kebijakan pemerintah daerah kabupaten ...eprints.ums.ac.id/54603/10/naskah publikasi avianto.pdf3...
TRANSCRIPT
i
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
DI BIDANG HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Disusun Oleh:
MEDIAN AVIANTO
C100110100
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
DI BIDANG HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kebijakan perlindungan Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI) di Kabupaten Karanganyar dan upaya daerah
Kabupaten Karanganyar dalam pelaksanaan kebijakan perlindungan HaKI serta
model kebijakan yang dapat dikembangkan sebagai solusi bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten Karanganyar dalam perlindungan produk HaKI. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekatan
yuridis normatif merupakan pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan
hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep, asas-asas hukum serta
peraturan perundangan. Sumber data yang digunakan adalah informasi dari
pejabat berwenang Dinas Perindustrian dan Koperasi dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Karanganyar serta pelaku usaha. Penelitian mengkaji
Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Tentang Perlindungan Industri dan
Penyelenggaraan Kepariwisataan, Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
tahun 2013-2032, dan Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Tentang
Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian
menunjukkan pelaksanaan perlindungan terhadap produk HaKI di Kabupaten
Karanganyar telah diimplementasikan pada produk kayu ukir dan seni tari
sedangkan perlu upaya pendampingan khusus pendaftaran HaKI untuk menjamin
perlindungan HaKI pada produk Wortel Tawangmangu dan Batik Girilayu.
Kata kunci: kebijakan Hak Atas Kekayaan Intelektual, pemerintah daerah,
model kebijakan
ABSTRACT
The aim of the papers are to analyze regional regulation of Intellectual Property Right Act in Karanganyar Regency government efforts to promote the protection policy of Intellectual Property Right Implementation and the model of property Right that elaborated as solution for HaKI products protection. The approach of the research is yuridicial hormative. Yudicial normative is applied using the main legal material based on theoretical concept, principle of law, and constitution act. This study uses primary data from stake holder’s information of Dinas Perindustrian, Perdagangan and Koperasi and Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karanganyar Regency and also the respondents Information who have contribution in Industry. Secondary data of this research is collected from regional government policy in Karanganyar Regency, RPJMD 2013-2032, and regional regulation about organization and working procedures of institution in Karanganyar Regency. The results of this study show that protection on HaKI product properly implemented in wooden craft and cultural art of dance. Karanganyar regency governments should take a more pro-active role in making Batik Girilayu and Wortel Tawangmangu get Intellectual property protection appropriately. The society who making Batik Girilayu and Wortel Tawangmangu have to be assisted in order to get easy enlistment.
Keywords: Intellectual property right, regional regulation, regulation model.
2
1. PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual dapat difungsikan sebagai alat penunjang
pembangunan ekonomi sebagai bentuk aset tak nyata. Sedangkan di beberapa
negara berkembang seperti Indonesia, pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual di
dunia usaha belum terlalu diperhatikan secara menyeluruh keberadaan serta proses
perlindungannya.1 Produk-produk Hak Kekayaan Intelektual pada hakekatnya
harus mendapatkan perlindungan hukum agar memperoleh jaminan dalam upaya
memproduksikannya, pemberian tanda pembeda atau merek, perdagangan dan
pemasaran, serta tahap pembelian dan pemenuhan kebutuhan konsumen atau
masyarakat. Upaya perlindungan hukum yang diberikan terhadap hak kekayaan
intelektual dapat dilihat dari sisi empat kepentingan yaitu individu pencipta dan
penemu, individu dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
masyarakat dan peradaban.2 Salah satu wilayah di Indonesia dengan segala
produk-produk yang dapat diberikan perlindungan hukum atasnya ialah
Kabupaten Karanganyar.
