kebutuhan bahan pokok untuk warga setempat. jual jamu jadi ... · sembako murah: warga berebut saat...

1
Warga Negara Turki Pelaku Hipnosis Dibekuk SEMBAKO MURAH: Warga berebut saat menukarkan kupon paket sembako di pasar murah yang diadakan Wali Kota Jakarta Barat, kemarin. Pasar murah yang berlangsung hingga hari ini menjual berbagai kebutuhan bahan pokok untuk warga setempat. MI/RAMDANI Jual Jamu Jadi Kedok Oplos Miras Fidel Ali Korban tewas akibat miras oplosan di Jagakarsa bertambah menjadi 14 orang. APARAT Satuan Kejahatan dan Tindak Kekerasan Direk- torat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap dua warga negara asing pelaku gendam atau hipnosis. “Kita menangkap dua pelaku kejahatan yang menggunakan kekuatan supranatural yang membuat korban tidak sadar- kan diri. Pelaku kita tangkap di Kemayoran, Jakarta, pukul 01.00 dini hari tadi (kemarin),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rai Amar di Jakarta, kemarin. Saat ditangkap dua orang tersebut ternyata memiliki be- berapa dokumen kewargane- garaan yakni Suriah, Iran, Turki. Namun setelah ditelusuri, me- reka diketahui memiliki kewar- ganegaraan Turki. Kedua tersangka yakni Yaman Alper alias Saeed Heidarrirad, 32, beralamat di Istanbul/Ak- sarray Joubisit, Turki 11020 dan Mehmet Sahin, 19, beralamat di Erzurum Merkez 603 Turki. Mereka tercatat masuk ke Indo- nesia pada Februari tahun ini. Pengungkapan kasus kedua tersangka berawal dari infor- masi seorang pengusaha rental mobil yang menonton pelaku di televisi yang menayangkan rekaman CCTV. Dia mengenali kedua tersangka sebagai orang yang pernah sewa mobilnya, tapi tidak mengembalikan. Selain dari perawakan dan sik pelaku, korban juga menge- nali dari pakaian yang dikena- kan pelaku ketika beraksi. Pelaku diduga merupakan bagian dari sindikat internasio- nal. Polisi saat ini tengah menge- jar dua rekan tersangka yang berkewarganegaraan Malaysia dan Indonesia. (FD/J-2) Megapolitan | 5 JUMAT, 27 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA P RODUSEN jamu me- ngeluhkan banyak- nya penjual minuman keras (miras) yang menjadikan kegiatan menjual jamu sebagai kedok. Dengan mengaku sebagai penjual jamu, mereka bisa menjual miras tan- pa izin. Akibatnya, saat ada pem- beli yang tewas karena memi- num miras oplosan, isu yang berkem bang adalah mereka tewas karena menenggak jamu. Padahal bukan jamu yang men- jadi penyebabnya. Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan pihaknya prihatin atas kejadian terakhir yang terjadi di Jaga- karsa, Jakarta Selatan. “Kasus ini sungguh menye- dihkan. Di tengah upaya me- ningkatkan kepercayaan terha- dap industri jamu Indonesia, masih ada penjual jamu yang berani membuat miras oplos- an,” kata Irwan Hidayat dalam keterangan persnya, kemarin. Ahli Pencernaan dari Uni- versitas Indonesia Ari Fahrial mengatakan miras oplosan memiliki jumlah alkohol yang dapat menyebabkan seorang peminum berada di tahap akut. Akibatnya berdampak pada saluran pernapasan, otak, dan berujung pada kematian. “Tubuh orang Indonesia tidak biasa dengan dosis alkohol yang tinggi. Miras oplosan ditambah dengan berbagai campuran bisa melukai lambung, usus, dan pankreas. Kalau sudah begitu, orang dalam keadaan tidak sa- dar, pernapasannya terganggu. Kalau dia tertidur dengan posisi tidak benar malah bisa mun- tah kemudian menghambat pernapasan di paru-paru dan menyumbat otak. Akhirnya meninggal,” jelas Ari. Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta me- ngatakan produsen minuman serta obat harus mencantumkan label dilarang dicampur de- ngan minuman lain dan jamu. “Badan Pengawas Obat dan Makanan harus memberi per- ingatan kepada produsen agar mencantumkan label dilarang dicampur pada produk-produk obat dan makanan agar jangan bertambah banyak yang men- jadi korban,” kata Marius. Ia mengusulkan uji foren- sik untuk memastikan korban tewas diakibatkan minuman oplosan. “Hasil itu menjadi da- sar untuk membuat informasi sebagai peringatan bagi kon- sumen,” ujarnya. Sementara itu, korban mi- numan oplosan di Jagakarsa beberapa waktu lalu, bertambah tiga orang menjadi 14 orang. Polisi menduga korban dapat bertambah karena ada yang tidak langsung ditangani di rumah sakit. “Sampai saat ini korban bertambah menjadi 14 orang. Terakhir ada yang meninggal hari ini (kemarin),” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Komisaris Nurdi Satriaji. Polisi sendiri sudah menetap- kan tersangka atas kasus terse- but, yakni penjual minuman, Sa- rimin. Menurut pengakuannya, ia sudah mengoplos minuman selama lebih dari 15 tahun dan berjualan jamu selama 20 tahun. (Ken/*/J-2) [email protected] LINTAS BERITA Besok Deadline Keputusan TPST Ciangir KEPUTUSAN jadi atau tidaknya kerja sama Pemprov DKI Ja- karta dengan Tangerang dalam pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Ciangir, Kabupaten Tangerang, harus sudah ada Sabtu (28/8) besok sesuai kesepakatan sebelumnya. “Jika hingga 28 Agustus ini Pemkab Tangerang tidak kunjung memberi- kan persetujuan kerja sama, rencana pembangunan TPST Ciangir terancam gagal,” jelas Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna, kemarin. Bila proyek TPST itu batal dibangun, Tangerang dan Jakarta akan kesulitan mencari lokasi pembuangan sampah. Dari sisi nilai investasi, pemasukan untuk kas daerah Tangerang dari Pemprov DKI Rp15 miliar per tahun bakal hilang. (Ssr/J-3) Pengutil Ditangkap di Serpong TIGA tersangka pengutil yang kerap beroperasi di wilayah Jabo- detabek, kemarin, diamankan petugas Polsek Serpong. Mereka terdiri atas Yanah, 47, dan Nurhayati, 30, serta Glean Warow, 34. Pelaku kedapatan mengambil barang seperti susu kotak, susu ka- leng, baju, dan celana di dalam tas ukuran besar tanpa dilengkapi bukti pembayaran. “Begitu ketiga orang yang mengutil di dua supermarket di kawasan Serpong itu kami amankan, penadah jaringan yang sudah kami ketahui identitasnya langsung kabur bersama puluhan pelaku lainnya,” kata Kapolsek Serpong Ajun Komisaris Budi Hermanto. Puluhan orang yang melarikan diri tersebut diketahui bertempat tinggal di salah satu rumah di ka- wasan Taman Sari, Jakarta Barat. (SM/J-3)

Upload: vudien

Post on 18-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kebutuhan bahan pokok untuk warga setempat. Jual Jamu Jadi ... · SEMBAKO MURAH: Warga berebut saat menukarkan kupon paket ... membuat korban tidak sadar-kan diri. Pelaku kita tangkap

Warga Negara Turki Pelaku Hipnosis Dibekuk

SEMBAKO MURAH: Warga berebut saat menukarkan kupon paket sembako di pasar murah yang diadakan Wali Kota Jakarta Barat, kemarin. Pasar murah yang berlangsung hingga hari ini menjual berbagai kebutuhan bahan pokok untuk warga setempat.

MI/RAMDANI

Jual JamuJadi KedokOplos Miras

Fidel Ali

Korban tewas akibat miras oplosan di Jagakarsa bertambah menjadi 14 orang.

APARAT Satuan Kejahatan dan Tindak Kekerasan Direk-torat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap dua warga negara asing pelaku gendam atau hipnosis.

“Kita menangkap dua pelaku kejahatan yang menggunakan kekuatan supranatural yang membuat korban tidak sadar-

kan diri. Pelaku kita tangkap di Kemayoran, Jakarta, pukul 01.00 dini hari tadi (kemarin),” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafl i Amar di Jakarta, kemarin.

Saat ditangkap dua orang tersebut ternyata memiliki be-berapa dokumen kewargane-garaan yakni Suriah, Iran, Turki.

Namun setelah ditelusuri, me-reka diketahui memiliki kewar-ganegaraan Turki.

Kedua tersangka yakni Yaman Alper alias Saeed Heidarrirad, 32, beralamat di Istanbul/Ak-sarray Joubisit, Turki 11020 dan Mehmet Sahin, 19, beralamat di Erzurum Merkez 603 Turki. Mereka tercatat masuk ke Indo-

nesia pada Februari tahun ini. Pengungkapan kasus kedua

tersangka berawal dari infor-masi seorang pengusaha rental mobil yang menonton pelaku di televisi yang menayangkan rekaman CCTV. Dia mengenali kedua tersangka sebagai orang yang pernah sewa mobilnya, tapi tidak mengembalikan.

Selain dari perawakan dan fi sik pelaku, korban juga menge-nali dari pakaian yang dikena-kan pelaku ketika beraksi.

Pelaku diduga merupakan bagian dari sindikat internasio-nal. Polisi saat ini tengah menge-jar dua rekan tersangka yang berkewarganegaraan Malaysia dan Indonesia. (FD/J-2)

Megapolitan | 5JUMAT, 27 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

PRODUSEN jamu me-ngeluhkan banyak-nya penjual minuman keras (miras) yang

menjadikan kegiatan menjual jamu sebagai kedok. Dengan mengaku sebagai penjual jamu, mereka bisa menjual miras tan-pa izin.

Akibatnya, saat ada pem-beli yang tewas karena memi-num miras oplosan, isu yang berkem bang adalah mereka tewas karena menenggak jamu. Padahal bukan jamu yang men-jadi penyebabnya.

Direktur Utama Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan pihaknya prihatin atas kejadian terakhir yang terjadi di Jaga-karsa, Jakarta Selatan.

“Kasus ini sungguh menye-dihkan. Di tengah upaya me-ningkatkan kepercayaan terha-dap industri jamu Indonesia, masih ada penjual jamu yang berani membuat miras oplos-an,” kata Irwan Hidayat dalam keterangan persnya, kemarin.

Ahli Pencernaan dari Uni-versitas Indonesia Ari Fahrial mengatakan miras oplosan memiliki jumlah alkohol yang dapat menyebabkan seorang peminum berada di tahap akut. Akibatnya berdampak pada saluran pernapasan, otak, dan berujung pada kematian. “Tubuh orang Indonesia tidak biasa dengan dosis alkohol yang tinggi. Miras oplosan ditambah dengan berbagai campuran bisa melukai lambung, usus, dan

pankreas. Kalau sudah begitu, orang dalam keadaan tidak sa-dar, pernapasannya terganggu. Kalau dia tertidur dengan po sisi tidak benar malah bisa mun-tah kemudian menghambat pernapasan di paru-paru dan menyumbat otak. Akhirnya meninggal,” jelas Ari.

Ketua Yayasan Pemberda ya an Konsumen Kesehatan In donesia (YPKKI) Marius Widjajarta me-ngatakan produsen minuman serta obat harus men cantumkan label dilarang dicampur de-ngan minuman lain dan jamu. “Badan Pengawas Obat dan Makanan harus memberi per-ingatan kepada produsen agar mencantumkan label dilarang dicampur pada produk-produk obat dan makanan agar jangan bertambah banyak yang men-jadi korban,” kata Marius.

Ia mengusulkan uji foren-sik untuk memastikan korban tewas diakibatkan minuman oplosan. “Hasil itu menjadi da-sar untuk membuat informasi sebagai peringatan bagi kon-sumen,” ujarnya.

Sementara itu, korban mi-numan oplosan di Jagakarsa beberapa waktu lalu, bertambah tiga orang menjadi 14 orang. Polisi menduga korban dapat bertambah karena ada yang tidak langsung ditangani di rumah sakit.

“Sampai saat ini korban bertambah menjadi 14 orang. Terakhir ada yang meninggal hari ini (kemarin),” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Komisaris Nurdi Satriaji.

Polisi sendiri sudah menetap-kan tersangka atas kasus terse-but, yakni penjual minuman, Sa-rimin. Menurut pengakuannya, ia sudah mengoplos minuman selama lebih dari 15 tahun dan berjualan jamu selama 20 tahun. (Ken/*/J-2)

[email protected]

LINTAS BERITA

Besok Deadline Keputusan TPST CiangirKEPUTUSAN jadi atau tidaknya kerja sama Pemprov DKI Ja-karta dengan Tangerang dalam pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Ciangir, Kabupaten Tangerang, harus sudah ada Sabtu (28/8) besok sesuai kesepakatan sebelumnya. “Jika hingga 28 Agustus ini Pemkab Tangerang tidak kunjung memberi-kan persetujuan kerja sama, rencana pembangunan TPST Ciangir terancam gagal,” jelas Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna, kemarin. Bila proyek TPST itu batal dibangun, Tangerang dan Jakarta akan kesulitan mencari lokasi pembuangan sampah. Dari sisi nilai investasi, pemasukan untuk kas daerah Tangerang dari Pemprov DKI Rp15 miliar per tahun bakal hilang. (Ssr/J-3)

Pengutil Ditangkap di Serpong TIGA tersangka pengutil yang kerap beroperasi di wilayah Jabo-detabek, kemarin, diamankan petugas Polsek Serpong. Mereka terdiri atas Yanah, 47, dan Nurhayati, 30, serta Glean Warow, 34. Pelaku kedapatan mengambil barang seperti susu kotak, susu ka-leng, baju, dan celana di dalam tas ukuran besar tanpa dilengkapi bukti pembayaran. “Begitu ketiga orang yang mengutil di dua supermarket di kawasan Serpong itu kami amankan, penadah jaringan yang sudah kami ketahui identitasnya langsung kabur bersama puluhan pelaku lainnya,” kata Kapolsek Serpong Ajun Komisaris Budi Hermanto. Puluhan orang yang melarikan diri tersebut diketahui bertempat tinggal di salah satu rumah di ka-wasan Taman Sari, Jakarta Barat. (SM/J-3)