiri dengan doa penutup dan bersalaman.
3) Hasil
Kegiatan konseling kelompok ini merupakan pertemuan
pertama dan baru pertama kali dialami oleh para suster. Oleh karena itu
dinamika kelompok yang muncul masih rendah hal ini bisa dilihat dari
kurangnya keaktifan anggota dan belum adanya kerja sama antar
anggota untuk mencapai tujuan.
4) Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan kedua dengan kelompok tersebut, yaitu yang
diselenggarakan seminggu kemudian dengan topik “cara
mengendalikan emosi negatif”.
b. Pertemuan kedua: Cara mengendalikan emosi negatif
1. Umum
Pada kesempatan kedua pelaksanaan konseling kelompok hadir
lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le, dan Af.
2. Pelaksanaan
a. Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan kedua, oleh karena itu
tahap pembentukan tidak perlu lagi diselenggarakan karena semua
anggota kelompok sudah saling mengenal secara baik. Pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
atas kehadiran pada pertemuan kedua dan menegaskan kembali
aturan-aturan dan asas-asas dalam konseling kemudian dilanjutkan
dengan menjelaskan tema atau topik yang akan dibahas dalam
pertemuan.
b. Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam waktu
kurang lebih 1-2 menit apa yang dirasakan dan dipikirkan saat itu
berupa masalah-masalah pribadi dari setiap anggota kelompok yang
berhubungan dengan topik pembahasan yaitu cara mengendalikan
emosi negatif sebagai bahan lanjutan yang masih berkaitan topik
pertemuan pertama.
c. Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Setiap peserta secara sukarela membagikan pengalaman
mengendalikan emosi negatif sebagai berikut:
1) Mi mengatasi rasa marah dengan cara diam tetapi wajahnya
muram dan sikap yang cuek tidak bisa dikendalikan. Kurang
bersahabat dan kurang ramah, jawabannya selalu ketus atau
kadang-kadang meninggalkan orang lain yang sedang berbicara
dengannya. Sesudah emosi negatifnya reda baru mengajak
orang yang bersangkutan untuk bicara baik-baik.
2) Bl kalau lagi marah atau kecewa mendiamkan teman dan
berusaha untuk menghindar. Ia menuturkan bahwa ia memiliki
sikap angkuh/sombong karena sering enggan untuk mengakui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kelemahan dan menunggu serta mengharapkan orang lain yang
memulai.
3) Is cenderung pergi atau menghindar. Setelah perasaannya netral
ia akan minta maaf tapi kadang tidak tulus. Ia melakukan itu
hanya ingin agar suasananya baik kembali meskipun hatinya
masih panas.
4) Le cenderung bicara, mengomel dan menggerutu sepanjang
perasaan emosi masih menguasainya. Setelah perasaannya
netral ia akan mengatakan secara terus terang kepada temannya
dan spontan minta maaf tapi perasaan dendam sulit untuk
dihilangkan sehingga terkadang bila ada masalah yang mirip
maka ada kecenderungan untuk balas dendam.
5) Af suka mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain atau
mengalihkan pembicaraan ke hal lain dengan tujuan agar lawan
bicaranya tidak meneruskan pembicaraannya. Af memiliki
kepribadian yang lucu sehingga kadang-kadang ia
menanggapinya dengan hal-hal yang lucu pula. Ia
mengungkapkan kalau ia tidak menyimpan perasaan negatif
dalam hatinya. Ia mudah memberi maaf dan cepat melupakan
kesalahan orang lain.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya masing-
masing, pembimbing kelompok meminta anggota kelompok untuk
mengemukakan pendapat sebagai jalan keluar dalam mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi antara lain: ada yang menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
bahwa pengalaman masa kecil belum diolah sacara tuntas sehingga
cenderung terbawa dalam hidup bersama. Berusaha untuk
mengurangi sikap mengomel, menggerutu atau cenderung banyak
bicara agar bisa mendengarkan orang lain. Berusaha untuk lebih
banyak membuat refleksi secara mendalam tentang pengalaman
dan perasaan yang dialami dan bila perlu menuliskannya dalam
buku refleksi harian. Menggunakan secara baik waktu refleksi yang
telah disediakan komunitas setiap hari sesudah ibadat sore antara
pukul 19.00-19.30 dan menuliskannya atau membuat journal harian
seperti kebiasaan yang telah dibuat di masa novisiat. Mengatakan
secara terus terang tentang perasaan yang sedang dialaminya dan
mengungkapkannya pada waktu atau saat yang tepat. Berusaha
untuk lebih rendah hati dan menerima kekurangan/kelemahan
dalam diri.
d. Tahap IV: tahap akhir
Pada tahap ini perhatian ditujukan kepada hasil yang dicapai
oleh seluruh anggota kelompok. Untuk itu pembimbing meminta
para anggota untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dan
memberi kesan tentang kegiatan yang telah dilakukan. Sebelum
kelompok ini dibubarkan, pertemuan ditutup dengan doa.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan tentang satu hal
yang didapatkan dan mau dilaksanakan dalam minggu ini.
4. Tindak lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Sebagai tindak lanjut, pertemuan ketiga dengan anggota
kelompok tersebut akan dilaksanakan pada minggu berikutnya sesuai
dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
c. Pertemuan ketiga :Sifat positif dan negatif yang kumiliki
1. Umum
Pada kesempatan ketiga pelaksanaan konseling kelompok hadir
lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le, dan Af
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga. Pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima kasih
atas kehadiran dan selanjutnya menjelaskan topik/tema yang akan
dibahas yaitu mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing memantapkan kembali asas-asas konseling dan
aturan kelompok, kemudian pembimbing mengajak peserta untuk
memikirkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit apa yang
dirasakan saat itu, apa yang dipikirkan berupa masalah-masalah
pribadi dari setiap anggota kelompok yang berhubungan dengan
topik pembahasan yaitu sifat positif dan negatif yang dimiliki.
Tujuannya adalah agar para peserta semakin mengenal diri dengan
segala kekuatan dan kelemahan serta merasa bangga pada dirinya.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Masalah yang dihadapi oleh kelompok pada umumnya
adalah:
1) Mi mengemukakan bahwa dirinya tekun, rajin, cekatan, kerja
keras, dan bertanggungjawab. Kelemahan yang dimiliki adalah
cepat marah, bersikap kasar bila marah/kecewa, mudah reaksi
(rekatif) terhadap hal-hal yang dianggap kurang sesuai dengan
keinginan. Contoh reaksi yang muncul adalah memukul meja,
atau membanting apa saja yang ada di hadapannya. Hal yang
membuat dirinya bangga adalah ketekunannya dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan yang dihadapi. Ia dikenal
sebagai orang yang rajin dan cekatan dalam komunitas.
2) Le terbuka, jujur, bertanggungjawab dan setia. Kelemahan yang
dianggap paling dominan dalam dirinya adalah cerewet,
terkadang bicara ceplas ceplos dan cenderung menyinggung
perasaan orang lain. Di komunitas ia dikenal sebagai suster
yang cerewet, walaupun kadang-kadang ia merasa bahwa apa
yang dibicarakannya benar dan tepat tetapi anggota komunitas
melihatnya dirinya sebagai suster yang cerewet.
3) Is lebih banyak menemukan sisi negatif antara lain gugup,
mudah putus asa, cenderung menyendiri dan agak tertutup.
setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata Is mengatakan bahwa ia
merasa sendirian di komunitas. Ia sungkan bergaul dengan
anggota komunitas lain yang dianggap lebih senior dan banyak
berpengalaman dari dirinya. Sebagai suster muda, ia butuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
waktu untuk menyesuaikan diri. Ada perasaan rendah diri dan
tidak percaya diri.
4) Af memiliki rasa humor yang tinggi dalam komunitas (sering
membuat lucu). Ia mengakui bahwa ia masih butuh banyak
waktu untuk belajar hidup bersama anggota komunitas yang
yang dianggap lebih berpengalaman dalam hidup dan karya
dibandingkan dengan dirinya yang baru dua tahun berkaul. Ia
rajin tetapi sering ada keraguan dalam bekerja karena takut
salah. Kekuatan yang dimiliki adalah bekerja dengan tekun
sampai selesai.
5) Bl mengalami masalah gugup dan tidak berani berbicara dalam
pertemuan-pertemuan komunitas. Ia mengaku tidak memiliki
kelebihan yang menonjol, ia biasa-biasa saja dan agak malu-
malu mengakui diri sebagai orang yang sangat
bertanggungjawab.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya
masing-masing pemimpin kelompok meminta para anggota
menentukan masalah siapa yang harus diselesaikan terlebih
dahulu. Akhirnya terjadi kesepakan bahwa masalah yang mirip
diselesaikan lebih dahulu yaitu masalah Is dan Af, setelah itu
masalah Mi, Bl, dan Le. Kesimpulan dari semua yang
dikemukakan oleh para peserta dengan pemimpin kelompok
adalah: menyarankan kepada Is dan Le agar lebih terbuka
menyampaikan permasalahan yang dialaminya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pemimpin komunitas. Terlibat dalam kebersamaan terutama
rekreasi bersama anggota komunitas lain dengan demikian ada
kesempatan untuk berkomunikasi dan tahu sifat dan karakter
dari setiap orang. Perlu memiliki inisiatif untuk bertanya atau
sekedar memberi perhatian dengan cara membantu para suster
di komunitas. Lebih dahulu menyapa dan mengawali atau
memulai pembicaraan. Sedangkan untuk permasalahan anggota
lain perlu bersikap lebih sabar dalam komunitas, belajar untuk
menggunakan kata atau kalimat yang lebih halus, perlu banyak
membaca sehingga menambah kosa kata bila berbicara di
depan umum.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberi kesan tentang
kegiatan yang telah dilakukan. Setelah itu dilanjutkan dengan
doa penutup.
3. Hasil
Dinamika kelompok sangat terlihat, ada empati dan kerja
sama antar anggota kelompok dalam membantu memberikan
pendapatnya agar masalah yang dihadapi dapat diatasi.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan berikutnya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama. Masalah-masalah yang belum terpecahkan secara tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dalam konseling kelompok diusahakan penanggulangannya melalui
konseling individual terutama dengan Is.
d. Pertemuan keempat: Mendengarkan
1. Umum
Pada kesempatan keempat pelaksanaan konseling kelompok
hadir lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le, dan Af.
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan keempat, pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima kasih
atas kehadiran dan menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-
asas dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
tema atau topik yang akan dibahas dalam pertemuan yaitu
mendengarkan.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit untuk memikirkan masalah-
masalah pribadi yang berhubungan dengan topik pembahasan
yaitu mendengarkan. Tujuannya adalah agar para peserta semakin
mampu mendengarkan dengan baik, mampu bekerjasama dengan
orang lain dan mampu mengenali emosi orang lain.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang kemukakan dalam konseling kelompok
adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
1) Ma menemukan bahwa dalam kenyataan sehari-hari
seringkali kurang mendengarkan orang lain, suka memotong
pembicaraan atau mengalihkan topik pembicaraan.
2) Bl terlalu banyak bicara dan kurang mendengarkan orang
lain, hanya sekedar mendengar sehingga menimbulkan
kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
3) Is belum memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan
baik sampai selesai karena pada dasarnya ia kurang sabar.
Ketika orang lain berbicara ia sibuk dengan pikirannya
sendiri.
4) Le mengakui bahwa kemampuan untuk mendengarkan
dalam dirinya lemah karena kurang adanya penerimaan
terhadap orang lain terutama kekurangan/ kelemahan yang
dimiliki.
5) Af menemukan bahwa ia cenderung untuk menguasai
pembicaraan dan berusaha untuk menonjol sehingga
cenderung memotong pembicaraan orang lain.
Proses konseling berjalan sangat baik, dan semua anggota
kelompok sangat antusias untuk mengungkapkan pengalaman
dan saling memberi masukan untuk memperbaiki hubungan
mereka dengan orang lain. Semua anggota kelompok
menyadari bahwa mendengar yang baik adalah mendengarkan
pembicaraan orang lain dengan penuh perhatian sampai selesai
dan berbicara ketika lawan bicaranya sudah selesai berbicara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tentu saja hal ini membutuhkan pengorbanan dan mati raga
serta kesadaran diri yang terus menerus. Nampaknya agak sulit
untuk dipraktekkan dalam hidup sehari-hari tapi mereka
bertekad untuk mencoba mulai dari hal-hal yang kecil dan dan
ada yang mengatakan kita akan mencoba melatih diri untuk
mendengarkan melalaui kegiatan ini (maksudnya konseling
kelompok).
d) Tahap IV: tahap akhir
Pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberikan kesan atau
pembelajaran baru dari kegiatan yang telah dilakukan. Sebelum
kelompok ini dibubarkan didahului dengan doa penutup.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan tentang satu hal
yang didapatkan dari pertemuan ini. Menurut pengakuan Is, ia telah
bertemu dengan pimpinan komunitasnya untuk membicarakan masalah
yang dialami dan merasa terbantu.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan kelima dengan anggota kelompok tersebut sesuai
kesepakatan bersama.
e. Pertemuan kelima: “Cara mengatasi konflik dalam hidup bersama.”
1. Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pada kesempatan kelima pelaksanaan konseling kelompok
hadir lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le, dan Af.
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan kelima, pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima kasih
atas kehadiran dan menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-
asas dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
tema atau topik yang akan dibahas dalam pertemuan.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit, masalah-masalah pribadi dari setiap
anggota kelompok yang berhubungan dengan topik pembahasan
yaitu cara mengatasi konflik dalam hidup bersama. Tujuannya
adalah agar anggota kelompok semakin mampu memahami cara
mengatasi konflik.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang ditemukan oleh anggota kelompok dalam
mengatasi konflik beragam antara lain:
1) Mi menarik diri dan berusaha untuk menghindar dari masalah
yang sedang dihadapi.
2) Bl memaksakan pemecahan masalah menurut diri sendiri
kepada orang lain, sehingga kepetingan dirinya saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
terpenuhi. Ada kecenderungan mau menang sendiri, sehingga
orang lain dipersalahkan.
3) Is hanya mementingkan hubungan baik dan tidak
memperhitungkan kepentingan dirinya. Lebih baik mengalah
agar konflik yang terjadi cepat selesai.
4) Le cenderung untuk mengorbankan kepentingan orang lain, dan
berusaha mencari kompromi sehingga kepentingan dirinya
dapat tetap terpenuhi. Ada sikap egois dan mau menang sendiri.
5) Af mengalami bahwa masalah harus dicari cara pemecahannya
sehingga kepentingan dirinya dan hubungannya dengan orang
lain tetap terjalin baik. Berusaha mencari jalan pemecahan yang
baik sehingga kedua belah pihak merasa diuntungkan.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya masing-
masing maka pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
mengemukakan berbagai pendapat, usul, saran, gagasan, nasihat
dan sebagainya. Setiap anggota belajar dari pengalaman anggota
lain dalam mengatasi konflik. Nilai positif yang diperoleh dari
konflik yang dialami dalam hidup berkomunitas yang dikemukakan
antara lain lebih mengenal keinginan dan perasaan orang lain, lebih
menghargai orang lain, belajar untuk saling mendengarkan dan
belajar dari sesama untuk memaafkan sesama walaupun sangat
berat dan membutuhkan waktu.
d) Tahap IV: tahap akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Sebelum pertemuan diakhiri, pemimpin kelompok meminta
anggota kelompok untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan satu hal yang
didapatkan dari pertemuan ini.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan kelima dengan anggota kelompok tersebut sesuai
kesepakatan bersama.
f. Pertemuan keenam: Cara mengembangkan konsep diri yang positif.
1. Umum
Pada kesempatan keenam pelaksanaan konseling kelompok
hadir lima suster yaitu Mi, Bl, Is, Le dan Af.
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan keenam, pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima
kasih atas kehadiran pada pertemuan terakhir dan menegaskan
kembali aturan-aturan dan asas-asas dalam konseling kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan tema atau topik tentang cara
mengembangkan kepercayaan/konsep diri yang positif. Faktor
yang mempengaruhi konsep diri seseorang antara lain informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
yang diperoleh dari pengalaman bersama orang lain atau relasi
dengan orang lain, pola pikir atau cara melihat dan menilai diri
sendiri, dan ada pula faktor sosial dan budaya misalnya status
sosial, struktur dan peran. Konsep diri kita terbentuk sejak
proses lahir dan kemudian secara bertahap mengalami
perubahan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan diri kita sampai saat ini.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit masalah-masalah pribadi dari setiap
anggota kelompok yang berhubungan dengan topik pembahasan
yaitu cara mengembangkan kepercayaan diri yang positif.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang dikemukakan oleh kelompok dalam kegiatan ini
adalah:
1) Is cenderung menilai diri secara negatif misalnya ia bertubuh
pendek dan kecil, inteligensi atau kemampuan yang kurang. Ia
menganggap dirinya kurang pintar dibanding orang lain.
2) Le mengeluh tentang nama atau julukan tertentu (Cerewet)
yang disandang dalam komunitas yang nampaknya sepele
tetapi ternyata mempengaruhi dirinya yaitu terkadang timbul
keraguan dalam dirinya untuk bicara karena takut dikatakan
cerewet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3) Af tidak percaya diri karena pernah diejek dan ditertawakan
ketika pertama kali pindah ke komunitas ia mendapat giliran
untuk memimpin doa dan melakukan kesalahan yang menurut
anggota komunitas lucu dan langsung ditertawakan didalam
kapel sehingga suasana doa menjadi kacau. Peristiwa itu
berlanjut di kamar makan dan kadang waktu-waktu tertentu
masih ada anggota komunitas yang membicarakan kesalahan
yang pernah dilakukan walaupun itu hanya cerita untuk
membuat lucu tapi ia merasa bahwa sangat berpengaruh
dalam dirinya.
4) Bl memiliki kesamaan pengalaman dengan Is yaitu cenderung
menilai dirinya bodoh/kurang mampu, sehingga ia sering
gugup dan jantung sering berdebar keras ketika dipercayakan
untuk tampil di depan umum.
Hanya sedikit anggota kelompok yang memiliki konsep diri
positif sedangkan banyak yang menilai dirinya secara negatif.
Sebelum anggota kelompok memberikan solusi pemimpin
kelompok terlebih dahulu mengajak semua anggota kelompok
untuk melihat kembali hal positif yang dalam dirinya atau yang
pernah dikatakan oleh orang lain kepada dirinya misalnya kamu
cantik, kamu rajin, tekun, ramah, bertanggungjawab, dan
seterusnya. Tujuannya adalah agar anggota kelompok menyadari
bahwa mereka memiliki hal-hal yang baik dalam diri mereka.
Setelah itu setiap peserta diminta untuk saling memberi solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
dengan cara mengatakan hal positif dari setiap anggota kelompok
secara bergilir untuk meningkatkan konsep diri antara lain: kamu
imut, cantik, lincah, cepat tanggap terhadap situasi darurat, ringan
tangan/suka membantu, memiliki suaru yang merdu dan bagus,
tekun dalam bekerja, memiliki kepekaan terhadap kebutuhan orang
lain, suka menolong, selalu senyum dan gembira meskipun ada
masalah. Pemimpin kelompok membuat dinamika kelompok
dengan cara meminta peserta menghafal kalimat “apa pun yang
kamu katakan dan orang lain katakan tentang diriku, aku adalah
orang yang paling berharga.” Pemimpin kelompok mulai
mengucapkan kalimat kamu “kamu jelek” dan semua peserta
bersama-sama mengulang kalimat apa pun yang kamu
katakan….dan seterusnya.
d) Tahap IV: tahap akhir
Kegiatan konseling kelompok diakhiri dengan cara
pembimbing kelompok meminta setiap anggota kelompok untuk
mengungkapkan makna/manfaat yang didapatkan dari pertemuan
ini.
3. Hasil
Pembimbing kelompok meminta peserta untuk membuat
kesimpulan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir
(keenam) sekaligus memberikan pesan atau kesan terhadap kegiatan
ini.
4. Tindak lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok meminta
anggota untuk saling mendukung dan satu sama lain dalam hari-hari
selanjutnya.
Kesan untuk kelompok I: dinamika kelompok ini sangat hidup
walaupun awal konseling yaitu pada pertemuan pertama terkesan kaku dan
belum ada pembukaan diri. Setelah konseling berjalan beberapa kali para
peserta sangat terbuka, ada unsur saling percaya sehingga pembukaan diri
anggota sangat baik.
2. Kelompok II
a. Pertemuan pertama: Cara mengungkapkan perasaan/emosi
1) Umum
Pada kesempatan pertama pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan konseling kelompok berisikan:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, pelibatan diri,
atau proses memasukan diri ke dalam kelompok. Untuk
keperluan ini tempat duduk peserta diatur dengan membentuk
sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat
melihat satu sama lain secara langsung. Pembimbing kelompok
memulai kegiatan dengan ucapan selamat datang dan
mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
itu sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama.
Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan secara singkat
tentang:
(1) Pengertian Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, mengeluarkan pendapat, menanggapi,
memberi saran, dan lain-lain yang sangat bermanfaat baik
untuk kepentingan diri sendiri maupun bagi peserta lain.
