kebun raya baturaden, posisi fordik pa

3
DRAFT Perspektif Alternatif mengenai Proyek Kebun Raya Baturaden Oleh : Team Forum Dinamika Pecinta Alam Purwokerto (FORDIK-PA untuk Kebun Raya Penda!uluan Himbauan Megawati agar masing-masing propinsi membangun kebun raya adalah sebuah angin segar bagi dunia konservasi di Indonesia. Himbauan yang disampaikan pada peletakan batu pertama pembangunan kebun raya Bogor tgl 14 uli !""1 lalu tampaknya menun#ukan kepedulian pemerintah terhadap pelestarian lingkungan$ yang oleh sementara orang dianggap semakin mengkhawatirkan a krisis ekonomi yang berkepan#angan ini. Himbauan yang sama dilontarkan ulang saat menutup ambore %asional !""1 di Baturaden. &ernyataannya bahwa Baturaden 'o'ok sebagai kebun raya disambut baik oleh &em&rov awa (engah dengan membentuk team realisasi pembangunan )ebun *aya Baturaden 1 . (eam yang terdiri dari beberapa sektor dilingkungan &emda ateng ini kemudian beker#a sama dengan +I&I yang berperan sebagaiscientific authority dalam proyek )ebun *aya ke sekian di Indonesia ini. (erlepas dari ide tentang )ebun *aya Baturaden$ kepedulian Megawati maupun ,ubernur ateng terhadap konservasi dan pelestarian alam sangat patut dihargai ! . emua pihak yang terkait perlu memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian alam dan konservasinya dengan berbagai bentuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. &elestarian alam merupakan hak dan kewa#iban semua pihak$ oleh sebab itu partisipasi masyarakat maupun para pihak perlu dikembangkan untuk menggerakkan segenap potensi yang ada. Meskipun dalam beberapa hal pelestarian alam adalah suatu hal yang sederhana dan murah$ pada beberapa hal lainnya konservasi alam adalah program yang kompleks dan mahal. itengah kondis perekonomian negara yang ka'au ini$ upaya pelestaraian alam perlu dilakukan se'ara selekti/ berkelan#utan yang diarahkan men#awab berbagai masalah lingkungan yang ada sesuai dengan prioritasnya. Fokus dan upaya konkret terutama harus diarahkan pada upaya pelestarian lingkungan berdasarkan skala prioritas yang benar-benar diperlukan rakyat banyak pada saat ini. Potret lingkungan "a#a Tenga! )ualitas lingkungan awa (engah saat ini berada pada tingkat yang mengan'am keberlan#utan pembangunan bahkan sampai pada tingkat membahayakan keselamatan masyarakat. Hutan sebagai salah satu aset pembangunan banyak di#arah sehingga menyisakan lahan-lahan rawan eros i 0 . )onversi lahan hutan di ataran (inggi ieng 4 men#adi lahan pertanian yang dikelola se'ara tidak ramah lingkungan telah menurunkan 'adangan hutan awa tengah se'ara signi/ikan$ menurunkan kualitas 1 Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 552.3.05/06/2002 mengenai Susunan keanggotaan team ersiapan Keb #atura$en. %&nehn"a $a'am team tersebut pihak em$a #an"umas "ang akan $itempati ti$ak $i'ibatkan(. Surat Gubernur Jateng No.522.3/01)*0* tangga' 1+ ,ktober 2001 $itu-ukan kepa$a entri Kehutanan tentang pen kawasan hutan #atura$en sebagai 'okasi kebun ra"a. Surat Gubernur Jateng No. 520/001+ 1 . tangga' 16 No ember 2001 $itu-ukan kepa$a presi$en egawati tentan pembangunan kebun ra"a. 2 Jika memang $iasumsikan a'asan pembangunan Kebun !a"a #atura$en benar benar bentuk perhatian t Konser asi a'am $an 'ingkungan. 3 Jum'ah 'ahan hutan $i Jawa Tengah pa$a th 2001 han"a tingga' 1) %untuk #an"umas han"a tingga $engan ++.5 $iantaran"a a$a'ah hutan pro$uksi %Sumber Jawa Tengah $a'am &ngka 2002( 4ahan kritis $i Kab. onosobo sebesar 65.505 a7 peringkat no. 2 pen"umbang 'ahan kritis $i J %Nomor 1 Kab. 8i'a9ap(7 sementara 'uas 'ahan kritis $i #an"umas sebesar 237+ $ari tota' 'ua Jawa Tengah $a'am &ngka 2002(.

Upload: dhaniarmanto

Post on 07-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Konservasi haruslah berlandaskan pertimbangan yang realistis, bukan politis atau apalagi semata demi orientasi populis semata. Konservasi harus memiliki landasan kebutuhan yang spesifik. Paper ini adalah catatan pengkritisan kawan-kawan pecinta alam purwokerto.

TRANSCRIPT

Himbauan Megawati agar masing-masing propinsi membangun kebun raya adalah sebuah angin segar bagi dunia konservasi di Indonesi

DRAFT

Perspektif Alternatif

mengenai Proyek Kebun Raya BaturadenOleh :

Team Forum Dinamika Pecinta Alam Purwokerto

(FORDIK-PA untuk Kebun Raya)PendahuluanHimbauan Megawati agar masing-masing propinsi membangun kebun raya adalah sebuah angin segar bagi dunia konservasi di Indonesia. Himbauan yang disampaikan pada peletakan batu pertama pembangunan kebun raya Bogor tgl 14 Juli 2001 lalu tampaknya menunjukan kepedulian pemerintah terhadap pelestarian lingkungan, yang oleh sementara orang dianggap semakin mengkhawatirkan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan ini.

Himbauan yang sama dilontarkan ulang saat menutup Jambore Nasional 2001 di Baturaden. Pernyataannya bahwa Baturaden cocok sebagai kebun raya disambut baik oleh PemProv Jawa Tengah dengan membentuk team realisasi pembangunan Kebun Raya Baturaden. Team yang terdiri dari beberapa sektor dilingkungan Pemda Jateng ini kemudian bekerja sama dengan LIPI yang berperan sebagai scientific authority dalam proyek Kebun Raya ke sekian di Indonesia ini.

Terlepas dari ide tentang Kebun Raya Baturaden, kepedulian Megawati maupun Gubernur Jateng terhadap konservasi dan pelestarian alam sangat patut dihargai. Semua pihak yang terkait perlu memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian alam dan konservasinya dengan berbagai bentuk sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Pelestarian alam merupakan hak dan kewajiban semua pihak, oleh sebab itu partisipasi masyarakat maupun para pihak perlu dikembangkan untuk menggerakkan segenap potensi yang ada.

Meskipun dalam beberapa hal pelestarian alam adalah suatu hal yang sederhana dan murah, pada beberapa hal lainnya konservasi alam adalah program yang kompleks dan mahal. Ditengah kondisi perekonomian negara yang kacau ini, upaya pelestaraian alam perlu dilakukan secara selektif dan berkelanjutan yang diarahkan menjawab berbagai masalah lingkungan yang ada sesuai dengan prioritasnya. Fokus dan upaya konkret terutama harus diarahkan pada upaya pelestarian lingkungan berdasarkan skala prioritas yang benar-benar diperlukan rakyat banyak pada saat ini.Potret lingkungan Jawa TengahKualitas lingkungan Jawa Tengah saat ini berada pada tingkat yang mengancam keberlanjutan pembangunan bahkan sampai pada tingkat membahayakan keselamatan masyarakat. Hutan sebagai salah satu aset pembangunan banyak dijarah sehingga menyisakan lahan-lahan rawan erosi. Konversi lahan hutan di Dataran Tinggi Dieng menjadi lahan pertanian yang dikelola secara tidak ramah lingkungan telah menurunkan cadangan hutan Jawa tengah secara signifikan, menurunkan kualitas kesuburan lahan, bahkan menyebabkan erosi dalam jumlah besar. Salah satu dampak langsungnya adalah sedimentasi dalam jumlah besar di Bendungan Mrican-Banjarnegara yang menurunkan kapasitasnya dalam irigasi lahan maupun pembangkit listrik.

Bencana alam, yang dulu dipahami sebagai takdir, kini mulai disadari sebagai akibat dari pengelolaan lingkungan yang buruk. Kekeringan yang menghancurkan sistem produksi pertanian beberapa waktu lalu terjadi, baik di kawasan pantai utara maupun pantai selatan Jawa Tengah. Banjir besar juga melanda beberapa daerah seperti Sumpiuh beberapa waktu lalu. Longsor juga terjadi di beberapa daerah di Kabupaten Cilacap dan Banyumas. Di Banyumas pada tahun 2001 terjadi 46 kejadian tanah longsor dan 29 peristiwa banjir.

Kerusakan parah juga terjadi justru di kawasan yang awalnya diarahkan untuk pelestarian alam. Kasus Kebun Binatang Tinjomoyo yang kehilangan banyak koleksinya (mati ataupun hilang) dan sekarang ini dikelola secara tidak layak sehingga kesan eksploitasi hewan sangat kuat terasa. Kawasan Cagar Alam Nusa Kambangan banyak di jarah kayu maupun fauna didalamnya; ancaman yang sangat serius terhadap keberlanjutan ekosistem Segara Anakan; kerusakan di Cagar Alam Telaga Renjeng, dan sebagainya menunjukkan bahwa kawasan konservasi inipun perlu mendapat penanganan yang lebih baik.

Kerusakan dan ancaman lingkungan seperti diatas jelas-jelas mengancam hilangnya aset pembangunan dan sangat merugikan masyarakat sendiri. Baik kasus bencana alam maupun perusakan lingkungan (hutan, tanah, dan air) sebagai penyebabnya, seharusnya mendapat prioritas pengelolaan dan perhatian utama. Program-program pelestarian sumber daya hutan, lahan dan tata hidrologi seharusnya menjadi fokus dan prioritas pembangunan lingkungan Jawa Tengah. Pada sisi lain rehabilitasi dan restorasi kawasan lindung dan kawasan konservasi, baik in situ maupun ex situ juga harus mendapat perhatian serius, agar kehilangan aset sumber daya alam tidak terjadi semakin parah.

Beberapa aspek pentingKebun Raya Baturaden seperti diuraikan diatas jelas sangat besar peranannya dalam pelestarian alam terutama secara in situ. Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengelolanya jelas tidak kecil. Tenaga ahli yang berkompeten, komitmen pendanaan dalam jangka panjang dan dalam jumlah besar jelas merupakan sumber daya yang menjadi prasyarat utama pembangunan Kebun Raya ini. Namun dibalik tujuan-tujuan mulia pembangunan Kebun Raya Baturaden ini, ternyata terdapat beberapa hal penting yang harus dijawab secara konkret dan tuntas sebelum proses pembangunan Kebun Raya ini berjalan.

1. Dengan kondisi lingkungan hidup Jawa Tengah yang sedemikian parah ini, pada tingkat kerentanan masyarakat yang tinggi terhadap bencana alam akibat pengelolaan lingkungan yang salah, dan dalam kondisi keuangan negara dan pemerintah yang sangat terbatas, apakah pembangunan kebun raya Baturaden benar-benar prioritas utama upaya konservasi lingkungan di Jawa Tengah ? Adakah riset ataupun rencana strategis pengelolaan lingkungan Jawa Tengah yang jelas-jelas menempatkan konservasi plasma nutfah secara ex situ sebagai fokus? Adakah dasar yang kuat atau alasan mendasar yang teruji yang menyatakan bahwa pembangunan kebun raya Baturaden adalah jawaban bagi penyelesaian masalah tertentu?

2. Terkait dengan kondisi serba terbatas Pemerintah Pusat maupun Propinsi; dan terkait dengan kebutuhan sumber dana untuk kebun raya dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama; berdasarkan realitas yang ada di KR Bogor bahwa pemasukan dari pengunjung jumlahnya tidak seberapa dibandingkan biaya pengelolaan, dan itupun baru akan muncul saat sebuah kebun raya telah berbentuk; berdasarkan kenyataan bahwa kebun raya akan mengelola plasma nutfah yang penting; apakah ada komitmen, baik pengelolaan maupun pembiayaan yang dapat diberikan untuk jangka panjang, dan menjamin pengelolaan plasma nutfah akan berjalan baik ? Komitmen Pemda tampaknya masih belum memadai untuk hal ini, mengingat banyaknya kawasan maupun instalasi konservasi lingkungan yang tidak terurus dan kurang mendapat perhatian.

3. Terkait dengan dana dalam jumlah besar yang akan di mobilisasi dalam proyek Kebun Raya Baturaden ini, yang sebenarnya adalah dana publik, apakah proses mulai perencanaan sampai tahap sekarang ini telah melibatkan masyarakat dari berbagai komponen yang ada, dan bukan sekedar pelibatan formalitas? Apakah partisipasi masyarakat benar-benar telah dibangun untuk proyek ini?

Sikap FORDIK PA untuk KR Baturaden

Berdasarkan evaluasi terhadap proyek dan perencanaan proyek KR Baturaden ini, ada beberapa hal temuan yang penting untuk disikapi.

1. Kondisi lingkungan hidup di Jawa Tengah saat ini telah rusak dan sangat mengkhawatirkan. Secara langsung atau tidak, ini merepresentasikan komitmen Pemerintah Daerah yang masih belum memadai dalam pengelolaan lingkungan. Perbaikan lingkungan terutama harus segera dilakukan sesuai dengan prioritasnya.

2. Proses proyek KRBR tidak didasarkan atas pertimbangan strategis dan objektif terkait dengan pengelolaan strategis LH Jawa Tengah.

3. Proyek KRBR ini juga tidak melibatkan masyarakat, terutama masyarakat tempatan yang akan terpengaruh langsung, bahkan pada tingkat pada proses perencanaannya sekalipun.

Berdasarkan hal tersebut, sebelum problem di atas terselesaikan, FORDIK PA untuk Kebun Raya menyatakan menolak Proyek Pembangunan KR Baturaden.

SolusiBahwa penolakan terhadap proyek pembangunan KR Baturaden oleh FORDIK PA untuk KR Baturaden merupakan penolakan yang proses realistis dan didasarkan atas pertimbangan yang logis, maka terkait dengan sikap kami, kami menawarkan solusi yang dapat dilakukan PEMDA untuk melaksanakan upaya konservasi dan pengelolaan lingkungan yang baik. Adapun solusi yang diusulkan merupakan tahapan dalam pengelolaan lingkungan strategis Jawa Tengah, yaitu :

1. Perlu segera dilakukannya evaluasi status dan kondisi lingkungan hidup Jawa Tengah dan menetapkan target-target prioritas pengelolaan lingkungan hidup Jawa Tengah, yang meliputi antara lain kawasan-kawasan strategis prioritas dan sektor/sub sektor prioritas, termasuk menginvetarisasi sumber daya yang ada. Berdasarkan pertimbangan tersebut kemudian melakukan kaji ulang atas RENSTRA pengelolaan LH yang ada (jika ada) atau menyusun Rencana Strategis Pengelolaan LH Jawa Tengah.

2. Melakukan pelibatkan semua pihak yang terkait termasuk masyarakat secara partisipatif, setara, dan transparan dalam setiap proses yang ada sesuai dengan porsinya.

3. Membangun perangkat kebijakan yang mampu menjamin berjalannya proses diatas dan menjamin pelaksanaannya.

4. Melakukan upaya realisasi dan implementasi yang ada secara konsisten, sesuai dengan Renstra yang disusun sebelumnya, dengan tetap membuka peluang evaluasi dan tetap melibatkan masyarakat secara adil.

Selesai.

Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 552.3.05/06/2002 mengenai Susunan keanggotaan team Persiapan Kebun Raya Baturaden. (Anehnya dalam team tersebut pihak Pemda Banyumas yang akan ditempati tidak dilibatkan).

Surat Gubernur Jateng No.522.3/017909 tanggal 18 Oktober 2001 ditujukan kepada Mentri Kehutanan tentang penunjukan kawasan hutan Baturaden sebagai lokasi kebun raya.

Surat Gubernur Jateng No. 520/0018414. tanggal 16 November 2001 ditujukan kepada presiden Megawati tentang usulan pembangunan kebun raya.

Jika memang diasumsikan alasan pembangunan Kebun Raya Baturaden benar-benar bentuk perhatian terhadap Konservasi alam dan lingkungan.

Jumlah lahan hutan di Jawa Tengah pada th 2001 hanya tinggal 17% (untuk Banyumas hanya tinggal 20.2%) dengan 88.5% diantaranya adalah hutan produksi (Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2002)

Lahan kritis di Kab. Wonosobo sebesar 65.505 Ha, peringkat no. 2 penyumbang lahan kritis di Jawa Tengah (Nomor 1 : Kab. Cilacap), sementara luas lahan kritis di Banyumas sebesar 23,8% dari total luas lahan. (Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2002).

Jumlah lahan kritis di Jawa Tengah pada th 2001 adalah 786.071,05 Ha atau 24,18% dari total luas lahan.

Kecamatan Tambak, Kemranjen, dan Sumpiuh adalah kawasan rawan banjir, sedangkan Kecamatan Cilongok dikenal sebagai kawasan rawan longsor (Sumber : RTRW Kab. Banyumas1992/193-2002/2003).

Laporan Survai Kawasan. Komunitas Peduli Slamet.

Wilayah Cilongok, Kedung banteng, Baturaden, dan Sumbeang misalnya, pernah ditetapkan sebagai wilayah prioritas karena merupakan kawasan kritis yang perlu dipelihara fungsi lindungnya (Sumber : RTRW Kab. Banyumas1992/193-2002/2003).

Pendapatan bersama-sama dari pengunjung di Wana Wisata Perhutani Banyumas Barat dan Timur tahun 2001 hanyalah 358.438.000 (Sumber : Jawa Tengah dalam Angka 2001)