Berbagai produk atau potensi yang ada di Kabupaten Karanganyar
dipandang sebagai sebuah produk kebudayaan yang mencerminkan kearifan lokal
masyarakat setempat sehingga layak mendapatkan pengaturan hukum yang
menjadi regulasi kebijakan daripadanya. Pemberian aturan hukum pada berbagai
produk dan industri yang ada di Karanganyar didasarkan pada alasan agar dapat
mencegah penyalahgunaan dalam bentuk misappropriation dan misuse, dapat
melindungi hak asasi manusia dalam penciptaan karya, dapat menghasilkan
pembagian manfaat yang adil, sebagai bentuk partisipasi dalam pembangunan
ekonomi komunitas, dan dapat memajukan kepentingan nasional.3
1Buletin Informasi dan Keragaman HKI“Media HKI”, Vol .III/No.3, Juni, 2006, hal.20.
2Maringan Lumbanraja, 2000, “Arti Penting HaKI dalam Perdagangan Bebas”, Universitas
Diponegoro, Semarang, hal.2 3Sardjono, Agus, 2010, “Hak Kekayaan Intelektual & Pengetahuan Tradisional”, Bandung: PT
Alumni, hal.446.
3
Berbagai produk yang tergolong dapat diberikan perlindungan HaKI yaitu
adalah paten. Peraturan tentang paten tertera pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
2001 Nomor 109). Lebih lanjut, terdapat pula Peraturan Tentang Merek yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1
Tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110). Selanjutnya,
terdapat pula peraturan tentang hak cipta yaitu Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2002.
Terdapat berbagai contoh produk di Kabupaten Karanganyar yang layak
mendapatkan perlindungan HaKI untuk pengelolaan dan menjaga eksistensinya di
antaranya yaitu pada desain industri terdapat industri anyaman bambu di
Kecamatan Karanganyar, industri batik Girilayu di Desa Girilayu Kecamatan
Matesih, industri ketela ungu di Desa Karanglo Tawangmangu, industri Stroberi
di Desa Kalisoro Tawangmangu, dan juga industri wortel di Desa Plumbon
Tawangmangu. Di samping itu, pada produk paten sendiri di Kabupaten
Karanganyar terdapat mesin penggilingan tebu Pabrik Gula Tasikmadu yang
memungkinkan dapat dipatenkan. Sementara pada produk cipta sendiri Kabupaten
Karangayar memiliki beberapa lagu serta seni, sastra, ilmu pengetahuan, serta
hak-hak terkait (pelaku, rekaman, penyiaran).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui kebijakan perlindungan HaKI yang ada di Kabupaten
Karanganyar, Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah
Kabupaten Karanganyar terkait perlindungan HaKI yang ada di wilayahnya serta
untuk menggambarkan model kebijakan apa yang dapat dikembangkan sebagai
solusi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dalam kebijakan
perlindungan HaKI di wilayahnya.
4
2. METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif
dengan spesifikasi penelitian yang bersifat empiris atau sosiologis. Sumber data
terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana data primer adalah data
berwujud hasil wawancara dari para informan serta beberapa data numerik terkait
permasalahan mengenai kebijakan perlindungan HaKI oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Karanganyar dan data sekunder meliputi sejumlah data yang diperoleh
melalui pustaka yang meliputi buku-buku, artikel, dan dokumen-dokumen, serta
internet yang berkaitan dengan objek penelitian. Metode pengumpulan data
melalui studi lapangan, wawancara dan studi kepustakaan. Setelah data terkumpul
kemudian dianalisis dengan metode analisis kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kebijakan Perlindungan HaKI Kabupaten Karanganyar
Sesuai Bab V Pasal 8 ayat 3 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar
Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan kepariwisataan jelas kewenangan
pemerintah daerah atau yang dimaksud dengan dinas pariwisata dan kebudayaan
mempunyai kewenangan pengembangan ekonomi kreatif meliputi pemanfaatan
dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Selanjutnya dalam pasal 33 pada point
G juga terdapat kewajiban pemerintah daerah yaitu dinas pariwisata memfasilitasi
pengajuan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual bagi masyarakat.