Konseling kelompok membicarakan masalah-masalah
pribadi masing-masing anggota kelompok.
(2) Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok bertujuan agar
setiap peserta :
(a) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan, dan lain-lain kepada anggota
kelompok.
(b) Belajar menghargai pendapat orang lain.
(c) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi
(gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
(d) Dapat bertenggang rasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
(e) Dapat saling membantu memecahkan masalah pribadi
yang dikemukakan dalam kelompok, dan lain-lain.
(3) Cara pelaksanaan
(a) Masing-masing peserta diminta secara bebas dan
sukarela, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, sikap,
saran serta perasaan yang dirasakannya pada saat itu.
(b) Mendengarkan dengan baik bila peserta lain berbicara.
(c) Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
(4) Asas-asas yang perlu dilaksanakan
(a) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir harus
menyimpan dan merahasiakan apa saja, termasuk data
dan informasi yang didengar dan dibicarakan dalam
kelompok terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh orang lain.
(b) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan
terbuka mengeluarkan pendapat, ide, saran, dan apa
saja yang dirasakan dan dipikirkannya; tidak merasa
takut, malu atau ragu-ragu dan bebas berbicara tentang
apa saja sesuai topik yang dibahas.
(c) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat
menampilkan diri secara spontan tanpa di suruh atau
dipaksa.
(d) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan
yang dilakukan dalam kelompok tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
bertentangan dengan norma-norma dan peraturan yang
berlaku.
Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak peserta
untuk membahas topik permasalahan yaitu “cara
mengungkapkan emosi.” Pemimpin kelompok lebih dahulu
menjelaskan tentang macam-macam perasaan positif dan
negatif.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok membawa peserta melewati tahap
yang menegangkan. Pemimpin kelompok memantapkan
kembali asas-asas dalam konseling kelompok. Kemudian
pemimpin kelompok mengajak peserta untuk memikirkan
kembali pengalaman emosi yang dialami dalam 1 atau 2 minggu
yang baru dilewati. Apa yang dirasakan pada saat itu.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Dalam tahap ini seluruh peserta berperan aktif dan terbuka
untuk mengungkapkan masalah perasaan yang sedang dialami.
Selanjutnya dalam tahap ini dibahas satu masalah yang muncul
dari salah seorang peserta yaitu Am. Baru beberapa hari atau
minggu lalu, Am mengalami kekecewaan berhubungan dengan
tugas dan tanggungjawab yang harus dikerjakan di komunitas.
Ia sangat kecewa karena ia menganggap teman yang bekerja
dengannya sering malas dan santai, selalu memberi alasan
sibuk di sekolah sehingga pekerjaan di komunitas sering tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
beres dan anggota komunitas sering mengeluh soal
ketidakberesan ini. Satu hal yang membuat Am sangat marah,
kecewa dan frustrasi adalah persoalan ini dibahas dalam
pertemuan komunitas dan ia merasa disudutkan oleh temannya.
Bentuk kekecewaannya adalah ia pergi dari komunitas selama
beberapa hari dan menginap di tempat kerjanya. Ia tidak minta
ijin secara langsung kepada pimpinan tetapi hanya lewat pesan
singkat (sms) setelah hari berikutnya. Ia memilih pergi dari
komunitas karena ia sangat membenci temannya itu. setelah
beberapa hari ia kembali ke komunitas tapi ia tidak mau minta
maaf atas sikap dan perbuatannya seperti kebiasaan pada
umumnya. Jarang ia terlibat dalam kebersamaan dan ia tahu
kalau anggota yang lain enggan untuk menegurnya. Ia selalu
berusaha untuk tidak bertemu dengan teman satu komunitasnya.
Akibatnya jarang doa bersama, makan bersama dan mengikuti
kegiatan bersama. Ia sering memberikan alasan kalau sedang
ada kegiatan di luar komunitas atau masih ada lembur di tempat
kerjanya. Demikian Am mengungkapkan perasaannya sambil
menangis.
Setelah mendengar pengakuan Am, pemimpin kelompok
meminta pertimbangan anggota kelompok yang lain supaya
permasalahan yang dihadapi oleh Am segera di cari solusinya.
Maka sesuai kesepakatan kelompok akhirnya disetujui bahwa
kelompok akan mencoba memberikan beberapa masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kepada Am sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya antara lain:
(1) St menyarankan kepada Am agar tetap mengikuti kegiatan-
kegiatan kebersamaan dalam komunitas, walaupun saat ini
ia sangat sakit hati dan tertekan.
(2) Za memberi saran agar bagaimana pun keadaannya Am,
perlu mengalahkan rasa gengsinya dan berusaha untuk
rendah hati, mengalah dan minta maaf kepada anggota
semua komunitas, karena apa pun alasannya ia telah
melanggar aturan-aturan yang hakiki dalam hidup
berkomunitas sebagai seorang religuis yang menghayati
kaul-kaul kebiaraan.
(3) Be menganjurkan agar Am jujur dan terbuka membicarakan
perasaan yang dialaminya kepada teman kerjanya di
komunitas tersebut dari hati ke hati sehingga mereka bisa
saling mengerti, memahami dan akhirnya bisa menyadari
kekeliruan dan kelemahan mereka. Karena mungkin selama
ini temannya kurang menyadari tugas dan tanggung
jawabnya di komunitas dan membebankan tugas itu
kepadanya.
(4) Do memberi masukan kepada Am, agar bagaimanapun
situasinya ia tidak boleh meninggalkan komunitas tanpa
minta ijin terlebih dahulu. Do menyarankan agar Am boleh
pergi dari komunitas untuk beberapa saat tapi bukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
menginap ditempat lain apalagi tanpa sepengetahuan
pemimpin komunitas. Am perlu menyadari dan menguasai
diri serta perasaannya. Am diberi saran agar bertemu dengan
pimpinan komunitas dan mengungkapkan semua perasaan
dan kesulitan yang dialaminya agar dicari jalan keluar yang
terbaik baginya atau paling kurang pimpinan komunias
memahami keadaannya.
Setelah semua anggota komunitas memberikan saran
pemimpin kelompok menegaskan kembali masukan dari
masing-masing anggota kelompok dan selanjutnya
mengajak Am untuk kembali dan mempelajari regula
(peraturan) tertulis dalam konstitusi PRR. Pemimpin
kelompok membantu Am menemukan beberapa poin yang
tertulis dalam konstitusi. Am akhirnya menerima semua
pendapat dan berjanji untuk melakukan semua anjuran itu di
komunitasnya.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pada tahap ini pemimpin kelompok meminta Am
untuk menyimpulkan hasil yang ia peroleh dari
pengalamannya mengikuti konseling kelompok ini.
Selanjutnya meminta setiap anggota kelompok yang lain
agar masing-masing mengungkapkan satu hal didapatkan
dari kegiatan konseling ini. Sebelum konseling kelompok
ini dibubarkan, pertemuan ditutup dengan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
3. Hasil
Am diminta untuk membuat rencana tentang kegiatan yang
akan ia lakukan antara lain: ia akan berusaha mencari waktu untuk
menyampaikan permasalahannya kepada pimpinan komunitas,
setelah itu ia akan mencari waktu untuk bertemu dengan temannya
dan membicarakan semua perasaan yang dialaminya secara terbuka,
akan mencoba minta maaf kepada pemimpin komunitas dan semua
anggota komunitasnya walaupun ada perasaan gengsi (malu) dalam
diri, akan minta ijin bila meninggalkan komunitas agar tidak
meresahkan pemimpin dan anggota komunitas.
4. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan pertemuan
kedua dengan anggota kelompok sesuai kesepakan bersama.
b. Pertemuan kedua: Cara mengendalikan emosi
1. Umum
Pada kesempatan kedua pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan kedua, pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima kasih
atas kehadiran dan menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
asas dalam konseling. Sebelum konseling dilanjutkan pemimpin
kelompok menanyakan kepada Am tentang sejauh mana
perkembangan yang dialami sesuai rencana pertemuan pertama.
Am merasa lega dan senang karena sudah bisa minta maaf
kepada pimpinan dan anggota komunitas secara terbuka di ruang
makan namun ia masih mencari waktu yang tepat untuk bisa
bicara secara terbuka dengan pimpinan dan teman sekerja di
komunitasnya.
Pertemuan dilanjutkan dengan menjelaskan tema atau topik
yang akan dibahas dalam pertemuan.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit apa yang dirasakan saat itu, apa
yang dipikirkan berupa masalah-masalah pribadi dari setiap
anggota kelompok yang berhubungan dengan topik pembahasan
yaitu cara mengendalikan emosi negatif sebagai bahan lanjutan
yang masih berkaitan topik pertemuan pertama.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Setiap peserta secara sukarela membagikan pengalaman
mengendalikan emosi negatif sebagai berikut:
(1) St berusaha untuk meredam emosinya dengan cara masuk
kamar dan ternyata banyak hal yang dilakukan di dalam
kamar antara lain, marah didepan cermin, memukul bantal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
menangis, atau menuangkan perasaannya lewat tulisan atau
coretan pada buku/kertas.
(2) Za mengatakan secara terus terang kepada orang yang
bersangkutan bahwa saat ini ia marah, atau kecewa, atau
tidak suka namun ia menyadari bahwa terkadang dikatakan
dengan emosi yang meledak-ledak.
(3) Yu memutuskan untuk pergi atau menghindar agar ia tidak
terpancing untuk melakukan hal-hal yang agresif seperti
berkata kasar.
(4) Do berusaha untuk berpikir secara logis dan mencari tahu
penyebab dari masalah tersebut dan setelah itu ia berusaha
untuk meminta waktu dan mengatakan apa yang dirasakan
secara terus terang kepada orang yang bersangkutan
walaupun terkadang ditolak.
(5) Be selalu berusaha untuk diam dan tidak berkata apa pun
tetapi sasarannya adalah benda yang disekitarnya dibanting
atau dibuang.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya
masing-masing, pembimbing kelompok meminta anggota
kelompok untuk mengemukakan berbagai pendapat sebagai jalan
keluar dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi antara
lain: berusaha untuk lebih banyak berdoa dan refleksi tentang
pengalaman dan perasaan yang dialami dan bila perlu
menuliskannya dalam buku refleksi harian. Mengatakan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
terus terang tentang perasaan yang sedang dialaminya dan
mengungkapkannya pada waktu atau saat yang tepat. Berusaha
untuk lebih rendah hati, mengalah, dan mengakui serta menerima
kekurangan dan kelebihan sesama sehingga mengurangi perasaan
dan pikiran yang negatif tentang sesama.
Berhubung dengan terbatasnya waktu maka hanya
beberapa masalah ini yang dibahas dan dicarikan jalan keluarnya.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pada tahap ini perhatian ditujukan kepada hasil yang dicapai
oleh seluruh anggota kelompok. Untuk itu pembimbing meminta
para anggota untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dan
memberi kesan tentang kegiatan yang telah dilakukan. Sebelum
kelompok ini dibubarkan, pertemuan ditutup dengan doa.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan satu hal yang
didapatkan dari pertemuan ini.
4. Tindakan
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan ketiga dengan anggota kelompok tersebut sesuai
kesepakatan bersama.
c. Pertemuan ketiga: Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri
1. Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Pada kesempatan ketiga pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada hari
itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga. Pemimpin
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima
kasih atas kehadiran, menegaskan kembali asas-asas dan aturan-
aturan dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan tema/topik yang akan dibahas.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
memikirkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit kekuatan dan
kelemahan dalam diri masing-masing peserta. Tujuannya agar
para peserta semakin mengenal diri dengan segala kekuatan dan
kelemahan serta merasa bangga pada diri sendiri.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan.
Dinamika kelompok dilakukan dengan cara setiap
peserta diberikan kertas dengan ukuran dan warna yang sama
serta alat tulis. Setiap peserta diminta menuliskan dengan huruf
besar sebanyak mungkin kekuatan dan kelemahan dalam
dirinya. Setelah selesai kertas dikumpulkan, kemudian secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
acak dibagikan kepada masing-masing anggota. Peserta
diberikan kesempatan untuk membaca kekuatan yang dimiliki
kemudian peserta diajak untuk merenungkan salah satu
kelemahan yang sangat mengganggu hidupnya dan secara
sukarela membagikan pengalaman tentang kelemahan yang
dimiliki. Masalah yang dihadapi oleh kelompok pada umumnya
adalah:
(1) Am mengalami masalah kurang mampu mengeluarkan
pendapat di muka umum terutama saat pertemuan
komunitas. Ketika berbicara suaranya bergetar dan
membuatnya kurang percaya diri karena ia menyadari
bahwa bahasa Indonesia kurang lancar. Lama kelamaan
menjelma menjadi perasaan tidak mampu dan ada rasa
rendah diri.
(2) St awal tinggal di komunitas, menjadi kurang percaya diri.
Ia sering ragu-ragu untuk bekerja, ia merasa takut karena
harus bertanya terus-menerus. Terkadang rekan kerjanya
bosan dan menjawab seadanya. Namun akhirnya ia merasa
bersyukur karena ia bisa percaya diri, berkat dukungan dari
beberapa temannya di komunitas yang tahu keadaannya.
Teman-temannya tahu kalau ia bisa menjahit tapi karena
kurang percaya diri bakatnya tidak berkembang. Namun
setelah diberi motivasi ia menjadi sadar bahwa ternyata ia
bisa menjahit walaupun hanya melihat contoh cara membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pola, dan cara menjahit. Satu hal yang mengganjal dalam
dirinya adalah ia enggan dan takut untuk bertanya, ia
berpikir bahwa kalau ia bertanya jangan-jangan ia akan
mendapat marah. Ia memiliki pengalaman pernah dibentak
dan dimarahi ketika suatu kali ia bertanya terus karena ia
memang sama sekali tidak tahu.
(3) Za kurang percaya diri pada waktu mengajar. Ia menyadari
bahwa ia sama sekali tidak mampu tapi ia berbuat seolah-
olah bisa. Banyak kali ia sangat minder dengan guru-guru
senior tapi ia malu bertanya, selanjutnya ia mengatakan
bahwa ia merasa gengsi, takut dikatakan tidak mampu.
(4) Be di kenal sebagai salah satu anggota komunitas yang
cuek/masa bodoh. Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata ia
jarang memberitahu untuk tidak hadir atau terlambat
mengikuti acara di komunitas kepada pemimpin atau
anggota komunitas lain bila masih ada kegiatan atau urusan
lain di luar komunitas. Ia beranggapan bahwa komunitas
tahu kesibukannya.
(5) Yu mengalami hal sama seperti anggota lain yaitu kurang
percaya diri. Setelah ditelusuri lebih lanjut ternyata ia selalu
berpikir bahwa ia bodoh karena tidak bisa berpikir kreatif
dalam komunitas seperti teman lain. Dalam waktu atau
peristiwa-peristiwa penting pasti ada anggota komunitas
yang selalu membuat sesuatu yang baik dan bagus misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
merangkai bunga, menyiapkan ruang yang bagus, memasak
menu makanan yang baru atau membuat kartu ucapan yang
bagus. Ia merasa dirinya kecil dan tidak bisa. Ia mencoba
untuk belajar tapi cenderung tidak bertahan dan kurang
tekun walaupun ia tahu dan sadar bahwa ia tidak memiliki
satu ketrampilan apa pun dibanding anggota komunitas
lain.
(6) Do memiliki banyak kekuatan/kelebihan namun satu hal
yang kurang dalam dirinya adalah tidak bisa menyanyi
padahal setiap hari di komunitas paling kurang harus tiga
sampai empat kali menyanyi pada doa pagi, siang, sore dan
malam. Bila ia mendapat giliran untuk memimpin ia selalu
bergulat dan minta bantuan kepada teman-teman yang bisa
menyanyi tetapi terkadang teman-temannya dengan tahu
dan mau menolak agar ia bisa berusaha sendiri. Ia terpaksa
mencoba untuk sendiri tapi hal yang terjadi adalah suasana
menjadi tidak sakral karena ada yang tertawa. Ia bisa
menyanyi tapi suaranya sangat jelek.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh setiap anggota kelompok
adalah dengan saling memberi masukan berupa usul, saran,
nasihat, anjuran dan motivasi satu sama lain. Jalan keluar yang
ditempuh sehubungan dengan masalah-masalah yang dialami
adalah: banyak membaca buku-buku yang bisa membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
menambah pengetahuan dan kosa kata. Perlu adanya
kerendahan hati dan memberanikan diri untuk bertanya kepada
orang lain yang berpengalaman, dan berusaha untuk belajar dari
orang lain, membiasakan diri untuk memberitahu bila pergi
entah kepada pemimpin atau kepada anggota lain yang ada di
komunitas. Membuat jadwal kegiatan dan menyerahkan kepada
komunitas agar tidak terjadi kesalahpahaman. Berusaha untuk
belajar dengan tekun dan setia agar bisa menguasai salah satu
ketrampilan. Sebaiknya secara pribadi menyampaikan
kesulitan-kesulitan yang dialami kepada pemimpin komunitas
atau kepala sekolah atau pimpinan yayasan agar dibantu.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberi kesan tentang
kegiatan yang telah dilakukan.pertemuan ini diakhiri dengan
doa bersama.
3. Hasil
Dinamika kelompok berjalan sangat baik, ada kerja sama antar
anggota kelompok dalam memberikan saran/pendapat dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing anggota
kelompok.
4. Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Sebagai tindak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan keempat sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
d. Pertemuan keempat: Mendengarkan
1. Umum
Pada kesempatan keempat pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada hari
itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pemimpin kelompok mengucapakan selamat datang dan
terima kasih atas kehadiran pada pertemuan keempat, dan
dilanjutkan dengan doa bersama. Selanjutnya pemimpin
kelompok menegaskan kembali aturan dan asas-asas yang perlu
diperhatikan dalam kelompok.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok menjelaskan secara global tema
pertemuan yaitu mendengarkan. Tujuannya agar para peserta
semakin mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu
mengenali emosi orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pemimpin mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu 1-2 menit apa yang dirasakan saat itu, apa yang dipikirkan
terutama masalah/hambatan pribadi yang berhubungan dengan
topik pembahasan yaitu mendengarkan.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Setiap anggota kelompok secara bebas dan terbuka
mengemukakan pikiran dan perasaannya secara bergantian.
Maslah-masalah yang muncul adalah:
1) Am memiliki kebiasaan/kecenderungan untuk memotong
pembicaraan orang lain. Bila orang lain sedang berbicara ia
sibuk memikirkan kepentingannya sendiri sehingga
terkadang ia harus bertanya ulang tentang hal yang baru
dikatakan.
2) St memiliki pengalaman kurang mendengarkan dengan baik
maka terjadi kesalahpahaman. Ia menuturkan bahwa akibat
dari tidak mendengarkan secara baik dan benar ia membuat
suatu kesalahan dan berakibat kepada orang lain. Sebelum
pemimpin komunitas berangkat kesuatu pertemuan ia
dipesan untuk menanak nasi tetapi karena ia sibuk maka yang
didengarnya adalah memasak bubur. Akibatnya ia mendapat
omelan dan anggota komunitasnya terpaksa menahan rasa
lapar karena malam itu mereka makan bubur. Ia merasa
bersalah atas kejadian itu dan mempersalahkan dirinya
mengapa ia tuli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
3) Za menemukan bahwa ia cenderung banyak bicara dan hanya
sedikit saja mendengar. Terkadang dalam situasi banyak
pekerjaan atau sedang sibuk ia mendengar sambil berjalan
atau sambil mengerjakan tugasnya.
4) Be, Yu, dan Do memiliki pengalaman yang hampir sama
dengan teman-temannya berhubungan dengan
mendengarkan. Sering kali mendengar tapi hanya asal-asalan
saja. Salah satu contoh yang dialami secara nyata
dikomunitas adalah tidak menjalankan keputusan-keputusan
secara baik dalam komunitas karena tidak mendengarkan
dengan baik sehingga terjadi konflik. Ketiga anggota
kelompok ini kebetulan satu komunitas maka mereka
mengangkat satu kejadi baru-baru ini di komunitas yaitu
keputusan tidak memasak roti pada hari sabtu karena akan
diantar dari komunitas postulat. Ternyata mereka tidak
mendengarkan dengan baik karena waktu itu mereka asyik
bicara dengan teman di sampingnya. Akibatnya pemimpin
sangat marah, kesal dan jengkel sehingga mereka di hukum
untuk makan roti yang mereka buat sendiri selama beberapa
hari. Waktu itu mereka marah sekali dan menganggap
pemimpin keterlaluan tetapi ketika tema ini dibahas mereka
akhirnya sadar dan mengakui bahwa ternyata waktu itu
mereka tidak mendengarkan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Proses konseling berjalan sangat baik, semua anggota saling
memberikan tanggapan, solusi dan pertanyaan dan masukan
untuk memperbaiki hubungan mereka dengan orang lain. Semua
anggota kelompok menyadari bahwa mendengar yang baik
adalah mendengarkan pembicaraan orang lain sampai selesai,
mengerti dan memahami maksudnya, bertanya atau mohon
diulangi apabila belum menangkap isi/maksudnya. Mereka
menyadari bahwa sikap kurang mendengarkan akan
mengakibatkan hal-hal yang merugikan orang lain dan
merenggangkan hubungannya dengan sesama lain dalam
komunitas, serta selalu terbebani dengan perasaan bersalah
terhadap anggota komunitas yang lain.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh. Pertemuan ini ditutup
dengan doa.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan satu hal atau niat
apa yang mau dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini.
