kebun sawit dan jasa pada berbagai skenario … · (1,2 juta ha) perluasan terjadi pada areal...

1
Indonesia adalah produsen dan pengekspor utama minyak sawit di pasar global. Produksi minyak sawit nasional meningkat dua kali lipat sejak 2007 hingga 2017 dari 18 juta ton menjadi 36 juta ton, mencakup sekitar 54% dari total produksi global. PERLUASAN KEBUN SAWIT DI INDONESIA DI MASA DEPAN TAK TERHINDARKAN KARENA ALASAN-ALASAN… Hasil sangat tinggi Biaya produksi rendah dan margin keuntungan yang tinggi Meningkatnya konsumsi domestik minyak sayur dan bahan bakar nabati Tingginya permintaan minyak sawit di pasar global Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal Perluasan kebun sawit rakyat 23% JASA EKOSISTEM DIANALISIS UNTUK MENILAI DAMPAK PERLUASAN KEBUN SAWIT PADA TAHUN 2035 Pada 2015, luas kebun sawit mencapai 6% dari total luas Indonesia. Perluasan hanya terjadi pada areal potensial dengan kesesuaian lahan tertentu. Menggunakan bibit varietas unggul. Areal dengan nilai konservasi tinggi (HCV) dan stok karbon tinggi (HCS) dilindungi. Perluasan terbatas pada areal penggunaan lain. Tidak ada perluasan kebun di areal-areal dengan tutupan hutan dan lahan gambut. Meningkatnya permintaan kayu untuk bahan bakar nabati dan pasokan kayu. Tingginya permintaan minyak sawit untuk pasar domestik dan pasar internasional. KUALITAS HABITAT SIMPANAN & SERAPAN KARBON HASIL AIR CO ² PRODUKSI MINYAK SAWIT JASA EKOSISTEM HASIL KAYU B I S N I S S E P E R T I B I A S A K O N S E R V A S I I N T E N S I F I K A S I L E S T A R I BISNIS SEPERTI BIASA KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH TEMUAN UTAMA 2007 2017 18 juta ton 36 juta ton BIAYA PRODUKSI KEUNTUNGAN 32% 54% total produksi global KUALITAS HABITAT SIMPANAN & SERAPAN KARBON HASIL AIR CO ² PRODUKSI MINYAK SAWIT JASA EKOSISTEM HASIL KAYU Sekitar dua-pertiga (2.0 juta ha) perluasan terjadi pada areal penggunaa lain. Perluasan kebun sawit meningkat 3,3 juta ha menjadi total 4, 8 juta ha, mencakup lebih dari 32% luas provinsi. Perluasan kebun sawit meningkat 2,10 juta ha menjadi 3,58 juta ha, mencakup lebih dari 23% luas provinsi. Sekitar dua-pertiga (1,2 juta ha) perluasan terjadi pada areal dengan tutupan hutan. Kalimantan Barat memiliki sekitar 60% (3,9 miliar ton karbon) dari total stok karbon (6,5 miliar ton karbon) di Kalimantan Tengah. Dalam skenario Bisnis Seperti Biasa, sekitar 779 juta ton karbon dan 591 juta ton karbon stok karbon hilang masing-masing di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari menghasilkan peningkatan stok karbon di kedua provinsi. Kalimantan Barat menghasilkan 16% lebih banyak minyak sawit dibandingkan dengan Kalimantan Tengah. 0.00 2.25 4.50 6.75 9.00 LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035 Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun Luas (juta ha)/hasil minyak sawit (juta ton) LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035 Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun 0.00 2.50 5.00 7.50 10.00 Luas (juta ha)/hasil minyak sawit (juta ton) Kualitas habitat menurun dengan signifikan di kedua provinsi dalam skenario Bisnis Seperti Biasa. Dalam skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari, tidak terjadi pengurangan kualitas habitat secara signifikan. JASA EKOSISTEM KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH. Skenario intensifikasi lestari memberikan dampak positif pada stok karbon dan hasil air, sedangkan kualitas habitat sedikit memburuk di daerah penelitian. Skenario intensifikasi lestari menawarkan solusi kompromi untuk perluasan kebun sawit di masa depan dengan memastikan pasokan jasa ekosistem yang sebanding dengan skenario konservasi, dan tanpa mempengaruhi secara signifikan hasil minyak sawit. PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO INTENSIFIKASI LESTARI PADA 2035 PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK SKENARIO INTENSIFIKASI LESTARI DI 2035 SKENARIO INTENSIFIKASI LESTARI 2035 Skenario konservasi meningkatkan cadangan karbon dan mempertahankan kualitas habitat yang stabil relatif terhadap penggunaan lahan (2016) dengan intensitas perluasan kebun sawit terendah. Skenario konservasi menghasilkan nilai total ekonomi tertinggi (TEV) jasa ekosistem di antara tiga skenario penggunaan lahan pada masa depan di kedua areal studi. PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK SKENARIO KONSERVASI DI 2035 PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO KONSERVASI PADA 2035 SKENARIO KONSERVASI 2035 Pengelolaan intensif untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Perluasan terjadi di wilayah konsesi perkebunan sawit dan hutan tanaman industri. Skenario bisnis seperti biasa berdampak merugikan terhadap jasa ekosistem karena perluasan intensif kebun sawit yang mencakup areal hutan tua dan hutan pertumbuhan kembali. PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA PADA 2035 PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA DI 2035 SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA 2035 Perluasan kebun sawit meningkat 534.000 ha menjadi total 2,11 juta ha. KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT Lebih dari 13,7 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan. KONSERVASI Lebih dari 9,63 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan. Hasil air terdampak negatif di semua skenario tata guna lahan masa depan relatif terhadap penggunaan lahan saat ini. CO ² Nilai total jasa ekosistem (TEV) menurun pada skenario penggunaan lahan pada masa depan. Skenario Konservasi menghasilkan nilai jasa ekosistem tertinggi di kedua provinsi. 0.00 47.50 LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035 Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Total nilai ekonomi (Milyar US$) 95.00 142.50 190.00 Referensi Sharma SK, Baral H, Laumonier Y, Okarda B, Komarudin H, Purnomo H dan Pacheco P. 2018. An analysis of multiple ecosystem services under future oil palm expansion scenarios in Central and West Kalimantan, Indonesia. Occasional Paper 187. Bogor, Indonesia: CIFOR. https://www.cifor.org/pid/6953 Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dana dari United States Agency for International Develop- ment (USAID) melalui proyek penelitian Governing Oil Palm Landscapes for Sustainability Program Penelitian CGIAR tentang Hutan, Pohon, dan Wanatani (FTA) adalah penelitian terbesar di dunia dalam program pembangunan guna meningkatkan peran hutan, pohon, dan wanatani dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan, serta untuk mengatasi perubahan iklim. CIFOR memimpin FTA dalam kemitraan dengan Bioversity International, CATIE, CIRAD, ICRAF, INBAR dan TBI. Kegiatan ini didukung oleh Penyandang Dana CGIAR: cgiar.org/funders/ Direkomendasikan perlunya studi yang lebih detail di tingkat lokal (rumah tangga atau desa) untuk mengevaluasi nilai ekonomi dari jasa ekosistem kunci dan pertukaran atau sinerginya dalam memahami lebih baik dampak perluasan kebun sawit pada masyarakat lokal dan lingkungan. Memenuhi kaidah moratorium hutan dan nol-deforestasi. Perluasan kebun sawit meningkat 1,37 juta ha menjadi total 2,98 juta ha. Perluasan kebun sawit meningkat 1,28 juta ha pada lahan yang sesuai menjadi total 2,86 juta ha. INTENSIFIKASI LESTARI KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT 56% perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar Sekitar 33% pada semak belukar. 87% perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar Sekitar 12% pada semak belukar. Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Satu dari 25 hotspot biodiversitas KALIMANTAN BARAT DAN KALIMANTAN TENGAH SKENARIO MASA DEPAN KEBUN SAWIT PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT PADA 2016 KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT 2016 PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH PADA 2016 AREA STUDI Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Kilometers 100 0 50 100 Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Kilometers 100 0 50 100 Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Kilometers 100 0 50 100 Kilometers 100 0 50 100 Legend Land use classes Intact Forest Logged Forest Regrowth Forest Scrublands Agriculture Other Land Oil Palm Plantation Timber Plantation Water Bodies Kilometers 100 0 50 100 Kilometers 100 0 50 100 Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Kilometer 100 0 50 100 Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Legend Land use classes Intact Forest Logged Forest Regrowth Forest Scrublands Agriculture Other Land Oil Palm Plantation Timber Plantation Water Bodies Kilometer 100 0 50 100 Perluasan kebun sawit meningkat 218.000 ha menjadi 1,82 juta ha. Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer Hutan Bekas Tebangan Hutan Sekunder Belukar Pertanian Lahan Lain Perkebunan Kelapa Sawit Hutan Tanaman Industri Badan Air KEBUN SAWIT DAN JASA EKOSISTEM PADA BERBAGAI SKENARIO PENGELOLAAN LANSKAP

Upload: phamkhuong

Post on 14-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUN SAWIT DAN JASA PADA BERBAGAI SKENARIO … · (1,2 juta ha) perluasan terjadi pada areal dengan tutupan hutan. Kalimantan Barat memiliki sekitar 60% (3,9 miliar ton karbon) dari

Indonesia adalah produsen dan pengekspor utama minyak sawit di pasar global.

Produksi minyak sawit nasional meningkat dua kali lipat sejak 2007 hingga 2017 dari 18 juta ton menjadi 36 juta ton, mencakup sekitar 54% dari total produksi global.

PERLUASAN KEBUN SAWIT DI INDONESIA DI MASA DEPAN TAK

TERHINDARKAN KARENA ALASAN-ALASAN…

Hasil sangat tinggi

Biaya produksi rendah dan margin keuntungan yang tinggi

Meningkatnya konsumsi domestik minyak sayur dan bahan bakar nabati

Tingginya permintaan minyak sawit di pasar global

Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal

Perluasan kebun sawit rakyat

23%

JASA EKOSISTEM DIANALISIS UNTUK MENILAI DAMPAK PERLUASAN KEBUN SAWIT PADA TAHUN 2035

Pada 2015, luas kebun sawit mencapai 6% dari total luas Indonesia.

Perluasan hanya terjadi pada areal potensial dengan kesesuaian lahan

tertentu.

Menggunakan bibit varietas unggul.

Areal dengan nilai konservasi tinggi (HCV) dan stok

karbon tinggi (HCS) dilindungi.

Perluasan terbatas pada areal

penggunaan lain.

Tidak ada perluasan kebun di areal-areal

dengan tutupan hutan dan lahan gambut.

Meningkatnya permintaan kayu untuk bahan bakar nabati dan

pasokan kayu.

Tingginya permintaan minyak sawit untuk pasar domestik dan pasar internasional.

KUALITASHABITAT

SIMPANAN &SERAPANKARBON

HASIL AIR

CO²

PRODUKSIMINYAKSAWIT

JASA EKOSISTEM

HASILKAYU

BISN

IS S

EPER

TI BIA

SA

KONSERVASI

INTENSIFIKASI LESTARI

BISNIS SEPERTI BIASA

KALIMANTAN BARATKALIMANTAN TENGAH

TEMUAN UTAMA

2007 2017

18 juta ton

36 juta ton

BIAYA PRODUKSI

KEUNTUNGAN

32%

54% total produksi global

KUALITASHABITAT

SIMPANAN &SERAPANKARBON

HASILAIR

CO²

PRODUKSIMINYAKSAWIT

JASAEKOSISTEM

HASILKAYU

Sekitar dua-pertiga (2.0 juta ha) perluasan terjadi pada areal penggunaa lain.

Perluasan kebun sawit meningkat 3,3 juta ha menjadi total 4, 8 juta ha, mencakup lebih dari 32% luas provinsi.

Perluasan kebun sawit meningkat 2,10 juta ha menjadi 3,58 juta ha, mencakup lebih dari 23% luas provinsi.

Sekitar dua-pertiga (1,2 juta ha) perluasan terjadi pada areal dengan tutupan hutan.

Kalimantan Barat memiliki sekitar 60% (3,9 miliar ton karbon) dari total stok karbon (6,5 miliar ton karbon) di Kalimantan Tengah.

Dalam skenario Bisnis Seperti Biasa, sekitar 779 juta ton karbon dan 591 juta ton karbon stok karbon hilang masing-masing di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari menghasilkan peningkatan stok karbon di kedua provinsi.

Kalimantan Barat menghasilkan 16% lebih banyak minyak sawit dibandingkan dengan Kalimantan Tengah.

0.00

2.25

4.50

6.75

9.00

LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun

Luas

(juta

ha)

/has

il m

inya

k sa

wit

(juta

ton)

LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun

0.00

2.50

5.00

7.50

10.00

Luas

(juta

ha)

/has

il m

inya

k sa

wit

(juta

ton)

Kualitas habitat menurun dengan signifikan di kedua provinsi dalam skenario Bisnis Seperti Biasa.

Dalam skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari, tidak terjadi pengurangan kualitas habitat secara signifikan.

JASA EKOSISTEM

KALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TENGAH.

Skenario intensifikasi lestari memberikan dampak positif pada stok karbon dan hasil air, sedangkan kualitas habitat sedikit memburuk di daerah penelitian.

Skenario intensifikasi lestari menawarkan solusi kompromi untuk perluasan kebun sawit di masa depan dengan memastikan pasokan jasa ekosistem yang sebanding dengan skenario konservasi, dan tanpa mempengaruhi secara signifikan hasil minyak sawit.

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO

INTENSIFIKASI LESTARI PADA 2035

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK SKENARIO

INTENSIFIKASI LESTARI DI 2035

SKENARIO INTENSIFIKASI LESTARI

2035

Skenario konservasi meningkatkan cadangan karbon dan mempertahankan kualitas habitat yang stabil relatif terhadap penggunaan lahan (2016) dengan intensitas perluasan kebun sawit terendah.

Skenario konservasi menghasilkan nilai total ekonomi tertinggi (TEV) jasa ekosistem di antara tiga skenario penggunaan lahan pada masa depan di kedua areal studi.

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK

SKENARIO KONSERVASI DI 2035

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK

SKENARIO KONSERVASI PADA 2035

SKENARIO KONSERVASI

2035

Pengelolaan intensif untuk meningkatkan

produktivitas tanaman.

Perluasan terjadi di wilayah konsesi

perkebunan sawit dan hutan tanaman

industri.

Skenario bisnis seperti biasa berdampak merugikan terhadap jasa ekosistem karena perluasan intensif kebun sawit yang mencakup areal hutan tua dan hutan pertumbuhan kembali.

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO

BISNIS SEPERTI BIASA PADA 2035

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK

SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA DI 2035

SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA

2035

Perluasan kebun sawit meningkat 534.000 ha menjadi total 2,11 juta ha.

KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT

Lebih dari 13,7 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan.

KONSERVASI

Lebih dari 9,63 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan.

Hasil air terdampak negatif di semua skenario tata guna lahan masa depan relatif terhadap penggunaan lahan saat ini.

CO²

Nilai total jasa ekosistem (TEV) menurun pada skenario penggunaan lahan pada masa depan.

Skenario Konservasi menghasilkan nilai jasa ekosistem tertinggi di kedua provinsi.0.00

47.50

LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Kalimantan Tengah Kalimantan Barat

Tota

l nila

i eko

nom

i (M

ilyar

US$

)

95.00

142.50

190.00

ReferensiSharma SK, Baral H, Laumonier Y, Okarda B, Komarudin H, Purnomo H dan Pacheco P. 2018. An analysis of multiple ecosystem services under future oil palm expansion scenarios in Central and West Kalimantan, Indonesia. Occasional Paper 187. Bogor, Indonesia: CIFOR. https://www.cifor.org/pid/6953

Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dana dari United States Agency for International Develop-ment (USAID) melalui proyek penelitian Governing Oil Palm Landscapes for Sustainability

Program Penelitian CGIAR tentang Hutan, Pohon, dan Wanatani (FTA) adalah penelitian terbesar di dunia dalam program pembangunan guna meningkatkan peran hutan, pohon, dan wanatani dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan, serta untuk mengatasi perubahan iklim. CIFOR memimpin FTA dalam kemitraan dengan Bioversity International, CATIE, CIRAD, ICRAF, INBAR dan TBI. Kegiatan ini didukung oleh Penyandang Dana CGIAR: cgiar.org/funders/

Direkomendasikan perlunya studi yang lebih detail di tingkat lokal (rumah tangga atau desa) untuk mengevaluasi nilai ekonomi dari jasa ekosistem kunci dan pertukaran atau sinerginya dalam memahami lebih baik dampak perluasan kebun sawit pada masyarakat lokal dan lingkungan.

Memenuhi kaidah moratorium hutan

dan nol-deforestasi.

Perluasan kebun sawit meningkat 1,37 juta ha menjadi total 2,98 juta ha.

Perluasan kebun sawit meningkat 1,28 juta ha pada lahan yang sesuai menjadi total 2,86 juta ha.

INTENSIFIKASI LESTARI

KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT

56%perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar

Sekitar

33%pada semak belukar.

87%perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar

Sekitar

12%pada semak belukar.

KalimantanBarat

KalimantanTengah

Satu dari 25 hotspot biodiversitas

KALIMANTAN BARAT DAN KALIMANTAN TENGAH

SKENARIO MASA DEPAN KEBUN SAWIT

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT PADA 2016

KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT

2016

PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH PADA 2016

AREA STUDI

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air Kilometers100050100

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

Kilometers100050100

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air Kilometers

100050100Kilometers

100050100

Legend

Land use classes

Intact Forest

Logged Forest

Regrowth Forest

Scrublands

Agriculture

Other Land

Oil Palm Plantation

Timber Plantation

Water Bodies

Kilometers100050100

Kilometers100050100

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

Kilometer100050100

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

Legend Land use classes

Intact Forest

Logged Forest

Regrowth Forest

Scrublands

Agriculture

Other Land

Oil Palm Plantation

Timber Plantation

Water Bodies

Kilometer100050100

Perluasan kebun sawit meningkat 218.000 ha menjadi 1,82 juta ha.

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan

Hutan Primer

Hutan Bekas Tebangan

Hutan Sekunder

Belukar

Pertanian

Lahan Lain

Perkebunan Kelapa Sawit

Hutan Tanaman Industri

Badan Air

KEBUN SAWIT DAN JASAEKOSISTEM PADA BERBAGAI SKENARIOPENGELOLAAN LANSKAP