Kemudian Di dalam pasal 37 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24
Tahun 2015 Tentang Perlindungan Industri bahwa pemerintah daerah yaitu
Disperindagkop menjamin dan melindungi hasil usaha industri, mendorong
industri untuk mendaftarkan hak cipta, paten, merek dan desain industri. Peraturan
daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan tata
Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar dan Rencana Pembangunan Jangka
5
Menengah Daerah (RPJMD) disusun sebagai penjabaran dari visi dan misi
pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Kepala Dinas mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang
pariwisata dan kebudayaan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan
untuk menyelenggarakan tugas, terdapat 17 uraian tugas dinas Pariwisata dan
Kebudayaan tapi khusus dalam hal pengembangan terdapat 4 uraian yaitu:
(a) Mengembangkan potensi kepariwisataan di Kabupaten Karanganyar,
(b) Melaksanakan pemasaran wisata dan kebudayaan, (c) Mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan Kabupaten Karanganyar, dan (d) Memberikan
rekomendasi perijinan di Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
Peraturan Bupati Kabupaten Karanganyar No. 2 Tahun 2009 Tentang
Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural pada Disperindagkop mulai
diterbitkan. Dalam salah satu penjabaran uraian tugas dalam Dinas perdagangan,
tenaga kerja, koperasi, usaha kecil dan menengah adalah Memberikan
penyuluhan dan pembinaan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Pengelolaan
pasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan
yang ditetapkan Bupati.
Adapun berbagai produk potensial yang dipaparkan dalam kajian ini,
diantaranya adalah berbagai produk yang tentunya sangat rentan dengan
permasalahan di bidang HaKI. Berbagai produk tersebut antara lain:
Pertama, industri batik Girilayu di Desa Girilayu Kecamatan Matesih.
Menurut Ibu Eka salah satu pengrajin batik produk Batik Girilayu belum ada
yang dipatenkan sebagaimana penuturan Ibu Pardinah.
Kedua, Kayu Ukir khas karanganyar. Kabupaten Karanganyar juga
memiliki produk seperti kayu ukir yang memang khas dari Karanganyar. Untuk
kayu ukir tersebut sudah mendapatkan Hak Cipta maupun Hak Paten dengan
bantuan Disperindagkop, hal tersebut berdasar penuturan Bapak Sumartaya.
6
Ketiga, Tari-Tarian Khas Kabupaten Karanganyar. Menurut data buku
statistik pariwisata dan kebudayaan kabupaten Karanganyar Tahun 2015 terdapat
3 tari di Karanganyar yaitu tari kencar-kencar, tari jaran gedrug dan tari varia
nusantara, 3 tarian tersebut menarik untuk dikaji dan sangat berpotensi untuk
dikembangkan serta dijaga eksistensinya melalui perlindungan HaKI. Tari-tarian
di atas sudah dipatenkan oeh Dr. Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum
dan dimiliki satu-satunya daerah yaitu daerah Kabupaten Karanganyar sehingga
juga dapat di katakan menjadi suatu tarian khas dari Kabupaten Karanganyar.
Tapi ditemui juga tarian yang muncul dan berkembang di daerah Kabupaten
Karanganyar yaitu di sanggar seni kembang lawu yang berada di daerah Palur
dengan pimpinan Ibu Elfitriany Kusuma. Dalam sanggar ini terdapat tutor yang
menuturkan bahwa ada beberapa tarian yang diciptakan karena ide gagasan
sendiri yaitu tari sanduoduo, tari song-song, tari tapen dan tari kongkorongo. Dari
beberapa tarian tersebut selaku tutor Ibu Satiti Dyah Sekarsari. menuturkan bahwa
tari kongkorongo adalah tarian andalan dari sanggar ini dan banyak menyabet
piala, tapi belum dipatenkan dan belum mempunyai hak cipta sebagaimana
penuturan Ibu Satiti Dyah Sekarsari.
Keempat, Industri wortel di Desa Blumbang Tawangmangu. Dalam
beberapa data klaster yang di buat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pemerintah Kabupaten Karanganyar dalam kaitan produk wortel ini masuk dalam
klaster tani blumbang tawangmangu, berdiri sejak tahun 2008 dengan jumlah
anggota sebanyak 4 unit usaha jangkauan penjualan mencakup wilayah Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan dan Sulawesi dengan volume produksi 24
kwintal worta per tahunnya. Melihat dari kemasan produk worta tersebut sudah
tertera nomor dari Departemen Kesehatan tapi dalam hal Hak Paten dan Hak
Ciptanya belum ada, sebagaimana penuturan Bapak Sri Sugiyo selaku anggota
aktif dalam kelompok produk worta.