4. Tindakan
Sebagai tindak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan berikutnya sesuai jadwal yang telah disepakati bersama.
e. Pertemuan kelima: Cara mengatasi konflik dalam hidup bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
1. Umum
Pada kesempatan kelima pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada hari
itu dapat dibagi ke dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Hal-hal yang dibicarakan dalam tahap ini meliputi
penjelasan dan penegasan kembali tentang asas-asas dan aturan
dalam konseling kelompok, dilanjutkan dengan menjelaskan
tema tentang cara mengatasi konflik dalam hidup berkomunitas.
Dinamika kelompok dilakukan dengan cara pemimpin
kelompok membagi handout yang berisi lima macam gaya
dalam mengelola konflik, dan meminta peserta membaca dan
memahami macam-macam gaya tersebut.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk merenungkan
dalam waktu kurang lebih 1-2 menit hal-hal yang dirasakan dan
dialami, berkaitan dengan topik pertemuan.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Pemimpin meminta peserta membagikan pengalaman
yang mereka gunakan dalam mengatasi konflik.
1) Am cenderung menghindar dari setiap pokok permasalahan
maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik.
2) St terkadang tidak peduli dengan pihak lawan, yang penting
ia berada dipihak yang benar (menang kalah).
3) Za sering berusaha untuk menghindari konflik demi
kerukunan, ia lebih suka berdamai dari pada hubungan
dengan temannya menjadi rusak.
4) Be selalu berusaha untuk tenang dan mengalah agar konflik
tidak semakin memanas. Setelah semua pihak tenang baru
ia mencari solusi yang baik untuk berdamai.
5) Yu memiliki kecenderungan untuk menarik diri dengan cara
menghindar atau pergi dari komunitas dan berbuat seolah-
olah ada kegiatan lain supaya tidak bertemu.
6) Do memiliki prinsip mau senang-senang saja sehingga ia
lebih baik mengalah agar persoalannya cepat selesai.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya,
pemimpin kelompok meminta para anggota untuk
mengemukakan berbagai pendapat, usul, dan saran tentang cara
mengatasi konflik. Ada anggota kelompok (Am dan Yu)
menyadari bahwa tenyata cara yang dipakai dalam mengatasi
konflik selama ini kurang tepat. Konflik merupakan masalah
yang harus dicari pemecahannya. Konflik bermanfaat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan
yang terjadi di antara dua pihak yang berhubungan. Selanjutnya
Za menambahkan bahwa dalam menghadapi konflik,
seharusnya belajar dari gaya burung hantu yang selalu berusaha
mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan
mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain
yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak akibat konflik
itu. Be menganjurkan agar orang lain atau bahkan dirinya yang
terlibat dalam konflik berusaha untuk bersikap tenang, berbicara
empat mata dari hati ke hati secara terbuka sehingga kedua
belah pihak saling mengerti dan memahami tujuan/maksud dari
masing-masing pihak yang bertikai dan akhirnya mereka akan
menyadari dan kadang menertawakan kebodohan mereka
(pengalaman nyata dari Be dalam mengatasi konflik).
d) Tahap IV: tahap akhir
Sebelum pertemuan diakhiri, pemimpin kelompok meminta
setiap anggota kelompok untuk merumuskan satu manfaat atau
nilai positif yang diperoleh dari konflik yang dialami di
komunitas antara lain tahu keinginan dan maksud dari orang
lain, belajar untuk saling mendengarkan, saling menghargai dan
saling memaafkan. Konflik mendatangkan kerukunan dan
keakraban karena setelah konflik berakhir hubungan semakin
baik dan harmonis. Konflik mendatangkan rahmat bagi
komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3. Hasil
Kelompok menyadari bahwa strategi yang mereka gunakan
selama ini dalam mengatasi konflik ternyata merugikan pihak lain
karena mereka cenderung untuk mencari untung untuk diri sendiri.
4. Tindakan
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan berikut sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
f. Pertemuan keenam: cara mengembangkan kepercayaan diri/
konsep diri yang positif
1. Umum
Pada kesempatan keenam pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za, Be, Yu, dan
Do.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada
hari itu dapat dibagi ke dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pembimbing kelompok membuka pertemuan dengan
doa, ucapan terima kasih atas kehadiran pada pertemuan
terakhir dan menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-
asas dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan tema atau topik yang akan dibahas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
pertemuan yaitu cara mengembangkan kepercayaan
diri/konsep diri yang positif. Faktor yang mempengaruhi
konsep diri seseorang antara lain informasi yang diperoleh
dari pengalaman bersama orang lain atau relasi dengan
orang lain, pola pikir atau cara melihat dan menilai diri
sendiri, serta faktor sosial dan budaya misalnya status
sosial, struktur dan peran. Konsep diri terbentuk sejak
proses lahir dan kemudian secara bertahap mengalami
perubahan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan individu.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin mengajak peserta untuk memikirkan
dalam waktu kurang lebih 1-2 menit apa yang dirasakan saat
itu, apa yang dipikirkan berupa masalah-masalah pribadi
dari setiap anggota kelompok yang berhubungan dengan
topik pembahasan yaitu cara mengembangkan kepercayaan
diri yang positif.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang dikemukakan oleh kelompok dalam
kegiatan ini adalah:
1) Am dan Yu cenderung menilai diri secara negatif
misalnya bentuk tubuh, inteligensi atau kemampuan
yang kurang. Ia menganggap dirinya kurang pintar
dibanding teman-teman lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
2) St takut salah, selalu beranggapan bahwa jangan-jangan
ia akan dimarahi kalau ia hendak bertanya. Terkadang
melihat orang lain sebagai musuh.
3) Za tidak percaya diri dan sering mengalami trauma
ketika mendapat giliran untuk memimpin doa atau
acara-acara lain dalam komunitas. Pengalaman diejek
oleh teman-teman mempengaruhi cara pandang terhadap
diri sendiri.
4) Be memiliki kesamaan pengalaman dengan Am yaitu
cenderungan untuk menilai diri bodoh, dan tidak
mampu ketika akan melakukan tugas-tugas yang
dipercayakan kepadanya.
Hanya sedikit anggota kelompok yang memiliki
konsep diri positif sedangkan banyak yang menilai dirinya
secara negative. Solusi yang ditawarkan untuk
menyelesaikan permasalahan ini muncul dari pemimpin
kelompok yaitu mengajak semua anggota kelompok untuk
melihat kembali satu hal positif yang sudah dilakukan dan
dihidupkan dalam dirinya. Setelah itu setiap peserta diminta
untuk saling memberi solusi dan motivasi kepada anggota
dalam kelompok sehingga mereka saling belajar dari
pengalaman orang lain dalam meningkatkan konsep diri.
d) Tahap IV: tahap akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Pemimpin kelompok membuat dinamika kelompok
dengan cara meminta peserta menghafal kalimat “apa pun
yang kamu katakan dan orang lain katakan tentang diriku,
aku adalah orang yang paling berharga.” Pemimpin
kelompok mulai mengucapkan kalimat kamu “kamu jelek”
dan semua peserta bersama-sama mengulang kalimat apa
pun yang kamu katakan….dan seterusnya.
Kegiatan konseling kelompok diakhiri dengan cara
pembimbing kelompok meminta setiap anggota kelompok
untuk mengungkapkan manfaat yang didapatkan dari
pertemuan ini.
3. Hasil
Pembimbing kelompok meminta peserta untuk membuat
suatu kesimpulan akhir dari pertemuan pertama sampai
pertemuan terakhir (keenam) sekaligus memberikan pesan atau
kesan terhadap kegiatan-kegiatan ini.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok meminta
anggota untuk saling mendukung dan satu sama lain dalam hari-
hari selanjutnya.
Kesimpulan: suasana persaudaraan, dan keakraban dalam 6 kali
pertemuan pada kelompok ini sangat bagus. Ada sikap saling
mempercayai sehingga benar-benar ada pembukaan diri, dari
masing-masing anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3. Kelompok III
a. Pertemuan pertama: Cara mengungkapkan perasaan/emosi
1) Umum
Pada kesempatan pertama pelaksanaan bimbingan
konseling kelompok hadir enam orang suster yaitu Am, St, Za,
Be, Yu, dan Do.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan konseling kelompok berisikan:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, pelibatan
diri, atau proses memasukan diri ke dalam kelompok. Untuk
keperluan ini tempat duduk peserta diatur dengan
membentuk sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota
kelompok dapat melihat satu sama lain secara langsung.
Pembimbing kelompok memulai kegiatan dengan ucapan
selamat datang dan terima kasih atas kehadiran para peserta
pada hari itu sesuai dengan janji yang telah disepakati
bersama. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan secara
singkat tentang:
(1) Pengertian Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
berinteraksi, mengeluarkan pendapat, menanggapi,
memberi saran, dan lain-lain yang sangat bermanfaat
baik untuk kepentingan diri sendiri maupun bagi
peserta lain. Konseling kelompok membicarakan
masalah-masalah pribadi masing-masing anggota
kelompok.
(2) Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok bertujuan
agar setiap peserta :
(a) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan, dan lain-lain kepada anggota
kelompok.
(b) Belajar menghargai pendapat orang lain.
(c) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi
(gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
(d) Dapat bertenggang rasa.
(e) Dapat saling membantu memecahkan masalah
pribadi yang dikemukakan dalam kelompok, dan
lain-lain.
(3) Cara pelaksanaan
(a) Masing-masing peserta diminta secara bebas dan
sukarela, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide,
sikap, saran serta perasaan yang dirasakannya pada
saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
(b) Mendengarkan dengan baik bila peserta lain
berbicara
(c) Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
(4) Asas-asas yang perlu dilaksanakan
(a) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir harus
menyimpan dan merahasiakan apa saja, termasuk
data dan informasi yang didengar dan dibicarakan
dalam kelompok terutama hal-hal yang tidak boleh
dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
(b) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan
terbuka mengeluarkan pendapat, ide, saran, dan apa
saja yang dirasakan dan dipikirkannya; tidak merasa
takut, malu atau ragu-ragu dan bebas berbicara
tentang apa saja sesuai topik yang dibahas.
(c) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat
menampilkan diri secara spontan tanpa di suruh atau
dipaksa.
(d) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan
dan yang dilakukan dalam kelompok tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma dan peraturan
yang berlaku.
Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak
peserta untuk membahas topik permasalahan yaitu
“cara mengungkapkan emosi.” Pemimpin kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
lebih dahulu menjelaskan tentang macam-macam
perasaan positif dan negatif.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk
memikirkan dalam waktu 1-2 menit apa yang mereka rasakan,
dan pikirkan sesuai dengan topik pembahasan. Suasana
ketidakseimbangan mewarnai tahap ini, terjadi konflik,
konfrontasi dan keengganan dalam diri masing-masing anggota
untuk memulai pembicaraan. Pembimbing kelompok
memantapkan asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, dan
kenormatifan kepada seluruh anggota, sehingga mereka mampu
menjalani suasana dalam tahap berikutnya.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk secara sukarela
menyampaikan pengalaman atau masalah yang dihadapi saat
ini. Hal-hal yang dikemukakan dalam kegiatan ini adalah:
(1) Ra mengungkapkan emosi negatif dengan cara diam,
berbicara seperlunya saja, dan mudah sensitif terhadap
omongan orang lain sekali pun hal yang dibicarakan itu
baik.
(2) Ko membanting benda-benda yang ada disekitarnya.
(3) In langsung memberi tanggapan balik atau menyerang
dengan kata-kata yang kasar dan tajam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
(4) Je diam dan berontak di kamar dengan cara menangis atau
atau memukul benda-benda yang ada di kamar misalnya
bantal.
(5) Le kadang mogok kerja atau istirahat dari pekerjaaannya
agar bisa menguasai diri karena konsentrasinya otomatis
terganggu.
(6) Wi selalu mengalah dan menjawab dengan halus dan sopan
namun dalam hatinya ia mengumpat dan menahan amarah,
kejengkelan atau kedongkolan.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya
pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mencari
solusi yang tepat dalam mengungkapkan emosi antara lain:
mereka menyadari bahwa cara mereka mengungkapkan
emosi negatif belum tepat. Ada yang meyadari bahwa
dirinya kurang sabar, terkadang tidak memakai logika dan
hati sehingga ada kecenderungan untuk bersikap reaktif.
Tidak sadar kalau dirinya sedang dalam situasi marah,
jengkel, dongkol, kecewa, dll. Tidak dapat mengendalikan
diri dengan baik sehingga ada kecenderungan untuk saling
menyerang melalui sikap atau kata-kata. Pemimpin
kelompok menegaskan dan menggarisbawahi beberapa hal
seperti: apabila berada dalam situasi hati yang negatif maka
yang harus dilakukan pertama adalah sadar akan emosi atau
gejolak hati yang sedang dialami saat itu, berusaha untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
menguasai diri, agar emosi tidak meledak-ledak didepan
lawan bicara. Bicarakan baik-baik atau memberi jawaban
yang baik sehingga lawan bicara merasa nyaman dan
merasa diterima/dihargai. Carilah waktu yang tepat untuk
bicara dari hati ke hati dengan lawan bicara sehingga
masalah yang sedang dihadapi dapat dicari jalan keluarnya.
Bersikap rendah hati untuk mengakui kesalahan atau
memaafkan apabila benar-benar berbuat kekeliruan.
(d) Tahap IV: tahap akhir
Tahap ini perhatian ditujukan kepada hasil yang dicapai
oleh seluruh kelompok. Pemimpin kelompok meminta anggota
kelompok untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dari
pertemuan ini. Sebelum kelompok dibubarkan, pertemuan
ditutup dengan doa.
3) Hasil
Setiap peserta menyadari bahwa emosi negatif yang mereka
ungkapan selama ini kurang tepat, mereka bertekad untuk
memperbaiki diri mereka dengan cara setiap anggota kelompok
menyebitkan satu hal yang akan ia lakukan apabila ia mengalami
emosi negatif dalam hidup bersama.
4) Tindak lanjut
Sebagai itndak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan kedua sesuai dengan kesepakatan bersama.
b. Pertemuan kedua: Cara mengendalikan emosi negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
1. Umum
Pada kesempatan kedua pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ra, Ko, In, Je, Le, dan Wi.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada hari
itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Hal-hal yang dibicarakan dalam tahap ini meliputi
ucapan selamat datang, doa pembukaan dan selanjutnya
menjelaskan tema/topik pertemuan yaitu cara mengendalikan
emosi, sebagai bahan lanjutan dari topik pertemuan pertama.
Sebelum masuk pada tahap berikutnya pemimpin
kelompok menegaskan kembali asas-asas konseling kelompok,
dan aturan dalam konseling kelompok.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan 1-2
menit mengingat kembali pertemuan pengalamannya pada
pertemuan pertama dan menemukan cara-cara yang selama ini
telah dilakukan dalam mengendalikan emosi negatif yang
muncul.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
1) Ra menghindar dengan cara meninggalkan orang yang
sedang berbicara dengannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2) Ko diam tetapi membanting benda apa saja yang ada
disekitarnya.
3) In langsung memberi jawaban atau penjelasan kadang
dengan kata yang pedas dan kasar bila lawan bicaranya
kasar atau menggerutu dan mengomel. Ia menegaskan
bahwa kasar dan halus suaranya tergantung pada bahasa
lawan bicara.
4) Je diam tapi dalam hati sangat dongkol, tetapi setelah itu
menemui orang yang bersangkutan untuk meluruskan
persoalannya.
5) Le menarik dari pekerjaan atau kebersamaan.
6) Wi mengalah dan berusaha untuk tenang dan menjawab
dengan sopan dalam arti berbicara baik-baik dengan
sehingga lawan bicaranya mengerti maksud/tujuannya.
Setelah terjadi dialog panjang lebar dengan antar
anggota kelompok maka beberapa hal yang positif yang
dianggkat oleh anggota kelompok ini antara lain adanya
kesadaran diri bahwa ternyata hal yang mereka lakukan buukan
mendatangkan damai tetapi menambah konflik. Mereka juga
menemukan bahwa untuk dapat mengendalikan diri perlu sikap
tenang, sabar, dan keterbukaan hati untuk menerima dan
memahami orang lain. Mereka cenderung untuk memikirkan
diri sendiri dan kepentingannya serta tidak mengakui bahwa
sebagai manusia setiap orang tentu memiliki kelemahan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
kelebihan. Anggota kelompok yang lain mengakui bahwa
mereka perlu belajar dari pengalaman Je dan Wi dalam
mengatasi perasaan negatif. Mereka mengakui bahwa Je dan Wi
termasuk teman yang paling sabar dan tenang.
d) Tahap IV: tahap akhir
Berhubung anggota kelompok telah menemukan
beberapa kesadaran diri yang baru dalam konseling ini, maka
pemimpin kelompok menegaskan kembali beberapa hal
diantaranya perlu sikap hati yang tenang dan kesadaran diri
secara terus menerus tentang perasaan yang sedang dialami.
Mengakui dan menerima perasaan yang sedang dialami,
mengungkapkan perasaan itu secara tepat dengan
memperhatikan situasi dan kondisi baik tempat maupun lawan
bicara. Konseling ini diakhiri dengan doa penutup oleh seorang
peserta.
3. Hasil
Adanya kesadaran diri dari setiap anggota kelompok untuk
belajar mengendalikan emosi secara baik.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan ketiga sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
c. Pertemuan ketiga: Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
1. Umum
Pada kesempatan ketiga pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ra, Ko, In, Je, Le, dan Wi
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga, oleh karena itu
tahap pembentukan tidak perlu lagi diselenggarakan.
Pembimbing kelompok membuka pertemuan dengan doa,
ucapan terima kasih atas kehadiran pada pertemuan ketiga.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing memantapkan kembali asas-asas konseling
dan aturan kelompok, kemudian pembimbing mengajak peserta
untuk memikirkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit apa
yang dirasakan saat itu, apa yang dipikirkan berupa masalah-
masalah pribadi dari setiap anggota kelompok yang
berhubungan dengan topik pembahasan yaitu sifat positif dan
negatif yang dimiliki. Tujuannya adalah agar para peserta
semakin mengenal diri dengan segala kekuatan dan kelemahan
serta merasa bangga pada dirinya.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Masalah yang dihadapi oleh kelompok pada umumnya
adalah:
1) Ra mengemukakan bahwa dirinya rajin, ramah, tapi
kadang-kadang merasa takut bila dipercayakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
menyelesaikan suatu pekerjaan. Ra takut salah, takut
dimarahi, dan ia belum percaya pada dirinya bahwa ia bisa.
Bila diberi tanggungjawab ia selalu memberi alasan bahwa
ia sibuk tapi sebenarnya ia kurang percaya diri. Setelah
ditelusuri lebih lanjut ternyata Ra pernah mengalami
pengalaman dimarahi ketika tidak bisa mengerjakan tugas
yang diberikan secara baik dan benar saat berada disuatu
komunitas.
2) Ko menyadari dirinya sebagai seorang pekerja keras namun
sangat susah untuk duduk tenang dan konsentrasi
dibelakang meja. Ia lebih suka bergerak atau tidak tenang di
tempat. Akibatnya banyak pekerjaan yang dikerjakan
setengah-setengah karena ia lebih suka melayani orang lain
diluar ruangan daripada harus duduk dan menyelesaikan
tugas didalam ruangan misalnya menulis atau membuat
laporan. Ia merasa salah kamar, ia lebih suka mengurus hal-
hal diluar komunitas daripada harus duduk dan
menyelesakan pembukuan/keuangan. Sering ia diberi
julukan tukang jalan karena semua pekerjaannya tidak beres
dan sering lebih suka melayani permintaan untuk keluar
komunitas dari pada menyelesaikan tugas sendiri.
3) In agak bingung saat mengatakan bahwa ia adalah orang
baik dan jujur karena sebenarnya ada sikap malas, cuek dan
suka terlambat. Kurang ada semangat dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
tugas yang dipercayakan oleh komunitas yaitu mengurus
rumah tangga komunitas. Ia merasa terlalu banyak dibebani
tugas yang berat sehingga membuatnya sering marah dan
bentuk protesnya adalah lamban dan masa bodoh. Ia kerap
mendengar anggota komunitas menjulukinya sebagai orang
lamban tapi sebenarnya ia sengaja melakukannya karena ia
merasa lebih banyak bekerja dibanding dengan anggota
komunitas yang lain.
4) Je mempunyai masalah yang sama dengan Ra yakni kurang
percaya diri. Sebelumnya Je adalah sorang yang bisa
menyanyi tetapi karena pernah ditertawakan teman-teman
yang lebih pintar menyanyi maka lama kelamaan ia merasa
bahwa suaranya jelek dan suara teman-temannya lebih
bagus. Walau pun teman-temannya hanya sebatas bercanda
tapi ia merekam kata-kata itu dalam hatinya dan kata-kata
temannya selalu terulang kembali saat ia akan menyanyi.
