kebijakan pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional · pdf filebkn. i pendahuluan bkn. ......
TRANSCRIPT
Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Jabatan Fungsional Tertentu
(Perspektif UU ASN dan Permenpan 48 Tahun 2014 dan
Permenpan 13 Tahun 2016)
Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan Jabatan Fungsional Tertentu
(Perspektif UU ASN dan Permenpan 48 Tahun 2014 dan
Permenpan 13 Tahun 2016)
Yulina Setiawati NN, SH MMDeputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian
Jakarta, 08 Februari 2017
Outl ine
Pendahu luanI
Manajamen PNS di Era UU ASNII
III
Pemenuhan Kebutuhan JF ArsiparisIV
PenutupV
Pembinaan Jabatan Fungsional
BKN
Pendahu luanI
BKN
Sasaran RB1. Terwujudnya pemerintahan
yang bersih dan bebaskorupsi, kolusi, dan nepotisme;
2. Meningkatnya kapasitas danakuntabilitas kinerja birokrasi;
3. Meningkatnya kualitaspelayanan publik.
TATANAN REGULASI1. RUU ITE – UU. No. 11/20082. RUU OMBUDSMAN – UU No. 38 Tahun 20083. RUU Pelayanan Publik – UU No. 25/20094. RUU ASN – UU No. 05/20145. REVISI UU No. 32 Tahun 2004 – UU No. 23/20146. RUU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN – UU No. 30/2014
8 Area Perubahan di Instansi1. Organisasi;2. Tatalaksana;3. Peraturan Perundang‐undangan;4. Sumber Daya Manusia Aparatur;5. Pengawasan;6. Akuntabilitas;7. Pelayanan publik;8. Mindset dan cultural Set Aparatur.
Reformasi Birokrasi Nasional
Program Nasional
BKN
1. Recruitment2. Placement and promotion3. Performance‐based Mgt./SKP4. Kinerja5. Core competency training6. Welfare dan Renumerasi
• Deregulasi• Law Enforcement• Reward and Punishment• De‐kooptasi dengan politik• Minimalisasi spoiling system• Wasdal/supervisi
• Sistem Informasi Kepegawaian• Pemanfaatan TIK (e‐office, e‐gov
dan i‐gov)• Transparansi dan akuntabilitas• Efektivitas dan efisiensi• Simplifikasi proses
• Restrukturisasi organisasi (right sizing; flat org.)
• Service Delivery • OutcomesOriented• Mind‐set dan Culture set• Strong commitment
Reformasi Bidang Kepegawaian
SDM Aparatur
PenataanOrganisasi/Bisnis Proses
ModernisasiPelayananRegulasi
BKN
9 RENCANA AKSI PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS
Program PercepatanReformasi Birokrasi
RENCANA AKSI
Identifikasi jabatan fungsional
Identifikasi output jabatanfungsional
PROGRAM
Penyusunan standarkompetensi
ProfesionalisasiPNS
Pengelolaan kinerja jabatanfungsional
Penyesuaian tunjangan jabatanfungsional
h. Penguatan Jabatan Fungsional
g. Pengukuran Kinerja Individu
f. Mutasi dan Rotasi sesuai kompetensisecara perodik
e. Sertifikasi kompetensi profesi
d. Penegakan Etika dan Disiplin PNS
c. Sistem Nasional Diklat PNS berbasis kompetensi
b. Peningkatan kemampuan PNS berbasis kompetensi (Diklat)
a. Penetapan standar kompetensijabatan
BKN
DRIVING FACTORSPERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu
PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaanSDM yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadimismacht
Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional
Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta
Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah
Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity
Tsunami Pensiun
BKN
VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARADI ERA UU ASN
VISI
MISI
Mewujudkan Aparatur Sipil Negara yangmemiliki integritas, profesional, melayani dansejahtera
Memindahkan Aparatur Sipil Negara dariComfort Zone ke Competitive Zone
BKN
2000
2019
2025
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
