kebijakan pengawasan minerba 2 ( uu no 4, pp 23, 55).ppt

25
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT TEKINIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA 1 Oleh : Oleh : Hasanuddin Daud Hasanuddin Daud Subdit Teknis Pertambangan Subdit Teknis Pertambangan Bandung, 8 Nov Bandung, 8 Nov 20 20 11 11

Upload: cokspulungan

Post on 17-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARADIREKTORAT TEKINIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA

    *Oleh :Hasanuddin Daud

    Subdit Teknis PertambanganBandung, 8 Nov 2011

  • Mineral Right (Dasar Konstitusi)Hak Milik atas kekayaan alam berupa mineral dan batubara yang terkandung di dalam bumi dan air di wilayah hukum pertambangan Indonesia adalah hak milik bangsa Indonesia [Pasal 33 ayat (3)] UUD 1945.

    Mining Right (Azas Horizontal)Negara diberikan Hak Penguasaan atas kekayaan alam milik bangsa Indonesia, agar dapat dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat [Pasal 2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria).

    Economic Right (Dasar Operasional) Badan Usaha / perorangan sebagai pelaksana Pengusahaan pertambangan Minerba (UU 4/2009).

  • Ditetapkan Wilayah pertambangan sebagai bagian dari tata ruang.Dalam WP: Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN).Penyederhanaan sistem perizinan: IUP Eksplorasi & IUP Operasi Produksi.Penetapan sistem lelang.Wewenang dan ruang lingkup pemerintah pusat, propinsi & kab/kota.Pemrosesan dan pemurnian logam harus dilakukan di Indonesia (aspek nilai tambah).Pengembangan masyarakat difokuskan pada kesejahteraan rakyat.Demi kepentingan nasional, pemerintah menetapkan DMO untuk mineral dan batubara.Perusahaan tambang dalam skema IUPK memiliki kewajiban untuk membagikan keuntungan bersih setelah produksi: 4% kepada pemerintah, 6% kepada pemda.Perjanjian/kontrak yang sudah ada tetap dihormati.Adanya mekanisme sanksi untuk pelanggaran. TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA*

  • *

  • PP NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA*

  • Penggolongan Komoditas Tambang.Ring fencing dan Non ring fencing.Lelang WIUP dan WIUPK Eksplorasi, WIUP OP yang IUP nya berakhir dengan hak menyamai.Penerbitan IUP/IUPK, IUP Operasi Produksi khusus.Perijinan Komoditas lain dalam WIUP.Wilayah diluar WIUP Utk Menunjang Usaha Pertambangan.DMO untuk Mineral dan Batubara. Harga Patokan Mineral dan Batubara.Batasan Pengolahan dan Pemurnian Mineral dan Batubara.Divestasi Saham.Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.KP Eksisting Dihormati dan disesuaikan Menjadi IUP.KK/PKP2B yang sudah berakhir diperpanjang dengan IUP.Ketentuan Peralihan TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA**

  • mineral radioaktif antara lain : Radium,Thorium, Uranium, Monasit dan bahan galian radioaktif lainnya.mineral logam antara lain: Litium, Berilium, Magnesium, Kalium, kalsium, Emas, Tembaga, Perak, Timbal, Seng, Timah, Nikel, Mangaan, Platina, Bismuth, Molibdenum, Bauksit, Air Raksa, Wolfram, Titanium, Barit, Vanadium, Kromit, Antimoni, Kobalt, Tantalum, Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Magnetit, Besi, Galena, Allumina, Niobium, zirkonium, Ilmenit, Khrom, erbium, Ytterbium, Dysproium, Thorium, Cesium, Lanthanum, Niobium, Neodymium, Hafnium, Scandium, Aluminium, Palladium, Rhodium, Osmium, Ruthenium, Iridium, Selenium, Telluride, Stronium, Germanium, Berrylium, dan Zenotin.Mineral bukan logam antara lain: Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Pasir kuarsa, Fluorspar, Kriolit, Yodium, Brom, Klor, Belerang, Fosfat, halit, Asbes, Halit, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker, Fluorit, Ball Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Dolomit, Kalsit, Rijang, Pirofilit, Kuarsit, Zirkon, Wolastonit, Dolomit, Yarosit, Tawas, Batukuarsa, Perlit, Garam batu, Clay, dan Batu gamping untuk semen.batuan , antara lain: Pumice, Tras, Toseki, Obsidian, Perlit, Tanah diatomae, Tanah serap (fullers earth), Slate, Granit dan granodiorit, Andesit, Gabro dan peridotit, Basalt,Trakhit, Leusit, Tanah liat, Tanah Urug, Opal, Kalsedon, Batukapur, Pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.batubara antara lain: bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut. (BAB I Pasal 2 PP No. 23 Tahun 2010)*

  • *IZIN USAHA PERTAMBANGAN(BAB I Pasal 3, 4 - BAB II Pasal 6,7,8,10,11,12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38 BAB III 47, 48 - BAB IV 51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 59, 60, 62, 63, 64, 65, 66, 67, PP No. 23 Tahun 2010)IUP/K EKSPLORASI &OPERASI PRODUKSIKP PUKP EKSPLORASIKP EKSPLOITASIKP ANGKUT-JUALKP OLAH-MURNIUU No. 11 Thn 1967Usaha pertambangan dilakukan berdasakan IUP, IUPK atau IPR dan terletak pada WPDalam 1 WUP/K dapat terdiri atas 1 atau lebih WIUPSetiap pemohon hanya dapat diberikan 1 WIUP/KBagi yang terbuka (go public) dapat lebih dari 1 WIUP

    Sheet1

    WP

    WUP

    WPN

    WPR

    WIUP

    WIUPK

    IPR

    IUPK

    IUP

    Lelang

    Lelang

    Permohonan

    Lelang

    Lelang

    Mineral Logam

    Batubara

    Min Non logam

    Batuan

    Permohonan

    Permohonan

    Permohonan

    Permohonan

    Permohonan

    Sheet2

    Sheet3

  • PermohonanWIUPLelangWIUPPemerintahPermohonanIUP Sesuai kewenanganganNon Logam & BatuanLogam &B. Bara*

  • *) Penambangan atau Pengolahan/Pemurnian dapat dilakukan terpisah**) Apabila Pengolahan/Pemurnian terpisah, harus kerjasama dengan pemegang IUP OP Penambangan*Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal :Penerbitan IUP/IUPK Operasi Produksi yaitu Kepemillikan serta letak/lokasi wilayah tambang, pelabuhan dan unit pengolahan, serta faktor lingkungan (dampak kegiatan)Penerbitan IUP Khusus Angkut-Jual yaitu lokus/cakupan dari kegiatan angkut-jualPenerbitan IUP Khusus Olah-Murni yaitu asal dari komoditas tambang yang diolah

  • *Pertambangan : sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

    Teknis Pertambangan: serangkaian kegiatan teknis dalam rangka pelaksanaan pertambangan bahan galian mineral dan batubara.

  • *Berada di bawah tanahKeterdapatan di muka bumi tertentu Sumberdaya tak terbarukan (non renewable)Padat modal dan teknologi Risiko finansial sangat besar Dapat mengubah bentang alam Dapat difungsikan sebagai penggerak pembangunanDapat memberikan efek ganda yang besarPotensi bahan galian minerba di Indonesia diyakini sangat besar, namun hanya dapat diketahui apabila dilakukan Eksplorasi terus menerus. Bahan galian minerba tidak akan memberi manfaat apabila tidak diolah dan dikembangkan.Masyarakat dan daerah di sekitar industri harus mendapatkan manfaat yang lebih dari kehadiran industri pertambangan minerba, karena terkena langsung dampak keberadaan tambang.SDA yang tidak terbarukan harus diperlakukan sebagai MODAL PEMBANGUNAN. Harus dapat ditransformasi menjadi sumberdaya manusia dan potensi ekonomi lain secara berkelanjutan.Industri pertambangan dalam pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial dan lingkungan.

    KARAKTERISTIK INDUSTRI PERTAMBANGAN

  • *Hutan hujan tropik/tropical rainforest (11% dari 27% di dunia)Keanekaragaman hayati tinggi (Biodiversity)Curah hujan tinggi (3,000 s.d 6,000 mm per tahun)Negara kepulauan (Archipelago): (+ 17,500 pulau)Masyarakat agrarisKeterdapatan mineral dan batubara relatif dangkal (shallow deposit)Umumnya sumber daya mineral dan batubara berada di dalam kawasan hutan.

    Sumber daya mineral dan batubara memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi nasional dan daerah (penerimaan langsung negara sebesar + Rp 40 Trilyun dari pajak dan royalti).

    Keterdapatan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia umumnya dangkal (shallow), sebagian ada yang tersingkap (outcrop). Metode penambangan umumnya tambang terbuka (open pit/strip mine). Volume batuan penutup yang dikelola sangat besar.

    Penambangan di Indonesia mengakibatkan gangguan lahan permukaan, baik akibat penebasan hutan untuk front tambang maupun untuk lokasi timbunan batuan penutup serta tailing (waste). KARAKTERISTIK INDUSTRI PERTAMBANGAN (lanjutan)

  • DILAKSANAKANNYA EKSPLORASI SECARA BENAR DAN MEMADAIDitetapkannya cadangan layak tambang secara benarDilaksanakannya Studi: Geoteknik dan Geohydrology,Metalurgi secara benar Disusunnya studi kelayakan yang komprehensif dan didukung data yang memadaiDirencanakan dan dilaksanakannya teknik penambangan secara baikDirencanakan dan dilaksanakannya pengolahan pemurnianPemilihan peralatan yang tepatPengangkutan yang memadaiProduksi sesuai spesifikasiProgram paska tambang yang komprehensif

    *

  • *Bagaimana kalau Teknik Pertambangan tidak dilaksanakan dengan baikKesulitan dalam pelaksanaan operasionalTambang tidak efisien, tidak ekonomisProduksi tidak lancar Terjadi kecelakaan/masalah K-3Masalah LingkunganPemborosan bahan galianPascatambang tidak tertangani dengan baikPemerintah, rakyat dan perusahaan rugi

  • *

  • *Issue yang berkaitan dengan teknis pertambangan:Banyak perusahaan yang melaporkan rugiTarget produksi perusahaan sering tidak tercapaiData hasil eksplorasi dapat dimanipulasi untuk kepentingan tertentuPerlunya data produksi yang benarPerlunya data kualitas dan harga yang tepat dalam penjualanKerusakan lahan tambangBeberapa kasus kecelakaan tambang (longsor, runtuh)Beberapa kasus lingkungan

  • *Diketahuinya seluruh potensi sumberdaya mineral dan batubara secara benarAgar tercipta operasi pertambangan yang lancar, tertata, efisien, produktif, aman.Terwujudnya optimalisi pengusahaan pertambangan sumberdaya mineral dan batubara.

  • *Peraturan Terkait dengan Pertambangan di Indonesia

  • Ps 140 (Ayat 1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraa pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

    (Ayat 2)Menteri dapat melimpahkan kepada Gubernur untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan kewenangan pengelolaan di bidang usaha pertambangan sebagaimana dimaksud ayat (1) yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota.

    (Ayat 3) Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR atau IUPK.

    *

  • *(Ayat 1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 140, antara lain, berupa:teknis pertambangan; pemasaran; keuangan; pengolahan data mineral dan batubara; konservasi sumber daya mineral dan batubara; keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan; keselamatan operasi pertambangan; pengelolaan lingkungan hidup, reklamasi, dan pascatambang; pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan; kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum; pengelolaan IUP atau IUPK; dan jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

    (Ayat 2)Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf l dilakukan oleh inspektur tambang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

  • *Pasal 13:Menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

    Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang IUP, IPR, atau IUPK.

  • Pasal 16:Pengawasan dilakukan terhadap:

    teknis pertambangan;pemasaran;KeuanganPengelolaan data minerak dan batubaraKonservasi sumberdaya mineral dan batubaraKesehatan dan keselamatan kerja pertambanganKeselamatan operasi pertambanganPengelolaan lingkungan hidup, reklamasi dan pasca tambangPemnfatan barang, jasa teknologi dan kemampuan rekayasa serta rancang bangun dalam negeriPengembangan tenaga teknis pertambanganPengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempatPenguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi pertambanganKegiatan laindi bidang kegiatan usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umumPelaksanaan kegiatan sesuai IUP, IUPR atau IUPKJumlah, jenis dan mutu hasil usaha pertambangan.

    *

  • Pasal 17Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan melalui:evaluasi terhadap laporan rencana dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan dari pemegang IUP, IPR, dan IUPK; dan/atauinspeksi ke lokasi IUP, IPR, dan IUPK.Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

    *

    Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektur Tambang (IT) meliputi:Teknis pertambangan;Konservasi sumberdaya mineral dan batubaraKesehatan dan keselamatan kerja pertambanganKeselamatan operasi pertambanganPengelolaan lingkungan hidup, reklamasi dan pasca tambangPenguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan

  • KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARADIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA TERIMA KASIH*

    ******

    ********************