5) Le mengalami masalah kurang mampu berbicara dimuka
umum terutama pertemuan komunitas. Kalau dia berbicara
suara agak bergetar. Hal ini membuat dia malu. Lama
kelamaan ia menjadi semakin tidak percaya diri.
6) Wi belum menemukan kelebihan yang ada dalam dirinya. Ia
mengatakan bahwa ia bekerja hanya mengikuti teman-teman
lain. Ia tidak dapat mandiri dan selalu membutuhkan orang
lain oleh karena itu ia sering suka bergabung pada pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
yang dikerjakan ramai-ramai/bersama-sama. Wi sering
ragu-ragu.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi
kesulitan dalam mengembangkan diri adalah saling belajar
dengan cara saling memberi masukan/solusi kepada anggota
kelompok antara lain menumbuhkan rasa percaya dalam diri
bahwa “saya bisa”, lebih rajin dan bersemangat dalam bekerja
untuk anggota yang menemukan bahwa ia sering dikatakan
malas oleh anggota lain dalam komunitas. Menyampaikan
secara jujur kepada pemimpin untuk dipindahkan ke tempat
tugas yang sesuai terutama bagi anggota yang suka pergi dan
tidak betah duduk lama dibelakang meja. Mengembangkan
sikap suka menolong bagi suster yang menemukan dirinya
bahwa ada sikap cuek/masa bodoh. Lebih banyak membaca
agar bisa berbahasa Indonesia yang baik bagi suster yang
mengalami kesulitan dalam berbahasa. Semakin banyak melatih
diri untuk lebih disiplin diri dalam hal pengaturan waktu. Lebih
peka terhadap kebutuhan sesama dalam komunitas.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberi kesan tentang
kegiatan yang telah dilakukan. Setelah itu dilanjutkan dangan
doa penutup.
3. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Dinamika kelompok sangat terlihat, ada empati dan kerja
sama antar anggota kelompok dalam membantu memberikan
pendapatnya agar masalah yang dihadapi dapat diatasi.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan berikutnya sesuai dengan jawal yang telah disepakati
bersama.
d. Pertemuan keempat: Mendengarkan
1. Umum
Pada kesempatan keempat pelaksanaan bimbingan
konseling kelompok hadir enam orang suster yaitu Ra, Ko, In, Je,
Le, dan Wi
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan konseling kelompok berisikan:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pemimpin kelompok mengucapkan selamat datang dan
terima kasih atas kehadiran pada pertemuan keempat, dan
dilanjutkan dengan doa bersama. Selanjutnya pemimpin
kelompok menegaskan kembali aturan dan asas-asas yang perlu
diperhatikan dalam kelompok.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Pemimpin kelompok menjelaskan secara global tema
pertemuan yaitu mendengarkan. Tujuannya agar para peserta
semakin mampu bekerja sama dengan orang lain dan mampu
mengenali emosi orang lain. Pemimpin mengajak peserta untuk
memikirkan dalam waktu 1-2 menit apa yang dirasakan saat itu,
apa yang dipikirkan terutama masalah/hambatan pribadi yang
berhubungan dengan topik pembahasan yaitu mendengarkan.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Setiap anggota kelompok secara bebas dan terbuka
mengemukakan pikiran dan perasaannya secara bergantian.
Masalah-masalah yang muncul hampir sama dengan kelompok
satu dan kelompok dua antara lain:
1) Ra pada dasarnya kurang sabar sehingga sering tidak sabar
mendengarkan orang lain berbicara sampai selesai.
2) Ko memilik masalah sama dengan Ra yaitu jarang
mendengarkan sampai orang selesai berbicara karena pada
dasarnya ia kurang sabar. Ketika orang lain berbicara ia
sibuk dengan pikirannya sendiri.
3) In menemukan bahwa dia cenderung untuk menguasai
pembicaraan dan berusaha untuk menonjol sehingga
cenderung memotong pembicaraan orang lain.
4) Je mendengar sambil lalu saja kalau hal itu dianggap tidak
penting apalagi dia tahu bahwa orang yang dihadapi
cenderung banyak bicara. Akibat dari pengalaman kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
mendengarkan sesuai pengalaman yang ungkapkan adalah
dia keliru menyampaikan pesanan yang sangat penting
untuk seorang anggota komunitas sehingga terjadi
kesalahpahaman dengan orang lain.
5) Le kurang mendengarkan dengan baik karena sibuk
memikirkan kepentingannya sendiri sehingga terkadang dia
bertanya tentang apa yang dikatakan lawan bicara
sebelumnya.
6) Wi terkadang menyediakan waktunya dengan baik untuk
mendengarkan orang lain secara baik dan ada sikap
penerimaan untuk mereka tetapi kalau sedang sibuk kadang
ia kurang mendengarkan.
Semua anggota kelompok menyadari bahwa mendengar
yang baik adalah mendengarkan pembicaraan orang lain dengan
penuh perhatian sampai selesai dan berbicara ketika lawan
bicaranya sudah selesai berbicara. Tentu saja hal ini
membutuhkan pengorbanan, kesabaran dan ketahanan serta
kesadaran diri terus menerus. Nampaknya agak sulit untuk
dipraktekkan dalam hidup sehari-hari tapi mereka bertekad
untuk mencoba mulai dan saling mengingatkan. Mereka
menyadari bahwa sikap kurang mendengarkan akan
mengakibatkan hal-hal yang merugikan orang lain dan
merenggangkan hubungannya dengan sesama lain dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
komunitas, serta selalu terbebani dengan perasaan bersalah
terhadap anggota komunitas yang lain.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberikan kesan atau
pembelajaran baru dari kegiatan yang telah dilakukan. Sebelum
kelompok ini dibubarkan didahului dengan doa penutup.
3. Hasil
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan tentang satu hal
yang didapatkan dari pertemuan ini.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan ketiga dengan anggota kelompok tersebut sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati bersama.
e. Pertemuan kelima: Cara mengatasi konflik dalam hidup bersama
1. Umum
Pada kesempatan kelima pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ra, Ko, In, Je, Le, dan Wi
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada
hari itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Hal-hal yang dibicarakan dalam tahap ini meliputi
penjelasan dan penegasan kembali tentang asas-asas dan aturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
dalam konseling kelompok, dilanjutkan dengan menjelaskan
tema tentang cara mengatasi konflik dalam hidup berkomunitas.
Dinamika kelompok dilakukan dengan cara pemimpin
kelompok membagi handout yang berisi lima macam gaya
dalam mengelola konflik, dan meminta peserta membaca dan
memahami macam-macam gaya tersebut.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk
merenungkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit hal-hal yang
dirasakan dan dialami, berkaitan dengan topik pertemuan.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Pemimpin meminta peserta mensharingkan gaya yang
selama ini mereka gunakan dalam mengatasi konflik.
1) Ra menunggu agar lawan bicara yang lebig dahulu menegur
atau mengajak bicara. Ia takut di tolak kalau menegur lebih
dahulu.
2) Ko mengalah supaya persoalannya cepat selesai.
3) In cenderung untuk memiliki sikap menang kalah atau
sebaliknya dalam menyelesaikan persoalan. Ia mengakui
bahwa kadang lebih melihat kesalahan pada orang lain.
4) Je menghindari konflik demi kerukunan, ia lebih suka
berdamai dari pada hubungan dengan temannya menjadi
rusak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
5) Le cenderung menghindar dari setiap pokok permasalahan
dan orang-orang yang dapat menimbulkan konflik.
6) Wi meminta waktu untuk berbicara dari hati ke hati secara
terbuka dan jujur.
Setelah semua anggota mengemukakan masalahnya,
pemimpin kelompok meminta para anggota untuk
mengemukakan pendapat, usul, saran,dan gagasan atau
nasehat. Beberapa yang dikemukakan pada pertemuan ini
antara lain Wi menganjurkan agar orang lain atau bahkan
dirinya yang terlibat dalam konflik berusaha untuk
bersikap tenang, berbicara empat mata dari hati ke hati
secara terbuka sehingga kedua belah pihak saling mengerti
dan memahami tujuan/maksud dari masing-masing pihak.
Anggota lain menganjurkan agar bicara secara terbuka, dan
jujur. Ada keikhlasan untuk menerima kelebihan dan
kekurangan baik diri sendiri maupun orang lain. Mencari
waktu yang tepat untuk menyelesaikan persoalan muncul.
Menguasai diri terutama emosi-emosi negatif dan berusaha
untuk tidak mencari kesalahan orang lain. Rendah hati untuk
mengakui atau minta maaf dan saling memaafkan.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok meminta setiap anggota kelompok
untuk merumuskan satu manfaat atau nilai positif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
diperoleh dari konflik yang dialami di komunitas. Pertemuan
ditutup dengan doa.
3. Hasil
Kelompok menyadari bahwa strategi yang mereka gunakan
selama ini dalam mengatasi konflik ternyata merugikan pihak lain
karena mereka cenderung untuk mencari untung untuk diri sendiri.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan berikut sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
f. Pertemuan keenam: cara mengembangkan kepercayaan diri/
konsep diri yang positif
1. Umum
Pada kesempatan kedua pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ra, Ko, In, Je, Le, dan Wi
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pembimbing kelompok membuka pertemuan dengan doa,
ucapan terima kasih atas kehadiran pada pertemuan terakhir dan
menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-asas dalam
konseling kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tema atau
topik yang akan dibahas dalam pertemuan yaitu cara
mengembangkan keprcayaan diri/konsep diri yang positif. Faktor
yang mempengaruhi konsep diri seseorang antara lain informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
yang diperoleh dari pengalaman bersama orang lain atau relasi
dengan orang lain, pola pikir atau cara melihat dan menilai diri
sendiri, dan faktor sosial dan budaya misalnya status sosial,
struktur dan peran.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit masalah-masalah pribadi dari setiap
anggota kelompok yang berhubungan dengan topik pembahasan
yaitu cara mengembangkan kepercayaan diri yang positif.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang dikemukakan oleh kelompok dalam
kegiatan ini adalah:
1) Ra rajin,ramah, tapi takut salah, dan kurang percaya diri.
2) Ko suka bekerja keras, suka menolong orang lain, tapi sering
dijuluki tukang jalan karena tidak pernah menolak kalau orang
minta bantuannya.
3) In memiliki sikap jujur namun sering bersikap malas dan
lamban.
4) Je mempunyai masalah yang sama dengan Ra yakni kurang
percaya diri. Menganggap dirinya tidak pandai disbanding
teman-temannya.
5) Le tidak percaya diri dalam hal berbicara di depan umum. Le
agak pendiam dan tertutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
6) Wi sabar, ramah, dan rajin namun cenderung mengikuti
kemauan orang lain atau sering ia mendengar teman-teman
mengatakan bahwa ia adalah manusia plin-plan (ikut arus),
tidak memiliki pendirian.
Sebelum setiap anggota kelompok memberikan pendapat/
idenya, pemimpin kelompok mengajak semua anggota
kelompok untuk melihat kembali hal positif yang sudah
dilakukan dan dihidupkan dalam dirinya atau yang pernah
dikatakan oleh orang lain kepada dirinya misalnya pandai, rajin,
cerdas, pekerja keras, tekun, bertanggungjawab, dan seterusnya.
Tujuannya adalah agar anggota kelompok menyadari bahwa
mereka memiliki hal-hal yang baik dalam diri mereka. Setelah itu
setiap peserta diminta untuk saling memberi solusi dengan cara
mengatakan hal positif dari setiap anggota kelompok secara
bergilir kepada temannya untuk meningkatkan konsep diri antara
lain: rajin, lincah, cepat tanggap terhadap situasi darurat, ringan
tangan/suka membantu, terbuka, tekun dalam bekerja, memiliki
kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, suka menolong, selalu
senyum dan gembira.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok membuat dinamika kelompok
dengan cara meminta peserta menghafal kalimat “apa pun yang
kamu katakan dan orang lain katakan tentang diriku, aku adalah
pribadi yang paling berharga.” Pemimpin kelompok mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
mengucapkan kalimat kamu “kamu jelek” dan semua peserta
bersama-sama mengulang kalimat apa pun yang kamu
katakan….dan seterusnya.
Kegiatan konseling kelompok diakhiri dengan cara
pembimbing kelompok meminta setiap anggota kelompok untuk
mengungkapkan manfaat yang didapatkan dari pertemuan ini.
3. Hasil
Pembimbing kelompok meminta peserta untuk membuat
kesimpulan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir
(keenam) sekaligus memberikan pesan atau kesan terhadap kegiatan
ini.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok meminta
anggota untuk saling mendukung dan satu sama lain dalam hari-hari
selanjutnya.
Kesimpulan: kelompok ini sangat hidup, ada sikap keterbukaan,
penerimaan dan saling medukung untuk maju bersama. Ada kerjasama
yang baik antar anggota kelompok sehingga tidak timbul keraguan
dalam membicarakan dan membahas masalah yang mereka alami.
4. Kelompok IV
a. Pertemuan pertama: Cara mengungkapkan perasaan/emosi
1) Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Pada kesempatan pertama pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu, Ag, dan
Yo.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan konseling kelompok berisikan:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Kegiatan ini merupakan tahap pengenalan, pelibatan
diri, atau proses memasukan diri ke dalam kelompok. Untuk
keperluan ini tempat duduk peserta diatur dengan membentuk
sebuah lingkaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat
melihat satu sama lain secara langsung. Pembimbing kelompok
memulai kegiatan dengan ucapan selamat datang dan
mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta pada
hari itu sesuai dengan janji yang telah disepakati bersama.
Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan secara singkat
tentang:
(1) Pengertian Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok adalah suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, mengeluarkan pendapat, menanggapi,
memberi saran, dan lain-lain yang sangat bermanfaat baik
untuk kepentingan diri sendiri maupun bagi peserta lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Konseling kelompok membicarakan masalah-masalah
pribadi masing-masing anggota kelompok.
(2) Tujuan Bimbingan dan Konseling Kelompok
Bimbingan dan konseling kelompok bertujuan
agar setiap peserta :
(a) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan, dan lain-lain kepada anggota
kelompok.
(b) Belajar menghargai pendapat orang lain.
(c) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi
(gejolak kejiwaan yang bersifat negatif).
(d) Dapat bertenggang rasa.
(e) Dapat saling membantu memecahkan masalah pribadi
yang dikemukakan dalam kelompok, dan lain-lain.
(3) Cara pelaksanaan
(a) Masing-masing peserta diminta secara bebas dan
sukarela, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, sikap,
saran serta perasaan yang dirasakannya pada saat itu.
(b) Mendengarkan dengan baik bila peserta lain berbicara
(c) Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok.
(4) Asas-asas yang perlu dilaksanakan
(a) Asas kerahasiaan, yaitu semua yang hadir harus
menyimpan dan merahasiakan apa saja, termasuk data
dan informasi yang didengar dan dibicarakan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
kelompok terutama hal-hal yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh orang lain.
(b) Asas keterbukaan, yaitu semua peserta bebas dan
terbuka mengeluarkan pendapat, ide, saran, dan apa
saja yang dirasakan dan dipikirkannya; tidak merasa
takut, malu atau ragu-ragu dan bebas berbicara
tentang apa saja sesuai topik yang dibahas.
(c) Asas kesukarelaan, yaitu semua peserta dapat
menampilkan diri secara spontan tanpa di suruh atau
dipaksa.
(4) Asas kenormatifan, yaitu semua yang dibicarakan dan
yang dilakukan dalam kelompok tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma dan peraturan
yang berlaku.
Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak
peserta untuk membahas topik permasalahan “cara
mengungkapkan emosi.” Pemimpin kelompok lebih
dahulu menjelaskan tentang macam-macam emosi positif
dan negatif.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan 1-2
menit mengingat kembali pengalamannya pada pertemuan
pertama dan menemukan cara-cara yang selama ini telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
mereka lakukan dalam mengendalikan emosi negatif yang
muncul.
c) Tahap III: tahap bekerja
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk secara
sukarela menyampaikan pengalaman atau masalah yang
dihadapi saat ini. Hal-hal yang dikemukakan dalam kegiatan
ini adalah:
(1) Ma mengatakan bahwa wajahnya kurang bersahabat dan
kurang ramah, jawabannya selalu ketus atau kadang-
kadang meninggalkan orang yang sedang berbicara
dengannya bila ia sedang marah, kecewa, atau jengkel.
(2) Si cenderung mengomel dan menggerutu sepanjang
perasaan emosi negatif masih menguasainya.
(3) Al menghindar agar bisa menguasai diri dan tidak
menyakiti orang lain karena kata-kata yang dilontarkan
cenderung pedas dan menusuk.
(4) Eu mengatakan dengan istilah cuek bebek dalam arti tidak
peduli terserah mau bicara apa ia akan berbuat seolah-olah
tuli/tidak mendengar.
(5) Ag memilih pergi sebentar misalnya ke kamar, atau ke
toilet atau di halaman dengan tujuan menenangkan diri
agar tidak terbawa emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
(6) Yo menanggapi emosi negatif dengan cara bergurau atau
menertawakan kebodohannya sendiri, selalu ada kata-kata
yang spontan diucapkan misalnya maaf saya keliru atau
maaf saya lupa, dan lain-lain, sehingga lawan bicara
memakluminya.
Setelah semua peserta mengemukakan masalahnya
pemimpin kelompok meminta anggota kelompok mencari
solusi yang tepat dalam mengungkapkan emosi antara lain:
mereka menyadari bahwa cara mereka mengungkapkan
emosi negatif belum tepat, bersikap reaktif, cenderung untuk
menyerang sebagai bentuk dari mekanisme pertahanan diri.
Solusi/masukan dari anggota kelompok antara lain perlunya
sikap hati yang dingin dan tenang dalam menyikapi
persoalan yang ada, sadar diri dan tahu gejolak emosi yang
sedang dialami saat itu. Pemimpin kelompok menegaskan
dan menggarisbawahi beberapa hal seperti: apabila berada
dalam situasi hati yang negatif maka pertama-tama yang
harus dilakukan adalah sadar akan emosi atau gejolak hati
yang sedang dialami saat itu, berusaha untuk menguasai
diri, agar emosi tidak meledak-ledak didepan lawan bicara.
Bicarakan baik-baik atau memberi jawaban yang baik
sehingga lawan bicara merasa nyaman dan diterima. Carilah
waktu yang tepat untuk bicara dari hati ke hati dengan
lawan bicara sehingga masalah yang sedang dihadapi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
dicari jalan keluarnya. Bersikap rendah hati untuk mengakui
kesalahan atau memaafkan apabila benar-benar berbuat
kekeliruan.
d) Tahap IV: tahap akhir
Tahap ini perhatian ditujukan kepada hasil yang
dicapai oleh seluruh kelompok yaitu adanya kesadaran diri
untuk berubah. Pemimpin kelompok meminta anggota
kelompok untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dari
pertemuan ini. Sebelum kelompok dibubarkan, pertemuan
ditutup dengan doa.
3) Hasil
Setiap peserta menyadari bahwa emosi negatif yang
mereka ungkapan selama ini kurang tepat, mereka bertekad untuk
memperbaiki diri mereka dengan cara setiap anggota kelompok
menyebitkan satu hal yang akan ia lakukan apabila ia mengalami
emosi negatif dalam hidup bersama.
4) Tindak lanjut
Sebagai itndak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan kedua sesuai dengan kesepakatan bersama.
b. Pertemuan kedua: Cara mengendalikan emosi negatif
1. Umum
Pada kesempatan kedua pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu, Ag, dan
Yo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada
hari itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Hal-hal yang dibicarakan dalam tahap ini meliputi
ucapan selamat datang, doa pembukaan dan selanjutnya
menjelaskan tema/topik pertemuan yaitu cara mengendalikan
emosi, sebagai bahan lanjutan dari topik pertemuan pertama.
Sebelum masuk pada tahap berikutnya pemimpin kelompok
menegaskan kembali asas-asas konseling kelompok, dan aturan
dalam konseling kelompok.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan 1-2
menit mengingat kembali pengalamannya pada pertemuan
pertama dan menemukan cara-cara yang selama telah dilakukan
dalam mengendalikan emosi negatif yang muncul.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang dikemukakan oleh kelompok dalam tahap ini
adalah:
a. Ma meninggalkan orang yang sedang berbicara dengannya
bila ia sedang marah, kecewa, atau jengkel.
b. Si cenderung mengomel dan menggerutu sepanjang
perasaan emosi negatif masih menguasainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
c. Al menghindar agar bisa menguasai diri karena kata-kata
yang dilontarkan cenderung pedas dan menusuk.
d. Eu mengatakan dengan istilah cuek bebek dalam arti tidak
peduli terserah mau bicara apa ia akan berbuat seolah-olah
tuli/tidak mendengar samapi orang yang bersangkutan
berhenti berbicara atau pergi meninggalkan dirinya.
e. Ag memilih pergi sebentar misalnya ke kamar, atau ke
toilet atau di halaman dengan tujuan menenangkan diri agar
tidak terbawa emosi.
f. Yo menanggapi emosi negatif dengan cara bergurau atau
menertawakan sendiri, selalu ada kata-kata yang spontan
diucapkan misalnya maaf saya keliru atau maaf saya lupa,
dll sehingga lawan bicaranya cepat memakluminya.