7
3.2. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar
terkait perlindungan HaKI
Pertama, pembinaan industri bagi 45 perusahaan. Wakil Bupati
Karanganyar Rohadi Widodo membuka kegiatan pembinaan rutin dan monev
Perusahaan Industri Menengah dan Besar yang sudah berizin di Kabupaten
Karanganyar di Ruang Melati Rumah Dinas Bupati Karanganyar. Sementara itu
Kepala Disperindagkop Kab. Karanganyar Nur Halimah, menyampaikan bahwa
tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan berbagai
peraturan perundangan terkait perindustrian, menggalang perusahaan menengah
dan besar yang sudah berizin untuk kemajuan Karanganyar dan memperoleh data
yang akurat tentang perusahaan yang ada di Karanganyar.
Kedua, Pemberian Bantuan Modal kepada 342 kelompok UMKM.
Juliatmono selaku Bupati Kabupaten Karanganyar membuka kegiatan penguatan
ekonomi masyarakat dilingkungan IHT (Industri Hasil Tembakau) dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pelatihan dan memberikan
bantuan permodalan. Eddie Sukiswandi selaku sekretaris Disperindagkop dan
UMKM Karanganyar dalam laporannya menyampaikan bahwa sebanyak 342
kelompok usaha akan menerima bantuan modal. (dishubkominfo dlam
karanganyar.go.id, 25 Maret 2015 diunduh pada 12 Nopember 2016).
Ketiga, Pengadaan Karanganyar Solo Raya Creative Kabupaten
Karanganyar. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari dari 11-14 Nopember
2015, Expo itu menghadirkan pelaku UMKM dari eks Karesidenan Surakarta.
Dari catatan Expo 2015, di Alun-alun Kabupaten Karanganyar dikunjungi
sebanyak 41 ribu orang. Dikatakan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM). Harapan dengan adanya
event seperti ini dapat sangat bermanfaat bagi pengusaha di eks-Karesidenan
Surakarta dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat.
8
Keempat. Pemerintah Kabupaten Karanganyar membuka Sabtu Belanja di
Kawasan Alun-Alun. Sabtu belanja merupakan kebijakan baru Bupati sebagai
pengganti Pasar Jumat. Pasalnya, Pemeritah Kabupaten memutuskan untuk
mengembalikan trotoar dan jalur lambat yang sebelumnya untuk pedagang
menjadi jalur lalu lintas bagi pengguna jalan, tepatnya pejalan kaki. Bagi
masyarakat yang ingin berbelanja murah, bisa mendatangi plasa Alun Alun
Karanganyar setiap hari Sabtu. Di sana, ratusan pedagang menawarkan sejumlah
barang dengan harga terjangkau dan pastinya bisa ditawar. Jenis dagangan yang
tersedia antara lain pakaian, celana, jaket di sebelah barat. Sedangkan sebelah
timur terdapat PKL tanaman, buah, handycraft, makanan, bumbu dapur.
Kelima. Bupati Karanganyar Promosikan Tempat Wisata Ke Travel Agent.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mempromosikan tempat-tempat wisata di
Kabupaten Karanganyar kepada pemilik travel agent dari beberapa kota besar di
Indonesia, saat melakukan kunjungan di Candi Cetho, Kecamatan Jenawi.
Kunjungan dari 17 pemilik travel agent ke Candi Cetho sebagai upaya
mengenalkan tempat wisata di Kabupaten Karanganyar, khususnya yang berada di
lereng Gunung Lawu.
Keenam. Pelestarian Eksistensi Bahasa Jawa (Workshop Bahasa Jawa)
Sebagai Ciri Khas Suku Jawa. Sebanyak 60 peserta yang terdiri dari pejabat
struktural di lingkup Pemerintah Kabupaten Karanganyar menghadiri acara
workshop bahasa jawa yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. Workshop yang bertujuan untuk
memberikan pemahaman kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar
dapat menggunakan bahasa Jawa dengan baik dan benar dalam keseharian
tersebut diadakan di aula panti asuhan Aisyiah Karanganyar.
Ketujuh. Karanganyar Bangun Wisata Edukasi Dirgantara. Sekretaris
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Edhy Sriyatno, mengatakan pembangunan Taman
9
Wisata Edukasi Dirgantara sesuai nilai kontrak sebesar Rp 2.9 miliar,dengan
waktu pelaksanaan selama 45 hari. Bentuk dukungan lain dalam hal tari-tarian
dari Pemerintah Kabupaten Karanganyar sendiri adalah melalui pameran seni
budaya dan bantuan berwujud uang untuk sanggar-sanggar yang ada serta bekerja
sama dengan duta seni. Upaya lainnya yang dilakukan Disparta Karanganyar
untuk mengembangkan produk lokal tari-tarian yaitu memberikan fasilitas
pembinaan, pelatihan, dan promosi keluar daerah, dengan promosi ke luar daerah
akan berdampak semakin banyaknya kunjungan wisata ke Karanganyar
sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak Sarno, S.Kar Seksi Kesenian, Bahasa
dan Perfilman dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar.
Dalam hal batik Upaya lain yang dilakukan disperindagkop demi
kemajuan batik girilayu yaitu seperti pelatihan dan pameran, mereka didaftarkan
untuk mengikuti pelatihan dibalai batik jogja dan pendampingan untuk mengikuti
pameran di dalam maupun luar daerah sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu Lilik
yang menjabat sebagai Kepala Seksi bidang Industri Disperindagkop Kabupaten
Karanganyar
3.3. Model kebijakan yang dapat dikembangkan sebagai solusi bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dalam kebijakan
perlindungan HaKI di wilayahnya
Bab V Pasal 8 ayat 3 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 8
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan kepariwisataan jelas kewenangan
pemerintah daerah atau yang dimaksud dengan dinas pariwisata dan kebudayaan
mempunyai kewenangan pengembangan ekonomi kreatif meliputi pemanfaatan
dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Selanjutnya dalam pasal 33 pada point
G juga terdapat kewajiban pemerintah daerah yaitu dinas pariwisata memfasilitasi
pengajuan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual bagi masyarakat
10
Di dalam pasal 37 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24
Tahun 2015 Tentang Perlindungan Industri bahwa pemerintah daerah yaitu
Disperindagkop menjamin dan melindungi hasil usaha industri, mendorong
industri untuk mendaftarkan hak cipta, paten, merek dan desain industri. Kantor
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar
selaku Pemerintah Daerah yang mempunyai wewenang atas penanganan dan
pendampingan dalam hal Hak atas Kekayaan Intelektual di wilayah Karanganyar
yang mempunyai produk-produk unggulan dalam cakupan Hak atas Kekayaan
Intelektual.
Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 Tentang
Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun sebagai penjabaran
dari visi dan misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Kepala Dinas
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan
daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan untuk menyelenggarakan tugas, terdapat 17 uraian tugas dinas
Pariwisata dan Kebudayaan tapi khusus dalam hal pengembangan terdapat 4
uraian yaitu: (a) Mengembangkan potensi kepariwisataan di Kabupaten
Karanganyar, (b) Melaksanakan pemasaran wisata dan kebudayaan,
(c) Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Kabupaten Karanganyar, dan
(d) Memberikan rekomendasi perijinan di Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
Kemudian di dalam RPJMD juga diterangkan dalam hal Potensi
Pengembangan Wilayah, Berdasarkan RTRW Kabupaten Karanganyar Tahun
2013–2032, maka pengembangan wilayah Karanganyar memperhatikan pola
ruang yang meliputi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Terlihat secara
jelas bahwa Karanganyar mempunyai Kebijakan Perlindungan HaKI yang dapat
menjamin perlindungan bagi produk HaKI yang ada Di Kabupaten Karanganyar.
