kebijakan pendidikan nasional dalam era …p4tksb-jogja.com/arsip/images/wi/kebijakan pendidikan...

12
1 KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL DALAM ERA GLOBAL MENYANGKUT PENDIDIKAN NILAI OLEH: IS YULI GUNAWAN Abstrak Is Yuli Gunawan: Kebijakan Pendidikan Nasional dalam Era Global menyangkut Pendidikan Nilai Indonesia yang dikenal dengan budaya timur yang cinta akan kedamaian, kebersamaan, dan saling menghormati seolah hanya tinggal kenangan karena akhir-akhir ini banyak terjadi fenomena negative yang terjadi karena ulah manusia, seperti banyaknya tawuran antar remaja atau antar pelajar, banyaknya kenakalan remaja yang menjurus ke hal-hal negative yang justru hanya akan merusak masa depan generasi muda. Dari fenomena- fenomena negative yang sering muncul akhir-akhir ini, timbul pertanyaan siapa yang salah dan apa yang harus diperbuat agar budaya timur yang menjadi symbol Negara Indonesia dapat terbangun kembali. Sekolah sebagai pusat pembangun manusia agar menjadi manusia yang berbudaya bukan hanya pintar saja memiliki peran yang sangat kuat dalam membangun budaya. Penerapan pendidikan nilai di sekolah merupakan hal yang sangat tepat untuk dilaksanakan disekolah karena pendidikan nilai ini akan membangun jiwa peserta didik menjadi manusia yang berbudaya menuju era globalisasi. Arah dari penerapan pendidikan nilai adalah: (1) mengembangkan keharmonisan hubungan dalam komunikasi dan kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi, (2) mengembangkan keamanan, baik secara psikologis, fisik, sosial, maupun keamanan cultural, (3) mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan sekolah yang bersih, indah, dan nyaman, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif secara akademik. Kata Kunci: Pendidikan nasional, dan pendidikan nilai

Upload: nguyenkhanh

Post on 03-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL DALAM ERA

GLOBAL MENYANGKUT PENDIDIKAN NILAI

OLEH: IS YULI GUNAWAN

Abstrak

Is Yuli Gunawan: Kebijakan Pendidikan Nasional dalam Era Global menyangkut

Pendidikan Nilai

Indonesia yang dikenal dengan budaya timur yang cinta akan kedamaian, kebersamaan,

dan saling menghormati seolah hanya tinggal kenangan karena akhir-akhir ini banyak

terjadi fenomena negative yang terjadi karena ulah manusia, seperti banyaknya tawuran

antar remaja atau antar pelajar, banyaknya kenakalan remaja yang menjurus ke hal-hal

negative yang justru hanya akan merusak masa depan generasi muda. Dari fenomena-

fenomena negative yang sering muncul akhir-akhir ini, timbul pertanyaan siapa yang

salah dan apa yang harus diperbuat agar budaya timur yang menjadi symbol Negara

Indonesia dapat terbangun kembali. Sekolah sebagai pusat pembangun manusia agar

menjadi manusia yang berbudaya bukan hanya pintar saja memiliki peran yang sangat

kuat dalam membangun budaya. Penerapan pendidikan nilai di sekolah merupakan hal

yang sangat tepat untuk dilaksanakan disekolah karena pendidikan nilai ini akan

membangun jiwa peserta didik menjadi manusia yang berbudaya menuju era globalisasi.

Arah dari penerapan pendidikan nilai adalah: (1) mengembangkan keharmonisan

hubungan dalam komunikasi dan kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi, (2)

mengembangkan keamanan, baik secara psikologis, fisik, sosial, maupun keamanan

cultural, (3) mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan sekolah yang

bersih, indah, dan nyaman, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif

secara akademik.

Kata Kunci: Pendidikan nasional, dan pendidikan nilai

2

A. LATAR BELAKANG

Penyelenggaraan pendidikan

sebagaimana yang diamanatkan

dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional diharapkan

dapat mewujudkan proses

berkembangnya kualitas pribadi

peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan,

yang diyakini akan menjadi faktor

determinan bagi tumbuh

kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Pasal 3 UU Sisdiknas

menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”

Saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada era yang disebut era globalisasi. Globalisasi

diakibatkan karena semakin berkembangnya teknologi, kemajuan ekonomi dan semakin

canggih sarana informasi dan komunikasi. Di era globalisasi ini semakin banyak

problematika yang dihadapi. Kondisi tersebut telah membawa dampak positif dan negatif

bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan barat yang mengedepankan rasionalitas telah

mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia yang masih memegang teguh adat dan

kebudayaan leluhur yang menjunjung nilai tradisi dan keagamaan. Beberapa akibat

negatif dari globalisasi yang semakin sering kita jumpai adalah makin maraknya tawuran

antar pelajar.

Kenyataan tersebut menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan. Pendidikan

merupakan upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang bertujuan

3

untuk melahirkan generasi yang memiliki intelektual dengan tetap memelihara

kepribadian dan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Dengan kata lain pendidikan

memiliki dua misi yaitu transfer of values dan transfer of knowledge. Pendidikan saat ini

dihadapkan pada situasi yang sangat genting, dimana pendidikan sebagai upaya untuk

mewariskan nilai-nilai lokal dihadapkan pada semakin derasnya nilai-nilai globalisasi

yang masuk ke Indonesia.

Gambaran tersebut semakin membuka khazanah kita tentang pentingnya pendidikan

berbasis pendekatan nilai, sehingga mampu menciptakan generasi yang memiliki

intelektual tinggi tanpa melupakan nilai-nilai lokal. Generasi yang cerdas serta memiliki

sikap yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Sehingga ke depan kelak

bangsa Indonesia mampu bersaing dengan Negara-negara barat tanpa melupakan

identitasnya sebagai bangsa Indonesia.

B. KONSEP BUDAYA SEKOLAH

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1987) merupakan keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan

miliknya melalui belajar.

Budaya sekolah adalah nilai-

nilai dominan yang didukung

oleh sekolah atau falsafah

yang menuntun kebijakan

sekolah terhadap semua unsur

dan komponen sekolah

termasuk stakeholder

pendidikan, seperti cara

melakukan pekerjaan di

sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah. Budaya

sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang diterima

secara bersama-sama serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami

4

yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara

seluruh unsur dan stakeholder sekolah.

Budaya sekolah sangat erat hubungannya dengan pembentukan suasana sekolah yang

kondusif. Untuk mencapai efektifitas pengembangan kondisi sekolah harus memenuhi

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar peserta didik.

2. Menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individual, kolaborasi, dan

belajar dalam interaksi sosial.

3. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi peserta didik.

4. Sensitif terhadap perbedaan individu.

5. Menantang peserta didik dengan tidak memberikan lebih dari kapasitasnya.

Untuk membangun budaya sekolah yang baik diperlukan kepala sekolah yang mampu

membangun susasana sekolah, suasana kelas, membangun hubungan yang harmonis agar

terbentuk norma, keyakinan, sikap, karakter, dan motif berprestasi sehingga tumbuh

menjadi sikap berpikir warga sekolah yang positif. Disamping itu juga diperlukan kepala

sekolah yang cerdas dan pandai memecahkan masalah yang kompleks pada gelombang

perubahan yang arahnya tidak pasti.

C. TUJUAN PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH

Tujuan pengembangan budaya sekolah adalah untuk membangun suasana sekolah yang

kondusif melalui pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala

sekolah dengan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik,

masyarakat, dan pemerintah.

Manfaat pengembangan budaya sekolah antara lain:

1. Menjamin kualitas kerja yang lebih baik

2. Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik vertikal

maupun horizontal

3. Lebih terbuka dan transparan

4. Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi

5. Meningkatkan solideritas dan rasa kekeluargaan

6. Jika ada kesalahan akan dapat segera diperbaiki

7. Dapat beradaptasi dengan IPTEK

5

Peran orang

tua/masyara

kat

D. KERANGKA PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLALH

Diagram Arah Pengembangan Budaya Sekolah

Berdasarkan diagram pengembangan budaya sekolah, kepala sekolah memiliki

kewajiban untuk mengembangkan kondisi sekolah yang kondusif. Kondisi ini dapat

terwujud apabila tercipta

komunikasi dan interaksi yang

harmonis antara kepala sekolah

dengan pendidik, orang tua

peserta didik, tenaga

kependidikan, dan peserta didik.

Dengan dukungan sekolah yang

kondusif, para pemangku

kepentingan memiliki

keyakinan bahwa sekolahnya

dapat mewujudkan prestasi terbaik karena ditunjang dengan motif prestasi yang tinggi.

Untuk membangun kondisi sekolah yang kondusif, kepala sekolah memiliki 3 (tiga)

bidang tugas utama, yaitu:

1. Mengembangkan keharmonisan hubungan yang direalisasikan dalam komunikasi

dan kolaborasi untuk meningkatkan partisipasi.

Factor

External

Peran kepala

sekolah dlm

pembanguna

n budaya

sekolah

Peran

Guru

Suasana

Kelas

Suasana

Sekolah

Pembiasaan

Belajar Siswa

Norma/

nilai-

nilai

Motif

Berpres

tasi

Keyaki

nan

Sikap/

Karakter

Pola

Pikir

6

2. Mengembangkan keamanan, baik secara psikologis, fisik, sosial, maupun

keamanan kultural.

3. Mengembangkan lingkungan sekolah yang agamis, lingkungan sekolah yang

bersih, indah, dan nyaman, dan mengembangkan lingkungan sekolah yang

kondusif secara akademik. Pendidik dan peserta didik memiliki motif berprestasi

serta keyakinan yang tinggi untuk mencapai target belajar yang bernilai dengan

suasana yang berdisiplin dan kompetitif.

Untuk mendukung dalam mewujudkan kondisi sekolah yang kondusif maka kepala

sekolah hendaknya mampu mengendalikan kepribadian, perilaku, dan sikap

kepemimpinan sehingga semua pihak dapat menjaga harmoni kerjasama yang baik. Oleh

karena itu, tinggi rendahnya semangat kerjasama, kepatuhan terhadap norma atau nilai-

nilai yang baik, kebiasaan yang baik, keyakinan yang tinggi, dan motif berprestasi guru

dan siswa sangat tergantung pada karakter kepemimpinan kepala sekolah.

Untuk menunjang pengembangan budaya sekolah, Fullan (2001) menyatakan bahwa

kepala sekolah hendaknya menegakkan lima prinsip, yaitu;

1. Selalu berorientasi pada pencapaian tujuan, mengembangkan visi dengan jelas dan

kandungannya menjadi milik bersama.

2. Menerapkan kepemimpinan partisipatif dengan memperluas peran pendidik

dalam pengambilan keputusan.

3. Berperan sebagai kepala sekolah yang inovatif dengan meningkatkan keyakinan

bahwa pendidik dapat mengembangkan perilaku yang mendukung perubahan.

4. Memerankan kepemimpinan yang meyakinkan pendidik sehingga mereka

berpersepsi bahwa kepala sekolahnya “benar” menunjang efektifitas mereka

dalam bekerja.

5. Mengembangkan kerjasama yang baik antar pendidik dalam interaksi formal

maupun informal.

Disamping itu, untuk mengembangkan budaya sekolah, Peter Senge menyatakan bahwa

kepala sekolah hendaknya memerankan diri sebagai teladan yang ditunjukkan dengan

indikator sebagai berikut:

7

1. Menjadi personal yang berdisiplin tinggi dalam memfokuskan energi dalam

mewujudkan visi-misi, bersabar, dan memahami fakta secara obyektif.

2. Menjadi mental model dalam mempengaruhi dan memahami keadaan sekitar dan

dapat merespon dengan tepat.

3. Mengembangkan visi-misi bersama sebagai dasar untuk mengembangkan

komitmen yang berkembang secara berkelanjutan sehingga kepala sekolah tidak

hanya mengembangkan kepatuhan.

4. Mengembangkan tim pembelajar yang dialogis, mengembangkan kapasitas tim,

dan mengganti asumsi dengan pemikiran bersama.

5. Mengembangkan berpikir sistem yang mengintegrasikan dengan keempat disiplin

di atas.

E. MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA SEKOLAH

Pengembangan budaya sekolah tidak dapat terlepas dari budaya masyarakat sekitarnya.

Pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang didalamnya

terdapat kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik yang diintegrasikan dengan budaya

yang berkembang dilingkungannya. Dalam hal ini sekolah harus dapat berfungsi sebagai

agen pengembang budaya lingkungan. Oleh karena itu sekolah perlu merumuskan

rencana, strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya

sekolah dengan menggunakan model pengembangan sebagai berikut:

1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal

Pada tahap ini sekolah perlu mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang

dari budaya sekitar sekolah serta mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari

dalam.

2. Merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang menjadi arah

pengembangan.

Arah pengembangan dijabarkan menjadi indikator pada pencapaian tujuan,

misalnya dalam pengembangan keyakinan dapat dibuktikan dengan target yang

tinggi pada setiap indikator pencapaian yang kemudian dijabarkan lagi pada

model operasional penguatan nilai kerjasama dan yang kompetitif, misalnya

dengan membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan. Dari kelompok

kerja ini kemudian ditetapkan oleh kepala sekolah melalui surat tugas.

8

3. Implementasi Strategi.

Pada tahap ini sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang dapat

dikolaborasikan dan dikompetisikan. Sekolah dapat memilih bidang yang akan

dikolaborasikan yang bersifat kompetitif dari berbagai bidang kegiatan yang

memiliki nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi, dan semangat berpartisipasi

dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Pengembangan nilai harus

diwujudkan dalam kepatuhan atas kesepakatan yang dituangkan dalam peraturan.

Pada tahap ini peran kepala sekolah adalah:

1) Menetapkan kebijakan atas kesepakatan bersama

2) Merealisasikan strategi

3) Melaksanakan perbaikan proses berdasarkan data yang diperoleh dari

pemantauan

4) Melakukan evaluasi kegiatan berbasis pada data hasil pemantauan

4. Monitoring dan Evaluasi

Langkah ini merupakan bagian dari system penjaminan mutu. Dengan monitoring

dan evaluasi akan dapat diketahui apakah proses pelaksanaan kegiatan dan hasil

kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. Jika proses pelaksanaan dan hasil yang

dicapai tidak sesuai dengan target maka kepala sekolah segera melakukan

perbaikan proses agar hasil akhir dapat sesuai dengan harapan.

Prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam mengembangkan budaya sekolah, yaitu:

1) Berfokus pada visi, misi, dan tujuan sekolah

2) Menciptakan komunikasi formal dan informal

3) Memperhitungkan resiko

4) Menggunakan strategi yang jelas dan terukur

5) Memiliki komitmen yang kuat

6) Mengevaluasi keterlaksanaan dan keberhasilan budaya sekolah.