Setelah terjadi dialog panjang lebar dengan anggota
kelompok maka beberapa hal yang positif yang diangkat oleh
anggota kelompok ini antara lain adanya kesadaran diri bahwa
ternyata hal yang mereka lakukan bukan mendatangkan damai
tetapi menambah konflik. Mereka juga menemukan bahwa
untuk dapat mengendalikan diri perlu sikap tenang, sabar, dan
keterbukaan hati untuk menerima dan memahami orang lain.
Mereka cenderung untuk memikirkan diri sendiri dan
kepentingannya serta tidak mengakui bahwa sebagai manusia
setiap orang tentu memiliki kelemahan dan kelebihan. Anggota
kelompok yang lain mengakui bahwa mereka perlu belajar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
pengalaman Ag dan Yo dalam mengatasi perasaan negatif
antara lain pergi sebentar keluar ruangan atau ke toilet atau
kehalaman agar dapat menguasai diri. Bersedia mendengarkan
dengan baik dan mengucapkan kata terima kasih atau maaf,
dengan demikian emosi lawan bicara juga tidak meledak-ledak.
d) Tahap IV: tahap akhir
Anggota kelompok telah menemukan beberapa kesadaran
diri dalam konseling ini, maka pemimpin kelompok menegaskan
kembali beberapa hal diantaranya perlu sikap hati yang tenang dan
kesadaran diri secara terus menerus terhadap perasaan yang sedang
dialami. Mengakui dan menerima perasaan yang sedang dialami,
mengungkapkan perasaan itu secara tepat dengan memperhatikan
situasi dan kondisi baik tempat maupun lawan bicara. Konseling ini
diakhiri dengan doa penutup oleh seorang peserta.
3. Hasil
Adanya kesadaran diri dari setiap anggota kelompok untuk
belajar mengendalikan emosi secara baik.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pemimpin kelompok mengadakan
pertemuan ketiga sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
c. Pertemuan ketiga: Mengenal kekuatan dan kelemahan dalam diri
1. Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Pada kesempatan ketiga pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu, Ag, dan
Yo.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada hari
itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan ketiga. Pemimpin
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima
kasih atas kehadiran, menegaskan kembali asas-asas dan
aturan-aturan dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan
menjelaskan tema/topik yang akan dibahas.
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
untuk memikirkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit
kekuatan dan kelemahan dalam diri masing-masing peserta.
Tujuannya agar para peserta semakin mengenal diri dengan
segala kekuatan dan kelemahan serta merasa bangga pada diri
sendiri.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Dinamika kelompok dilakukan dengan cara setiap
peserta diberikan kertas dengan ukuran dan warna yang sama
serta alat tulis. Setiap peserta diminta menuliskan dengan huruf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
besar sebanyak mungkin kekuatan dan kelemahan dalam
dirinya. Setelah selesai kertas dikumpulkan, kemudian secara
acak dibagikan kepada masing-masing anggota. Peserta
diberikan kesempatan untuk membaca kekuatan yang dimiliki
kemudian peserta diajak untuk merenungkan salah satu
kelemahan yang sangat mengganggu hidupnya dan secara
sukarela membagikan pegalamannya kepada anggota
kelompok. Masalah yang dihadapi oleh kelompok pada
umumnya sama dengan tiga kelompok yang lain yaitu meliputi
kurang percaya diri seperti yang dialami Ma; merasa takut dan
gemetar bila akan tampil di depan misalnya ketika
membawakan renungan di mimbar pada tugas doa pagi di
kapel sering keringat dingin dialami oleh Si; Al merasa takut
salah, cepat merasa bosan atau jenuh dalam bekerja; Eu
cenderung suka pergi dan jarang konsentrasi untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu; atau suka menunda-nunda
pekerjaan seperti yang dalami oleh Ag. Permasalahan Yo
adalah suka menyendiri dan pendiam.
Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialami oleh setiap anggota kelompok
adalah dengan saling memberi masukan berupa usul, saran,
nasihat, anjuran dan motivasi satu sama lain. Jalan keluar yang
ditempuh sehubungan dengan masalah-masalah yang dialami
adalah: berusaha untuk sering tampil atau berani berpendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
dalam pertemuan-pertemuan komunitas, banyak membaca
buku-buku yang bisa membantu menambah pengetahuan dan
kosa kata. Membuat jadwal kegiatan dan berusaha untuk
bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, membuat
catatan atau peringatan tertentu tentang tugas yang perlu segera
diselesaikan pada secarik kertas dan dilekatkan pada tempat
yang mudah untuk dibaca, tekun dan disiplin baik dengan diri
sendiri maupun dengan waktu. Berusaha untuk terlibat dalam
kebersamaan misalnya pada saat rekreasi atau acara-acara lain,
sehingga bisa belajar untuk berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan orang lain. Berusaha untuk terlibat dalam pembicaraan-
pembicaraan dengan orang lain dalam waktu-waktu luang.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok
untuk menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberi kesan
tentang kegiatan yang telah dilakukan.
3. Hasil
Dinamika kelompok berjalan sangat baik, ada kerja sama
antaranggota kelompok dalam memberikan saran/pendapat dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing
anggota kelompok.
4. Tindak lanjut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberi kesan tentang
kegiatan yang telah dilakukan.
d. Pertemuan keempat: mendengarkan
1. Umum
Pada kesempatan keempat pelaksanaan bimbingan
konseling kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu,
Ag, dan Yo.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada
hari itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: tahap permulaan/pembentukan
Pertemuan ini adalah pertemuan keempat. Pembimbing
kelompok membuka pertemuan dengan doa, ucapan terima
kasih atas kehadiran pada pertemuan keempat dan
menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-asas dalam
konseling kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tema atau
topik yang akan dibahas dalam pertemuan yaitu
mendengarkan.
b) Tahap II; tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan dalam
waktu kurang lebih 1-2 menit apa yang dirasakan saat itu, apa
yang dipikirkan berupa masalah-masalah pribadi dari setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
anggota kelompok yang berhubungan dengan topik
pembahasan yaitu mendengarkan. Tujuannya adalah agar para
peserta semakin mampu bekerjasama dengan orang lain dan
mampu mengenali emosi orang lain.
c) Tahap III: Tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang kemukakan dalam konseling kelompok
adalah:
1) Ma menemukan bahwa dalam kenyataan sehari-hari
seringkali kurang mendengarkan orang lain, suka
memotong pembicaraan atau mengalihkan topik
pembicaraan.
2) Bl terlalu banyak bicara dan kurang mendengarkan orang
lain, hanya sekedar mendengar tapi tidak memahami
maksudnya sehingga menimbulkan kesalahpahaman
dalam berkomunikasi.
3) Is belum memiliki kemampuan untuk mendengarkan
dengan baik sampai selesai karena pada dasarnya ia
kurang sabar. ketika orang lain berbicara ia sibuk dengan
pikirannya sendiri.
4) Le kemampuan untuk mendengarkan dalam dirinya lemah
karena kurang adanya penerimaan terhadap orang lain
terutama kekurangan/ kelemahan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
5) Af menemukan bahwa ia cenderung untuk menguasai
pembicaraan dan berusaha untuk menonjol sehingga
cenderung memotong pembicaraan orang lain.
Proses konseling berjalan sangat baik, dan semua
anggota kelompok sangat antusias untuk mengungkapkan
pengalaman dan saling memberi masukan untuk memperbaiki
hubungan mereka dengan orang lain. Semua anggota
kelompok menyadari bahwa mendengar yang baik adalah
mendengarkan pembicaraan orang lain dengan penuh
perhatian sampai selesai dan berbicara ketika lawan bicaranya
sudah selesai berbicara. Tentu saja hal ini membutuhkan
pengorbanan, mati raga askese dan kesadaran diri yang terus
menerus. Nampaknya agak sulit untuk dipraktekan dalam
hidup sehari-hari tapi mereka bertekad untuk mencoba mulai
dan saling mengingatkan.
e) Tahap IV: tahap akhir
Pembimbing kelompok meminta para anggota untuk
menyimpulkan hasil yang diperoleh dan memberikan kesan atau
pembelajaran baru dari kegiatan yang telah dilakukan. Sebelum
kelompok ini dibubarkan didahului dengan doa penutup.
3. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Setiap peserta diminta untuk mengungkapkan tentang satu
hal yang didapatkan dari pertemuan ini.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan ketiga dengan anggota kelompok tersebut sesuai
kesepakatan bersama.
e. Pertemuan kelima: Cara mengatasi konflik dalam hidup bersama
1. Umum
Pada kesempatan kelima pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu, Ag, dan
Yo.
2. Pelaksanaan
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Hal-hal yang dibicarakan dalam tahap ini meliputi
penjelasan dan penegasan kembali tentang asas-asas dan aturan
dalam konseling kelompok, dilanjutkan dengan menjelaskan
tema tentang cara mengatasi konflik dalam hidup berkomunitas.
Dinamika kelompok dilakukan dengan cara pemimpin
kelompok membagi handout yang berisi lima macam gaya
dalam mengelola konflik, dan meminta peserta membaca dan
memahami macam-macam gaya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pemimpin kelompok mengajak peserta untuk
merenungkan dalam waktu kurang lebih 1-2 menit hal-hal yang
dirasakan dan dialami, berkaitan dengan topik pertemuan.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
a. Ma memilih menghindar (masuk kamar atau pergi) supaya
bisa terhindar dari emosi negatif.
b. Si cenderung mengomel dan menggerutu sepanjang
perasaan emosi negatif masih menguasainya.
Mempersalahkan orang lain.
c. Al menghindar agar bisa menguasai diri karena kata-kata
yang dilontarkan cenderung pedas dan menusuk.
d. Eu bersikap cuek atau masa bodoh, tidak peduli terhadap
perasaan orang lain. Enggan untuk memulai/mengawali
pembicaraan bila bertemu atau berpapasan.
e. Ag memilih pergi sebentar misalnya ke kamar, atau ke
toilet atau di halaman dengan tujuan menenangkan diri agar
tidak terbawa emosi.
f. Yo menanggapi emosi negatif dengan mengatakan maaf
saya keliru atau maaf saya lupa, dll sehingga lawan
bicaranya cepat memakluminya.
Pada umumnya sebagian besar anggota kelompok ini
belum memiliki cara tepat dalam mengatasi konflik. Untuk itu
pemimpin kelompok bersama anggota kelompok membahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
beberapa hal antara lain membuka diri kepada orang lain, dan
secara jujur menyampaikan perasaan yang dialami kepada
lawan bicara sehingga ada penerimaan. Mengatakan dengan
cara yang baik, waktu yang tepat dan berbicara dari hati ke hati,
tulus, dan jujur serta bersedia untuk saling memaafkan. Saling
mendengarkan dalam mengungkapakan gagasan dan pikiran
kepada orang lain. Mendengarkan sesuai dengan kerangka pikir
orang yang kita dengar.
d) Tahap IV: tahap akhir
Pemimpin kelompok meminta setiap anggota kelompok
untuk merumuskan satu manfaat atau nilai positif yang
diperoleh dari konflik yang dialami di komunitas. Pertemuan
ditutup dengan doa.
3. Hasil
Kelompok menyadari bahwa strategi yang mereka gunakan
selama ini dalam mengatasi konflik ternyata merugikan pihak lain
karena mereka cenderung untuk mencari untung untuk diri sendiri.
4. Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok mengadakan
pertemuan berikut sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
f. Pertemuan keenam: cara mengembangkan kepercayaan diri/
konsep diri yang positif
1. Umum
Pada kesempatan keenam pelaksanaan bimbingan konseling
kelompok hadir enam orang suster yaitu Ma, Si, Al, Eu, Ag, dan
Yo.
2. Pelaksanaan
Keseluruhan kegiatan kelompok yang dilaksanakan pada
hari itu dapat dibagi dalam empat tahap sebagai berikut:
a) Tahap I: Tahap permulaan/pembentukan
Pembimbing kelompok membuka pertemuan dengan
doa, ucapan terima kasih atas kehadiran pada pertemuan
terakhir dan menegaskan kembali aturan-aturan dan asas-asas
dalam konseling kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
tema atau topik yang akan dibahas dalam pertemuan yaitu cara
mengembangkan keprcayaan diri/konsep diri yang positif.
Faktor yang mempengaruhi konsep diri seseorang antara lain
informasi yang diperoleh dari pengalaman bersama orang lain
atau relasi dengan orang lain, pola pikir atau cara melihat dan
menilai diri sendiri, dan faktor sosial dan budaya misalnya
status sosial, struktur dan peran. Konsep diri terbentuk sejak
proses lahir dan kemudian secara bertahap mengalami
perubahan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
b) Tahap II: tahap peralihan/transisi
Pembimbing mengajak peserta untuk memikirkan
dalam waktu kurang lebih 1-2 menit masalah-masalah pribadi
dari setiap anggota kelompok yang berhubungan dengan topik
pembahasan yaitu cara mengembangkan kepercayaan diri yang
positif.
c) Tahap III: tahap bekerja/kegiatan
Hal-hal yang dikemukakan oleh kelompok dalam
kegiatan ini adalah:
1) Ma menilai diri kurang mampu dalam hal prestasi seperti
teman-temannya sehingga ia merasa tidak percaya diri.
2) Si merasa tidak percaya diri, takut dan gemetar bila tampil
di muka umum karena ia menilai dirinya kurang pintar.
3) Al takut salah, takut gagal karena akan dikatakan kurang
mampu.
4) Eu mengatakan ia adalah orang yang suka terlamba atau
lebih tepat dikatakan tukang terlambat, dan satu predikat
baru jarang di rumah suka pergi. Hal ini membuat dirinya
tidak nyaman tapi lama-kelamaan ia merasa biasa saja
karena sudah serinbg dikatakan.
5) Ag agak mirip dengan pengalaman Eu yaitu suka
menunda pekerjaan sehingga banyak tugas yang tidak
pernah selesai tepat waktu. Ia sering dikatakan lamban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
6) Yo dikenal sebagai orang yang pendiam karena ia
berkomunikasi hanya pada waktu-waktu yang penting
saja. Ia ingin bersosialisasi dengan teman lain tapi ia
mengalami kesulitan dari mana ia harus memulainya.
Setelah di telusuri lebih lanjut ternyata Yo tidak percaya
diri ia menganggap dirinya tidak menarik, dan jelek.
Sebelum setiap anggota kelompok memberikan
pendapat/ idenya, pemimpin kelompok mengajak semua
anggota kelompok untuk melihat kembali hal-hal positif yang
sudah dilakukan dan dihidupkan dalam dirinya atau yang
pernah dikatakan oleh orang lain kepada dirinya misalnya
pandai, rajin, cerdas, pekerja keras, tekun, bertanggungjawab,
dan seterusnya. Tujuannya adalah agar anggota kelompok
menyadari bahwa mereka memiliki hal-hal yang baik dalam
diri mereka. Setelah itu setiap peserta diminta untuk saling
memberi solusi dengan cara mengatakan hal positif dari
setiap anggota kelompok secara bergilir kepada temannya
untuk meningkatkan konsep diri antara lain: rajin, lincah,
cepat tanggap terhadap situasi darurat, ringan tangan/suka
membantu, terbuka, tekun dalam bekerja, memiliki kepekaan
terhadap kebutuhan orang lain, suka menolong, memiliki rasa
tanggungjawab, jujur, setia dan rela berkorban.
d) Tahap IV: tahap akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Pemimpin kelompok membuat dinamika kelompok
dengan cara meminta peserta menghafal kalimat “apa pun yang
kamu katakan dan orang lain katakan tentang diriku, aku adalah
pribadi yang paling berharga.” Pemimpin kelompok mulai
mengucapkan kalimat kamu “kamu jelek” dan semua peserta
bersama-sama mengulang kalimat apa pun yang kamu
katakan…dan setrusnya.
Kegiatan konseling kelompok diakhiri dengan cara
pembimbing kelompok meminta setiap anggota kelompok
untuk mengungkapkan makna/manfaat yang didapatkan dari
pertemuan ini. Setelah itu ditutp dengan doa.
3. Hasil
Pembimbing kelompok meminta peserta untuk membuat
suatu kesimpulan akhir dari pertemuan pertama samapai pertemuan
terakhir (keenam) sekaligus memberikan pesan atau kesan terhadap
kegiatan ini.
4. Tidak lanjut
Sebagai tindak lanjut, pembimbing kelompok meminta
anggota untuk saling mendukung dan satu sama lain dalam hari-hari
selanjutnya.
Kesimpulan: Pada pertemuan pertama masih terdapat sikap ragu,
canggung dan kaku, tetapi pertemuan selanjutnya berjalan dengan
sangat baik, sehingga semua peserta bersikap terbuka, saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
mempercayai dan saling memberikan dukungan untuk maju dan
berkembang.
C. Dampak Konseling Kelompok
1. Manfaat
Meskipun konseling kelompok hanya dilaksanakan sebanyak enam
kali tetapi dapat memberikan beberapa manfaat dan pembelajaran baru
kepada para suster karena konseling kelompok baru pertama kali
dilaksanakan. Dampak dari hasil konseling kelompok sesuai tujuan
pelayanan konseling kelompok bagi para suster di komunitas adalah agar
mereka lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar
mempercayai diri sendiri dan orang lain, belajar berkomunikasi, belajar
meningkatkan kesadaran diri, belajar memecahkan masalah, memberi
perhatian dan lebih mengerti bahwa orang lain juga mempunyai masalah
serta belajar memberi dan menerima masukan serta kritikan (Corey 1997:
7-8). Manfaat lain yang diperoleh adalah adanya kesadaran dan
pemahaman baru bagi para suster tentang pentingnya kecerdasan emosional
dalam hidup.
2. Keterbatasan dalam pelaksanaan konseling kelompok
Selain manfaat yang diperoleh dalam konseling kelompok di atas,
konseling kelompok juga memiliki keterbatasan antara lain: pemimpin
kelompok (konselor) menghadapi masalah yang lebih kompleks dan secara
spontan harus dapat memberi perhatian serta mengamati satu per satu
tingkah laku setiap anggota anggota (Latipun, 2008: 184). Keterbatasn lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
yang dialami dalam konseling kelompok ini adalah pemimpin kelompok
tidak dapat mengadakan konseling kelompok kepada semua subyek
penelitian yang kecerdasan emosionalnya rendah sehingga tidak mencapai
hasil maksimal. Alasannya adalah pemimpin kelompok menerapkan asas
kesukarelaan dan asas kerahasiaan dalam arti kepercayaan dari para
responden kepada penulis (Pryaitno dan Amti, 2004:116). Alasan lain
adalah bertepatan dengan persiapan kapitel sehingga sebagian suster
memberi alasan sibuk, bahkan ada yang menganjurkan agar penulis
segera/secepatnya menyelesaikan penelitian karena mengganggu kesibukan
para suster yang sedang mempersiapkan kapitel, dan adanya kegiatan atau
pertemuan gabungan secara rutin dari 5 komunitas yang tidak bisa
digantikan ke waktu lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan kesimpulan, dan saran. Bagian kesimpulan memuat
perumusan masalah, metodologi penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan dari
penelitian. Bagian saran-saran memuat saran-saran untuk pihak suster-suster
kongregasi Puteri Reinha Rosari Larantuka dan bagi peneliti lain.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kecerdasan emosional hidup
berkomunitas para suster Puteri Reinha Rosari Larantuka tahun 2010 dan
impilkasinya dalam pendampingan konseling kelompok. Subyek penelitian adalah
para suster Puteri Reinha Rosari yang tinggal dan berkarya di wilayah Larantuka,
Flores Timur. Mereka terdiri dari 50 orang suster, usia mereka berkisar antara 25-60
tahun. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena seluruh responden penelitian
tinggal dan berkarya di 5 komunitas yang mudah dijangkau. Pengumpulan data untuk
5 komunitas dilakukan selama 5 hari berturut-turut yaitu pada tanggal 8-12 Oktober
2010.
Instrumen pengumpul data yang digunakan disusun sendiri oleh peneliti,
berdasarkan pendapat dari Goleman (2009) tentang emotional intelligence. Alat
tersebut memuat 5 aspek kecerdasan emosional, yaitu: mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina
hubungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Teknis analisis data yang digunakan adalah menggunakan rumus Penilaian
Acuan Patokan tipe 1 (PAP tipe 1) sebagai dasar penggolongan tingkat kecerdasan
emosional (sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi).
Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: (1) suster yang memiliki
kemampuan mengenali emosi diri yang sangat rendah (0%), rendah 14%, cukup 54%,
tinggi 28% dan sangat tinggi 2%, (2) suster yang memiliki kemampuan mengelola
emosi sangat rendah dan sangat tinggi 0%, rendah 14%, cukup 60%, dan tinggi 26%,
(3) suster yang memiliki kemampuan memotivasi diri sangat rendah 0%, rendah 12%,
cukup 68%, tinggi 14%, sangat tinggi 6%, (4) suster yang memiliki kemampuan
mengenali emosi orang lain sangat rendah dan sangat tinggi 0%, rendah 24%, cukup
56%, tinggi 20%, (5) suster yang memiliki kemampuan membina hubungan sangat
rendah 0%, rendah 10%, cukup 56%, tinggi 30% dan sangat tinggi 4%.
Materi/topik umum yang dibahas dalam konseling kelompok antara lain cara
mengungkapkan perasaan/emosi, cara mengendalikan emosi negatif, mengenal
kelebihan dan kekurangan dalam diri, mendengarkan, cara mengatasi konflik dalam
hidup bersama, dan upaya-upaya untuk meningkatkan konsep diri.
Setelah melakukan analisis data dan pembahasan terhadap hasil penelitian,
kesimpulan yang dapat ditarik adalah tingkat kecerdasan emosional para suster Puteri
Reinha Rosari Larantuka dalam hidup berkomunitas pada tahun 2010, tergolong
cukup, masih perlu ditingkatkan.
B. Saran-saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran untuk berbagai pihak:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
1. Bagi Kongregasi Suster Puteri Reinha Rosari
a. Alangkah baik jika ada program khusus untuk mengembangkan kecerdasan
emosional para suster. Dalam pelatihan, hendaknya diberikan informasi
yang cukup mengenai keceradasan emosional. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih memuaskan, hendaklah dimulai sejak masa postulat dan
novisiat.
b. Alangkah baiknya melakukan konseling kelompok bagi para suster di
komunitas-komunitas yang saling berdekatan atau yang anggota
komunitasnya lebih dari 5 orang. Konseling kelompok sangat efektif untuk
mengembangkan kecerdasan emosional dalam hidup berkomunitas karena
dalam konseling kelompok setiap anggota saling terbuka, saling berbagi,
saling mempercayai dan saling memberikan masukan/solusi.
c. Mengingat banyaknya tanggungjawab yang dibebankan kepada pemimpin
baik pemimpin tertinggi maupun pemimpin komunitas, kiranya tenaga-
tenaga professional dalam bidang bimbingan dan konseling baik dari
kalangan sendiri maupun dari luar dilibatkan untuk memberikan
bimbingan dan konseling kelompok secara berkala kepada para suster di
komunitas-komunitas.
2. Bagi peneliti lain
a. Mengingat pentingnya kecerdasan emosional dalam hidup berkomunitas,
diharapkan peneliti lain lebih mengembangkan secara lebih mendalam
tentang aspek-aspek kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
b. Mengingat keterbatasan waktu dan keterbatasan peneliti, maka konseling
kelompok sebaiknya dikembangkan secara lebih luas dan mendalam sesuai
dengan permasalahan yang dialami anggota kelompok.
c. Angket/kuesioner bukan satu-satu cara untuk mengungkapkan kecerdasan
emosional, hendaknya peneliti lain menggunakan metode penelitian yang
lain agar hasilnya lebih memuaskan.
d. Penulis tidak menggunakan semua item kuesioner yang valid dalam
penelitian tetapi hanya menggunakan 70 item dari 74 item yang valid. Bagi
peneliti lain, hendaknya menggunakan semua item yang valid bila
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
DAFTAR PUSTAKA
Albin, R.S. 1983. Emosi: Bagaimana Mengenal, Menerima dan Mengarahkannya.
Yogyakarta: Kanisius.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cooper, RK. Dan A. Sawaf. 1998. Excecutive EQ: Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Corey, G. 1997. Theory and Practice of Group Counseling. California:
Brook/Cole Publicing Company.
Gea Atosakhi Antonius, Antonina Panca Yuni Wulandari, dan Yohanes Babari.
2002. Modul Karakter Building I. Relasi Dengan Diri Sendiri.
Jakarta: Gramedia.
Goleman, Daniel. (2009). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Gottman, J. dan De Claire, J. 2008. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki
Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius.
Hooijdonk, Van. P., P.R. 1990. Kepemimpinan Pastoral. Seri Pastoral 100.
Yogyakarta: Pusat Pastoral.
Imam, Kam. 2009. Quantum Emotion. Yogyakarta: Garailmu.
Konstitusi Suster-Suster Puteri Reinha Rosari. 1987. Hasil Keputusan
Musayawarah Umum I di Larantuka-Flores.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta: Kanisius.
Nouwen, Henri J.M. and Jean Vanier. 1979. Clowing in Rome. Reflections on
Solitude, Celibacy, Prayer, and Contemplaton. Dalam Suharyo, I.
(Editor). (1998). Komunitas Alternatif-Hidup Bersama Menebarkan
Kasih. Yogyakarta: Kanisius.
Paton, P. 1998. EQ (Emotional Intelligence) di Tempat Kerja. Jakarta: Pustaka
Delapratasa.
Prasetya, Tembong. 2003. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Prayitno, H. dan Amti Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: PT Rineka Cipta
Rubiyatmoko, R.D. R. 2006. Kitab Hukum Kanonik. (Terjemahan) Jakarta: KWI.
Safaria, Triantoro. dan Saputra, Eka Nofrans. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Shapiro, L.E. 2000. Mengajarkan Emotional Inteligence Pada Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sinurat, R. H. Dj. 1999. Reader Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Soenarja, A. SJ. 1984. Kepemimpinan Biara Dari Hari ke Hari. Yogyakarta:
Kanisisus.
Stein, Steven. J. dan Book, E. Howard E. 2002. The EQ Edge: Emotional
Intelliganence and Your Success. Terjemahan. Bandung: Kaifa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Supratiknya, A. 2008. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.
Wijokongko. M. 2007. Keajaiban dan Kekuatan Emosi. Yogyakarta: Kanisius.
Winkel, W. S. dan Sri Hastuti, MM. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yeung, Rob. 2009. Emotional Intelligence: The New Rules. Jakarta: Publishing
One.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 1
KUESIONER
Kata Pengantar
Suster-suster yang terkasih, pada kesempatan ini saya mohon kesediaan suster
untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini. Informasi dari para suster
akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan konseling kelompok
di komunitas. Oleh karena itu saya mohon para suster dapat mengisinya secara jujur
sesuai dengan pengalaman pribadi suster (bukan yang seharusnya/idealnya). Kejujuran
para suster sangat saya hargai.
Atas bantuan para suster, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk
1. Kuesioner ini terdiri dari 70 item
2. Di sebelah kanan setiap item tersedia kolom-kolom berisi alternatif jawaban yang
harus suster pilih.
3. Tugas suster adalah menjawab setiap item dengan cara memilih satu dari
alternatif jawaban yang tersedia yaitu:
a. Sangat Sering : SS
b. Sering : S
c. Kadang-kadang : KK
d. Jarang : J
4. Kerjakan pada lembar jawaban dengan cara memberi tanda centang (V) pada
kolom di sebelah kanan masing-masing nomor pernyataan, sesuai dengan
pengalaman pribadi suster.
5. Jawablah semua pertanyaan berikut ini dan periksalah kembali jawaban suster
sebelum dikumpulkan.
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
KUESIONER
Petunjuk: Kerjakan pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang
(V) pada kolom di sebelah kanan masing-masing nomor pernyataan, sesuai dengan
pengalaman pribadi suster (bukan yang seharusnya).
Keterangan: SS= Sangat Sering, S= Sering,
KK= Kadang-kadang, J=Jarang
No Pernyataan SS S KK J
1 Saya jujur menyatakan apa yang saya rasakan kepada
orang lain.
2 Saya dapat mengendalikan emosi yang saya alami
dengan baik.
3 Saya memberi reaksi negatif terhadap hal yang
disampaikan orang lain kepada saya.
4 Saya merefleksikan diri, setiap selesai mengerjakan
sesuatu.
5 Saya terbuka menerima saran dan kritik orang lain.
6 Saya merasa gugup bila berbicara dihadapan banyak
orang.
7 Saya mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain.
8 Saya yakin dengan setiap pekerjaan yang saya
lakukan.
9 Dalam suatu pertemuan saya merasa takut salah
apabila hendak memberikan pendapat.
10 Saya berani mengusulkan sesuatu yang saya anggap
perlu demi perkembangan.
11 Saya bersikap terbuka dalam bergaul dengan orang
lain.
12 Saya sulit melihat sisi positif dari setiap kejadian yang
saya alami.
13 Saya kurang berani menyuarakan pandangan yang
tidak populer/kuno.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Keterangan: SS= Sangat Sering, S= Sering,
KK= Kadang-kadang, J=Jarang
No Pernyataan SS S KK J
14 Saya berani dan siap berkorban dalam menjalankan
tugas.
15 Saya sulit menemukan jalan keluar apabila menghadapi
kesulitan.
16 Saya dapat mengendalikan perasaan-perasaan negatif
yang menekan dalam menjalankan tugas.
17 Saya mendiamkan orang lain bila sedang marah.
18 Saya mengungkapkan amarah saya dengan tepat.
19 Dalam suatu diskusi saya cenderung merasa gugup.
20 Saya tidak dapat berpikir jernih apabila menghadapi
situasi sulit.
21 Saya berusaha untuk bersikap tenang walaupun
menghadapi situasi sulit.
22 Saya merasa sesama kurang mempercayai saya.
23 Saya berani mengatakan apa yang saya rasakan apabila
perilaku teman mengganggu.
24 Saya hanya menggerutu saja, apabila sedang marah.
25 Apabila menghadapi situasi sulit saya merasa gelisah.
26 Saya kurang menjaga perasaan orang lain dalam
bertindak.
27 Saya bertindak sesuai norma dalam menjalankan tugas.
28 Saya memenuhi janji/keputusan yang telah disepakati
bersama.
29 Saya menghargai kemampuan teman-teman saya.
30 Saya takut mencoba kembali apabila sudah pernah
gagal.
31 Untuk meningkatkan kualitas kerja saya mencari
gagasan baru dari berbagai sumber.
32 Saya mudah mengeluh ketika mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Keterangan: SS= Sangat Sering, S= Sering,
KK= Kadang-kadang, J=Jarang
No Pernyataan SS S KK J
33 Saya melakukan semua tugas dengan penuh
tanggungjawab.
34 Saya tidak dapat mengikuti semua acara komunitas
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
35 Saya meyakini dan menghayati nilai-nilai hidup yang
saya perjuangkan.
36 Saya mengalami kesulitan menaati jadwal yang telah
saya tetapkan.
37 Saya melakukan apa yang saya anggap benar tanpa
merasa takut dicela.
38 Saya menetapkan tujuan untuk setiap kegiatan yang
saya lakukan.
39 Kalau ada gagasan bagus terlintas dalam pikiran, saya
lebih suka menyimpannya dalam hati sambil terus
menimbang gagasan itu.
40 Saya mengatur sendiri penggunaan waktu saya sambil
tetap memperhatikan jadwal komunitas.
41 Saya kurang memberi kesempatan kepada orang lain
untuk mencoba hal-hal baru.
42 Apabila saya membutuhkan informasi mengenai sesuatu hal, saya malu memintanya kepada orang lain dengan terus terang.
43 Saya putus asa dan mudah menyerah apabila usaha
saya dihambat orang lain.
44 Saya sulit mengambil makna dari peristiwa yang
kurang menyenangkan.
45 Saya dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul
dalam hubungan saya dengan orang lain.
46 Saya mengalami kesulitan untuk mengungkapkan
kebutuhan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Keterangan: SS= Sangat Sering, S= Sering,
KK= Kadang-kadang, J=Jarang
No Pernyataan SS S KK J
47 Saya berusaha untuk memenangkan pendapat saya
apabila terjadi konflik dengan orang lain.
48 Bila terjadi perbedaan pendapat dengan orang lain saya
mampu menyelesaikannya.
49 Saya tidak mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
50 Saya dapat bekerja sama dengan orang lain.
51 Saya minder dalam pergaulan dengan orang lain.
52 Saya membangkitkan semangat kepada semua teman
untuk meraih kesuksesan bersama.
53 Saya tidak suka bekerja sama dengan orang-orang yang
tidak sependapat dengan saya.
54 Saya mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
pikiran saya kepada orang lain.
55 Saya menciptakan iklim keterbukaan dalam
berkomunikasi dengan semua orang.
56 Saya bersikap terbuka kepada semua orang dalam
pergaulan sehari-hari sehingga mereka menerima saya.
57 Dalam pergaulan sehari-hari, saya mengalami kesulitan
menentukan bagaimana harus berhubungan dengan
orang lain.
58 Dalam pembicaraan sehari-hari saya berani mengawali
pembicaraan dengan orang lain.
59 Apabila ada teman yang membutuhkan bantuan, saya
menawarkan diri untuk membantu.
60 Saya menerima perbedaan pandangan yang muncul
dalam kelompok.
61 Saya menghargai pendapat orang lain walaupun tidak
sesuai dengan pendapat saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Keterangan: SS= Sangat Sering, S= Sering,
KK= Kadang-kadang, J=Jarang
No Pernyataan SS S KK J
62 Saya menyerang ide-ide orang lain yang tidak sesuai
dengan ide saya.
63 Saya mengabaikan pendapat teman, dan lebih
mementingkan pendapat saya sendiri.
64 Saya dapat bekerja sama dengan siapa pun meskipun ia
mempunyai pandangan yang berbeda.
65 Apabila saya tidak sependapat dengan orang lain
mengenai suatu masalah, saya menentangnya.
66 Apabila saya merasa terganggu dengan perkataan atau
tindakan orang lain, saya memberitahukannya kepada
orang yang bersangkutan secara terus terang tanpa
menyinggung perasaannya.
67 Apabila orang lain marah kepada saya, saya tidak
terpancing untuk menanggapinya dengan amarah pula.
68 Saya mampu mendengarkan teman yang bercerita
tentang kehidupannya dan memahami perasaan yang
sedang dialaminya.
69 Saya kurang mempedulikan perasaan teman/orang lain
yang sedang bermasalah dengan saya.
70 Saya dapat memahami perasaan teman yang sedang
sedih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 191 2 4 3 3 1 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 32 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 33 3 2 1 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 44 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 35 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 46 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 4 47 4 2 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 38 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 4 3 39 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 210 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 411 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 1 3 3 3 3 2 2 4 312 3 2 3 3 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 3 2 3 313 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 414 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 315 3 2 2 4 4 1 2 3 2 1 1 1 3 4 1 2 3 1 416 3 4 4 3 2 3 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 417 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 318 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 2 4 4 419 2 3 3 3 1 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 4 320 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 421 3 2 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 1 4 4 1 3 4 322 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 323 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 324 4 4 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 425 2 3 3 3 3 1 4 2 3 3 1 1 3 3 3 4 2 3 326 2 1 3 2 1 3 3 4 2 4 3 4 1 4 3 4 4 4 327 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 328 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 329 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 430 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 331 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 4 3 2 432 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 3 333 3 3 3 2 2 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 434 4 2 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 2 4 3 3 3 4 335 2 2 3 4 3 1 2 1 2 3 1 3 4 3 3 2 4 1 336 1 2 2 2 1 3 4 2 1 3 3 3 4 4 2 4 3 4 337 2 4 2 4 2 4 2 1 1 3 1 1 2 2 3 4 2 2 238 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 3 2 439 4 4 3 2 2 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 440 3 3 4 2 2 2 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 441 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 342 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 443 4 2 3 2 3 3 4 3 1 3 2 4 2 4 4 4 2 4 444 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 445 3 4 3 1 1 3 4 2 2 3 1 3 3 4 3 4 2 3 346 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 347 4 3 3 2 3 3 4 3 1 3 2 4 2 4 4 4 2 4 448 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 449 3 4 3 1 1 3 4 2 2 3 1 3 3 4 3 4 2 3 350 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
JML 153 141 155 135 136 140 161 142 149 159 139 153 155 175 161 155 152 163 169
SKOR UJI COBALampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 381 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 3 42 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 33 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 44 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 45 2 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 3 3 3 4 46 2 3 2 2 4 3 2 3 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 47 3 4 2 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 1 4 4 3 48 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 39 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 210 1 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 411 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 312 2 3 2 1 2 1 4 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 4 413 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 3 4 2 3 3 314 4 2 2 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 315 1 1 3 1 3 3 2 3 4 4 2 3 1 1 1 1 3 3 216 3 4 2 3 4 4 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 417 2 3 4 2 4 3 1 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 418 2 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 419 2 3 3 2 3 3 1 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 420 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 321 1 2 4 3 1 3 3 2 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 322 1 2 3 3 3 4 1 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 423 2 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 324 2 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 425 2 3 2 3 1 3 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 4 3 326 2 1 2 2 4 3 3 2 4 3 2 4 4 2 3 3 4 1 427 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 3 2 3 3 428 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 3 2 3 3 429 3 3 3 2 2 2 1 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 430 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 431 2 1 4 1 2 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 332 1 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 433 3 3 2 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 434 1 4 2 4 3 1 2 4 4 3 4 1 4 1 3 4 4 2 435 3 2 1 1 1 2 3 2 4 3 3 1 4 2 2 2 2 3 336 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 2 4 2 2 3 3 3 437 1 2 1 1 1 1 2 4 4 2 2 3 2 2 3 4 4 2 238 1 2 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 439 2 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 440 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 341 1 2 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 442 4 3 1 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 343 2 4 2 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 444 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 445 3 3 1 3 2 2 1 4 3 2 1 2 4 2 2 3 4 2 446 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 447 2 4 2 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 3 448 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 449 3 3 1 3 2 2 1 4 3 2 1 2 4 2 2 3 4 2 450 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 2 4
JML 108 139 138 131 158 144 109 154 168 176 138 151 159 123 151 159 176 151 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 571 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 42 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 33 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 4 4 34 3 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3 1 4 4 3 3 4 2 35 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 3 4 26 3 3 4 2 1 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 2 27 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 48 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 29 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2
10 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 211 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 312 2 3 3 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 4 4 3 4 2 213 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 214 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 315 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 4 1 216 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 417 3 2 1 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 318 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 2 4 4 3 419 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 420 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 421 2 2 2 1 1 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 2 2 222 4 4 3 3 1 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 4 1 4 423 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 324 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 325 3 2 1 3 1 3 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 3 326 2 3 4 2 1 3 3 3 1 3 4 3 2 3 4 3 3 1 127 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 228 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 229 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 230 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 331 3 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3 4 4 3 232 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 3 433 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 334 2 3 3 1 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 435 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 1 1 436 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 237 1 2 4 1 1 3 4 4 1 3 3 1 4 2 4 1 4 3 438 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 239 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 340 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 341 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 242 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 4 1 4 2 3 3 343 1 4 4 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 344 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 345 2 3 3 3 2 4 2 1 1 3 4 2 4 4 3 4 4 3 346 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 447 1 4 4 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 348 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 349 2 3 3 3 2 4 2 1 1 3 4 2 4 4 3 4 4 3 350 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4
JML 148 141 147 141 106 170 167 166 149 155 152 144 162 184 158 174 176 156 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 761 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 32 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 43 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 44 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 1 3 4 3 35 2 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 46 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 47 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 48 3 2 3 4 2 4 4 4 1 4 3 4 2 3 3 4 3 4 49 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4
10 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 411 1 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 412 3 3 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 413 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 414 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 315 3 1 3 3 2 4 4 4 4 2 1 3 2 2 4 4 4 4 416 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 317 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 1 4 3 418 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 1 4 3 4 3 3 2 2 419 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 420 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 421 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 422 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 423 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 424 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 425 3 2 3 2 3 4 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 1 3 426 1 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 427 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 3 2 2 3 2 3 328 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 3 2 2 3 2 3 329 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 1 2 3 430 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 431 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 432 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 433 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 434 2 3 2 2 3 4 2 4 4 4 4 1 3 3 2 4 3 4 435 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 1 1 2 2 2 2 2 336 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 437 3 1 1 2 4 4 1 3 4 3 1 2 1 2 2 2 2 2 438 3 2 4 4 2 4 2 3 4 4 3 3 4 1 2 3 2 3 439 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 440 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 441 3 3 3 2 2 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 442 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 343 3 3 1 3 4 3 1 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 344 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 445 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 446 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 447 3 3 1 3 4 3 1 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 348 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 449 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 450 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