MANAJEMEN SDM
PENGEMBANGAN POTENSI/HUMAN
CAPITAL
BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN SEJAHTERA
MELAYANI
BKN
PENGUATAN IMPLEMENTASI MERIT SYSTEMBKN
Melindungi pegawai dari intervensi politik & memproteksi pegawai dari kegiatan politik & dari tindakan semena‐mena
Penggajian, reward, & punishment berbasis kinerja
Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif
menerapkan prinsip fairness
Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik
Manajemen SDM secara efektif dan efisien dan terintegrasi
•Analisis &Pemetaan Jabatan•Kebijakan Minus Growth /zero/moratorium•Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja Pegawai•MonevRedistribusi/ Realokasi PNS•Kebijakan PensiunDini
Belanja Pegawai efektif melalui
Penataan Jumlah danDistribusi ASN
•Kebijakan Seleksi CPNS Seleksi dengan Computer Assissted Test(CAT)
•Kebijakan Promosi PNS dengan assessment center, diklatpenjenjangan dan/atau fungsional
•Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan Secara terbuka antar instansi
Seleksi dan Promosi Terbuka PNS
•Penetapan Standar Kompetensi•Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi• Sistem Nasional Diklat PNSBerbasis Kompetensi•Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri• Sertifikasi Kompetensi Profesi•Pengukuran Kinerja Individu•Penguatan Jabatan Fungsional (Penambahan jumlah, pola karir,•peningkatan kemampuan, penambahan tunjangan)•Pengembangan karir PNS
Profesionalisme ASN
Kegiatan/Program:
IMPLIKASI BERLAKUNYA UU ASN BKN
PNS Facts and Figures, Des 2016
3.08%PNS terhadap Angkatan
Kerja(118.19 juta)
4.498.643Jumlah PNS per Desember
2016
PNS Pusat : 20.94%PNS Daerah : 79.06%
‐0.44%Rata‐rata pertumbuhanper tahun 2010‐2015
45 tahunRata‐rata 47 tahunMedian 51 tahunModus
BUP 2016‐2020752.271 PNS
Tingkat Pendidikan PNS Rendah : 28.32%
Menengah : 20.09%Tinggi : 51.59%
13.71% PNS diatas 55 Tahun 10.6% Struktural
51.13% JFT38.27% JFU
BKN
Jenis Jabatan Pria Wanita Jumlah
Struktural 332.112 144.462 476.574
Fungsional Tertentu 914.325 1.386.025 2.306.048
Fungsional Umum 1.049.743 671.976 1.716.021
Jumlah 2.296.180 2.202.463 4.498.643
Jumlah PNS menurut Jenis Jabatan dan Gender
14,46%
39,82%
45,72%
6,56%
62,93%
30,51%
Struktural
Fungsional Tertentu
Fungsional Umum
Wanita
Pria
BKN
Jumlah PNS yang akan memasuki Batas Usia Pensiun (BUP) 2016‐2020
Tahun BUP Struktural FungsionalTertentu
FungsionalUmum Jumlah
2016 13.026 60.313 49.176 122.515
2017 16.854 67.389 48.572 132.815
2018 18.433 82.377 55.539 156.349
2019 16.545 93.906 45.599 156.050
2020 20.971 105.815 57.756 184.542
Jumlah 85.829 409.800 256.642 752.271
BKN
Manajamen PNSII
BKN
Manajemen PNS di Era UU ASNBKN
2. Pengadaan
1. Penyusunan & Penetapan Kebutuhan
• Sistem registrasi on‐line
• Seleksi menggunakan CAT• Seleksi administrasi, Tes Kemampuan Dasar (TKD), & Tes Kemampuan Bidang (TKB)• Masa percobaan CPNS 1 tahun• Diklat prajabatan terintegrasi
• Setiap instansi wajib menyusun kebutuhan jenis dan jumlah jabatan untuk 5 tahunkedepan dan dirinci pertahun sesuai prioritas kebutuhan berdasarkan ANJAB dan ABK serta peta jabatan
• Penyusunan kebutuhan dilakukan setelah penetapan rencana strategis instansi• Usulan menggunakan e‐formasi paling lambat bulan Maret
MANAJEMEN PNS
3. Pangkat & Promosi Jabatan
• Pangkat adalah tingkatan dalam jabatan sebagai dasar penggajian• Penetapan pangkat berdasarkan evaluasi jabatan• Pengangkatan dalam jabatan merupakan perbandingan obyektif kompetensi, kualifikasi jabatan dengan yang dimiliki pegawai.
• Ditetapkan persyaratan setiap jabatan, dikecualikan untuk syarat gaji PNS yang ikut sekolah kader dengan predikat sangat memuaskan
• Promosi Jabatan dengan Open Recruitment & Talent Pool• Larangan rangkap jabatan• Instansi menyusun rencana suksesi
4. Pengembangan Karir
• Tujuan untuk kejelasan dan kepastian karier• Instansional dan Nasional• Berdasarkan kualifikasi, kinerja, dan kompetensi• Memperhatikan integritas, dan moralitas• dilakukan dengan promosi dan mutasi serta penugasan khusus• Info lowongan jabatan dilakukan oleh BKN
BKN
8. Penilaian Kinerja
• Untuk menjamin objektifitas penilaian•Dibentuk tim penilai kinerja•SKP disusun berdasarkan RKT•Bobot Penilaian SKP 80%, Perilaku 20% dengan metode 360o
•Tidak mencapai target dikenakan sanksi administrasi•Dilakukan pembinaan kinerja melalui bimbingan dan konseling•Dibuat sistem informasi kinerja PNS•Sangat baik 2 tahun berturut turut diberi apresiasi
7. Mutasi
• Mutasi tugas/ lokasi antar instansi Pusat, instansi daerah• Rotasi nasional• Mutasi dilakukan paling singkat 2 tahun maksimal 5 tahun• Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian kompetensi PNS dan syarat jabatan, klasifikasi jabatan dan pola karier
• Mutasi harus ada pertimbangan dari Tim Penilai kinerja
MANAJEMEN PNS
6. Pola Karir
• Tujuannya untuk penyelarasan potensi PNS dengan penyelenggaraan tugas• Terintegrasi secara nasional• Setiap instansi wajib menyusun pola karir• Pola karier dapat berbentuk horisontal, vertikal dan diagonal
BKN
5. PengembanganKompetensi
• Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Kompetensi PNS dengan standart kompetensi jabatandan rencana pengembangan karier
• Merupakan hak PNS, minimal 80 jam dalam per tahun• Setiap 1 instansi menyusun rencana pengembangan kompetensi• Melakukan analisis kesenjangan kompetensi
13. Jaminan Pensiun Dan Hari Tua
• Bantuan hukum bagi yang terkena kasus hukum• Ontop dari Sistem Jaminan Sosial Nasional untuk kesehatan, kecelakaan kerja, dan jaminan kematian
• Pensiun dengan Dual system pay as you go dan fully funded• THT dual system asuransi SOS dengan manfaat pasti dan bersifat pengembalian tabungan ditambah hasil pengembangan
14. Perlindungan
MANAJEMEN PNS
• Penjatuhan hukuman disiplin kepada pegawai dengan perubahan jenis‐jenis hukuman11. Disiplin
12. Pemberhentian• Reformulasi jenis‐jenis pemberhentian• Perubahan beberapa sanksi administrasi
10. Penghargaan• Reward berdasarkan capaian kinerja• Prioritas untuk pengembangan kompetensi• Tanda Kehormatan
BKN
9. Penggajian Dan Tunjangan
• Berdasarkan beban kerja, tanggung jawab & risiko pekerjaan• Tunjangan kinerja berbasis kinerja individu. • Tingkat kemahalan sesuai indeks wilayah
UTAMA
MADYA
PRATAMA
ADMINSTRATOR
PENGAWAS
PELAKSANA
JABATAN ADMINISTRASIJABATAN FUNGSIONAL
UtamaMadyaMuda Pertama
KEAHLIAN
PenyeliaMahir Terampil Pemula
KETERAMPILAN
Pangkat merupakan kedudukan yang menunjukan tingkatan jabatan berdasarkan tingkatkesulitan, tanggungjawab, dampak dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakansebagai dasar penggajian.
Rancangan Pangkat PNS
JA
JA 15
JA 14
JA 13
JA 12JA 11
JA 10JA 9JA 8
JA 7
JA 6
JA 5
JA 4
JA 3
JA 2
JA 1
JF
JF/JP17JF/JP 16JF/JP 15JF/JP 14JF/JP 13JF/JP 12JF/JP 11JF/JP 10JF/JP 9JF/JP 8JF/JP 7JF/JP 6JF/JP 5JF/JP 4JF/JP 3JF/JP 2JF/JP 1
JPT
JPT IX
JPT VIII
JPT VII
JPT VI
JPT V
JPT IV
JPT III
JPT II
JPT I
Konsepsi Reformulasi Sistem Penggajian PNS
1.Pay for Position
2. Pay for Person
3. Pay for Performance
4. Pay for Living Cost (Lc)
Idealnya gaji pegawai dibayar dengan menggabungkan 3P + Lc
BKN
Pembinaan Jabatan FungsionalIII
BKN
JUMLAH JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
No Instansi Guru DokterDokter Pendidik Klinis
DokterGigi Bidan Perawat Perawat Gigi
TenagaKesehatanLainnya
Fungsional Tertentu Lainnya
Jumlah
1 Pusat 138,069 2,760 924 653 872 14,352 467 5,553 166,055 329,705
2 Daerah 1,577,135 21,275 480 6,264 74,943 142,884 9,463 63,693 80,206 1,976,343
Jumlah 1,715,204 24,035 1,404 6,917 75,815 157,236 9,930 69,246 246,261 2,306,048
BKN
TRENDPERTUMBUHAN
JABATANFUNGSIONAL
43INSTANSIPEMBINAJFT
TERAMPIL
AHLI
JABATAN FUNGSIONAL
2012
110jenis
2013
124jenis
2014
142jenis
2.303.887org
2015
142jenis
2.306.048org
2016
147jenis
2.285.264org
2017
147Jenis
2.276.925
JABATAN FUNGSIONAL
sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
KEDUDUKAN
Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, ataupejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional
BKN
TUJUAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL
1. PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA PNS
2. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UNIT KERJA
3. PENINGKATAN KARIER PNS
4. PENINGKATAN PROFESIONALISME PNS
BKN
PENGUATAN JABATAN FUNGSIONAL KEDEPAN
Usulan JF baru pada 17 K/L : 43 JF terampil dan ahli
Penyempurnaan dalam pengaturanKegiatan berdasarkan prosesproduk/output akhir, dan outcome
Menyusun standar kompetensi JF
Mengharuskan instansi pembina JF untuk melakukan pengelolaan JF secara profesional
Persyaratan pengangkatan dalam JF berdasarkan uji kompetensi
Prestasi kerja JF lebih terukur
• Pengelolaan kompetensi JF dapat berjalan secara efektif
• Terwujudnya kelas jabatan• diklat JF dapat direncanakan berdasarkan training need assessment (TNA)
• Peningkatan profesionalisme dapat dilakukan
• JF menjadi pilihan karier
Pengelolaan profesionalisme JF dapat dilakukan
1
2
3
Pemisahan JF Ahli dan JF Terampil secara bertahap• JF Keahlian : utama, madya, muda, pratama• JF Keytampilan : penyelia, mahir, terampil, pemula• Jumlah JF dari 129 menjadi 147
BKN
Perpindahan dari jabatan
Horizontal= perpindahan jabatan
pada tingkat dan pangkat jabatan yang sama;
Vertikal= perpindahan yang
bersifat kenaikan jabatan (promosi);
diagonal= perpindahan dari jabatan
struktural ke fungsional.
BKN
PENGANGKATAN DLMJAB FUNG BAGI PNS
YANG MELAKSANAKANTUGAS POKOK JABFUNG PADA SAAT JF TERSEBUT
DITETAPKAN DGN MENETAPKAN
JENJANG JABATAN SESUAI DENGAN PANGKAT YANG
DIMILIKI
PENGANGKATAN UNTUK MENGISI FORMASI MELALUI
CPNS
PENGANGKATAN YG DILAKUKAN MELALUI PERPINDAHAN DARI
JS ATAU JF LAIN KE DALAM JAB. FUNG
TERTENTU (143)
PENGANGKATANYG DILAKUKAN
MELALUIPERPINDAHAN DARI JF
KE DALAMSTRUKTURAL
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL
INPASSINGPENGANGKATAN
PERTAMAPENGANGKATAN PERPINDAHAN PROMOSI
BKN
Pembinaan Jabatan Fungsional
1.Bina Karier2.Bina Profesionalisme3.Bina Budaya Kerja4.Bina Disiplin5.Bina Kode Etik6.Bina Teknologi
BKN
PEMBINAAN KARIER JABATAN FUNGSIONAL
1. Pengambilan Sumpah atau Janji.2. Kegiatan dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi kegiatan dalam
bentuk angka kredit.3. Kenaikan jabatan fungsional berdasarkan angka kredit.4. Pemberhentian sementara PNS:
a. diangkat menjadi pejabat negara;b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga non struktural;c. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana;
5. Rangkap jabatan tidak diperbolehkan kecuali yang kompetensi dan bidangtugas jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan.
6. Pemberhentian, PNS diberhentikan dari JF apabila:a. mengundurkan diri dari jabatannya;b. diberhentikan sementara sebagai PNS;c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;e. ditugaskan secara penuh di luar JFnya; atauf. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
BKN
PERAN INSTANSI PEMBINA
1. menyusun kurikulum diklat 2. menyelenggarakan diklat3. menyusun standar kompetensi4. menyusun pedoman formasi5. membangun pusat informasi6. menfasilitasi pelaksanaan jabatan7. menfasilitasi pembentukan organisasi 8. menfasilitasi penyusunan kode etik 9. monitoring dan evaluasi10. mengusulkan tunjangan jabatan
BKN
Tugas Instansi Pengguna
1. menyusun formasi jabatan fungsional2. melaksanakan pengangkatan, Pemindahan,
pemberhentian sementara3. mengusulkan pengangkatan, Pemindahan,
pemberhentian sementara, dari dan dalamjab. Fung untuk jenjang Jenjang Utama (IV/ddan IV/e) kepada Presiden
4. penyelenggaraan pembinaan karier5. memfasilitasi pelaksanaan tugas Jab. fung6. berkoordinasi dengan instansi pembina Jab
BKN
BKN
Pemenuhan Kebutuhan JF ArsiparisIV
UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
PP Nomor 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional PNS Jo PP Nomor 40 Tahun 2010
Permenpan Dan RB Nomor 48 Tahun 2014 Tentang JabatanFungsional Arsiparis Jo Permenpan-RB Nomor 13 Tahun 2016
Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2016 tentang PetunjukPelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Arsiparis
36
0
500
1000
1500
2000
2500
Pusat 2.100 Daerah 1.288
Jumlah
Jumlah
TOTAL 3.388
STATISTIK ARSIPARIS(Berdasarkan Data e-PUPNS)
Kebutuhan Arsiparis 5 (lima) Tahun Kedepan
3.388
142.760
Jumlah sekarang Kebutuhan 5 Tahun kedepan
2.37%
97.63%
Utama (IV/d-IVe)Madya (IV/a-IV/b-IV/c)Muda (III/c-III/d)Pertama (III/a-III/b)
Penyelia ( III/c –III/d)Pelaksana L/Mahir (III/a – III/b)Pelaksana/Terampil (II/c-II/d)
39
Keterampilan
Keahlian
40
Pengangkatan dlm
Jab fung bagi PNS
yang Melaksanakan
tugas pokok jabfung
pada saat Peraturan
ditetapkan
pengangkatan untuk
mengisi lowongan
formasi melalui
CPNS
pengangkatan ygdilakukanmelaluiperpindahandarijs atau jf lainke dalam jab.fung tertentu