9

Disamping prinsip-prinsip di atas, sebaiknya dalam upaya pengembangan budaya

sekolah juga berpegang pada asas-asas sebagai berikut:

1) Kerjasama Team (team work)

2) Menunjuk pada

kemampuan untuk

mengerjakan tugas dan

tanggung jawab

3) Keinginan merujuk pada

kemauan atau kerelaan

melaksakan tugas dan

tanggungjawab untuk

memberikan kepuasan terhadap peserta didik dan masyarakat

4) Kegembiraan. Nilai kegembiraan akan berimplikasi pada lingkungan dan iklim

sekolah yang ramah dan menumbuhkan perasaan puas, nyaman, bahagia, dan

bangga menjadi bagian dari personil sekolah

5) Rasa hormat merupakan nilai yang memperlihatkan penghargaan kepada siapa

saja baik dalam lingkungan sekolah maupun stakeholders pendidikan lainnya

6) Jujur merupakan nilai yang paling mendasar dalam lingkungan sekolah, baik

kejujuran pada diri sendiri maupun kepada orang lain

7) Disiplin merupakan bentuk ketaatan pada peraturan dan sangsi yang berlaku

dalam lingkungan sekolah

8) Empati, kemampuan menempatkan diri atau dapat merasakan apa yang dirasakan

orang lain namun tidak ikut laut dalam perasaan itu

9) Pengetahuan dan kesopanan para stakeholders sekolah yang disertai dengan

kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja dan dapat

memberikan kesan yang meyakinkan bagi orang lain

10

F. KESIMPULAN.

Bentuk penanaman nilai di tingkat sekolah juga dapat diwujudkan dalam bentuk

pengembangan budaya sekolah. Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai,

kepercayaan, dan norma-norma yang diterima secara bersama-sama serta dilaksanakan

dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami yang dibentuk oleh lingkungan yang

menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan stakeholder sekolah.

Budaya sekolah berperan penting dalam menghadapi era globalisasi. Dengan

mengembangkan budaya sekolah diharapkan mampu menciptakan suasana sekolah yang

kondusif bagi peserta didik, dan warga sekolah lainnya. Dengan mengembangkan budaya

sekolah akan tercipta suasana komunikasi yang terbuka sehingga mampu menimbulkan

rasa memiliki yang tinggi dan solidaritas yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan

perkembangan IPTEK.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D. & Anderson, LA 2001. Beyon Change Management: Advanced Strategies for

Today’s Transformational Leaders. San Fransisco: Jossey-Bass

Bradford, D.L. and Burke, W.W. 2005. Reinventing Organization Development. New

Approaches to Change in Organizations. San Fransisco, CA: Pfeiffer

Fullan Michael, 2001. Leading in A Culture of Change. San Fransisco : Jossey-Bass

Gordon Mitchell. 1999. Change Management: Best Practice in Whole School Development,

Denmark : Danida

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 81 A tahun 2013. Tentang Implementasi

Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.

Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta

Kooter, John P. 1990. A Force For Change: How Leaders Differs From Management. New

York : The Free Press

MacGregor Burns, James. 1978. Leadership. Harper & RowLondon: Harper & Row

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa

Tahun 2010 – 2025. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia

Prijatna, Hendra. 2014. Pembelajaran Nilai Dalam Pendidikan IPS.

http://hendraprijatna68.wordpress.com. (diunduh 25 Maret 2014)

Rakhmat, Cece. 2013. Menyemai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Dalam Menghadapi

Tantangan Modernitas. http://www.file.upi.edu (diunduh 1 November 2013)

Senge, Peter M. 1990. The Fifth Discipline. Doubleday/Currency.

Sergiovanni, T.J. 1996. Moral Leadership. San Fransisco, CA : Jossey-Bass

Stanley Gordon, 2006. Seven Principles for Change Management. Australia :Faculty of

Education and Social Work, University of Sydney

Stolp, Stephen. 1994. Leadership for School Culture. USA : Eric Digest.

12

BIODATA

Name : Is Yuli Gunawan

NIP : 19620727 199103 1 001

Jabatan : Widyaiswara Muda

Unit Kerja : PPPPTK Seni dan Budaya

Alamat Kantor : Jl. Kaliurang Km. 13 Klidon, Sukoharjo

Ngaglik, Sleman Yogyakarta