11
Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah daerah sesuai peraturan daerah
tercermin pada produk Kayu ukir khas Karanganyar dan tiga jenis tarian yang
telah mendapatkan perlindungan hukum. Kewajiban dan tanggung jawab tersebut
dirasa kurang, terdapat produk yang belum mendapatkan perlindungan hukum
yaitu seperti batik girilayu dan produk worta belum mendapatkan suatu kepastian
hukum cipta, paten dan merek. Disparbud dan disperindagkop mengeluhkan perlu
adanya bagian khusus untuk menangani masalah HaKI di dalam dinas tersebut.
Pembinaan dirasa masih dalam hal pengembangan produk, tetapi dari segi
perlindungannya belum optimal dilakukan oleh pemerintah daerah. Disebutkan
dalam perda, pemerintah hanya mendorong pelaku HaKI untuk mendaftarkan
produknya, sedangkan hambatan yang sangat dikeluhkan pelaku produk lokal dan
kebudayaan tersebut adalah rumitnya pendaftaran serta masalah keuangan dalam
hal proses administrasi pendaftaran produk. Seperti halnya menjamin hasil
industri dalam peraturan daerah Kabupaten Karanganyar tentang perlindungan
industri perlu dijabarkan dengan pengawalan dan pengawasan khusus oleh
pemerintah daerah terhadap pendaftaran produk HaKI.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pertama, Kebijakan Perlindungan Pemerintah Kabupaten Karanganyar
terkait HaKI. Sesuai Bab V Pasal 8 ayat 3 Peraturan daerah Kabupaten
Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan kepariwisataan jelas
kewenangan pemerintah daerah atau yang dimaksud dengan dinas pariwisata dan
kebudayaan mempunyai kewenangan pengembangan ekonomi kreatif meliputi
pemanfaatan dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Selanjutnya dalam pasal
33 pada point G juga terdapat kewajiban pemerintah daerah yaitu dinas pariwisata
memfasilitasi pengajuan untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual bagi
12
masyarakat. Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009
Tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun sebagai
penjabaran dari visi dan misi pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Kepala
Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pariwisata dan kebudayaan berdasarkan azas
otonomi dan tugas pembantuan untuk menyelenggarakan tugas, terdapat 17 uraian
tugas dinas Pariwisata dan Kebudayaan tapi khusus dalam hal pengembangan
terdapat 4 uraian yaitu: (a) Mengembangkan potensi kepariwisataan di
Kabupaten Karanganyar, (b) Melaksanakan pemasaran wisata dan kebudayaan,
(c) Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Kabupaten Karanganyar, dan
(d) Memberikan rekomendasi perijinan di Bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
Kemudian di dalam RPJMD juga diterangkan dalam hal Potensi
Pengembangan Wilayah, Berdasarkan RTRW Kabupaten Karanganyar Tahun
2013–2032, maka pengembangan wilayah Karanganyar memperhatikan pola
ruang yang meliputi kawasan budidaya dan kawasan lindung. Melihat upaya yang
telah dilakukan dinas pariwisata dan kebudayaan serta disperindagkop selaku
pemerintah Kabupaten Karanganyar di atas lebih menekankan pada upaya
pengembangan produk-produk HaKI yang ada di Kabupaten Karanganyar. Di
dalam pasal 37 Peraturan daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24 Tahun 2015
Tentang Perlindungan Industri bahwa pemerintah daerah yaitu Disperindagkop
menjamin dan melindungi hasil usaha industri, mendorong industri untuk
mendaftarkan hak cipta, paten, merek dan desain industri
Kedua, Berdasarkan data temuan Dishubkominfo upaya serta tindakan
yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar terkait perlindungan
HaKI yaitu: (1) Pembinaan industri bagi 45 perusahaan, (2) Pemberian Bantuan
Modal kepada 342 kelompok UMKM, (3) Pengadaan Karanganyar Solo Raya
13
Creative Kabupaten Karanganyar, (4) Pemerintah Kabupaten Karanganyar
membuka Sabtu Belanja di Kawasan Alun-Alun, (5) Bupati Karanganyar
Promosikan Tempat Wisata Ke Travel Agent, (6) Pelestarian Eksistensi Bahasa
Jawa (Workshop Bahasa Jawa) Sebagai Ciri Khas Suku Jawa, dan (7)
Karanganyar Bangun Wisata Edukasi Dirgantara.