Sampai saat ini sudah 147 jabatan fungsional yang telah ditetapkan
Pemenuhan Kebutuhan Jabatan Fungsional Arsiparis
1. Pengangkatan Pertama
2. Pengangkatan Perpindahan
3.Penyesuaian/Inpassing
4. Pengangkatan Kembali
Setelah dinyatakan
tidak bersalah oleh
Pengadilan, setelah
CLTN, setelah Tugas
Belajar, setelah
ditugaskan diluar
jabatan arsiparis
Inpassing Nasional ?
Persyaratan Pengangkatan melalui Inpassing Jabatan Fungsional Arsiparis
1. Memiliki ijazah SLTA;2. Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;3. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan kearsipan paling
kurang 2 tahun;4. Mengikuti dan lulus uji kompetensi di bidang kearsipan;5. Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;6. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun;7. Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan (di‐inpassing), setelah diangkat dalam jabatan
fungsional Arsiparis harus memperoleh ijazah Diploma III (D.III) bidang kearsipan ataubidang ilmu lain yang ditentukan oleh Instansi Pembina, dalam jangka waktu paling lama 5tahun terhitung mulai tanggal pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Arsiparis;
8. PNS yang berijazah D.III bidang ilmu lain wajib mengikuti dan lulus Pendidikan dan PelatihanFungsional Arsiparis;
9. PNS yang tidak memperoleh ijazah D.III, diberhentikan dalam jabatan fungsional Arsiparis;10. Untuk menjamin keseimbangan antara beban kerja dan jumlah Pegawai Negeri Sipil yang
akan disesuaikan (di‐inpassing), maka pelaksanaan penyesuaian (inpassing) harusmempertimbangkan formasi jabatan;
11. Penyesuaian (inpassing) berlaku selama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini berlaku(Desember 2014 s/d Desember 2016);
12. Penyesuaian Inpassing berdasarkan Perka BKN 24/2016 s/d Desember 2018.
1. Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagai PNS, dapat diangkat kembali dalamJabatan Fungsional Arsiparis apabila berdasarkan keputusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum yang tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan;
2. Arsiparis yang diberhentikan sementara karena menjalani cuti di luar tanggungan negara, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis apabila telah selesaimenjalani cuti di luar tanggungan negara;
3. Arsiparis yang diberhentikan sementara karena menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis apabila telah selesaimenjalani tugas belajar;
4. Arsiparis yang diberhentikan sementara karena ditugaskan secara penuh di luar JabatanFungsional Arsiparis, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis apabilaberusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun bagi Pengawas yg akan menduduki Arsiparis Ahli Muda.
5. Arsiparis yang diberhentikan sementara karena ditugaskan secara penuh di luar JabatanFungsional Arsiparis, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis apabilaberusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pej Administrator yg akan menduduki Arsiparis Ahli Madya dan Pejabat JPT yg akan menduduki Arsiparis Ahli Madya atau Ahli Utama
6. Arsiparis yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, angka 4, dan angka 5 dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Arsiparis apabilatelah mengikuti dan lulus uji kompetensi pada jenjang jabatan terakhir yang dimilikinya.
• Arsiparis yang telah mengumpulkan angka kredit tetapi belummencapai jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikanjabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, sebagaimana diatur dlmPermenpan Nomor PER/3/M.PAN/3/2009, perolehan angkakreditnya dapat diperhitungkan dan diakumulasikan dengan angkakredit hasil konversi untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebihtinggi
• Arsiparis yang telah mengumpulkan angka kredit dan/atau melebihiangka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkatsetingkat lebih tinggi, dapat dinaikkan jabatan/pangkatnya setingkatlebih tinggi dari jenjang jabatan pangkat yang didudukinya.
• Arsiparis yang menduduki jenjang jabatan lebih tinggi dari pangkat,golongan ruang yang dimilikinya atau memiliki pangkat, golonganruang lebih tinggi dari jabatan yang didudukinya, dan telahditetapkan perolehan angka kreditnya sebelum tanggal 1 Juli 2OI7,penyesuaian dalam jenjang jabatan/pangkat berikutnya dilakukanmelalui penghitungan angka kredit konversi hasil penilaian SKP.
Masa Peralihan JF Arsiparis
Batas akhir penetapan kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dgn menggunakan AK paling lambat periode Oktober 2017
I. Peta JFT yang Masih Proses InpassingNO JABATAN FUNGSIONAL PERMENPAN-RB PERATURAN BERSAMA/
PERKA BKNMASA BERLAKU INPASSING KETERANGANMULAI BERAKHIR
Baru1 PEMBINA JASA KONSTRUKSI 38 TAHUN 2013 04/PRT/M/2014 1 JUNI 2014 31 MEI 2015 PROSES
(KEM. PEKERJAAN UMUM DAN PDT) 18-10-2013 8 TAHUN 2014 diperpanjang s.d
Baru2 POLISI PAMONG PRAJA 4 TAHUN 2014 34 TAHUN 2015 1 MARET 2015 29 FEBRUARI 2016 PROSES
(KEM. DALAM NEGERI) 08-01-2014 9 TAHUN 2015Baru
3 PENGAMAT TERA 33 TAHUN 2014 12/M-DAG/PER/1/2015 1 MARET 2015 28 FEBRUARI 2017 PROSES(KEM. PERDAGANGAN) 02-10-2014 14 TAHUN 2015
Baru4 PRANATA LABORATORIUM 34 TAHUN 2014 14/M-DAG/PER/1/2015 1 MARET 2015 28 FEBRUARI 2017 PROSES
KEMETROLOGIAN 02-10-2014 13 TAHUN 2015(KEM. PERDAGANGAN) 30-01-2015
Baru
5 PENGAWAS KEMETROLOGIAN 35 TAHUN 2014 13/M-DAG/PER/1/2015 1 MARET 2015 28 FEBRUARI 2017 PROSES(KEM. PERDAGANGAN) 02-10-2014 12 TAHUN 2015
30-01-2015
Baru6 PENGUJI KESELAMATAN 36 TAHUN 2014 1 TAHUN 2015 1 FEBRUARI 2015 31 JANUARI 2016 PROSES
DAN KESEHATAN KERJA (K3) 16-10-2014 2 TAHUN 2015 diperpanjang s.d(KEM. KETENAGAKERJAAN) 13-01-2015 28 FEBRUARI 2017
7 ANALIS PERTAHANAN NEGARA 7 TAHUN 2016 PROSES(KEM. PERTAHANAN) 30-06-2016
Baru8 PENILAI PEMERINTAH 18 TAHUN 2016 PROSES
(KEM KEUANGAN) 13-10-2016Baru
9 ANALIS ANGGARAN 21 TAHUN 2016 PROSES(KEM KEUANGAN) 03-11-2016
10 ARSIPARIS 24 TAHUN 2016 PALING LAMBAT PROSES(ANRI) 23-12-2016 31 DESEMBER 2018
II. Peta JFT yang Inpassingnya Tidak Berdasarkan Angka KreditKumulatif Permenpan 26/2016 (Dari SKP ke Angka Kredit)
NO INSTANSI PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL PERMENPAN-RB PERATURAN BERSAMA/ PERKA BKN JUKNIS MASA BERLAKU INPASSING KETERANGANMULAI BERAKHIR
1 KEMENTERIAN ANALIS KETAHANAN PANGAN 38 TAHUN 2014 47/PERMENTAN/KP.240/8/2015 PALING LAMBAT PROSESPERTANIAN 16-10-2014 28 TAHUN 2015 7 SEPTEMBER 2017
18-08-2015
2 SEKJEN DPR RI ANALIS ANGGARAN DAN 39 TAHUN 2014 3 TAHUN 2015 PALING LAMBAT PROSESPENDAPATAN BELANJA NEGARA 16-10-2014 27 TAHUN 2017 8 JULI 2017
08-07-2015
3 KEMENTERIAN PELATIH OLAHRAGA 40 TAHUN 2014 PERKA BKN PERMENPORA PALING LAMBAT SUDAHPEMUDA DAN OLAHRAGA 16-10-2014 38 TAHUN 2015 36 TAHUN 2016 31 OKTOBER 2016 BERAKHIR
09-10-2015
4 KEMENTERIAN ASISTEN PELATIH OLAHRAGA 41 TAHUN 2014 PERKA BKN PERMENPORA PALING LAMBAT SUDAHPEMUDA DAN OLAHRAGA 16-10-2014 39 TAHUN 2015 36 TAHUN 2016 31 OKTOBER 2016 BERAKHIR
09-10-2015
5 KEMENTERIAN ANALIS KEUANGAN PUSAT 42 TAHUN 2014 74/PMK.07/2015 PERMENKEU PALING LAMBAT PROSESKEUANGAN DAN DAERAH 16-10-2014 17 TAHUN 2015 201/PMK.07/2016 28 FEBRUARI 2017
09-04-2015
6 KEMENTERIAN PELELANG 43 TAHUN 2014 PERKA BKN PROSES 1 JUNI 2016 31 MEI 2017 PROSESKEUANGAN 16-10-2014 11 TAHUN 2016
7 KEMENTERIAN PENGELOLA EKOSISTEM LAUT 44 TAHUN 2014 74/PMK.07/2015 PERMEN KP PALING LAMBAT PROSESKELAUTAN DAN PERIKANAN DAN PESISIR 16-10-2014 17 TAHUN 2015 20/PERMEN-KP/2016 31 MARET 2017
09-04-2015
8 KEMENTERIAN ASSESSOR MANAJEMEN 45 TAHUN 2014 PERKA BKN PROSES 1 SEPT 2016 31 AGUSTUS 2017 PROSESPERINDUSTRIAN MUTU INDUSTRI 16-10-2014 20 TAHUN 2016
26-08-2016
9 BADAN NARKOTIKA NASIONAL PENYULUH NARKOBA 46 TAHUN 2014 PERKA BKN PERKA BNN 31 OKTOBER 2017 PROSES16-10-2014 47 TAHUN 2015 9 TAHUN 2015
02-12-2015
10 ARSIPARIS NASIONAL ARSIPARIS 48 TAHUN 2014 PERKA BKN PROSES PALING LAMBAT PROSES16-10-2014 jo 24 TAHUN 2016 31 DESEMBER 2018
Nomor 13 TAHUN 2016 23-12-201615-08-2016
11 SEKRETARIAT KABINET PENERJEMAH 49 TAHUN 2014 PERKA BKN PERSESKAB PALING LAMBAT PROSES16-10-2014 jo 21 TAHUN 2016 8 TAHUN 2016 31 AGUSTUS 2017
Nomor 1 TAHUN 2016 26-08-201623-02-2016
S E M O GA B E R M A N FA AT