kebutuhan likuiditas

5
Kebutuhan Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya : jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai. Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka Aset tersebut dikatakan tidak likuid. Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya. Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aktiva, karena pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang berminat menukar (membeli) aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, risiko likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau bervolume kecil. Risiko likuiditas merupakan suatu risiko keuangan karena adanya ketidakpastian likuiditas. Suatu lembaga dapat berkurang likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lain yang menyebabkan pihak lain menghindari transaksi atau memberikan pinjaman ke lembaga tersebut. Suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas. Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, dan memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan. Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut

Upload: nadiauly

Post on 26-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penjelasan kebutuhan likuiditas

TRANSCRIPT

Kebutuhan Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya: jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai. Meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka Aset tersebut dikatakan tidak likuid.

Hal ini bisa terjadi jika pihak pengutang tidak dapat menjual hartanya karena tidak adanya pihak lain di pasar yang berminat membelinya. Hal ini berbeda dengan penurunan drastis harga aktiva, karena pada kasus penurunan harga, pasar berpendapat bahwa aktiva tersebut tak bernilai. Tidak adanya pihak yang berminat menukar (membeli) aktiva kemungkinan hanya disebabkan karena kesulitan mempertemukan kedua belah pihak. Karenanya, risiko likuiditas biasanya lebih besar kemungkinan terjadi pada pasar yang baru tumbuh atau bervolume kecil.

Risiko likuiditas merupakan suatu risiko keuangan karena adanya ketidakpastian likuiditas. Suatu lembaga dapat berkurang likuiditasnya jika peringkat kreditnya turun, mengalami pengeluaran kas yang tak terduga, atau peristiwa lain yang menyebabkan pihak lain menghindari transaksi atau memberikan pinjaman ke lembaga tersebut. Suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas.

Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, dan memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan.Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.

Likuiditas diprlukan oleh bank untuk memberi kompensasi fluktuasi neraca yang terduga dan tak terduga serta menyediakan dana untuk pertumbuhan. Likuiditas juga mengambarkan kemampuan bank untuk mengakomodasikan penarikan deposit dan kewajiban lain secara efisien serta untuk menutup peningkatan dana dalam pinjaman dan portofolio investasi.

Pada pembukaan naskah perundingan pada Juni 2008, Basel Committee on Bank Supervision menyatakan:

Likuiditas merupakan kemampuan bank untuk mendanai peningkatan aset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa mengakibatkan kerugian yang besar

Peranan dasar bank dalam perubahan waktu jatuh tempo dari deposit jangka pendek ke jangka panjang

Setiap transaksi atau komitmen keuangan secara virtual memiliki implikasi terhada likuiditas bank

Manajemen risiko likuiditas yang efektif dapat memastikan kemampuan sebuah bank untuk memenuhi kewajibannya

Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang paling penting, karena likuiditas pada setiap institusi dapat berdampak pada seluruh sistem

Perkembangan pasar keuangan pada dekade sebelumnya telah meningkatkan kompleksitas risiko likuiditas dan manajemenya

Risiko likuiditas mempunyai dua arti, pengertian pertama yaitu ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek atau pengeluaran tak terduganya. Pengertian kedua yaitu kemungkinan penjualan suatu asset perusahaan dengan diskon yang tinggi karena sulitnya mencari pembeli. Perusahaan menghadapi risiko likuiditas jenis ini terutama bagi yang menanamkan uang di surat berharga.

Ciri dari risiko likuiditas tipe kedua ini adalah besarnya spread, yaitu selisih harga beli dan jual. Sekalipun risiko likuiditas berkaitan dengan jangka waktu yang pendek, kondisi tidak likuid yang ekstrem dapat menyebabkan kebangkrutan.

Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, dan memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan.Pengertian likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.

Dalam kegiatan operasional bank sehari-hari manajemen likuiditas merupakan masalah yang sangat penting. Seperti kita ketahui bahwa sebagian dana yang dikelola bank bersumber dari dana pihak ketiga atau masyarakat yang dititipkan pada bank bersangkutan baik dalam bentuk rekening giro, tabungan, deposito dan dalam bentuk simpanan lainnya.Simpanan tersebut harus dibayar jatuh tempo dan sebagian harus segera dibayar pada saat ditagih. Masalahnya adalah bagaimana bank dapat memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah pada saat simpanannya jatuh tempo atau pada saat diminta. Sementara pada waktu yang sama bank harus pula menggunakan dana tersebut dengan mengalokasikannya ke dalam berbagai bentuk invesasi untuk memperoleh laba guna membayar biaya-biaya dana tersebut dan biaya operasional lainnya. Masalah ini akan tetap menjadi suatu masalah klasik dalam pengelolaan aktiva-pasiva suatu bank yaitu konflik antar likuiditas disuatu pihak dan profitabilitas di pihak lain.

Prinsip prinsip Manajemen dan Pengawasan Risiko Likuiditas yang Baik

Bank bertanggung jawab atas manajemen resiko likuiditas yang baik

Bank harus mengungkapkan toleransi likuiditas dengan tepat

Manajaemen senior harus mengembangkan suatu strategi, kebijakan dan praktik

Bank harus menggabungkan biaya likuiditas, manfaat dan resiko dalam harga produk, ukuran kinerja dan proses persetujuan produk baru

Bank harus memiliki proses identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pemeriksa resiko likuiditas yang baik

Bank harus mengelola pemaparan tesiko likuiditas dan kebutuhan dana secara aktif

Bank harus membangun strategi pendanaan yang memberikan diversifikasi efektif dalam sumber dan tujuan pendanaan

Bank harus aktif dalam mengatur posisi likuiditas dan risikonya untuk memenuhi pembayaran dan kewajiban tepat waktu

Bank harus aktif mengelola posisi jaminannya, dengan cara membedakan aset yang dibebankan dan aset yang tidak dibebankan

Bank harus melakukan uji tekanan berdasarkan variasi sekenario tekanan yang bersifat institusi spesifik dan pasar luas

Bank harus memiliki rencana kemungkinan pendanaan formal (CFP) yang secara jelas menentukan strategi untuk mengatasi kerugian likuiditas

Bank harus mempertahankan pengamanan harta lancar yang tidak dibebankan dan berkualitas tinggi untuk disimpan sebagai jaminan terhadap keadaan likuiditas yang tidak aman

Pengungkapan Publik

Bank harus memberikan informasi kepada publik secara berkala

Para pengawas harus melakukan penilaian yang komperhensif mengenai keseluruhan kerangka manajemen resiko likuiditas dan posisi likuiditas

Para pengawas harus memperbaiki penilaian berkala mereka menegenai kerangka manajemen resiko likuiditas dan posisi likuiditas

Para pengawas harus terlibat dalam tindakan perbaikan yang efektif dan tepat waktu

Para pengawas harus berkomunikasi dengan pengawas dan pihak berwenang lainnya