Ketiga, Model kebijakan yang dapat dikembangkan sebagai solusi
Pemerintah Daerah terlihat secara jelas bahwa Karanganyar mempunyai
Kebijakan Perlindungan HaKI yang dapat menjamin kepastian hukum untuk
produk HaKI yang ada Di Kabupaten Karanganyar. Kewajiban dan tanggung
jawab pemerintah daerah sesuai peraturan daerah tercermin pada produk Kayu
ukir khas Karanganyar dan tiga jenis tarian yang telah mendapatkan perlindungan
hukum. Kewajiban dan tanggung jawab tersebut dirasa kurang, terdapat produk
yang belum mendapatkan perlindungan hukum yaitu seperti batik girilayu dan
produk worta belum mendapatkan suatu kepastian hukum cipta, paten dan merek.
Disparbud dan disperindagkop terkendala perlu adanya bagian khusus untuk
menangani masalah HaKI di dalam dinas tersebut. Pembinaan dirasa masih dalam
hal pengembangan produk, tetapi dari segi perlindungannya belum optimal
dilakukan oleh pemerintah daerah. Disebutkan dalam perda, pemerintah hanya
mendorong pelaku HaKI untuk mendaftarkan produknya, sedangkan hambatan
yang sangat dikeluhkan pelaku produk lokal dan kebudayaan tersebut adalah
rumitnya pendaftaran serta masalah keuangan dalam hal proses administrasi
pendaftaran produk. Seperti halnya menjamin hasil industri dalam peraturan
daerah Kabupaten Karanganyar tentang perlindungan industri perlu dijabarkan
dengan pengawalan dan pengawasan khusus oleh pemerintah daerah terhadap
pendaftaran produk HaKI.
14
4.2. Saran
Pertama, Peran disperindagkop dan Disparbud terhadap produk lokal dan
kebudayaan yang berkaitan dengan Kekayaan Intelektual harus dimaksimalkan,
dengan dukungan penuh dinas akan sangat bermanfaat untuk masyarakat
khususnya masyarakat daerah Kabupaten Karanganyar serta dapat menambah
pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karanganyar.
Kedua, Disparbud dan Disperindagkop lebih mengoptimalkan pengawalan
dan pengawasan secara khusus proses pendaftaran HaKI demi adanya suatu
kepastian hukum untuk produk lokal serta kebudayaan yang ada di Kabupaten
Karanganyar. Dengan Pengawalan dan pengawasan lebih Dinas akan dapat
mengetahui segala hambatan pelaku HaKI yang belum mendapatkan Hak Cipta,
Hak Paten maupun Merek.
PERSANTUNAN
Saya mengucapkan terimakasih dan karya ilmiah ini saya persembahkan
kepada: Pertama, orang tua saya tercinta yang tak pernah putus mendoakan saya.
Kedua, dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahan
tentang karya ilmiah ini. Ketiga, teman-teman dan sahabat terbaik saya yang
selalu memberi motivasi dan membantu saya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Buletin Informasi dan Keragaman HKI “Media HKI”. Vol. III/No.3. Juni. 2006.
Hadikusuma, Hilman.2005. Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu
Hukum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lumbanraja, Maringan. 2000. Arti Penting HaKI dalam Perdagangan Bebas.
Semarang: UNDIP Press.
15
Sardjono, Agus. 2010. Hak Kekayaan Intelektual & Pengetahuan Tradisional.
Bandung: PT Alumni.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Aturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hak atas Kekayaan Intelektual
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014-2018
Kabupaten Karanganyar
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 Tentang
Organisasi dan tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24 Tahun 2015 Tentang
Perlindungan Industri
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri