kebijakan publik gresik
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengertian Kebijakan Publik menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
Dye (1978)
Mendefinisikan kebijakan publik sebagai “Whatever governments choose to do or
not to do.”, yaitu segala sesuatu atau apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan. Dye juga memaknai kebijakan publik sebagai
suatu upaya untuk mengetahui apa sesungguhnya yang dilakukan oleh
pemerintah, mengapa mereka melakukannya, dan apa yang menyebabkan
mereka melakukannya secara berbeda-beda. Dia juga mengatakan bahwa
apabila pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan, maka tindakan
tersebut harus memiliki tujuan. Kebijakan publik tersebut harus meliputi semua
tindakan pemerintah, bukan hanya merupakan keinginan atau pejabat
pemerintah saja. Di samping itu, sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh
pemerintah pun termasuk kebijakan publik. Hal ini disebabkan karena sesuatu
yang tidak dilakukan oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama
besar dengan sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah. ( Dye, Thomas R.,
Understanding Public Policy, Englewood Cliffs, Prentice Hall, New Jersey, 1978 ;
1995 )
David Easton
Mendefinisikan public policy sebagai : “The authoritative allocation of value for
the whole society, but it turns out that only theg overnment can authoritatively act
on the ‘whole’ society, and everything the government choosed do or not to do
result in the allocation of values.” Maksudnya, public policy tidak hanya berupa
apa yang dilakukan oleh pemerintah, akan tetapi juga apa yang tidak dikerjakan
oleh pemerintah karena keduanya sama-sama membutuhkan alasan-alasan
yang harus dipertanggungjawabkan.( Easton, David. 1965. A Systems Analysis
of Political Life. New York: Wiley.)
William N. Dunn
1
Menurut Dunn (1994), proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas
dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut diartikan
sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian
tahap yang saling tergantung, yaitu (a) penyusunan agenda, (b) formulasi
kebijakan, (c) adopsi kebijakan, (d) implementasi kebijakan, dan (e) penilaian
kebijakan.
Proses formulasi kebijakan dapat dilakukan melalui tujuh tahapan sebagai
berikut:
1. Pengkajian Persoalan. Tujuannya adalah untuk menemukan dan
memahami hakekat persoalan dari suatu permasalahan dan kemudian
merumuskannya dalam hubungan sebab akibat.
2. Penentuan tujuan. Adalah tahapan untuk menentukan tujuan yang
hendak dicapai melalui kebijakan publik yang segera akan diformulasikan.
3. Perumusan Alternatif. Alternatif adalah sejumlah solusi pemecahan
masalah yang mungkin diaplikasikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
4. Penyusunan Model. Model adalah penyederhanaan dan kenyataan
persoalan yang dihadapi yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model
dapat dibangun dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model
matematika, model fisik, model simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan kriteria. Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan
konsisten untuk menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang
dapat dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis,
administrasi, peranserta masyarakat, dan lain-lain.
6. Penilaian Alternatif. Penilaian alternatif dilakukan dengan menggunakan
kriteria dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai
tingkat efektivitas dan kelayakan setiap alternatif dalam pencapaian
tujuan.
7. Perumusan Rekomendasi. Rekomendasi disusun berdasarkan hasil
penilaian alternatif kebijakan yang diperkirakan akan dapat mencapai
tujuan secara optimal dan dengan kemungkinan dampak yang sekecil-
kecilnya.
( William Dunn. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, 1998, Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.)
2
Dari definisi – definisi di atas, kita sudah mengetahui bagaimana kebijakan publik
itu. Pemimpin suatu daerah atau bupati juga merupakan pembuat kebijakan
publik. Beliau yang membuat keputusan demi kepentingan di daerahnya, yang
jelas kebijakan terbaik untuk menyejahterakan rakyatnya. Seperti halnya yang
akan saya bahas ini, yaitu perindustrian di Gresik dimana bupati berinisiatif untuk
mengoptimalkan sumber daya alam yang ada. Sehingga akhirnya, Gresik
menjadi salah satu kabupaten yang diperhitungkan perekonomiannya di Jawa
Timur.