JML 165 146 158 166 149 186 130 172 181 183 155 164 151 146 156 166 154 157 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Jumlah1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2862 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3063 3 2 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 4 3 4 2824 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 2715 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3056 4 3 3 3 2 4 2 1 2 4 1 4 3 1 3 4 3197 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3378 2 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3029 1 2 2 4 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 276
10 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4 34911 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 31212 3 2 2 2 3 3 2 4 1 2 3 3 2 2 3 4 30113 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 33814 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 4 3 3 32015 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 2 4 3 2 2 3 29416 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 3 4 4 4 4 38717 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 37418 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 37119 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 1 4 4 2 3 4 37820 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 3 40221 2 2 4 4 2 3 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 36222 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 39623 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 39424 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 42325 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 36426 2 4 4 2 4 3 2 1 3 4 2 3 4 3 3 3 37327 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 37128 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 37529 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 2 4 4 4 41230 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 39531 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 3 40632 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 3 42833 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 44534 4 4 3 4 4 3 3 2 2 4 1 4 4 2 3 4 42335 4 4 2 3 1 3 1 2 1 3 2 2 2 4 4 4 36536 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 41137 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 2 1 3 3 3 3 36438 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 44239 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 46140 3 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 3 3 45541 3 3 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 4 3 3 3 43742 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 1 3 4 3 3 4 45843 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 43944 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 49845 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 44646 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 1 4 4 3 3 4 50447 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 45748 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 51449 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 2 3 4 2 3 4 46250 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 4 4 3 4 4 522
JML 158 160 174 180 151 168 122 139 120 178 122 166 154 150 167 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 1 Pearson Correlation 0.426998004 Valid
Sig. (2-tailed) 0.001984691N 50
Item 2 Pearson Correlation 0.371440578 ValidSig. (2-tailed) 0.007911931N 50
Item 3 Pearson Correlation 0.40450261 ValidSig. (2-tailed) 0.003573268N 50
Item 4 Pearson Correlation -0.305754755 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.030824214N 50
Item 5 Pearson Correlation 0.26945069 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.058454067N 50
Item 6 Pearson Correlation 0.462843524 ValidSig. (2-tailed) 0.0007132N 50
Item 7 Pearson Correlation 0.394505679 ValidSig. (2-tailed) 0.004582591N 50
Item 8 Pearson Correlation 0.353920897 ValidSig. (2-tailed) 0.011685612N 50
Item 9 Pearson Correlation 0.583911202 ValidSig. (2-tailed) 8.53599E-06N 50
Item 10 Pearson Correlation 0.432054377 ValidSig. (2-tailed) 0.001729297N 50
Item 11 Pearson Correlation 0.605939034 ValidSig. (2-tailed) 3.11709E-06N 50
Item 12 Pearson Correlation 0.425899656 ValidSig. (2-tailed) 0.002044409N 50
Item 13 Pearson Correlation 0.238061371 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.095952308N 50
Item 14 Pearson Correlation 0.444024349 ValidSig. (2-tailed) 0.001237542N 50
Uji Konsistensi Internal (Korelasi Item dengan Total)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 15 Pearson Correlation 0.573333198 Valid
Sig. (2-tailed) 1.34962E-05N 50
Item 16 Pearson Correlation 0.195777202 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.173018973N 50
Item 17 Pearson Correlation 0.384080274 ValidSig. (2-tailed) 0.005893396N 50
Item 18 Pearson Correlation 0.613852619 ValidSig. (2-tailed) 2.13023E-06N 50
Item 19 Pearson Correlation 0.467342165 ValidSig. (2-tailed) 0.000622225N 50
Item 20 Pearson Correlation 0.180234344 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.210387123N 50
Item 21 Pearson Correlation 0.461411442 ValidSig. (2-tailed) 0.000744574N 50
Item 22 Pearson Correlation 0.393881585 ValidSig. (2-tailed) 0.004653167N 50
Item 23 Pearson Correlation 0.459145197 ValidSig. (2-tailed) 0.000796765N 50
Item 24 Pearson Correlation 0.6048729 ValidSig. (2-tailed) 3.27855E-06N 50
Item 25 Pearson Correlation 0.563789938 ValidSig. (2-tailed) 2.01322E-05N 50
Item 26 Pearson Correlation -0.446071998 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.001167274N 50
Item 27 Pearson Correlation 0.433384401 ValidSig. (2-tailed) 0.001667176N 50
Item 28 Pearson Correlation 0.265323311 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.062575409N 50
Item 29 Pearson Correlation 0.581456445 ValidSig. (2-tailed) 9.50703E-06N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 30 Pearson Correlation 0.307298271
Sig. (2-tailed) 0.029946761 ValidN 50
Item 31 Pearson Correlation 0.313244782 ValidSig. (2-tailed) 0.026758244N 50
Item 32 Pearson Correlation 0.257329136 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.071217961N 50
Item 33 Pearson Correlation 0.592097662 ValidSig. (2-tailed) 5.92138E-06N 50
Item 34 Pearson Correlation 0.380019335 ValidSig. (2-tailed) 0.006486328N 50
Item 35 Pearson Correlation 0.541180631 ValidSig. (2-tailed) 4.95035E-05N 50
Item 36 Pearson Correlation 0.346681804 ValidSig. (2-tailed) 0.013646806N 50
Item 37 Pearson Correlation 0.202112387 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.15925626N 50
Item 38 Pearson Correlation 0.481330289 ValidSig. (2-tailed) 0.000402169N 50
Item 39 Pearson Correlation 0.572364412 ValidSig. (2-tailed) 1.40634E-05N 50
Item 40 Pearson Correlation 0.290361773 ValidSig. (2-tailed) 0.040801763N 50
Item 41 Pearson Correlation 0.313040083 ValidSig. (2-tailed) 0.026863082N 50
Item 42 Pearson Correlation 0.541227058 ValidSig. (2-tailed) 4.94154E-05N 50
Item 43 Pearson Correlation 0.125464395 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.385303481N 50
Item 44 Pearson Correlation 0.620920132 ValidSig. (2-tailed) 1.50286E-06N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 45 Pearson Correlation 0.418866401 Valid
Sig. (2-tailed) 0.002466089N 50
Item 46 Pearson Correlation 0.420130861 ValidSig. (2-tailed) 0.002385031N 50
Item 47 Pearson Correlation 0.540869015 ValidSig. (2-tailed) 5.00988E-05N 50
Item 48 Pearson Correlation 0.365954569 ValidSig. (2-tailed) 0.008959689N 50
Item 49 Pearson Correlation 0.409435997 ValidSig. (2-tailed) 0.003151617N 50
Item 50 Pearson Correlation 0.389090062 ValidSig. (2-tailed) 0.005227506N 50
Item 51 Pearson Correlation 0.328507563 ValidSig. (2-tailed) 0.820831448N 50
Item 52 Pearson Correlation 0.370184246 ValidSig. (2-tailed) 0.008141995N 50
Item 53 Pearson Correlation 0.221838597 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.121544496N 50
Item 54 Pearson Correlation 0.469763299 ValidSig. (2-tailed) 0.000577718N 50
Item 55 Pearson Correlation 0.268407414 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.059474603N 50
Item 56 Pearson Correlation 0.633974049 ValidSig. (2-tailed) 7.70979E-07N 50
Item 57 Pearson Correlation 0.297056722 ValidSig. (2-tailed) 0.036177531N 50
Item 58 Pearson Correlation 0.450882822 ValidSig. (2-tailed) 0.001016026N 50
Item 59 Pearson Correlation 0.524959412 ValidSig. (2-tailed) 9.08195E-05N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 60 Pearson Correlation 0.401214962 Valid
Sig. (2-tailed) 0.003881132N 50
Item 61 Pearson Correlation 0.390305333 ValidSig. (2-tailed) 0.005076259N 50
Item 62 Pearson Correlation 0.401822382 ValidSig. (2-tailed) 0.003822554N 50
Item 63 Pearson Correlation 0.363924763 ValidSig. (2-tailed) 0.009376683N 50
Item 64 Pearson Correlation 0.298955778 ValidSig. (2-tailed) 0.034947607N 50
Item 65 Pearson Correlation 0.581421165 ValidSig. (2-tailed) 9.5217E-06N 50
Item 66 Pearson Correlation 0.180551493 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.209572221N 50
Item 67 Pearson Correlation 0.326157038 ValidSig. (2-tailed) 0.020802245N 50
Item 68 Pearson Correlation 0.541547074 ValidSig. (2-tailed) 4.88119E-05N 50
Item 69 Pearson Correlation 0.388763049 ValidSig. (2-tailed) 0.005268871N 50
Item 70 Pearson Correlation 0.497960595 ValidSig. (2-tailed) 0.000233495N 50
Item 71 Pearson Correlation 0.445160728 ValidSig. (2-tailed) 0.001198092N 50
Item 72 Pearson Correlation 0.510722907 ValidSig. (2-tailed) 0.000150903N 50
Item 73 Pearson Correlation 0.391050517 ValidSig. (2-tailed) 0.004985424N 50
Item 74 Pearson Correlation 0.520125193 ValidSig. (2-tailed) 0.000108183N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanItem 75 Pearson Correlation 0.321637717 Valid
Sig. (2-tailed) 0.022744878N 50
Item 76 Pearson Correlation 0.26945069 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.058454067N 50
Item 77 Pearson Correlation 0.410904646 ValidSig. (2-tailed) 0.003034885N 50
Item 78 Pearson Correlation 0.389090384 ValidSig. (2-tailed) 0.005227465N 50
Item 79 Pearson Correlation 0.563756892 ValidSig. (2-tailed) 2.01597E-05N 50
Item 80 Pearson Correlation 0.372166414 ValidSig. (2-tailed) 0.007781598N 50
Item 81 Pearson Correlation 0.35992578 ValidSig. (2-tailed) 0.010247458N 50
Item 82 Pearson Correlation 0.407034423 ValidSig. (2-tailed) 0.003351051N 50
Item 83 Pearson Correlation 0.641838366 ValidSig. (2-tailed) 5.07939E-07N 50
Item 84 Pearson Correlation 0.101408546 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.483465489N 50
Item 85 Pearson Correlation 0.602719751 ValidSig. (2-tailed) 3.62855E-06N 50
Item 86 Pearson Correlation 0.408349769 ValidSig. (2-tailed) 0.003240485N 50
Item 87 Pearson Correlation -0.019031525 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.895631915N 50
Item 88 Pearson Correlation 0.482450728 ValidSig. (2-tailed) 0.000388038N 50
Item 89 Pearson Correlation 0.282789878 ValidSig. (2-tailed) 0.046604995N 50
Item 90 Pearson Correlation 0.152526729 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.290306084N 50
Item 91 Pearson Correlation 0.186772591 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.19403293N 50
Item 92 Pearson Correlation 0.317094304 ValidSig. (2-tailed) 0.024849494N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 3
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Reliability Coefficients 92 items
Correlation between forms = .8920 Equal-length Spearman-Brown = .9429
Guttman Split-half = .9400 Unequal-length Spearman-Brown = .9429
Alpha for part 1 = .8876 Alpha for part 2 = .8554
46 items in part 1 46 items in part 2
Rumus Spearman-Brown
ttr = gg
gg
rxr+1
2 =
8920.018920.02
+x =
892.1784.1 = 0.9429
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung Keputusan1 Pearson Correlation 0.426998004 Valid
Sig. (2-tailed) 0.001984691N 50
2 Pearson Correlation 0.371440578 ValidSig. (2-tailed) 0.007911931N 50
3 Pearson Correlation 0.40450261 ValidSig. (2-tailed) 0.003573268N 50
4 Pearson Correlation -0.305754755 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.030824214N 50
5 Pearson Correlation 0.26945069 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.058454067N 50
6 Pearson Correlation 0.462843524 ValidSig. (2-tailed) 0.0007132N 50
7 Pearson Correlation 0.394505679 ValidSig. (2-tailed) 0.004582591N 50
8 Pearson Correlation 0.353920897 ValidSig. (2-tailed) 0.011685612N 50
9 Pearson Correlation 0.583911202 ValidSig. (2-tailed) 8.53599E-06N 50
10 Pearson Correlation 0.432054377 ValidSig. (2-tailed) 0.001729297N 50
11 Pearson Correlation 0.605939034 ValidSig. (2-tailed) 3.11709E-06N 50
12 Pearson Correlation 0.425899656 ValidSig. (2-tailed) 0.002044409N 50
13 Pearson Correlation 0.238061371 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.095952308N 50
14 Pearson Correlation 0.444024349 ValidSig. (2-tailed) 0.001237542N 50
15 Pearson Correlation 0.573333198 ValidSig. (2-tailed) 1.34962E-05N 50
16 Pearson Correlation 0.195777202 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.173018973N 50
17 Pearson Correlation 0.384080274 ValidSig. (2-tailed) 0.005893396N 50
18 Pearson Correlation 0.613852619 ValidSig. (2-tailed) 2.13023E-06N 50
19 Pearson Correlation 0.467342165 ValidSig. (2-tailed) 0.000622225N 50
20 Pearson Correlation 0.180234344 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.210387123N 50
HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS ITEM PERASPEKKUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL
Aspek Mengenali Emosi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung KeputusanPearson Correlation 0.461411442 ValidSig. (2-tailed) 0.000744574N 50Pearson Correlation 0.393881585 ValidSig. (2-tailed) 0.004653167N 50
23 Pearson Correlation 0.459145197 ValidSig. (2-tailed) 0.000796765N 50
24 Pearson Correlation 0.6048729 ValidSig. (2-tailed) 3.27855E-06N 50
25 Pearson Correlation 0.563789938 ValidSig. (2-tailed) 2.01322E-05N 50
26 Pearson Correlation -0.446071998 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.001167274N 50
27 Pearson Correlation 0.433384401 ValidSig. (2-tailed) 0.001667176N 50
28 Pearson Correlation 0.265323311 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.062575409N 50
29 Pearson Correlation 0.581456445 ValidSig. (2-tailed) 9.50703E-06N 50
30 Pearson Correlation 0.307298271Sig. (2-tailed) 0.029946761 ValidN 50
31 Pearson Correlation 0.313244782 ValidSig. (2-tailed) 0.026758244N 50
32 Pearson Correlation 0.257329136 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.071217961N 50
33 Pearson Correlation 0.592097662 ValidSig. (2-tailed) 5.92138E-06N 50
34 Pearson Correlation 0.380019335 ValidSig. (2-tailed) 0.006486328N 50
35 Pearson Correlation 0.541180631 ValidSig. (2-tailed) 4.95035E-05N 50
36 Pearson Correlation 0.346681804 ValidSig. (2-tailed) 0.013646806N 50
37 Pearson Correlation 0.202112387 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.15925626N 50
38 Pearson Correlation 0.481330289 ValidSig. (2-tailed) 0.000402169N 50
Aspek Mengelola Emosi
21
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung Keputusan39 Pearson Correlation 0.572364412 Valid
Sig. (2-tailed) 1.40634E-05N 50
40 Pearson Correlation 0.290361773 ValidSig. (2-tailed) 0.040801763N 50
41 Pearson Correlation 0.313040083 ValidSig. (2-tailed) 0.026863082N 50
42 Pearson Correlation 0.541227058 ValidSig. (2-tailed) 4.94154E-05N 50
43 Pearson Correlation 0.125464395 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.385303481N 50
44 Pearson Correlation 0.620920132 ValidSig. (2-tailed) 1.50286E-06N 50
45 Pearson Correlation 0.418866401 ValidSig. (2-tailed) 0.002466089N 50
46 Pearson Correlation 0.420130861 ValidSig. (2-tailed) 0.002385031N 50
47 Pearson Correlation 0.540869015 ValidSig. (2-tailed) 5.00988E-05N 50
48 Pearson Correlation 0.365954569 ValidSig. (2-tailed) 0.008959689N 50
49 Pearson Correlation 0.409435997 ValidSig. (2-tailed) 0.003151617N 50
50 Pearson Correlation 0.389090062 ValidSig. (2-tailed) 0.005227506N 50
51 Pearson Correlation 0.328507563 ValidSig. (2-tailed) 0.820831448N 50
52 Pearson Correlation 0.370184246 ValidSig. (2-tailed) 0.008141995N 50
53 Pearson Correlation 0.221838597 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.121544496N 50
54 Pearson Correlation 0.469763299 ValidSig. (2-tailed) 0.000577718N 50
55 Pearson Correlation 0.268407414 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.059474603N 50
56 Pearson Correlation 0.633974049 ValidSig. (2-tailed) 7.70979E-07N 50
57 Pearson Correlation 0.297056722 ValidSig. (2-tailed) 0.036177531N 50
58 Pearson Correlation 0.450882822 ValidSig. (2-tailed) 0.001016026N 50
Aspek Memotivasi Diri Sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung Keputusan77 Pearson Correlation 0.410904646 Valid
Sig. (2-tailed) 0.003034885N 50
78 Pearson Correlation 0.389090384 ValidSig. (2-tailed) 0.005227465N 50
79 Pearson Correlation 0.563756892 ValidSig. (2-tailed) 2.01597E-05N 50
80 Pearson Correlation 0.372166414 ValidSig. (2-tailed) 0.007781598N 50
81 Pearson Correlation 0.35992578 ValidSig. (2-tailed) 0.010247458N 50
82 Pearson Correlation 0.407034423 ValidSig. (2-tailed) 0.003351051N 50
83 Pearson Correlation 0.641838366 ValidSig. (2-tailed) 5.07939E-07N 50
84 Pearson Correlation 0.101408546 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.483465489N 50
85 Pearson Correlation 0.602719751 ValidSig. (2-tailed) 3.62855E-06N 50
86 Pearson Correlation 0.408349769 ValidSig. (2-tailed) 0.003240485N 50
87 Pearson Correlation -0.019031525 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.895631915N 50
88 Pearson Correlation 0.482450728 ValidSig. (2-tailed) 0.000388038N 50
89 Pearson Correlation 0.282789878 ValidSig. (2-tailed) 0.046604995N 50
90 Pearson Correlation 0.152526729 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.290306084N 50
91 Pearson Correlation 0.186772591 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.19403293N 50
92 Pearson Correlation 0.317094304 ValidSig. (2-tailed) 0.024849494N 50
Aspek Mengenali Emosi Orang Lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. Item Parameter Uji Hasil hitung Keputusan59 Pearson Correlation 0.524959412 Valid
Sig. (2-tailed) 9.08195E-05N 50
60 Pearson Correlation 0.401214962 ValidSig. (2-tailed) 0.003881132N 50
61 Pearson Correlation 0.390305333 ValidSig. (2-tailed) 0.005076259N 50
62 Pearson Correlation 0.401822382 ValidSig. (2-tailed) 0.003822554N 50
63 Pearson Correlation 0.363924763 ValidSig. (2-tailed) 0.009376683N 50
64 Pearson Correlation 0.298955778 ValidSig. (2-tailed) 0.034947607N 50
65 Pearson Correlation 0.581421165 ValidSig. (2-tailed) 9.5217E-06N 50
66 Pearson Correlation 0.180551493 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.209572221N 50
67 Pearson Correlation 0.326157038 ValidSig. (2-tailed) 0.020802245N 50
68 Pearson Correlation 0.541547074 ValidSig. (2-tailed) 4.88119E-05N 50
69 Pearson Correlation 0.388763049 ValidSig. (2-tailed) 0.005268871N 50
70 Pearson Correlation 0.497960595 ValidSig. (2-tailed) 0.000233495N 50
71 Pearson Correlation 0.445160728 ValidSig. (2-tailed) 0.001198092N 50
72 Pearson Correlation 0.510722907 ValidSig. (2-tailed) 0.000150903N 50
73 Pearson Correlation 0.391050517 ValidSig. (2-tailed) 0.004985424N 50
74 Pearson Correlation 0.520125193 ValidSig. (2-tailed) 0.000108183N 50
75 Pearson Correlation 0.321637717 ValidSig. (2-tailed) 0.022744878N 50
76 Pearson Correlation 0.26945069 Tidak ValidSig. (2-tailed) 0.058454067N 50
Aspek Membina Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PARA SUSTER PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 12 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 2 23 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 24 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 25 1 3 3 4 3 4 1 4 1 1 1 2 3 4 1 4 1 46 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 27 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 28 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 29 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 210 2 3 1 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3 4 4 211 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 2 1 3 412 2 1 2 2 4 2 2 3 4 4 2 2 4 1 1 1 2 413 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 114 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 315 3 3 4 4 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 4 4 4 416 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 4 1 3 1 4 1 2 317 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 218 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 219 2 2 2 4 4 4 1 3 4 4 3 3 4 4 1 2 3 220 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 321 2 3 4 4 1 1 4 2 3 4 3 4 4 2 3 1 2 122 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 1 2 4 4 223 2 3 4 4 4 2 3 1 1 4 4 4 4 3 2 4 4 324 2 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 1 3 4 3 2 1 225 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 126 2 3 1 3 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 427 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 428 2 3 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 329 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 2 2 4 2 330 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 231 2 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 332 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 233 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 3 334 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 3 2 235 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 336 2 3 2 4 1 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 1 2 437 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 4 2 4 438 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 239 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 4 4 3 3 240 2 3 2 2 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 3 4 4 241 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 2 3 3 3 342 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 3 4 3 4 2 443 4 3 3 2 2 3 3 2 4 1 4 3 3 2 3 1 2 444 2 4 3 3 1 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 445 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 346 3 2 1 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 147 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 348 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 349 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 450 4 2 4 1 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4
Jml 134 137 145 152 151 155 152 154 155 142 153 145 162 149 141 138 138 134
SKOR KECERDASAN EMOSIONAL Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 371 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 32 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 1 43 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 24 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 35 1 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 2 4 36 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 1 4 4 3 4 47 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 3 38 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 39 4 1 2 4 4 4 1 3 3 2 4 3 2 3 3 4 3 3 3
10 4 2 2 4 2 4 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 1 3 411 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 412 4 2 4 2 3 4 2 2 3 2 4 4 4 2 1 3 2 2 313 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 314 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 315 3 3 3 3 1 4 1 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 316 2 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 317 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 2 2 318 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 319 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 3 4 120 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 321 1 4 1 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 4 3 3 4 2 322 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 323 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 424 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 325 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 226 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 1 4 2 127 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 328 4 2 3 2 3 4 1 3 4 4 4 1 3 4 2 1 3 3 329 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 230 3 3 4 2 2 3 1 3 4 4 2 3 1 3 2 4 1 3 331 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 1 132 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 4 2 2 4 3 2 1 433 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 334 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 4 4 1 3 435 4 3 2 4 4 1 3 1 4 2 3 4 4 3 2 2 4 3 436 3 2 2 2 3 3 4 4 2 4 1 2 1 3 4 2 1 4 237 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 438 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 1 2 2 3 1 339 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 340 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 4 1 3 3 4 1 3 2 241 2 4 2 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 1 4 4 1 3 142 1 4 4 3 2 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 3 343 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 3 2 4 244 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 345 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 446 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 347 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 348 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 4 2 4 2 3 3 3 3 449 4 2 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 350 3 3 4 2 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3
Jml 154 140 145 139 137 163 141 144 156 163 171 154 145 129 154 151 136 141 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 591 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 32 3 2 3 4 2 2 4 2 1 2 3 4 3 3 3 3 2 3 33 3 2 4 4 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 34 4 4 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 25 4 1 2 2 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 16 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 47 2 2 3 3 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 1 48 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 49 4 4 1 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3
10 4 4 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 2 1 4 211 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3 1 4 4 312 1 3 3 3 2 3 1 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 313 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 214 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 215 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 2 2 416 4 1 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 217 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 318 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 319 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 320 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 321 4 3 1 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 122 4 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 4 423 1 2 2 1 3 1 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 1 1 424 4 4 3 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 4 225 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 326 4 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 1 427 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 328 2 4 3 2 4 3 1 2 1 1 3 4 3 1 2 2 2 2 429 2 1 2 4 3 3 1 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 4 230 4 3 3 2 4 3 1 3 1 1 3 4 3 2 2 2 2 2 431 1 1 4 1 2 3 1 2 2 1 3 4 4 4 4 3 4 4 432 2 3 4 4 4 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 233 3 4 2 2 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 2 4 3 234 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 235 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 136 4 2 3 4 4 3 2 2 4 2 4 4 3 4 2 2 1 2 437 2 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 3 338 3 2 3 3 3 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 2 1 4 339 4 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 2 340 1 3 4 3 2 4 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 2 4 341 3 2 3 2 3 2 2 2 3 4 1 3 2 3 2 2 2 2 242 3 4 1 3 4 3 3 4 2 1 4 3 4 4 2 4 3 2 443 3 2 2 4 4 1 2 2 4 2 4 4 3 4 2 4 3 2 444 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 345 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 346 2 2 2 4 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 347 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 2 3 3 248 1 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 3 4 2 2 249 2 2 1 2 4 3 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 2 2 250 3 2 3 2 4 2 3 4 3 4 1 3 4 3 4 3 2 3 2
Jml 149 137 143 152 154 137 139 133 126 141 149 164 148 147 149 142 130 147 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Jumlah % Kategori1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 193 67,86 Cukup2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4 205 71,07 Cukup3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 235 80,71 Tinggi4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 235 79,64 Cukup5 3 4 1 4 2 3 3 3 3 1 3 196 64,64 Rendah6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 264 87,85 Tinggi7 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 251 82,14 Tinggi8 1 2 2 4 1 4 4 1 4 3 4 248 80 Tinggi9 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 246 78,21 Cukup10 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 252 79,28 Cukup11 4 4 3 4 3 3 4 2 3 1 1 261 81,43 Tinggi12 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 4 217 64,64 Rendah13 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 229 67,86 Cukup14 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 224 65 Cukup15 4 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4 253 74,28 Cukup16 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 261 76,07 Cukup17 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 268 77,5 Cukup18 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 269 76,78 Cukup19 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 281 80 Tinggi20 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 276 77,14 Cukup21 4 3 4 2 1 2 3 4 3 1 4 254 68,21 Cukup22 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 4 277 75,36 Cukup23 4 1 3 2 2 3 3 3 2 2 1 263 69,28 Cukup24 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 296 80 Tinggi25 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 294 78,21 Cukup26 4 4 3 2 1 4 3 3 3 4 2 283 73,21 Cukup27 4 3 1 3 3 3 4 3 2 3 2 290 74,64 Cukup28 4 3 3 1 4 3 3 3 4 1 3 274 67,86 Cukup29 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 268 64,64 Rendah30 4 3 3 1 4 1 4 2 3 1 4 286 70 Cukup31 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 4 294 71,78 Cukup32 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 298 72,14 Cukup33 4 1 3 2 3 3 3 2 2 3 4 311 75,71 Cukup34 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 280 63,57 Rendah35 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 324 78,21 Cukup36 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 300 68,57 Cukup37 1 1 3 2 2 3 2 4 2 3 4 314 72,5 Cukup38 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 290 62,85 Rendah39 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 315 70,71 Cukup40 3 3 4 3 2 2 2 4 2 2 4 321 71,78 Cukup41 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 302 63,93 Rendah42 4 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 338 75,71 Cukup43 4 3 2 4 4 4 1 4 4 2 3 336 73,92 Cukup44 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 354 79,28 Cukup45 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 363 81.42 Tinggi46 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 341 72,5 Cukup47 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 326 66,01 Cukup48 3 4 3 4 2 3 4 2 3 4 3 352 74,28 Cukup49 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 341 69,28 Cukup50 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 352 72,14 Cukup
Jml 157 154 149 156 139 146 149 150 143 138 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JML % Kategori1 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 42 70 cukup
2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 43 71,67 cukup
3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 48 80 Tinggi
4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 49 81,67 Tinggi
5 1 3 3 4 3 4 1 4 1 1 1 2 3 4 1 36 60 Rendah
6 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 55 91,67 Sangat Tinggi
7 2 3 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 4 48 80 Tinggi
8 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 52 86,67 Tinggi
9 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 51 85 Tinggi
10 2 3 1 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 2 3 45 75 cukup
11 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 2 47 78,33 cukup
12 2 1 2 2 4 2 2 3 4 4 2 2 4 1 1 36 60 Rendah
13 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 43 71,67 cukup
14 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 3 38 63,33 Rendah
15 3 3 4 4 2 3 4 2 4 1 2 3 3 3 4 45 75 cukup
16 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 4 1 3 1 4 45 75 cukup
17 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 46 76,67 cukup
18 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 47 78,33 cukup
19 2 2 2 4 4 4 0 3 4 4 3 3 4 4 1 44 73,33 cukup
20 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 47 78,33 cukup
21 2 3 4 4 1 1 4 2 3 4 4 4 4 2 3 45 75 cukup
22 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 2 3 1 2 42 70 cukup
SKOR KECERDASAN EMOSIONAL SUSTER-SUSTER PUTERI REINHA ROSARI LARANTUKA TAHUN 2010
Aspek 1 MENGENALI EMOSI DIRI
No
Kepercayaan Diri Penilaian diriKesadaran diri KETERANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JML % Kategori23 2 3 4 4 4 2 3 1 1 4 4 4 4 3 2 43 71,67 cukup24 2 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 1 3 4 3 47 78,33 cukup25 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 48 80 Tinggi26 2 3 1 3 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 41 68,33 cukup27 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 50 83,33 cukup28 2 3 1 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 42 70 cukup29 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 2 2 40 66,67 cukup30 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 50 83,33 cukup31 2 2 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 47 78,33 cukup32 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 49 81,67 cukup33 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 49 81,67 Cukup34 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 3 2 35 58,33 Rendah35 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 52 86,67 cukup36 2 3 2 4 1 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 40 66,67 cukup37 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 4 47 78,33 cukup38 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2 34 56,67 Rendah39 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 4 4 44 73,33 cukup40 2 3 2 2 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 3 41 68,33 cukup41 2 2 2 2 3 2 2 3 4 1 2 2 3 2 3 35 58,33 Rendah42 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 3 4 3 44 78,67 cukup43 4 3 3 2 2 3 3 2 4 1 4 3 3 2 3 42 70 Cukup44 2 4 3 3 1 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 45 75 cukup45 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 48 80 Tinggi46 3 2 1 2 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 36 60 Rendah47 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 41 68,33 Cukup48 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 45 75 cukup49 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 1 49 81,67 Tinggi50 4 2 4 1 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 49 81,67 Tinggi
Kesadaran diri Kepercayaan Diri Penilaian diri KETERANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jml % Kategori1 2 3 1 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 36 64,29 Rendah2 2 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 38 67,86 Cukup3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 43 76,79 Cukup4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 49 87,5 Tinggi5 4 1 4 1 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 38 67,86 Cukup6 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 36 81 87,5 Tinggi7 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 47 83,93 Tinggi8 2 4 2 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 46 82,14 Tinggi9 2 2 2 4 1 2 4 4 4 1 3 3 2 4 38 67,86 Cukup10 4 4 2 4 2 2 4 2 4 3 4 3 3 4 45 80,36 Tinggi11 1 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 47 83,93 Tinggi12 1 2 4 4 2 4 2 3 4 2 2 3 2 4 39 68,64 Cukup13 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 35 62,5 Rendah14 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 37 66,07 Cukup15 4 4 4 3 3 3 3 1 4 1 3 4 4 4 45 80,36 Tinggi16 1 2 3 2 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 42 75 Cukup17 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 45 80,36 Tinggi18 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 40 71,43 Cukup19 2 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 45 80,36 Tinggi20 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 43 76.79 Cukup21 1 2 1 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 39 69,64 Cukup22 4 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 3 44 78,57 Cukup23 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 46 82,14 Tinggi
Mengendalikan emosi sendiri Dapat dipercaya Keterangan
No
Apsek 2 Mengelola emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Jml % Kategori24 2 1 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 39 69,64 Cukup25 3 2 1 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 40 71,43 Cukup26 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 46 82,14 Tinggi27 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 44 78,57 Cukup28 2 3 3 4 2 3 2 3 4 1 3 4 4 4 42 75 Cukup29 4 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 36 64,29 Rendah30 4 3 2 3 3 4 2 2 3 1 3 4 4 2 40 71,43 Cukup31 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 39 69,64 Cukup32 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 4 38 67,86 Cukup33 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 43 76,79 Cukup34 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 36 64,29 Rendah35 2 4 3 4 3 2 4 4 1 3 1 4 2 3 40 71,43 Cukup36 1 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 2 4 1 37 66,07 Cukup37 2 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 40 71,43 Cukup38 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 36 64,29 Rendah39 3 3 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 41 73,21 Cukup40 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 4 42 75 Cukup41 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 4 4 39 69,64 Cukup42 4 2 4 1 4 4 3 2 4 4 3 4 3 2 44 78,57 Cukup43 1 2 4 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 2 40 71,43 Cukup44 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 45 80,36 Cukup45 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 45 80,36 Cukup46 2 2 1 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 36 64,29 Rendah47 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 34 60,71 Rendah48 4 3 3 4 2 2 3 2 4 3 2 3 2 4 41 73,21 Cukup49 4 3 4 4 2 3 2 2 4 3 2 3 4 4 44 78,55 Cukup50 2 3 4 3 3 4 2 2 4 3 3 2 4 3 42 75 Cukup
Mengendalikan emosi sendiri Dapat dipercaya Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Jml % Kategori1 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 41 68,33 Cukup2 3 3 3 4 3 3 1 4 3 3 4 3 2 3 4 46 76,67 Cukup3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 4 4 49 81,67 Tinggi4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 52 86,67 Tinggi5 3 1 1 2 3 2 4 3 3 4 3 4 1 2 2 38 63,33 Rendah6 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 54 90 Sangat Tinggi7 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 47 79 Cukup8 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 53 88,33 Tinggi9 3 2 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 48 80 Tinggi10 2 4 2 3 3 1 3 4 2 4 3 4 4 3 2 44 73,33 Cukup11 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 54 90 Sangat Tinggi12 4 4 2 1 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 3 40 66,67 Cukup13 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 41 68,33 Cukup14 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 40 66,67 Cukup15 4 3 2 4 4 3 2 3 1 3 1 3 4 3 3 43 71,67 Cukup16 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 1 4 4 47 79 Cukup17 4 3 4 2 4 2 2 3 2 4 4 3 3 4 3 47 79 Cukup18 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 45 75 Cukup19 3 4 3 2 3 3 4 1 1 3 4 4 3 4 4 46 76,67 Cukup20 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 48 80 Tinggi21 3 1 4 4 3 4 2 4 4 4 1 4 4 1 3 46 76,67 Cukup22 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 49 81,67 Tinggi23 4 2 3 4 4 3 3 4 3 0 1 1 2 2 1 37 61,67 Cukup24 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 54 90 Sangat Tinggi25 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 4 4 46 76,67 Cukup
Aspek 3 Memotivasi diri sendiri
Dorongan berprestasi Memiliki komitmen Memiliki inisiatif Optimis Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Jml % Kategori26 4 4 2 4 1 4 2 1 3 4 4 4 4 3 4 48 80 Tinggi27 3 2 1 3 3 2 1 3 3 1 3 4 3 4 3 39 65 Cukup28 1 3 4 2 1 3 3 3 1 4 3 2 4 3 2 39 65 Cukup29 2 3 2 3 3 2 2 2 2 4 3 2 1 2 4 37 61,67 Rendah30 3 1 3 2 4 1 3 3 2 1 4 4 3 3 2 39 65 Cukup31 4 3 3 4 4 4 1 1 1 4 1 1 1 4 1 37 61,67 Rendah32 4 2 2 4 3 2 1 4 4 3 2 2 3 4 4 44 73,33 Cukup33 4 3 2 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 2 2 46 76,67 Cukup34 4 2 2 4 4 1 3 4 4 1 1 3 2 3 3 41 68,33 Cukup35 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 2 2 3 47 79 Cukup36 2 1 3 4 2 1 4 2 4 3 2 4 2 3 4 41 68,33 Cukup37 3 3 2 2 3 3 2 4 3 2 4 2 3 4 3 43 71,67 Cukup38 3 3 1 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3 37 61,67 Rendah39 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 2 41 68,33 Cukup40 0 3 3 4 1 3 2 2 4 3 4 1 3 4 3 40 66,67 Cukup41 3 2 1 4 4 1 3 1 1 4 3 3 2 3 2 37 61,67 Rendah42 4 3 4 3 2 2 3 3 2 2 4 3 4 1 3 43 71,67 Cukup43 2 4 3 4 3 2 4 2 4 4 2 3 2 2 4 45 75 Cukup44 3 4 4 3 1 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 50 81,33 Cukup45 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 45 75 Cukup46 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 4 47 78,33 Cukup47 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 42 70 Cukup48 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 1 3 2 3 42 70 Cukup49 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 1 2 35 58 Rendah50 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 41 68,33 Cukup
Dorongan berprestasi Memiliki komitmen Memiliki inisiatif Optimis Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Jml % Kategori1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 29 65,90 Cukup2 2 2 4 2 1 2 3 4 3 3 3 29 65,90 Cukup3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 4 36 81,82 Tinggi4 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 3 28 63,64 Rendah5 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 27 61,37 Rendah6 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 30 68,18 Cukup7 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 3 38 86,36 Tinggi8 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 31 72,73 Cukup9 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 34 72,27 Cukup10 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 38 86,18 Tinggi11 4 3 4 4 2 4 2 4 4 3 3 37 84,09 Tinggi12 2 3 1 4 3 2 2 3 3 2 3 28 63,64 Rendah13 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 31 70,45 Cukup14 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 28 63,64 Rendah15 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 30 68,18 Cukup16 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 29 65,90 Cukup17 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 28 63,64 Rendah18 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 36 81,82 Tinggi19 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 38 86,36 Tinggi20 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 72,73 Cukup21 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 27 61,36 Rendah22 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 28 63,64 Rendah23 3 1 3 3 4 3 4 4 2 4 2 33 75 Cukup24 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 34 77,27 Cukup25 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 37 84,09 Tinggi
Keterangan
No
Aspek 4 Mengenali emosi orang lainMampu menerima sudut
pandang orang lainMampu berempati dan pekaterhadap persaan orang lain
Mampu mendengarkanorang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Jml % Kategori1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 42 70 Cukup2 3 2 3 3 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 4 43 71,67 Cukup3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 50 83,33 Tinggi4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 48 80 Tinggi5 3 4 4 1 3 4 1 4 2 3 3 3 3 1 3 42 70 Cukup6 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 58 96,67 Sangat Tinggi7 4 3 1 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 50 83,33 Tinggi8 3 3 2 4 1 2 2 4 1 4 4 1 4 3 4 42 70 Tinggi9 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 53 88,33 Tinggi10 2 1 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 50 83,33 Tinggi11 1 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 0 1 43 71,67 Cukup12 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 2 2 3 4 39 65 Cukup13 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 40 66,67 Cukup14 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 39 65 Cukup15 4 2 2 4 4 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4 45 75 Cukup16 3 2 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 50 83,33 Tinggi17 2 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 51 85 Tinggi18 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 49 81,67 Tinggi19 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 51 85 Tinggi20 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46 76,67 Cukup21 3 1 3 1 4 4 4 2 1 2 4 4 3 1 4 41 68,33 Cukup22 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 4 48 80 Tinggi23 3 1 1 4 4 1 3 4 2 3 3 3 2 2 1 37 58,33 Rendah24 2 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 50 83,33 Tinggi25 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 48 80 Tinggi
timbul dalam hubungan dengan orang lain
Aspek 5 Membina hubungan
KeteranganMampu bekerja sama Mampu berkomunikasiMampu menyelesaikan persoalan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 Jml % Kategori26 2 1 1 4 4 4 3 2 1 4 3 3 3 4 2 41 68,33 Cukup27 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 4 3 2 3 2 43 71,67 Cukup28 2 2 2 4 4 3 3 1 4 3 3 3 4 1 3 42 70 Cukup29 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 42 70 Cukup30 2 2 2 4 4 3 3 1 4 1 4 2 3 1 4 40 66,67 Cukup31 3 4 4 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 4 48 80 Tinggi32 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 4 43 71,67 Cukup33 2 4 3 2 4 1 3 2 3 3 3 2 2 3 4 41 68,33 Cukup34 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 35 58,33 Rendah35 4 4 3 1 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 47 78,33 Cukup36 2 1 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 40 66,67 Cukup37 3 2 3 3 1 1 3 2 2 3 2 4 2 3 4 38 63,33 Rendah38 2 1 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 35 58,33 Rendah39 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 4 41 68,33 Cukup40 4 2 4 3 3 3 4 3 2 2 2 4 2 2 4 44 73,33 Cukup41 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 41 68,33 Cukup42 4 3 2 4 4 2 4 3 2 3 4 2 4 3 3 47 78,33 Cukup43 4 3 2 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 2 3 48 80 Tinggi44 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 47 78,33 Cukup45 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 54 90 Sangat Tinggi46 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 51 85 Tinggi47 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 39 65 Cukup48 4 2 2 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 47 78,33 Cukup49 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 37 61,67 Rendah50 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 40 66,67 Cukup
Mampu menyelesaikan persoalan yang Mampu bekerja sama Mampu berkomunikasi Keterangan
timbul dalam hubungan dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Jml % Kategori26 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 29 65,90 Cukup27 3 3 3 4 2 4 2 2 4 3 3 33 75 Cukup28 4 3 1 2 1 1 3 4 3 1 2 25 56,82 Rendah29 3 3 1 3 1 2 2 3 2 3 3 26 59,09 Rendah30 4 3 1 3 1 1 3 4 3 2 2 27 61,36 Rendah31 2 3 1 2 2 1 3 4 4 4 4 30 68,18 Cukup32 4 3 2 1 2 3 3 2 3 2 3 28 63,64 Rendah33 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 33 75 Cukup34 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 31 70,45 Cukup35 3 4 2 3 2 3 4 3 4 2 3 33 75 Cukup36 4 3 2 2 4 2 4 4 3 4 2 34 77,27 Cukup37 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 3 35 79,54 Cukup38 3 3 1 2 4 4 3 4 2 4 4 34 72,27 Cukup39 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 31 70,45 Cukup40 2 4 2 2 4 4 3 4 2 3 4 34 72,27 Cukup41 3 2 2 2 3 4 1 3 2 3 2 27 61,36 Rendah42 4 3 3 4 2 1 4 3 4 4 2 34 72,27 Cukup43 4 1 2 2 4 2 4 4 3 4 2 32 72,73 Cukup44 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 35 79,54 Cukup45 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 36 81,82 Tinggi46 2 3 3 2 1 4 4 4 3 3 4 33 75 Cukup47 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 29 65,90 Cukup48 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 3 35 79,54 Cukup49 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 37 84,09 Tinggi50 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 38 86,36 Tinggi
No
Mampu menerima sudut Mampu berempati dan peka Mampu mendengarkanKeterangan
pandang orang lain terhadap persaan orang lain orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Lampiran 5
Daftar Nama Anggota Konseling Kelompok.
1. Sr. Mikalista
2. Sr Blansita
3. Sr. Isabela
4. Sr. Leonardine
5. Sr. Afra
6. Sr. Amandine
7. Sr. Stefarista
8. Sr. Zarina
9. Sr. Benita
10. Sr. Yudita
11. Sr. Donatila
12. Sr. Raymunda
13. Sr. Konstantine
14. Sr. Ines
15. Sr. Jeanne d’Arc
16. Sr. Leonita
17. Sr. Willbrord
18. Sr. Marlena
19. Sr. Silvestra
20. Sr. Alexandra
21. Sr. Eugenia
22. Sr. Agusta
23. Sr. Yovina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI