kebijakan stabilisasi

Upload: diana-hidayat

Post on 13-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebijakan Stabilisasi

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    1/6

    Kebijakan Stabilisasi

    William McChesney Martin, memandang perekonomian tidak stabil secara inheren.

    Mereka berpendapat bahwa perekonomian sering mengalami guncangan pada

    penawaran agregat dan permintaan agregat. Kecuali para pembuat kebijakan

    menggunakan kebijakan moneter dari fiskal untuk menstabilkan perekonomian.

    Ekonom lain, seperti Milton Friedman, memandang perekonomian stabil secara

    alamiah. Mereka menyalahkan kebijakan ekonomi yang buruk yang menimbulkan

    fluktuasi besar dan tidak efisien yang kadang-kadang kita alami. Mereka berpendapat

    bahwa kebijakan ekonomi seharusnya tidak berusaha menyetel perekonomian. Akan

    lebih baik apabila para pembuat kebijakan menyadari kemampuan mereka yang

    terbatas dari merasa puas jika mereka tidak melakukan sesuatu yang merugikan.

    Apakah Kebijakan Seharusnya Aktif, Atau Pasif?

    Kebijakan moneter dan fiskal bisa menimbulkan dampak yang cukup kuat terhadap

    perrnintaan agregat dan, karenanya juga pada inflasi dan pengangguran.

    Meskipun pemerintah telah lama menjalankan kebijakan moneter dan fiskal, pandangan

    jahwa seharusnya pemerintah menggunakan instrumen kebijakan ini untuk mencoba

    menstabilkan perekonomian masih cukup baru. Undang-Undang Ketenagakerjaan

    tahun l946 adalah bagian penting dari peraturan yang mengarahkan pemerintah untuk

    memperhatikan kinerja makro ekonominya. Undang-undang itu menyatakan bahwa

    kebijakan dan tanggung jawab itu akan terus dijalankan Pemerintah Federal untuk

    mempromosikan kesempatan kerja penuh (full employment) dan produksi.

    Bagi banyak ekonom, masalah kebijakan pemerintah yang aktif adalah jelas dansederhana. Resesi merupakan periode pengangguran tinggi, pendapatan rendah, dan

    peningkatan tekanan tkonomi. Model perrnintaan agregat dan penawaran agregat

    menunjukkan bagaimana guncangan terhadap perekonomian bisa menimbulkan resesi.

    Model tersebut juga menunjukkan bagaimana kebijakan fiskal dan moneter bisa

    mencegah (atau setidaknya mengurangi) resesi dengan menanggapi guncangan ini. Para

    ekonom menganggap terjadinya pemborosan bila instrumen kebijakan ini tidak

    digunakan untuk menstabilkan perekonomian.

    Jika model kita menunjukkan cara mencegah atau menurunkan tekanan resesi,

    mengapa para kritikus ini meminta pemerintah tidak menggunakan kebijakan fiskal danmoneter untuk stabilisasi ekonomi? Untuk mengetahuinya, simaklah sebagian dari

    pendapat mereka.

    1. Lambannya Implementasi dan Dampak Kebijakan

    Stabilisasi ekonomi akan mudah jika dampak kebijakan bersifat langsung. Membuat

    kebijakan akan serupa dengan mengendarai mobil: para pembuat kebijakan akan

    dengan mudah menyesuaikan instrumen mereka untuk menjaga perekonomian tetap

    berada pada jalur yang diinginkan.

    Para ekonom membedakan dua kelambanan dalam pelaksanaan kebijakan stabilitas

    tersebut:- Kelambanan dalam dan kelambanan luar. Kelambanan dalam (inside lags) adalah

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    2/6

    waktu antara guncangan terhadap perekonomian dan tindakan kebijakan dalam

    menghadapinya. Kelambanan ini muncul karena para pembuat kebijakan

    membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa sebuah guncangan telah terjadi dan

    kemudian mengeluarkan kebijakan yang tepat.

    - Kelambanan luar (outside lags) adalah waktu antara tindakan kebijakan danpengaruhnya terhadap perekonomian. Kelambanan ini muncul karena kebijakan yang

    dibuat tidak segera mempengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan kesempatan kerja.

    Kelambanan dalam yang panjang adalah masalah sentral ketika kebijakan fiskal

    digunakan untuk stabilisasi ekonomi. Proses legislatif yang lambat dan tidak praktis

    seringkali menimbulkan penundaan, yang membuat kebijakan fiskal menjadi sarana

    yang tidak ampuh untuk menstabilkan perekonomian. Kelamban lebih pendek di

    negara-negara dengan sistem parlementer, seperti Inggris, karena partai berkuasa

    seringkali dapat dengan cepat melakukan perubahan kebijakan.Kebijakan moneter memiliki kelambanan dalam yang jauh lebih pendek daripada

    kebijakan fiskal. Kelambanan yang lama dan berubah-ubah yang berkaitan dengan

    kebijakan moral dan fiskal tentu saja membuat stabilisasi perekonomian menjadi lebih

    sulit. Para pendukung kebijakan pasif berpendapat bahwa, karena kelambanan ini.

    kebijakan stabilisasi nyaris dan mungkin berhasil. Para pendukung kebijakan aktif

    berpendapat bahwa kelambanan seperti itu seharusnya menjadikan para pembuat

    kebijakan berhati-hati. Namun mereka beranggapan, kelambanan ini tidak berarti

    bahwa kebijakan seharusnya bersifat pasif sepenuhnya, terutama dalam menghadapi

    kemerosotan ekonomi yang parah dan berlarut-larut. Beberapa kebijakan yang disebut

    penstabil otomaris (automatic stabilizers), dirancang untuk menurunkan kelambanan

    yang terkait dengan kebijakan stabilisasi. Penstabil otomaris adalah kebijakan yang

    mendorong atau menekan perekonomian kerika diperlukan tanpa adanya perubahan

    kebijakan yang disengaja.

    2. Sulitnya Melakukan Peramalan Ekonomi

    Karena kebijakan mempengaruhi perekonomian hanya setelah kelambanan yang

    panjang, maka kebijakan stabilisasi yang berhasil membutuhkan kemampuan untuk

    memprediksikan secara akurat kondisi ekonomi masa depan. Tetapi sayangnya,

    perkembangan ekonomi seringkali tidak dapat diprediksikan, setidaknya berdasarkan

    pemahaman kita tentang perekonomian saat ini.

    Salah satu cara yang digunakan para peramal (forecasters) untuk melihat ke depan

    adalah dengan indikator utama (leading indicators). Cara lain yang digunakan para

    peramal adalah dengan model makroekonometrik yang telah dikembangkan oleh

    lembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta untuk peramalan

    dan analisis kebijakan. Setelah membuat asumsi tentang jalur variabel eksogen,

    kebijakan moneter, seperti kebijakan fiskal, dan harga minyak, model ini menghasilkan

    prediksi tentang kesempatan kerja, inflasi, dan variabel-variabel endogen lain. Namun

    demikian, ingatlah bahwa keabsahan prediksi ini hanya sebaik modelnya dan asumsipara peramalnya tentang variabel-variabel eksogen.

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    3/6

    3. Ketidaktahuan, Ekspektasi, dan Kritik Lucas

    Ekonom terkemuka Robert Lucas pernah menulis, Sebagai penasehat, kita memiliki

    pengetahuan terbatas. Bahkan banyak penasehat para pembuat kebijakan sepakat

    dengan pernyataan ini. Ilmu ekonomi adalah ilmu baru, dan masih banyak yang tidak

    kita ketahui.Para ekonom tidak dapat benar-benar yakin ketika mereka menilai dampak kebijakan-

    kebijakan. Meskipun pengetahuan para ekonom tentang banyak topik terbatas, Lucas

    menekankan isu bagaimana orang-orang membentuk ekspektasi tentang masa depan.

    Ekspektasi memainkan peran penting dalam perekonomian karena mempengaruhi

    semua bentuk perilaku ekonomi.

    Lucas berpendapat bahwa metode-metode evaluasi kebijakan tradisionalseperti

    metode-metode yang mengandalkan model makro ekonometrik standartidak secara

    tepat memperhitungkan dampak kebijakan terhadap ekspektasi ini.

    Catatan Sejarah

    Dalam menilai apakah kebijakan pemerintah seharusnya memainkan peran aktif atau

    pasif dalam perekonomian, kita harus meninjau catatan sejarah. Jika perekonomian

    mengalami guncangan besar pada penawaran agregat dan permintaan agregat, dan jika

    kebijakan berhasil melindungi perekonomian dari gucangan tersebut, maka jelas kasus

    ini untuk kebijakanaktif. Sebaliknya, jika perekonomian mengalami sedikit guncangan

    besar, dan jika fluktuasi yang kita amati dapat ditelusuri mengarah pada kebijakan

    ekonomi yang tidak efektif, maka jelas kasus ini untuk kebijakan pasif. Dengan kata lain,

    pandangan kita tentang kebijakan stabilisasi seharusnya dipengaruhi oleh apakah

    kebijakan secara historiss berdampak menstabilisasi dan mendestabilisasi. Namun

    sejarah tidak menyelesaikan perdebatan tentang kebijakan stabilisasi. Menurut mereka,

    para pembuat kebijakan seharusnya menanggapi ini agregat.

    Apakah Stabilisasi Ekonomi merupakan Khayalan Data?

    Dalam serangkaian makalah provokarif dan berpengaruh, ekonon Christina Romer

    menantang penilaian terhadap catatan sejarah ini. Ia berpendapat bahwa penurunan

    terukur dalam Volatilitas tidak mencerminkan perkembangan dalam kebijakan dan

    kinerja ekonomi, tapi lebih merupakan perkembangan data ekonomi. Data yang lebih

    lama kurang akurat daripada data yang lebih baru. Romer mengklaim bahwa tingginya

    volatilitas pengangguran dan GDP riil yang dilaporkan selama periode sebelum Perang

    Dunia I adalah khayalan dari data tersebut.

    Apa yang menyebabkan stabilitas pada periode akhir ini? Ada beberapa hipotesis:

    - Perubahan struktur. Perekonomian AS saat ini lebih berbasis jasa alih-alih industri

    manufaktur, dan industri jasa kurang bergejolak dibandingkan industri manufaktur.

    - Keberuntungan. Pada beberapa tahun ini, perekonomian AS tidak harus berurusan

    dengan, misalnya, goncangan penawaran sebesar yang terjadi di saat terjadi goncangan

    harga minyak pada tahun 1970-an.- Kebijakan yang tepat. Banyak ekonom memberikan pujian pada Alan Greenspan.

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    4/6

    gubernur Bank Sentral AS antara tahun 1987 hingga 2006. Keputusannya tentang

    tingkat bunga dan jumlah uang beredar menempatkan perekonomian di jalurnya,

    sehingga menghindari resesi dan inflasi.

    Mungkin ada secercah kebenaran dari ketiga penjelasan ini. Untuk penjelasan lebihlanjut bahwa kebijakan yang tepat memberikan sumbangsih bagi membaiknya kinerja

    perekonomian.

    Apakah Kebijakan Seharusnya Dijalankan Menurut Aturan, atau Kebijaksanaan?

    Kebijakan dijalankan menurut aturan jika para pembuat keputusanmengumumkan

    bagaimana kebijakan akan menanggapi berbagai situasi dan sungguh-sungguh

    menjalankannya. Kebijakan bisa dijalankan menurut aturan yang bersifat aktif maupun

    yang bersifat pasif. Misalnya, aturan kebijakan pasif bisa menspesifikasi pertumbuhan

    mapan dalam jumlah uang beredar sebesar 3 persen per tahun. Aturan kebijakan aktifbisa menspesifikasi bahwa

    Pertumbuhan Uang = 3% + (Tingkat Pengangguran 6%).

    Ketidakpercayaan terhadap Para Pembuat Kebijakan dan Proses Politik

    Meskipun pandangan ini lebih bersifat politis dibanding ekonomis, mengevaluasinya

    menjadi sangat penting dalam menilai peran kebijakan ekonomi. Jika para politisi tidak

    kompeten atau oportunis, tentunya kita tidak ingin memberi mereka kebijaksanaan

    untuk menggunakan perangkat kebijakan moneter dan fiskal.

    Seorang presiden bisa menyebabkan resesi tak lama setelah memerintah dengan

    menurunkan inflasi dan kemudian mendorong perekonomian menjelang periode

    berikutnya untuk menurunkan pengangguran: itulah sebabnya mengapa inflasi dan

    pengangguran menjadi rendah pada masa-masa kampanye. Manipulasi ekonomi untuk

    kepentingan pemilu, yang disebut siklus bisnis politik (political business cycle),

    merupakan subjek penelitian ekstensif yang dilakukan para ekonom dan pakar-pakar

    politik.

    Ketidakpercayaan terhadap proses politik menyebabkan sebagian ekonom

    menganjurkan penempatan kebijakan ekonomi di luar realitas politik. Sebagian

    menawarkan konstitusi, seperti amandemen anggaran-berimbang, yang akan

    menyarukan para pemberi undang-undang dan melindungi perekonomian dari

    inkompetensi dan oportunisme.

    Inkonsistensi Waktu dari Kebijakan Berdasarkan Kebijaksanaan (Discretionary Policy)

    Kebijakan ini berdasarkan pada kebijaksanaan, pada dasarnya bersifat fleksibel.

    Sepanjang para pembuat kebijakan berlaku cerdas dan penuh kebajikan, amat kecil

    alasan untuk menolak fleksiilisasi mereka dalam menanggapi kondisi-kondisi yang

    sedang berubah. Masalahnya adalah munculnya inkonsistensi waktu dari kebijakan.

    Inkonsistensi waktu dari kebijakan seringkali muncul dalam kondisi lain. Berikut ini

    sajikan beberapa contohnya:- Untuk mendorong investasi, pemerintah mengumumkan tidak akan mengenakan

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    5/6

    pajak pendapatan dari modal. Namun setelah pabrik-pabrik dibangun, pemerintah

    tergoda untuk mengingkari janjinya untuk meningkatkan lebih banyak penerimaan

    pajak dari mereka.

    - Untuk mendorong riset, pemerintah mengumumkan akan memberikan monopoli

    sementara kepada perusahaan-perusahaan yang menemukan obat-obatan baru. Namunsetelah obat ditemukan, pemerintah tergoda untuk mencabut paten atau meregister

    harga agar obat itu lebih terjangkau.

    - Untuk mendorong perilaku yang baik, orang tua mengumumkan akan menghukum

    anak setiap kali melanggar aturan. Namun setelah si anak melakukan kesalahan, orang

    tua tergoda untuk memaafkan kesalahan ini, karena hukuman, bagaimanapun tidak

    menyenangkan bagi orang tua maupun anak.

    - Untuk mendorong Anda bekerja keras, profesor Anda mengumumkan bahwa kuliah ini

    akan berakhir dengan ujian. Namun setelah Anda kuliah dan mempelajari semua bahan,

    profesor itu tergoda membatalkan ujian karena ia enggan menilainya.

    Aturan Kebijakan Moneter

    Sebagian ekonom, yang disebut kelompok monetaris (monetarists) menganjurkan Fed

    agar mempertahankan pertumbuhan jumlah uang beredar pada tingkat mapan.

    Pernyataan Uton Friedmanmonetaris tetkenaldi awal bab ini menggambarkan

    pandangan kebijakan moneter itu. Kelompok monetaris percaya bahwa fluktuag jumlah

    yang beredar bertanggung jawab terhadap fluktuasi terbesar dalam perekonomian.

    Mereka berpendapat bahwa pertumbuhan uang beredar yang lambat dan mapan akan

    menghasilkan output, kesempatan kerja (employment), dan harga yang stabil.

    Meskipun aturan kebijakan kelpmpok monetaris mencegah banyak fluktuasi ekonomi

    yang pernah kita alami sepanjang sejarah, sebagian besar ekonom percaya bahwa ini

    bukanlah aturan kebijakan terbaik yang bisa diambil. Pertumbuhan mapan dalam

    jumlah uang yang beredar akan menstabilkan permintaan agregat hanya jika

    perputaran uang stabil.

    Aturan kebijakan kedua yang secara luas dianjurkan para ekonom adalah penetapan

    sasaran GDP nominal. Di bawah peraturan ini Fed akan mengumumkan jalur yang

    direncanakan dari GPP nominal. Jika GDP nominal naik melebihi target, Fed

    menurunkan pertumbuhan uang untuk memperkecil permintaan agregat. Jika GDP

    nominal berada di bawah target, Fed meningkatkan pertumbuhan uang untuk

    mendorong permintaan agregat.

    Aturan kebijakan ketiga yang sering dianjurkan adalah penetapan sasaran inflasi. Di

    bawah peraturan ini, Fed akan mengumumkan sasaran untuk tingkat inflasi (biasanya

    tingkat inflasi rendah) dan kemudian menyesuaikan jumlah uang beredar ketika inflasi

    aktual menyimpang dari sasarannya. Seperti penetapan sasaran GDP nominal,

    penetepan sasaran inflasi melindungi perekonomian dari perubahan perputaran uang.

    Selain itu, sasaran inflasi juga memiliki (keunggulan politik, yaitu lebih mudah untuk

    dijelaskan kepada publik.

    Penetapan Target Inflasi: Aturan atau Kebijaksanaan Terbatas?

  • 5/23/2018 Kebijakan Stabilisasi

    6/6

    Kadang-kadang penetapan target inflasi berupa bank sentral yang mengumumkan

    maksud kebijakannya. Pada waktu lain, penetapan target inflasi berupa hukum nasional

    yang mencanangkan sasaran kebijakan moneter. Apakah kita seharusnya menganggap

    penetapan target inflasi sebagai bentuk komitmen awal terhadap aturan kebijakan?

    Tidak perlu. Di seluruh negara yang telah mengadopsi penetapan target inflasi banksentral dianggap memiliki sejumlah kebijaksanaan yang adil. Target inflasi biasanya

    ditetapkan sebagai rentangtingkat inflasi 1 sampai 3 persen.

    Mengingat fleksibilitas ini, apakah tujuan dari penetapan target inflasi? Meskipun

    penetapan target inflasi memperbolehkan bank sentral menerapkan kebijaksanaannya,

    kebijakan tersebut juga membatasi bagaimana kebijaksanaan itu digunakan. Penetapan

    target inflasi meningkatkan transparansi kebijakan moneter dan dengan melakukan hal

    itu, bank sentral menjadi lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

    Independensi Bank SentralBanyak peneliti telah menginvestigasi dampak dari rancangan konstitusional terhadap

    jkebijakan moneter. Mereka telah mengkaji undang-undang dan berbagai negara untuk

    fmenibetitukjndeks independensi bank-sentral. Indeks ini didasarkan pada berbagai

    karakteristik, seperti lamanya rnasa jabatan para bankir, peran pejabat-pejabat

    pemerintah pada dewan bank, dan frekuensi bubungan antara pemerintah dan bank

    sentral. Para peneliti lalu mengkaji korelasi antara independensi bank-sentral dan

    kinerja makro ekonomi.

    Hasil dari studi ini mengejutkan: bank sentral yang lebih independen sangat terkait

    dengan inflasi yang lebih rendah dan lebih stabil. Gambar 14-4 menunjukkan titik-titik

    dari independensi bank sentral dan inflasi rata-rata untuk periode 1955 sampai 1988.

    Negara-negara yang merniliki bank sentral independen, seperti Jerman, Swiss, dan

    Amer2ika Serikat, cenderung memiliki inflasi rata-rata yang rendah. Negara-negara

    yang merniliki bank sentral yang kurang independen, seperti Selandia Baru dan

    Spanyol, cenderung memiliki inflasi rata-rata yang tinggi.

    Inkonsistensi Waktu dan Tradeoff antara Inflasi dan Pengangguran

    Dengan u menyatakan tingkat pengangguran, un tingkat pengangguran alami, tingkat

    inflasi, dan e tingkat inflasi yang diharapkan, pengangguran ditentukan dengan.

    u = un ( e)

    Pengangguran menjadi rendah ketika inflasi yang diharapkan dan tinggi ketika inflasi

    berada dibawah inflasi yang diharapkan. Fed menyukai pengangguran yang rendah dan

    inflasi yang rendah. Anggaplah biaya pengangguran dan inflasi, dalam persepsi Fed, bisa

    ditunjukkan sebagai.

    L(u, ) = u + 2

    Di mana parameter menunjukkan seberapa besar Fed tidak menyukai inflasi relatif

    terhadap pengangguran. L(u, ) disebut fungsi rugi (loss function). Tujuan Fed adalah

    membuat kerugian sekecil mungkin.