3
BAB II
Tinjauan Teori dan Empiris
Kabupaten Gresik sekarang menjelma menjadi salah satu kabupaten
yang merupakan penyokong perekonomian di Jawa Timur dengan industri –
industri yang berdiri saat ini. Memang, keadaan alam Gresik terlihat gersang.
Hasil pertaniannya yang menonjol yaitu tebu, selain itu Gresik juga memiliki
pusat budidaya perikanan dengan tambak – tambak ikan bandeng. Sumber daya
alam yang berupa gunung kapur untuk bahan baku semen juga sudah diplot
sebagai millik PT.Semen Gresik. Selain itu semua, lahan tandus yang tidak
menghasilkan apa – apa. Bupati Gresik mengambil keputusan yang tepat
dengan meningkatkan potensi lahannya untuk pusat industri. Hampir semua
kecamatannya memiliki pabrik – pabrik dimana di dalamnya terdapat beribu –
ribu tenaga kerja. Hal ini tentu saja meningkatkan pendapatan perkapita rakyat
Gresik dan juga mengurangi tingkat pengangguran. Selain untuk pabrik, lahan –
lahan yang lain digunakan untuk bisnis properti seperti perumahan. Hal positif
banyak diperoleh dari kebijakan ini. Para investor dari dalam maupun luar negeri
juga berbondong – bondong menancapkan modalnya di Gresik. Hal ini
dikarenakan letak Kabupaten Gresik yang mudah dijangkau dari darat maupun
laut. Teori yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi di Gresik ini ialah teori
pentahapan oleh Rostow.
Teori Pentahapan
Pandangan teori tersebut menekankan bahwa suatu wilayah/negara akan
mengalami pertumbuhan secara linier. Teori pentahapan ini dikembangkan oleh
sependuduk ahli ekonomi.
Rostow
Yang mengatakan bahwa : Pentingnya Investasi dan Inovasi. Menyatakan
bahwa suatu wilayah / negara tumbuh dan berkembang melalui tahapan/fase
yang sama, yaitu tradisional–prakondisi tinggal landas–tinggal landas–menuju
kematangan–sampai dengan tingkat konsumsi masa tinggi. Misalnya: dari
pertanian di kembangkan industri yang memerlukan investasi dan modal untuk
dikembangkan lagi menjadi perdagangan dan jasa. Dimana faktor investasinya
adalah keterampilan sedangkan modal adalah teknologi dan infrastruktur .
4
Teori pembangunan ekonomi ini muncul pada awalnya merupakan artikel
yang dimuat dalam Economic Journal (1956), selanjutnya dikembangkan dalam
buku yang berjudul The Stages of Economics, (1960). Teori pembangunan
Rostow ini termasuk dalam teori linier tahapan pertumbuhan ekonomi, yang
memandang proses pembangunan sebagai suatu tahap-tahap yang harus
dialami oleh seluruh negara. Proses pembangunan sebagai suatu urutan tahap-
tahap yang harus dilalui oleh seluruh negara. Industrialisasi merupakan salah
satu kunci dari perkembangan
Menurut Walt W. Rostow, pembangunan ekonomi atau transformasi suatu
masyarakat tradisional menjadi suatu masyarakat modern merupakan proses
yang multidimensi. Pembangunan ekonomi bukan saja pada perubahan dalam
struktur ekonomi, tetapi juga dalam hal proses yang menyebabkan:
1) Perubahan reorientasi organisai ekonomi
2) Perubahan masyarakat
3) Perubahan penanaman modal, dari penanam modal tidak produktif ke
penanam modal yang lebih produktif
4) Perubahan cara masyarakat dalam membentuk kedudukan sesependuduk
dalam sistem kekeluargaan menjadi ditentukan oleh kesanggupan melakukan
pekerjaan
5) Perubahan pandangan masyarakat yang pada mulanya berkeyakinan bahwa
kehidupan manusia ditentukan oleh alam
Dalam dimensi ekonominya menurut Rostow, semua masyarakat dikelompokkan
ke dalam salah satu dari lima tahap pertumbuhan, yakni:
a. Masyarakat tradisional (the traditional society)
b. Prasyarat pra-lepas landas (precondition for take-off)
c. Lepas landas (take-off)
d. Tahap menuju kematangan (the drive to maturity)
e. Masyarakat berkonsumsi tinggi (the age of high mass consumption)
Konsep dasar Teori Tahapan Pertumbuhan Rostow:
1. Ada pentahapan pembangunan yang harus dilalui oleh seluruh negara:
a. Masyarakat tradisional (the traditional society) /fungsi produksi yang terbatas,
didasarkan pada teknologi dan ilmu pengetahuan yang sederhana dan sikap
masyarakat primitif, serta berpikir irasional /meliputi masyarakat yang sedang
5
dalam proses peralihan, yaitu suatu periode yang sudah mempunyai prasyarat-
prasyarat untuk lepas landas.
b. Prasyarat untuk take-off (Pre conditions for take-off /tinggal landas)
c. Take off /dimotori oleh teknologi industri dan pertanian, pembagunan
prasarana serta tumbuhnya kekuatan politik yang sangat peduli akan
modernisasi dan pertumbuhan ekonomi
d. Tahap menuju kematangan (drive to maturity) /didasari oleh pertumbuhan
industri yang beraneka ragam dan telah terkait dengan pasar internasional.
e. Komsumsi Masal (High Mass Consumption) /pendapatan per kapita yang
tinggi dan persoalaan telah beralih dari pertumbuhan industri ke kesejahteraan
sosial yang lebih tinggi (Walfare State).
2. Perlu peranan pemerintah pada proses tersebut (perencanaan).
Rostow membagi sektor-sektor ekonomi dalam tiga sektor pertumbuhan:
a) Sektor primer /sektor pertanian
b) Sektor Supplemen /sektor yang tumbuh sebagai pertumbuhan sektor primer
seperti pertambangan dan pengakutan.
c) Sektor tarikan (derived sector)/industri dan perumahan.
( Rostow, W.W The Stages of Economic Growth: A Non-Communist
Manifesto ,Cambridge: Cambridge University Press, 1960, Chapter 2)
6
BAB III
Hasil Observasi dan Pembahasan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik, pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Gresik pada tahun 2011 mencapai 7,36%, lebih tinggi jika
dibanding tahun 2010 sebesar 6,93%. Sedangkan inflasi pada tahun 2011
sebesar 5,80%, lebih rendah dibanding pada tahun 2010 sebesar 7,02%. Produk
Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2010 sebesar
Rp. 38.024.382.950.000,00, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp.
43.028.242.330.000,00. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2000 pada tahun 2010 sebesar Rp. 17.074.646.750.000,00,
kemudian pada Tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 18.262.787.930.000,00.
Total Target untuk Pendapatan Daerah tahun 2010 adalah Rp.
1.092.387.177.610,47. sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan
menjadi sebesar Rp. 1.336.212.614.579,13.
Darimanakah pendapatan sebesar itu diperoleh ? Kabupaten Gresik
merupakan persinggahan utama dalam hal perdagangan, itu terjadi sejak jaman
kerajaan Hindu – Buddha di Indonesia. Gresik masih menjadi tempat favorit bagi
perdagangan antar pulau bahkan antar negara. Hal ini rupanya yang terus
diterapkan oleh pemimpin pemimpin Gresik dari masa ke masa untuk menjadikan
Gresik bukan hanya persinggahan dagang, namun juga sebagai pusat produksi
dan perdagangan. Langkah pertama yaitu dengan mendirikan pabrik semen
pertama yaitu PT. SEMEN GRESIK pada tanggal 7 Agustus 1957 yang
diresmikan oleh Ir. Soekarno. Hingga saat ini, kapasitas produksi PT. SEMEN
GRESIK mencapai 16,92 juta ton semen per tahun. PT. SEMEN GRESIK
menjelma menjadi nyawa perekonomian bagi Indonesia khususnya rakyat
Gresik, karena banyak sekali karyawannya merupakan orang Gresik. Dengan
berdirinya PT. SEMEN GRESIK ini, menjadi magnet bagi produsen – produsen
atau investor – investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Gresik. Hingga
di periode 2002 – 2007 tercatat ada 761 unit pabrik yang tersebar di Gresik
dengan nilai investasi sebesar 1,23 triliun rupiah. Karyawan yang dipekerjakan
mencapai 30.429 karyawan.
7
Pada tahun 2010 Jawa Timur tercatat sebagai propinsi dengan
pertumbuhan ekonomi tinggi dan stabilitas inflasi yang mantap. Minat investor
baik didalam maupun luar negreri seakan mengalir tak terbendung. Wilayah
emas yang di tuju adalah Tuban, Gresik, dan Mojokerto, perkembangan ketiga
kabupaten ini cukup pesat di bidang infrastruktur dan perdagangan. Diantara
ketiga kabupaten tersebut, Gresik mengalami perkembangan laju industri yang
cukup signifikan, kemudahan akses jalan baik darat maupun laut agaknya
menjadi pertimbangan utama. Selain itu, tenaga kerja trampil cukup mudah
diperoleh di Kota Gresik karena memang kawasan industri strategis sejak
puluhan tahun. Iklim dan kebijakan investasi membuat para investor semakin
nyaman dalam berbisnis.
Industri di Surabaya sudah jenuh dan padat, sementara pengembangan di
wilayah Sidoarjo terhalang oleh lumpur Lapindo. Sementara wilayah Madura
masih terkendala persoalan budaya dan perizinan. Satu-satunya kawasan
industri yang mampu menyediakan kebutuhan adalah Gresik.
Khusus di Kota Gresik, pemerintah setempat telah menyiapkan rencana
tata ruang dan tata wilayah (RT/RW) dengan memperluas kawasan industri ke
Kecamatan Manyar. Rencana pengembangan itu ditungkan dalam RT/RW
jangka panjang 2010 – 2030. Sementara itu, wilayah Selatan nantinya akan
dikembangkan menjadi pusat pemukiman dengan menyediakan lahan seluas 10
ribu hektar.
Selama ini kawasan Utara mulai Manyar hingga Ujung Pangkah dikenal
sebagai areal produksi perikanan budidaya tambak serta produksi tambak
garam. Selama bertahuntahun, kawasan ini jarang tersentuh karena
pengembangan bisnis hanya berkutat di wilayah Kecamatan Kebomas,
Kecamatan Gresik, Kecamatan Driyorejo dan Kecamatan Wringinanom. Dengan
dengan perubahan peruntukan itu, lahan di jalur pantai utara (pantura) tersebut
akan menjadi rebutan. Hal ini bisa menjadi pertimbangan para investor, karena
kawasan tersebut dinilai sangat potensial untuk industri. Hanya saja, saat ini
infrastruktur jalan dinilai kurang memadai.
Bupati Sambari Halim Radianto dalam beberapa kesempatan
mengungkapkan, wilayah Utara memang hendak dijadikan kawasan industri.
Namun industri yang ringan dan tidak menimbulkan dampak besar. “Saat ini kan
8
sudah dimulai dengan keberadaan Kawasan Industri Maspion (KIM) di Desa
Sukomulyo yang menjadi pusat industri berbasis minyak dan gas,” bupati.
Hingga di tahun 2013 ini, Gresik memiliki UMK mencapai Rp 1.700.000.
Angka UMK tetinggi yang dimiliki Jawa Timur. Perkembangan industri di Gresik
memang tidak bisa dibendung. Sebagai kota penyangga, sekarang sudah berdiri
sedikitnya 1.423 industri besar dan kecil di kota Pudak ini. Menurut Tri Andhi
yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Kabupaten Gresik kelebihan di wilayah tersebut adalah kemudahan
transportasi, baik darat maupun laut. Tapi, untuk saat ini dia tidak menampik jika
infrastruktur Jalan Daendles yang ada memang kurang memadai untuk industri.
“Kurang lebar pastinya,” pungkasnya.
Selain sektor industri yang menjadi sektor andalan untuk mendapatkan
perkapita yang tinggi, Gresik juga cukup meyakinkan di bidang pertanian. Jangan
diremehkan, manajemen yang bagus dan hasil olah tani yang berkualitas
membuat Gresik mampu berproduksi hasil hasil pertanian, diantaranya beras,
tebu, jagung, dan lain lain. Bahkan, bupati Gresik, Sambari Halim Radianto
optimis tahun 2014 Gresik swasembada beras. Hal ini jelas tidak main – main, di
tahun 2012 ini Gresik surplus 60.000 ton beras. Hasil yang cukup besar
mengingat keadaan Gresik yang gersang. Bupati Gresik, mendanai fasilitas
Pertanian Gresik tahun 2012 sebesar Rp. 2,3 milyar. Fasilitas Pertanian Gresik
tersebut meliputi jalan dan irigasi sawah yang representatif untuk memudahkan
mobilitas hasil pertanian. Jalan dan irigasi tersebut telah dibangun disejumlah
desa dan diresmikan penggunaannya oleh Bupati Gresik di desa Laban
Kecamatan Menganti.
Ada 20 ruas jalan menuju sawah yang dibangun di 20 desa pada 9
kecamatan. Volume masing-masing jalan sejauh 300 meter dengan lebar 2,5
meter dengan biaya Rp. 60 juta. Total panjang jalan yang dibangun sejauh 6 km
dengan menelan anggaran Rp. 1,2 milyar. Sedangkan Pertanian Gresik irigasi
dibangun sebanyak 19 irigasi di 19 desa pada 9 kecamatan. Total irigasi yang
dibangun sejauh 1,9 km masing-masing menghabiskan dana Rp. 60 juta. Biaya
proyek irigasi tersebut sebesar Rp. 1,1 milyar.Terkait semua proyek Pertanian
Gresik yang dibangun tersebut, Bupati Gresik berkeinginan agar Pertanian di
Gresik bisa lebih baik. “saya senang produksi pertanian terutama beras saat ini
masih surplus.
9
Ada peningkatan rendemen padi sebesar 64 prosen disbanding dulu yang
hanya 52 prosen. Padahal lahan pertanian sudah semakin menyempit. Di
beberapa wilayah lahan ini terkikis oleh perumahan. Untuk peningkatan produksi
tidak ada jalan lain kecuali dengan intensifikasi” ujarnya. Dengan pembangunan
ini semua, kami menginginkan fasilitas Pertanian Gresik seperti pada jaman
Belanda dulu. Dimana pada jaman dahulu, galengan (jalan sawah) lebar.
Sedangkan saat ini semakin menyempit karena dikikis pacul oleh petani sendiri.
Padahal kalau jalan dan irigasi di sawah itu bagus, produksi pasti bagus.
“makanya saya membangun areal Pertanian Gresik seperti Belanda. Karena
Belanda selama ini menjadi contoh dalam pembangunan irigasi dan jalan
pertanian” katanya. Tentang pupuk, Bupati menjamin tidak akan ada lagi
kelangkaan pupuk.”kalau ada masalah dengan pupuk, silahkan lapor ke Camat
langsung. Dan camat harus lapor ke Bupati dalam waktu 1 X 24 jam. Niscaya
akan diatasi secepatnya” katanya. Terkait pembangunan Irigasi dan jalan menuju
sawah, Kepala Dinas Pertanian Gresik Agus Joko Waluyo mengatakan. Program
pembangunan irigasi adalah program APBD II tahun 2012, yaitu Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES). Sedangkan
pembangunan Jalan menuju Sawah adalah Program Jalan Usaha Tani (JUT),
saat ini sudah rampung 100 prosen.
Untuk tahun 2013 mendatang Program ini masih ada lagi yang melalui
Dinas Pertanian ada 18 ruas di 18 desa sejauh 10 km. Sedangkan yang melalui
Jaring Aspirasi Masyarakat pembangunan jalan menuju sawah sebanyak 15
desa dan irigasi di 13 kecamatan.
Sementara Camat Menganti, Sutrisno menyatakan senang atas
pembangunan fasilitas Pertanian Gresik di wilayahnya. Menurut Sutrisno, saat ini
dari jumlah penduduk sebanyak 114.721 jiwa, 40 prosen diantaranya adalah
petani. “Meski banyak pengembang yang masuk ke wilayahnya, namun sisa
lahan pertanian saat ini masih 2.994 ha”, ujarnya. Pihaknya berharap dengan
dibangunnya sarana Pertanian Gresik ini akan meningkatkan produksi dengan
semakin menekan potensial loss produksi, tambahnya.
Perkembangan yang signifikan ini selayaknya juga menjadi PR tersendiri
dari pemkab Gresik, sehingga bisa meminimalisir dampat sosial yang pasti akan
terjadi. Pemerataan pembangunan den kesejahteraan masyarakat yang selama
10
ini terabaikan harus mulai dibuat planing pemberdayaan yang terencana dan
terukur. Polusi Kota yang berada di ambang batas wajar kesehatan harus
menjadi prioritas agar Gresik menjadi kota industri yang manusiawi. Limbah
pabrik yang pengaruhnya sangat terasa di masyarakat harus bisa diatasi. Industri
– industri ini harus memperhatikan nasib lingkungan dan masyarakatnya, limbah
harus kembali diolah ke tingkat yang lebih ramah lingkungan, karena lingkungan
juga mempunyai peran yang penting dalam sapek kehidupan. Kendala lain yaitu
meskipun banyak industri berdiri, tetapi mereka masih memberlakukan
outsourcing untuk tingkat buruh. Seperti kasus yang terjadi pada Petrokimia
Gresik, 60% dari total karyawan yang di sana yaitu merupakan pekerja
outsourcing. Hingga pada puncaknya para buruh melakukan demonstrasi besar
besaran dan mogok kerja. Tentunya kita tidak menginginkan kasus – kasus
seperti ini, karena ini membuat resah masyarakat.
11
BAB IV
Kesimpulan
Kebijakan Publik adalah segala hal yang dilakukan pemerintah baik itu
melakukan sesuatu ataupun diam demi kepentingan dan kesejahteraan
rakyatnya.
Di sini dapat kita ambil kesimpulan bahwa Gresik bisa maju dengan pesat karena
memiliki pemimpin – pemimpin yang pandai dalam membuat kebijakan. Pembuat
kebijakan harus bisa melihat peluang dan memikirkan dampak yang terjadi
sebelum membuat sebuah kebijakan. Industrialisasi yang terjadi di Gresik
bukanlah hal yang buruk, malah menjadi prioritas utama yang memberikan
banyak kontribusi bagi rakyat Gresik.
Dari sini kita mengerti bahwa, sebuah masyarakat akan mengalami tahapan –
tahapan yang telah dijelaskan di teori Rostow tadi. Dahulunya Gresik bukanlah
apa apa, hanyalah sebatas pelabuhan transit dan tempat perdagangan. Tetapi
melalui progress yang menjanjikan, Gresik bisa terus melaju hingga menjadi
yang seperti sekarang ini. UMK tertinggi di Jawa Timur dan akan mencanangkan
swasembada beras, ini sungguh pencapaian yang luar biasa.
Kebijakan – kebijakan oleh bupati memang sangat mempengaruhi nasib
rakyatnya, karena bagaimanapun mereka mengabdi kepada rakyat. Saya
menilai, bupati Gresik sudah cukup bagus dalam membuat kebijakan untuk
mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di
Gresik. Dengan mengijinkan investor – investor asing berbondong – bondong
untuk menanamkan modal di Gresik, hingga mendanai fasilitas – fasilitas
pertanian demi meningkatkan hasil panen. Walaupun, memang setiap kebijakan
ada resikonya dan dampak negatifnya. Tetapi, pasti sang pemimpin sudah tahu
apa yang harus dilakukannya demi kesejahteraan rakyat.
Jadi, poin yang saya tekankan di sini yaitu pemimpin memiliki peran yang sangat
vital terhadap yang dipimpin. Pemimpin yang bijak akan selalu berpikir keras
untuk bisa membuat rakyatnya sejahtera. Kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh
para pemimpin haruslah memikirkan kepentingan dan kondisi rakyatnya.
Pemimpin memiliki tanggung jawab pada nasib rakyatnya kelak.
12